Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2011.10.2.2
Pramujo Widiatmoko, Isdiriayani Nurdin
The chromium effect on nickel electrodeposition from nickel-chromium solution Electrodeposition, which can convert nickel ion into pure nickel metal, is an alternative for reducing nickel concentration in electroplating waste and in same time increasing its economic value. The aim of this research is to study the effect of chromium presence on the performance of Nickel recovery from liquid waste of Ni-Cr electroplating process. Liquid of electroplating waste leachate is represented by solutions containing nickel and chromium sulfate method. All experiments were carried out at ambient temperature and pressure with Cr/Ni ratio and boric acid composition as variables. Result of the research shows that chromium presence in solution with 28.9% Cr/Ni ratio increases activation polarization of about 500 mV. Optimum condition of the experiment is obtained for Cr/Ni ratio 3.7%-w. Increasing Cr/Ni ratio from 3.7% to 14.8% decreases current efficiency by 57% and deposition efficiency by 5%, and also increases energy consumption by 8.3%. Morphology of deposited nickel deteriorates with increasing of Cr/Ni ratio and hydroxide compound is formed when it reaches 14.8%. Keywords: nickel electrodeposition, nickel-chromium solution, chromium, electroplating wasteAbstrakElektrodeposisi merupakan metode alternatif yang potensial untuk mengurangi kandungan nikel dari limbah elektroplating sekaligus meningkatkan nilai ekonomisnya, dengan produk berupa logam nikel murni. Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi pengaruh krom dalam proses pemulihan nikel dari larutan limbah industri yang mengandung nikel dan krom. Nikel sulfat dan krom sulfat digunakan sebagai pendekatan larutan hasil ekstraksi limbah padat. Percobaan dilakukan pada tekanan dan temperatur ruang dengan variasi rasio krom terhadap nikel serta konsentrasi asam borat sebagai aditif. Hasil percobaan menunjukkan bahwa keberadaan krom dengan rasio Cr/Ni 28,9% meningkatkan polarisasi aktivasi sekitar 500 mV. Kondisi optimum untuk percobaan ini diperoleh ketika rasio Cr/Ni 3,7%-berat. Perubahan rasio Cr/Ni dalam larutan dari 3,7% menjadi 14,8% menurunkan efisiensi arus sebesar 57%, menurunkan efisiensi deposisi 5%, serta meningkatkan kebutuhan energi hingga 8,3%. Morfologi deposit nikel menjadi lebih buruk dengan kenaikan rasio Cr/Ni, dan berubah menjadi deposit hidroksida pada rasio Cr/Ni 14,8%.Kata kunci: elektrodeposisi nikel, larutan nikel-krom, krom, limbah elektroplating
镍铬溶液中铬对镍电沉积的影响电沉积可以将镍离子转化为纯镍金属,是降低电镀废弃物中镍浓度,同时提高其经济价值的一种替代方法。本研究的目的是研究铬的存在对镍铬电镀废液中镍回收性能的影响。电镀垃圾渗滤液用含镍、含铬硫酸溶液表示。所有实验均在常温常压下进行,以Cr/Ni比和硼酸组成为变量。研究结果表明,在Cr/Ni比为28.9%的溶液中加入铬可使活化极化增大约500 mV。得到了Cr/Ni比为3.7%-w的最佳实验条件。Cr/Ni比值从3.7%提高到14.8%,电流效率降低57%,沉积效率降低5%,能耗增加8.3%。随着Cr/Ni比的增加,沉积镍的形貌逐渐恶化,当Cr/Ni比达到14.8%时形成氢氧化物。关键词:镍电沉积,镍铬溶液,铬,电镀废液;电沉积法;交替阳电位;Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi pengaruh krom dalam propropemulihan nickel dari larutan limbah industry yang mengandung nickel dankrom。镍硫酸盐dan krom硫酸盐digunakan sebagai pendekatan larutan hasil ekstraksi limbah padat。Percobaan dilakukan pada tekanan an dandanan variasaskk从terhadap镍serta konsentrasasasam sebagai adif。Hasil percobaan menunjukkan bahwa keberadaan krom dengan rasio Cr/Ni 28,9% meningkatkan polarisasi aktivasi sekitar 500 mV。在Cr/Ni 3,7%-berat条件下,Kondisi优化了过氧化氢化合物的制备方法。Perubahan rasio Cr/Ni dalam larutan dari 3,7% menjadi 14,8% menurunkan efisiensi arus sebesar 57%, menurunkan efisiensi deposisi 5%, serta meningkatkan kebutuhan energi hingga 8,3%。Morfologi menjadi矿床lebih buruk dengan kenaikan矿床Cr/Ni比值为14.8%,dan berubah menjadi矿床hidroksida pada比值为14.8%。Kata kunci:电镀镍,larutan镍krom, krom, limbah电镀
{"title":"Pengaruh krom pada elektrodeposisi nikel dari larutan nikel-krom","authors":"Pramujo Widiatmoko, Isdiriayani Nurdin","doi":"10.5614/jtki.2011.10.2.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2011.10.2.2","url":null,"abstract":"The chromium effect on nickel electrodeposition from nickel-chromium solution Electrodeposition, which can convert nickel ion into pure nickel metal, is an alternative for reducing nickel concentration in electroplating waste and in same time increasing its economic value. The aim of this research is to study the effect of chromium presence on the performance of Nickel recovery from liquid waste of Ni-Cr electroplating process. Liquid of electroplating waste leachate is represented by solutions containing nickel and chromium sulfate method. All experiments were carried out at ambient temperature and pressure with Cr/Ni ratio and boric acid composition as variables. Result of the research shows that chromium presence in solution with 28.9% Cr/Ni ratio increases activation polarization of about 500 mV. Optimum condition of the experiment is obtained for Cr/Ni ratio 3.7%-w. Increasing Cr/Ni ratio from 3.7% to 14.8% decreases current efficiency by 57% and deposition efficiency by 5%, and also increases energy consumption by 8.3%. Morphology of deposited nickel deteriorates with increasing of Cr/Ni ratio and hydroxide compound is formed when it reaches 14.8%. Keywords: nickel electrodeposition, nickel-chromium solution, chromium, electroplating wasteAbstrakElektrodeposisi merupakan metode alternatif yang potensial untuk mengurangi kandungan nikel dari limbah elektroplating sekaligus meningkatkan nilai ekonomisnya, dengan produk berupa logam nikel murni. Penelitian ini bertujuan mengkuantifikasi pengaruh krom dalam proses pemulihan nikel dari larutan limbah industri yang mengandung nikel dan krom. Nikel sulfat dan krom sulfat digunakan sebagai pendekatan larutan hasil ekstraksi limbah padat. Percobaan dilakukan pada tekanan dan temperatur ruang dengan variasi rasio krom terhadap nikel serta konsentrasi asam borat sebagai aditif. Hasil percobaan menunjukkan bahwa keberadaan krom dengan rasio Cr/Ni 28,9% meningkatkan polarisasi aktivasi sekitar 500 mV. Kondisi optimum untuk percobaan ini diperoleh ketika rasio Cr/Ni 3,7%-berat. Perubahan rasio Cr/Ni dalam larutan dari 3,7% menjadi 14,8% menurunkan efisiensi arus sebesar 57%, menurunkan efisiensi deposisi 5%, serta meningkatkan kebutuhan energi hingga 8,3%. Morfologi deposit nikel menjadi lebih buruk dengan kenaikan rasio Cr/Ni, dan berubah menjadi deposit hidroksida pada rasio Cr/Ni 14,8%.Kata kunci: elektrodeposisi nikel, larutan nikel-krom, krom, limbah elektroplating","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115292430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Methyl esters are one of alkyl esters compound that used as alternative diesel fuel became popular. Methyl esters have similarities on physical and chemical properties with the diesel fuel produced from fossil oil; however it has less combustion and environmental emissions. As fossil oil become rare to be exploited, and the rapid environmental issues, the efforts to develop methyl esters as alternative diesel fuel become a prospective one. One method to produce methyl esters from free fatty acids of crude palm oil (CPO) is the two step esterification-transesterification reaction, each step produce the same final product, however differs in the side product. Esterification produce water and transesterfication produce glycerin. The reaction uses alcohol as main reactant beside the free fatty acids, it can be conducted in batch or continuous production. In this research, the investigation is only emphasized in the first step that is the esterification step to produce methyl esters from free fatty acids contained in crude palm oil. Methanol and sulfuric acid are used as reactant and catalyst respectively. Methyl esters produced by esterification is affected by reaction temperature, amounts of catalyst, and methanol volume. The increase in temperature improved esterification conversion from 19% in 50C to 98% in 60C. While the usage of the highest amount of catalyst, 5 ml/1-CPO, led to produced the highest conversion relative to the conversion from 1 and 3 ml/1-CPO catalyst. Furthermore, 10% amount of methanol per volume CPO produced higher yield than 8%.Keywords : Biodiesel, CPO Free Fatty Acid Esterification, Methyl Ester ConversionAbstrak Metil ester merupakan suatu senyawa alkil ester yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Metil ester memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sam a dengan minyak diesel yang dihasilkan dari minyak bumi tetapi emisi pembakaran dari penggunaan ester metal lebih rendah dari pada emisi hasil penggunaan minyak solar. Seiring dengan semakin langkanya sumber minyak bumi dan semakin gencarnya isu lingkungan hidup, pengembangan ester metil sebagai bahan bakar pengganti minyak solar semakin prospektif. Pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minyak sawit mentah (crude palm oil) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi menggunakan alkohol. Reaksi-reaksi ini dapat dilaksanakan secara batch maupun kontinu. Pada penelitian yang telah dilakukan, pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minyak sawit mentah dilakukan dengan reaksi esterifikasi secara batch, dengan reaktan berupa minyak sawit mentah dan metanol. Katalis yang digunakan adalah H2SO4. Konversi ester metil yang dihasilkan dipengaruhi oleh temperatur reaksi, konsentrasi katalis dan konsentrasi metanol. Kenaikan temperatur reaksi akan meningkatkan konversi dari 19% pada 50oC menjadi 98% pada 60oC. Dengan menggunakan konsentrasi katalis tertinggi 5ml/l CPO memicu konversi tertinggi relatif diban
