Kecamatan Ngantru di Kabupaten Tulungagung dapat dikategorikan sebagai daerah peri urban. Kecamatan Ngantru memiliki ciri-ciri sebagai peri urban karena memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki letak yang strategis di antara Kabupaten Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Keuntungan dari letak strategis ini adalah adanya konektivitas yang baik antara Kecamatan Ngantru dengan ketiga kabupaten tersebut. Kecamatan ini mencirikan sebagai wilayah yang teridentifikasi urban sprawl karena dilihat dari ciri-ciri urban sprawl di suatu wilayah yakni memiliki tingkat kepadatan penduduk rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan pengembangan Perkotaan Ngantru. Dalam penelitian didasarkan pada beberapa tahapan analisis yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis overlay. Analisis overlay digunakan untuk menganalisis kondisi kemampuan lahan dan kondisi daya dukung pada Perkotaan Ngantru. Hasil analisis menunjukan bahwa arah perkembangan perkotaan Ngantru diarahkan dengan memperhatikan arah pengembangan permukiman, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air, arahan rasio tutupan dan arahan tata ruang pertanian
{"title":"KAJIAN ARAH PERKEMBANGAN PERKOTAAN NGANTRU, KABUPATEN TULUNGAGUNG","authors":"Degihon Daud Martua Hutabarat, Kevie Desderius, Gloria Aprillianti Suryaretnaningtyas","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8044","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8044","url":null,"abstract":"Kecamatan Ngantru di Kabupaten Tulungagung dapat dikategorikan sebagai daerah peri urban. Kecamatan Ngantru memiliki ciri-ciri sebagai peri urban karena memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki letak yang strategis di antara Kabupaten Kediri, Blitar, dan Tulungagung. Keuntungan dari letak strategis ini adalah adanya konektivitas yang baik antara Kecamatan Ngantru dengan ketiga kabupaten tersebut. Kecamatan ini mencirikan sebagai wilayah yang teridentifikasi urban sprawl karena dilihat dari ciri-ciri urban sprawl di suatu wilayah yakni memiliki tingkat kepadatan penduduk rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan pengembangan Perkotaan Ngantru. Dalam penelitian didasarkan pada beberapa tahapan analisis yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis overlay. Analisis overlay digunakan untuk menganalisis kondisi kemampuan lahan dan kondisi daya dukung pada Perkotaan Ngantru. Hasil analisis menunjukan bahwa arah perkembangan perkotaan Ngantru diarahkan dengan memperhatikan arah pengembangan permukiman, arahan ketinggian bangunan, arahan pemanfaatan air, arahan rasio tutupan dan arahan tata ruang pertanian","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"42 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beton dapat menjadi bahan konstruksi yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, jika kita dapat memanfaatkan bahan limbah dari industri lain. Material seperti abu sekam padi merupakan limbah industri yang dapat meningkatkan kinerja beton, meningkatkan kekuatan beton dan menurunkan kandungan semen pada beton, sehingga sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai kuat tekan beton normal dengan menggunakan campuran limbah abu sekam padi, mengetahui komposisi perbandingan penambahan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan optimal pada beton normal dan mengetahui pengaruh abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen pada pembuatan beton normal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan dengan membuat benda uji. Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan variasi campuran abu sekam padi diperoleh kuat tekan beton yang tinggi yaitu pada variasi T3 (10% variasi abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen) rata-rata nilai kuat tekan beton sebesar 29,06 MPa. Sedangkan untuk hasil perbandingan kuat tekan beton dan berat jenisnya diperoleh rasio optimal yaitu pada variasi T3 dengan nilai sebesar 0,123
