Banyuwangi Children Center (BCC) is one of city mayor’s effort to prevent children’s sexual abuse. However, the community felt the role of BCC in preventing children’s sexual abuse was not optimal since 2016. Stakeholder’s engagement may play an important aspect to support BCC in preventing children’s sexual abuse. The objective of this study was to analyze the role of stakeholders in supporting BCC in the prevention of children sexual abuse. This study used a qualitative design with in-depth interview to all related to the prevention of children sexual abuse (Police department, women and children protection bureau, women empowerment and family planning bureau, and BCC. The results showed the role of the BCC was supported by the existence of policies on child-friendly areas from the local government, positive responses from active community involvement in reporting incidents of sexual violence against children, and good coordination by cross-sector in the socialization and handling of cases of sexual violence against children in Banyuwangi. Therefore, it can be concluded that stakeholders provide positive support in the role of the BCC but still need attention from local governments to provide facilities for cross-sectoral so that all cases of sexual violence against children in Banyuwangi can be handled properly. Keywords: stakeholder, Banyuwangi Children Center, child protection, sexual assault Abstrak Banyuwangi Children Center (BCC) merupakan salah satu upaya walikota Banyuwangi untuk meminimalisir kekerasan seksual pada anak. BCC terbentuk sejak 2016 namun perannya masih kurang dirasakan oleh masyarakat di Banyuwangi. Stakeholder merupakan pihak yang berperan penting untuk mendukung peran BCC di Banyuwangi. Tujuan penelitian adalah menganalisis peran stakeholder untuk mendukung peran BCC dalam upaya menurunkan kekerasan seksual pada anak di Banyuwangi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain cross-sectional. Data penelitian ini diperoleh dengan wawancara mendalam pada tujuh informan yang memiliki kapasitas dalam memberikan informasi tentang perannya dalam mendukung BCC yaitu Kepolisian Resort Banyuwangi, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Banyuwangi, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Banyuwangi Children Center. Hasil penelitian menunjukkan peran BCC mendapat dukungan dengan adanya kebijakan tentang kawasan ramah anak dari pemerintah daerah, respon positif keterlibatan aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian kekerasan seksual pada anak, dan koordinasi yang baik oleh lintas sektor dalam sosialisasi dan penanganan kasus kekerasan seksual pada anak di Banyuwangi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa stakeholder memberikan dukungan yang positif dalam peran BCC namun masih perlu perhatian dari pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas bagi lintas sektor dan meningkatkan sosialisasi bagi masyarakat Banyuwangi agar seluruh kasus kekerasan seksual pad
Banyuwangi儿童中心(BCC)是该市市长为防止儿童性虐待所做的努力之一。然而,自2016年以来,社区认为BCC在防止儿童性虐待方面的作用并不理想。利益相关者的参与可能在支持BCC预防儿童性虐待方面发挥重要作用。本研究的目的是分析利益相关者在支持BCC预防儿童性虐待方面的作用。本研究采用质性设计与深度访谈的方法,对所有与预防儿童性侵相关的部门(警察局、妇女儿童保护局、妇女赋权与计划生育局、BCC)进行访谈。结果表明,当地政府制定了儿童友好区政策,社区积极参与报告针对儿童的性暴力事件,跨部门在Banyuwangi对儿童的性暴力案件的社会化和处理方面进行了良好协调,这些都支持了BCC的作用。因此,可以得出结论,利益相关者在BCC的作用下提供了积极的支持,但仍然需要地方政府的关注,为跨部门提供设施,以便在Banyuwangi所有针对儿童的性暴力案件都能得到妥善处理。关键词:利益相关者,Banyuwangi儿童中心,儿童保护,性侵犯摘要:Banyuwangi儿童中心(BCC) merupakan salah satu upaya walikota Banyuwangi untuk minaliisir kekerasan seksual paada anak。2016年12月,中国人民日报《中国日报》报道。利益相关者merupakan pihak yang berperan penting untuk mendukung peran BCC di Banyuwangi。Tujuan penelitian adalah menganalis peran利益相关者untuk mendukung peran BCC dalam upaya menurunkan kekerasan seksual pada anak di Banyuwangi。Penelitian ini adalah Penelitian quality of dengan desain横截面。数据penelitian ini diperoleh dengan wawancara mendalam padas tujuh informan yang memiliki kapasitas dalam会员信息tentenperannya dalam mendukung yititkepolisian Resort Banyuwangi, Pusat Pelayanan Terpadu perlindunan Perempuan an Anak (P2TP2A) Kabupaten Banyuwangi, Badan pemberdayan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Banyuwangi儿童中心。Hasil penelitian menunjukkan peran BCC mendapat dukungan dengan adanya kebijakan tentang kawasan亚衲族拉玛人达里语pemerintah daerah,应答伴唱键盘keterlibatan aktif步伐dalam melaporkan kejadian kekerasan seksual赶出亚衲族篇,丹杨koordinasi baik oleh pokalchuk灵狮广告上面dalam sosialisasi丹penanganan kasus kekerasan seksual篇di Banyuwangi赶出亚衲族。奥列格·杜宾纳(林嘉欣itu dapat disimpulkan bahwa利益相关者memberikan dukungan杨伴唱键盘dalam peran BCC namun masih perlu perhatian达里语pemerintah daerah为她menyediakan fasilitas bagi灵狮广告上面用丹meningkatkan sosialisasi bagi步伐Banyuwangi琼脂seluruh kasus kekerasan seksual赶出亚衲族篇di Banyuwangi dapat tertangani dengan baik。Kata kunci:利益相关者,Banyuwangi儿童中心,perlindungan anak, kekerasan seksual,良好的健康和幸福
{"title":"Analisis Stakeholder untuk Mendukung Peran Banyuwangi Children Center dalam Upaya Menurunkan Kekerasan Seksual pada Anak","authors":"Ira Nurmala, J. Sari, D. Dewi, Yuliana Devi","doi":"10.22435/BPK.V49I1.3408","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V49I1.3408","url":null,"abstract":"Banyuwangi Children Center (BCC) is one of city mayor’s effort to prevent children’s sexual abuse. However, the community felt the role of BCC in preventing children’s sexual abuse was not optimal since 2016. Stakeholder’s engagement may play an important aspect to support BCC in preventing children’s sexual abuse. The objective of this study was to analyze the role of stakeholders in supporting BCC in the prevention of children sexual abuse. This study used a qualitative design with in-depth interview to all related to the prevention of children sexual abuse (Police department, women and children protection bureau, women empowerment and family planning bureau, and BCC. The results showed the role of the BCC was supported by the existence of policies on child-friendly areas from the local government, positive responses from active community involvement in reporting incidents of sexual violence against children, and good coordination by cross-sector in the socialization and handling of cases of sexual violence against children in Banyuwangi. Therefore, it can be concluded that stakeholders provide positive support in the role of the BCC but still need attention from local governments to provide facilities for cross-sectoral so that all cases of sexual violence against children in Banyuwangi can be handled properly. Keywords: stakeholder, Banyuwangi Children Center, child protection, sexual assault \u0000Abstrak \u0000Banyuwangi Children Center (BCC) merupakan salah satu upaya walikota Banyuwangi untuk meminimalisir kekerasan seksual pada anak. BCC terbentuk sejak 2016 namun perannya masih kurang dirasakan oleh masyarakat di Banyuwangi. Stakeholder merupakan pihak yang berperan penting untuk mendukung peran BCC di Banyuwangi. Tujuan penelitian adalah menganalisis peran stakeholder untuk mendukung peran BCC dalam upaya menurunkan kekerasan seksual pada anak di Banyuwangi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain cross-sectional. Data penelitian ini diperoleh dengan wawancara mendalam pada tujuh informan yang memiliki kapasitas dalam memberikan informasi tentang perannya dalam mendukung BCC yaitu Kepolisian Resort Banyuwangi, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Banyuwangi, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) dan Banyuwangi Children Center. Hasil penelitian menunjukkan peran BCC mendapat dukungan dengan adanya kebijakan tentang kawasan ramah anak dari pemerintah daerah, respon positif keterlibatan aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian kekerasan seksual pada anak, dan koordinasi yang baik oleh lintas sektor dalam sosialisasi dan penanganan kasus kekerasan seksual pada anak di Banyuwangi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa stakeholder memberikan dukungan yang positif dalam peran BCC namun masih perlu perhatian dari pemerintah daerah untuk menyediakan fasilitas bagi lintas sektor dan meningkatkan sosialisasi bagi masyarakat Banyuwangi agar seluruh kasus kekerasan seksual pad","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"47 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2021-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90050662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dwi Febriyana, S. Sunarno, Yudi Hartoyo, Sundari Nursofiah, Tati Febrianti, R. Saraswati, Nelly Puspandari, I. Susanti, Khariri Khariri, Kambang Sariadji, Yuni Rukminiati, Fauzul Muna
