Pub Date : 2022-09-05DOI: 10.22437/jejak.v2i1.20481
Siti Rumlah
Olahraga merupakan usaha yang dilakukan guna menjaga dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran lanjut usia (lansia). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan unutk mengetahui mengenai manfaat olahraga fisik yang dilakukan oleh lansia terhadap kebugaran jasmani tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan metode artikel reviewr yaitu mencari, mengumpulkan dan memilah artikel berdasarkan kata kunci pada penelitian ini. Olahraga untuk lansia jika dijadwalkan akan memiliki manfaat menjaga kesehatan, menjaga kondisi jantung, melancarkan peredaran darah pada tubuh, mengurangi lemat tidak sehat, menjaga kondisi tubuh, meminimalisir stres dan ketegangan mental serta unutk menjaga daya tahan tubuh. Jika olahraga yang dilakukan tidak sesuai, akan berdampak buruk untuk kedepannya. Untuk mencegah timbulnya gangguan dan penurunan, terutama ukuran dan kekuatan otot dapat dilakukan dengan latihan kekuatan yang dilakukan teratur. Untuk latihan penguatan yang aman dan efektif harus dipersiapkan dengan sempurna dan dilakukan setelah sesi latihan dilaksanakan.
{"title":"BUDAYA OLAHRAGA DI MASYARAKAT SEBAGAI FENOMENA SOSIAL TERHADAP KESEHATAN JIWA DAN KEBUGARAN JASMANI LANSIA","authors":"Siti Rumlah","doi":"10.22437/jejak.v2i1.20481","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.20481","url":null,"abstract":"Olahraga merupakan usaha yang dilakukan guna menjaga dan meningkatkan kesehatan serta kebugaran lanjut usia (lansia). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan unutk mengetahui mengenai manfaat olahraga fisik yang dilakukan oleh lansia terhadap kebugaran jasmani tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan metode artikel reviewr yaitu mencari, mengumpulkan dan memilah artikel berdasarkan kata kunci pada penelitian ini. Olahraga untuk lansia jika dijadwalkan akan memiliki manfaat menjaga kesehatan, menjaga kondisi jantung, melancarkan peredaran darah pada tubuh, mengurangi lemat tidak sehat, menjaga kondisi tubuh, meminimalisir stres dan ketegangan mental serta unutk menjaga daya tahan tubuh. Jika olahraga yang dilakukan tidak sesuai, akan berdampak buruk untuk kedepannya. Untuk mencegah timbulnya gangguan dan penurunan, terutama ukuran dan kekuatan otot dapat dilakukan dengan latihan kekuatan yang dilakukan teratur. Untuk latihan penguatan yang aman dan efektif harus dipersiapkan dengan sempurna dan dilakukan setelah sesi latihan dilaksanakan.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121344995","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-23DOI: 10.22437/jejak.v2i1.20317
Mila Hikmah Fitri, Moh. Ali Fadillah, Eko Ribawati
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) sejarah awal pendirian pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah, 2) perkembangan pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah tahun 1992-2019, 3) peran pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah sebagai lembaga pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode historis, meliputi: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini yaitu asal mula pesantren ini bernama pesantren Al-Athfal yang di dirikan oleh Syekh Hasyim bin Salim tahun 1925. Pesantren Al-Athfal merupakan cikal bakal berdirinya pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah. Pada tahun 1974 pesantren Al-Athfal terkena gusuran proyek pelabuhan. Pihak perusahaan mengganti seluruhnya berupa tanah dan bangunan. Hal ini tidak luput dari keluarga, kerabat dan murid Syekh Hasyim untuk tetap mengusahakan kegiatan pesantren berjalan. Diresmikanlah pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah (PPM Al-Hasyimiyah) pada tanggal 4 Desember 1992, yang semula bernama pesantren Al-Athfal. Seiring berjalannya waktu PPM Al-Hasyimiyah mengalami perkembangan dalam bidang sarana prasarana, guru dan jumlah santri yang terus meningkat dari tahun 1993-2019. Sejak berdirinya pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah sangat banyak memberikan manfaat yang dapat dilihat dari perannya sebagai lembaga pendidikan Islam. Seperti, meningkatkan kualitas pendidikan Islam, memberikan pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris, santri dikenalkan kedisiplinan dan diajarkan berorganisasi yang bermanfaat untuk memimpin diri sendiri, orang lain maupun siap untuk dipimpin.
