Meilinasari Meilinasari, S. Rahmawati, Rosmida M Marbun, Corazon Hanna Dumaria, Suharyati Suharyati, Fitriyanti' Fitriyanti'
Prevalensi stunting menurut Riskesdas 2018 menunjukkan angka 30,8%. Angka tersebut masih di atas rata-rata standar yang ditentukan oleh WHO yaitu <20%. Di DKI Jakarta prevalensi stunting sebesar 27%. Data tersebut membuktikan bahwa prevalensi stunting di Jakarta masih tinggi diatas batas ketetapan WHO. Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Selatan menunjukkan cakupan program ASI Ekslusif sebesar 74,02% dan pemberian MP-ASI yang belum sesuai. Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan adalah pelatihan untuk kader posyandu yang belum pernah dilatih konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu di Kecamatan Kebayoran Lama Selatan tentang konseling PMBA. Pelatihan kader dilakukan selama 3 (tiga) hari secara daring dengan jumlah kader sebanyak 22 orang. Sebagian besar kader berumur 56-65 tahun (45,5%) dengan sebagian besar telah menjadi kader selama 1-5 tahun (54,5%). Setelah kader mengikuti pelatihan konseling PMBA terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 11,55 poin, sikap 3,05 poin, persepsi 9,82 poin, motivasi 6 poin, tindakan 5,23 point, dan kinerja 12,87 poin. Ada perbedaan yang signifikan nilai pengetahuan, persepsi, motivasi, kinerja kader sebelum dan sesudah pelatihan. Sehingga diharapkan kader mampu memberikan konseling PMBA dengan baik kepada masyarakat.
{"title":"Keterampilan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Bagi Kader Posyandu","authors":"Meilinasari Meilinasari, S. Rahmawati, Rosmida M Marbun, Corazon Hanna Dumaria, Suharyati Suharyati, Fitriyanti' Fitriyanti'","doi":"10.26630/jpk.v2i3.113","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i3.113","url":null,"abstract":"Prevalensi stunting menurut Riskesdas 2018 menunjukkan angka 30,8%. Angka tersebut masih di atas rata-rata standar yang ditentukan oleh WHO yaitu <20%. Di DKI Jakarta prevalensi stunting sebesar 27%. Data tersebut membuktikan bahwa prevalensi stunting di Jakarta masih tinggi diatas batas ketetapan WHO. Data yang diperoleh dari Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Selatan menunjukkan cakupan program ASI Ekslusif sebesar 74,02% dan pemberian MP-ASI yang belum sesuai. Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan adalah pelatihan untuk kader posyandu yang belum pernah dilatih konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA). Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu di Kecamatan Kebayoran Lama Selatan tentang konseling PMBA. Pelatihan kader dilakukan selama 3 (tiga) hari secara daring dengan jumlah kader sebanyak 22 orang. Sebagian besar kader berumur 56-65 tahun (45,5%) dengan sebagian besar telah menjadi kader selama 1-5 tahun (54,5%). Setelah kader mengikuti pelatihan konseling PMBA terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 11,55 poin, sikap 3,05 poin, persepsi 9,82 poin, motivasi 6 poin, tindakan 5,23 point, dan kinerja 12,87 poin. Ada perbedaan yang signifikan nilai pengetahuan, persepsi, motivasi, kinerja kader sebelum dan sesudah pelatihan. Sehingga diharapkan kader mampu memberikan konseling PMBA dengan baik kepada masyarakat.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116676891","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
COVID-19 merupakan pandemi pertama yang disebabkan oleh coronavirus. Pada kasus COVID-19 saat ini, transmisi virus dari orang ke orang melalui kontak langsung percikan (droplet) infeksius ke lapisan mukosa menjadi metode utama penularan. Untuk mengendalikan COVID-19, banyak negara menggunakan kombinasi kegiatan perlambatan dan mitigasi dengan maksud menunda lonjakan besar pasien. Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan kepada orang-orang melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Provinsi Lampung merupakan daerah endemis yang berpotensi untuk berkembangnya penyakit malaria seperti pedesaan yang mempunyai rawa-rawa, genangan air payau di tepi laut dan tambak-tambak ikan yang tidak terurus. Wilayah Puskesmas Sukamaju letaknya berdekatan dengan wilayah Hanura, kabupaten Pesawaran yang merupakan wilayah endemis malaria nomor satu di provinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi (monev), pelaporan, sosialisasi dan publikasi hasil pengabmas. Hasil PKM meliputi edukasi COVID-19, usaha-usaha pemutusan rantai penyebaran COVID-19, pendidikan kesehatan bagi masyarakat tentang bahaya malaria dan resiko kejadian anemia pada penderita malaria melalui penyuluhan dalam bentuk pembagian leaflet, peningkatan pengetahuan kader melalui pelatihan kader juru pemantau jentik (jumantik) dan pemeriksaan hemoglobin dengan metode POCT, serta manuscrip hasil PKM.
