Pub Date : 2023-07-30DOI: 10.22437/jejak.v3i1.23702
Abdul Rohman, Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo, Yuni Maryuni
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terkait sejarah pemikiran pendidikan KH. TB. Achmad Chatib di Banten pada tahun 1948-1966. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terjadi perlawanan militer, perlawanan keagamaan, dan pemikiran. Salah satu tokoh pejuang dan ulama di Banten yaitu KH. TB. Achmad Chatib yang merupakan residen (gubernur) pertama di Banten setalah Indonesia merdeka, peran KH. TB. Achmad Chatib pada masa kolonialisme berupaya menciptakan nilai nasionalisme pemuda Banten. Perjuangannya tidak hanya dilakukan melalui perjuangan fisik, tetapi beliau juga berjuang melalui pemikiran khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan KH. TB. Achmad Chatib menggagas buah pikiran yang diimplementasikan dalam wujud lembaga pendidikan. 1) Masarratul Muhtajin yaitu lembaga pendidikan yang bergerak dibidang nonformal untuk mengembangkan ilmu keagamaan, 2) Masarratul Muta’allimin yaitu lembaga pendidikan yang bergerak dibidang formal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan umum, 3) Masarratut Tanjih yaitu lembaga sosial masyarakat untuk menjaga dan merawat peninggalan kesultanan Banten.
{"title":"SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH. TB. ACHMAD CHATIB DI BANTEN (1948-1966)","authors":"Abdul Rohman, Tubagus Umar Syarif Hadi Wibowo, Yuni Maryuni","doi":"10.22437/jejak.v3i1.23702","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v3i1.23702","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terkait sejarah pemikiran pendidikan KH. TB. Achmad Chatib di Banten pada tahun 1948-1966. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah, yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, terjadi perlawanan militer, perlawanan keagamaan, dan pemikiran. Salah satu tokoh pejuang dan ulama di Banten yaitu KH. TB. Achmad Chatib yang merupakan residen (gubernur) pertama di Banten setalah Indonesia merdeka, peran KH. TB. Achmad Chatib pada masa kolonialisme berupaya menciptakan nilai nasionalisme pemuda Banten. Perjuangannya tidak hanya dilakukan melalui perjuangan fisik, tetapi beliau juga berjuang melalui pemikiran khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan KH. TB. Achmad Chatib menggagas buah pikiran yang diimplementasikan dalam wujud lembaga pendidikan. 1) Masarratul Muhtajin yaitu lembaga pendidikan yang bergerak dibidang nonformal untuk mengembangkan ilmu keagamaan, 2) Masarratul Muta’allimin yaitu lembaga pendidikan yang bergerak dibidang formal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan umum, 3) Masarratut Tanjih yaitu lembaga sosial masyarakat untuk menjaga dan merawat peninggalan kesultanan Banten.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114966491","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.22437/jejak.v2i2.24769
Rizki Aldi Cahyono
Awal kemerdekaan Indonesia diwarnai dengan pemblokiran ekonomi oleh Belanda dan berbagai serangan Belanda untuk menguasi kembali Indonesia, hingga melahirkan suatu periode perang revolusi kemerdekaan 1945-1949. Kesulitan ekonomi membuat Indonesia terkendala dalam mendapatkan sumber dana yang digunakan guna perang mempertahankan kemerdekaan. Artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai darimana pejuang revolusi kemerdekaan mendapatkan dana untuk berperang menghadapi Belanda. Terutama wilayah Jawa dan Sumatera yang memiliki berbagai gelaran perang revolusi lantaran keduanya adalah wilayah awal yang diakui Belanda dalam Perjanjian Linggarjati. Penelitian ini menggunakan metode sejarah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pejuang yang tergabung dalam laskar perjuangan melakukan berbagai cara guna mendapatkan dukungan dana perang, mulai dari pertunjukkan amal yang mempertontonkan seni, pencegatan dan perampasan amunisi tentara Belanda, hingga penjualan candu dan penyeludupan barang ekspor ke Singapura. Dapur umum sebagai sumber utama asupan tenaga pejuang juga memiliki dampak signifikan dalam mendukung jalannya perang revolusi kemerdekaan.
