Penyalahgunaan narkoba kelompok pelajar di Sulawesi Tengah sejumlah 27,9% (BNN & PUSLITKES UI, 2014). Kabupaten Donggala termasuk dalam 4 besar prevalensi penyalahguna narkoba tertinggi dimana kelompok pelajar sejumlah 1074 orang dari total 3977 orang penyalahguna dengan populasi berusia antara 10-59 tahun (BNN, 2015). BNNK Donggala melalui seksi rehabilitasi menunjukkan ada peningkatan signifikan jumlah pelajar yang menjalani rehabilitasi setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banawa Kabupaten Donggala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan Penelitian sejumlah 12 orang yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling). Hasil penelitian ini menunjuk-kan pengetahuan informan belum cukup baik karena kurang paham terhadap informasi yang diterima, hal ini ditunjukkan dimana informan bersikap acuh dan memiliki kecenderungan untuk tetap menggunakan narkoba karena sudah mengalami kecanduan. Peraturan/kebijakan sekolah ditujukan pada upaya-upaya pembinaan dan pengawasan melalui kerjasama dengan pihak terkait. Sekolah aktif mengikuti kegiatan penyuluhan baik di internal sekolah maupun di luar sekolah dengan melibatkan seluruh komponen sekolah. Diharapkan sekolah lebih aktif dalam melakukan edukasi mengenai narkoba dan bahaya penyalahgunaann-ya, mengoptimalkan peran Guru Bimbingan Konseling serta merumuskan suatu kebijakan tentang pelanggaran narkoba yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.
{"title":"Perilaku Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banawa Kabupaten Donggala","authors":"H. Herman, Arie Wibowo, N. Rahman","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.524","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.524","url":null,"abstract":"Penyalahgunaan narkoba kelompok pelajar di Sulawesi Tengah sejumlah 27,9% (BNN & PUSLITKES UI, 2014). Kabupaten Donggala termasuk dalam 4 besar prevalensi penyalahguna narkoba tertinggi dimana kelompok pelajar sejumlah 1074 orang dari total 3977 orang penyalahguna dengan populasi berusia antara 10-59 tahun (BNN, 2015). BNNK Donggala melalui seksi rehabilitasi menunjukkan ada peningkatan signifikan jumlah pelajar yang menjalani rehabilitasi setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banawa Kabupaten Donggala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan Penelitian sejumlah 12 orang yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu (purposive sampling). Hasil penelitian ini menunjuk-kan pengetahuan informan belum cukup baik karena kurang paham terhadap informasi yang diterima, hal ini ditunjukkan dimana informan bersikap acuh dan memiliki kecenderungan untuk tetap menggunakan narkoba karena sudah mengalami kecanduan. Peraturan/kebijakan sekolah ditujukan pada upaya-upaya pembinaan dan pengawasan melalui kerjasama dengan pihak terkait. Sekolah aktif mengikuti kegiatan penyuluhan baik di internal sekolah maupun di luar sekolah dengan melibatkan seluruh komponen sekolah. Diharapkan sekolah lebih aktif dalam melakukan edukasi mengenai narkoba dan bahaya penyalahgunaann-ya, mengoptimalkan peran Guru Bimbingan Konseling serta merumuskan suatu kebijakan tentang pelanggaran narkoba yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan terkait penyalahgunaan narkoba di kalangan siswa.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123636727","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Autism syndrome dysorder (ASD) atau lebih dikenal dengan autis adalah ganguan perkembangan nerobiologi berat yang terjadi pada anak sehingga menimbulkan masalah pada anak untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan lingkungannya. Autis ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku dan interaksi social. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat dan akan semakin menghawatirkan, baik bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyebab timbulnya autis pada anak usia 0-14 tahun di Kota Palu. Jenis penelitian case control study. Populasi pada penelitian ini semua anak usia 0-14 tahun yang berada di Kota Palu dan sampel penelitian adalah anak yang melakukan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Madani Kota Palu. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2018.Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu mengambil semua anak usia 0-14 tahun untuk kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis bivariat menunjukkan asupan makanan (OR=35,13;95%CI 4,43-1513,85), riwayat kehamilan (OR=2,94;95%CI 0,80-7,87), riwayat persalinan (OR=4,05;95%CI 1,21-14,15), kejang demam (OR=3,24;95%CI 0,87-13,47), dan pengetahuan ibu (OR=4,05;95%CI 1,21-14,2) berhubungan signifikan dengan kejadian autis. Kesimpulan: asupan makan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, kejang demam dan pengetahuan ibu merupakan faktor risiko autis pada balita. Saran diharapkan kepada orang tua utamanya ibu untuk lebih memperhatikan asupan makan saat hamil, menyusui dan rutin memeriksakan kehamilannya ke puskesmas serta senantiasa memperhatikan perkembangan anak balitanya sehingga dapat mengetahui dan mencegah sedini mungkin risiko yang dapat me-nyebabkan autis pada anak.
