Kemajuan teknologi informasi selalu berkembang, sehingga transaksi jual beli online meningkat, jumlah kasus penipuan transaksi online turut meningkat pula. Untuk itu diperlukan media penyampai informasi yang menarik dan mudah dipahami berupa animasi 2d. Animasi ini bertujuan menginformasikan ke pelaku jual beli akun game online cara transaksi jual beli akun game online sebagai upaya pencegahan penipuan. Perancangan animasi ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif lalu data diolah secara deskriptif. Konsep desain dengan keyword "Safety dynamical transaction" telah dihasilkan dengan metode tersebut. Animasi ini dirancang sebagai media penyampai informasi yang efektif dan informatif cara transaksi jual beli akun game online yang aman.
{"title":"Pencegahan Penipuan dalam Transaksi Jual-Beli Game Online dengan Media Animasi","authors":"Romi Pratama, Widyasari Widyasari, Diana Aqidatun Nisa","doi":"10.26858/i.v6i1.32861","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.32861","url":null,"abstract":"Kemajuan teknologi informasi selalu berkembang, sehingga transaksi jual beli online meningkat, jumlah kasus penipuan transaksi online turut meningkat pula. Untuk itu diperlukan media penyampai informasi yang menarik dan mudah dipahami berupa animasi 2d. Animasi ini bertujuan menginformasikan ke pelaku jual beli akun game online cara transaksi jual beli akun game online sebagai upaya pencegahan penipuan. Perancangan animasi ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif lalu data diolah secara deskriptif. Konsep desain dengan keyword \"Safety dynamical transaction\" telah dihasilkan dengan metode tersebut. Animasi ini dirancang sebagai media penyampai informasi yang efektif dan informatif cara transaksi jual beli akun game online yang aman.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128565417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research aims to describe the development of video tutorials for learning to draw natural objects for students of class VII SMPN 1 Tonra. This research is a type of research and development (R&D). Development models use 4D models consisting of Define (definition), Design (design), Develop (development), Dissemination (dissemination). But in this study it only reached the stage of Develop. From the results of assessments or validations conducted by material experts and media experts on the resulting video tutorial media, obtained a rating score of 95.15% from material experts, and 89.7% from media experts. Based on the results obtained, it can be concluded that the video tutorial media for learning to draw nature is worth using and developing, and is expected to help teachers and students in the learning process.Keywords: learning media, video tutorials, drawing natural objects. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Tonra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan menggunakan model 4D yang terdiri dari Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), Dissemination (penyebarluasan). Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap Develop. Dari hasil penilaian atau validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media terhadap media video tutorial yang dihasilkan, diperoleh skor penilaian sebesar 95,15% dari ahli materi, dan 89,7% dari ahli media. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa media video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda ini layak digunakan dan dikembangkan, serta diharapkan dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.Kata kunci : media pembelajaran, video tutorial, menggambar alam benda.
本研究旨在描述SMPN 1 Tonra七班学生学习绘制自然物体的视频教程的开发。这种研究是一种研究与开发(R&D)。开发模型采用由Define(定义)、Design(设计)、Develop(开发)、Dissemination(传播)组成的4D模型。但本研究仅停留在发展阶段。从材料专家和媒体专家对制作的视频教程媒体进行评估或验证的结果来看,材料专家的评分为95.15%,媒体专家的评分为89.7%。根据所获得的结果,可以得出结论,学习自然绘画的视频教程媒体是值得使用和开发的,并且有望在学习过程中帮助教师和学生。关键词:学习媒体,视频教程,绘制自然物。摘要:penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan视频教程untuk penbelajaran menggambar alam benda bagi peserta didik kelas 7 SMPN 1 Tonra。Penelitian ini merupakan jenis Penelitian dan pengembangan atau研发(R&D)。定义(pendefinisian)、设计(perancangan)、开发(pengembangan)、传播(penyebarluasan)。Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap Develop。中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat dispulkan bahwa媒体视频教程untuk pembelajaran menggambar alam benda ini layak digunakan dan dikembangkan, serta diharapkan dapat membantu pendididik dan peserta didik dalam propbelajan。卡塔昆奇:媒体,视频教程,梦干吧,警报。