{"title":"SUMBER DANA PERANG REVOLUSI INDONESIA 1945-1949: PEPERANGAN DI JAWA DAN SUMATERA","authors":"Rizki Aldi Cahyono","doi":"10.22437/jejak.v2i2.24769","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.24769","url":null,"abstract":"Awal kemerdekaan Indonesia diwarnai dengan pemblokiran ekonomi oleh Belanda dan berbagai serangan Belanda untuk menguasi kembali Indonesia, hingga melahirkan suatu periode perang revolusi kemerdekaan 1945-1949. Kesulitan ekonomi membuat Indonesia terkendala dalam mendapatkan sumber dana yang digunakan guna perang mempertahankan kemerdekaan. Artikel ini bertujuan untuk membahas mengenai darimana pejuang revolusi kemerdekaan mendapatkan dana untuk berperang menghadapi Belanda. Terutama wilayah Jawa dan Sumatera yang memiliki berbagai gelaran perang revolusi lantaran keduanya adalah wilayah awal yang diakui Belanda dalam Perjanjian Linggarjati. Penelitian ini menggunakan metode sejarah: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pejuang yang tergabung dalam laskar perjuangan melakukan berbagai cara guna mendapatkan dukungan dana perang, mulai dari pertunjukkan amal yang mempertontonkan seni, pencegatan dan perampasan amunisi tentara Belanda, hingga penjualan candu dan penyeludupan barang ekspor ke Singapura. Dapur umum sebagai sumber utama asupan tenaga pejuang juga memiliki dampak signifikan dalam mendukung jalannya perang revolusi kemerdekaan.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127869365","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-19DOI: 10.22437/jejak.v2i2.22477
Siti Tiara Maulia, Hendra Hendra, M. Ichsan
Indonesia memiliki letak strategi yang berada pada garis persilangan lalu lintas laut yang menghubungkan dua kontinen besar di barat dan timur. Hal ini menjadi faktor penyebab mudahnya islam masuk ke Indonesia yang dibawa oleh para. Keberadaan agama islam di indonesia juga menjadi suatu hal yang menarik dan ajarannya yang mudah diterima oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan jenis/pendekatan Studi Kepustakaan (Research Library). Dimana pengumpulan data dilakukan dengan bantuan dari berbagai macam material yang ada diperpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, juga kisah-kisah sejarah. Data lain diperoleh melalui pengumpulan data merujuk pada hasil penelitian para sejarawan juga sumber-sumber lain yang mendukung seperti jurnal dan juga situs internet. Pada proses penyebarannya Islam memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat indonesia karena semua orang dihadapan Tuhan dianggap sama dan tidak ada perbedaan kasta. Pendukung utama dalam proses penyebaran ini adalah para pedagang yang melakukan perdagangan. Dari hasil proses islamisasi ini memunculkan kerajan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia.
{"title":"JEJAK PERKEMBANGAN ISLAM PADA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA","authors":"Siti Tiara Maulia, Hendra Hendra, M. Ichsan","doi":"10.22437/jejak.v2i2.22477","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.22477","url":null,"abstract":"Indonesia memiliki letak strategi yang berada pada garis persilangan lalu lintas laut yang menghubungkan dua kontinen besar di barat dan timur. Hal ini menjadi faktor penyebab mudahnya islam masuk ke Indonesia yang dibawa oleh para. Keberadaan agama islam di indonesia juga menjadi suatu hal yang menarik dan ajarannya yang mudah diterima oleh masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan jenis/pendekatan Studi Kepustakaan (Research Library). Dimana pengumpulan data dilakukan dengan bantuan dari berbagai macam material yang ada diperpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, juga kisah-kisah sejarah. Data lain diperoleh melalui pengumpulan data merujuk pada hasil penelitian para sejarawan juga sumber-sumber lain yang mendukung seperti jurnal dan juga situs internet. Pada proses penyebarannya Islam memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat indonesia karena semua orang dihadapan Tuhan dianggap sama dan tidak ada perbedaan kasta. Pendukung utama dalam proses penyebaran ini adalah para pedagang yang melakukan perdagangan. Dari hasil proses islamisasi ini memunculkan kerajan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126016739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.21627
