Falling liquid film characterization in the inside wall of vertical tube using whirl feeder through experiment and CFD simulationFalling Liquid Film (FLF) from swirl feed holes were characterized through experiment and Computational Fluid Dynamic (CFD) simulation. The falling liquid film is quantified by its thickness. The effect of liquid flow rate, physical properties and diameter of swirl holes are successfully correlated to form a model that is based on the liquid film theory. The FLF dimensionless thickness linearly relates to power functions of Reynolds and Galilea numbers. The minimum mass flow increases with the size of the swirl holes. The minimum Reynolds number of the inlet does not change with swirl hole sizes. The CFD investigations were conducted using k-turbulent model and multi phase system. Falling film thickness was calculated using axial velocity data resulted from CFD investigation. Calculated falling film thickness using CFD method agrees very well with measured one for both systems. Combination between physical and CFD experiments has the advantages in determining the critical diameter of the swirl hole that still produce good FLF characteristics.Keywords: CFD Simulation, Falling film, Film Layer, Stripper AbstrakLapis anfilm jatuh (FLF) yang dihasilkan oleh pengumpan pusar dikarekterisasi secara percobaan dan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Karakter FLF yang dikuantifikasi adalah ketebalannya. Karakter FLF dipengaruhi diameter lubang pusar, laju alir cairan, danjenis cairan. Pengaruh laju alir, sifat fisik dan ukuran lubang pusar terhadap ketebalan FLF dimodelkan dalam bentuk persamaan tidak berdimensi. Ketebalan FLF tak berdimensi mempunyai korelasi pangkat dengan bilangan Reynolds dan bilangan Galilleo. Ini didukung oleh konsep teoritisnya. Karakter karakter lain dari FLF yang dikaji adalah nilai bilangan Reynold minimum untuk pembentukan FLF dan diameter maksimum lubang pusar yang diizinkan. FLF pada rejim laminar beriak dan rejim turbulen lebih tebal dari FLF pada rejim laminer tak beriak. Simulasi CFD dilakukan dengan menggunakan model turbulent k- dan sistem multi fasa campuran gas dan cair. Simulasi CFD memiliki kemampuan yang sangat lengkap untuk perkiraan nilai karakter FLF pada semua posisi tiga dimensinya. Hasil perkiraan ketebalan FLF dengan simulasi CFD berada dalam rentang nilai hasil percobaan. Kombinasi percobaan dan simulasi CFD untuk karakterisasi FLF ternyata sangat efektif dengan pendekatan percobaan yang sederhana dan murahKata kunci: Falling film, Lapisan film, Simulasi CFD, Stripper
通过实验和CFD仿真,对垂直管涡流进料孔内液膜的降膜特性进行了研究。下落的液膜通过其厚度来量化。成功地将液体流量、旋流孔的物理性质和直径的影响关联起来,形成了基于液膜理论的旋流孔模型。FLF的无因次厚度与雷诺数和伽利略数的幂函数线性相关。最小质量流量随旋流孔尺寸的增大而增大。入口最小雷诺数不随旋流孔尺寸的变化而变化。采用k-湍流模型和多相体系进行CFD研究。利用CFD研究得到的轴向速度数据计算落膜厚度。用CFD方法计算的降膜厚度与实测值吻合较好。将物理实验与CFD实验相结合,在确定涡流孔的临界直径时仍能产生良好的FLF特性。关键词:CFD模拟,落膜,膜层,剥离层,摘要,青金石和膜腔(FLF),计算流体动力学(CFD)Karakter FLF yang dikuantifikasi adalah ketebalannya。Karakter FLF dipengaruhi直径lubang pusar, laju alir cairan, danjenis cairan。Pengaruh laju alir, sifat fisik, danuuran lubang, pusar, hadap ketebalan FLF, dimodelkan dalam bentuk, persamaan和tidak berdimensi。Ketebalan FLF tak berdimensi mempunyai korelasi pangkat dengan bilangan Reynolds danbilangan galileo。我认为这是一种恐怖主义。Karakter - Karakter - lain - dari FLF yang dikaji adalah nilai bilangan reynolds最小untuk pembentukan FLF dan直径最大lubang pusar yang diizinkan。FLF的词性和词性:FLF的词性和词性:FLF的词性和词性:FLF的词性和词性:模拟CFD dilakkan - dengan - menggunakan模型紊流k- dan系统。模拟CFD记忆,kemampuan, yang sangat, lengkap, untuk, perkiraan nilai karakter, FLF, pa, semua, postiga dimensions。Hasil perkiraan ketebalan FLF dengan模拟CFD berada dalam rentang nilai Hasil percobaan。Kombinasi percobaan dan simulasi CFD untuk karakterisasi FLF ternyata sangat efektif dengan pendekatan percobaan yang sederhana dan murahKata kunci:下落薄膜,Lapisan薄膜,simulasi CFD, Stripper
{"title":"Karakterisisasi lapisan film jatuh (FLF) pada dinding dalam tabung vertikal oleh pengumpan pusar secara eksperimen dan simulasi CFD","authors":"Yazid Bindar, Rusdi Wijisaksono","doi":"10.5614/jtki.2006.5.3.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.3.2","url":null,"abstract":"Falling liquid film characterization in the inside wall of vertical tube using whirl feeder through experiment and CFD simulationFalling Liquid Film (FLF) from swirl feed holes were characterized through experiment and Computational Fluid Dynamic (CFD) simulation. The falling liquid film is quantified by its thickness. The effect of liquid flow rate, physical properties and diameter of swirl holes are successfully correlated to form a model that is based on the liquid film theory. The FLF dimensionless thickness linearly relates to power functions of Reynolds and Galilea numbers. The minimum mass flow increases with the size of the swirl holes. The minimum Reynolds number of the inlet does not change with swirl hole sizes. The CFD investigations were conducted using k-turbulent model and multi phase system. Falling film thickness was calculated using axial velocity data resulted from CFD investigation. Calculated falling film thickness using CFD method agrees very well with measured one for both systems. Combination between physical and CFD experiments has the advantages in determining the critical diameter of the swirl hole that still produce good FLF characteristics.Keywords: CFD Simulation, Falling film, Film Layer, Stripper AbstrakLapis anfilm jatuh (FLF) yang dihasilkan oleh pengumpan pusar dikarekterisasi secara percobaan dan simulasi Computational Fluid Dynamics (CFD). Karakter FLF yang dikuantifikasi adalah ketebalannya. Karakter FLF dipengaruhi diameter lubang pusar, laju alir cairan, danjenis cairan. Pengaruh laju alir, sifat fisik dan ukuran lubang pusar terhadap ketebalan FLF dimodelkan dalam bentuk persamaan tidak berdimensi. Ketebalan FLF tak berdimensi mempunyai korelasi pangkat dengan bilangan Reynolds dan bilangan Galilleo. Ini didukung oleh konsep teoritisnya. Karakter karakter lain dari FLF yang dikaji adalah nilai bilangan Reynold minimum untuk pembentukan FLF dan diameter maksimum lubang pusar yang diizinkan. FLF pada rejim laminar beriak dan rejim turbulen lebih tebal dari FLF pada rejim laminer tak beriak. Simulasi CFD dilakukan dengan menggunakan model turbulent k- dan sistem multi fasa campuran gas dan cair. Simulasi CFD memiliki kemampuan yang sangat lengkap untuk perkiraan nilai karakter FLF pada semua posisi tiga dimensinya. Hasil perkiraan ketebalan FLF dengan simulasi CFD berada dalam rentang nilai hasil percobaan. Kombinasi percobaan dan simulasi CFD untuk karakterisasi FLF ternyata sangat efektif dengan pendekatan percobaan yang sederhana dan murahKata kunci: Falling film, Lapisan film, Simulasi CFD, Stripper ","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128107426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ailen Tanjaya, S. Sudono, N. Indraswati, Suryadi Ismadji
