Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.28454
Aisyah Roziika, M. B. Santoso, Moch. Zainudiin
Semenjak Desember 2019, Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menjadi fokus utama dunia. Tercatat lebih dari 8 juta kasus positif diagnosa COVID-19 di seluruh dunia dengan total kematian lebih dari 400 ribu jiwa. Penyebaran yang terus terjadi secara luas dan cepat ini berdampak pada kehidupan sosial manusia yang mengakibatkan pikiran berlebihan hingga tak terkendali dan menimbulkan stres. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi literatur yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Penulisan artikel ini betujuan untuk membahas dampak dari pandemi COVID-19 yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan membahas Emotional Freedom Therapy sebagai terapi alternatif untuk mengurangi tingkat stres di masa pandemi COVID-19. Penggunaan EFT yang cukup efisien sebagai alternatif di masa pandemi COVID-19, dapat mengurangi tingkat stres dan menghilangkan energi-energi negatif yang dapat menyebabkan kecemasan, takut, hingga stres.
{"title":"PENANGANAN STRES DI MASA PANDEMI COVID-19 DENGAN METODE EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT)","authors":"Aisyah Roziika, M. B. Santoso, Moch. Zainudiin","doi":"10.24198/focus.v3i2.28454","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.28454","url":null,"abstract":"Semenjak Desember 2019, Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) menjadi fokus utama dunia. Tercatat lebih dari 8 juta kasus positif diagnosa COVID-19 di seluruh dunia dengan total kematian lebih dari 400 ribu jiwa. Penyebaran yang terus terjadi secara luas dan cepat ini berdampak pada kehidupan sosial manusia yang mengakibatkan pikiran berlebihan hingga tak terkendali dan menimbulkan stres. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data studi literatur yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Penulisan artikel ini betujuan untuk membahas dampak dari pandemi COVID-19 yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan membahas Emotional Freedom Therapy sebagai terapi alternatif untuk mengurangi tingkat stres di masa pandemi COVID-19. Penggunaan EFT yang cukup efisien sebagai alternatif di masa pandemi COVID-19, dapat mengurangi tingkat stres dan menghilangkan energi-energi negatif yang dapat menyebabkan kecemasan, takut, hingga stres.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"80 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125388753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.31796
Bimbi Gita Rama Putri, Maulana - Irfan, M. B. Santoso
Wilayah Kecamatan Kiaracondong, Kelurahan Kebon Kangkung, Kota Bandung memiliki 11 RW. Masing-masing RW memiliki kompleksitas masalah yang berbeda-beda dan potensi yang dapat dikembangkan. Masalah yang menjadi fokus kegiatan ini adalah anak dan remaja putus sekolah yang jumlahnya tersebar di Wilayah Kebon Kangkung, terutama di RW 5. Pendidikan merupakan aspek kehidupan penting yang menjadi hak dasar bagi semua anak. Faktor penyebab adanya masalah putus sekolah ini tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, namun perlu memahami secara menyeluruh keadaan mereka, baik dari faktor keluarga, teman, lingkungan sosial, maupun dari dalam diri anak itu sendiri. Rendahnya motivasi dan pola pikir anak yang seringkali menjadi penghambat proses anak untuk melanjutkan sekolah. Sehingga dampak yang ditimbulkan pun anak menjadi malas dan kurang memahami arti penting nilai pendidikan. Dalam artikel ini,menjelaskan proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode asesmen dan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan tujuan untuk menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hasil proses diskusi bersama masyarakat, upaya yang ditentukan guna meningkatkan keinginan anak untuk sekolah adalah dengan penerapan program sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan adanya aktivitas pembelajaran dengan melibatkan peran aktif dari organisasi masyarakat dalam membantu upaya penanganan masalah. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat ini mewujudkan perencanaan program peningkatan kesadaran bagi mereka yang mengalami putus sekolah.
