Wahida Wahida, Hindyah Ike Suhariati, Anita Rahmawati
Manajemen laktasi salah satu bagian dari upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya, manajemen laktasi memiliki kendala yang terdiri dari dua Faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal kurangnya pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi, banyak ibu yang masih beranggapan bahwa ASI ibu kurang gizi dan kualitasnya tidak baik, faktor eksternal yaitu ASI ibu yang belum keluar di hari pertama. Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Penelitian ini menggunakan literature review melalui database Google Scholar, resource perpusnas, BMC, PMC PubMed Sentral, NIH (2018-2022). Mengambil artikel yang relevan diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Populasi berkaitan dengan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan, tidak ada intervensi, dan tidak ada faktor pembanding dalam penelitian. Outcome penelitian terdapat pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Desain menggunakan deskriptif kolerasi, cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan perlu ditingkatkan dalam segi pengetahuan akan pentingnya ASI. Kesimpulan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI.
{"title":"Hubungan Pengetahuan Ibu dalam Manajemen Laktasi dengan Pemberian Asi pada Bayi Usia 0-6 Bulan","authors":"Wahida Wahida, Hindyah Ike Suhariati, Anita Rahmawati","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1192","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1192","url":null,"abstract":"\u0000Manajemen laktasi salah satu bagian dari upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya, manajemen laktasi memiliki kendala yang terdiri dari dua Faktor, yaitu faktor internal dan eksternal, faktor internal kurangnya pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi, banyak ibu yang masih beranggapan bahwa ASI ibu kurang gizi dan kualitasnya tidak baik, faktor eksternal yaitu ASI ibu yang belum keluar di hari pertama. Tujuan dari penelitian ini menganalisis hubungan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi dengan pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan. \u0000 Penelitian ini menggunakan literature review melalui database Google Scholar, resource perpusnas, BMC, PMC PubMed Sentral, NIH (2018-2022). Mengambil artikel yang relevan diterbitkan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Populasi berkaitan dengan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan, tidak ada intervensi, dan tidak ada faktor pembanding dalam penelitian. Outcome penelitian terdapat pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan. Desain menggunakan deskriptif kolerasi, cross sectional. \u0000 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan perlu ditingkatkan dalam segi pengetahuan akan pentingnya ASI. \u0000 Kesimpulan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan pengetahuan ibu dalam manajemen laktasi pemberian ASI.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80277385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Afif Hidayatul Arham, Rickiy Akbaril Okta Firdaus, Leo Yosdimyati Romli, Dwi Prasetyaningati, Agus Prastiyo
Peningkatan kinerja perawat merupakan salah satu upaya dalam peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisa hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di instalansi rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan metode penelitian Cross sectional. Sampel penelitian ini adalah perawat yang ada di instalasi rawat inap Flamboyan RSUD Ngimbang Lamongan Sejumlah 19 responden menggunakan teknik Total sampling. Pengumpulan datanya menggunakan Kuesioner. Cara menganalisanya dengan menggunakan Uji Sperman Rank Test dengan tingkat signifikan ρ< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hassil uji statistik Uji Sperman Rank didapatkan nilai p<0,05 yaitu p=0,007 hasil dimana p<0,05 yaitu 0,007<0,05, sehingga H1 diterima H0 ditolak. Kesimpulan ini terdapat hubungan yang signifikan beban kerja dengan kinerja perawat di instalansi rawat Inap Flamboyan RSUD Ngimbang Lamongan Disarankan kepada institusi Rumah Sakit untuk memperhatikan dalam manajemen sehingga beban kerja perawat tidak semakin berat, agar pelayanan bisa optimal.