Application of pacitan's bentonite as adsorbent in purification process of palm oil. Bentonite is one of the widely use adsorbent which is usually used in the bleaching process of edible palm oil to remove pigments color and other impurities which can improve the sensory quality and the oxidative stability of the oil. Bleaching capacity from bentonite can be improved by acid activation, to modified the structure as well as to improve the sorptive surface area. The aim of this research was to determine the optimum acid concentration for the activation of bentonite from Pacitan, East Java. The bleaching capacity of activated bentonite was evaluated based on color, free fatty acid (FFA) and peroxide value (PV) contents of bleached palm oil. The activation was carried out using sulfitric acid (HSO) and hydrochloride acid (HCI) as activating agents at a ranges of concentrations from 1 N to 10 N. The bleaching process of crude palm oil was conducted at 100 C for 10 mins. The bleached palm oil were analyzed for its colur, free fatty acid (FFA) and peroxide value (PV) contents. From this study it can be concluded that the activation process using HCl 5 N gave the optimum bleaching capacity.Keywords: Bleaching earth; Acid activation; Bentonite; Color; Free fatty acid; Peroxide value AbstrakBentonit merupakan salah satu jenis adsorben yang sering digunakan pada proses bleaching minyak kelapa sawit untuk menyerap zat warna dan pengotor-pengotor dalam minyak. Kemampuan bleaching dari bentonit dapat ditingkatkan dengan aktivasi dengan asam untuk meningkatkan luas permukaan dan memodifikasi struktur bentonit. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jenis dan konsentrasi asam yang optimum pada proses aktivasi bentonit Pacitan. Kemampuan bleaching bentonit dievaluasi berdasarkan parameter warna, kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid, FFA) dan bilangan peroksida (Peroxide Value, PV) pada bleached palm oil. Proses aktivasi bentonit dilakukan menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan variasi konsentrasi 1-10 N. Bentonit yang telah diaktivasi digunakan untuk proses bleaching degummed palm oil pad a suhu 100 C selama 10 menit. Bleached palm oil dianalisa warna (dengan lovibond tintometer), kadar FFA dan PV Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bentonit Pacitan yang diaktivasi menggunakan HCl 5 N, memberikan hasil bleaching yang optimum.Kata kunci : Bleaching earth; Aktivasi asam; Bentonit; Wama; Asam lemak bebas; Bilangan peroksida
棕榈膨润土作为吸附剂在棕榈油提纯中的应用。膨润土是一种应用广泛的吸附剂,通常用于食用棕榈油的漂白过程中,以去除色素、颜色和其他杂质,从而提高棕榈油的感官质量和氧化稳定性。通过酸活化提高膨润土的漂白能力,改性膨润土的结构,提高其吸附表面积。本研究的目的是确定活化东爪哇太平洋膨润土的最佳酸浓度。以漂白后棕榈油的颜色、游离脂肪酸(FFA)和过氧化值(PV)含量为指标,评价了活化膨润土的漂白能力。以亚硫酸(HSO)和盐酸(HCI)为活化剂,在1 N ~ 10 N的浓度范围内进行活化,粗棕榈油在100℃下进行10 min的漂白过程。分析了漂白后棕榈油的颜色、游离脂肪酸(FFA)和过氧化值(PV)含量。研究结果表明,氯化氢活化工艺的漂白能力最佳。关键词:漂白土;酸活化;膨润土;颜色;游离脂肪酸;过氧化值摘要:膨润土(膨润土)是一种吸附性的物质,可用于漂白牦牛、牦牛、牦牛、牦牛。Kemampuan漂白达里膨润土为dapat ditingkatkan dengan aktivasi dengan asam untuk meningkatkan luas permukaan和memodifikasi罢工膨润土。Tujuan达里语penelitian ini adalah menentukan jenis丹konsentrasi asam杨最佳篇散文aktivasi bentonit Pacitan。Kemampuan漂白膨润剂是由二值化的berdasarkan参数warna、kadar asam lemak bebas(游离脂肪酸,FFA)和bilangan peroksida(过氧化值,PV)组成的。Proses aktivasi bentonit dilakukan menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan variasi konsentrasi 1-10 N. bentonit yang telah diaktivasi digunakan untuk Proses漂白脱胶棕榈油垫,suhu 100℃selama 10 meni。漂白过的棕榈油dianalisa warna(登甘粘度计)、kadar FFA和PV Dari hasil penelitian diperoleh bahwa膨润土、Pacitan yang diaktivasi menggunakan HCl 5n、成员kan hasil漂白yang最佳。Kata kunci:漂白地球;Aktivasi asam;Bentonit;Wama;Asam lemak bebas;Bilangan peroksida
{"title":"Aktivasi bentonit alam pacitan sebagai bahan penyerap pada proses pemurnian minyak sawit","authors":"Ailen Tanjaya, S. Sudono, N. Indraswati, Suryadi Ismadji","doi":"10.5614/jtki.2006.5.2.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.2.4","url":null,"abstract":"Application of pacitan's bentonite as adsorbent in purification process of palm oil. Bentonite is one of the widely use adsorbent which is usually used in the bleaching process of edible palm oil to remove pigments color and other impurities which can improve the sensory quality and the oxidative stability of the oil. Bleaching capacity from bentonite can be improved by acid activation, to modified the structure as well as to improve the sorptive surface area. The aim of this research was to determine the optimum acid concentration for the activation of bentonite from Pacitan, East Java. The bleaching capacity of activated bentonite was evaluated based on color, free fatty acid (FFA) and peroxide value (PV) contents of bleached palm oil. The activation was carried out using sulfitric acid (HSO) and hydrochloride acid (HCI) as activating agents at a ranges of concentrations from 1 N to 10 N. The bleaching process of crude palm oil was conducted at 100 C for 10 mins. The bleached palm oil were analyzed for its colur, free fatty acid (FFA) and peroxide value (PV) contents. From this study it can be concluded that the activation process using HCl 5 N gave the optimum bleaching capacity.Keywords: Bleaching earth; Acid activation; Bentonite; Color; Free fatty acid; Peroxide value AbstrakBentonit merupakan salah satu jenis adsorben yang sering digunakan pada proses bleaching minyak kelapa sawit untuk menyerap zat warna dan pengotor-pengotor dalam minyak. Kemampuan bleaching dari bentonit dapat ditingkatkan dengan aktivasi dengan asam untuk meningkatkan luas permukaan dan memodifikasi struktur bentonit. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jenis dan konsentrasi asam yang optimum pada proses aktivasi bentonit Pacitan. Kemampuan bleaching bentonit dievaluasi berdasarkan parameter warna, kadar asam lemak bebas (Free Fatty Acid, FFA) dan bilangan peroksida (Peroxide Value, PV) pada bleached palm oil. Proses aktivasi bentonit dilakukan menggunakan asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan variasi konsentrasi 1-10 N. Bentonit yang telah diaktivasi digunakan untuk proses bleaching degummed palm oil pad a suhu 100 C selama 10 menit. Bleached palm oil dianalisa warna (dengan lovibond tintometer), kadar FFA dan PV Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bentonit Pacitan yang diaktivasi menggunakan HCl 5 N, memberikan hasil bleaching yang optimum.Kata kunci : Bleaching earth; Aktivasi asam; Bentonit; Wama; Asam lemak bebas; Bilangan peroksida","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126704443","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Coagulant efficiency improvement for coal waste water treatment.Wastewater from coal processing plant (CPP) might dissolve hazardous particles to the environment. Coagulant was used at wastewater treatment in Kalimantan coal industry in an open pond so that coagulation and precipitation were not optimal. This research was aimed to improve the coagulant performance. Wastewater samples taken from the field were tested by using Jar Tests to compare the performance of coagulants. Coagulant used were alum, Poly Aluminium Chloride (PAC) and Nalcolyte 8100 with the needs of 18.65 kg alum (50 ppm), 57.6 liters of PAC (150 ppm) and Nalcolyte 1.865 liter (5 ppm) at wastewater flow rate of 4.31 L/s. Jar Test results showed that the resulting sediment of alum and PAC were not stable and required substantial time to settle. Particle size sediment produced by using 8100 Nalcolyte was large enough so that the deposition process was faster and not easily susceptible to interference. Pool dredging or cleaning time for alum (50 ppm), PAC (150 ppm) and Nalcolyte 8100 (5 ppm) were 4, 4 and 6 days, respectively.Key words: precipitation, coagulant, wastewater treatment ponds, coal. AbstrakAir limbah dari proses pengolahan batubara berpotensi merusak lingkungan karena melarutkan partikel yang mengandung B3. Penggunaan koagulan dalam salah satu kolam pengolahan air limbah industri batubara di Kalimantan dibuat pada tanah galian terbuka sehingga koagulasi dan presipitasi tidak optimal. Penelitian ini bertujuan memperbaiki unjuk kerja penggunaan koagulan pada pengolahan air limbah dan modifikasi kolam pengolahan. Sampel air limbah diambil dari lapangan dan dilakukan Jar Tes untuk membandingkan kinerja koagulan. Koagulan yang digunakan adalah tawas, Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Nalcolyte 8100 sebesar 18,65 kg tawas (50 ppm); 57,6 Liter PAC (150 ppm); dan 1,865 Liter Nalcolyte (5 ppm) pada laju alir air limbah 4,31 L/dtk. Hasil Jar Tes menunjukkan endapan yang dihasilkan tawas dan PAC bersifat tidak stabil dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengendap. Ukuran partikel endapan dengan Nalcolyte 8100 cukup besar sehingga proses pengendapan menjadi lebih cepat dan tidak mudah mengalami gangguan. Waktu pengerukan atau pembersihan kolam untuk koagulan tawas (50 ppm), PAC (150 ppm) dan Nalcolyte 8100 (5 ppm) masing-masing adalah 4, 4 dan 6 hari sekali, secara berurutan.Kata kunci: pengendapan, koagulan, kolam pengolahan air limbah, batubara.
