Nyeri pascaoperasi terjadi karena adanya proses inflamasi yang dapat merangsang reseptor nyeri, yang melepaskan zat kimia berupa histamin, bradikimin, prostaglandin, yang menimbulkan nyeri pada pasien. Tujuan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap penurunan nyeri post operasi sehingga intervensi langsung tentang mobilisasi dini yang berjalan dengan lancar dan kondusif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas nyeri pre bernilai 6 sedangkan rata-rata intensitas nyeri bernilai 4, kemudian hasil uji paired sampel t-test didapatkan þ= 0,000 < α=0,05 sehingga H0 ditolak H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara skala nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini dengan skala nyeri setelah dilakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi, mengurangi aktivasi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. simpulannya terdapat pengaruh pemberian terapi mobilisasi dini untuk mengurangi skala nyeri di RSD Gunung Jati Cirebon dengan nilai p-value 0,003 (< 0,05).
{"title":"PEMBERIAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN NYERI POST OPERASI DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON","authors":"Mutia Agustiani Moonti, Merissa Laora Heryanto, Aditiya Puspanegara, Moch. Didik Nugraha","doi":"10.34305/jppk.v3i01.949","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v3i01.949","url":null,"abstract":"Nyeri pascaoperasi terjadi karena adanya proses inflamasi yang dapat merangsang reseptor nyeri, yang melepaskan zat kimia berupa histamin, bradikimin, prostaglandin, yang menimbulkan nyeri pada pasien. Tujuan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap penurunan nyeri post operasi sehingga intervensi langsung tentang mobilisasi dini yang berjalan dengan lancar dan kondusif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata intensitas nyeri pre bernilai 6 sedangkan rata-rata intensitas nyeri bernilai 4, kemudian hasil uji paired sampel t-test didapatkan þ= 0,000 < α=0,05 sehingga H0 ditolak H1 diterima yang artinya terdapat perbedaan bermakna antara skala nyeri sebelum dilakukan mobilisasi dini dengan skala nyeri setelah dilakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini mempunyai peranan penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi, mengurangi aktivasi mediator kimiawi pada proses peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju saraf pusat. simpulannya terdapat pengaruh pemberian terapi mobilisasi dini untuk mengurangi skala nyeri di RSD Gunung Jati Cirebon dengan nilai p-value 0,003 (< 0,05).","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"116 27","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138609542","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis mengalami perubahan dalam kehidupannya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental, sosial, dan emosional. Banyaknya siswa pesantren yang merupakan korban broken home dan yatim piatu yang mengakibatkan siswa mengalami depresi ringan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam penanggulangan hal tersebut yaitu dengan penyuluhan dan deteksi dini gangguan jiwa pada siswa SMP-SMA di Pesantren Daarussadah. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa di UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Metode pengabdian masyarakat yaitu populasi adalah siswa SMP-SMA di Pesantren Daarussadah dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden, menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada variabel kekuatan dan kesulitan menggunakan Strength and Difficulties Quesitionnaire (SDQ), dan pada deteksi dini ganguan jiwa menggunakan Self Rating Quesitionner (SRQ-2). Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berada pada indikator memiliki gangguan emosional (75%), dan sebagian kecilnya tidak memiliki gangguan emosional (25%). Simpulan menunjukkan adanya perubahan terkait peran serta pendampingan santri dalam menjaga remaja dari gangguna mental.
