首页 > 最新文献

Forum Arkeologi最新文献

英文 中文
RANGKA MANUSIA DARI BENDAHARA: SUDUT PANDANG PALEOPATOLOGI 全球制造授权:
Pub Date : 2021-10-31 DOI: 10.24832/fa.v34i2.713
Ashwin Prayudi, R. A. Suriyanto
This study discusses human remains from the Bendahara, Tamiang, which is located in Aceh. There is no information regarding the exact location and the date of this site. It can be ascertained that this skeleton originated from prehistoric periods based on the dental modifications evidences. This aims of this study is to identify the human remains from the Bendahara, Tamiang, Aceh by looking at sex, age at death, disease and the influences of cultural and environmental which recorded on the skeletons. This study used macroscopic and paleopathological analysis methods. The results of this study are this individual was female based on her skull. Her age at death between 20-30 years old. The abnormalities that these individuals have are only presents in their teeth, such as dental calculus, dental modification, and unbalanced attrition. This condition indicates that this individual predominantly chewing using one of the lateral sides of the mouth. If we connected her young age at death with the attrition, it is possible that this individual uses the right side of his teeth as a tool. Penelitian ini mendiskusikan sisa-sisa manusia dari Bendahara, Tamiang yang terletak di Aceh. Tidak terdapat keterangan mengenai lokasi pasti dan penanggalan dari situs ini. Rangka ini memiliki probabilitas yang tinggi berasal dari masa prasejarah berdasarkan bukti modifikasi pada gigi-giginya. Permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui identitas biologis rangka dari Bendahara Tamiang dan kehidupannya pada masa lampau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi individu sisa manusia dari Bendahara, Tamiang, Aceh dengan cara melihat jenis kelamin, umur ketika mati, penyakit, bukti kultural dan lingkungan yang terekam pada rangka tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis makroskopis dan paleopatologis. Hasil dari penelitian ini adalah individu berjenis kelamin wanita, dengan umur ketika mati sekitar 20-30 tahun. Kelainan yang dimiliki individu ini terdapat pada organ giginya yaitu kalkulus gigi, modifikasi gigi, dan adanya atrisi yang tidak seimbang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa individu ini mengunyah dengan dominan pada salah satu sisi lateral organ mulutnya. Jika dikaitkan dengan umurnya yang tergolong muda, terdapat kemungkinan bahwa individu ini menggunakan sisi kanan giginya sebagai alat bantu dalam melakukan pekerjaan. 
这项研究讨论了位于亚齐的塔米昂本达哈拉的人类遗骸。没有关于这个网站的确切位置和日期的信息。根据牙齿改造的证据,可以确定这具骨骼起源于史前时期。本研究的目的是通过观察骨骼上记录的性别、死亡年龄、疾病以及文化和环境的影响,来识别本达哈拉、塔米昂和亚齐的人类遗骸。本研究采用宏观和古病理学分析方法。这项研究的结果是,根据头骨,这个人是女性。她去世时的年龄在20-30岁之间。这些人的异常只出现在他们的牙齿上,如牙石、牙齿矫正和不平衡磨损。这种情况表明该个体主要使用口腔的一侧咀嚼。如果我们把她年轻的死亡年龄和磨损联系起来,这个人可能把牙齿的右侧当作工具。这项研究讨论了位于亚齐的本达哈拉,塔米昂的遗迹。没有证据表明该地点已被拆除。根据牙齿变形的证据,这种网络很有可能来自史前时代。这项研究的问题是从Tamiang Bendahara及其过去的生活中找出这些山脉的生物学特性。本研究的目的是通过观察性别、死亡年龄、疾病、文化证据和记录的环境,来识别来自班达哈尔、塔米昂和亚齐的其他人。本研究采用宏观和古病理学分析方法。这项研究的对象是年龄在20至30岁之间的女性。这个人的牙齿器官有一种紊乱,那就是牙石,牙齿矫正,还有一种不平衡的属性。这种情况表明,这个个体主要在器官的一侧咀嚼。如果与他的年轻年龄有关,这个人可能会把他的牙齿右侧作为帮助他完成工作的工具。
{"title":"RANGKA MANUSIA DARI BENDAHARA: SUDUT PANDANG PALEOPATOLOGI","authors":"Ashwin Prayudi, R. A. Suriyanto","doi":"10.24832/fa.v34i2.713","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v34i2.713","url":null,"abstract":"This study discusses human remains from the Bendahara, Tamiang, which is located in Aceh. There is no information regarding the exact location and the date of this site. It can be ascertained that this skeleton originated from prehistoric periods based on the dental modifications evidences. This aims of this study is to identify the human remains from the Bendahara, Tamiang, Aceh by looking at sex, age at death, disease and the influences of cultural and environmental which recorded on the skeletons. This study used macroscopic and paleopathological analysis methods. The results of this study are this individual was female based on her skull. Her age at death between 20-30 years old. The abnormalities that these individuals have are only presents in their teeth, such as dental calculus, dental modification, and unbalanced attrition. This condition indicates that this individual predominantly chewing using one of the lateral sides of the mouth. If we connected her young age at death with the attrition, it is possible that this individual uses the right side of his teeth as a tool. Penelitian ini mendiskusikan sisa-sisa manusia dari Bendahara, Tamiang yang terletak di Aceh. Tidak terdapat keterangan mengenai lokasi pasti dan penanggalan dari situs ini. Rangka ini memiliki probabilitas yang tinggi berasal dari masa prasejarah berdasarkan bukti modifikasi pada gigi-giginya. Permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui identitas biologis rangka dari Bendahara Tamiang dan kehidupannya pada masa lampau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi individu sisa manusia dari Bendahara, Tamiang, Aceh dengan cara melihat jenis kelamin, umur ketika mati, penyakit, bukti kultural dan lingkungan yang terekam pada rangka tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis makroskopis dan paleopatologis. Hasil dari penelitian ini adalah individu berjenis kelamin wanita, dengan umur ketika mati sekitar 20-30 tahun. Kelainan yang dimiliki individu ini terdapat pada organ giginya yaitu kalkulus gigi, modifikasi gigi, dan adanya atrisi yang tidak seimbang. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa individu ini mengunyah dengan dominan pada salah satu sisi lateral organ mulutnya. Jika dikaitkan dengan umurnya yang tergolong muda, terdapat kemungkinan bahwa individu ini menggunakan sisi kanan giginya sebagai alat bantu dalam melakukan pekerjaan. ","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45839519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PENGARUH KESENIAN PĀLA TERHADAP GAYA SENI ARCA CANDI MENDUT PĀ洛杉矶艺术对艺术风格偶像的影响MENDUT寺庙
Pub Date : 2021-10-31 DOI: 10.24832/fa.v34i2.724
Atina Winaya
Indian culture presents a massive influence in the Early Classic Period in Java. One of the traces found in arts. However, which part of Indian art influenced is rarely mentioned. Some scholars said it was Gupta Art’s influence enormously in the Early Classic Period. Is it just Gupta Art? or another else? This paper aims to add knowledge about another Indian art, namely Pāla Art, which also presents in the Early Classic Period. The style of Pāla Art affects the depiction of Candi Mendut’s sculptures. The data collection using observation techniques and description as well. The data analysis using a qualitative approach by descriptive analysis methods. And finally, the data interpretation using the results of comparative studies. The conclusion reveals the similarities between both data. However, Candi Mendut’s sculptures did not entirely absorb the foreign influences, but they show authentic attributes known as a character of classical Javanese Art. Kebudayaan India memberikan pengaruh yang besar terhadap periode Klasik Tua di Jawa. Jejak kebudayaan India, salah satunya nampak pada bentuk-bentuk kesenian. Meskipun demikian, selama ini jarang disebutkan secara terperinci kesenian India mana saja yang memengaruhi kesenian Jawa klasik. Beberapa ahli berpendapat bahwa kesenian Gupta yang memberikan pengaruh besar terhadap bentuk kesenian Jawa pada periode Klasik Tua. Namun, benarkah hanya kesenian Gupta semata? Tulisan ini bertujuan untuk menambahkan pengetahuan mengenai gaya seni India lainnya, yakni kesenian Pāla, yang juga ditemui pada periode Klasik Tua. Pengaruh kesenian itu terlihat pada penggambaran arca-arca candi Mendut. Telaah dihasilkan melalui tahapan kerja yang bertingkat-tingkat, dimulai dari pengumpulan data dengan cara mengamati dan mendeskripsikan data; pengolahan data melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif; serta penafsiran data berdasarkan hasil studi komparasi. Simpulannya memperlihatkan persamaan gaya seni yang membuktikan bahwa kesenian Pāla memberikan pengaruhnya terhadap gaya seni arca Candi Mendut. Meskipun demikian, pengaruh kesenian Pāla tidak serta merta diserap secara utuh, melainkan terdapat ciri khas yang ditemui pada arca Candi Mendut yang menjadikannya sebagai karakter kesenian Jawa klasik.