甲基酯是烷基酯类化合物中的一种,作为柴油的替代燃料得到广泛应用。甲酯与石化柴油在理化性质上有相似之处;然而,它具有较少的燃烧和环境排放。随着石油资源的日益稀少和环境问题的日益严重,开发甲酯类柴油作为替代燃料是一个有前景的研究方向。从粗棕榈油(CPO)的游离脂肪酸中提取甲酯的一种方法是两步酯化-酯交换反应,每一步生成的最终产物相同,但副产物不同。酯化反应生成水,酯交换反应生成甘油。该反应以醇为主要反应物,除游离脂肪酸外,还可分批或连续生产。在本研究中,只重点研究了第一步,即从粗棕榈油中游离脂肪酸酯化制备甲酯的步骤。甲醇和硫酸分别作为反应物和催化剂。酯化反应生成的甲酯受反应温度、催化剂用量和甲醇体积的影响。温度的升高使酯化转化率从50℃时的19%提高到60℃时的98%。而催化剂用量最高时,5 ml/1- cpo的转化率相对于1 ml/1- cpo和3 ml/1- cpo的转化率最高。此外,每体积CPO添加10%的甲醇比8%的产率更高。关键词:生物柴油,CPO游离脂肪酸酯化,甲酯转化摘要:甲酯merupakan suatu senyawa烷基酯yang dapat digunakan sebagai bahan bakar替代品大连大连石化石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司,大连大连石化有限公司。公司简介:彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江,彭丹江。Pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minyak sawwit mentah(粗棕榈油)dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan reaksi esterifikasi transsterifikasi menggunakan醇。Reaksi-reaksi ini dapat dilaksanakan secara batch maupun kontinu。Pada penelitian yang telah dilakukan, pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minak sait mentan dilakukan dengan reaksi sterifikasi secara batch, dengan reaktan berupa minak sait mentah danmeol。Katalis yang digunakan adalah H2SO4Konversi ester metil yang dihasilkan dipengaruhi oleh温度分解,konsentrasi katalis和konsentrasi metrol。Kenaikan温度为19%,温度为50℃,温度为98%,温度为60℃。Dengan menggunakan konsentrasi katalis tertinggi 5毫升/ l CPO memicu konversi tertinggi relatif dibandingkan汝konversi达里语1丹3毫升/ l CPO。甲醇10%孟哈斯康perolehan汀吉溶解度8%。Kata Kunci:生物柴油,酯化酯化casasiam Lemak Bebas CPO, Konversi酯金属
{"title":"Esterifikasi asam lemak bebas dalam minyak sawit mentah untuk produksi metilester","authors":"T. Prakoso, Indra Kurniawan, R. Nugroho","doi":"10.5614/jtki.2007.6.3.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.3.7","url":null,"abstract":"Methyl esters are one of alkyl esters compound that used as alternative diesel fuel became popular. Methyl esters have similarities on physical and chemical properties with the diesel fuel produced from fossil oil; however it has less combustion and environmental emissions. As fossil oil become rare to be exploited, and the rapid environmental issues, the efforts to develop methyl esters as alternative diesel fuel become a prospective one. One method to produce methyl esters from free fatty acids of crude palm oil (CPO) is the two step esterification-transesterification reaction, each step produce the same final product, however differs in the side product. Esterification produce water and transesterfication produce glycerin. The reaction uses alcohol as main reactant beside the free fatty acids, it can be conducted in batch or continuous production. In this research, the investigation is only emphasized in the first step that is the esterification step to produce methyl esters from free fatty acids contained in crude palm oil. Methanol and sulfuric acid are used as reactant and catalyst respectively. Methyl esters produced by esterification is affected by reaction temperature, amounts of catalyst, and methanol volume. The increase in temperature improved esterification conversion from 19% in 50C to 98% in 60C. While the usage of the highest amount of catalyst, 5 ml/1-CPO, led to produced the highest conversion relative to the conversion from 1 and 3 ml/1-CPO catalyst. Furthermore, 10% amount of methanol per volume CPO produced higher yield than 8%.Keywords : Biodiesel, CPO Free Fatty Acid Esterification, Methyl Ester ConversionAbstrak Metil ester merupakan suatu senyawa alkil ester yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif. Metil ester memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sam a dengan minyak diesel yang dihasilkan dari minyak bumi tetapi emisi pembakaran dari penggunaan ester metal lebih rendah dari pada emisi hasil penggunaan minyak solar. Seiring dengan semakin langkanya sumber minyak bumi dan semakin gencarnya isu lingkungan hidup, pengembangan ester metil sebagai bahan bakar pengganti minyak solar semakin prospektif. Pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minyak sawit mentah (crude palm oil) dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan reaksi esterifikasi dan transesterifikasi menggunakan alkohol. Reaksi-reaksi ini dapat dilaksanakan secara batch maupun kontinu. Pada penelitian yang telah dilakukan, pembuatan ester metil dari asam lemak bebas minyak sawit mentah dilakukan dengan reaksi esterifikasi secara batch, dengan reaktan berupa minyak sawit mentah dan metanol. Katalis yang digunakan adalah H2SO4. Konversi ester metil yang dihasilkan dipengaruhi oleh temperatur reaksi, konsentrasi katalis dan konsentrasi metanol. Kenaikan temperatur reaksi akan meningkatkan konversi dari 19% pada 50oC menjadi 98% pada 60oC. Dengan menggunakan konsentrasi katalis tertinggi 5ml/l CPO memicu konversi tertinggi relatif diban","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116675984","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstrak Gas H2S merupakan gas yang bersifat polutan dalam gas alam maupun campuran gas. Keberadaannya harus dihilangkan dari campuran tersebut. Ekstrak abu dari limbah pertanian mengandung kalium karbonat yang dapat menyerap gas H2S. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan gas H2S dengan laju alir 2,3175 mL/s dan fraksi mol 0,4105 ke dalam larutan ekstrak abu dalam reaktor berpengaduk pada kisaran suhu 303K sampai 325 K, konsentrasi kalium karbonat 7,5.10-3 M sampai 13,5.10-3 M dun waktu reaksi sampai 30 menit, Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi kalium karbonat dapat mencapai 37,90%, pada penggunaan kalium karbonat 0,0075M, fraksi mol H2S 0, 4105, suhu reaksi 325K dan waktu reaksi 30 menit. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien perpindahan massa keseluruhan, KLa=6,24 menit-1, sedang hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu sesuai dengan persamaan Arrhenius, kr = 175,3219e-15.6788RT. Analisis kinetika reaksi menunjukkan bahwa kedua langkah yaitu perpindahan massa dan reaksi kimia saling menentukan (regim campuran).Kata Kunci : Penyerapan, Perpindahan Massa, Reaksi KimiaAbstrakGas H2S merupakan gas yang bersifat polutan dalam gas alam maupun campuran gas. Keheradaannya harus dihilangkan dari campuran tersehut. Ekstrak abu dari limbah pertanian mengandung kalium karbonat yang dapat menyerap gas H2S. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan gas H2S dengan laju alir 2,3175 mL/s dan fraksi mol 0,4105 ke dalam larutan ekstrak abu dalam reaktor berpengaduk pada kisaran suhu 303K sampai 325K, konsentrasi kalium karbonat 7,5 10-3M sampai 13,5 10-3M dan waktu reaksi sampai 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi kalium karbonat dapat mencapai 3 7, 90%, pada penggunaan kalium karbona! 0,0075 M, fraksi mol H2S 0,4105, suhu reaksi 325K dan waktu reaksi 30 menit. Hasil perhitungan diperoleh nilai koeflsien perpindahan massa keseluruhan, K1a= 6,24 menit-1, sedang hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu sesuai dengan persamaan Arrhenius, kr=175,3219e-15,6788RT. Analisis kinetika reaksi menunjukkan bahwa kedua langkah yaitu perpindahan massa dan reaksi kimia sating menentukan (regim campuran).Kata Kunci: Penyerapan, Perpindahan Massa, Reaksi Kimia