{"title":"Faktor Risiko Autis Untuk Mengurangi Generasi Autis Anak Indonesia","authors":"Eka Prasetia Hati Baculu, Mohamad Andri","doi":"10.31934/mppki.v2i1.522","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/mppki.v2i1.522","url":null,"abstract":"Autism syndrome dysorder (ASD) atau lebih dikenal dengan autis adalah ganguan perkembangan nerobiologi berat yang terjadi pada anak sehingga menimbulkan masalah pada anak untuk berkomunikasi dan berelasi (berhubungan) dengan lingkungannya. Autis ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku dan interaksi social. Jumlah anak yang terkena autis semakin hari semakin meningkat pesat dan akan semakin menghawatirkan, baik bagi orang tua, masyarakat maupun pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyebab timbulnya autis pada anak usia 0-14 tahun di Kota Palu. Jenis penelitian case control study. Populasi pada penelitian ini semua anak usia 0-14 tahun yang berada di Kota Palu dan sampel penelitian adalah anak yang melakukan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Madani Kota Palu. Penelitian dimulai pada bulan Januari 2018.Teknik pengambilan sampel dengan total sampling yaitu mengambil semua anak usia 0-14 tahun untuk kasus dan kontrol yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis bivariat menunjukkan asupan makanan (OR=35,13;95%CI 4,43-1513,85), riwayat kehamilan (OR=2,94;95%CI 0,80-7,87), riwayat persalinan (OR=4,05;95%CI 1,21-14,15), kejang demam (OR=3,24;95%CI 0,87-13,47), dan pengetahuan ibu (OR=4,05;95%CI 1,21-14,2) berhubungan signifikan dengan kejadian autis. Kesimpulan: asupan makan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan, kejang demam dan pengetahuan ibu merupakan faktor risiko autis pada balita. Saran diharapkan kepada orang tua utamanya ibu untuk lebih memperhatikan asupan makan saat hamil, menyusui dan rutin memeriksakan kehamilannya ke puskesmas serta senantiasa memperhatikan perkembangan anak balitanya sehingga dapat mengetahui dan mencegah sedini mungkin risiko yang dapat me-nyebabkan autis pada anak.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131407998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Menopause adalah peristiwa alami yang tidak dapat dihindari. Pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan fisik mulai dari rambut, mata, kulit sampai ke organ-organ fisik lainnya. Walaupun bukan suatu penyakit, peristiwa ini merupakan dampak dalam kehidupan wanita, sehingga dapat dirasakan sebagai sebuah gangguan. Masalah-masalah yang timbul dari perubahan fisik ini menimbulkan rasa cemas dan ketidaksiapan pada kebanyakan wanita. Tujuan Penelitian ini ntuk mengetahui hubungan perubahan fisik dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Seluruh popu-lasi di ambil sebagai sampel (Total sampling) yaitu ibu yang berumur 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian yaitu kuesioner, analisis yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bi-variat dengan menggunakan uji Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel yaitu dari hasil perhitungan uji korelasi Kendall tau dengan tingkat kepercayaan 95%, atau derajat kemaknaan 0,05 dimana p<0,05 (p=0,022 lebih kecil dari 0,05) artinya Ho di tolak dan Ha di terima. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Ada hubungan antara perubahan fisik dengan kesiapan menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo.
