This study aims to look at the assertive speech acts contained in the Najwa Eye speech title in Metro TV. The data were collected using the Simak method. At this stage, data is obtained by listening to language usage. The taping begins with the basic technique of Sadap Technique and Record Technique, ie tapping the use of one's language followed by the Technique of Free Libat Cakap. The collected data is then analyzed using the method of padan. The techniques used in this method are divided into basic techniques and advanced techniques. The basic technique used is the Determinant Element Technique, with advanced techniques of Equalization Approach Technique, and Differentiation Technique. After going through the process of data analysis, the study continued with the presentation of the results of the analysis. At this stage, the analysis results are presented using Informal Presentation Method. The results of this study found subtindak said stating, complaining, claiming, and suggesting. An assertive speech acting substance that is not used is boasting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tindak tutur asertif yg terdapat di dalam gelar wicara Mata Najwa di Metro TV. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Simak. Pada tahap ini, data diperoleh dengan menyimak penggunaan bahasa. Penyimakan diawali dengan teknik dasar Teknik Sadap dan Teknik Rekam, yakni menyadap penggunaan bahasa seseorang yang dilanjutkan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan metode padan. Teknik yang dipakai dalam metode padan ini terbagi ke dalam teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang dipakai adalah teknik Pilah Unsur Penentu, dengan teknik lanjutan Teknik Hubung Banding Menyamakan, dan Teknik Hubung Membedakan. Setelah melalui proses analisis data, penelitian dilanjutkan dengan penyajian hasil analisis. Pada tahap ini, hasil analisis disajikan menggunakan Metode Penyajian Informal. Adapun hasil penelitian ini ditemukan subtindak tutur menyatakan (stating), mengeluh (complaining), mengklaim (claiming), dan menyarankan (suggesting). Subtindak tutur asertif yang tidak dipergunakan adalah membual (boasting).
本研究的目的是探讨地铁电视中Najwa眼语名所包含的自信言语行为。数据采用Simak法收集。在这个阶段,通过听语言用法来获得数据。录音从Sadap技术和Record技术的基本技术开始,即敲击一个人的语言使用,然后是Free Libat Cakap技术。收集到的数据然后使用padan方法进行分析。该方法所使用的技术分为基本技术和高级技术。所使用的基本技术是行列式技术,先进的技术是均衡逼近技术和微分技术。在完成了数据分析的过程后,继续进行研究,并展示了分析结果。在这一阶段,分析结果采用非正式表示法。这项研究的结果发现subtindak说陈述,抱怨,声称和建议。一种不使用的自信的言语行为物质是自夸。Penelitian ini bertujuan untuk melihak表示,他将在当地电视台(Metro TV)上发表讲话。彭普兰的数据是dilakukan登干,menggunakan的方法是Simak。帕达·塔哈尼尼,数据的双重特性,邓登和孟山都,彭古纳和巴哈马语。Penyimakan diawali dengan teknik dasar teknik sadak danteknik Rekam, yakni menyadap penggunaan bahasa seseorang yang dilanjutkan teknik Simak Bebas libatakap。数据杨素达,terkumpul, selanjutnya, dianalysis,孟古纳坎方法,巴丹。技术人员yang dipakai dalam方法padan ini terbagi像dalam技术人员dasar和技术人员lanjutan。Teknik dasar yang dipakai adalah Teknik Pilah Unsur Penentu, dengan Teknik lanjutan Teknik Hubung Banding Menyamakan, dan Teknik Hubung Membedakan。Setelah melalui处理分析数据,penelitian dilanjutkan dengan penyajian hasil分析。帕达·塔哈尼,哈什尔分析,disajikan menggunakan Metode Penyajian Informal。Adapun hasil penelitian ini ditemukan subtindak tutur menyatakan(陈述),mengeluh(抱怨),mengklaim(主张),dan menyarankan(建议)。Subtindak tutur asertif yang tidak dipergunakan adalah member(吹嘘)。
{"title":"TINDAK TUTUR ASERTIF DALAM GELAR WICARA MATA NAJWA DI METRO TV","authors":"Y. Hartati","doi":"10.22216/jk.v2i2.3151","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/jk.v2i2.3151","url":null,"abstract":"This study aims to look at the assertive speech acts contained in the Najwa Eye speech title in Metro TV. The data were collected using the Simak method. At this stage, data is obtained by listening to language usage. The taping begins with the basic technique of Sadap Technique and Record Technique, ie tapping the use of one's language followed by the Technique of Free Libat Cakap. The collected data is then analyzed using the method of padan. The techniques used in this method are divided into basic techniques and advanced techniques. The basic technique used is the Determinant Element Technique, with advanced techniques of Equalization Approach Technique, and Differentiation Technique. After going through the process of data analysis, the study continued with the presentation of the results of the analysis. At this stage, the analysis results are presented using Informal Presentation Method. The results of this study found subtindak said stating, complaining, claiming, and suggesting. An assertive speech acting substance that is not used is boasting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tindak tutur asertif yg terdapat di dalam gelar wicara Mata Najwa di Metro TV. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Simak. Pada tahap ini, data diperoleh dengan menyimak penggunaan bahasa. Penyimakan diawali dengan teknik dasar Teknik Sadap dan Teknik Rekam, yakni menyadap penggunaan bahasa seseorang yang dilanjutkan dengan Teknik Simak Bebas Libat Cakap. Data yang sudah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan metode padan. Teknik yang dipakai dalam metode padan ini terbagi ke dalam teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang dipakai adalah teknik Pilah Unsur Penentu, dengan teknik lanjutan Teknik Hubung Banding Menyamakan, dan Teknik Hubung Membedakan. Setelah melalui proses analisis data, penelitian dilanjutkan dengan penyajian hasil analisis. Pada tahap ini, hasil analisis disajikan menggunakan Metode Penyajian Informal. Adapun hasil penelitian ini ditemukan subtindak tutur menyatakan (stating), mengeluh (complaining), mengklaim (claiming), dan menyarankan (suggesting). Subtindak tutur asertif yang tidak dipergunakan adalah membual (boasting).","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128824243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasambahan is a two party conversation between host (sipangka) and guest (alek) to convey intentions and objectives with respect. This study aimed to reveal the politeness form contained in the text pasambahan of writing Datuek Tonggak Sati. To identify the politeness form in the passage,the theory of politness proposed by Leech was used. Leech divides the principle of politeness into six maxims, namely the Tact Maxim, generosity maxim, approbiation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Method of data provision used is identity method. Method of data analysis used is referential identity method and translational identity method. The method of presentation of research results used is the informal method. The results of this study revealed that the Minangkabau public speech in bapasambahan found in many forms of taxt maxim. Because the Minangkabau people in bapasambahan use allegories in communicating with interlocutor said. That Minangkabau people are required to be someone who is wise and prudent. Wise in understanding the speech delivered by his interlocutor in the form of figuratively and prudent in responding to the figurative delivered by his interlocutorPasambahan merupakan percakapan dua pihak yang bersangkutan antara tuan rumah (sipangka) dan tamu (si alek) untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan hormat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kesopanan yang terdapat pada teks pasambahan. Untuk mengungkapkan bentuk kesopanan dalam pasambahan, digunakan teori kesopanan berbahasa yang dikemukakan oleh Lecch. Leech membagi prinsip kesopanan menjadi 6 maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan referensial dan translasional. Metode penyajian hasil penelitian yang digunakan adalah metode informal. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tuturan masyarakat Minangkabau dalam bapasambahan banyak ditemukan dalam bentuk maksim kearifan karena masyarakat Minangkabau dalam bapasambahan menggunakan kiasan dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Sehingga masyarakat Minangkabau dituntut untuk menjadi seseorang yang arif dan bijaksana. Arif memahami tuturan yang disampaikan oleh mitra tuturnya dalam bentuk kiasan dan bijaksana dalam merespon kiasan yang disampaikan oleh mitra tuturnya.
