Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.120
Sekarini
ABSTRAK Mahasiswa tingkat akhir merupakan periode mahasiswa menghadapi tekanan di dalam mengerjakan tugas akhir. Agar mahasiswa mampu menyelesaikan tugas akhir secara baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka mereka membutuhkan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri, bertahan dari tekanan hingga bangkit dan berjuang kembali dari kondisi yang sulit selama mengerjakan tugas akhir yang disebut sebagai resiliensi. Oleh karena itu resiliensi sangat penting bagi mahasiswa tingkat akhir agar dapat menghadapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan selama mengerjakan tugas akhir tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir STIKes Kepanjen. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dengan teknik pengambilan sampling Proportional Stratified Random Sampling. Teknik analisis data menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37 responden (82%) memiliki regulasi emosi cukup, 6 responden (13%) dengan regulasi emosi baik dan 2 responden (5%) dengan regulasi emosi kurang baik. Sebanyak 29 responden (64%) mempunyai resiliensi yang baik dan 16 responden (36%) dengan resiliensi cukup baik. Nilai p-value < α yaitu 0.009<0.05 dengan nilai (r 0.385 > 0.01), yang bermakna bahwa ada hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir STIKes Kepanjen dengan arah hubungan positif. Kata Kunci : Regulasi Emosi, Resiliensi
{"title":"Hubungan Regulasi Emosi Dengan Resiliensi Pada Mahasiswa Tingkat Akhir","authors":"Sekarini","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.120","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.120","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Mahasiswa tingkat akhir merupakan periode mahasiswa menghadapi tekanan di dalam mengerjakan tugas akhir. Agar mahasiswa mampu menyelesaikan tugas akhir secara baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka mereka membutuhkan kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri, bertahan dari tekanan hingga bangkit dan berjuang kembali dari kondisi yang sulit selama mengerjakan tugas akhir yang disebut sebagai resiliensi. Oleh karena itu resiliensi sangat penting bagi mahasiswa tingkat akhir agar dapat menghadapi dan menyelesaikan hambatan-hambatan selama mengerjakan tugas akhir tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir STIKes Kepanjen. \u0000Desain penelitian dalam penelitian ini adalah korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 45 orang dengan teknik pengambilan sampling Proportional Stratified Random Sampling. Teknik analisis data menggunakan korelasi Pearson. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa 37 responden (82%) memiliki regulasi emosi cukup, 6 responden (13%) dengan regulasi emosi baik dan 2 responden (5%) dengan regulasi emosi kurang baik. Sebanyak 29 responden (64%) mempunyai resiliensi yang baik dan 16 responden (36%) dengan resiliensi cukup baik. Nilai p-value < α yaitu 0.009<0.05 dengan nilai (r 0.385 > 0.01), yang bermakna bahwa ada hubungan antara regulasi emosi dengan resiliensi pada mahasiswa tingkat akhir STIKes Kepanjen dengan arah hubungan positif. \u0000 Kata Kunci : Regulasi Emosi, Resiliensi","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128480567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.128
Maria Putri Sari Utami, Etik Pratiwi, Admila Rosada
ABSTRAK Latar Belakang: Anak merupakan investasi masa depan dimana banyak ditemukan hambatan dalam proses tumbuh kembangnya, salah satunya adalah anak tunagrahita. Anak penyandang tunagrahita memiliki hambatan sosial terhadap lingkungan sekitarnya Anak muda membutuhkan informasi yang akurat mengenai kebutuhan seksualitasnya begitupula anak dengan keterbatasan (tunagrahita). Guru yang pernah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi masih sangat sedikit (2,8%), menurut informasi guru materi kesehatan reproduksi hanya diberikan pada pelajaran lain. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik guru retardasi mental, khususnya usia dan lama kerja guru terhadap pandangan guru tentang “program kesiapan seksualitas” . Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode total sampling yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020. Subjek penelitian adalah 40 guru di Bantul DIY. Hasil: Mayoritas responden berusia 26-45 tahun. Pada karakteristik Lama mengajar meenunjukkan 40% guru menyatakan mengajar kurang dari 10 tahun. Hasil analisis menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa hubungan antara usia guru terhadap pandangan tentang program kesiapan kesehatan reproduksi adalah p = 0,166, dan lama kerja guru adalah p = 0,539. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara usia dan lama bekerja terhadap pandangan guru SLB “program kesiapan seksualitas” . Kata Kunci : Usia Guru, Lama Bekerja Guru, Pandangan Guru, Anak Tuna Grahita