提高混凝剂在煤废水处理中的效率。煤炭加工废水可能会对环境产生有害颗粒。加里曼丹煤业在露天池中使用混凝剂处理废水,混凝沉淀效果不佳。本研究旨在提高混凝剂的性能。采用罐子试验法对现场采集的废水样品进行了混凝剂性能的比较。混凝剂为明矾、聚氯化铝(PAC)和Nalcolyte 8100,在废水流速为4.31 L/s时,需要18.65 kg明矾(50 ppm)、57.6升PAC (150 ppm)和1.865升Nalcolyte (5 ppm)。罐子试验结果表明,明矾和PAC的沉淀不稳定,需要很长时间才能沉淀。使用8100 Nalcolyte生成的沉积物粒度足够大,因此沉积过程更快,不易受到干扰。明矾(50 ppm)、PAC (150 ppm)和Nalcolyte 8100 (5 ppm)的疏浚或清理时间分别为4、4和6天。关键词:沉淀,混凝剂,污水处理池,煤。[摘要]空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气、空气等。Penggunaan koagulan dalam salah, kolam pengolahan air, limba industries, batubara, di Kalimantan, dibudada, tanah, galalian, terbuka, seingga, koagulasi,总裁,tidak, optimal。Penelitian ini bertujuan成员unjuk kerja penggunaan koagulan padpengolahan air limba dan modifikasi kolam pengolahan。Sampel air limbah diambil dari lapangan dan dilakukan Jar Tes untuk membandingkan kinerja koagulan。Koagulan yang digunakan adalah tawas,聚合氯化铝(PAC)和钠盐8100 sebesar 18,65 kg tawas (50 ppm);57,6升PAC (150 ppm);丹1865升钠醇液(5 ppm)帕达拉吉阿里尔空气limbah 4,31升/dtk。Hasil Jar Tes menunjukkan endapan yang dihasilkan tawas dan PAC bersifat tidak stabil dan membutuhkan waktu yang cuup lama untuk mengendap。乌克兰颗粒,日本,丹丹市,丹丹市,丹丹市,丹丹市,丹丹市,丹丹市,丹丹市。Waktu pengerukan atau pembersihan kolam untuk koagulan tawas (50 ppm), PAC (150 ppm)和Nalcolyte 8100 (5 ppm) masing-masing adalah 4, 4 dan 6 hari sekali, secara berurutan。Kata kunci: pengendapan, koagulan, kolam pengolahan, air limbah, batubara。
{"title":"Peningkatan efisiensi penggunaan koagulan pada unit pengolahan air limbah batu bara","authors":"Misri Gozan, Praswasti Pdk Wulan, Hardi Putra","doi":"10.5614/JTKI.2009.8.2.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/JTKI.2009.8.2.2","url":null,"abstract":"Coagulant efficiency improvement for coal waste water treatment.Wastewater from coal processing plant (CPP) might dissolve hazardous particles to the environment. Coagulant was used at wastewater treatment in Kalimantan coal industry in an open pond so that coagulation and precipitation were not optimal. This research was aimed to improve the coagulant performance. Wastewater samples taken from the field were tested by using Jar Tests to compare the performance of coagulants. Coagulant used were alum, Poly Aluminium Chloride (PAC) and Nalcolyte 8100 with the needs of 18.65 kg alum (50 ppm), 57.6 liters of PAC (150 ppm) and Nalcolyte 1.865 liter (5 ppm) at wastewater flow rate of 4.31 L/s. Jar Test results showed that the resulting sediment of alum and PAC were not stable and required substantial time to settle. Particle size sediment produced by using 8100 Nalcolyte was large enough so that the deposition process was faster and not easily susceptible to interference. Pool dredging or cleaning time for alum (50 ppm), PAC (150 ppm) and Nalcolyte 8100 (5 ppm) were 4, 4 and 6 days, respectively.Key words: precipitation, coagulant, wastewater treatment ponds, coal. AbstrakAir limbah dari proses pengolahan batubara berpotensi merusak lingkungan karena melarutkan partikel yang mengandung B3. Penggunaan koagulan dalam salah satu kolam pengolahan air limbah industri batubara di Kalimantan dibuat pada tanah galian terbuka sehingga koagulasi dan presipitasi tidak optimal. Penelitian ini bertujuan memperbaiki unjuk kerja penggunaan koagulan pada pengolahan air limbah dan modifikasi kolam pengolahan. Sampel air limbah diambil dari lapangan dan dilakukan Jar Tes untuk membandingkan kinerja koagulan. Koagulan yang digunakan adalah tawas, Poly Aluminium Chloride (PAC) dan Nalcolyte 8100 sebesar 18,65 kg tawas (50 ppm); 57,6 Liter PAC (150 ppm); dan 1,865 Liter Nalcolyte (5 ppm) pada laju alir air limbah 4,31 L/dtk. Hasil Jar Tes menunjukkan endapan yang dihasilkan tawas dan PAC bersifat tidak stabil dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengendap. Ukuran partikel endapan dengan Nalcolyte 8100 cukup besar sehingga proses pengendapan menjadi lebih cepat dan tidak mudah mengalami gangguan. Waktu pengerukan atau pembersihan kolam untuk koagulan tawas (50 ppm), PAC (150 ppm) dan Nalcolyte 8100 (5 ppm) masing-masing adalah 4, 4 dan 6 hari sekali, secara berurutan.Kata kunci: pengendapan, koagulan, kolam pengolahan air limbah, batubara.","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"119 36","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120823914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
W AlbertTeja, P IgnatiusSindi, Aning Ayucitra, L. Setiawan
Sago, one of the main sources of carbohydrate, is commonly used as a substitute material of rice especially in Eastern Indonesia. Sago starch is now finding increasing application in various food products such as sago meals, biscuits, noodles, and desserts. Native sago starch exhibits relatively retrogradation resulting in the formation of a long cohesive gel with increased syneresis. In order to overcome drawbacks of native sago starch, chemical modifications can be carried out to improve its properties. Many types of chemical modification have been applied to starches of various plant sources, including cross-linking and acetylation. The purpose of this research was to study the effect of cross-linking and acetylation modifications to the properties of the sago starch before and after modification. As results, the acetylated starches showed higher swelling power (e.g. increased from 8,3245 to 38,6066 g wet sediment/g initial dry starch) and solubility (e.g. 14,3467 to 33,1876% w/w) and dereased in retrogradation tendencies (16,7399 to 1,3847% separated water) when compared with cross-linking starches and the corresponding native starch. It was observed that the changes in these properties were proportional to the DS achieved by each modification. As for paste clarity, native sago starch showed better characteristic amongst all starches which was shown by the lowest value of absorbance i.e. 0.142.Keywords: acetylation; cross-linking; characteristics; sago starchAbstrakSagu yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup besar dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Untuk memperoleh kualitas produk yang diinginkan, karakteristik pati sagu dapat dimodifikasi. Metode modifikasi pati yang digunakan dalam penelitian ini adalah asetilasi dan cross-linking. Prinsip kedua modifikasi ini hampir sama, yaitu mensubstitusi gugus hidroksil pada pati; substitusi dengan gugus asetil pada asetilasi dan substitusi dengan gugus fosfat pada cross-linking. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakteristik pati sagu (solubility, swelling power, freeze-thaw stability, dan paste clarity) yang telah dimodifikasi secara asetilasi dan cross-linking pada berbagai variasi waktu reaksi serta terhadap pati yang tidak dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik swelling power, solubility, dan freeze-thaw stability dari pati sagu yang mengalami modifikasi secara asetilasi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pati sagu yang mengalami modifikasi secara cross-linking maupun pati sagu yang tidak mengalami modifikasi. Karakteristik pati sagu mengalami peningkatan dari 8,3245 g/g menjadi 38,6066 g/g untuk swelling power dan 14,3467% menjadi 33,1876% untuk solubilty. Karakteristik freeze-thaw stability juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh semakin sedikitnya jumlah air yang terpisahkan yaitu dari 16,7399 menjadi 1,3847%. Peningkatan ini sebanding dengan kenaikan harga derajat substitusi (DS) untuk masing-masing modifikasi. Unt
西米是碳水化合物的主要来源之一,特别是在印度尼西亚东部,西米通常被用作大米的替代品。西米淀粉现在越来越多地应用于各种食品,如西米餐、饼干、面条和甜点。原生西米淀粉表现出相对的退化,导致形成具有增强协同作用的长粘性凝胶。为了克服天然西米淀粉的缺点,可以对其进行化学改性以改善其性能。许多类型的化学改性已应用于各种植物来源的淀粉,包括交联和乙酰化。本研究的目的是研究交联和乙酰化改性对西米淀粉改性前后性能的影响。结果表明,与交联淀粉和相应的天然淀粉相比,乙酰化淀粉具有更高的溶胀力(从8,3245 g增加到38,6066 g湿沉淀物/g初始干淀粉)和溶解度(从14,3467增加到33,1876% w/w),并降低了降解倾向(从16,7399减少到1,3847%分离水)。观察到,这些性质的变化与每次修改所获得的DS成正比。在糊状清晰度方面,天然西米淀粉表现出较好的特性,吸光度最低,为0.142。关键词:乙酰化作用;交联;特征;【摘要】西米淀粉:西米淀粉,木薯淀粉,木薯淀粉,木薯淀粉,木薯淀粉,木薯淀粉。Untuk memperoleh kualitas的产品是yang diinginkan, karteristik pati sagu dapat dimodifikasi。用交联的方法修饰紫外光、紫外光、紫外光和紫外光。二、主要成份:紫杉醇、紫杉醇、紫杉醇、紫杉醇;代换的登根古斯达达,代换的登根古斯达达,代换的登根古斯达达交联。Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakteristik pati sagu(溶解度、溶胀力、冻融稳定性、丹膏清晰度)yang telah dimodifikasi secara asetilasi dan交联paada berbagai variasi waktu reaksi serta terhadap pati yang tidak dimodifikasi。Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristitik溶胀力,溶解度,速冻稳定性dari pati sagu yang mengalami modifikasi secara asetilasi cenderung lebiki dibandingkan dengan pati sagu yang mengalami modifikasi secara交联maupun pati sagu yang tidak mengalami modifikasi。Karakteristik pati sagu mengalami peningkatan dari 8、3245 g/g menjadi 38、6066 g/g untuk溶胀力14、3467% menjadi 33、1876% untuk溶解度。喀拉拉冻融稳定性juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh semakin sedikitnya jumlah air yang terpisahkan yitu dari 16,7399 menjadi 1,3847%。Peningkatan ini sebanding dengan kenaikan harga derajat代换物(DS) untuk masing-masing moditickasi。Untuk karakteristik澄清膏,pati sagu yang tidak mengalami modifikasi menunjukkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan pati yang telah mengalami modifikasi;0142年absorbansi为她pati sagu non-modifikasi adalah为她asetilasi adalah 0483,丹为她交联adalah 0334。Kata kunci: asetilasi,交联,karakterisasi, pati sagu
