Pub Date : 2022-08-12DOI: 10.24198/focus.v5i1.39484
Fadila Ayu Utami, Hery Wibowo, S. A. Nulhaqim
Anak jalanan menjadi permasalahan sosial tiap tahun di Indonesia, dengan jumlah peningkatan kasusnya yang tidak sedikit. Anak yang putus sekolah dan memilih berkegiatan ekonomi di jalanan, dengan umur yang belum sepantasnya turut menjadi perhatian pemerintah dan lembaga-lembaga sosial dalam melakukan penanganan masalah tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, salah satunya pembentukan rumah singgah bagi anak jalanan dengan mengimplementasikan pelayanan-pelayanan sosial atas dasar kebutuhan permasalahan yang dirasakan sang anak. Pelayanan sosial adalah upaya dalam menolong pihak-pihak yang membutuhkan untuk dapat kembali menjalankan fungsi-fungsi sosial mereka sebagai manusia. Anak-anak jalanan di rumah singgah, akan mendapatkan pelayanan sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Rumah Singgah Dukuh Semar adalah salah satu rumah singgah bagi anak jalanan yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Rumah singgah Dukuh Semar sudah berdiri dari awal tahun 2012 dan sudah berhasil mengembalikan anak jalanan untuk bersekolah dan tidak lagi melanjutkan kegiatan dijalanan seperti yang sebelumnya dilakukan. Pengembalian anak jalanan kesekolah memang tujuan awal dibentuknya rumah singgah ini dan dalam prosesnya untuk mencapai tujuan tersebut, rumah singgah telah bermitra kerja dengan beberapa lembaga-lembaga dalam menjalankan kegiatan pelayanan sosialnya untuk anak-anak.Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar mendapatkan informasi dan data secara lebih mendalam. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada informan, observasi, dokumentasi, dan juga studi pustaka. Penelitian ini membahas mengenai kegiatan pelayanan sosial di rumah singgah pada anak jalanan. Ditemukan hasil dari penelitian ini ialah terdapat kegiatan pelayanan yang dilakukan rumah singgah untuk anak jalanan, yaitu pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan keagamaan, dan pelayanan rekreasi dan hiburan. Dalam mencapai tujuannya untuk dapat mengembalikan anak jalanan ke sekolah, ditemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari tiap pelayanan yang diberikan rumah singgah. Faktor tersebut ialah faktor SDM, faktor keuangan, faktor sarana pra-sarana dll. Pembahasan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pelayanan yang diberikan membuat terlihatnya indikator keberhasilan dari macam-macam kegiatan pelayanan sehingga lebih terurai dalam menjelaskan durasi pemberian layanan, sasaran penerima dan memudahkan untuk mencapai tujuan dalam membuat anak-anak jalanan dapat kembali bersekolah.Kata Kunci: Anak Jalanan, rumah singgah, pelayanan sosial
{"title":"PELAYANAN SOSIAL PADA ANAK JALANAN (STUDI KASUS PELAYANAN DI RUMAH SINGGAH DUKUH SEMAR, KOTA CIREBON)","authors":"Fadila Ayu Utami, Hery Wibowo, S. A. Nulhaqim","doi":"10.24198/focus.v5i1.39484","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.39484","url":null,"abstract":"Anak jalanan menjadi permasalahan sosial tiap tahun di Indonesia, dengan jumlah peningkatan kasusnya yang tidak sedikit. Anak yang putus sekolah dan memilih berkegiatan ekonomi di jalanan, dengan umur yang belum sepantasnya turut menjadi perhatian pemerintah dan lembaga-lembaga sosial dalam melakukan penanganan masalah tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut, salah satunya pembentukan rumah singgah bagi anak jalanan dengan mengimplementasikan pelayanan-pelayanan sosial atas dasar kebutuhan permasalahan yang dirasakan sang anak. Pelayanan sosial adalah upaya dalam menolong pihak-pihak yang membutuhkan untuk dapat kembali menjalankan fungsi-fungsi sosial mereka sebagai manusia. Anak-anak jalanan di rumah singgah, akan mendapatkan pelayanan sosial yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Rumah Singgah Dukuh Semar adalah salah satu rumah singgah bagi anak jalanan yang berada di Kota Cirebon, Jawa Barat. Rumah singgah Dukuh Semar sudah berdiri dari awal tahun 2012 dan sudah berhasil mengembalikan anak jalanan untuk bersekolah dan tidak lagi melanjutkan kegiatan dijalanan seperti yang sebelumnya dilakukan. Pengembalian anak jalanan kesekolah memang tujuan awal dibentuknya rumah singgah ini dan dalam prosesnya untuk mencapai tujuan tersebut, rumah singgah telah bermitra kerja dengan beberapa lembaga-lembaga dalam menjalankan kegiatan pelayanan sosialnya untuk anak-anak.Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar mendapatkan informasi dan data secara lebih mendalam. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara mendalam kepada informan, observasi, dokumentasi, dan juga studi pustaka. Penelitian ini membahas mengenai kegiatan pelayanan sosial di rumah singgah pada anak jalanan. Ditemukan hasil dari penelitian ini ialah terdapat kegiatan pelayanan yang dilakukan rumah singgah untuk anak jalanan, yaitu pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan keagamaan, dan pelayanan rekreasi dan hiburan. Dalam mencapai tujuannya untuk dapat mengembalikan anak jalanan ke sekolah, ditemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari tiap pelayanan yang diberikan rumah singgah. Faktor tersebut ialah faktor SDM, faktor keuangan, faktor sarana pra-sarana dll. Pembahasan faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pelayanan yang diberikan membuat terlihatnya indikator keberhasilan dari macam-macam kegiatan pelayanan sehingga lebih terurai dalam menjelaskan durasi pemberian layanan, sasaran penerima dan memudahkan untuk mencapai tujuan dalam membuat anak-anak jalanan dapat kembali bersekolah.Kata Kunci: Anak Jalanan, rumah singgah, pelayanan sosial","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114987107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.40707