印度文化在爪哇古典主义早期产生了巨大的影响。艺术中发现的痕迹之一。然而,印度艺术的哪一部分受到影响却很少被提及。有学者认为这是古普塔艺术在古典早期的巨大影响。这只是古普塔艺术吗?还是另一个?本文旨在增加对另一种印度艺术的了解,即同样出现在早期古典时期的Pāla艺术。Pāla艺术的风格影响了Candi Mendut雕塑的描绘。使用观察技术和描述的数据收集。数据分析采用定性方法和描述性分析方法。最后,利用比较研究的结果对数据进行解释。结论揭示了两个数据之间的相似性。然而,坎迪·门杜特的雕塑并没有完全吸收外国的影响,但它们展现了被称为古典爪哇艺术特征的真实属性。印度文化足迹,一种艺术形式。然而,在任何影响古典爪哇艺术的印度艺术中,它很少被详细提及。一些专家认为,古普塔的艺术对古经典时期贾瓦的艺术形式产生了重大影响。但这真的只是当前古普塔的艺术吗?本文的目的是增加对其他印度艺术风格的了解,即帕拉艺术,这也是在旧古典时期发现的。艺术家出现在门杜特糖果的图片中。它是通过一定程度的工作产生的,首先是通过观察和描述数据来收集数据;通过使用描述性分析方法的定性方法进行数据处理;以及基于比较研究的数据解释。剧本展示了一个艺术风格的等式,证明Pāla的艺术影响了Candi Mendut的艺术。然而,Pāla艺术的影响并没有立即被完全吸收,但坎迪·门杜特人物身上有一个特殊的特征,使其成为经典贾瓦艺术的特征。
{"title":"PENGARUH KESENIAN PĀLA TERHADAP GAYA SENI ARCA CANDI MENDUT","authors":"Atina Winaya","doi":"10.24832/fa.v34i2.724","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v34i2.724","url":null,"abstract":"Indian culture presents a massive influence in the Early Classic Period in Java. One of the traces found in arts. However, which part of Indian art influenced is rarely mentioned. Some scholars said it was Gupta Art’s influence enormously in the Early Classic Period. Is it just Gupta Art? or another else? This paper aims to add knowledge about another Indian art, namely Pāla Art, which also presents in the Early Classic Period. The style of Pāla Art affects the depiction of Candi Mendut’s sculptures. The data collection using observation techniques and description as well. The data analysis using a qualitative approach by descriptive analysis methods. And finally, the data interpretation using the results of comparative studies. The conclusion reveals the similarities between both data. However, Candi Mendut’s sculptures did not entirely absorb the foreign influences, but they show authentic attributes known as a character of classical Javanese Art. Kebudayaan India memberikan pengaruh yang besar terhadap periode Klasik Tua di Jawa. Jejak kebudayaan India, salah satunya nampak pada bentuk-bentuk kesenian. Meskipun demikian, selama ini jarang disebutkan secara terperinci kesenian India mana saja yang memengaruhi kesenian Jawa klasik. Beberapa ahli berpendapat bahwa kesenian Gupta yang memberikan pengaruh besar terhadap bentuk kesenian Jawa pada periode Klasik Tua. Namun, benarkah hanya kesenian Gupta semata? Tulisan ini bertujuan untuk menambahkan pengetahuan mengenai gaya seni India lainnya, yakni kesenian Pāla, yang juga ditemui pada periode Klasik Tua. Pengaruh kesenian itu terlihat pada penggambaran arca-arca candi Mendut. Telaah dihasilkan melalui tahapan kerja yang bertingkat-tingkat, dimulai dari pengumpulan data dengan cara mengamati dan mendeskripsikan data; pengolahan data melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif; serta penafsiran data berdasarkan hasil studi komparasi. Simpulannya memperlihatkan persamaan gaya seni yang membuktikan bahwa kesenian Pāla memberikan pengaruhnya terhadap gaya seni arca Candi Mendut. Meskipun demikian, pengaruh kesenian Pāla tidak serta merta diserap secara utuh, melainkan terdapat ciri khas yang ditemui pada arca Candi Mendut yang menjadikannya sebagai karakter kesenian Jawa klasik.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46755638","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
GAMBARAN ORGANISASI RUANG PADA RUMAH LAKSMANA MAEDA DI MENTENG, JAKARTA, BERDASARKAN HOUSEHOLD ARCHAEOLOGY
Pub Date : 2021-10-31 DOI: 10.24832/fa.v34i2.689
Muhamad Alnoza, Desfira Ramadhania Rousthesa, Garin Dwiyanto Pharmasetiawan
Maeda’s house is one of colonial houses with layout and furnitures that are still remained and maintained today. Through Maeda’s house, we could still study its inhabitants social values that are reflected from their remains. This study seeks to reconstruct the social values that existed at that time, through the spatial arrangement of Maeda’s house using household archaeology. The method used in analysing this problem consists of data collection, analysis and interpretation. Based on the studies that have been carried out, it can be seen that the spatial arrangement in Maeda’s house is related to the social class of its residents. Spatial planning in this case also includes accessibility, room size and facilities. This study also provides an overview of the hierarchical figure of Maeda in managing his house, as well as showing examples of the arrangement of luxury houses in Menteng during his time. Rumah Laksamana Maeda merupakan rumah yang kaya akan sejarah dalam perjalanan Indonesia menjadi negara. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Rumah Laksamana Maeda adalah tata ruang dan perabotannya yang masih terjaga hingga sekarang. Rumah Laksamana Maeda dapat dikatakan masih mencerminkan nilai sosial yang ada pada masa itu. Kajian ini berusaha untuk merekonstruksi nilai sosial yang ada pada masa itu, melalui penataan ruang rumah Maeda dengan menggunakan paradigma arkeologi rumah. Metode yang digunakan dalam menjawab masalah ini terdiri dari pengumpulan data, analisis dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penataan ruang di rumah Maeda berkaitan dengan kelas sosial para penghuninya. Penataan ruang dalam hal ini adalah juga termasuk aksesibiltas, ukuran ruang dan fasilitas. Kajian ini juga memberikan gambaran mengenai sosok Maeda yang bersifat hirarkis dalam menata rumahnya, sekaligus juga menunjukkan contoh pola penataan rumah mewah di Menteng pada masanya.
前田的房子是殖民时期的房子之一,其布局和家具至今仍保留和维护着。通过前田的房子,我们仍然可以研究其居民的社会价值观,这些价值观反映在他们的遗骸中。本研究试图通过家庭考古对前田住宅的空间安排,重建当时存在的社会价值观。分析这一问题的方法包括数据收集、分析和解释。根据已经进行的研究,可以看出前田住宅的空间安排与其居民的社会阶层有关。在这种情况下,空间规划还包括可达性、房间大小和设施。本研究还概述了前田在管理房屋方面的等级形象,并举例说明了他统治时期门滕的豪宅布置。前田上将的家是一个富裕的家,在印尼的国家之旅中将具有历史意义。前田上将的房子的优点之一是房间的结构和家具,直到现在都保持清醒。前田上将的房子仍然反映了当时的社会价值。本研究试图通过前田使用家庭考古范式绘制房间地图,重建当时存在的社会价值。用于回答这个问题的方法包括数据收集、分析和解释。根据已经进行的研究,我们知道前田家的空间地图与居民的社会阶层有关。在这里设置空间还包括可达性、空间大小和设施。这项研究还展示了前田在建造房屋时的等级形象,同时也展示了当时中心迷人的房屋绘画的例子。
{"title":"GAMBARAN ORGANISASI RUANG PADA RUMAH LAKSMANA MAEDA DI MENTENG, JAKARTA, BERDASARKAN HOUSEHOLD ARCHAEOLOGY","authors":"Muhamad Alnoza, Desfira Ramadhania Rousthesa, Garin Dwiyanto Pharmasetiawan","doi":"10.24832/fa.v34i2.689","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v34i2.689","url":null,"abstract":"Maeda’s house is one of colonial houses with layout and furnitures that are still remained and maintained today. Through Maeda’s house, we could still study its inhabitants social values that are reflected from their remains. This study seeks to reconstruct the social values that existed at that time, through the spatial arrangement of Maeda’s house using household archaeology. The method used in analysing this problem consists of data collection, analysis and interpretation. Based on the studies that have been carried out, it can be seen that the spatial arrangement in Maeda’s house is related to the social class of its residents. Spatial planning in this case also includes accessibility, room size and facilities. This study also provides an overview of the hierarchical figure of Maeda in managing his house, as well as showing examples of the arrangement of luxury houses in Menteng during his time. Rumah Laksamana Maeda merupakan rumah yang kaya akan sejarah dalam perjalanan Indonesia menjadi negara. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Rumah Laksamana Maeda adalah tata ruang dan perabotannya yang masih terjaga hingga sekarang. Rumah Laksamana Maeda dapat dikatakan masih mencerminkan nilai sosial yang ada pada masa itu. Kajian ini berusaha untuk merekonstruksi nilai sosial yang ada pada masa itu, melalui penataan ruang rumah Maeda dengan menggunakan paradigma arkeologi rumah. Metode yang digunakan dalam menjawab masalah ini terdiri dari pengumpulan data, analisis dan interpretasi. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa penataan ruang di rumah Maeda berkaitan dengan kelas sosial para penghuninya. Penataan ruang dalam hal ini adalah juga termasuk aksesibiltas, ukuran ruang dan fasilitas. Kajian ini juga memberikan gambaran mengenai sosok Maeda yang bersifat hirarkis dalam menata rumahnya, sekaligus juga menunjukkan contoh pola penataan rumah mewah di Menteng pada masanya.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43065763","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PLURALISME PADA MASA BALI KUNO ABAD IX-XIV BERDASARKAN REKAMAN ARKEOLOGI 根据考古记录,20世纪巴厘岛的多元化
