ABSTRAKAntenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yakni 10 T. Kunjungan ANC merupakan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya untuk mengoptimalkan kesehatan fisik maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu hamil mampu menghadapi persalinann, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara normal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden mayoritas sudah melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 24 orang (88%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu hamil sudah dikatakan patuh dalam melakukan kunjungan ANC sebesar 88%. Kata Kunci : Kepatuhan, Perawatan Antenatal ABSTRACTAntenatal Care (ANC) is a health check-up service provided to the mother during her pregnancy in accordance with antenatal care standards that is 10 T. ANC visit is a visit of pregnant women to health workers to check their pregnancy to optimize the physical and mental health of pregnant women. So that pregnant women are able to face childbirth, when childbirth, preparation for breastfeeding and the return of normal reproductive health. This research uses a descriptive method with a survey approach. From the results of the study found that of the 30 respondents the majority had made a complete ANC visit of 24 people (88%). The results of this study concluded that pregnant women were said to be obedient in conducting ANC visits by 88%. Keyword : Obedience, Antenatal Care
abstrarak产前护理(ANC)是为母亲提供的一种健康检查服务,符合产前10 T的产前服务标准。因此,准妈妈能够忍受分娩,卡拉·尼法,准备母乳喂养和恢复正常的生殖健康。本研究采用描述性方法进行调查。研究发现,30名受访者中有24人对非国大进行了全面访问(88%)。这项研究得出的结论是,准妈妈在88%的非国大访问中被认为是顺从的。关键词:服从ABSTRACTAntenatal产前护理,护理(非国大)是一个健康检查服务provided to during the mother她怀孕in accordance with产前护理的标准就是10 T。非国大访问是一个怀孕的妇女健康的访问工人去检查他们的怀孕optimize怀孕妇女的身体和精神健康。因此,怀孕妇女有可能在怀孕期间面对儿童,为母乳喂养和正常生殖健康的回归做好准备。这项研究采用了一种带有勘探结果的描述方法。从研究结果来看,30人的主要反应显示,对24人进行了一次完整的访问(88%)。这项结论性研究的结果表明,怀孕妇女被告知要服从非国大的探视,时间为88%。注意,注意
{"title":"Kepatuhan Antenatal Care Di BPM Ny. Umi Lestari CW, A.Md.Keb Desa Plesungan Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro","authors":"A. Rahmawati","doi":"10.37413/jmakia.v9i2.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v9i2.52","url":null,"abstract":"ABSTRAKAntenatal Care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal yakni 10 T. Kunjungan ANC merupakan kunjungan ibu hamil ke tenaga kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya untuk mengoptimalkan kesehatan fisik maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu hamil mampu menghadapi persalinann, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara normal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden mayoritas sudah melakukan kunjungan ANC lengkap sebanyak 24 orang (88%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu hamil sudah dikatakan patuh dalam melakukan kunjungan ANC sebesar 88%. Kata Kunci : Kepatuhan, Perawatan Antenatal ABSTRACTAntenatal Care (ANC) is a health check-up service provided to the mother during her pregnancy in accordance with antenatal care standards that is 10 T. ANC visit is a visit of pregnant women to health workers to check their pregnancy to optimize the physical and mental health of pregnant women. So that pregnant women are able to face childbirth, when childbirth, preparation for breastfeeding and the return of normal reproductive health. This research uses a descriptive method with a survey approach. From the results of the study found that of the 30 respondents the majority had made a complete ANC visit of 24 people (88%). The results of this study concluded that pregnant women were said to be obedient in conducting ANC visits by 88%. Keyword : Obedience, Antenatal Care","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124719502","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKImunisasi merupakan suatu bentuk pencegahan penyakit yang dijadikan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kematian pada anak. Akan tetapi di beberapa wilayah Indonesia masih diperoleh cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor lain yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Manding.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini memiliki bayi usia 1 – 3 tahun (n=116) di wilayah kerja Puskesmas Manding Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel independen meliputi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor eksternal lain, sedangkan variabel dependen meliputi pemberian IDL. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan kartu imunisasi. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan p≤0,05.Faktor ibu yang berhubungan signifikan dengan pemberian IDL adalah adalah pendidikan ibu (p=0,000), paparan edukasi tentang IDL (p=0,006), pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu (p=0,000), jarak rumah ibu ke pelayanan imunisasi (p=0,006). Faktor bayi yaitu kondisi bayi saat pelaksanaan imunisasi berhubungan secara signifikan dengan pemberian IDL (p=0,000). Faktor eksternal lainnya tidak ada yang berhubungan dengan pemberian IDL.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling banyak berhubungan dengan pemberian IDL adalah faktor ibu dan kondisi bayi. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan strategi yang lebih efektif dan efisien dari tenaga kesehatan untuk mempromosikan pentingnya IDL terutama kepada ibu. Kata Kunci : Imunisasi, Cakupan Imunisasi, Faktor Imunisasi, Kesehatan Anak ABSTRACTImmunization is a form of disease prevention which is one of the Ministry of Health's priority activities to reduce mortality in children. However, in some regions of Indonesia there is still a low coverage of complete basic immunization. This study aims to identify maternal factors, infant factors, and other factors associated with providing complete basic immunization in Manding District.The research design used was descriptive correlational using the cross sectional approach. The sample in this study were mothers who currently have babies aged 1-3 years (n = 116) in the Manding District, which was determined using the purposive sampling method . Independent variables include maternal factors, infant factors, and other external factors, while the dependent variable includes giving complete basic immunization. Data collection uses questionnaires and immunization cards. Data analysis using chi-square test with significance level p≤0.05.Maternal factors that were significantly associated with complete basic immunization administration were maternal education (p = 0,000), educational exposure about IDL (p = 0,006), mate