Wildan Muhammad Nur Ikhsan, R. Darwis, M. Zainuddin
Hadirnya program Citarum Harum menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pencemaran di sungai Citarum. Meskipun demikian, pengelolaan bantaran sungai Citarum menjadi tanggungjawab semua pihak masyarakat maupun stakeholder lainnya. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan modal sosial dalam pengelolaan bantaran sungai Citarum yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya. Penelitian dilaksanakan di sektor 7 Kecamatan Baleendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data pada penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan literature review yang meliputi aspek-aspek modal sosial, yaitu; Bonding, Bridging dan Linking social Capital. Wawancara dilakukan dengan pemerintah setempat, lembaga, masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan bantaran Sungai Citarum, dan satuan tugas Citarum Harum. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat beserta stakeholder lain telah mampu memanfaatkan modal sosial yang mereka miliki dalam pengelolaan bantaran sungai melalui Bonding, Bridging dan Lingking, hal ini memberikan dampak yang baik terhadap keberlanjutan pengelolaan bantaran sungai Citarum, Namun salah satu wilayah yakni Rancamanyar belum bisa mengoptimalkan modal sosial yang mereka miliki dikarenakan beberapa hal yang menghambatnya.
{"title":"MODAL SOSIAL DALAM PENGELOLAAN BANTARAN SUNGAI CITARUM SEKTOR 7 KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG","authors":"Wildan Muhammad Nur Ikhsan, R. Darwis, M. Zainuddin","doi":"10.24198/focus.v5i1.40707","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.40707","url":null,"abstract":"Hadirnya program Citarum Harum menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pencemaran di sungai Citarum. Meskipun demikian, pengelolaan bantaran sungai Citarum menjadi tanggungjawab semua pihak masyarakat maupun stakeholder lainnya. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan modal sosial dalam pengelolaan bantaran sungai Citarum yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya. Penelitian dilaksanakan di sektor 7 Kecamatan Baleendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data pada penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan literature review yang meliputi aspek-aspek modal sosial, yaitu; Bonding, Bridging dan Linking social Capital. Wawancara dilakukan dengan pemerintah setempat, lembaga, masyarakat yang terlibat dalam pengelolaan bantaran Sungai Citarum, dan satuan tugas Citarum Harum. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat beserta stakeholder lain telah mampu memanfaatkan modal sosial yang mereka miliki dalam pengelolaan bantaran sungai melalui Bonding, Bridging dan Lingking, hal ini memberikan dampak yang baik terhadap keberlanjutan pengelolaan bantaran sungai Citarum, Namun salah satu wilayah yakni Rancamanyar belum bisa mengoptimalkan modal sosial yang mereka miliki dikarenakan beberapa hal yang menghambatnya.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"144 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123255040","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.39965
Salsabilla Aurelia Pratiwi, Ghea Cantika Noorsyarifa, N. C. Apsari
Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh kekurangannya sumberdaya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat. Kemiskinan merupakan permasalahan yang belum terpecahkan di Indonesia karena terdapat banyak faktor yang melatarbelakanginya. Kemiskinan dibagi kedalam beberapa kelompok yakni diantaranya kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Faktor latar belakang yang menyebabkan munculnya masalah kemiskinan diantaranya kebiasaan buruk yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat dan ketimpangan pendapatan yang didapat oleh masyarakat. Untuk mengatasi kemiskinan perlu adanya upaya dari beberapa pihak seperti para pemangku kebijakan dan profesional salah satunya yakni Pekerja Sosial. Pekerja sosial memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat, hal tersebut berkaitan dengan penelitian dalam penulisan artikel ini mengenai bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui perspektif Pekerja Sosial. Penulisan artikel ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai situasi kemiskinan di Indonesia saat ini dan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui perspektif profesi pekerja sosial.