{"title":"SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN MODERN AL-HASYIMIYAH DI KELURAHAN TEGAL RATU KECAMATAN CIWANDAN KOTA CILEGON TAHUN 1992-2019","authors":"Mila Hikmah Fitri, Moh. Ali Fadillah, Eko Ribawati","doi":"10.22437/jejak.v2i1.20317","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.20317","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) sejarah awal pendirian pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah, 2) perkembangan pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah tahun 1992-2019, 3) peran pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah sebagai lembaga pendidikan Islam. Penelitian ini menggunakan metode historis, meliputi: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini yaitu asal mula pesantren ini bernama pesantren Al-Athfal yang di dirikan oleh Syekh Hasyim bin Salim tahun 1925. Pesantren Al-Athfal merupakan cikal bakal berdirinya pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah. Pada tahun 1974 pesantren Al-Athfal terkena gusuran proyek pelabuhan. Pihak perusahaan mengganti seluruhnya berupa tanah dan bangunan. Hal ini tidak luput dari keluarga, kerabat dan murid Syekh Hasyim untuk tetap mengusahakan kegiatan pesantren berjalan. Diresmikanlah pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah (PPM Al-Hasyimiyah) pada tanggal 4 Desember 1992, yang semula bernama pesantren Al-Athfal. Seiring berjalannya waktu PPM Al-Hasyimiyah mengalami perkembangan dalam bidang sarana prasarana, guru dan jumlah santri yang terus meningkat dari tahun 1993-2019. Sejak berdirinya pondok pesantren modern Al-Hasyimiyah sangat banyak memberikan manfaat yang dapat dilihat dari perannya sebagai lembaga pendidikan Islam. Seperti, meningkatkan kualitas pendidikan Islam, memberikan pengajaran bahasa Arab dan bahasa Inggris, santri dikenalkan kedisiplinan dan diajarkan berorganisasi yang bermanfaat untuk memimpin diri sendiri, orang lain maupun siap untuk dipimpin.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121234531","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-14DOI: 10.22437/jejak.v2i1.19284
Tita Nur Enda, Yurisda Listanti, Mochamad Sukma M, Nara Setya Wiratama
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya media penyebaran Islam di Nusantara, dan proses islamisasi yang terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk dengan keberadaan masjid Al-Mubarok. Didirikan pada tahun 1831 Masehi oleh K.R.T Sosrokoesoemo I atau lebih di kenal dengan Kanjeng Jimat. Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui sejarah berdirinya Masjid Al-Mubarok, dan Struktur bangunan Masjid Al-Mubarok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan, menganalisis, dan membandingkan informasi dari hasil pengamatan keadaan dilapangan dengan kajian pustaka dari sumber resmi lainnya. Hasil dari penelitian ini yaitu Masjid Al-Mubarok sebagai masjid tertua sekaligus bangunan bersejarah di wilayah Kabupaten Nganjuk yang menjadi media Islamisasi di wilayah Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan pengaruh Islam di Kabupaten Nganjuk berkembang sangat pesat, mengubah mayoritas kepercayaan masyarkat Kabupaten Nganjuk dari Hindu-Buddha menuju Islam sejak berdirinya masjid Al-Mubarok.