{"title":"Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep","authors":"Zakiyah Yasin, I. Pratiwi, Nailiy Huzaimah","doi":"10.37413/jmakia.v8i1.48","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v8i1.48","url":null,"abstract":"ABSTRAKImunisasi merupakan suatu bentuk pencegahan penyakit yang dijadikan salah satu kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kematian pada anak. Akan tetapi di beberapa wilayah Indonesia masih diperoleh cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor lain yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Manding.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini memiliki bayi usia 1 – 3 tahun (n=116) di wilayah kerja Puskesmas Manding Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel independen meliputi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor eksternal lain, sedangkan variabel dependen meliputi pemberian IDL. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan kartu imunisasi. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan p≤0,05.Faktor ibu yang berhubungan signifikan dengan pemberian IDL adalah adalah pendidikan ibu (p=0,000), paparan edukasi tentang IDL (p=0,006), pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu (p=0,000), jarak rumah ibu ke pelayanan imunisasi (p=0,006). Faktor bayi yaitu kondisi bayi saat pelaksanaan imunisasi berhubungan secara signifikan dengan pemberian IDL (p=0,000). Faktor eksternal lainnya tidak ada yang berhubungan dengan pemberian IDL.Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling banyak berhubungan dengan pemberian IDL adalah faktor ibu dan kondisi bayi. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan strategi yang lebih efektif dan efisien dari tenaga kesehatan untuk mempromosikan pentingnya IDL terutama kepada ibu. Kata Kunci : Imunisasi, Cakupan Imunisasi, Faktor Imunisasi, Kesehatan Anak ABSTRACTImmunization is a form of disease prevention which is one of the Ministry of Health's priority activities to reduce mortality in children. However, in some regions of Indonesia there is still a low coverage of complete basic immunization. This study aims to identify maternal factors, infant factors, and other factors associated with providing complete basic immunization in Manding District.The research design used was descriptive correlational using the cross sectional approach. The sample in this study were mothers who currently have babies aged 1-3 years (n = 116) in the Manding District, which was determined using the purposive sampling method . Independent variables include maternal factors, infant factors, and other external factors, while the dependent variable includes giving complete basic immunization. Data collection uses questionnaires and immunization cards. Data analysis using chi-square test with significance level p≤0.05.Maternal factors that were significantly associated with complete basic immunization administration were maternal education (p = 0,000), educational exposure about IDL (p = 0,006), mate","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129400134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKDiabetes melitus (DM) tipe 2 yaitu penyakit gangguan metabolik ditandai kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan resistensi insulin.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan tingkat stres pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu tingkat stres. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa darah puasa. Penelitian dilakukan di Puskesmas Maos dan Klinik Graha Amanah Maos bulan Maret 2017. Sampel diambil dengan total sampling, berjumlah 60 responden yang menderita DM tipe 2 minimal 1 tahun, memiliki kadar GDP 130 mg/dl, dan tidak memiliki penyakit komplikasi seperti gagal ginjal kronis, dan kanker.Hasil analisis data menggunakan spearman rho didapatkan tidak terdapat hubungan antara kadar glukosa darah puasa dan tingkat stres (p value = 0,137). Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, Glukosa Darah Puasa, Tingkat Stres. ABSTRACTType 2 diabetes mellitus (DM ) is a metabolic disease that characterized by an increasing of blood glucose because of decreasing insulin secretion by pancreatic beta cells and or insulin resistance disorders.This research aimed to identify the relationship between fasting blood glucose (FBG) level and stress level in patients with type 2 diabetes mellitus (DM). The research design was descriptive correlation with cross sectional approach. The independent variable in this study was stress level. The dependent variable in this study was fasting blood glucose level. The study was at Maos Community Health Center and Graha Amanah Clinic in March 2017.The sample was total sampling. These were 60 respondents who diagnosed type 2 diabetes mellitus at least 1 year, had FBG level 130 mg / dl, and did not have complications such as chronic kidney failure , and cancer.The results of data analysis by using spearman rho found that there was no correlation between fasting blood glucose level and stress level (p value = 0.137). Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Fasting Blood Glucose, Stress Level.