{"title":"Upaya Penanggulangan Kemiskinan Ekonomi di Indonesia Melalui Perspektif Pekerja Sosial","authors":"Salsabilla Aurelia Pratiwi, Ghea Cantika Noorsyarifa, N. C. Apsari","doi":"10.24198/focus.v5i1.39965","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.39965","url":null,"abstract":"Kemiskinan merupakan suatu kondisi yang diakibatkan oleh kekurangannya sumberdaya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidup serta meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat. Kemiskinan merupakan permasalahan yang belum terpecahkan di Indonesia karena terdapat banyak faktor yang melatarbelakanginya. Kemiskinan dibagi kedalam beberapa kelompok yakni diantaranya kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan kultural dan kemiskinan struktural. Faktor latar belakang yang menyebabkan munculnya masalah kemiskinan diantaranya kebiasaan buruk yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat dan ketimpangan pendapatan yang didapat oleh masyarakat. Untuk mengatasi kemiskinan perlu adanya upaya dari beberapa pihak seperti para pemangku kebijakan dan profesional salah satunya yakni Pekerja Sosial. Pekerja sosial memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat, hal tersebut berkaitan dengan penelitian dalam penulisan artikel ini mengenai bagaimana upaya yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui perspektif Pekerja Sosial. Penulisan artikel ini bertujuan untuk melakukan penelitian mengenai situasi kemiskinan di Indonesia saat ini dan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi permasalahan kemiskinan melalui perspektif profesi pekerja sosial. ","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122726271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.40755
Mochamad Alfaizi Noor Rizkhy, Ahmad Nuruddin Wahyu Utomo, Reza Firmansyah, Mohammad Sahrial Sedi
ABSTRAKBerbagai permasalahan terjadi di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri atau memang alam yang sudah mulai mengikis. Ulah manusia juga hadir dari beberapa perusahaan yang membuat adanya pencemaran lingkungan, udara dan lain sebagainya. Maka peran individu atau sebuah organisasi turut andil dalam menangani permasalahan di Indonesia. Dan dari sanalah lahir sebuah gagasan CSR. CSR merupakan merupakan komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan tanggung jawab kemitraan dari karyawan dan keluarganya, pemerintah, perusahaan komunitas lokal, dan komunitas luas. CSR dapat melakukan dengan pemberdayaan masyarakat setempat secara nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Kata kunci: CSR, Pemberdayaan Masyarakat, Geo Wisata ABSTRACTVarious problems occur in Indonesia, mostly caused by the actions of humans themselves or indeed nature that has begun to erode. Human actions are also present from several companies that make environmental pollution, air and so on. So the role of individuals or an organization contributes to dealing with problems in Indonesia. And that's where the idea of CSR was born. CSR is a business commitment to operate legally and contribute to improving the quality of life and partnership responsibilities of employees and their families, governments, local community companies, and the wider community. CSR can do with the empowerment of the local community in real terms needed by the surrounding community.Key word: CSR, Community empowerment, Geo Tourism
{"title":"PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENGENAI GEO WISATA (Studi Kasus dalam Implementasian CSR PT Geo Dipa)","authors":"Mochamad Alfaizi Noor Rizkhy, Ahmad Nuruddin Wahyu Utomo, Reza Firmansyah, Mohammad Sahrial Sedi","doi":"10.24198/focus.v5i1.40755","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.40755","url":null,"abstract":"ABSTRAKBerbagai permasalahan terjadi di Indonesia, sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri atau memang alam yang sudah mulai mengikis. Ulah manusia juga hadir dari beberapa perusahaan yang membuat adanya pencemaran lingkungan, udara dan lain sebagainya. Maka peran individu atau sebuah organisasi turut andil dalam menangani permasalahan di Indonesia. Dan dari sanalah lahir sebuah gagasan CSR. CSR merupakan merupakan komitmen usaha untuk beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup dan tanggung jawab kemitraan dari karyawan dan keluarganya, pemerintah, perusahaan komunitas lokal, dan komunitas luas. CSR dapat melakukan dengan pemberdayaan masyarakat setempat secara nyata yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Kata kunci: CSR, Pemberdayaan Masyarakat, Geo Wisata ABSTRACTVarious problems occur in Indonesia, mostly caused by the actions of humans themselves or indeed nature that has begun to erode. Human actions are also present from several companies that make environmental pollution, air and so on. So the role of individuals or an organization contributes to dealing with problems in Indonesia. And that's where the idea of CSR was born. CSR is a business commitment to operate legally and contribute to improving the quality of life and partnership responsibilities of employees and their families, governments, local community companies, and the wider community. CSR can do with the empowerment of the local community in real terms needed by the surrounding community.Key word: CSR, Community empowerment, Geo Tourism ","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115339876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.39609
Rosma Alimi, R. Darwis
Peran ganda dan beban ganda pada perempuan dapat menimbulkan terjadinya perubahan kualitas interaksi keluarga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitas interaksi keluarga dengan ibu bekerja yaitu menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Ketika perempuan telah berhasil untuk berpartisipasi di ranah publik, peran sebagai pekerja domestik yaitu mengurus anak dan mengelola rumah tetap menjadi peran yang harus dijalankannya. Upaya perempuan untuk meminimalisir beban ganda dilakukan dengan memindahkan pekerjaan domestik kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. keluarga merupakan sebuah kesatuan, struktur yang mendasari, tujuan, keterlibatan dan efisiensi, kesimbangan, morfostasis dan morfogenesis, boundaries, subsistem, equifinality, dan equipotentiality. Bentuk interaksi antar anggota keluarga merupakan bentuk interaksi yang paling memengaruhi keharmonisan keluarga. Peran domestik telah dijalani oleh perempuan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Data menunjukan bahwa kemampuan perempuan untuk berpartisipasi aktif di ranah publik sudah diakui. Work-Family Conflict atau konflik peran ganda merupakan suatu bentuk konflik peran akibat tekanan peran dari ranah domestik dan publik yang saling bertentangan dalam banyak hal. Peran apa pun yang dijalani oleh individu dan memengaruhi keterlibatan waktu, ketegangan, atau perilaku individu dalam suatu peran maka berpotensi untuk menimbulkan konflik antara peran satu dengan peran lainnya.
