Pub Date : 2024-03-31DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.422
Candrawati Puspita Dewi, Mursid Raharjo, Mateus Sakundarno Adi
Tuberculosis is the second infectious disease that causes the most deaths in the world according to WHO. Indonesia is a high TB burden country which currently ranks third in the world, with an incidence of 845.000 or 320/100.000 population with a mortality rate of 98.000 or 40/100.000 population and 3,6/100.000 TB-HIV population. The risk factor that can cause tuberculosis disease is malnutrition. The aim of the study was to determine the relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis transmission in the family. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis. The research design used cross sectional study. The research was conducted in December 2023 in Batusumur Village, Manonjaya District, Tasikmalaya Regency. The research sample was 39 respondents of tuberculosis patients. Inclusion criteria: patients actively communicate and are easy to talk to, patients live with family members and are still in the initial phase of treatment in the first 2 months. The independent variable was nutritional status. The dependent variable was the incidence of pulmonary tuberculosis transmission in family members. The instrument was an observation sheet. Data were analyzed by chi square test using SPSS. This research applies the principles of confidentiality, useful information and scientific development. The results showed that there was a relationship between nutritional status (p=0,026) and the incidence of tuberculosis transmission in the family. The conclusion is that there is a relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis. Tuberculosis patients and their families can make preventive efforts to prevent tuberculosis transmission.
{"title":"Relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis transmission in the family in Batusumur Village, Manonjaya Subdistrict Tasikmalaya Regency","authors":"Candrawati Puspita Dewi, Mursid Raharjo, Mateus Sakundarno Adi","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.422","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.422","url":null,"abstract":"Tuberculosis is the second infectious disease that causes the most deaths in the world according to WHO. Indonesia is a high TB burden country which currently ranks third in the world, with an incidence of 845.000 or 320/100.000 population with a mortality rate of 98.000 or 40/100.000 population and 3,6/100.000 TB-HIV population. The risk factor that can cause tuberculosis disease is malnutrition. The aim of the study was to determine the relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis transmission in the family. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis. The research design used cross sectional study. The research was conducted in December 2023 in Batusumur Village, Manonjaya District, Tasikmalaya Regency. The research sample was 39 respondents of tuberculosis patients. Inclusion criteria: patients actively communicate and are easy to talk to, patients live with family members and are still in the initial phase of treatment in the first 2 months. The independent variable was nutritional status. The dependent variable was the incidence of pulmonary tuberculosis transmission in family members. The instrument was an observation sheet. Data were analyzed by chi square test using SPSS. This research applies the principles of confidentiality, useful information and scientific development. The results showed that there was a relationship between nutritional status (p=0,026) and the incidence of tuberculosis transmission in the family. The conclusion is that there is a relationship between nutritional status and the incidence of tuberculosis. Tuberculosis patients and their families can make preventive efforts to prevent tuberculosis transmission.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"16 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140358596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-27DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.256
Aristya Maulida Safuranti, A. Fitriani, Ramadhani Syaftiri Nasution
Latar Belakang: Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama. Pelayanan gawat darurat yang diberikan harus memenuhi mutu pelayanan yang baik. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di IGD apabila harapan pasien terpenuhi. Menurut WHO bahwa sistem kesehatan harus berusaha untuk melakukan perbaikan dalam enam bidang atau dimensi kualitas. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pelayanan IGD terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit OMNI Cikarang tahun 2021. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan RSU OMNI Cikarang. Populasi penelitian ini yaitu pasien IGD dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 orang melalui perhitungan rumus slovin. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Didapatkan bahwa responden yang merasa puas sebanyak 40 orang (43,5%) dan tidak puas sebanyak 52 orang (56,5%) terhadap pelayanan IGD. Hasil uji statistik chi-square didapat bahwa variabel efektifitas, efisien, dapat diakses, dapat diterima, tidak berpihak dan aman memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien dengan nilai p<0,05. Hasil uji serempak didapatkan hasil bahwa faktor efektivitas merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi kepuasan pasien IGD OMNI Cikarang. Kesimpulan: ada pengaruh efektifitas, efisien, dapat diakses, dapat diterima, tidak berpihak dan aman memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien IGD OMNI Cikarang. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk selalu meningkatkan pelayanan yang lebih baik agar dapat meningkatkan kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan.