{"title":"Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Instalasi Rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan","authors":"Afif Hidayatul Arham, Rickiy Akbaril Okta Firdaus, Leo Yosdimyati Romli, Dwi Prasetyaningati, Agus Prastiyo","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1185","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1185","url":null,"abstract":"Peningkatan kinerja perawat merupakan salah satu upaya dalam peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisa hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di instalansi rawat Inap Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Ngimbang Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan metode penelitian Cross sectional. Sampel penelitian ini adalah perawat yang ada di instalasi rawat inap Flamboyan RSUD Ngimbang Lamongan Sejumlah 19 responden menggunakan teknik Total sampling. Pengumpulan datanya menggunakan Kuesioner. Cara menganalisanya dengan menggunakan Uji Sperman Rank Test dengan tingkat signifikan ρ< 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hassil uji statistik Uji Sperman Rank didapatkan nilai p<0,05 yaitu p=0,007 hasil dimana p<0,05 yaitu 0,007<0,05, sehingga H1 diterima H0 ditolak. Kesimpulan ini terdapat hubungan yang signifikan beban kerja dengan kinerja perawat di instalansi rawat Inap Flamboyan RSUD Ngimbang Lamongan Disarankan kepada institusi Rumah Sakit untuk memperhatikan dalam manajemen sehingga beban kerja perawat tidak semakin berat, agar pelayanan bisa optimal.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82428682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permasalahan Covid-19 terus meningkat secara global serta ditetapkan sebagai pandemi. Meningkatnya Covid-19 karena ketidakpatuhan masyarakat dalam penggunaan masker yaitu salah satu aspek faktor ketidakberhasilan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 pada jamaah Mesjid Darussalam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini merupakan jamaah tetap Mesjid Darussalam. yang berjumlah 58 jamaah. Pengambilan sampel menggunakan total sampling.Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan tanggal 12 s/d 20 Agustus 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab ketidakpatuhan penggunaan masker pada jamaah Mesjid Darussalam. paling tinggi di sebabkan oleh tidak memiliki ketersediaan masker (65.5%), tidak memperoleh informasi tentang penggunaan masker (62.1%), tidak nyaman menggunakan masker (58.6%) Sikap yang kurang baik dalam penggunaan masker (58.6%) dan pengetahuan yang kurang tentang penggunaan masker masker (51,7%). Di sarankan kepada responden untuk lebih patuh terhadap penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 yang dapat diwujudkan dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, kenyamanan, ketersediaan masker dan ketersediaan informasi tentang penggunaan masker.
{"title":"Faktor Penyebab Faktor Penyebab Kurangnya Penggunaan Masker dalam Upaya Pencegahan Penularan Covid - 19 Jama’ah Masjid","authors":"Sri Andala, Agusri Agusri","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1165","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1165","url":null,"abstract":"Permasalahan Covid-19 terus meningkat secara global serta ditetapkan sebagai pandemi. Meningkatnya Covid-19 karena ketidakpatuhan masyarakat dalam penggunaan masker yaitu salah satu aspek faktor ketidakberhasilan dalam upaya pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakpatuhan penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 pada jamaah Mesjid Darussalam. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel penelitian ini merupakan jamaah tetap Mesjid Darussalam. yang berjumlah 58 jamaah. Pengambilan sampel menggunakan total sampling.Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Penelitian ini dilakukan tanggal 12 s/d 20 Agustus 2021. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor penyebab ketidakpatuhan penggunaan masker pada jamaah Mesjid Darussalam. paling tinggi di sebabkan oleh tidak memiliki ketersediaan masker (65.5%), tidak memperoleh informasi tentang penggunaan masker (62.1%), tidak nyaman menggunakan masker (58.6%) Sikap yang kurang baik dalam penggunaan masker (58.6%) dan pengetahuan yang kurang tentang penggunaan masker masker (51,7%). Di sarankan kepada responden untuk lebih patuh terhadap penggunaan masker dalam upaya pencegahan penularan Covid-19 yang dapat diwujudkan dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, kenyamanan, ketersediaan masker dan ketersediaan informasi tentang penggunaan masker.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73732898","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penerapan Informed choice dan informed consent merupakan upaya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan KB. Penerapan informed choice dan informed consent di Kabupaten Jombang belum optimal dilihat dari menurunnya cakupan peserta KB aktif dua tahun terakhir dan peningkatan drop out penggunaan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan persepsi supervisi bidan desa dengan penerapan informed choice dan informed consent pada pelayanan kontrasepsi di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Cara pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi adalah 21 bidan desa di Kecamatan Peterongan. Responden dipilih secara total sampling dari bidan desa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rerata umur responden 34 tahun, dengan rerata masa kerja 11 tahun, pendidikan responden sebagian besar Diploma III (60%). Supervisi masih kurang karena belum dilakukan secara rutin. Persepsi supervisi bidan desa berhubungan dengan penerapan informed choice dan informed consent dalam pelayanan Keluaraga Berencana (p=0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi supervisi berhubungan dengan penerapan informed choice dan informed consent dalam pelayanan kontrasepsi. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sebaiknya membuat instrumen khusus untuk penerapan informed choice dan informed consent berupa panduan ataupun checklist pelaksanaan konseling dan formulir informed consent bagi bidan serta untuk kepentingan monitoring.