{"title":"Penggunaan Model 4D dalam Pembuatan Video Tutorial Menggambar Alam Benda di SMP Negeri 1 Tonra","authors":"A. Rafida, A. Ahmad, Ali Ahmad Muhdy","doi":"10.26858/i.v6i1.30307","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.30307","url":null,"abstract":"This research aims to describe the development of video tutorials for learning to draw natural objects for students of class VII SMPN 1 Tonra. This research is a type of research and development (R&D). Development models use 4D models consisting of Define (definition), Design (design), Develop (development), Dissemination (dissemination). But in this study it only reached the stage of Develop. From the results of assessments or validations conducted by material experts and media experts on the resulting video tutorial media, obtained a rating score of 95.15% from material experts, and 89.7% from media experts. Based on the results obtained, it can be concluded that the video tutorial media for learning to draw nature is worth using and developing, and is expected to help teachers and students in the learning process.Keywords: learning media, video tutorials, drawing natural objects. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda bagi peserta didik kelas VII SMPN 1 Tonra. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Model pengembangan menggunakan model 4D yang terdiri dari Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop (pengembangan), Dissemination (penyebarluasan). Namun pada penelitian ini hanya sampai pada tahap Develop. Dari hasil penilaian atau validasi yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli media terhadap media video tutorial yang dihasilkan, diperoleh skor penilaian sebesar 95,15% dari ahli materi, dan 89,7% dari ahli media. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa media video tutorial untuk pembelajaran menggambar alam benda ini layak digunakan dan dikembangkan, serta diharapkan dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran.Kata kunci : media pembelajaran, video tutorial, menggambar alam benda.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129962081","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Wayang sasak merupakan kesenian tradisi suku sasak yang berbetuk wayang kulit. Seperti kesenian pertunjukan pada umumnya, kesenian ini kerap kali ditampilkan pada acara-acara adat suku sasak baik pernikahan, hitanan, dan acara syukuran lainnya. Semenjak hadirnya wabah covid-19 di tahun 2019 sampai sekarang membuat tatanan kehidupan manusia diseluruh dunia berubah dengan dibatasinya aktivitas social secara langsung sehingga berdampak pada berhentinya kegiatan seni pertunjukan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi kesenian wayang sasak dimasa pandemic covid-19 dengan studi kasus di sanggar wayang sasak Ajar Wali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, mendiskripsikan informasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumen. Sumber data didapatkan melalui wawancara langsung dan observasi di dukung dengan data-data kegiatan pementasan yang mengambil studi kasus di kesenian wayang Ajar Wali.
{"title":"Eksistensi Kesenian Wayang Sasak Ajar Wali di Masa Pandemi Covid-19","authors":"Muhammad Arfa, Sunardy Kasim","doi":"10.26858/i.v6i1.32621","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.32621","url":null,"abstract":"Wayang sasak merupakan kesenian tradisi suku sasak yang berbetuk wayang kulit. Seperti kesenian pertunjukan pada umumnya, kesenian ini kerap kali ditampilkan pada acara-acara adat suku sasak baik pernikahan, hitanan, dan acara syukuran lainnya. Semenjak hadirnya wabah covid-19 di tahun 2019 sampai sekarang membuat tatanan kehidupan manusia diseluruh dunia berubah dengan dibatasinya aktivitas social secara langsung sehingga berdampak pada berhentinya kegiatan seni pertunjukan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana eksistensi kesenian wayang sasak dimasa pandemic covid-19 dengan studi kasus di sanggar wayang sasak Ajar Wali. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, mendiskripsikan informasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumen. Sumber data didapatkan melalui wawancara langsung dan observasi di dukung dengan data-data kegiatan pementasan yang mengambil studi kasus di kesenian wayang Ajar Wali.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130272800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Museum Wayang Kekayon merupakan salah satu museum yang berperan penting dalam pelestarian kesennian wayang. Sebagai ruang publik yang menyimpan wayang-wayang dari berbagai daerah khususnya dari jawa, Museum Wayang Kekayon mengelola koleksinya sebagai bagian dari perawatan dan pengarsipan karya. Pengelolaan terhadap koleksi karya seni sangat penting dilakukan untuk menjaga kualitas karya yang dipamerkan dalam museum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Museum Wayang Kekayon sebagai museum pelestarian budaya mengelola koleksi kesenian wayang mereka dan menjadi warisan budaya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan observasi lapangan untuk mendapatkan data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki oleh Museum Wayang Kekayon beragam yang berasal dari 90% koleksi pribadi dan sebagian lainnya berasal dari hibah dan titipan. Perawatan dilakukan secara tradisional tanpa perawatan dengan bahan-bahan khusus dan menggunakan proses Mutrani apabila koleksi wayang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Kemudian pengelolaan lainnya dilakukan pencatatan dan pendokumentasian bahan, ukuran dan keterangan lainnya secara jelas. Sehingga data tersebut dapat digunakan di berbagai aspek seperti arsip pribadi, sarana informasi, edukasi, penelitian dan lain-lain.
