Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat mempunyai wilayah pantai yang cukup luas dan tersimpan kekayaan laut yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Teripang. Teripang selain memiliki nilai gizi yang tinggi juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen. Di bidang kedokteran gigi, Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri penyebab utama dalam permasalahan kesehatan gigi di rongga mulut. Bakteri ini merupakan flora normal di rongga mulut yang dapat menyebabkan karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Teripang Gamat (Stichopus variegatus) dari Kepulauan Mentawai terhadap bakteri Streptococcus viridans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer) yang telah dilakukan pada bulan Januari-Maret 2016 di Laboratorium Biota Sumatera, Universitas Andalas. Hasil penelitian diuji menggunakan Uji ANOVA dengan tingkat signifikan 5% dengan aplikasi SPSS for windows 16.0. Hasil penelitian diketahui rata-rata diameter zona hambat ekstrak Teripang Gamat (Stichopus variegatus) dari Kepulauan Mentawai terhadap bakteri Streptococcus viridans paling tinggi pada konsentrasi 2,5% dengan nilai 8,45 mm yang termasuk kategori sedang. Nilai p-value dari hasil tes uji anova p-value
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK TERIPANG GAMAT (Stichopus Variegatus) DARI KEPULAUAN MENTAWAI TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS VIRIDANS","authors":"Geistia Fad’ha, Utmi Arma, Busman Busman","doi":"10.33854/JBDJBD.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.89","url":null,"abstract":"Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat mempunyai wilayah pantai yang cukup luas dan tersimpan kekayaan laut yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Teripang. Teripang selain memiliki nilai gizi yang tinggi juga mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri patogen. Di bidang kedokteran gigi, Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri penyebab utama dalam permasalahan kesehatan gigi di rongga mulut. Bakteri ini merupakan flora normal di rongga mulut yang dapat menyebabkan karies gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Teripang Gamat (Stichopus variegatus) dari Kepulauan Mentawai terhadap bakteri Streptococcus viridans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium menggunakan metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer) yang telah dilakukan pada bulan Januari-Maret 2016 di Laboratorium Biota Sumatera, Universitas Andalas. Hasil penelitian diuji menggunakan Uji ANOVA dengan tingkat signifikan 5% dengan aplikasi SPSS for windows 16.0. Hasil penelitian diketahui rata-rata diameter zona hambat ekstrak Teripang Gamat (Stichopus variegatus) dari Kepulauan Mentawai terhadap bakteri Streptococcus viridans paling tinggi pada konsentrasi 2,5% dengan nilai 8,45 mm yang termasuk kategori sedang. Nilai p-value dari hasil tes uji anova p-value","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122158719","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mandibula merupakan tulang yang terkuat dan terbesar pada daerah wajah, banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa penilaian mandibula lebih signifikan untuk membedakan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan besar sudut gonial mandibula berdasarkan jenis kelamin pada suku minang dari hasil rontgen fotopanoramik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah data sekunder foto panoramik yang diambil dari berbagai sumber yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan suku minang dua generasi dengan 60 sampel penelitian dengan teknik simple random sampling, waktu penelitian Mei-Juni 2017. Analisa data ditampilkan dengan tabel rata-rata, nilai minimum dan maksimum dengan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada laki-laki yaitu 118,40 dengan sudut terkecil 1000 dan terbesar 1260 dan rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada perempuan yaitu 1270 dengan sudut terkecil 1180 dan sudut terbesar 1340 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada laki-laki yaitu 120,90 dengan sudut terkecil 1100 dan terbesar 1290 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada perempuan yaitu 127,90 dengan sudut terkecil 1100 dan sudut terbesar 1400 pada responden suku minang.