背景:急诊科(ED)是医院提供急救的服务部门之一。急诊服务必须达到良好的服务质量。如果急诊室的护士服务能满足病人的期望,病人就会感到满意。世界卫生组织认为,医疗系统应努力在六个方面或多个层面提高质量。目的分析 2021 年 OMNI Cikarang 医院急诊室服务对患者满意度的影响。研究方法:本研究类型为分析调查法研究,采用横断面方法。研究在 OMNI Cikarang 医院进行。研究对象为急诊室患者,通过斯洛文公式计算得出样本量为 92 人。抽样采用意外抽样技术。数据分析采用单变量、双变量和多变量分析。结果结果发现,40 名受访者(43.5%)对急诊室服务表示满意,52 人(56.5%)表示不满意。卡方统计检验结果发现,有效性、效率、可及性、可接受性、公正性和安全性等变量对患者满意度有影响,P 值小于 0.05。同时检验的结果显示,有效性因素是影响 OMNI Cikarang 急诊室患者满意度的最主要因素。结论:有效性、效率、可及性、可接受性、公正性和安全性对 OMNI Cikarang 急诊室患者满意度有影响。建议医务工作者始终改善服务,以提高患者作为医疗服务使用者的满意度。
{"title":"Analisis pengaruh pelayanan IGD terhadap kepuasan pasien di rumah sakit Omni Cikarang tahun 2021","authors":"Aristya Maulida Safuranti, A. Fitriani, Ramadhani Syaftiri Nasution","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.256","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.256","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan pertolongan pertama. Pelayanan gawat darurat yang diberikan harus memenuhi mutu pelayanan yang baik. Pasien merasa puas dengan pelayanan perawat di IGD apabila harapan pasien terpenuhi. Menurut WHO bahwa sistem kesehatan harus berusaha untuk melakukan perbaikan dalam enam bidang atau dimensi kualitas. Tujuan: Untuk menganalisis pengaruh pelayanan IGD terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit OMNI Cikarang tahun 2021. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian metode survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan RSU OMNI Cikarang. Populasi penelitian ini yaitu pasien IGD dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 orang melalui perhitungan rumus slovin. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil: Didapatkan bahwa responden yang merasa puas sebanyak 40 orang (43,5%) dan tidak puas sebanyak 52 orang (56,5%) terhadap pelayanan IGD. Hasil uji statistik chi-square didapat bahwa variabel efektifitas, efisien, dapat diakses, dapat diterima, tidak berpihak dan aman memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien dengan nilai p<0,05. Hasil uji serempak didapatkan hasil bahwa faktor efektivitas merupakan faktor yang paling dominan memengaruhi kepuasan pasien IGD OMNI Cikarang. Kesimpulan: ada pengaruh efektifitas, efisien, dapat diakses, dapat diterima, tidak berpihak dan aman memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien IGD OMNI Cikarang. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk selalu meningkatkan pelayanan yang lebih baik agar dapat meningkatkan kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"25 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140373855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Universal Health Coverage (UHC) merupakan salah satu target pemerintah dalam layanan kesehatan masyarakat untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Universal Health Coverage (UHC) merupakan suatu resolusi yang krusial dan mendesak bagi semua negara guna memperluas sistem kesehatan dengan akses yang merata dan biaya yang dapat dijangkau. Program ini menjadi salah satu upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai penyedia layanan kesehatan, puskesmas harus memastikan kualitas pelayanan yang optimal, baik dari aspek quality of care (pelayanan profesional) maupun quality of services (pelayanan manajerial). Puskesmas mewujudkan hal tersebut dengan menyediakan layanan kesehatan yang mengacu pada program pokok upaya kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pemanfaatan jaminan kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam pelayanan persalinan di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan literature review dengan search engine yang digunakan dalam penelusuran literatur seperti Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci Jaminan Persalinan, Puskesmas, Sustainable Development Goals, dan Universal Health Coverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan jaminan persalinan bagi masyarakat di puskesmas dalam aspek efisiensi, efektivitas, responsivitas, kesamaan serta ketepatan masih belum tercapai dengan baik. Penelitian ini mengidentifikasi adanya perbedaan antara harapan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan dan realitas yang dialami, dengan fokus pada berbagai dimensi yang membentuk kualitas layanan. Dimensi-dimensi tersebut meliputi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan di puskesmas harus terus ditingkatkan melalui beberapa peningkatan kapasitas, perbaikan atau pembaharuan infrastruktur dan sistem serta beberapa program dengan preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai UHC.