{"title":"Pengelolaan Koleksi Museum Wayang Kekayon Sebagai Ruang Pelestarian Seni Budaya","authors":"Fariz Al Hazmi, Herdina Rizki Damayanti","doi":"10.26858/i.v6i1.32734","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.32734","url":null,"abstract":"Museum Wayang Kekayon merupakan salah satu museum yang berperan penting dalam pelestarian kesennian wayang. Sebagai ruang publik yang menyimpan wayang-wayang dari berbagai daerah khususnya dari jawa, Museum Wayang Kekayon mengelola koleksinya sebagai bagian dari perawatan dan pengarsipan karya. Pengelolaan terhadap koleksi karya seni sangat penting dilakukan untuk menjaga kualitas karya yang dipamerkan dalam museum. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana Museum Wayang Kekayon sebagai museum pelestarian budaya mengelola koleksi kesenian wayang mereka dan menjadi warisan budaya. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan observasi lapangan untuk mendapatkan data secara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi yang dimiliki oleh Museum Wayang Kekayon beragam yang berasal dari 90% koleksi pribadi dan sebagian lainnya berasal dari hibah dan titipan. Perawatan dilakukan secara tradisional tanpa perawatan dengan bahan-bahan khusus dan menggunakan proses Mutrani apabila koleksi wayang sudah rusak dan tidak bisa diperbaiki. Kemudian pengelolaan lainnya dilakukan pencatatan dan pendokumentasian bahan, ukuran dan keterangan lainnya secara jelas. Sehingga data tersebut dapat digunakan di berbagai aspek seperti arsip pribadi, sarana informasi, edukasi, penelitian dan lain-lain.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114805092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara deskriptif pertunjukan dan fungsi barzanji pada prosesi acara “Menre Mola Baru” sebagai salah-satu musik tradisional masyarakat bugis di dusun Tinco, kecamatan Lalabata, kabupaten Soppeng. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan cara mereduksi data, display dan selanjutnya verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan prosesi pelaksanaan upacara barazanji dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap yakni : (1)Persiapan, (2) Pembacaan doa dan Arrawi, (3) Pembacaan Assaraka. Tahap persiapan dilakukan dengan berdiri yang dilakukan oleh imam diikuti oleh seluruh anggota barazanji dengan membentuk posisi memanjang dan saling berhadapan. Pembacaan doa dan Arrawi dipimpin oleh imam sebagai tanda dimulainya barzanji. Selanjutnya pembacaan arrawi yang dilakukan tanpa melodi (seperti membaca biasa). Bacaan berisi riwayat singkat keseharian Rasulullah SAW. Selanjutnya tahap pembacaan Assaraka. Pembacaan assaraka dimulai dengan Imam sendiri yang melantunkan kalimat “falamma ana awanu maulidihil”. Lantunan lafadz ini dinyanyikan dengan pola melodi khas barazanji yang selanjutnya dilantungkan secara bersama-sama (unisono). Pembacaan assaraka ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan penyajian yakni: (1)dinyanyikan secara bersama-sama, (2)dinyanyikan secara bergantian, (3) doa penutup. Tahap dinyanyikan secara bersama-sama dilakukan pada bait awal syair barazanji awal, sedangkan di bagian pertengahan syair dinyanyikan secara bergantian oleh pelaku barzanji. Terakhir doa penutup yang dipimpin oleh imam dengan doa yang dilantungkan dalam bahasa bugis. Adapun fungsi barzanji pada acara menre bola baru di dusun Tinco meliputi: sistem proyeksi, sebagai alat pengesahan antara pranata-panata dan lebaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, kesinambungan budaya, serta fungsi hiburanKata kunci : Barazanji, Musik Iringan, Fungsi, Menre Bola Baru