{"title":"Edukasi COVID-19 dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Malaria serta Pemantauan Anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamaju, Kelurahan Way Tataan","authors":"Sri Ujiani, M. Siregar, Siti Aminah","doi":"10.26630/jpk.v2i3.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i3.109","url":null,"abstract":"COVID-19 merupakan pandemi pertama yang disebabkan oleh coronavirus. Pada kasus COVID-19 saat ini, transmisi virus dari orang ke orang melalui kontak langsung percikan (droplet) infeksius ke lapisan mukosa menjadi metode utama penularan. Untuk mengendalikan COVID-19, banyak negara menggunakan kombinasi kegiatan perlambatan dan mitigasi dengan maksud menunda lonjakan besar pasien. Malaria adalah penyakit yang mengancam jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan kepada orang-orang melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Provinsi Lampung merupakan daerah endemis yang berpotensi untuk berkembangnya penyakit malaria seperti pedesaan yang mempunyai rawa-rawa, genangan air payau di tepi laut dan tambak-tambak ikan yang tidak terurus. Wilayah Puskesmas Sukamaju letaknya berdekatan dengan wilayah Hanura, kabupaten Pesawaran yang merupakan wilayah endemis malaria nomor satu di provinsi Lampung. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi (monev), pelaporan, sosialisasi dan publikasi hasil pengabmas. Hasil PKM meliputi edukasi COVID-19, usaha-usaha pemutusan rantai penyebaran COVID-19, pendidikan kesehatan bagi masyarakat tentang bahaya malaria dan resiko kejadian anemia pada penderita malaria melalui penyuluhan dalam bentuk pembagian leaflet, peningkatan pengetahuan kader melalui pelatihan kader juru pemantau jentik (jumantik) dan pemeriksaan hemoglobin dengan metode POCT, serta manuscrip hasil PKM.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116502574","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Provinsi Lampung tahun 2018 dengan jumlah terduga penderita tuberkulosis sekitar 33.000 penduduk, dari angka tersebut Lampung menduduki urutan kedua terbanyak terduga tuberkulosis dari seluruh provinsi di Indonesia, dari estimasi tersebut baru ditemukan 20 % atau sekitar 6.600 penduduk. (Dinkes Prov.Lampung,2018) Kota Bandar Lampung angka penemuan kasus tuberkulosis 1453 orang, sedangkan Tahun 2020 jumlah temuan kasus TB-MDR di kota Bandar Lampung 36 kasus. Peran aktif kader TB dan petugas kesehatan dalam pendampingan di masyarakat, diharapkan akan meningkatkan penemuan dan kesembuhan kasus TB, dan menurunkan angka gagal berobat (drop-out). Tujuan kegiatan adalah melaksanakan penyuluhan kader tuberkulosis pada kegiatan Refreshment community cadre for updating contact investigation. Metode pelaksanaan adalah melakukan penyuluhan tentang informasi dasar Tuberkulosis, dan cara pengambilan dahak, membagikan kuesioner, membagikan brosur tentang penyakit Tuberkulosis pada Kader TB, bekerjasama dengan Inisiatif Lampung Sehat (SSR Bandar Lampung). Waktu pelaksanaan 26 Maret 2021. Tempat pelaksanaan di Villa Gardenia Lampung. Jl. RE.Martadinata, Sukajaya, Lempasing, Teluk Pandan, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran Lampung. Hasil dan kesimpulan bahwa 65 orang Kader TB kota Bandar Lampung mendapat penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis, praktik cara mengeluarkan dahak dengan benar, hasil kuesioner 100% baik tentang pengetahuan dasar Tuberkulosis,dan mendapat brosur tentang penyakit Tuberkulosis.