{"title":"Hubungan Antara Tingkat Stres Dan Kadar Glukosa Darah Puasa Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Kecamatan Maos","authors":"Esti Oktaviani Purwasih","doi":"10.37413/jmakia.v8i1.45","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v8i1.45","url":null,"abstract":"ABSTRAKDiabetes melitus (DM) tipe 2 yaitu penyakit gangguan metabolik ditandai kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan resistensi insulin.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kadar glukosa darah puasa dengan tingkat stres pada penderita diabetes melitus (DM) tipe 2. Jenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu tingkat stres. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kadar glukosa darah puasa. Penelitian dilakukan di Puskesmas Maos dan Klinik Graha Amanah Maos bulan Maret 2017. Sampel diambil dengan total sampling, berjumlah 60 responden yang menderita DM tipe 2 minimal 1 tahun, memiliki kadar GDP 130 mg/dl, dan tidak memiliki penyakit komplikasi seperti gagal ginjal kronis, dan kanker.Hasil analisis data menggunakan spearman rho didapatkan tidak terdapat hubungan antara kadar glukosa darah puasa dan tingkat stres (p value = 0,137). Kata Kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2, Glukosa Darah Puasa, Tingkat Stres. ABSTRACTType 2 diabetes mellitus (DM ) is a metabolic disease that characterized by an increasing of blood glucose because of decreasing insulin secretion by pancreatic beta cells and or insulin resistance disorders.This research aimed to identify the relationship between fasting blood glucose (FBG) level and stress level in patients with type 2 diabetes mellitus (DM). The research design was descriptive correlation with cross sectional approach. The independent variable in this study was stress level. The dependent variable in this study was fasting blood glucose level. The study was at Maos Community Health Center and Graha Amanah Clinic in March 2017.The sample was total sampling. These were 60 respondents who diagnosed type 2 diabetes mellitus at least 1 year, had FBG level 130 mg / dl, and did not have complications such as chronic kidney failure , and cancer.The results of data analysis by using spearman rho found that there was no correlation between fasting blood glucose level and stress level (p value = 0.137). Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Fasting Blood Glucose, Stress Level.","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126458519","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPerkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan atau maturitas fungsi sistem organ tubuh (Dewi, 2013). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas pemberian origami dan playdough terhadap perkembangan pada anak prasekolah kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal tahun 2018.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperiment dengan pendekatan pre-test and post-test Design. Populasi yang diteliti adalah seluruh anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal berjumlah 56 anak dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel 36 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar KPSP. Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan wilcoxon signed rank.Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa perkembangan anak sebelum pelaksanaan pemberian Origami didapatkan setengahnya perkembangan anak meragukan, setelah pelaksanaan didapatkan hampir seluruhnya perkembangan anak sesuai. Perkembangan anak sebelum pelaksanaan pemberian Playdough didapatkan sebagian besar perkembangan anak meragukan, setelah pelaksanaan didapatkan sebagian besar perkembangan anak sesuai. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh pemberian permainan origami dan permainan Playdough terhadap perkembangan anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018 dengan hasil ρ-value = 0,001 ɑ = 0,05 dari kelompok origami dan ρ-value = 0,007 ɑ = 0,05 dari kelompok playdough, sedangkan hasil analisis perbedaan adanya perbedaan efektivitas pengaruh pemberian permainan origami dan playdough terhadap perkembangan anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018 dengan hasil ρ-value = 0,043 ɑ = 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh permainan origami dan playdough terhadap perkembangan anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018. Diharapkan kepada orang tua maupun guru untuk lebih meningkatkan frekuensi dalam memberi stimulus permainan terutama permainan origami yang diberikan kepada anak. Kata Kunci : Perkembangan , Anak Prasekolah, Origami, Playdough ABSTRACTDevelopment is increasing ability or function of all organ systems of the body as a result of increasing