Pub Date : 2021-10-31 DOI: 10.24832/fa.v34i2.695
I. W. Srijaya, K. Prawirajaya, R.
Pluralism is a diction that is used to express diversity, a reality that exists in this archipelago. It is an idea or view of life that recognizes and accepts the existence of pluralism or diversity in a community group. This plurality is represented by differences in terms of religions/beliefs, ethnicities, races, customs, languages, and cultures. Archaeological remains dating from the Hindu Buddhist era in Bali provide information on this diversity. Therefore, the aim of this study is to explain the diversity that is reflected in the archaeological records. The method used is observation, literature study, and qualitative analysis. Archaeological records dating from the IX to XIV century AD in Bali, both in the artifactual and textual indicate that Balinese people can live in harmony amidst differences. Different beliefs do not cause social tensions in society. Based on the existing archaeological records, Balinese people have shown diversity since the IX century AD. This diversity was maintained and nurtured by the rulers at that time so that tolerance was built between people of different religions/beliefs. Pluralisme merupakan diksi yang digunakan untuk menyatakan keberagaman, sebuah realita yang ada di bumi Nusantara ini. Pluralisme adalah suatu paham atau pandangan hidup yang mengakui dan menerima adanya kemajemukan atau keanekaragaman dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan tersebut direpresentasikan oleh adanya perbedaan dari sisi agama/ kepercayaan, suku, ras, adat istiadat, bahasa, dan budaya. Tinggalan arkeologi yang berasal dari masa Hindu Buddha di Bali memberikan informasi keberagaman tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kemajemukan yang yang tercermin pada rekaman tinggalan arkeologi tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, serta analisis kualitatif. Rekaman arkeologi yang berasal dari abad IX-XIV di Bali, baik yang berupa artefaktual dan tekstual mengindikasikan bahwa masyarakat Bali dapat hidup secara harmonis di tengah-tengah perbedaan. Perbedaan keyakinan yang dianut tidak menimbulkan ketegangan sosial di masyarakat. Berdasarkan rekaman arkeologi yang ada, masyarakat Bali telah menunjukkan kemajemukan sejak abad IX. Keberagaman ini terus dipelihara dan dipupuk oleh para penguasa ketika itu sehingga terbangun toleransi di antara masyarakat yang berlainan agama/kepercayaannya.
多元主义是一个用来表达多样性的词,这是这个群岛存在的现实。它是一种生活观念或观点,承认并接受一个社区群体中多元主义或多样性的存在。这种多元性体现在宗教/信仰、民族、种族、习俗、语言和文化方面的差异。巴厘岛印度教佛教时代的考古遗迹为这种多样性提供了信息。因此,本研究的目的是解释在考古记录中反映的多样性。采用观察法、文献法和定性分析法。巴厘岛的考古记录可以追溯到公元九世纪到十四世纪,无论是在人工还是文字上都表明巴厘岛人可以在差异中和谐相处。不同的信仰不会造成社会的紧张。根据现有的考古记录,巴厘岛人自公元9世纪以来就表现出多样性。当时的统治者维持和培育了这种多样性,从而在不同宗教/信仰的人之间建立了宽容。多元主义(merupakan diksi yang digunakan untuk menyatakan keberagaman),多元主义(sebuah realita yang ada di bumi nuusantara ini)。多元主义,阿达杜·克隆波克,阿达杜·潘多甘,阿达杜·潘多甘,阿达亚,阿达亚·克隆波克,阿达亚,阿达亚·克隆波克,阿达亚·克隆波克,阿达亚·克隆波克。Kemajemukan tersebut disrepresentasikan oleh adanya perbedaan dari sisi agama/ kepercayaan, suku, ras, adat istiadat, bahasa, dan budaya。Tinggalan市场考古学家yang berasal dari masa印度教佛迪巴厘成员信息为keberagaman tersebut。Oleh karena itu, tujuan penelitian, ini adalah untuk menjelaskan kemajemukan, yang tercermin, pada rekaman, tinggalan,市场学家,tersebut。方法杨地纳坎高原观测,研究数据,分析定性。Rekaman arkeologi yang berasal dari abad IX-XIV di Bali, baik yang berupa artefual dan tekstual menginkasikan bahwa masyarakat Bali dapat hidup secara harmonis di tengah-tengah perbedaan。Perbedaan keyakinan yang dianut menimbulkan ketegangan social di masyarakat。【参考翻译】:Berdasarkan rekaman arkeologi yang ada, masyarakat Bali telah menunjukkan kemajemukan sejak abad。Keberagaman ini terus dipelihara dan dipupuk oleh para penguas ketika itu seingga terbangun toleransi di antara masyarakat yang berlaina / keperayaannya。
{"title":"PLURALISME PADA MASA BALI KUNO ABAD IX-XIV BERDASARKAN REKAMAN ARKEOLOGI","authors":"I. W. Srijaya, K. Prawirajaya, R.","doi":"10.24832/fa.v34i2.695","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v34i2.695","url":null,"abstract":"Pluralism is a diction that is used to express diversity, a reality that exists in this archipelago. It is an idea or view of life that recognizes and accepts the existence of pluralism or diversity in a community group. This plurality is represented by differences in terms of religions/beliefs, ethnicities, races, customs, languages, and cultures. Archaeological remains dating from the Hindu Buddhist era in Bali provide information on this diversity. Therefore, the aim of this study is to explain the diversity that is reflected in the archaeological records. The method used is observation, literature study, and qualitative analysis. Archaeological records dating from the IX to XIV century AD in Bali, both in the artifactual and textual indicate that Balinese people can live in harmony amidst differences. Different beliefs do not cause social tensions in society. Based on the existing archaeological records, Balinese people have shown diversity since the IX century AD. This diversity was maintained and nurtured by the rulers at that time so that tolerance was built between people of different religions/beliefs. Pluralisme merupakan diksi yang digunakan untuk menyatakan keberagaman, sebuah realita yang ada di bumi Nusantara ini. Pluralisme adalah suatu paham atau pandangan hidup yang mengakui dan menerima adanya kemajemukan atau keanekaragaman dalam suatu kelompok masyarakat. Kemajemukan tersebut direpresentasikan oleh adanya perbedaan dari sisi agama/ kepercayaan, suku, ras, adat istiadat, bahasa, dan budaya. Tinggalan arkeologi yang berasal dari masa Hindu Buddha di Bali memberikan informasi keberagaman tersebut. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kemajemukan yang yang tercermin pada rekaman tinggalan arkeologi tersebut. Metode yang digunakan adalah observasi, studi pustaka, serta analisis kualitatif. Rekaman arkeologi yang berasal dari abad IX-XIV di Bali, baik yang berupa artefaktual dan tekstual mengindikasikan bahwa masyarakat Bali dapat hidup secara harmonis di tengah-tengah perbedaan. Perbedaan keyakinan yang dianut tidak menimbulkan ketegangan sosial di masyarakat. Berdasarkan rekaman arkeologi yang ada, masyarakat Bali telah menunjukkan kemajemukan sejak abad IX. Keberagaman ini terus dipelihara dan dipupuk oleh para penguasa ketika itu sehingga terbangun toleransi di antara masyarakat yang berlainan agama/kepercayaannya.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41447613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PEMULIAAN DEWI SRI DALAM AKTIVITAS DOMESTIKASI PADI DI BALI 巴厘岛水稻驯化活动中的SRI女神
Pub Date : 2021-10-31 DOI: 10.24832/fa.v34i2.704
I. W. Sugita, I. Suteja, I. N. Rema