{"title":"ANALISIS BESAR SUDUT GONIAL MANDIBULA BERDASARKAN HASIL RONTGEN PANORAMIK UNTUK IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN PADA SUKU MINANG","authors":"Triana Elfitri, Firdaus Firdaus, Resti Iswani","doi":"10.33854/JBDJBD.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.85","url":null,"abstract":"Mandibula merupakan tulang yang terkuat dan terbesar pada daerah wajah, banyaknya penelitian yang menyatakan bahwa penilaian mandibula lebih signifikan untuk membedakan jenis kelamin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan besar sudut gonial mandibula berdasarkan jenis kelamin pada suku minang dari hasil rontgen fotopanoramik. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dari penelitian ini adalah data sekunder foto panoramik yang diambil dari berbagai sumber yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan suku minang dua generasi dengan 60 sampel penelitian dengan teknik simple random sampling, waktu penelitian Mei-Juni 2017. Analisa data ditampilkan dengan tabel rata-rata, nilai minimum dan maksimum dengan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada laki-laki yaitu 118,40 dengan sudut terkecil 1000 dan terbesar 1260 dan rata-rata besar sudut kiri gonial mandibula pada perempuan yaitu 1270 dengan sudut terkecil 1180 dan sudut terbesar 1340 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada laki-laki yaitu 120,90 dengan sudut terkecil 1100 dan terbesar 1290 dan rata-rata besar sudut kanan gonial mandibula pada perempuan yaitu 127,90 dengan sudut terkecil 1100 dan sudut terbesar 1400 pada responden suku minang.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116315541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sarah Putri Utami, Efa Ismardianita, Andries Pascawinata
Porphyromonas sp adalah bakteri Gram-negatif anaerob yang banyak ditemui di membran mukosa dan sering menyebabkan infeksi piogenik seperti infeksi mulut, gigi, saluran akar dan gingiva bila bereaksi bersamaan dengan beberapa bakteri. Pengobatan dengan obat-obatan herbal merupakan salah satu alternatif untuk mengganti obat-obatan dengan bahan dasar kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas sp, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group design, penelitian dilakukan pada bulan April 2017, besar sampel yang digunakan adalah 40 sampel dengan 8 konsentrasi yang terdiri dari 2 kelompok perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Penelitian ini menggunakan 8 konsentrasi dosis konsentrasi ekstrak 0.78%, 1.56%, 3.12%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50% dan 100% serta kontrol negatif (aquades steril) dan kontrol positif (Metronidazole) dengan menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) efektif terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas sp dengan ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) yang paling efektif terhadap zona hambat adalah pada ekstrak 6,25%.
{"title":"EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL UMBI SARANG SEMUT (Hydnophytum formicarum) DALAM PEMBENTUKAN ZONA HAMBAT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Porphyromonas sp SECARA IN VITRO","authors":"Sarah Putri Utami, Efa Ismardianita, Andries Pascawinata","doi":"10.33854/JBDJBD.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.90","url":null,"abstract":"Porphyromonas sp adalah bakteri Gram-negatif anaerob yang banyak ditemui di membran mukosa dan sering menyebabkan infeksi piogenik seperti infeksi mulut, gigi, saluran akar dan gingiva bila bereaksi bersamaan dengan beberapa bakteri. Pengobatan dengan obat-obatan herbal merupakan salah satu alternatif untuk mengganti obat-obatan dengan bahan dasar kimia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas sp, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian post test only control group design, penelitian dilakukan pada bulan April 2017, besar sampel yang digunakan adalah 40 sampel dengan 8 konsentrasi yang terdiri dari 2 kelompok perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Penelitian ini menggunakan 8 konsentrasi dosis konsentrasi ekstrak 0.78%, 1.56%, 3.12%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50% dan 100% serta kontrol negatif (aquades steril) dan kontrol positif (Metronidazole) dengan menggunakan uji one way anova. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) efektif terhadap zona hambat pertumbuhan bakteri Porphyromonas sp dengan ekstrak etanol umbi sarang semut (Hydnophytum formicarum) yang paling efektif terhadap zona hambat adalah pada ekstrak 6,25%.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132243259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seorang pegawai pada saat bekerja memerlukan tingkat kepuasan yang tinggi dalam bekerja, kepuasan kerja pada dasarnya adalah sesuatu yang bersifat individual. Salah satunya adalah kepuasan pelanggan internal yang bisa dilihat dari desain tata letak (lay out design),desain tata ruang adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan dan mencipatkan rasa nyaman. Desain tata ruang yang mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, salah satunya adalah komunikasi internal dan understanding customer. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Analisa statistik menggunakan uji regresi linier berganda dengan nilai F hitung > F (7,709>3,259) tabel dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi dan understanding customer secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan internal pada desain tata letak ruang RSGM. Namun secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara komunikasi (P=0,492) dan understanding customer (P=508) pada kepuasan pelanggan internal dalam desain tata letak ruang RSGM.