{"title":"Barazanji Asaraka: Musik Iringan dalam Acara “Menre Mola Baru” di Dusun Tinco, Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng","authors":"Andi Ihsan, M. Padil","doi":"10.26858/i.v6i1.32929","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.32929","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan secara deskriptif pertunjukan dan fungsi barzanji pada prosesi acara “Menre Mola Baru” sebagai salah-satu musik tradisional masyarakat bugis di dusun Tinco, kecamatan Lalabata, kabupaten Soppeng. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang selanjutnya dianalisis dengan cara mereduksi data, display dan selanjutnya verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan prosesi pelaksanaan upacara barazanji dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap yakni : (1)Persiapan, (2) Pembacaan doa dan Arrawi, (3) Pembacaan Assaraka. Tahap persiapan dilakukan dengan berdiri yang dilakukan oleh imam diikuti oleh seluruh anggota barazanji dengan membentuk posisi memanjang dan saling berhadapan. Pembacaan doa dan Arrawi dipimpin oleh imam sebagai tanda dimulainya barzanji. Selanjutnya pembacaan arrawi yang dilakukan tanpa melodi (seperti membaca biasa). Bacaan berisi riwayat singkat keseharian Rasulullah SAW. Selanjutnya tahap pembacaan Assaraka. Pembacaan assaraka dimulai dengan Imam sendiri yang melantunkan kalimat “falamma ana awanu maulidihil”. Lantunan lafadz ini dinyanyikan dengan pola melodi khas barazanji yang selanjutnya dilantungkan secara bersama-sama (unisono). Pembacaan assaraka ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan penyajian yakni: (1)dinyanyikan secara bersama-sama, (2)dinyanyikan secara bergantian, (3) doa penutup. Tahap dinyanyikan secara bersama-sama dilakukan pada bait awal syair barazanji awal, sedangkan di bagian pertengahan syair dinyanyikan secara bergantian oleh pelaku barzanji. Terakhir doa penutup yang dipimpin oleh imam dengan doa yang dilantungkan dalam bahasa bugis. Adapun fungsi barzanji pada acara menre bola baru di dusun Tinco meliputi: sistem proyeksi, sebagai alat pengesahan antara pranata-panata dan lebaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial, kesinambungan budaya, serta fungsi hiburanKata kunci : Barazanji, Musik Iringan, Fungsi, Menre Bola Baru","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"174 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120834990","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Noken ialah tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui sebagai warisan budaya asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi tergantung kondisi habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari dataran rendah atau pesisir. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan praktek tradisional pembuatan noken dari serat daun Nanas (Ananas sp.) oleh masyarakat suku Mee di kampung Kaliharapan Nabire. Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapang. Variabel penelitian meliputi seleksi dan pengambilan daun nanas, jenis nanas, pemisahan serat daun, pengeringan, pewarnaan, dan penganyaman serat nanas menjadi rajutan noken, serta ukuran dan harga noken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat noken suku Mee berasal dari dua jenis nanas, yaitu Abicaxi dan Red Spanish. Daun nanas tua dipetik dengan intensitas tidak lebih dari 25% dan 35 % per tanaman setelah buahnya dipanen, dikumpulkan, diikat dan diangkut kerumah, diseleksi dan dihilangkan durinya dengan pisau. Daun segar, digaruk-garuk dari pangkal ke ujung satu arah menggunakan alat sederhana, pengaris besi yang dibengkokkan menyerupai garpu tala, guna menghancurkan kutikula daun. Serat disatukan dan ditarik dengan tangan, kemudian serat di jemur (digantung) dibawah sinar matahari, selama 12 jam, sampai kering (berwarna terang). Serat dipilin manual diatas paha dengan tangan sampai menjadi serat benang nanas, kemudian dirajut menggunakan jarum payung menjadi noken. Kunyit untuk warna kuning, daun bayam untuk hijau dan biji binahong untuk merah adalah pewarna alami dan kusumba untuk pewarna sintetis. Ukuran noken dikelompokkan menjadi tiga, besar, sedang dan kecil, dengan harga dari Rp 50.000 – 200.000, tergantung ukuran dan motif, polos dan bermotif. Noken memberikan pekerjaan informal dan penghasilan tambahan bagi perempuan masyarakat suku Mee.
