Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.34267
Fitria Fitria, Nandang Mulyana
Spritualitas adalah keadaan dimana adanya hubungan yang harmonis antara manusia, lingkungan, dan tuhannya. Spiritualitas mempunyai dimensi yang menyediakan kekuatan ketika seseorang berada pada tekanan emosi, penyakit fisik dan kematian dalam setiap tahap perkembangnnya termasuk pada lansia. Salah satu masalah yang sering dialami lansia adalah kesiapan mereka dalam menghadapi kematian yang didasari oleh perilaku kerohaniannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual lansia dalam kesiapan menghadapi kematian. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan menggunakan literature yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kesehatan spiritual lansia terhadap kesiapan menghadapi kematian dipengaruhi oleh makna hidup, konsep agama dan ketuhanan, interaksi sosial, konsep sakit sehat, kesejahteraan dan spiritualitas, serta kematian itu sendiri. Selain itu, adanya kesiapan dan ketidaksiapan lansia dalam menghadapi kematian dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kematian tidak dapat ditolak, perbuatan masa lalu yang dilakukan, dan keinginan untuk terus bersama keluarga yang dicintai.
{"title":"FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN SPIRITUALITAS LANSIA DALAM KESIAPAN MENGHADAPI KEMATIAN","authors":"Fitria Fitria, Nandang Mulyana","doi":"10.24198/focus.v4i1.34267","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34267","url":null,"abstract":"Spritualitas adalah keadaan dimana adanya hubungan yang harmonis antara manusia, lingkungan, dan tuhannya. Spiritualitas mempunyai dimensi yang menyediakan kekuatan ketika seseorang berada pada tekanan emosi, penyakit fisik dan kematian dalam setiap tahap perkembangnnya termasuk pada lansia. Salah satu masalah yang sering dialami lansia adalah kesiapan mereka dalam menghadapi kematian yang didasari oleh perilaku kerohaniannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi kesehatan spiritual lansia dalam kesiapan menghadapi kematian. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan menggunakan literature yang telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa kesehatan spiritual lansia terhadap kesiapan menghadapi kematian dipengaruhi oleh makna hidup, konsep agama dan ketuhanan, interaksi sosial, konsep sakit sehat, kesejahteraan dan spiritualitas, serta kematian itu sendiri. Selain itu, adanya kesiapan dan ketidaksiapan lansia dalam menghadapi kematian dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kematian tidak dapat ditolak, perbuatan masa lalu yang dilakukan, dan keinginan untuk terus bersama keluarga yang dicintai.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"39 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116000669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.33733
Ibnu Agus Santosa, Eva Wirabuana, Yeyep Sofyan Iskandar, Yunara Yunara, Dito Hastha Krisandy, Rara Ayu Rahmadani, Luthfiansyah Hadi Ismail
Program budidaya kopi Kamojang merupakan salah satu program CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU yang berfokus pada pemberdayaan petani kopi di sekitar area operasional perusahaan. Pertanian kopi sebagai salah satu komoditas utama area Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, layak untuk diberikan pendampingan yang bersifat memberdayakan, sehingga diharapkan melalui program ini, produktivitas pertanian kopi meningkat dan berkualitas, sehingga pendapatan kelompok semakin meningkat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk program CSR yang dilaksanakan ini memiliki 3 unsur yakni Corporate Social Marketing, Corporate philanthropy dan Socially responsible. Berdasarkan hasil penelitian, tahapan pemberdayaan yang belum dilakukan adalah tahapan terminasi. Perusahaan PT. Indonesia Power Kamojang POMU dapat melaksanakan program yang bersifat pemberdayaan serta memiliki unsur inovasi (kebaruan dan memberikan perubahan secara komprehensif), kolaborasi antar pihak-pihak terlibat (stakeholders), pelaksanaan program yang terorganisir dan berbasis data empiris (dari tahap perencanaan melalui riset pemetaan sosial/social mapping hingga evaluasi melalui riset indeks kepuasan masyarakat/IKM atau social return on investment/SROI) serta menghasilkan dampak-dampak positif yang terukur (ekonomi, sosial, lingkungan dan kesejahteraan).