maturity or maturity function of the organ system of the body (Dewi, 2013). The purpose of this research is to know the effectiveness difference of origami and playdough on development in preschoolers group A in Aisyiyah Bustanul Athfal Kindergarten in 2018.The research design used is research pre eksperiment with approach pre-test dan post-test. The population studied was all group A children in kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal amounted to 56 children with purposive sampling technique obtained sample 36 respondents. The research instrument used is KPSP sheet. The results were then analyzed by using wilcoxon signed rank.The results of the research show that the development of children before the implementation of giving Origa
{"title":"Perbedaan Efektivitas Pemberian Origami Dan Playdough Terhadap Perkembangan Pada Anak Prasekolah Kelompok A Di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kota Kediri","authors":"Halimatus Saidah, Yunida Septiyanty","doi":"10.37413/jmakia.v8i1.47","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v8i1.47","url":null,"abstract":"ABSTRAKPerkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan atau maturitas fungsi sistem organ tubuh (Dewi, 2013). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas pemberian origami dan playdough terhadap perkembangan pada anak prasekolah kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal tahun 2018.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperiment dengan pendekatan pre-test and post-test Design. Populasi yang diteliti adalah seluruh anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal berjumlah 56 anak dengan teknik purposive sampling diperoleh sampel 36 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar KPSP. Hasil penelitian kemudian dianalisa dengan menggunakan wilcoxon signed rank.Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa perkembangan anak sebelum pelaksanaan pemberian Origami didapatkan setengahnya perkembangan anak meragukan, setelah pelaksanaan didapatkan hampir seluruhnya perkembangan anak sesuai. Perkembangan anak sebelum pelaksanaan pemberian Playdough didapatkan sebagian besar perkembangan anak meragukan, setelah pelaksanaan didapatkan sebagian besar perkembangan anak sesuai. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh pemberian permainan origami dan permainan Playdough terhadap perkembangan anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018 dengan hasil ρ-value = 0,001 ɑ = 0,05 dari kelompok origami dan ρ-value = 0,007 ɑ = 0,05 dari kelompok playdough, sedangkan hasil analisis perbedaan adanya perbedaan efektivitas pengaruh pemberian permainan origami dan playdough terhadap perkembangan anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018 dengan hasil ρ-value = 0,043 ɑ = 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh permainan origami dan playdough terhadap perkembangan anak pada kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Tahun 2018. Diharapkan kepada orang tua maupun guru untuk lebih meningkatkan frekuensi dalam memberi stimulus permainan terutama permainan origami yang diberikan kepada anak. Kata Kunci : Perkembangan , Anak Prasekolah, Origami, Playdough ABSTRACTDevelopment is increasing ability or function of all organ systems of the body as a result of increasing maturity or maturity function of the organ system of the body (Dewi, 2013). The purpose of this research is to know the effectiveness difference of origami and playdough on development in preschoolers group A in Aisyiyah Bustanul Athfal Kindergarten in 2018.The research design used is research pre eksperiment with approach pre-test dan post-test. The population studied was all group A children in kindergarten Aisyiyah Bustanul Athfal amounted to 56 children with purposive sampling technique obtained sample 36 respondents. The research instrument used is KPSP sheet. The results were then analyzed by using wilcoxon signed rank.The results of the research show that the development of children before the implementation of giving Origa","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125448216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Angger Anugerah hadi Sulistyo, Ahmad Fakhroni Aziz, Tiana Nurfadila, Neni Kusuma Dewi, Alfita Farida Noviya