{"title":"Hubungan Persepsi Supervisi Bidan Desa dengan Penerapan Informed Choice dan Informed Consent pada Pelayanan Kontrasepsi","authors":"Yana Eka Mildiana, R. Permatasari","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1195","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1195","url":null,"abstract":"Penerapan Informed choice dan informed consent merupakan upaya untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan KB. Penerapan informed choice dan informed consent di Kabupaten Jombang belum optimal dilihat dari menurunnya cakupan peserta KB aktif dua tahun terakhir dan peningkatan drop out penggunaan alat kontrasepsi. Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan persepsi supervisi bidan desa dengan penerapan informed choice dan informed consent pada pelayanan kontrasepsi di Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang. \u0000 Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan crossectional. Cara pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Populasi adalah 21 bidan desa di Kecamatan Peterongan. Responden dipilih secara total sampling dari bidan desa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis data dilakukan dengan uji chi-square. \u0000 Hasil Penelitian menunjukkan bahwa rerata umur responden 34 tahun, dengan rerata masa kerja 11 tahun, pendidikan responden sebagian besar Diploma III (60%). Supervisi masih kurang karena belum dilakukan secara rutin. Persepsi supervisi bidan desa berhubungan dengan penerapan informed choice dan informed consent dalam pelayanan Keluaraga Berencana (p=0,001). \u0000 Kesimpulan dari penelitian ini adalah persepsi supervisi berhubungan dengan penerapan informed choice dan informed consent dalam pelayanan kontrasepsi. Dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang sebaiknya membuat instrumen khusus untuk penerapan informed choice dan informed consent berupa panduan ataupun checklist pelaksanaan konseling dan formulir informed consent bagi bidan serta untuk kepentingan monitoring.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90543600","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Letusan gunung berapi adalah suatu reaksi vulkanik yang dikenal dengan kata erupsi. Bahaya yang disebabkan oleh letusan gunung berapi adalah berupa awan panas, lontaran material, hujan batu, lava, gas beracun dan banjir lahar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin serta adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di SD Sanjaya Tritis Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Jenis penelitian ini adalah quasi experiment pre and post test without control dengan teknik sampling yaitu non probability sampling dengan metode total sampling. Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas 2, 3, 4 dan 5. Total populasi pada penelitian ini yaitu 45 responden. Analisa menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kesiapsiagaan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi yaitu 76,00 dan 84,00. Uji statistik menunjukkan p-value 0,000. Karakteristik usia pada responden yang paling banyak adalah responden yang berusia 10, karakteristik jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan dan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di Sekolah Dasar Sanjaya Tritis.
{"title":"Edukasi Siswa Sekolah Dasar untuk Kesiapsiagaan terhadap Erupsi Gunung Merapi","authors":"Cornelia Dede Yoshima Nekada, Christopher Christopher, Santi Damayanti, Niken Ayuma Elvita Dewi, Nazwar Hamdani Rahil","doi":"10.32583/keperawatan.v15i2.853","DOIUrl":"https://doi.org/10.32583/keperawatan.v15i2.853","url":null,"abstract":"Letusan gunung berapi adalah suatu reaksi vulkanik yang dikenal dengan kata erupsi. Bahaya yang disebabkan oleh letusan gunung berapi adalah berupa awan panas, lontaran material, hujan batu, lava, gas beracun dan banjir lahar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden yaitu usia dan jenis kelamin serta adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di SD Sanjaya Tritis Purwobinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Jenis penelitian ini adalah quasi experiment pre and post test without control dengan teknik sampling yaitu non probability sampling dengan metode total sampling. Responden pada penelitian ini adalah siswa kelas 2, 3, 4 dan 5. Total populasi pada penelitian ini yaitu 45 responden. Analisa menggunakan uji Wilcoxon test. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kesiapsiagaan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi yaitu 76,00 dan 84,00. Uji statistik menunjukkan p-value 0,000. Karakteristik usia pada responden yang paling banyak adalah responden yang berusia 10, karakteristik jenis kelamin responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan dan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang erupsi gunung berapi terhadap kesiapsiagaan siswa di Sekolah Dasar Sanjaya Tritis.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"44 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72588973","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Icca Presilia Anggreyanti, Sena Wahyu Purwanza, Candra Agus Widodo
Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Berdasarkan data yang diperoleh dari pos kesehatan yang ada di tempat penelitian, didapatkan rata-rata 10 orang yang memiliki hipertensi setiap harinya. Usia rata-rata pekerja tersebut adalah 20 - 25 tahun. Hal tersebut dikarenakan gaya hidup tidak sehat. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul analisis penyebab hipertensi pada laki-laki usia 20-25 tahun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab hipertensi berdasarkan faktor yang dapat diubah. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif survey dengan pendekatan cross-sectional study. Sampel penelitian ini adalah semua pekerja laki-laki usia 20-25 tahun dengan tekanan darah sistol ≥140 mmHg dan tekanan darah diastol ≥90 mmHg sebanyak 44 orang dan telah diperiksa lebih dari 5 kali. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi yang disebabkan oleh faktor yang dapat diubah. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan SRQ-20. Penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan regresi linier berganda. Hasil: didapatkan variabel merokok dan obesitas sangat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Sebanyak 70,5% responden adalah perokok dan 75% responden mengalami obesitas. Seluruh variabel dapat menyebabkan hipertensi bila semua ditemukan pada responden. Kesimpulan: faktor penyebab yang mendominasi terjadinya hipertensi pada responden adalah perilaku merokok dan obesitas. Sedangkan faktor lainnya dideteksi dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, namun pada responden tersebut didapatkan 2 faktor dominan yaitu kebiasaan merokok dan obesitas. Responden disarankan untuk mengatur pola diet dan mengurangi konsumsi rokok supaya dapat menurunkan tekanan darah
{"title":"Analisis Penyebab Hipertensi Laki-Laki Usia 20-25 Tahun Berdasarkan Faktor yang dapat Diubah","authors":"Icca Presilia Anggreyanti, Sena Wahyu Purwanza, Candra Agus Widodo","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1174","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1174","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Berdasarkan data yang diperoleh dari pos kesehatan yang ada di tempat penelitian, didapatkan rata-rata 10 orang yang memiliki hipertensi setiap harinya. Usia rata-rata pekerja tersebut adalah 20 - 25 tahun. Hal tersebut dikarenakan gaya hidup tidak sehat. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul analisis penyebab hipertensi pada laki-laki usia 20-25 tahun. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab hipertensi berdasarkan faktor yang dapat diubah. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif survey dengan pendekatan cross-sectional study. Sampel penelitian ini adalah semua pekerja laki-laki usia 20-25 tahun dengan tekanan darah sistol ≥140 mmHg dan tekanan darah diastol ≥90 mmHg sebanyak 44 orang dan telah diperiksa lebih dari 5 kali. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi yang disebabkan oleh faktor yang dapat diubah. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan SRQ-20. Penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan regresi linier berganda. Hasil: didapatkan variabel merokok dan obesitas sangat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Sebanyak 70,5% responden adalah perokok dan 75% responden mengalami obesitas. Seluruh variabel dapat menyebabkan hipertensi bila semua ditemukan pada responden. Kesimpulan: faktor penyebab yang mendominasi terjadinya hipertensi pada responden adalah perilaku merokok dan obesitas. Sedangkan faktor lainnya dideteksi dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, namun pada responden tersebut didapatkan 2 faktor dominan yaitu kebiasaan merokok dan obesitas. Responden disarankan untuk mengatur pola diet dan mengurangi konsumsi rokok supaya dapat menurunkan tekanan darah","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75418395","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Harnanik Nawangsari, Maharani Tripuspitasari, Mada Putrayana
Antisipasi adanya keterlambatan perkembangan motorik, perlu adanya penilaian atau deteksi dini yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh bermain Origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak Usia 4-5 tahun yang berada di PAUD Desa Banjartanggul. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan observasional. Desain penelitian menggunakan desain One grup pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di PAUD Desa Banjartanggul.Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang berjumlah 18 anak. Perhitungan jumlah sampel berdasarkan rumus Isacc dan Michael sebanyak 18 anak dengan menggunakan metode Jumlah Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang diinginkan peneliti. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian yaitu anak dengan terampil sebanyak 16,7%, anak yang cukup terampil sebanyak 72,2%, sedangkan anak belum terampil sebanyak 11,1% menunjukkan data = 0,000 < = 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan antar bermain origami terhadap perubahan perkembangan motorik halus. Dengan demikian guru diharapkan meningkatkan pengetahuan dalam memberikan stimulus tumbuh kembang yang baik pada anak menggunakan kegiatan bermain origami sebagai media untuk menstimulus kemampuan motorik halus anak usia dini serta pentingnya menempatkan anak dalam lingkungan yang kondusif yang mendukung perkembangan anak yang optimal misalnya dirawat oleh orang tua dan sebaiknya diikutkan dalam sekolah PAUD.
