Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.104
Hesteria friska Armynia Subratha, Ni Made Indra Peratiwi
ABSTRAK Penurunan prevalensi stunting balita merupakan tujuan yang pertama dari enam tujuan dalam Target Nutrisi Global untuk tahun 2025. Program pemerintah dalam penanggulangan masalah gizi pada balita sudah cukup banyak dan terstruktur. Namun, pada kenyataannya kasus kejadian balita stunting masih banyak dijumpai. Pada Kabupaten Gianyar terdapat 22,2% balita stunting, dan merupakan salah satu kabupaten yang menjadi pilot project penanganan stunting di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam determinan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Gianyar, Bali ditinjau dari faktor presdiposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan metode pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2020. Subyek penelitian ini adalah 8 pengasuh balita (usia 6-60 bulan) dan balita (usia 6-60 bulan) yang memiliki z-score TB/U di bawah -2SD di Kabupaten Gianyar. Proses analisis data menggunakan analisis data tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah adalah faktor pendorong (pengetahuan ibu, pemberian ASI Eksklusif), faktor pemungkin (ketersediaan dana, ketersediaan pangan keluarga), faktor penguat (dukungan keluarga). Semua petugas kesehatan agar memberikan informasi yang memadai mengenai pentingnya gizi pada balita sedini mungkin. Pemberian informasi dapat diberikan melalui penyuluhan kepada remaja, ibu-ibu selama hamil, nifas dan saat menyusui sewaktu ibu kunjungan ANC, mengikuti kelas ibu hamil, datang ke pusling, dan pada waktu ibu berkunjung ke posyandu. Kata Kunci : Determinan, Stunting, Gianyar
{"title":"Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kabupaten Gianyar Bali","authors":"Hesteria friska Armynia Subratha, Ni Made Indra Peratiwi","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.104","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.104","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penurunan prevalensi stunting balita merupakan tujuan yang pertama dari enam tujuan dalam Target Nutrisi Global untuk tahun 2025. Program pemerintah dalam penanggulangan masalah gizi pada balita sudah cukup banyak dan terstruktur. Namun, pada kenyataannya kasus kejadian balita stunting masih banyak dijumpai. Pada Kabupaten Gianyar terdapat 22,2% balita stunting, dan merupakan salah satu kabupaten yang menjadi pilot project penanganan stunting di Indonesia. \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam determinan kejadian stunting pada balita di Kabupaten Gianyar, Bali ditinjau dari faktor presdiposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan metode pengumpulan data observasi dan wawancara mendalam. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2020. Subyek penelitian ini adalah 8 pengasuh balita (usia 6-60 bulan) dan balita (usia 6-60 bulan) yang memiliki z-score TB/U di bawah -2SD di Kabupaten Gianyar. Proses analisis data menggunakan analisis data tematik. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah adalah faktor pendorong (pengetahuan ibu, pemberian ASI Eksklusif), faktor pemungkin (ketersediaan dana, ketersediaan pangan keluarga), faktor penguat (dukungan keluarga). \u0000Semua petugas kesehatan agar memberikan informasi yang memadai mengenai pentingnya gizi pada balita sedini mungkin. Pemberian informasi dapat diberikan melalui penyuluhan kepada remaja, ibu-ibu selama hamil, nifas dan saat menyusui sewaktu ibu kunjungan ANC, mengikuti kelas ibu hamil, datang ke pusling, dan pada waktu ibu berkunjung ke posyandu. \u0000Kata Kunci : Determinan, Stunting, Gianyar","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131388798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.89
Ahmad Zainal Abidin, F. Ferawati