ABSTRAKBerbagai komplikasi dapat muncul pada penderita DM. Managemen DM yang kurang baik dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronis. Komplikasi serius pada penderita DM meliputi microvascular complications dan macrovascular complications (Walker, Ralston, Penman, 2013). Komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita DM adalah neuropati perifer (Li, Chen, Wang, Cai, 2015), retinopati (Ilyas, 2014), dan dermopati diabetic (Soebroto Catherin, 2011).Beberapa karakteristik pasien diduga sebagai factor pencetus munculnya komplikasi DM. Penelitian terkait data komplikasi DM di Indonesia masih jarang dilakukan. Terlebih, masih banyak pasien yang tidak menyadari bahwa dia menderita komplikasi tertentu.Penelitian ini menggunakan desain analitik corelasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis multivariate dengan pendekatan regresi linear dilakukan untuk menganalisis hubungan karakteristik responden dengan komplikasi DM.Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah durasi DM dan usia responden. Mean usia pasien dalam penelitian ini adalah 58,6 tahun sedangkan durasi DM 7 tahun. Komplikasi DM pada penelitian ini adalah neuropati, retinopati, oklusi (berdasarkan ABI), dan dermopati. Hasil uji pearson correlation didapatkan hasil ρ value sig (2-tailed) 0.000 (0,05) yang artinya H1 diterima berarti ada hubungan antara karakteristik responden dengan komplikasi DM pada Pasien Prolanis di puskesmas dander, Ngumpakdalem dan wisma Indah Bojonegoro.Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa, sebagian besar pasien DM yang mengikuti program prolanis memiliki komplikasi DM yang memperparah kondisi pasien. Diharapkan ada intervensi preventif untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM. Kata Kunci : DM, Komplikasi DM, Karakteristik Pasien DM ABSTRACTVarious complications can occur in people with DM. Poor management of DM in the long term can cause both acute and chronic complications. Serious complications in DM patients include microvascular complications and macrovascular complications (Walker, Ralston, Penman, 2013). The most common complications experienced by people with DM are peripheral neuropathy (Li, Chen, Wang, Cai, 2015), retinopathy (Ilyas, 2014), and diabetic dermopathy (Soebroto Catherin, 2011). Some characteristics of patients are thought to trigger complications of DM. Research related to DM complication data in Indonesia is still rare. Moreover, there are still many patients who do not realize that they suffer from certain complications.The characteristics of the respondents used in this study were the duration of DM and the age of the respondent. The mean age of patients in this study was 58.6 years while the duration of DM was 7 years. DM complications in this study were neuropathy, retinopathy, occlusion (based on ABI), and dermopathy. The Pearson correlation test results obtained ρ value sig (2-tailed) 0.000 (0.05) which means H1 is accepted means there is a relationsh
DM患者可能会出现一系列并发症,长期管理问题可能会导致急性和慢性并发症。DM患者的严重并发症包括微血管顺从和脱毛顺从(Walker, Ralston, Penman, 2013)。DM患者最常见的并发症是perifer神经病变(Li, Chen, Wang,蔡,2015),retinopati (Ilyas, 2014)和糖尿病dermopati (Soebroto Catherin, 2011)。一些患者的特征被认为是DM并发症出现的原因,在印尼DM相关数据并发症研究仍然是罕见的。此外,还有许多病人没有意识到她有某种并发症。这项研究使用分析corelasional设计方法的横截面。采用线性回归方法进行多变量分析,分析受访者的特征与DM并发症之间的关系,研究中使用的特征是DM和受访者的年龄。卑鄙的对照研究中,病人是58.6岁而DM时长7年。并发症DM的这项研究是神经病变、视网膜病变、oklusi(根据ABI), dermopati。皮尔逊相关测试结果获得sigρ价值(2-tailed)万(0。05)的意思是H1接受意味着有特征之间的关系的受访者并发症DM Prolanis病人在诊所恶心,Ngumpakdalem和美丽在我的宾馆。基于这一研究结果表明,大部分的DM患者遵循prolanis项目有并发症的DM加重病人的情况。预计有DM患者预防性干预来防止并发症。关键词:DM, DM,并发症病人特征DM ABSTRACTVarious complications可以和DM occur in people。可怜的《长期管理的DM可以因为两者急性和慢性complications。DM patients包括小血管合规性和马克孔顺从(Walker, Ralston, Penman, 2013)中值得注意的事情。《头号公共complications经历by people with DM英亩外围设备neuropathy(李、陈、蔡Wang, 2015年)retinopathy伊利亚,2014)和后就dermopathy (Soebroto着樱桃,2011)。一些病人的性格特征是用来触发DM. Research相关的数据在印尼仍然很少见。此外,还有许多病人没有意识到他们是不听话的。这项研究中使用的责任的特点是DM的持续担忧和响应年龄。这项研究的平均病人年龄是58.6年,DM的持续期限是7年。DM回顾这些研究是神经pathy, retinopathy, occlusion(基于ABI)和dermopathy。《皮尔森相关测试results获得sigρ价值(2-tailed)万(0。05),这意味着H1是公认意味着之间有关系和DM complications characteristics of respondents》Prolanic病人在恶心Public Health Center, Ngumpakdalem和美丽在宾馆。基于这项研究的结果,大多数接受该程序的DM都承认了这一点。预计会有预防措施来预防DM patients。键盘:DM, DM语法,DM性格特征
{"title":"Prevalensi Komplikasi Diabetes Melitus Berdasarkan Karakteristik Pasien Diabetes Melitus","authors":"Angger Anugerah hadi Sulistyo, Ahmad Fakhroni Aziz, Tiana Nurfadila, Neni Kusuma Dewi, Alfita Farida Noviya","doi":"10.37413/jmakia.v8i1.46","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v8i1.46","url":null,"abstract":"ABSTRAKBerbagai komplikasi dapat muncul pada penderita DM. Managemen DM yang kurang baik dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi baik akut maupun kronis. Komplikasi serius pada penderita DM meliputi microvascular complications dan macrovascular complications (Walker, Ralston, Penman, 2013). Komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita DM adalah neuropati perifer (Li, Chen, Wang, Cai, 2015), retinopati (Ilyas, 2014), dan dermopati diabetic (Soebroto Catherin, 2011).Beberapa karakteristik pasien diduga sebagai factor pencetus munculnya komplikasi DM. Penelitian terkait data komplikasi DM di Indonesia masih jarang dilakukan. Terlebih, masih banyak pasien yang tidak menyadari bahwa dia menderita komplikasi tertentu.Penelitian ini menggunakan desain analitik corelasional dengan pendekatan cross sectional. Analisis multivariate dengan pendekatan regresi linear dilakukan untuk menganalisis hubungan karakteristik responden dengan komplikasi DM.Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah durasi DM dan usia responden. Mean usia pasien dalam penelitian ini adalah 58,6 tahun sedangkan durasi DM 7 tahun. Komplikasi DM pada penelitian ini adalah neuropati, retinopati, oklusi (berdasarkan ABI), dan dermopati. Hasil uji pearson correlation didapatkan hasil ρ value sig (2-tailed) 0.000 (0,05) yang artinya H1 diterima berarti ada hubungan antara karakteristik responden dengan komplikasi DM pada Pasien Prolanis di puskesmas dander, Ngumpakdalem dan wisma Indah Bojonegoro.Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa, sebagian besar pasien DM yang mengikuti program prolanis memiliki komplikasi DM yang memperparah kondisi pasien. Diharapkan ada intervensi preventif untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM. Kata Kunci : DM, Komplikasi DM, Karakteristik Pasien DM ABSTRACTVarious complications can occur in people with DM. Poor management of DM in the long term can cause both acute and chronic complications. Serious complications in DM patients include microvascular complications and macrovascular complications (Walker, Ralston, Penman, 2013). The most common complications experienced by people with DM are peripheral neuropathy (Li, Chen, Wang, Cai, 2015), retinopathy (Ilyas, 2014), and diabetic dermopathy (Soebroto Catherin, 2011). Some characteristics of patients are thought to trigger complications of DM. Research related to DM complication data in Indonesia is still rare. Moreover, there are still many patients who do not realize that they suffer from certain complications.The characteristics of the respondents used in this study were the duration of DM and the age of the respondent. The mean age of patients in this study was 58.6 years while the duration of DM was 7 years. DM complications in this study were neuropathy, retinopathy, occlusion (based on ABI), and dermopathy. The Pearson correlation test results obtained ρ value sig (2-tailed) 0.000 (0.05) which means H1 is accepted means there is a relationsh","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123346142","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKKeluarga terdapat berbagai permasalahan yang harus diselesaikan oleh anggota keluarga, agar tidak menimbulkan konflik dalam hubungan keluarga yang dapat meningkatkan mekanisme koping keluarga tersebut. Keluarga yang memiliki mekanisme koping negatif (mal adaptif) akan memunculkan sikap seperti marah–marah dan merasa terbebani. Dalam pemberian asuhan keperawatan, dukungan keluarga ikut berperan untuk mencegah terjadinya kekambuhan.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang wijaya kusuma Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya sejumlah 25 Orang dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini terdapat hubungan mekanisme koping dan dukungan keluarga terhadap tingkat kekambuhan pasien Skizofrenia. beberapa penyebab kemampuan personal kurang baik sehingga menyebabkan strategi koping maladaptif dikarenakan ketidakmampuan pasien untuk selalu fokus dalam menerima informasi. dan dukungan keluarga yang diperoleh menggambarkan tingkat kekambuhan pada pasien skizofrenia tidak bisa maksimal dan akan mempengaruhi tingkat kekambuhan pasien dikarenakan yakni pendidikan, usia, pendapatan, dan tempat tinggal keluarga. Jauhnya tempat tinggal pasien dengan rumah sakit membuat keluarga jarang untuk datang berkunjung. Kata Kunci : Mekanisme Koping, Dukungan Keluarga, Skizofrenia ABSTRACTFamilies have various problems that must be resolved by family members, so as not to cause conflicts in family relationships that can improve the family's coping mechanism. Families that have a negative coping mechanism (adaptive mall) will emerge like anger and feel burdened. In providing nursing care, family support also plays a role in preventing recurrence.This research method uses a cross sectional approach. The sample of this study was 25 patients treated in the wijaya kusuma room in Surabaya Menur Mental Hospital with a simple random sampling technique.The results of this study have a correlation between coping mechanisms and family support for the recurrence rate of Schizophrenic patients. some of the causes of personal abilities are not good, causing maladaptive coping strategies due to the inability of patients to always focus on receiving information. and family support obtained illustrates the recurrence rate in schizophrenic patients cannot be maximal and will affect the patient's recurrence rate due to education, age, income, and family residence. The extent of the patient's residence with the hospital makes it rare for families to come to visit. Keywords: Copping Mechanism, Family Support, Schizophrenia