{"title":"KAJIAN PROSES ISLAMISASI DI NUSANTARA (STUDI ANALISIS MASJID AL – MUBAROK DI DESA KACANGAN KECAMATAN BERBEK, KABUPATEN NGANJUK)","authors":"Tita Nur Enda, Yurisda Listanti, Mochamad Sukma M, Nara Setya Wiratama","doi":"10.22437/jejak.v2i1.19284","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.19284","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya media penyebaran Islam di Nusantara, dan proses islamisasi yang terjadi di wilayah Kabupaten Nganjuk dengan keberadaan masjid Al-Mubarok. Didirikan pada tahun 1831 Masehi oleh K.R.T Sosrokoesoemo I atau lebih di kenal dengan Kanjeng Jimat. Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui sejarah berdirinya Masjid Al-Mubarok, dan Struktur bangunan Masjid Al-Mubarok. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara mendeskripsikan, menganalisis, dan membandingkan informasi dari hasil pengamatan keadaan dilapangan dengan kajian pustaka dari sumber resmi lainnya. Hasil dari penelitian ini yaitu Masjid Al-Mubarok sebagai masjid tertua sekaligus bangunan bersejarah di wilayah Kabupaten Nganjuk yang menjadi media Islamisasi di wilayah Kabupaten Nganjuk. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan pengaruh Islam di Kabupaten Nganjuk berkembang sangat pesat, mengubah mayoritas kepercayaan masyarkat Kabupaten Nganjuk dari Hindu-Buddha menuju Islam sejak berdirinya masjid Al-Mubarok.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"106 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123157523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.18539
Andini Fitriani, Isrina Siregar, Supian Ramli
Tulisan ini membahas mengenai sejarah kerajaan samudera pasai pada tahun 1297-1326M sreta peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan pemanfaatan pengelolan situs caggar budaya makam sultan Malikussaleh. Penelitian lni bertujuan untuk mengidentifikasi peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan peninggalan kerajaan samudera pasai sebagai situs cagar budaya masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini memuat 4 jenis tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber, interprestasi, dan historiografi. Jenis sumber yang digunakan dalam penulisan penelitian ini yaitu sumber dari studi kepustakaan dengan teknis analisis sejarah dengan menggunakan penafsiran dalam fakta sejarah yang meliputi buku-buku, dokumen, dan jurnal yang berkaitan dengan kerajaan samudera pasai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Malik al-Saleh (Malikussaleh) adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. Peran sultan pada masa kerajaan samudera pasai merupakan hal sentral dalam proses perkembangan islam di Aceh. Keberadaan Samudra Pasai diperkuat dengan penemuan artefak-artefak pada zaman pemerintahan Samudra Pasai seperti mata uang dirham, tempat pemakaman, batu nisan dan cakra donya yang merupakan sebuah lonceng yang bisa dibilang keramat.
{"title":"PERAN SULTAN MALIKUSSALEH DALAM PERKEMBANGAN KERAJAAN SAMUDERA PASAI 1297-1326M","authors":"Andini Fitriani, Isrina Siregar, Supian Ramli","doi":"10.22437/jejak.v2i1.18539","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.18539","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas mengenai sejarah kerajaan samudera pasai pada tahun 1297-1326M sreta peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan pemanfaatan pengelolan situs caggar budaya makam sultan Malikussaleh. Penelitian lni bertujuan untuk mengidentifikasi peran sultan Malikussaleh dalam perkembangan kerajaan samudera pasai dan peninggalan kerajaan samudera pasai sebagai situs cagar budaya masyarakat. Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian ini memuat 4 jenis tahapan yaitu, heuristik, kritik sumber, interprestasi, dan historiografi. Jenis sumber yang digunakan dalam penulisan penelitian ini yaitu sumber dari studi kepustakaan dengan teknis analisis sejarah dengan menggunakan penafsiran dalam fakta sejarah yang meliputi buku-buku, dokumen, dan jurnal yang berkaitan dengan kerajaan samudera pasai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Malik al-Saleh (Malikussaleh) adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak. Peran sultan pada masa kerajaan samudera pasai merupakan hal sentral dalam proses perkembangan islam di Aceh. Keberadaan Samudra Pasai diperkuat dengan penemuan artefak-artefak pada zaman pemerintahan Samudra Pasai seperti mata uang dirham, tempat pemakaman, batu nisan dan cakra donya yang merupakan sebuah lonceng yang bisa dibilang keramat.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125571083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.20150
Anny Wahyuni, Dewi Nurismawati, Muhammad Adi Saputra
Penelitian ini membahas tentang perkembangan kesenian Jatilan di Unit V Sungai Bahar Propinsi Jambi 1990-2020. Permasalahan yang di bahas mengenai keberadaan kesenian jatilan di Unit V sungai Bahar yang di tinjau dari sisi historis mulai dari sejarah kedatangan kesenian ini, perkembangannya, dinamika dan pergeseran yang terhadu, peran masyarakat transmigrasi dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian ini serta dampak yang ditimbulkan akibat modernisasi dan perkembagan teknologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang langkah-langkahnya terdiri dari Heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, Interpretasi dan Historiografi. Kesenian jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan unsur magis yang dimainkan dengan mengunakan properti berupa kuda tiruan yang dibuat dari anyaman bambu yang di kepang. Kesenian Jatilan yang terdapat di unit V Sungai Bahar Propinsi Jambi dibawa oleh masyarakat transmigrasi yang berasal dari pulau jawa. Kesenian ini sampai sekarang masih memiliki eksistensi walaupun mengalami berbagai perubahan. Kesenian Jatilan dikenal dengan unsur-unsur kesakralan dan nilai-nilai budaya yang melekat didalam setiap gerakannya, sehingga menjadikan kesenian ini unik dan harus dilestariakan. Kesenian Jatilan ini sangat di gemari hamper setiap acara besar kesenian ini dipakai sebagai sarana hiburan masyarakat. Dampak dari kesenian jatilan ini bagi kesenian lain dibuktikan dengan bergabungnya kesenian gedrug. Dampak sosial ekonomi kesenian jatilan ini menambah pendapatan anak-anak muda.
{"title":"PELESTARIAN TRADISI DAN BUDAYA MASYARAKAT TRANSMIGRASI ETNIS JAWA PROPINSI JAMBI (KAJIAN HISTORIS DAN NILAI BUDAYA LOKAL KESENIAN JATILAN UNIT V SUNGAI BAHAR)","authors":"Anny Wahyuni, Dewi Nurismawati, Muhammad Adi Saputra","doi":"10.22437/jejak.v2i1.20150","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.20150","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang perkembangan kesenian Jatilan di Unit V Sungai Bahar Propinsi Jambi 1990-2020. Permasalahan yang di bahas mengenai keberadaan kesenian jatilan di Unit V sungai Bahar yang di tinjau dari sisi historis mulai dari sejarah kedatangan kesenian ini, perkembangannya, dinamika dan pergeseran yang terhadu, peran masyarakat transmigrasi dalam melestarikan dan mengembangkan kesenian ini serta dampak yang ditimbulkan akibat modernisasi dan perkembagan teknologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang langkah-langkahnya terdiri dari Heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, Interpretasi dan Historiografi. Kesenian jatilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan unsur magis yang dimainkan dengan mengunakan properti berupa kuda tiruan yang dibuat dari anyaman bambu yang di kepang. Kesenian Jatilan yang terdapat di unit V Sungai Bahar Propinsi Jambi dibawa oleh masyarakat transmigrasi yang berasal dari pulau jawa. Kesenian ini sampai sekarang masih memiliki eksistensi walaupun mengalami berbagai perubahan. Kesenian Jatilan dikenal dengan unsur-unsur kesakralan dan nilai-nilai budaya yang melekat didalam setiap gerakannya, sehingga menjadikan kesenian ini unik dan harus dilestariakan. Kesenian Jatilan ini sangat di gemari hamper setiap acara besar kesenian ini dipakai sebagai sarana hiburan masyarakat. Dampak dari kesenian jatilan ini bagi kesenian lain dibuktikan dengan bergabungnya kesenian gedrug. Dampak sosial ekonomi kesenian jatilan ini menambah pendapatan anak-anak muda.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133862187","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.20151