Diphtheria is a vaccine-preventable disease. The clinical features and complications of diphtheria are associated with toxins produced by the causative bacteria. Diphtheria toxin synthesis is encoded by tox gene. This study aimed to provide an overview of the DNA sequences of the tox gene of Corynebacterium diphtheriae causing diphtheria in several region of Indonesia. A total of 65 Corynebacterium diphtheriae isolated from several provinces in Indonesia (2010-2017) were used as samples. Isolates recultured on blood agar medium (BA), incubated at 37 0 C overnight. DNA extraction conducted using the QiaAmp DNA Mini Kit. The DNA sequencing was carried out using the Whole Genome Sequencing (WGS) approach. The data conversion and analysis conducted using U-gene and BioEdit programs. Examination of 65 isolate C. diphtheriae with 1683 bp of tox gene sequences showed that there are 3 patterns of gene sequences with 3 mutation site. All mutations were silent mutation. The mutation sites were also not commonly used as 3’end binding site of the PCR primer. We concluded that tox gene of C. diphtheriae that causes diphtheria in some provinces in Indonesia have limited variations and these variations do not encode amino acid changes. This indicates that the vaccines used in Indonesia are still in accordance with the variations in circulating bacteria and PCR can be used for screening and predicting the toxigenicity of diphtheria-causing bacteria. Keywords: C. diphtheriae, gene tox, diphtheria, Indonesia Abstrak Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Gambaran klinis dan komplikasi difteri dikaitkan dengan toksin yang diproduksi oleh bakteri penyebab. Sintesis toksin difteri dikode oleh gen tox. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran sekuens DNA gen tox Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri di beberapa wilayah Indonesia. Sebanyak 65 isolat C. diphtheriae tersimpan milik Badan Litbangkes yang diisolasi dari beberapa wilayah Indonesia tahun 2010- 2017 dijadikan sebagai sampel. Rekultur dilakukan pada medium agar darah (BA), diinkubasi pada suhu 37 o C selama sehari semalam. Ekstraksi DNA menggunakan kit QiaAmp DNA Minikit. Sekuensing DNA dilakukan dengan pendekatan Whole Genome Sequencing (WGS). Konversi dan analisis data menggunakan program U-gene dan BioEdit.Pemeriksaan 65 isolat C. diphtheriae dengan 1683 bp sekuens gen tox menunjukkan ada 3 pola sekuens gen dengan 3 lokasi mutasi. Seluruh mutasi bersifat silent mutation. Lokasi mutasi juga bukan merupakan tempat penempelan ujung 3’ primer PCR yang umum digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi gen tox yang ditemukan pada C. diphtheriae penyebab difteri di Indonesia memiliki variasi yang terbatas dan mutasi yang ada tidak mengkode perubahan asam amino. Hal ini mengindikasikan bahwa vaksin yang digunakan di Indonesia masih sesuai dengan variasi bakteri yang bersirkulasi. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa PCR
白喉是一种疫苗可预防的疾病。白喉的临床特征和并发症与致病菌产生的毒素有关。白喉毒素合成是由毒素基因编码的。本研究旨在对印度尼西亚几个地区引起白喉的白喉棒状杆菌毒素基因的DNA序列进行综述。本研究以2010-2017年从印度尼西亚多个省份分离的65株白喉棒状杆菌为样本。分离株在血琼脂培养基(BA)上重新培养,在37℃孵育过夜。使用QiaAmp DNA迷你试剂盒进行DNA提取。采用全基因组测序(WGS)方法进行DNA测序。使用U-gene和BioEdit程序进行数据转换和分析。考试65隔离c diphtheriae托克斯1683 bp的基因序列显示有3与3突变的基因序列模式的网站。所有的突变都是无声突变。这些突变位点也不常用作PCR引物的3′端结合位点。我们认为,在印度尼西亚一些省份引起白喉的白喉支原体毒素基因存在有限的变异,这些变异不编码氨基酸变化。这表明印度尼西亚使用的疫苗仍然符合循环细菌的变化,PCR可用于筛选和预测白喉致病菌的毒性。关键词:白喉支原体;基因毒素;白喉;Gambaran klinis dan komplikasi dikaitkan dengan tokin yang diproducksi oleh bakteri penyebab。sinteses在不同的二聚体中具有不同的毒性。印尼白喉棒状芽孢杆菌。Sebanyak 65分离株白喉支原体白喉支原体白喉支原体白喉支原体白喉支原体白喉支原体Rekultur dilakukan pada medium agar darah (BA), diinkubasi pada suhu 37或C selama sehari semalam。QiaAmp DNA迷你试剂盒。全基因组测序(WGS)。Konversi dan分析数据孟古那坎程序U-gene dan BioEdit。Pemeriksaan 65分离得到白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉白喉Seluruh mutasi是一种无声突变。用3′引物PCR检测猪流行性感冒。Berdasarkan hasil penelitian dapat dispulpulkan bahwa variasi gen tox yang ditemukan pada C.白喉penyebab diteri di Indonesia memoriliki variasi yang terbatas dan mutasi yang ada tidak mengkode perubahan asam amino。Hal ini mengindikasikan bahwa vaksin yang digunakan di Indonesia masih sesuai dengan varasi bakteri yang bersirkulasi。用PCR技术鉴定了不同种类的白藜芦醇对不同种类白藜芦醇的影响。Kata kunci:白喉,gen tox, diteri,印度尼西亚
{"title":"Analisis Gen Tox Corynebacterium Diphtheriae Penyebab Difteri di Beberapa Wilayah Indonesia","authors":"Dwi Febriyana, S. Sunarno, Yudi Hartoyo, Sundari Nursofiah, Tati Febrianti, R. Saraswati, Nelly Puspandari, I. Susanti, Khariri Khariri, Kambang Sariadji, Yuni Rukminiati, Fauzul Muna","doi":"10.22435/BPK.V49I1.3844","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V49I1.3844","url":null,"abstract":"Diphtheria is a vaccine-preventable disease. The clinical features and complications of diphtheria are associated with toxins produced by the causative bacteria. Diphtheria toxin synthesis is encoded by tox gene. This study aimed to provide an overview of the DNA sequences of the tox gene of Corynebacterium diphtheriae causing diphtheria in several region of Indonesia. A total of 65 Corynebacterium diphtheriae isolated from several provinces in Indonesia (2010-2017) were used as samples. Isolates recultured on blood agar medium (BA), incubated at 37 0 C overnight. DNA extraction conducted using the QiaAmp DNA Mini Kit. The DNA sequencing was carried out using the Whole Genome Sequencing (WGS) approach. The data conversion and analysis conducted using U-gene and BioEdit programs. Examination of 65 isolate C. diphtheriae with 1683 bp of tox gene sequences showed that there are 3 patterns of gene sequences with 3 mutation site. All mutations were silent mutation. The mutation sites were also not commonly used as 3’end binding site of the PCR primer. We concluded that tox gene of C. diphtheriae that causes diphtheria in some provinces in Indonesia have limited variations and these variations do not encode amino acid changes. This indicates that the vaccines used in Indonesia are still in accordance with the variations in circulating bacteria and PCR can be used for screening and predicting the toxigenicity of diphtheria-causing bacteria. Keywords: C. diphtheriae, gene tox, diphtheria, Indonesia \u0000Abstrak \u0000Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Gambaran klinis dan komplikasi difteri dikaitkan dengan toksin yang diproduksi oleh bakteri penyebab. Sintesis toksin difteri dikode oleh gen tox. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran sekuens DNA gen tox Corynebacterium diphtheriae penyebab difteri di beberapa wilayah Indonesia. Sebanyak 65 isolat C. diphtheriae tersimpan milik Badan Litbangkes yang diisolasi dari beberapa wilayah Indonesia tahun 2010- 2017 dijadikan sebagai sampel. Rekultur dilakukan pada medium agar darah (BA), diinkubasi pada suhu 37 o C selama sehari semalam. Ekstraksi DNA menggunakan kit QiaAmp DNA Minikit. Sekuensing DNA dilakukan dengan pendekatan Whole Genome Sequencing (WGS). Konversi dan analisis data menggunakan program U-gene dan BioEdit.Pemeriksaan 65 isolat C. diphtheriae dengan 1683 bp sekuens gen tox menunjukkan ada 3 pola sekuens gen dengan 3 lokasi mutasi. Seluruh mutasi bersifat silent mutation. Lokasi mutasi juga bukan merupakan tempat penempelan ujung 3’ primer PCR yang umum digunakan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variasi gen tox yang ditemukan pada C. diphtheriae penyebab difteri di Indonesia memiliki variasi yang terbatas dan mutasi yang ada tidak mengkode perubahan asam amino. Hal ini mengindikasikan bahwa vaksin yang digunakan di Indonesia masih sesuai dengan variasi bakteri yang bersirkulasi. Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa PCR ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"124 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2021-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77335170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diarrhea remains an important health issues in Klungkung Regency. Community Based Total Sanitation Program (STBM) is a national program that aims to reduce diarrhoea incidence by changging people’s sanitation behavior. The objective of the research is to examine factors related to the aspect of pilar 1, 2 and 3 of STBM program towards diarrhea case among children under five in the catchment area of Puskesmas Banjarangkan II, Klungkung. This research is an observasional research with case control design on 37 mothers of children with diarrhea as cases and 37 controls. Demographic information, access and practice related to pilar 1,2,3 of STBM were collected using questionnaire developed based on STBM verification form. The data was analysed using Chi Square test and logistic regression. Aspects of Pillars 1,2 and 3 STBM program significantly associate with diarrhea incidence among children under five in Banjarangkan II Health Center catchment area, namely the quality of toilet and hand washing facilities, and hand washing with soap behavior at five critical. The logistic regression shows that determinants of diarrhea include the quality of toilet (AOR= 12.08), the quality of hand washing facilities (AOR= 9,43) and hand washing with soap behaviour before taking care and feeding the infant (AOR= 9,88). It is recommended for future implementation and monitoring of STBM program to emphasise more on the hygienic quality of toilet and hand washing facilities, as well as the hand washing behaviour in five critical times beside on the time after defecating. Keywords : diarrhea, hand washing, food hygiene, toilet, total sanitation Abstrak Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Klungkung. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program yang bertujuan menurunkan kejadian diare dengan mengubah perilaku sanitasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Aspek Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1, 2 dan 3 terhadap kejadian diare pada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan II di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain Case Control yang dilakukan terhadap 37 ibu balita sebagai kasus dan 37 ibu balita sebagai kontrol. Informasi demografi, akses dan praktik terkait pilar 1,2,3 STBM dikumpulkan menggunakan kuisioner yang dikembangkan berdasarkan formulir verifikasi STBM. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik. Aspek STBM pilar 1,2 dan 3 yang berhubungan bermakna terhadap kejadian diare pada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan II yaitu kualitas sarana sanitasi jamban, kualitas sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di 5 waktu kritis. Analisis regresi logistik menunjukkan determinan kejadian diare di wilayah studi adalah kualitas sarana jamban (AOR= 12.08), kualitas sarana CTPS (AOR= 9,43) dan kebiasaan mencuci tangan pakai