{"title":"PENYULUHAN DAN DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA PADA SISWA SMP DAN SMA DI PESANTREN DAARUSSAADAH DESAUSPAJAYA KECAMATAN PUSPAHIANG KABUPATEN TASIKMALAYA","authors":"Elis Ma'rifah, Popon Herlina, Resta Mutiara Yudha, Serli Nur Alindra, Mamlukah Mamlukah","doi":"10.34305/jppk.v3i01.795","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v3i01.795","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis mengalami perubahan dalam kehidupannya. Perubahan tersebut meliputi perubahan fisik, mental, sosial, dan emosional. Banyaknya siswa pesantren yang merupakan korban broken home dan yatim piatu yang mengakibatkan siswa mengalami depresi ringan. Salah satu upaya yang dilakukan dalam penanggulangan hal tersebut yaitu dengan penyuluhan dan deteksi dini gangguan jiwa pada siswa SMP-SMA di Pesantren Daarussadah. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan jiwa di UPTD Puskesmas Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya. Metode pengabdian masyarakat yaitu populasi adalah siswa SMP-SMA di Pesantren Daarussadah dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden, menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada variabel kekuatan dan kesulitan menggunakan Strength and Difficulties Quesitionnaire (SDQ), dan pada deteksi dini ganguan jiwa menggunakan Self Rating Quesitionner (SRQ-2). Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden berada pada indikator memiliki gangguan emosional (75%), dan sebagian kecilnya tidak memiliki gangguan emosional (25%). Simpulan menunjukkan adanya perubahan terkait peran serta pendampingan santri dalam menjaga remaja dari gangguna mental.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":" 18","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138613875","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Rahim, Nurce Arifiati, S. Suryani, Santi Sundari Lintang, Agustina Agustina, Rina Veronika
Pada tahun 2022 prevalensi stunting yaitu sebesar 21.6 %, hal ini masih menjadi perhatian di Indonesia. Target RPJMN prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 %. Perlu strategi dan upaya dalam menanggulangi dan menurunkan prevalensi permasalahan stunting. Kader memiliki peran penting dimasyarakat, salah satunya dalam upaya penanggulangans stunting. Maka, peningkatan kapasitas kader posyandu sangat penting dilaksanakan secara rutin. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kader tentang penanggulangans stunting. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dengan pendekatan participatory learning and action (PLA). Sasaran kegiatan ini adalah 30 orang kader. Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan memberikan beberapa materi terkait stunting dan peningkatan keterampilan kader terkait deteksi dini stunting serta komunikasi dan strategi menggerakan masyarakat. Adapun metode penyampaian pelatihan yang digunakan dengan ceramah, diskusi, sumulasi, praktik dan rolepay. Hasil kegiatan pengabdian menunjukan adanya peningkatan pengetahuan kader tentang penanggulangan stunting, deteksi dini anak stunting, serta meningkatnya kemampuan kader dalam berkomunikasi dan strategi menggerakan masyarakat. Setelah pelatihan, Kader yang sudah dilatih, harus menyampaikan pengetahuan dan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama mengedukasi para ibu hamil/balita terkait pencegahan dan penaggulangan stunting.