{"title":"Penyuluhan Kader Tuberkulosis Pada Kegiatan: Refreshment Community Cadre For Updating Contact Investigation","authors":"Siti Aminah, Maria Tuntun Siregar","doi":"10.26630/jpk.v2i3.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i3.110","url":null,"abstract":"Provinsi Lampung tahun 2018 dengan jumlah terduga penderita tuberkulosis sekitar 33.000 penduduk, dari angka tersebut Lampung menduduki urutan kedua terbanyak terduga tuberkulosis dari seluruh provinsi di Indonesia, dari estimasi tersebut baru ditemukan 20 % atau sekitar 6.600 penduduk. (Dinkes Prov.Lampung,2018) Kota Bandar Lampung angka penemuan kasus tuberkulosis 1453 orang, sedangkan Tahun 2020 jumlah temuan kasus TB-MDR di kota Bandar Lampung 36 kasus. Peran aktif kader TB dan petugas kesehatan dalam pendampingan di masyarakat, diharapkan akan meningkatkan penemuan dan kesembuhan kasus TB, dan menurunkan angka gagal berobat (drop-out). Tujuan kegiatan adalah melaksanakan penyuluhan kader tuberkulosis pada kegiatan Refreshment community cadre for updating contact investigation. Metode pelaksanaan adalah melakukan penyuluhan tentang informasi dasar Tuberkulosis, dan cara pengambilan dahak, membagikan kuesioner, membagikan brosur tentang penyakit Tuberkulosis pada Kader TB, bekerjasama dengan Inisiatif Lampung Sehat (SSR Bandar Lampung). Waktu pelaksanaan 26 Maret 2021. Tempat pelaksanaan di Villa Gardenia Lampung. Jl. RE.Martadinata, Sukajaya, Lempasing, Teluk Pandan, Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran Lampung. Hasil dan kesimpulan bahwa 65 orang Kader TB kota Bandar Lampung mendapat penyuluhan tentang penyakit Tuberkulosis, praktik cara mengeluarkan dahak dengan benar, hasil kuesioner 100% baik tentang pengetahuan dasar Tuberkulosis,dan mendapat brosur tentang penyakit Tuberkulosis.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124367589","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kader kesehatan merupakan perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan yang berperan dalam upaya promotif dan preventif status kesehatan ibu hamil. Salah satu masalah yang dihadapi ibu hamil adalah kekurangan energi kronik (KEK) yang menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Upaya pencegahan KEK pada ibu hamil dan BBLR melalui pelayanan ANC yang berkualitas dan asupan gizi seimbang. Namun diawal kehamilan terjadi emesis gravidarum yang menyebabkan ibu tidak dapat mengkonsumsi makanan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan upaya mengurangi mual muntah sehingga dapat mengkonsumsi makanan bergizi dengan maksimal. Terapi komplementer salah satunya akupresur mempunyai manfaat dalam metabolisme tubuh salah satunya mengurangi rasa mual dan muntah. Terapi ini mudah dilakukan sehingga kader dapat menerapkannya pada ibu hamil. Sasaran kegiatan yaitu Kader Kesehatan di 3 (tiga) desa yaitu Desa Jafar Baru, Desa Jati Mulyo dan Desa Wayhuwi. Pelaksanaan kegiatan meliputi peningkatan pengetahuan, dilanjutkan praktek akupresur dan penerapan ke ibu hamil dalam kegiatan posyandu. Kegiatan diawali dengan pre-test dan diakhir dilakukan post test. Hasil pre-test pengetahuan sebanyak 52,3% kategori baik dan hasil post-test 92,7% kategori baik. Evaluasi penerapan dilakukan pada pelaksanaan posyandu di bulan berikutnya didapatkan sebagian besar ibu hamil yang dilakukan terapi oleh mengalami penurunan mual muntah dan hasil evaluasi pengetahuan dan ketrampilan kader pada waktu 1 bulan post-intervensi hasilnya 95,2% kategori baik. Kemampuan kader meningkat dalam penerapan akupresur untuk mengatasi emesis gravidarum dan sebagian besar ibu hamil mengalami penurunan mual muntah.