ABSTRAK Kondisi hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan bentuk penyakit degeneratif/ tidak menular yang masih tinggi kasusnya yang seharusnya mendapatkan sentuhan terapi komplementer sebagai bentuk terapi modalitas yang dikombinasikan dengan pengobatan farmakologis untuk memberikan efek yang lebih positif terhadap penyakit degenerative yang belum banyak dikatahui oleh setiap lapisan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga dengan pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi di desa balenrejo balen bojonegoro. Desain penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan pendekatan korrelationall dengan teknik simpel random sampling sebanyak 90 responden penderita hipertensi yang memiliki keluarga dan teknik analisa data menggunakan uji statistik kendalls tau b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga terhadap pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi dengan nilai p value dari uji kendalls tau b sebesar 0,000 yang kurang dari nilai α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi keluarga sangat punya andil dalam pembentukan pengetahuan keluarga dalam memenejemen kesehatannya.. Kata Kunci : Pelaksanaan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Keluarga, Pengetahuan Terapi Komplementer, Hipertensi
{"title":"Pelaksanaan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Dengan Pengetahuan Terapi Komplementer Pada Penderita Hipertensi Di Balenrejo Bojonegoro","authors":"Ahmad Zainal Abidin, F. Ferawati","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.89","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.89","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kondisi hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan bentuk penyakit degeneratif/ tidak menular yang masih tinggi kasusnya yang seharusnya mendapatkan sentuhan terapi komplementer sebagai bentuk terapi modalitas yang dikombinasikan dengan pengobatan farmakologis untuk memberikan efek yang lebih positif terhadap penyakit degenerative yang belum banyak dikatahui oleh setiap lapisan masyarakat. \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga dengan pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi di desa balenrejo balen bojonegoro. \u0000Desain penelitian ini adalah kuantitatif non-eksperimental dengan pendekatan korrelationall dengan teknik simpel random sampling sebanyak 90 responden penderita hipertensi yang memiliki keluarga dan teknik analisa data menggunakan uji statistik kendalls tau b. \u0000Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga terhadap pengetahuan tentang terapi komplementer pada penderita hipertensi dengan nilai p value dari uji kendalls tau b sebesar 0,000 yang kurang dari nilai α = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi keluarga sangat punya andil dalam pembentukan pengetahuan keluarga dalam memenejemen kesehatannya.. \u0000 Kata Kunci : Pelaksanaan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Keluarga, Pengetahuan Terapi Komplementer, Hipertensi","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"34 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130439110","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.108
A. Rahmawati
ABSTRAK Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah bendungan ASI, menguatkan puting. Perawatan payudara pada ibu menyusui dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore sejak hari kedua pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu nifas tentang perawatan payudara di BPM Umi Lestari CW, A.Md.Keb Desa Plesungan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden sebagian besar responden memiliki karakteristik dalam kategori cukup, yakni sebanyak 12 orang (53,9%), karaktreistik dalam kategori baik sebanyak 10 orang (30,3%) dan karakteristik dalam kategori kurang sebanyak 8 orang (15,7%). Kata Kunci : Ibu Nifas, Perawatan Payudara
{"title":"Karakteristik Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di Bpm Umi Lestari Cw, A.Md.Keb Desa Plesungan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro","authors":"A. Rahmawati","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.108","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.108","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan, mencegah bendungan ASI, menguatkan puting. \u0000Perawatan payudara pada ibu menyusui dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore sejak hari kedua pasca melahirkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu nifas tentang perawatan payudara di BPM Umi Lestari CW, A.Md.Keb Desa Plesungan Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. \u0000Dari hasil penelitian didapatkan bahwa dari 30 responden sebagian besar responden memiliki karakteristik dalam kategori cukup, yakni sebanyak 12 orang (53,9%), karaktreistik dalam kategori baik sebanyak 10 orang (30,3%) dan karakteristik dalam kategori kurang sebanyak 8 orang (15,7%). \u0000Kata Kunci : Ibu Nifas, Perawatan Payudara","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117313978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.105