{"title":"Pembuatan Noken Serat Daun Nanas (Ananas Sp) oleh Suku Mee di Kaliharapan Nabire-Papua","authors":"W. Wahyudi, Novita Yogi, Donny Aristoe Djitmau","doi":"10.26858/i.v6i1.31912","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.31912","url":null,"abstract":"Noken ialah tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui sebagai warisan budaya asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi tergantung kondisi habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari dataran rendah atau pesisir. Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan praktek tradisional pembuatan noken dari serat daun Nanas (Ananas sp.) oleh masyarakat suku Mee di kampung Kaliharapan Nabire. Penelitian ini dirancang dengan metode deskriptif dengan teknik wawancara dan observasi lapang. Variabel penelitian meliputi seleksi dan pengambilan daun nanas, jenis nanas, pemisahan serat daun, pengeringan, pewarnaan, dan penganyaman serat nanas menjadi rajutan noken, serta ukuran dan harga noken. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serat noken suku Mee berasal dari dua jenis nanas, yaitu Abicaxi dan Red Spanish. Daun nanas tua dipetik dengan intensitas tidak lebih dari 25% dan 35 % per tanaman setelah buahnya dipanen, dikumpulkan, diikat dan diangkut kerumah, diseleksi dan dihilangkan durinya dengan pisau. Daun segar, digaruk-garuk dari pangkal ke ujung satu arah menggunakan alat sederhana, pengaris besi yang dibengkokkan menyerupai garpu tala, guna menghancurkan kutikula daun. Serat disatukan dan ditarik dengan tangan, kemudian serat di jemur (digantung) dibawah sinar matahari, selama 12 jam, sampai kering (berwarna terang). Serat dipilin manual diatas paha dengan tangan sampai menjadi serat benang nanas, kemudian dirajut menggunakan jarum payung menjadi noken. Kunyit untuk warna kuning, daun bayam untuk hijau dan biji binahong untuk merah adalah pewarna alami dan kusumba untuk pewarna sintetis. Ukuran noken dikelompokkan menjadi tiga, besar, sedang dan kecil, dengan harga dari Rp 50.000 – 200.000, tergantung ukuran dan motif, polos dan bermotif. Noken memberikan pekerjaan informal dan penghasilan tambahan bagi perempuan masyarakat suku Mee.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122496049","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai aspek tentang perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan, yakni di Kete’Kesu, Toraja Utara. Sumber data penelitian ini adalah: (1) perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu yang berjumlah 33 orang; (2) tokoh dan warga masyarakat Kete’ Kesu yang berjumlah 12 orang; dan (3) artefak berupa ukiran kayu yang dihasilkan oleh para perempuan pengukir tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perempuan pengukir kayu tradisional yang bermukim di Kete’Kesu memiliki latar belakang yang beragam dari segi usia, pendidikan formal, serta status sosial; (2) Karya ukiran kayu yang dihasilkan oleh perempuan pengukir tersebut bersifat ukiran non sakral berupa benda fungsional untuk cinderamata; (3) Hal yang melatarbelakangi eksistensi perempuan pengukir kayu tradisional Toraja adalah kebutuhan finansial dan adanya dukungan masyarakat; (4) Perempuan pengukir mengawali pengalamannya dalam mengukir atas dasar ajakan dari orang tua atau teman yang sekaligus mengajarkan pembuatan ukiran kayu secara informal. Dalam menjalani karier mengukir perempuan pengukir umunya memandang bahwa kegiatan mengukir merupakan pengalaman yang menyenangkan karena mereka mendapatkan dukungan dan apresiasi dari masyarakat.Kata kunci: Perempuan pengukir, ukiran kayu tradisional Toraja, dan Kete’Kesu. WOMEN WORKING AS TORAJA TRADITIONAL WOODCARVERS IN KETE’KESUABSTRACTThis research is aimed at describing several aspects of women working as Toraja traditional woodcarvers in Kete’Kesu. This research is classified as qualitative research carried out in the field, namely Kete’Kesu of North Toraja Regency. The data sources of this research are (1) women carvers who live in Kete Kesu totaling 33 persons; (2) community members of Kete’Kesu totaling 12 persons; and (3) artifacts in the form of Toraja traditional wood carvings produced by the women carvers. Data collection techniques used area: observation, in-depth interviews, and documentation. The collected data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The results showed that; (1) women carvers who live in Kete Kesu have a very diverse background in terms of age, formal education, and social status; (2) woodcarvings produced by women carvers in Kete Kesu are nonsacred carvings in the form of functional objects for souvenirs; (3) The reasons for the existence of women carvers in Kete’ Kesu are financial needs and community support; (4) Women carvers started their experience in wood carving because they were invited by their parents or friend who also taught them carving informally. In their careers, women carvers generally view carving as a pleasan