对运动发育延迟的预期,需要一个全面的及早评估或检测,以发现烟花生长异常,并了解和了解儿童的风险因素,以便在事态发展的关键时刻能够提供明确的指示。这项研究的目的是确定在班加德村保育区4-5岁儿童的精细运动发育对折纸的影响。这种研究是通过观察方法来量化的。研究设计使用一组前期测试的设计。这项研究的人口是保德班加迪村的所有儿童。该研究的样本为4-5岁和18个孩子的儿童。根据Isacc的公式和Michael的18个孩子的样本计数,使用采样量的方法是根据研究人员希望的标准进行抽样。使用的数据检索技术是观察和文档,使用的数据分析是Wilcoxon Signed Rank Test。研究发现,熟练的儿童为16.7%,熟练的儿童为72.2%,而熟练的儿童为11.1%,而不熟练的儿童为11.1%,数据被拒绝,H0被拒绝,这意味着在精细运动发育的变化中,折纸发挥了重要的作用。从而预计增加知识的老师给孩子使用刺激生长良好的烟花玩折纸活动作为对幼儿menstimulus精细运动能力的媒体以及重要性,把孩子营造的环境中支持发展最佳的例子被父母和学校幼儿园中应该很受欢迎。
{"title":"Pengaruh Penggunaan Media Origami Terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini Di Paud Desa Banjartanggul","authors":"Harnanik Nawangsari, Maharani Tripuspitasari, Mada Putrayana","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1155","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1155","url":null,"abstract":"Antisipasi adanya keterlambatan perkembangan motorik, perlu adanya penilaian atau deteksi dini yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada anak secara dini, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh bermain Origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak Usia 4-5 tahun yang berada di PAUD Desa Banjartanggul. Jenis penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan observasional. Desain penelitian menggunakan desain One grup pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak di PAUD Desa Banjartanggul.Sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 4-5 tahun yang berjumlah 18 anak. Perhitungan jumlah sampel berdasarkan rumus Isacc dan Michael sebanyak 18 anak dengan menggunakan metode Jumlah Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang diinginkan peneliti. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian yaitu anak dengan terampil sebanyak 16,7%, anak yang cukup terampil sebanyak 72,2%, sedangkan anak belum terampil sebanyak 11,1% menunjukkan data = 0,000 < = 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya ada pengaruh yang signifikan antar bermain origami terhadap perubahan perkembangan motorik halus. Dengan demikian guru diharapkan meningkatkan pengetahuan dalam memberikan stimulus tumbuh kembang yang baik pada anak menggunakan kegiatan bermain origami sebagai media untuk menstimulus kemampuan motorik halus anak usia dini serta pentingnya menempatkan anak dalam lingkungan yang kondusif yang mendukung perkembangan anak yang optimal misalnya dirawat oleh orang tua dan sebaiknya diikutkan dalam sekolah PAUD.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73839761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit Diabetes Melitus membutuhkan perawatan kompleks dan waktu yang lama. Penyakit DM yang tidak diberikan manajemen pengelolaan dengan baik akan meningkatkan resiko munculnya komplikasi yang dapat mengancam pasien. Berdasarkan data dari WHO diperkirakan jumlah pasien DM pada Tahun 2000 meningkat dari 8,4 juta menjadi 21,3 juta pada Tahun 2023. Lidah buaya dianggap obat antidiabetes karena memiliki beberapa zat kimia yang mempunyai sifat hipoglikemik seperti kromium, dan alprogen. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan efektifitas dua dosis ekstrak lidah buaya terhadap glukosa darah tikus diabetes mellitus yang diiunduksi streptozotocin. Desain penelitian true experimental randomized pre-post test control group design. Teknik sampling memakai simple random sampling yang terdiri 18 ekor tikus galur wistar, dan dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberikan intervensi berupa placebo, kelompok perlakuan 1 yang diberikan ekstrak lidah buaya dengan dosis 1x350 mg/dl, kelompok 2 yang diberikan ekstrak lidah buaya dosis dosis 2x350 mg/dl. Variabel independen adalah ekstrak lidah buaya. Variabel dependen adalah kadar glukosa darah. Intervensi pemberian ekstrak lidah buaya diberikan selama 10 hari. Data dianalisis dengan Paired t Test dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak lidah buaya dosis 1x350 mg/kgBB melalui uji paired t test sebesar 0,001. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak lidah buaya dosis 2x350 mg/kgBB melalui uji paired t test sebesar 0,002. Hasil ANOVA menunjukkan ekstrak lidah buaya dosis 2x350 mg/kgBB memiliki efektifitas paling tinggi dengan p value 0.034. Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya sebesar 350 mg/kgBB sebanyak 2x sehari memberikan penurunan kadar glukosa yang signifikan.