{"title":"Upaya Peningkatan Kesadaran Pentingnya Melanjutkan Pendidikan Terhadap Anak dan Remaja Putus Sekolah Di RT 04/RW 05 Kelurahan Kebon Kangkung Kota Bandung","authors":"Bimbi Gita Rama Putri, Maulana - Irfan, M. B. Santoso","doi":"10.24198/focus.v3i2.31796","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.31796","url":null,"abstract":"Wilayah Kecamatan Kiaracondong, Kelurahan Kebon Kangkung, Kota Bandung memiliki 11 RW. Masing-masing RW memiliki kompleksitas masalah yang berbeda-beda dan potensi yang dapat dikembangkan. Masalah yang menjadi fokus kegiatan ini adalah anak dan remaja putus sekolah yang jumlahnya tersebar di Wilayah Kebon Kangkung, terutama di RW 5. Pendidikan merupakan aspek kehidupan penting yang menjadi hak dasar bagi semua anak. Faktor penyebab adanya masalah putus sekolah ini tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja, namun perlu memahami secara menyeluruh keadaan mereka, baik dari faktor keluarga, teman, lingkungan sosial, maupun dari dalam diri anak itu sendiri. Rendahnya motivasi dan pola pikir anak yang seringkali menjadi penghambat proses anak untuk melanjutkan sekolah. Sehingga dampak yang ditimbulkan pun anak menjadi malas dan kurang memahami arti penting nilai pendidikan. Dalam artikel ini,menjelaskan proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan metode asesmen dan teknik Participatory Rural Appraisal (PRA) dengan tujuan untuk menganalisis masalah dan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hasil proses diskusi bersama masyarakat, upaya yang ditentukan guna meningkatkan keinginan anak untuk sekolah adalah dengan penerapan program sosialisasi tentang pentingnya pendidikan dan adanya aktivitas pembelajaran dengan melibatkan peran aktif dari organisasi masyarakat dalam membantu upaya penanganan masalah. Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat ini mewujudkan perencanaan program peningkatan kesadaran bagi mereka yang mengalami putus sekolah.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122992178","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.28752
Risna Resnawaty, Nunung Nurwati, S. A. Nulhaqim
Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki Jumlah penduduk menurut data Ditjen Dukcapil pada Triwulan II 2018 mencapai 263,9 juta jiwa, namun masih minim memiliki wirausahawan. Contohnya adalah di Desa Cinta Mulya yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Desa ini dikenal sebagai desa para pengrajin yang memiliki keterampilan dalam mengolah bahan baku kayu menjadi kerajinan yang telah dipasarkan di tingkat lokal, nasional bahkan internasional, namun masih sedikit orang yang berprofesi sebagai wirausahawan. Melihat fenomena tersebut dirasa penting untuk mendidik sumberdaya manusia yang ada terutama siswa untuk dapat mengetahui dan mempraktekkan prinsip-prinsip kewirausahaan sejak rermaja sehingga di masa depan jumlah wirausahawan dapat meningkat dan mampu berdaya saing di dunia global. Oleh karena itu, Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dihadirkan dan difasilitasi oleh mahasiswa KKN UNPAD kepada siswa untuk memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Program tersebut berjudul “Sosialisasi Prinsip Kewirausahaan Sejak Usia Remaja di SMPN 4 Jatinangor Desa Cinta Mulya Kabupaten Sumedang”.
根据2018年2月2日的Ditjen Dukcapil数据,印尼是一个拥有人口最多的发展中国家,目前已达到263.9亿人,但仍然缺乏企业家。例如,在苏当摄政街Jatinangor street of Sumedang的love village Mulya就是一个例子。这些村庄被称为工匠村,他们拥有将木材原料加工成在地方、国家甚至国际舞台上销售的工艺技能,但仍然很少有人是企业家。认识到这一现象对教育现有的人力是至关重要的,尤其是学生,他们能够了解和实践创业原则,这将使未来的企业家人数能够增加,能够在全球范围内发挥竞争力。因此,为学生提供社区奉献计划(mtc)是为了帮助他们实现这一目标。该项目名为“从青少年时期在SMPN 4 Jatinangor的爱村Mulya Sumedang进行创业原则社会化”。
{"title":"SOSIALISASI PRINSIP KEWIRAUSAHAAN SEJAK USIA REMAJA DI DESA CINTAMULYA KABUPATEN SUMEDANG","authors":"Risna Resnawaty, Nunung Nurwati, S. A. Nulhaqim","doi":"10.24198/focus.v3i2.28752","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.28752","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki Jumlah penduduk menurut data Ditjen Dukcapil pada Triwulan II 2018 mencapai 263,9 juta jiwa, namun masih minim memiliki wirausahawan. Contohnya adalah di Desa Cinta Mulya yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Desa ini dikenal sebagai desa para pengrajin yang memiliki keterampilan dalam mengolah bahan baku kayu menjadi kerajinan yang telah dipasarkan di tingkat lokal, nasional bahkan internasional, namun masih sedikit orang yang berprofesi sebagai wirausahawan. Melihat fenomena tersebut dirasa penting untuk mendidik sumberdaya manusia yang ada terutama siswa untuk dapat mengetahui dan mempraktekkan prinsip-prinsip kewirausahaan sejak rermaja sehingga di masa depan jumlah wirausahawan dapat meningkat dan mampu berdaya saing di dunia global. Oleh karena itu, Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dihadirkan dan difasilitasi oleh mahasiswa KKN UNPAD kepada siswa untuk memfasilitasi tercapainya tujuan tersebut. Program tersebut berjudul “Sosialisasi Prinsip Kewirausahaan Sejak Usia Remaja di SMPN 4 Jatinangor Desa Cinta Mulya Kabupaten Sumedang”.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115592994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.31866