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN BETON NORMAL DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN","authors":"Candra Hardiyati, Sudarman, Yoga Charol Vincenthius Tethool","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7938","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7938","url":null,"abstract":"Beton dapat menjadi bahan konstruksi yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan, jika kita dapat memanfaatkan bahan limbah dari industri lain. Material seperti abu sekam padi merupakan limbah industri yang dapat meningkatkan kinerja beton, meningkatkan kekuatan beton dan menurunkan kandungan semen pada beton, sehingga sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai kuat tekan beton normal dengan menggunakan campuran limbah abu sekam padi, mengetahui komposisi perbandingan penambahan abu sekam padi yang menghasilkan kuat tekan optimal pada beton normal dan mengetahui pengaruh abu sekam padi sebagai bahan pengganti sebagian semen pada pembuatan beton normal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan dengan membuat benda uji. Dari hasil pengujian kuat tekan beton dengan variasi campuran abu sekam padi diperoleh kuat tekan beton yang tinggi yaitu pada variasi T3 (10% variasi abu sekam padi sebagai pengganti sebagian semen) rata-rata nilai kuat tekan beton sebesar 29,06 MPa. Sedangkan untuk hasil perbandingan kuat tekan beton dan berat jenisnya diperoleh rasio optimal yaitu pada variasi T3 dengan nilai sebesar 0,123","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185141","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.8008
N. Astuti, Sigit Heru Murti, Prima Widayani
Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu indikator dalam pemantauan kualitas air, secara visual kondisi atau distribusi TSS yang tinggi dapat diindera melalui pengamatan citra satelit. Banyak dampak yang disebabkan dari tingginya tingkat TSS pada badan air seperti kualitas air yang menurun, peningkatan suhu air hingga terganggunya keberlangsungan hidup biota air serta permasalahan lain yang timbuh secara fisik pada wadah tubuh air yakni pendangkalan. Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu wadah penampungan air yang mengalami persoalan pada pendangkalan dasar waduk. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah memantau sebaran TSS pada badan air waduk menggunakan data citra Landsat multitemporal pada tahun pengamatan 2012-2022 dengan mempertimbangkan data curah hujan. Metode penginderaan jauh digunakan untuk menginterpretasi dan memetakan sebaran TSS pada badan air waduk dengan menggunakan algoritma Syarif Budhiman. Hasil yang diperoleh dari uji regresi linear dan uji akurasi standar eror yaitu menunjukkan bahwa algoritma Syarif Budhiman mampu mempengaruhi nilai TSS lapangan dengan nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,34 dan nilai akurasi sebesar 62,131. Kondisi TSS selalu terlihat tinggi pada bagian utara waduk, dan sisi lain yang relatif tinggi diantaranya sisi timur dan selatan. Data curah hujan tidak memberikan pengaruh pada suplai TSS secara langsung di tubuh air waduk, terdapat faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini ikut memberi pengaruh pada distribusi TSS.
{"title":"APLIKASI CITRA LANDSAT MULTITEMPORAL UNTUK PEMANTAUAN DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA WADUK GAJAH MUNGKUR TAHUN 2012-2022","authors":"N. Astuti, Sigit Heru Murti, Prima Widayani","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8008","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8008","url":null,"abstract":"Total Suspended Solid (TSS) merupakan salah satu indikator dalam pemantauan kualitas air, secara visual kondisi atau distribusi TSS yang tinggi dapat diindera melalui pengamatan citra satelit. Banyak dampak yang disebabkan dari tingginya tingkat TSS pada badan air seperti kualitas air yang menurun, peningkatan suhu air hingga terganggunya keberlangsungan hidup biota air serta permasalahan lain yang timbuh secara fisik pada wadah tubuh air yakni pendangkalan. Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu wadah penampungan air yang mengalami persoalan pada pendangkalan dasar waduk. Berdasarkan hal tersebut tujuan penelitian ini adalah memantau sebaran TSS pada badan air waduk menggunakan data citra Landsat multitemporal pada tahun pengamatan 2012-2022 dengan mempertimbangkan data curah hujan. Metode penginderaan jauh digunakan untuk menginterpretasi dan memetakan sebaran TSS pada badan air waduk dengan menggunakan algoritma Syarif Budhiman. Hasil yang diperoleh dari uji regresi linear dan uji akurasi standar eror yaitu menunjukkan bahwa algoritma Syarif Budhiman mampu mempengaruhi nilai TSS lapangan dengan nilai koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,34 dan nilai akurasi sebesar 62,131. Kondisi TSS selalu terlihat tinggi pada bagian utara waduk, dan sisi lain yang relatif tinggi diantaranya sisi timur dan selatan. Data curah hujan tidak memberikan pengaruh pada suplai TSS secara langsung di tubuh air waduk, terdapat faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini ikut memberi pengaruh pada distribusi TSS.","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"21 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185202","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7934
Hana Luh Ayu Kristiyanti, Arief Setiyawan, Titik Poerwati
Pabrik Gula Krebet menjadi salah satu pabrik gula yang bertahan sejak era Kolonial Hindia Belanda hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru. Analisis yang digunakan meliputi analisis deret waktu, analisis komparatif, dan analisis delphi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru yakni ketersediaan bahan baku dan potensi produksi, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta ketersediaan tenaga kerja. Tersedianya lahan perkebunan di Malang Selatan yang cocok untuk ditanami tebu mempengaruhi penentuan lokasi agar mudah mendapatkan bahan baku. Pada masa kolonial hingga saat ini, gula menjadi salah satu komoditas pasar dengan permintaan tinggi pada pasar lokal maupun ekspor sehingga dibuatlah kebijakan pemerintah mengenai produksi gula. Pabrik membutuhkan infrastruktur pendukung yang meliputi transportasi, listrik, dan pasokan air agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan optimal. Perkampungan di Kecamatan Bululawang sudah ramai sejak sebelum adanya pabrik gula dengan penduduk yang mengolah lahan pertanian maupun perkebunan untuk konsumsi maupun berdagang. Sehingga akhirnya dipilihlah lokasi Kawasan Pabrik Gula yang ada hingga saat ini karena dapat memeuhi semua faktor yang dibutuhkan untuk mendukung Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru
Krebet 制糖厂是自荷属东印度群岛殖民地时代延续至今的制糖厂之一。本研究旨在确定影响 Krebet Baru 糖厂区选址的因素。使用的分析方法包括时间序列分析、比较分析和德尔菲分析。研究结果发现,影响 Krebet Baru 糖厂区选址的因素有五个,即原材料的可获得性和生产潜力、市场需求、基础设施的可获得性、政府政策和劳动力的可获得性。南玛琅是否有适合种植甘蔗的种植园地,影响着原料获取的区位决定。在殖民时期至今,蔗糖已成为当地和出口市场需求量很大的商品之一,因此政府制定了有关蔗糖生产的政策。工厂需要配套的基础设施,包括交通、电力和供水,这样生产活动才能以最佳状态运行。 布路拉旺分区的村庄在糖厂建立之前就已经十分繁华,居民们在这里耕种农田和种植园,以供消费和贸易之用。因此,最终选择了现有糖厂区的位置,因为它能够满足支持 Krebet Baru 糖厂区所需的所有因素。
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKASI KAWASAN PABRIK GULA KREBET BARU, KABUPATEN MALANG","authors":"Hana Luh Ayu Kristiyanti, Arief Setiyawan, Titik Poerwati","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7934","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7934","url":null,"abstract":"Pabrik Gula Krebet menjadi salah satu pabrik gula yang bertahan sejak era Kolonial Hindia Belanda hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor apa saja yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru. Analisis yang digunakan meliputi analisis deret waktu, analisis komparatif, dan analisis delphi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa terdapat lima faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru yakni ketersediaan bahan baku dan potensi produksi, permintaan pasar, ketersediaan infrastruktur, kebijakan pemerintah, serta ketersediaan tenaga kerja. Tersedianya lahan perkebunan di Malang Selatan yang cocok untuk ditanami tebu mempengaruhi penentuan lokasi agar mudah mendapatkan bahan baku. Pada masa kolonial hingga saat ini, gula menjadi salah satu komoditas pasar dengan