F. Ferawati, Fatimatus Zahro, Ulfa Hardianti
ABSTRAKOrang lanjut usia seringkali mengeluhkan masalah kesehatannya, salah satu keluhanadalah tekanan darah yang tinggi atau yang disebut Hipertensi. Hipertensi merupakanpeningkatan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol dapatmennyebabkan stroke dan gagal jantung. Aktivitas fisik pada lansia dapat membantumenurunkan hipertensi, salah satunya adalah senam. Pengobatan non-farmakologis denganmelakukan senam aerobik low impact merupakan salah satu alternatif pengobatan Hipertensikarena karena akan terjadi rileksasi dan dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darahsehingga tekanan darah menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhsenam aerobik low impact terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi diPosyandu Lansia Desa Campurejo Kabupaten Bojonegoro.Jenis penelitian adalah Pra eksperimental dengan rancangan penelitian one grup pretestposttest. Penelitian dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Mlaten Desa Campurejo KabupatenBojonegoro. Subjek penelitian adalah lansia di posyandu lansia di Desa Campurejo yangmengalami hipertensi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dengan purposive sampling.Instrument yang digunakan yaitu Spignomanometer dan stetoskop. Analisa data menggunakanuji t berpasangan (paired t test).Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Tekanan darah sistole sebelum senam aerobiklow impact rata-rata dengan tekanan darah 162,19 mmHg dan diastole dengan rata-ratatekanan darah 92,09 mmHg. Tekanan darah sistole setelah senam aerobik low impact rata-ratadengan tekanan darah 155,91 mmHg dan diastole dengan rata-rata tekanan darah 88,31mmHg. Hasil uji analisis dengan paired t test didapatkan nilai asymp. Sig (2-tailed) 0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah sistolik dan 0,000 (p <0,05) untuk tekanan darah diastolik.Pemberian senam Aerobic Low Impact efektif terhadap penurunan tekanan darah lansiaHipertensi di posyandu lansia di Desa Campurejo Kabupaten Bojonegoro.Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Senam aerobik low impact, Lansia
{"title":"Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Perubahan Tekanan Darah Lansia Hipertensi","authors":"F. Ferawati, Fatimatus Zahro, Ulfa Hardianti","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.105","url":null,"abstract":"ABSTRAKOrang lanjut usia seringkali mengeluhkan masalah kesehatannya, salah satu keluhanadalah tekanan darah yang tinggi atau yang disebut Hipertensi. Hipertensi merupakanpeningkatan tekanan darah >140/90 mmHg. Hipertensi yang tidak terkontrol dapatmennyebabkan stroke dan gagal jantung. Aktivitas fisik pada lansia dapat membantumenurunkan hipertensi, salah satunya adalah senam. Pengobatan non-farmakologis denganmelakukan senam aerobik low impact merupakan salah satu alternatif pengobatan Hipertensikarena karena akan terjadi rileksasi dan dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darahsehingga tekanan darah menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruhsenam aerobik low impact terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan Hipertensi diPosyandu Lansia Desa Campurejo Kabupaten Bojonegoro.Jenis penelitian adalah Pra eksperimental dengan rancangan penelitian one grup pretestposttest. Penelitian dilakukan di Posyandu Lansia Dusun Mlaten Desa Campurejo KabupatenBojonegoro. Subjek penelitian adalah lansia di posyandu lansia di Desa Campurejo yangmengalami hipertensi sebanyak 30 orang. Teknik sampling dengan purposive sampling.Instrument yang digunakan yaitu Spignomanometer dan stetoskop. Analisa data menggunakanuji t berpasangan (paired t test).Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Tekanan darah sistole sebelum senam aerobiklow impact rata-rata dengan tekanan darah 162,19 mmHg dan diastole dengan rata-ratatekanan darah 92,09 mmHg. Tekanan darah sistole setelah senam aerobik low impact rata-ratadengan tekanan darah 155,91 mmHg dan diastole dengan rata-rata tekanan darah 88,31mmHg. Hasil uji analisis dengan paired t test didapatkan nilai asymp. Sig (2-tailed) 0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah sistolik dan 0,000 (p <0,05) untuk tekanan darah diastolik.Pemberian senam Aerobic Low Impact efektif terhadap penurunan tekanan darah lansiaHipertensi di posyandu lansia di Desa Campurejo Kabupaten Bojonegoro.Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Senam aerobik low impact, Lansia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133530570","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-08-20DOI: 10.37413/jmakia.v10i2.106