Pasambahan是主人(sipangka)和客人(alek)之间以尊重的方式传达意图和目标的两方对话。本研究旨在揭示写《拿土通经》的文本pasambahan所包含的礼貌形式。为了识别文章中的礼貌形式,我们使用了Leech的礼貌理论。Leech将礼貌原则分为六条准则,即机智准则、慷慨准则、亲近准则、谦虚准则、一致准则和同情准则。使用的数据提供方法是身份方法。数据分析使用的方法是参照恒等式法和平移恒等式法。研究成果的呈现方法采用非正式方法。本研究结果揭示了米南卡堡人的公共演讲在巴巴桑巴汉语中发现了多种形式的赋税格言。因为巴帕桑巴汉的米南卡堡人在与对话者交流时使用寓言。米南卡堡人被要求是明智和谨慎的人。明智地理解他的对话者以比喻的形式所发表的讲话,并谨慎地回应他的对话者所发表的比喻:pasambahan merupakan percakapan dua pihak yang bersangkutan antara tuan rumah (sipangka) dan tamu (si alek) untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan horat。Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kesopanan yang terdapat pada teks pasambahan。Untuk mengungkapkan bentuk kesopanan dalam pasambahan, digunakan teori kesopanan berbahasa yang dikemukakan oleh Lecch。6 maksim, yitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati。方法penyedidian数据杨迪纳纳坎adalah方法simak。方法分析数据杨地纳坎阿达拉法巴丹参考丹平移。Metode penyajian hasil penelitian yang digunakan adalah Metode非正式。这句话的意思是:“米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,米南卡堡,sehinga masyarakat Minangkabau dituntuk menjadi seseorang yang arif dan bijaksana。阿里夫·马哈米·图坦卡蒙·图坦尼亚·图坦尼亚·本图克·图坦尼亚·比贾克萨纳·图坦尼亚·图坦尼亚·比贾克萨纳·图坦尼亚·梅勒斯彭·图坦尼亚·图坦尼亚·图坦尼亚
{"title":"KESOPANAN BERBAHASA DALAM TEKS PASAMBAHAN TINJAUAN PRAGMATIK","authors":"Bram Denafri","doi":"10.22216/JK.V2I2.3266","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3266","url":null,"abstract":"Pasambahan is a two party conversation between host (sipangka) and guest (alek) to convey intentions and objectives with respect. This study aimed to reveal the politeness form contained in the text pasambahan of writing Datuek Tonggak Sati. To identify the politeness form in the passage,the theory of politness proposed by Leech was used. Leech divides the principle of politeness into six maxims, namely the Tact Maxim, generosity maxim, approbiation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Method of data provision used is identity method. Method of data analysis used is referential identity method and translational identity method. The method of presentation of research results used is the informal method. The results of this study revealed that the Minangkabau public speech in bapasambahan found in many forms of taxt maxim. Because the Minangkabau people in bapasambahan use allegories in communicating with interlocutor said. That Minangkabau people are required to be someone who is wise and prudent. Wise in understanding the speech delivered by his interlocutor in the form of figuratively and prudent in responding to the figurative delivered by his interlocutorPasambahan merupakan percakapan dua pihak yang bersangkutan antara tuan rumah (sipangka) dan tamu (si alek) untuk menyampaikan maksud dan tujuan dengan hormat. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bentuk kesopanan yang terdapat pada teks pasambahan. Untuk mengungkapkan bentuk kesopanan dalam pasambahan, digunakan teori kesopanan berbahasa yang dikemukakan oleh Lecch. Leech membagi prinsip kesopanan menjadi 6 maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Metode penyediaan data yang digunakan adalah metode simak. Metode analisis data yang digunakan adalah metode padan referensial dan translasional. Metode penyajian hasil penelitian yang digunakan adalah metode informal. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tuturan masyarakat Minangkabau dalam bapasambahan banyak ditemukan dalam bentuk maksim kearifan karena masyarakat Minangkabau dalam bapasambahan menggunakan kiasan dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Sehingga masyarakat Minangkabau dituntut untuk menjadi seseorang yang arif dan bijaksana. Arif memahami tuturan yang disampaikan oleh mitra tuturnya dalam bentuk kiasan dan bijaksana dalam merespon kiasan yang disampaikan oleh mitra tuturnya.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127620511","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jessica’s nonverbal behavior has been phenomenal in recent years. Media coverage of court room hearing Live and watched by the audience. The role of language is very important in deciding a judge decision. Nonverbal behavior is a part of language evidence in the court room. This research is aimed at describing and explaining function and meaning of Jessica’s nonverbal behavior. This research used qualitative descriptive method by using observational method and pragmatic approach. The object of this research was court room taken from KPI (Indonesia Broadcasting Commission.). The result of this research showed that two from the five language functions, i.e. representative function and directive function. Based on Jessica’s nonverbal behavior meaning found on from five nonverbal behavior, i.e, the meaning of hand gesture. The function and the meaning of Jessica’s nonverbal behavior was committed Jessica to prove her innocence action. Peradilan Jessica sangat fenomenal beberapa tahun belakangan ini. Media meliput secara live sidang peradilan dan ditonton khalayak ramai. Peran bahasa sangat penting dalam menentukan sebuah putusan perkara oleh hakim. Perilaku nonverbal merupakan bagian dari bukti lingual bahasa dalam teks peradilan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan fungsi dan makna perilaku nonverbal dilakukan oleh Jessica. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan metode Simak dan metode padan pragmatis. Objek penelitian ini adalah sidang peradilan Jessica diambil dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya dua dari lima fungsi bahasa, yaitu fungsi representatif dan fungsi direktif. Berdasarkan makna perilaku nonverbal ditemukan satu dari lima makna, yaitu perilaku nonverbal gerak isyarat tangan. Fungsi dan makna perilaku nonverbal tersebut dilakukan Jessica untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.