{"title":"Karakteristik pati sagu dengan metode modifikasi asetilasi dan cross-linking","authors":"W AlbertTeja, P IgnatiusSindi, Aning Ayucitra, L. Setiawan","doi":"10.5614/jtki.2008.7.3.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2008.7.3.4","url":null,"abstract":"Sago, one of the main sources of carbohydrate, is commonly used as a substitute material of rice especially in Eastern Indonesia. Sago starch is now finding increasing application in various food products such as sago meals, biscuits, noodles, and desserts. Native sago starch exhibits relatively retrogradation resulting in the formation of a long cohesive gel with increased syneresis. In order to overcome drawbacks of native sago starch, chemical modifications can be carried out to improve its properties. Many types of chemical modification have been applied to starches of various plant sources, including cross-linking and acetylation. The purpose of this research was to study the effect of cross-linking and acetylation modifications to the properties of the sago starch before and after modification. As results, the acetylated starches showed higher swelling power (e.g. increased from 8,3245 to 38,6066 g wet sediment/g initial dry starch) and solubility (e.g. 14,3467 to 33,1876% w/w) and dereased in retrogradation tendencies (16,7399 to 1,3847% separated water) when compared with cross-linking starches and the corresponding native starch. It was observed that the changes in these properties were proportional to the DS achieved by each modification. As for paste clarity, native sago starch showed better characteristic amongst all starches which was shown by the lowest value of absorbance i.e. 0.142.Keywords: acetylation; cross-linking; characteristics; sago starchAbstrakSagu yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup besar dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Untuk memperoleh kualitas produk yang diinginkan, karakteristik pati sagu dapat dimodifikasi. Metode modifikasi pati yang digunakan dalam penelitian ini adalah asetilasi dan cross-linking. Prinsip kedua modifikasi ini hampir sama, yaitu mensubstitusi gugus hidroksil pada pati; substitusi dengan gugus asetil pada asetilasi dan substitusi dengan gugus fosfat pada cross-linking. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakteristik pati sagu (solubility, swelling power, freeze-thaw stability, dan paste clarity) yang telah dimodifikasi secara asetilasi dan cross-linking pada berbagai variasi waktu reaksi serta terhadap pati yang tidak dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik swelling power, solubility, dan freeze-thaw stability dari pati sagu yang mengalami modifikasi secara asetilasi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pati sagu yang mengalami modifikasi secara cross-linking maupun pati sagu yang tidak mengalami modifikasi. Karakteristik pati sagu mengalami peningkatan dari 8,3245 g/g menjadi 38,6066 g/g untuk swelling power dan 14,3467% menjadi 33,1876% untuk solubilty. Karakteristik freeze-thaw stability juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh semakin sedikitnya jumlah air yang terpisahkan yaitu dari 16,7399 menjadi 1,3847%. Peningkatan ini sebanding dengan kenaikan harga derajat substitusi (DS) untuk masing-masing modifikasi. Unt","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116897582","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Carotene is a minor constituent with concentration of hundreds of ppm in Crude Palm Oil, which has economic value much more than biodiesel. Carotene in palm biodiesel (alkyl ester) needs to be concentrated before doing main process for its recovery. Solvolytic micellization is a good method to concentrate carotene in palm biodiesel. The objectives of this research are to know the best type and composition of solvents used and to evaluate effectiveness of multistage solvolytic micellization. Before running solvolytic micellization, adsorption process using Al2O3, Ca(OH)2 and activated carbon adsorbents is done to proof the importance of thickening process in carotene recovery from palm biodiesel. In this research, minor solvent is water. Types of tried major solvents are acetone, isopropanol, ethanol and methanol. To determine the best solvents composition, volumetric ratio of major solvent to crude biodiesel is varied from 1 to 8 and minor solvent to major solvent from 1% to 5%. Number of stages done in evaluation of multistage solvolytic micellization is 5. Parameters evaluated in every stage's output are shrinkage occurred and carotene content & yield. According to this research, the best main solvent is methanol. The best volumetric ratios of methanol to crude biodiesel and water to methanol are 5 and 2.5% respectively. Performing 5 stages of solvolytic micellization with the best condition according to this research can concentrate carotene from 649 ppm (0.0649%) to 70228ppm (7.0228%).Keywords: Palm Biodiesel; Carotene; Recovery; Solvolytic Micellization AbstrakKaroten adalah salah satu senyawa minor berkadar ratusan ppm dalam minyak sawit mentah yang memiliki nilai ekonomis jauh lebih tinggi dari biodiesel. Karoten dalam biodiesel (ester alkif) sawit perlu dipekatkan sebelum pelaksanaan proses utama penjumputannya. Solvolytic micellization merupakan metoda yang baik untuk memekatkan karaten di dalam biodiesel sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan komposisi terbaik pelarut serta mengevaluasi keefektifan multistage solvolytic micellization. Sebelum tempuhan solvolytic micellization dilakukan pembuktian perlunya proses pemekatan dalam penjumputan karaten dari biodiesel sawit melalui proses adsorpsi menggunakan adsorben Al2O3, Ca(OH)2 dan karbon aktif. Dalam penelitian ini, pelarut minor yang digunakan adalah air. Jenis-jenis pelarut utama yang dicoba adalah aseton, isopropanol, etanol, dan metana. Untuk menentukan komposisi terbaik pelarut, variasi dilakukan pada perbandingan volum pelarut utama terhadap volum biodiesel mentah (1 s/d 8) dan perbandingan volum pelarut minor terhadap volum pelarut utama (1 s/d 5 %). Untuk mengevaluasi keefektifan multistage solvolytic micellization, jumlah tahap yang dilakukan adalah 5. Parameter-parameter yang dievaluasi pada hasil dari setiap tahap yang dilakukan adalah penyusutan yang terjadi beserta kadar dan perolehan karoten yang dihasilkan. Pelarut utama terbaik menurut penelit
胡萝卜素是粗棕榈油中浓度为百万分之几百的次要成分,其经济价值远远超过生物柴油。棕榈生物柴油中的胡萝卜素(烷基酯)在进行主要工艺回收前需要进行浓缩处理。溶剂解胶束是浓缩棕榈生物柴油中胡萝卜素的一种较好的方法。本研究的目的是了解所使用溶剂的最佳类型和组成,并评估多级溶剂溶解胶束的有效性。在进行溶剂解胶束之前,进行了Al2O3、Ca(OH)2和活性炭吸附剂的吸附工艺,以证明增稠工艺在回收棕榈生物柴油中胡萝卜素的重要性。在本研究中,次要溶剂为水。主要溶剂有丙酮、异丙醇、乙醇和甲醇。为确定最佳溶剂组成,主要溶剂与粗生物柴油的体积比为1 ~ 8,次要溶剂与主要溶剂的体积比为1% ~ 5%。多级溶解胶束反应的评价阶段数为5。每一阶段产量的评价参数是收缩率和胡萝卜素含量及产量。根据本研究,最佳的主要溶剂是甲醇。甲醇与粗生物柴油的最佳体积比为5%,水与甲醇的最佳体积比为2.5%。在本研究的最佳溶剂胶束条件下进行5个阶段的溶剂胶束反应,可将胡萝卜素从649 ppm(0.0649%)浓缩到70228ppm(7.0228%)。关键词:棕榈生物柴油;胡萝卜素;复苏;摘要:karoten adalah salah satu senyawa minor berkadar ratusan ppm dalam minyak sawit mentah yang memoriliki nilai经济学家jauh lebih tinggi生物柴油。Karoten dalam生物柴油(酯烷基酯)与perlu dipekatkan sebelum pelaksanaan和protaama penjumputannya。溶剂裂解胶束反应,生物柴油,生物柴油锯。Tujuan penelitian ini adalah为她mengetahui jenis丹komposisi terbaik pelarut舒达mengevaluasi keefektifan多级溶剂离解作用的胶束化。Sebelum tempuhan溶解胶束,dilakukan pembuktian perlunya工艺,pemekatan dalam, penjumputan karaten dari生物柴油,melalui工艺吸附,menggunakan吸附Al2O3, Ca(OH)2和carbon aktif。大羊羊,小羊羊,小羊羊,小羊羊。Jenis-jenis pelarut utama yang dicoba adalah aseton,异丙醇,乙醇,dan metana。Untuk menentukan komposisi terbaik pelarut, variasi dilakukan padperbandingan volum pelarut utama terhadap volume biodiesel mentah (1 s/d 8)和volum pelarut minor terhadap volum pelarut utama (1 s/d 5%)。[4][英].中国化工大学学报(自然科学版)。参数-参数yang dievaluasi padhasil dari setap tahap yang dilakukan adalah penyusutan yang terjadi beserta kadar dan perolehan karoten yang dihasilkan。Pelarut utama terbaik menutut penelitian ini adalah meol。混合量甲醇混合量生物柴油混合量空气混合量甲醇混合量空气混合量甲醇混合量5 / 2.5 %。登干melakukan溶剂胶束化sebanyak 5 tahap pada kondisi terbaik menurut hasil penelitian ini bisa memekatkan karoten dari konsentrasi 649ppm (0.0649%) menjadi 70228ppm(0.0228%)。Kata Kunci:生物柴油锯;Karoten;Penjumputan;溶剂离解作用胶束化
{"title":"Solvoltylic micellization dalam penjumputan karoten dari biodiesel sawit","authors":"Maslan Lamria, T. H. Soerawidjaja","doi":"10.5614/jtki.2006.5.1.1","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2006.5.1.1","url":null,"abstract":"Carotene is a minor constituent with concentration of hundreds of ppm in Crude Palm Oil, which has economic value much more than biodiesel. Carotene in palm biodiesel (alkyl ester) needs to be concentrated before doing main process for its recovery. Solvolytic micellization is a good method to concentrate carotene in palm biodiesel. The objectives of this research are to know the best type and composition of solvents used and to evaluate effectiveness of multistage solvolytic micellization. Before running solvolytic micellization, adsorption process using Al2O3, Ca(OH)2 and activated carbon adsorbents is done to proof the importance of thickening process in carotene recovery from palm biodiesel. In this research, minor solvent is water. Types of tried major solvents are acetone, isopropanol, ethanol and methanol. To determine the best solvents composition, volumetric ratio of major solvent to crude biodiesel is varied from 1 to 8 and minor solvent to major solvent from 1% to 5%. Number of stages done in evaluation of multistage solvolytic micellization is 5. Parameters evaluated in every stage's output are shrinkage occurred and carotene content & yield. According to this