Terdapat beberapa aliran filsafat yang muncul dalam peradaban Islam di antaranya seperti, mazhab Peripatetik atau filsafat Massya’iah dan juga mazhab Iluminasi atau filsafat Isyraqiyah. Peripatetisme Masysya’i menggunakan argumentasi rasional sebagai metode filosofis, dengan tokoh-tokohnya seperti Al-farabi dan Ibnu Sina. Sementara pada Iluminisme Isyraqi selain argumentasi rasional Suhrawardi Syeikh Isyraq yang merupakan tokoh utamanya, juga sangat menekankan penjernihan ruh serta riyadhah nafsani atau latihan spiritual bagi jiwa agar manusia memahami entitas dan hakikat-hakikat riil dengan jalan penyaksian, penglihatan batin, dll. Bahkan pada metode yang disebut terakhir ini proporsinya jauh lebih besar dari pada argumentasi rasional. Implikasinya Suhrawardi lebih mengutamakan prinsipilitas mahiyah sebagai sesuatu yang ashil ketimbang wujud. Pemahaman ini kemudian berdampak pada penerimaan cahaya yang menampakkan mahiyah sebagai realitas hakiki.
{"title":"DASAR-DASAR FILSAFAT ISYRAQIYAH SUHRAWARDI","authors":"Miswar Abdullah","doi":"10.46870/jstain.v2i1.35","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/jstain.v2i1.35","url":null,"abstract":"Terdapat beberapa aliran filsafat yang muncul dalam peradaban Islam di antaranya seperti, mazhab Peripatetik atau filsafat Massya’iah dan juga mazhab Iluminasi atau filsafat Isyraqiyah. Peripatetisme Masysya’i menggunakan argumentasi rasional sebagai metode filosofis, dengan tokoh-tokohnya seperti Al-farabi dan Ibnu Sina. Sementara pada Iluminisme Isyraqi selain argumentasi rasional Suhrawardi Syeikh Isyraq yang merupakan tokoh utamanya, juga sangat menekankan penjernihan ruh serta riyadhah nafsani atau latihan spiritual bagi jiwa agar manusia memahami entitas dan hakikat-hakikat riil dengan jalan penyaksian, penglihatan batin, dll. Bahkan pada metode yang disebut terakhir ini proporsinya jauh lebih besar dari pada argumentasi rasional. Implikasinya Suhrawardi lebih mengutamakan prinsipilitas mahiyah sebagai sesuatu yang ashil ketimbang wujud. Pemahaman ini kemudian berdampak pada penerimaan cahaya yang menampakkan mahiyah sebagai realitas hakiki.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116206741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-30DOI: 10.46870/ALMUTSLA.V2I1.43
Sulkifli Banor
Artikel ini membahas tentang penafsiran al-Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat mutasya>biha>t dengan fokus pembahasan bertolak dari permasalahan pokok, yaitu pemikiran teologis al-zamakhsyari terhadap ayat-ayat mutasya>biha>t dalam tafsir al-kasysya>f. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan tafsiri, linguistik, teologi dan historis. Seluruh data-data yang terkait dengan pemikiran al-Zamakhsyari dan terkhusus hasil penafsirannya dalam tafsir al-Kasysya>f dikumpulkan kemudian diolah dengan pendekatan tersebut di atas. Teknik analis data yang digunakan sebagai kajian kepustakaan menggunakan content analisis (analis isi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ayat mutasya>bih ialah ayat yang belum jelas atau samar penunjukannya. Kesamaran suatu ayat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu lafal, makna, dan dapat juga dari keduanya yakni lafal dan makna. (2) Al-Zamakhsyari mengakui eksistensi ayat-ayat mutasya>biha>t di dalam al-Qur’an. Disamping itu, al-Zamakhsyari mengakui pula kemampuan manusia memahami ayat-ayat mutasya>biha>t itu. (3) Al-Zamakhsyari menjelaskan makna sebagian huruf-huruf muqatt{}a’ah dan tidak sebagiannya. Ia menjelaskan makna sebagian ayat-ayat tajassum dan tidak menjelaskan sebagiannya.