I. Muslim, P. Priyono, Sanudin Ranam
Budaya dikaitkan dengan agama tentunya punya hubungan yang erat. Budaya akan kehilangan jika tidak dilandasi ajaran agama. Budaya hasil karya manusia yang bertentangan dengan pesan al-Quran, ada yang akan kehilangan unsur epistimologinya dan ontologinya. Apalagi jika kecenderungangnya menolak ajaran al-Qur’an. Oleh karena itu, akan terbukalah berbagai bentuk kemaksiatan yang mengancam timbulnya kehancuran moral dan ahlak masyarakat. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ancaman mengenai moral yang mulai memudar dan akhlak anak bangsa yang hari demi hari dirasakan semakin memprihatinkan. Penelitian ini digunakan metode ilmiah dengan kajian pustaka atau disebut juga studi pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat meyelesaikan permasalahan penelitian yang akan diteliti. Penulis mempunyai tujuan untuk lebih mendalami tentang budaya keterkaitannya dengan tumbuh kembangnya ketakwaan seseorang, dengan mengacu kepada minhaj al-Qur’an. Jika kita mengamati pesan al-Quran, al-Qur’an meletakkan suatu dasar budaya dan tentunya kebudayaan manusia sesuai dengan seluruh potensi yang dimiliki mahkluk insani sejak diciptakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikasi atau keterlibatan budaya untuk mencapai tujuan pendidikan agar anak didik memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT sangatlah penting dan harus diperhatikan terus menerus secara berkesinambungan oleh pendidik dan masyarakat pendidikan dengan melihat situasi serta kebutuhan anak didik.
{"title":"IMPLIKASI BUDAYA TERHADAP KETAKWAAN","authors":"I. Muslim, P. Priyono, Sanudin Ranam","doi":"10.22437/jejak.v2i1.20151","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.20151","url":null,"abstract":"Budaya dikaitkan dengan agama tentunya punya hubungan yang erat. Budaya akan kehilangan jika tidak dilandasi ajaran agama. Budaya hasil karya manusia yang bertentangan dengan pesan al-Quran, ada yang akan kehilangan unsur epistimologinya dan ontologinya. Apalagi jika kecenderungangnya menolak ajaran al-Qur’an. Oleh karena itu, akan terbukalah berbagai bentuk kemaksiatan yang mengancam timbulnya kehancuran moral dan ahlak masyarakat. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya ancaman mengenai moral yang mulai memudar dan akhlak anak bangsa yang hari demi hari dirasakan semakin memprihatinkan. Penelitian ini digunakan metode ilmiah dengan kajian pustaka atau disebut juga studi pustaka. Dengan metode ini, penulis dapat meyelesaikan permasalahan penelitian yang akan diteliti. Penulis mempunyai tujuan untuk lebih mendalami tentang budaya keterkaitannya dengan tumbuh kembangnya ketakwaan seseorang, dengan mengacu kepada minhaj al-Qur’an. Jika kita mengamati pesan al-Quran, al-Qur’an meletakkan suatu dasar budaya dan tentunya kebudayaan manusia sesuai dengan seluruh potensi yang dimiliki mahkluk insani sejak diciptakannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikasi atau keterlibatan budaya untuk mencapai tujuan pendidikan agar anak didik memiliki ketaqwaan kepada Allah SWT sangatlah penting dan harus diperhatikan terus menerus secara berkesinambungan oleh pendidik dan masyarakat pendidikan dengan melihat situasi serta kebutuhan anak didik.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130286240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.19672
A. Kholifah, Edwin Ariwianto, Robbi Maulana Malik Huda, Joko Sayono, Dwi Agustin, Nanik Mahiroh
Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengetahui persepsi siswa kelas XI MIPA di SMA Nasional Malang mengenai penugasan membuat mind map pada KD 3.8 yaitu Pembentukan Pemerintahan pada Awal Kemerdekaan Indonesia sebagai inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan trianggulasi atau gabungan, penelitian diawali dengan observasi dan wawancara kemudian setelah tindakan dilakukan dilakukan penyebaran angket. Dimaksudan gabungan karena dalam pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan juga penyebaran angket. Pemberian tugas mind map pada awalnya adalah bentuk solusi dari permasalahan siswa tidak memiliki sumber belajar, dan karakteristik siswa yang senang mencatat banyak materi daripada diberi PPT. Adapun hasil dari penelitian ini adalah siswa berpandangan bahwa penugasan membuat mind map efisien untuk tugas, membuat jadi mudah memahami materi, cocok dengan materi yang diajarkan. Siswa yang menjadi responden juga memandang dengan mengerjakan tugas mind map dapat menambah kemampuan serta keterampilan dalam hal mendesain, mudah dikerjakan, dan juga cocok diterapkan di KD yang lain serta mata pelajaran yang lain juga.
{"title":"PERSEPSI SISWA KELAS XI MIPA TERHADAP PEMBERIAN TUGAS MIND MAPPING PADA MATERI PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN PADA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA DI SMA NASIONAL MALANG","authors":"A. Kholifah, Edwin Ariwianto, Robbi Maulana Malik Huda, Joko Sayono, Dwi Agustin, Nanik Mahiroh","doi":"10.22437/jejak.v2i1.19672","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.19672","url":null,"abstract":"Tujuan dari penulisan artikel ini adalah mengetahui persepsi siswa kelas XI MIPA di SMA Nasional Malang mengenai penugasan membuat mind map pada KD 3.8 yaitu Pembentukan Pemerintahan pada Awal Kemerdekaan Indonesia sebagai inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan trianggulasi atau gabungan, penelitian diawali dengan observasi dan wawancara kemudian setelah tindakan dilakukan dilakukan penyebaran angket. Dimaksudan gabungan karena dalam pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan juga penyebaran angket. Pemberian tugas mind map pada awalnya adalah bentuk solusi dari permasalahan siswa tidak memiliki sumber belajar, dan karakteristik siswa yang senang mencatat banyak materi daripada diberi PPT. Adapun hasil dari penelitian ini adalah siswa berpandangan bahwa penugasan membuat mind map efisien untuk tugas, membuat jadi mudah memahami materi, cocok dengan materi yang diajarkan. Siswa yang menjadi responden juga memandang dengan mengerjakan tugas mind map dapat menambah kemampuan serta keterampilan dalam hal mendesain, mudah dikerjakan, dan juga cocok diterapkan di KD yang lain serta mata pelajaran yang lain juga.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124642881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.20153
I. G. P. Kusuma, Ida Bagus Brata, L. Sartika, I. M. Legawa
Penelitian ini bertujuan untuk menggali unsur-unsur yang berkaitan dengan asal usul sejarah munculnya ter-teran dalam rangkaian Usaba Mumu serta untuk mengetahui fungsi dan maknanya dalam rangkaian prosesi Usaba Mumu di Desa Adat Jasri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Kemudian pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan beberapa dokumentasi kepustakaan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ter-teran merupakan suatu keharusan dalam rangkaian Ngusaba Mumu atau Ngusaba Dalem Nganggih berfungsi sebagai pelengkap pemuput Wali (upacara) pada saat Usaba Mumu yang dilaksanakan di pempatan (catuspata) dengan menggunakan sundih (bobok) yang saling dilemparkan. Upacara ini mengandung makna untuk mempertebal keyakinan dan ketaatan dalam diri setiap individu masyarakat Desa Adat Jasri sehingga tetap melaksanakan ajarannya dan mencegah hal-hal negatif yang dianggap dapat mengganggu hubungan harmonis, sehingga kesejahteraan kehidupan masyarakat Desa Adat Jasri dapat terwujud.