Kamojang咖啡栽培项目是CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU项目之一,该项目主要集中在公司运营地区的咖啡农民的赋权上。咖啡农场是西爪哇省万隆市Kamojang地区的主要商品之一,因此,通过这个项目,咖啡农场的生产力增加了,质量提高了,因此该地区的收入增加了。本研究采用描述性的方法和定性的方法。根据这项研究,所执行的CSR项目有三种元素:公司社交市场、企业暴力和社会责任。根据研究,授权序列是终止序列。PT. Indonesia Power Kamojang POMU公司可以实施赋权计划,提供彻底的变革,各方合作,组织和基于经验数据的项目(从计划阶段通过社会/社会地图研究进行研究,到通过社会满意/IKM或投资/SROI社会回报索引进行评估),并产生可衡量的积极影响(经济、社会、环境和福利)。
{"title":"PROGRAM CSR BUDIDAYA KOPI KAMOJANG BERBASIS MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN PROPER EMAS PT INDONESIA POWER KAMOJANG POMU","authors":"Ibnu Agus Santosa, Eva Wirabuana, Yeyep Sofyan Iskandar, Yunara Yunara, Dito Hastha Krisandy, Rara Ayu Rahmadani, Luthfiansyah Hadi Ismail","doi":"10.24198/focus.v4i1.33733","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.33733","url":null,"abstract":"Program budidaya kopi Kamojang merupakan salah satu program CSR PT Indonesia Power Kamojang POMU yang berfokus pada pemberdayaan petani kopi di sekitar area operasional perusahaan. Pertanian kopi sebagai salah satu komoditas utama area Kamojang, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, layak untuk diberikan pendampingan yang bersifat memberdayakan, sehingga diharapkan melalui program ini, produktivitas pertanian kopi meningkat dan berkualitas, sehingga pendapatan kelompok semakin meningkat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk program CSR yang dilaksanakan ini memiliki 3 unsur yakni Corporate Social Marketing, Corporate philanthropy dan Socially responsible. Berdasarkan hasil penelitian, tahapan pemberdayaan yang belum dilakukan adalah tahapan terminasi. Perusahaan PT. Indonesia Power Kamojang POMU dapat melaksanakan program yang bersifat pemberdayaan serta memiliki unsur inovasi (kebaruan dan memberikan perubahan secara komprehensif), kolaborasi antar pihak-pihak terlibat (stakeholders), pelaksanaan program yang terorganisir dan berbasis data empiris (dari tahap perencanaan melalui riset pemetaan sosial/social mapping hingga evaluasi melalui riset indeks kepuasan masyarakat/IKM atau social return on investment/SROI) serta menghasilkan dampak-dampak positif yang terukur (ekonomi, sosial, lingkungan dan kesejahteraan).","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127669740","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.33756
Nurul Izza Nabila, R. Nurwati
Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Kekerasan seksual tersebut tidak hanya terjadi di luar lingkungan keluarga, namun juga dapat terjadi di dalam keluarga. Salah satu bentuk kekerasan seksual yang sering terjadi kepada anak adalah pedofilia. Pedofilia merupakan bentuk kekerasan atau pelecehan seksual, dimana pelaku merupakan seorang dewasa yang menggunakan anak sebagai rangsangan seksualnya. Dalam menangani anak yang menjadi korban pedofilia, diperlukan seorang profesional yang dapat membantu anak dalam penyelesaian masalah, yaitu pekerja sosial. Pekerja sosial mengupayakan agar anak tetap mampu menjalankan keberfungsian sosialnya dan mencapai kesejahteraannya. Sebagai profesi yang dapat menangani masalah tersebut, pekerja sosial memiliki berbagai peran dalam membantu anak sebagai korban. Dalam artikel ini, metode yang digunakan adalah metode studi literatur, dimana penulis mengumpulkan sumber data berbagai kajian ilmiah yang berkaitan dengan peran pekerja sosial dalam menangani anak sebagai korban pedofilia. Hasil dari penulisan artikel ini adalah pekerja sosial memiliki dapat berperan sebagai networker, broker, support person, pendidik, pekerja sosial klinis, mediator, saksi ahli, dan advokator.