这篇文章讨论了al- zamuksyari对mutasya>biha>t文本的解释,而不是基于al- zamakhsari神学思想对mutasya>biha>t的讨论。这种研究是一种通过解释、语言学、神学和历史方法进行的描述性定性研究。所有与al- zamakhsari思想和对al-Kasysya>f的解释相关的数据都是在上述方法中收集的。利用内容分析作为文学研究的数据分析技术。研究结果表明:(1)mutasya>诗文是模糊或模糊的。经文的相似之处是由几件事引起的,即经文、意义,也可能来自于经文和意义。(2) al- zamakhsari在古兰经中承认了mutasya>biha>t的文本的存在。此外,al- zamakhsari也认识到人类理解mutasya>biha>t文本的能力。(3) al - zamakhsari解释了muqatt的部分文字,而不是部分文字。他解释了一些圣经的意思,而不是部分的意思。
{"title":"Penafsiran Al-zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat Mutasyabihat dalam Tafsir Al-Kasysyaf","authors":"Sulkifli Banor","doi":"10.46870/ALMUTSLA.V2I1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/ALMUTSLA.V2I1.43","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang penafsiran al-Zamakhsyari terhadap Ayat-Ayat mutasya>biha>t dengan fokus pembahasan bertolak dari permasalahan pokok, yaitu pemikiran teologis al-zamakhsyari terhadap ayat-ayat mutasya>biha>t dalam tafsir al-kasysya>f. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan tafsiri, linguistik, teologi dan historis. Seluruh data-data yang terkait dengan pemikiran al-Zamakhsyari dan terkhusus hasil penafsirannya dalam tafsir al-Kasysya>f dikumpulkan kemudian diolah dengan pendekatan tersebut di atas. Teknik analis data yang digunakan sebagai kajian kepustakaan menggunakan content analisis (analis isi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ayat mutasya>bih ialah ayat yang belum jelas atau samar penunjukannya. Kesamaran suatu ayat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu lafal, makna, dan dapat juga dari keduanya yakni lafal dan makna. (2) Al-Zamakhsyari mengakui eksistensi ayat-ayat mutasya>biha>t di dalam al-Qur’an. Disamping itu, al-Zamakhsyari mengakui pula kemampuan manusia memahami ayat-ayat mutasya>biha>t itu. (3) Al-Zamakhsyari menjelaskan makna sebagian huruf-huruf muqatt{}a’ah dan tidak sebagiannya. Ia menjelaskan makna sebagian ayat-ayat tajassum dan tidak menjelaskan sebagiannya.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131277051","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-30DOI: 10.46870/ALMUTSLA.V2I1.41
Try Subakti
Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul Mal wa Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak, sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan Syariah non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Baitul Mal wa Tamwil yang sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di mana perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya. BMT melakukan fungsi lembaga keuangan, yaitu melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Kata Kunci: BMT, pembiayaan, ekonomi, bank syariah
Baitul Mal wa Tamwil (BMT)是一个综合性独立商务厅,其项目集中在bayt al-mal wa al-tamwil,该企业旨在促进生产性企业的发展和投资,促进小型和小型企业家经济活动的质量,鼓励储蓄和支持他们的经济活动。此外,Baitul Mal wa Tamwil还可以接受zakat、fak、serve和根据其规章制度和规章制度提供信息。Baitul Mal wa Tamwil是一种非正规银行的经济或金融机构。它被称为非正式机构,因为它是由与银行金融机构和其他正式金融机构不同的非政府组织(KSM)建立的。伊斯兰教概念中的真正体制Mal wa Tamwil是伊斯兰金融的另一种选择,伊斯兰金融在民族层面上有社会和生产性的层面,甚至是全球范围内,在这些制度制度中,人民的经济以这些制度制度的功能为中心,这些制度制度的其他职能得以维持。BMT执行金融机构的职能,即组织社会资金捐赠、向社会提供资金以及提供其他服务。关键词:BMT,融资,经济,伊斯兰银行
{"title":"Lembaga Keuangan Mikro dan Kedudukannya dalam Perekonomian Islam","authors":"Try Subakti","doi":"10.46870/ALMUTSLA.V2I1.41","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/ALMUTSLA.V2I1.41","url":null,"abstract":"Baitul Mal wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu, Baitul Mal wa Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak, sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan Syariah non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Baitul Mal wa Tamwil yang sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syariah yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, di mana perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya. BMT melakukan fungsi lembaga keuangan, yaitu melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lainnya. \u0000 \u0000Kata Kunci: BMT, pembiayaan, ekonomi, bank syariah \u0000","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"76 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129654193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-26DOI: 10.46870/almutsla.v1i2.70
Fathiyah
Proses komunikasi berlangsung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam lapisan masyarakat dan lapisan keluarga. Ketika manusia melakukan interaksi satu sama lainnya, kadang-kadang mengarah pada perilaku bullying. Perilaku bullying sering ditemukan di berbagai situasi sosial, yang kerap pelakunya adalah remaja. Tulisan ini mengkaji dan memaparkan peran komunikasi keluarga dalam mencagah perilaku bullying oleh remaja. (1) Perilaku bullying dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain: keluarga, sekolah, faktor kelompok sebaya, kondisi lingkungan sosial serta tayangan televise dan media cetak. Berbagai komunikasi keluarga dalam pencegahan perilaku bullying bagi anak meliputi: (2) Untuk mencegah bullying harus diupayakan proses komunikasi keluarga yang efektif yaitu: respek, dan audible;
