Eksploitasi bahan bakar fosil yang dilakukan secara terus-menerus menyebabkan jumlahnya semakin menipis. Pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel. Penggunaan katalis dalam proses produksi biodiesel sangat disarankan. Katalis heterogen berbasis kalsium hasil dekomposisi CaCO3 pada cangkang hewan telah diteliti dapat digunakan sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi. Pada penelitian ini dilakukan dekomposisi CaCO3 menjadi CaO dari cangkang telur bebek yang dilakukan dengan kalsinasi pada temperatur 900°C selama 4 jam. CaO yang dihasilkan diaplikasikan dalam reaksi transesterifikasi dengan variasi konsentrasi katalis 1, 2, 3 dan 4%, rasio mol minyak:metanol 1:9, temperatur reaksi 63°C, dan waktu reaksi 3 jam. Berdasarkan difraktogram, kalsinasi cangkang telur bebek pada 900°C telah mengkonversi CaCO3 menjadi CaO. Puncak-puncak utama CaO muncul pada °2θ 32,24; 37,41; 53,93; 64,24; 67,47 dan 91,60 sesuai dengan data standar CaO ICDD No. 01-070-4068. Adapun yield metil ester yang dihasilkan pada setiap konsentrasi katalis yaitu 82,45%, 85,93%, 93,01% dan 78,48%. Metil ester dengan yield tertinggi (katalis 3%) dianalisis menggunakan GC-MS, berdasarkan analisa GC, terdapat 6 puncak dan berdasarkan spektrum massa teridentifikasi senyawa metil kaprat, metil laurat, metil miristat, metil palmitat, metil oleat dan metil stearat. Metil ester memiliki densitas 860,48 kg/m3 ; viskositas 5,8 mm2 /s; angka setana 59; dan residu karbon 0,34%.
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Katalis Heterogen Kalsium Oksida (CaO) dari Cangkang Telur Bebek pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Kelapa","authors":"Erni Rohmiasih, Sri Rezeki, Syahrul Khairi","doi":"10.26418/pipt.2021.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.26418/pipt.2021.22","url":null,"abstract":"Eksploitasi bahan bakar fosil yang dilakukan secara terus-menerus menyebabkan jumlahnya semakin menipis. Pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel. Penggunaan katalis dalam proses produksi biodiesel sangat disarankan. Katalis heterogen berbasis kalsium hasil dekomposisi CaCO3 pada cangkang hewan telah diteliti dapat digunakan sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi. Pada penelitian ini dilakukan dekomposisi CaCO3 menjadi CaO dari cangkang telur bebek yang dilakukan dengan kalsinasi pada temperatur 900°C selama 4 jam. CaO yang dihasilkan diaplikasikan dalam reaksi transesterifikasi dengan variasi konsentrasi katalis 1, 2, 3 dan 4%, rasio mol minyak:metanol 1:9, temperatur reaksi 63°C, dan waktu reaksi 3 jam. Berdasarkan difraktogram, kalsinasi cangkang telur bebek pada 900°C telah mengkonversi CaCO3 menjadi CaO. Puncak-puncak utama CaO muncul pada °2θ 32,24; 37,41; 53,93; 64,24; 67,47 dan 91,60 sesuai dengan data standar CaO ICDD No. 01-070-4068. Adapun yield metil ester yang dihasilkan pada setiap konsentrasi katalis yaitu 82,45%, 85,93%, 93,01% dan 78,48%. Metil ester dengan yield tertinggi (katalis 3%) dianalisis menggunakan GC-MS, berdasarkan analisa GC, terdapat 6 puncak dan berdasarkan spektrum massa teridentifikasi senyawa metil kaprat, metil laurat, metil miristat, metil palmitat, metil oleat dan metil stearat. Metil ester memiliki densitas 860,48 kg/m3 ; viskositas 5,8 mm2 /s; angka setana 59; dan residu karbon 0,34%.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83173466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.37543
A. Retraubun, Winster Larwuy, O. T. Ongkers