research, the best main solvent is methanol. The best volumetric ratios of methanol to crude biodiesel and water to methanol are 5 and 2.5% respectively. Performing 5 stages of solvolytic micellization with the best condition according to this research can concentrate carotene from 649 ppm (0.0649%) to 70228ppm (7.0228%).Keywords: Palm Biodiesel; Carotene; Recovery; Solvolytic Micellization AbstrakKaroten adalah salah satu senyawa minor berkadar ratusan ppm dalam minyak sawit mentah yang memiliki nilai ekonomis jauh lebih tinggi dari biodiesel. Karoten dalam biodiesel (ester alkif) sawit perlu dipekatkan sebelum pelaksanaan proses utama penjumputannya. Solvolytic micellization merupakan metoda yang baik untuk memekatkan karaten di dalam biodiesel sawit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan komposisi terbaik pelarut serta mengevaluasi keefektifan multistage solvolytic micellization. Sebelum tempuhan solvolytic micellization dilakukan pembuktian perlunya proses pemekatan dalam penjumputan karaten dari biodiesel sawit melalui proses adsorpsi menggunakan adsorben Al2O3, Ca(OH)2 dan karbon aktif. Dalam penelitian ini, pelarut minor yang digunakan adalah air. Jenis-jenis pelarut utama yang dicoba adalah aseton, isopropanol, etanol, dan metana. Untuk menentukan komposisi terbaik pelarut, variasi dilakukan pada perbandingan volum pelarut utama terhadap volum biodiesel mentah (1 s/d 8) dan perbandingan volum pelarut minor terhadap volum pelarut utama (1 s/d 5 %). Untuk mengevaluasi keefektifan multistage solvolytic micellization, jumlah tahap yang dilakukan adalah 5. Parameter-parameter yang dievaluasi pada hasil dari setiap tahap yang dilakukan adalah penyusutan yang terjadi beserta kadar dan perolehan karoten yang dihasilkan. Pelarut utama terbaik menurut penelit","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129092222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hydrogen is a promising alternative fuel to establish environmentally friendly energy generation system. One of the methods for producing hydrogen is C02 methane reforming (CMR) process. Despite producing H2, this process also consumes CO2 enabling it to be used as a scheme for mitigating CO2. Conventionally, the hydrogen production via CMR is conducted in a fixed bed reactor. However low conversion is usually found in this kind of reactor. To increase conversion, a membrane reactor can be used. Two types of membrane may be employed to conduct this reaction, i.e. prorous vycor and nanosil membrane reactor. This study evaluated the performances of CMR con 1ucted in membrane ractors andfixed-bed reactor. The results show that the conversion obtained in nanosil membrane reactor is higher than those obtained in porous vycor membrane reactor and fixed-bed reactor. With the change in reactant flowrate, it is obtained that the conversions in membrane reactors are more stable than those infixed bed reactors.Keywords: Hydrogen Production, Membrane Reactor, Methane Reforming AbstrakHidrogen merupakan bahan bakar alternatif yang sangat menjanjikan untuk sistem pembangkitan energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu rute produksi hidrogen adalah melalui reformasi metana dengan karbondioksida (C02 Methane Reforming/CMR). Saat ini telah dikembangkan proses CMR menggunakan membran yang mampu meningkatkan laju produksi H2• Pada makalah ini dikaji dua tipe reaktor membran untuk maksud peningkatan produksi hidrogen tersebut, yakni reaktor membran dengan basis membran porous vycor dan nanosil. Sebagai pembanding, dilakukanjuga evaluasi unjuk kerja reaksi CMRpada reaktorfzxe-bed. Hasil kajian ini menurljukkan bahwa reaktor nanosil danporous vycor mampu memberikan konversiyang lebih besar dibanding reaktor fixed-bed. Lebihjauh, reaktor membran dengan nanosil membran mampu memberikan laju produksi hidrogen yang lebih tinggi dibanding reaktor membran dengan membran porous vycor. Lebih jauh, pada perubahan laju molar reaktan, reaktor membran menurijukkan stabilitas yang lebih baik dibanding reaktor fixed-bed.Kata Kunci: Produksi Hidrogen, Reaktor Membran, Reformasi Metana
氢是建立环境友好型发电系统的一种很有前途的替代燃料。生产氢气的方法之一是二氧化碳甲烷重整(CMR)工艺。尽管产生氢气,这个过程也消耗二氧化碳,使其成为一种减少二氧化碳的方案。传统的CMR制氢是在固定床反应器中进行的。然而,这种反应器的转化率通常很低。为了提高转化率,可以使用膜反应器。两种类型的膜可用于进行该反应,即多孔膜反应器和纳米硅膜反应器。研究了膜反应器和固定床反应器中CMR的性能。结果表明,纳米硅膜反应器的转化率高于多孔vycor膜反应器和固定床反应器。随着反应物流量的变化,膜反应器的转化率比固定床反应器更稳定。关键词:制氢,膜反应器,甲烷重整abstract氢气merupakan bahan bakar替代yang sangat menjanjikan untuk体系pembangkitan能源yang lebih ramah lingkungan二氧化碳甲烷重整(CMR)。Saat ini telah dikembangkan制得CMR menggunakan膜、yang mampu meningkatkan、laju产品、H2•Pada makalah、ini dikaji dua型反应器膜、untuk maksud peningkatan产品、hydrohydrogen terbut、yakni反应器膜、dengan基膜、多孔膜和纳米硅。Sebagai pembanding, dilakukanjuga评价,unjuk kerja reaksi cmrpa reaktorz -bed。Hasil kajian ini menurljukkan bahwa反应堆,纳米硅微孔vycor mampu成员,konversiyyang, lebih, dibanding反应堆固定床。沸水膜,沸水膜,沸水膜,沸水膜,沸水膜,沸水膜,沸水膜,沸水膜。Lebih jauh, pada perubahan laju磨牙reaktan, reaktor膜menurijukkan stabilitas yang Lebih baik dibanding reaktor固定床。Kata Kunci: Produksi氢气,Reaktor膜,Reformasi Metana
{"title":"Simulasi produksi hidrogen melalui CO2 methane reforming pada reaktor membran","authors":"Azis Trianto, C IraSantrinaJ, S. Yuwono","doi":"10.5614/jtki.2007.6.3.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2007.6.3.2","url":null,"abstract":"Hydrogen is a promising alternative fuel to establish environmentally friendly energy generation system. One of the methods for producing hydrogen is C02 methane reforming (CMR) process. Despite producing H2, this process also consumes CO2 enabling it to be used as a scheme for mitigating CO2. Conventionally, the hydrogen production via CMR is conducted in a fixed bed reactor. However low conversion is usually found in this kind of reactor. To increase conversion, a membrane reactor can be used. Two types of membrane may be employed to conduct this reaction, i.e. prorous vycor and nanosil membrane reactor. This study evaluated the performances of CMR con 1ucted in membrane ractors andfixed-bed reactor. The results show that the conversion obtained in nanosil membrane reactor is higher than those obtained in porous vycor membrane reactor and fixed-bed reactor. With the change in reactant flowrate, it is obtained that the conversions in membrane reactors are more stable than those infixed bed reactors.Keywords: Hydrogen Production, Membrane Reactor, Methane Reforming AbstrakHidrogen merupakan bahan bakar alternatif yang sangat menjanjikan untuk sistem pembangkitan energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu rute produksi hidrogen adalah melalui reformasi metana dengan karbondioksida (C02 Methane Reforming/CMR). Saat ini telah dikembangkan proses CMR menggunakan membran yang mampu meningkatkan laju produksi H2• Pada makalah ini dikaji dua tipe reaktor membran untuk maksud peningkatan produksi hidrogen tersebut, yakni reaktor membran dengan basis membran porous vycor dan nanosil. Sebagai pembanding, dilakukanjuga evaluasi unjuk kerja reaksi CMRpada reaktorfzxe-bed. Hasil kajian ini menurljukkan bahwa reaktor nanosil danporous vycor mampu memberikan konversiyang lebih besar dibanding reaktor fixed-bed. Lebihjauh, reaktor membran dengan nanosil membran mampu memberikan laju produksi hidrogen yang lebih tinggi dibanding reaktor membran dengan membran porous vycor. Lebih jauh, pada perubahan laju molar reaktan, reaktor membran menurijukkan stabilitas yang lebih baik dibanding reaktor fixed-bed.Kata Kunci: Produksi Hidrogen, Reaktor Membran, Reformasi Metana","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125365970","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
S. Juliastuti, J. Baeyens, C. Creemers, J. Degrève
Determination of rate parameter for kinetics of nitrification The nitrification process is the bottleneck step in the total nitrogen removal. The formation of nitrate is considered as the rate limiting step in the whole process and its kinetics determine the design of the nitrification reactor. Heavy metals (Zn2+ and Cu2+) and different organic compounds are used as micropollutants. These kinetics were experimentally measured by respirometry. In line with the aim of the paper, the experimental investigation are conducted to develop design equations to describe kinetic rate relationships under optimum conditions, study the parameter influence such as pH and inhibition by reaction intermediates and inhibition by external pollutants. Results demonstrate that the maximum value of the specific growth rate of autotrophic biomass() is 1.02 day at pH=7 and decreases at pH 7.5; inhibition occurs at substrate (NH4) concentrations in excess of 15 mg N/l; inhibition occurs at increasing concentrations of NO –N and Cu2+ has more pronounced inhibitory effect than Zn2+. The inhibitory effect of organic compounds are listed as the Chlorobenzene > Trichloroethylene> Phenol> Ethyl benzene; the experimental oxygen uptake rate (OUR)-test results the autotrophic kinetic parameter values, which can be used in design equations. Keywords: Respirometry, Autotrophic Biomass, Nitrification, Oxygen Uptake Rate Abstrak Proses nitrifikasi merupakan langkah penting pada penurunan kadar total nitrogen. Pembentukan nitrat dianggap sebagai tahap pembatas kecepatan reaksi pada keseluruhan proses dan kinetikanya menentukan perancangan dari bagian proses nitrifikasi. Logam berat (Zn2+ dan Cu2+) dan berbagai jenis komponen organik digunakan sebagai mikropolutan. Kinetika ini secara eksperimental diukur menggunakan respirometer. Tujuan penelitian adalah mengembangkan persamaan perancangan yang menggambarkan hubungan laju kinetika pada kondisi optimum, studi pengaruh parameter seperti pH, inhibisi karena reaksi intermediat, dan inhibisi oleh polutan dari luar. Hasil penelitian ditunjukkan sebagai berikut: harga laju pertumbuhan biomasa autotrof maksimum spesifik adalah 1,02 hari-1 pada pH=7 dan menurun pada pH 7,5; inhibisi terjadi pada konsentrasi substrat (NH4+) lebih besar dari 15 mg N/l; inhibisi terjadi pada peningkatan konsentrasi NO -N ;Cu2+ lebih dikenal sebagai penyebab inhibisi daripada Zn2+. Efek inhibisi dari komponen organik di daftar mulai dari Chlorobenzene sampai Ethylbenzen. Tes OUR menghasilkan harga parameter kinetika yang dapat dipakai pad apersamaan perencanaan lumpur aktif nitrifikasi. Kata Kunci: Respirometer, BiomasaAutotrof, Nitrifikasi, Laju Kenaikan Oksigen
