Pub Date : 2021-06-25DOI: 10.21274/taalum.2021.9.1.91-109
I’anatut Thoifah, Zulfikar Yusuf, Saeful Biantoro
This study aims to determine the achievement of the SLQ program in improving the ability to read Qur’an students of the Islamic Religious Education Program, University Muhammadiyah of Malang. This study uses a descriptive qualitative approach with data analysis of Miles, Huberman and Saldana, namely data condensation where the data is adjusted to the needs and simplified by a percentage to make it easier to read the results, then display and conclusions / verification. The results of this study indicate the achievement of the SLQ program in improving reading Qur’an students of Islamic Religious Education Program consists of five components with a very varied increase, the highest score is dominated by a percentage of 31% PAI students are able to read al Qur'an with makharijul huruf, tajwid and sifatul huruf, in addition to the overall percentage SLQ achievement in improving the Qur’an reading skills of students PAI is 88.28% from100%, then 11.72% are students of PAI did not experience increase in ability from the first abilities possessed during the SLQ activities.
{"title":"KETERCAPAIAN PROGRAM SLQ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN MAHASISWA PAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG","authors":"I’anatut Thoifah, Zulfikar Yusuf, Saeful Biantoro","doi":"10.21274/taalum.2021.9.1.91-109","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2021.9.1.91-109","url":null,"abstract":"This study aims to determine the achievement of the SLQ program in improving the ability to read Qur’an students of the Islamic Religious Education Program, University Muhammadiyah of Malang. This study uses a descriptive qualitative approach with data analysis of Miles, Huberman and Saldana, namely data condensation where the data is adjusted to the needs and simplified by a percentage to make it easier to read the results, then display and conclusions / verification. The results of this study indicate the achievement of the SLQ program in improving reading Qur’an students of Islamic Religious Education Program consists of five components with a very varied increase, the highest score is dominated by a percentage of 31% PAI students are able to read al Qur'an with makharijul huruf, tajwid and sifatul huruf, in addition to the overall percentage SLQ achievement in improving the Qur’an reading skills of students PAI is 88.28% from100%, then 11.72% are students of PAI did not experience increase in ability from the first abilities possessed during the SLQ activities.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47576985","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-25DOI: 10.21274/taalum.2021.9.1.30-52
Ervan Choirul Anwar
Indonesia. Pemetaan dalam pembahasan artikel ini meliputi tema-tema yang sering digunakan dalam penelitian sebelumnya dan implementasi pendidikan toleransi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif literature review dengan pendekatan Systematic Review. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Google Schoolar dengan memasukkan kata kunci “Pendidikan Toleransi” dan terbatas pada artikel yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir (2015-2020). Artikel tersebut kemudian diolah untuk memetakan tema-tema yang sering digunakan oleh peneliti sebelumnya. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang aspek fokus kajian, metode, dan model pelaksanaan pendidikan toleransi di Indonesia. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa penelitian dengan topik pendidikan toleransi telah banyak dilakukan di sekolah dan pesantren. Kajian lebih banyak dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan toleransi dengan pendidikan agama. Sementara itu, penguatan pendidikan toleransi dengan nasionalisme atau kebangsaan masih kecil. Selain itu, topik pendidikan toleransi di masyarakat belum terlalu banyak dipelajari. Sementara itu, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, pondok pesantren dan masyarakat dilakukan dengan menggunakan empat pendekatan. Pertama, integrasi pendidikan toleransi dengan pendidikan multikultural. Kedua, integrasi pendidikan toleransi dengan Pendidikan Agama Islam. Ketiga, integrasi pendidikan toleransi dengan pembelajaran. Keempat, suri tauladan kyai. Kata Kunci : Pendidikan, Toleransi, Indonesia