Mima Kharimah Aryani
Masa Orde Baru merupakan masa kelam bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Kebebasan mereka direnggut oleh pemerintah Orde Baru yang tentunya tindakan ini merupakan bentuk diskriminasi terhadap warga negara. Pemerintah Orde Baru dengan tegas membentuk kebijakan untuk mengatur warga etnis Tionghoa baik dalam menjalankan agama, kepercayaan, serta adat istiadatnya di Indonesia. Salah satu bentuk kebijakannya tertuang pada Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana Inpres ini mengatur etnis Tionghoa sehingga membentuk masa kelam bagi mereka. Latar belakang masalah dalam artikel ini lebih difokuskan pada pelaksanaan Inpres No. 14 Tahun 1967 di masa Orde Baru serta dampaknya bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini yaitu dengan studi literatur yang berpedoman pada langkah-langkah penelitian sejarah yaitu Heuristik, Kritik Sejarah, Interpretasi, dan Historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah tindakan diskriminasi pemerintah meliputi berbagai bidang kehidupan etnis Tionghoa selama kurang lebih 30 tahun lamanya dan ini berdampak besar pada pola hidup mereka di masa-masa sesudahnya.
{"title":"INPRES NO 14 TAHUN 1967: BENTUK DISKRIMINASI PEMERINTAH ORDE BARU TERHADAP ETNIS TIONGHOA","authors":"Mima Kharimah Aryani","doi":"10.22437/jejak.v2i2.21627","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.21627","url":null,"abstract":"Masa Orde Baru merupakan masa kelam bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Kebebasan mereka direnggut oleh pemerintah Orde Baru yang tentunya tindakan ini merupakan bentuk diskriminasi terhadap warga negara. Pemerintah Orde Baru dengan tegas membentuk kebijakan untuk mengatur warga etnis Tionghoa baik dalam menjalankan agama, kepercayaan, serta adat istiadatnya di Indonesia. Salah satu bentuk kebijakannya tertuang pada Instruksi Presiden No. 14 Tahun 1967. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana Inpres ini mengatur etnis Tionghoa sehingga membentuk masa kelam bagi mereka. Latar belakang masalah dalam artikel ini lebih difokuskan pada pelaksanaan Inpres No. 14 Tahun 1967 di masa Orde Baru serta dampaknya bagi etnis Tionghoa di Indonesia. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah ini yaitu dengan studi literatur yang berpedoman pada langkah-langkah penelitian sejarah yaitu Heuristik, Kritik Sejarah, Interpretasi, dan Historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah tindakan diskriminasi pemerintah meliputi berbagai bidang kehidupan etnis Tionghoa selama kurang lebih 30 tahun lamanya dan ini berdampak besar pada pola hidup mereka di masa-masa sesudahnya.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128214828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.22344
Yusinta Tia Rusdiana, Heryati Heryati, Yuliarni Yuliarni
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran organisasi Perhimpunan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah atau historis dengan tahapan: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiogtafi. Jenis Penelitian yang digunakan bersifat kajian pustaka (literature). Hasil penelitian menjelaskan (1) Latar belakangi berdirinya organisasi Perhimpunan Indonesia di Belanda karena adanya motivasi untuk menjalin rasa persatuan dan kekeluargaan hidup di rantauan, juga adanya rasa kesadaran Nasional yang timbul, setelah banyak belajar tentang sejarah perjuangan dari berbagai negara di dunia. (2) Peranan organisasi Perhimpunan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan di Belanda sebagai tempat pergerakan para mahasiswa Indonesia di Belanda, sebagai bentuk penyampai tentang nama Indonesia kepada dunia umumnya dan khususnya kepada rakyat Indonesia yang ada di tanah air.