{"title":"Perbedaan Dua Dosis Ekstrak Lidah Buaya terhadap Glukosa Darah Tikus Diabetes Mellitus","authors":"Taufan Arif, Fitriana Kurniasari Solikhah","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1130","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1130","url":null,"abstract":"Penyakit Diabetes Melitus membutuhkan perawatan kompleks dan waktu yang lama. Penyakit DM yang tidak diberikan manajemen pengelolaan dengan baik akan meningkatkan resiko munculnya komplikasi yang dapat mengancam pasien. Berdasarkan data dari WHO diperkirakan jumlah pasien DM pada Tahun 2000 meningkat dari 8,4 juta menjadi 21,3 juta pada Tahun 2023. Lidah buaya dianggap obat antidiabetes karena memiliki beberapa zat kimia yang mempunyai sifat hipoglikemik seperti kromium, dan alprogen. Tujuan penelitian adalah mengetahui perbedaan efektifitas dua dosis ekstrak lidah buaya terhadap glukosa darah tikus diabetes mellitus yang diiunduksi streptozotocin. Desain penelitian true experimental randomized pre-post test control group design. Teknik sampling memakai simple random sampling yang terdiri 18 ekor tikus galur wistar, dan dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol yang diberikan intervensi berupa placebo, kelompok perlakuan 1 yang diberikan ekstrak lidah buaya dengan dosis 1x350 mg/dl, kelompok 2 yang diberikan ekstrak lidah buaya dosis dosis 2x350 mg/dl. Variabel independen adalah ekstrak lidah buaya. Variabel dependen adalah kadar glukosa darah. Intervensi pemberian ekstrak lidah buaya diberikan selama 10 hari. Data dianalisis dengan Paired t Test dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak lidah buaya dosis 1x350 mg/kgBB melalui uji paired t test sebesar 0,001. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh ekstrak lidah buaya dosis 2x350 mg/kgBB melalui uji paired t test sebesar 0,002. Hasil ANOVA menunjukkan ekstrak lidah buaya dosis 2x350 mg/kgBB memiliki efektifitas paling tinggi dengan p value 0.034. Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak lidah buaya sebesar 350 mg/kgBB sebanyak 2x sehari memberikan penurunan kadar glukosa yang signifikan.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82289174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yustika Amalia, Akhmad Zainur Ridla, Mulia Hakam, M. Mustakim
Pendahuluan: Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang dimulai di jaringan tubuh yang mengalami pertumbuhan abnormal. Kanker kolorektal menjadi kasus kanker terbanyak ketiga di seluruh dunia. Efek dari adanya neoplasma, konsekuensi pembedahan, kemoterapi atau radioterapi, adanya nyeri, penggunaan opioid, dan kondisi psikologis lain yang dialami pasien kanker dapat menyebabkan munculnya gangguan tidur hingga perubahan hemodinamik. Penderita kanker harus memiliki kualitas tidur yang baik untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh secara optimal. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai terapi pendukung dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien kanker seperti foot massage dan aromaterapi. Tujuan: Menganalisis penerapan foot massage dan aromaterapi terhadap kualitas tidur dan hemodinamik pada pasien kanker kolon di RSD dr. Soebandi Jember. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan pada seorang pasien kanker kolon yang mengalami masalah gangguan tidur dan hemodinamik dengan memberikan intervensi foot massage dan aromaterapi. Foot massage dilakukan sebanyak 7 kali dan aromaterapi diberikan sebanyak 3 kali dengan durasi 15 menit. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Evaluasi pemberian foot massage dan aromaterapi dilakukan dengan mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI. Hemodinamik dievaluasi dengan mengukur tekanan darah, MAP, dan nadi. Hasil: Setelah dilakukan intervensi didapatkan peningkatkan kualitas tidur dari kualitas tidur buruk (skor 11) menjadi kualitas tidur baik (skorv4) dan hemodinamik yang mengalami kestabilan ditunjukkan adanya penurunan sistole dengan rentang 13-32 mmHg dan penurunan diastole dengan rentang 9-13 mmHg. Kesimpulan: Foot massage dan aromaterapi dapat menjadi intervensi mandiri keperawatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan menstabilkan hemodinamik khususnya pada pasien kanker.
