Pub Date : 2023-10-05DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.343-364
Imron Muttaqin
This research aims to explorer the of islamic education management in the digital era and the hurdles faced by Islamic education management in adapting to the digital era. A qualitative paradigm and library research design used. The data collection technique performed in this study involves document analysis, encompassing journal articles, proceedings, books, research reports, online news sources, and other relevant materials. The data analysis method employed is content analysis. The findings of present study reveal that the constraints in Islamic education management's response to the digital era primarily revolve around the quality of human resources. These resources have yet to harness digital technology to its fullest potential, resulting in an inability to provide comprehensive digital-based Islamic educational facilities. Furthermore, the competence of Islamic education teachers poses a significant obstacle. Many educators have yet to effectively utilize digital-based learning media in their instructional processes, even as a growing number of students display proficiency in digital technology. Consequently, Islamic education management in the digital era remains comparatively behind general education management.
{"title":"CHALLENGES OF ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT IN THE DIGITAL ERA","authors":"Imron Muttaqin","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.343-364","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.343-364","url":null,"abstract":"This research aims to explorer the of islamic education management in the digital era and the hurdles faced by Islamic education management in adapting to the digital era. A qualitative paradigm and library research design used. The data collection technique performed in this study involves document analysis, encompassing journal articles, proceedings, books, research reports, online news sources, and other relevant materials. The data analysis method employed is content analysis. The findings of present study reveal that the constraints in Islamic education management's response to the digital era primarily revolve around the quality of human resources. These resources have yet to harness digital technology to its fullest potential, resulting in an inability to provide comprehensive digital-based Islamic educational facilities. Furthermore, the competence of Islamic education teachers poses a significant obstacle. Many educators have yet to effectively utilize digital-based learning media in their instructional processes, even as a growing number of students display proficiency in digital technology. Consequently, Islamic education management in the digital era remains comparatively behind general education management.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134946929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-15DOI: 10.21274/taalum.2023.11.1.85-98
Asrop Safi'i
Madrasah principals play an important role in creating an effective madrasah culture. This research analyzed the behavior of the madrasah head in fostering an effective culture in human resources and services in the institution he leads. The research was conducted in 9 madrasah in Tulungagung Regency. Data was obtained through interviews and observation techniques. The research results show that efforts to create an effective madarasah culture are carried out through an adaptive and visionary leadership style. These include delegating tasks proportionally, having effective communication skills, being able to foster motivation in subordinates, and exercising measurable control. This research shows how a madrasah head has a big influence in fostering an effective work culture, if he can optimize the potential and he has power.
{"title":"BEHAVIOR OF MADRASAH HEADS IN CREATING AN EFFECTIVE MADRASAH CULTURE","authors":"Asrop Safi'i","doi":"10.21274/taalum.2023.11.1.85-98","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2023.11.1.85-98","url":null,"abstract":"Madrasah principals play an important role in creating an effective madrasah culture. This research analyzed the behavior of the madrasah head in fostering an effective culture in human resources and services in the institution he leads. The research was conducted in 9 madrasah in Tulungagung Regency. Data was obtained through interviews and observation techniques. The research results show that efforts to create an effective madarasah culture are carried out through an adaptive and visionary leadership style. These include delegating tasks proportionally, having effective communication skills, being able to foster motivation in subordinates, and exercising measurable control. This research shows how a madrasah head has a big influence in fostering an effective work culture, if he can optimize the potential and he has power.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135436696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-03DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.318-342
Sulistyorini Sulistyorini
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membentuk siswa memahami agama Islam dengan benar dan berkepribadian yang baik (berakhlakul karimah). Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan banyak membaca buku agama Islam. Salah satu buku bacaan agama Islam yang dibaca siswa-siswi merupakan produk dari guru-guru PAI. Tujuan penulisan artikel ini adalah menghasilkan bahan ajar berbasis literasi guna mendukung pembelajaran yang PAI lebih menyenangkan, efektif dan efisien. Peneliti sekaligus berfungsi sebagai narasumber untuk memberikan pemahaman mengenai perlunya guru mengembangkan sumber belajar berupa buku PAI. Metode penelitian dan pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, Evaluation). Langkah pengembangan sumber belajar berbasis literasi dimulai dengan tahap analisis, baik analisis konsep maupun analisis materi. Setelah melalui tahap analisis, materi akan disusun menjadi bahan ajar dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Tahap selanjutnya adalah melakukan validasi dan uji kelayakan melalui program bimbingan teknik (bimtek). Tahap terakhir melakukan praktik dan evaluasi.