{"title":"Hubungan Perubahan Fisik Dengan Kesiapan Ibu Dalam Menghadapi Menopause Di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo","authors":"L. Linda, R. Yetti","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.526","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.526","url":null,"abstract":"Menopause adalah peristiwa alami yang tidak dapat dihindari. Pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan fisik mulai dari rambut, mata, kulit sampai ke organ-organ fisik lainnya. Walaupun bukan suatu penyakit, peristiwa ini merupakan dampak dalam kehidupan wanita, sehingga dapat dirasakan sebagai sebuah gangguan. Masalah-masalah yang timbul dari perubahan fisik ini menimbulkan rasa cemas dan ketidaksiapan pada kebanyakan wanita. Tujuan Penelitian ini ntuk mengetahui hubungan perubahan fisik dengan kesiapan ibu dalam menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Seluruh popu-lasi di ambil sebagai sampel (Total sampling) yaitu ibu yang berumur 40-50 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo sebanyak 35 responden. Instrumen penelitian yaitu kuesioner, analisis yang digunakan adalah analisis Univariat dan Bi-variat dengan menggunakan uji Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel yaitu dari hasil perhitungan uji korelasi Kendall tau dengan tingkat kepercayaan 95%, atau derajat kemaknaan 0,05 dimana p<0,05 (p=0,022 lebih kecil dari 0,05) artinya Ho di tolak dan Ha di terima. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu Ada hubungan antara perubahan fisik dengan kesiapan menghadapi menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Maroangin Kota Palopo.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130113115","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anto J Hadi, Syamsopyan Ishak, Saskiyanto Manggabarani, Irfan Said
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Tatalaksana Pola Konsumsi Terhadap Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustic sampling dengan jumlah sampel sebanyak 43 anak. Hasil penelitian diperoleh bahwa kebiasaan sarapan (p=0,002), frekuensi makan ( p=0,022), pola pengasuhan gizi (p=0,003), berhubungan dengan status gizi anak Taman Kanak-Kanak (< 0,05). Kesimpulan diperoleh bahwa ada hubungan kebiasaan sarapan, frekuensi makan, pola pengasuhan gizi dengan status gizi anak taman kanak-kanak. Diharapkan bagi anak melalui orang tua untuk dapat menatalaksana pola konsumsi dan membiasakan sarapan pagi sebelum anak berangkat ke sekolah, karena tubuh membutuhan asupan gizi yang didapat dari sarapan pagi untuk memelihara ketahanan fisik dan untuk meningkatkan kemampuan belajar. Orang tua berperan penting dalam pengasuhan gizi dan menyiapkan bekal sekolah anak yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh anaknya agar makanan yang dikonsumsi oleh anak dapat terpantau.