{"title":"Kombinasi Foot Massage dan Aromaterapi terhadap Gangguan Pola Tidur dan Hemodinamik pada Pasien Kanker Kolon","authors":"Yustika Amalia, Akhmad Zainur Ridla, Mulia Hakam, M. Mustakim","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1168","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1168","url":null,"abstract":"Pendahuluan: Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang dimulai di jaringan tubuh yang mengalami pertumbuhan abnormal. Kanker kolorektal menjadi kasus kanker terbanyak ketiga di seluruh dunia. Efek dari adanya neoplasma, konsekuensi pembedahan, kemoterapi atau radioterapi, adanya nyeri, penggunaan opioid, dan kondisi psikologis lain yang dialami pasien kanker dapat menyebabkan munculnya gangguan tidur hingga perubahan hemodinamik. Penderita kanker harus memiliki kualitas tidur yang baik untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh secara optimal. Terapi komplementer dapat digunakan sebagai terapi pendukung dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien kanker seperti foot massage dan aromaterapi. Tujuan: Menganalisis penerapan foot massage dan aromaterapi terhadap kualitas tidur dan hemodinamik pada pasien kanker kolon di RSD dr. Soebandi Jember. Metode: Jenis penelitian ini adalah studi kasus yang dilakukan pada seorang pasien kanker kolon yang mengalami masalah gangguan tidur dan hemodinamik dengan memberikan intervensi foot massage dan aromaterapi. Foot massage dilakukan sebanyak 7 kali dan aromaterapi diberikan sebanyak 3 kali dengan durasi 15 menit. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Evaluasi pemberian foot massage dan aromaterapi dilakukan dengan mengukur kualitas tidur menggunakan kuesioner PSQI. Hemodinamik dievaluasi dengan mengukur tekanan darah, MAP, dan nadi. Hasil: Setelah dilakukan intervensi didapatkan peningkatkan kualitas tidur dari kualitas tidur buruk (skor 11) menjadi kualitas tidur baik (skorv4) dan hemodinamik yang mengalami kestabilan ditunjukkan adanya penurunan sistole dengan rentang 13-32 mmHg dan penurunan diastole dengan rentang 9-13 mmHg. Kesimpulan: Foot massage dan aromaterapi dapat menjadi intervensi mandiri keperawatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dan menstabilkan hemodinamik khususnya pada pasien kanker.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86742385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%, sekitar satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami stunting. prevalensi stunting pada balita di Aceh juga semakin meningkat sebesar 6,5% dari menjadi sebesar 41,5%, bedasrkan hasil survei yang dilakukan Dinkes Aceh Utara lebih kurang 36 ribu balita menggalami stunting. Gizi yang baik jika terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkem-bangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Ada beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan stunting antaranya kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, pola asuh keluarga dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Aceh Utara. Metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu yang merawat balita di Aceh Utara 543 responden. Populasi ini berasal kecamatan wilayah aceh utara yang telah dilakukan pendataan melalui puskesmas wilayah kerja masing-masing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000 maka diperoleh sampel sebanyak 85 ibu yang mempunyai balita.
{"title":"Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di Aceh Utara","authors":"Yudi Akbar, M. Mursal","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1091","DOIUrl":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1091","url":null,"abstract":"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%, sekitar satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami stunting. prevalensi stunting pada balita di Aceh juga semakin meningkat sebesar 6,5% dari menjadi sebesar 41,5%, bedasrkan hasil survei yang dilakukan Dinkes Aceh Utara lebih kurang 36 ribu balita menggalami stunting. Gizi yang baik jika terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkem-bangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Ada beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan stunting antaranya kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, pola asuh keluarga dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Aceh Utara. Metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu yang merawat balita di Aceh Utara 543 responden. Populasi ini berasal kecamatan wilayah aceh utara yang telah dilakukan pendataan melalui puskesmas wilayah kerja masing-masing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000 maka diperoleh sampel sebanyak 85 ibu yang mempunyai balita.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79468052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}