Ikan selar adalah sumberdaya perikanan pelagis kecil yang potensial di perairan teritorial Indonesia dan berada di Provinsi Maluku, khususnya di perairan Seram Barat. Penelitian ini dilakukan di perairan Seram Barat, Maluku, dari bulan Maret 2018 sampai Februari 2019. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kondisi stok ikan Selar (Selar crumenopththalmus) didasarkan pada dinamika populasi dari distribusi frekuensi panjang. Contoh ikan dikoleksi tiap bulan di tempat pendaratan dari nelayan lift net. Total 1890 individu dikoleksi selama penelitian kecuali bulan Juni yang terdiri dari 925 jantan dan 965 betina dengan panjang berkisar dari 13,3 cm sampai 27,2 cm yang terdiri dari 2 dan 3 kelompok umur tiap bulan. Kondisi stok ikan selar didasarkan pada analisis hasil per penambahan individu baru menunjukkan bahwa stok masih di bawah tingkat MSY (0,03 dari 0,047) yang diperoleh dari L∞= 27,40 cm, K= 1,55/yr, Z= 3,66/tahun, M= 2,51/tahun, F= 1,15/tahun, E= 0,32/tahun, Lc (panjang utk pertama kali tertangkap)= 19,92 cm and t0= -0,10/ yr. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Lc ikan selar di Perairan Seram Barat akan semakin selektif dan sebaliknya.
{"title":"KAJIAN KONDISI STOK IKAN SELAR (Selar crumenophthalmus) DI PERAIRAN SERAM BARAT, MALUKU","authors":"A. Retraubun, Winster Larwuy, O. T. Ongkers","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.37543","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.37543","url":null,"abstract":"Ikan selar adalah sumberdaya perikanan pelagis kecil yang potensial di perairan teritorial Indonesia dan berada di Provinsi Maluku, khususnya di perairan Seram Barat. Penelitian ini dilakukan di perairan Seram Barat, Maluku, dari bulan Maret 2018 sampai Februari 2019. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari kondisi stok ikan Selar (Selar crumenopththalmus) didasarkan pada dinamika populasi dari distribusi frekuensi panjang. Contoh ikan dikoleksi tiap bulan di tempat pendaratan dari nelayan lift net. Total 1890 individu dikoleksi selama penelitian kecuali bulan Juni yang terdiri dari 925 jantan dan 965 betina dengan panjang berkisar dari 13,3 cm sampai 27,2 cm yang terdiri dari 2 dan 3 kelompok umur tiap bulan. Kondisi stok ikan selar didasarkan pada analisis hasil per penambahan individu baru menunjukkan bahwa stok masih di bawah tingkat MSY (0,03 dari 0,047) yang diperoleh dari L∞= 27,40 cm, K= 1,55/yr, Z= 3,66/tahun, M= 2,51/tahun, F= 1,15/tahun, E= 0,32/tahun, Lc (panjang utk pertama kali tertangkap)= 19,92 cm and t0= -0,10/ yr. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai Lc ikan selar di Perairan Seram Barat akan semakin selektif dan sebaliknya.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90247473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.35454
Suko Ismi, Deny Suhermawan Yusup, Sephia Anjani
Copepod adalah pakan alami yang memiliki ukuran kecil pada stadia naupli dengan nilai nutrisi yang tinggi. Cocok sebagai pakan awal larva ikan laut dengan bukaan mulut kecil. Tujuan penelitian mengetahui hasil panen copepod dari Genus Acartia sebagai pakan alami pada kultur masal, untuk pakan larva pada produksi benih ikan laut. Penelitian dilakukan pada Tahun 2020, di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol-Bali. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap, pertama adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan copepod sebagai acuan panen pada penelitian ke dua. Copepod dipelihara pada 3 buah toples volume 10 L. Penelitian ke dua untuk mengetahui jumlah copepod yang dipanen pada kultur masal sebagai persedian pakan. Kultur menggunakan 3 bak fiber bervolume 1.000 L. Inokulasi yang diberikan stadia copepodit dengan kepadatan 50 ind/L. Copepod diberi pakan buatan dan dipelihara hingga kepadatan menurun. Berdasarkan pola pertumbuhan kepadatan copepod dari penelitian pertama maka panen copepod penelitian ke dua dimulai hari ke delapan. Hasil panen tertinggi stadia naupli dicapai hari ke tujuh belas dengan kepadatan 184,7 ind/L, stadia copepodit 4,4 ind/L. Hasil kulur copepod tidak cukup dipakai sebagai pakan utama pada produksi larva secara masal dan hanya dapat dipakai sebagai campuran pakan alami untuk menambah nilai nutrisi bagi larva.