{"title":"Perempuan Pengukir Kayu Tradisional Toraja di Kete’kesu","authors":"Sofyan Salam, Tangsi Tangsi, Muh. Saleh Husain","doi":"10.26858/i.v6i1.32293","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v6i1.32293","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai aspek tentang perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan, yakni di Kete’Kesu, Toraja Utara. Sumber data penelitian ini adalah: (1) perempuan pengukir kayu tradisional Toraja yang bermukim di Kete’Kesu yang berjumlah 33 orang; (2) tokoh dan warga masyarakat Kete’ Kesu yang berjumlah 12 orang; dan (3) artefak berupa ukiran kayu yang dihasilkan oleh para perempuan pengukir tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perempuan pengukir kayu tradisional yang bermukim di Kete’Kesu memiliki latar belakang yang beragam dari segi usia, pendidikan formal, serta status sosial; (2) Karya ukiran kayu yang dihasilkan oleh perempuan pengukir tersebut bersifat ukiran non sakral berupa benda fungsional untuk cinderamata; (3) Hal yang melatarbelakangi eksistensi perempuan pengukir kayu tradisional Toraja adalah kebutuhan finansial dan adanya dukungan masyarakat; (4) Perempuan pengukir mengawali pengalamannya dalam mengukir atas dasar ajakan dari orang tua atau teman yang sekaligus mengajarkan pembuatan ukiran kayu secara informal. Dalam menjalani karier mengukir perempuan pengukir umunya memandang bahwa kegiatan mengukir merupakan pengalaman yang menyenangkan karena mereka mendapatkan dukungan dan apresiasi dari masyarakat.Kata kunci: Perempuan pengukir, ukiran kayu tradisional Toraja, dan Kete’Kesu. WOMEN WORKING AS TORAJA TRADITIONAL WOODCARVERS IN KETE’KESUABSTRACTThis research is aimed at describing several aspects of women working as Toraja traditional woodcarvers in Kete’Kesu. This research is classified as qualitative research carried out in the field, namely Kete’Kesu of North Toraja Regency. The data sources of this research are (1) women carvers who live in Kete Kesu totaling 33 persons; (2) community members of Kete’Kesu totaling 12 persons; and (3) artifacts in the form of Toraja traditional wood carvings produced by the women carvers. Data collection techniques used area: observation, in-depth interviews, and documentation. The collected data were analyzed using the interactive model of Miles and Huberman. The results showed that; (1) women carvers who live in Kete Kesu have a very diverse background in terms of age, formal education, and social status; (2) woodcarvings produced by women carvers in Kete Kesu are nonsacred carvings in the form of functional objects for souvenirs; (3) The reasons for the existence of women carvers in Kete’ Kesu are financial needs and community support; (4) Women carvers started their experience in wood carving because they were invited by their parents or friend who also taught them carving informally. In their careers, women carvers generally view carving as a pleasan","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"56 17","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113943155","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Batik merupakan salah satu unsur budaya bangsa Indonesia yang masih bertahan dan mengalami perkembangan yang sangat pesat dewasa ini. Selama ini batik telah menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, dengan berbagai motif dan ragam batik yang tumbuh seiring dengan ciri khas setiap daerah yang mengembangkannya. Sulawesi Selatan memiliki keanekaragaman ragam hias yang dapat diterapkan menjadi karya batik. Batik di Sulawesi Selatan sudah cukup dikenal, namun masih sedikit yang dapat menerangkan proses pembuatannya sehingga perkembangan pembuatan batik di masyarakat Sulawesi Selatan masih dikatakan sangat sedikit. A. Mattaropura Husain merupakan pembatik yang berasal dari Sulawesi Selatan yang menerapkan berbagai macam ragam hias, beberapa karya beliau bermuatan motif Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang penciptaan karya batik A. Mattaropura Husain. dan motif pada karya batik A. Mattaropura Husain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dukomentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan kecintaan beliau terhadap Sulawesi Selatan terlihat pada karya batik yang diciptakannya bermuatan lokal Sulawesi Selatan. Setiap motif yang tercipta cenderung terlahir secara spontan dari hati dan pikiran beliau. Karya yang beliau ciptakan terbuat dari bahan kain sutera dan katun dengan teknik batik tulis. Karya yang diciptakan tersebut bermuatan motif Sulawesi Selatan yaitu motif Bugis, Makassar dan Toraja. Motif tersebut antara lain Sulapa Appa, Paqbombo Uai, Paq Don Lambiri, Swastika, Paqtedong dan lain-lain.