近年来杰西卡的非语言行为异常。媒体对法庭听证会的现场报道和观众的观看。语言的作用在决定法官的判决中是非常重要的。在法庭上,非语言行为是语言证据的一部分。本研究旨在描述和解释杰西卡的非语言行为的功能和意义。本研究采用观察法和语用学相结合的定性描述方法。本研究的对象是印度尼西亚广播委员会(KPI)的法庭。研究结果表明,语言的五个功能中有两个,即代表功能和指示功能。本文从杰西卡的非语言行为中发现了五个非语言行为的意义,即手势的意义。杰西卡的非语言行为的功能和意义在于杰西卡为证明自己的清白而采取的行动。Peradilan Jessica sangat非凡的beberapa tahun belakangan ini。媒体专家说:“这是一场现场直播。”马来西亚人民的人民生活在一个美好的地方,我们的人民生活在一个美好的地方。peraku非语言的merupakan bagian, bukti语言的bahasa dalam teks peradilan。Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan fungsi dan makna perakaku非语言的dilakukan oleh Jessica。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是……”Objek penelitian ini adalah sidang peradilan Jessica diambil dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya dua dari lima fungsi bahasa, yitu fungsi代表dan fungsi直接。Berdasarkan makna nonnonlanguage ditemukan satu dari lima makna, yitu perdasarku nonnonnonlanguage gerak isyarat tangan。funsi dan makna peraku言语简洁,但dilakukan Jessica untuk membuktikan dirinya tidak bersalah。
{"title":"PERILAKU NONVERBAL JESSICA DALAM SIDANG PERADILAN","authors":"Nidya Fitri","doi":"10.22216/jk.v2i2.3049","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/jk.v2i2.3049","url":null,"abstract":"Jessica’s nonverbal behavior has been phenomenal in recent years. Media coverage of court room hearing Live and watched by the audience. The role of language is very important in deciding a judge decision. Nonverbal behavior is a part of language evidence in the court room. This research is aimed at describing and explaining function and meaning of Jessica’s nonverbal behavior. This research used qualitative descriptive method by using observational method and pragmatic approach. The object of this research was court room taken from KPI (Indonesia Broadcasting Commission.). The result of this research showed that two from the five language functions, i.e. representative function and directive function. Based on Jessica’s nonverbal behavior meaning found on from five nonverbal behavior, i.e, the meaning of hand gesture. The function and the meaning of Jessica’s nonverbal behavior was committed Jessica to prove her innocence action. Peradilan Jessica sangat fenomenal beberapa tahun belakangan ini. Media meliput secara live sidang peradilan dan ditonton khalayak ramai. Peran bahasa sangat penting dalam menentukan sebuah putusan perkara oleh hakim. Perilaku nonverbal merupakan bagian dari bukti lingual bahasa dalam teks peradilan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan fungsi dan makna perilaku nonverbal dilakukan oleh Jessica. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan metode Simak dan metode padan pragmatis. Objek penelitian ini adalah sidang peradilan Jessica diambil dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukannya dua dari lima fungsi bahasa, yaitu fungsi representatif dan fungsi direktif. Berdasarkan makna perilaku nonverbal ditemukan satu dari lima makna, yaitu perilaku nonverbal gerak isyarat tangan. Fungsi dan makna perilaku nonverbal tersebut dilakukan Jessica untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132570160","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The research, entitled "Whatsapp Chat Indonesian Language Group Jargon Variations" aims to describe the variety of language jargon conducted by the Indonesian Language Tadris student community. The research method used is descriptive qualitative which analyzes the results of research in the form of words. Where the data is obtained, analyzed, classified and interpreted based on the results of research in the field. The technique used in the study is a technique to see and note. The results showed that there were 76 findings of data classified in (a) form of jargon, (b) classification of language variations in jargon in language level, (c) pattern of jargon language variation, (d) factors that led to language variations in jargonPenelitian yang berjudul “Variasi Jargon Chatting Whatsapp Grup Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia” bertujuan untuk mendeskripsikan variasi bahasa jargon yang dilakukan oleh komunitas mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang menganalisis hasil penelitian berupa kata-kata. Dimana data-datanya diperoleh, dianalisis, diklasifikasikan dan diinterpretasikan berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah teknik simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan adanya 76 temuan data yang diklasifikasikan dalam (a) wujud jargon, (b) klasifikasi variasi bahasa jargon dalam tingkat bahasa, (c) pola variasi bahasa jargon, (d) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya variasi bahasa jargon
这项名为“Whatsapp聊天印尼语组术语变化”的研究旨在描述印尼语Tadris学生社区所使用的各种语言术语。使用的研究方法是描述性定性的,以文字的形式分析研究结果。根据该领域的研究结果获得、分析、分类和解释数据。研究中使用的技术是一种观察和记录的技术。结果发现,76个数据分类为:(a)行话形式,(b)行话语言变化在语言水平上的分类,(c)行话语言变化模式,(d)导致行话语言变化的因素penelitian yang berjudul " varasi jargon chat Whatsapp group Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia " bertujuan untuk mendeskripsikan varasi Bahasa jargon yang dilakukan oleh komunitas Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia。方法penpenlitian yang digunakan adalah描述定性的yang menganalis hail penpenlitian berupa kata。Dimana data-datanya diperoleh, dianalysis, diklasifikasikan, diinterpretasikan berdasarkan hasil penelitian di lapangan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。(a)汉语言行话,(b)汉语言行话,(c)汉语言行话,(d)汉语言行话的因子因子(factor - factor)
{"title":"VARIASI JARGON CHATTING WHATSAPP GRUP MAHASISWA TADRIS BAHASA INDONESIA","authors":"Wahyuni Octavia","doi":"10.22216/JK.V2I2.3644","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3644","url":null,"abstract":"The research, entitled \"Whatsapp Chat Indonesian Language Group Jargon Variations\" aims to describe the variety of language jargon conducted by the Indonesian Language Tadris student community. The research method used is descriptive qualitative which analyzes the results of research in the form of words. Where the data is obtained, analyzed, classified and interpreted based on the results of research in the field. The technique used in the study is a technique to see and note. The results showed that there were 76 findings of data classified in (a) form of jargon, (b) classification of language variations in jargon in language level, (c) pattern of jargon language variation, (d) factors that led to language variations in jargonPenelitian yang berjudul “Variasi Jargon Chatting Whatsapp Grup Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia” bertujuan untuk mendeskripsikan variasi bahasa jargon yang dilakukan oleh komunitas mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang menganalisis hasil penelitian berupa kata-kata. Dimana data-datanya diperoleh, dianalisis, diklasifikasikan dan diinterpretasikan berdasarkan hasil penelitian di lapangan. Teknik yang digunakan dalam penelitian adalah teknik simak dan catat. Hasil penelitian menunjukkan adanya 76 temuan data yang diklasifikasikan dalam (a) wujud jargon, (b) klasifikasi variasi bahasa jargon dalam tingkat bahasa, (c) pola variasi bahasa jargon, (d) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya variasi bahasa jargon","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131366796","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study is a discourse analysis of one speech from the 7th President of Indonesia Mr. Joko Widodo in an International forum. The aim of this study was to analyze the diction of words and sentences used by Joko Widodo in representing his country in APEC CEO Summit 2014. The diction of words and sentences were seen from the type of participant and process where in participant there where pronoun, noun phrase, adjective, preposition phrase and noun. In process type, there were action, event and attribution. The data to be analyzed was the transcription speech of Joko Widodo. By using descriptive analysis, this study analyzed the type of participant and process predominated in the speech. From the analysis, data were divided as 77 sentences. From those data, it was found type of participant where 23 data were noun participant, 1 data was pronoun participant, 2 data were preposition phrase participant and 6 data were adjective participant. While for process type, it was found 45 type of action process sentence and it was followed by 32 type of attribution process sentence. By the most dominant of 23 noun participant and 45 action process in the speech, it was concluded that Joko Widodo used his power as president to influence the reader and represented his country to the investor in the world forum of APEC CEO Summit 2014.