{"title":"Peran Komunikasi Keluarga dalam Mencegah Perilaku Bulliying Remaja","authors":"Fathiyah","doi":"10.46870/almutsla.v1i2.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/almutsla.v1i2.70","url":null,"abstract":"Proses komunikasi berlangsung dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam lapisan masyarakat dan lapisan keluarga. Ketika manusia melakukan interaksi satu sama lainnya, kadang-kadang mengarah pada perilaku bullying. Perilaku bullying sering ditemukan di berbagai situasi sosial, yang kerap pelakunya adalah remaja. Tulisan ini mengkaji dan memaparkan peran komunikasi keluarga dalam mencagah perilaku bullying oleh remaja. (1) Perilaku bullying dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain: keluarga, sekolah, faktor kelompok sebaya, kondisi lingkungan sosial serta tayangan televise dan media cetak. Berbagai komunikasi keluarga dalam pencegahan perilaku bullying bagi anak meliputi: (2) Untuk mencegah bullying harus diupayakan proses komunikasi keluarga yang efektif yaitu: respek, dan audible; ","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114627031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-26DOI: 10.46870/ALMUTSLA.V2I1.50
Husna Zainuddin
Artikel ini membahas tentang etika penggunaan media sosial yang dikaitkan dengan kandungan isi al-Qurán sebagai pedoman bagi setiap manusia. Media sosial telah menjadi alat komunikasi paling dibutuhkan di era globalisasi saat ini, sehingga dibutuhkan etika dalam penggunaannya. Dalam menggunakan media sosial sebaiknya mengacu pada al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup bagi seluruh ummat manusia tentunya mampu menjadi sumber rujukan tertinggi. Dalam al-Qur’an terjelaskan etika berkomunikasi dengan media sosial yang tidak bertentangan dengan konstitusi Negara Indonesia.
{"title":"Etika Penggunaan Media Sosial dalam Al-Qur’an sebagai Alat Komunikasi di Era Digitalisasi","authors":"Husna Zainuddin","doi":"10.46870/ALMUTSLA.V2I1.50","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/ALMUTSLA.V2I1.50","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang etika penggunaan media sosial yang dikaitkan dengan kandungan isi al-Qurán sebagai pedoman bagi setiap manusia. Media sosial telah menjadi alat komunikasi paling dibutuhkan di era globalisasi saat ini, sehingga dibutuhkan etika dalam penggunaannya. Dalam menggunakan media sosial sebaiknya mengacu pada al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad saw. Sebagai pedoman hidup bagi seluruh ummat manusia tentunya mampu menjadi sumber rujukan tertinggi. Dalam al-Qur’an terjelaskan etika berkomunikasi dengan media sosial yang tidak bertentangan dengan konstitusi Negara Indonesia.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126231332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-26DOI: 10.46870/almutsla.v1i2.92
Ahmadi Husain
Abstract This paper presents the results of research on fiqh-oriented manhaj tafsir. This research uses literature review method to portray the methods of interpretation which produce legal consequences in Islamic society. Data collection was carried out by examining primary and secondary sources in support of this study. The results of the study and research found the background for the emergence and development of fiqh interpretation styles and the methods used in fiqh-style interpretation. The fiqh-style interpretation is a fairly old one, considering that this style of interpretation has existed along with the growth of the interpretation itself. Fiqh interpretation is an interpretation that is oriented to the understanding of legal verses in the Koran. This interpretation was born from the understanding of the jurists' fiqhiyah when they interpreted the Koran using the fiqh approach, so that the nuances of fiqh were felt in it. Keyword: Kitab, Manhaj, Tafseer, anda Fiqh Abstrak Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang manhaj tafsir yang berorientasi fiqh. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka untuk memotret metode-metode tafsir yang menghasilkan konsekuensi hukum dalam masyarakat Islam. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah sumber primer dan sekunder dalam mendukung kajian tersebut. Hasil telaah dan penelitian menemukan latar belakang muncul dan berkembangnya corak penafsiran fiqih serta metode yang digunakan dalam penafsiran yang bercorak fiqih. Tafsir yang bercorak fiqih adalah tafsir yang terbilang tua, mengingat corak tafsir ini telah ada seiring dengan pertumbuhan tafsir itu sendiri. Tafsir fiqih adalah tafsir yang berorientasi pada pemahaman ayat-ayat hukum dalam Alquran. Tafsir ini lahir dari pemahaman fiqhiyah para fuqaha ketika mereka menafsirkan Alquran dengan menggunakan pendekatan fiqih, sehingga nuansa fiqih sangat terasa di dalamnya. Kata Kunci: Kitab, Manhaj, Tafsir, dan Fiqh.