{"title":"PENGARUH UNDERSTANDING CUSTOMER DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN INTERNAL PADA DESAIN TATA RUANG RSGM BAITURRAHMAH PADANG","authors":"Mulya Fitria Amnesty, Satria Yandi, F. Firdaus","doi":"10.33854/JBDJBD.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.87","url":null,"abstract":"Seorang pegawai pada saat bekerja memerlukan tingkat kepuasan yang tinggi dalam bekerja, kepuasan kerja pada dasarnya adalah sesuatu yang bersifat individual. Salah satunya adalah kepuasan pelanggan internal yang bisa dilihat dari desain tata letak (lay out design),desain tata ruang adalah proses alokasi ruangan, penataan ruangan dan peralatan sedemikian rupa sehingga pergerakan berlangsung seminimal mungkin, seluruh luasan ruangan termanfaatkan dan mencipatkan rasa nyaman. Desain tata ruang yang mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, salah satunya adalah komunikasi internal dan understanding customer. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Analisa statistik menggunakan uji regresi linier berganda dengan nilai F hitung > F (7,709>3,259) tabel dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi dan understanding customer secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan internal pada desain tata letak ruang RSGM. Namun secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara komunikasi (P=0,492) dan understanding customer (P=508) pada kepuasan pelanggan internal dalam desain tata letak ruang RSGM.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116512098","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pada teknik pengambilan radiografi periapikal film diletakkan di dalam mulut pasien dalam hal ini akan timbul beberapa masalah dalam pengambilannya, salah satu masalah yang terjadi dalam pengambilan foto tersebut adalah gag reflex atau refleks muntah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah pasien yang mengalami gag reflex dan tidak mengalami gag reflex dalam pengambilan foto periapikal di Instalansi Radiologi RSGM Baiturrahmah pada tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif, populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang ke Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah yang diambil sebanyak 30 pasien sebagai sampel dengan metode total sampling, waktu penelitian pada 20-23 Mei 2017 dan analisis secara deskriptif ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian dari 30 pasien sebanyak 7 orang (23.3%) mengalami gag reflex dimana sebanyak 6 orang (85.7%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh somatik dan 1 orang (14.3%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh psikogenik, dari 7 pasien yang mengalami gag reflex sebanyak 5 orang (71.4%) adalah laki-laki dan 2 orang (28.6%) adalah perempuan dimana sebanyak 3 orang (42.9%) berumur dengan kategori kanak-kanak dan 4 orang (57.1%) berumur dengan kategori remaja akhir dalam pengambilan foto periapikal di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah.
{"title":"PERBANDINGAN JUMLAH PASIEN YANG MENGALAMI GAG REFLEX DAN TIDAK MENGALAMI GAG REFLEX DALAM PENGAMBILAN FOTO PERIAPIKAL DI INSTALASI RADIOLOGI RSGM BAITURRAHMAH","authors":"Rahma Erin, Widyawati Widyawati, Resti Iswani","doi":"10.33854/JBDJBD.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.92","url":null,"abstract":"Pada teknik pengambilan radiografi periapikal film diletakkan di dalam mulut pasien dalam hal ini akan timbul beberapa masalah dalam pengambilannya, salah satu masalah yang terjadi dalam pengambilan foto tersebut adalah gag reflex atau refleks muntah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan jumlah pasien yang mengalami gag reflex dan tidak mengalami gag reflex dalam pengambilan foto periapikal di Instalansi Radiologi RSGM Baiturrahmah pada tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif, populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang datang ke Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah yang diambil sebanyak 30 pasien sebagai sampel dengan metode total sampling, waktu penelitian pada 20-23 Mei 2017 dan analisis secara deskriptif ditampilkan dengan tabel distribusi frekuensi. Berdasarkan hasil penelitian dari 30 pasien sebanyak 7 orang (23.3%) mengalami gag reflex dimana sebanyak 6 orang (85.7%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh somatik dan 1 orang (14.3%) mengalami gag reflex yang disebabkan oleh psikogenik, dari 7 pasien yang mengalami gag reflex sebanyak 5 orang (71.4%) adalah laki-laki dan 2 orang (28.6%) adalah perempuan dimana sebanyak 3 orang (42.9%) berumur dengan kategori kanak-kanak dan 4 orang (57.1%) berumur dengan kategori remaja akhir dalam pengambilan foto periapikal di Instalasi Radiologi RSGM Baiturrahmah.