{"title":"Penyerapan gas H2S dengan larutan K2CO3 dari ekstrak abu kelopak batang pisang","authors":"Haryomukti Sulistyo, Novita Wiedhasari, Deddy Setiawan","doi":"10.5614/jtki.2005.4.2.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2005.4.2.3","url":null,"abstract":"Abstrak Gas H2S merupakan gas yang bersifat polutan dalam gas alam maupun campuran gas. Keberadaannya harus dihilangkan dari campuran tersebut. Ekstrak abu dari limbah pertanian mengandung kalium karbonat yang dapat menyerap gas H2S. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan gas H2S dengan laju alir 2,3175 mL/s dan fraksi mol 0,4105 ke dalam larutan ekstrak abu dalam reaktor berpengaduk pada kisaran suhu 303K sampai 325 K, konsentrasi kalium karbonat 7,5.10-3 M sampai 13,5.10-3 M dun waktu reaksi sampai 30 menit, Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi kalium karbonat dapat mencapai 37,90%, pada penggunaan kalium karbonat 0,0075M, fraksi mol H2S 0, 4105, suhu reaksi 325K dan waktu reaksi 30 menit. Hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien perpindahan massa keseluruhan, KLa=6,24 menit-1, sedang hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu sesuai dengan persamaan Arrhenius, kr = 175,3219e-15.6788RT. Analisis kinetika reaksi menunjukkan bahwa kedua langkah yaitu perpindahan massa dan reaksi kimia saling menentukan (regim campuran).Kata Kunci : Penyerapan, Perpindahan Massa, Reaksi KimiaAbstrakGas H2S merupakan gas yang bersifat polutan dalam gas alam maupun campuran gas. Keheradaannya harus dihilangkan dari campuran tersehut. Ekstrak abu dari limbah pertanian mengandung kalium karbonat yang dapat menyerap gas H2S. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan gas H2S dengan laju alir 2,3175 mL/s dan fraksi mol 0,4105 ke dalam larutan ekstrak abu dalam reaktor berpengaduk pada kisaran suhu 303K sampai 325K, konsentrasi kalium karbonat 7,5 10-3M sampai 13,5 10-3M dan waktu reaksi sampai 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konversi kalium karbonat dapat mencapai 3 7, 90%, pada penggunaan kalium karbona! 0,0075 M, fraksi mol H2S 0,4105, suhu reaksi 325K dan waktu reaksi 30 menit. Hasil perhitungan diperoleh nilai koeflsien perpindahan massa keseluruhan, K1a= 6,24 menit-1, sedang hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu sesuai dengan persamaan Arrhenius, kr=175,3219e-15,6788RT. Analisis kinetika reaksi menunjukkan bahwa kedua langkah yaitu perpindahan massa dan reaksi kimia sating menentukan (regim campuran).Kata Kunci: Penyerapan, Perpindahan Massa, Reaksi Kimia","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133446732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Methane gas emmision utilization from natural gas piping system compressor station as thermal energy sourceEmission of CH4 gas to the atmosphere may result in a global warming effect 21 times larger than that of CO2. One of the strategies to reduce this impact is to convert CH4 to CO2 in a Reverse Flow Reactor (RFR). RFR is a suitable apparatus to process gases with very low concentrations (0.1–1 %-v). The CH4 combustion reaction is exothermic, with a DTadiabatic between 10–200 oC (at a 0.1–1 %-v concentration), and therefore its heat of reaction may be used as a thermal energy source. RFR is capable of controlling heat transfer in the reactor, storing heat, and releasing it to heat low-temperature feeds. This paper presents the results of a study on the effect of the removal of heat generated by CH4 combustion as thermal energy source on the performance of RFR. The methodology in this study involved computer simulations. For a feed flowrate of 0.22 L/s, the optimum rate of heat that can be recovered was 43 kJ/m3×s (heat recovery efficiency of 50.4%). An air flowrate of 92.9 g/s was required to extract the heat.Keyword: Reverse flow reactor, methane catalytic combustion, modeling, green house effect simulation, gas piping system. AbstrakEmisi gas CH4 ke atmosfer dapat menyebabkan pengaruh pemanasan global 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas CO2. Salah satu strategi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan mengkonversi gas CH4 menjadi CO2 dalam Reaktor Aliran Bolak-Balik (RABB). RABB adalah piranti yang tepat untuk mengolah gas yang berkonsentrasi sangat kecil (0,1-1 %-v). Reaksi pembakaran CH4 bersifat eksotermis dengan DTadiabatik berkisar antara 10–200 oC (konsentrasi 0,1–1 %-v), sehingga panas reaksinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi termal. RABB memiliki kemampuan dalam mengendalikan pergerakan panas di dalam reaktor, menyimpan panas, dan memberikannya kembali untuk memanaskan umpan yang bertemperatur rendah. Makalah ini menyampaikan hasil kajian tentang pengaruh pengambilan panas hasil reaksi pembakaran gas CH4 sebagai sumber energi termal terhadap kinerja RABB. Metodologi yang digunakan adalah dengan simulasi komputer. Untuk laju alir umpan sebesar 0,22 L/s, panas optimum yang dapat dimanfaatkan adalah 43 kJ/m3.s (efisiensi pemulihan panas 50,4%) dan dibutuhkan laju alir udara sebesar 92,9 g/s untuk mengekstrak panas.Kata kunci: Reaktor aliran bolak-balik, pembakaran katalitik metana, pemodelan, simulasi efek rumah kaca, sistem perpipaan gas
天然气管道系统压缩站作为热能源的甲烷气体排放利用向大气排放CH4气体造成的全球变暖效应可能是CO2的21倍。减少这种影响的策略之一是在逆流反应器(RFR)中将CH4转化为CO2。RFR是处理极低浓度(0.1 - 1% -v)气体的合适设备。CH4燃烧反应为放热反应,绝热温度在10-200℃(0.1 - 1% -v浓度),因此其反应热可用作热源。RFR能够控制反应堆中的传热,储存热量,并将其释放以加热低温进料。本文介绍了作为热源的CH4燃烧产生的热量的去除对RFR性能影响的研究结果。这项研究的方法涉及计算机模拟。当进料流量为0.22 L/s时,最佳热回收率为43 kJ/m3×s(热回收率为50.4%)。提取热量所需的空气流速为92.9 g/s。关键词:逆流反应器,甲烷催化燃烧,建模,温室效应模拟,燃气管道系统[摘要]大气中排放气体CH4与全球大气中排放气体CO2的比值。Salah satu strategy untuk mengurangi danpak tersebut adalah dengan mengkonversi gas CH4 menjadi CO2 dalam Reaktor alian Bolak-Balik (RABB)。RABB adalah piranti yang tepat untuk mengolah gas yang berkonsentrasi sangat kecil (0,1-1 %-v)。Reaksi pembakaran CH4 bersifat eksotermis dengan dtababatik berkisar antara 10-200 oC (konsentrasi 0,1 - 1 %-v), sehinga panas reaksinya dapat dimanfaatkan sebagai总能量。RABB memiliki kemampuan dalam mengendalikan pergerakan panas di dalam reaktor, menyimpan panas, danmemberkanya kembali untuk memanaskan umpan yang bertemur rendah。Makalah ini menyampaikan hasil kajian tenang pengaruh pengambilan panas hasil reaksi pembakaran gas CH4 sebagai number energy terhadap kinerja RABB。方法学杨迪古纳坎adalaldengan模拟计算机。Untuk laju alir unpan sebesar为0.22 L/s, pana的最佳yang dapat dimanfaatkan adalar为43 kJ/m3。S (efisiensi pemulihan panas 50,4%) Dan dibutuhkan laju alir udara sebesar 92,9 g/ S untuk mengekstrak panas。Kata kunci: Reaktor aliran bolak-balik, pembakaran katalitik metana, pemodelan, simulasi efek rumah kaca,系统perpipaan gas
{"title":"Pemanfaatan emisi gas metana dari stasiun kompresor sistem perpipaan gas alam sebagai sumber energi termal","authors":"Yogi Wibisono Budhi, Mohammad Effendy","doi":"10.5614/jtki.2009.8.1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2009.8.1.2","url":null,"abstract":"Methane gas emmision utilization from natural gas piping system compressor station as thermal energy sourceEmission of CH4 gas to the atmosphere may result in a global warming effect 21 times larger than that of CO2. One of the strategies to reduce this impact is to convert CH4 to CO2 in a Reverse Flow Reactor (RFR). RFR is a suitable apparatus to process gases with very low concentrations (0.1–1 %-v). The CH4 combustion reaction is exothermic, with a DTadiabatic between 10–200 oC (at a 0.1–1 %-v concentration), and therefore its heat of reaction may be used as a thermal energy source. RFR is capable of controlling heat transfer in the reactor, storing heat, and releasing it to heat low-temperature feeds. This paper presents the results of a study on the effect of the removal of heat generated by CH4 combustion as thermal energy source on the performance of RFR. The methodology in this study involved computer simulations. For a feed flowrate of 0.22 L/s, the optimum rate of heat that can be recovered was 43 kJ/m3×s (heat recovery efficiency of 50.4%). An air flowrate of 92.9 g/s was required to extract the heat.Keyword: Reverse flow reactor, methane catalytic combustion, modeling, green house effect simulation, gas piping system. AbstrakEmisi gas CH4 ke atmosfer dapat menyebabkan pengaruh pemanasan global 21 kali lebih tinggi dibandingkan gas CO2. Salah satu strategi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan mengkonversi gas CH4 menjadi CO2 dalam Reaktor Aliran Bolak-Balik (RABB). RABB adalah piranti yang tepat untuk mengolah gas yang berkonsentrasi sangat kecil (0,1-1 %-v). Reaksi pembakaran CH4 bersifat eksotermis dengan DTadiabatik berkisar antara 10–200 oC (konsentrasi 0,1–1 %-v), sehingga panas reaksinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi termal. RABB memiliki kemampuan dalam mengendalikan pergerakan panas di dalam reaktor, menyimpan panas, dan memberikannya kembali untuk memanaskan umpan yang bertemperatur rendah. Makalah ini menyampaikan hasil kajian tentang pengaruh pengambilan panas hasil reaksi pembakaran gas CH4 sebagai sumber energi termal terhadap kinerja RABB. Metodologi yang digunakan adalah dengan simulasi komputer. Untuk laju alir umpan sebesar 0,22 L/s, panas optimum yang dapat dimanfaatkan adalah 43 kJ/m3.s (efisiensi pemulihan panas 50,4%) dan dibutuhkan laju alir udara sebesar 92,9 g/s untuk mengekstrak panas.Kata kunci: Reaktor aliran bolak-balik, pembakaran katalitik metana, pemodelan, simulasi efek rumah kaca, sistem perpipaan gas","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114200551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2013.12.1.1