{"title":"Peran Pekerja Sosial Terhadap Anak Korban Pedofilia","authors":"Nurul Izza Nabila, R. Nurwati","doi":"10.24198/focus.v4i1.33756","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.33756","url":null,"abstract":"Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih sering terjadi di lingkungan masyarakat. Kekerasan seksual tersebut tidak hanya terjadi di luar lingkungan keluarga, namun juga dapat terjadi di dalam keluarga. Salah satu bentuk kekerasan seksual yang sering terjadi kepada anak adalah pedofilia. Pedofilia merupakan bentuk kekerasan atau pelecehan seksual, dimana pelaku merupakan seorang dewasa yang menggunakan anak sebagai rangsangan seksualnya. Dalam menangani anak yang menjadi korban pedofilia, diperlukan seorang profesional yang dapat membantu anak dalam penyelesaian masalah, yaitu pekerja sosial. Pekerja sosial mengupayakan agar anak tetap mampu menjalankan keberfungsian sosialnya dan mencapai kesejahteraannya. Sebagai profesi yang dapat menangani masalah tersebut, pekerja sosial memiliki berbagai peran dalam membantu anak sebagai korban. Dalam artikel ini, metode yang digunakan adalah metode studi literatur, dimana penulis mengumpulkan sumber data berbagai kajian ilmiah yang berkaitan dengan peran pekerja sosial dalam menangani anak sebagai korban pedofilia. Hasil dari penulisan artikel ini adalah pekerja sosial memiliki dapat berperan sebagai networker, broker, support person, pendidik, pekerja sosial klinis, mediator, saksi ahli, dan advokator.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126233997","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.34266
M. Khairunnisa, S. A. Nulhaqim
Pendekatan berbasis kekuatan menjadi salah satu metode yang dipakai oleh pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan keberfungsian sosial kliennya, termasuk lansia. Lansia sebagai kelompok yang memerlukan perhatian khusus memiliki karakteristik individu tersendiri, berupa potensi dan kekuatan, yang dapat dimaksimalkan sehingga bisa mencapai kesehatan yang multidimensional—yang meliputi 7 Dimensi Kesehatan; fisik, lingkungan, spiritual, sosial, profesional, intelektual, serta emosional. Artikel ini membahas bagaimana lansia dapat dilihat melalui perspektif sumber daya yang dapat dikembangkan oleh pekerja sosial melalui pendekatan berbasis kekuatan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan menggunakan perspektif Model Ekologi dari Penuaan yang memandang keterkaitan karakteristik individu lansia dengan tekanan dari lingkungannya. Hasilnya, pekerja sosial dapat menggunakan pendekatan berbasis kekuatan untuk menyehatkan lansia secara holistik dengan memerhatikan tiga domain analisis; domain individu, interaksional, dan kontekstual, untuk mencapai tingkat keterlibatan dalam hidup lansia yang baik.
{"title":"PENDEKATAN BERBASIS KEKUATAN DALAM MENINGKATKAN WELLNESS LANSIA","authors":"M. Khairunnisa, S. A. Nulhaqim","doi":"10.24198/focus.v4i1.34266","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34266","url":null,"abstract":"Pendekatan berbasis kekuatan menjadi salah satu metode yang dipakai oleh pekerja sosial untuk menyelesaikan masalah atau meningkatkan keberfungsian sosial kliennya, termasuk lansia. Lansia sebagai kelompok yang memerlukan perhatian khusus memiliki karakteristik individu tersendiri, berupa potensi dan kekuatan, yang dapat dimaksimalkan sehingga bisa mencapai kesehatan yang multidimensional—yang meliputi 7 Dimensi Kesehatan; fisik, lingkungan, spiritual, sosial, profesional, intelektual, serta emosional. Artikel ini membahas bagaimana lansia dapat dilihat melalui perspektif sumber daya yang dapat dikembangkan oleh pekerja sosial melalui pendekatan berbasis kekuatan. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan menggunakan perspektif Model Ekologi dari Penuaan yang memandang keterkaitan karakteristik individu lansia dengan tekanan dari lingkungannya. Hasilnya, pekerja sosial dapat menggunakan pendekatan berbasis kekuatan untuk menyehatkan lansia secara holistik dengan memerhatikan tiga domain analisis; domain individu, interaksional, dan kontekstual, untuk mencapai tingkat keterlibatan dalam hidup lansia yang baik.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"2015 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130105858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.34253
Indah Sari Pebrianti, Maulana - Irfan
