Problema cukup besar di negara sedang berkembang dan menyebabkan kesakitan bahkan kematian yang cukup tinggi adalah penyakit menular, salah satunya adalah diare yang bersifat "healthy Carrier" menimbulkan kesukaran dalam pemberantasannya. Banyak faktor pendorong terjadinya diare, yaitu faktor host, agent, lingkungan dan perilaku. Di Provinsi Lampung terdapat beberapa wilayah yang masih memiliki masalah dalam hal pembuangan tinja dan penyakit diare. Salah satunya adalah Desa Tamansari Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Selama ini pembuangan tinja langsung dibuang ke dalam aliran sungai yang melintasi desa tersebut. Desa Tamansari merupakan desa yang masuk ke dalam program ODF. Solusi untuk mengatasi permasalahan Desa Tamansari adalah pembangunan intalasi WC dan perubahan perilaku masyarakat dalam membuang tinja. Kegiatan Pengabdian ditujukan sebagai pendampingan masyarakat dalam pembangunan jamban dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, dilaksanakan pada Bulan September hingga Desember 2018. Pada kegiatan ini, telah terbangun 6 sarana jamban keluarga di Dusun Pasir Erih Desa Taman Sari Kecamatan Gedong Tatan Kabupaten Pesawaran. Jamban yang mudah diakses oleh masyarakat ini telah dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik.
{"title":"Pendampingan Desa Tamansari Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Menuju Desa Open Defecation Free (ODF)","authors":"Prayudhy Yushananta, Mei Ahyanti, Amrul Hasan","doi":"10.26630/jpk.v2i1.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i1.92","url":null,"abstract":"Problema cukup besar di negara sedang berkembang dan menyebabkan kesakitan bahkan kematian yang cukup tinggi adalah penyakit menular, salah satunya adalah diare yang bersifat \"healthy Carrier\" menimbulkan kesukaran dalam pemberantasannya. Banyak faktor pendorong terjadinya diare, yaitu faktor host, agent, lingkungan dan perilaku. Di Provinsi Lampung terdapat beberapa wilayah yang masih memiliki masalah dalam hal pembuangan tinja dan penyakit diare. Salah satunya adalah Desa Tamansari Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran. Selama ini pembuangan tinja langsung dibuang ke dalam aliran sungai yang melintasi desa tersebut. Desa Tamansari merupakan desa yang masuk ke dalam program ODF. Solusi untuk mengatasi permasalahan Desa Tamansari adalah pembangunan intalasi WC dan perubahan perilaku masyarakat dalam membuang tinja. Kegiatan Pengabdian ditujukan sebagai pendampingan masyarakat dalam pembangunan jamban dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, dilaksanakan pada Bulan September hingga Desember 2018. Pada kegiatan ini, telah terbangun 6 sarana jamban keluarga di Dusun Pasir Erih Desa Taman Sari Kecamatan Gedong Tatan Kabupaten Pesawaran. Jamban yang mudah diakses oleh masyarakat ini telah dimanfaatkan dan dipelihara dengan baik.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125121444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data awal di Puskesmas menunjukkan masih tinggi angka karies gigi pada anak dimana setiap anak terdapat 4-5 gigi yang berlubang ini membutuhkan perhatian lebih dari semua pihak, baik orangtua maupun tenaga kesehatan. Posyandu sebagai sarana untuk memantau tumbuh kembang anak, dapat menjadi salah satu upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak.karena itu, kader posyandu perlu diberi pelatihan mengenai kesehatan gigi dan mulut guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Metode collaborative learning merupakan salah satu metode pembelajaran baru yang efektif. Namun metode tersebut belum pernah digunakan dalam pelatihan untuk kader posyandu ,kader hanya memberikan penyuluhan dengan ceramah tentang kesehatan ibu dan anak untuk Kesehatan gigi tidak secara khusus tetapi berdasarkan keluhan dari peserta posyandu. Keterbatasan tenaga kesehatan gigi menjadi salah satu faktor pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu. Selain sebagai pelaksana rutin, kader juga bertugas memberikan penyuluhan terkait dengan kesehatan ibu dan anak. Maka, kader harus menguasai berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki kader tersebut termasuk juga pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut balita sebagai bagian dari kesehatan anak secara umum. Pelatihan atau penyegaran bagi kader mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu dan anak ,seperti dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak seharusnya, kader dapat membimbing, mendorong, dan penggerak terhadap ibu dan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Hasil wawancara pada kader wilayah kerja puskesmas beringin raya sejumlah 50 orang kader, di peroleh data bahwa pengetahuan yang dimiliki kader masih dalam tingkatan cukup 82% sebelum dilakukan pelatihan. Setelah dilakukan pelatihan pengetahuan kader meningkat menjadi baik 85%. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ini sangat penting untuk diketahui kader posyandu.