{"title":"Tatalaksana Pola Konsumsi Terhadap Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak","authors":"Anto J Hadi, Syamsopyan Ishak, Saskiyanto Manggabarani, Irfan Said","doi":"10.31934/mppki.v2i1.523","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/mppki.v2i1.523","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Tatalaksana Pola Konsumsi Terhadap Status Gizi Anak Taman Kanak-Kanak. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustic sampling dengan jumlah sampel sebanyak 43 anak. Hasil penelitian diperoleh bahwa kebiasaan sarapan (p=0,002), frekuensi makan ( p=0,022), pola pengasuhan gizi (p=0,003), berhubungan dengan status gizi anak Taman Kanak-Kanak (< 0,05). Kesimpulan diperoleh bahwa ada hubungan kebiasaan sarapan, frekuensi makan, pola pengasuhan gizi dengan status gizi anak taman kanak-kanak. Diharapkan bagi anak melalui orang tua untuk dapat menatalaksana pola konsumsi dan membiasakan sarapan pagi sebelum anak berangkat ke sekolah, karena tubuh membutuhan asupan gizi yang didapat dari sarapan pagi untuk memelihara ketahanan fisik dan untuk meningkatkan kemampuan belajar. Orang tua berperan penting dalam pengasuhan gizi dan menyiapkan bekal sekolah anak yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh anaknya agar makanan yang dikonsumsi oleh anak dapat terpantau.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121637057","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sayuran sawi adalah sayuran yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap yang berguna untuk kesehatan tubuh. Disisi lain sawi adalah sayuran yang memperlihatkan kemampuan metabolisme, volatilisasi dan akumulasi pada timbal (Kelly, 1999), sehingga perlu kehati-hatian dalam pemamfaatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kandungan timbal dengan produksi pada sayuran sawi. Penelitian ini merupakan percobaan eksperimen, Sampel penelitian 27 satuan percobaan, dianalisis setelah panen jumlah daun, tinggi, dan berat masing-masing sampel. Kesimpulannya: terdapat hubungan kandungan timbal pada sawi dengan produksi sawi yaitu jumlah daun, tinggi, dan berat sawi.
{"title":"Hubungan Kandungan Timbal (Pb) Dengan Produksi Pada Sayuran Sawi (Brassica juncea L.)","authors":"Budi Irawan","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.525","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.525","url":null,"abstract":"Sayuran sawi adalah sayuran yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap yang berguna untuk kesehatan tubuh. Disisi lain sawi adalah sayuran yang memperlihatkan kemampuan metabolisme, volatilisasi dan akumulasi pada timbal (Kelly, 1999), sehingga perlu kehati-hatian dalam pemamfaatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kandungan timbal dengan produksi pada sayuran sawi. Penelitian ini merupakan percobaan eksperimen, Sampel penelitian 27 satuan percobaan, dianalisis setelah panen jumlah daun, tinggi, dan berat masing-masing sampel. Kesimpulannya: terdapat hubungan kandungan timbal pada sawi dengan produksi sawi yaitu jumlah daun, tinggi, dan berat sawi.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133313923","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Acquired Imune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang di sebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Diantara penderita HIV dan AIDS adalah Wanita Pekerja Seks (WPS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku Wanita Pekerja Seks (WPS) terhadap pencegahan penyakit HIV dan AIDS di Panti Pijat “X” di kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini secara purposive sampling. Informan yang ada dalam penelitian ini adalah Wanita Pekerja Seks (WPS). Instrumen penelitian menggunakan daftar wawancara dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian ditemukan hasil pengetahuan WPS tentang HIV dan AIDS sudah cukup baik, baik penyebab, maupun tanda dan gejalanya. Sebagian besar WPS memiliki kemampuan diri dalam negosiasi dengan klien tentang penggunaan kondom namun masih terdapat WPS yang memiliki posisi tawar menawar yang lemah. WPS mendapatkan kondom secara gratis oleh petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan yang datang ke lokalisasi dan Semua WPS telah melakukan upaya praventif dalam pencegahan penyakit HIV dan AIDS. Selain itu, adanya kepedulian dari Petugas Kesehatan setempat tentang kegiatan pencegahan HIV dan AIDS. Disarankan pada WPS untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan HIV dan AIDS sehingga mengetahui bagaimana cara agar tidak tertular dan menularkan penyakit berbahaya tersebut.