{"title":"EFEKTIFITAS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI BERBASIS LITERASI DALAM MELAKSANAKAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH","authors":"Sulistyorini Sulistyorini","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.318-342","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.318-342","url":null,"abstract":"Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) bertujuan membentuk siswa memahami agama Islam dengan benar dan berkepribadian yang baik (berakhlakul karimah). Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan banyak membaca buku agama Islam. Salah satu buku bacaan agama Islam yang dibaca siswa-siswi merupakan produk dari guru-guru PAI. Tujuan penulisan artikel ini adalah menghasilkan bahan ajar berbasis literasi guna mendukung pembelajaran yang PAI lebih menyenangkan, efektif dan efisien. Peneliti sekaligus berfungsi sebagai narasumber untuk memberikan pemahaman mengenai perlunya guru mengembangkan sumber belajar berupa buku PAI. Metode penelitian dan pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, Evaluation). Langkah pengembangan sumber belajar berbasis literasi dimulai dengan tahap analisis, baik analisis konsep maupun analisis materi. Setelah melalui tahap analisis, materi akan disusun menjadi bahan ajar dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Tahap selanjutnya adalah melakukan validasi dan uji kelayakan melalui program bimbingan teknik (bimtek). Tahap terakhir melakukan praktik dan evaluasi.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48653466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan moderasi beragama di lembaga pendidikan Islam (pesantren) melalui sistem pendidikan dan pengajaran serta praktik nilai-nilai yang ditanamkan Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga data penelitian ini didapat dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan yaitu dengan mengadopsi Kurikulum Kementrian Agama, Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kurikulum Pesantren serta menerapkan multibahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dalam membentuk moderasi beragama ditengah-tengah masyarakat multikultural praktik nilai-nilai yang di internalisasikan Pondok Pesantren Bali Bina Insani yaitu Nilai Tasamuh yang dapat dilihat dari komitmen pimpinan dalam mengelola keragaman di internal pondok pesantren, Aulawiyah dengan tidak memasang pengeras suara di pondok pesantren, Musawah dengan tidak memandang kedudukan di pondok pesantren berdasarkan keyakinan, Tahaddur yang menjunjung tinggi adab terhadap satu sama lain serta I’tidal yang tidak mencampuradukkan perbedaan dan keyakinan.
抽象:本研究旨在通过巴厘岛碧娜•斯坦尼(Bali Bina Insani)的教育与价值观教育与实践制度,来评估伊斯兰教育机构(伊斯兰寄宿学校)的宗教发展。这种研究是一种定性研究,通过观察、采访、文档和早期研究获得研究数据。研究表明,应用的教育和教学系统包括采用宗教部的课程、教育与文化部的课程和寄宿学校的课程,并将多语言应用于阿拉伯语和英语的日常生活。宗教形成适度的多元文化社会的价值观在实践中间internalisasikan必读的书巴厘岛Bina Insani即Tasamuh的价值可以从内部管理承诺在管理多样性和不必读的书,Aulawiyah安装扬声器的必读的书,Musawah并不局限在必读的书是基于信仰的地位,沙达杜尔将尊重彼此,尊重每一个人,不将不同信仰和信仰混为一谈。
{"title":"PENDIDIKAN PESANTREN DAN MODERASI BERAGAMA","authors":"Eko Sumadi, Fariq Fahrun Nisa, Izatun Nufus, Farikhatul Akhlis Fahruddin Yulianto, Bahruddin Bahruddin","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.249-275","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.249-275","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan moderasi beragama di lembaga pendidikan Islam (pesantren) melalui sistem pendidikan dan pengajaran serta praktik nilai-nilai yang ditanamkan Pondok Pesantren Bali Bina Insani. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga data penelitian ini didapat dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi dan penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendidikan dan pengajaran yang diterapkan yaitu dengan mengadopsi Kurikulum Kementrian Agama, Kurikulum Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kurikulum Pesantren serta menerapkan multibahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Dalam membentuk moderasi beragama ditengah-tengah masyarakat multikultural praktik nilai-nilai yang di internalisasikan Pondok Pesantren Bali Bina Insani yaitu Nilai Tasamuh yang dapat dilihat dari komitmen pimpinan dalam mengelola keragaman di internal pondok pesantren, Aulawiyah dengan tidak memasang pengeras suara di pondok pesantren, Musawah dengan tidak memandang kedudukan di pondok pesantren berdasarkan keyakinan, Tahaddur yang menjunjung tinggi adab terhadap satu sama lain serta I’tidal yang tidak mencampuradukkan perbedaan dan keyakinan.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42776199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-02DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.276-289
Annisa Ranah Zhafira, Muhammad Ikhsan Attaftazani