{"title":"Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Wilayah Kerja Puskesmas Beringin Raya Bandar Lampung Tahun 2020","authors":"Desi Andriyani, RR Ratnasari Dyah P, L. Elina P.","doi":"10.26630/jpk.v2i1.90","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i1.90","url":null,"abstract":"Data awal di Puskesmas menunjukkan masih tinggi angka karies gigi pada anak dimana setiap anak terdapat 4-5 gigi yang berlubang ini membutuhkan perhatian lebih dari semua pihak, baik orangtua maupun tenaga kesehatan. Posyandu sebagai sarana untuk memantau tumbuh kembang anak, dapat menjadi salah satu upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada anak.karena itu, kader posyandu perlu diberi pelatihan mengenai kesehatan gigi dan mulut guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Metode collaborative learning merupakan salah satu metode pembelajaran baru yang efektif. Namun metode tersebut belum pernah digunakan dalam pelatihan untuk kader posyandu ,kader hanya memberikan penyuluhan dengan ceramah tentang kesehatan ibu dan anak untuk Kesehatan gigi tidak secara khusus tetapi berdasarkan keluhan dari peserta posyandu. Keterbatasan tenaga kesehatan gigi menjadi salah satu faktor pentingnya peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu. Selain sebagai pelaksana rutin, kader juga bertugas memberikan penyuluhan terkait dengan kesehatan ibu dan anak. Maka, kader harus menguasai berbagai teknik keterampilan dan pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki kader tersebut termasuk juga pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut balita sebagai bagian dari kesehatan anak secara umum. Pelatihan atau penyegaran bagi kader mengenai pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu dan anak ,seperti dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak seharusnya, kader dapat membimbing, mendorong, dan penggerak terhadap ibu dan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulutnya. Hasil wawancara pada kader wilayah kerja puskesmas beringin raya sejumlah 50 orang kader, di peroleh data bahwa pengetahuan yang dimiliki kader masih dalam tingkatan cukup 82% sebelum dilakukan pelatihan. Setelah dilakukan pelatihan pengetahuan kader meningkat menjadi baik 85%. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ini sangat penting untuk diketahui kader posyandu.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115629498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan obat tradisional masih diminati oleh keluarga dan masyarakat di Indonesia, karena obat tradisional tersebut mempunyai beberapa kelebihan, antara lain bahan bakunya mudah diperoleh dan dapat dibudidayakan sendiri di tempat pemukiman. Salah satu tanaman berkhasiat dan berpotensi sebagai obat tradisional yang sering digunakan oleh keluarga dan masyarakat yaitu tanaman sembukan dengan nama ilmiah Paederia scander Lour Merr dari Familia Rubiaceae. Tanaman ini selain digunakan sebagai lalapan, juga dapat mengobati, perut kembung (konstipasi), sehingga berpotensi sebagai Obat Pertolongan Pertama Konstipasi. Pendampingan kader lansia pada penanganan konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr. Penyuluhan dihadiri 6 kader lansia dan 21 lansia, diberikan materi tentang penanganan konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr. Tumbuhan sembukan merupakan bahan obat tradisional, yang berkhasiat untuk mencegah masuk angina, mengobati sistem pencernaan seperti perut kembung. Peserta 2 dari 6 kader lansia serta 4 lansia dari 21 lansia, dapat melakukan redemontrasi cara pembuatan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr sebagai obat konstipasi. Masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama pada konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr.