{"title":"PENGAMATAN PERTUMBUHAN COPEPOD SEBAGAI PERSEDIAAN PAKAN ALAMI","authors":"Suko Ismi, Deny Suhermawan Yusup, Sephia Anjani","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.35454","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.35454","url":null,"abstract":"Copepod adalah pakan alami yang memiliki ukuran kecil pada stadia naupli dengan nilai nutrisi yang tinggi. Cocok sebagai pakan awal larva ikan laut dengan bukaan mulut kecil. Tujuan penelitian mengetahui hasil panen copepod dari Genus Acartia sebagai pakan alami pada kultur masal, untuk pakan larva pada produksi benih ikan laut. Penelitian dilakukan pada Tahun 2020, di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol-Bali. Penelitian dibagi menjadi 2 tahap, pertama adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan copepod sebagai acuan panen pada penelitian ke dua. Copepod dipelihara pada 3 buah toples volume 10 L. Penelitian ke dua untuk mengetahui jumlah copepod yang dipanen pada kultur masal sebagai persedian pakan. Kultur menggunakan 3 bak fiber bervolume 1.000 L. Inokulasi yang diberikan stadia copepodit dengan kepadatan 50 ind/L. Copepod diberi pakan buatan dan dipelihara hingga kepadatan menurun. Berdasarkan pola pertumbuhan kepadatan copepod dari penelitian pertama maka panen copepod penelitian ke dua dimulai hari ke delapan. Hasil panen tertinggi stadia naupli dicapai hari ke tujuh belas dengan kepadatan 184,7 ind/L, stadia copepodit 4,4 ind/L. Hasil kulur copepod tidak cukup dipakai sebagai pakan utama pada produksi larva secara masal dan hanya dapat dipakai sebagai campuran pakan alami untuk menambah nilai nutrisi bagi larva.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":" 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72381658","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.34871
Wahidah Nur, Wayan Kantun, Arnold Kabangnga
Pencemaran plastik memiliki efek terhadap perairan laut dan terbatasnya informasi mengenai dampak terhadap saluran pencernaan ikan migrasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan mikroplastik pada sistem pencernaan ikan yang terletak pada bagian usus dan identifikasi jenis polimer mikroplastik pada daging ikan tuna mata besar yang didaratkan di pelabuhan ikan Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2020 di Kabupaten Wakatobi. Proses identifikasi kandungan mikroplastik pada usus ikan tuna mata besar dilakukan dengan 4 tahap, yaitu (1) tahap pembedahan ikan, (2) pemisahan densitas, (3) penghilangan senyawa organik, (4) pengamatan visual. Identifikasi jenis polimer mikroplastik pada daging ikan tuna mata besar dianalisis menggunakan fourrier trasform infrared (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik pada usus ikan tuna mata besar berjumlah dua belas partikel dengan tipe mikroplastik berupa fiber berwarna biru, cokelat dan merah. Ukuran mikroplastik yang ditemukan yaitu 0,701-4,305 mm. Hasil analisis FTIR pada daging ikan menunjukkan senyawa polyethylene ditandai dengan adanya ikatan C=O stretch.