{"title":"KUALITAS INTERAKSI KELUARGA DENGAN KONDISI IBU BEKERJA","authors":"Rosma Alimi, R. Darwis","doi":"10.24198/focus.v5i1.39609","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.39609","url":null,"abstract":"Peran ganda dan beban ganda pada perempuan dapat menimbulkan terjadinya perubahan kualitas interaksi keluarga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitas interaksi keluarga dengan ibu bekerja yaitu menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Ketika perempuan telah berhasil untuk berpartisipasi di ranah publik, peran sebagai pekerja domestik yaitu mengurus anak dan mengelola rumah tetap menjadi peran yang harus dijalankannya. Upaya perempuan untuk meminimalisir beban ganda dilakukan dengan memindahkan pekerjaan domestik kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. keluarga merupakan sebuah kesatuan, struktur yang mendasari, tujuan, keterlibatan dan efisiensi, kesimbangan, morfostasis dan morfogenesis, boundaries, subsistem, equifinality, dan equipotentiality. Bentuk interaksi antar anggota keluarga merupakan bentuk interaksi yang paling memengaruhi keharmonisan keluarga. Peran domestik telah dijalani oleh perempuan sejak zaman dahulu hingga saat ini. Data menunjukan bahwa kemampuan perempuan untuk berpartisipasi aktif di ranah publik sudah diakui. Work-Family Conflict atau konflik peran ganda merupakan suatu bentuk konflik peran akibat tekanan peran dari ranah domestik dan publik yang saling bertentangan dalam banyak hal. Peran apa pun yang dijalani oleh individu dan memengaruhi keterlibatan waktu, ketegangan, atau perilaku individu dalam suatu peran maka berpotensi untuk menimbulkan konflik antara peran satu dengan peran lainnya.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131819070","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.39561
Hanifah Fatwa Nadilla, Nunung Nurwati, M. B. Santoso
Fenomena stunting merupakan permasalahan skala global terkait kondisi anak dengan keadaan tubuh pendek. Beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting adalah faktor kemiskinan yang didalamnya mencangkup beberapa faktor lain seperti kurangnya pemenuhan gizi yang cukup, rendahnya tingkat pendidikan Ibu, kurangnya pemenuhan sanitasi air bersih dan sebagainya. Stunting dari kacamata ilmu sosial merupakan permasalahan sosial yang kompleks karena berkaitan dengan kesejahteraan Ibu dan Anak. Maka dari itu salah satu program Kementerian Sosial yaitu Program Pendamping Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program yang melakukan intervensi pencegahan stunting melalui kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan pemberian materi yang disampaikan langsung oleh pendamping PKH termasuk materi mengenai stunting. Peran dan yang harus dimiliki oleh pendamping PKH dalam mengatasi permasalahan termasuk permasalahan stunting yaitu peran dan keterampilan sebagai fasilitator, peran dan keterampilan sebagai pemberian edukasi kepada penerima manfaat, peran sebagai perwakilan antara pemerintah dan masyarakat atau sebaliknya serta keterampilan yang harus mampu dimiliki seperti menguasi keterampilan dalam hal-hal yang berkaitan dengan teknis. Dalam menganalisis permasalahan stunting, pendamping PKH juga tidak hanya melihat dari segi individu/orang nya melainkan juga harus melihat dari sisi kondisi lingkungannya karena, kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap masalah yang terjadi di masyarakat.Kata Kunci: Stunting, Pendamping PKH, KPM
{"title":"PERAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM PENANGGULANGAN ANAK STUNTING PADA KELUARGA PENERIMA MANFAAT","authors":"Hanifah Fatwa Nadilla, Nunung Nurwati, M. B. Santoso","doi":"10.24198/focus.v5i1.39561","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.39561","url":null,"abstract":"Fenomena stunting merupakan permasalahan skala global terkait kondisi anak dengan keadaan tubuh pendek. Beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami stunting adalah faktor kemiskinan yang didalamnya mencangkup beberapa faktor lain seperti kurangnya pemenuhan gizi yang cukup, rendahnya tingkat pendidikan Ibu, kurangnya pemenuhan sanitasi air bersih dan sebagainya. Stunting dari kacamata ilmu sosial merupakan permasalahan sosial yang kompleks karena berkaitan dengan kesejahteraan Ibu dan Anak. Maka dari itu salah satu program Kementerian Sosial yaitu Program Pendamping Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program yang melakukan intervensi pencegahan stunting melalui kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dengan pemberian materi yang disampaikan langsung oleh pendamping PKH termasuk materi mengenai stunting. Peran dan yang harus dimiliki oleh pendamping PKH dalam mengatasi permasalahan termasuk permasalahan stunting yaitu peran dan keterampilan sebagai fasilitator, peran dan keterampilan sebagai pemberian edukasi kepada penerima manfaat, peran sebagai perwakilan antara pemerintah dan masyarakat atau sebaliknya serta keterampilan yang harus mampu dimiliki seperti menguasi keterampilan dalam hal-hal yang berkaitan dengan teknis. Dalam