{"title":"PERAN ORGANISASI PERHIMPUNAN INDONESIA DALAM UPAYA MENCAPAI KEMERDEKAAN DI BELANDA","authors":"Yusinta Tia Rusdiana, Heryati Heryati, Yuliarni Yuliarni","doi":"10.22437/jejak.v2i2.22344","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.22344","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran organisasi Perhimpunan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah atau historis dengan tahapan: heuristik, kritik, interpretasi, dan historiogtafi. Jenis Penelitian yang digunakan bersifat kajian pustaka (literature). Hasil penelitian menjelaskan (1) Latar belakangi berdirinya organisasi Perhimpunan Indonesia di Belanda karena adanya motivasi untuk menjalin rasa persatuan dan kekeluargaan hidup di rantauan, juga adanya rasa kesadaran Nasional yang timbul, setelah banyak belajar tentang sejarah perjuangan dari berbagai negara di dunia. (2) Peranan organisasi Perhimpunan Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan di Belanda sebagai tempat pergerakan para mahasiswa Indonesia di Belanda, sebagai bentuk penyampai tentang nama Indonesia kepada dunia umumnya dan khususnya kepada rakyat Indonesia yang ada di tanah air.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127657005","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.22472
Amir Syarifuddin, Heri Uswanto, Dwi Raharyoso
Penelitian ini tentang tradisi kebudayaan lokal yang dilakukan oleh masyarakat desa Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi di era Revolusi Industri 4.0. Metode pengumpulan data menggunakan metode historis deksriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa setiap suku bangsa mempunyai aturan adat istiadat atau upacara masing-masing. Aturan itu berbeda di antara satu dengan yang lain karena aturan tersebut telah dibentuk mengikuti pengalaman dan pandangan yang berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Aturan tersebut tentu telah dibuat jauh sebelum masyarakat berkembang seperti sekarang ini. Begitu juga dengan tradisi Rewang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sungai gelam, tradisi ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Tradisi ini tidak akan pernah punah akan tetapi tradisi ini banyak sekali mengalami sedikit perubahan. Perubahan ini tentulah akibat dari perkembangan zaman yang semakin modern. Tak dapat di elakkan lagi Revolusi Industri 4.0 sekarang ini membuat segala macam bisa berubah seperti Tradisi hari Rewang yang merupakan kearifan budaya lokal yang harus tetap di lestarikan.
{"title":"KEARIFAN BUDAYA LOKAL: TRADISI REWANG MASYARAKAT DESA SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI","authors":"Amir Syarifuddin, Heri Uswanto, Dwi Raharyoso","doi":"10.22437/jejak.v2i2.22472","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.22472","url":null,"abstract":"Penelitian ini tentang tradisi kebudayaan lokal yang dilakukan oleh masyarakat desa Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi di era Revolusi Industri 4.0. Metode pengumpulan data menggunakan metode historis deksriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa setiap suku bangsa mempunyai aturan adat istiadat atau upacara masing-masing. Aturan itu berbeda di antara satu dengan yang lain karena aturan tersebut telah dibentuk mengikuti pengalaman dan pandangan yang berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Aturan tersebut tentu telah dibuat jauh sebelum masyarakat berkembang seperti sekarang ini. Begitu juga dengan tradisi Rewang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Sungai gelam, tradisi ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Tradisi ini tidak akan pernah punah akan tetapi tradisi ini banyak sekali mengalami sedikit perubahan. Perubahan ini tentulah akibat dari perkembangan zaman yang semakin modern. Tak dapat di elakkan lagi Revolusi Industri 4.0 sekarang ini membuat segala macam bisa berubah seperti Tradisi hari Rewang yang merupakan kearifan budaya lokal yang harus tetap di lestarikan.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133092141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.21904
Yenti Marlina
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar materi peninggalan sejarah dengan menggunakan strategi KWL SDN 82/IX Pijoan siswa kelas V. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua siklus, masing-masing sebagai berikut: Hasil siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran strategi KWL diperoleh skor rata-rata siklus 1 sebesar 77,3. Nilai tertinggi 100 untuk 1 siswa, nilai terendah 65 untuk 3 siswa, dan kemauan belajar 80% 20. % tidak tercapai. Pada Siklus II rata-rata skor Siklus II adalah 81,7 dengan skor tertinggi 100, 1 dengan skor terendah 65, dan 1 dengan tingkat penguasaan 93% kurang dari 7%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi KWL meningkatkan hasil belajar pemahaman materi peninggalan sejarah kelas V SDN 82/IX Pijoan.