{"title":"PENINGKATAN KAPASITAS KADER TENTANG PENANGGULANGAN STUNTING DI DESA PAMENGKANG KECAMATAN KRAMATWATU","authors":"F. Rahim, Nurce Arifiati, S. Suryani, Santi Sundari Lintang, Agustina Agustina, Rina Veronika","doi":"10.34305/jppk.v3i01.976","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v3i01.976","url":null,"abstract":"Pada tahun 2022 prevalensi stunting yaitu sebesar 21.6 %, hal ini masih menjadi perhatian di Indonesia. Target RPJMN prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 %. Perlu strategi dan upaya dalam menanggulangi dan menurunkan prevalensi permasalahan stunting. Kader memiliki peran penting dimasyarakat, salah satunya dalam upaya penanggulangans stunting. Maka, peningkatan kapasitas kader posyandu sangat penting dilaksanakan secara rutin. Tujuan pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kader tentang penanggulangans stunting. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dengan pendekatan participatory learning and action (PLA). Sasaran kegiatan ini adalah 30 orang kader. Pengabdian Masyarakat dilakukan dengan memberikan beberapa materi terkait stunting dan peningkatan keterampilan kader terkait deteksi dini stunting serta komunikasi dan strategi menggerakan masyarakat. Adapun metode penyampaian pelatihan yang digunakan dengan ceramah, diskusi, sumulasi, praktik dan rolepay. Hasil kegiatan pengabdian menunjukan adanya peningkatan pengetahuan kader tentang penanggulangan stunting, deteksi dini anak stunting, serta meningkatnya kemampuan kader dalam berkomunikasi dan strategi menggerakan masyarakat. Setelah pelatihan, Kader yang sudah dilatih, harus menyampaikan pengetahuan dan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama mengedukasi para ibu hamil/balita terkait pencegahan dan penaggulangan stunting.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"98 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"138623160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sampah Merupakan material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Sampah terdiri atas sampah organik dan anorganik. Berdasarkan hasil PBL I di Desa Bagawat ada 262 (62%) RT yang membuang sampah ke sungai/parit, ada 128 (30%) RT yang sampahnya di bakar, ada 19 (5%) RT yang membuang sampah ke TPS, ada 11 (3%) RT yang membuang sampah sembarangan. Maka dari itu, salah satu wujud nyata dalam mengatasi masalah tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Desa Bagawat melakukan intervensi program BOS (Bagawat Olah Sampah). Metode yang digunakan adalah intervensi yang dilakukan di Desa Bagawat Kecamatan Selajambe dilaksanakan selama 23 hari dari tanggal 8-31 Agustus 2022. Desain kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi langsung, dan observasi. Metode yang digunakan dalam proses pemecahan masalah menggunakan tahapan Problem Solving Cyle. Identifikasi prioritas masalah menggunakan metode USG. Tujuan untuk Mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah dengan cara fishbone diagram dan how-how diagram. Analisis kelayakan penyelesaian masalah menggunakan force field analysis. Sedangkan instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner pre-test dan post-testdengan jumlah yang mengisi lembar kuesioner sebanyak 19 orang. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis univariat pada setiap variable yang diteliti dan analisis bivariat (Uji Wilcoxon) pada hasil penilaian kuesioner. Hasil berdasarkan analisis kelayakan penyelesaian masalah dengan metode force field analysis diperoleh hasil bahwa alternatif pemecahan masalah yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga di Desa Bagawat melalui kegiatan intervensi program BOS dengan cara mengolah sampah organik sebagai pupuk kompos dan sampah anorganik dibuat sebagai ecobrick. Dalam pelaksanaan kegiatan BOS mayoritas yang datang dalam acara intervensi adalah perangkat desa, dan berpendidikan SMA. Dalam pelaksanaannya peserta dapat menyimak materi dengan baik serta mampu mempraktikkan proses pembuatan ecobrick dan pengomposan. setelah intervensi dilakukan mengenai program BOS, dapat berjalan dengan baik dan berjalan sesuai harapan. Berdasarkan pengolahan data pre-test dan post-test menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,001 atau lebih kecil 0,05 (p<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada peserta antara sebelum dan sesudah dilakukan program intervensi mengenai BOS (Bagawat Olah Sampah).