{"title":"STUDI KRITIS PENDIDIKAN TOLERANSI DI INDONESIA","authors":"Ervan Choirul Anwar","doi":"10.21274/taalum.2021.9.1.30-52","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2021.9.1.30-52","url":null,"abstract":"Indonesia. Pemetaan dalam pembahasan artikel ini meliputi tema-tema yang sering digunakan dalam penelitian sebelumnya dan implementasi pendidikan toleransi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif literature review dengan pendekatan Systematic Review. Pengumpulan data dilakukan menggunakan Google Schoolar dengan memasukkan kata kunci “Pendidikan Toleransi” dan terbatas pada artikel yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir (2015-2020). Artikel tersebut kemudian diolah untuk memetakan tema-tema yang sering digunakan oleh peneliti sebelumnya. Kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran tentang aspek fokus kajian, metode, dan model pelaksanaan pendidikan toleransi di Indonesia. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa penelitian dengan topik pendidikan toleransi telah banyak dilakukan di sekolah dan pesantren. Kajian lebih banyak dilakukan dengan mengintegrasikan pendidikan toleransi dengan pendidikan agama. Sementara itu, penguatan pendidikan toleransi dengan nasionalisme atau kebangsaan masih kecil. Selain itu, topik pendidikan toleransi di masyarakat belum terlalu banyak dipelajari. Sementara itu, pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, pondok pesantren dan masyarakat dilakukan dengan menggunakan empat pendekatan. Pertama, integrasi pendidikan toleransi dengan pendidikan multikultural. Kedua, integrasi pendidikan toleransi dengan Pendidikan Agama Islam. Ketiga, integrasi pendidikan toleransi dengan pembelajaran. Keempat, suri tauladan kyai. \u0000 \u0000Kata Kunci : Pendidikan, Toleransi, Indonesia","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49496461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-25DOI: 10.21274/taalum.2021.9.1.53-90
Hanifatus sholihah
Abstrak: Memperoleh pendidikan merupakan salah satu hak anak. Pada masa pandemi Covid-19, proses pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring (online). Dalam proses ini, terjadi beberapa kasus kekerasan terhadap anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemenuhan hak-hak pendidikan anak dan bagaimana perlindungan anak dari tindak kekerasan pada masa pandemi Covid-19 dalam perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, khususnya pasal 50 dan 54. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket melalui google form, yang disebarkan via whatsapp. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah orang tua siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dengan mengambil 227 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak-hak anak dalam bidang pendidikan pada masa pandemi Covid-19, pada jenjang pendidikan SD/MI di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, sangat baik dengan perolehan nilai rata-rata yang termasuk kategori sangat tinggi. Namun, perlindungan anak dari tindakan kekerasan, baik fisik maupun psikis, belum sepenuhnya terpenuhi. Meskipun dengan jumlah kasus yang tidak terkategori tinggi, tindakan kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun, merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan dan harus dicegah. Abstract: Obtaining education is one of the rights of children. During the Covid-19 pandemic, the learning process in schools was carried out online. In this process, several cases of violence against children occurred. Therefore, this study aims to find out how to fulfill children's education rights and how to protect children from violence during the Covid-19 pandemic in the perspective of Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection, particularly articles 50 and 54. The method used is used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. Data collection was carried out by distributing questionnaires via a google form, which was distributed via WhatsApp. The subjects used in this study were the parents of students of the Elementary School / Madrasah Ibtidaiyah Kota and Tasikmalaya Regency by taking 227 respondents. The results showed that the fulfillment of children's rights in the education sector during the Covid-19 pandemic, at the SD / MI education level in the City and District of Tasikmalaya, was very good with the acquisition of an average score which was in the very high category. However, child protection from acts of violence, both physical and psychological, has not been fully fulfilled. Even with the number of cases that are not categorized as high, acts of violence against children in any form are something that is not justified and must be prevented.