Sofia Zahara, Raden Roro Michelle Fabiani, Tsaniya Zahra Y.W, Sahadi Humaedi
ABSTRAKSaat ini, penyalahgunaan NAPZA di Indonesia meningkat dan menimbulkan permasalahan yang kompleks. Salah satunya, kalangan yang sedang disorot oleh masyarakat adalah selebriti. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan pengguna narkotika di kalangan selebriti sebanyak 9% pada tahun 2019. Selebritis yang merupaka role model bagi masyarakat, tentunya harus dapat menjaga sikap dan nama baiknya dan harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat bukan memberikan contoh yan buruk yang dapat ditiru oleh masyarakat sehingga menyebabkan permasalahan sosial. Peredaran narkotika yang terjadi di kalangan selebriti dimulai dari golongan tertinggi hingga terendah dan harga narkotika tersebut bervariasi dimulai dari harga yang mahal dan murah. Maka dari itu, masyarakat maupun selebriti dapat dengan mudah mendapatkan dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang tersebut. Tujuan dari penggunaan narkotika di kalangan selebriti tersebut adalah mengurangi rasa stress, kesedihan, kesepian, meningkatkan stamina dan meredakan emosi. Tetapi, penggunaan tersebut dapat menimbulkan adanya kecanduan. Dampak yang terjadi dalam penyalahgunaan narkotika dalam kalangan selebriti dapat memunculkan adanya stigma negative dan hilangnya pekerjaan pada selebriti tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi bagi pembaca agar dapat mencerna informasi sebaik-baiknya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk dan mana yang patut untuk dicontoh sehingga tidak mnimbulkan permasalahan sosial di masyarakat. ABSTRACTCurrently, drug abuse in Indonesia is increasing and it creates complex problems. One of them, the circles that are being highlighted by the public are celebrities. This is due to an increase in drug users among celebrities by 9% in 2019. Celebrities who are role models for society, of course, must be able to maintain their attitudes and good names and must provide a good example to society, not provide bad examples that can be imitated. by society causing social problems. The circulation of narcotics that occurs among celebrities starts from the highest to the lowest classes and the prices of these narcotics vary from high to low. Therefore, people and celebrities can easily get and consume these illegal drugs. The purpose of using narcotics among these celebrities is to reduce stress, sadness, loneliness, increase stamina and reduce emotions. However, its use can lead to addiction. The impact that occurs in narcotics abuse among celebrities can lead to negative stigma and job losses for these celebrities. This study aims to provide education and information for readers in order to digest the information as well as possible to determine what is good and what is bad and which ones should be emulated so as not to cause social problems in society.
{"title":"PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM DUNIA ENTERTAINMENT","authors":"Sofia Zahara, Raden Roro Michelle Fabiani, Tsaniya Zahra Y.W, Sahadi Humaedi","doi":"10.24198/focus.v3i2.31866","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.31866","url":null,"abstract":" ABSTRAKSaat ini, penyalahgunaan NAPZA di Indonesia meningkat dan menimbulkan permasalahan yang kompleks. Salah satunya, kalangan yang sedang disorot oleh masyarakat adalah selebriti. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan pengguna narkotika di kalangan selebriti sebanyak 9% pada tahun 2019. Selebritis yang merupaka role model bagi masyarakat, tentunya harus dapat menjaga sikap dan nama baiknya dan harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat bukan memberikan contoh yan buruk yang dapat ditiru oleh masyarakat sehingga menyebabkan permasalahan sosial. Peredaran narkotika yang terjadi di kalangan selebriti dimulai dari golongan tertinggi hingga terendah dan harga narkotika tersebut bervariasi dimulai dari harga yang mahal dan murah. Maka dari itu, masyarakat maupun selebriti dapat dengan mudah mendapatkan dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang tersebut. Tujuan dari penggunaan narkotika di kalangan selebriti tersebut adalah mengurangi rasa stress, kesedihan, kesepian, meningkatkan stamina dan meredakan emosi. Tetapi, penggunaan tersebut dapat menimbulkan adanya kecanduan. Dampak yang terjadi dalam penyalahgunaan narkotika dalam kalangan selebriti dapat memunculkan adanya stigma negative dan hilangnya pekerjaan pada selebriti tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan informasi bagi pembaca agar dapat mencerna informasi sebaik-baiknya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk dan mana yang patut untuk dicontoh sehingga tidak mnimbulkan permasalahan sosial di masyarakat. ABSTRACTCurrently, drug abuse in Indonesia is increasing and it creates complex problems. One of them, the circles that are being highlighted by the public are celebrities. This is due to an increase in drug users among celebrities by 9% in 2019. Celebrities who are role models for society, of course, must be able to maintain their attitudes and good names and must provide a good example to society, not provide bad examples that can be imitated. by society causing social problems. The circulation of narcotics that occurs among celebrities starts from the highest to the lowest classes and the prices of these narcotics vary from high to low. Therefore, people and celebrities can easily get and consume these illegal drugs. The purpose of using narcotics among these celebrities is to reduce stress, sadness, loneliness, increase stamina and reduce emotions. However, its use can lead to addiction. The impact that occurs in narcotics abuse among celebrities can lead to negative stigma and job losses for these celebrities. This study aims to provide education and information for readers in order to digest the information as well as possible to determine what is good and what is bad and which ones should be emulated so as not to cause social problems in society.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"163 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124571920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.28386
Auriel Karina Siti Zutema, Nunung Nurwati
Anak merupakan anugerah Tuhan yang harus dilindungi dan dikasihi. Namun sayangnya, dewasa ini, banyak kasus eksploitasi yang terjadi dan menimpa anak-anak, bahkan seringkali terjadi di kalangan keluarga mereka sendiri. Hal ini biasanya terjadi dikarenakan adanya faktor keluarga dan ekonomi yang terjadi di internal keluarga dari anak tersebut. Lebih jauh terkait hal ini, jumlah anak yang mengalami eksploitasi ini seringkali juga menunjukkan hubungannya dengan angka kematian anak yang ada di Indonesia. Tulisan ini akan membahas bagaimana hubungan eksploitasi yang terjadi pada anak-anak dalam perspektif Hak Asasi Manusia dengan tingkat kematian anak. Penelitian menggunakan pendekatan interdisipliner dengan menggabungkan ilmu hukum dan ilmu kesejahteraan sosial, yang berkaitan dengan eksploitasi anak dan perlindungan anak. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris, yaitu untuk melihat bagaimana eksistensi peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan perlindungan hak asasi anak dengan kondisi sosial atau kondisi nyata bagi anak-anak tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksploitasi yang terjadi pada anak-anak memberikan sumbangsih bagi peningkatan angka kematian anak di Indonesia. Terdapat berbagai pendekatan-pendekatan dan mekanisme-mekanisme alternatif yang harus diambil dan dilakukan oleh pemerintah dalam menghentikan peningkatan angka eksploitasi anak, yang salah satunya bisa ditiru dari negara Australia.