{"title":"Penerapan Terapi Komplementer Akupresur Oleh Kader Kesehatan Dalam Upaya Menurunkan Emesis Gravidarum","authors":"Novita Rudiyanti, Nurchairina Nurchairina, Amrina Octaviana","doi":"10.26630/jpk.v2i3.112","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i3.112","url":null,"abstract":"Kader kesehatan merupakan perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan yang berperan dalam upaya promotif dan preventif status kesehatan ibu hamil. Salah satu masalah yang dihadapi ibu hamil adalah kekurangan energi kronik (KEK) yang menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Upaya pencegahan KEK pada ibu hamil dan BBLR melalui pelayanan ANC yang berkualitas dan asupan gizi seimbang. Namun diawal kehamilan terjadi emesis gravidarum yang menyebabkan ibu tidak dapat mengkonsumsi makanan secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan upaya mengurangi mual muntah sehingga dapat mengkonsumsi makanan bergizi dengan maksimal. Terapi komplementer salah satunya akupresur mempunyai manfaat dalam metabolisme tubuh salah satunya mengurangi rasa mual dan muntah. Terapi ini mudah dilakukan sehingga kader dapat menerapkannya pada ibu hamil. Sasaran kegiatan yaitu Kader Kesehatan di 3 (tiga) desa yaitu Desa Jafar Baru, Desa Jati Mulyo dan Desa Wayhuwi. Pelaksanaan kegiatan meliputi peningkatan pengetahuan, dilanjutkan praktek akupresur dan penerapan ke ibu hamil dalam kegiatan posyandu. Kegiatan diawali dengan pre-test dan diakhir dilakukan post test. Hasil pre-test pengetahuan sebanyak 52,3% kategori baik dan hasil post-test 92,7% kategori baik. Evaluasi penerapan dilakukan pada pelaksanaan posyandu di bulan berikutnya didapatkan sebagian besar ibu hamil yang dilakukan terapi oleh mengalami penurunan mual muntah dan hasil evaluasi pengetahuan dan ketrampilan kader pada waktu 1 bulan post-intervensi hasilnya 95,2% kategori baik. Kemampuan kader meningkat dalam penerapan akupresur untuk mengatasi emesis gravidarum dan sebagian besar ibu hamil mengalami penurunan mual muntah.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"10 10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114225849","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Antarini, Harindra Harindra, N. Rosita, Ayu Febri Wulanda
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini disebut sebagai fase “Golden Age” dengan memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan dan meminimalkan disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen. Tenaga kesehatan kader merupakan sumber daya masyarakat yang dapat membantu program kesehatan yaitu dengan meningkatkan kemampuan dalam deteksi tumbuh kembang anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerapan ibu-ibu kader kesehatan dan ibu yang memiliki balita tentang pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dan penggunaan kalender 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini diikuti oleh 14 kader kesehatan dan 16 ibu yang memiliki balita untuk simulasi pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP dan penggunaan kalender 1000 HPK, dilaksanakan di Desa Cengkong Abang, berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 18 dan 30 September 2020. Bentuk kegiatan ceramah, tanya jawab dan simulasi pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan lembar balik dan lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP serta simulasi penggunaan kalender 1000 HPK. Berdasarkan kuesioner pre test yang dibagikan kepada peseta didapatkan rata-rata nilai peserta pre test yaitu 42,5. Kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan dan praktik simulasi tentang pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang anak yaitu KPSP diberikan kuesioner post test dan didapatkan nilai rata-rata post test 93,5. Terjadi peningkatan pengetahuan dari peserta yaitu para kader kesehatan dan ibu yang memiliki balita, namun perlu ditingkatkan lagi penerapan dari pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP dalam kegiatan rutin kesehatan yaitu Posyandu.
{"title":"Pengetahuan Kader dalam Pemanfaatan Kalender 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Pemantauan Tumbuh Kembang Anak","authors":"A. Antarini, Harindra Harindra, N. Rosita, Ayu Febri Wulanda","doi":"10.26630/jpk.v2i3.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i3.111","url":null,"abstract":"Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang pesat pada usia dini, yaitu dari 0 sampai 5 tahun. Masa ini disebut sebagai fase “Golden Age” dengan memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan dan meminimalkan disfungsi tumbuh kembang anak sehingga mencegah terjadinya disfungsi permanen. Tenaga kesehatan kader merupakan sumber daya masyarakat yang dapat membantu program kesehatan yaitu dengan meningkatkan kemampuan dalam deteksi tumbuh kembang anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan penerapan ibu-ibu kader kesehatan dan ibu yang memiliki balita tentang pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dan penggunaan kalender 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini diikuti oleh 14 kader kesehatan dan 16 ibu yang memiliki balita untuk simulasi pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP dan penggunaan kalender 1000 HPK, dilaksanakan di Desa Cengkong Abang, berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 18 dan 30 September 2020. Bentuk kegiatan ceramah, tanya jawab dan simulasi pemantauan tumbuh kembang anak dengan menggunakan lembar balik dan lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP serta simulasi penggunaan kalender 1000 HPK. Berdasarkan kuesioner pre test yang dibagikan kepada peseta didapatkan rata-rata nilai peserta pre test yaitu 42,5. Kemudian setelah diberikan pendidikan kesehatan dan praktik simulasi tentang pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang anak yaitu KPSP diberikan kuesioner post test dan didapatkan nilai rata-rata post test 93,5. Terjadi peningkatan pengetahuan dari peserta yaitu para kader kesehatan dan ibu yang memiliki balita, namun perlu ditingkatkan lagi penerapan dari pengisian lembar pemantauan tumbuh kembang KPSP dalam kegiatan rutin kesehatan yaitu Posyandu.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"05 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127376208","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Target pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim Kota Metro sendiri sampai dengan tahun 2019 masih belum tercapai. keberhasilan dan pencapaian target deteksi dini kanker perlu kerjasama dan koordinasi yang baik dengan Lintas Program dan Lintas Sektor melalui pemeriksaan sedini mungkin kanker payudara dan kanker leher rahim sebagai Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Metro. Bentuk kegiatan ini pelayanan pemeriksaan dan penyuluhan tentang kanker servik melalui IVA dan deteksi kanker payudara melalui metode Sadanis dan SADARI yang dilaksanakan di puskesmas Yosomulyo Kota Metro. Jumlah peserta perempuan yang sudah menikah sebanyak 32 orang domisili Kecamatan Metro Pusat. Pada kegiatan ini sebanyak 2 orang terdeteksi IVA positif dengan diagnosis cervicitis dan kondiloma. Penatalaksanaan langsung dilakukan cryo oleh dokter. Pemeriksaan deteksi cancer payudara satu orang diduga POM dari 32 jumlah seluruh peserta kegiatan yang melakukan skreening IVA dan kanker payudara di Puskesmas Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro.
{"title":"Sosialisasi dan Pemeriksaan Payudara (SADANIS) dan Kanker Serviks Metode IVA Di Puskesmas Yosomulyo","authors":"Martini Martini, Yetti Anggraini, Y. Yuliawati","doi":"10.26630/jpk.v2i2.95","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i2.95","url":null,"abstract":"Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker. Target pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim Kota Metro sendiri sampai dengan tahun 2019 masih belum tercapai. keberhasilan dan pencapaian target deteksi dini kanker perlu kerjasama dan koordinasi yang baik dengan Lintas Program dan Lintas Sektor melalui pemeriksaan sedini mungkin kanker payudara dan kanker leher rahim sebagai Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) bagi Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Metro. Bentuk kegiatan ini pelayanan pemeriksaan dan penyuluhan tentang kanker servik melalui IVA dan deteksi kanker payudara melalui metode Sadanis dan SADARI yang dilaksanakan di puskesmas Yosomulyo Kota Metro. Jumlah peserta perempuan yang sudah menikah sebanyak 32 orang domisili Kecamatan Metro Pusat. Pada kegiatan ini sebanyak 2 orang terdeteksi IVA positif dengan diagnosis cervicitis dan kondiloma. Penatalaksanaan langsung dilakukan cryo oleh dokter. Pemeriksaan deteksi cancer payudara satu orang diduga POM dari 32 jumlah seluruh peserta kegiatan yang melakukan skreening IVA dan kanker payudara di Puskesmas Yosomulyo Metro Pusat Kota Metro.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132350428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PHBS yang tidak diterapkan, salah satunya yaitu dengan tidak mencuci tangan pada air yang mengalir. Dengan kondisi sedang terjadinya wabah pandemi Covid 19 tidak menutup kemungkinan akan terjadi transmisi tersebut. Tujuan pengabmas adalah menganalisis gambaran pengetahuan sebelum dan sesudah Promosi Kesehatan. Metode pengabmas dengan melakukan survei alat ukur pre-test intervensi dan post-test, menggunakan kuesioner dan observasi. Hasil luaran, sebagian besar menjadi baik. Luaran yang dihasilkan Koran, Poster mencuci tangan, dan jurnal pengabdian masyarakat. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabmas ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Diharapkan dapat meningkatkan perilaku sehat mencegah penyakit, memelihara kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat, terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kebersihan perorangan dalam melakukan 3 M, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak dalam pencegahan Covid-19. Memanfaatkan sarana tempat cuci tangan yang telah diberikan dari kegiatan pengabmas, melanjutkan dengan menerapkan PHBS serta mengaktifkan UKS.