摘要:本文介绍了面向fiq的manhaj工作的研究结果。本研究采用文献回顾的方法来描述在伊斯兰社会中产生法律后果的解释方法。数据收集是通过检查第一手和第二手来源来支持本研究。研究结果发现了fiqh口译风格产生和发展的背景以及fiqh口译所使用的方法。fiqh口译风格是一种相当古老的口译风格,因为这种口译风格是随着口译本身的发展而存在的。Fiqh解释是一种以理解古兰经中的法律经文为导向的解释。这种解释源于法学家们对“斐奇亚”的理解,他们用“斐奇亚”的方法来解释《古兰经》,因此可以在其中感受到斐奇亚的细微差别。关键词:Kitab, Manhaj, Tafseer, anda Fiqh摘要:Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentenmanhaj tafsir yang berberorientasfiqh。Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka untuk memotret metode-metode tafsir yang menghasilkan konsekuensi hukum dalam masyarakat Islam。彭普兰的数据,dilakukan dengan menelaah编号引物dan sekunder dalam mendukung kajian tersebut。哈西尔telaah danpenelitian menemukan latar belakang muncul danberkembangnya corakan penalakan fiqih serta mede yang digunakan dalam penafsiran yang bercorak fiqih。杨振东长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官长官我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师,我的老师。Tafsir ini lahir dari pemahaman fiqhiyah para fuqha ketika mereka menafsirkan Alquran dengan menggunakan pendekatan fiqih, seingga unansa fiqih sangat terasa di dalamnya。Kata Kunci: Kitab, Manhaj, Tafsir, dan Fiqh。
{"title":"Manhaj Tafsir Berorientasi Fiqh","authors":"Ahmadi Husain","doi":"10.46870/almutsla.v1i2.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/almutsla.v1i2.92","url":null,"abstract":"Abstract \u0000This paper presents the results of research on fiqh-oriented manhaj tafsir. This research uses literature review method to portray the methods of interpretation which produce legal consequences in Islamic society. Data collection was carried out by examining primary and secondary sources in support of this study. The results of the study and research found the background for the emergence and development of fiqh interpretation styles and the methods used in fiqh-style interpretation. The fiqh-style interpretation is a fairly old one, considering that this style of interpretation has existed along with the growth of the interpretation itself. Fiqh interpretation is an interpretation that is oriented to the understanding of legal verses in the Koran. This interpretation was born from the understanding of the jurists' fiqhiyah when they interpreted the Koran using the fiqh approach, so that the nuances of fiqh were felt in it. \u0000 \u0000Keyword: Kitab, Manhaj, Tafseer, anda Fiqh \u0000 \u0000Abstrak \u0000Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang manhaj tafsir yang berorientasi fiqh. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka untuk memotret metode-metode tafsir yang menghasilkan konsekuensi hukum dalam masyarakat Islam. Pengumpulan data dilakukan dengan menelaah sumber primer dan sekunder dalam mendukung kajian tersebut. Hasil telaah dan penelitian menemukan latar belakang muncul dan berkembangnya corak penafsiran fiqih serta metode yang digunakan dalam penafsiran yang bercorak fiqih. Tafsir yang bercorak fiqih adalah tafsir yang terbilang tua, mengingat corak tafsir ini telah ada seiring dengan pertumbuhan tafsir itu sendiri. Tafsir fiqih adalah tafsir yang berorientasi pada pemahaman ayat-ayat hukum dalam Alquran. Tafsir ini lahir dari pemahaman fiqhiyah para fuqaha ketika mereka menafsirkan Alquran dengan menggunakan pendekatan fiqih, sehingga nuansa fiqih sangat terasa di dalamnya. \u0000Kata Kunci: Kitab, Manhaj, Tafsir, dan Fiqh.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"05 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131878318","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-12-26DOI: 10.46870/almutsla.v1i2.72
Usri
Demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintah. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal yakni: pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintan untuk rakyat. Demokrasi dalam perspektif Islam memiliki prinsip antara lain: Prinsip kekuasaan sebagai amanah, prinsip musyawarah, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, prinsip peradilan bebas, prinsip perdamaian, prinsip kesejahteraan, serta prinsip ketaatan rakyat. Karakteristik pendidikan Islam yang demokratis sangat mejunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menempatkan pendidik dan peserta didik sebagai subyek pendidikan yang saling berintegrasi, memiliki komitmen yang tinggi terhadap keilmuan, serta mengedepankan sisi humanisme yang hiarahkan pada mengembangan kepribadian yang Islami.