ABSTRAKAnak merupakan cikal bakal penerus bangsa, namun berbagai permasalahan anak seolah tidak ada habisnya, salah satunya adalah hak untuk dapat tumbuh dan berkembang. Untuk menjawab persoalan tersebut pemerintah dan beberapa stakeholder membuat alternatif pemecahan yakni membentuk lembaga pelayanan sosial. Lembaga pelayanan sosial hadir sebagai wadah untuk mensejahterakan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Panti sosial asuhan anak merupakan salah satu bentuk dari pelayanan sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam melaksanakan fungsi sosialnya.Bentuk upaya pemecahan permasalahan sosial dapat dilakukan dengan melalui pendekatan individu, keluarga, kelompok, maupun komunitas. Salah satu diantaranya yaitu memberikan dan membentuk terapi aktivitas kelompok. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga hal tersebut mempengaruhi bagaimana pola perkembangan yang ada dalam diri mereka. Terapi aktivitas kelompok dinilai dapat membantu remaja memenuhi kebutuhan dan tugas perkembangan secara positif. Penelitian ini menggunakan studi literatur, yang mana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terapi aktivitas kelompok yang dilakukan di Panti Sosial Asuhan Putra Utama 4 Cengkareng. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok di Panti Sosial Asuhan Putra Utama 4 Cengkareng yakni terapi kelompok dengan tema “Belajar melipat baju dengan rapi” dinilai mampu untuk meningkatkan perkembangan diri pada warga binaan sosial.
{"title":"TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK WARGA BINAAN SOSIAL DI PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK PUTRA UTAMA 4 CENGKARENG","authors":"Indah Sari Pebrianti, Maulana - Irfan","doi":"10.24198/focus.v4i1.34253","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34253","url":null,"abstract":"ABSTRAKAnak merupakan cikal bakal penerus bangsa, namun berbagai permasalahan anak seolah tidak ada habisnya, salah satunya adalah hak untuk dapat tumbuh dan berkembang. Untuk menjawab persoalan tersebut pemerintah dan beberapa stakeholder membuat alternatif pemecahan yakni membentuk lembaga pelayanan sosial. Lembaga pelayanan sosial hadir sebagai wadah untuk mensejahterakan PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial). Panti sosial asuhan anak merupakan salah satu bentuk dari pelayanan sosial yang memberikan pelayanan kepada anak-anak yang mengalami hambatan dalam melaksanakan fungsi sosialnya.Bentuk upaya pemecahan permasalahan sosial dapat dilakukan dengan melalui pendekatan individu, keluarga, kelompok, maupun komunitas. Salah satu diantaranya yaitu memberikan dan membentuk terapi aktivitas kelompok. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga hal tersebut mempengaruhi bagaimana pola perkembangan yang ada dalam diri mereka. Terapi aktivitas kelompok dinilai dapat membantu remaja memenuhi kebutuhan dan tugas perkembangan secara positif. Penelitian ini menggunakan studi literatur, yang mana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terapi aktivitas kelompok yang dilakukan di Panti Sosial Asuhan Putra Utama 4 Cengkareng. Dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terapi aktivitas kelompok di Panti Sosial Asuhan Putra Utama 4 Cengkareng yakni terapi kelompok dengan tema “Belajar melipat baju dengan rapi” dinilai mampu untuk meningkatkan perkembangan diri pada warga binaan sosial. ","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131635855","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.34497
Ervani Faradillah Rahman, Hery Wibowo
Kekerasan seksual tidak hanya terjadi dikalangan orang dewasa melainkan anak-anak dapat menjadi korban dari kekerasan seksual. Dengan angka kasus yang semakin meningkat, Departemen Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Kesehatan, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sebagai upaya memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan. Adapun tahapan yang dilakukan setelah pemberian layanan dianggap selesai yaitu reintegrasi sosial. Penelitian ini membahas mengenai pemahaman yang menyeluruh dari Reintegrasi Sosial Korban Kasus Kekerasan Seksual Anak di P2TP2A DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif guna memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelaksanaan reintegrasi sosial saat dan sebelum pandemi, tahapan tertentu dari pelaksanaan reintegrasi sosial, serta terdapat peluang dan hambatan dari pelaksanaan reintegrasi sosial di P2TP2A DKI Jakarta.