{"title":"ANALISIS KANDUNGAN MIKROPLASTIK PADA USUS IKAN TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN IKAN WAKATOBI","authors":"Wahidah Nur, Wayan Kantun, Arnold Kabangnga","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.34871","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.34871","url":null,"abstract":"Pencemaran plastik memiliki efek terhadap perairan laut dan terbatasnya informasi mengenai dampak terhadap saluran pencernaan ikan migrasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan mikroplastik pada sistem pencernaan ikan yang terletak pada bagian usus dan identifikasi jenis polimer mikroplastik pada daging ikan tuna mata besar yang didaratkan di pelabuhan ikan Wakatobi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2020 di Kabupaten Wakatobi. Proses identifikasi kandungan mikroplastik pada usus ikan tuna mata besar dilakukan dengan 4 tahap, yaitu (1) tahap pembedahan ikan, (2) pemisahan densitas, (3) penghilangan senyawa organik, (4) pengamatan visual. Identifikasi jenis polimer mikroplastik pada daging ikan tuna mata besar dianalisis menggunakan fourrier trasform infrared (FTIR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat mikroplastik pada usus ikan tuna mata besar berjumlah dua belas partikel dengan tipe mikroplastik berupa fiber berwarna biru, cokelat dan merah. Ukuran mikroplastik yang ditemukan yaitu 0,701-4,305 mm. Hasil analisis FTIR pada daging ikan menunjukkan senyawa polyethylene ditandai dengan adanya ikatan C=O stretch.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78599307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.33636
Aswin, Ario Damar, Gatot Yulianto
Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga keberadaannya dapat memperkaya kawasan pesisir dan menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan luasan dan sebaran ekosistem mangrove dalam kurun waktu 20 tahun, yakni dari tahun 2000 sampai dengan 2020 dan untuk mengetahui kondisi vegetasi ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga April 2020 di Pulau Tanakeke. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Analisis perubahan luasan ekosistem mangrove dari tahun 2000 sampai 2020 menggunakan metode supervised classification dengan analisis maximum likelihood, sedangkan kondisi vegetasi ekosistem mangrove menggunakan metode analisis indeks nilai penting (INP) dan indeks keanekaragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke dari tahun 2000 sampai 2020 mengalami degradasi seluas -337,41 ha (28,32% dari luas tahun 2000). Pada lokasi penelitian ditemukan 9 jenis mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Phemphis acidula, Lumnitzera racemosa dan Ceriops decandra. Mangrove jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu sebesar 192,55%, sementara untuk keanekaragaman jenis secara umum tergolong rendah.
{"title":"KONDISI VEGETASI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN EKOSISTEM MANGROVE PULAU TANAKEKE KABUPATEN TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN","authors":"Aswin, Ario Damar, Gatot Yulianto","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.33636","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.33636","url":null,"abstract":"Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir dengan tingkat produktivitas yang tinggi, sehingga keberadaannya dapat memperkaya kawasan pesisir dan menjaga keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perubahan luasan dan sebaran ekosistem mangrove dalam kurun waktu 20 tahun, yakni dari tahun 2000 sampai dengan 2020 dan untuk mengetahui kondisi vegetasi ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga April 2020 di Pulau Tanakeke. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode purposive sampling. Analisis perubahan luasan ekosistem mangrove dari tahun 2000 sampai 2020 menggunakan metode supervised classification dengan analisis maximum likelihood, sedangkan kondisi vegetasi ekosistem mangrove menggunakan metode analisis indeks nilai penting (INP) dan indeks keanekaragaman jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke dari tahun 2000 sampai 2020 mengalami degradasi seluas -337,41 ha (28,32% dari luas tahun 2000). Pada lokasi penelitian ditemukan 9 jenis mangrove, yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops tagal, Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, Phemphis acidula, Lumnitzera racemosa dan Ceriops decandra. Mangrove jenis Rhizophora mucronata memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu sebesar 192,55%, sementara untuk keanekaragaman jenis secara umum tergolong rendah.