menganalisis permasalahan stunting, pendamping PKH juga tidak hanya melihat dari segi individu/orang nya melainkan juga harus melihat dari sisi kondisi lingkungannya karena, kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap masalah yang terjadi di masyarakat.Kata Kunci: Stunting, Pendamping PKH, KPM ","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126793998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikologis serius yang dapat memberikan pengaruh terhadap pikiran, perasaan, serta perilaku individu yang ditandai dengan hilangnya pemahaman terhadap realitas serta kemampuan citra diri. Skizofrenia dapat memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sosial penderitanya melalui distorsi negatif dengan memperburuk emosi, pikiran, dan perilakunya. Orang dengan skizofrenia (ODS) membutuhkan bantuan, penerimaan, dan ikatan sosial yang positif dengan lingkungan sosial mereka selain tindakan medis terutama selama fase transisi yang mana bisa didapatkan melalui kelompok dukungan (support group). Metode: Penelitian kualitatif dengan metode kajian pustaka dilakukan dalam penelitian ini. Literatur-literatur dan hasil-hasil penelitian didapatkan melalui pencarian informasi sekunder seperti google scholar maupun publish. Hasil: Kelompok dukungan (support group) merupakan salah satu metode pendekatan psikososial yang digunakan bagi pemulihan orang dengan skizofrenia (ODS) yang terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup, harapan hidup, fungsi sosial, serta dapat mengurangi kekambuhan penyakit pada penderita. Selain itu, kelompok dukungan (support group) juga memberikan kesempatan bagi orang dengan skizofrenia (ODS) agar dapat saling berbagi pengetahuan maupun pengalaman serta saling membantu selama proses pemulihan sehingga dapat melanjutkan perannya kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Kesimpulan: Dengan demikian, adanya kelompok dukungan (support group) sangatlah efektif sebagai metode pertolongan bagi orang dengan skizofrenia (ODS).Kata kunci : support group, skizofrenia, KPSI ABSTRACT Schizophrenia is a serious psychological disorder that can affect the thoughts, feelings, and behavior of individuals characterized by a loss of understanding of reality and self-image abilities. Schizophrenia can affect the quality of life and social functioning of sufferers through negative distortions by worsening their emotions, thoughts, and behavior. People with schizophrenia (ODS) need help, acceptance, and positive social bonds with their social environment in addition to medical treatment, especially during the transition phase which can be obtained through support groups. Methods: Qualitative research with literature review method was carried out in this study. The literature and research results were obtained through secondary information searches such as Google Scholar and Publish. Results: The support group is one of the psychosocial approach methods used for the recovery of people with schizophrenia (ODS) which is proven to improve quality of life, life expectancy, social function, and can reduce disease recurrence in sufferers. In addition, support group also provide opportunities for people with schizophrenia (ODS) to share knowledge and experiences with each other and help each other during the recovery process so that they can resume their role in social life. Conclusion: Thus, the existence
抽象精神分裂症是一种严重的心理疾病,可以影响个人的思想、感觉和行为,其特征是对现实和自我形象能力的丧失。精神分裂症可以通过负面扭曲影响患者的生活质量和社会功能,加剧他们的情绪、思想和行为。患有精神分裂症(ODS)的人需要帮助、接受和与他们的社会环境积极的社会纽带,特别是在通过支持小组过渡阶段。方法:采用库研究方法进行定性研究。文献和研究结果是通过谷歌scholar和publish等次要信息搜索获得的。结果:支持小组是治疗精神分裂症患者康复的一种心理社会方法,被证明可以提高生活质量、预期寿命、社会功能,并减少患者的复发。此外,支持小组(support group)也给你机会的人来说精神分裂症(的人),以便彼此分享知识和经验,并帮助恢复过程,以便继续回到社会生活中扮演的角色。结论:因此,一个支持小组作为一种帮助人们摆脱精神分裂症的方法是非常有效的。关键词:支持团体、精神分裂症、零精神分裂症是一种严重的精神障碍,它会影响个人的思想、感觉和行为,而这些都是对现实和自我形象丧失的理解。精神分裂症可以影响生活和社会的质量,通过压抑自己的情感、思想和行为来产生负面扭曲。患有精神分裂症的人需要帮助、接受和积极的社会保障,特别是在可以通过支持小组获得的短暂相位上。方法:qqe和文学评论研究方法是carried out in this study。文学和研究结果就像谷歌学院和出版一样,通过中学信息交换。Results:支持团体是一号》psychosocial接近的地方为《人与精神分裂症康复方法过去(的人),这是proven to improve质量》、life expectancy,社交功能可以减少疾病在sufferers recurrence。在补充中,支持小组还为患有精神分裂症的人提供机会,与他们分享知识和经验,并在恢复过程中互相帮助,这样他们就可以重新在社会生活中扮演自己的角色。结论:这种“支持”作为一种帮助精神分裂症患者的方法非常有效。安装:支持团体,精神分裂症,KPSI
{"title":"PRAKTIK SUPPORT GROUP BAGI ORANG DENGAN SKIZOFRENIA","authors":"Ainal Mardiah, Aulia Rahmawati, Tahrizi Fathul Aliim, Sahadi Humaedi","doi":"10.24198/focus.v5i1.40200","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.40200","url":null,"abstract":"ABSTRAK Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikologis serius yang dapat memberikan pengaruh terhadap pikiran, perasaan, serta perilaku individu yang ditandai dengan hilangnya pemahaman terhadap realitas serta kemampuan citra diri. Skizofrenia dapat memengaruhi kualitas hidup dan fungsi sosial penderitanya melalui distorsi negatif dengan memperburuk emosi, pikiran, dan perilakunya. Orang dengan skizofrenia (ODS) membutuhkan bantuan, penerimaan, dan ikatan sosial yang positif dengan lingkungan sosial mereka selain tindakan medis terutama selama fase