{"title":"Hubungan Eksploitasi Anak dalam Perspektif Hak Asasi Manusia dengan Tingkat Kematian Anak","authors":"Auriel Karina Siti Zutema, Nunung Nurwati","doi":"10.24198/focus.v3i2.28386","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.28386","url":null,"abstract":"Anak merupakan anugerah Tuhan yang harus dilindungi dan dikasihi. Namun sayangnya, dewasa ini, banyak kasus eksploitasi yang terjadi dan menimpa anak-anak, bahkan seringkali terjadi di kalangan keluarga mereka sendiri. Hal ini biasanya terjadi dikarenakan adanya faktor keluarga dan ekonomi yang terjadi di internal keluarga dari anak tersebut. Lebih jauh terkait hal ini, jumlah anak yang mengalami eksploitasi ini seringkali juga menunjukkan hubungannya dengan angka kematian anak yang ada di Indonesia. Tulisan ini akan membahas bagaimana hubungan eksploitasi yang terjadi pada anak-anak dalam perspektif Hak Asasi Manusia dengan tingkat kematian anak. Penelitian menggunakan pendekatan interdisipliner dengan menggabungkan ilmu hukum dan ilmu kesejahteraan sosial, yang berkaitan dengan eksploitasi anak dan perlindungan anak. Metode yang digunakan adalah yuridis empiris, yaitu untuk melihat bagaimana eksistensi peraturan yang berlaku yang berkaitan dengan perlindungan hak asasi anak dengan kondisi sosial atau kondisi nyata bagi anak-anak tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa eksploitasi yang terjadi pada anak-anak memberikan sumbangsih bagi peningkatan angka kematian anak di Indonesia. Terdapat berbagai pendekatan-pendekatan dan mekanisme-mekanisme alternatif yang harus diambil dan dilakukan oleh pemerintah dalam menghentikan peningkatan angka eksploitasi anak, yang salah satunya bisa ditiru dari negara Australia.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131253190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.31954
Khofiyya Fathimah Az Zahra F., S. A. Nulhaqim
Dalam pandemi Covid-19 pemerintah, swasta, dan masyarakat memfokuskan pada penanganan Covid-19. Hal ini juga dilakukan salah staunya oleh pemerintah Jawa Barat melalui Jabar Digital Service (JDS)dalam rangka rekrutmen kerelawanan dalam penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Proses staffingkerelawan Covid-19 ini penting dilakukan mengingat angka positif Covid-19 selalu mengalami kenaikanyang tajam per harinya. Sumber daya manusia yang melimpah menjadikan tidak adanya kekhawatiranbagi organisasi pelayanan sosial dalam melaksanakan rekrutmen relawan. Selain itu, kegiatanpengembangan yang dilakukan untuk kerelawanan dapat memperoleh tambahan keterampilan danpengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan setiap kegiatan relawan, juga manfaatnya semakinbesarnya rasa komitmen relawan terhadap organisasi akan memberikan dampakpositif. Penelitian inimenggunakan metode studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitimenggunakan dokumentasi dan studi literature. Dalam proses staffing juga terdapat beberapa tahapyang dilakukan oleh calon relawan sebelum diterima sebagai relawan dalam sebuah organisasipelayanan sosial.
在Covid-19大流行中,政府、私人和社区专注于Covid-19的治疗。这也是西爪哇省政府通过Jabar Digital Service (JDS)在西爪哇岛的Covid-19管理中招聘官员的错误。这是一个重要的工作,因为积极的数字Covid-19每天都在经历剧烈的上升。大量的人力资源使社会服务组织对招募志愿者的工作缺乏担忧。此外,为自愿参与而进行的发展活动可能会带来新的技能和知识,这些技能和知识对每个志愿者活动都有好处,而且志愿者对组织的承诺会带来更大的好处。本研究采用文献研究方法。为了获得所需的数据,研究人员使用文献和文献研究。在工作过程中,未来的志愿者在被社会服务组织接受为志愿者之前也经历了一些阶段。
{"title":"Proses Staffing dan Pengembangan Staf Relawan Covid-19 Oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat","authors":"Khofiyya Fathimah Az Zahra F., S. A. Nulhaqim","doi":"10.24198/focus.v3i2.31954","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.31954","url":null,"abstract":"Dalam pandemi Covid-19 pemerintah, swasta, dan masyarakat memfokuskan pada penanganan Covid-19. Hal ini juga dilakukan salah staunya oleh pemerintah Jawa Barat melalui Jabar Digital Service (JDS)dalam rangka rekrutmen kerelawanan dalam penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Proses staffingkerelawan Covid-19 ini penting dilakukan mengingat angka positif Covid-19 selalu mengalami kenaikanyang tajam per harinya. Sumber daya manusia yang melimpah menjadikan tidak adanya kekhawatiranbagi organisasi pelayanan sosial dalam melaksanakan rekrutmen relawan. Selain itu, kegiatanpengembangan yang dilakukan untuk kerelawanan dapat memperoleh tambahan keterampilan danpengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan setiap kegiatan relawan, juga manfaatnya semakinbesarnya rasa komitmen relawan terhadap organisasi akan memberikan dampakpositif. Penelitian inimenggunakan metode studi kepustakaan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penelitimenggunakan dokumentasi dan studi literature. Dalam proses staffing juga terdapat beberapa tahapyang dilakukan oleh calon relawan sebelum diterima sebagai relawan dalam sebuah organisasipelayanan sosial.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126666052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.28415
Rima H Hardianti, Nunung Nurwati