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121650914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingginya penggunaan antibiotika secara tidak tepat dikalangan masyarakat saat ini, khususnya terapi antibiotika yang digunakan untuk penyakit gigi dan mulut, menyebabkan terjadinya masalah resistensi antibiotika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antibiotika yang paling sensitif terhadap bakteri penyebab periodontitis pada pasien di RSGM Baiturrahmah. Jenis penelitian eksperimental laboratorium, Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2016 dengan lokasi penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, Padang, Sumatera Barat dan bagian Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Baiturrahmah Padang dengan sampel seluruh pasien periodontitis yang datang ke RSGM Baiturrahmah Padang pada yang berjumlah 3 orang yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian dari 5 antibiotik diperoleh 2 antibiotik resisten terhadap bakteri penyebab periodontitis yaitu jenis tetracycline dan gentamisin sedangkan 3 antibiotik yaitu metronidazol, penisilin dan ampisilin terbukti efektif terhadap bakteri penyebab periodontitis dan antibiotik yang paling sensitif adalah penisilin.
{"title":"UJI SENSITIVITAS BEBERAPA ANTIBIOTIKA TERHADAP ISOLAT KURETASE PASIEN PERIODONTITIS YANG DATANG KE RSGM BAITURRAHMAH PADA TAHUN 2016","authors":"Utari Dwi Astuti, Eka Desnita, Busman Busman","doi":"10.33854/JBDJBD.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.91","url":null,"abstract":"Tingginya penggunaan antibiotika secara tidak tepat dikalangan masyarakat saat ini, khususnya terapi antibiotika yang digunakan untuk penyakit gigi dan mulut, menyebabkan terjadinya masalah resistensi antibiotika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antibiotika yang paling sensitif terhadap bakteri penyebab periodontitis pada pasien di RSGM Baiturrahmah. Jenis penelitian eksperimental laboratorium, Penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2016 dengan lokasi penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit Islam Siti Rahmah, Padang, Sumatera Barat dan bagian Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Baiturrahmah Padang dengan sampel seluruh pasien periodontitis yang datang ke RSGM Baiturrahmah Padang pada yang berjumlah 3 orang yang dipilih secara purposive sampling. Hasil penelitian dari 5 antibiotik diperoleh 2 antibiotik resisten terhadap bakteri penyebab periodontitis yaitu jenis tetracycline dan gentamisin sedangkan 3 antibiotik yaitu metronidazol, penisilin dan ampisilin terbukti efektif terhadap bakteri penyebab periodontitis dan antibiotik yang paling sensitif adalah penisilin.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132129961","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yang terjadi di rongga mulut adalah smoker’s melanosis yang mana ciri-cirinya mukosa berwarna kecoklatan yang disebabkan karena meningkatnya produksi melanin oleh sel melanosit, hal ini disebabkan oleh kandungan bahan kimia dalam rokok sangat banyak yaitu sekitar 300 bahan kimia. Unsur-unsur yang penting di dalam rokok antara lain: tar, nikotin, amoniak dan karbon monoksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prevalensi dan distribusi smoker’s melanosis pada buruh bangunan yang perokok di PT. Trikencana Sakti Utama Ketaping. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan pigmentasi gingiva paling banyak dengan skor 3 (satu atau lebih pembentukkan pita kontinu pendek dari pigmentasi gingiva) yaitu 13 orang (43,3%), paling banyak lama merokok yaitu >10 tahun yaitu 22 orang (73,3%), semua buruh menggunakan jenis rokok filter (100%) dan Paling banyak jumlah rokok yang dihisap >20 batang/hari sebanyak 12 orang (40%).