{"title":"PEMENUHAN HAK-HAK PENDIDIKAN ANAK PADA MASA PANDEMI COVID-19 PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK","authors":"Hanifatus sholihah","doi":"10.21274/taalum.2021.9.1.53-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2021.9.1.53-90","url":null,"abstract":"Abstrak: Memperoleh pendidikan merupakan salah satu hak anak. Pada masa pandemi Covid-19, proses pembelajaran di sekolah dilakukan secara daring (online). Dalam proses ini, terjadi beberapa kasus kekerasan terhadap anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemenuhan hak-hak pendidikan anak dan bagaimana perlindungan anak dari tindak kekerasan pada masa pandemi Covid-19 dalam perspektif Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, khususnya pasal 50 dan 54. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran angket melalui google form, yang disebarkan via whatsapp. Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah orang tua siswa Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dengan mengambil 227 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak-hak anak dalam bidang pendidikan pada masa pandemi Covid-19, pada jenjang pendidikan SD/MI di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, sangat baik dengan perolehan nilai rata-rata yang termasuk kategori sangat tinggi. Namun, perlindungan anak dari tindakan kekerasan, baik fisik maupun psikis, belum sepenuhnya terpenuhi. Meskipun dengan jumlah kasus yang tidak terkategori tinggi, tindakan kekerasan terhadap anak dalam bentuk apapun, merupakan sesuatu yang tidak dibenarkan dan harus dicegah. \u0000 \u0000Abstract: Obtaining education is one of the rights of children. During the Covid-19 pandemic, the learning process in schools was carried out online. In this process, several cases of violence against children occurred. Therefore, this study aims to find out how to fulfill children's education rights and how to protect children from violence during the Covid-19 pandemic in the perspective of Law Number 23 of 2002 concerning Child Protection, particularly articles 50 and 54. The method used is used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. Data collection was carried out by distributing questionnaires via a google form, which was distributed via WhatsApp. The subjects used in this study were the parents of students of the Elementary School / Madrasah Ibtidaiyah Kota and Tasikmalaya Regency by taking 227 respondents. The results showed that the fulfillment of children's rights in the education sector during the Covid-19 pandemic, at the SD / MI education level in the City and District of Tasikmalaya, was very good with the acquisition of an average score which was in the very high category. However, child protection from acts of violence, both physical and psychological, has not been fully fulfilled. Even with the number of cases that are not categorized as high, acts of violence against children in any form are something that is not justified and must be prevented. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45020565","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-25DOI: 10.21274/taalum.2021.9.1.1-29
Torikhul Wasyik, Imam Syafi'i
Abstrak: Dalam kondisi pandemi covid-19 yang tidak menentu menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran. Madrasah Aliyah Bilingual adalah salah satu Madrasah yang melakukan inovasi pembelajaran yang di sesuaikan dengan keadaan di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran Luar kelas dengan model contextual Teaching and learning (CTL) di era Covid-19. Metode penelitian adalah metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis yang di gunakan adalah studi content analysis yaitu penelitian yang melakukan pembahasan dari sebuah informasi tertulis secara dalam. Adapun subyek yang digunakan dalam penelitian adalah Kepala sekolah, waka kurikulum, Guru , dan 3 siswa. Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi pembelajaran pada masa pandemi di Madrasah Aliyah Bilingual terbagi terbagi menjadi dua masa yaitu Pandemi I dan masa Pandemi II.Pada msa Pandemi I pembelajarannaya masih berjalan normal, hanya tetap memakai standar protokol kesehatan. Sedangkan pembelajaran pada masa Pandemi II adalah pembelajaran dengan model Contextual Teaching and learning (CTL) yang terdiri dari 7 elemen yaitu siswa melakukan kontruksi, memiliki inquiry, bertanya, model masyarakat belajar, guru enjadi model,refleksi kegiatan,penilaian obyektif. Dan hasilnya pembelajaran masa pandemi tetap berjalan dengan baik. Kata kunci : Pembelajaran, Luar kelas, CTL