腹泻仍然是一个重要的健康问题。以社区为基础的全面卫生规划(STBM)是一项国家规划,旨在通过改变人们的卫生行为来减少腹泻发病率。本研究的目的是检查与龙宫Puskesmas Banjarangkan II集水区5岁以下儿童腹泻病例有关的STBM方案第1、2和3支柱方面的因素。本研究采用病例对照设计的观察性研究,以37例腹泻患儿的母亲为病例,37例为对照。采用基于STBM验证表开发的问卷,收集了与STBM第1、2、3支柱相关的人口统计信息、获取和实践情况。数据分析采用卡方检验和逻辑回归。支柱1、2和3与Banjarangkan II保健中心集水区5岁以下儿童腹泻发生率显著相关,即厕所和洗手设施的质量,以及用肥皂洗手行为的五个关键方面。logistic回归分析显示,腹泻的决定因素包括厕所的质量(AOR= 12.08)、洗手设施的质量(AOR= 9,43)和照顾和喂养婴儿前用肥皂洗手的行为(AOR= 9,88)。建议在未来实施和监测卫生管理项目时,更多地关注厕所和洗手设施的卫生质量,以及除排便后5个关键时刻的洗手行为。关键词:腹泻、洗手、食品卫生、厕所卫生、总卫生计划卫生,总基础卫生,总基础卫生,总基础卫生,总基础卫生,总基础卫生。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui因素为Aspek Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1, 2, 3, hadap kejadian dipada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan II di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung。病例控制:阳迪拉库坎7例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制:阳迪拉库坎37例病例控制。人口统计信息,akses和praktik terkai柱1,2,3 STBM dikumpulkan menggunakan kuisioner yang dikembangkan berdasarkan公式验证了STBM。数据分析用卡方单回归logistic。Aspek STBM支柱1,2 dan 3 yang berhubungan bermakna terhadap kejadian diada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan 2 yitu kualitas sarana sanitasi jamban, kualitas sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan kebiasaan mencuci Tangan Pakai Sabun di 5 waktu kritis。采用回归logistic分析方法,研究了青海青竹药材(AOR= 12.08)、青海青竹药材CTPS (AOR= 9,43)、青海青竹药材(AOR= 9,88)、青海青竹药材(AOR= 9,88)、青海青竹药材(AOR= 9,88)、青海青竹药材、青海青竹药材、青海青竹药材、青海青竹药材、青海青竹药材。Penekanan terhadap kualitas sarana sanitasi dan CTPS, serta perakaku CTPS为5 waktu kritis selain setelah BAB sangat perlu dilakukan dalam program lebih lanjut。Kata kunci: diare,cuci tangan, higiene makanan, jamban,sanitasi总计
{"title":"Determinan Kejadian Diare pada Balita Berdasarkan Indikator Pilar 1, 2 dan 3 Program STBM di Wilayah Puskesmas Banjarangkan II, Kabupaten Klungkung, Bali","authors":"U. Dwipayanti","doi":"10.22435/BPK.V48I4.3284","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V48I4.3284","url":null,"abstract":"Diarrhea remains an important health issues in Klungkung Regency. Community Based Total Sanitation Program (STBM) is a national program that aims to reduce diarrhoea incidence by changging people’s sanitation behavior. The objective of the research is to examine factors related to the aspect of pilar 1, 2 and 3 of STBM program towards diarrhea case among children under five in the catchment area of Puskesmas Banjarangkan II, Klungkung. This research is an observasional research with case control design on 37 mothers of children with diarrhea as cases and 37 controls. Demographic information, access and practice related to pilar 1,2,3 of STBM were collected using questionnaire developed based on STBM verification form. The data was analysed using Chi Square test and logistic regression. Aspects of Pillars 1,2 and 3 STBM program significantly associate with diarrhea incidence among children under five in Banjarangkan II Health Center catchment area, namely the quality of toilet and hand washing facilities, and hand washing with soap behavior at five critical. The logistic regression shows that determinants of diarrhea include the quality of toilet (AOR= 12.08), the quality of hand washing facilities (AOR= 9,43) and hand washing with soap behaviour before taking care and feeding the infant (AOR= 9,88). It is recommended for future implementation and monitoring of STBM program to emphasise more on the hygienic quality of toilet and hand washing facilities, as well as the hand washing behaviour in five critical times beside on the time after defecating. Keywords : diarrhea, hand washing, food hygiene, toilet, total sanitation \u0000Abstrak Diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Klungkung. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program yang bertujuan menurunkan kejadian diare dengan mengubah perilaku sanitasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor Aspek Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1, 2 dan 3 terhadap kejadian diare pada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan II di Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain Case Control yang dilakukan terhadap 37 ibu balita sebagai kasus dan 37 ibu balita sebagai kontrol. Informasi demografi, akses dan praktik terkait pilar 1,2,3 STBM dikumpulkan menggunakan kuisioner yang dikembangkan berdasarkan formulir verifikasi STBM. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik. Aspek STBM pilar 1,2 dan 3 yang berhubungan bermakna terhadap kejadian diare pada balita di wilayah Puskesmas Banjarangkan II yaitu kualitas sarana sanitasi jamban, kualitas sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan kebiasaan mencuci tangan pakai sabun di 5 waktu kritis. Analisis regresi logistik menunjukkan determinan kejadian diare di wilayah studi adalah kualitas sarana jamban (AOR= 12.08), kualitas sarana CTPS (AOR= 9,43) dan kebiasaan mencuci tangan pakai ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"2012 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82604909","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Research about Local Knowledge Exploration of Ethnomedicine and Medicinal Plants Based on Community in Indonesia, known as the Ethnopharmacology Research on Medicine Plant and Jamu (RISTOJA) has produced data in the form of medicinal plants information and herbs used by traditional healers in that ethnic group, to treat a complaint. Goiter is included in Iodine Deficiency Disorders (IDD) which is still become a problem in Indonesia. This paper aims to analyze medicinal plants that can be used to treat goiter complaints according to the results of RISTOJA through the citation frequency (FC) and the use value (UV) method. Based on the results of RISTOJA 2015 and 2017, there are 45 traditional healers (hattra) who have herbs containing medicinal plants to deal with goiter’s complaints. There are 80 types of medicinal plant species that formulated herbs which have been identified as being used by informants to overcome goiter’s complaints. FC and UV calculation results show that there are 4 medicinal plants that have FC more than 2.5% and UV more than 0.05. These plants are Curcuma longa L., Allium sativum L., Piper betle L., and Morinda citrifolia. Keywords: goiter, ristoja, medicinal plan Abstrak Gondok merupakan penyakit yang termasuk ke dalam Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gondok masih menjadi masalah di Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk pengobatan. Penelitian RISTOJA (Riset Tumbuhan Obat dan Jamu) menghasilkan data berupa informasi tumbuhan obat dan ramuan yang digunakan oleh penyehat tradisional untuk mengobati suatu keluhan, termasuk gondok. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan gondok sesuai dengan hasil RISTOJA tahun 2015 dan 2017 melalui metode frekuensi sitasi (FC) dan nilai kegunaan (UV). Terdapat 47 penyehat tradisional yang mempunyai ramuan untuk mengatasi keluhan gondok. Sebanyak 80 jenis spesies tumbuhan obat penyusun ramuan telah diidentifikasi. Hasil perhitungan FC dan UV menunjukkan bahwa terdapat tumbuhan obat yang memiliki FC lebih dari 2,5% dan UV lebih dari 0,05. Tumbuhan tersebut adalah Curcuma longa L., Allium sativum L., Piper betle L., dan Morinda citrifolia. Kata kunci: gondok, ristoja, tanaman obat