{"title":"PARTICIPANT AND PROCESS PREDOMINATE IN JOKO WIDODO’S SPEECH","authors":"Zia Hisni Mubarak","doi":"10.22216/JK.V2I2.3373","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3373","url":null,"abstract":"This study is a discourse analysis of one speech from the 7th President of Indonesia Mr. Joko Widodo in an International forum. The aim of this study was to analyze the diction of words and sentences used by Joko Widodo in representing his country in APEC CEO Summit 2014. The diction of words and sentences were seen from the type of participant and process where in participant there where pronoun, noun phrase, adjective, preposition phrase and noun. In process type, there were action, event and attribution. The data to be analyzed was the transcription speech of Joko Widodo. By using descriptive analysis, this study analyzed the type of participant and process predominated in the speech. From the analysis, data were divided as 77 sentences. From those data, it was found type of participant where 23 data were noun participant, 1 data was pronoun participant, 2 data were preposition phrase participant and 6 data were adjective participant. While for process type, it was found 45 type of action process sentence and it was followed by 32 type of attribution process sentence. By the most dominant of 23 noun participant and 45 action process in the speech, it was concluded that Joko Widodo used his power as president to influence the reader and represented his country to the investor in the world forum of APEC CEO Summit 2014.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"95 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114244556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The study aimed to (1) analyze and describe the novel structure, and (2) analyze and explain the sociological aspects in which the main character of the novel. The method of the study was qualitative by using sosiology of literature approach. Literary technique was done by using descriptive analysis. The data was obtained from documents and informants. Data collection technique were conducted through three procedures: (1) reading, (2) finding aspects of literary structure, and (3) finding aspects of sociology of literature. There were three basics to analyze the data. They were data reduction, data presentation, and data withdrawal. Based on the three basics, it can be seen about the life of main character in the novel Seputih Hati yang Tercabik written by Ratu Wardarita, Ida Kusama. The main character was described as a woman who was tough on her household problems that is her failure in marry. Based on data analysis, it is known that the novel talks about the life struggle of the main character accompanying with culture aspect in every place visited by the main character. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : (1) menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel, dan (2) menganalisis dan memaparkan aspek sosiologi yang dialami tokoh utama dalam novel. Metode yang digunakan adalah secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Teknik kepustakaan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Data diperoleh dari dokumen dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga prosedur: (1) membaca, (2) mencari aspek struktur sastra, dan (3) mencari aspek sosiologi sastra. Terdapat tiga dasar untuk menganalisis data yang diperoleh yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan data. Dari ketiga dasar tersebut dapat dihasilkan mengenai keadaan hidup tokoh utama dalam novel Seputih Hati yang Tercabik Karya Ratu Wardarita bernama Ida Kusama. Tokoh utama digambarkan menjadi seorang wanita yang tegar terhadap permasalahan rumah tangganya yaitu berupa kegagalan berumah tangga. Dari analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa novel tersebut mengenai perjuangan hidup tokoh utama dengan diiringi aspek budaya yang kental di setiap daerah yang didatangi tokoh utama.
本研究旨在(1)分析和描述小说的结构,(2)分析和解释小说主人公所处的社会学方面。本研究采用文献生理学定性方法。文学技巧采用描述性分析。数据是从文件和举报人那里获得的。数据收集技术通过三个步骤进行:(1)阅读,(2)寻找文学结构方面,(3)寻找文学社会学方面。分析数据有三个基本要素。它们是数据简化、数据呈现和数据提取。基于这三个基本要素,我们可以看到Ratu Wardarita、Ida Kusama的小说《Seputih Hati yang Tercabik》中主人公的生活。主人公被描述为一个在婚姻失败的家庭问题上很强硬的女人。根据资料分析可知,小说在主人公所到的每一个地方,都伴随着文化方面讲述了主人公的生活斗争。杨Tujuan ingin dicapai达里语penelitian ini yaitu: (1) menganalisis丹mendeskripsikan合写小说,丹(2)menganalisis丹memaparkan aspek sosiologi杨dialami tokoh utama dalam小说。方法:阳地古那坎,高原,高原,高原,高原,高原,高原,高原。技术分析:技术分析,技术分析,技术分析,技术分析。数据diperoleh dari dokumen dan informan。研究进展:(1)耳鼻喉科;(2)耳鼻喉科;(3)耳鼻喉科。Terdapat tiga dastuk menganalysis数据yang diperololy yitu reduksi数据,penyajian数据,danpenarikan数据。Dari ketiga dasar tersebut dapat dihasilkan mengenai keadaand hidup to utama dalam小说Seputih Hati yang Tercabik Karya Ratu Wardarita bernama Ida Kusama。Tokoh utama digambarkan menjadi seorang wanita yang tegar terhadap permasalahan rumah tangganya yitu berupa kegagalan berumah tangga。Dari分析数据yang dilakukan, diketahui bahwa新颖简洁,但mengenai perjuangan hidup tokoh utama dendenan diingingi说budaya yang kental diseap daerah yang didatangi tokoh utama。
{"title":"KAJIAN STRUKTURAL DAN SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPUTIH HATI YANG TERCABIK","authors":"S. Syarifuddin","doi":"10.22216/jk.v2i2.3357","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/jk.v2i2.3357","url":null,"abstract":"The study aimed to (1) analyze and describe the novel structure, and (2) analyze and explain the sociological aspects in which the main character of the novel. The method of the study was qualitative by using sosiology of literature approach. Literary technique was done by using descriptive analysis. The data was obtained from documents and informants. Data collection technique were conducted through three procedures: (1) reading, (2) finding aspects of literary structure, and (3) finding aspects of sociology of literature. There were three basics to analyze the data. They were data reduction, data presentation, and data withdrawal. Based on the three basics, it can be seen about the life of main character in the novel Seputih Hati yang Tercabik written by Ratu Wardarita, Ida Kusama. The main character was described as a woman who was tough on her household problems that is her failure in marry. Based on data analysis, it is known that the novel talks about the life struggle of the main character accompanying with culture aspect in every place visited by the main character. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu : (1) menganalisis dan mendeskripsikan struktur novel, dan (2) menganalisis dan memaparkan aspek sosiologi yang dialami tokoh utama dalam novel. Metode yang digunakan adalah secara kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Teknik kepustakaan dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Data diperoleh dari dokumen dan informan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga prosedur: (1) membaca, (2) mencari aspek struktur sastra, dan (3) mencari aspek sosiologi sastra. Terdapat tiga dasar untuk menganalisis data yang diperoleh yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan data. Dari ketiga dasar tersebut dapat dihasilkan mengenai keadaan hidup tokoh utama dalam novel Seputih Hati yang Tercabik Karya Ratu Wardarita bernama Ida Kusama. Tokoh utama digambarkan menjadi seorang wanita yang tegar terhadap permasalahan rumah tangganya yaitu berupa kegagalan berumah tangga. Dari analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa novel tersebut mengenai perjuangan hidup tokoh utama dengan diiringi aspek budaya yang kental di setiap daerah yang didatangi tokoh utama.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127728920","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This reseacrh to interpreting the shifting forms of Javanese culture in Canting novel by Arswendo Atmowiloto: literary anthropological studies. This research is a literary research with hermeneutical method. The data in this study are words and sentences relating to the shift of Javanese culture in Canting novels. The data collection technique is the documentation which further read, understand, and record, and classify the data. Data analysis techniques by reviewing data and interpreting research data and drawing conclusions. The results show that in the novel Canting by Arswendo Atmowiloto there is a shift in Javanese culture in terms of knowledge, belief, art, and morals, as well as laws and customs. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan bentuk-bentuk pergeseran budaya Jawa dalam novel Canting karya Arswendo Atmowiloto:kajian antropologi sastra. Penelitian ini merupakan penelitian sastra dengan metode hermeneutika. Data dalam penelitian ini adalah kata dan kalimat yang berkaitan dengan pergeseran budaya Jawa dalam novel Canting. Adapun teknik pengumpulan data adalah dokumentasi yang selanjutnya membaca, memahami, dan mencatat, serta mengklasifikasikan data. Teknik analisis data dengan meninjau kembali data dan menginterpretasikan data penelitian dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Canting karya Arswendo Atmowiloto terdapat pergeseran budaya Jawa ditinjau dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, dan moral, serta hukum dan adat istiadat.