The Balinese agricultural culture has existed since prehistoric times, with the advent of agriculture, especially rice domestication, as an important cultivation to date, gave rise to the myth of Dewi Sri. This study aims to studying the breeding of Dewi Sri in rice domestication activities in Bali, whose data sources were collected through field observations by observing archaeological remains in the form of worship media, lontar manuscripts and inscriptions. Besides being complemented by literature studies of various relevant journals, book and reports. This research has succeeded in revealing that the breeding of Dewi Sri in Bali is very unique, it can be seen from her mention of her local name, the worship media and its symbols are also influenced by Balinese local wisdom. Breeding is also carried out with prayers and ceremonies that are balanced with maintaining and caring for rice and rice field in order to achieve maximum results. Budaya agraris masyarakat Bali telah ada sejak masa prasejarah, dengan munculnya pertanian domestikasi padi sebagai budidaya penting hingga saat ini, memunculkan mitos Dewi Sri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemuliaan Dewi Sri dalam aktivitas domestikasi padi di Bali, yang sumber datanya dikumpulkan melalui observasi di lapangan dengan mengamati tinggalan arkeologi berupa media pemujaan, manuskrip lontar dan prasasti. Selain itu dilengkapi dengan studi pustaka terhadap berbagai jurnal, buku dan laporan yang relevan. Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa pemuliaan Dewi Sri di Bali sangat unik dapat dilihat dari penyebutan Dewi Sri dengan nama lokal, media pemujaan dan simbol-simbolnya juga dipengaruhi oleh kearifan lokal Bali. Pemuliaan juga dilakukan dengan doa dan upacara, diseimbangkan dengan memelihara dan merawat padi dan lahan persawahan, agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 
巴厘岛的农业文化从史前时代就存在了,随着农业的出现,特别是水稻的驯化,作为一种重要的耕作方式,至今,产生了Dewi Sri的神话。本研究旨在研究巴厘岛水稻驯化活动中Dewi Sri的繁殖,其数据来源是通过实地观察,通过观察崇拜媒介、lontar手稿和铭文形式的考古遗迹来收集。此外,还辅以各种相关期刊、书籍和报告的文献研究。本研究成功揭示了Dewi Sri在巴厘岛的繁殖是非常独特的,从她提到她的当地名字可以看出,崇拜媒介及其符号也受到了巴厘岛当地智慧的影响。繁殖还伴随着祈祷和仪式,与维护和照顾水稻和稻田相平衡,以取得最大的成果。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Penelitian ini bertujuan为她mengkaji pemuliaan戴维·斯dalam aktivitas domestikasi padi di巴厘岛,杨sumber datanya dikumpulkan melalui observasi di lapangan dengan mengamati tinggalan arkeologi berupa媒体pemujaan manuskrip lontar丹prasasti。[3] [j] .中国农业大学学报(自然科学版)。翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:翻译为:这句话的意思是说:“我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是说,我的意思是我的意思。”
{"title":"PEMULIAAN DEWI SRI DALAM AKTIVITAS DOMESTIKASI PADI DI BALI","authors":"I. W. Sugita, I. Suteja, I. N. Rema","doi":"10.24832/fa.v34i2.704","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v34i2.704","url":null,"abstract":"The Balinese agricultural culture has existed since prehistoric times, with the advent of agriculture, especially rice domestication, as an important cultivation to date, gave rise to the myth of Dewi Sri. This study aims to studying the breeding of Dewi Sri in rice domestication activities in Bali, whose data sources were collected through field observations by observing archaeological remains in the form of worship media, lontar manuscripts and inscriptions. Besides being complemented by literature studies of various relevant journals, book and reports. This research has succeeded in revealing that the breeding of Dewi Sri in Bali is very unique, it can be seen from her mention of her local name, the worship media and its symbols are also influenced by Balinese local wisdom. Breeding is also carried out with prayers and ceremonies that are balanced with maintaining and caring for rice and rice field in order to achieve maximum results. Budaya agraris masyarakat Bali telah ada sejak masa prasejarah, dengan munculnya pertanian domestikasi padi sebagai budidaya penting hingga saat ini, memunculkan mitos Dewi Sri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemuliaan Dewi Sri dalam aktivitas domestikasi padi di Bali, yang sumber datanya dikumpulkan melalui observasi di lapangan dengan mengamati tinggalan arkeologi berupa media pemujaan, manuskrip lontar dan prasasti. Selain itu dilengkapi dengan studi pustaka terhadap berbagai jurnal, buku dan laporan yang relevan. Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa pemuliaan Dewi Sri di Bali sangat unik dapat dilihat dari penyebutan Dewi Sri dengan nama lokal, media pemujaan dan simbol-simbolnya juga dipengaruhi oleh kearifan lokal Bali. Pemuliaan juga dilakukan dengan doa dan upacara, diseimbangkan dengan memelihara dan merawat padi dan lahan persawahan, agar dapat mencapai hasil yang maksimal. ","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42607919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
JEJAK KATA BILANGAN DALAM PRASASTI BERBAHASA BALI KUNO: HUBUNGAN KEKERABATANNYA DALAM RUMPUN BAHASA MELAYU POLINESIA 我们正在返回古巴城的路上,生下古巴城。
Pub Date : 2019-11-13 DOI: 10.24832/fa.v32i2.564
I. K. Paramarta, Ida Bagus Putrayasa, I.B.Putra Manik Aryana
The aims of this study is to describe a variety of old Balinese language numeral recorded in the footsteps of old Balinese inscriptions and expressing their kinship relationships in the level of Proto-Malayo Polynesian. This study used a qualitative-explorative-descriptive research design. Numeral in the copy of the old Balinese inscriptions and comparative number words in the Polynesian Proto-Austronesian and Proto-Malayo clumps were collected by documentation. Data analysis was done by describing each expression of the value of numbers into the morpheme. The trace of the old Balinese language numeral found in the remains of the old Balinese inscriptions were intact decimal number words, lexical innovation number words that related to cultural meanings, and high number words. Old Balinese language kept verbal traces in the form of number words as expressions of counting culture which were proven to have genetic relationship with languages in the Malayo Polynesian family. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan beragam kata bilangan bahasa Bali Kuno yang terekam dalam jejak prasasti berbahasa Bali Kuno dan mengungkapkan hubungan kekerabatanya dalam jenjang kekerabatan Proto-Malayo Polynesian. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif ekploratif deskriptif. Kata bilangan dalam salinan prasasti berbahasa Bali Kuno dan kata bilangan pembanding dalam rumpun Proto-Austronesia dan Proto-Malayo Polinesian dikumpulkan dengan cara dokumentasi.Analisis data dilakukan dengan menguraikan setiap ekspresi nilai bilangan ke dalam morfem. Makna morfem, jika diketahui, dapat disimpulkan secara terpisah atau disimpulkan berdasarkan persamaan matematika sebagai bagian dari ekspresi nilai bilangan. Jejak kata bilangan bahasa Bali Kuno yang ditemukan dalam tinggalan prasasti berbahasa Bali Kuno adalah kata bilangan desimal utuh, kata bilangan inovasi leksikal yang tidak memiliki konsekuensi struktur tetapi memiliki keterkaitan dengan makna-makna budaya, dan kata bilangan tinggi.Bahasa Bali Kuno menyimpan jejak verbal dalam bentuk kata bilangan sebagai ekspresi budaya menghitung yang terbukti memiliki relasi kekerabatan dengan bahasa-bahasa dalam rumpun Melayu Polinesia.