Errix Kristian Julianto, Yusuf Efendi
ABSTRAKSelf Help Group merupakan kelompok-kelompok termasuk orang dengan ikatan bersamayang secara sukarela datang bersama-sama untuk berbagi, menjangkau dan belajar satu samalain dalam lingkungan yang terpercaya, mendukung dan terbuka (Knight, 2014). Tujuan penelitianini adalah Menganalisis pengaruh Pengaruh Self Help Group Terhadap Tingkat Harga DiriKeluarga Dengan Penderita Skizofrenia Di Poli Jiwa Puskesmas KalitiduDesain penelitian ii menggunakan Pre eksperiment dengan pendekatan one group preposttest design. Populasi pada penelitian ini adalah Seluruh keluarga penderita Skizofrenia diPKU Jiwa Kalitidu yang berjumlah 32 dengan teknik total sampling diperoleh 32 responden.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Harga diri. Kemudian penelitian ini dianalisamenggunakan wilcoxon sign rank.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden mempunyaitingkat harga diri rendah yaitu terdapat 18 (56,2%) responden sebelum di beri self help groupsedangkan setelah diberikan Self Help group menunjukkan bahwa sebagian besar respondenmempunyai harga diri tinggi yaitu terdapat 25 (78,1%) responden. Berdasarkan uji statistikdengan menggunakan SPSS uji Wilcoxon Signed Ranks antara nilai pre test dan post testmenunjukkan bahwa kondisi responden sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan selfhelp group pada harga diri dengan nilai uji wilcoxon sebesar 0, 001 dengan nilai kesalahansebesar < 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh dari Self Help Groupterhadap harga diri keluarga dengan penderita depresi di poli jiwa puskesmas kalitiduBojonegoro. Diharapkan para keluarga dengan penderita depresi di poli jiwa puskesmas kalitidubojonegoro tetap aktif dalam mengikuti kegiatan Self Help Group di poli jiwa puskesmas kalitidubojonegoro sehingga keluarga mampu meningkatkan harga diri.Kata Kunci : Self Help Group, Harga diri, Skizofrenia
abstrastra自助小组是一群人,他们自愿聚在一起分享,在一个信任、支持和开放的环境中互相帮助和学习(奈特,2014)。这项研究的目的是分析Self - Help Group对prism posmas kalitidumas研究对象psequence的影响,该研究采用了第一组预先试验设计方法。这项研究的人口是我全民的一个精神分裂症家庭,有32个卡利特杜灵魂,总共有32个样本。所使用的工具是一份自尊问卷。然后,这项研究使用威尔科森标志标志进行分析。研究表明,超过一半的受访者在给出自我帮助groupts之前有18(56.2%)的自尊心,而在给予自我帮助集团之后,他们的自我价值表现显示,大多数受访者的自我价值是25(78.1%)。根据统计数据,使用SPSS测试Wilcoxon测试在测试前和测试后的分数表明,受访者在干预sefhelp group之前和之后的状态为Wilcoxon测试分数为0.001,误差为< 0.05。根据这项研究,可以得出结论,赛尔夫帮助格罗对患有波利症患者kalitiduBojonegoro的家庭自尊的影响。希望患有抑郁症的波利儿童kalitidubojonegoro的家庭积极参与波利儿童儿童组织的自助活动kalitidubojonegoro,这样家庭才能提高自尊。自助团体,自尊,精神分裂症
{"title":"Pengaruh Self Help Group Terhadap Tingkat Harga Diri Keluarga Dengan Penderita Skizofrenia Di Poli Jiwa Puskesmas Kalitidu","authors":"Errix Kristian Julianto, Yusuf Efendi","doi":"10.37413/jmakia.v10i2.106","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i2.106","url":null,"abstract":"ABSTRAKSelf Help Group merupakan kelompok-kelompok termasuk orang dengan ikatan bersamayang secara sukarela datang bersama-sama untuk berbagi, menjangkau dan belajar satu samalain dalam lingkungan yang terpercaya, mendukung dan terbuka (Knight, 2014). Tujuan penelitianini adalah Menganalisis pengaruh Pengaruh Self Help Group Terhadap Tingkat Harga DiriKeluarga Dengan Penderita Skizofrenia Di Poli Jiwa Puskesmas KalitiduDesain penelitian ii menggunakan Pre eksperiment dengan pendekatan one group preposttest design. Populasi pada penelitian ini adalah Seluruh keluarga penderita Skizofrenia diPKU Jiwa Kalitidu yang berjumlah 32 dengan teknik total sampling diperoleh 32 responden.Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Harga diri. Kemudian penelitian ini dianalisamenggunakan wilcoxon sign rank.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden mempunyaitingkat harga diri rendah yaitu terdapat 18 (56,2%) responden sebelum di beri self help groupsedangkan setelah diberikan Self Help group menunjukkan bahwa sebagian besar respondenmempunyai harga diri tinggi yaitu terdapat 25 (78,1%) responden. Berdasarkan uji statistikdengan menggunakan SPSS uji Wilcoxon Signed Ranks antara nilai pre test dan post testmenunjukkan bahwa kondisi responden sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan selfhelp group pada harga diri dengan nilai uji wilcoxon sebesar 0, 001 dengan nilai kesalahansebesar < 0,05.