Ade Nurisman, R. G. Dewi, Ucok Wandi Siagian
Diffusion and matrix adsorption simulations in enhanced coalbed methane process. Carbon capture and storage (CCS) can be considered as one of climate change mitigation efforts, through capturing and injecting of CO2 in underground formations for reducing CO2 emissions. CO2 injection in coalbed methane (CBM) reservoir has potentially attracted for reducing CO2 emissions and enhancing coalbed methane (ECBM) recovery. Diffusion and sorption are phenomenon of gas in the matrix on CO2 injection in CBM reservoir. The objectives of the research are focused on understanding of diffusion and sorption of gas in the coal matrix with mathematical model and estimating of CO2 storage in coalbed and CH4 recovery. In this research, mathematical model is developed to describe the mechanism in the matrix on ECBM process. Mathematical model, which have been valid, is simulated in various variables, i.e. macroprosity (0.001, 0.005, and 0,01), pressure (1, 3, and 6 MPa), temperature (305, 423, and 573 K), and initial fraction of CO2 (0.05, 0.1, 0.3, and 0.5). The results of this research show that preferential sequestration of CO2 and preferential recovery of CH4 in the surface of micropore on macroporosity 0.001, pressure 1 MPa, temperature 305 K, and inital fraction CO2 0,5 conditions are 0.9936 and 0.0064.Keywords: carbon capture and storage (CCS), coalbed methane (CBM), ECBM, diffusion, adsorption Abstrak Carbon capture and storage (CCS) dapat dipertimbangkan sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan menangkap CO2 dan menginjeksikannya ke dalam formasi bawah permukaan. Injeksi CO2 pada lapangan coalbed methane (CBM) berpotensi mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan produksi CBM (ECBM). Pada proses injeksi CO2 di lapangan CBM, fenomena yang terjadi di dalam matriks lapisan batubara (coalbed) adalah difusi dan adsorpsi. Penelitian ini bertujuan memahami fenomena difusi dan adsorpsi pada proses injeksi CO2 untuk ECBM melalui model matematika, dan memperkirakan potensi penyimpanan CO2 di dalam lapangan CBM dan potensi recovery CH4. Pada penelitian dilakukan pengembangan model matematika untuk menjelaskan fenomena di dalam matriks pada proses ECBM. Model matematika, yang telah valid, disimulasikan dengan memvariasikan beberapa variabel, yaitu makroporositas (0,001, 0,005, dan 0,01), tekanan (1, 3, dan 6 MPa), suhu (305, 423, dan 573 K), dan fraksi CO2 awal (0,05, 0,1, 0,3, dan 0,5). Hasil penelitian menunjukkan pada makroporositas 0,001, tekanan 1 Pa, suhu 305 K, dan fraksi CO2 awal 0,5, fraksi CO2 yang teradsorpsi pada permukaan mikropori bernilai 0,9936 dan sisa fraksi CH4 yang teradsorpsi pada permukaan mikropori bernilai 0,0064. Kata kunci: carbon capture and storage (CCS), coalbed methane (CBM), ECBM, difusi, adsorpsi
强化煤层气过程的扩散与基质吸附模拟。碳捕获和封存(CCS)可被视为减缓气候变化的努力之一,它通过捕获和向地下地层注入二氧化碳以减少二氧化碳排放。煤层气储层注二氧化碳在减少二氧化碳排放和提高煤层气采收率方面具有潜在的吸引力。扩散和吸附是煤层气储层注CO2时基质中气体的一种现象。研究的目标是通过数学模型了解煤基质中气体的扩散和吸附,并估计煤层中CO2的储存和CH4的回收。在本研究中,建立了一个数学模型来描述矩阵中ECBM过程的机理。数学模型是有效的,模拟了各种变量,即宏观密度(0.001,0.005和0.01),压力(1,3和6 MPa),温度(305,423和573 K),以及二氧化碳的初始分数(0.05,0.1,0.3和0.5)。研究结果表明,在宏观孔隙度为0.001、压力为1 MPa、温度为305 K、初始分数为CO2 0,5的条件下,微孔表面CO2的优先固存和CH4的优先回收分别为0.9936和0.0064。关键词:碳捕集与封存(CCS),煤层气(CBM), ECBM,扩散,吸附注CO2为煤层气(CBM),注CO2为煤层气(ECBM),注CO2为煤层气(ECBM)。帕达工艺在拉彭根煤层气中注入二氧化碳,在拉彭根煤层气中注入拉彭根煤层气,在拉彭根煤层气中注入拉彭根煤层气。Penelitian ini bertujuan memahami现象扩散dan吸附pada过程中注入的CO2 untuk ECBM melalui模型,dan memerakan potential penypanan CO2 didalam lapangan CBM potential recovery CH4。Pada penelitian dilakukan pengembangan模型数学分析了menjelaskan现象。模型matatica, yang telah valid, disimulasikan dengan memvariasikan beberapa variabel, yitu makroporositas (0,001, 0,005, dan 0,01), tekanan (1,3,6 MPa), suhu (305,423, dan 573 K), dan fraksi CO2 (0,05, 0,1,0,3, dan 0,5)。Hasil penelitian menunjukkan篇0001年makroporositas tekanan 1 Pa,苏沪305 K,丹fraksi二氧化碳awal 0 5, fraksi二氧化碳杨teradsorpsi篇permukaan mikropori bernilai 0, 9936丹sisa fraksi CH4杨teradsorpsi篇permukaan mikropori bernilai 0, 0064。Kata kunci:碳捕集与封存(CCS)、煤层气(CBM)、ECBM、扩散、吸附
{"title":"Simulasi difusi dan adsorpsi matriks pada proses enhanced coalbed methane","authors":"Ade Nurisman, R. G. Dewi, Ucok Wandi Siagian","doi":"10.5614/jtki.2013.12.1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2013.12.1.1","url":null,"abstract":"Diffusion and matrix adsorption simulations in enhanced coalbed methane process. Carbon capture and storage (CCS) can be considered as one of climate change mitigation efforts, through capturing and injecting of CO2 in underground formations for reducing CO2 emissions. CO2 injection in coalbed methane (CBM) reservoir has potentially attracted for reducing CO2 emissions and enhancing coalbed methane (ECBM) recovery. Diffusion and sorption are phenomenon of gas in the matrix on CO2 injection in CBM reservoir. The objectives of the research are focused on understanding of diffusion and sorption of gas in the coal matrix with mathematical model and estimating of CO2 storage in coalbed and CH4 recovery. In this research, mathematical model is developed to describe the mechanism in the matrix on ECBM process. Mathematical model, which have been valid, is simulated in various variables, i.e. macroprosity (0.001, 0.005, and 0,01), pressure (1, 3, and 6 MPa), temperature (305, 423, and 573 K), and initial fraction of CO2 (0.05, 0.1, 0.3, and 0.5). The results of this research show that preferential sequestration of CO2 and preferential recovery of CH4 in the surface of micropore on macroporosity 0.001, pressure 1 MPa, temperature 305 K, and inital fraction CO2 0,5 conditions are 0.9936 and 0.0064.Keywords: carbon capture and storage (CCS), coalbed methane (CBM), ECBM, diffusion, adsorption Abstrak Carbon capture and storage (CCS) dapat dipertimbangkan sebagai salah satu upaya mitigasi perubahan iklim, yaitu dengan menangkap CO2 dan menginjeksikannya ke dalam formasi bawah permukaan. Injeksi CO2 pada lapangan coalbed methane (CBM) berpotensi mengurangi emisi CO2 dan meningkatkan produksi CBM (ECBM). Pada proses injeksi CO2 di lapangan CBM, fenomena yang terjadi di dalam matriks lapisan batubara (coalbed) adalah difusi dan adsorpsi. Penelitian ini bertujuan memahami fenomena difusi dan adsorpsi pada proses injeksi CO2 untuk ECBM melalui model matematika, dan memperkirakan potensi penyimpanan CO2 di dalam lapangan CBM dan potensi recovery CH4. Pada penelitian dilakukan pengembangan model matematika untuk menjelaskan fenomena di dalam matriks pada proses ECBM. Model matematika, yang telah valid, disimulasikan dengan memvariasikan beberapa variabel, yaitu makroporositas (0,001, 0,005, dan 0,01), tekanan (1, 3, dan 6 MPa), suhu (305, 423, dan 573 K), dan fraksi CO2 awal (0,05, 0,1, 0,3, dan 0,5). Hasil penelitian menunjukkan pada makroporositas 0,001, tekanan 1 Pa, suhu 305 K, dan fraksi CO2 awal 0,5, fraksi CO2 yang teradsorpsi pada permukaan mikropori bernilai 0,9936 dan sisa fraksi CH4 yang teradsorpsi pada permukaan mikropori bernilai 0,0064. Kata kunci: carbon capture and storage (CCS), coalbed methane (CBM), ECBM, difusi, adsorpsi","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"446 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116720995","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
C2~C4 hydrocarbons are important petrochemical feedstocks for polymer, MTBE, alkylation reagent and LPG. Those hydrocarbons can be produced sustainable from nbutanol through the catalytically reaction which can be produced renewably through a fermentation process. The development of catalytically can be done by using natural zeolite by adding boron oxide (B203. The combination of these two catalyst's substance is hoped to increase the catalytic performance in converting n-butanol to hydrocarbon of C2~C4 .This research has studied that addition boron oxide in natural zeolite as much as 25% gave the highest conversion (82,9%) and yield of C2~C4 (14,7% at 400°C}. No peaks due to the boron oxide catalyst on the XRD spectrum and the high surface area of natural zeolite (343 m2/g) strongly suggest that the boron oxide was dispersed perfectly on the surface of natural zeolite and interacted strongly with zeolite's frame. The formation of a new active site for converting n-butanol to hydrocarbon C2~C4 is highly considered which is more active comparing to natural zeolite or boron oxide itself.Keyword : n-butanol, hydrocarbon C2~C4, boron oxide, catalytic conversionAbstrakHidrokarbon C2~C4 merupakan senyawa yang penting da/am industri kimia petrokimia misalnya bahan baku po/imer, MTBE, untuk alki/asi, senyawa isookatana maupun LPG. Sampai saat ini, sumber utama senyawa hidrokarbon tersebut berasal dari hasi/ pengolahan minyak bumi. Karena semakin menispisnya cadangan minyak dunia, maka dimasa depan kebergantungan hidrokarbon C2~C4 ini pada pasokan minyak harus segera dicarikan alternatif sumber lainnya yang lebih terjaga kesinambungannya. Penelitian ini bermaksud menyajikan bahwa hidrokarbon C2~C4 dapat dipero/eh dari senyawa organik n butanol melalui reaksi katalitik menggunakan kata/is zeolit a/am. Proses ini sangat penting karena reaktan n-butanol merupakan suatu senyawa yang renewable (dapat diperbaharui) dari proses fermentasi. Zeolit alam dimodifikasi dengan penambahan boron oksida dengan berbagai kadar. Hasil yang dipero/eh bahwa boron oksida berkandungan 25% memberikan hasif yang paling baik, dengan konversi butnao/ 82,9 % dan yield C2~C4 14,7 % dengan suhu reaksi 400 °C Namun, karakterisasi XRD tidak menunjukkan puncak-puncak yang dimiliki oleh komponen boron oksida. Hal ini menunjukkan bahwa boron oksida terdispersi secara sempurna pada permukaan zeo/it a/am (343 m2/g), berinteraksi secara kuat dengan frame kerangka zeolit dan terbentuknya spesi inti aktif baru hasil perpaduan zeolit alam maupun boron oksida yang lebih aktif da/am mengkonversi n-butanol menjadi C2~C4.Kata Kunci :n-butanol, hidrokarbon C2~C4, boron oksida, konversi katalitik