本研究的目的是描述在旧巴厘岛铭文的足迹中记录的各种旧巴厘岛语言数字,并在原马来波利尼西亚人的水平上表达它们的亲属关系。本研究采用定性探索性描述性研究设计。旧巴厘岛铭文副本中的数字以及波利尼西亚-原南岛语和原马来亚语丛中的比较数字词是通过文献收集的。数据分析是通过将每个数字值的表达描述为语素来完成的。在旧巴利文铭文遗迹中发现的旧巴利文数字痕迹是完整的十进制数字词、与文化含义相关的词汇创新数字词和高数字词。作为计数文化的表现形式,古巴厘岛语保留了数字词形式的语言痕迹,这些语言被证明与马来-波利尼西亚家族的语言有遗传关系。本研究的主要目的是描述在古代巴厘岛实践的痕迹中记录的古代巴厘岛单词的数量,并揭示其在原马来亚-波利尼西亚童年时期的关系。本研究采用描述性定性探索性研究计划。《古代巴厘岛实录》中的数字以及罗马尼亚原奥斯特罗尼西亚语和原马来波利尼西亚语中的比较数字都是通过文献收集的。数据分析是通过将数值的每个表达式划分为吗啡来完成的。意味着吗啡,如果已知,可以单独收集,也可以根据数学方程收集,作为数值表达的一部分。在古代实践中发现的古代巴厘岛语言数量的痕迹是单词总十进制数、没有结构后果但具有文化含义的词汇创新的单词数量,以及单词高数字。古老的巴厘岛以数字的形式留下了语言足迹,这是计算文化的一种表达,事实证明,通过波利尼西亚,它与家里的语言有着友好的关系。
{"title":"JEJAK KATA BILANGAN DALAM PRASASTI BERBAHASA BALI KUNO: HUBUNGAN KEKERABATANNYA DALAM RUMPUN BAHASA MELAYU POLINESIA","authors":"I. K. Paramarta, Ida Bagus Putrayasa, I.B.Putra Manik Aryana","doi":"10.24832/fa.v32i2.564","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v32i2.564","url":null,"abstract":"The aims of this study is to describe a variety of old Balinese language numeral recorded in the footsteps of old Balinese inscriptions and expressing their kinship relationships in the level of Proto-Malayo Polynesian. This study used a qualitative-explorative-descriptive research design. Numeral in the copy of the old Balinese inscriptions and comparative number words in the Polynesian Proto-Austronesian and Proto-Malayo clumps were collected by documentation. Data analysis was done by describing each expression of the value of numbers into the morpheme. The trace of the old Balinese language numeral found in the remains of the old Balinese inscriptions were intact decimal number words, lexical innovation number words that related to cultural meanings, and high number words. Old Balinese language kept verbal traces in the form of number words as expressions of counting culture which were proven to have genetic relationship with languages in the Malayo Polynesian family. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mendeskripsikan beragam kata bilangan bahasa Bali Kuno yang terekam dalam jejak prasasti berbahasa Bali Kuno dan mengungkapkan hubungan kekerabatanya dalam jenjang kekerabatan Proto-Malayo Polynesian. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif ekploratif deskriptif. Kata bilangan dalam salinan prasasti berbahasa Bali Kuno dan kata bilangan pembanding dalam rumpun Proto-Austronesia dan Proto-Malayo Polinesian dikumpulkan dengan cara dokumentasi.Analisis data dilakukan dengan menguraikan setiap ekspresi nilai bilangan ke dalam morfem. Makna morfem, jika diketahui, dapat disimpulkan secara terpisah atau disimpulkan berdasarkan persamaan matematika sebagai bagian dari ekspresi nilai bilangan. Jejak kata bilangan bahasa Bali Kuno yang ditemukan dalam tinggalan prasasti berbahasa Bali Kuno adalah kata bilangan desimal utuh, kata bilangan inovasi leksikal yang tidak memiliki konsekuensi struktur tetapi memiliki keterkaitan dengan makna-makna budaya, dan kata bilangan tinggi.Bahasa Bali Kuno menyimpan jejak verbal dalam bentuk kata bilangan sebagai ekspresi budaya menghitung yang terbukti memiliki relasi kekerabatan dengan bahasa-bahasa dalam rumpun Melayu Polinesia.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43146282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
EKSISTENSI STENASELLUS SP. PADA GUA HUNIAN PRASEJARAH DI KAWASAN KARS BUKIT BULAN, SAROLANGUN, JAMBI 存在STENASELLUS SP。
Pub Date : 2019-11-13 DOI: 10.24832/fa.v32i2.563
Dhanang Puspita, A. S. Wibowo, M. R. Fauzi
So far, there is no previous report on the existence of Stenasellidae in a prehistoric cave-site in Indonesia. For the very first time, information about the existence of this ancient shrimp in a prehistoric habitation-site yielded from multidisciplinary research at Mesiu Cave. Their existence is delightful to discuss because they are extremely vulnerable and only lives in a specific environment (i.e. stygobit). This article unravels the reason behind the survival of Stenasellidae at Mesiu Cave over a descriptive – explanatory approach. Our observation on the specimen shows its similarity to the typical characteristics of Stenasellus genera. Furthermore, description of their existing habitat shows a characteristic which is fundamentally contradicting to the regular location of prehistoric human activity in a cave site. More likely, this distinctive spatial use of the cave has enabled Stenasellus sp. to survive until the present day. Moreover, the discovery of this unique cavernicole also enhances the outstanding value of Mesiu Cave as a cultural heritage site. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai penemuan Stenasellidae (Crustacea, Malacostraca, Isopoda) pada situs gua hunian prasejarah di Indonesia. Untuk pertama kalinya, informasi mengenai keberadaan udang purba tersebut pada situs gua hunian diperoleh dari penelitian multidisipliner di situs Gua Mesiu. Bertahannya eksistensi organisme ini di situs hunian prasejarah menarik untuk diulas lebih lanjut sebab hewan ini dikenal rentan dan hanya hidup pada lingkungan yang spesifik (i.e. stygobit). Artikel ini mengungkap alasan yang melatarbelakangi bertahannya eksistensi Stenasellidae di situs Gua Mesiu melalui pendekatan deskriptif–eksplanatif. Observasi kami pada fisiologi spesimen Stenasellidae tersebut menunjukkan karakteristik anatomi dari marga Stenasellus. Sedangkan deskripsi habitat Stenasellus sp. menunjukkan karakteristik lingkungan yang bertolak-belakang dengan lokasi aktivitas hunian manusia di gua-gua prasejarah pada umumnya. Perbedaan tersebut sangat mungkin menjadi salah satu faktor penyebab bertahannya eksistensi Stenasellus sp. di Gua Mesiu. Laporan mengenai penemuan fauna gua ini juga turut menambah nilai penting dan keunikan tersendiri Gua Mesiu sebagai situs cagar budaya.
到目前为止,还没有关于在印度尼西亚史前洞穴遗址中存在Stenasellidae的报道。梅秀洞的多学科研究首次提供了关于这种古老虾在史前居住地存在的信息。他们的存在令人愉快,因为他们非常脆弱,只生活在特定的环境中(即stygobit)。本文通过描述性和解释性的方法揭示了梅秀洞Stenasellidae生存的原因。我们对该标本的观察表明,它与Stenasellus属的典型特征相似。此外,对它们现有栖息地的描述显示出一种与史前人类活动在洞穴遗址中的常规位置根本矛盾的特征。更有可能的是,洞穴独特的空间利用使Stenasellus sp.得以存活至今。此外,这种独特的洞穴壁画的发现也增强了梅秀洞作为文化遗产的突出价值。到目前为止,还没有关于在印度尼西亚史前洞穴遗址上发现Stenasellidae(甲壳纲、马介纲、异足目)的报道。通过对梅休洞穴遗址的多学科研究,首次获得了这些古代虾在洞穴遗址上存在的信息。这种生物的存在一直存在于一个有趣的史前栖息地,并将被进一步驱逐,因为众所周知,这种动物很脆弱,只生活在特定的环境中(即stygobit)。本文通过描述性解释的方法揭示了瓜梅休遗址上Stenasellidae持续存在的原因。我们对Stenasellidae标本的生理学观察显示了Stenasellus藻类的解剖特征。而对Stenasellus sp.栖息地的描述显示出与史前洞穴中人类栖息地活动的位置相反的环境特征。这种差异很可能是Stenasellus sp.在Mesiu洞穴中存活的因素之一。该洞穴动物群的发现报告也增加了梅休洞穴作为文化笼遗址的重要价值和独特特征。
{"title":"EKSISTENSI STENASELLUS SP. PADA GUA HUNIAN PRASEJARAH DI KAWASAN KARS BUKIT BULAN, SAROLANGUN, JAMBI","authors":"Dhanang Puspita, A. S. Wibowo, M. R. Fauzi","doi":"10.24832/fa.v32i2.563","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v32i2.563","url":null,"abstract":"So far, there is no previous report on the existence of Stenasellidae in a prehistoric cave-site in Indonesia. For the very first time, information about the existence of this ancient shrimp in a prehistoric habitation-site yielded from multidisciplinary research at Mesiu Cave. Their existence is delightful to discuss because they are extremely vulnerable and only lives in a specific environment (i.e. stygobit). This article unravels the reason behind the survival of Stenasellidae at Mesiu Cave over a descriptive – explanatory approach. Our observation on the specimen shows its similarity to the typical characteristics of Stenasellus genera. Furthermore, description of their existing habitat shows a characteristic which is fundamentally contradicting to the regular location of prehistoric human activity in a cave site. More likely, this distinctive spatial use of the cave has enabled Stenasellus sp. to survive until the present day. Moreover, the discovery of this unique cavernicole also enhances the outstanding value of Mesiu Cave as a cultural heritage site. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai penemuan Stenasellidae (Crustacea, Malacostraca, Isopoda) pada situs gua hunian prasejarah di Indonesia. Untuk pertama kalinya, informasi mengenai keberadaan udang purba tersebut pada situs gua hunian diperoleh dari penelitian multidisipliner di situs Gua Mesiu. Bertahannya eksistensi organisme ini di situs hunian prasejarah menarik untuk diulas lebih lanjut sebab hewan ini dikenal rentan dan hanya hidup pada lingkungan yang spesifik (i.e. stygobit). Artikel ini mengungkap alasan yang melatarbelakangi bertahannya eksistensi Stenasellidae di situs Gua Mesiu melalui pendekatan deskriptif–eksplanatif. Observasi kami pada fisiologi spesimen Stenasellidae tersebut menunjukkan karakteristik anatomi dari marga Stenasellus. Sedangkan deskripsi habitat Stenasellus sp. menunjukkan karakteristik lingkungan yang bertolak-belakang dengan lokasi aktivitas hunian manusia di gua-gua prasejarah pada umumnya. Perbedaan tersebut sangat mungkin menjadi salah satu faktor penyebab bertahannya eksistensi Stenasellus sp. di Gua Mesiu. Laporan mengenai penemuan fauna gua ini juga turut menambah nilai penting dan keunikan tersendiri Gua Mesiu sebagai situs cagar budaya.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47294355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