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada pengaruh dari Self Help Groupterhadap harga diri keluarga dengan penderita depresi di poli jiwa puskesmas kalitiduBojonegoro. Diharapkan para keluarga dengan penderita depresi di poli jiwa puskesmas kalitidubojonegoro tetap aktif dalam mengikuti kegiatan Self Help Group di poli jiwa puskesmas kalitidubojonegoro sehingga keluarga mampu meningkatkan harga diri.Kata Kunci : Self Help Group, Harga diri, Skizofrenia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"38 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-08-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132414486","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-29DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.85
D. Ernawati, Nuh Huda, Amelia Kristina Merry Pitaloka
ABSTRACTThe family function as a support system for members suffering from Diabetes Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused by several factors, including family knowledge and family social economy. This is can be related to family health duties. The aim of this study is determine the relationship of individual factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes Mellitus at Primary Health Center of Driyorejo Gresik . The design of this study used observational analytic methods. The sampling was done by cluster sampling method and obtained a sample of 67 respondents. Independent variables is individual factors while the dependent variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex, education, occupation, duration of suffering from diabetes mellitus and family’s health tasks measuring by questionnaire. Analysis data with Spearman Rank test.The results of this study indicate that there is a relationship between individual factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes mellitus patients. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 0.05 at age, and 0.013 0.05 in education.Health workers can improve health promotion to the community regarding ideal body weight monitoring, healthy living, routine blood sugar and family checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further complications of diabetes mellitus Keywords : Individual factors, family’s health tasks, Diabetes Mellitus
{"title":"Analisis Faktor Individu Terhadap Tugas Kesehatan Keluarga Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Driyorejo Kabupaten Gresik","authors":"D. Ernawati, Nuh Huda, Amelia Kristina Merry Pitaloka","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.85","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.85","url":null,"abstract":"ABSTRACTThe family function as a support system for members suffering from Diabetes Melitus demands greater economic, social, and psychological sacrifice from the family. The inability of the family to carry out five family health tasks for people with DM can be caused by several factors, including family knowledge and family social economy. This is can be related to family health duties. The aim of this study is determine the relationship of individual factors to family health tasks that have been carried out on families of people with Diabetes Mellitus at Primary Health Center of Driyorejo Gresik . The design of this study used observational analytic methods. The sampling was done by cluster sampling method and obtained a sample of 67 respondents. Independent variables is individual factors while the dependent variable is family health tasks. Research instruments for individual factors were age, sex, education, occupation, duration of suffering from diabetes mellitus and family’s health tasks measuring by questionnaire. Analysis data with Spearman Rank test.The results of this study indicate that there is a relationship between individual factors consisting of age and education with the health assignments of families with diabetes mellitus patients. Spearman rank test results obtained p-value of 0.003 0.05 at age, and 0.013 0.05 in education.Health workers can improve health promotion to the community regarding ideal body weight monitoring, healthy living, routine blood sugar and family checkups to support diabetics to participate in health programs to prevent further complications of diabetes mellitus Keywords : Individual factors, family’s health tasks, Diabetes Mellitus","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123764979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-29DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.86