{"title":"PROBLEM SOLVING CYCLE BAGAWAT OLAH SAMPAH (BOS) INTERVENSI MASALAH SAMPAH DI DESA BAGAWAT KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN 2022","authors":"Hamdan Hamdan, Devina Alvionisa","doi":"10.34305/jppk.v2i02.758","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.758","url":null,"abstract":"Sampah Merupakan material yang dibuang sebagai sisa dari hasil produksi industri maupun rumah tangga. Sampah terdiri atas sampah organik dan anorganik. Berdasarkan hasil PBL I di Desa Bagawat ada 262 (62%) RT yang membuang sampah ke sungai/parit, ada 128 (30%) RT yang sampahnya di bakar, ada 19 (5%) RT yang membuang sampah ke TPS, ada 11 (3%) RT yang membuang sampah sembarangan. Maka dari itu, salah satu wujud nyata dalam mengatasi masalah tersebut, Tim Pengabdian Masyarakat Desa Bagawat melakukan intervensi program BOS (Bagawat Olah Sampah). Metode yang digunakan adalah intervensi yang dilakukan di Desa Bagawat Kecamatan Selajambe dilaksanakan selama 23 hari dari tanggal 8-31 Agustus 2022. Desain kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II) ini menggunakan metode ceramah, demonstrasi langsung, dan observasi. Metode yang digunakan dalam proses pemecahan masalah menggunakan tahapan Problem Solving Cyle. Identifikasi prioritas masalah menggunakan metode USG. Tujuan untuk Mengidentifikasi alternatif penyelesaian masalah dengan cara fishbone diagram dan how-how diagram. Analisis kelayakan penyelesaian masalah menggunakan force field analysis. Sedangkan instrument yang digunakan adalah lembar kuesioner pre-test dan post-testdengan jumlah yang mengisi lembar kuesioner sebanyak 19 orang. Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis univariat pada setiap variable yang diteliti dan analisis bivariat (Uji Wilcoxon) pada hasil penilaian kuesioner. Hasil berdasarkan analisis kelayakan penyelesaian masalah dengan metode force field analysis diperoleh hasil bahwa alternatif pemecahan masalah yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga di Desa Bagawat melalui kegiatan intervensi program BOS dengan cara mengolah sampah organik sebagai pupuk kompos dan sampah anorganik dibuat sebagai ecobrick. Dalam pelaksanaan kegiatan BOS mayoritas yang datang dalam acara intervensi adalah perangkat desa, dan berpendidikan SMA. Dalam pelaksanaannya peserta dapat menyimak materi dengan baik serta mampu mempraktikkan proses pembuatan ecobrick dan pengomposan. setelah intervensi dilakukan mengenai program BOS, dapat berjalan dengan baik dan berjalan sesuai harapan. Berdasarkan pengolahan data pre-test dan post-test menggunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,001 atau lebih kecil 0,05 (p<0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada peserta antara sebelum dan sesudah dilakukan program intervensi mengenai BOS (Bagawat Olah Sampah).","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130013978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bibit Nasrokhatun Diniah, Ahmad Ropii, Abdurozak Abdurozak
Pesantren termasuk dalam salah satu institusi pendidikan yang memiliki potensi risiko tinggi terhadap penularan Covid-19. Pada tahun 2020 bermunculan kluster baru penularan Covid-19 berasal dari lingkungan pendidikan pesantren, termasuk di Kab. Kuningan Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di pesantren dapat dilakukan dengan peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) guna meminimalisir risiko transmisi infeksi dan kontak langsung dengan benda mati matupun dengan sesama santri. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik PHBS para santri-santriyah di pesantren Tsamrotul Inayah. Kegiatan menerapkan teknik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang berpusat pada student center learning (SCL) serta mengkombinasikan antara teori KIE serta praktik simulasi demonstrasi PHBS khususnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang benar. Jumlah peserta sebanyak 40 santri yang diberikan intervensi dan evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan PHBS santri menjadi 80% (meningkat 50%) dan diikuti adanya peningkatan perilaku CTPS dengan benar pada santri sebesar 87,8%. Sikap sebesar 90% (meningkat 45% dari sebelumnya). Seluruh santri mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias dan terlibat aktif dalam proses diskusi serta tanya jawab. Peningkatan pengetahuan tentang pengetahuan santri mengenai PHBS dan peningkatan perilaku CTPS dikarenakan antusiasme santri dalam mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini.