PERILAKU KONSUMSI KERANG OLEH MASYARAKAT PESISIR DESA HALERMAN, ALOR BARAT DAYA, NUSA TENGGARA TIMUR 来自南努萨东南方埃勒村沿海社区的贝类消费行为
Pub Date : 2019-11-13 DOI: 10.24832/fa.v32i2.556
Yuni Suniarti, Nfn. Mahirta, Sue O'Connor, Widya Nayati
Exploitation of aquatic resources has been carried out since the time of hunting and gathering food. Aquatic resources are generally exploited by communities or people living in coastal areas. One area that still exploits aquatic resources is Halerman Village, Alor Barat Daya Regency. People who live on the coast use marine resources as food, one of which is shellfish. The most shellfish that widely exploited is Haliotidae. Research question brought in this article is how shellfish consumption behavior of people in Halerman Village is. The purpose of this research is to record shellfish consumption behavior of people in Halerman Village. The research method used was in the form of observation and interviews regarding all stages of shellfish exploitation conducted by Alor coastal communities in Halerman Village. The use of shellfish is closely related to the consumption behaviors of the community which consists of the search for shellfish carried out during periods of low tide when the intertidal area is exposed. When collecting the shellfish, people use various equipment such as iron, wood, stone, baskets and buckets. The method of processing is done by gouging, burning, boiling, cooking with spices and breaking the shell using stones or other hard tools. Shellfish processing in archaeological assemblages can be demonstrated by the presence of breakage and/or burning patterns on the shell remains. These experimental and ethno-archaeological observations can be used as a reference for understanding the behaviour that resulted in the formation of shells in archaeological deposits. Pemanfaatan sumber daya akuatik telah dilakukan sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Sumber daya akuatik pada umumnya dieksploitasi oleh komunitas atau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Salah satu daerah yang masih melakukan eksploitasi sumber daya akuatik yaitu Desa Halerman, Kabupaten Alor Barat Daya. Masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir memanfaatkan sumber daya laut sebagai bahan pangan, salah satunya kerangkerangan. Salah satu jenis kerang yang banyak dieksploitasi yaitu Haliotidae. Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Tujuan Penelitian untuk mendokumentasikan perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi partisipasi dan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat pesisir Alor di Desa Halerman. Pemanfaatan kerang erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat yang terdiri dari waktu pencarian kerang, cara pemilihan dan proses pengambilan, alat yang digunakan serta cara pengolahan kerang. Waktu pencarian kerang dilakukan meting surut (air laut surut) pada saat area intertidal terbuka. Jenis kerang yang dikonsumsi pada umumnya jenis kerang yang hidup di area low dan middle intertidal, akan tetapi salah satu jenis yang paling banyak dicari merupakan jenis kerang abalone (Haliotidae), alat yang digunakan untuk mencari kerang berupa b
自从狩猎和采集食物以来,就开始对水生资源进行开发。水生资源通常由生活在沿海地区的社区或人民开采。Alor Barat Daya Regency的Halerman村是一个仍在开发水生资源的地区。生活在海岸上的人们将海洋资源作为食物,其中一种是贝类。被广泛开发的贝类最多的是Halitidae。本文提出的研究问题是Halerman村居民的贝类消费行为。本研究的目的是记录Halerman村人的贝类消费活动。所使用的研究方法是对Halerman村Alor沿海社区进行的贝类开发的各个阶段进行观察和访谈。贝类的使用与群落的消费行为密切相关,包括在潮间带暴露的低潮期寻找贝类。收集贝类时,人们使用各种设备,如铁、木、石头、篮子和水桶。加工方法包括刨削、燃烧、煮沸、用香料烹饪以及用石头或其他坚硬工具打碎外壳。考古组合中的贝类加工可以通过贝壳残骸上的破损和/或燃烧图案来证明。这些实验和民族考古观察可以作为理解考古沉积物中贝壳形成行为的参考。自从狩猎和采集以来,人们就开始利用水生资源。水生资源通常由生活在沿海地区的社区或社区开发。其中一个仍在开发水生资源的地区是达亚西部阿洛尔首府Halerman村。生活在海滩上的人们把海洋资源当作食物,这是贝壳之一。Halitidae是开发最广泛的贝壳之一。一系列研究问题是Halerman社区的贝壳消费行为。研究旨在记录Halerman社区的贝壳消费行为。所采用的研究方法是对Halerman村Alor沿海社区的参与情况进行观察和访谈。贝壳的使用与公众的行为密切相关,包括贝壳搜索时间、选择和收集过程、使用的工具和拒绝贝壳的方法。搜索贝壳的时间是在潮间带开放时测量的。通常食用的贝壳类型是生活在潮间带中下层的贝壳,但最受欢迎的是鲍鱼壳(Halitidae),这是一种用来寻找铁、木、石头、篮子和水桶贝壳的工具。以解锁、燃烧、消化、与棉花一起烹饪以及用石头或其他硬件破解的方式进行的消化方法。贝壳上的断裂模式或焚烧模式可作为考古沉积物上贝壳模式损坏模式的考古研究参考。
{"title":"PERILAKU KONSUMSI KERANG OLEH MASYARAKAT PESISIR DESA HALERMAN, ALOR BARAT DAYA, NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"Yuni Suniarti, Nfn. Mahirta, Sue O'Connor, Widya Nayati","doi":"10.24832/fa.v32i2.556","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v32i2.556","url":null,"abstract":"Exploitation of aquatic resources has been carried out since the time of hunting and gathering food. Aquatic resources are generally exploited by communities or people living in coastal areas. One area that still exploits aquatic resources is Halerman Village, Alor Barat Daya Regency. People who live on the coast use marine resources as food, one of which is shellfish. The most shellfish that widely exploited is Haliotidae. Research question brought in this article is how shellfish consumption behavior of people in Halerman Village is. The purpose of this research is to record shellfish consumption behavior of people in Halerman Village. The research method used was in the form of observation and interviews regarding all stages of shellfish exploitation conducted by Alor coastal communities in Halerman Village. The use of shellfish is closely related to the consumption behaviors of the community which consists of the search for shellfish carried out during periods of low tide when the intertidal area is exposed. When collecting the shellfish, people use various equipment such as iron, wood, stone, baskets and buckets. The method of processing is done by gouging, burning, boiling, cooking with spices and breaking the shell using stones or other hard tools. Shellfish processing in archaeological assemblages can be demonstrated by the presence of breakage and/or burning patterns on the shell remains. These experimental and ethno-archaeological observations can be used as a reference for understanding the behaviour that resulted in the formation of shells in archaeological deposits. Pemanfaatan sumber daya akuatik telah dilakukan sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Sumber daya akuatik pada umumnya dieksploitasi oleh komunitas atau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Salah satu daerah yang masih melakukan eksploitasi sumber daya akuatik yaitu Desa Halerman, Kabupaten Alor Barat Daya. Masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir memanfaatkan sumber daya laut sebagai bahan pangan, salah satunya kerangkerangan. Salah satu jenis kerang yang banyak dieksploitasi yaitu Haliotidae. Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Tujuan Penelitian untuk mendokumentasikan perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi partisipasi dan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat pesisir Alor di Desa Halerman. Pemanfaatan kerang erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat yang terdiri dari waktu pencarian kerang, cara pemilihan dan proses pengambilan, alat yang digunakan serta cara pengolahan kerang. Waktu pencarian kerang dilakukan meting surut (air laut surut) pada saat area intertidal terbuka. Jenis kerang yang dikonsumsi pada umumnya jenis kerang yang hidup di area low dan middle intertidal, akan tetapi salah satu jenis yang paling banyak dicari merupakan jenis kerang abalone (Haliotidae), alat yang digunakan untuk mencari kerang berupa b","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42141429","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