Manusia merupakan mahkluk yang setiap saat berinteraksi dengan manusia maupun makhluk lainnya. Dalam menjalani kehidupannya manusia akan selalu membutuhkan orang lain, manusia tidak dapat mencapai keinginannya oleh dirinya sendiri. Maka dari itu, disebutlah manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dibutuhkan oleh orang lain.Manusia saling membutuhkan dengan manusia lainnya tentunya dalam hal yang posistif. Salah satu manusia membutuhkan orang lain yaitu untuk menjadi pendamping hidupnya. Untuk mendukung keinginan mengembangkan keturunannya itu, tentunya melalui proses Pernikahan atau Perkawinan. Pernikahan adalah sebuah peristiwa hidup dimana terucapnya janji suci antara laki-laki dan perempuan. Di Indonesia, syarat seseorang bisa melakukan pernikahan yaitu apabila wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun, sedangkan bagi laki-laki 19 (sembilan belas) tahun hal ini tercantum dalam undang-undang tentang Pernikahan. Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh sepasang remaja (laki-laki dan perempuan) yang masih berumur kurang dari 20 tahun dan belum matang secara fisik, fisiologis maupun psikologis. Pernikahan dini yang terjadi umunya dilakukan oleh remaja perempuan . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif Studi Pustaka. Pernikahan dini yang terjadi pada perempuan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor budaya dan adat istiadat, faktor orangtua, faktor ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor dari dalam diri individu. Pernikahan dini juga memberikan dampak, yakni dampak bagi individu yang melakukannya, dampak bagi keluarganya dan bagi masyarakat atau negara
{"title":"FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERNIKAHAN DINI PADA PEREMPUAN","authors":"Rima H Hardianti, Nunung Nurwati","doi":"10.24198/focus.v3i2.28415","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.28415","url":null,"abstract":"Manusia merupakan mahkluk yang setiap saat berinteraksi dengan manusia maupun makhluk lainnya. Dalam menjalani kehidupannya manusia akan selalu membutuhkan orang lain, manusia tidak dapat mencapai keinginannya oleh dirinya sendiri. Maka dari itu, disebutlah manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dan dibutuhkan oleh orang lain.Manusia saling membutuhkan dengan manusia lainnya tentunya dalam hal yang posistif. Salah satu manusia membutuhkan orang lain yaitu untuk menjadi pendamping hidupnya. Untuk mendukung keinginan mengembangkan keturunannya itu, tentunya melalui proses Pernikahan atau Perkawinan. Pernikahan adalah sebuah peristiwa hidup dimana terucapnya janji suci antara laki-laki dan perempuan. Di Indonesia, syarat seseorang bisa melakukan pernikahan yaitu apabila wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun, sedangkan bagi laki-laki 19 (sembilan belas) tahun hal ini tercantum dalam undang-undang tentang Pernikahan. Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan oleh sepasang remaja (laki-laki dan perempuan) yang masih berumur kurang dari 20 tahun dan belum matang secara fisik, fisiologis maupun psikologis. Pernikahan dini yang terjadi umunya dilakukan oleh remaja perempuan . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kualitatif Studi Pustaka. Pernikahan dini yang terjadi pada perempuan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor budaya dan adat istiadat, faktor orangtua, faktor ekonomi, faktor pendidikan, dan faktor dari dalam diri individu. Pernikahan dini juga memberikan dampak, yakni dampak bagi individu yang melakukannya, dampak bagi keluarganya dan bagi masyarakat atau negara","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128030235","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.28458
Arik Anfasa Salsabil, M. B. Santoso, Moch. Zainudiin
Merokok dipandang sebagai kebiasaan yang sudah banyak dilakukan dan menjadi wajar untuk dilakukan terutama di kalangan remaja Indonesia. Ditengah pandemi ini merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya karena bisa memperburuk sistem kerja paru-paru dan membuat paru-paru menjadi lebih lemah untuk beroprasi. Kondisi tersebut dapat menurunkan fungsi paru-paru untuk mengambil oksigen dari udara. Hal ini dapat melemahkan sistem imun sehingga tubuh sulit untuk melawan virus Corona yang masuk. Dengan berhenti merokok orang bisa meningkatkan imunitas tubuh untuk memerangi Covid-19 ini. Dengan dilakukanya metode-metode seperti token ekonomi dan behavioral therapy yang efektif, diharapkan mampu untuk bisa membuat seseorang mengurangi bahkan berhenti dari kebiasaan merokok tersebut. Teknik pengambilan data tersebut diambil dari catatan deskriptif.