{"title":"Perilaku Wanita Pekerja Seks (WPS) Terhadap Pencegahan Penyakit HIV Dan AIDS Dipanti Pijat “X” Di Kota Makassar","authors":"Haslinah Haslinah, Elyanovianti Elyanovianti","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.529","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.529","url":null,"abstract":"Acquired Imune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang di sebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Diantara penderita HIV dan AIDS adalah Wanita Pekerja Seks (WPS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku Wanita Pekerja Seks (WPS) terhadap pencegahan penyakit HIV dan AIDS di Panti Pijat “X” di kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini secara purposive sampling. Informan yang ada dalam penelitian ini adalah Wanita Pekerja Seks (WPS). Instrumen penelitian menggunakan daftar wawancara dan wawancara mendalam. Dari hasil penelitian ditemukan hasil pengetahuan WPS tentang HIV dan AIDS sudah cukup baik, baik penyebab, maupun tanda dan gejalanya. Sebagian besar WPS memiliki kemampuan diri dalam negosiasi dengan klien tentang penggunaan kondom namun masih terdapat WPS yang memiliki posisi tawar menawar yang lemah. WPS mendapatkan kondom secara gratis oleh petugas kesehatan dari Dinas Kesehatan yang datang ke lokalisasi dan Semua WPS telah melakukan upaya praventif dalam pencegahan penyakit HIV dan AIDS. Selain itu, adanya kepedulian dari Petugas Kesehatan setempat tentang kegiatan pencegahan HIV dan AIDS. Disarankan pada WPS untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai pencegahan HIV dan AIDS sehingga mengetahui bagaimana cara agar tidak tertular dan menularkan penyakit berbahaya tersebut.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133371571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pendahuluan; Konsentrasi merupakan salah satu hal terpenting yang harus dimiliki agar bisa melakukan aktivitas ataupun berbagai kegiatan setiap hari tanpa adanya konsentrasi, berbagai kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang optimal. Tujuan; untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangka-lan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016. Bahan dan Metode; jenis penelitian ini adalah analitik observasional-yang menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan total population sebanyak 30petugas jaga. Analisa data yang digunakan adalah univariat, bivariat untuk mengetahui hubungan variable dengan menggunakan uji chi-square dan multivariat dengan menggunakan uji binary logistic regression. Hasil; penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mem-iliki nilai signifikansi < 0,05 adalah variabel kelelahan kerja yaitu 0,003 dengan nilai EXP (B) 32,029 kali dan variabel stres ker-ja yaitu0,002 dengan nilai EXP (B) 31,110 kali yang paling berhubungan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangkalan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016. Kesimpulan; stres kerja, lama kerja dan kelelahan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangkalan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016
{"title":"Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Konsentrasi Pada Petugas Jaga Di Pangkalan TNI AL LANAL Tanjung Balai Asahan","authors":"W. Wahyuni, Khoirotunnajihah Khoirotunnajihah","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.527","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.527","url":null,"abstract":"Pendahuluan; Konsentrasi merupakan salah satu hal terpenting yang harus dimiliki agar bisa melakukan aktivitas ataupun berbagai kegiatan setiap hari tanpa adanya konsentrasi, berbagai kegiatan yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang optimal. Tujuan; untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangka-lan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016. Bahan dan Metode; jenis penelitian ini adalah analitik observasional-yang menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dengan menggunakan total population sebanyak 30petugas jaga. Analisa data yang digunakan adalah univariat, bivariat untuk mengetahui hubungan variable dengan menggunakan uji chi-square dan multivariat dengan menggunakan uji binary logistic regression. Hasil; penelitian menunjukkan bahwa variabel yang mem-iliki nilai signifikansi < 0,05 adalah variabel kelelahan kerja yaitu 0,003 dengan nilai EXP (B) 32,029 kali dan variabel stres ker-ja yaitu0,002 dengan nilai EXP (B) 31,110 kali yang paling berhubungan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangkalan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016. Kesimpulan; stres kerja, lama kerja dan kelelahan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat konsentrasi pada petugas jaga di Pangkalan TNI AL Lanal Tanjung Balai Asahan tahun 2016","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-02-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130643282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Crystandy, Ida Lestari Tampubolon, Khoirotun Najihah
Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan organisasi di rumah sakit. Perawat sebagai ujung tombak dalam melakukan pelayanan kesehatan harus sebanding dengan kinerja yang dilakukan. Rumah Sakit Datu Beru Takengon menunjukan adanya kurangnya kinerja perawat yang diberikan kepada pasien, rendahnya kinerja perawat tersebut dapat terjadi di karenakan oleh rendahnya pengawasan oleh kepemimpinan keperawatan dan pemberian imbalan yang sering terlambat. Dari hal tersebut dapat diketahui faktor kepemimpinan dan imbalan menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research dengan populasi sebanyak 131 orang perawat honorer dan jumlah sampel sebanyak 99 orang perawat. Analisa data dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja perawat dengan nilai P hitung (0.001) < P tabel (0.05) dengan besarnya pengeruh kepemimpinan dengan nilai OR (odd ratio) Ekp (B) sebesar 17.179 dan tidak ada pengaruh imbalan terhadap kinerja perawat dengan nilai P hitung (0.131) > P tabel (0.05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada pengeruh kepemimpinan terhadap kinerja perawat, dan tidak ada pengaruh imbalan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Datu Beru Takengon.