Pesantren merupakan wadah bagi seorang anak untuk belajar tidak hanya ilmu agama tetapi juga sebagai pembentukan karakter. Tujuan penelitian mengenai perkembangan moral pesantren ini adalah untuk mengetahui bahwa anak yang baru memasuki dunia pesantren masih perlu beradaptasi dengan lingkungan dan moral seseorang belum langsung bertumbuh dengan baik. Dengan kata lain, yakni secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk dapat menambah khazanah keilmuan perkembangan pendidikan moral di pesantren yang dilihat dari kacamata teori seorang tokoh filsafat. Sedangkan secara praktis, orang tua atau tenaga pendidik bisa mengetahui bahwa ada yang namanya tahap perkembangan moral. Oleh karena itu tenaga pendidik dan orang tua diharapkan lebih bersabar dalam menumbuhkan perkembangan moral anak. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber terdahulu. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan moral pada seseorang ketika baru menempuh pendidikan di pesantren itu bertahap, karena mereka perlu beradaptasi pada lingkungan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh John Dewey, yakni pra-moral, konvensional dan otonom.
{"title":"PERKEMBANGAN MORAL SANTRI DALAM PENDIDIKAN PESANTREN PERSPEKTIF JOHN DEWEY","authors":"Annisa Ranah Zhafira, Muhammad Ikhsan Attaftazani","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.276-289","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.276-289","url":null,"abstract":"Pesantren merupakan wadah bagi seorang anak untuk belajar tidak hanya ilmu agama tetapi juga sebagai pembentukan karakter. Tujuan penelitian mengenai perkembangan moral pesantren ini adalah untuk mengetahui bahwa anak yang baru memasuki dunia pesantren masih perlu beradaptasi dengan lingkungan dan moral seseorang belum langsung bertumbuh dengan baik. Dengan kata lain, yakni secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk dapat menambah khazanah keilmuan perkembangan pendidikan moral di pesantren yang dilihat dari kacamata teori seorang tokoh filsafat. Sedangkan secara praktis, orang tua atau tenaga pendidik bisa mengetahui bahwa ada yang namanya tahap perkembangan moral. Oleh karena itu tenaga pendidik dan orang tua diharapkan lebih bersabar dalam menumbuhkan perkembangan moral anak. Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber terdahulu. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan moral pada seseorang ketika baru menempuh pendidikan di pesantren itu bertahap, karena mereka perlu beradaptasi pada lingkungan sekitarnya. Hal ini sejalan dengan teori perkembangan moral yang dikemukakan oleh John Dewey, yakni pra-moral, konvensional dan otonom.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44008363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-01-02DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.290-317
Siti Nuryani, Dhinuk Puspita Kirana
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa mahasiswa Pascasrjana IAIN Ponorogo juga terkena dampak Covid-19. Sesuai dengan Peraturan Menteri SKB 4 Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran selama pandemi Covid-19. Maka lahirlah SK Rektor IAIN Ponorogo yang mewarisi SK tersebut. Berdasarkan hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa: Kebijakan ini lahir dalam keputusan 4 Menteri No. 01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 pada masa pandemi Covid-19. Penerimaan tahun ajaran dilakukan secara online menggunakan aplikasi e-learning. Kemudian, mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo membentuk Tim Task Force E-Learning untuk menindaklanjuti kebijakan SK Rektor tersebut. Tim ini bertujuan untuk mendukung penyampaian kuliah online dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau dokumen tertulis dengan akses internet, desain dan prestasi meningkat.. Tim Task Force E-Learning juga merancang kursus pelatihan (Coaching E-Learning) dan menghasilkan panduan e-learning untuk dosen dan mahasiswa. Dalam proses strategi pembelajaran e-learning dosen melalui tiga fase yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengunaan e-learning oleh mahasiswa di pascasarjana IAIN Ponorogo memiliki dampak positif dan negatif bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa mahasiswa Pascasrjana IAIN Ponorogo juga terkena dampak Covid-19. Sesuai dengan Peraturan Menteri SKB 4 Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran selama pandemi Covid-19. Maka lahirlah SK Rektor IAIN Ponorogo yang mewarisi SK tersebut. Berdasarkan hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa: Kebijakan ini lahir dalam keputusan 4 Menteri No. 01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 pada masa pandemi Covid-19. Penerimaan tahun ajaran dilakukan secara online menggunakan aplikasi e-learning. Kemudian, mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo membentuk Tim Task Force E-Learning untuk menindaklanjuti kebijakan SK Rektor tersebut. Tim ini bertujuan untuk mendukung penyampaian kuliah online dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau dokumen tertulis dengan akses internet, desain dan prestasi meningkat.. Tim Task Force E-Learning juga merancang kursus pelatihan (Coaching E-Learning) dan menghasilkan panduan e-learning untuk dosen dan mahasiswa. Dalam proses strategi pembelajaran e-learning dosen melalui tiga fase yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengunaan e-learning oleh mahasiswa di pascasarjana IAIN Ponorogo memiliki dampak positif dan negatif bagi dosen dan mahasiswa.