{"title":"PENANGANAN KEBIASAAN MEROKOK DI MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Arik Anfasa Salsabil, M. B. Santoso, Moch. Zainudiin","doi":"10.24198/focus.v3i2.28458","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.28458","url":null,"abstract":"Merokok dipandang sebagai kebiasaan yang sudah banyak dilakukan dan menjadi wajar untuk dilakukan terutama di kalangan remaja Indonesia. Ditengah pandemi ini merokok merupakan kebiasaan yang sangat berbahaya karena bisa memperburuk sistem kerja paru-paru dan membuat paru-paru menjadi lebih lemah untuk beroprasi. Kondisi tersebut dapat menurunkan fungsi paru-paru untuk mengambil oksigen dari udara. Hal ini dapat melemahkan sistem imun sehingga tubuh sulit untuk melawan virus Corona yang masuk. Dengan berhenti merokok orang bisa meningkatkan imunitas tubuh untuk memerangi Covid-19 ini. Dengan dilakukanya metode-metode seperti token ekonomi dan behavioral therapy yang efektif, diharapkan mampu untuk bisa membuat seseorang mengurangi bahkan berhenti dari kebiasaan merokok tersebut. Teknik pengambilan data tersebut diambil dari catatan deskriptif.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125944836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kasus penyalahgunaan NAPZA menjadi salah satu permasalahan yang cukup besar dan sering terjadi di Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, penyalahgunaan NAPZA sudah memasuki seluruh pelosok negeri dan menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, sehingga masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi masalah multidimensional. Oleh karena itu, dalam penyelesaiannya memerlukan sinergitas antarelemen dalam masyarakat termasuk pekerja sosial. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pekerja sosial dalam bidang rehabilitasi, khususnya melalui theurapetic community sebagai salah satu langkah untuk menyembuhkan dan memulihkan keberfungsian sosial korban penyalahgunaan NAPZA. Artikel ini ditulis dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pokok permasalahan yang berkaitan dengan peran pekerja sosial dalam melakukan theurapetic community. Hasilnya, pekerja sosial khususnya dalam penerapan theurapetic community dapat berperan sebagai sebagai pendamping, pengawas, dan fasilitator dalam melakukan pendekatan terapi psikososial yang berlandaskan prinsip self-help group dengan cara memberikan kepedulian dan bantuan kepada sesama rekan dalam grup untuk kepulihan bersama dan merubah perilaku negatif menjadi kearah yang lebih positif. Substance abuse become one of the big problems in Indonesia. Not only in big cities, substance abuse has entered all corners of the country and caused changes in various aspects of people's lives, so that the problem of substance abuse becomes a multidimensional problem. Therefore, in its settlement requires synergy between the interelments in the community including social workers. This article aims to describe the role of social workers in the field of rehabilitation, especially through theurapetic community as one of the steps to heal and restore the social functioning of victims. This article is written with qualitative approach and descriptive method of analitative that aims to give an overview of the main problems related to the role of social workers in conducting theurapetic community. As a result, social workers, especially in the application of theurapetic community can act as a companion, supervisor, and facilitator in conducting psychosocial therapy approach based on the principle of self-help group by providing care and assistance to fellow colleagues in the group for mutual health and change negative behavior into a more positive behavior.
印度尼西亚经常发生滥用NAPZA的案件。不仅在主要城市,滥用餐巾纸已经渗透到全国各地,改变了人们生活的各个方面,使得强奸问题成为一个多方面的问题。因此,它要求社会中包括社会工作者在内的元素之间的协同作用。本文旨在描述社会工作者在康复领域的作用,特别是通过“城市社区”,作为治疗和恢复纳普扎滥用社会功能的步骤之一。这篇文章是用定性方法和分析描述性方法写的,目的是概述社会工作者在“失业社区”中所扮演的角色。因此,社会工作者在辅助、监督和促进者的实践中,可以作为一种伙伴、监督和促进者,通过给予群体内的共同关心和帮助,将消极行为转变为更积极的方向,来采取一种以自助团体原则为基础的心理治疗方法。物质的骨灰可能是印尼的主要问题之一。不仅仅是在大城市,物质的骨灰已经渗透到国家的所有角落,在不同种类的人们的生活中引发了变化,所以物质的问题变成了多方面的问题。例如,在其社区包括社会工作者的合作关系之间的紧张关系。这篇文章提到了康复领域的社会工作者的角色,特别是通过痛苦社区,作为一个步骤来治愈和恢复受害者的社会功能。这篇文章写的有资格,描述了这样一种分析方法,即考虑到在令人信服的社区中扮演的社会角色的关键问题。美国的论点,社交应用程序中的工人,尤其是theurapetic社区可以法案的美国伙伴,主管和facilitator in conducting psychosocial疗法进近推开》改编自偏自助集团提供护理和协助里的同胞同事group for互助健康与改变消极的社会行为进入a更积极、社会行为。