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83383516","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama karbondioksida (CO2) menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu diperlukan mitigasi emisi CO2 dengan memanfaatkan potensi lamun sebagai penyimpan karbon dalam bentuk biomassa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan lamun jaringan atas dan jaringan bawah dalam menyimpan karbon di perairan Pantai Pokemon pada Agustus 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dan deskriptif eksploratif. Sampel diambil dari 3 stasiun pengamatan dengan line dan kuadrant transect menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran parameter kualitas perairan dilakukan secara insitu. Analisis simpanan karbon lamun diukur menggunakan metode pengabuan atau loss on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis dengan jenis T. hemprichii yang mendominasi. Total kerapatan sebesar 295,62 ind/m2 dan total penutupan yaitu 21,29%. Biomassa secara keseluruhan sebesar 74,42 gbk/m2 dengan biomassa jaringan atas sebesar 35,80 gbk/m2 dan jaringan bawah sebesar 38,62 gbk/m2. Simpanan karbon sebesar 0,23 ton C/ha dengan jaringan atas sebesar 0,10 ton C/ha dan jaringan bawah 0,13 ton C/ha. Total stok karbon mencapai 1,13 ton C dalam luasan padang lamun sebesar 4,903 ha dengan stok karbon jaringan atas bernilai 0,51 ton C dan jaringan bawah sebesar 0,62 ton C. Secara umum lamun jaringan bawah di Pantai Pokemon lebih besar menyimpan karbon.
{"title":"POTENSI SIMPANAN KARBON PADANG LAMUN DI PANTAI POKEMON, KARIMUNJAWA","authors":"Desti Nurul Ramadona, Churun Ain, Sigit Febrianto, Suryanti, Nurul Latifah","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.33770","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.33770","url":null,"abstract":"Peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) terutama karbondioksida (CO2) menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu diperlukan mitigasi emisi CO2 dengan memanfaatkan potensi lamun sebagai penyimpan karbon dalam bentuk biomassa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan lamun jaringan atas dan jaringan bawah dalam menyimpan karbon di perairan Pantai Pokemon pada Agustus 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dan deskriptif eksploratif. Sampel diambil dari 3 stasiun pengamatan dengan line dan kuadrant transect menggunakan metode purposive sampling. Pengukuran parameter kualitas perairan dilakukan secara insitu. Analisis simpanan karbon lamun diukur menggunakan metode pengabuan atau loss on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis dengan jenis T. hemprichii yang mendominasi. Total kerapatan sebesar 295,62 ind/m2 dan total penutupan yaitu 21,29%. Biomassa secara keseluruhan sebesar 74,42 gbk/m2 dengan biomassa jaringan atas sebesar 35,80 gbk/m2 dan jaringan bawah sebesar 38,62 gbk/m2. Simpanan karbon sebesar 0,23 ton C/ha dengan jaringan atas sebesar 0,10 ton C/ha dan jaringan bawah 0,13 ton C/ha. Total stok karbon mencapai 1,13 ton C dalam luasan padang lamun sebesar 4,903 ha dengan stok karbon jaringan atas bernilai 0,51 ton C dan jaringan bawah sebesar 0,62 ton C. Secara umum lamun jaringan bawah di Pantai Pokemon lebih besar menyimpan karbon.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"23 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75398064","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.37537
D. Bengen
Back Matter
回到问题
{"title":"Back Matter","authors":"D. Bengen","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.37537","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.37537","url":null,"abstract":"Back Matter","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"163 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84975341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.29244/jitkt.v13i2.34587
Rahmat Sawalman, N. P. Zamani, Shinta Werorilangi, Meutia Samira Ismet
Mikroplastik (MP) telah ditemukan di berbagai lingkungan laut khususnya pada ikan, dan informasi terkait akumulasi mikroplastik pada organ-organ ikan masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan mikroplastik pada organ insang, saluran pencernaan, dan daging ikan ekonomis penting (Hemiramphus far, Siganus virgatus, dan Lethrinus lentjan) di perairan Pulau Barranglompo, Makassar, serta mengidentifikasi karakteristik mikroplastik meliputi warna, bentuk, dan ukuran. Setiap organ diekstraksi menggunakan KOH 20% dan pengamatan karakteristik MP dilakukan secara visual menggunakan mikroskop stereo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan di insang, saluran pencernaan, dan daging dari ketiga spesies ikan. Tingkat deteksi mikroplastik pada masing-masing H. far, S. virgatus, dan L. lentjan adalah 100%, 100%, dan 82%. Karakteristik warna mikroplastik didominasi oleh biru, bentuk mikroplastik didominasi oleh line, dan kisaran ukuran mikroplastik didominasi 1–5 mm. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat akumulasi mikroplastik pada setiap organ secara eksperimental di laboratorium.