permintaan tinggi pada pasar lokal maupun ekspor sehingga dibuatlah kebijakan pemerintah mengenai produksi gula. Pabrik membutuhkan infrastruktur pendukung yang meliputi transportasi, listrik, dan pasokan air agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan optimal. Perkampungan di Kecamatan Bululawang sudah ramai sejak sebelum adanya pabrik gula dengan penduduk yang mengolah lahan pertanian maupun perkebunan untuk konsumsi maupun berdagang. Sehingga akhirnya dipilihlah lokasi Kawasan Pabrik Gula yang ada hingga saat ini karena dapat memeuhi semua faktor yang dibutuhkan untuk mendukung Kawasan Pabrik Gula Krebet Baru","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.8040
Wiwik Wiharti, Sholihin As’ad, Fajar Sri Handayani
Permen PUPR No. 27 Tahun 2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung menjelaskan bahwa setiap bangunan gedung harus memiliki sertifikat laik fungsi sebagai syarat untuk dimanfaatkan. Sertifikat laik fungsi menyatakan suatu kondisi bangunan gedung memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang ditetapkan. Sedangkan persyaratan laik fungsi meliputi tata bangunan, persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Kebijakan ini tidak hanya diberlakukan di Indonesia namun juga diberlakukan di berbagai negara dengan istilah dokumen atau sertifikat yang berbeda-beda. Di Malaysia dikenal dengan Certificate of Compliance and Completion (CCC), sedangkan di India dikenal dengan Completion Certificate (CC) dan Occupancy Certificate (OC). Pada penelitian ini akan membandingkan sertifikat kelaikan bangunan gedung dari masing-masing negara yaitu, Indonesia, Malaysia dan India. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji masing-masing kebijakan sehingga diharapkan dapat menambah wawasan serta saran untuk pertimbangan kebijakan yang lebih baik di masa mendatang. Dari hasil kajian menunjukkan peraturan di Negara India cukup tegas pada sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan, namun untuk kategori bangunan tidak dibedakan terkait dengan masa berlaku sertifikat kelaikan bangunan. Hal yang sama juga diberlakukan di Negara Malaysia. Berbeda dengan Negara Indonesia, di Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori dengan masa berlaku yang berbeda-beda, namun untuk sanksi pelanggaran masih belum diterapkan secara penuh. Hal ini bisa jadi disebabkan karena masih belum meratanya pengetahuan terkait sertifikat laik fungsi bangunan gedung
{"title":"STUDI PERBANDINGAN KEBIJAKAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG","authors":"Wiwik Wiharti, Sholihin As’ad, Fajar Sri Handayani","doi":"10.36040/semsina.v4i01.8040","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.8040","url":null,"abstract":"Permen PUPR No. 27 Tahun 2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung menjelaskan bahwa setiap bangunan gedung harus memiliki sertifikat laik fungsi sebagai syarat untuk dimanfaatkan. Sertifikat laik fungsi menyatakan suatu kondisi bangunan gedung memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung yang ditetapkan. Sedangkan persyaratan laik fungsi meliputi tata bangunan, persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Kebijakan ini tidak hanya diberlakukan di Indonesia namun juga diberlakukan di berbagai negara dengan istilah dokumen atau sertifikat yang berbeda-beda. Di Malaysia dikenal dengan Certificate of Compliance and Completion (CCC), sedangkan di India dikenal dengan Completion Certificate (CC) dan Occupancy Certificate (OC). Pada penelitian ini akan membandingkan sertifikat kelaikan bangunan gedung dari masing-masing negara yaitu, Indonesia, Malaysia dan India. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji masing-masing kebijakan sehingga diharapkan dapat menambah wawasan serta saran untuk pertimbangan kebijakan yang lebih baik di masa mendatang. Dari hasil kajian menunjukkan peraturan di Negara India cukup tegas pada sanksi-sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan, namun untuk kategori bangunan tidak dibedakan terkait dengan masa berlaku sertifikat kelaikan bangunan. Hal yang sama juga diberlakukan di Negara Malaysia. Berbeda dengan Negara Indonesia, di Indonesia dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori dengan masa berlaku yang berbeda-beda, namun untuk sanksi pelanggaran masih belum diterapkan secara penuh. Hal ini bisa jadi disebabkan karena masih belum meratanya pengetahuan terkait sertifikat laik fungsi bangunan gedung","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"10 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7904