硝化动力学速率参数的确定硝化过程是全氮脱除的瓶颈步骤。硝酸根的形成被认为是整个过程的限速步骤,其动力学决定了硝化反应器的设计。重金属(Zn2+和Cu2+)和不同的有机化合物被用作微污染物。这些动力学是通过呼吸计实验测量的。根据本文的目的,进行了实验研究,建立了描述最佳条件下动力学速率关系的设计方程,研究了pH、反应中间体的抑制作用和外部污染物的抑制作用等参数的影响。结果表明:在pH=7时,自养生物量特定生长率()最大值为1.02 d,在pH= 7.5时减小;底物(NH4)浓度超过15 mg N/l时发生抑制;随着NO -N浓度的增加,抑制作用逐渐增强,Cu2+的抑制作用比Zn2+更明显。对有机化合物的抑制作用顺序为氯苯>三氯乙烯>苯酚>乙苯;实验摄氧量(OUR)测试结果为自养动力学参数值,可用于设计方程。关键词:呼吸测定法,自养生物量,硝化作用,吸氧速率penbentukan nitrat dianggap sebagai tahap penbatas keepatan reaksi padkeseluruhan proses dan kinetikanya menentukan perancangan dari bagian proses nitrifikasi。Logam berat (Zn2+和Cu2+)和berbagai的研究进展。实验diukur - menggunakan呼吸计。摘要:本文研究了丹参碱对丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱、丹参碱的影响。hail penelitian ditunjukkan sebagai berikut: harga laju pertumbuhan最大物种的生物自重,2,hari-1 pad pH=7, menurun pad pH=7,5;NH4+ (lebih besar dari) 15 mg N/l;Cu2+ +抑制Zn2+ +抑制daripada。氯苯、乙苯对有机酸的抑制作用。这是我们的menghasilkan harga参数kinetika yang dapat dipakai pad apersamaan perencanan吉隆坡aktif硝化。Kata Kunci:呼吸计,BiomasaAutotrof, Nitrifikasi, Laju Kenaikan Oksigen
{"title":"Determination of rate parameter for kinetics of nitrification","authors":"S. Juliastuti, J. Baeyens, C. Creemers, J. Degrève","doi":"10.5614/jtki.2005.4.2.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2005.4.2.7","url":null,"abstract":"Determination of rate parameter for kinetics of nitrification The nitrification process is the bottleneck step in the total nitrogen removal. The formation of nitrate is considered as the rate limiting step in the whole process and its kinetics determine the design of the nitrification reactor. Heavy metals (Zn2+ and Cu2+) and different organic compounds are used as micropollutants. These kinetics were experimentally measured by respirometry. In line with the aim of the paper, the experimental investigation are conducted to develop design equations to describe kinetic rate relationships under optimum conditions, study the parameter influence such as pH and inhibition by reaction intermediates and inhibition by external pollutants. Results demonstrate that the maximum value of the specific growth rate of autotrophic biomass() is 1.02 day at pH=7 and decreases at pH 7.5; inhibition occurs at substrate (NH4) concentrations in excess of 15 mg N/l; inhibition occurs at increasing concentrations of NO –N and Cu2+ has more pronounced inhibitory effect than Zn2+. The inhibitory effect of organic compounds are listed as the Chlorobenzene > Trichloroethylene> Phenol> Ethyl benzene; the experimental oxygen uptake rate (OUR)-test results the autotrophic kinetic parameter values, which can be used in design equations. Keywords: Respirometry, Autotrophic Biomass, Nitrification, Oxygen Uptake Rate Abstrak Proses nitrifikasi merupakan langkah penting pada penurunan kadar total nitrogen. Pembentukan nitrat dianggap sebagai tahap pembatas kecepatan reaksi pada keseluruhan proses dan kinetikanya menentukan perancangan dari bagian proses nitrifikasi. Logam berat (Zn2+ dan Cu2+) dan berbagai jenis komponen organik digunakan sebagai mikropolutan. Kinetika ini secara eksperimental diukur menggunakan respirometer. Tujuan penelitian adalah mengembangkan persamaan perancangan yang menggambarkan hubungan laju kinetika pada kondisi optimum, studi pengaruh parameter seperti pH, inhibisi karena reaksi intermediat, dan inhibisi oleh polutan dari luar. Hasil penelitian ditunjukkan sebagai berikut: harga laju pertumbuhan biomasa autotrof maksimum spesifik adalah 1,02 hari-1 pada pH=7 dan menurun pada pH 7,5; inhibisi terjadi pada konsentrasi substrat (NH4+) lebih besar dari 15 mg N/l; inhibisi terjadi pada peningkatan konsentrasi NO -N ;Cu2+ lebih dikenal sebagai penyebab inhibisi daripada Zn2+. Efek inhibisi dari komponen organik di daftar mulai dari Chlorobenzene sampai Ethylbenzen. Tes OUR menghasilkan harga parameter kinetika yang dapat dipakai pad apersamaan perencanaan lumpur aktif nitrifikasi. Kata Kunci: Respirometer, BiomasaAutotrof, Nitrifikasi, Laju Kenaikan Oksigen","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"156 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121123428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rita Arbianti, Tani Surya Utami, Heri Hermansyah, Ira Setiawati, Eki Listya Rini
Partial transesterification of palm oil with ethanol in diglyceride production as emulsifierHigh growth rate of palm oil production has encouraged palm diversification to be other products with higher economic value, which one of them is emulsifier. Emulsifier based on vegetable oil is biodegradable so they won’t soil our environment. Besides that, its continuity of provisioning is also ensured because it is a renewable resource. In production of emulsifier based on palm oil, transesterification reaction is a first step that influences quality of emulsifier produced. The aim of this research is to determine the condition of palm oil partial transesterification. The partial transesterification process used NaOH as catalyst and palm oil. Variables varied were percent weight of NaOH (0.1, 0.2, 0.3, and 0.4 {mole NaOH/kg oil}), transesterification temperature (40, 50, 60, and 70oC), reaction time (15, 20, 25, and 30 minutes), ratio of reactant (1:3, 1:4, 1:5, and 1:6{mole oil:mole ethanol}), to discuss these effects to diglyceride product activity. Diglyceride product was tested by its ability as emulsifier in system stability of oil/water emulsion and to decrease surface tension of water. Result of this research indicated that diglyceride product has optimum declining of surface tension of water on percent weight of NaOH of 0.3 mole NaOH/kg oil, transesterification temperature of 50 oC, reaction time of 30 minutes, and ratio of reactant of 1:6 mole oil: mole ethanol.Keywords: diglyceride, emulsifier, NaOH, palm oil, transesterification. AbstrakLaju pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit yang tinggi mendorong perlunya diversifikasi minyak kelapa sawit menjadi produk lain dengan nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah sebagai agen pengemulsi. Agen pengemulsi yang dibuat dari minyak nabati bersifat biodegradable, sehingga tidak mencemari lingkungan, dan kesinambungan pengadaannya terjamin karena berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam produksi agen pengemulsi berbahan baku minyak kelapa sawit, reaksi transesterifikasi merupakan tahapan awal yang akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit. Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit. Variabel yang divariasikan untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja produk digliserida yang dihasilkan adalah persen berat katalis NaOH (0,1, 0,2, 0,3, dan 0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transesterifikasi (40, 50, 60, dan 70 oC), waktu transesterifikasi (15, 20, 25, dan 30 menit), dan rasio reaktan (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6 {mol minyak:mol etanol}). Produk digliserida diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk digliserida memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan air optimum pada persen berat katalis NaOH sebesar 0,3 m
棕榈油产量的高速增长促使棕榈油向其他具有更高经济价值的产品多样化发展,其中之一就是乳化剂。基于植物油的乳化剂是可生物降解的,所以它们不会污染我们的环境。此外,由于它是一种可再生资源,也保证了供应的连续性。在棕榈油乳化剂的生产中,酯交换反应是影响乳化剂质量的第一步。本研究的目的是确定棕榈油部分酯交换的条件。部分酯交换工艺以氢氧化钠为催化剂,以棕榈油为原料。变量是NaOH的重量百分比(0.1,0.2,0.3和0.4{摩尔NaOH/kg油}),酯交换温度(40,50,60和70℃),反应时间(15,20,25和30分钟),反应物的比例(1:3,1:4,1:5和1:6{摩尔油:摩尔乙醇}),以讨论这些对二甘油酯产物活性的影响。研究了双甘油酯产品作为乳化剂对油水乳液体系稳定性和降低水表面张力的作用。研究结果表明,当NaOH质量分数为0.3 mol /kg油,酯交换温度为50℃,反应时间为30 min,反应物比为1:6 mol油:mol乙醇时,双甘油酯产品水表面张力下降最佳。关键词:甘油三酯,乳化剂,氢氧化钠,棕榈油,酯交换【摘要】拉州槟榔屿的产品、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种、品种等。Agen pengemulsi yang dibuat dari minyak nabati bersifat可生物降解,sehinga tidak menemari lingkungan, dan kesininambungan pengadaannya terjamin karena berasal dari sumber daya am yang dapat diperbaharui。Dalam产品agen pengemulsi berbahan baku minyak kelapa sawit, reaksi transsterifikasi merupakan tahapan awal yang akan mempengaruhi kualitas产品yang dihasilkan。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transsterifikasi parsial minyak kelapa sawit。散文transsterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit。变量yang dihasilkan untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja产品disliserida yang dihasilkan adalah persen: katalis NaOH(0,1,0,2,0,3,和0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transsterifikasi(40,50,60,和70℃),waktu transsterifikasi(15,20,25,和30℃),dan rasio reaktan(1:3, 1:4, 1:5,和1:6 {mol minyak:mol etanol})。产品:diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air。哈萨克penelitian menunjukkan bahwa产品的水解酶酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解酶解Kata kunci: agen pengemulsi, digliserida, minyak kelapa sawit, NaOH, transsterifikasi。