本研究旨在解读阿斯温多·阿玛威洛托的小说中爪哇文化形态的变迁:文学人类学研究。本研究是一种解释学方法的文学研究。本研究的资料为与爪哇文化变迁有关的字句。数据收集技术是进一步阅读、理解、记录和分类数据的文档。通过审查数据和解释研究数据并得出结论的数据分析技术。结果表明,在Arswendo Atmowiloto的小说《Canting》中,爪哇文化在知识、信仰、艺术、道德以及法律和习俗方面都发生了转变。Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan bentuk-bentuk pergeseran budaya Jawa dalam小说Canting karya Arswendo Atmowiloto:kajian anthropologi sastra。Penelitian ini merupakan Penelitian stengan方法解释学。数据dalam penelitian ini adalah kata dankalimat yang berkaitan dengan pergeseran budaya java dalam小说Canting。自适应技术、人口数据、数据、数据、数据、数据、数据等。技术分析数据,分析数据,解释数据,分析数据,分析数据,解释数据,分析数据,分析数据,解释数据。Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam小说倾斜karya Arswendo Atmowiloto terdapat pergeseran budaya Jawa ditinjau达里语pengetahuan, kepercayaan, kesenian,丹道德,舒达hukum丹adat istiadat。
{"title":"PERGESERAN NILAI BUDAYA JAWA DALAM NOVEL CANTING KARYA ARSWENDO ATMOWILOTO: SUATU KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA","authors":"Endang Wahyuningsi","doi":"10.22216/JK.V2I2.3618","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3618","url":null,"abstract":"This reseacrh to interpreting the shifting forms of Javanese culture in Canting novel by Arswendo Atmowiloto: literary anthropological studies. This research is a literary research with hermeneutical method. The data in this study are words and sentences relating to the shift of Javanese culture in Canting novels. The data collection technique is the documentation which further read, understand, and record, and classify the data. Data analysis techniques by reviewing data and interpreting research data and drawing conclusions. The results show that in the novel Canting by Arswendo Atmowiloto there is a shift in Javanese culture in terms of knowledge, belief, art, and morals, as well as laws and customs. Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan bentuk-bentuk pergeseran budaya Jawa dalam novel Canting karya Arswendo Atmowiloto:kajian antropologi sastra. Penelitian ini merupakan penelitian sastra dengan metode hermeneutika. Data dalam penelitian ini adalah kata dan kalimat yang berkaitan dengan pergeseran budaya Jawa dalam novel Canting. Adapun teknik pengumpulan data adalah dokumentasi yang selanjutnya membaca, memahami, dan mencatat, serta mengklasifikasikan data. Teknik analisis data dengan meninjau kembali data dan menginterpretasikan data penelitian dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Canting karya Arswendo Atmowiloto terdapat pergeseran budaya Jawa ditinjau dari pengetahuan, kepercayaan, kesenian, dan moral, serta hukum dan adat istiadat.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"150 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116372659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
van Dijk (2009) stated that we need to understand the whole context before understanding a discourse. First context is the internal aspects, which is based on what the speaker said or what was written in the text - from diction and sentence study, to the paragraph's continuity, in creating context of the discourse. Second, based on its social context, which perceived the social situations as part of the discourse. Understanding of the first political speech of the elected governor of DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan, is one of the incomprehensive practice of discourse. In addition to causing an incomprehensive understanding, the speech also reaps a controversy driven by mass media toward Anies Baswedan for the misleading meaning of the word 'pribumi'. Therefore, the researcher would like to understand Anies Baswedan political speech using van Dijk critical discourse analysis. The frame and analytical units used in this speech will be based on analysis on the social, social-politics, and social-culture contexts. The analysis result shows that the polarized social situation post-election created a social identity among community, proponent of Anies-Sandi and the political opponent, Ahok-Djarot. Moreover, we can infer that Anies Baswedan is a prominent orator, has the faith to harmony in politics, has affiliation motives, and proper knowledge about the history and culture of Jakarta and its peopleVan Dijk (2009) menyatakan bahwa untuk memahami sebuah praktik wacana perlu dilihat konteks secara keseluruhan. Pertama, dilihat dari konteks internal berupa tuturan penutur wacana atau dari apa yang tertulis di dalam sebuah teks—termasuk studi kata, kalimat, hingga kesinambungan paragraf yang saling mendukung dalam pembentukan konteks suatu wacana. Kedua, konteks sosialnya yang menganggap bahwa situasi sosial adalah bagian dari pewacanaan. Pemahaman terhadap pidato politik pertama Gubernur terpilih DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan, merupakan salah satu praktik wacana yang tidak menyeluruh. Selain menyebabkan pemahaman yang tidak komprehensif, pidato tersebut juga menuai banyak kontroversi. Hal itu disebabkan adanya penyempitan makna oleh media massa terkait kata ‘pribumi’ yang terdapat pada pidato Anies Baswedan. Oleh karenanya, peneliti terpicu untuk memahami pidato politik Anies Baswedan dengan menggunakan analisis wacana kritis van Dijk. Kerangka dan unit-unit analisis yang digunakan adalah analisis praktik wacana dalam konteks sosial, sosial-politik, dan sosial-budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa situasi sosial yang masih terpolarisasi pascapemilukada, membentuk identitas sosial masyarakat, yaitu pendukung Anies-Sandi dan pendukung lawan politiknya, Ahok-Djarot. Selain itu, dapat diketahui bahwa Anies Baswedan memiliki keterampilan sebagai orator, memiliki keyakinan terhadap pentingnya harmoni dalam politik, memiliki motif afiliasi, serta memiliki pengetahuan sejarah dan budaya yang cukup mengenai masyarakat dan kota Jakarta.