基于社区的印度尼西亚民族医学和药用植物的地方知识探索研究,称为药用植物和贾木的民族药理学研究(RISTOJA),以药用植物信息和该民族传统治疗师用于治疗疾病的草药的形式产生了数据。甲状腺肿被列入碘缺乏症(IDD),这在印度尼西亚仍然是一个问题。本文旨在根据RISTOJA结果,通过被引频次(FC)和使用价值(UV)法分析可用于治疗甲状腺肿的药用植物。根据RISTOJA 2015和2017的结果,有45名传统治疗师(hattra)使用含有药用植物的草药来治疗甲状腺肿的投诉。有80种药用植物被确定为被检举人用来治疗甲状腺肿的症状。FC和UV计算结果表明,FC大于2.5%、UV大于0.05的药用植物有4种。这些植物是姜黄、葱、花椒和桑葚。【关键词】甲状腺肿;胆炎;药物方案;Gondok masih menjadi masalah di Indonesia。Masyarakat印度尼西亚telah sejak lama menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk pengobatan。Penelitian RISTOJA (Riset Tumbuhan Obat dan Jamu), menghasilkan数据berupa informasi Tumbuhan Obat dan ramuan yang digunakan oleh penyehat传统untuk mengobati suatu keluhan, termasuk gondok。tuisan ini bertujuan untuk menganalis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan gondok sesuai dengan hasil RISTOJA tahun 2015 dan 2017 melalui mede frekuensi sitasi (FC) dan nilai kegunaan (UV)。terapat 47 penyet,传统的阳门门,拉曼乌图克,门塔西,克鲁汗贡多克。塞巴尼亚克80种,主要有两种,一种是大鲵,一种是大鲵,一种是大鲵。Hasil perhitungan FC danuv menunjukkan bahwa terdapat tumbuhan obat yang memiliki FC lebih dari 2,5% danuv lebih dari 0,05。黄芪、姜黄、葱、牡丹、丹参。Kata kunci: gondok, ristoja, tanaman obat
{"title":"Ragam Tumbuhan Obat untuk Mengatasi Keluhan Gondok dalam Ristoja 2015 dan 2017","authors":"T. F. Dewi","doi":"10.22435/BPK.V48I4.3530","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V48I4.3530","url":null,"abstract":"Research about Local Knowledge Exploration of Ethnomedicine and Medicinal Plants Based on Community in Indonesia, known as the Ethnopharmacology Research on Medicine Plant and Jamu (RISTOJA) has produced data in the form of medicinal plants information and herbs used by traditional healers in that ethnic group, to treat a complaint. Goiter is included in Iodine Deficiency Disorders (IDD) which is still become a problem in Indonesia. This paper aims to analyze medicinal plants that can be used to treat goiter complaints according to the results of RISTOJA through the citation frequency (FC) and the use value (UV) method. Based on the results of RISTOJA 2015 and 2017, there are 45 traditional healers (hattra) who have herbs containing medicinal plants to deal with goiter’s complaints. There are 80 types of medicinal plant species that formulated herbs which have been identified as being used by informants to overcome goiter’s complaints. FC and UV calculation results show that there are 4 medicinal plants that have FC more than 2.5% and UV more than 0.05. These plants are Curcuma longa L., Allium sativum L., Piper betle L., and Morinda citrifolia. Keywords: goiter, ristoja, medicinal plan \u0000Abstrak Gondok merupakan penyakit yang termasuk ke dalam Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gondok masih menjadi masalah di Indonesia. Masyarakat Indonesia telah sejak lama menggunakan berbagai macam tumbuhan untuk pengobatan. Penelitian RISTOJA (Riset Tumbuhan Obat dan Jamu) menghasilkan data berupa informasi tumbuhan obat dan ramuan yang digunakan oleh penyehat tradisional untuk mengobati suatu keluhan, termasuk gondok. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tumbuhan obat yang digunakan untuk mengatasi keluhan gondok sesuai dengan hasil RISTOJA tahun 2015 dan 2017 melalui metode frekuensi sitasi (FC) dan nilai kegunaan (UV). Terdapat 47 penyehat tradisional yang mempunyai ramuan untuk mengatasi keluhan gondok. Sebanyak 80 jenis spesies tumbuhan obat penyusun ramuan telah diidentifikasi. Hasil perhitungan FC dan UV menunjukkan bahwa terdapat tumbuhan obat yang memiliki FC lebih dari 2,5% dan UV lebih dari 0,05. Tumbuhan tersebut adalah Curcuma longa L., Allium sativum L., Piper betle L., dan Morinda citrifolia. Kata kunci: gondok, ristoja, tanaman obat","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82258777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The novel corona virus, Severe Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) caused COVID-19 established by World Health Organization as global pandemic because it has spread globally and high mortality as above 8%. It needs an action to reduce the mortality rate and morbidity rate of COVID-19. There was no specific antiviral for COVID-19. We used antiviral based on our last experience against another infectious corona virus, MERS and SARS. Antiviral need safety and efficacy test. Antiviral test is start from in vitro, in vivo and clinical testing. Selecting antiviral for COVID-19 should pass through in vivo testing. The purpose of this review is to study which antiviral has passed the in vivo testing. Methods. A method of writing literature review from Google scholar and PubMed, with using keywords : antiviral, animal model and COVID-19. Results. Based on literature review, specific antiviral for COVID-19 has conducted on in vivo testing based on MERS and SARS experience, not for SARS-CoV-2 yet. The antivirals are Remdesivir, Lopinavir, Favipiravir dan Klorokuin Keywords: antiviral, animal model, COVID-19, SARS-CoV-2 Abstrak Virus novel korona yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Adalah penyebab COVID-19 yang telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global karena telah menyebar mendunia dan menyebabkan kematian cukup tinggi di atas 8%. Tindakan pengendalian yang efektif dibutuhkan untuk menekan angka kematian, salah satunya adalah pemberian antiviral. Hingga saat ini belum ada antiviral khusus untuk COVID-19. Antiviral yang digunakan berdasarkan pengalaman terhadap infeksi korona sebelumnya. Pemilihan antiviral yang efektif dan aman sangat diperlukan. Tahapan uji antivial seyogyanya dimulai dari uji in vitro, in vivo dan klinis. Antiviral yang dipilih untuk penderita COVID-19 sebaiknya sudah melalui tahapan in vivo, yaitu di hewan coba. Tulisan penulisan ini untuk mengkaji antiviral untuk COVID-19 yang telah melewati tahapan uji praklinis di hewan coba Metode. Metode tulisan ini berupa kajian dari literatur-literatur yang ada di Google scholar dan Pubmed, dengan pencarian menggunakan kata kunci antiviral, COVID-19 dan hewan model Hasil. Berdasarkan hasil dari penelusuran literatur, didapatkan data bahwa antiviral spesifik yang digunakan untuk penderita COVID-19 yang telah melalui tahapan di hewan model adalah Remdesivir, Lopinavir, Favipiravir dan Klorokuin, namun antiviral tersebut baru diuji terhadap MERS dan SARS, belum terhadap virus SARS-CoV-2. Kata kunci: antiviral, COVID-19, hewan model, SARS-CoV-2
新型冠状病毒——严重呼吸综合征冠状病毒-2 (SARS-CoV-2)导致的COVID-19在全球范围内传播,死亡率高达8%以上,被世界卫生组织确定为全球大流行。需要采取行动降低COVID-19的死亡率和发病率。没有针对COVID-19的特异性抗病毒药物。我们根据上次对付另一种传染性冠状病毒——中东呼吸综合征和SARS的经验使用了抗病毒药物。抗病毒药物需要安全性和有效性试验。抗病毒试验从体外、体内和临床试验三个方面着手。选择COVID-19抗病毒药物应通过体内试验。本综述的目的是研究哪些抗病毒药物通过了体内试验。方法。一种基于Google scholar和PubMed的文献综述写作方法,关键词:抗病毒,动物模型,COVID-19。结果。根据文献综述,目前针对COVID-19的特异性抗病毒药物已经根据MERS和SARS的经验进行了体内试验,尚未针对SARS- cov -2进行体内试验。关键词:抗病毒,动物模型,COVID-19, SARS-CoV-2摘要新型冠状病毒(SARS-CoV-2)。2019冠状病毒病(COVID-19)全球流行病学(karena)全球流行病学(health)全球流行病学(health)全球流行病学(health)全球流行病学(health)全球流行病学(health)数据为8%。丁达康彭根大连杨efektif dibutuhkan untuk menekan angka kematian, salah satunya adalah pemberian抗病毒。新冠病毒抗病毒药物的研究进展。抗病毒杨地古那肯菌,可使蓬加拉曼病毒感染korona - sebelumya。抗病毒杨效宁,杨效宁。tahapanuji抗菌剂seyogyanya dimulai dari uji体外,体内dan klinis。抗新冠病毒(COVID-19)在体内的拮抗作用。武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉武汉。Metode tulisan ini berupa kajian dari文学-文学杨达迪谷歌学者丹Pubmed,登安作家孟古纳坎kata kunci抗病毒,COVID-19丹河湾模型Hasil。Berdasarkan hasil dari peneluvir文献,didapatkan数据bahwa抗病毒特异性yang digunakan untuk penderita COVID-19模型adalah Remdesivir,洛匹那韦,Favipiravir dan klorokuvir, namun抗病毒特异性baru diuji对MERS和SARS,对belum terhadap病毒SARS- cov -2。Kata kunci:抗病毒,COVID-19,河湾模型,SARS-CoV-2
{"title":"Tinjauan Literatur: Uji In Vivo pada Antiviral Terpilih COVID-19","authors":"Risqa Novita","doi":"10.22435/BPK.V48I4.3184","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V48I4.3184","url":null,"abstract":"The novel corona virus, Severe Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) caused COVID-19 established by World Health Organization as global pandemic because it has spread globally and high mortality as above 8%. It needs an action to reduce the mortality rate and morbidity rate of COVID-19. There was no specific antiviral for COVID-19. We used antiviral based on our last experience against another infectious corona virus, MERS and SARS. Antiviral need safety and efficacy test. Antiviral test is start from in vitro, in vivo and clinical testing. Selecting antiviral for COVID-19 should pass through in vivo testing. The purpose of this review is to study which antiviral has passed the in vivo testing. Methods. A method of writing literature review from Google scholar and PubMed, with using keywords : antiviral, animal model and COVID-19. Results. Based on literature review, specific antiviral for COVID-19 has conducted on in vivo testing based on MERS and SARS experience, not for SARS-CoV-2 yet. The antivirals are Remdesivir, Lopinavir, Favipiravir dan Klorokuin Keywords: antiviral, animal model, COVID-19, SARS-CoV-2 \u0000Abstrak Virus novel korona yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Adalah penyebab COVID-19 yang telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi global karena telah menyebar mendunia dan menyebabkan kematian cukup tinggi di atas 8%. Tindakan pengendalian yang efektif dibutuhkan untuk menekan angka kematian, salah satunya adalah pemberian antiviral. Hingga saat ini belum ada antiviral khusus untuk COVID-19. Antiviral yang digunakan berdasarkan pengalaman terhadap infeksi korona sebelumnya. Pemilihan antiviral yang efektif dan aman sangat diperlukan. Tahapan uji antivial seyogyanya dimulai dari uji in vitro, in vivo dan klinis. Antiviral yang dipilih untuk penderita COVID-19 sebaiknya sudah melalui tahapan in vivo, yaitu di hewan coba. Tulisan penulisan ini untuk mengkaji antiviral untuk COVID-19 yang telah melewati tahapan uji praklinis di hewan coba Metode. Metode tulisan ini berupa kajian dari literatur-literatur yang ada di Google scholar dan Pubmed, dengan pencarian menggunakan kata kunci antiviral, COVID-19 dan hewan model Hasil. Berdasarkan hasil dari penelusuran literatur, didapatkan data bahwa antiviral spesifik yang digunakan untuk penderita COVID-19 yang telah melalui tahapan di hewan model adalah Remdesivir, Lopinavir, Favipiravir dan Klorokuin, namun antiviral tersebut baru diuji terhadap MERS dan SARS, belum terhadap virus SARS-CoV-2. Kata kunci: antiviral, COVID-19, hewan model, SARS-CoV-2","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"86 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89746188","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Endang Indriasih, Tita Rosita, Anni Yulianti, Rozana Ika Agustiya