{"title":"Promosi Kesehatan Dalam Upaya Peningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak (3M)","authors":"Winda Triana, Asmuni Asmuni, Ary Irfan, Rustam Aji","doi":"10.26630/jpk.v2i2.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i2.97","url":null,"abstract":"PHBS yang tidak diterapkan, salah satunya yaitu dengan tidak mencuci tangan pada air yang mengalir. Dengan kondisi sedang terjadinya wabah pandemi Covid 19 tidak menutup kemungkinan akan terjadi transmisi tersebut. Tujuan pengabmas adalah menganalisis gambaran pengetahuan sebelum dan sesudah Promosi Kesehatan. Metode pengabmas dengan melakukan survei alat ukur pre-test intervensi dan post-test, menggunakan kuesioner dan observasi. Hasil luaran, sebagian besar menjadi baik. Luaran yang dihasilkan Koran, Poster mencuci tangan, dan jurnal pengabdian masyarakat. Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan pengabmas ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Diharapkan dapat meningkatkan perilaku sehat mencegah penyakit, memelihara kesehatan, menciptakan dan memelihara lingkungan sehat, terciptanya kebijakan sekolah sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kebersihan perorangan dalam melakukan 3 M, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker dan menjaga jarak dalam pencegahan Covid-19. Memanfaatkan sarana tempat cuci tangan yang telah diberikan dari kegiatan pengabmas, melanjutkan dengan menerapkan PHBS serta mengaktifkan UKS.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123935629","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Narapidana atau warga binaan mempunyai masalah mental, emosi dan perilaku yang memerlukan konseling individu untuk memulihkan mereka, tetapi jumlah petugas tidak sebanding dengan jumlah warga binaan sehingga diperlukan terapi secara berkelompok agar lebih mudah menjangkau banyak warga binaan, Kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada pembinaan berkelompok warga binaan yang dilakukan konselor kelompok atau kegiatan konseling kelompok, memberikan pelatihan menjadi konselor kelompok bagi staf lembaga permasyarakatan bagian pembinaan dan keamanan. Konseling kelompok berhasil membuat perubahan mental, emosi dan perilaku warga binaan. Pelatihan konselor kelompok diberikan kepada staf lembaga pemasyarakatan baik yang di Lembaga Permasyarakatan Perempuan, maupun staf lembaga permasyarakatan lain di Bandar Lampung sehingga para staf memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan konseling kelompok. Konseling kelompok cepat memulihkan, memberi pelajaran bagi warga binaan untuk memulihkan mental dan koping mereka, lebih efektif dan efisien karena dalam waktu cepat bisa menjangkau banyak warga binaan. Kegiatan ini sebaiknya tetap dilanjutkan di Lembaga Permasyarakatan Perempuan dengan berorientasi kepada pelaksanaan konseling kelompok disetiap blok dengan melibatkan warga binaan, dibimbing para konselor yang sudah dilatih sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok warga binaan yang bisa untuk membina diri mereka secara group (peer group). Lembaga-lembaga permasyarakatan lain bisa memulai dengan membentuk kelompok-kelompok warga binaan dan pelatihan konselor kelompok.
{"title":"Pembentukan Konselor Kelompok Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan di Bandar Lampung","authors":"Idawati Manurung, Yuliati Amperaningsih, Dedek Saiful Kohir","doi":"10.26630/jpk.v2i2.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i2.94","url":null,"abstract":"Narapidana atau warga binaan mempunyai masalah mental, emosi dan perilaku yang memerlukan konseling individu untuk memulihkan mereka, tetapi jumlah petugas tidak sebanding dengan jumlah warga binaan sehingga diperlukan terapi secara berkelompok agar lebih mudah menjangkau banyak warga binaan, Kegiatan pengabdian masyarakat ini berfokus pada pembinaan berkelompok warga binaan yang dilakukan konselor kelompok atau kegiatan konseling kelompok, memberikan pelatihan menjadi konselor kelompok bagi staf lembaga permasyarakatan bagian pembinaan dan keamanan. Konseling kelompok berhasil membuat perubahan mental, emosi dan perilaku warga binaan. Pelatihan konselor kelompok diberikan kepada staf lembaga pemasyarakatan baik yang di Lembaga Permasyarakatan Perempuan, maupun staf lembaga permasyarakatan lain di Bandar Lampung sehingga para staf memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan konseling kelompok. Konseling kelompok cepat memulihkan, memberi pelajaran bagi warga binaan untuk memulihkan mental dan koping mereka, lebih efektif dan efisien karena dalam waktu cepat bisa menjangkau banyak warga binaan. Kegiatan ini sebaiknya tetap dilanjutkan di Lembaga Permasyarakatan Perempuan dengan berorientasi kepada pelaksanaan konseling kelompok disetiap blok dengan melibatkan warga binaan, dibimbing para konselor yang sudah dilatih sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok warga binaan yang bisa untuk membina diri mereka secara group (peer group). Lembaga-lembaga permasyarakatan lain bisa memulai dengan membentuk kelompok-kelompok warga binaan dan pelatihan konselor kelompok.