Ferdian Dimas Syahputra, Ibnu Sasongko, Maria Christina Endarwati
Permasalahan mengenai alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Tabanan dengan Kecamatan Kediri menjadi kecamatan dengan angka alih fungsi lahan tertinggi. Desa Belalang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kediri dan mengalami alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa. Pembangunan yang terus terjadi sebagai bentuk adanya pengelolaan sumberdaya alam dalam mendukung perekonomian yang memiliki dampak terhadap lingkungan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk tetap mempertahankan kegiatan perekonomian dan menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan adanya pendekatan valuasi ekonomi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kuantitatif dengan melihat nilai produktivitas pertanian padi dan harga pokok produksi villa serta menghitung nilai Total Economic Value dari adanya alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa di Desa Belalang. Hasil Penelitian ini menunjukan perbandingan pendapatan dari pertanian padi dan villa serta nilai valuasi ekonomi atas pemakaian sumberdaya alam dengan nilai ekonomi yang melekat pada sumberdaya alam tersebut
{"title":"VALUASI EKONOMI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PADI MENJADI VILLA","authors":"Ferdian Dimas Syahputra, Ibnu Sasongko, Maria Christina Endarwati","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7904","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7904","url":null,"abstract":"Permasalahan mengenai alih fungsi lahan yang terjadi di Kabupaten Tabanan dengan Kecamatan Kediri menjadi kecamatan dengan angka alih fungsi lahan tertinggi. Desa Belalang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kediri dan mengalami alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa. Pembangunan yang terus terjadi sebagai bentuk adanya pengelolaan sumberdaya alam dalam mendukung perekonomian yang memiliki dampak terhadap lingkungan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk tetap mempertahankan kegiatan perekonomian dan menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan adanya pendekatan valuasi ekonomi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kuantitatif dengan melihat nilai produktivitas pertanian padi dan harga pokok produksi villa serta menghitung nilai Total Economic Value dari adanya alih fungsi lahan pertanian padi menjadi villa di Desa Belalang. Hasil Penelitian ini menunjukan perbandingan pendapatan dari pertanian padi dan villa serta nilai valuasi ekonomi atas pemakaian sumberdaya alam dengan nilai ekonomi yang melekat pada sumberdaya alam tersebut","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"45 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7979
Eko Debby Prasustiawan, Hamka Hamka, Sri Winarni
Bangunan gedung hijau saat ini semakin terus berkembang, baik dalam konteks riset, regulasi dan penilaian bangunan gedung itu sendiri. Pemerintah pun semakin konsern untuk memperbanyak bangunan hijau dengan mengeluarkan peraturan-peraturan dalam rangka turut serta mengurangi kerusakan lingkungan akibat dari pemansan lingkungan. Saat ini terdapat 2 dokumen yang paling sering digunakan sebagai kriteria riset penilaian bangunan gedung hijau yaitu Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kriteria penilaian bangunan gedung hijau yang ada pada Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 dan bagaimana korelasinya dengan kriteria atau prinsip perancangan arsitektur hijau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik analisis komparatif data berdasarkan variabel kriteria yang diteliti. Hasilnya menujukkan beberapa perbedaan dan persamaan yaitu persamaannya hanya terletak pada kriteria penilaian pada objek bangunan baru/ new building pada GBCI dengan tahap perancangan teknis pada Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 yang meliputi aspek tapak/ lahan, efisiensi energi, konservasi air, pemanfaatan material, kesehatan dan kenyamatan ruang, dan pengelolaan lingkungan dan sampah. Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 lebih banyak kriteria berdasarkan tahapannya. Secara garis besar memiliki 5 tahapan yaitu Pemrograman; Perencanaan teknis; Pelaksanaan konstruksi; Pemanfaatan; dan Pembongkaran. Korelasi hubungan antara arsitektur hijau dengan kriteria Greenship GBCI dan Permen PUPR No.21 tahun 2021 juga memiliki subtansi tujuan yang sama
{"title":"PERBANDINGAN KRITERIA PENILAIAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU","authors":"Eko Debby Prasustiawan, Hamka Hamka, Sri Winarni","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7979","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7979","url":null,"abstract":"Bangunan gedung hijau saat ini semakin terus berkembang, baik dalam konteks riset, regulasi dan penilaian bangunan gedung itu sendiri. Pemerintah pun semakin konsern untuk memperbanyak bangunan hijau dengan mengeluarkan peraturan-peraturan dalam rangka turut serta mengurangi kerusakan lingkungan akibat dari pemansan lingkungan. Saat ini terdapat 2 dokumen yang paling sering digunakan sebagai kriteria riset penilaian bangunan gedung hijau yaitu Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kriteria penilaian bangunan gedung hijau yang ada pada Greenship GBCI dan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 dan bagaimana korelasinya dengan kriteria atau prinsip perancangan arsitektur hijau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik analisis komparatif data berdasarkan variabel kriteria yang diteliti. Hasilnya menujukkan beberapa perbedaan dan persamaan yaitu persamaannya hanya terletak pada kriteria penilaian pada objek bangunan baru/ new building pada GBCI dengan tahap perancangan teknis pada Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 yang meliputi aspek tapak/ lahan, efisiensi energi, konservasi air, pemanfaatan material, kesehatan dan kenyamatan ruang, dan pengelolaan lingkungan dan sampah. Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 lebih banyak kriteria berdasarkan tahapannya. Secara garis besar memiliki 5 tahapan yaitu Pemrograman; Perencanaan teknis; Pelaksanaan konstruksi; Pemanfaatan; dan Pembongkaran. Korelasi hubungan antara arsitektur hijau dengan kriteria Greenship GBCI dan Permen PUPR No.21 tahun 2021 juga memiliki subtansi tujuan yang sama","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"28 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7997
Kevie Desderius, Agung Witjaksono, Annisaa Hamidah Imaduddina
Pengembangan branding Bumi Bung Karno sebagai wisata kebangsaan di Kota Blitar menjadi magnet pendorong sektor-sektor pendukung seperti sektor kerajinan untuk oleh - oleh para wisatawan. Sektor pendukung yang dikembangkan oleh pemerintah kota yaitu melalui program-program berbasis ekonomi kreatif. Pemerintah Kota Blitar mencangangkan dan merilis Program Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata yang disingkat Mayajuwita. Kendang Djimbe menjadi salah satu produk kerajinan unggulan yang sudah berkembang di Kota Blitar sejak sekitar tahun 1980an. Peneliti mengkaji tentang identifkasi komponen pengembangan Kampung Wisata Edukasi Kerajinan Kendang di Kelurahan Sentul Kota Blitar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deduktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian menggunakan 11 variabel yaitu karakteristik alam dan lingkungan, kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis delphi. Hasil penelitian didapatkan 10 variabel hasil konsensus para stakeholder. Kesepuluh variabel hasil konsensus adalah kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi.