{"title":"PREVALENSI DAN DISTRIBUSI SMOKER’S MELANOSIS PADA BURUH BANGUNAN YANG PEROKOK DI PT.TRIKENCANA SAKTI UTAMA KETAPING","authors":"W. Pratiwi, C. Lestari, Abu Bakar","doi":"10.33854/JBDJBD.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.86","url":null,"abstract":"Salah satu akibat dari kebiasaan merokok yang terjadi di rongga mulut adalah smoker’s melanosis yang mana ciri-cirinya mukosa berwarna kecoklatan yang disebabkan karena meningkatnya produksi melanin oleh sel melanosit, hal ini disebabkan oleh kandungan bahan kimia dalam rokok sangat banyak yaitu sekitar 300 bahan kimia. Unsur-unsur yang penting di dalam rokok antara lain: tar, nikotin, amoniak dan karbon monoksida. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat prevalensi dan distribusi smoker’s melanosis pada buruh bangunan yang perokok di PT. Trikencana Sakti Utama Ketaping. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan pigmentasi gingiva paling banyak dengan skor 3 (satu atau lebih pembentukkan pita kontinu pendek dari pigmentasi gingiva) yaitu 13 orang (43,3%), paling banyak lama merokok yaitu >10 tahun yaitu 22 orang (73,3%), semua buruh menggunakan jenis rokok filter (100%) dan Paling banyak jumlah rokok yang dihisap >20 batang/hari sebanyak 12 orang (40%).","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134442673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Gigi dan mulut merupakan investasi utama bagi kesehatan. Apabila kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan, maka akan menimbulkan masalah pada gigi dan mulut maupun kesehatan secara umum. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak terjadi di masyarakat adalah karies gigi. Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme spesifik penyebab karies gigi. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan penggunaan bahan antimikroba yang berasal dari alam seperti kubis. Kubis (Brassica oleracea L.var capitata L.) merupakan salah satu hasil bumi Indonesia yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kubis dalam pembentukan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada karies (invitro). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Kopertis wilayah X Padang, Sumatera Barat. Konsentrasi ekstrak kubis yang digunakan adalah 15%, 20%, 25% dan 30%. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode disc diffusion dengan mengukur zona hambat yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans oleh ekstrak kubis. Hasil penelitian diuji menggunakan uji Anova, diketahui rerata diameter zona hambat paling besar adalah pada konsentrasi 30% (16,69 mm). Nilai p-value dari hasil tes uji Anova p-value
{"title":"PENGARUH EKSTRAK KUBIS (Brassica oleracea L. var. capitata L.) DALAM PEMBENTUKAN ZONA HAMBAT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Streptococcus mutans PADA KARIES (In Vitro)","authors":"Nisaummahmudah Nisaummahmudah, Kornialia Kornialia, Nurhamidah Nurhamidah","doi":"10.33854/JBDJBD.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.63","url":null,"abstract":"Gigi dan mulut merupakan investasi utama bagi kesehatan. Apabila kesehatan gigi dan mulut sering diabaikan, maka akan menimbulkan masalah pada gigi dan mulut maupun kesehatan secara umum. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang banyak terjadi di masyarakat adalah karies gigi. Streptococcus mutans merupakan salah satu mikroorganisme spesifik penyebab karies gigi. Pencegahan karies dapat dilakukan dengan penggunaan bahan antimikroba yang berasal dari alam seperti kubis. Kubis (Brassica oleracea L.var capitata L.) merupakan salah satu hasil bumi Indonesia yang memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kubis dalam pembentukan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans pada karies (invitro). Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Kopertis wilayah X Padang, Sumatera Barat. Konsentrasi ekstrak kubis yang digunakan adalah 15%, 20%, 25% dan 30%. Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode disc diffusion dengan mengukur zona hambat yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans oleh ekstrak kubis. Hasil penelitian diuji menggunakan uji Anova, diketahui rerata diameter zona hambat paling besar adalah pada konsentrasi 30% (16,69 mm). Nilai p-value dari hasil tes uji Anova p-value","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126988454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyerapan air merupakan salah satu sifat resin komposit yang berpengaruh terhadap kekuatan, daya tahan abrasi, volume dan stabilitas warna. Silane berfungsi untuk membentuk ikatan tahan lama antara bahan organik dan anorganik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan silane pada glass fiber non dental terhadap penyerapan air fiber reinforced composite, jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, dengan sampel penelitian adalah glass fiber non dental dengan silane dan glass fiber nondental tanpa silane serta E-glass fiber dental dengan menggunakan uji Kruskall-Walls.Hasil penelitian menunjukkan rerata penyerapan air dengan nilai rerata terendah pada kelompok fiber non dental dengan silane dan tertinggi pada kelompok fiber non dental tanpa silane,uji Kruskall-Walls didapat nilai p=0,077>0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penambahan silane terhadap penyerapan air fiber reinforced composites dan hasil analisis Mann-Whitney pada data penyerapan air menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok hanya terjadi pada fiber non dental dengan silane dan tanpa silane (p0,05)