van Dijk(2009)指出,在理解话语之前,我们需要理解整个语境。首先,语境是内在方面,它基于说话人所说的或文本中所写的内容——从措辞和句子的研究,到段落的连续性,在创造话语语境方面。第二,基于其社会语境,它将社会情境视为话语的一部分。对2017年当选雅加达DKI省长Anies Baswedan的首次政治演讲的理解,是一种不全面的话语实践。除了引起不全面的理解之外,这篇演讲还收获了大众媒体对Anies Baswedan的争议,因为“pribumi”一词的误导性含义。因此,研究者想用van Dijk的批评话语分析来理解Anies Baswedan的政治演讲。本演讲中使用的框架和分析单位将基于对社会、社会政治和社会文化背景的分析。分析结果表明,选举后两极分化的社会形势在社区、支持阿尼-桑迪和政治对手阿学-贾罗之间形成了一种社会认同。此外,我们可以推断Anies Baswedan是一位杰出的演说家,在政治上有和谐的信念,有隶属动机,对雅加达及其人民的历史和文化有适当的了解。evan Dijk (2009) menyatakan bahwa untuk memahami sebuah praktik wacana perlu dilihat konteks secara keseluruhan。马来西亚语,dilihat dari konteks内部berupa tuturan penutur wacana atau dari apa yang tertulis di dalam sebuah teks-termasuk studi kata, kalimat, hingga kesinambungan para yang saling mendukung dalam pembentukan konteks suatu wacana。我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。雅加达,2017,Anies Baswedan, merupakan salah satu praktik wacana yang tidak menyeluruh。Selain menyebabkan pemahaman yang tidak综合,pidato tersebut juga menuai banyak kontroversi。halitu disebabkan adanya penempitan makna oleh media massa terkait kata ' pribumi ' yang terdapat pada pidto Anies Baswedan。Oleh karenanya,在巴基斯坦的政治问题上,巴基斯坦的政治问题上,巴基斯坦的政治问题上,巴基斯坦的政治问题上,巴基斯坦的政治问题上。单位-单位分析,社会-政治分析,社会-budaya。Hasil analysis menunjukkan bahwa sitasi social yang masih terpolarisasi pascapemilukada, membentuk identitas social masyarakat, yitu pendukung Anies-Sandi dan pendukung lawan politiknya, Ahok-Djarot。Selain, dapat diketahui bahwa, Anies Baswedan, memiliki keterampilan sebagai演说家,memiliki keyakinan terhadap, pentingnya harmoni dalam政治,memiliki motif afilias, serta memiliki pengetahuan sejarah danbudaya yang cuup mengenai masyarakat dan kota雅加达。
{"title":"YANG TERSEMBUNYI DARI PIDATO POLITIK PERTAMA ANIES BASWEDAN SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA: SEBUAH ANALISIS WACANA KRITIS","authors":"Gagar Asmara Sofa","doi":"10.22216/JK.V2I2.3198","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3198","url":null,"abstract":"van Dijk (2009) stated that we need to understand the whole context before understanding a discourse. First context is the internal aspects, which is based on what the speaker said or what was written in the text - from diction and sentence study, to the paragraph's continuity, in creating context of the discourse. Second, based on its social context, which perceived the social situations as part of the discourse. Understanding of the first political speech of the elected governor of DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan, is one of the incomprehensive practice of discourse. In addition to causing an incomprehensive understanding, the speech also reaps a controversy driven by mass media toward Anies Baswedan for the misleading meaning of the word 'pribumi'. Therefore, the researcher would like to understand Anies Baswedan political speech using van Dijk critical discourse analysis. The frame and analytical units used in this speech will be based on analysis on the social, social-politics, and social-culture contexts. The analysis result shows that the polarized social situation post-election created a social identity among community, proponent of Anies-Sandi and the political opponent, Ahok-Djarot. Moreover, we can infer that Anies Baswedan is a prominent orator, has the faith to harmony in politics, has affiliation motives, and proper knowledge about the history and culture of Jakarta and its peopleVan Dijk (2009) menyatakan bahwa untuk memahami sebuah praktik wacana perlu dilihat konteks secara keseluruhan. Pertama, dilihat dari konteks internal berupa tuturan penutur wacana atau dari apa yang tertulis di dalam sebuah teks—termasuk studi kata, kalimat, hingga kesinambungan paragraf yang saling mendukung dalam pembentukan konteks suatu wacana. Kedua, konteks sosialnya yang menganggap bahwa situasi sosial adalah bagian dari pewacanaan. Pemahaman terhadap pidato politik pertama Gubernur terpilih DKI Jakarta 2017, Anies Baswedan, merupakan salah satu praktik wacana yang tidak menyeluruh. Selain menyebabkan pemahaman yang tidak komprehensif, pidato tersebut juga menuai banyak kontroversi. Hal itu disebabkan adanya penyempitan makna oleh media massa terkait kata ‘pribumi’ yang terdapat pada pidato Anies Baswedan. Oleh karenanya, peneliti terpicu untuk memahami pidato politik Anies Baswedan dengan menggunakan analisis wacana kritis van Dijk. Kerangka dan unit-unit analisis yang digunakan adalah analisis praktik wacana dalam konteks sosial, sosial-politik, dan sosial-budaya. Hasil analisis menunjukkan bahwa situasi sosial yang masih terpolarisasi pascapemilukada, membentuk identitas sosial masyarakat, yaitu pendukung Anies-Sandi dan pendukung lawan politiknya, Ahok-Djarot. Selain itu, dapat diketahui bahwa Anies Baswedan memiliki keterampilan sebagai orator, memiliki keyakinan terhadap pentingnya harmoni dalam politik, memiliki motif afiliasi, serta memiliki pengetahuan sejarah dan budaya yang cukup mengenai masyarakat dan kota Jakarta.","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129888066","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This article is aimed to investigate face threathening acts and face saving acts demonstrated by Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama as the candidates of DKI Jakarta governor during the debate held in April 2017. Face threatening act and face saving act are analyzed because they are able to show not only their positive image but also the negatve one in front of not only to each candidate but also to the audience watching the debate. Politeness theory from Brown and Levinson (1987.) are employed to analyze both candidates’ face threatening acts and saving acts since this theory provides detailed descriptions of a large range of strategies that can be used to deeply understand both face threatening acts and face saving act performed by the candidates. The context surrounding the debate becomes a crucial point to analyze how politeness strategy is applied to show face thratening act and face saving act. Through qualitative method, this study found that 1) Bald on-record is the strategy used by the candidates to show face threatening and they are intended to show contradictions, to disagree, to insult, to interrupt, to speak out-of-topic, to challenge, and to exaggerate. 2) Both candidates use positive and negative strategies to show face saving act intended to show contradictions, to assert common ground, to show agreement, to joke, to apologize, and to avoid disagreement. 3) The face threatening act and saving acts can be considered as the efforts to defend their argumentations and to preserve their positive faces, 4.) The use of the word “kita” and passive voice can be seen as markers in both candidates’ utterances to minimize the imposed face threatening act and to signal solidarity to each candidate and to audience, 5) While Anies is revealed to be the one who more frequently uses face threatening act, Basuki is the candidate who uses face saving act more often during the debate. The study is expected to enrich the study in the field of pragmatics focusing on the use of politeness strategy. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada gubernur provinsi DKI Jakarta 2017. Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat merepresentasikan citra positif maupun citra negatif kandidat pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masing-masing kandidat tetapi juga kepada masyarakat umum yang menyaksikan. Teori kesantunan dari Brown dan Levinson digunakan untuk menganalisis tindak pengancaman muka dan tindak penyelamatan muka kedua kandidat karena teori ini memiliki penjelasan yang komprehensif tentang berbagai strategi yang dapat dipergunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman dan penyelamatan wajah ditunjukkan oleh kedua kandidiat. Konteks topik debat yang diangkat dipahami untuk dapat menganalisis tindak pengancaman dan penyelamatan wajah oleh