{"title":"Pendampingan Kader Lansia Pada Penanganan Konstipasi Dengan Obat Tradisional Tanaman Paederia Scander Lour Merr","authors":"Rustam Aji, Sherly Ratih Frichesyarius Santi Ajhie, Ruslina Yulaika, Wirawan Shakty","doi":"10.26630/jpk.v2i1.88","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i1.88","url":null,"abstract":"Penggunaan obat tradisional masih diminati oleh keluarga dan masyarakat di Indonesia, karena obat tradisional tersebut mempunyai beberapa kelebihan, antara lain bahan bakunya mudah diperoleh dan dapat dibudidayakan sendiri di tempat pemukiman. Salah satu tanaman berkhasiat dan berpotensi sebagai obat tradisional yang sering digunakan oleh keluarga dan masyarakat yaitu tanaman sembukan dengan nama ilmiah Paederia scander Lour Merr dari Familia Rubiaceae. Tanaman ini selain digunakan sebagai lalapan, juga dapat mengobati, perut kembung (konstipasi), sehingga berpotensi sebagai Obat Pertolongan Pertama Konstipasi. Pendampingan kader lansia pada penanganan konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr. Penyuluhan dihadiri 6 kader lansia dan 21 lansia, diberikan materi tentang penanganan konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr. Tumbuhan sembukan merupakan bahan obat tradisional, yang berkhasiat untuk mencegah masuk angina, mengobati sistem pencernaan seperti perut kembung. Peserta 2 dari 6 kader lansia serta 4 lansia dari 21 lansia, dapat melakukan redemontrasi cara pembuatan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr sebagai obat konstipasi. Masyarakat dapat melakukan pertolongan pertama pada konstipasi dengan obat tradisional tanaman Paederia scander Lour Merr.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116092626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Branti Kecamatan Natar masih ada yang menghentikan pengobatannya sehingga penderita ini beresiko menularkan penyakitnya kepada orang lain. Hasil pre-survei diketahui rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat tentang pemberantasan dan pengobatan tuberkulosis. Tujuan pengabmas ini adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis paru. Sasaran kegiatan adalah kader kesehatan dan masyarakat sebanyak 55 orang dengan metode penyuluhan dan pelatihan tentang cara pemberantasan tuberkulosis paru. Media yang digunakan pada penyuluhan dan pelatihan adalah video edukasi dan booklet sebagai bahan bacaan di rumah. Kegiatan dilaksanakan di aula puskesmas pada bulan Juli sampai Agustus 2020. Hasil yang dicapai langsung setelah penyuluhan dan pelatihan adalah meningkatnya jumlah masyarakat berpengetahuan baik, yakni dari 3 orang (5,45%) menjadi 26 orang (47,27%), meningkat yang bersikap positif dari 19 orang (34,55%) menjadi 42 orang (76,36%) dan meningkat keterampilannya baik dari 10 orang (18,18%) menjadi 32 orang (61,83%). Hasil evaluasi akhir kegiatan diketahui 40 orang (72,73%) selalu menerapkan pemberantasan tuberkulosis paru dan 15 orang (27,27%) mengatakan kadang-kadang saja menerapkannya. Sebanyak 55 orang (100%) masyarakat yang mendapat pelatihan mengatakan puas dengan kegiatan pengabmas Dosen Poltekkes Tanjungkarang. Disimpulkan bahwa kemampuan dan kemandirian masyarakat memberantas tuberkulosis paru meningkat setelah dilakukan pengabdian masyarakat.
{"title":"Meningkatkan Kemampuan dan Kemandirian Masyarakat Dalam Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru di Kecamatan Natar Lampung Selatan","authors":"Tumiur Sormin, Anita Puri","doi":"10.26630/jpk.v2i1.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i1.89","url":null,"abstract":"Penderita tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Branti Kecamatan Natar masih ada yang menghentikan pengobatannya sehingga penderita ini beresiko menularkan penyakitnya kepada orang lain. Hasil pre-survei diketahui rendahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat tentang pemberantasan dan pengobatan tuberkulosis. Tujuan pengabmas ini adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pemberantasan penyakit tuberkulosis paru. Sasaran kegiatan adalah kader kesehatan dan masyarakat sebanyak 55 orang dengan metode penyuluhan dan pelatihan tentang cara pemberantasan tuberkulosis paru. Media yang digunakan pada penyuluhan dan pelatihan adalah video edukasi dan booklet sebagai bahan bacaan di rumah. Kegiatan dilaksanakan di aula puskesmas pada bulan Juli sampai Agustus 2020. Hasil yang dicapai langsung setelah penyuluhan dan pelatihan adalah meningkatnya jumlah masyarakat berpengetahuan baik, yakni dari 3 orang (5,45%) menjadi 26 orang (47,27%), meningkat yang bersikap positif dari 19 orang (34,55%) menjadi 42 orang (76,36%) dan meningkat keterampilannya baik dari 10 orang (18,18%) menjadi 32 orang (61,83%). Hasil evaluasi akhir kegiatan diketahui 40 orang (72,73%) selalu menerapkan pemberantasan tuberkulosis paru dan 15 orang (27,27%) mengatakan kadang-kadang saja menerapkannya. Sebanyak 55 orang (100%) masyarakat yang mendapat pelatihan mengatakan puas dengan kegiatan pengabmas Dosen Poltekkes Tanjungkarang. Disimpulkan bahwa kemampuan dan kemandirian masyarakat memberantas tuberkulosis paru meningkat setelah dilakukan pengabdian masyarakat.