{"title":"Review artikel: Pemanfaatan jaminan kesehatan ibu dan anak dalam pelayanan persalinan di puskesmas kabupaten atau kota di Indonesia","authors":"S. Salman, Indah Laily Hilmi, Alfina Oktavianti, Isyana Salsabila, Sepiyani Ayu Lestari, Devy Kasih Putria, Welly Windari","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.360","url":null,"abstract":"Universal Health Coverage (UHC) merupakan salah satu target pemerintah dalam layanan kesehatan masyarakat untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Universal Health Coverage (UHC) merupakan suatu resolusi yang krusial dan mendesak bagi semua negara guna memperluas sistem kesehatan dengan akses yang merata dan biaya yang dapat dijangkau. Program ini menjadi salah satu upaya dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai penyedia layanan kesehatan, puskesmas harus memastikan kualitas pelayanan yang optimal, baik dari aspek quality of care (pelayanan profesional) maupun quality of services (pelayanan manajerial). Puskesmas mewujudkan hal tersebut dengan menyediakan layanan kesehatan yang mengacu pada program pokok upaya kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pemanfaatan jaminan kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam pelayanan persalinan di Puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan literature review dengan search engine yang digunakan dalam penelusuran literatur seperti Google Scholar dan PubMed dengan kata kunci Jaminan Persalinan, Puskesmas, Sustainable Development Goals, dan Universal Health Coverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan jaminan persalinan bagi masyarakat di puskesmas dalam aspek efisiensi, efektivitas, responsivitas, kesamaan serta ketepatan masih belum tercapai dengan baik. Penelitian ini mengidentifikasi adanya perbedaan antara harapan masyarakat terhadap kualitas layanan kesehatan dan realitas yang dialami, dengan fokus pada berbagai dimensi yang membentuk kualitas layanan. Dimensi-dimensi tersebut meliputi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan di puskesmas harus terus ditingkatkan melalui beberapa peningkatan kapasitas, perbaikan atau pembaharuan infrastruktur dan sistem serta beberapa program dengan preventif, promotif, dan pemberdayaan masyarakat untuk mencapai UHC.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"156 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140247236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-03DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.445
Yasmin Ramadania Burhanudin, Dolih Gozali
Kesehatan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan. Kesehatan merupakan cerminan dari tingkat standar hidup yang dimiliki suatu individu. Apabila suatu saat individu tersebut mengalami gangguan kesehatan, maka hal utama yang dilakukan ialah berupaya sembuh melalui pengobatan sendiri atau swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan minor illness (gangguan kesehatan ringan) yang banyak dialami oleh masyarakat, seperti batuk, influenza, maag, pusing, batuk, diare, infeksi cacing, dan kulit. Penyusunan artikel ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan apoteker dalam menentukan pilihan obat dalam melakukan ber-swamedikasi untuk meningkatkan kesehatan kepada masyarakat. Artikel ini diperoleh dari hasil penelusuran beberapa jurnal, didapatkan penelitian yang mengamati kemampuan apoteker dalam memberikan rekomendasi obat pada kasus minor illnes. Hasil penelusuran meliputi bahwasannya total presentase ketepatan rekomendasi untuk penyakit diare akut pada anak memperoleh nilai 13,09%, untuk penyakit diare disertai darah memperolah nilai 34,52%, untuk penyakit Dispepsia karena efek samping natrium diklofenak memperoleh nilai 21%, dan untuk penyakit dipepsia tanpa alarm symptoms memperoleh nilai 83%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu ditingkatkan kemampuan apoteker dalam memberikan saran obat saat melakukan pelayanan swamedikasi.