C2~C4烃是聚合物、MTBE、烷基化剂和LPG等重要的石油化工原料。这些碳氢化合物可以通过催化反应从正丁醇中可持续地生产出来,而正丁醇可以通过发酵过程再生地生产出来。在天然沸石中加入氧化硼(B203),可进行催化开发。两种催化剂物质的结合有望提高正丁醇转化为C2~C4烃的催化性能,本研究研究了在天然沸石中添加25%的氧化硼,在400℃时转化率最高(82.9%),C2~C4产率最高(14.7%)。氧化硼催化剂在XRD谱上无峰,天然沸石的高比表面积(343 m2/g)强烈表明氧化硼在天然沸石表面分散良好,与沸石骨架相互作用强烈。正丁醇转化为C2~C4烃的新活性位点的形成与天然沸石或氧化硼本身相比具有更高的活性。关键词:正丁醇,C2~C4烃,氧化硼,催化转化abstract: hidrocarbonc2 ~C4 merupakan senyawa yang penting da/am工业kimia petrokimia misalnya bahan baku po/imer, MTBE, untukalki /asi, senyawa isookatana maupun LPG。Sampai saat ini, sumber utama senyawa hidrocarbonteresbut berasal dari hasi/ pengolahan minyak bumi。Karena semakin menispisnya cadangan minyak dunia, maka dimasa depan kebergantungan hidrocarbon C2~C4 ini padada pasokan minyak harus segera dicarikan alternatiber lainya yang lebih terjaga kesinambungannya。Penelitian ini bermaksud menyajikan bahwa hidrocarbon C2~C4 dapat dipero/eh / dari senyawa有机正丁醇三聚氰胺,mongunakan kata/is分子筛a/am。Proses ini sangat penting karena reaktan正丁醇merupakan suatu senyawa yang可再生(dapat diperbaharui)发酵过程。阿拉姆Zeolit dimodifikasi dengan penambahan硼oksida dengan berbagai阿提拉·。杨Hasil dipero /嗯bahwa硼oksida berkandungan 25% memberikan hasif杨木栅baik, dengan konversi butnao / 82, 9%丹收益率C2 ~ C4 14日7% dengan苏沪reaksi 400°C Namun karakterisasi XRD有些menunjukkan puncak-puncak杨dimiliki oleh pokalchuk komponen oksida硼。halini menunjukkan bahwa硼oksida terdisi secara sempurna pada permukaan zeo/it a/am (343 m2/g), berinteraksi secara kuat dengan框架kerangka zeolit和terbentuknya spesi inti aktif baru hasil perpadan zeolit alam maupun硼oksida yang lebih aktif da/am mengkonversi正丁醇menjadi C2~C4。Kata Kunci:正丁醇、碳氢化合物C2~C4、oksida硼、konversi katalik
{"title":"Konversi katalitik n-butanol menjadi hidrokarbon Cr~C4 menggunakan katalis B2O3/zeolit alam","authors":"S. Setiadi, D. Dariyus","doi":"10.5614/jtki.2007.6.2.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.2.8","url":null,"abstract":"C2~C4 hydrocarbons are important petrochemical feedstocks for polymer, MTBE, alkylation reagent and LPG. Those hydrocarbons can be produced sustainable from nbutanol through the catalytically reaction which can be produced renewably through a fermentation process. The development of catalytically can be done by using natural zeolite by adding boron oxide (B203. The combination of these two catalyst's substance is hoped to increase the catalytic performance in converting n-butanol to hydrocarbon of C2~C4 .This research has studied that addition boron oxide in natural zeolite as much as 25% gave the highest conversion (82,9%) and yield of C2~C4 (14,7% at 400°C}. No peaks due to the boron oxide catalyst on the XRD spectrum and the high surface area of natural zeolite (343 m2/g) strongly suggest that the boron oxide was dispersed perfectly on the surface of natural zeolite and interacted strongly with zeolite's frame. The formation of a new active site for converting n-butanol to hydrocarbon C2~C4 is highly considered which is more active comparing to natural zeolite or boron oxide itself.Keyword : n-butanol, hydrocarbon C2~C4, boron oxide, catalytic conversionAbstrakHidrokarbon C2~C4 merupakan senyawa yang penting da/am industri kimia petrokimia misalnya bahan baku po/imer, MTBE, untuk alki/asi, senyawa isookatana maupun LPG. Sampai saat ini, sumber utama senyawa hidrokarbon tersebut berasal dari hasi/ pengolahan minyak bumi. Karena semakin menispisnya cadangan minyak dunia, maka dimasa depan kebergantungan hidrokarbon C2~C4 ini pada pasokan minyak harus segera dicarikan alternatif sumber lainnya yang lebih terjaga kesinambungannya. Penelitian ini bermaksud menyajikan bahwa hidrokarbon C2~C4 dapat dipero/eh dari senyawa organik n butanol melalui reaksi katalitik menggunakan kata/is zeolit a/am. Proses ini sangat penting karena reaktan n-butanol merupakan suatu senyawa yang renewable (dapat diperbaharui) dari proses fermentasi. Zeolit alam dimodifikasi dengan penambahan boron oksida dengan berbagai kadar. Hasil yang dipero/eh bahwa boron oksida berkandungan 25% memberikan hasif yang paling baik, dengan konversi butnao/ 82,9 % dan yield C2~C4 14,7 % dengan suhu reaksi 400 °C Namun, karakterisasi XRD tidak menunjukkan puncak-puncak yang dimiliki oleh komponen boron oksida. Hal ini menunjukkan bahwa boron oksida terdispersi secara sempurna pada permukaan zeo/it a/am (343 m2/g), berinteraksi secara kuat dengan frame kerangka zeolit dan terbentuknya spesi inti aktif baru hasil perpaduan zeolit alam maupun boron oksida yang lebih aktif da/am mengkonversi n-butanol menjadi C2~C4.Kata Kunci :n-butanol, hidrokarbon C2~C4, boron oksida, konversi katalitik","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115143073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lintang Adi Pradana, Kemal Naser, T. W. Samadhi, I. Makertihartha
Hydrotreating is a processing step in petroleum refinery, whose purpose is to remove impurities in refining feedstock. The performance of a hydrotreater is determined by the catalyst used in the process. One of the commonly used materials for catalyst support is gamma alumina, which in Indonesia is still being imported. The objective of this research is to define the recipe (operating conditions and working procedures) for synthesizing commercial-quality gamma alumina powder, as indicated by crystal structure and specific surface area specifications. The synthesis method used in this research is based on the procedure patented by Rana (2004). Gamma alumina is synthesized via precipitation, using technical grade alum (aluminum sulfate) as alumina source, and urea, ammonium hydroxide, and ammonium carbonate as precipitating agents. Alumina hydrate calcination temperature is varied at 550, 650 and 750°C. Calcination time is varied at 5 and 10 hours. Optimum calcination condition is achieved at a temperature of 750 °C for 10 hours. From the main experiment, it has been identified that gamma alumina with the best crystal structure is obtained by using ammonium carbonate as precipitating agent. The highest specific surface area is obtained by using continuous heating and stirring, using urea precipitating agent.Keywords: hydrotreating, gamma alumina, precipitation AbstrakHydrotreating merupakan tahapan pengolahan minyak bumi untuk menghilangkan pengotor di dalamnya. Kinerjanya dipengaruhi oleh katalis yang digunakan. Salah satu komponen katalis adalah penyangga. Bahan yang umum digunakan sebagai penyangga katalis hydrotreating adalah gamma alumina. Gamma alumina yang digunakan di Indonesia masih diimpor. Tujuan penelitian adalah menentukan resep (kondisi operasi dan prosedur kerja) sintesis gamma alumina fasa serbuk dengan kualitas komersial, yang mencakup spesifikasi struktur kristal dan luas permukaan. Sintesis gamma alumina pada penelitian ini menggunakan prosedur yang dipatenkan oleh Rana). Metode yang dilakukan adalah presipitasi dengan bahan baku tawas dan presipitator berupa urea, amonium hidroksida, dan amonium karbonat. Temperatur kalsinasi divariasikan pada 550, 650, dan 750°C. Waktu kalsinasi divariasikan pada 5 dan 10 jam. Kondisi optimum dicapai pada temperature kalsinasi 750°C selama 10 jam. Dari percobaan inti didapatkan bahwa gamma alumina dengan struktur kristal terbaik diperoleh dari presipitator amonium karbonat. Gamma alumina dengan luas permukaan terbesar diperoleh dari metode pemanasan serta pengadukan kontinu menggunakan presipitator urea.Kata kunci: hydrotreating, gamma alumina, presipitasi