{"title":"AKUMULASI MIKROPLASTIK PADA SPESIES IKAN EKONOMIS PENTING DI PERAIRAN PULAU BARRANGLOMPO, MAKASSAR","authors":"Rahmat Sawalman, N. P. Zamani, Shinta Werorilangi, Meutia Samira Ismet","doi":"10.29244/jitkt.v13i2.34587","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/jitkt.v13i2.34587","url":null,"abstract":"Mikroplastik (MP) telah ditemukan di berbagai lingkungan laut khususnya pada ikan, dan informasi terkait akumulasi mikroplastik pada organ-organ ikan masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keberadaan mikroplastik pada organ insang, saluran pencernaan, dan daging ikan ekonomis penting (Hemiramphus far, Siganus virgatus, dan Lethrinus lentjan) di perairan Pulau Barranglompo, Makassar, serta mengidentifikasi karakteristik mikroplastik meliputi warna, bentuk, dan ukuran. Setiap organ diekstraksi menggunakan KOH 20% dan pengamatan karakteristik MP dilakukan secara visual menggunakan mikroskop stereo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik ditemukan di insang, saluran pencernaan, dan daging dari ketiga spesies ikan. Tingkat deteksi mikroplastik pada masing-masing H. far, S. virgatus, dan L. lentjan adalah 100%, 100%, dan 82%. Karakteristik warna mikroplastik didominasi oleh biru, bentuk mikroplastik didominasi oleh line, dan kisaran ukuran mikroplastik didominasi 1–5 mm. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat akumulasi mikroplastik pada setiap organ secara eksperimental di laboratorium.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80693214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-01DOI: 10.31004/CENDEKIA.V5I2.626
Adya Akbar, Irajuana Haidar, Ully Hidayati
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis konsep etnomatematika yang terkandung pada alat-alat pertanian tradisional suku Bugis di Kabupaten Pinrang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif-deskriptif melalui pendekatan etnografi yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep matematika pada alat pertanian tradisional suku Bugis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep etnomatematika dalam alat-alat pertanian tradisional suku Bugis di Kabupaten Pinrang. Konsep etnomatematika yang dimaksud adalah: (1) Konsep bidang datar layang-layang terkandung dalam alat pertanian Teda’, (2) Konsep bidang datar persegi panjang terkandung dalam alat pertanian Passampa’, dan (3) Konsep bidang datar lingkaran terkandung dalam alat pertanian Pattapi. Konsep etnomatematika yang terkandung dalam sejumlah alat tradisional suku Bugis memiliki relevansi dengan konten pembelajaran matematika pada pendidikan formal sekolah dasar.