{"title":"IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DI LUAR KELAS ERA COVID-19 MADRASAH ALIYAH BILINGUAL KRIAN SIDOARJO","authors":"Torikhul Wasyik, Imam Syafi'i","doi":"10.21274/taalum.2021.9.1.1-29","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2021.9.1.1-29","url":null,"abstract":"Abstrak: Dalam kondisi pandemi covid-19 yang tidak menentu menuntut adanya perubahan dalam proses pembelajaran. Madrasah Aliyah Bilingual adalah salah satu Madrasah yang melakukan inovasi pembelajaran yang di sesuaikan dengan keadaan di masa pandemi Covid-19. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui implementasi metode pembelajaran Luar kelas dengan model contextual Teaching and learning (CTL) di era Covid-19. Metode penelitian adalah metode diskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data adalah dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis yang di gunakan adalah studi content analysis yaitu penelitian yang melakukan pembahasan dari sebuah informasi tertulis secara dalam. Adapun subyek yang digunakan dalam penelitian adalah Kepala sekolah, waka kurikulum, Guru , dan 3 siswa. Hasil penelitian membuktikan bahwa implementasi pembelajaran pada masa pandemi di Madrasah Aliyah Bilingual terbagi terbagi menjadi dua masa yaitu Pandemi I dan masa Pandemi II.Pada msa Pandemi I pembelajarannaya masih berjalan normal, hanya tetap memakai standar protokol kesehatan. Sedangkan pembelajaran pada masa Pandemi II adalah pembelajaran dengan model Contextual Teaching and learning (CTL) yang terdiri dari 7 elemen yaitu siswa melakukan kontruksi, memiliki inquiry, bertanya, model masyarakat belajar, guru enjadi model,refleksi kegiatan,penilaian obyektif. Dan hasilnya pembelajaran masa pandemi tetap berjalan dengan baik. \u0000 \u0000Kata kunci : Pembelajaran, Luar kelas, CTL","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42303498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract : This library research study attempts to answer two questions. First, how had KH. Wahid Hasyim thought about character education? Second, how the character implementation likes reading according to KH. Wahid Hasyim on the current condition of reading power in Indonesia, especially madrasa students? Through inductive analysis, two findings are produced. First, there are eight character values that educated by KH. Wahid Hasyim. The eight values are religious, tolerance, self-attendance, democratic, nationalism, love for the motherland, friendly or communicative, and fond of reading. The second finding in this study, that the fondness of reading KH. Wahid Hasyim is in line with what is contained in the Law on the National Education System (National Education System) No. 20 of 2003 article 4 paragraph 5 which explains that education is carried out by developing a culture of reading, writing and arithmetic for all citizens. Also in line with the command of Allah in the teachings of Islam contained in the first revelation that is "Read in the name of your Lord who created," (Surah Al-'Alaq 96: Verse 1)
{"title":"MENANAMKAN TRADISI MEMBACA PADA SISWA MENURUT PANDANGAN KH. WAHID HASYIM DALAM MENJAWAB TANTANGAN ERA INDUSTRI 4.0","authors":"Zaenani Nani Qodriyatun, Muqowim Muqowim, Radjasa Radjasa","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.267-285","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.267-285","url":null,"abstract":"Abstract : This library research study attempts to answer two questions. First, how had KH. Wahid Hasyim thought about character education? Second, how the character implementation likes reading according to KH. Wahid Hasyim on the current condition of reading power in Indonesia, especially madrasa students? Through inductive analysis, two findings are produced. First, there are eight character values that educated by KH. Wahid Hasyim. The eight values are religious, tolerance, self-attendance, democratic, nationalism, love for the motherland, friendly or communicative, and fond of reading. The second finding in this study, that the fondness of reading KH. Wahid Hasyim is in line with what is contained in the Law on the National Education System (National Education System) No. 20 of 2003 article 4 paragraph 5 which explains that education is carried out by developing a culture of reading, writing and arithmetic for all citizens. Also in line with the command of Allah in the teachings of Islam contained in the first revelation that is \"Read in the name of your Lord who created,\" (Surah Al-'Alaq 96: Verse 1) ","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45325669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.21274/taalum.2020.8.2.286-308
Rusnadi Muhammad, M. Arif, Rido Kurniato