transisi yang mana bisa didapatkan melalui kelompok dukungan (support group). Metode: Penelitian kualitatif dengan metode kajian pustaka dilakukan dalam penelitian ini. Literatur-literatur dan hasil-hasil penelitian didapatkan melalui pencarian informasi sekunder seperti google scholar maupun publish. Hasil: Kelompok dukungan (support group) merupakan salah satu metode pendekatan psikososial yang digunakan bagi pemulihan orang dengan skizofrenia (ODS) yang terbukti dapat meningkatkan kualitas hidup, harapan hidup, fungsi sosial, serta dapat mengurangi kekambuhan penyakit pada penderita. Selain itu, kelompok dukungan (support group) juga memberikan kesempatan bagi orang dengan skizofrenia (ODS) agar dapat saling berbagi pengetahuan maupun pengalaman serta saling membantu selama proses pemulihan sehingga dapat melanjutkan perannya kembali dalam kehidupan bermasyarakat. Kesimpulan: Dengan demikian, adanya kelompok dukungan (support group) sangatlah efektif sebagai metode pertolongan bagi orang dengan skizofrenia (ODS).Kata kunci : support group, skizofrenia, KPSI ABSTRACT Schizophrenia is a serious psychological disorder that can affect the thoughts, feelings, and behavior of individuals characterized by a loss of understanding of reality and self-image abilities. Schizophrenia can affect the quality of life and social functioning of sufferers through negative distortions by worsening their emotions, thoughts, and behavior. People with schizophrenia (ODS) need help, acceptance, and positive social bonds with their social environment in addition to medical treatment, especially during the transition phase which can be obtained through support groups. Methods: Qualitative research with literature review method was carried out in this study. The literature and research results were obtained through secondary information searches such as Google Scholar and Publish. Results: The support group is one of the psychosocial approach methods used for the recovery of people with schizophrenia (ODS) which is proven to improve quality of life, life expectancy, social function, and can reduce disease recurrence in sufferers. In addition, support group also provide opportunities for people with schizophrenia (ODS) to share knowledge and experiences with each other and help each other during the recovery process so that they can resume their role in social life. Conclusion: Thus, the existence ","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"214 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131752587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-08DOI: 10.24198/focus.v5i1.28124
Fadila Ayu Utami, R. Nurwati
Terjadinya penyebaran Covid-19 yang semakin meluas menyebabkan beberapa aspek kehidupan ikut terdampak buruk salah satunya aspek kesehatan. Hingga saat ini pandemi Covid-19 sudah memakan banyak korban jiwa. Tidak hanya aspek kesehatan, tetapi aspek ekonomi pun ikut terdampak akibat Covid-19. Banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena beberapa perusahaan tempat mereka bekerja terpaksa harus menutup bisnisnya. Hal ini terjadi karena pendapatan perusahaan menurun dan tidak adanya pengunjung akibat himbauan dari pemerintah Indonesia untuk membatasi kegiatan masyarakat, melakukan jaga jarak dikeramaian, dan berkegiatan segalanya dari rumah untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana kehidupan karyawan Fun World yang terkena PHK akibat dampak dari pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil menunjukan bahwa karyawan yang terdampak PHK menjadi sangat kesulitan untuk mencari pekerjaan lagi dan kesulitan membiayai kehidupan sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber dan jenis data penelitian ini adalah data primer yaitu dari studi lapangan dengan wawancara dan data sekunder. Dalam penulisan artikel, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dengan menggunakan data sekunder seperti buku-buku ilmiah, karangan-karangan ilmiah, serta sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan dengan topik atau masalah yang akan dibahas. Selain mencari sumber data dari buku dan jurnal, penulis juga melakukan wawancara kepada salah satu karyawan sebagai narasumber. The widespread of Covid-19 has caused several aspects of life to be adversely affected, such as the health aspect. Until now, the Covid-19 pandemic has claimed many lives. Not only about health, but the economic things were also affected by Covid-19. Many workers are affected by layoffs because several companies where they work have forced to close their businesses. It happened because company revenues had decreased and no visitors due to calls from the Indonesian government to limit community activities, maintain distance from the crowd and do everything from home to cut the spread of the Covid-19 pandemic. This study aims to analyze the lives of Fun World employees affected by the termination of work relations due to the impact of the Covid-19 pandemic. The research method used in this article is a literature study with a descriptive analysis approach. The results show that employees who are affected by layoffs find it very difficult to find work again and have difficulty financing their daily lives. The research method used is a qualitative approach. Sources and types of research data are primary data, namely from field studies with interviews and secondary data. In writing articles, data collection techniques used are literature studies using secondary data such as scientific books, scie