{"title":"Eksplorasi Konsep Etnomatematika pada Alat Pertanian Tradisional Suku Bugis di Kabupaten Pinrang","authors":"Adya Akbar, Irajuana Haidar, Ully Hidayati","doi":"10.31004/CENDEKIA.V5I2.626","DOIUrl":"https://doi.org/10.31004/CENDEKIA.V5I2.626","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis konsep etnomatematika yang terkandung pada alat-alat pertanian tradisional suku Bugis di Kabupaten Pinrang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksploratif-deskriptif melalui pendekatan etnografi yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep matematika pada alat pertanian tradisional suku Bugis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model, yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat konsep etnomatematika dalam alat-alat pertanian tradisional suku Bugis di Kabupaten Pinrang. Konsep etnomatematika yang dimaksud adalah: (1) Konsep bidang datar layang-layang terkandung dalam alat pertanian Teda’, (2) Konsep bidang datar persegi panjang terkandung dalam alat pertanian Passampa’, dan (3) Konsep bidang datar lingkaran terkandung dalam alat pertanian Pattapi. Konsep etnomatematika yang terkandung dalam sejumlah alat tradisional suku Bugis memiliki relevansi dengan konten pembelajaran matematika pada pendidikan formal sekolah dasar.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"78 1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2021-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89726029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-31DOI: 10.29244/JITKT.V12I3.32847
Rizka Maulidiyah Masud, F. Yulianda, Gatot Yulianto
Ekowisata adalah salah satu upaya yang dapat dikembangkan untuk keberlanjutan ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019 di Pulau Pannikiang, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Data dianalisis dengan menggunakan matriks analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), analisis secara spasial dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dilanjutkan dengan penilaian Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk menentukan jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IKW di lokasi penelitian dengan kategori sangat sesuai 6,73 ha dan 22,03 ha yang masuk dalam kategori sesuai sehingga total IKW yang diperoleh 28,76 ha. Panjang area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tracking adalah 1793,45 m dan daya dukung ekowisata mangrove adalah 287 orang/hari dengan pertimbangan lama waktu berwisata setiap pengunjung (buka 8 jam/hari). Pulau Pannikiang secara keseluruhan masuk dalam kategori sesuai untuk ekowisata dengan kapasitas daya tampung wisatawan dalam kategori baik dan tidak melebihi ambang batas maksimal yang diperbolehkan. Oleh karena itu, rekomendasi pengambilan kebijakan yang disarankan adalah membuat peraturan terkait pengelolaan ekosistem mangrove.
{"title":"KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA DI PULAU PANNIKIANG, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN","authors":"Rizka Maulidiyah Masud, F. Yulianda, Gatot Yulianto","doi":"10.29244/JITKT.V12I3.32847","DOIUrl":"https://doi.org/10.29244/JITKT.V12I3.32847","url":null,"abstract":"Ekowisata adalah salah satu upaya yang dapat dikembangkan untuk keberlanjutan ekosistem mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kesesuaian dan daya dukung ekosistem mangrove sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan kebijakan pengelolaan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019 di Pulau Pannikiang, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan. Data dianalisis dengan menggunakan matriks analisis Indeks Kesesuaian Wisata (IKW), analisis secara spasial dengan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang dilanjutkan dengan penilaian Daya Dukung Kawasan (DDK) untuk menentukan jumlah maksimum pengunjung yang dapat ditampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IKW di lokasi penelitian dengan kategori sangat sesuai 6,73 ha dan 22,03 ha yang masuk dalam kategori sesuai sehingga total IKW yang diperoleh 28,76 ha. Panjang area yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tracking adalah 1793,45 m dan daya dukung ekowisata mangrove adalah 287 orang/hari dengan pertimbangan lama waktu berwisata setiap pengunjung (buka 8 jam/hari). Pulau Pannikiang secara keseluruhan masuk dalam kategori sesuai untuk ekowisata dengan kapasitas daya tampung wisatawan dalam kategori baik dan tidak melebihi ambang batas maksimal yang diperbolehkan. Oleh karena itu, rekomendasi pengambilan kebijakan yang disarankan adalah membuat peraturan terkait pengelolaan ekosistem mangrove.","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.3,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89036790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}