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115733457","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar wilayah kerja Puskesmas Hajimena dan belum banyak dimanfaatkan untuk pembuatan MPASI adalah singkong. Masalah kekurangan konsumsi pangan akan berdampak nyata pada timbulnya masalah gizi terutama masalah gizi kurang pada balita. Berdasarkan data cakupan status balita gizi kurang desa pemnggilan adalah sebanyak 34 balita, angka ini termasuk tinggi dibandingkan dengan dua desa lainnya yaitu desa hajimena dan sidosari Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah gizi kurang pada balita adalah masih rendahnya pengetahuan kader yaitu sebesar 20 % dilihat dari hasil pretest sebelum dilakukannya pelatihan. Pengetahuan kader dalam pemeliharaan gizi balita masih rendah sehingga konsumsi zat gizi anak akan berkurang. Selama ini, praktek pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada balita, seringkali tidak diperhatikan terutama dalam hal kepadatan zat gizinya. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan ibu balita dalam hal cara membuat dan menyajikan MPASI yang padat gizi, Rangkaian kegiatan meliputi penyuluhan dengan tema pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (Food based approach) mengenai MPASI bergizi seimbang, pemanfaatan pangan lokal dalam penggunaannya untuk MPASI serta teknologi pangan dalam pembuatan MPASI serta pelatihan kader di desa Pemanggilan dengan melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas Hajimena mengenai praktik pembuatan dan penyajian MPASI yang berkualitas dan padat gizi dengan cara memodifikasi pangan lokal sehingga memiliki kandungan gizi yang berkualitas. Jumlah kader yang dilatih sebanyak 20 orang kader dari 5 posyandu yang ada di desa Pemanggilan. Penilaian pelatihan dilihat dari hasil pretest dan post test dan terjadi peningkatkan pengetahuan sebesar 44,26%, Serta terjadi peningkatan keterampilan sebesar 90% dalam pengolahan MP-ASI Lokal. Peningkatan ketrampilan kader dapat dinilai pada saat praktik membuat menu MPASI lokal, Sehingga menghasilkan produk MP-ASI Lokal padat gizi dengan menggunakan bahan dasar singkong yaitu paha dakong, kue kacamata dan nugget singkong ati ayam dengan rasa, aroma dan tekstur yang disukai.
{"title":"Pelatihan Pembuatan MPASI Lokal Dengan Bahan Dasar Singkong Untuk Batita Pada Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Hajimena Lampung Selatan","authors":"Sefanadia Putri, Reni Indriyani, Yulia Novika","doi":"10.26630/jpk.v2i2.93","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i2.93","url":null,"abstract":"Bahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar wilayah kerja Puskesmas Hajimena dan belum banyak dimanfaatkan untuk pembuatan MPASI adalah singkong. Masalah kekurangan konsumsi pangan akan berdampak nyata pada timbulnya masalah gizi terutama masalah gizi kurang pada balita. Berdasarkan data cakupan status balita gizi kurang desa pemnggilan adalah sebanyak 34 balita, angka ini termasuk tinggi dibandingkan dengan dua desa lainnya yaitu desa hajimena dan sidosari Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap masalah gizi kurang pada balita adalah masih rendahnya pengetahuan kader yaitu sebesar 20 % dilihat dari hasil pretest sebelum dilakukannya pelatihan. Pengetahuan kader dalam pemeliharaan gizi balita masih rendah sehingga konsumsi zat gizi anak akan berkurang. Selama ini, praktek pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) pada balita, seringkali tidak diperhatikan terutama dalam hal kepadatan zat gizinya. Hal ini terjadi karena masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan ibu balita dalam hal cara membuat dan menyajikan MPASI yang padat gizi, Rangkaian kegiatan meliputi penyuluhan dengan tema pemenuhan gizi seimbang berbasis konsumsi pangan (Food based approach) mengenai MPASI bergizi seimbang, pemanfaatan pangan lokal dalam penggunaannya untuk MPASI serta teknologi pangan dalam pembuatan MPASI