加氢处理是炼油厂的一个加工步骤,其目的是去除精炼原料中的杂质。加氢器的性能是由加氢过程中使用的催化剂决定的。常用的催化剂载体材料之一是γ氧化铝,在印度尼西亚仍在进口。本研究的目的是通过晶体结构和比表面积规格来确定合成商业质量γ氧化铝粉末的配方(操作条件和工作程序)。本研究中使用的合成方法基于Rana(2004)获得专利的程序。以工业级明矾(硫酸铝)为氧化铝源,尿素、氢氧化铵、碳酸铵为沉淀剂,采用沉淀法合成伽马氧化铝。水合氧化铝煅烧温度在550、650和750℃时变化。煅烧时间在5小时和10小时之间变化。最佳焙烧条件为750℃,焙烧时间为10小时。通过主要实验,确定了以碳酸铵为沉淀剂可获得晶体结构最佳的γ氧化铝。用尿素沉淀剂连续加热搅拌得到最高比表面积。关键词:加氢处理,γ -氧化铝,沉淀加氢处理,墨鲁巴干,塔哈潘,彭戈拉汗,明牦牛,布米乌图克,孟希兰坎,彭戈托,迪达拉米亚。Kinerjanya dipengaruhi oleh katalis yang digunakan。Salah satu komponen katalis adalah penyangga。巴汉阳umum digunakan sebagai penyangga katalis加氢处理adalah γ氧化铝。伽玛氧化铝阳迪纳坎迪印尼马希迪进口。图juan penelitian adalah menentukan resep (kondisi operasi dan procser kerja) sintis γ -氧化铝fasa serbuk dengan kualitas komsial, yang menakup spicii strutur crystal danluas permukaan。Sintesis伽玛氧化铝帕帕佩利特尼尼蒙古纳坎检察官杨(dipatenkan oleh Rana)。方法:阳迪拉库坎阿达拉校长、丹丹巴哈巴哈校长、丹丹巴哈巴哈校长、丹丹巴哈校长、丹丹氢氧化铵。温度:550,650和750°C。Waktu kalsinasi divariasikan padada 5丹10果酱。康迪西最适宜的辣椒酱温度为750℃。氢氧化钠是氢氧化钠的主要组成部分。伽玛氧化铝登甘脲脲的制备方法:登甘脲脲的制备方法。Kata kunci:加氢处理,γ氧化铝,总裁
{"title":"Sintesis penyangga katalis gamma alumina dari aluminium sulfat","authors":"Lintang Adi Pradana, Kemal Naser, T. W. Samadhi, I. Makertihartha","doi":"10.5614/jtki.2008.7.2.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2008.7.2.4","url":null,"abstract":"Hydrotreating is a processing step in petroleum refinery, whose purpose is to remove impurities in refining feedstock. The performance of a hydrotreater is determined by the catalyst used in the process. One of the commonly used materials for catalyst support is gamma alumina, which in Indonesia is still being imported. The objective of this research is to define the recipe (operating conditions and working procedures) for synthesizing commercial-quality gamma alumina powder, as indicated by crystal structure and specific surface area specifications. The synthesis method used in this research is based on the procedure patented by Rana (2004). Gamma alumina is synthesized via precipitation, using technical grade alum (aluminum sulfate) as alumina source, and urea, ammonium hydroxide, and ammonium carbonate as precipitating agents. Alumina hydrate calcination temperature is varied at 550, 650 and 750°C. Calcination time is varied at 5 and 10 hours. Optimum calcination condition is achieved at a temperature of 750 °C for 10 hours. From the main experiment, it has been identified that gamma alumina with the best crystal structure is obtained by using ammonium carbonate as precipitating agent. The highest specific surface area is obtained by using continuous heating and stirring, using urea precipitating agent.Keywords: hydrotreating, gamma alumina, precipitation AbstrakHydrotreating merupakan tahapan pengolahan minyak bumi untuk menghilangkan pengotor di dalamnya. Kinerjanya dipengaruhi oleh katalis yang digunakan. Salah satu komponen katalis adalah penyangga. Bahan yang umum digunakan sebagai penyangga katalis hydrotreating adalah gamma alumina. Gamma alumina yang digunakan di Indonesia masih diimpor. Tujuan penelitian adalah menentukan resep (kondisi operasi dan prosedur kerja) sintesis gamma alumina fasa serbuk dengan kualitas komersial, yang mencakup spesifikasi struktur kristal dan luas permukaan. Sintesis gamma alumina pada penelitian ini menggunakan prosedur yang dipatenkan oleh Rana). Metode yang dilakukan adalah presipitasi dengan bahan baku tawas dan presipitator berupa urea, amonium hidroksida, dan amonium karbonat. Temperatur kalsinasi divariasikan pada 550, 650, dan 750°C. Waktu kalsinasi divariasikan pada 5 dan 10 jam. Kondisi optimum dicapai pada temperature kalsinasi 750°C selama 10 jam. Dari percobaan inti didapatkan bahwa gamma alumina dengan struktur kristal terbaik diperoleh dari presipitator amonium karbonat. Gamma alumina dengan luas permukaan terbesar diperoleh dari metode pemanasan serta pengadukan kontinu menggunakan presipitator urea.Kata kunci: hydrotreating, gamma alumina, presipitasi","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129379477","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The resources and reserves of oil which is a non renewable energy are very limited, while the oil consumption is increasing continuously. It is necessary to look for alternative energy. Etanol, a liquid energy, is a renewable alternative energy. Glucose can be used as raw material for etanol production. Glucose can be obtained by enzymatic hydrolysis of bagasse which is a solid waste of sugar canefactory. The objective of this research was to get the optimum condition of etanol production using bagasse as raw material. The experimental research consisted of 2 steps. First step : enzymatic hydrolysis of bagasse with chemical pretreatment process, and the second step was fermentation process using Zymomonas mobilis bacteria. Variables of thefirst step were the NaOH concentration (5%, 7% and 9%) as a pretreatment agent, and cellulase enzyme used (30, 40 and 50 cellulase enzyme units/gram bagasse). For the second step, the variables were glucose concentration (I2.5%, 15%, 20%, 22.5%, and 25%) and the fermentation time (20, 24, 28, 32, 36, 40 and 48 hours). The experiment showed that the best result of the enzymatic hydrolysis could be obtained by NaOH 7% as chemical pretreatment agent and using 50 units of cellulase enzyme/gram bagasse. The cellulose conversion of bagasse was 87% within 42 hours period time. The highest etanol concentration of the fermentation process was 9.238% (weight %) and the yield was 0.4912 grams etanol/gram glucose. It was reached by using 22.5% glucose during 48 hours fermentation time.Keywords: etanol; fermentation; Zymomonas mobilis; glucose; hydrolysis; cellulase enzyme; pretreatment;bagasse AbstrakCadangan minyak bumi yang merupakan non renewable energy (energi tak terbarukan) sangat terbatas, sedang konsumsinya terus meningkat. Untuk itu perlu dicari energi alternatif. Etanol merupakan salah satu energi cair alternatif yang terbarukan (renewable). Bahan baku etanol antara lain adalah glukosa. Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisa enzimatik bagas yang merupakan limbah pabrik gula. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang optimum dari pembuatan etanol dengan bahan baku bagas. Penelitian experimental meliputi dua tahap. Tahap I : proses hidrolisa enzimatik dari bagas dengan perlakuan pendahuluan (pretreatment), dan tahap II adalah proses fermentasi dengan bakteri Zymomonas mobilis. Variabel pada tahap I adalah konsentrasi NaOH sebagai pretreatment agent sebesar 5%, 7% dan 9% serta pemakaian enzim selulase : 30, 40 dan 50 unit enzim selulase/gram bagas. Variabel untuk tahap II adalah konsentrasi glukosa: 12.5%, 15%, 20%, 22.5% dan 25% dan waktu fermentasi 20, 24, 28, 32, 36, 40 dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hidrolisa enzimatik hasil yang terbaik diperoleh dengan NaOH 7% dan 50 unit enzim selulase/gram bagas dengan konversi selulosa 87% dan waktu 42 jam. Untuk fermentasi kadar etanol tertinggi diperoleh pada konsentrasi glukosa 22.5% yaitu sebe
石油作为一种不可再生能源,其资源和储量十分有限,而石油消费量却在不断增加。寻找替代能源是必要的。乙醇是一种液体能源,是一种可再生的替代能源。葡萄糖可以作为生产乙醇的原料。甘蔗渣是制糖厂的固体废弃物,可通过酶解制取葡萄糖。以甘蔗渣为原料制备乙醇的最佳工艺条件。实验研究分为两个步骤。第一步:蔗渣化学预处理酶解工艺,第二步:利用活动单胞菌发酵工艺。第一步的变量为NaOH浓度(5%,7%和9%)作为预处理剂,以及使用的纤维素酶(30,40和50纤维素酶单位/克甘蔗渣)。第二步,变量为葡萄糖浓度(I2.5%, 15%, 20%, 22.5%和25%)和发酵时间(20,24,28,32,36,40和48小时)。实验表明,以7% NaOH为化学预处理剂,纤维素酶用量为50单位/克甘蔗渣,酶解效果最佳。在42小时内,蔗渣的纤维素转化率为87%。发酵过程中最高乙醇浓度为9.238%(重量%),产率为0.4912 g乙醇/g葡萄糖。发酵时间为48小时,葡萄糖用量为22.5%。关键词:etanol;发酵;发酵单胞菌属mobilis;葡萄糖;水解;纤维素酶酶;甘蔗渣预处理甘蔗渣预处理甘蔗渣不可再生能源(energi tak terbarukan) sangat terbatas, sedang konsumsinya terus meningkat。Untuk是一种可替代能源。Etanol merupakan salah是可再生能源的替代能源。Bahan baku etanol antara lain adalah glukosa。这是一种非常有效的方法。Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang最优dari pembuatan乙醇dengan bahan baku bagas。Penelitian实验melitputi dutahap。塔哈普ⅰ:发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵发酵。可变pada tahap I adalah konsentrasi NaOH sebagai预处理剂sebesar 5%, 7%和9% serta pemakaian酶selselase: 30, 40和50单位酶selselase /g bagas。变量untuk tahap II adalah konsentrasi glukosa: 12.5%, 15%, 20%, 22.5%和25%当waktu发酵20,24,28,32,36,40和48果酱。Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hidrolisa enzimatik Hasil yang terbaik diperoleh dengan NaOH 7%丹50单位酶selulase/g bagas dengan konversi selulosa 87%丹waktu 42 jam。Untuk发酵,卡达尔乙醇发酵,diperoleh, pada, konsentrasi glucosa, 22.5%, yitu sebesar, 9.238%, waktu48果酱产率0.4912克。Kata Kunci:乙醇;fennentasi;发酵单胞菌属mobilis;glukosa;hidrolisa;enzim selulase;预处理;巴格。