{"title":"LEARNING MANAGEMENT SYSTEM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO PADA MASA PANDEMI","authors":"Siti Nuryani, Dhinuk Puspita Kirana","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.290-317","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.290-317","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa mahasiswa Pascasrjana IAIN Ponorogo juga terkena dampak Covid-19. Sesuai dengan Peraturan Menteri SKB 4 Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran selama pandemi Covid-19. Maka lahirlah SK Rektor IAIN Ponorogo yang mewarisi SK tersebut. Berdasarkan hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa: Kebijakan ini lahir dalam keputusan 4 Menteri No. 01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 pada masa pandemi Covid-19. Penerimaan tahun ajaran dilakukan secara online menggunakan aplikasi e-learning. Kemudian, mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo membentuk Tim Task Force E-Learning untuk menindaklanjuti kebijakan SK Rektor tersebut. Tim ini bertujuan untuk mendukung penyampaian kuliah online dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau dokumen tertulis dengan akses internet, desain dan prestasi meningkat.. Tim Task Force E-Learning juga merancang kursus pelatihan (Coaching E-Learning) dan menghasilkan panduan e-learning untuk dosen dan mahasiswa. Dalam proses strategi pembelajaran e-learning dosen melalui tiga fase yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengunaan e-learning oleh mahasiswa di pascasarjana IAIN Ponorogo memiliki dampak positif dan negatif bagi dosen dan mahasiswa. \u0000Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa mahasiswa Pascasrjana IAIN Ponorogo juga terkena dampak Covid-19. Sesuai dengan Peraturan Menteri SKB 4 Menteri tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran selama pandemi Covid-19. Maka lahirlah SK Rektor IAIN Ponorogo yang mewarisi SK tersebut. Berdasarkan hasil penelitian kami, kami menemukan bahwa: Kebijakan ini lahir dalam keputusan 4 Menteri No. 01/KB/2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang pedoman pelaksanaan pembelajaran tahun pelajaran 2020/2021 pada masa pandemi Covid-19. Penerimaan tahun ajaran dilakukan secara online menggunakan aplikasi e-learning. Kemudian, mahasiswa Pascasarjana IAIN Ponorogo membentuk Tim Task Force E-Learning untuk menindaklanjuti kebijakan SK Rektor tersebut. Tim ini bertujuan untuk mendukung penyampaian kuliah online dalam bentuk modul kuliah, rekaman video, audio atau dokumen tertulis dengan akses internet, desain dan prestasi meningkat.. Tim Task Force E-Learning juga merancang kursus pelatihan (Coaching E-Learning) dan menghasilkan panduan e-learning untuk dosen dan mahasiswa. Dalam proses strategi pembelajaran e-learning dosen melalui tiga fase yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pengunaan e-learning oleh mahasiswa di pascasarjana IAIN Ponorogo memiliki dampak positif dan negatif bagi dosen dan mahasiswa.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44395018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.220-248
Abdul Azis, Jannatul Husna, Waharjani Waharjani
Etika guru merupakan hal yang paling penting dalam proses pendidikan, karena tujuan dari pendidikan sendiri adalah memperbaiki akhlak. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Peneliti dalam analisis data menggunakan metode analisis isi dimana metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi informasi secara objektif. Hasil dan pembahasan penelitian ini adalah menurut Yusuf al-Qardhawi seorang pendidik haruslah memiliki etika-etika guna tercapainya situasi kelas yang kondusif dan membuat nyaman para pelajar. Berikut etika-etika yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar: kehati-hatian pengajar dan perencanaan sesuai dengan kompetensi, tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak, penyampaian materi kepada pelajar dan kebahagiaan bagi pelajar, ramah kepada pelajar, bersimpati kepada yang berbuat kesalahan, bersemangat berbuat baik dan bersemangat memberikan penghargaan kepada peelajar, mengalami peningkatan dalam belajar, menjaga kelompok-kelompok yang terpencil, keseimbangan dan menghilangkan kebosanan, pemanfaatan rekreasi sebagai pembelajaran, jalan pendukung pembelajaran, memilih cara yang baik, evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan baik tulis maupun lisan.