{"title":"TER-TERAN (PERANG API) DALAM UPACARA USABA MUMU DI DESA ADAT JASRI, KARANGASEM, BALI","authors":"I. G. P. Kusuma, Ida Bagus Brata, L. Sartika, I. M. Legawa","doi":"10.22437/jejak.v2i1.20153","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.20153","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menggali unsur-unsur yang berkaitan dengan asal usul sejarah munculnya ter-teran dalam rangkaian Usaba Mumu serta untuk mengetahui fungsi dan maknanya dalam rangkaian prosesi Usaba Mumu di Desa Adat Jasri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Kemudian pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan beberapa dokumentasi kepustakaan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ter-teran merupakan suatu keharusan dalam rangkaian Ngusaba Mumu atau Ngusaba Dalem Nganggih berfungsi sebagai pelengkap pemuput Wali (upacara) pada saat Usaba Mumu yang dilaksanakan di pempatan (catuspata) dengan menggunakan sundih (bobok) yang saling dilemparkan. Upacara ini mengandung makna untuk mempertebal keyakinan dan ketaatan dalam diri setiap individu masyarakat Desa Adat Jasri sehingga tetap melaksanakan ajarannya dan mencegah hal-hal negatif yang dianggap dapat mengganggu hubungan harmonis, sehingga kesejahteraan kehidupan masyarakat Desa Adat Jasri dapat terwujud. ","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115864520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.16342
Uswatun Khasanah, Reka Seprina
Pemerintah kolonial belanda masih diakui sebagai penguasaan Hindia Belanda atas wilayah Indonesia Mereka sudah pergi sebelumnya. Sejak saat itu muncul fenomena kewenangan ganda di satu wilayah diantara pemerintahan Hindia Belanda dengan Republik Indonesia. Artikel ini menjelaskan tentang masa reformasi menimbulkan sejumlah tindakan memberontak oleh rakyat yang menyebabkan sebuah wilayah menjadi kewenangan pemerintahan Belanda. Dan Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah yang terbagai menjadi empat bagaian, Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Peranan Kepolisian yang kondusif guna meminimalkan akibat dari serangan teroris dan permusuhan yang terjadi pada saat itu. Kepolisian pada masa Hindia-Belanda mengawasi perkembangan media cetak ini pada tahun berlangsung sangat lama hingga kemerdekaan. Perubahan penting terjadi pada isi surat kabar dari munculnya kabar sebagai instrumen yang berperan dalam komunikasi perdagangan sampai menjelma sebagai dewan yang mengangkat isu sosial dan politik.