{"title":"Analisa Karakteristik Guru Anak Tunagrahita Terhadap Pandangan “Sexuality Readiness Programm”","authors":"Maria Putri Sari Utami, Etik Pratiwi, Admila Rosada","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.128","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Anak merupakan investasi masa depan dimana banyak ditemukan hambatan dalam proses tumbuh kembangnya, salah satunya adalah anak tunagrahita. Anak penyandang tunagrahita memiliki hambatan sosial terhadap lingkungan sekitarnya Anak muda membutuhkan informasi yang akurat mengenai kebutuhan seksualitasnya begitupula anak dengan keterbatasan (tunagrahita). Guru yang pernah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi masih sangat sedikit (2,8%), menurut informasi guru materi kesehatan reproduksi hanya diberikan pada pelajaran lain. \u0000Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik guru retardasi mental, khususnya usia dan lama kerja guru terhadap pandangan guru tentang “program kesiapan seksualitas” . \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode total sampling yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020. Subjek penelitian adalah 40 guru di Bantul DIY. \u0000Hasil: Mayoritas responden berusia 26-45 tahun. Pada karakteristik Lama mengajar meenunjukkan 40% guru menyatakan mengajar kurang dari 10 tahun. Hasil analisis menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa hubungan antara usia guru terhadap pandangan tentang program kesiapan kesehatan reproduksi adalah p = 0,166, dan lama kerja guru adalah p = 0,539. \u0000Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara usia dan lama bekerja terhadap pandangan guru SLB “program kesiapan seksualitas” . \u0000Kata Kunci : Usia Guru, Lama Bekerja Guru, Pandangan Guru, Anak Tuna Grahita","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117280131","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.126
B. Khayudin, A. H.S
ABSTRAK Latar belakang : Prehospital care merupakan pelayanan yang dilakukan oleh perawat ambulan di luar rumah sakit pada keadaan gawat darurat baik trauma maupun non trauma. Salah satu contoh penyebab kejadian gawat darurat adalah kecelakaan lalu lintas. Penolong korban kecelakaan yang sering dijumpai dan memberikan first aid adalah petugas kepolisian. Akan tetapi keterampilan petugas kepolisian dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan masih dipertanyakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan polisi dalam memberikan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas. Desain pra eksperimental dengan rancangan one group pretest posttest design. sample yang diambil sebanyak 50 responden dengan Teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum diberikan demonstrasi first aid menunjukkan responden yang memiliki keterampilan cukup yaitu 50 responden (100%). setelah dilakukan demonstrasi first aid sebagian besar responden setelah dilaksanakan demonstrasi memiliki keterampilan cukup yaitu 35 responden (70%) dan 15 responden (30%) memiliki keterampilan baik. Berdasarkan uji Wilcoxon signed ranks test nilai signifikansi yang diperoleh adalah Sig. 0.000. Kesimpulannya bahwa ada pengaruh demonstrasi first aid pada polisi lalu lintas untuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas. Kata Kunci : Polisi, Kecelakaan, Pertolongan Pertama
摘要背景:产前护理是医院外救护车护士在紧急情况下和非紧急情况下提供的服务。紧急事故的一个例子是交通事故。经常被发现的急救人员是一名警察。然而,警方在急救方面的技能仍有问题。这项研究的目的是了解警察在急救交通事故中的技能。一组预试验设计,预试验后设计。这是一个由50名受访者采用的非概率采样技术的样本,即采样。研究表明,在急救前,受访者表现出足够的技能,即50名受访者。在第一次救援示威之后,大多数救援人员在示威后表现出足够的技能,即35名救援人员(70%)和15名救援人员(30%)表现良好。根据Wilcoxon signed ranks测试,获得的重要价值测试为Sig 000。结论是,第一援助法案对交通警察处理交通事故受害者产生了影响。关键词:警察事故急救