Abstract The thesis is written with the purpose to understand the thinking of Ibn Sahnun about the ethics of teachers and its relevance to the teacher’s code of ethics act in Indonesia. The ethics of a teacher is a major element in educational activities, because education is not only a transfer of knowledge but also a transfer of value. Embedded ethics within the teacher, make it easier to implement their obligations in the process of education, thus to achieve the purpose of education. The study is also expected to provide useful information for the advancement of Islamic education. Furthermore, it also provides a fresh perspective and improve the quality of education in Indonesia. The research is using qualitative approach with literature research (library research) and the source of data the is the primary and secondary data. Data collection technique is done with the documentation. The data analysis technique used is the descriptive analysis and content analysis. While validity test used an adequate reference and discussion with colleagues (focus group discussion). The results showed that the ethics of teachers, according to Ibn Sahnun is an attitude reflected on the teachings of Islam according to the Qur’an and Hadith, then those behaviours applied in the teaching of the student. Behaviours of teachers are: 1. Fair and do not discriminate between students, 2. Be cautious to God, 3. Sincere and receive wages properly, 3. Being a role model and always give the guidance to the students. Thus, the relevancies between Ibn Sahnun’s thinking and code of ethics act of the teacher are 1. Teacher’s ethic a stable emotional and adults towards the students, 2. Teacher’s ethic Wise and dignified towards the students, 3. Teacher’s ethic a Role model and sincerity towards the students. Keywords: Ethics Teachers, Ibn Sahnun, Act Code of Conduct Teachers. Abstrak Tesis ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui pemikiran Ibnu Sahnun tentang etika guru serta relevansinya dengan undang-undang kode etik guru di Indonesia. Etika seorang guru merupakan unsur utama dalam kegiatan pendidikan, karena pendidikan tidak hanya transfer of knowledge tapi juga transfer of value. Dengan tertanamnya etika dalam diri seorang guru, mempermudahkan ia melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam proses pendidikan, sehingga dapat terwujudnya tujuan pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sebuah infomasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Islam. Selain itu juga dapat memberikan sebuah pandangan baru dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia khususnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis isi (content analisis). Sementara teknik keabsahan data data dilakukan
摘要本文的写作目的是了解伊本·萨农关于教师伦理的思想及其与印度尼西亚教师道德准则行为的相关性。教师的师德是教育活动中的一个重要因素,因为教育不仅是知识的传递,也是价值的传递。将师德嵌入教师的内心,使其在教育过程中更容易履行自己的义务,从而达到教育的目的。这项研究也有望为促进伊斯兰教育提供有用的信息。此外,它还提供了一个新的视角,提高了印尼的教育质量。本研究采用文献研究法(图书馆研究法),资料来源为一手资料和第二手资料。数据收集技术是通过文档完成的。使用的数据分析技术是描述性分析和内容分析。而效度测试采用了充分的参考和与同事的讨论(焦点小组讨论)。结果表明,根据伊本·萨赫农的说法,教师的道德是根据《古兰经》和《圣训》反映伊斯兰教教义的一种态度,然后将这些行为应用于学生的教学中。教师的行为表现为:1。2、公平和不歧视学生。你要向神谨慎。2 .诚信守信,领工资得当;以身作则,随时为学生提供指导。因此,伊本·萨赫农的思想与教师道德行为规范的相关性为1。教师伦理对学生的稳定情感和成人;2、教师的伦理道德:对学生要有智慧和尊严;师德师德,以身作则,真诚对待学生。关键词:伦理教师,伊本·沙赫农,行为准则教师。【摘要】论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:论文题目:Etika seorang guru merupakan unsur utama dalam kegiatan pendidikan, karena pendidikan tidak hanya知识转移tapi juga价值转移。Dengan tertanamnya etika dalam diri seorang guru, mepermudahkan ia melaksanakan kewajiban- kewajibanya dalam提议pendidikan, sehinga dapat terwujudnya tujuan pendidikan。Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sebuah infomasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Islam。Selain itu juga dapat memberikan sebuah pandangan baru dan memberperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia khususnya。中文:Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis Penelitian kepustakaan。Dan sum data (Dan sum data)数据,数据,数据,数据,文件。适应技术分析的数据yang digunakan adalah分析桌面文件dan analysis isi(内容分析)。Sementara teknik keabsahan数据数据dilakukan dengan kecukupan referensi数据丹diskusi dengan毯螅sejawat(脱硫)。哈西尔penelitian menunjukkan bahwa etika guru menurut Ibnu Sahnu adaluah priilaku guru dicerminkan dari ajaran-ajaran伊斯兰教(menurut al- quuran dan Hadist, kemudian priilaku tersebut diaplikaskan dalam berhubungan dengan peserta didik)。Diantara prilaku guru tersebut adalah: 1。2. Berlaku adil dan tidak melakukan diskriminasi terhadap anak didik。Bertakwa kepada Allah, 3岁。Menanamkan sikap ikhlas dan diperbolehkan menerima upah, danke 3。Menjadi uswah hasanah serta senantiasa成员,perhatian kepada anak didik。Disamping itu, adanya relevansi antara pemikiran Ibnu Sahnun dan Undang-Undang Kode Etik Guru。1.中国农业大学学报。埃蒂卡大师邓根回忆说,情绪杨稳定,丹·德瓦萨特,2岁。Etika guru yang arif, bijak, dan berwibawa terhadap anak didik, 3岁。Etika guru yang menjadi Suri tauladan dan menanamkan sikap ikhlas terhadap anak didik Kata Kunci: Etika guru, Ibnu Sahnun, Undang-Undang Kode Etik guru。