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131131137","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Awal tahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan seluruh negara, tanpa terkecuali negara Indonesia. Hal itu disebabkan munculnya wabah virus Corona, yang bermula dari Kota Wuhan China, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran wabah Covid-19 ini hingga ke 216 negara termasuk Indonesia dan juga Provinsi Lampung. Wabah Virus ini telah menjadi Pandemi dan memerlukan penanganan yang serius, bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh seluruh masyarakat. Salah satu pengobatan non-farmakologis sedang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia yaitu Bekam/ Al-Hijamah/ Cupping Therapy. Bekam dan penerapan PHBS dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik sebagai sarana promotif dan preventif pencegahan penyakit dengan salah satu manfaat bekam yaitu meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan dilakukan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan mitra melalui Pelatihan Hijamah dan Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), untuk mengetahui perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Metode yang digunakan yaitu one group pretest and posttest design. Analisis secara univariat menggunakan nilai mean dan analisis bivariat menggunakan uji Paired Samples Test dengan jumlah responden yaitu 25 orang. Hasil analisis univariat didapatkan nilai pretest yaitu Mean= 6, Median= 6, Modus= 6, nilai terendah= 2, dan nilai tertinggi 9. Sedangkan pada nilai posttest didapatkan nilai Mean= 8,12, Median= 8, Modus= 9, nilai terendah= 6, dan nilai tertinggi 10. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p=0,000. Simpulan, ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah dilakukan tindakan penyuluhan dan praktik.
{"title":"Pemberdayaan Mitra Melalui Pelatihan Hijamah dan Edukasi Kesehatan di Pondok Pesantren Al Muhsin Kota Metro","authors":"Sri Lestariningsih, Yusro Hadi M, Septi Widiyanti","doi":"10.26630/jpk.v2i1.91","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v2i1.91","url":null,"abstract":"Awal tahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan seluruh negara, tanpa terkecuali negara Indonesia. Hal itu disebabkan munculnya wabah virus Corona, yang bermula dari Kota Wuhan China, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Wabah ini diberi nama coronavirus disease 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Penyebaran wabah Covid-19 ini hingga ke 216 negara termasuk Indonesia dan juga Provinsi Lampung. Wabah Virus ini telah menjadi Pandemi dan memerlukan penanganan yang serius, bukan hanya oleh pemerintah tapi juga oleh seluruh masyarakat. Salah satu pengobatan non-farmakologis sedang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia yaitu Bekam/ Al-Hijamah/ Cupping Therapy. Bekam dan penerapan PHBS dapat dijadikan peluang untuk meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi lebih baik sebagai sarana promotif dan preventif pencegahan penyakit dengan salah satu manfaat bekam yaitu meningkatkan daya tahan tubuh. Tujuan dilakukan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan mitra melalui Pelatihan Hijamah dan Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), untuk mengetahui perbedaan nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Metode yang digunakan yaitu one group pretest and posttest design. Analisis secara univariat menggunakan nilai mean dan analisis bivariat menggunakan uji Paired Samples Test dengan jumlah responden yaitu 25 orang. Hasil analisis univariat didapatkan nilai pretest yaitu Mean= 6, Median= 6, Modus= 6, nilai terendah= 2, dan nilai tertinggi 9. Sedangkan pada nilai posttest didapatkan nilai Mean= 8,12, Median= 8, Modus= 9, nilai terendah= 6, dan nilai tertinggi 10. Hasil uji bivariat didapatkan nilai p=0,000. Simpulan, ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah dilakukan tindakan penyuluhan dan praktik.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131094097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Indonesia sudah melaporkan 57.770 kasus konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi pada tgl 2 juli 2020. Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) mencatat sebanyak 573 pedagang terinfeksi Covid-19. Di Pasar Tempel Kel. Rajabasa Bandar Lampung masih banyak pedagang tidak mematuhi protokol Covid-19. Maka perlu diadakan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada pedagang pasar tradisional khususnya pasar tempel, Kel.Rajabasa, Bandar Lampung. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020, dengan cara : memberian leaflet media edukasi COVID 19, pendidikan kesehatan kepada pedagang terkait COVID 19 (penyebab, gejala, tanda, penularan, pencegahan dan pengobatan) serta upaya pengendalian khususnya di wilayah pasar, serta pemberian masker kepada pedagang sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID 19. Didapat hasil: meningkatnya pengetahuan pedagang mengenai Covid-19, pencegahan dan pengendalian Covid-19 (khususnya dalam lingkungan Pasar) dilihat dari evaluasi tanya jawab akhir sesi kegiatan dapat dijawab dengan baik oleh para pedagang Pasar, serta Meningkatnya kesadaran pedagang dalam pentingnya mematuhi protocol Covid-19 khususnya dalam berdagang di lingkungan Pasar Tempel Kel. Rajabasa, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung dilihat dari evaluasi pemantauan selama 2 hari setelah dilakukan penyuluhan didapatkan pedagang mengikuti saran-saran yang telah disampaikan setelah penyuluhan.