{"title":"Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan etanol pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi","authors":"Rita Arbianti, Tani Surya Utami, Heri Hermansyah, Ira Setiawati, Eki Listya Rini","doi":"10.5614/jtki.2009.8.1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2009.8.1.6","url":null,"abstract":"Partial transesterification of palm oil with ethanol in diglyceride production as emulsifierHigh growth rate of palm oil production has encouraged palm diversification to be other products with higher economic value, which one of them is emulsifier. Emulsifier based on vegetable oil is biodegradable so they won’t soil our environment. Besides that, its continuity of provisioning is also ensured because it is a renewable resource. In production of emulsifier based on palm oil, transesterification reaction is a first step that influences quality of emulsifier produced. The aim of this research is to determine the condition of palm oil partial transesterification. The partial transesterification process used NaOH as catalyst and palm oil. Variables varied were percent weight of NaOH (0.1, 0.2, 0.3, and 0.4 {mole NaOH/kg oil}), transesterification temperature (40, 50, 60, and 70oC), reaction time (15, 20, 25, and 30 minutes), ratio of reactant (1:3, 1:4, 1:5, and 1:6{mole oil:mole ethanol}), to discuss these effects to diglyceride product activity. Diglyceride product was tested by its ability as emulsifier in system stability of oil/water emulsion and to decrease surface tension of water. Result of this research indicated that diglyceride product has optimum declining of surface tension of water on percent weight of NaOH of 0.3 mole NaOH/kg oil, transesterification temperature of 50 oC, reaction time of 30 minutes, and ratio of reactant of 1:6 mole oil: mole ethanol.Keywords: diglyceride, emulsifier, NaOH, palm oil, transesterification. AbstrakLaju pertumbuhan produksi minyak kelapa sawit yang tinggi mendorong perlunya diversifikasi minyak kelapa sawit menjadi produk lain dengan nilai ekonomis tinggi, salah satunya adalah sebagai agen pengemulsi. Agen pengemulsi yang dibuat dari minyak nabati bersifat biodegradable, sehingga tidak mencemari lingkungan, dan kesinambungan pengadaannya terjamin karena berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Dalam produksi agen pengemulsi berbahan baku minyak kelapa sawit, reaksi transesterifikasi merupakan tahapan awal yang akan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit. Proses transesterifikasi menggunakan NaOH sebagai katalis dan minyak kelapa sawit. Variabel yang divariasikan untuk mengkaji pengaruhnya terhadap kinerja produk digliserida yang dihasilkan adalah persen berat katalis NaOH (0,1, 0,2, 0,3, dan 0,4 {mol NaOH/kg minyak}), suhu transesterifikasi (40, 50, 60, dan 70 oC), waktu transesterifikasi (15, 20, 25, dan 30 menit), dan rasio reaktan (1:3, 1:4, 1:5, dan 1:6 {mol minyak:mol etanol}). Produk digliserida diuji kemampuannya sebagai agen pengemulsi dalam menurunkan tegangan permukaan air, serta dalam menjaga kestabilan emulsi minyak/air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk digliserida memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan air optimum pada persen berat katalis NaOH sebesar 0,3 m","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121132342","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Surfactant has ability in decreasing surface tension, interfacial surface tension, and increasing stability of emulsion systems. Surfactant is used in several industry such as soap and detergent industry, healthcare and cosmetics industry. One major advantage of oleochemical surfactant is its renewable and degradable properties regarding environmental issue. This surfactant is made using methyl esther from coconut oil through hydrogenation of methyl esther (methyl laurate) by using metal catalyst, sulfatation reaction by adding H2SO4, and neutralization by using NaOH. The goal of this research is to obtain the optimum reaction condition in aspects of several variables, such as temperature, hydrogen gas flow rate, and percent weight of catalyst in the hydrogenation reaction using Ni dan Cu catalyst. This research showed that the optimum operating conditions are 270 oC of temperature, 1 mL/s of H2 gas flow rate, and 30 %-wt of catalyst. Ni catalyst has better activity. After adding 25 %-wt of surfactants, it had surface tension of 26.4 mN/m and it could stabilize emulsion for 839 seconds. Keywords : hydrogenation, Cu catalyst, Ni catalyst, methyl esther, surfactant. Abstrak Surfaktan memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka, dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan pada berbagai bidang industri seperti industri sabun, detergen, produk perawatan diri, dan kosmetika. Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bersifat terbarukan (renewable resources) dan secara alami mudah terdegradasi. Surfaktan ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku metil ester dari minyak kelapa melalui reaksi hidrogenasi metil ester (metil laurat) dengan katalis logam, reaksi sulfatasi dengan menambahkan H2SO4, dan netralisasi dengan NaOH. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum yang meliputi suhu reaksi, laju alir gas hidrogen, dan persentase berat katalis pada reaksi hidrogenasi metil laurat menggunakan katalis Ni dan Cu. Hasil penelitian menunjukkan kondisi operasi optimum yang sama dari kedua katalis, yaitu pada suhu 270 oC, laju alir gas H2 1 mL/s, dan 30 %-berat katalis. Aktivitas katalis yang lebih baik diberikan oleh katalis Ni, dengan nilai penurunan tegangan permukaan air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 26,4 mN/m dan stabilitas emulsi minyak-air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 839 detik. Kata Kunci : hidrogenasi, katalis Cu, katalis Ni, metil ester, surfaktan.
表面活性剂具有降低乳液体系表面张力、界面张力和提高稳定性的作用。表面活性剂广泛应用于肥皂、洗涤剂、医疗保健、化妆品等行业。油化学表面活性剂的一个主要优点是其可再生和可降解性。该表面活性剂以椰子油为原料,经金属催化剂将月桂酸甲酯加氢,加入H2SO4磺化,NaOH中和,制成。本研究的目的是在镍丹铜催化剂加氢反应中,从温度、氢气流速、催化剂重量百分比等几个变量得到最优的反应条件。研究表明,最佳操作条件为温度270℃,氢气流量1 mL/s,催化剂用量30% -wt。Ni催化剂具有较好的活性。加入25% -wt的表面活性剂后,乳液的表面张力为26.4 mN/m,稳定时间为839秒。关键词:加氢,Cu催化剂,Ni催化剂,甲基esther,表面活性剂。摘要:Surfaktan memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka, dan meningkatkan kestabilan体系乳剂。哈尔尼成员,surfaktan banyak digunakan padberbagai bidang工业,独立工业,洗涤剂,产品perawatan diri, dan kosmetika。Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keungulan, diantaranya bersifat terbarukan(可再生资源)dan secara alami mudah terdegradation。Surfaktan ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku metil ester dari minyak kelapa melalui reaksi hidrogenasi metil ester (metilaurat) dengan katalis logam, reaksi sulfatasi dengan menambahkan H2SO4, dan netralisasi dengan NaOH。Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum yang meliputi suhu reaksi, laju alir gas氢气,dan perase berat katalis pada reaksi hidrogenasi metil mongunakan katalis Ni dan Cu。哈萨克penelitian menunjukkan kondisi操作的最佳yang sama dari kedua katalis, yitupadsuhu 270℃,laju algas H2 1 mL/s, dan 30% -berat katalis。Aktivitas katalis yang lebih baik diberikan oleh katalis Ni, dengan nilai penurunan tegangan permukaan air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 26,4 mN/m . dan stabilitas乳剂minyak-air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 839 detik。卡塔Kunci:氢氧化钠,卡塔利斯Cu,卡塔利斯Ni,金属酯,表面坦。
{"title":"Perbandingan aktivitas katalis nikel dan katalis tembaga pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan","authors":"Tani Surya Utami, Rita Arbianti, Heri Hermansyah, Wiwik Handayani, Desti Andani","doi":"10.5614/jtki.2009.8.2.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2009.8.2.5","url":null,"abstract":"Surfactant has ability in decreasing surface tension, interfacial surface tension, and increasing stability of emulsion systems. Surfactant is used in several industry such as soap and detergent industry, healthcare and cosmetics industry. One major advantage of oleochemical surfactant is its renewable and degradable properties regarding environmental issue. This surfactant is made using methyl esther from coconut oil through hydrogenation of methyl esther (methyl laurate) by using metal catalyst, sulfatation reaction by adding H2SO4, and neutralization by using NaOH. The goal of this research is to obtain the optimum reaction condition in aspects of several variables, such as temperature, hydrogen gas flow rate, and percent weight of catalyst in the hydrogenation reaction using Ni dan Cu catalyst. This research showed that the optimum operating conditions are 270 oC of temperature, 1 mL/s of H2 gas flow rate, and 30 %-wt of catalyst. Ni catalyst has better activity. After adding 25 %-wt of surfactants, it had surface tension of 26.4 mN/m and it could stabilize emulsion for 839 seconds. Keywords : hydrogenation, Cu catalyst, Ni catalyst, methyl esther, surfactant. Abstrak Surfaktan memiliki kemampuan menurunkan tegangan permukaan, tegangan antarmuka, dan meningkatkan kestabilan sistem emulsi. Hal ini membuat surfaktan banyak digunakan pada berbagai bidang industri seperti industri sabun, detergen, produk perawatan diri, dan kosmetika. Surfaktan berbahan baku oleokimia memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bersifat terbarukan (renewable resources) dan secara alami mudah terdegradasi. Surfaktan ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku metil ester dari minyak kelapa melalui reaksi hidrogenasi metil ester (metil laurat) dengan katalis logam, reaksi sulfatasi dengan menambahkan H2SO4, dan netralisasi dengan NaOH. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan kondisi optimum yang meliputi suhu reaksi, laju alir gas hidrogen, dan persentase berat katalis pada reaksi hidrogenasi metil laurat menggunakan katalis Ni dan Cu. Hasil penelitian menunjukkan kondisi operasi optimum yang sama dari kedua katalis, yaitu pada suhu 270 oC, laju alir gas H2 1 mL/s, dan 30 %-berat katalis. Aktivitas katalis yang lebih baik diberikan oleh katalis Ni, dengan nilai penurunan tegangan permukaan air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 26,4 mN/m dan stabilitas emulsi minyak-air setelah ditambahkan surfaktan sebesar 839 detik. Kata Kunci : hidrogenasi, katalis Cu, katalis Ni, metil ester, surfaktan.","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115803203","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-10-02DOI: 10.5614/jtki.2011.10.3.5