{"title":"Peran apoteker dalam menangani swamedikasi kasus minor illnes di apotek","authors":"Yasmin Ramadania Burhanudin, Dolih Gozali","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.445","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.445","url":null,"abstract":"Kesehatan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan. Kesehatan merupakan cerminan dari tingkat standar hidup yang dimiliki suatu individu. Apabila suatu saat individu tersebut mengalami gangguan kesehatan, maka hal utama yang dilakukan ialah berupaya sembuh melalui pengobatan sendiri atau swamedikasi. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan minor illness (gangguan kesehatan ringan) yang banyak dialami oleh masyarakat, seperti batuk, influenza, maag, pusing, batuk, diare, infeksi cacing, dan kulit. Penyusunan artikel ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan apoteker dalam menentukan pilihan obat dalam melakukan ber-swamedikasi untuk meningkatkan kesehatan kepada masyarakat. Artikel ini diperoleh dari hasil penelusuran beberapa jurnal, didapatkan penelitian yang mengamati kemampuan apoteker dalam memberikan rekomendasi obat pada kasus minor illnes. Hasil penelusuran meliputi bahwasannya total presentase ketepatan rekomendasi untuk penyakit diare akut pada anak memperoleh nilai 13,09%, untuk penyakit diare disertai darah memperolah nilai 34,52%, untuk penyakit Dispepsia karena efek samping natrium diklofenak memperoleh nilai 21%, dan untuk penyakit dipepsia tanpa alarm symptoms memperoleh nilai 83%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu ditingkatkan kemampuan apoteker dalam memberikan saran obat saat melakukan pelayanan swamedikasi.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"1 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140081270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-03-02DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.426
Nadiya Ulfa, Henry Purbowo Sintoro, Prajogo Wibowo, Ronald Pratama A.
Hipertensi, salah satu masalah kesehatan global yang tersebar luas, secara signifikan berkontribusi terhadap beban penyakit tidak menular. Prevalensinya yang meningkat secara global dan di Indonesia memerlukan pemahaman yang komprehensif tentang pola gaya hidup terkait. Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep pada tahun 2023 ini berfokus pada gaya hidup pasien hipertensi. Hipertensi secara global mempengaruhi sebagian besar populasi, yang berdampak pada kesehatan masyarakat secara signifikan. Di Indonesia, prevalensi hipertensi terus meningkat, sehingga perlu dilakukan penelitian yang terfokus pada faktor-faktor penyebabnya. Di antara 85 responden hipertensi, mereka yang berusia 36-45 tahun mencakup 74,12%, dengan perempuan sebesar 76,67%. Tingkat keparahan hipertensi bervariasi, dengan 55,29% mengalami hipertensi derajat 1. Studi ini menilai komponen gaya hidup, mengungkapkan 23,53% terlibat dalam merokok, 67,06% menyukai makanan asin, 52,94% mengonsumsi makanan berlemak, 58,82% menikmati kopi, dan 35,29% melaporkan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Memahami pola gaya hidup pasien hipertensi sangat penting untuk merancang intervensi yang tepat sasaran. Temuan penelitian ini menjelaskan hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat keparahan hipertensi, dan pilihan gaya hidup. Wawasan ini berkontribusi pada wacana tentang manajemen dan pencegahan hipertensi, menekankan pentingnya strategi kesehatan masyarakat yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan kesehatan global ini.
{"title":"Gambaran gaya hidup penderita hipertensi di puskesmas Pamolokan Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep tahun 2023","authors":"Nadiya Ulfa, Henry Purbowo Sintoro, Prajogo Wibowo, Ronald Pratama A.","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.426","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.426","url":null,"abstract":"Hipertensi, salah satu masalah kesehatan global yang tersebar luas, secara signifikan berkontribusi terhadap beban penyakit tidak menular. Prevalensinya yang meningkat secara global dan di Indonesia memerlukan pemahaman yang komprehensif tentang pola gaya hidup terkait. Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep pada tahun 2023 ini berfokus pada gaya hidup pasien hipertensi. Hipertensi secara global mempengaruhi sebagian besar populasi, yang berdampak pada kesehatan masyarakat secara signifikan. Di Indonesia, prevalensi hipertensi terus meningkat, sehingga perlu dilakukan penelitian yang terfokus pada faktor-faktor penyebabnya. Di antara 85 responden hipertensi, mereka yang berusia 36-45 tahun mencakup 74,12%, dengan perempuan sebesar 76,67%. Tingkat keparahan hipertensi bervariasi, dengan 55,29% mengalami hipertensi derajat 1. Studi ini menilai komponen gaya hidup, mengungkapkan 23,53% terlibat dalam merokok, 67,06% menyukai makanan asin, 52,94% mengonsumsi makanan berlemak, 58,82% menikmati kopi, dan 35,29% melaporkan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Memahami pola gaya hidup pasien hipertensi sangat penting untuk merancang intervensi yang tepat sasaran. Temuan penelitian ini menjelaskan hubungan antara usia, jenis kelamin, tingkat keparahan hipertensi, dan pilihan gaya hidup. Wawasan ini berkontribusi pada wacana tentang manajemen dan pencegahan hipertensi, menekankan pentingnya strategi kesehatan masyarakat yang disesuaikan untuk mengatasi tantangan kesehatan global ini.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"42 21","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140082455","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.188