serta pelatihan kader di desa Pemanggilan dengan melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas Hajimena mengenai praktik pembuatan dan penyajian MPASI yang berkualitas dan padat gizi dengan cara memodifikasi pangan lokal sehingga memiliki kandungan gizi yang berkualitas. Jumlah kader yang dilatih sebanyak 20 orang kader dari 5 posyandu yang ada di desa Pemanggilan. Penilaian pelatihan dilihat dari hasil pretest dan post test dan terjadi peningkatkan pengetahuan sebesar 44,26%, Serta terjadi peningkatan keterampilan sebesar 90% dalam pengolahan MP-ASI Lokal. Peningkatan ketrampilan kader dapat dinilai pada saat praktik membuat menu MPASI lokal, Sehingga menghasilkan produk MP-ASI Lokal padat gizi dengan menggunakan bahan dasar singkong yaitu paha dakong, kue kacamata dan nugget singkong ati ayam dengan rasa, aroma dan tekstur yang disukai.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131782065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Sudarmi, Nora Isa Trinovadella, Bertalina Bertalina
Angka Kecukupan Energi (AKE) tahun 2017 di provinsi Lampung di bawah rata-rata nasional yaitu: 58,6 %. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin selama kehamilan ibu memerlukan penambahan energi, protein dan zat-zat gizi lainnya. Konsumsi makanan tradisional (seruit) masyarakat lampung yang bahan dasarnya ikan bernilai gizi cukup tinggi, baik diberikan pada ibu hamil, untuk itu perlu kiranya tenaga bidan dan kader kesehatan diberikan edukasi tentang penyusunan gizi seimbang makanan lokal (seruit). Tujuan dari kegiatan pengabmas adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap bidan dan kader untuk dapat mensosialisasikan gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan makanan lokal (seruit) pada ibu hamil. Metode Kegiatan berupa penyuluhan/ pemberian materi, metode praktik demostrasi pembuatan/penyusunan menu seimbang makanan lokal (seruit) bagi bidan dan tenaga kader dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Marga Kencana Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2020. Waktu pelaksanaan selama 6 bulan pada bulan Januari s/d Juni 2020. Hasil post-test sosialisasi tingkat pengetahuan meningkat baik 82,9% dan hasil post-test sikap bidan dan kader mendukung 80%. Hasil uji statistik didapatkan P.value= .003, Berarti terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan dan sikap responden setelah dilakukan sosialisasi. Rencana tindak lanjut pengabmas dengan pemantauan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Marga Kencana Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung
{"title":"Sosialisasi Gizi Seimbang Makanan Lokal (Seruit) Untuk Ibu Hamil Pada Bidan dan Kader Kesehatan di Kabupaten Tulang Bawang Barat","authors":"S. Sudarmi, Nora Isa Trinovadella, Bertalina Bertalina","doi":"10.26630/jpk.v2i2.96","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i2.96","url":null,"abstract":"Angka Kecukupan Energi (AKE) tahun 2017 di provinsi Lampung di bawah rata-rata nasional yaitu: 58,6 %. Untuk pertumbuhan maupun aktivitas janin selama kehamilan ibu memerlukan penambahan energi, protein dan zat-zat gizi lainnya. Konsumsi makanan tradisional (seruit) masyarakat lampung yang bahan dasarnya ikan bernilai gizi cukup tinggi, baik diberikan pada ibu hamil, untuk itu perlu kiranya tenaga bidan dan kader kesehatan diberikan edukasi tentang penyusunan gizi seimbang makanan lokal (seruit). Tujuan dari kegiatan pengabmas adalah meningkatkan pengetahuan dan sikap bidan dan kader untuk dapat mensosialisasikan gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan makanan lokal (seruit) pada ibu hamil. Metode Kegiatan berupa penyuluhan/ pemberian materi, metode praktik demostrasi pembuatan/penyusunan menu seimbang makanan lokal (seruit) bagi bidan dan tenaga kader dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Marga Kencana Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung Tahun 2020. Waktu pelaksanaan selama 6 bulan pada bulan Januari s/d Juni 2020. Hasil post-test sosialisasi tingkat pengetahuan meningkat baik 82,9% dan hasil post-test sikap bidan dan kader mendukung 80%. Hasil uji statistik didapatkan P.value= .003, Berarti terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan dan sikap responden setelah dilakukan sosialisasi. Rencana tindak lanjut pengabmas dengan pemantauan status gizi ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Marga Kencana Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130295373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}