M. Kurniati, Yusuf Efendi
ABSTRAKSeiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak persoalan yang dialami lansia diantaranya tidak memperoleh akses kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak mendapat dukungan sosial dari keluarga atau teman. Pada akhirnya lansia mengalami masalah psikis maupun fisik. Salah satu bentuk dari masalah psikologis pada lansia adalah gangguan konsep diri. Pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan aging couple family.Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel sejumlah 30 keluarga yaitu single parent family dan aging couple family. Variabel independen yaitu single parent family dan aging couple family dan variabel dependen yaitu konsep diri lansia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan konsep diri lansia sebagian besar baik yaitu sejumlah 10 responden (33.3%) pada couple aging family sedangkan pada single parent family sejumlah 11 responden (36.7%). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai sig. 12Ï" = 0,201 berarti 12Ï" 0,05 sehingga 12 H1" ditolak sehingga tidak ada Perbedaan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan tipe aging couple family. Hendaknya perawat aktif dalam meningkatkan perhatian dan kepedulian untuk membantu lansia mencapai konsep diri yang positif sebagai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan profesional pada klien. Kata Kunci : Konsep Diri, Lansia, Single Parent Family, Aging Couple Family
{"title":"Perbedaan Konsep Diri Lansia Antara Tipe Single Parent Family Dan Aging Couple Family","authors":"M. Kurniati, Yusuf Efendi","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.86","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.86","url":null,"abstract":"ABSTRAKSeiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak persoalan yang dialami lansia diantaranya tidak memperoleh akses kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak mendapat dukungan sosial dari keluarga atau teman. Pada akhirnya lansia mengalami masalah psikis maupun fisik. Salah satu bentuk dari masalah psikologis pada lansia adalah gangguan konsep diri. Pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan aging couple family.Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel sejumlah 30 keluarga yaitu single parent family dan aging couple family. Variabel independen yaitu single parent family dan aging couple family dan variabel dependen yaitu konsep diri lansia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan konsep diri lansia sebagian besar baik yaitu sejumlah 10 responden (33.3%) pada couple aging family sedangkan pada single parent family sejumlah 11 responden (36.7%). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai sig. 12Ï\" = 0,201 berarti 12Ï\" 0,05 sehingga 12 H1\" ditolak sehingga tidak ada Perbedaan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan tipe aging couple family. Hendaknya perawat aktif dalam meningkatkan perhatian dan kepedulian untuk membantu lansia mencapai konsep diri yang positif sebagai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan profesional pada klien. Kata Kunci : Konsep Diri, Lansia, Single Parent Family, Aging Couple Family","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130115953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-29DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.87
F. Kurniawati
ABSTRAKProses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan.Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu dalam proses persalinan. Dukungan yang diberikan dapat dilakukan oleh suami, keluarga, teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer.Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 27 Responden menjawab mereka membutuhkan seorang pendamping selama masa kehamilan dan persalinan. Doula membuat persalinan normal naik 50 persen, memperpendek durasi persalinan 25 persen, mengurangi epidural 60 persen, mengurangi induksi persalinan 40 persen, mengurangi penggunaan alat forceps untuk mengeluarkan bayi 40 persen ( Mita, Doula Indonesia). Kata Kunci : Doula, Pendamping kehamilan dan persalinan