{"title":"REINTEGRASI SOSIAL KORBAN KASUS KEKERASAN SEKSUAL ANAK DI P2TP2A DKI JAKARTA","authors":"Ervani Faradillah Rahman, Hery Wibowo","doi":"10.24198/focus.v4i1.34497","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34497","url":null,"abstract":"Kekerasan seksual tidak hanya terjadi dikalangan orang dewasa melainkan anak-anak dapat menjadi korban dari kekerasan seksual. Dengan angka kasus yang semakin meningkat, Departemen Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Kesehatan, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sebagai upaya memberikan pelayanan bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan. Adapun tahapan yang dilakukan setelah pemberian layanan dianggap selesai yaitu reintegrasi sosial. Penelitian ini membahas mengenai pemahaman yang menyeluruh dari Reintegrasi Sosial Korban Kasus Kekerasan Seksual Anak di P2TP2A DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif guna memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai topik yang dibahas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelaksanaan reintegrasi sosial saat dan sebelum pandemi, tahapan tertentu dari pelaksanaan reintegrasi sosial, serta terdapat peluang dan hambatan dari pelaksanaan reintegrasi sosial di P2TP2A DKI Jakarta.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115243269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.33815
D. Haryanti
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan dalam upaya menciptakan pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1997 Elkington mempopulerkan Triple Bottom Line (TBL) yang mencakup profit, people, dan planet. Konsep ini menekankan perusahaan untuk tidak hanya berfokus pada profit saja namun juga people dan planet. Kompas Gramedia sebagai grup perusahaan yang memiliki berbagai bidang usaha menyelenggarakan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkumpul dalam Inspirasi Nusantara. Inspirasi Nusantara terbagi menjadi 3 yaitu Inspirasi Pendidikan, Inspirasi Lingkungan, serta Inspirasi Budaya. Kompas Gramedia telah menerapkan Triple Bottom Line melalui berbagai program CSR nya. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki concern CSR pada bidang budaya melalui program Inspirasi Budaya berupa pendirian Bentara Budaya.
{"title":"PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KOMPAS GRAMEDIA BERDASARKAN TRIPLE BOTTOM LINE","authors":"D. Haryanti","doi":"10.24198/focus.v4i1.33815","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.33815","url":null,"abstract":"Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan dalam upaya menciptakan pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1997 Elkington mempopulerkan Triple Bottom Line (TBL) yang mencakup profit, people, dan planet. Konsep ini menekankan perusahaan untuk tidak hanya berfokus pada profit saja namun juga people dan planet. Kompas Gramedia sebagai grup perusahaan yang memiliki berbagai bidang usaha menyelenggarakan program-program Corporate Social Responsibility (CSR) yang terkumpul dalam Inspirasi Nusantara. Inspirasi Nusantara terbagi menjadi 3 yaitu Inspirasi Pendidikan, Inspirasi Lingkungan, serta Inspirasi Budaya. Kompas Gramedia telah menerapkan Triple Bottom Line melalui berbagai program CSR nya. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki concern CSR pada bidang budaya melalui program Inspirasi Budaya berupa pendirian Bentara Budaya.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"191 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115290937","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.34269
Tiara Salsabilla, M. Zainuddin
Teori modernisasi penuaan menekankan pada pengurangan status lansia di kehidupan sosial, karena terjadinya berbagai kemajuan teknologi dan industri yang lebih menguntungkan kaum muda. Dalam perkembangan teknologi, khususnya pada masa pandemi, kegiatan-kegiatan pada kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilakukan di luar jaringan (offline), kini karena adanya pandemi COVID-19, masyarakat perlu melakukan jaga jarak dan melaksanakan berbagai kegiatan dalam jaringan (online). Dengan kondisi yang disampaikan teori modernisasi, status lansia yang berkurang dalam modernisasi berkaitan dengan hambatan lansia dalam menggunakan teknologi. Beberapa hambatan yang dialami lansia dalam menggunakan teknologi dan media sosial yaitu; (1) hambatan intrapersonal; (2) hambatan struktural; dan (3) hambatan fungsional. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan untuk dapat menggambarkan bagaimana upaya adaptasi modernisasi kegiatan lansia melalui media sosial pada masa pandemi COVID-19, dengan mempertimbangkan hambatan serta kerentanan lansia di era modern. Selain itu, dalam artikel ini juga dibahas bagaimana dukungan serta bantuan lingkungan lansia dapat membantu upaya adaptasi.