{"title":"PENCEGAHAN PENULARAN TRANSMISI INFEKSI COVID-19 DENGAN PENINGKATAN PHBS PADA SANTRI PESANTREN TSAMROTUL INAYAH KAB. KUNINGAN","authors":"Bibit Nasrokhatun Diniah, Ahmad Ropii, Abdurozak Abdurozak","doi":"10.34305/jppk.v2i02.761","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.761","url":null,"abstract":"Pesantren termasuk dalam salah satu institusi pendidikan yang memiliki potensi risiko tinggi terhadap penularan Covid-19. Pada tahun 2020 bermunculan kluster baru penularan Covid-19 berasal dari lingkungan pendidikan pesantren, termasuk di Kab. Kuningan Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian Covid-19 di pesantren dapat dilakukan dengan peningkatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) guna meminimalisir risiko transmisi infeksi dan kontak langsung dengan benda mati matupun dengan sesama santri. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan praktik PHBS para santri-santriyah di pesantren Tsamrotul Inayah. Kegiatan menerapkan teknik pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yang berpusat pada student center learning (SCL) serta mengkombinasikan antara teori KIE serta praktik simulasi demonstrasi PHBS khususnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang benar. Jumlah peserta sebanyak 40 santri yang diberikan intervensi dan evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan PHBS santri menjadi 80% (meningkat 50%) dan diikuti adanya peningkatan perilaku CTPS dengan benar pada santri sebesar 87,8%. Sikap sebesar 90% (meningkat 45% dari sebelumnya). Seluruh santri mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias dan terlibat aktif dalam proses diskusi serta tanya jawab. Peningkatan pengetahuan tentang pengetahuan santri mengenai PHBS dan peningkatan perilaku CTPS dikarenakan antusiasme santri dalam mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini. ","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132680717","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anggi Putri Aria Gita, Nella Tri Surya, Aryanti Seyaningsih
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. Akselerasi penurunan kasus stunting butuh keterlibatan tenaga dan kader kesehatan terlatih serta kerjasama seluruh sasaran program stunting. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan posyandu terkait stunting melalui rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting”. Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada kader kesehatan posyandu Kecamatan Gondangrejo, kegiatan pelatihan dilakukan kepada 10 kader posyandu. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan mengukur hasil pretest dan postest. Uji statistik yang digunakan adalah uji T untuk mengetahui perbedaan pre dan post edukasi rancangbangun. Hasil bahwa ada perbedaan pengetahuan kader terkait stunting sebelum dan sesudah dilakukan edukasi tentang aplikasi rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting” (p value = <0,001). Nilai pengetahuan dari hasil pre-test dengan rata-rata sebesar 41,0 dan setelah dilakukan edukasi meningkat menjadi 67,0 dari nilai maksimum 80. Edukasi tentang aplikasi rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting” berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan kader kesehatan.
{"title":"EDUKASI RANCANGBANGUN APLIKASI GOSTING (GET INFO OF STUNTING) PADA KADER POSYANDU KECAMATAN GONDANGREJO","authors":"Anggi Putri Aria Gita, Nella Tri Surya, Aryanti Seyaningsih","doi":"10.34305/jppk.v2i02.730","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.730","url":null,"abstract":"Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 21,6% pada tahun 2022. Akselerasi penurunan kasus stunting butuh keterlibatan tenaga dan kader kesehatan terlatih serta kerjasama seluruh sasaran program stunting. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan posyandu terkait stunting melalui rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting”. Pengabdian masyarakat ini dilakukan pada kader kesehatan posyandu Kecamatan Gondangrejo, kegiatan pelatihan dilakukan kepada 10 kader posyandu. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan mengukur hasil pretest dan postest. Uji statistik yang digunakan adalah uji T untuk mengetahui perbedaan pre dan post edukasi rancangbangun. Hasil bahwa ada perbedaan pengetahuan kader terkait stunting sebelum dan sesudah dilakukan edukasi tentang aplikasi rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting” (p value = <0,001). Nilai pengetahuan dari hasil pre-test dengan rata-rata sebesar 41,0 dan setelah dilakukan edukasi meningkat menjadi 67,0 dari nilai maksimum 80. Edukasi tentang aplikasi rancangbangun aplikasi gosting “Get info of Stunting” berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan kader kesehatan.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129760033","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap proses penanganan masalah hipertensi, terkadang seseorang mengalami kecemasan karena berbagai penyakit yang di derita tidak kunjung sembuh bahkan semakin memburuk, hal ini membuat harapan untuk sembuh menjadi sangat tipis, menjadikan penderita merasa cemas. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat yakni memberikan dampak baik terhadap penurunan penyakit hipertensi dalam terapi psikologis yang diberikan langsung terhadap penderita. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menghitung pre dan post tekanan darah dengan hasil uji paired t-test nilai p didapatkan p-value 0,000 < α=0,05 yang berarti ada pengaruh. Rata-rata tingkat kecemasan sebelum diberikan intervensi adalah 14,40 (kecemasan berat) dan sesudah diberikan intervensi 10,05 (kecemasan sedang). Kesimpulan pengabdian masyarakat adalah dapat diaplikasikan oleh penderita sebagai alternatif relaksasi dengan terapi kognitif selama 2 hari dengan waktu 15-20 menit perhari untuk menurunkan tingkat kecemasan yang terjadi pada penderita hipertensi.