{"title":"Pengaruh Kepemimpinan Dan Imbalan Terhadap Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Datu Beru Takengon","authors":"Muhammad Crystandy, Ida Lestari Tampubolon, Khoirotun Najihah","doi":"10.31934/MPPKI.V2I1.532","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V2I1.532","url":null,"abstract":"Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan terbesar yang dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan organisasi di rumah sakit. Perawat sebagai ujung tombak dalam melakukan pelayanan kesehatan harus sebanding dengan kinerja yang dilakukan. Rumah Sakit Datu Beru Takengon menunjukan adanya kurangnya kinerja perawat yang diberikan kepada pasien, rendahnya kinerja perawat tersebut dapat terjadi di karenakan oleh rendahnya pengawasan oleh kepemimpinan keperawatan dan pemberian imbalan yang sering terlambat. Dari hal tersebut dapat diketahui faktor kepemimpinan dan imbalan menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory research dengan populasi sebanyak 131 orang perawat honorer dan jumlah sampel sebanyak 99 orang perawat. Analisa data dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja perawat dengan nilai P hitung (0.001) < P tabel (0.05) dengan besarnya pengeruh kepemimpinan dengan nilai OR (odd ratio) Ekp (B) sebesar 17.179 dan tidak ada pengaruh imbalan terhadap kinerja perawat dengan nilai P hitung (0.131) > P tabel (0.05). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada pengeruh kepemimpinan terhadap kinerja perawat, dan tidak ada pengaruh imbalan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Datu Beru Takengon. ","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114783525","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Persentase laki-laki muda yang belum menikah memiliki pengalaman seksual meningkat dari 6% pada tahun 2007 menjadi 8% pada tahun 2012. Perilaku seks sebelum menikah lebih diterima diantara laki-laki muda sementara itu pendidikan seksual yang komprehensif belum diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum pendidikan nasional dan belum merata di semua daerah. Hal ini menghalangi anak muda untuk mendapatkan informasi yang benar. Penelitian ini menguji hubungan antara karakteristik demografik dengan niat untuk melakukan hubungan seksual pranikah pada remaja laki-laki usia 15 hingga 24 tahun di Indonesia. Data didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Sebanyak 9,109 responden terpilih untuk dianalisis. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada sekitar 21.1% remaja laki-laki yang mengungkapkan bahwa mereka berniat untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Niat tersebut ditemukan lebih umum diantara mereka yang berusia 20-24 tahun. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelompok usia, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal sebagai proxy dari agama dan status tempat tinggal dengan niat melakukan hubungan seksual. Temuan ini menyarankan perlunya pendekatan yang beragam dalam penerapan pendidikan seksualitas pada remaja.