{"title":"IDENTIFIKASI KOMPONEN PENGEMBANGAN KAMPUNG WISATA EDUKASI KERAJINAN KENDANG DI KELURAHAN SENTUL KOTA BLITAR","authors":"Kevie Desderius, Agung Witjaksono, Annisaa Hamidah Imaduddina","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7997","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7997","url":null,"abstract":"Pengembangan branding Bumi Bung Karno sebagai wisata kebangsaan di Kota Blitar menjadi magnet pendorong sektor-sektor pendukung seperti sektor kerajinan untuk oleh - oleh para wisatawan. Sektor pendukung yang dikembangkan oleh pemerintah kota yaitu melalui program-program berbasis ekonomi kreatif. Pemerintah Kota Blitar mencangangkan dan merilis Program Masyarakat Berdaya Menuju Kota Pariwisata yang disingkat Mayajuwita. Kendang Djimbe menjadi salah satu produk kerajinan unggulan yang sudah berkembang di Kota Blitar sejak sekitar tahun 1980an. Peneliti mengkaji tentang identifkasi komponen pengembangan Kampung Wisata Edukasi Kerajinan Kendang di Kelurahan Sentul Kota Blitar. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deduktif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian menggunakan 11 variabel yaitu karakteristik alam dan lingkungan, kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis delphi. Hasil penelitian didapatkan 10 variabel hasil konsensus para stakeholder. Kesepuluh variabel hasil konsensus adalah kondisi sosial kemasyarakatan, potensi daya tarik, potensi kearifan lokal, dukungan sumber daya manuasia, dukungan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung kegiatan wisata, kelembagaan, partisipasi masyarakat, ketersediaan area pengembangan dan aktivitas edukasi.","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"58 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139185403","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7899
Iskandar Yasin, Dewie Sulistyorini, Veri Arnanda, Rahadhian Shinta M.J, Citra Nurfadillah Hamkah
Kuat tarik lamina bambu sangat bergantung pada orientasi serat bambu, yang dimana serat bambu memiliki sifat tarik yang kuat sepanjang arah serat. Perubahan serat lamina bambu karena proses pengempaan ini perlu untuk diteliti. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tahanan lateral balok bambu laminasi terhadap kuat tarik lamina bambu. Tekanan kempa pada balok bambu dengan variasi tanpa dikempa (0 mpa), 1.5 mpa, 2 mpa dan 2.5 mpa. Bahan bakunya adalah bambusa dendrocalamus asper. Pembuatan benda uji pendahuluan untuk pengujian sifat fisika dan mekanika didasarkan pada standar ISO 2004 dan ASTM D143-2008. Setelah dilakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa kuat tarik laminasi bambu petung dengan tekanan lateral 0 MPa dengan rata-rata 330,93 MPa. pada tekanan berikutnya diberikan tekanan sebesar 1,5 MPa mendapatkan hasil rata-rata 343,84. pada tekanan selanjutnya diberikan lagi tekanan sebesar 2 MPa dengan rata-rata 344,75 MPa. setelah penekanan ditambah menjadi 2,5 MPa hasil rata - rata menjadi 328,21 MPa
{"title":"PENGARUH TAHANAN LATERAL BALOK BAMBU LAMINASI TERHADAP KUAT TARIK LAMINA BAMBU","authors":"Iskandar Yasin, Dewie Sulistyorini, Veri Arnanda, Rahadhian Shinta M.J, Citra Nurfadillah Hamkah","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7899","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7899","url":null,"abstract":"Kuat tarik lamina bambu sangat bergantung pada orientasi serat bambu, yang dimana serat bambu memiliki sifat tarik yang kuat sepanjang arah serat. Perubahan serat lamina bambu karena proses pengempaan ini perlu untuk diteliti. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tahanan lateral balok bambu laminasi terhadap kuat tarik lamina bambu. Tekanan kempa pada balok bambu dengan variasi tanpa dikempa (0 mpa), 1.5 mpa, 2 mpa dan 2.5 mpa. Bahan bakunya adalah bambusa dendrocalamus asper. Pembuatan benda uji pendahuluan untuk pengujian sifat fisika dan mekanika didasarkan pada standar ISO 2004 dan ASTM D143-2008. Setelah dilakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa kuat tarik laminasi bambu petung dengan tekanan lateral 0 MPa dengan rata-rata 330,93 MPa. pada tekanan berikutnya diberikan tekanan sebesar 1,5 MPa mendapatkan hasil rata-rata 343,84. pada tekanan selanjutnya diberikan lagi tekanan sebesar 2 MPa dengan rata-rata 344,75 MPa. setelah penekanan ditambah menjadi 2,5 MPa hasil rata - rata menjadi 328,21 MPa","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"15 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184966","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-12-08DOI: 10.36040/semsina.v4i01.7935