{"title":"TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI","authors":"Mutia Agustiani Moonti, Moch. Didik Nugraha, Merissa Laora Heryanto, R. Suhada, Aditiya Puspanegara","doi":"10.34305/jppk.v2i02.663","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.663","url":null,"abstract":"Faktor psikologis sangat berpengaruh terhadap proses penanganan masalah hipertensi, terkadang seseorang mengalami kecemasan karena berbagai penyakit yang di derita tidak kunjung sembuh bahkan semakin memburuk, hal ini membuat harapan untuk sembuh menjadi sangat tipis, menjadikan penderita merasa cemas. Tujuan dilakukan pengabdian masyarakat yakni memberikan dampak baik terhadap penurunan penyakit hipertensi dalam terapi psikologis yang diberikan langsung terhadap penderita. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan menghitung pre dan post tekanan darah dengan hasil uji paired t-test nilai p didapatkan p-value 0,000 < α=0,05 yang berarti ada pengaruh. Rata-rata tingkat kecemasan sebelum diberikan intervensi adalah 14,40 (kecemasan berat) dan sesudah diberikan intervensi 10,05 (kecemasan sedang). Kesimpulan pengabdian masyarakat adalah dapat diaplikasikan oleh penderita sebagai alternatif relaksasi dengan terapi kognitif selama 2 hari dengan waktu 15-20 menit perhari untuk menurunkan tingkat kecemasan yang terjadi pada penderita hipertensi.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127124888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Rahim, Fuad Hilmi Sudasman, Ade Listyana, A. Hidayat, Dyah Ophilia Putri
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Perilaku masyarakat Desa Sindanghayu Kecamatan Beber dalam mengolah sampah yaitu dibakar sebanyak 83,8%. Melakukan pemberdayaan cara mengolah sampah dilingkungan masyarakat. Kegiatan peningkatan pengolahan sampah dilakukan di Desa Sindanghayu Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon. Peserta adalah masyarakat dan karang taruna di Desa tesebut sebanyak 30 orang. Metode pelaksanaan intervensi yaitu dengan melakukan beberapa tahapan advokasi, pembuatan dan dan pemasangan banner, melaksanakan kegiatan penyuluhan, pembentukan Panitia. Penggiling, merealisasikan Gerak Sajadah, pembentukan dan peletakan TPS 3. Pelaksanaan kegiatan Gerak Sajadah (Gerak Langkah Warga Sedekah, Sampah menjadi Berkah) dilakukan dimulai dari pengumpulan sampah yang dibantu oleh masyarakat Desa Sindanghayu dan digabungkan dengan sampah-sampah yang telah dikumpulkan pada saat kerja bakti, penyuluhan dan kegiatan intervensi lainna. Hasilnya diserahkan ke pengepul sampah untuk di daur ulang. Kegiatan intervensi tersebut memiliki dampak terhadap peningkatan pengetahuan sebanyak 13,82% pada peserta yaitu adanya perubahan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai pengolahan sampah.