{"title":"Demonstrasi First Aid Pada Polisi Untuk Penanganan Korban Kecelakaan Lalu Lintas","authors":"B. Khayudin, A. H.S","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.126","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar belakang : Prehospital care merupakan pelayanan yang dilakukan oleh perawat ambulan di luar rumah sakit pada keadaan gawat darurat baik trauma maupun non trauma. Salah satu contoh penyebab kejadian gawat darurat adalah kecelakaan lalu lintas. Penolong korban kecelakaan yang sering dijumpai dan memberikan first aid adalah petugas kepolisian. Akan tetapi keterampilan petugas kepolisian dalam memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan masih dipertanyakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan polisi dalam memberikan pertolongan pertama kecelakaan lalu lintas. \u0000Desain pra eksperimental dengan rancangan one group pretest posttest design. sample yang diambil sebanyak 50 responden dengan Teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. \u0000Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum diberikan demonstrasi first aid menunjukkan responden yang memiliki keterampilan cukup yaitu 50 responden (100%). setelah dilakukan demonstrasi first aid sebagian besar responden setelah dilaksanakan demonstrasi memiliki keterampilan cukup yaitu 35 responden (70%) dan 15 responden (30%) memiliki keterampilan baik. Berdasarkan uji Wilcoxon signed ranks test nilai signifikansi yang diperoleh adalah Sig. 0.000. \u0000Kesimpulannya bahwa ada pengaruh demonstrasi first aid pada polisi lalu lintas untuk penanganan korban kecelakaan lalu lintas. \u0000Kata Kunci : Polisi, Kecelakaan, Pertolongan Pertama","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126673772","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.129
Ellia Ariesti, S. FelisitasA.Sri, E. Y. Y. Vinsur, N. KristiantoD.
ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia
{"title":"Analisis Faktor Perilaku Lansia Dengan Penyakit Kronis Berdasarkan Health Belief Model Di Puskesmas","authors":"Ellia Ariesti, S. FelisitasA.Sri, E. Y. Y. Vinsur, N. KristiantoD.","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.129","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.129","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. \u0000Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127538181","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.121
Inu Martina
ABSTRAK Prevalensi stunting yang masih tinggi di Indonesia pada masa golden period atau window of opportunity akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang baik fisik maupun psikologis sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun disebabkan salah satunya karena faktor pemberian ASI eksklusif. Capaian pemberian ASI Eksklusif di Indonesis saat ini masih membutuhkan perhatian banyak pihak agar dapat mencapai target. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor penghambat ketidakefektifan peran konselor ASI dalam meningkatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kabupaten Malang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah motivasi, dan beban kerja. Faktor eksternal yaitu infrastruktur dan kebijakan program. Penelitian dilakukan pada tanggal 20-25 April 2016 di empat puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Informan utama pada penelitian ini berjumlah 10 orang konselor menyusui yang bekerja sebagai bidan / ahli gizi. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) telepon, short message service, dan bertemu langsung di tempat konselor ASI bertugas dan data sekunder melalui telah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis faktor yang menghambat keefektifan peran konselor ASI dalam melakukan konseling terkait ASI Eksklusif dari faktor internal yaitu kurangnya motivasi diri untuk menjadi konselor, beban kerja konselor yang tidak fokus pada satu kegiatan (konseling ASI) juga menghambat proses konseling dapat berjalan dengan baik. Sedangkan faktor eksternal adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi yakni tempat khusus untuk konseling yang memadai, keterbatasan waktu konseling di puskesmas berdampak pada terhambatnya proses konseling serta tidak adanya evaluasi dari pihak. Kata Kunci : Faktor Penghambat, Peran, Konselor Menyusui