{"title":"NILAI-NILAI PROFETIK SEPUTAR ETIKA PENDIDIK DALAM PEMBELAJARAN MENURUT YUSUF AL-QARDHAWI","authors":"Abdul Azis, Jannatul Husna, Waharjani Waharjani","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.220-248","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.220-248","url":null,"abstract":"Etika guru merupakan hal yang paling penting dalam proses pendidikan, karena tujuan dari pendidikan sendiri adalah memperbaiki akhlak. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan penelitian kepustakaan (library research). Peneliti dalam analisis data menggunakan metode analisis isi dimana metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi informasi secara objektif. Hasil dan pembahasan penelitian ini adalah menurut Yusuf al-Qardhawi seorang pendidik haruslah memiliki etika-etika guna tercapainya situasi kelas yang kondusif dan membuat nyaman para pelajar. Berikut etika-etika yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar: kehati-hatian pengajar dan perencanaan sesuai dengan kompetensi, tanggung jawab bersama dalam mendidik anak-anak, penyampaian materi kepada pelajar dan kebahagiaan bagi pelajar, ramah kepada pelajar, bersimpati kepada yang berbuat kesalahan, bersemangat berbuat baik dan bersemangat memberikan penghargaan kepada peelajar, mengalami peningkatan dalam belajar, menjaga kelompok-kelompok yang terpencil, keseimbangan dan menghilangkan kebosanan, pemanfaatan rekreasi sebagai pembelajaran, jalan pendukung pembelajaran, memilih cara yang baik, evaluasi dengan pertanyaan-pertanyaan baik tulis maupun lisan.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42336265","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-29DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.191-219
M. Lubis
Syaikh Abdul Wahab Sei Lumut yang lahir pada 1864 M adalah seorang ulama dan tokoh yang berkontribusi terhadap pendidikan Islam di Sumatera Utara. Kontribusinya adalah berupa pendirian Madrasah Ittihadul Wathaniyah, salah satu madrasah yang pertama kali berdiri di Sumatera Utara, tepatnya di daerah pesisir Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Diketahui bahwa Madrasah yang ia dirikan tersebut dari sisi pembelajaran lebih maju dibanding madrasah lain yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, umumnya Sumatera Utara, baik dari segi sarana dan metode pembelajaran. Madrasah Ittihadul Wathaniyah, sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, pada masanya telah memiliki ruang belajar, meja belajar, dan alat tulis yang terbilang lengkap, sedangkan yang lainnya masih bentuk halaqoh-halaqoh. Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang ikut serta memperjuangkan pendidikan Islam dari aturan ordinansi Belanda yang mengekang pendidikan Islam di Sumatera Utara. Abstract: Shaykh Abdul Wahab Sei Lumut who was born in 1864 is a scholar and figure who contributed to Islamic education in North Sumatra. His contribution was in the form of the establishment of Madrasa Ittihadul Wathaniyah, one of the first madrasas to be established in North Sumatra, precisely in the coastal area of Panai Hilir District, Labuhanbatu Regency, North Sumatra. It is known that the Madrasa he founded is more advanced in terms of learning than other madrasas in Labuhanbatu Regency, generally North Sumatra, both in terms of facilities and learning methods. Madrasah Ittihadul Wathaniyah, as an Islamic educational institution, in its time had a complete study room, study table, and writing utensils, while the others were still in the form of halaqoh-halaqoh. He is also known as one of the figures who participated in the struggle for Islamic education from the Dutch ordinance rules that curbed Islamic education in North Sumatra