{"title":"Mekanisme Koping Dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kekambuhan Pasien Skizoferenia Di Ruang Wijaya Kusuma Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya","authors":"Dya Sustrami, Nur Chabibah, M. Rustam","doi":"10.37413/jmakia.v8i1.43","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v8i1.43","url":null,"abstract":"ABSTRAKKeluarga terdapat berbagai permasalahan yang harus diselesaikan oleh anggota keluarga, agar tidak menimbulkan konflik dalam hubungan keluarga yang dapat meningkatkan mekanisme koping keluarga tersebut. Keluarga yang memiliki mekanisme koping negatif (mal adaptif) akan memunculkan sikap seperti marah–marah dan merasa terbebani. Dalam pemberian asuhan keperawatan, dukungan keluarga ikut berperan untuk mencegah terjadinya kekambuhan.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sample penelitian ini adalah pasien yang dirawat di ruang wijaya kusuma Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya sejumlah 25 Orang dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini terdapat hubungan mekanisme koping dan dukungan keluarga terhadap tingkat kekambuhan pasien Skizofrenia. beberapa penyebab kemampuan personal kurang baik sehingga menyebabkan strategi koping maladaptif dikarenakan ketidakmampuan pasien untuk selalu fokus dalam menerima informasi. dan dukungan keluarga yang diperoleh menggambarkan tingkat kekambuhan pada pasien skizofrenia tidak bisa maksimal dan akan mempengaruhi tingkat kekambuhan pasien dikarenakan yakni pendidikan, usia, pendapatan, dan tempat tinggal keluarga. Jauhnya tempat tinggal pasien dengan rumah sakit membuat keluarga jarang untuk datang berkunjung. Kata Kunci : Mekanisme Koping, Dukungan Keluarga, Skizofrenia ABSTRACTFamilies have various problems that must be resolved by family members, so as not to cause conflicts in family relationships that can improve the family's coping mechanism. Families that have a negative coping mechanism (adaptive mall) will emerge like anger and feel burdened. In providing nursing care, family support also plays a role in preventing recurrence.This research method uses a cross sectional approach. The sample of this study was 25 patients treated in the wijaya kusuma room in Surabaya Menur Mental Hospital with a simple random sampling technique.The results of this study have a correlation between coping mechanisms and family support for the recurrence rate of Schizophrenic patients. some of the causes of personal abilities are not good, causing maladaptive coping strategies due to the inability of patients to always focus on receiving information. and family support obtained illustrates the recurrence rate in schizophrenic patients cannot be maximal and will affect the patient's recurrence rate due to education, age, income, and family residence. The extent of the patient's residence with the hospital makes it rare for families to come to visit. Keywords: Copping Mechanism, Family Support, Schizophrenia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115039564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKJumlah bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Sukakarya Kab. Garut adalah 966 (95%) bayi. Dari 100 bayi, 64 (64%) bayi yang diimunisasi sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dua kelompok. Besar sampel sebanyak 100 ibu bayi.Teknik pemilihan sampel dengan accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terstruktur, analisis data bivariat menggunakan uji chi square dan analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukan faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya adalah status pekerjaan, keterjangkauan tempat pelayanan imunisasi, tingkat pengetahuan dan sikap ibu. Hasil analisis multivariat, determinan yang paling dominan adalah status pekerjaan ibu, dengan nilai p-value 0,000, nilai OR 88,170. Artinya ibu yang bekerja beresiko tidak memberikan imunisasi dasar sebesar 88 kali dibandingkan ibu yang tidak bekerja.Diharapkan kepada petugas kesehatan dan instansi kesehatan khususnya puskesmas agar memberikan pelayanan pemberian imunisasi dengan mempertimbangkan jam kerja pada ibu bayi, sehingga bagi ibu yang bekerja tetap mendapatkan kesempatan yang sama dalam memberikan imunisasi kepada bayinya sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi. Kata