{"title":"Analisis Faktor Penghambat Keefektifan Peran Konselor Asi Dalam Melakukan Konseling ASI Di Kabupaten Malang","authors":"Inu Martina","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.121","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.121","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Prevalensi stunting yang masih tinggi di Indonesia pada masa golden period atau window of opportunity akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang baik fisik maupun psikologis sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun disebabkan salah satunya karena faktor pemberian ASI eksklusif. Capaian pemberian ASI Eksklusif di Indonesis saat ini masih membutuhkan perhatian banyak pihak agar dapat mencapai target. \u0000Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor penghambat ketidakefektifan peran konselor ASI dalam meningkatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kabupaten Malang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah motivasi, dan beban kerja. Faktor eksternal yaitu infrastruktur dan kebijakan program. Penelitian dilakukan pada tanggal 20-25 April 2016 di empat puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. \u0000Informan utama pada penelitian ini berjumlah 10 orang konselor menyusui yang bekerja sebagai bidan / ahli gizi. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) telepon, short message service, dan bertemu langsung di tempat konselor ASI bertugas dan data sekunder melalui telah dokumen. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis faktor yang menghambat keefektifan peran konselor ASI dalam melakukan konseling terkait ASI Eksklusif dari faktor internal yaitu kurangnya motivasi diri untuk menjadi konselor, beban kerja konselor yang tidak fokus pada satu kegiatan (konseling ASI) juga menghambat proses konseling dapat berjalan dengan baik. Sedangkan faktor eksternal adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi yakni tempat khusus untuk konseling yang memadai, keterbatasan waktu konseling di puskesmas berdampak pada terhambatnya proses konseling serta tidak adanya evaluasi dari pihak. \u0000Kata Kunci : Faktor Penghambat, Peran, Konselor Menyusui","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"43 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132462965","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.109
Ikha Ardianti
ABSTRAK Peran ibu sangatlah urgent dan krusial terutama dalam mendidik anak. Salah satu peran ibu adalah mengenali perkembangan anaknya sedini mungkin, memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anaknya secara menyeluruh baik aspek fisik, mental maupun sosial. Masalah yang terjadi pada perkembangan anak adalah keterlambatan perkembangan pada anak yang disebabkan kurang aktifnya ibu dalam memantau perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian buku saku terhadap upaya pemantauan perkembangan anak di desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperiment dengan rancangan one group pre and post design . Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang berjumplah 30 responden. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian buku saku terhadap upaya pemantauan perkembangan anak, upaya pemantauan perkembangan anak sebelum dan sesudah diberikan buku saku dengan nilai significant P = 0,01 maka H0 ditolak. Kata Kunci : Anak, Pemantauan, Perkembangan
{"title":"Pengaruh Pemberian Buku Saku Terhadap Upaya Pemantauan Perkembangan Anak Di Desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro","authors":"Ikha Ardianti","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.109","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Peran ibu sangatlah urgent dan krusial terutama dalam mendidik anak. Salah satu peran ibu adalah mengenali perkembangan anaknya sedini mungkin, memberikan stimulasi pada tumbuh kembang anaknya secara menyeluruh baik aspek fisik, mental maupun sosial. Masalah yang terjadi pada perkembangan anak adalah keterlambatan perkembangan pada anak yang disebabkan kurang aktifnya ibu dalam memantau perkembangan anak. \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian buku saku terhadap upaya pemantauan perkembangan anak di desa Sumberagung Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro tahun 2018. \u0000Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperiment dengan rancangan one group pre and post design . Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun yang berjumplah 30 responden. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test. \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian buku saku terhadap upaya pemantauan perkembangan anak, upaya pemantauan perkembangan anak sebelum dan sesudah diberikan buku saku dengan nilai significant P = 0,01 maka H0 ditolak. \u0000Kata Kunci : Anak, Pemantauan, Perkembangan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125985269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Latar Belakang: Efikasi diri ialah keyakinan diri seorang individu akan kemampuan yang dipunyainya serta merupakan kesempatan untuk berhasil menyelesaikan tugas tertentu. OSCE diyakini memiliki kekuatan dalam upaya menumbuhkan keyakinan diri pada setiap individu mahasiswa, kemampuan klinis, wawasan dalam teori, serta motivasi sebagai perawat ahli Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara efikasi diri dengan hasil evaluasi OSCE pada mahasiswa. Metode: Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden sebanyak 102 responden. Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari 102 responden, sebagian besar memiliki karakteristik jenis kelamin perempuan dengan persentase 88,5%, responden dengan umur 19 tahun 94,1%, responden dengan efikasi diri sedang 75,5%, responden dengan hasil evaluasi OSCE kompeten 71,6%. Kesimpulan dan Saran: Penelitian ini didapatkan bahwa hubungan efikasi diri dengan hasil evaluasi OSCE pada mahasiswa D3 Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang terbanyak yaitu dengan kategori sedang. Kata Kunci : Efikasi Diri, Hasil Evaluasi OSCE
{"title":"Hubungan Efikasi Diri Dengan Hasil Evaluasi Osce Pada Mahasiswa D3 Keperawatan Di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang","authors":"Retno Issroviatiningrum, Dyah Wiji Puspita Sari, Ranti Kusumaningtiyas","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.110","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Efikasi diri ialah keyakinan diri seorang individu akan kemampuan yang dipunyainya serta merupakan kesempatan untuk berhasil menyelesaikan tugas tertentu. OSCE diyakini memiliki kekuatan dalam upaya menumbuhkan keyakinan diri pada setiap individu mahasiswa, kemampuan klinis, wawasan dalam teori, serta motivasi sebagai perawat ahli Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara efikasi diri dengan hasil evaluasi OSCE pada mahasiswa. \u0000Metode: Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif korelasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah responden sebanyak 102 responden. \u0000Hasil: Hasil penelitian diperoleh dari 102 responden, sebagian besar memiliki karakteristik jenis kelamin perempuan dengan persentase 88,5%, responden dengan umur 19 tahun 94,1%, responden dengan efikasi diri sedang 75,5%, responden dengan hasil evaluasi OSCE kompeten 71,6%. \u0000Kesimpulan dan Saran: Penelitian ini didapatkan bahwa hubungan efikasi diri dengan hasil evaluasi OSCE pada mahasiswa D3 Keperawatan di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang terbanyak yaitu dengan kategori sedang. \u0000 Kata Kunci : Efikasi Diri, Hasil Evaluasi OSCE","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126351819","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.107
Yusuf Efendi, Errix Kristian Julianto
ABSTRAKDiera perkembangan jaman saat ini, beberapa keluarga dihadapkan dengan permasalahnatentang adanya angggota keluarga yeng mengaami gangguan jiwa, tak jarang keluarga tidakmengetahui bagaimana merawat angota keluarga dengan gangguan jiwa. Self help group padakeluarga dengan gangguan jiwa perlu dilakukan untuk membantu keluarga mengatasipermasalahannya yang diselesaikan bersama dalam kelompok. Manfaat yang didapatkan padaterapi ini adalah terdapatnya peningkatan pengetahuan keluarga tentang Skizofrenia. Peningkatanpengetahuan ini akan berdampak terhadap kemampuan keluarga dalam merawat klienSkizofrenia..Desain penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan rancangan one grouppre-posttest design. Sampel pada penelitian ini adalah keluarga penderita Skizofrenia di PKU JiwaKalitidu yang berjumlah 32. . Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisisdengan menggunakan uji Wolcoxon sign dengan tingkat kemaknaan 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi responden sebelum dan sesudah dilakukanintervensi dengan self help group pada kemampuan merawat dengan nilai uji wilcoxon sebesar0,001 yang berarti ada pengaruh dari intervensi self help group dengan merawat keluarga dengangangguan jiwa.Kata Kunci : Self Help Group, Kemampuan Merawat, Skizofrenia