{"title":"Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Pada Pedagang Di Lingkungan Pasar Tempel Kelurahan Raja Basa Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung","authors":"Sri Wantini, Sri Nuraini, Y. Yusrizal","doi":"10.26630/jpk.v1i3.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i3.52","url":null,"abstract":"Tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). Indonesia sudah melaporkan 57.770 kasus konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi pada tgl 2 juli 2020. Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) mencatat sebanyak 573 pedagang terinfeksi Covid-19. Di Pasar Tempel Kel. Rajabasa Bandar Lampung masih banyak pedagang tidak mematuhi protokol Covid-19. Maka perlu diadakan penyuluhan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada pedagang pasar tradisional khususnya pasar tempel, Kel.Rajabasa, Bandar Lampung. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2020, dengan cara : memberian leaflet media edukasi COVID 19, pendidikan kesehatan kepada pedagang terkait COVID 19 (penyebab, gejala, tanda, penularan, pencegahan dan pengobatan) serta upaya pengendalian khususnya di wilayah pasar, serta pemberian masker kepada pedagang sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID 19. Didapat hasil: meningkatnya pengetahuan pedagang mengenai Covid-19, pencegahan dan pengendalian Covid-19 (khususnya dalam lingkungan Pasar) dilihat dari evaluasi tanya jawab akhir sesi kegiatan dapat dijawab dengan baik oleh para pedagang Pasar, serta Meningkatnya kesadaran pedagang dalam pentingnya mematuhi protocol Covid-19 khususnya dalam berdagang di lingkungan Pasar Tempel Kel. Rajabasa, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung dilihat dari evaluasi pemantauan selama 2 hari setelah dilakukan penyuluhan didapatkan pedagang mengikuti saran-saran yang telah disampaikan setelah penyuluhan.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132553241","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nyamuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk betina menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan , melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah, sebagai nutrisi untuk pematangan telurnya,nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat, telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva, di sekitar lokasi penelitian merupakan daerah persawahan ,banyak jerami padi yang menumpuk. Jerami padi mengandung kadar ammonia, CO2,asam laktat dan octanol yang disukai nyamuk.. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini, untuk melakukan pendampingan pembuatan alat ovitrap rendaman air jerami padi perangkap nyamuk. Permasalahan banyak nyamuk di sekitar rumah warga.Metode : Pemecahan masalahnya dengan mengadakan pendampingan pembuatan alat ovitrap rendaman air jerami padi perangkap nyamuk. Keuntungan bagi masyarakat dapat meminimalisir dan mengurangi populasi nyamuk.Simpulan: Alat Ovitrap bermanfaat dapat meminimalisir dan mengurangi populasi nyamuk sehingga masyarakat terhindar dari penyakit yang di ditularkan perantara nyamuk antara lain : demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria filariasis dan chikungunya.