本文旨在调查2017年4月DKI雅加达市长候选人Anies Baswedan和Basuki Tjahaja Purnama在辩论中表现出的威胁和保全颜面的行为。威胁脸面行为和保全脸面行为之所以被分析,是因为这两种行为不仅能在每位候选人面前,也能在观看辩论的观众面前展示自己的正面形象,也能展示自己的负面形象。Brown和Levinson(1987)的礼貌理论被用来分析候选人的面子威胁行为和保全行为,因为该理论提供了广泛的策略的详细描述,可以用来深入理解候选人的面子威胁行为和保全行为。辩论的语境成为分析礼貌策略如何应用于面子威胁行为和面子保全行为的关键。本研究通过定性的方法发现:1)秃顶是候选人表现威胁脸面的策略,主要表现为矛盾、不同意、侮辱、打断、跑题、挑战、夸大等。2)两位候选人都使用积极和消极的策略来挽回面子,以表明矛盾,维护共同点,表示同意,开玩笑,道歉,避免分歧。3)面对威胁行为和拯救行为可以被认为是为自己的论点辩护和维护自己正面形象的努力。“kita”一词和被动语态的使用可以被看作是两位候选人话语中的标记,以尽量减少被施加的面部威胁行为,并向每位候选人和观众发出团结的信号。5)虽然Anies被发现是更频繁使用面部威胁行为的候选人,但Basuki是在辩论中更频繁使用面部威胁行为的候选人。期望本研究能够丰富以礼貌策略运用为重点的语用学研究。Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada省DKI雅加达2017。Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat代表亚洲香槟榔阳性香槟榔阴性候选人pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masmasakat umum yang menyaksikan。布朗Teori kesantunan达里语丹·莱文森digunakan为她menganalisis tindak pengancaman muka丹tindak penyelamatan muka kedua是林嘉欣Teori ini memiliki penjelasan杨komprehensif tentang berbagai strategi杨dapat dipergunakan为她memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman丹penyelamatan wajah ditunjukkan oleh pokalchuk kedua kandidiat。kontek的主题辩论yang diangkat dipahami untuk dapat menganalis tindak pengancaman danpenyelamatan wajah oleh Anies danbasuki。1)记录的adalah策略yang sering digunakan untuk menunjukkan tindak pengancaman muka dan ditujukan untuk menyatakan kontradksi, menyatakan ketidaksetujuan, menyinggung, menginterupsi, berbicara di luar topik pembicaraan, menantang候选人lain, dan member kan pernyataan yang berlebihan。2) indak penyelamatan muka dilakukan dengan strategi kesantunan positive and negative seperdkan kontradksi, menegaskan common ground, memberkan persetujuan, member leclecon, memortamaaf, dan menghindari ketidaksetujuan。4) Penggunaan kada“kita”dan kalimat pasif dimaksukan untuk meminmalisiri andaman sekaligus sebagai sinya solaritas。5)Penggunaan kada“kita”dan kalimat pasif dimaksukan untuk meminmalisiri andaman sekaligus sebagai sinya solaritas .(马来西亚)马来西亚候选人yang lebih sering menggunakan Tindak pengancaman muka,马来西亚大选候选人yang lebih sering menunjukkan penyelamatan muka selama辩论berlangsung。研究人员说:“我认为这是一种战略,我认为这是一种战略。
{"title":"TINDAK PENGANCAMAN DAN PENYELAMATAN WAJAH ANIES BASWEDAN DAN BASUKI “AHOK” TJAHAJA PURNAMA","authors":"Saiko Rudi Kasenda","doi":"10.22216/JK.V2I2.3377","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3377","url":null,"abstract":"This article is aimed to investigate face threathening acts and face saving acts demonstrated by Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama as the candidates of DKI Jakarta governor during the debate held in April 2017. Face threatening act and face saving act are analyzed because they are able to show not only their positive image but also the negatve one in front of not only to each candidate but also to the audience watching the debate. Politeness theory from Brown and Levinson (1987.) are employed to analyze both candidates’ face threatening acts and saving acts since this theory provides detailed descriptions of a large range of strategies that can be used to deeply understand both face threatening acts and face saving act performed by the candidates. The context surrounding the debate becomes a crucial point to analyze how politeness strategy is applied to show face thratening act and face saving act. Through qualitative method, this study found that 1) Bald on-record is the strategy used by the candidates to show face threatening and they are intended to show contradictions, to disagree, to insult, to interrupt, to speak out-of-topic, to challenge, and to exaggerate. 2) Both candidates use positive and negative strategies to show face saving act intended to show contradictions, to assert common ground, to show agreement, to joke, to apologize, and to avoid disagreement. 3) The face threatening act and saving acts can be considered as the efforts to defend their argumentations and to preserve their positive faces, 4.) The use of the word “kita” and passive voice can be seen as markers in both candidates’ utterances to minimize the imposed face threatening act and to signal solidarity to each candidate and to audience, 5) While Anies is revealed to be the one who more frequently uses face threatening act, Basuki is the candidate who uses face saving act more often during the debate. The study is expected to enrich the study in the field of pragmatics focusing on the use of politeness strategy. Artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi tindak pengancaman muka wajah dan tindak penyelamatan wajah yang ditunjukkan oleh Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama pada Debat Pilkada gubernur provinsi DKI Jakarta 2017. Tindak pengancaman wajah dan penyelamatan wajah diteliti pada makalah ini karena dapat merepresentasikan citra positif maupun citra negatif kandidat pilkada Gubernur DKI tidak hanya dihadapan masing-masing kandidat tetapi juga kepada masyarakat umum yang menyaksikan. Teori kesantunan dari Brown dan Levinson digunakan untuk menganalisis tindak pengancaman muka dan tindak penyelamatan muka kedua kandidat karena teori ini memiliki penjelasan yang komprehensif tentang berbagai strategi yang dapat dipergunakan untuk memahami secara mendalam bagaimana tindak pengancaman dan penyelamatan wajah ditunjukkan oleh kedua kandidiat. Konteks topik debat yang diangkat dipahami untuk dapat menganalisis tindak pengancaman dan penyelamatan wajah oleh ","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130446631","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Educational values are closely related to literary works. Literary works (including novel) always reveal good values that are beneficial to its readers. Educational values can also be referred to a message. The element of message becomes the idea underlying the creation of the literary works. It is expected to be interpreted by the readers to be used as educational values as well as social control that can be used as a guide to interact in real life. Therefore, the aim of the study was to describe the educational values contained in the novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) by Ririn Rahayu Astuti Ningrum with the approach of literary sociology. Data collection techniques were documentation techniques. The data were analyzed using the content analysis. The results showed that the educational values found in the novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) by Ririn Rahayu Astuti Ningrum consisted of religious, moral, social, and cultural. (1) The values of religious education, encompassing about loving all things must be due to Allah, having resignation, increasing the knowledge of religion, accustoming to fasting and sunnah prayer, covering aurat, and ghadhdhul bashar (holding sight). (2) The values of moral education, including about obedience to parents, good morals, sincerity and honesty. (3) The values of social education, including about love to orphans, help, and keep promises to others. (4) The value of cultural education is about the palace building that has implied meaning. The findings are very well used as the example in shaping positive values in real life. Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra. Setiap karya sastra yang baik (termasuk novel) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra dapat disebut juga sebagai amanat atau pesan. Unsur amanat atau pesan menjadi gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra tersebut. Hal tersebut diharapkan dapat ditafsirkan oleh pembaca agar bisa dijadikan sebagai ilmu atau nilai pendidikan sekaligus kontrol sosial yang bisa dijadikan pedoman berinteraksi dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum dengan pendekatan sosiologi sastra. Data dalam penelitian kualitatif deskriptif ini berupa kata, kalimat, atau wacana yang bersumber dari novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, simak, dan catat. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang ditemukan dalam novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum terdiri dari nilai pendidikan agama, moral, sosial, dan budaya. (1) Nilai-ni
教育价值与文学作品密切相关。文学作品(包括小说)总是表现出对读者有益的良好价值。教育价值也可以指一种信息。信息元素成为文学作品创作的思想基础。希望读者将其解读为具有教育价值和社会控制的意义,可以作为现实生活中互动的指南。因此,本研究的目的是用文学社会学的方法来描述里林·拉哈尤·阿斯图蒂·宁格鲁姆的小说《阿库·门津泰姆·阿卡娜·安拉》所包含的教育价值。数据收集技术是文档技术。采用内容分析法对数据进行分析。结果表明,里林·拉哈尤·阿斯图蒂·宁格鲁姆的小说《阿库·门津泰姆·真主》的教育价值包括宗教价值、道德价值、社会价值和文化价值。(1)宗教教育的价值,包括爱所有的事物,必须归功于安拉,有辞职,增加宗教知识,习惯斋戒和圣行祈祷,涵盖aurat和ghadhdhul bashar(保持视力)。(2)道德教育的价值观,包括对父母的服从,良好的道德,真诚和诚实。(3)社会教育的价值观,包括关爱孤儿、帮助他人、信守承诺。(4)文化教育的价值在于具有隐含意义的宫殿建筑。这些发现被很好地用作在现实生活中塑造积极价值观的例子。Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra。Setiap karya sastra yang baik (termasuk小说)selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi pembacanya。Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra dapat disebut juga sebagai amanat atau pesan。Unsur amanat atau pesan menjadi gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra tersebut。Hal tersebut diharapkan dapat ditafsirkan oleh pembaca agar bisa dijadikan sebagai ilmu atau nilai dididikan sekaligus控制社会yang bisa dijadikan pedoman berinteraksi dalam kehidupan yang nyata。Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam小说Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti ningran dengan pendekatan sosiologi sastra。数据dalam penelitian质量描述ini berupa kata, kalimat, atau wacana yang bersumdari小说Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum。数据,数据,数据,数据,数据,数据等。分析数据双库坎登干内容分析。Berdasarkan hasil分析dapat dispulpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang ditemukan dalam小说Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum terdiri dari nilai pendidikan agama,道德,社会,dan budaya。(1) Nilai-nilai pendidikan agama, mencakup ajaran untuk mencintai segala sessuatu harus karena Allah, tawakkal hanya kepada Allah, mendalami ilmu agama, membiasakan puasa dan sholat sunnah, menutup aurat, dan ghadhdhul bashar (menundukkan atau menahan pandangan)。(2) Nilai-nilai pendidikan moral, mencakup ajaran untuk taat dan patuh kepada orang tua, berakhlak baik, berbuat tulus dan jujur。(3) Nilai-nilai pendidikan social, menakup ajaran untuk menintai anak yatim, tolong menolong, dan menepati janji kepada oranglain。(4) Nilai pendidikan budaya antaranya mengenai bangunan keraton yang memiliki makna tersirat。达里keseluruhan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam novel ini, sangatlah baik digunakan sebagai contoh dalam membentuk dan menanamkan nilai-nilai positiff dalam kehidupan nyata
{"title":"ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL UHIBBUKA FILLAH (AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH) KARYA RIRIN RAHAYU ASTUTI NINGRUM: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA","authors":"D. Octaviana","doi":"10.22216/JK.V2I2.3334","DOIUrl":"https://doi.org/10.22216/JK.V2I2.3334","url":null,"abstract":"Educational values are closely related to literary works. Literary works (including novel) always reveal good values that are beneficial to its readers. Educational values can also be referred to a message. The element of message becomes the idea underlying the creation of the literary works. It is expected to be interpreted by the readers to be used as educational values as well as social control that can be used as a guide to interact in real life. Therefore, the aim of the study was to describe the educational values contained in the novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) by Ririn Rahayu Astuti Ningrum with the approach of literary sociology. Data collection techniques were documentation techniques. The data were analyzed using the content analysis. The results showed that the educational values found in the novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) by Ririn Rahayu Astuti Ningrum consisted of religious, moral, social, and cultural. (1) The values of religious education, encompassing about loving all things must be due to Allah, having resignation, increasing the knowledge of religion, accustoming to fasting and sunnah prayer, covering aurat, and ghadhdhul bashar (holding sight). (2) The values of moral education, including about obedience to parents, good morals, sincerity and honesty. (3) The values of social education, including about love to orphans, help, and keep promises to others. (4) The value of cultural education is about the palace building that has implied meaning. The findings are very well used as the example in shaping positive values in real life. Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra. Setiap karya sastra yang baik (termasuk novel) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi pembacanya. Nilai-nilai pendidikan dalam karya sastra dapat disebut juga sebagai amanat atau pesan. Unsur amanat atau pesan menjadi gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra tersebut. Hal tersebut diharapkan dapat ditafsirkan oleh pembaca agar bisa dijadikan sebagai ilmu atau nilai pendidikan sekaligus kontrol sosial yang bisa dijadikan pedoman berinteraksi dalam kehidupan yang nyata. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum dengan pendekatan sosiologi sastra. Data dalam penelitian kualitatif deskriptif ini berupa kata, kalimat, atau wacana yang bersumber dari novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, simak, dan catat. Analisis data dilakukan dengan content analysis. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan yang ditemukan dalam novel Uhibbuka Fillah (Aku Mencintaimu Karena Allah) karya Ririn Rahayu Astuti Ningrum terdiri dari nilai pendidikan agama, moral, sosial, dan budaya. (1) Nilai-ni","PeriodicalId":159474,"journal":{"name":"Jurnal KATA","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-10-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121560706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}