{"title":"Analisis Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kebutuhan Doula Dalam Proses Persalinan Di Bps Kabupaten Bojonegoro","authors":"F. Kurniawati","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.87","url":null,"abstract":"ABSTRAKProses yang fisiologis dan merupakan kejadian yang menakjubkan bagi seorang ibu dan keluarga. Penatalaksanaan yang terampil dan handal dari bidan serta dukungan yang terus-menerus dengan menghasilkan persalinan yang sehat dan memuaskan dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan.Persalinan merupakan masa yang cukup berat bagi ibu, dimana proses melahirkan layaknya sebuah pertaruhan hidup dan mati seorang ibu, terutama pada ibu primipara, dimana mereka belum memiliki pengalaman melahirkan.Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu dalam proses persalinan. Dukungan yang diberikan dapat dilakukan oleh suami, keluarga, teman dekat, atau tenaga profesional kesehatan. Salah satu prinsip asuhan sayang ibu yaitu mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Berdasarkan pendekatannya termasuk penelitian analitik. Berdasarkan tempat penelitian termsuk jenis rancangan penelitian lapangan. Berdasarkan sumber data termasuk rancangan penelitian primer.Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden 27 Responden menjawab mereka membutuhkan seorang pendamping selama masa kehamilan dan persalinan. Doula membuat persalinan normal naik 50 persen, memperpendek durasi persalinan 25 persen, mengurangi epidural 60 persen, mengurangi induksi persalinan 40 persen, mengurangi penggunaan alat forceps untuk mengeluarkan bayi 40 persen ( Mita, Doula Indonesia). Kata Kunci : Doula, Pendamping kehamilan dan persalinan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115925524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-29DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.83
Ikha Ardianti
ABSTRAKRemaja lebih suka menyimpan dan memilih solusinya sendiri. Menurut Nurjannah (2014) hal ini dikarenakan orangtua yang dari awal sudah sangat tertutup dan tidak pernah memberikan seks edukasi kepada anaknya sejak kecil, karena orangtua merasa bahwa berbicara tentang seks kepada anak adalah hal yang tabu. Pendidikan seks usia dini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentengi anak dari perilaku seks pranikah. Dari sudut pandang kesehatan reproduksi, menghindari seks pranikah adalah cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual, dan kehamilan pada remaja yang tidak diinginkan (Sarwono, 2011). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik dengan pendekatan waktu dengan metode cross sectional. Penelitian ini menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut diusahaakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2012).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian besar responden mendapat seks edukasi yang baik yaitu sebanyak 52%, responden yang mendapat seks edukasi cukup sebanyak 36%, dan sisanya sebanyak 12% respondeng dengan seks edukasi yang kurang. Responden yang mendapatkan pendidikan dengan kategori baik dapat disebabkan karena responden banyak mendapatkan seks edukasi baik dari orangtua, guru, dan media baik media cetak maupun media elektronik. Responden yang mendapatkan seks edukasi dengan kategori baik diharapkan lebih mampu menjaga dirinya dari perilaku seks menyimpang. Kata Kunci : Remaja, Seks edukasi, Perilaku Seksual
{"title":"Hubungan Seks Edukasi Dengan Perilaku Seksual Pada Remaja","authors":"Ikha Ardianti","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.83","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.83","url":null,"abstract":"ABSTRAKRemaja lebih suka menyimpan dan memilih solusinya sendiri. Menurut Nurjannah (2014) hal ini dikarenakan orangtua yang dari awal sudah sangat tertutup dan tidak pernah memberikan seks edukasi kepada anaknya sejak kecil, karena orangtua merasa bahwa berbicara tentang seks kepada anak adalah hal yang tabu. Pendidikan seks usia dini merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membentengi anak dari perilaku seks pranikah. Dari sudut pandang kesehatan reproduksi, menghindari seks pranikah adalah cara terbaik untuk mencegah penularan penyakit infeksi menular seksual, dan kehamilan pada remaja yang tidak diinginkan (Sarwono, 2011). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey analitik dengan pendekatan waktu dengan metode cross sectional. Penelitian ini menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek. Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut diusahaakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diidentifikasi variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2012).