本研究旨在改善学习结果用KWL SDN战略物质历史遗迹82 - IX Pijoan V年级学生。这是研究行为中使用的方法论组成的两个周期,每个周期的结果如下:1用学习模式1周期平均得分高达77.3获得KWL策略。1名学生100分,3名学生65分,学习意愿80%。%未实现。在II周期中,平均周期分数为81.7,得分最高100分,得分最低65分,掌握率小于7%。从这里可以得出结论,KWL策略的使用增加了对V SDN 82/IX Pijoan历史遗迹的研究结果。
{"title":"MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 82/IX PIJOAN MATERI MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH DENGAN STRATEGI KNOW, WANT TO KNOW, LEARNER (KWL)","authors":"Yenti Marlina","doi":"10.22437/jejak.v2i2.21904","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.21904","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar materi peninggalan sejarah dengan menggunakan strategi KWL SDN 82/IX Pijoan siswa kelas V. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua siklus, masing-masing sebagai berikut: Hasil siklus 1 dengan menggunakan model pembelajaran strategi KWL diperoleh skor rata-rata siklus 1 sebesar 77,3. Nilai tertinggi 100 untuk 1 siswa, nilai terendah 65 untuk 3 siswa, dan kemauan belajar 80% 20. % tidak tercapai. Pada Siklus II rata-rata skor Siklus II adalah 81,7 dengan skor tertinggi 100, 1 dengan skor terendah 65, dan 1 dengan tingkat penguasaan 93% kurang dari 7%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi KWL meningkatkan hasil belajar pemahaman materi peninggalan sejarah kelas V SDN 82/IX Pijoan.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132988371","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.22428
Nara Setya Wiratama, Agus Budianto, M. I. Z. I. Sumarwoto
Pancasila merupakan Ideologi negara Indonesia, sedangkan NASAKOM atau dapat di uraikan menjadi Nasionalis, Agama, dan Komunis adalah sebuah konsep yang pernah di gelorakan oleh Presiden Sukarno dalam upaya mempersatukan tiga golongan terbesar pada awal kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini ingin mengetahui lebih mendalam mengenai Pancasila, dan Konsep pemikiran Nasakom. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) menggali informasi dari berbagai sumber relevan, (2) melakukan kritik sumber terhadap langkah pertama, kemudian (3) merangkum semua hasil kajian berupa kesimpulan tentang Konsep Pancasila dan Nasakom. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kedua ideologi ini berusaha untuk menyatukan seluruh unsur yang ada di Indonesia. Pancasila sendiri digali oleh Presiden Sukarno lalu di sempurnakan oleh banyak tokoh yang diambil dari nilai-nilai luhur asli Indonesia. Sedangkan Nasakom sendiri diciptakan sebagai Ideologi yang menyatukan golongan terbesar yang ada di negara Indonesia saat awal merdeka, akan tetapi Nasakom gagal di jalankan dan arah ideologi kembali lagi ke Pancasila sebagai dasar negara yang lebih universal dan digunakan hingga saat ini.
{"title":"PANCASILA DAN NASAKOM DALAM MEMPERSATUKAN BANGSA INDONESIA","authors":"Nara Setya Wiratama, Agus Budianto, M. I. Z. I. Sumarwoto","doi":"10.22437/jejak.v2i2.22428","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.22428","url":null,"abstract":"Pancasila merupakan Ideologi negara Indonesia, sedangkan NASAKOM atau dapat di uraikan menjadi Nasionalis, Agama, dan Komunis adalah sebuah konsep yang pernah di gelorakan oleh Presiden Sukarno dalam upaya mempersatukan tiga golongan terbesar pada awal kemerdekaan Indonesia. Penelitian ini ingin mengetahui lebih mendalam mengenai Pancasila, dan Konsep pemikiran Nasakom. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) menggali informasi dari berbagai sumber relevan, (2) melakukan kritik sumber terhadap langkah pertama, kemudian (3) merangkum semua hasil kajian berupa kesimpulan tentang Konsep Pancasila dan Nasakom. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kedua ideologi ini berusaha untuk menyatukan seluruh unsur yang ada di Indonesia. Pancasila sendiri digali oleh Presiden Sukarno lalu di sempurnakan oleh banyak tokoh yang diambil dari nilai-nilai luhur asli Indonesia. Sedangkan Nasakom sendiri diciptakan sebagai Ideologi yang menyatukan golongan terbesar yang ada di negara Indonesia saat awal merdeka, akan tetapi Nasakom gagal di jalankan dan arah ideologi kembali lagi ke Pancasila sebagai dasar negara yang lebih universal dan digunakan hingga saat ini.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117048311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.20629
Ahmad Muwafiq
Tulisan ini membahas mengenai nilai-nilai nasionalisme yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa melalui pembelajaran sejarah dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya dan bagaimana cara menerapkannya melalui pembelajaran sejarah disekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif dan jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka atau library research. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya antara lain: cinta tanah air, jujur, bekerja keras, peduli, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, rela berkorban, mandiri, demokratis, disiplin, jujur, dan religius.