Sample Registration System (SRS) is a demographic survey for providing data on causes of death (COD) in Indonesia. The quality of COD will be taken into consideration for health policies development. This paper aims to assess the quality of data on the causes of death in Indonesia through the proportion and level of garbage codes on the impact when used in policy making. The 2014 National COD data set were assessed by applying the Analysis of National Causes of Death for Action (ANACONDA) software tool version 3.7.0. Distributions and levels of unusable and insufficiently specified “garbage” codes were analyzed. The Result shows, Diseases of the circulatory system (62.6%) contributed the most to garbage cause of death. The proportion of unusable COD was 31% of total data. 80% of garbage code were unspecified deaths group. Most of the garbage codes has low-level on severity of impact level for policy, while 11% of total codes has medium, high dan very high level of impact. In Conclusion, the 2014 SRS data was not at high quality, but the implications of garbage code in making inappropriate policies are mostly at low level. The use of low-level codes has less important impact on public health policy. The 2014 SRS data could be considered as a scientific basis evidence for public health policy. Quality improvement still needs to be done by conducting training and refreshing to determine the cause of death for doctors and data collection techniques for data collectors Keywords : Cause of Death, quality of data, Sample Registration System, ANACONDA Abstrak Sample Registration System (SRS) merupakan survei demografi untuk menyediakan data penyebab kematian (COD) di Indonesia. Kualitas COD akan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan kesehatan. Tulisan ini bertujuan untuk menilai kualitas data penyebab kematian di Indonesia melalui besar proporsi dan level kode sampah terhadap dampak yang ditimbulkan ketika digunakan dalam membuat kebijakan. Data penyebab kematian nasional tahun 2014 dinilai dengan menggunakan perangkat lunak Analisis Penyebab Kematian Nasional untuk Tindakan (ANACONDA) versi 3.7.0. Distribusi dan level kode "sampah" yang tidak dapat digunakan dianalisis dengan menggunakan ANACONDA. Hasil analisis menunjukkan, Diseases of the circulatory system (62.6%) berkontribusi terbanyak dalam hal kode sampah. Proporsi kode sampah yang tidak dapat digunakan adalah 31% dari total kode. Kode sampah yang paling umum digunakan adalah kelompok penyebab kematian tidak spesifik dan kelompok penyebab kematian antara. Berdasarkan tingkat keparahan dalam membuat kebijakan, sebagian besar kode sampah termasuk kategori level rendah, hanya 11% dari total kode memiliki tingkat dampak sedang, tinggi dan sangat tinggi. Kesimpulannya, kualitas data SRS 2014 masih kurang baik, namun implikasi yang ditimbulkan kode sampah dalam membuat kebijakan yang salah sebagian besar berada pada level rendah. Penggunaan kode-kode level rendah memiliki dampak yang kura
抽样登记系统(SRS)是一项提供印度尼西亚死亡原因(COD)数据的人口调查。卫生政策的制定将考虑到COD的质量。本文旨在通过垃圾代码在政策制定中使用时对影响的比例和水平来评估印度尼西亚死亡原因数据的质量。应用ANACONDA 3.7.0版软件工具对2014年全国COD数据集进行评估。分析了不可用和未充分指定的“垃圾”代码的分布和级别。结果表明,循环系统疾病占垃圾死亡原因最多,占62.6%。不可用COD占总数据的31%。80%的垃圾代码是未指定的死亡组。大多数垃圾代码对策略的影响程度较低,而11%的代码具有中等、高和非常高的影响程度。综上所述,2014年SRS数据质量不高,但垃圾代码对制定不当政策的影响大多处于较低水平。使用低级别代码对公共卫生政策的影响较小。2014年SRS数据可被视为公共卫生政策的科学依据。仍需通过培训和更新来确定医生的死亡原因和数据收集人员的数据收集技术来提高质量。关键词:死亡原因,数据质量,样本登记系统,ANACONDA摘要样本登记系统(SRS) merupakan调查,人口统计,menyediakan数据penyebab kematian (COD) di Indonesia。Kualitas COD akan menjadi bahan pertimbangan dalam会员kebijakan kesehatan。图里沙尼·贝杜鹃,untuk menilai kualitas数据,penyebab kematian di Indonesia, melalui besar, proporsi, dan水平,kode sampah terhadap danpak, ditimbulkan ketika digunakan dalam成员,kebijakan。penyebab kematian national untuk Tindakan (ANACONDA) version 3.7.0。分布层次kode“sampah”yang tidak dapat digunakan dianalan danakan ANACONDA。循环系统疾病(62.6%)berkontribusi terbanyak dalam hal kode sampah。Proporsi kode sampah yang tidak dapat digunakan adalah占总kode的31%。Kode sampah yang paling umum digunakan adalah kelompok penyebab kematian tidalk specifik dankelompok penyebab kematian antara。Berdasarkan tingkat keparahan dalam会员kebijakan, sebagian besar kode sampah termasuk kategori level rendah,汉雅11%达总kode memiliki tingkat dampak sedang, tinggi dan sangat tinggi。统计数据:2014年全国人口普查数据,全国人口普查数据,全国人口普查数据,全国人口普查数据,全国人口普查数据,全国人口普查数据,全国人口普查数据彭古南的等级等级,让人印象深刻,让人印象深刻,让人印象深刻数据penyeb kematian SRS 2014 layak dipertimbangkan untuk digunakan sebagai dasar kebijakan Kesehatan masyarakat。Pelatihan penentuan penyebab kematian untuk dokter dan juga petugas AV perlu dilakukan agar kualitas data COD selanjutnya dapat lebih baik Kata kunci: penyebab kematian, kualitas data, Sample Registration System, ANACONDA
{"title":"Penilaian Kualitas Data Penyebab Kematian di Indonesia Tahun 2014","authors":"Endang Indriasih, Tita Rosita, Anni Yulianti, Rozana Ika Agustiya","doi":"10.22435/BPK.V48I4.3524","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V48I4.3524","url":null,"abstract":"Sample Registration System (SRS) is a demographic survey for providing data on causes of death (COD) in Indonesia. The quality of COD will be taken into consideration for health policies development. This paper aims to assess the quality of data on the causes of death in Indonesia through the proportion and level of garbage codes on the impact when used in policy making. The 2014 National COD data set were assessed by applying the Analysis of National Causes of Death for Action (ANACONDA) software tool version 3.7.0. Distributions and levels of unusable and insufficiently specified “garbage” codes were analyzed. The Result shows, Diseases of the circulatory system (62.6%) contributed the most to garbage cause of death. The proportion of unusable COD was 31% of total data. 80% of garbage code were unspecified deaths group. Most of the garbage codes has low-level on severity of impact level for policy, while 11% of total codes has medium, high dan very high level of impact. In Conclusion, the 2014 SRS data was not at high quality, but the implications of garbage code in making inappropriate policies are mostly at low level. The use of low-level codes has less important impact on public health policy. The 2014 SRS data could be considered as a scientific basis evidence for public health policy. Quality improvement still needs to be done by conducting training and refreshing to determine the cause of death for doctors and data collection techniques for data collectors Keywords : Cause of Death, quality of data, Sample Registration System, ANACONDA \u0000Abstrak Sample Registration System (SRS) merupakan survei demografi untuk menyediakan data penyebab kematian (COD) di Indonesia. Kualitas COD akan menjadi bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan kesehatan. Tulisan ini bertujuan untuk menilai kualitas data penyebab kematian di Indonesia melalui besar proporsi dan level kode sampah terhadap dampak yang ditimbulkan ketika digunakan dalam membuat kebijakan. Data penyebab kematian nasional tahun 2014 dinilai dengan menggunakan perangkat lunak Analisis Penyebab Kematian Nasional untuk Tindakan (ANACONDA) versi 3.7.0. Distribusi dan level kode \"sampah\" yang tidak dapat digunakan dianalisis dengan menggunakan ANACONDA. Hasil analisis menunjukkan, Diseases of the circulatory system (62.6%) berkontribusi terbanyak dalam hal kode sampah. Proporsi kode sampah yang tidak dapat digunakan adalah 31% dari total kode. Kode sampah yang paling umum digunakan adalah kelompok penyebab kematian tidak spesifik dan kelompok penyebab kematian antara. Berdasarkan tingkat keparahan dalam membuat kebijakan, sebagian besar kode sampah termasuk kategori level rendah, hanya 11% dari total kode memiliki tingkat dampak sedang, tinggi dan sangat tinggi. Kesimpulannya, kualitas data SRS 2014 masih kurang baik, namun