I. Juliana, Annisa Fatmawati, Muhammad Abdurrahman Munir, Emelda Emelda, Feti Rahmawati
Daun kelor merupakan sumber utama senyawa antioksidan karena kandungannya yang tinggi dalam karotenoid, asam askorbat, glukosinolat dan bioaktif lainnya. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat, seperti alkaloid, polisakarida, flavonoid, dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula gel yang stabil secara fisik dan stabil selama penyimpanan dengan metode Freeze-Thaw Cycling dari ekstrak daun kelor dan ekstrak daun jeruk nipis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Pembuatan gel dilakukan dengan variasi konsentrasi antara esktrak daun kelor dan ekstrak daun jeruk nipis F1 (75%:25%), F2 (50%:50%), dan F3 (25%:75%). Pengujian sifat fisik gel meliputi organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, daya lekat dan sineresis. Uji stabilitas yang dilakukan adalah uji stabilitas dengan metode Freeze- Thaw Cycling selama 3 siklus dengan melihat kestabilan yang akan dilakukan dimana tiap siklus diamati perubahan fisik gel meliputi organolopetik, homogenitas dan pH. Hasil sediaan gel kombinasi ekstrak etanol daun kelor dan daun jeruk nipis formulasi 1, 2, dan 3 dengan perbedaan pada konsentrasi zat aktif dinyatakan stabil, karena tidak adanya perubahan yang signifikan dari pengamatan organoleptik, homogenitas, pH, daya lekat serta daya sebar. Namun, uji statistik menyatakan uji daya lekat suhu 4℃ mendapatkan p value (<0,05) dan suhu 40℃ p value (>0,05), sedangkan uji daya sebar suhu 4℃ dan 40℃ mendapatkan p value (<0,05).
{"title":"Pengaruh variasi konsentrasi terhadap uji sifat fisik dan stabilitas freeze- thaw cycling pada formula sediaan gel kombinasi ekstrak daun kelor dan ekstrak daun jeruk nipis","authors":"I. Juliana, Annisa Fatmawati, Muhammad Abdurrahman Munir, Emelda Emelda, Feti Rahmawati","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.188","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.188","url":null,"abstract":"Daun kelor merupakan sumber utama senyawa antioksidan karena kandungannya yang tinggi dalam karotenoid, asam askorbat, glukosinolat dan bioaktif lainnya. Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bermanfaat, seperti alkaloid, polisakarida, flavonoid, dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula gel yang stabil secara fisik dan stabil selama penyimpanan dengan metode Freeze-Thaw Cycling dari ekstrak daun kelor dan ekstrak daun jeruk nipis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Pembuatan gel dilakukan dengan variasi konsentrasi antara esktrak daun kelor dan ekstrak daun jeruk nipis F1 (75%:25%), F2 (50%:50%), dan F3 (25%:75%). Pengujian sifat fisik gel meliputi organoleptik, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, daya lekat dan sineresis. Uji stabilitas yang dilakukan adalah uji stabilitas dengan metode Freeze- Thaw Cycling selama 3 siklus dengan melihat kestabilan yang akan dilakukan dimana tiap siklus diamati perubahan fisik gel meliputi organolopetik, homogenitas dan pH. Hasil sediaan gel kombinasi ekstrak etanol daun kelor dan daun jeruk nipis formulasi 1, 2, dan 3 dengan perbedaan pada konsentrasi zat aktif dinyatakan stabil, karena tidak adanya perubahan yang signifikan dari pengamatan organoleptik, homogenitas, pH, daya lekat serta daya sebar. Namun, uji statistik menyatakan uji daya lekat suhu 4℃ mendapatkan p value (<0,05) dan suhu 40℃ p value (>0,05), sedangkan uji daya sebar suhu 4℃ dan 40℃ mendapatkan p value (<0,05).","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"12 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140440684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.463
A. Athaillah, Roqayyah Maulida Lubis, Putra Chandra, Aswan Pangondian, Robiatun Rambe
Rotan sel sangat diminati karena memiliki khasiat dalam pengobatan penyakit malaria, penyakit diabetes dan juga memiliki khasiat pembangkit nafsu makan. Kandungan kimia pada Rotan terdiri dari flavonoid, alkohol, triterpenoid, saponin, dan glikosida. Flavonoid terdiri dari 15 atom karbon dengan struktur C6-C3-C6. Pada tumbuhan, flavonoid berikatan dengan gula dalam bentuk glikosida dan aglikon flavonoid. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak rotan dengan metode maserasi, skrining fitokimia, uji aktivitas toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan penentuan nilai LC50 berdasarkan nilai probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rotan mengandung senyawa metabolit sekunder, diantaranya yaitu steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid, Glikosida, dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas toksisitas diperoleh nilai LC50 adalah 322 ppm dan termasuk ke dalam kategori toksik.