{"title":"ANALISIS KARYA BATIK A. MATTAROPURA HUSAIN","authors":"Aulia Evawani Nurdin","doi":"10.26858/i.v5i1.21378","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v5i1.21378","url":null,"abstract":"Batik merupakan salah satu unsur budaya bangsa Indonesia yang masih bertahan dan mengalami perkembangan yang sangat pesat dewasa ini. Selama ini batik telah menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, dengan berbagai motif dan ragam batik yang tumbuh seiring dengan ciri khas setiap daerah yang mengembangkannya. Sulawesi Selatan memiliki keanekaragaman ragam hias yang dapat diterapkan menjadi karya batik. Batik di Sulawesi Selatan sudah cukup dikenal, namun masih sedikit yang dapat menerangkan proses pembuatannya sehingga perkembangan pembuatan batik di masyarakat Sulawesi Selatan masih dikatakan sangat sedikit. A. Mattaropura Husain merupakan pembatik yang berasal dari Sulawesi Selatan yang menerapkan berbagai macam ragam hias, beberapa karya beliau bermuatan motif Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang penciptaan karya batik A. Mattaropura Husain. dan motif pada karya batik A. Mattaropura Husain. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dukomentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan kecintaan beliau terhadap Sulawesi Selatan terlihat pada karya batik yang diciptakannya bermuatan lokal Sulawesi Selatan. Setiap motif yang tercipta cenderung terlahir secara spontan dari hati dan pikiran beliau. Karya yang beliau ciptakan terbuat dari bahan kain sutera dan katun dengan teknik batik tulis. Karya yang diciptakan tersebut bermuatan motif Sulawesi Selatan yaitu motif Bugis, Makassar dan Toraja. Motif tersebut antara lain Sulapa Appa, Paqbombo Uai, Paq Don Lambiri, Swastika, Paqtedong dan lain-lain.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130371350","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulit Rambutan merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam permasalahan lingkungan, sampah organik juga menjadi permasalahan saat ini. Meskipun sampah organik merupakan limbah yang dapat terurai, akan tetapi limbah organik juga perlu dikelola agar penumpukannya dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan. Tujuan Penlitian yaitu untuk menganalisis hasil formula zat warna alami yang dihasilkan dari limbah kulit rambutan terhadap penerapannya pada kain dengan teknik Shibori (Tie dye) dan Batik. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengeksplorasi warna yang dihasilkan oleh larutan limbah organik kulit rambutan pada karya tekstil, dengan melakukan uji coba tehadap bahan kain katun dan berbagai larutan fiksasi yang digunakan, seperti larutan tawas (KAI(SO4)212H2O), kapur (Ca(OH)2) dan Tunjung (FeSO4). Uji coba juga dilakukan terhadap teknik dalam membuat motif, seperti shibori (tie dye) dan batik. Hasil menunjukan bahwa limbah kulit rambutan menghasilkan larutan yang dapat digunanan sebagai pewarna alami dan dapat diaplikasikan kedalam beragam teknik shibori (tie dye) dan batik dengan fiksasi tawas yang memiliki nilai kualitas lebih baik dibanding menggunakan fiksasi tunjung dan kapur, sehingga dapat menjadi sebuah media dalam berkreasi seni khususnya pada bidang tekstil.
{"title":"Penerapan Zat Pewarna Alami Limbah Organik Kulit Rambutan (Nephelium Lappaceum) Pada Bahan Katun Dengan Teknik Shibori (Tie Dyes) Dan Batik","authors":"RA. Ataswarin Oetopo, Caecilia Tridjata Suprabanindya, Ririn Despriliani, Fariz Al Hazmi","doi":"10.26858/i.v5i1.20322","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/i.v5i1.20322","url":null,"abstract":"Kulit Rambutan merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal. Dalam permasalahan lingkungan, sampah organik juga menjadi permasalahan saat ini. Meskipun sampah organik merupakan limbah yang dapat terurai, akan tetapi limbah organik juga perlu dikelola agar penumpukannya dapat terkendali dan tidak mencemari lingkungan. Tujuan Penlitian yaitu untuk menganalisis hasil formula zat warna alami yang dihasilkan dari limbah kulit rambutan terhadap penerapannya pada kain dengan teknik Shibori (Tie dye) dan Batik. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mengeksplorasi warna yang dihasilkan oleh larutan limbah organik kulit rambutan pada karya tekstil, dengan melakukan uji coba tehadap bahan kain katun dan berbagai larutan fiksasi yang digunakan, seperti larutan tawas (KAI(SO4)212H2O), kapur (Ca(OH)2) dan Tunjung (FeSO4). Uji coba juga dilakukan terhadap teknik dalam membuat motif, seperti shibori (tie dye) dan batik. Hasil menunjukan bahwa limbah kulit rambutan menghasilkan larutan yang dapat digunanan sebagai pewarna alami dan dapat diaplikasikan kedalam beragam teknik shibori (tie dye) dan batik dengan fiksasi tawas yang memiliki nilai kualitas lebih baik dibanding menggunakan fiksasi tunjung dan kapur, sehingga dapat menjadi sebuah media dalam berkreasi seni khususnya pada bidang tekstil.