{"title":"PERANAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA PADA MASA HINDIA-BELANDA HINGGA REFORMASI MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN IR. JOKOWI DODO","authors":"Uswatun Khasanah, Reka Seprina","doi":"10.22437/jejak.v2i1.16342","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.16342","url":null,"abstract":"Pemerintah kolonial belanda masih diakui sebagai penguasaan Hindia Belanda atas wilayah Indonesia Mereka sudah pergi sebelumnya. Sejak saat itu muncul fenomena kewenangan ganda di satu wilayah diantara pemerintahan Hindia Belanda dengan Republik Indonesia. Artikel ini menjelaskan tentang masa reformasi menimbulkan sejumlah tindakan memberontak oleh rakyat yang menyebabkan sebuah wilayah menjadi kewenangan pemerintahan Belanda. Dan Metode yang akan digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian sejarah yang terbagai menjadi empat bagaian, Heuristik, Kritik Sumber, Interpretasi, dan Historiografi. Peranan Kepolisian yang kondusif guna meminimalkan akibat dari serangan teroris dan permusuhan yang terjadi pada saat itu. Kepolisian pada masa Hindia-Belanda mengawasi perkembangan media cetak ini pada tahun berlangsung sangat lama hingga kemerdekaan. Perubahan penting terjadi pada isi surat kabar dari munculnya kabar sebagai instrumen yang berperan dalam komunikasi perdagangan sampai menjelma sebagai dewan yang mengangkat isu sosial dan politik.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"63 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114946594","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-10DOI: 10.22437/jejak.v2i1.18248
A. Putri, Eko Ribawati
Dalam perkembangan zaman seperti sekarang, dimana terknologi lebih maju dan diandalkan dari berbagai segi kehidupan. Ini juga berpengaruh terhadap siswa yang akhirnya menjadi lebih pasif. Maka, tujuan dari penulisan ini guna mengoptimalkan otak kanan siswa untuk menciptakan gagasan baru, kreativitas serta inovasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah studi Kualitatif dengan desain deskriptif. Melihat kondisi maupun sistem pendidikan yang berjalan di negara tercinta ini lebih memfokuskan terhadap logika, kata-kata, matematika dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan angka. Sehingga banyak anak yang terkadang sulit dalam menggembangkan sebuah ide dan kurangnya kreativitas dalam melakukan sesuatu dikarenakan kurangnya pemanfaatan otak kanan dalam pembelajaran di sekolah. Metode neurosains bertujuan untuk menyeimbangkan kerja kedua otak guna menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengeskpresikan perasaan dan bisa berfikir kritis terhadap pembelajaran sejarah, sehingga kelas tidak lagi menjadi tegang dan siswa berani untuk berpendapat. Maka suasana yang menarik menjadi salah satu upaya dalam menarik perhatian dan mina peserta didik demi terwujudnya pendidikan yang baik. Diharapkan dalam penerapan metode neurosains ini bisa merubah sistem pembelajaran yang diterapkan di Indonesia hingga sekarang dan dapat digunakan secara terus menerus oleh para calon pendidik dibidang lainnya.
{"title":"PENERAPAN METODE NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH","authors":"A. Putri, Eko Ribawati","doi":"10.22437/jejak.v2i1.18248","DOIUrl":"https://doi.org/10.22437/jejak.v2i1.18248","url":null,"abstract":"Dalam perkembangan zaman seperti sekarang, dimana terknologi lebih maju dan diandalkan dari berbagai segi kehidupan. Ini juga berpengaruh terhadap siswa yang akhirnya menjadi lebih pasif. Maka, tujuan dari penulisan ini guna mengoptimalkan otak kanan siswa untuk menciptakan gagasan baru, kreativitas serta inovasi dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan adalah studi Kualitatif dengan desain deskriptif. Melihat kondisi maupun sistem pendidikan yang berjalan di negara tercinta ini lebih memfokuskan terhadap logika, kata-kata, matematika dan berbagai hal lainnya yang berhubungan dengan angka. Sehingga banyak anak yang terkadang sulit dalam menggembangkan sebuah ide dan kurangnya kreativitas dalam melakukan sesuatu dikarenakan kurangnya pemanfaatan otak kanan dalam pembelajaran di sekolah. Metode neurosains bertujuan untuk menyeimbangkan kerja kedua otak guna menumbuhkan keaktifan siswa dalam mengeskpresikan perasaan dan bisa berfikir kritis terhadap pembelajaran sejarah, sehingga kelas tidak lagi menjadi tegang dan siswa berani untuk berpendapat. Maka suasana yang menarik menjadi salah satu upaya dalam menarik perhatian dan mina peserta didik demi terwujudnya pendidikan yang baik. Diharapkan dalam penerapan metode neurosains ini bisa merubah sistem pembelajaran yang diterapkan di Indonesia hingga sekarang dan dapat digunakan secara terus menerus oleh para calon pendidik dibidang lainnya.","PeriodicalId":445556,"journal":{"name":"JEJAK : Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115137331","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}