Chitra Ria Ariska, Suryo Purwono, Bardi Murachman
SLS modification using epoxyde from oleat acid and hydrogen peroxyde to improve the quality of surfactant in EORSurfactant is one of the compounds used in Enhanced Oil Recovery (EOR) which function is to enhance the oil production. One of the surfactants widely used is Sodium Ligno Sulfonat (SLS) due to its high degradability. However the modification with another compound is still needed in orderto decrease its Inter Facial Tension (IFT) until reach the ultralow IFT(±10-3 mN/m). One of the chemical compounds used to modify the surfactant is epoxidebecause it has reactive oxirane ring. The addition of oleic epoxide will increase solubility of surfactant in oil so it brings more stable microemulsion. Epoxidation of oleic acid was carried out with peroxyacetic acid that was generated insitu from aqueous hydrogen peroxide and glacial acetic acid. The modification of SLS was then done by adding the epoxide in various conversion resulted from epoxidation. The experiment was investigated at temperature, ratio of epoxide to SLS and reaction time of 70oC, 1:2 and 1 hour, respectively. The modified product were then measured their IFTat temperature of 30-60oC and tested the stability of microemulsion based on time of formation of microemulsion up back in its original state. The present study revealed that epoxides has capability to decrease IFT. The results of experiment shows that the lowest IFT is modification of epoxide with the conversion of 10% as 3,7 x10-3 mN/m and has most excellent stability with time 113 minutes.Keywords: epoxide, Sodium Ligno Sulfonat (SLS), microemulsion, surfactant, EOR AbstrakSurfaktan adalah salah satu bahan kimia yang digunakan dalam Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak. Salah satu jenis surfaktan yang banyak digunakan adalah Sodium Ligno Sulfonat (SLS) karena mudah didegradasi limbahnya. Namun modifikasi dengan senyawa lain masih perlu dilakukan untuk menurunkan tegangan antarmuka atau Inter Facial Tension (IFT) hingga mencapai ultralow IFT (±10-3 mN/m). Salah satu bahan kimia yang dapat digunakan untuk modifikasi surfaktan adalah epoksida karena memiliki cincin oksiren yang reaktif. Penambahan epoksi oleat ini akan meningkatkan kelarutan surfaktan dalam minyak sehingga didapatkan mikroemulsi yang lebih stabil. Modifikasi SLS dibuat dengan menambahkan epoksida dengan variasi konversi yang dihasilkan dari proses epoksidasi. Percobaan dilakukan pada temperatur 70oC, rasio perbandingan epoksida:SLS adalah 1:2 dengan waktu reaksi 1 jam. IFT produk modifikasi diukur pada temperatur 30-60oC dan diuji kestabilan mikroemulsinya berdasarkan waktu pembentukan mikroemulsi sampai kembali pada keadaan semula. Dari penelitian didapatkan bahwa epoksida dapat menurunkan IFT. IFT paling rendah dihasilkan dari modifikasi epoksida dengan konversi 10%, yaitu 3,7 x10-3 mN/m dan memiliki kestabilan paling baik dengan waktu emulsi 113 menit.Kata kunci: epoksida, Sodium Ligno Sulfonat (SLS), mikroemulsi, surfaktan, EOR
用油酸和双氧水对环氧化物进行SLS改性以改善表面活性剂的质量。表面活性剂是用于提高采收率的化合物之一,其作用是提高石油产量。木质素磺酸钠(SLS)是目前应用最广泛的表面活性剂之一,具有较高的可降解性。然而,为了降低其界面张力(IFT),仍然需要与另一种化合物进行改性,直到达到超低的IFT(±10-3 mN/m)。用于修饰表面活性剂的化合物之一是环氧化物,因为它具有活性的氧环。环氧油酸的加入提高了表面活性剂在油中的溶解度,使微乳液更加稳定。用过氧化氢和冰醋酸原位生成的过氧乙酸对油酸进行了环氧化反应。然后在环氧化反应产生的各种转化率中加入环氧化物,对SLS进行改性。在温度、环氧化物与SLS的比例、反应时间分别为70℃、1:2和1 h的条件下进行了实验研究。然后对改性后的产物进行30-60℃的ifat温度测试,并根据微乳的形成时间测试微乳的稳定性,微乳恢复到原来的状态。本研究表明,环氧化物具有降低IFT的能力。实验结果表明,环氧化物改性的IFT最低,转化率为10%,为3,7 × 10-3 mN/m,稳定性最好,时间为113 min。关键词:环氧化物,木质素磺酸钠(SLS),微乳液,表面活性剂,提高采收率(EOR)Salah satu jenis surfaktan yang banyak digunakan adalah Sodium Ligno sulfat (SLS) karena mudah di降解asi limbahnya。Namun modifikasi dengan senyawa lain masih perlu dilakukan untuk menurunkan tegangan antarmuka atau界面张力(IFT)为±10-3 mN/m。Salah satu bahan kimia yang dapat digunakan untuk untuk modifikasi surfakan adalah epoksida kmemiliki cinci oksiren yang reaktif。Penambahan epoksi olat ini akan meningkatkan kelarutan surfaktan dalam minyak seingga didapatkan microemulsi yang lebih stabil。Modifikasi SLS分布dengan menambahkan epoksida dengan variasi konversi yang dihasilkan dari处理epoksidasi。Percobaan dilakukan调温70℃,调温和调温条件:SLS调温1:2;IFT产品改性kasi diukur pada温度为30-60℃丹diuji kestabilan微乳剂berdasarkan waktu pembentukan微乳剂sampai kembali pada keadaan semula。达里penelitian didapatkan bahwa epoksida dapat menurunkan IFT。IFT乳胶粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉粉关键词:环氧树脂,木质素磺酸钠(SLS),微乳液,表面活性剂,EOR
{"title":"Modifikasi SLS dengan epoksida dari asam oleat dan hidrogen peroksida untuk meningkatkan kualitas surfaktan pada EOR","authors":"Chitra Ria Ariska, Suryo Purwono, Bardi Murachman","doi":"10.5614/jtki.2011.10.3.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.5614/jtki.2011.10.3.5","url":null,"abstract":"SLS modification using epoxyde from oleat acid and hydrogen peroxyde to improve the quality of surfactant in EORSurfactant is one of the compounds used in Enhanced Oil Recovery (EOR) which function is to enhance the oil production. One of the surfactants widely used is Sodium Ligno Sulfonat (SLS) due to its high degradability. However the modification with another compound is still needed in orderto decrease its Inter Facial Tension (IFT) until reach the ultralow IFT(±10-3 mN/m). One of the chemical compounds used to modify the surfactant is epoxidebecause it has reactive oxirane ring. The addition of oleic epoxide will increase solubility of surfactant in oil so it brings more stable microemulsion. Epoxidation of oleic acid was carried out with peroxyacetic acid that was generated insitu from aqueous hydrogen peroxide and glacial acetic acid. The modification of SLS was then done by adding the epoxide in various conversion resulted from epoxidation. The experiment was investigated at temperature, ratio of epoxide to SLS and reaction time of 70oC, 1:2 and 1 hour, respectively. The modified product were then measured their IFTat temperature of 30-60oC and tested the stability of microemulsion based on time of formation of microemulsion up back in its original state. The present study revealed that epoxides has capability to decrease IFT. The results of experiment shows that the lowest IFT is modification of epoxide with the conversion of 10% as 3,7 x10-3 mN/m and has most excellent stability with time 113 minutes.Keywords: epoxide, Sodium Ligno Sulfonat (SLS), microemulsion, surfactant, EOR AbstrakSurfaktan adalah salah satu bahan kimia yang digunakan dalam Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk meningkatkan produksi minyak. Salah satu jenis surfaktan yang banyak digunakan adalah Sodium Ligno Sulfonat (SLS) karena mudah didegradasi limbahnya. Namun modifikasi dengan senyawa lain masih perlu dilakukan untuk menurunkan tegangan antarmuka atau Inter Facial Tension (IFT) hingga mencapai ultralow IFT (±10-3 mN/m). Salah satu bahan kimia yang dapat digunakan untuk modifikasi surfaktan adalah epoksida karena memiliki cincin oksiren yang reaktif. Penambahan epoksi oleat ini akan meningkatkan kelarutan surfaktan dalam minyak sehingga didapatkan mikroemulsi yang lebih stabil. Modifikasi SLS dibuat dengan menambahkan epoksida dengan variasi konversi yang dihasilkan dari proses epoksidasi. Percobaan dilakukan pada temperatur 70oC, rasio perbandingan epoksida:SLS adalah 1:2 dengan waktu reaksi 1 jam. IFT produk modifikasi diukur pada temperatur 30-60oC dan diuji kestabilan mikroemulsinya berdasarkan waktu pembentukan mikroemulsi sampai kembali pada keadaan semula. Dari penelitian didapatkan bahwa epoksida dapat menurunkan IFT. IFT paling rendah dihasilkan dari modifikasi epoksida dengan konversi 10%, yaitu 3,7 x10-3 mN/m dan memiliki kestabilan paling baik dengan waktu emulsi 113 menit.Kata kunci: epoksida, Sodium Ligno Sulfonat (SLS), mikroemulsi, surfaktan, EOR","PeriodicalId":138501,"journal":{"name":"Jurnal Teknik Kimia Indonesia","volume":"54 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127124901","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}