{"title":"Hubungan Karakteristik Demografik Dengan Niat Melakukan Hubungan Seksual Pranikah Pada Remaja Laki-Laki Indonesia","authors":"M. Maruf, Kerry Richter, Amara Soonthorndada","doi":"10.31934/MPPKI.V1I3.222","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V1I3.222","url":null,"abstract":"Persentase laki-laki muda yang belum menikah memiliki pengalaman seksual meningkat dari 6% pada tahun 2007 menjadi 8% pada tahun 2012. Perilaku seks sebelum menikah lebih diterima diantara laki-laki muda sementara itu pendidikan seksual yang komprehensif belum diterapkan secara menyeluruh dalam kurikulum pendidikan nasional dan belum merata di semua daerah. Hal ini menghalangi anak muda untuk mendapatkan informasi yang benar. Penelitian ini menguji hubungan antara karakteristik demografik dengan niat untuk melakukan hubungan seksual pranikah pada remaja laki-laki usia 15 hingga 24 tahun di Indonesia. Data didapatkan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012. Sebanyak 9,109 responden terpilih untuk dianalisis. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada sekitar 21.1% remaja laki-laki yang mengungkapkan bahwa mereka berniat untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Niat tersebut ditemukan lebih umum diantara mereka yang berusia 20-24 tahun. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelompok usia, tingkat pendidikan, daerah tempat tinggal sebagai proxy dari agama dan status tempat tinggal dengan niat melakukan hubungan seksual. Temuan ini menyarankan perlunya pendekatan yang beragam dalam penerapan pendidikan seksualitas pada remaja.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114069169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan generasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan target pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 80%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan Pukesmas Tawaeli mengalami peningkatan cakupan ASI eksklusif yang signifikan selama empat tahun terakhir dan mengalami keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2016 yaitu sebesar 85,49%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu menyusui dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli Kota Palu. Jenis ini bersifat kualitiatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu koordinator gizi dan konselor ASI, informan biasa adalah ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI secara eksklusif pada tahun 2016 dan informan tambahan adalah suami, orang tua, atau mertua ibu menyusui serta kader posyandu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan informan dikategorikan kurang baik, sikap informan dikategorikan baik, pemanfaatan fasilitas kesehatan yang tersedia dikategorikan baik, dukungan petugas kesehatan dikategorikan kurang baik dan dujungan keluarga dikategorikan baik. Penelitian ini menyimpulkan perilaku ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli sudah baik, namun dukungan petugas kesehatan dalam memberikan KIE terkait ASI eksklusif kepada ibu menyusui masih sangat kurang. Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat membuat program tambahan terkait ASI eksklusif yang lebih inovatif dan tidak monoton, agar ibu menyusui lebih sering terpapar dengan yang namanya ASI eksklusif.
{"title":"Perilaku Ibu Menyusui dalam Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Tawaeli Kota Palu","authors":"H. Herman, Yulfiana Yulfiana, N. Rahman, A. Yani","doi":"10.31934/MPPKI.V1I3.314","DOIUrl":"https://doi.org/10.31934/MPPKI.V1I3.314","url":null,"abstract":"Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menghasilkan generasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan target pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 80%. Berdasarkan hasil studi pendahuluan Pukesmas Tawaeli mengalami peningkatan cakupan ASI eksklusif yang signifikan selama empat tahun terakhir dan mengalami keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2016 yaitu sebesar 85,49%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu menyusui dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli Kota Palu. Jenis ini bersifat kualitiatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu koordinator gizi dan konselor ASI, informan biasa adalah ibu menyusui yang berhasil memberikan ASI secara eksklusif pada tahun 2016 dan informan tambahan adalah suami, orang tua, atau mertua ibu menyusui serta kader posyandu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan informan dikategorikan kurang baik, sikap informan dikategorikan baik, pemanfaatan fasilitas kesehatan yang tersedia dikategorikan baik, dukungan petugas kesehatan dikategorikan kurang baik dan dujungan keluarga dikategorikan baik. Penelitian ini menyimpulkan perilaku ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli sudah baik, namun dukungan petugas kesehatan dalam memberikan KIE terkait ASI eksklusif kepada ibu menyusui masih sangat kurang. Disarankan kepada pihak puskesmas agar dapat membuat program tambahan terkait ASI eksklusif yang lebih inovatif dan tidak monoton, agar ibu menyusui lebih sering terpapar dengan yang namanya ASI eksklusif.","PeriodicalId":145542,"journal":{"name":"MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-09-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125248764","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}