{"title":"Pendidikan Islam dan Demokrasi","authors":"Usri","doi":"10.46870/almutsla.v1i2.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/almutsla.v1i2.72","url":null,"abstract":"Demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintah. Kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal yakni: pemerintahan dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemerintan untuk rakyat. Demokrasi dalam perspektif Islam memiliki prinsip antara lain: Prinsip kekuasaan sebagai amanah, prinsip musyawarah, prinsip keadilan, prinsip persamaan, prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, prinsip peradilan bebas, prinsip perdamaian, prinsip kesejahteraan, serta prinsip ketaatan rakyat. Karakteristik pendidikan Islam yang demokratis sangat mejunjung tinggi harkat dan martabat manusia, menempatkan pendidik dan peserta didik sebagai subyek pendidikan yang saling berintegrasi, memiliki komitmen yang tinggi terhadap keilmuan, serta mengedepankan sisi humanisme yang hiarahkan pada mengembangan kepribadian yang Islami.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126213367","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-29DOI: 10.46870/almutsla.v1i1.5
Bunyamin
The interpretation of the verses of jihad, a few theories were found. First, ontologically, jihad can be divided into general and specific meaning. Generally speaking, jihad is all activities undertaken in earnest to uphold the good and resist damage in the midst of society. Meanwhile, in particular, jihad is a seriousness to defend the establishment of Islamic teachings on the battlefield. Second, epistemologically, the forms of jiha>d can be divided into jihad amwal and jihad anfus. Jihad amwal is the sacrifice of property to the maximum, both in connection with jihad in general or specifically. While jihad anfus is totality of the human soul is a sacrifice to defend the teachings of Islam, both in relation to jihad jihad in general or specifically. Third, axiologically, the implications of jihad can be distinguished on worldly and hereafter interests. In earthly life, the mujahid will always be guided by God for the right path and rewarded in kind, such as recognition, power, peace, and abundant sustenance.
{"title":"Aspek-Aspek Nilai Kebahasaan Jihad Dalam Pandangan Al-Qur,an","authors":"Bunyamin","doi":"10.46870/almutsla.v1i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.46870/almutsla.v1i1.5","url":null,"abstract":"The interpretation of the verses of jihad, a few theories were found. First, ontologically, jihad can be divided into general and specific meaning. Generally speaking, jihad is all activities undertaken in earnest to uphold the good and resist damage in the midst of society. Meanwhile, in particular, jihad is a seriousness to defend the establishment of Islamic teachings on the battlefield. Second, epistemologically, the forms of jiha>d can be divided into jihad amwal and jihad anfus. Jihad amwal is the sacrifice of property to the maximum, both in connection with jihad in general or specifically. While jihad anfus is totality of the human soul is a sacrifice to defend the teachings of Islam, both in relation to jihad jihad in general or specifically. Third, axiologically, the implications of jihad can be distinguished on worldly and hereafter interests. In earthly life, the mujahid will always be guided by God for the right path and rewarded in kind, such as recognition, power, peace, and abundant sustenance.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122025816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-29DOI: 10.17605/ALMUTSLA.V1I1.4
Bahruddin
Artikel ini membahas tentang diskursus antara teks dan konteks dalam memahami al-Qur’an. Disimpulkan bahwa upaya interpretasi dan pemaknaan al-Qur’an yang selalu berkutat dan bersembunyi di balik lafadh-lafadh teks akan menimbulkan kegamangan tersendiri. Hal ini akan tampak pada arus dinamika produksi makna al-Qur’an yang selalu kembali pada kedigdayaan teks. Sementara itu, upaya tekstualisasi atau penundukan al-Qur’an atas konteks tidak berarti dimaksudkan untuk mengeliminasi kesakralannya sebagai sabda Allah, tetapi justru dengan begitu, relevansi fungsi-fungsi al-Qur’an akan selalu hidup di tengah dinamika sosial historis manusia.