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123538883","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKWIWI SUKARSIH, 2020. Pembuatan Kerajinana dengan Motif Bunga dari Limbah Botol Plastik oleh Warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng. Skripsi; Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Sofyan Salam dan Tangsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan dan hasil karya kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengrajin. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembuatan kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik menggunakan bahan dan alat, dimana bahannya yaitu botol plastik ukuran besar dan kecil dari berbagai bentuk, cat, pasir, semen dan air, sedangkan alat yang digunakan adalah gunting, pisau pemotong (cutter), kuas, gergaji, pipa, pot, ember dan sendok semen. Proses pembuatan kerajinan dari limbah botol plastik melalui beberapa tahap yaitu peroleh bahan, pengolahan bahan, proses pembuatan batang dan tahap akhir (finishing). kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng adalah salah satu contoh proses dari daur ulang palstik (recycle) yang bertujuan untuk mengubah penggunaan barang plastik supaya tetap bermanfaat. Proses pembuatannya dikerjakan dengan tangan serta menggunakan alat-alat yang sederhana dan melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip kebersamaan. Hasil karya kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng ini merupakan benda hias yang kreatif. Secara visual produk ini berbentuk dasar bunga dengan berbagai pola dan ukuran yang berbeda. Warna-warna yang digunakan cerah dan menarik perhatian seperti warna merah, kuning, biru, merah jambu dan kuning emas, polanya ada yang bergelombang seperti daun dan juga lancip. Motifnya ada yang berbentuk lingkaran kecil dan garis. Karya kerajinan ini selain memiliki nilai keindahan juga nilai ekonomis.
{"title":"PEMBUATAN KERAJINAN DENGAN MOTIF BUNGA DARI LIMBAH BOTOL PLASTIK OLEH WARGA DESA BAJIMINASA KECAMATAN GANTARANG KEKE KABUPATEN BANTAENG","authors":"wiwi sukarsih","doi":"10.26858/I.V4I2.14304","DOIUrl":"https://doi.org/10.26858/I.V4I2.14304","url":null,"abstract":"ABSTRAKWIWI SUKARSIH, 2020. Pembuatan Kerajinana dengan Motif Bunga dari Limbah Botol Plastik oleh Warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng. Skripsi; Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Dibimbing oleh Sofyan Salam dan Tangsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan dan hasil karya kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian adalah pengrajin. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembuatan kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik menggunakan bahan dan alat, dimana bahannya yaitu botol plastik ukuran besar dan kecil dari berbagai bentuk, cat, pasir, semen dan air, sedangkan alat yang digunakan adalah gunting, pisau pemotong (cutter), kuas, gergaji, pipa, pot, ember dan sendok semen. Proses pembuatan kerajinan dari limbah botol plastik melalui beberapa tahap yaitu peroleh bahan, pengolahan bahan, proses pembuatan batang dan tahap akhir (finishing). kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng adalah salah satu contoh proses dari daur ulang palstik (recycle) yang bertujuan untuk mengubah penggunaan barang plastik supaya tetap bermanfaat. Proses pembuatannya dikerjakan dengan tangan serta menggunakan alat-alat yang sederhana dan melakukan usaha-usaha produktif dengan prinsip kebersamaan. Hasil karya kerajinan dengan motif bunga dari limbah botol plastik oleh warga Desa Bajiminasa Kecamatan Gantarang Keke Kabupaten Bantaeng ini merupakan benda hias yang kreatif. Secara visual produk ini berbentuk dasar bunga dengan berbagai pola dan ukuran yang berbeda. Warna-warna yang digunakan cerah dan menarik perhatian seperti warna merah, kuning, biru, merah jambu dan kuning emas, polanya ada yang bergelombang seperti daun dan juga lancip. Motifnya ada yang berbentuk lingkaran kecil dan garis. Karya kerajinan ini selain memiliki nilai keindahan juga nilai ekonomis.","PeriodicalId":443244,"journal":{"name":"JURNAL IMAJINASI","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134053130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}