Syaikh Abdul Wahab Sei Lumut,1864年出生,是一位学者和人物,为苏门答腊北部的伊斯兰教教育做出了贡献。这一贡献是由伊斯兰学校的创始人做出的,他是最早站在苏门答腊北部的学校之一,正是在苏门答腊北部拉布汉巴图角的帕奈希利尔沿海地区。众所周知,他创立的马德拉学校在教学方法和工具方面都比拉布汉巴图章节中的任何其他章节(通常是苏门答腊北部)都更先进。作为一所伊斯兰教育机构,宗教学校当时有一间自习室、一张自习桌和一个完整的写作工具,而其他学校仍然是伪君子。他也被称为以下人物之一,并为破坏苏门答腊北部伊斯兰教教育的荷兰法令中的伊斯兰教教育而战。摘要:Shaykh Abdul Wahab Sei Lumut出生于1864年,是一位对北苏门答腊伊斯兰教育做出贡献的学者和人物。他的贡献是建立了北苏门答腊最早建立的宗教学校之一的宗教学校Ittihadul Wathaniyah,正是在北苏门答腊Labuhanbatu县Panai Hilir区的沿海地区。众所周知,他创建的宗教学校在设施和学习方法方面都比拉布汉巴图摄政区(通常是北苏门答腊)的其他宗教学校更先进。宗教学校作为一个伊斯兰教育机构,在当时有一个完整的书房、学习桌和书写用具,而其他的仍然是halaqoh halaqoh的形式。他也被认为是参与了从荷兰法令中争取伊斯兰教育的人物之一,该法令限制了北苏门答腊的伊斯兰教育
{"title":"KONTRIBUSI SYAIKH ABDUL WAHAB SEI LUMUT TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DI SUMATERA UTARA","authors":"M. Lubis","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.191-219","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.191-219","url":null,"abstract":"Syaikh Abdul Wahab Sei Lumut yang lahir pada 1864 M adalah seorang ulama dan tokoh yang berkontribusi terhadap pendidikan Islam di Sumatera Utara. Kontribusinya adalah berupa pendirian Madrasah Ittihadul Wathaniyah, salah satu madrasah yang pertama kali berdiri di Sumatera Utara, tepatnya di daerah pesisir Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara. Diketahui bahwa Madrasah yang ia dirikan tersebut dari sisi pembelajaran lebih maju dibanding madrasah lain yang ada di Kabupaten Labuhanbatu, umumnya Sumatera Utara, baik dari segi sarana dan metode pembelajaran. Madrasah Ittihadul Wathaniyah, sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam, pada masanya telah memiliki ruang belajar, meja belajar, dan alat tulis yang terbilang lengkap, sedangkan yang lainnya masih bentuk halaqoh-halaqoh. Ia juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang ikut serta memperjuangkan pendidikan Islam dari aturan ordinansi Belanda yang mengekang pendidikan Islam di Sumatera Utara. \u0000Abstract: Shaykh Abdul Wahab Sei Lumut who was born in 1864 is a scholar and figure who contributed to Islamic education in North Sumatra. His contribution was in the form of the establishment of Madrasa Ittihadul Wathaniyah, one of the first madrasas to be established in North Sumatra, precisely in the coastal area of Panai Hilir District, Labuhanbatu Regency, North Sumatra. It is known that the Madrasa he founded is more advanced in terms of learning than other madrasas in Labuhanbatu Regency, generally North Sumatra, both in terms of facilities and learning methods. Madrasah Ittihadul Wathaniyah, as an Islamic educational institution, in its time had a complete study room, study table, and writing utensils, while the others were still in the form of halaqoh-halaqoh. He is also known as one of the figures who participated in the struggle for Islamic education from the Dutch ordinance rules that curbed Islamic education in North Sumatra","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43961074","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-27DOI: 10.21274/taalum.2022.10.2.160-190
Wan Muhammad Fariq
Muhammad ‘Abid Al-Jabiri dikenal sebagai pemikir wacana keislaman kontemporer yang banyak menghasilkan banyak karya berkaitan dengan studi pemikiran Islam, filsafat, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, pemikirannya penuh dengan kritik kontstruktif terhadap pemikiran Islam Tradisionalis-Konservatif. Berbicara tentang diskursus pendidikan, ia pernah membahas tentang sistem pendidikan di Maroko yang dianggap masih mempertahankan sistem tradisionalis dan sudah tidak relevan dengan konteks kekinian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Muhammad ‘Abid Al-Jabiri dan relevansinya terhadap pendidikan saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data yaitu pengutipan dari buku, jurnal, berita dan hasil penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pemikiran Muhammad ‘Abid Al-Jabiri tentang definisi, tujuan, metode, materi, evaluasi dan solusi dalam pengembangan pendidikan relevan dengan konteks pendidikan saat ini.