{"title":"Peran Pekerja Sosial dalam Penerapan Therapeutic Community","authors":"Adristinindya Citra, Annisya Triana, Gina Sonia, Sahadi Humaedi","doi":"10.24198/focus.v3i2.31851","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.31851","url":null,"abstract":"Kasus penyalahgunaan NAPZA menjadi salah satu permasalahan yang cukup besar dan sering terjadi di Indonesia. Tidak hanya di kota-kota besar, penyalahgunaan NAPZA sudah memasuki seluruh pelosok negeri dan menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, sehingga masalah penyalahgunaan NAPZA menjadi masalah multidimensional. Oleh karena itu, dalam penyelesaiannya memerlukan sinergitas antarelemen dalam masyarakat termasuk pekerja sosial. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pekerja sosial dalam bidang rehabilitasi, khususnya melalui theurapetic community sebagai salah satu langkah untuk menyembuhkan dan memulihkan keberfungsian sosial korban penyalahgunaan NAPZA. Artikel ini ditulis dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai pokok permasalahan yang berkaitan dengan peran pekerja sosial dalam melakukan theurapetic community. Hasilnya, pekerja sosial khususnya dalam penerapan theurapetic community dapat berperan sebagai sebagai pendamping, pengawas, dan fasilitator dalam melakukan pendekatan terapi psikososial yang berlandaskan prinsip self-help group dengan cara memberikan kepedulian dan bantuan kepada sesama rekan dalam grup untuk kepulihan bersama dan merubah perilaku negatif menjadi kearah yang lebih positif. Substance abuse become one of the big problems in Indonesia. Not only in big cities, substance abuse has entered all corners of the country and caused changes in various aspects of people's lives, so that the problem of substance abuse becomes a multidimensional problem. Therefore, in its settlement requires synergy between the interelments in the community including social workers. This article aims to describe the role of social workers in the field of rehabilitation, especially through theurapetic community as one of the steps to heal and restore the social functioning of victims. This article is written with qualitative approach and descriptive method of analitative that aims to give an overview of the main problems related to the role of social workers in conducting theurapetic community. As a result, social workers, especially in the application of theurapetic community can act as a companion, supervisor, and facilitator in conducting psychosocial therapy approach based on the principle of self-help group by providing care and assistance to fellow colleagues in the group for mutual health and change negative behavior into a more positive behavior.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131331655","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-04DOI: 10.24198/focus.v3i1.28123
Salma Matla Ilpaj, Nunung Nurwati
COVID-19 merupakan virus yang berbahaya. Terdapat kurang lebih 200 negara dari berbagai belahan dunia yang telah terjangkit virus ini. Di Indonesia pada 10 April 2020 terdapat 3.512 kasus yang positif, sembuh 282 orang dan meninggal sebanyak 306 orang dengan tingkat kematian sebesar 9,1%. Tingginya tingkat kematian di Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien positif virus corona, usia rentan, dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Besar nya tingkat kematian hari demi hari tidak hanya menimbulkan gejala dan penyakit fisik saja akan tetapi, berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia yang didalamnya mencakup kesehatan mental. Ditambah dengan kebijakan pemerintah seperti physical distancing dan PSBB untuk menanggulangi COVID-19 ini bagi sebagian orang menimbulkan dampak negative seperti cemas, tertekan, hingga stress. Tujuan dari artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai akibat COVID-19 yang bukan hanya berpengaruh pada kesehatan fisik namun pada kesehatan mental masyarakat luas serta mengetahui bagaimana cara mengurangi dampak negative terhadap hal tersebut.
{"title":"ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMATIAN AKIBAT COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT DI INDONESIA","authors":"Salma Matla Ilpaj, Nunung Nurwati","doi":"10.24198/focus.v3i1.28123","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i1.28123","url":null,"abstract":"COVID-19 merupakan virus yang berbahaya. Terdapat kurang lebih 200 negara dari berbagai belahan dunia yang telah terjangkit virus ini. Di Indonesia pada 10 April 2020 terdapat 3.512 kasus yang positif, sembuh 282 orang dan meninggal sebanyak 306 orang dengan tingkat kematian sebesar 9,1%. Tingginya tingkat kematian di Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan penyakit penyerta yang dimiliki oleh pasien positif virus corona, usia rentan, dan fasilitas kesehatan yang kurang memadai. Besar nya tingkat kematian hari demi hari tidak hanya menimbulkan gejala dan penyakit fisik saja akan tetapi, berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia yang didalamnya mencakup kesehatan mental. Ditambah dengan kebijakan pemerintah seperti physical distancing dan PSBB untuk menanggulangi COVID-19 ini bagi sebagian orang menimbulkan dampak negative seperti cemas, tertekan, hingga stress. Tujuan dari artikel ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai akibat COVID-19 yang bukan hanya berpengaruh pada kesehatan fisik namun pada kesehatan mental masyarakat luas serta mengetahui bagaimana cara mengurangi dampak negative terhadap hal tersebut.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120944591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}