implikasi yang ditimbulkan kode sampah dalam membuat kebijakan yang salah sebagian besar berada pada level rendah. Penggunaan kode-kode level rendah memiliki dampak yang kura","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"90 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84589586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Delay in child development can have an impact on motor skills, language , emotions and children's social abilities. The aim of this study to determine the correlation between the mother’s education level and the infant’s development aged 3-6 months in Rambipuji sub-district Jember district. The design was crosssectional in 148 mothers with an infant aged 3-6 months with stratified random sampling. The parental characteristics questionnaire was used for. This study concluded no correlation between mother’s education level and infant’s development aged 3-6 months. Therefore family nurses were expected to educate related aspects achieved by the infant in every stage. Keywords: Mother’s Education; Infant Development Abstrak Keterlambatan perkembangan anak berdampak pada banyak aspek, seperti keterampilan motorik, bahasa, emosi dan kemampuan sosial. Tujuan penelitian ini untuk menentukan korelasi tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Disain penelitian adalah cross-sectional pada 148 ibu dengan bayi berusia 3-6 bulan yang terpilih secara stratified random sampling. Kuesioner karakteristik orang tua digunakan untuk mengumpulkan data pendidikan ibu. Kuesioner pra skrining perkembangan untuk mengkumpulkan data perkembangan bayi. Uji Chi-square dan Spearman Rank digunakan untuk menjawab penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3 bulan hingga kurang 6 bulan (p = 0,932; x2 = 3,03) dan bayi usia 6 bulan (p = 0,052; x2 = 15,41). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi berusia 3-6 bulan. Oleh karena itu perawat keluarga diharapkan untuk mendidik bayi dalam setiap aspek pada tahap perkembangan bayi. Kata kunci: Pendidikan Ibu; Perkembangan Bayi
儿童发育迟缓会对运动技能、语言、情感和社交能力产生影响。本研究的目的是确定母亲的教育水平与3-6月龄婴儿发育的相关性。本研究采用分层随机抽样的方法,对148名3-6月龄婴儿的母亲进行横断面研究。采用父母特征问卷。本研究认为母亲受教育程度与3 ~ 6月龄婴儿发育无相关性。因此,需要家庭护士对婴儿各个阶段所达到的相关方面进行教育。关键词:母亲教育;婴儿发育abstract Keterlambatan perkembangan anak berdampak pakada banyak speech, seperti keterampilan motorik, bahasa, emosi dan kemampuan social。Tujuan penelitian ini untuk menentukan korelasi tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember。Disain penelitian adalah横断面数据148,但邓安,八一,3-6,bulan,杨,terpilih, secara分层随机抽样。kusioner karakteristik orang tuk digunakan untuk mengumpulkan数据pendidikan ibu。Kuesioner pra skrning perkembangan untuk mengkumpulkan data perkembangan bayi。Uji Chi-square dan Spearman Rank digunakan untuk menjawab penelitian ini。Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3 bulan hinga kurang 6 bulan (p = 0,932;X2 = 3,03),单八一,6块(p = 0,052;X2 = 15,41)。Penelitian ini menypulkkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi berusia 3-6 bulan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Kata kunci: Pendidikan Ibu;Perkembangan八一
{"title":"Analisis Hubungan antara Tingkat Pendidikan Ibu dengan Capaian Perkembangan Bayi Usia 3-6 Bulan di Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember","authors":"I. Lestari","doi":"10.22435/BPK.V48I4.3603","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/BPK.V48I4.3603","url":null,"abstract":"Delay in child development can have an impact on motor skills, language , emotions and children's social abilities. The aim of this study to determine the correlation between the mother’s education level and the infant’s development aged 3-6 months in Rambipuji sub-district Jember district. The design was crosssectional in 148 mothers with an infant aged 3-6 months with stratified random sampling. The parental characteristics questionnaire was used for. This study concluded no correlation between mother’s education level and infant’s development aged 3-6 months. Therefore family nurses were expected to educate related aspects achieved by the infant in every stage. Keywords: Mother’s Education; Infant Development \u0000Abstrak Keterlambatan perkembangan anak berdampak pada banyak aspek, seperti keterampilan motorik, bahasa, emosi dan kemampuan sosial. Tujuan penelitian ini untuk menentukan korelasi tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3-6 bulan di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Disain penelitian adalah cross-sectional pada 148 ibu dengan bayi berusia 3-6 bulan yang terpilih secara stratified random sampling. Kuesioner karakteristik orang tua digunakan untuk mengumpulkan data pendidikan ibu. Kuesioner pra skrining perkembangan untuk mengkumpulkan data perkembangan bayi. Uji Chi-square dan Spearman Rank digunakan untuk menjawab penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi usia 3 bulan hingga kurang 6 bulan (p = 0,932; x2 = 3,03) dan bayi usia 6 bulan (p = 0,052; x2 = 15,41). Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dan perkembangan bayi berusia 3-6 bulan. Oleh karena itu perawat keluarga diharapkan untuk mendidik bayi dalam setiap aspek pada tahap perkembangan bayi. Kata kunci: Pendidikan Ibu; Perkembangan Bayi","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"66 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90339785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anopheles barbirostris and Anopheles subpictus are the primary vectors of malaria in East Nusa Tenggara. Anopheles mosquitoes generally breed at similar environment, including water streams, irrigation passages, water containers, paddy fields, impermanent ponds, water puddles, marsh, and brackish water. Modelling and spatial analysis play a role in identifying factors associated with potential breeding places for Anopheles mosquitoes, hence comprehension of breeding place characteristics and effective malaria control. The cross-sectional study used an observational-analytic approach. Study samples were identified larvae and breeding places of Anopheles spp. in Lifuleo village in West Kupang. We measured water salinity and pH, and we recorded coordinates of breeding places. Data analysis was performed by using Moran I index and spatial error model to identify factors associated with potential breeding places for Anopheles mosquitoes. Anopheles species found were An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, An. vagus var limosus, and An. indefinitus. All identified Anopheles larvae were found in brackish water, and in breeding places with high water salinity, with An. subpictus being able to survive the highest salinity (48‰). Univariate analysis demonstrated Io value of 0.00926, coefficient constant of 0.693868, and probability of 0.02252. The presence of Anopheles spp. was associated with breeding place habitat, daytime feeding, and presence of vegetations surrounding breeding places. Keywords: Anopheles spp, Lifuleo village, habitat characteristics, spatial. Abstrak Anopheles barbirostris dan Anopheles subpictus merupakan vektor primer malaria di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Spesies Anopheles mempunyai habitat perkembangbiakan yang tidak sama yaitu aliran air, batas tangki, saluran irigiasi, sawah, kolam sementara, genangan air dekat pantai, genangan air di sungai, mata air, kolam ikan terlantar, rawa dan genangan air payau. Pemodelan dan analisis spasial dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi habitat perkembangbiakan potensial bagi jentik Anopheles spp. Pengendalian malaria akan efektif apabila pengetahuan tentang karakteristik habitat perkembangbiakan dipelajari secara komprehensif. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh habitat perkembangbiakan dan jentik Anopheles spp di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat. Jentik diambil menggunakan pipet, kadar garam diukur menggunakan refractometer, pH diukur menggunakan pH meter dan koordinat diambil menggunakan aplikasi Avenza Maps yang terinstal pada Hand Phone android. Analisis data menggunakan Indeks Moran I dan Spatial Error Model untuk mencari faktor-faktor yang memengaruhi keberadaan jentik Anopheles spp. Spesies Anopheles yang ditemukan diantaranya; An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, An. vagus var limosus, dan An. indefinitus. Seluruh spesies Anopheles hidup pada habitat yang mengandung kadar