{"title":"Uji toksisitas akut ekstrak rotan sel (Daemonorop melanochaetes Bl.) terhadap larva udang (Artemia Salina Leach) dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)","authors":"A. Athaillah, Roqayyah Maulida Lubis, Putra Chandra, Aswan Pangondian, Robiatun Rambe","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.463","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.463","url":null,"abstract":"Rotan sel sangat diminati karena memiliki khasiat dalam pengobatan penyakit malaria, penyakit diabetes dan juga memiliki khasiat pembangkit nafsu makan. Kandungan kimia pada Rotan terdiri dari flavonoid, alkohol, triterpenoid, saponin, dan glikosida. Flavonoid terdiri dari 15 atom karbon dengan struktur C6-C3-C6. Pada tumbuhan, flavonoid berikatan dengan gula dalam bentuk glikosida dan aglikon flavonoid. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak rotan dengan metode maserasi, skrining fitokimia, uji aktivitas toksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) dan penentuan nilai LC50 berdasarkan nilai probit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rotan mengandung senyawa metabolit sekunder, diantaranya yaitu steroid/triterpenoid, saponin, flavonoid, Glikosida, dan alkaloid. Hasil pengujian aktivitas toksisitas diperoleh nilai LC50 adalah 322 ppm dan termasuk ke dalam kategori toksik.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"2 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139957977","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-22DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.373
Rissa Maharani Dewi, Nanda Maprillia, Nindita Sari Nastiti
The increase in repeat hospitalizations after the covid19 pandemic with bronchopneumonia diagnoses in pediatric patients is the first rank. Therapeutic management was associated with the length of hospitalization. Pediatric bronchopneumonia is the case with antibiotic therapy. Current guidelines recommend first-line and alternative options in the management of antibiotic therapy for pneumonia in hospitalized pediatric patients. Empirical broad-spectrum antibiotic therapy for acute infections with consideration of the common etiology of possible pneumococcal involvement The risk of resistance increases with the massive use of antibiotics. The study had an observational descriptive design with retrospective data collection from 280 samples of pediatric patients, aiming to evaluate the use of antibiotics with the ATC/DDD method. Based on empirical selected therapy DDD (Define Daily Dose)/100 patient days, the quantity of antibiotics that are widely used is ceftriaxon 38.36 DDD /100 patient days followed by Cefoperazon sulbactam 3.88 DDD /100 patient days, Cefotaxime 3.77 DDD /100 patient days, Gentamicin 2.57 DDD /100 patient days, Amikacin 1. 70 DDD /100 patient days, Azithromycin 0.76 DDD /100 patient days, Ampicillin Sulbactam 0.50 DDD /100 patient days, Cefixime 0.27 DDD /100 patient days, and Meropenem 0.13 DDD /100 patient days. Drug data included in DU90% are Ceftriaxon, Cefoperzon Sulbactam, Cefotaxime. From the research conducted, the highest DDD/100 patient days value was Ceftriaxon. DDD value indicates high use of antibiotics, does not mean unreasonable use of drugs, so a qualitative review must be done.