{"title":"Fermentasi etanol menggunakan bakteri Zymonas mobilis dari glukosa hasil hidrolisa enzimatik bagas","authors":"S. Saraswati","doi":"10.5614/jtki.2007.6.2.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.2.3","url":null,"abstract":"The resources and reserves of oil which is a non renewable energy are very limited, while the oil consumption is increasing continuously. It is necessary to look for alternative energy. Etanol, a liquid energy, is a renewable alternative energy. Glucose can be used as raw material for etanol production. Glucose can be obtained by enzymatic hydrolysis of bagasse which is a solid waste of sugar canefactory. The objective of this research was to get the optimum condition of etanol production using bagasse as raw material. The experimental research consisted of 2 steps. First step : enzymatic hydrolysis of bagasse with chemical pretreatment process, and the second step was fermentation process using Zymomonas mobilis bacteria. Variables of thefirst step were the NaOH concentration (5%, 7% and 9%) as a pretreatment agent, and cellulase enzyme used (30, 40 and 50 cellulase enzyme units/gram bagasse). For the second step, the variables were glucose concentration (I2.5%, 15%, 20%, 22.5%, and 25%) and the fermentation time (20, 24, 28, 32, 36, 40 and 48 hours). The experiment showed that the best result of the enzymatic hydrolysis could be obtained by NaOH 7% as chemical pretreatment agent and using 50 units of cellulase enzyme/gram bagasse. The cellulose conversion of bagasse was 87% within 42 hours period time. The highest etanol concentration of the fermentation process was 9.238% (weight %) and the yield was 0.4912 grams etanol/gram glucose. It was reached by using 22.5% glucose during 48 hours fermentation time.Keywords: etanol; fermentation; Zymomonas mobilis; glucose; hydrolysis; cellulase enzyme; pretreatment;bagasse AbstrakCadangan minyak bumi yang merupakan non renewable energy (energi tak terbarukan) sangat terbatas, sedang konsumsinya terus meningkat. Untuk itu perlu dicari energi alternatif. Etanol merupakan salah satu energi cair alternatif yang terbarukan (renewable). Bahan baku etanol antara lain adalah glukosa. Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisa enzimatik bagas yang merupakan limbah pabrik gula. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi yang optimum dari pembuatan etanol dengan bahan baku bagas. Penelitian experimental meliputi dua tahap. Tahap I : proses hidrolisa enzimatik dari bagas dengan perlakuan pendahuluan (pretreatment), dan tahap II adalah proses fermentasi dengan bakteri Zymomonas mobilis. Variabel pada tahap I adalah konsentrasi NaOH sebagai pretreatment agent sebesar 5%, 7% dan 9% serta pemakaian enzim selulase : 30, 40 dan 50 unit enzim selulase/gram bagas. Variabel untuk tahap II adalah konsentrasi glukosa: 12.5%, 15%, 20%, 22.5% dan 25% dan waktu fermentasi 20, 24, 28, 32, 36, 40 dan 48 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk hidrolisa enzimatik hasil yang terbaik diperoleh dengan NaOH 7% dan 50 unit enzim selulase/gram bagas dengan konversi selulosa 87% dan waktu 42 jam. Untuk fermentasi kadar etanol tertinggi diperoleh pada konsentrasi glukosa 22.5% yaitu sebe","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"182 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124594587","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
One of the ways of producing butene compounds without relying on non-renewable resources involves the dehydration of n-butanol with the aid of acid catalysts. The dehydration of n butanol on molecular sieve 13 X catalyst has been undertaken in afvced bed, vertical glass pipe isothermal reactor. Reaction temperatures were varied between 300-450 °C. Reaction products were analyzed using a Gas Chromatograph (GC). The n-butanol dehydration was observed to have a reaction order of 1.95 with respect to n-butanol partial pressure, with an activation energy of 89.4 kJ/mol and an Arrhenius constant of 7.99 x 106 .To determine the effect of operating parameters (feed temperature, n-butanol flowrate, n-butanol to nitrogen feed ratio, and catalyst particle diameter), a simulation was undertaken based on the fvced bed, non adiabatic and non-isothermal reactor model. The reactor model used in the simulation was a 2- dimensional heterogeneous reactor. The validated model coefficient of correlation against the experimental data was very good, namely 0.98. Simulation results indicate that the increase in n-butanol concentration and feed temperature increase the conversion. Increase in catalyst particle diameter and feed flowrate decrease the conversion. The dehydration of n-butanol to butene is a mildly exothermic reaction. Therefore, to maintain an isothermal reaction condition, the reactor wall temperature may not exceed 10 °C below the feed temperature.Keywords: n-butanol dehydration, molecular sieve 13 X, simulation, fixed bed, kineticAbstrakSalah satu cara untuk mendapatkan senyawa butena tanpa mengandalkan sumber daya tak terbarukan adalah melalui dehidrasi n-butanol dengan bantuan katalis asam. Dehidrasi n butanol pada katalis molecular sieve 13 X dilakukan di dalam reaktor unggun tetap terbuat dari pipa gelas tegak secara isotermal. Temperatur reaksi divariasikan antara 300 - 450" C. Komposisi produk dianalisa menggunakan Gas Chromatograph (GC). Dehidrasi n-butanol ini berorde 1,95 terhadap tekanan parsial n-butanol dengan nilai energi aktivasi 89,4 kJ/mol dan tetapan Arrhenius 7,99 x 106• Untuk mempelajari pengaruh parameter operasi (temperatur umpan, laju alir n-butanol, rasio umpan n-butanol terhadap nitrogen, dan diameter partikel katalis) terhadap konversi reaksi, distribusi produk, dan profil temperatur di sepanjang reaktor dilakukan simulasi dalam reaktor unggun tetap non adiabatik non isotermal berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh. Model reaktor yang digunakan adalah model heterogen dua dimensi. Nilai koefisien korelasi model yang divalidasi dengan data percobaan menunjukkan harga yang baik yaitu 0,98. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi n butanol atau temperatur umpan meningkatkan konversi. Peningkatan diameter partikel katalis atau peningkatan laju alir umpan, akan menurunkan konversi reaksi. Reaksi dehidrasi n butanol menjadi senyawa buten merupakan reaksi yang sedikit eksoterm, oleh karena itu untu
不依赖不可再生资源生产丁烯化合物的方法之一是在酸催化剂的帮助下使正丁醇脱水。采用分子筛13x催化剂,在加厚床、垂直玻璃管等温反应器中进行了正丁醇脱水。反应温度在300-450℃之间变化。反应产物用气相色谱仪(GC)分析。结果表明,正丁醇脱水反应的分压阶为1.95,活化能为89.4 kJ/mol, Arrhenius常数为7.99 × 106。为了确定操作参数(进料温度、正丁醇流量、正丁醇与氮进料比、催化剂粒径)对反应的影响,在固定床、非绝热非等温反应器模型上进行了模拟。模拟中采用的反应器模型为2维非均质反应器。经验证的模型与实验数据的相关系数为0.98。模拟结果表明,正丁醇浓度和进料温度的升高均可提高转化率。催化剂粒径增大,进料流量增大,转化率降低。正丁醇脱水成丁烯是一个温和的放热反应。因此,为了保持等温反应条件,反应器壁温度不得超过进料温度以下10℃。关键词:正丁醇脱水,分子筛13x,模拟,固定床,动力学[关键词]正丁醇脱水,分子筛13x,模拟,固定床,动力学Dehidrasi正丁醇pada分子筛13x dilakukan di dalam reaktor ungun tetap terbuat dari pipa gelas tegak secara等温。用气相色谱仪(GC)测定了南极300 - 450" C. Komposisi产品的温度。Dehidrasi正丁醇ini berorde 95 terhadap tekanan parsial正丁醇dengan汝energi aktivasi 89年4焦每摩尔丹tetapan阿伦尼乌斯7,99 x 106•为她mempelajari operasi pengaruh参数(温umpan, laju alir正丁醇,rasio umpan正丁醇terhadap氮、丹直径partikel katalis) terhadap konversi reaksi, distribusi produk,三班江、龙岗、龙岗、龙岗、非绝热、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温、非等温。模型反应堆杨迪纳坎adalah模型异质二维。[9]倪丽娟,杨志强,杨志强,等。模拟正丁醇的温度变化,并研究正丁醇的温度变化。penpenkatan直径颗粒katalis atau penpenkatan laju alir unpan, akan menurunkan konversi reaksi。Reaksi dehidrasi n -丁醇menjadi senyawa buten merupakan Reaksi yang sedikit eksoterm, oleh karena itu untuk mempertahankan Reaksi agar等温,温度与reaktor harus diusahakan tiakak melehi 10°C di bawah温度一致。Kata kunci:脱氢正丁醇,分子筛13x,模拟,ungun tetap, kinetik
{"title":"Dehidrasi N-Butanol menjadi senyawa butena pada katalis molecular sieve 13X dalam reaktor unggun tetap","authors":"M. Gunawan, H. Susanto","doi":"10.5614/jtki.2007.6.2.