Windy Febrina Amelia, Arief Setiyawan
Irigasi Kedungkandang merupakan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pemerintah Belanda membangun irigasi ini pada tahun 1904 dan rampung pengerjaannya pada tahun 1915. Meskipun secara total usia hingga saat ini sudah 107 tahun berdiri, tetapi saluran ini masih menjadi sumber pengairan sawah dan perkebunan di daerah Kota hingga ke Kabupaten Malang bagian Selatan. Selain dari perawatan yang memang teratur tentu masih banyak faktor lain yang menyebabkan irigasi ini masih beroperasi dimana salah satunya adalah faktor perencanaan yang sesuai, mulai dari bahan hingga pemilihan lokasi. Maka dari itu, melalui penelitian ini maka akan dilihat factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi irigasi Kedungkandang. Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi serta wawancara kepada para ahli. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini yaitu 1) Analisis Interpretasi Visula, 2) Analisis Isi, 3) Analisis Deskriptif Kualitatif dari hasil observasi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui hasil yang didapati antara lain a) Meskipun sudah berdiri selama 107 tahun, berdasarkan sampel 20 tahun dari tahun 2003 – 2023 tidak pernah terjadi perubahan pada jalur irigasi. Meskipun daerah sekitar irigasi terus mengalami perubahan, irigasi Kedungkandang masih tetap dapat mengaliri wilayah pertanian yang dilayaninya hingga kini b) Berdasarkan pendapat para ahli dari hasil wawancara, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi jalur irigasi adalah kualitas fisik tanah, kondisi iklim, kondisi topografi, ketersediaan sumber air, jenis tanaman, dan arah perkembangan kota c) Sementara faktor-faktor yang yang benar – benar diperhatikan dalam pemilihan lokasi jalur irigasi Kedungkandang adalah keadaan topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, dan arah pengembangan kota terlihat dari bagaimana kondisi eksisting irigasi Kedungkandang tersebut
{"title":"PENENTUAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN LOKASI IRIGASI KEDUNGKANDANG DI KOTA MALANG DAN KABUPATEN MALANG","authors":"Windy Febrina Amelia, Arief Setiyawan","doi":"10.36040/semsina.v4i01.7935","DOIUrl":"https://doi.org/10.36040/semsina.v4i01.7935","url":null,"abstract":"Irigasi Kedungkandang merupakan irigasi yang dibangun oleh Pemerintah Belanda pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pemerintah Belanda membangun irigasi ini pada tahun 1904 dan rampung pengerjaannya pada tahun 1915. Meskipun secara total usia hingga saat ini sudah 107 tahun berdiri, tetapi saluran ini masih menjadi sumber pengairan sawah dan perkebunan di daerah Kota hingga ke Kabupaten Malang bagian Selatan. Selain dari perawatan yang memang teratur tentu masih banyak faktor lain yang menyebabkan irigasi ini masih beroperasi dimana salah satunya adalah faktor perencanaan yang sesuai, mulai dari bahan hingga pemilihan lokasi. Maka dari itu, melalui penelitian ini maka akan dilihat factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi irigasi Kedungkandang. Metode pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi serta wawancara kepada para ahli. Metode analisis yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini yaitu 1) Analisis Interpretasi Visula, 2) Analisis Isi, 3) Analisis Deskriptif Kualitatif dari hasil observasi. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diketahui hasil yang didapati antara lain a) Meskipun sudah berdiri selama 107 tahun, berdasarkan sampel 20 tahun dari tahun 2003 – 2023 tidak pernah terjadi perubahan pada jalur irigasi. Meskipun daerah sekitar irigasi terus mengalami perubahan, irigasi Kedungkandang masih tetap dapat mengaliri wilayah pertanian yang dilayaninya hingga kini b) Berdasarkan pendapat para ahli dari hasil wawancara, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi jalur irigasi adalah kualitas fisik tanah, kondisi iklim, kondisi topografi, ketersediaan sumber air, jenis tanaman, dan arah perkembangan kota c) Sementara faktor-faktor yang yang benar – benar diperhatikan dalam pemilihan lokasi jalur irigasi Kedungkandang adalah keadaan topografi, ketersediaan air, jenis tanaman, dan arah pengembangan kota terlihat dari bagaimana kondisi eksisting irigasi Kedungkandang tersebut","PeriodicalId":503738,"journal":{"name":"Prosiding SEMSINA","volume":"28 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139184974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}