ANALISIS KONTRASTIF KONSTRUKSI PASIF BAHASA JAWA KUNA DAN BAHASA JAWA (STUDI KASUS PRASASTI HARIÑJIŊ) 浅析《健康》与《健康》中基本被动语态的对比建构
Pub Date : 2019-11-13 DOI: 10.24832/fa.v32i2.566
Churmatin Nasoichah, nfn Mulyadi
Passive sentence is a sentence subject to accept or subject to action. There are two languages which also have passive sentences, namely Javanese and Old Javanese. Before the Javanese language developed, it was known as Old Javanese. Old Javanese as one of the derivatives of Austronesian languages is a language that has very old literature. By studying the Hariñjiŋ A, B, C Inscriptions as one of the proofs of the use of Old Javanese language, the research was carried out with contrastive analysis, namely comparing it with Javanese. The problem is how do passive constructs in Old Javanese language (the case study of Hariñjiŋ A, B, CInscriptions) and Javanese when viewed using contrastive analysis? The purpose is to describe passive construction in Old Javanese (a case study on the Hariñjiŋ A, B, C Inscriptions) and Javanese inscriptions and compare the two sentence patterns. The method of this research is descriptive qualitative by using a descriptive comparative contrast method which aims to provide an overview of passive sentences and find differences. The conclusions are that the construction of passive sentences in Old Javanese (in the writing of the Hariñjiŋ A, B and C Inscriptions) has a transitive passive and intransitive passive form which is the same as Javanese. The passive form is indicated by a kiks prefix, a combination of affix-in, a combination of affixes, a combination of ma-affixes, and infix -in-. Whereas the Javanese language is only known to be a prefix, di- -ni, and di-confix, or to be deunned. It can be concluded also that passive sentence Javanese is not derived from Old Javanese but rather has an influence from Malay which is the forerunner of Indonesian. Kalimat Pasif merupakan sebuah kalimat subjek menerima atau dikenai aksi. Terdapat dua bahasa yang juga memiliki bentuk kalimat pasif, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Jawa Kuna. Sebelum bahasa Jawa berkembang, telah dikenal adanya bahasa Jawa Kuna. Bahasa Jawa Kuna sebagai salah satu turunan dari bahasa Austronesia adalah bahasa yang mempunyai kesusastraan yang sangat tua. Dengan mengkaji Prasasti Hariñjiŋ A, B, C sebagai salah satu bukti adanya penggunaan bahasa Jawa Kuna, penelitian dilakukan dengan analisis kontrastif yaitu membandingkannya dengan bahasa Jawa. Adapun permasalahannya adalah bagaimanakah konstruksi pasif pada bahasa Jawa Kuna (studi kasus Prasasti Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa Jawa apabila dilihat dengan menggunakan analisis kontrastif? Adapun tujuannya untuk mendeskripsikan konstruksi pasif dalam bahasa Jawa Kuna (studi kasus pada Prasasti Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa Jawa serta membandingkan kedua pola kalimat tersebut. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif komparatif kontras yang bertujuan memberikan gambaran tentang bentuk kalimat pasif serta menemukan perbedaannya. Adapun kesimpulannya adalah konstruksi kalimat pasif dalam bahasa Jawa Kuna (dalam penulisan Prasasti Hariñjiŋ A, B, dan C) memiliki bentuk
被动句是受接受或受行动支配的句子。有两种语言也有被动句,即爪哇语和古爪哇语。在爪哇语发展之前,它被称为古爪哇语。古爪哇语作为南岛语的衍生语言之一,有着非常古老的文学。通过研究Hariñjiŋ A, B, C碑文作为古爪哇语使用的证据之一,进行对比分析,即将其与爪哇语进行比较。问题是,当使用对比分析时,旧爪哇语(以Hariñjiŋ A, B, CInscriptions为例)和爪哇语中的被动构念是如何区分的?目的是描述古爪哇语(以Hariñjiŋ a, B, C碑文为例)和爪哇碑文的被动语态,并比较两种句式。本研究的方法是描述性定性,采用描述性比较对比法,旨在对被动句进行概述并发现差异。结论是古爪哇语(Hariñjiŋ A、B、C碑文)被动句的结构与爪哇语相同,具有及物被动和不及物被动两种形式。被动语态由kiks前缀、词缀in的组合、词缀的组合、词缀ma-词缀的组合和中缀in-表示。而爪哇语只知道是一个前缀,di- ni,和di-confix,或被谴责。也可以得出结论,被动句爪哇语不是源自古爪哇语,而是受到马来语的影响,马来语是印尼语的前身。Kalimat Pasif merupakan sebuah Kalimat subjek menerima atau dikenai aksi。Terdapat dua bahasa yang juga memiliki bentuk kalimat pasif, yitu bahasa Jawa dan bahasa Jawa Kuna。马来文,马来文,马来文。印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语,印度尼西亚语。dannya mengkaji prasasi Hariñjiŋ A, B, C sebagai salah satu bukti adanya penggunaan bahasa java Kuna, penelitian dilakukan Dengan analysis kontrastif membandingkannya Dengan bahasa java。翻译为:Adapun permasalahannya adalah bagaimanakah konstruksi pasif pada bahasa Jawa Kuna (studi kasus prasasi Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa Jawa apabila dilihat dengan menggunakan分析kontrtri ?翻译为:Adapun tujuannya untuk mendeskripsikan konstruksi pasif dalam bahasa java Kuna (studi kasus pada prasasi Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa java serta membandingkan kedua pola kalimat tersebut。方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentitian是指,方法penpentiya。apapun kespulpulannya adalah konstruksi kalimat pasif dalam bahasa Jawa Kuna (dalam penulisan prasasi Hariñjiŋ A, B, dan C) memiliki bentuk pasif transitif dan juga pasif intransitif yang sama dengan bahasa Jawa。Bentuk pasifnya ditandai dengan prefiks ka-, kombinasi afiks -in- an, kombinasi afiks -in- akan, kombinasi afiks ma- -akĕn, dan infiks -in-。Sedangkan bahasa java hanya diketahui prefiks di-, konfiks di- -ni, dan konfiks di- -ne, atau dipun- -aken。Dapat dispulkan juga bahwa kalimat penanda pasif bahasa Jawa bukan diturunkan dari bahasa Jawa Kuna melainkan mendapat pengaruh dari bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal bahasa印度尼西亚。
{"title":"ANALISIS KONTRASTIF KONSTRUKSI PASIF BAHASA JAWA KUNA DAN BAHASA JAWA (STUDI KASUS PRASASTI HARIÑJIŊ)","authors":"Churmatin Nasoichah, nfn Mulyadi","doi":"10.24832/fa.v32i2.566","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v32i2.566","url":null,"abstract":"Passive sentence is a sentence subject to accept or subject to action. There are two languages which also have passive sentences, namely Javanese and Old Javanese. Before the Javanese language developed, it was known as Old Javanese. Old Javanese as one of the derivatives of Austronesian languages is a language that has very old literature. By studying the Hariñjiŋ A, B, C Inscriptions as one of the proofs of the use of Old Javanese language, the research was carried out with contrastive analysis, namely comparing it with Javanese. The problem is how do passive constructs in Old Javanese language (the case study of Hariñjiŋ A, B, CInscriptions) and Javanese when viewed using contrastive analysis? The purpose is to describe passive construction in Old Javanese (a case study on the Hariñjiŋ A, B, C Inscriptions) and Javanese inscriptions and compare the two sentence patterns. The method of this research is descriptive qualitative by using a descriptive comparative contrast method which aims to provide an overview of passive sentences and find differences. The conclusions are that the construction of passive sentences in Old Javanese (in the writing of the Hariñjiŋ A, B and C Inscriptions) has a transitive passive and intransitive passive form which is the same as Javanese. The passive form is indicated by a kiks prefix, a combination of affix-in, a combination of affixes, a combination of ma-affixes, and infix -in-. Whereas the Javanese language is only known to be a prefix, di- -ni, and di-confix, or to be deunned. It can be concluded also that passive sentence Javanese is not derived from Old Javanese but rather has an influence from Malay which is the forerunner of Indonesian. Kalimat Pasif merupakan sebuah kalimat subjek menerima atau dikenai aksi. Terdapat dua bahasa yang juga memiliki bentuk kalimat pasif, yaitu bahasa Jawa dan bahasa Jawa Kuna. Sebelum bahasa Jawa berkembang, telah dikenal adanya bahasa Jawa Kuna. Bahasa Jawa Kuna sebagai salah satu turunan dari bahasa Austronesia adalah bahasa yang mempunyai kesusastraan yang sangat tua. Dengan mengkaji Prasasti Hariñjiŋ A, B, C sebagai salah satu bukti adanya penggunaan bahasa Jawa Kuna, penelitian dilakukan dengan analisis kontrastif yaitu membandingkannya dengan bahasa Jawa. Adapun permasalahannya adalah bagaimanakah konstruksi pasif pada bahasa Jawa Kuna (studi kasus Prasasti Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa Jawa apabila dilihat dengan menggunakan analisis kontrastif? Adapun tujuannya untuk mendeskripsikan konstruksi pasif dalam bahasa Jawa Kuna (studi kasus pada Prasasti Hariñjiŋ A, B, C) dan bahasa Jawa serta membandingkan kedua pola kalimat tersebut. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif komparatif kontras yang bertujuan memberikan gambaran tentang bentuk kalimat pasif serta menemukan perbedaannya. Adapun kesimpulannya adalah konstruksi kalimat pasif dalam bahasa Jawa Kuna (dalam penulisan Prasasti Hariñjiŋ A, B, dan C) memiliki bentuk ","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47514893","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