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.2.7","url":null,"abstract":"One of the ways of producing butene compounds without relying on non-renewable resources involves the dehydration of n-butanol with the aid of acid catalysts. The dehydration of n butanol on molecular sieve 13 X catalyst has been undertaken in afvced bed, vertical glass pipe isothermal reactor. Reaction temperatures were varied between 300-450 °C. Reaction products were analyzed using a Gas Chromatograph (GC). The n-butanol dehydration was observed to have a reaction order of 1.95 with respect to n-butanol partial pressure, with an activation energy of 89.4 kJ/mol and an Arrhenius constant of 7.99 x 106 .To determine the effect of operating parameters (feed temperature, n-butanol flowrate, n-butanol to nitrogen feed ratio, and catalyst particle diameter), a simulation was undertaken based on the fvced bed, non adiabatic and non-isothermal reactor model. The reactor model used in the simulation was a 2- dimensional heterogeneous reactor. The validated model coefficient of correlation against the experimental data was very good, namely 0.98. Simulation results indicate that the increase in n-butanol concentration and feed temperature increase the conversion. Increase in catalyst particle diameter and feed flowrate decrease the conversion. The dehydration of n-butanol to butene is a mildly exothermic reaction. Therefore, to maintain an isothermal reaction condition, the reactor wall temperature may not exceed 10 °C below the feed temperature.Keywords: n-butanol dehydration, molecular sieve 13 X, simulation, fixed bed, kineticAbstrakSalah satu cara untuk mendapatkan senyawa butena tanpa mengandalkan sumber daya tak terbarukan adalah melalui dehidrasi n-butanol dengan bantuan katalis asam. Dehidrasi n butanol pada katalis molecular sieve 13 X dilakukan di dalam reaktor unggun tetap terbuat dari pipa gelas tegak secara isotermal. Temperatur reaksi divariasikan antara 300 - 450\" C. Komposisi produk dianalisa menggunakan Gas Chromatograph (GC). Dehidrasi n-butanol ini berorde 1,95 terhadap tekanan parsial n-butanol dengan nilai energi aktivasi 89,4 kJ/mol dan tetapan Arrhenius 7,99 x 106• Untuk mempelajari pengaruh parameter operasi (temperatur umpan, laju alir n-butanol, rasio umpan n-butanol terhadap nitrogen, dan diameter partikel katalis) terhadap konversi reaksi, distribusi produk, dan profil temperatur di sepanjang reaktor dilakukan simulasi dalam reaktor unggun tetap non adiabatik non isotermal berdasarkan data percobaan yang telah diperoleh. Model reaktor yang digunakan adalah model heterogen dua dimensi. Nilai koefisien korelasi model yang divalidasi dengan data percobaan menunjukkan harga yang baik yaitu 0,98. Hasil simulasi menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi n butanol atau temperatur umpan meningkatkan konversi. Peningkatan diameter partikel katalis atau peningkatan laju alir umpan, akan menurunkan konversi reaksi. Reaksi dehidrasi n butanol menjadi senyawa buten merupakan reaksi yang sedikit eksoterm, oleh karena itu untu","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"172 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116020214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bio ethanol is a very attractive fuel source for communities or even countries that wish to be self-sustainable and not reliant on foreign resources. A variety of feedstock materials may be used to produce ethanol, such as glucose or starchy material (cassava, corn, etc.), by preparing it with a hydrolysis pre-treatment to form glucose. The enzymatic hydrolysis of starch requires at least two different enzymes such as α-amylase for liquefaction process and maltase for saccharification process. The main objective of this research is to produce sub-merged culture enzyme from Aspergillus sp that contained α-amylase and maltase enzymes in sufficient quantity to convert starch which is contained in cassava powder to form glucose. Aspergillus niger CCL 74 ITB and Aspergillus oryzae CCL ITB were cultivated in sub-merged culture. The main raw material of the medium had been varied between vinase from molasse and cake from peanut. Sub-merged culture from Aspergillus niger CCL74 ITB in the vinase medium gave higher a-amylase and maltase activities, compare to sub merged culture from A. oryzae CCL ITB. Using vinase from molasse gave higher enzymes yield than using medium from peanut cake.Keywords: α-amylase and Maltase, Sub-merged culture of Aspergillus niger. Aspergillus oryzae AbstrakBahan bakar hayati seperti bioetanol merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang potensial dalam mengurangi impor BBM Indonesia. Rute utama pembuatan bioetanol adalah viafermentasi bahan berkarbohidrat. Bahan berkarbohidrat yang potensial dikembangkan di Indonesia dalam produksi bioetanol adalah singkong. Proses konversi pati dalam singkong menjadi etanol biasanya dilakukan melalui proses enzimatik yaitu proses likuefaksi oleh enzim α-amilase, proses sakarifikasi oleh enzim maltase dan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kultur jamur Aspergillus sp. yang menghasilkan enzim α-amilase dan maltase dalam kuantitas memadai yang akan digunakan sebagai sumber enzim penghidrolisis pati dalam singkong. Jenis jamur yang digunakan Aspergillus niger CCL 74 ITB dan Aspergillus oryzae CCL ITB. Bahan baku utama medium divariasikan antara vinase dan bungkil kacang tanah. Kultur Aspergillus niger CCL74 ITB memberikan aktivitas a-amilase dan maltase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur Aspergillus oryzae CCL ITB. Penggunaan vinase memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan medium bungkil kacang tanah dalam produksi kedua enzim.Kata Kunci: Enzim α-amilase, Glukoamilase, Aspergillus niger. Aspergillus oryzae
对于那些希望自给自足、不依赖外国资源的社区甚至国家来说,生物乙醇是一种非常有吸引力的燃料来源。多种原料可用于生产乙醇,如葡萄糖或淀粉类材料(木薯、玉米等),通过水解预处理制备成葡萄糖。淀粉的酶解至少需要两种不同的酶,如α-淀粉酶用于液化过程,麦芽糖酶用于糖化过程。本研究的主要目的是利用曲霉生产出含有足够数量α-淀粉酶和麦芽糖酶的浸没培养酶,将木薯粉中的淀粉转化为葡萄糖。对黑曲霉CCL 74 ITB和米曲霉CCL ITB进行了水下培养。培养基的主要原料为糖蜜酵素和花生饼。与米曲霉CCL74 ITB混合培养相比,黑曲霉CCL74 ITB在葡萄酶培养基中具有更高的a-淀粉酶和麦芽糖酶活性。用糖蜜产酶比用花生蛋糕产酶产酶率高。关键词:α-淀粉酶和麦芽糖酶;黑曲霉;摘要米曲霉bahan bakar hayati seperti生物乙醇merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang潜在的dalam mengurangi进口BBM印度尼西亚。研究了生物乙醇在生物燃料中的应用。Bahan berkarbohidrat yang潜在的dikembangkan di印度尼西亚dalam产品生物乙醇adalah新加坡。Proses konversi pati dalam singkong menjadi etanol biasanya dilakukan melalui prozimatik yitu profaksi oleh酶α-淀粉酶,prosakarifikasi oleh酶maltase dan fermentasi。图鹃penelitian ini adalah mendapatkan培养jamur Aspergillus sp. yang menghasilkan酶α-淀粉酶和麦芽糖酶dalam kuantitas memadai yang akan digunakan sebagai sumnumber酶penghidrolisis pati dalam singkong。Jenis jamur yang digunakan黑曲霉ccl74b和米曲霉cclitb。Bahan baku utama medium divariasikan antara vinase dan bungkil kacang tanah。培养黑曲霉CCL74 ITB成员活性酶a-淀粉酶和麦芽糖酶yang lebih tingi dibandingkan dengan培养米曲霉CCL ITB。彭古南葡萄酶成员,哈西尔,杨利比,贝赫,迪班丁,坎,登干培养基,bungkil kacang, tanah dalam产品,克多瓦酶。Kata Kunci:酶α-淀粉酶,葡萄糖淀粉酶,黑曲霉。米曲霉
{"title":"Produksi kultur rendam jamur Aspergillus niger dan Aspergillus oryzae ITBCCL sebagai sumber enzim untuk produksi bioetanol dari singkong","authors":"Siti Maemunah, S AchmadAli","doi":"10.5614/jtki.2006.5.1.3","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.1.3","url":null,"abstract":"Bio ethanol is a very attractive fuel source for communities or even countries that wish to be self-sustainable and not reliant on foreign resources. A variety of feedstock materials may be used to produce ethanol, such as glucose or starchy material (cassava, corn, etc.), by preparing it with a hydrolysis pre-treatment to form glucose. The enzymatic hydrolysis of starch requires at least two different enzymes such as α-amylase for liquefaction process and maltase for saccharification process. The main objective of this research is to produce sub-merged culture enzyme from Aspergillus sp that contained α-amylase and maltase enzymes in sufficient quantity to convert starch which is contained in cassava powder to form glucose. Aspergillus niger CCL 74 ITB and Aspergillus oryzae CCL ITB were cultivated in sub-merged culture. The main raw material of the medium had been varied between vinase from molasse and cake from peanut. Sub-merged culture from Aspergillus niger CCL74 ITB in the vinase medium gave higher a-amylase and maltase activities, compare to sub merged culture from A. oryzae CCL ITB. Using vinase from molasse gave higher enzymes yield than using medium from peanut cake.Keywords: α-amylase and Maltase, Sub-merged culture of Aspergillus niger. Aspergillus oryzae AbstrakBahan bakar hayati seperti bioetanol merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang potensial dalam mengurangi impor BBM Indonesia. Rute utama pembuatan bioetanol adalah viafermentasi bahan berkarbohidrat. Bahan berkarbohidrat yang potensial dikembangkan di Indonesia dalam produksi bioetanol adalah singkong. Proses konversi pati dalam singkong menjadi etanol biasanya dilakukan melalui proses enzimatik yaitu proses likuefaksi oleh enzim α-amilase, proses sakarifikasi oleh enzim maltase dan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kultur jamur Aspergillus sp. yang menghasilkan enzim α-amilase dan maltase dalam kuantitas memadai yang akan digunakan sebagai sumber enzim penghidrolisis pati dalam singkong. Jenis jamur yang digunakan Aspergillus niger CCL 74 ITB dan Aspergillus oryzae CCL ITB. Bahan baku utama medium divariasikan antara vinase dan bungkil kacang tanah. Kultur Aspergillus niger CCL74 ITB memberikan aktivitas a-amilase dan maltase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kultur Aspergillus oryzae CCL ITB. Penggunaan vinase memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan medium bungkil kacang tanah dalam produksi kedua enzim.Kata Kunci: Enzim α-amilase, Glukoamilase, Aspergillus niger. Aspergillus oryzae","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126579618","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}