巴氏按蚊和亚按蚊是东努沙登加拉省疟疾的主要媒介。按蚊一般在类似的环境中繁殖,包括溪流、灌溉通道、水容器、水田、临时池塘、水坑、沼泽和微咸水。建模和空间分析有助于确定按蚊孳生地的相关因素,从而了解孳生地特征,有效控制疟疾。横断面研究采用观察分析方法。研究样本在西姑邦利富里奥村鉴定出按蚊幼虫及其孳生地。我们测量了水的盐度和pH值,并记录了繁殖地的坐标。采用Moran I指数和空间误差模型对数据进行分析,确定按蚊潜在孳生地的相关因素。发现的按蚊种类有安氏按蚊。barbirostris,。subpictus,。迷走神经,一个。迷走神经异常;indefinitus。所有鉴定出的按蚊幼虫均在咸淡水和高盐度孳生地发现。亚蚊能在最高盐度(48‰)生存。单因素分析表明Io值为0.00926,系数常数为0.693868,概率为0.02252。按蚊的存在与繁殖地栖息地、日间摄食和繁殖地周围植被的存在有关。关键词:按蚊;利富里奥村;生境特征;摘要努沙登加拉-铁木尔省巴氏按蚊和亚图按蚊疟疾媒介引物。孟邦按蚊生境perkembangbiakan yang tidak sama yaitu aliran air, batas tangki, saluran irigiasi, sawah, kolam sementara, genangan air dekat pantai, genangan air di sungai, mata air, kolam ikan terlantar, rawa dan genangan air payau。彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地、彭根大连疟蚊孳生地。方法penelitian mongunakan观测分析了denengan pendekatan横断面。Kecamatan Kupang Barat的按蚊类群(Anopheles spp)。Jentik diambil menggunakan移液器,kadar garam diukur menggunakan折光仪,pH diukur menggunakan pH计和坐标diambil menggunakan应用于kasi Avenza Maps yang终端pad手机android。孟古纳坎指数、莫兰·丹空间误差模型对孟古纳坎按蚊种群分布的影响一个。barbirostris,。subpictus,。迷走神经,一个。迷走神经异常,但安。indefinitus。四川按蚊生境:杨孟东、卡达尔、卡达尔、特塔皮、安。东北猿猴亚属(48‰)。单变量双变量分析结果为0.00926。Nilai系数常数sebesar 0,693868登干概率sebesar 0,02252。种类:杨氏按蚊。barbirostris,。subpictus,。indefinitus,。迷走神经,一个。多彩迷走神经。Keberadaan jentik按蚊spp dipengaruhi oleh类型栖息地perkembangbiakan,按蚊mengisap siang hari, dan adanya tanaman di栖息地perkembangbiakan。Kata kunci:按蚊属,Desa Lifuleo, karakteristik栖息地,特殊
{"title":"Analisis Spasial Karakteristik Habitat Perkembangbiakan Anopheles Spp di Desa Lifuleo Kecamatan Kupang Barat","authors":"H. Laumalay, Tribaskoro Tunggul Satoto, A. Fuad","doi":"10.22435/bpk.v47i3.1451","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v47i3.1451","url":null,"abstract":"Anopheles barbirostris and Anopheles subpictus are the primary vectors of malaria in East Nusa Tenggara. Anopheles mosquitoes generally breed at similar environment, including water streams, irrigation passages, water containers, paddy fields, impermanent ponds, water puddles, marsh, and brackish water. Modelling and spatial analysis play a role in identifying factors associated with potential breeding places for Anopheles mosquitoes, hence comprehension of breeding place characteristics and effective malaria control. The cross-sectional study used an observational-analytic approach. Study samples were identified larvae and breeding places of Anopheles spp. in Lifuleo village in West Kupang. We measured water salinity and pH, and we recorded coordinates of breeding places. Data analysis was performed by using Moran I index and spatial error model to identify factors associated with potential breeding places for Anopheles mosquitoes. Anopheles species found were An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, An. vagus var limosus, and An. indefinitus. All identified Anopheles larvae were found in brackish water, and in breeding places with high water salinity, with An. subpictus being able to survive the highest salinity (48‰). Univariate analysis demonstrated Io value of 0.00926, coefficient constant of 0.693868, and probability of 0.02252. The presence of Anopheles spp. was associated with breeding place habitat, daytime feeding, and presence of vegetations surrounding breeding places. \u0000Keywords: Anopheles spp, Lifuleo village, habitat characteristics, spatial. \u0000Abstrak \u0000Anopheles barbirostris dan Anopheles subpictus merupakan vektor primer malaria di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Spesies Anopheles mempunyai habitat perkembangbiakan yang tidak sama yaitu aliran air, batas tangki, saluran irigiasi, sawah, kolam sementara, genangan air dekat pantai, genangan air di sungai, mata air, kolam ikan terlantar, rawa dan genangan air payau. Pemodelan dan analisis spasial dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi habitat perkembangbiakan potensial bagi jentik Anopheles spp. Pengendalian malaria akan efektif apabila pengetahuan tentang karakteristik habitat perkembangbiakan dipelajari secara komprehensif. Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh habitat perkembangbiakan dan jentik Anopheles spp di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat. Jentik diambil menggunakan pipet, kadar garam diukur menggunakan refractometer, pH diukur menggunakan pH meter dan koordinat diambil menggunakan aplikasi Avenza Maps yang terinstal pada Hand Phone android. Analisis data menggunakan Indeks Moran I dan Spatial Error Model untuk mencari faktor-faktor yang memengaruhi keberadaan jentik Anopheles spp. Spesies Anopheles yang ditemukan diantaranya; An. barbirostris, An. subpictus, An. vagus, An. vagus var limosus, dan An. indefinitus. Seluruh spesies Anopheles hidup pada habitat yang mengandung kadar ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"256 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72407417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sri Poedji Hastoety, Indri Yunita Suryaputri, Amalia Safitri, Bunga Christitha Rosha
ABSTRACT Background: Breastmilk is an important food needed by the children, containts nutrients that provide protection from infection and inflammation of various diseases. Economically breastfeeding also saves household expenses in consumption, but the fact shows that breastfeeding is decreasing with increasing age. The purpose of the study were to analyse the weaning time of children in Indonesia and factors contribute to early weaning. Methodology : The study used secondary data of Basic Health Research (RISKESDAS) conducted in 2013. Data analysis uses survival analysis. Results: By using survival analysis, the probability of weaning time for children in Indonesia is 7.4 months. Factors related to early weaning were maternal education level, the gestational agewhen the baby is born, complications during pregnancy, laborandpostpartum period, the intention to have children, economic status, place of living, baby's birthweight, number of babies born, antenatal care, childbirth helper, place of birth and duration of baby being treated in hospital. Fourteen factors related to the age of weaning in a multivariate manner, the the mothereducation level, place of living, birth weight and childbirth helper. Conclusion: Factors contribute to early weaning were mothers education level, the place of living, the baby's birthweight and childbirth assistance. Recommendations: strengthening counseling, baby handling procedure Keywords: Weaning, Breatsfeeding, Under Two Years ABSTRAK LatarBelakang: Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh anak, mengandung zat gizi yang memberikan perlindungan dari infeksi dan inflamasi yang melindungi anak dari serangan berbagai penyakit. Secara ekonomi pemberian ASI juga menghemat pengeluaran rumah tangga dalam konsumsi. Namun fakta menunjukan pemberian ASI semakin menurun dengan bertambahnya usia anak, untuk itu analisis ini menggali waktu penyapihan dari anak baduta di Indonesia dan faktor apa yang mempengaruhi. Metodologi : sumber data Riskesdas 2013. analisis data menggunakan analisis survival. Hasil: Dengan menggunakan analisis survival diperolah probabilitas waktu penyapihan anak baduta di Indonesia adalah 7,4 bulan, dan faktor-faktor yang terkait adalah, tingkat pendidikan ibu, usia kandungan ketika bayi dilahirkan, komplikasi pada saat kehamilan, persalinan, nifas, keinginan memiliki anak, status ekonomi, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan, jumlah bayi yang dilahirkan, ANC, penolong persalinan, tempat persalinan dan lamanya dirawat. Dari 14 faktor terkait usia penyapihan secara multivariate yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, berat badan lahir dan penolong persalinan. Kesimpulan: Faktor yang menyebabkan usia penyapihan dini adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan dan penolong persalinan. Saran: penguatan penyuluhan, protap penanganan bayi Kata Kunci: penyapihan, ASI, anak baduta
摘要背景:母乳是儿童需要的重要食物,其所含的营养物质对各种疾病的感染和炎症具有保护作用。从经济上讲,母乳喂养也节省了家庭的消费开支,但事实表明,母乳喂养随着年龄的增长而减少。本研究的目的是分析印度尼西亚儿童的断奶时间和导致过早断奶的因素。方法:本研究使用2013年开展的基础卫生研究(RISKESDAS)的二手数据。数据分析使用生存分析。结果:通过生存分析,印度尼西亚儿童断奶时间概率为7.4个月。与早期断奶有关的因素有:母亲的受教育程度、婴儿出生时的胎龄、怀孕期间的并发症、产后期、生育意愿、经济状况、居住地、婴儿出生体重、出生婴儿数量、产前护理、助产员、出生地点和婴儿住院治疗时间。断奶年龄与母亲受教育程度、居住地、出生体重、助产人员等14个因素有多变量关系。结论:母亲受教育程度、居住地、婴儿出生体重、助产等因素是影响早产的因素。印度经济,印度人,印度人,印度人,印度人,印度人。Namun fakta menunjukan pemberian ASI semakin menurun dengan bertambahnya usia anak, untuk itu analysis ini menggali waktu penyapihan dari anak baduta di印度尼西亚dan fakta menunjukan pempenaruhi。方法:2013年风险数据。分析数据蒙古纳坎生存分析。Hasil: Dengan menggunakan analysis survival diperolah probabilitas waktu penyapihan anak baduta di Indonesia adalah 7,4 bulan, dan factor - factor yang terkait adalah, tingkat pendidikan ibu, usia kandungan ketika bayi dilahirkan, komplikasi pada saat kehamilan, persalan, nifas, keinginan memiliki anak, status ekonomi, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan, jumlah bayi yang dilahirkan, ANC, penonong persalan, tempat persalinan dan lamanya dirawat。达里14个因素为:terkkusia penyapihan secara多元杨,berpengaruh adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, berat badan lahir dan pendragon persalinan。kespulan: Faktor yang menyebabkan usia penyapihan dini adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan dan pendragon persalinan。Saran: penguatan penyuluhan, protap penanganan bayi Kata Kunci: penyapihan, ASI, anak baduta