{"title":"DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) PADA KARYAWAN FUN WORLD (TEMPAT BERMAIN ANAK) DI KOTA CIREBON","authors":"Fadila Ayu Utami, R. Nurwati","doi":"10.24198/focus.v5i1.28124","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v5i1.28124","url":null,"abstract":"Terjadinya penyebaran Covid-19 yang semakin meluas menyebabkan beberapa aspek kehidupan ikut terdampak buruk salah satunya aspek kesehatan. Hingga saat ini pandemi Covid-19 sudah memakan banyak korban jiwa. Tidak hanya aspek kesehatan, tetapi aspek ekonomi pun ikut terdampak akibat Covid-19. Banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena beberapa perusahaan tempat mereka bekerja terpaksa harus menutup bisnisnya. Hal ini terjadi karena pendapatan perusahaan menurun dan tidak adanya pengunjung akibat himbauan dari pemerintah Indonesia untuk membatasi kegiatan masyarakat, melakukan jaga jarak dikeramaian, dan berkegiatan segalanya dari rumah untuk memutus penyebaran pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa bagaimana kehidupan karyawan Fun World yang terkena PHK akibat dampak dari pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil menunjukan bahwa karyawan yang terdampak PHK menjadi sangat kesulitan untuk mencari pekerjaan lagi dan kesulitan membiayai kehidupan sehari-hari. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber dan jenis data penelitian ini adalah data primer yaitu dari studi lapangan dengan wawancara dan data sekunder. Dalam penulisan artikel, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dengan menggunakan data sekunder seperti buku-buku ilmiah, karangan-karangan ilmiah, serta sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan dengan topik atau masalah yang akan dibahas. Selain mencari sumber data dari buku dan jurnal, penulis juga melakukan wawancara kepada salah satu karyawan sebagai narasumber. The widespread of Covid-19 has caused several aspects of life to be adversely affected, such as the health aspect. Until now, the Covid-19 pandemic has claimed many lives. Not only about health, but the economic things were also affected by Covid-19. Many workers are affected by layoffs because several companies where they work have forced to close their businesses. It happened because company revenues had decreased and no visitors due to calls from the Indonesian government to limit community activities, maintain distance from the crowd and do everything from home to cut the spread of the Covid-19 pandemic. This study aims to analyze the lives of Fun World employees affected by the termination of work relations due to the impact of the Covid-19 pandemic. The research method used in this article is a literature study with a descriptive analysis approach. The results show that employees who are affected by layoffs find it very difficult to find work again and have difficulty financing their daily lives. The research method used is a qualitative approach. Sources and types of research data are primary data, namely from field studies with interviews and secondary data. In writing articles, data collection techniques used are literature studies using secondary data such as scientific books, scie","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132823905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-08DOI: 10.24198/focus.v4i2.31405
Thesalonika Tarigan, N. C. Apsari
Self-harm behavior is a form of behavior that done to deal with emotional distress or emotional pain by hurting him/herself without any intention of committing suicide. From various studies, adolescents are the one who have high intention of this behavior. There is still a few research for this issue because of the iceberg phenomenon. This issue rated as iceberg phenomenon because there is much number of cases that have not been revealed. This article provides a literature review on self-harm or self-injuring behavior in adolescents and the factors that have the potential to cause self-injury in adolescents. The research objective was to find out and get more information about self-harm behavior. The method that was used in this article is a literature review. The result is self-harm behavior mostly done by adolescent because adolescence is a period of time where there are full of conflicts so that they are vulnerable to doing self-harm. Potential factors to cause adolescents to injuring themself which was discussed below are loneliness, high level of difficulty in responding to negative experiences and a low level of tolerance for the problem sat hand, emotional focus coping, external and internal factors, and communication patterns/style with parents.