{"title":"PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF MUHAMMAD ‘ABID AL-JABIRI","authors":"Wan Muhammad Fariq","doi":"10.21274/taalum.2022.10.2.160-190","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.2.160-190","url":null,"abstract":"Muhammad ‘Abid Al-Jabiri dikenal sebagai pemikir wacana keislaman kontemporer yang banyak menghasilkan banyak karya berkaitan dengan studi pemikiran Islam, filsafat, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, pemikirannya penuh dengan kritik kontstruktif terhadap pemikiran Islam Tradisionalis-Konservatif. Berbicara tentang diskursus pendidikan, ia pernah membahas tentang sistem pendidikan di Maroko yang dianggap masih mempertahankan sistem tradisionalis dan sudah tidak relevan dengan konteks kekinian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran Muhammad ‘Abid Al-Jabiri dan relevansinya terhadap pendidikan saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Teknik pengumpulan data yaitu pengutipan dari buku, jurnal, berita dan hasil penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa pemikiran Muhammad ‘Abid Al-Jabiri tentang definisi, tujuan, metode, materi, evaluasi dan solusi dalam pengembangan pendidikan relevan dengan konteks pendidikan saat ini.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45028230","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.21274/taalum.2022.10.1.20-42
Ahmad Syafaul Hisyam Izzulloh, Amrullah Ali Moebin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses digitalisasi dakwah yang terjadi di pondok pesantren Darul Ulum Jombang saat pandemi Covid-19 terjadi. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data dari penelitian ini adalah pengurus pesantren serta dokumen yang ada pada media sosial dan website. Pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara dengan pengurus pesantren dan observasi pada website serta media sosialnya. Analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Sedangkan, proses pengecekan keabsahannya dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum memanfaatkan sosial media sebagai media untuk berdakwah di era pandemi. Website resmi Pondok digunakan untuk memberikan informasi seputar pondok, sedangkan kegiatan istighosah, tahlil, dan mauidhoh hasanah dalam memperingati hari besar menggunakan media aplikasi tatap muka, seperti Zoom dan googlemeet. Minimnya pengetahuan dan wawasan kiai dan jajarannya seputar media digital dan cara membuat konten yang kreatif menjadi kendala bagi Pondok Pesantren Darul Ulum dalam berdakwah. Oleh karenanya, dalam menerapkan digitalisasi dakwah diperlukan sebuah perencanaan yang matang, keseimbangan unsur dakwah, dan identifikasi mengenai faktor penghambat dan pendukung terlaksananya digitalisasi dakwah.
{"title":"DIGITALISASI DAKWAH PONDOK PESANTREN SAAT PANDEMI COVID 19","authors":"Ahmad Syafaul Hisyam Izzulloh, Amrullah Ali Moebin","doi":"10.21274/taalum.2022.10.1.20-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2022.10.1.20-42","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses digitalisasi dakwah yang terjadi di pondok pesantren Darul Ulum Jombang saat pandemi Covid-19 terjadi. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data dari penelitian ini adalah pengurus pesantren serta dokumen yang ada pada media sosial dan website. Pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara dengan pengurus pesantren dan observasi pada website serta media sosialnya. Analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Sedangkan, proses pengecekan keabsahannya dengan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pondok Pesantren Darul Ulum memanfaatkan sosial media sebagai media untuk berdakwah di era pandemi. Website resmi Pondok digunakan untuk memberikan informasi seputar pondok, sedangkan kegiatan istighosah, tahlil, dan mauidhoh hasanah dalam memperingati hari besar menggunakan media aplikasi tatap muka, seperti Zoom dan googlemeet. Minimnya pengetahuan dan wawasan kiai dan jajarannya seputar media digital dan cara membuat konten yang kreatif menjadi kendala bagi Pondok Pesantren Darul Ulum dalam berdakwah. Oleh karenanya, dalam menerapkan digitalisasi dakwah diperlukan sebuah perencanaan yang matang, keseimbangan unsur dakwah, dan identifikasi mengenai faktor penghambat dan pendukung terlaksananya digitalisasi dakwah.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}