{"title":"Faktor Yang Mempengaruhi Probabilitas Waktu Penyapihan Anak Baduta Di Indonesia Pada Tahun 2013","authors":"Sri Poedji Hastoety, Indri Yunita Suryaputri, Amalia Safitri, Bunga Christitha Rosha","doi":"10.22435/bpk.v47i2.1130","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v47i2.1130","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Background: Breastmilk is an important food needed by the children, containts nutrients that provide protection from infection and inflammation of various diseases. Economically breastfeeding also saves household expenses in consumption, but the fact shows that breastfeeding is decreasing with increasing age. The purpose of the study were to analyse the weaning time of children in Indonesia and factors contribute to early weaning. \u0000Methodology : The study used secondary data of Basic Health Research (RISKESDAS) conducted in 2013. Data analysis uses survival analysis. Results: By using survival analysis, the probability of weaning time for children in Indonesia is 7.4 months. Factors related to early weaning were maternal education level, the gestational agewhen the baby is born, complications during pregnancy, laborandpostpartum period, the intention to have children, economic status, place of living, baby's birthweight, number of babies born, antenatal care, childbirth helper, place of birth and duration of baby being treated in hospital. Fourteen factors related to the age of weaning in a multivariate manner, the the mothereducation level, place of living, birth weight and childbirth helper. Conclusion: Factors contribute to early weaning were mothers education level, the place of living, the baby's birthweight and childbirth assistance. Recommendations: strengthening counseling, baby handling procedure \u0000Keywords: Weaning, Breatsfeeding, Under Two Years \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000LatarBelakang: Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sangat dibutuhkan oleh anak, mengandung zat gizi yang memberikan perlindungan dari infeksi dan inflamasi yang melindungi anak dari serangan berbagai penyakit. Secara ekonomi pemberian ASI juga menghemat pengeluaran rumah tangga dalam konsumsi. Namun fakta menunjukan pemberian ASI semakin menurun dengan bertambahnya usia anak, untuk itu analisis ini menggali waktu penyapihan dari anak baduta di Indonesia dan faktor apa yang mempengaruhi. \u0000Metodologi : sumber data Riskesdas 2013. analisis data menggunakan analisis survival. \u0000Hasil: Dengan menggunakan analisis survival diperolah probabilitas waktu penyapihan anak baduta di Indonesia adalah 7,4 bulan, dan faktor-faktor yang terkait adalah, tingkat pendidikan ibu, usia kandungan ketika bayi dilahirkan, komplikasi pada saat kehamilan, persalinan, nifas, keinginan memiliki anak, status ekonomi, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan, jumlah bayi yang dilahirkan, ANC, penolong persalinan, tempat persalinan dan lamanya dirawat. Dari 14 faktor terkait usia penyapihan secara multivariate yang berpengaruh adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, berat badan lahir dan penolong persalinan. \u0000Kesimpulan: Faktor yang menyebabkan usia penyapihan dini adalah tingkat pendidikan ibu, wilayah tinggal, berat badan bayi waktu dilahirkan dan penolong persalinan. \u0000Saran: penguatan penyuluhan, protap penanganan bayi \u0000Kata Kunci: penyapihan, ASI, anak baduta \u0000 ","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81088387","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Prevalensi Diabetes mellitus (DM) mengalami peningkatan secara global baik di negara berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan rendah dan menengah termasuk di Indonesia. Indonesia menduduki urutan ke empat dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengkaji hubungan pola konsumsi dan aktivitas fisik dengan kejadian DM di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2013 di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 722.329 responden yang berusia 15 tahun ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan faktor risiko dominan terhadap kejadian DM di Indonesia. Masyarakat yang memiliki kebiasaan hanya melakukan aktifitas ringan mempunyai peluang untuk terkena DM 2,9 kali dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktifitas berat, sedangkan masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktivitas sedang mempunyai peluang lebih rendah terkena DM yaitu 1,8 kali dibandingkan dengan aktivitas berat. Semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin sedikit kemungkinan terkena DM. Dalam mencegah semakin tingginya prevalensi DM di Indonesia maka diperlukan peningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan intensitas aktivitas fisik terutama bagi masyarakat yang aktivitas fisiknya rendah. Kata kunci : Diabetes mellitus, perilaku konsumsi, aktivitas fisik Abstract Prevalency Diabetes Mellitus (DM) experience increasing globally either in high income states or in the low and middle income states including Indonesia. Indonesia is the fourth prevalency Diabetes Mellitus in the world after India, China, and United States. The aim of this study is to analyze the relationship between consumsion pattern and physical activity on DM in Indonesia based on Riskesdas data in 2013. Data are gathered from may up to June 2013 in 33 provinces and 497 regencies/cities in Indonesia. The research is cross sectional design. The samples are 722.329 respondents aging among 15 years and over. The results show that the physical activity is the risk factor dominantly on the DM in Indonesia. Society having only light activity have a tendency to get DM 2.9 times compared to those who have the strongest activity, while those who are stronger activity have lower tendency to get DM that is 1.8 times compared to those who have the strongest activity. To prevent higher prevalency DM in Indonesia, it is expected to rise the societal care to increase physical activity intensity primarily for those who has the low physical activities. Keywords : Diabetes mellitus, consumtive behavior, physical activity
{"title":"Hubungan Perilaku Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan Diabetes Mellitus di Indonesia","authors":"Made Agus Nurjana, Ni Nyoman Veridiana","doi":"10.22435/bpk.v47i2.667","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/bpk.v47i2.667","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Prevalensi Diabetes mellitus (DM) mengalami peningkatan secara global baik di negara berpenghasilan tinggi maupun negara berpenghasilan rendah dan menengah termasuk di Indonesia. Indonesia menduduki urutan ke empat dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengkaji hubungan pola konsumsi dan aktivitas fisik dengan kejadian DM di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei - Juni 2013 di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota di Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 722.329 responden yang berusia 15 tahun ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan faktor risiko dominan terhadap kejadian DM di Indonesia. Masyarakat yang memiliki kebiasaan hanya melakukan aktifitas ringan mempunyai peluang untuk terkena DM 2,9 kali dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktifitas berat, sedangkan masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktivitas sedang mempunyai peluang lebih rendah terkena DM yaitu 1,8 kali dibandingkan dengan aktivitas berat. Semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin sedikit kemungkinan terkena DM. Dalam mencegah semakin tingginya prevalensi DM di Indonesia maka diperlukan peningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan intensitas aktivitas fisik terutama bagi masyarakat yang aktivitas fisiknya rendah. \u0000 \u0000Kata kunci : Diabetes mellitus, perilaku konsumsi, aktivitas fisik \u0000 \u0000Abstract \u0000Prevalency Diabetes Mellitus (DM) experience increasing globally either in high income states or in the low and middle income states including Indonesia. Indonesia is the fourth prevalency Diabetes Mellitus in the world after India, China, and United States. The aim of this study is to analyze the relationship between consumsion pattern and physical activity on DM in Indonesia based on Riskesdas data in 2013. Data are gathered from may up to June 2013 in 33 provinces and 497 regencies/cities in Indonesia. The research is cross sectional design. The samples are 722.329 respondents aging among 15 years and over. The results show that the physical activity is the risk factor dominantly on the DM in Indonesia. Society having only light activity have a tendency to get DM 2.9 times compared to those who have the strongest activity, while those who are stronger activity have lower tendency to get DM that is 1.8 times compared to those who have the strongest activity. To prevent higher prevalency DM in Indonesia, it is expected to rise the societal care to increase physical activity intensity primarily for those who has the low physical activities. \u0000 \u0000Keywords : Diabetes mellitus, consumtive behavior, physical activity","PeriodicalId":41475,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Kesehatan","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90747595","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}