随着时间的推移,一些家庭面临着困扰他们的家庭成员精神疾病的问题,他们通常不知道如何照顾有精神疾病的家庭成员。为了帮助家庭解决集体问题,需要自助小组帮助解决家庭问题。这种治疗的好处是家庭对精神分裂症的了解有所增加。这些改进的知识将影响家庭在治疗精神分裂症客户方面的能力。这项研究的样本是我的精神分裂症患者家庭,其中32人。数据使用调查问卷收集,然后使用0.05峰值Wolcoxon签名分析。研究结果表明,受访者在接受self - help group的干预之前和之后的条件是,wilcoxon - help的治疗成绩在wilcoxon测试分数上都有影响,这意味着self - help group的干预对家庭的照顾会产生影响。关键词:自助小组,治疗能力,精神分裂症
{"title":"Pengaruh Self Help Group Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Klien Skizofrenia Di Poli Jiwa Puskesmas Kalitidu","authors":"Yusuf Efendi, Errix Kristian Julianto","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.107","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.107","url":null,"abstract":"ABSTRAKDiera perkembangan jaman saat ini, beberapa keluarga dihadapkan dengan permasalahnatentang adanya angggota keluarga yeng mengaami gangguan jiwa, tak jarang keluarga tidakmengetahui bagaimana merawat angota keluarga dengan gangguan jiwa. Self help group padakeluarga dengan gangguan jiwa perlu dilakukan untuk membantu keluarga mengatasipermasalahannya yang diselesaikan bersama dalam kelompok. Manfaat yang didapatkan padaterapi ini adalah terdapatnya peningkatan pengetahuan keluarga tentang Skizofrenia. Peningkatanpengetahuan ini akan berdampak terhadap kemampuan keluarga dalam merawat klienSkizofrenia..Desain penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan rancangan one grouppre-posttest design. Sampel pada penelitian ini adalah keluarga penderita Skizofrenia di PKU JiwaKalitidu yang berjumlah 32. . Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisisdengan menggunakan uji Wolcoxon sign dengan tingkat kemaknaan 0,05.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi responden sebelum dan sesudah dilakukanintervensi dengan self help group pada kemampuan merawat dengan nilai uji wilcoxon sebesar0,001 yang berarti ada pengaruh dari intervensi self help group dengan merawat keluarga dengangangguan jiwa.Kata Kunci : Self Help Group, Kemampuan Merawat, Skizofrenia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131227363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.97
B. Khayudin
ABSTRAKFenomena pemberian pertolongan pertama di tempat kejadian pada korban kecelakaan lalu lintas jarang dilakukan langsung oleh petugas kesehatan ataupun masyarakat sekitar lokasi kejadian sebagai orang yang terlatih. Orang awam yang sering dijumpai dan memberikan pertolongan pertama adalah Masyarakat.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi makna pengalaman masyarakat sebagai orang awam dalam menolong korban kecelakaan Lalu lintas di Kabupaten Bojonegoro. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi intepretatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan panduan wawancara semi terstruktur yang melibatkan empat partisipan.Hasil penelitian ini mendapatkan 3 tema : (1) Menolong Korban Dengan Semampunya (2) Merasakan ketakutan saat menolong korban (3) Berharap adanya kerjasama dengaan tim penolong dalam menjalankan system pertolongan korban kecelakaan.Kesimpulan penelitian ini yaitu masyarakat mengharapkan adanya kerja sama tim penolong dalam menjalankan system pertolongan korban kecelakaan. pelatihan serta kemudahan dalam menghubungi petugas sangat diharapkan oleh masyarakat untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas dengan kemampuan yang lebih baik.Kata Kunci : Orang Awam, Menolong, Masyarakat, Korban, Kecelakaan
{"title":"Pengalaman Masyarakat Sebagai Penolong Awam Dalam Memberikan Pertolongan Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Kabupaten Bojonegoro","authors":"B. Khayudin","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.97","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.97","url":null,"abstract":"ABSTRAKFenomena pemberian pertolongan pertama di tempat kejadian pada korban kecelakaan lalu lintas jarang dilakukan langsung oleh petugas kesehatan ataupun masyarakat sekitar lokasi kejadian sebagai orang yang terlatih. Orang awam yang sering dijumpai dan memberikan pertolongan pertama adalah Masyarakat.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi makna pengalaman masyarakat sebagai orang awam dalam menolong korban kecelakaan Lalu lintas di Kabupaten Bojonegoro. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi intepretatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan panduan wawancara semi terstruktur yang melibatkan empat partisipan.Hasil penelitian ini mendapatkan 3 tema : (1) Menolong Korban Dengan Semampunya (2) Merasakan ketakutan saat menolong korban (3) Berharap adanya kerjasama dengaan tim penolong dalam menjalankan system pertolongan korban kecelakaan.Kesimpulan penelitian ini yaitu masyarakat mengharapkan adanya kerja sama tim penolong dalam menjalankan system pertolongan korban kecelakaan. pelatihan serta kemudahan dalam menghubungi petugas sangat diharapkan oleh masyarakat untuk menyelamatkan korban kecelakaan lalu lintas dengan kemampuan yang lebih baik.Kata Kunci : Orang Awam, Menolong, Masyarakat, Korban, Kecelakaan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126443184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.101
Galia Wardha Alvita, Sholihul Huda
ABSTRAK Latar Belakang : usia yang semakin tua pada lansia akan diikuti dengan perubahan interaksi sosial. Perubahan interaksi sosial lansia menimbulkan keterbatasan dalam berhubungan dengan orang lain dan mempengaruhi kepuasan dalam hidup. Perubahan interaksi sosial tersebut dipengaruhi pula oleh pengalaman tipe kepribadian dimasa mudanya yaitu tipe kepribadian tertutup ataupun terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Interaksi sosial pada Lansia di Panti Wredha Sultan Fatah Demak. Metode : Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 30 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa penelitian menggunakan Chi Kuadrat. Hasil : sebagian besar lansia mempunyai tipe kepribadian introvert yaitu 16 responden (53,3%), dan sebagian kecil lansia mempunyai tipe kepribadian ekstrovet yaitu 14 responden (46.7%). Sebagian besar lansia memiliki tingkat interaksi sosial kurang sebanyak 18 responden (60 %) dan tingkat interaksi sosial baik sebanyak 12 responden (40%) dengan nilai p-value 0,024 (p<0.05). Kesimpulan : Ada Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Interaksi sosial pada Lansia di Panti Wredha Sultan Fatah Demak. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut memberikan informasi umum yang berkaitan dengan hubungan tipe kepribadian dengan bagaimana lansia dalam berinteraksi sehingga dapat merumuskan intervensi yang tepat dalam meningkatkan interaksi sosial lansia sesuai dengan tipe kepribadiannya Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kepribadian, Lansia
{"title":"Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Interaksi Sosial Lansia Di Panti Wredha Sultan Fatah Demak","authors":"Galia Wardha Alvita, Sholihul Huda","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.101","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.101","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang : usia yang semakin tua pada lansia akan diikuti dengan perubahan interaksi sosial. Perubahan interaksi sosial lansia menimbulkan keterbatasan dalam berhubungan dengan orang lain dan mempengaruhi kepuasan dalam hidup. Perubahan interaksi sosial tersebut dipengaruhi pula oleh pengalaman tipe kepribadian dimasa mudanya yaitu tipe kepribadian tertutup ataupun terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Interaksi sosial pada Lansia di Panti Wredha Sultan Fatah Demak. \u0000Metode : Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 30 responden dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa penelitian menggunakan Chi Kuadrat. \u0000Hasil : sebagian besar lansia mempunyai tipe kepribadian introvert yaitu 16 responden (53,3%), dan sebagian kecil lansia mempunyai tipe kepribadian ekstrovet yaitu 14 responden (46.7%). Sebagian besar lansia memiliki tingkat interaksi sosial kurang sebanyak 18 responden (60 %) dan tingkat interaksi sosial baik sebanyak 12 responden (40%) dengan nilai p-value 0,024 (p<0.05). \u0000Kesimpulan : Ada Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Interaksi sosial pada Lansia di Panti Wredha Sultan Fatah Demak. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut memberikan informasi umum yang berkaitan dengan hubungan tipe kepribadian dengan bagaimana lansia dalam berinteraksi sehingga dapat merumuskan intervensi yang tepat dalam meningkatkan interaksi sosial lansia sesuai dengan tipe kepribadiannya \u0000Kata Kunci : Interaksi Sosial, Kepribadian, Lansia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128218385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}