废物是一种从人类活动的来源或自然过程中丢弃或丢弃的物质,这些物质没有任何经济价值。Sindanghayu村处理垃圾的行为被烧毁了83.8%。对社区垃圾进行赋权处理。西雷邦县新丹加尤村(Sindanghayu street of Cirebon)发生了大规模的垃圾处理事件。参与者是30个村庄的社区和学员礁。干预措施的实施方法包括不同阶段的宣传、制作和安装横幅、开展教育活动和成立委员会。磨床,实现步法,编队和部署3。执行慈善活动(慈善公民的步伐,垃圾成为一种祝福)始于新丹加豪村的垃圾收集,并与其他慈善工作、教育和其他干预活动收集的垃圾结合在一起。这些结果被提交给垃圾填埋场进行回收。这些干预措施对参与者的知识增加了13.82%,即在对垃圾处理的教育之前和之后发生了变化。
{"title":"KEGIATAN GERAK SAJADAH SEBAGAI INTERVENSI PENANGGULANGAN PERMASALAHAN SAMPAH DI KABUPATEN CIREBON","authors":"F. Rahim, Fuad Hilmi Sudasman, Ade Listyana, A. Hidayat, Dyah Ophilia Putri","doi":"10.34305/jppk.v2i02.745","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.745","url":null,"abstract":"Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Perilaku masyarakat Desa Sindanghayu Kecamatan Beber dalam mengolah sampah yaitu dibakar sebanyak 83,8%. Melakukan pemberdayaan cara mengolah sampah dilingkungan masyarakat. Kegiatan peningkatan pengolahan sampah dilakukan di Desa Sindanghayu Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon. Peserta adalah masyarakat dan karang taruna di Desa tesebut sebanyak 30 orang. Metode pelaksanaan intervensi yaitu dengan melakukan beberapa tahapan advokasi, pembuatan dan dan pemasangan banner, melaksanakan kegiatan penyuluhan, pembentukan Panitia. Penggiling, merealisasikan Gerak Sajadah, pembentukan dan peletakan TPS 3. Pelaksanaan kegiatan Gerak Sajadah (Gerak Langkah Warga Sedekah, Sampah menjadi Berkah) dilakukan dimulai dari pengumpulan sampah yang dibantu oleh masyarakat Desa Sindanghayu dan digabungkan dengan sampah-sampah yang telah dikumpulkan pada saat kerja bakti, penyuluhan dan kegiatan intervensi lainna. Hasilnya diserahkan ke pengepul sampah untuk di daur ulang. Kegiatan intervensi tersebut memiliki dampak terhadap peningkatan pengetahuan sebanyak 13,82% pada peserta yaitu adanya perubahan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai pengolahan sampah.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125059975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah anak pendek (stunting) menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Adanya kasus Stunting di Desa Kutawaringin diperlukan program pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat menekan angka stunting dan memberdayakan masyarakkat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam di wilayah lokus stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya mendorong pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman dengan menggunakan pangan lokal sebagai dasar ketahanan pangan bagi rumah tangga di daerah Desa Kutawaringin.di Desa Kutawaringin Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di Desa Kutawaringin dengan sasaran 24 ibu yang memiliki balita baik yang stunting atau bukan stunting. Metode yang digunakan dalam melakukan kegitan ini yaitu metode kuantitatif dengan cara mengisi kuesoner pre – test dan post – test. Analisis data menggunakan perhitungan Wilcoxon dengan nilai a = 0,05. Hasil nilai rata-rata peserta kegiatan penyuluhan stunting mengalami peningkatan dari 2,71 menjadi 2,96 setelah diberikan penyuluhan. Pada Uji Wicoxon didapatkan p value=0,034, artinya ada perbedaan pengetahuan pada peserta antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai stunting. Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting setelah di berikan penyuluhan stunting. Masyarakat mengetahui nilai gizi pada MP-ASI menggunakan pangan lokal.