{"title":"Pendampingan Pembuatan Alat Ovitrap Rendaman Air Jerami Padi Perangkap Nyamuk Di Desa Rimbo Recap Kecamatan Curup Selatan","authors":"Rustam Aji, Sherly Ratih Fsa, R. Rosmawati","doi":"10.26630/jpk.v1i3.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i3.50","url":null,"abstract":"Nyamuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta. Nyamuk betina menghisap darah bukan untuk mendapatkan makanan , melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah, sebagai nutrisi untuk pematangan telurnya,nyamuk membutuhkan air untuk hidupnya, karena larva nyamuk melanjutkan hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat, telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva, di sekitar lokasi penelitian merupakan daerah persawahan ,banyak jerami padi yang menumpuk. Jerami padi mengandung kadar ammonia, CO2,asam laktat dan octanol yang disukai nyamuk.. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini, untuk melakukan pendampingan pembuatan alat ovitrap rendaman air jerami padi perangkap nyamuk. Permasalahan banyak nyamuk di sekitar rumah warga.Metode : Pemecahan masalahnya dengan mengadakan pendampingan pembuatan alat ovitrap rendaman air jerami padi perangkap nyamuk. Keuntungan bagi masyarakat dapat meminimalisir dan mengurangi populasi nyamuk.Simpulan: Alat Ovitrap bermanfaat dapat meminimalisir dan mengurangi populasi nyamuk sehingga masyarakat terhindar dari penyakit yang di ditularkan perantara nyamuk antara lain : demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria filariasis dan chikungunya.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131137444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sarana sanitasi dasar yang harus dimiliki rumah tangga adalah jamban keluarga, sebagai tempat pembuangan kotoran manusia. Namun masih banyak warga yang tidak memiliki jamban dan masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan. Perilaku masyarakat ini berisiko menularkan penyakit berbasis lingkungan, seperti: diare, kolera, cacingan, tifus, hepatitis, gizi buruk, pencemaran air, dan penurunan estetika. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga bagi rumah tangga yang belum memiliki jamban keluaga dan rumah tangga yang telah memiliki jamban keluarga tetapi belum mememuhi syarat kesehatan, sehingga menjadi desa dengan pedikat desa ODF. Populasi sasaran pengabdian masyarakat ini adalah warga Desa Padang Ratu dan Desa Hanakau Jaya Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara yang belum memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 80 KK. Metode yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan, Pelatihan Kader dalam pembuatan Kloset dan Jamban Keluarga, pemberian stimulasi material Pembangungan Jamban Keluarga, Melakukan Pendampingan Kader dalam Pembangunan Jamban Keluarga. Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan STOP BABs, Pelatihan Kader Kesehatan Lingkungan dan bantuan bahan material untuk pembuatan kloset dan jamban keluarga, didapat 10 orang kader kesling terampil dalam pembuatan kloset sehingga berhasil menjadi penyedia kloset untuk desa disekitarnya, dan dari pemberian stumulus untuk membangun 6 buah jamban keluarga, berhasil dibangun sebanyak 80 buah jamban keluarga. Pengetahuan masyarakat tentang risiko BABs dan manfaat jamban sehat meningkat, yang dibuktikan dengan dimanfaatkannya 70 buah jamban keluarga di Desa Hanakau Jaya dan 10 Buah di Desa Padang Ratu Kecamatan Sungkai Utara.
{"title":"Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Kader Kesehatan Lingkungan Dalam Pembuatan Closet dan Jamban Sehat Untuk Meningkatkan Cakupan Kepemilikan Jamban Keluarga Menuju Desa dengan predikat ODF (Open Defecation Free)","authors":"Amrul Hasan, Haris Kadarusman, A. Sutopo","doi":"10.26630/jpk.v1i3.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i3.54","url":null,"abstract":"Sarana sanitasi dasar yang harus dimiliki rumah tangga adalah jamban keluarga, sebagai tempat pembuangan kotoran manusia. Namun masih banyak warga yang tidak memiliki jamban dan masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan. Perilaku masyarakat ini berisiko menularkan penyakit berbasis lingkungan, seperti: diare, kolera, cacingan, tifus, hepatitis, gizi buruk, pencemaran air, dan penurunan estetika. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga bagi rumah tangga yang belum memiliki jamban keluaga dan rumah tangga yang telah memiliki jamban keluarga tetapi belum mememuhi syarat kesehatan, sehingga menjadi desa dengan pedikat desa ODF. Populasi sasaran pengabdian masyarakat ini adalah warga Desa Padang Ratu dan Desa Hanakau Jaya Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara yang belum memiliki jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan berjumlah 80 KK. Metode yang digunakan adalah pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan, Pelatihan Kader dalam pembuatan Kloset dan Jamban Keluarga, pemberian stimulasi material Pembangungan Jamban Keluarga, Melakukan Pendampingan Kader dalam Pembangunan Jamban Keluarga. Setelah dilakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan STOP BABs, Pelatihan Kader Kesehatan Lingkungan dan bantuan bahan material untuk pembuatan kloset dan jamban keluarga, didapat 10 orang kader kesling terampil dalam pembuatan kloset sehingga berhasil menjadi penyedia kloset untuk desa disekitarnya, dan dari pemberian stumulus untuk membangun 6 buah jamban keluarga, berhasil dibangun sebanyak 80 buah jamban keluarga. Pengetahuan masyarakat tentang risiko BABs dan manfaat jamban sehat meningkat, yang dibuktikan dengan dimanfaatkannya 70 buah jamban keluarga di Desa Hanakau Jaya dan 10 Buah di Desa Padang Ratu Kecamatan Sungkai Utara.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131860978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para Siswa siswi SMPN 27 Kabupaten Pesawaran maka melalui Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Mandiri oleh Tim Dosen Pengabdian Polkes Tanjungkarang Jurusan Analis Kesehatan, dipandang perlu melaksanakan pelatihan kewirausahaan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring lunak kepada siswa siswi SMPN 27 Kabupaten Pesawaran. Analisis Situasi, Berdasarkan data Profile Tahun 2020, SMPN 27 Kabupaten Pesawaran memiliki rombongan belajar kelas VII sejumlah 3 kelas dengan jumlah siswa 83 siswa, rombongan belajar kelas VIII sejumlah 3 kelas dengan jumlah siswa 75 siswa. Permasalahan Mitra, KIR SMPN 27 Kabupaten Pesawaran belum pernah mendapatkan pembinaan kewirausahaan,. belum memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembuatan sabun berbahan baku minyak jelantah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk wirausaha. Solusi yang diberikan oleh Tim Pengabmas Dosen Polkes Tanjungkarang adalah melakukan penyampaian materi teori kewirausahaan dan pelatihan pembuatan sabun menggunakan bahan baku minyak jelantah. Metode pelaksanaan dilakukan sesuai tahapan yaitu koordinasi tim pengabmas dengan mitra yaitu SMPN 27 Kabupaten Pesawaran, penyampaian materi teori, praktik pembuatan sabun. Sasaran pelaksanaan pengabmas ditujukan kepada Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 27 Kabupaten Pesawaran. Indikator keberhasilan kegiatan pengabmas ini adalah para siswa yang tergabung dalam KIR memiliki soft skill yang terlihat dari peningkatan nilai hasil pretes dan postes, memiliki life skill pembuatan sabun cuci piring lunak, serta publikasi ilmiah pada jurnal pengabmas terakreditasi ataupun nonakreditasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan Pengabmas ini adalah hasil pretest nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 73, selanjutnya 8 peserta (53%) dari 15 peserta memiliki nilai >= 60, sedangkan 47% memiliki nilai =< 60. Hasil post test, terdapat peningkatan hasil tes dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 93, selanjutnya 15 peserta (100%) dari 15 peserta memiliki nilai >= 60, KIR SMPN 27 Kabupaten Pesawaran memiliki life skill memurnikan minyak jelantah dan memanfaatkannya menjadi bahan baku pada pembuatan sabun cuci piring lunak.
{"title":"Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Sabun Cuci Piring Lunak Berbahan Baku Minyak Jelantah Kepada Kelompok Karya Ilmiah Remaja SMPN 27 Kabupaten Pesawaran Tahun 2020","authors":"Rodhiansyah Djayasinga, Nursindam Nursindam, Khairuni Fitriany, E. Sulistianingsih, Mimi Sugiarti, Nurminha Nurminha, Wimba Widagdho Dinutanayo","doi":"10.26630/jpk.v1i3.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i3.51","url":null,"abstract":"Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi para Siswa siswi SMPN 27 Kabupaten Pesawaran maka melalui Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat Skema Mandiri oleh Tim Dosen Pengabdian Polkes Tanjungkarang Jurusan Analis Kesehatan, dipandang perlu melaksanakan pelatihan kewirausahaan dengan memanfaatkan limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring lunak kepada siswa siswi SMPN 27 Kabupaten Pesawaran. Analisis Situasi, Berdasarkan data Profile Tahun 2020, SMPN 27 Kabupaten Pesawaran memiliki rombongan belajar kelas VII sejumlah 3 kelas dengan jumlah siswa 83 siswa, rombongan belajar kelas VIII sejumlah 3 kelas dengan jumlah siswa 75 siswa. Permasalahan Mitra, KIR SMPN 27 Kabupaten Pesawaran belum pernah mendapatkan pembinaan kewirausahaan,. belum memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembuatan sabun berbahan baku minyak jelantah yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi suatu bentuk wirausaha. Solusi yang diberikan oleh Tim Pengabmas Dosen Polkes Tanjungkarang adalah melakukan penyampaian materi teori kewirausahaan dan pelatihan pembuatan sabun menggunakan bahan baku minyak jelantah. Metode pelaksanaan dilakukan sesuai tahapan yaitu