{"title":"PERILAKU SELF-HARM ATAU MELUKAI DIRI SENDIRI YANG DILAKUKAN OLEH REMAJA (SELF-HARM OR SELF-INJURING BEHAVIOR BY ADOLESCENTS)","authors":"Thesalonika Tarigan, N. C. Apsari","doi":"10.24198/focus.v4i2.31405","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i2.31405","url":null,"abstract":"Self-harm behavior is a form of behavior that done to deal with emotional distress or emotional pain by hurting him/herself without any intention of committing suicide. From various studies, adolescents are the one who have high intention of this behavior. There is still a few research for this issue because of the iceberg phenomenon. This issue rated as iceberg phenomenon because there is much number of cases that have not been revealed. This article provides a literature review on self-harm or self-injuring behavior in adolescents and the factors that have the potential to cause self-injury in adolescents. The research objective was to find out and get more information about self-harm behavior. The method that was used in this article is a literature review. The result is self-harm behavior mostly done by adolescent because adolescence is a period of time where there are full of conflicts so that they are vulnerable to doing self-harm. Potential factors to cause adolescents to injuring themself which was discussed below are loneliness, high level of difficulty in responding to negative experiences and a low level of tolerance for the problem sat hand, emotional focus coping, external and internal factors, and communication patterns/style with parents.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"612 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123201093","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masalah penyalahgunaan napza merupakan masalah yang sangat kompleks. Prevalensi penyalahgunaan napza di Indonesia bisa dibilang masih cukup tinggi. Dalam menangani masalah tersebut dibutuhkan berbagai upaya. Salah satunya adalah upaya rehabilitasi. Namun program rehabilitasi yang diberikan belum mampu mencegah relapse 100% pada mantan penyalahguna napza yang sudah mengikuti program tersebut. Melihat fenomena ini, dibutuhkan upaya lain agar mantan penyalahguna napza tidak kembali relapse. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya dukungan sosial terutama dari keluarga. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk melihat bahwa dengan adanya dukungan dari keluarga yang diberikan kepada mantan penyalahguna napza, baik melalui dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi, diharapkan dapat mencegah terjadinya relapse atau kekambuhan. Hal ini dikarenakan seseorang yang telah keluar dari lembaga rehabilitasi memiliki kemungkinan mengalami relapse (kambuh). Kemudian penulisan artikel ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulis melakukan studi kepustakaan dalam mengumpulkan data. Dukungan keluarga yang diberikan kepada mantan penyalahguna napza dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang mantan penyalahguna napza. Adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya dapat menghindarkan mereka dari penggunaan napza kembali. The problem of drug use is a very complex problem. The prevalence of drug use in Indonesia is still quite high. In dealing with this problem, various efforts are needed. One of them is being rehabilitation effort. However, the rehabilitation program provided has not been able to 100% prevent relapse of former drug abusers who have participated in the program. Seeing this phenomenon, other efforts are needed so that former drug abusers do not relapse. One of the efforts that can be done is the existence of family support. The purpose of writing this article is to see that the support provided by family for former drug abusers, either through emotional support, reward support, instrumental support, and information support are expected to prevent relapse. This is because someone who has left the rehabilitation institution has the possibility of experiencing a relapse. This article is included as qualitative research using descriptive method. The author conducted a literature study in collecting the data. Family support given to former drug abusers can increase the self-confidence of a former drug abuser. Having support from their closest people can prevent them from using drugs again.
{"title":"FAMILY SUPPORT TERHADAP MANTAN PENYALAHGUNA NAPZA DALAM MENCEGAH TERJADINYA RELAPSE (KEKAMBUHAN)","authors":"Topan Parta Winata, Sheila Natalia, Rezki Rahmacahyani, Sahadi Humaedi","doi":"10.24198/focus.v4i2.31906","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i2.31906","url":null,"abstract":"Masalah penyalahgunaan napza merupakan masalah yang sangat kompleks. Prevalensi penyalahgunaan napza di Indonesia bisa dibilang masih cukup tinggi. Dalam menangani masalah tersebut dibutuhkan berbagai upaya. Salah satunya adalah upaya rehabilitasi. Namun program rehabilitasi yang diberikan belum mampu mencegah relapse 100% pada mantan penyalahguna napza yang sudah mengikuti program tersebut. Melihat fenomena ini, dibutuhkan upaya lain agar mantan penyalahguna napza tidak kembali relapse. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya dukungan sosial terutama dari keluarga. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk melihat bahwa dengan adanya dukungan dari keluarga yang diberikan kepada mantan penyalahguna napza, baik melalui dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi, diharapkan dapat mencegah terjadinya relapse atau kekambuhan. Hal ini dikarenakan seseorang yang telah keluar dari lembaga rehabilitasi memiliki kemungkinan mengalami relapse (kambuh). Kemudian penulisan artikel ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penulis melakukan studi kepustakaan dalam mengumpulkan data. Dukungan keluarga yang diberikan kepada mantan penyalahguna napza dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri seorang mantan penyalahguna napza. Adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya dapat menghindarkan mereka dari penggunaan napza kembali. The problem of drug use is a very complex problem. The prevalence of drug use in Indonesia is still quite high. In dealing with this problem, various efforts are needed. One of them is being rehabilitation effort. However, the rehabilitation program provided has not been able to 100% prevent relapse of former drug abusers who have participated in the program. Seeing this phenomenon, other efforts are needed so that former drug abusers do not relapse. One of the efforts that can be done is the existence of family support. The purpose of writing this article is to see that the support provided by family for former drug abusers, either through emotional support, reward support, instrumental support, and information support are expected to prevent relapse. This is because someone who has left the rehabilitation institution has the possibility of experiencing a relapse. This article is included as qualitative research using descriptive method. The author conducted a literature study in collecting the data. Family support given to former drug abusers can increase the self-confidence of a former drug abuser. Having support from their closest people can prevent them from using drugs again.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"100 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134323908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}