{"title":"PENYULUHAN STUNTING DAN PEMBUATAN MP-ASI BERBASIS PANGAN LOKAL PADA IBU YANG MEMILIKI BALITA PADA DAERAH LOKUS STUNTING DI DESA KUTAWARINGIN KECAMATAN SELAJAMBE KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Icca Stella Amalia, Ahmad Ropii, Almalida Sinta Mutiara, Evita Sukmawati, Erika Diyanti","doi":"10.34305/jppk.v2i02.739","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.739","url":null,"abstract":"Masalah anak pendek (stunting) menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian, perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Adanya kasus Stunting di Desa Kutawaringin diperlukan program pengabdian masyarakat yang diharapkan dapat menekan angka stunting dan memberdayakan masyarakkat untuk mengkonsumsi pangan yang beragam di wilayah lokus stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya mendorong pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, dan aman dengan menggunakan pangan lokal sebagai dasar ketahanan pangan bagi rumah tangga di daerah Desa Kutawaringin.di Desa Kutawaringin Kecamatan Selajambe Kabupaten Kuningan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di Desa Kutawaringin dengan sasaran 24 ibu yang memiliki balita baik yang stunting atau bukan stunting. Metode yang digunakan dalam melakukan kegitan ini yaitu metode kuantitatif dengan cara mengisi kuesoner pre – test dan post – test. Analisis data menggunakan perhitungan Wilcoxon dengan nilai a = 0,05. Hasil nilai rata-rata peserta kegiatan penyuluhan stunting mengalami peningkatan dari 2,71 menjadi 2,96 setelah diberikan penyuluhan. Pada Uji Wicoxon didapatkan p value=0,034, artinya ada perbedaan pengetahuan pada peserta antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan mengenai stunting. Terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat tentang stunting setelah di berikan penyuluhan stunting. Masyarakat mengetahui nilai gizi pada MP-ASI menggunakan pangan lokal. ","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115639618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Merissa Laora Heryanto, Putri Bunga Amelia, Anggun Tismatul Khasanah, Evi Oktaviani
Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024). Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk menerapkan media leaflet sebagai persiapan perencanaan kehamilan. Jumlah peserta sebanyak 32 orang. Metode pengabdian masyarakat ini menggunakan penyuluhan/metode ceramah, sebelum peserta mendapatkan penyuluhan, peserta terlebih dahulu diberikan pretest kemudian diberikan posttest. Analisa data menggunakan uji T Dependen untuk mengetahui kenaikan pretest dan postest nya. hasil pretest sebagian besar pengetahuan peserta kurang yaitu sebesar 65,6%, sedangkat pada hasil postest Sebagian besar peserta pengetahuannya Baik 59,4%. Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil Pretest dan hasil Posttest. Kesimpulannya yaitu adanya peningkatan pengetahuan memakai media leaflet sebagai persiapan perencanaan kehamilan.
{"title":"PENERAPAN MEDIA LEAFLET SEBAGAI PERSIAPAN PERENCANAAN KEHAMILAN","authors":"Merissa Laora Heryanto, Putri Bunga Amelia, Anggun Tismatul Khasanah, Evi Oktaviani","doi":"10.34305/jppk.v2i02.759","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jppk.v2i02.759","url":null,"abstract":"Angka Kematian Ibu (AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup, belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024). Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk menerapkan media leaflet sebagai persiapan perencanaan kehamilan. Jumlah peserta sebanyak 32 orang. Metode pengabdian masyarakat ini menggunakan penyuluhan/metode ceramah, sebelum peserta mendapatkan penyuluhan, peserta terlebih dahulu diberikan pretest kemudian diberikan posttest. Analisa data menggunakan uji T Dependen untuk mengetahui kenaikan pretest dan postest nya. hasil pretest sebagian besar pengetahuan peserta kurang yaitu sebesar 65,6%, sedangkat pada hasil postest Sebagian besar peserta pengetahuannya Baik 59,4%. Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara hasil Pretest dan hasil Posttest. Kesimpulannya yaitu adanya peningkatan pengetahuan memakai media leaflet sebagai persiapan perencanaan kehamilan.","PeriodicalId":432198,"journal":{"name":"Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122929486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}