{"title":"PENGARUH PENAMBAHAN SILANE PADA GLASS FIBER NON DENTAL TERHADAP PERSENTASE DAN VOLUME PENYERAPAN AIR FIBER REINFORCEDCOMPOSITE","authors":"Friliyan Ladiora, W. Sari, Okmes Fadriyanti","doi":"10.33854/jbdjbd.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/jbdjbd.64","url":null,"abstract":"Penyerapan air merupakan salah satu sifat resin komposit yang berpengaruh terhadap kekuatan, daya tahan abrasi, volume dan stabilitas warna. Silane berfungsi untuk membentuk ikatan tahan lama antara bahan organik dan anorganik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan silane pada glass fiber non dental terhadap penyerapan air fiber reinforced composite, jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium, dengan sampel penelitian adalah glass fiber non dental dengan silane dan glass fiber nondental tanpa silane serta E-glass fiber dental dengan menggunakan uji Kruskall-Walls.Hasil penelitian menunjukkan rerata penyerapan air dengan nilai rerata terendah pada kelompok fiber non dental dengan silane dan tertinggi pada kelompok fiber non dental tanpa silane,uji Kruskall-Walls didapat nilai p=0,077>0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penambahan silane terhadap penyerapan air fiber reinforced composites dan hasil analisis Mann-Whitney pada data penyerapan air menunjukkan perbedaan bermakna antar kelompok hanya terjadi pada fiber non dental dengan silane dan tanpa silane (p0,05)","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125575298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasta gigi berflorida dan tidak berflorida merupakan bahan yang dapat memperkuat dan meremineralisasi gigi serta membantu mencegah karies gigi. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang aplikasi dari pasta gigi berflorida dan tidak berflorida untuk mendapatkan potensi perbandingan dalam remineralisasi gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratori dengan menggunakan penelitian analytic experimental pretest and postest design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gigi premolar yang telah diekstraksi dengan teknik selected sampling. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan. Dimana pada perlakuan kelompok 1 menggunakan 15 gigi dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan pada perlakuan kelompok 2 menggunakan 15 gigi dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi tidak berflorida. Hasil penelitian menunjukan berat gigi sebelum dan sesudah dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan tidak berflorida 1, 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) antara berat gigi sebelum dan setelah dilakukan perendaman. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman gigi didalam larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan tidak berflorida maka semakin tingginya penambahan berat gigi.
{"title":"POTENSI REMINERALISASI PADA PASTA GIGI BERFLORIDA DAN TIDAK BERFLORIDA","authors":"Zulsantritus Zulsantritus, Edrizal Edrizal, Busman Busman","doi":"10.33854/JBDJBD.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.33854/JBDJBD.70","url":null,"abstract":"Pasta gigi berflorida dan tidak berflorida merupakan bahan yang dapat memperkuat dan meremineralisasi gigi serta membantu mencegah karies gigi. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang aplikasi dari pasta gigi berflorida dan tidak berflorida untuk mendapatkan potensi perbandingan dalam remineralisasi gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratori dengan menggunakan penelitian analytic experimental pretest and postest design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah gigi premolar yang telah diekstraksi dengan teknik selected sampling. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan. Dimana pada perlakuan kelompok 1 menggunakan 15 gigi dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan pada perlakuan kelompok 2 menggunakan 15 gigi dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi tidak berflorida. Hasil penelitian menunjukan berat gigi sebelum dan sesudah dilakukan perendaman pada larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan tidak berflorida 1, 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) antara berat gigi sebelum dan setelah dilakukan perendaman. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu perendaman gigi didalam larutan saliva buatan dengan pasta gigi berflorida dan tidak berflorida maka semakin tingginya penambahan berat gigi.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114160157","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}