{"title":"PEMIKIRAN IBNU SAHNUN TENTANG ETIKA PROFESI GURU DAN RELEVANSINYA DENGAN UNDANG-UNDANG KODE ETIK PROFESI GURU","authors":"Rusnadi Muhammad, M. Arif, Rido Kurniato","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.286-308","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.286-308","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The thesis is written with the purpose to understand the thinking of Ibn Sahnun about the ethics of teachers and its relevance to the teacher’s code of ethics act in Indonesia. The ethics of a teacher is a major element in educational activities, because education is not only a transfer of knowledge but also a transfer of value. Embedded ethics within the teacher, make it easier to implement their obligations in the process of education, thus to achieve the purpose of education. The study is also expected to provide useful information for the advancement of Islamic education. Furthermore, it also provides a fresh perspective and improve the quality of education in Indonesia. The research is using qualitative approach with literature research (library research) and the source of data the is the primary and secondary data. Data collection technique is done with the documentation. The data analysis technique used is the descriptive analysis and content analysis. While validity test used an adequate reference and discussion with colleagues (focus group discussion). The results showed that the ethics of teachers, according to Ibn Sahnun is an attitude reflected on the teachings of Islam according to the Qur’an and Hadith, then those behaviours applied in the teaching of the student. Behaviours of teachers are: 1. Fair and do not discriminate between students, 2. Be cautious to God, 3. Sincere and receive wages properly, 3. Being a role model and always give the guidance to the students. Thus, the relevancies between Ibn Sahnun’s thinking and code of ethics act of the teacher are 1. Teacher’s ethic a stable emotional and adults towards the students, 2. Teacher’s ethic Wise and dignified towards the students, 3. Teacher’s ethic a Role model and sincerity towards the students. \u0000Keywords: Ethics Teachers, Ibn Sahnun, Act Code of Conduct Teachers. \u0000 \u0000Abstrak \u0000Tesis ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui pemikiran Ibnu Sahnun tentang etika guru serta relevansinya dengan undang-undang kode etik guru di Indonesia. Etika seorang guru merupakan unsur utama dalam kegiatan pendidikan, karena pendidikan tidak hanya transfer of knowledge tapi juga transfer of value. Dengan tertanamnya etika dalam diri seorang guru, mempermudahkan ia melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam proses pendidikan, sehingga dapat terwujudnya tujuan pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sebuah infomasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan Islam. Selain itu juga dapat memberikan sebuah pandangan baru dan memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia khususnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan (library research). Dan sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis isi (content analisis). Sementara teknik keabsahan data data dilakukan ","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67938739","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.21274/taalum.2020.8.2.309-332
Agus Widodo, Saifudin Zuhri, Djani Djani
Budaya organisasi pada tataran sekolah memerlukan pemimpin yang berkemampuan memobilisasi perkembangan dan perubahan yaitu melakukan kegiatan kreatif, menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam pengajaran agar pembelajaran bermakna dan melahirkan pendidikan yang berkualitas. Berkenaan dengan hal tersebut maka diperlukan kepemimpinan transformatif sebagai upaya untuk menghasilkan pendidikan yang mampu berdaya saing dan menghasilkann peserta didik yang mempunyai integritas kepribadian, sikap disiplin, kreatif, inovatif, dan kompetitif. Profesionalitas kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin transformasional perlu memiliki kompetensi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Strategi Pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif Kepala MI Perwanida Kota Blitar dan SD Islam Al Munawar Tulungagung dalam meningkatkan kebijakan daya saing pendidikan di lembaganya: (1) Di lembaga Madrasah/sekolah terjadi adanya kerjasama dengan wakil-wakilnya, guru-guru, dan staf dalam kerja tim (team work), sehingga memungkinkan terlaksananya peran kepemimpinan tim (team leadership); (2) Di lembaga Madrasah/sekolah terjadi adanya peningkatan motivasi dan membangkitkan gairah kerja guru yang diorientasikan pada terciptanya pertumbuhan personal dan profesional guru (personal and professional growth), sehingga memungkinkan terlaksananya peran kepemimpinan supervisi (supervisory leadership); (3) Di lembaga madrasah tercipta penataan organisasi madrasah, iklim hubungan yang bersifat loose coupling, dan mengubah struktur dan iklim birokrasi menjadi menyenangkan (comfortable bureaucracy) atau profesional (professional bureaucracy) sehingga memungkinkan terlaksanya peran kepemimpinan organisasional (organizational leadership).