koordinasi tim pengabmas dengan mitra yaitu SMPN 27 Kabupaten Pesawaran, penyampaian materi teori, praktik pembuatan sabun. Sasaran pelaksanaan pengabmas ditujukan kepada Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMPN 27 Kabupaten Pesawaran. Indikator keberhasilan kegiatan pengabmas ini adalah para siswa yang tergabung dalam KIR memiliki soft skill yang terlihat dari peningkatan nilai hasil pretes dan postes, memiliki life skill pembuatan sabun cuci piring lunak, serta publikasi ilmiah pada jurnal pengabmas terakreditasi ataupun nonakreditasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan Pengabmas ini adalah hasil pretest nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 73, selanjutnya 8 peserta (53%) dari 15 peserta memiliki nilai >= 60, sedangkan 47% memiliki nilai =< 60. Hasil post test, terdapat peningkatan hasil tes dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 93, selanjutnya 15 peserta (100%) dari 15 peserta memiliki nilai >= 60, KIR SMPN 27 Kabupaten Pesawaran memiliki life skill memurnikan minyak jelantah dan memanfaatkannya menjadi bahan baku pada pembuatan sabun cuci piring lunak.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129249041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Isnenia Isnenia, Sefanadia Putri, Yustin Nur Khoiriyah
Kejadian stunting merupakan proses kumulatif sejak sebelum kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan yang akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Kondisi gizi wanita subur (didorong untuk menurunkan anemia) dan ibu hamil, ibu menyusui, serta kesehatan bayi sampai dengan usia 2 tahun dapat sebagai sasaran pencegahan stunting. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting, yakni perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Pelaksanaan ketiga upaya ini dapat melibatkan beberapa disiplin ilmu, yaitu gizi mengenai pola makan yang tepat, biologi terkait dengan buruknya sanitasi dan infeksi bakteri/parasit, serta farmasi terkait dengan penggunaan obat yang tepat dalam mengatasi infeksi/penyakit lain terkait dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan terhadap masyarakat (wanita usia subur, ibu hamil/ menyusui/ibu bayi-balita), pelatihan dan pendampingan kader melalui focus group discussion dan praktik langsung mengenai pola makan, penggunaan obat, dan parasit/bakteri penyebab infeksi. Hasil kegiatan penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan warga sebesar 50% dan 86,67% warga memiliki kadar Hb normal. Kader dan warga 100% mampu menyusun isi piring dengan tepat. Peningkatan persentase jumlah kader dan warga dalam mengidentifikasi pengunaan obat yang tepat lebih dari 50%. Peningkatan persentase jumlah kader dan warga yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu mengenai jenis parasit dan penanganannya lebih dari 60%.
{"title":"Pemberdayaan Kader Desa Sidosari Dalam Pencegahan Stunting Melalui Pendekatan Kolaborasi Inter-Profesional Kecamatan Natar Lampung Selatan","authors":"Isnenia Isnenia, Sefanadia Putri, Yustin Nur Khoiriyah","doi":"10.26630/jpk.v1i3.53","DOIUrl":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i3.53","url":null,"abstract":"Kejadian stunting merupakan proses kumulatif sejak sebelum kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan yang akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Kondisi gizi wanita subur (didorong untuk menurunkan anemia) dan ibu hamil, ibu menyusui, serta kesehatan bayi sampai dengan usia 2 tahun dapat sebagai sasaran pencegahan stunting. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting, yakni perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Pelaksanaan ketiga upaya ini dapat melibatkan beberapa disiplin ilmu, yaitu gizi mengenai pola makan yang tepat, biologi terkait dengan buruknya sanitasi dan infeksi bakteri/parasit, serta farmasi terkait dengan penggunaan obat yang tepat dalam mengatasi infeksi/penyakit lain terkait dalam pencegahan stunting. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan terhadap masyarakat (wanita usia subur, ibu hamil/ menyusui/ibu bayi-balita), pelatihan dan pendampingan kader melalui focus group discussion dan praktik langsung mengenai pola makan, penggunaan obat, dan parasit/bakteri penyebab infeksi. Hasil kegiatan penyuluhan adanya peningkatan pengetahuan warga sebesar 50% dan 86,67% warga memiliki kadar Hb normal. Kader dan warga 100% mampu menyusun isi piring dengan tepat. Peningkatan persentase jumlah kader dan warga dalam mengidentifikasi pengunaan obat yang tepat lebih dari 50%. Peningkatan persentase jumlah kader dan warga yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu mengenai jenis parasit dan penanganannya lebih dari 60%.","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"255 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134126690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}