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lebih dari sebagian besar responden mendapat seks edukasi yang baik yaitu sebanyak 52%, responden yang mendapat seks edukasi cukup sebanyak 36%, dan sisanya sebanyak 12% respondeng dengan seks edukasi yang kurang. Responden yang mendapatkan pendidikan dengan kategori baik dapat disebabkan karena responden banyak mendapatkan seks edukasi baik dari orangtua, guru, dan media baik media cetak maupun media elektronik. Responden yang mendapatkan seks edukasi dengan kategori baik diharapkan lebih mampu menjaga dirinya dari perilaku seks menyimpang. Kata Kunci : Remaja, Seks edukasi, Perilaku Seksual","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134580475","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-28DOI: 10.37413/jmakia.v10i1.20
Mei Fitria Kurniati, Yusuf Efendi
ABSTRAK Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak persoalan yang dialami lansia diantaranya tidak memperoleh akses kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak mendapat dukungan sosial dari keluarga atau teman. Pada akhirnya lansia mengalami masalah psikis maupun fisik. Salah satu bentuk dari masalah psikologis pada lansia adalah gangguan konsep diri. Pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan aging couple family. Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel sejumlah 30 keluarga yaitu single parent family dan aging couple family. Variabel independen yaitu single parent family dan aging couple family dan variabel dependen yaitu konsep diri lansia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. Hasil penelitian menunjukan konsep diri lansia sebagian besar baik yaitu sejumlah 10 responden (33.3%) pada couple aging family sedangkan pada single parent family sejumlah 11 responden (36.7%). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai sig. = 0,201 berarti > 0,05 sehingga ditolak sehingga tidak ada Perbedaan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan tipe aging couple family. Hendaknya perawat aktif dalam meningkatkan perhatian dan kepedulian untuk membantu lansia mencapai konsep diri yang positif sebagai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan profesional pada klien. Kata Kunci : Konsep Diri, Lansia, Single Parent Family, Aging Couple Family
{"title":"Perbedaan Konsep Diri Lansia Antara Tipe Single Parent Family Dan Aging Couple Family","authors":"Mei Fitria Kurniati, Yusuf Efendi","doi":"10.37413/jmakia.v10i1.20","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v10i1.20","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak persoalan yang dialami lansia diantaranya tidak memperoleh akses kesehatan, tidak memiliki jaminan hari tua, tidak mendapat dukungan sosial dari keluarga atau teman. Pada akhirnya lansia mengalami masalah psikis maupun fisik. Salah satu bentuk dari masalah psikologis pada lansia adalah gangguan konsep diri. Pembentukan konsep diri seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keluarga. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbandingan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan aging couple family. \u0000Desain penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Metode sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Sampel sejumlah 30 keluarga yaitu single parent family dan aging couple family. Variabel independen yaitu single parent family dan aging couple family dan variabel dependen yaitu konsep diri lansia. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Mann-Whitney dengan tingkat kemaknaan 0,05. \u0000Hasil penelitian menunjukan konsep diri lansia sebagian besar baik yaitu sejumlah 10 responden (33.3%) pada couple aging family sedangkan pada single parent family sejumlah 11 responden (36.7%). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan nilai sig. = 0,201 berarti > 0,05 sehingga ditolak sehingga tidak ada Perbedaan konsep diri lansia antara tipe single parent family dan tipe aging couple family. Hendaknya perawat aktif dalam meningkatkan perhatian dan kepedulian untuk membantu lansia mencapai konsep diri yang positif sebagai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan profesional pada klien. \u0000 Kata Kunci : Konsep Diri, Lansia, Single Parent Family, Aging Couple Family","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121226419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}