{"title":"IMPLEMENTASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF DALAM PENINGKATKAN DAYA SAING PENDIDIKAN","authors":"Agus Widodo, Saifudin Zuhri, Djani Djani","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.309-332","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.309-332","url":null,"abstract":"Budaya organisasi pada tataran sekolah memerlukan pemimpin yang berkemampuan memobilisasi perkembangan dan perubahan yaitu melakukan kegiatan kreatif, menemukan strategi, metode, cara-cara, atau konsep-konsep yang baru dalam pengajaran agar pembelajaran bermakna dan melahirkan pendidikan yang berkualitas. \u0000Berkenaan dengan hal tersebut maka diperlukan kepemimpinan transformatif sebagai upaya untuk menghasilkan pendidikan yang mampu berdaya saing dan menghasilkann peserta didik yang mempunyai integritas kepribadian, sikap disiplin, kreatif, inovatif, dan kompetitif. Profesionalitas kepemimpinan pendidikan sebagai pemimpin transformasional perlu memiliki kompetensi, transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. \u0000Strategi Pelaksanaan Kepemimpinan Transformatif Kepala MI Perwanida Kota Blitar dan SD Islam Al Munawar Tulungagung dalam meningkatkan kebijakan daya saing pendidikan di lembaganya: (1) Di lembaga Madrasah/sekolah terjadi adanya kerjasama dengan wakil-wakilnya, guru-guru, dan staf dalam kerja tim (team work), sehingga memungkinkan terlaksananya peran kepemimpinan tim (team leadership); (2) Di lembaga Madrasah/sekolah terjadi adanya peningkatan motivasi dan membangkitkan gairah kerja guru yang diorientasikan pada terciptanya pertumbuhan personal dan profesional guru (personal and professional growth), sehingga memungkinkan terlaksananya peran kepemimpinan supervisi (supervisory leadership); (3) Di lembaga madrasah tercipta penataan organisasi madrasah, iklim hubungan yang bersifat loose coupling, dan mengubah struktur dan iklim birokrasi menjadi menyenangkan (comfortable bureaucracy) atau profesional (professional bureaucracy) sehingga memungkinkan terlaksanya peran kepemimpinan organisasional (organizational leadership).","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44841052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-29DOI: 10.21274/taalum.2020.8.2.353-376
Ica Putri Cahayaningsih
Analysis of the items is adjusted to the material provided in the textbook, whether the questions available in the book or not, because in some cases it not in accordance with the questions. in addition the authors, also analyzed the items contained in the book with HOTS qualification categories based on Bloom’s Taxonomy. this study aims to describe wether the questions presented in thr studebt book (BSE) History of Islamic culture class IV curriculum 2013 published by Ministry of Religion in 2014 aew in accordance with the level HOTS category in Bloom’s Taxonomy. The data analyzed in this study are the study questions presented in the student’s book. The analysis technique used in the research is descriptive statistical analysis and with resulting data in the form of percentages. The result of the analysis in this study indicate that the questions contained in the SKI student book are presented with the proportion (1) 78% of questions in LOTS category, (2) 21% of questions in the MOTS category, and (3)1% of questions in the HOTS category. Thus, it can be concluded that the questions prsentes in the SKI student book are not ideal as matter of practice.
{"title":"ANALISIS SOAL SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MI KELAS IV PERSPEKTIF HOTS","authors":"Ica Putri Cahayaningsih","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.353-376","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.353-376","url":null,"abstract":"Analysis of the items is adjusted to the material provided in the textbook, whether the questions available in the book or not, because in some cases it not in accordance with the questions. in addition the authors, also analyzed the items contained in the book with HOTS qualification categories based on Bloom’s Taxonomy. this study aims to describe wether the questions presented in thr studebt book (BSE) History of Islamic culture class IV curriculum 2013 published by Ministry of Religion in 2014 aew in accordance with the level HOTS category in Bloom’s Taxonomy. The data analyzed in this study are the study questions presented in the student’s book. The analysis technique used in the research is descriptive statistical analysis and with resulting data in the form of percentages. The result of the analysis in this study indicate that the questions contained in the SKI student book are presented with the proportion (1) 78% of questions in LOTS category, (2) 21% of questions in the MOTS category, and (3)1% of questions in the HOTS category. Thus, it can be concluded that the questions prsentes in the SKI student book are not ideal as matter of practice.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41617535","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.21274/taalum.2020.8.2.222-245
Azam Syukur Rahmatullah, Halim Purnomo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kenakalan-kenakalan apa saja yang terjadi di pesantren, dan hasil penemuan penelitian dapat mengklasifikasikan jenis-jenis kenakalan remaja kaum santri di pesantren. Jenis penelitian ini adalah penelitian kenakalan remaja terjadi di manapun dan dalam situasi apapun, termasuk di ranah pesantren. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku-perilaku santri terkadang nganeh-nganehi dan bisa dikatakan menyimpang dari aturan kepesantrenan. Hal yang demikian adalah fakta dan nyata. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti berupaya untuk menelaah lebih dalam lagi perihal kenakalan-kenakalan remaja santri yang terjadi di pesantren. Tujuan dari literatur dan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan eksploratif yang mengkaji secara mendalam untuk menemukan hal-hal baru, yang kaitannya dengan kenakalan remaja kaum santri di pesantren. Sedangkan analisisnya menggunakan studi content analysis yakni penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu infomasi tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kenakalan-kenakalan remaja santri antara lain dilihat dari individu santri, lingkungan pesantren dan lingkungan relationship antar santri. Adapun tingkatan kenakalan remaja santri terbagi menjadi tiga yakni kenakalan tingkat bawah, sedang dan tinggi. Sedangkan penanganan yang dilakukan pesantren untuk mengatasi kenakalan remaja santri menggunakan pendekatan antara lain pendekatan hati ke hati (touching heart), pendekatan spiritual-religius, sampai pada pendekatan yang berbasis kedisiplinan yang sifatnya tegas sesuai aturan yang berlaku.