{"title":"PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME SISWA MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH DARI PERISTIWA PERTEMPURAN 10 NOVEMBER DI SURABAYA","authors":"Ahmad Muwafiq","doi":"10.22437/jejak.v2i2.20629","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.20629","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas mengenai nilai-nilai nasionalisme yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa melalui pembelajaran sejarah dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai apa saja yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya dan bagaimana cara menerapkannya melalui pembelajaran sejarah disekolah. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif dan jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka atau library research. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai yang dapat diambil dan diterapkan kepada siswa dari peristiwa pertempuran 10 November di surabaya antara lain: cinta tanah air, jujur, bekerja keras, peduli, tanggung jawab, peduli lingkungan, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, rela berkorban, mandiri, demokratis, disiplin, jujur, dan religius.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121291847","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-18DOI: 10.22437/jejak.v2i2.21063
Wiwik Damayanti
Ketidakstabilan politik pada tahun 1966 dilandasi dari kurang tegasnya Presiden Soekarno dalam mengambil keputusan terkait permasalahan negara yang sedang berlangsung merupakan “boomerang” bagi dirinya. Lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret yang ditujukkan oleh Soekarno kepada Soeharto sering dianggap sebagai titik awal munculnya orde baru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui studi pustaka. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yakni gerakan mahasiswa yang bersatu dalam KAMI tahun 1966 pada mulanya bertujuan untuk membubarkan PKI, melakukan reshuffle Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga-harga sebagaimana yang tergambar dalam Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Namun dalam perkembangannya karena ketidaktegasan Presiden Soekarno dalam menangani masalah yang berlangsung membuat mahasiswa kehilangan kepercayaan terhadap Soekarno. Atas dasar tersebut gerakan yang orientasi utamanya adalah membubarkan PKI menjadi menjatuhkan kepemimpinan Presiden Soekarno.
{"title":"EKSISTENSI GERAKAN MAHASISWA TAHUN 1966 SEBAGAI UPAYA TUMBANGKAN KEPEMIMPINAN SOEKARNO","authors":"Wiwik Damayanti","doi":"10.22437/jejak.v2i2.21063","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i2.21063","url":null,"abstract":"Ketidakstabilan politik pada tahun 1966 dilandasi dari kurang tegasnya Presiden Soekarno dalam mengambil keputusan terkait permasalahan negara yang sedang berlangsung merupakan “boomerang” bagi dirinya. Lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret yang ditujukkan oleh Soekarno kepada Soeharto sering dianggap sebagai titik awal munculnya orde baru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui studi pustaka. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yakni gerakan mahasiswa yang bersatu dalam KAMI tahun 1966 pada mulanya bertujuan untuk membubarkan PKI, melakukan reshuffle Kabinet Dwikora, dan menurunkan harga-harga sebagaimana yang tergambar dalam Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Namun dalam perkembangannya karena ketidaktegasan Presiden Soekarno dalam menangani masalah yang berlangsung membuat mahasiswa kehilangan kepercayaan terhadap Soekarno. Atas dasar tersebut gerakan yang orientasi utamanya adalah membubarkan PKI menjadi menjatuhkan kepemimpinan Presiden Soekarno.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"107 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115815756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}