{"title":"Anatomical Therapeutic Chemical / Define Daily Dose for evaluation of bronchopneumonia pediatric antibiotics use at Roemani Muhammadiyah Hospital","authors":"Rissa Maharani Dewi, Nanda Maprillia, Nindita Sari Nastiti","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.373","url":null,"abstract":"The increase in repeat hospitalizations after the covid19 pandemic with bronchopneumonia diagnoses in pediatric patients is the first rank. Therapeutic management was associated with the length of hospitalization. Pediatric bronchopneumonia is the case with antibiotic therapy. Current guidelines recommend first-line and alternative options in the management of antibiotic therapy for pneumonia in hospitalized pediatric patients. Empirical broad-spectrum antibiotic therapy for acute infections with consideration of the common etiology of possible pneumococcal involvement The risk of resistance increases with the massive use of antibiotics. The study had an observational descriptive design with retrospective data collection from 280 samples of pediatric patients, aiming to evaluate the use of antibiotics with the ATC/DDD method. Based on empirical selected therapy DDD (Define Daily Dose)/100 patient days, the quantity of antibiotics that are widely used is ceftriaxon 38.36 DDD /100 patient days followed by Cefoperazon sulbactam 3.88 DDD /100 patient days, Cefotaxime 3.77 DDD /100 patient days, Gentamicin 2.57 DDD /100 patient days, Amikacin 1. 70 DDD /100 patient days, Azithromycin 0.76 DDD /100 patient days, Ampicillin Sulbactam 0.50 DDD /100 patient days, Cefixime 0.27 DDD /100 patient days, and Meropenem 0.13 DDD /100 patient days. Drug data included in DU90% are Ceftriaxon, Cefoperzon Sulbactam, Cefotaxime. From the research conducted, the highest DDD/100 patient days value was Ceftriaxon. DDD value indicates high use of antibiotics, does not mean unreasonable use of drugs, so a qualitative review must be done.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"22 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140441850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh pemberi informasi. Komunikasi efektif sangat dibutuhkan dalam menangani pasien apabila hal tersebut tidak diterapkan dengan baik maka akan mengganggu hubungan yang berdampak pada ketidakpuasaan pasien. untuk mengetahui hubungan komunikasi efektif petugas pendaftaran rawat jalan dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Advent Medan. Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini seluruh pasien rawat jalan yang mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Advent Medan sebanyak 28.963 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Respect memiliki nilai p-value 0,000 <0,05, variabel Empathy memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05, variabel Audible memiliki nilai p-value 0,000 <0,05, variabel Clarity memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 dan variabel Humble memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara respect, empathy, audible, clarity dan humble petugas pendaftaran rawat jalan dengan kepuasan pasien. Saran yang di berikan adalah agar petugas pendaftaran lebih meningkatkan komunikasi yang efektif kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.
有效沟通是以某种方式将一个人的想法或信息传达给另一个人,从而使对方理解信息提供者的意思的过程。在与病人打交道的过程中需要有效的沟通,如果沟通不当,就会影响人际关系,从而导致病人不满。研究设计为横断面定量研究。研究对象是在棉兰基督复临安息日会综合医院门诊登记处登记的所有门诊病人,受访者多达 28963 人。本研究采用目的性抽样技术,样本量为 100 名受访者。数据分析采用单变量分析和双变量分析,并使用卡方检验。结果显示,尊重变量的 p 值为 0.000 < 0.05,移情变量的 p 值为 0.000 < 0.05,倾听变量的 p 值为 0.000 < 0.05,清晰变量的 p 值为 0.000 < 0.05,谦卑变量的 p 值为 0.000 < 0.05。本研究的结论是,门诊挂号人员的尊重、同理心、声音、清晰度和谦逊与患者满意度之间存在关系。建议挂号人员进一步改善与患者的有效沟通,以提高患者对医疗服务的满意度。
{"title":"Hubungan komunikasi efektif petugas pendaftaran rawat jalan dengan kepuasan pasien di rumah sakit Advent Medan","authors":"Dyna Safitri Rakhelmi Rangkuti, Andini Mentari Tarigan, Panjaitan Hanyita Rachelia","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.358","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.358","url":null,"abstract":"Komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti apa yang dimaksud oleh pemberi informasi. Komunikasi efektif sangat dibutuhkan dalam menangani pasien apabila hal tersebut tidak diterapkan dengan baik maka akan mengganggu hubungan yang berdampak pada ketidakpuasaan pasien. untuk mengetahui hubungan komunikasi efektif petugas pendaftaran rawat jalan dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Advent Medan. Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini seluruh pasien rawat jalan yang mendaftar di tempat pendaftaran pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Advent Medan sebanyak 28.963 responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Respect memiliki nilai p-value 0,000 <0,05, variabel Empathy memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05, variabel Audible memiliki nilai p-value 0,000 <0,05, variabel Clarity memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 dan variabel Humble memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara respect, empathy, audible, clarity dan humble petugas pendaftaran rawat jalan dengan kepuasan pasien. Saran yang di berikan adalah agar petugas pendaftaran lebih meningkatkan komunikasi yang efektif kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"5 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139958982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-15DOI: 10.36490/journal-jps.com.v7i1.250
Nining Nining, Inding Gusmayadi, F. Romansyah
Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelarutan bahan aktif adalah ukuran partikel. Ibuprofen merupakan antiinflamasi non-steroid yang berkelarutan rendah dalam air dan berpotensi memperlambat disolusinya dari sediaan. Penggilingan menjadi salah satu cara untuk memperkecil ukuran partikel dan membantu mempercepat disolusi bahan aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses penggilingan terhadap ukuran partikel ibuprofen dan kecepatan disolusinya dari sediaan kapsul. Ibuprofen berukuran mikrometer (P1) diproses hingga menjadi ukuran nanometer dengan metode penggilingan basah selama 15 jam (P2) dan 20 jam (P3) menggunakan hidroxy propyl methyl cellulose (HPMC) sebagai polimer penstabil. Semua partikel ibuprofen dievaluasi ukuran partikel dan diuji FTIR serta diformulasikan ke dalam kapsul. Massa serbuk dilakukan evaluasi sifat alir. Evaluasi kapsul juga dilakukan yang meliputi uji waktu hancur, uji keseragaman bobot, dan uji disolusi. Ketiga partikel memiliki ukuran 40,6 µm (P1), 438,9±20,9 nm (P2), dan 267,1±4,1 nm (P3). Hasil uji FTIR memperlihatkan kompatibilitas antara ibuprofen dan HPMC. Hasil uji waktu hancur dan keseragaman bobot kapsul memenuhi persyaratan kompendial. Berdasarkan uji disolusi, ketiga formula menunjukkan perbedaan signifikan (sig p 0,0002 < 0,05) terhadap persen disolusi. Diperoleh Q60 F1-F3 berturut-turut sebesar 99,61±8,75%; 110,03±5,97%; dan 115,95±3,34%. Simpulan yang diperoleh adalah proses penggilingan berpengaruh nyata terhadap persen disolusi ibuprofen.
{"title":"Pengaruh ball milling pada dispersi padat ibuprofen dengan pembawa HPMC terhadap ukuran partikel dan kecepatan disolusi kapsul","authors":"Nining Nining, Inding Gusmayadi, F. Romansyah","doi":"10.36490/journal-jps.com.v7i1.250","DOIUrl":"https://doi.org/10.36490/journal-jps.com.v7i1.250","url":null,"abstract":"Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelarutan bahan aktif adalah ukuran partikel. Ibuprofen merupakan antiinflamasi non-steroid yang berkelarutan rendah dalam air dan berpotensi memperlambat disolusinya dari sediaan. Penggilingan menjadi salah satu cara untuk memperkecil ukuran partikel dan membantu mempercepat disolusi bahan aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh proses penggilingan terhadap ukuran partikel ibuprofen dan kecepatan disolusinya dari sediaan kapsul. Ibuprofen berukuran mikrometer (P1) diproses hingga menjadi ukuran nanometer dengan metode penggilingan basah selama 15 jam (P2) dan 20 jam (P3) menggunakan hidroxy propyl methyl cellulose (HPMC) sebagai polimer penstabil. Semua partikel ibuprofen dievaluasi ukuran partikel dan diuji FTIR serta diformulasikan ke dalam kapsul. Massa serbuk dilakukan evaluasi sifat alir. Evaluasi kapsul juga dilakukan yang meliputi uji waktu hancur, uji keseragaman bobot, dan uji disolusi. Ketiga partikel memiliki ukuran 40,6 µm (P1), 438,9±20,9 nm (P2), dan 267,1±4,1 nm (P3). Hasil uji FTIR memperlihatkan kompatibilitas antara ibuprofen dan HPMC. Hasil uji waktu hancur dan keseragaman bobot kapsul memenuhi persyaratan kompendial. Berdasarkan uji disolusi, ketiga formula menunjukkan perbedaan signifikan (sig p 0,0002 < 0,05) terhadap persen disolusi. Diperoleh Q60 F1-F3 berturut-turut sebesar 99,61±8,75%; 110,03±5,97%; dan 115,95±3,34%. Simpulan yang diperoleh adalah proses penggilingan berpengaruh nyata terhadap persen disolusi ibuprofen.","PeriodicalId":504388,"journal":{"name":"Journal of Pharmaceutical and Sciences","volume":"5 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139962914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}