{"title":"UPAYA ADAPTASI MODERNISASI KEGIATAN LANSIA MELALUI MEDIA SOSIAL PADA MASA PANDEMI COVID-19","authors":"Tiara Salsabilla, M. Zainuddin","doi":"10.24198/focus.v4i1.34269","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.34269","url":null,"abstract":"Teori modernisasi penuaan menekankan pada pengurangan status lansia di kehidupan sosial, karena terjadinya berbagai kemajuan teknologi dan industri yang lebih menguntungkan kaum muda. Dalam perkembangan teknologi, khususnya pada masa pandemi, kegiatan-kegiatan pada kehidupan masyarakat mengalami perubahan. Kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilakukan di luar jaringan (offline), kini karena adanya pandemi COVID-19, masyarakat perlu melakukan jaga jarak dan melaksanakan berbagai kegiatan dalam jaringan (online). Dengan kondisi yang disampaikan teori modernisasi, status lansia yang berkurang dalam modernisasi berkaitan dengan hambatan lansia dalam menggunakan teknologi. Beberapa hambatan yang dialami lansia dalam menggunakan teknologi dan media sosial yaitu; (1) hambatan intrapersonal; (2) hambatan struktural; dan (3) hambatan fungsional. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode studi kepustakaan untuk dapat menggambarkan bagaimana upaya adaptasi modernisasi kegiatan lansia melalui media sosial pada masa pandemi COVID-19, dengan mempertimbangkan hambatan serta kerentanan lansia di era modern. Selain itu, dalam artikel ini juga dibahas bagaimana dukungan serta bantuan lingkungan lansia dapat membantu upaya adaptasi.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127203406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-01DOI: 10.24198/focus.v4i1.31894
Qotrunnada Salsabilah, R. Darwis
Masa remaja merupakan masa yang paling membingungkan dalam kehidupan seseorang. Masa ini adalah masa di mana banyak hal berubah, dan remaja yang mengalaminya bukan saja harus beradaptasi dengan perubahan fisik, namun juga dalam memahami berbagai hal yang terjadi pada lingkungan sosialnya, dan ditambah pula dengan kondisi remaja yang juga mengalami perkembangan dalam aspek psikologisnya. Masa remaja merupakan tahapan perkembangan yang paling krusial. Tahapan ini membutuhkan banyak sekali perhatian, terutama dari figur orang tua. Kehilangan figur orang tua dapat membuat remaja yang sedang melewati masa tersebut dapat memiliki pemikiran negative tentang dirinya. Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana terbangunnya distorsi kognitif pada remaja yang menjadi subjek dalam kajian dan bagaimana cara distorsi kognitif membuat remaja mempercayai sesuatu yang sesungguhnya tidak terjadi. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui kegiatan praktikum pekerjaan sosial dengan individu dan kelompok. Metode yang digunakan untuk membantu remaja selaku klien adalah cognitive restructuring form (CRF). Hasil kajian menunjukkan distorsi kognitif yang dimiliki oleh remaja dapat diperbaiki dengan membantah pemikiran negatif yang dimilikinya. Hal ini selanjutnya dapat membantu remaja untuk mencapai keadaan di mana dia mulai mampu memiliki self talk positif akan kejadian yang terjadi padanya dan membantunya untuk mengatasi distorsi negatif yang dimilikinya
{"title":"MENGUBAH POLA PIKIR NEGATIF PADA REMAJA MELALUI COGNITIVE RESTRUCTURING","authors":"Qotrunnada Salsabilah, R. Darwis","doi":"10.24198/focus.v4i1.31894","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.31894","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa yang paling membingungkan dalam kehidupan seseorang. Masa ini adalah masa di mana banyak hal berubah, dan remaja yang mengalaminya bukan saja harus beradaptasi dengan perubahan fisik, namun juga dalam memahami berbagai hal yang terjadi pada lingkungan sosialnya, dan ditambah pula dengan kondisi remaja yang juga mengalami perkembangan dalam aspek psikologisnya. Masa remaja merupakan tahapan perkembangan yang paling krusial. Tahapan ini membutuhkan banyak sekali perhatian, terutama dari figur orang tua. Kehilangan figur orang tua dapat membuat remaja yang sedang melewati masa tersebut dapat memiliki pemikiran negative tentang dirinya. Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana terbangunnya distorsi kognitif pada remaja yang menjadi subjek dalam kajian dan bagaimana cara distorsi kognitif membuat remaja mempercayai sesuatu yang sesungguhnya tidak terjadi. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif melalui kegiatan praktikum pekerjaan sosial dengan individu dan kelompok. Metode yang digunakan untuk membantu remaja selaku klien adalah cognitive restructuring form (CRF). Hasil kajian menunjukkan distorsi kognitif yang dimiliki oleh remaja dapat diperbaiki dengan membantah pemikiran negatif yang dimilikinya. Hal ini selanjutnya dapat membantu remaja untuk mencapai keadaan di mana dia mulai mampu memiliki self talk positif akan kejadian yang terjadi padanya dan membantunya untuk mengatasi distorsi negatif yang dimilikinya","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125975451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-02DOI: 10.24198/focus.v3i2.32032
Wandi Adiansah, S. A. Nulhaqim, Maulana - Irfan, M. Fedryansyah
Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan faktor internal organisasi Yayasan Istana Belajar Anak Banten. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi non-partisipasi dan studi dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh dari beberapa informan yaitu Founder & Managing Director Yayasan ISBANBAN dan staff Yayasan ISBANBAN. Untuk data sekunder berasal dari studi dokumentasi laporan Yayasan ISBANBAN dan studi dari penelitian terdahulu. Data yang telah terkumpul akan dianalisis melalui tahapan reduksi data, kategorisasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal lembaga terdiri dari empat faktor utama yaitu faktor ekonomi, faktor sosiologis, faktor politik/professional dan faktor teknologi. Sedangkan faktor internal lembaga terdiri dari enam komponen faktor internal organisasi yaitu tujuan organisasi, misi, dan filsafat, perencanaan organisasional, operasi organisasi, sumber daya manusia, sumber daya teknologi dan sumber keuangan.
{"title":"ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL ORGANISASI PELAYANAN SOSIAL: YAYASAN ISTANA BELAJAR ANAK BANTEN","authors":"Wandi Adiansah, S. A. Nulhaqim, Maulana - Irfan, M. Fedryansyah","doi":"10.24198/focus.v3i2.32032","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/focus.v3i2.32032","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan faktor internal organisasi Yayasan Istana Belajar Anak Banten. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi non-partisipasi dan studi dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer akan diperoleh dari beberapa informan yaitu Founder & Managing Director Yayasan ISBANBAN dan staff Yayasan ISBANBAN. Untuk data sekunder berasal dari studi dokumentasi laporan Yayasan ISBANBAN dan studi dari penelitian terdahulu. Data yang telah terkumpul akan dianalisis melalui tahapan reduksi data, kategorisasi data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor eksternal lembaga terdiri dari empat faktor utama yaitu faktor ekonomi, faktor sosiologis, faktor politik/professional dan faktor teknologi. Sedangkan faktor internal lembaga terdiri dari enam komponen faktor internal organisasi yaitu tujuan organisasi, misi, dan filsafat, perencanaan organisasional, operasi organisasi, sumber daya manusia, sumber daya teknologi dan sumber keuangan.","PeriodicalId":103742,"journal":{"name":"Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115417104","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}