kunci : Determinan, Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan, Pemberian Imunisasi Dasar. ABSTRACTTotal baby that had complete basic immunization was 966 (95%) baby’s. Just 64 from 100 baby’s (64%) who had immunization on schedule. The purpose of this study was to determine the determinants associated with the administration of immunization in infants aged 0-12 months in the work field of Puskesmas Sukakarya. This is an observational analytic study with two groups cross sectional approach. Samples were 100 mothers of baby. Sampling technique used was accidental sampling. Data were collected using questionnaires with structured questions, bivariate data analysis using chi square test and multivariate data analysis using multiple logistic regression test. The results of this study indicated that factors related to basic immunization in infants aged 0-12 months in the work field of Puskesmas Sukakarya in 2018 were employment status, access to immunization service, knowledge level and mother attitude. The result of multivariate analysis showed that the most dominant determinant is mother's employment status, with p-value 0.000 and OR 88.170. This means that working mothers are at risk of not providing basic immunization 88 times compared to mothers who are unemployed. It is expected that health officers and health agencies, especially puskesmas, should provide immunization services considering working hours for in
{"title":"Determinan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi 0-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kabupaten Garut Tahun 2018","authors":"Anna Maria Fujiani, Gustomo Panantro, A. Nurlinda","doi":"10.37413/JMAKIA.V8I1.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V8I1.44","url":null,"abstract":"ABSTRAKJumlah bayi dengan status imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Sukakarya Kab. Garut adalah 966 (95%) bayi. Dari 100 bayi, 64 (64%) bayi yang diimunisasi sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan pemberian imunisasi pada bayi usia 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sukakarya. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dua kelompok. Besar sampel sebanyak 100 ibu bayi.Teknik pemilihan sampel dengan accidental sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terstruktur, analisis data bivariat menggunakan uji chi square dan analisis data multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukan faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya adalah status pekerjaan, keterjangkauan tempat pelayanan imunisasi, tingkat pengetahuan dan sikap ibu. Hasil analisis multivariat, determinan yang paling dominan adalah status pekerjaan ibu, dengan nilai p-value 0,000, nilai OR 88,170. Artinya ibu yang bekerja beresiko tidak memberikan imunisasi dasar sebesar 88 kali dibandingkan ibu yang tidak bekerja.Diharapkan kepada petugas kesehatan dan instansi kesehatan khususnya puskesmas agar memberikan pelayanan pemberian imunisasi dengan mempertimbangkan jam kerja pada ibu bayi, sehingga bagi ibu yang bekerja tetap mendapatkan kesempatan yang sama dalam memberikan imunisasi kepada bayinya sesuai dengan jadwal pemberian imunisasi. Kata kunci : Determinan, Ibu Bayi Usia 0-12 Bulan, Pemberian Imunisasi Dasar. ABSTRACTTotal baby that had complete basic immunization was 966 (95%) baby’s. Just 64 from 100 baby’s (64%) who had immunization on schedule. The purpose of this study was to determine the determinants associated with the administration of immunization in infants aged 0-12 months in the work field of Puskesmas Sukakarya. This is an observational analytic study with two groups cross sectional approach. Samples were 100 mothers of baby. Sampling technique used was accidental sampling. Data were collected using questionnaires with structured questions, bivariate data analysis using chi square test and multivariate data analysis using multiple logistic regression test. The results of this study indicated that factors related to basic immunization in infants aged 0-12 months in the work field of Puskesmas Sukakarya in 2018 were employment status, access to immunization service, knowledge level and mother attitude. The result of multivariate analysis showed that the most dominant determinant is mother's employment status, with p-value 0.000 and OR 88.170. This means that working mothers are at risk of not providing basic immunization 88 times compared to mothers who are unemployed. It is expected that health officers and health agencies, especially puskesmas, should provide immunization services considering working hours for in","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132689876","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}