EKSISTENSI KAMPUNG ADAT DI SUMBA TENGAH 右SUMBA抽样的存在性
Pub Date : 2019-11-13 DOI: 10.24832/fa.v32i2.553
Nyoman Arisanti
This study aims to see how traditional villages become a marker of the cultural identity of the people of Central Sumba, and also to determine the ideology that exists within traditional villages, and other factors that also lies behind that. The theory used to examine this research problem are semiotic theory, ideological theory, and theory practices. Data collection techniques were carried out by interviews, observations, documentation, and surveys. Data analysis techniques used contextual analysis and comparative analysis. The cultural identity of the peoples of Central Sumba are characterized by traditional houses, rituals of marapu, and megalithic traditions. The existence of traditional villages in Central Sumba is motivated by the ideology of marapu. Besides that, the Regional Government of Central Sumba Regency also gives efforts to preserve traditional villages. The way the indigenous community overcomes resistance and adaptation are the main points in maintaining the existence of traditional villages. Tradisi megalitik di Sumba tidak terlepas dari komunitas adat yang melangsungkan tradisi marapu. Komunitas adat di Sumba Tengah hidup dalam suatu kawasan yang disebut kampung adat. Perkembangan globalisasi telah menyebabkan agama-agama modern masuk ke dalam tatanan masyarakat Sumba. Meskipun demikian, komunitas adat tetap eksis ditengah pergulatan modernitas yang cenderung mengikis kebudayan-kebudayaan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kampung adat menjadi penanda identitas budaya masyarakat Sumba. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ideologi dibalik tetap eksisnya kampung adat dan faktor-faktor lain yang melatar belakangi eksistensi kampung adat di Sumba Tengah. Teori yang digunakan untuk mengkaji masalah penelitian ini adalah teori semiotika, teori ideologi, dan teori praktik yang digunakan secara eklektik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dokumentasi, dan survei untuk membandingkan tradisi dan tinggalan budaya antar kampung adat. Teknik analisis data yang digunakan analisis kontekstual dan analisis komparatif. Identitas budaya masyarakat Sumba Tengah ditandai dengan rumah adat, ritual marapu, dan tradisi megalitik. Eksistensi kampung adat di Sumba Tengah didukung oleh ideologi marapu. Selain itu, perkembangan industri pariwisata Sumba Tengah telah menjadikan kampung adat sebagai objek wisata handalan, yang berperan dalam menjaga eksistensi komunitas di kampung adat. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah, juga turut berperan dalam upaya pelestarian kampung adat dengan melakukan langkah-langkah pelestarian budaya. Cara komunitas adat mengatasi resistensi dan adaptasi terhadap perkembangan agama-agama modern menjadi kunci utama dalam menjaga eksistensi kampung adat di Sumba Tengah.
本研究旨在了解传统村庄如何成为中松巴人民文化认同的标志,并确定传统村庄中存在的意识形态及其背后的其他因素。用来检验这一研究问题的理论有符号学理论、意识形态理论和理论实践。数据收集技术通过访谈、观察、文献和调查进行。数据分析技术采用语境分析和比较分析。中松巴人民的文化认同以传统房屋、马拉普仪式和巨石传统为特征。松巴中部传统村庄的存在是由马拉普的意识形态推动的。除此之外,中央松巴摄政地区政府也在努力保护传统村庄。土著社区克服阻力和适应的方式是维持传统村落存在的要点。贸易是一种伟大的贸易,是一种伟大的贸易,是一种伟大的贸易。在贡榜上,贡榜被称为“贡榜”。Perkembangan globalisasi telah menyebabkan agama-agama现代masuk ke dalam tatanan masyarakat Sumba。Meskipun demikian, komunitas adat tetap eksis ditengah pergulatan and modernitas yang cenderung mengikis kebudayan-kebudayaan local。Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kampung adat menjadi penanda identitas budaya masyarakat Sumba。Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggetahui的意识形态,dibalik teteka ksisnya kampong adan factor - factor - factor - lain yang, belakangi ksistensi kampong adan di Sumba Tengah。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。数据、观测、文献、调查、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计、统计。技术分析,数据分析,联系分析,比较分析。Identitas budaya masyarakat Sumba Tengah ditandai dengan rumah adat, ritual marapu, dan tradisi megalitik。Eksistensi kampuni adat di Sumba Tengah didukung是一种意识形态。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】
{"title":"EKSISTENSI KAMPUNG ADAT DI SUMBA TENGAH","authors":"Nyoman Arisanti","doi":"10.24832/fa.v32i2.553","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/fa.v32i2.553","url":null,"abstract":"This study aims to see how traditional villages become a marker of the cultural identity of the people of Central Sumba, and also to determine the ideology that exists within traditional villages, and other factors that also lies behind that. The theory used to examine this research problem are semiotic theory, ideological theory, and theory practices. Data collection techniques were carried out by interviews, observations, documentation, and surveys. Data analysis techniques used contextual analysis and comparative analysis. The cultural identity of the peoples of Central Sumba are characterized by traditional houses, rituals of marapu, and megalithic traditions. The existence of traditional villages in Central Sumba is motivated by the ideology of marapu. Besides that, the Regional Government of Central Sumba Regency also gives efforts to preserve traditional villages. The way the indigenous community overcomes resistance and adaptation are the main points in maintaining the existence of traditional villages. Tradisi megalitik di Sumba tidak terlepas dari komunitas adat yang melangsungkan tradisi marapu. Komunitas adat di Sumba Tengah hidup dalam suatu kawasan yang disebut kampung adat. Perkembangan globalisasi telah menyebabkan agama-agama modern masuk ke dalam tatanan masyarakat Sumba. Meskipun demikian, komunitas adat tetap eksis ditengah pergulatan modernitas yang cenderung mengikis kebudayan-kebudayaan lokal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kampung adat menjadi penanda identitas budaya masyarakat Sumba. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ideologi dibalik tetap eksisnya kampung adat dan faktor-faktor lain yang melatar belakangi eksistensi kampung adat di Sumba Tengah. Teori yang digunakan untuk mengkaji masalah penelitian ini adalah teori semiotika, teori ideologi, dan teori praktik yang digunakan secara eklektik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dokumentasi, dan survei untuk membandingkan tradisi dan tinggalan budaya antar kampung adat. Teknik analisis data yang digunakan analisis kontekstual dan analisis komparatif. Identitas budaya masyarakat Sumba Tengah ditandai dengan rumah adat, ritual marapu, dan tradisi megalitik. Eksistensi kampung adat di Sumba Tengah didukung oleh ideologi marapu. Selain itu, perkembangan industri pariwisata Sumba Tengah telah menjadikan kampung adat sebagai objek wisata handalan, yang berperan dalam menjaga eksistensi komunitas di kampung adat. Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah, juga turut berperan dalam upaya pelestarian kampung adat dengan melakukan langkah-langkah pelestarian budaya. Cara komunitas adat mengatasi resistensi dan adaptasi terhadap perkembangan agama-agama modern menjadi kunci utama dalam menjaga eksistensi kampung adat di Sumba Tengah.","PeriodicalId":52717,"journal":{"name":"Forum Arkeologi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42177624","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Forum Arkeologi
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1