{"title":"Epistimologi Teks dan Konteks dalam Memahami Al-Qur’an","authors":"Bahruddin","doi":"10.17605/ALMUTSLA.V1I1.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.17605/ALMUTSLA.V1I1.4","url":null,"abstract":"Artikel ini membahas tentang diskursus antara teks dan konteks dalam memahami al-Qur’an. Disimpulkan bahwa upaya interpretasi dan pemaknaan al-Qur’an yang selalu berkutat dan bersembunyi di balik lafadh-lafadh teks akan menimbulkan kegamangan tersendiri. Hal ini akan tampak pada arus dinamika produksi makna al-Qur’an yang selalu kembali pada kedigdayaan teks. Sementara itu, upaya tekstualisasi atau penundukan al-Qur’an atas konteks tidak berarti dimaksudkan untuk mengeliminasi kesakralannya sebagai sabda Allah, tetapi justru dengan begitu, relevansi fungsi-fungsi al-Qur’an akan selalu hidup di tengah dinamika sosial historis manusia.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"2013 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114757682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-29DOI: 10.17605/ALMUTSLA.V1I1.2
Mursyid
Era sahābat memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan fiqh karena pada era sahābat, hukum Islam mulai berinteraksi dengan peradaban Persia dan Romawi yang menimbulkan beberapa persoalan baru, terutama dalam persoalan mu'āmalah. Persoalan baru yang dihadapi ini belum pernah dihadapi oleh umat Islam sebelumnya, bahkan persoalan tersebut belum pernah muncul pada masa Rasulullah. Para Sahābat kemudian merumuskan dan mengejewantahkan bagaimana posisi Islam dalam berinteraksi dengan kedua peradaban tersebut. Pada konteks inilah penelitian ilmiah tentang sebaran sahābat dan implikasinya terhadap mazhab sahabiy menarik untuk dikaji dalam rangka melahirkan konsep fiqh yang relevan dengan kondisi masyarakat yang terus bergerak ke dalam satu fase baru sejarah, yaitu dunia modern. Secara sepesifik, penelitian ini berfokus pada kajian sebaran sahābat dengan menekankan pada siapa-siapa saja sahābat yang menjadi mujtahid pada periode sahabat dan di daerah mana mereka tersebar serta bagaimana pengaruh sebaran sahābat terhadap Mazhab sahābī.
{"title":"Para Mujtahid Pada Era Sahabat dalam Kaitan Mazhab Shahabiy","authors":"Mursyid","doi":"10.17605/ALMUTSLA.V1I1.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.17605/ALMUTSLA.V1I1.2","url":null,"abstract":"Era sahābat memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan fiqh karena pada era sahābat, hukum Islam mulai berinteraksi dengan peradaban Persia dan Romawi yang menimbulkan beberapa persoalan baru, terutama dalam persoalan mu'āmalah. Persoalan baru yang dihadapi ini belum pernah dihadapi oleh umat Islam sebelumnya, bahkan persoalan tersebut belum pernah muncul pada masa Rasulullah. Para Sahābat kemudian merumuskan dan mengejewantahkan bagaimana posisi Islam dalam berinteraksi dengan kedua peradaban tersebut. Pada konteks inilah penelitian ilmiah tentang sebaran sahābat dan implikasinya terhadap mazhab sahabiy menarik untuk dikaji dalam rangka melahirkan konsep fiqh yang relevan dengan kondisi masyarakat yang terus bergerak ke dalam satu fase baru sejarah, yaitu dunia modern. Secara sepesifik, penelitian ini berfokus pada kajian sebaran sahābat dengan menekankan pada siapa-siapa saja sahābat yang menjadi mujtahid pada periode sahabat dan di daerah mana mereka tersebar serta bagaimana pengaruh sebaran sahābat terhadap Mazhab sahābī.","PeriodicalId":164900,"journal":{"name":"AL-MUTSLA","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123531790","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}