{"title":"KENAKALAN REMAJA KAUM SANTRI DI PESANTREN (TELAAH DESKRIPTIF-FENOMENOLOGIS) ","authors":"Azam Syukur Rahmatullah, Halim Purnomo","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.222-245","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.222-245","url":null,"abstract":"Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kenakalan-kenakalan apa saja yang terjadi di pesantren, dan hasil penemuan penelitian dapat mengklasifikasikan jenis-jenis kenakalan remaja kaum santri di pesantren. Jenis penelitian ini adalah penelitian kenakalan remaja terjadi di manapun dan dalam situasi apapun, termasuk di ranah pesantren. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku-perilaku santri terkadang nganeh-nganehi dan bisa dikatakan menyimpang dari aturan kepesantrenan. Hal yang demikian adalah fakta dan nyata. Oleh karena itu, dalam hal ini peneliti berupaya untuk menelaah lebih dalam lagi perihal kenakalan-kenakalan remaja santri yang terjadi di pesantren. Tujuan dari literatur dan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan eksploratif yang mengkaji secara mendalam untuk menemukan hal-hal baru, yang kaitannya dengan kenakalan remaja kaum santri di pesantren. Sedangkan analisisnya menggunakan studi content analysis yakni penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu infomasi tertulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kenakalan-kenakalan remaja santri antara lain dilihat dari individu santri, lingkungan pesantren dan lingkungan relationship antar santri. Adapun tingkatan kenakalan remaja santri terbagi menjadi tiga yakni kenakalan tingkat bawah, sedang dan tinggi. Sedangkan penanganan yang dilakukan pesantren untuk mengatasi kenakalan remaja santri menggunakan pendekatan antara lain pendekatan hati ke hati (touching heart), pendekatan spiritual-religius, sampai pada pendekatan yang berbasis kedisiplinan yang sifatnya tegas sesuai aturan yang berlaku.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46591445","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.21274/taalum.2020.8.2.202-221
B. Ulum
This paper aims to study the storytelling method for early childhood education in the Hadith of the Prophet Muhammad r, where many stories are told by the Prophet which contain educational values. Prophet Muhammad as a great educator realizes that the storytelling method is very effective in instilling faith and character building in children's souls, because in the storytelling method there is an attraction that can touch the souls of listeners/students as if he lives in the story and become one of the actors. The story method in Islamic education has functions and tasks that are not found in other educational methods, it is very effective for attracting the children’s attention and stimulating their brains well, and the story in the Hadith Al-Shareef has features that impact on children's psychology and education which are very strong, clear, and long-term. Therefore, The Prophet Muhammad is the most powerfull model for us in educating our children.
{"title":"METODE KISAH PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM HADITS NABI","authors":"B. Ulum","doi":"10.21274/taalum.2020.8.2.202-221","DOIUrl":"https://doi.org/10.21274/taalum.2020.8.2.202-221","url":null,"abstract":"This paper aims to study the storytelling method for early childhood education in the Hadith of the Prophet Muhammad r, where many stories are told by the Prophet which contain educational values. Prophet Muhammad as a great educator realizes that the storytelling method is very effective in instilling faith and character building in children's souls, because in the storytelling method there is an attraction that can touch the souls of listeners/students as if he lives in the story and become one of the actors. The story method in Islamic education has functions and tasks that are not found in other educational methods, it is very effective for attracting the children’s attention and stimulating their brains well, and the story in the Hadith Al-Shareef has features that impact on children's psychology and education which are very strong, clear, and long-term. Therefore, The Prophet Muhammad is the most powerfull model for us in educating our children.","PeriodicalId":55777,"journal":{"name":"Taallum Jurnal Pendidikan Islam","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47183383","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}