ABSTRAK Dunia saat ini sedang dilanda pandemi penyakit baru yaitu Corona Virus Disease 2019 yang lebih dikenal dengan istilah COVID-19. Penyakit baru ini pada tahap ringan menyebabkan flu namun pada kasus yang lebih berat akan menjadi penyakit yang parah yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-COV). Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang beresiko tinggi tertular. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik diri ibu (usia, pendidikan dan pekerjaan) terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan penularan COVID-19. Penelitian ini menggunakkan jenis analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 46 ibu hamil di desa Leran kecamatan Manyar kabupaten Gresik. Beradasarkan hasil uji parsial regresi logistik berganda didapatkan hasil usia memiliki pengaruh terhadap pemahaman ibu sebesar 0,013, pendidikan sebesar 0,000 dan pekerjaan 0,032 Sementara hasi uji simultan regresi logistik berganda didapatkan bahwa usia, pendidikan dan pekerjaan secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu adalah sesuatu yang perlu untuk diperhatikan karena usia yang matang, pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang mapan tidak menjamin seseorang untuk beperilaku sehat dengan selalu menjaga kebersihan dan pola makan agar kehamilan aman dan sehat. Kata Kunci : Karakteristik diri, pengetahuan, ibu hamil, pencegahan, COVID-19
{"title":"Pengaruh Karakteristik Diri Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pencegahan Penularan Corona Virus Disease 2019","authors":"Endah Mulyani, Sulastri, Zahrotul Hidayati, Khaulah Mujahidah","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.122","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.122","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Dunia saat ini sedang dilanda pandemi penyakit baru yaitu Corona Virus Disease 2019 yang lebih dikenal dengan istilah COVID-19. Penyakit baru ini pada tahap ringan menyebabkan flu namun pada kasus yang lebih berat akan menjadi penyakit yang parah yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-COV). Ibu hamil adalah salah satu kelompok yang beresiko tinggi tertular. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh karakteristik diri ibu (usia, pendidikan dan pekerjaan) terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang pencegahan penularan COVID-19. \u0000Penelitian ini menggunakkan jenis analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 46 ibu hamil di desa Leran kecamatan Manyar kabupaten Gresik. Beradasarkan hasil uji parsial regresi logistik berganda didapatkan hasil usia memiliki pengaruh terhadap pemahaman ibu sebesar 0,013, pendidikan sebesar 0,000 dan pekerjaan 0,032 Sementara hasi uji simultan regresi logistik berganda didapatkan bahwa usia, pendidikan dan pekerjaan secara bersama – sama tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu adalah sesuatu yang perlu untuk diperhatikan karena usia yang matang, pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang mapan tidak menjamin seseorang untuk beperilaku sehat dengan selalu menjaga kebersihan dan pola makan agar kehamilan aman dan sehat. \u0000Kata Kunci : Karakteristik diri, pengetahuan, ibu hamil, pencegahan, COVID-19","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116697823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.127
A. H.S, B. Khayudin
ABSTRAK Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakt Indonesia. Semakin lama durasi pada penderita DM, maka semakin besar kemungkinan munculnya penyakit-penyakit komplikasi. Penyakit stroke, jantung coroner, luka DM dan gagal ginjal merupakan contoh penyakit yang dapat timbul akibat DM Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan sikap pasien DM terkait pencegahan komplikasi dengan metode yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang mengikuti prolanis di puskesmas Wisma indah, dan puskesmas Bojonegoro sebanyak 32 responden. Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pendidikan kesehatan terkait pencegahan komplikasi dan follow-up melalui telepon. Berdasarkan hasil uji paired T-test didapati hasil p-value 0,000. Dengan demikian disimpulkan hasil terdapat peningkatan sikap responden setelah dilakukan intervensi yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal nasional. Selain itu, luaran lain yang diharapkan adalah buku saku terkait pencegahan komplikasi DM Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Komplikasi Diabetes Mellitus, Diskusi Grup, Brief telephone Counseling, Sikap
{"title":"Pengaruh Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling Terhadap Peningkatan Sikap Pasien Diabetes Mellitus (DM) Terkait Pencegahan Komplikasi di PROLANIS Puskesmas Bojonegoro dan Puskesmas Wisma Indah","authors":"A. H.S, B. Khayudin","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.127","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Diabetes Melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakt Indonesia. Semakin lama durasi pada penderita DM, maka semakin besar kemungkinan munculnya penyakit-penyakit komplikasi. Penyakit stroke, jantung coroner, luka DM dan gagal ginjal merupakan contoh penyakit yang dapat timbul akibat DM \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan sikap pasien DM terkait pencegahan komplikasi dengan metode yang efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan pendekatan pra-eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM yang mengikuti prolanis di puskesmas Wisma indah, dan puskesmas Bojonegoro sebanyak 32 responden. Diskusi grup dan Brief Telephone Counseling dilakukan dengan 2 tahapan yaitu pendidikan kesehatan terkait pencegahan komplikasi dan follow-up melalui telepon. Berdasarkan hasil uji paired T-test didapati hasil p-value 0,000. Dengan demikian disimpulkan hasil terdapat peningkatan sikap responden setelah dilakukan intervensi yang dilakukan oleh peneliti. \u0000Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan artikel ilmiah yang terbit dalam jurnal nasional. Selain itu, luaran lain yang diharapkan adalah buku saku terkait pencegahan komplikasi DM \u0000Kata Kunci : Diabetes Mellitus, Komplikasi Diabetes Mellitus, Diskusi Grup, Brief telephone Counseling, Sikap","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121965354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.124
Ahmad Ikhlasul Amal, Mohammad Arifin Noor
ABSTRAK Latar Belakang: Pada orang yang memeiliki penyakit kronis yang salah satunya adalah HIV, kemaknaan tentang kebutuhan spiritual tersebut juga dapat berdampak terhadap kelanjutan menjalankan terapi atau pengobatan yang lama. Perawat memiliki andil dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis tersebut. Lamanya pasien HIV yang mendapatkan Kebutuhan spiritual menjadi salah satu bagian yang penting untuk dipenuhi selama menjadi ODHA guna mendapatkan solusi dari masalah hidup. Studi ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS. Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 51 sampel. Analisis data menggunakan Uji Spearman. Hasil: Dominasi responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki (58,8%), pendidikan terakhir SMA (49,0%) dan Agama Islam (96,1%). Analisis bivariate variabel lama terdiagnosis dengan kebutuhan spiritual ditemukan p-value sebesar 0,025 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS, dengan tingkat keeratan lemah. Hal ini dapat berarti bahwa semakin lama menderita maka kebutuhan spiritual juga semakin meningkat. Kata Kunci : HIV-AIDS, Lama Menderita, Kebutuhan Spiritual
{"title":"Hubungan Lama Menderita Dengan Kebutuhan Spiritual Pasien HIV-AIDS","authors":"Ahmad Ikhlasul Amal, Mohammad Arifin Noor","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.124","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Pada orang yang memeiliki penyakit kronis yang salah satunya adalah HIV, kemaknaan tentang kebutuhan spiritual tersebut juga dapat berdampak terhadap kelanjutan menjalankan terapi atau pengobatan yang lama. Perawat memiliki andil dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis tersebut. Lamanya pasien HIV yang mendapatkan Kebutuhan spiritual menjadi salah satu bagian yang penting untuk dipenuhi selama menjadi ODHA guna mendapatkan solusi dari masalah hidup. Studi ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS. \u0000Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 51 sampel. Analisis data menggunakan Uji Spearman. \u0000Hasil: Dominasi responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki (58,8%), pendidikan terakhir SMA (49,0%) dan Agama Islam (96,1%). Analisis bivariate variabel lama terdiagnosis dengan kebutuhan spiritual ditemukan p-value sebesar 0,025 (p<0,05). \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS, dengan tingkat keeratan lemah. Hal ini dapat berarti bahwa semakin lama menderita maka kebutuhan spiritual juga semakin meningkat. \u0000Kata Kunci : HIV-AIDS, Lama Menderita, Kebutuhan Spiritual","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"02 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129894564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.147
Feri Ekaprasetia, Eky Madyaningtyas
ABSTRAK High Quality Cardiopulmonary Resuscitation sangat dibutuhkan dalam menambah angka harapan hidup pasien dengan henti jantung. Pemantapan materi High Quality Cardiopulmonary Resuscitation di kuliah menjadi dasar pengetahuan dan ketermapilan mahasiswa ketika sudah bekerja di tatanan klinik untuk melakukan High Quality CPR . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation pada alumni keperawatan STIKES. Dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik Sampel penelitian ini melibatkan 48 responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Teknik pengambilan data dengan menggunakan google form. Hasilnya adalah 100% responden pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan, 77,1% responden bekerja di klinik/rumah sakit, 81,3% responden pernah melakukan CPR pada pasien dan pengetahuan responden tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation masih di bawah nilai 100, yaitu rata-rata pengetahuan dengan nilai 75,83. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation perlu ditingkatkan dengan pemantapan materi pada saat tahap kuliah di program sarjana keperawatan. Kata Kunci : High Quality Cardiopulmonary Resuscitation, Henti Jantung, Alumni Keperawatan
{"title":"High Quality CPR Pada Alumni Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember","authors":"Feri Ekaprasetia, Eky Madyaningtyas","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.147","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.147","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000High Quality Cardiopulmonary Resuscitation sangat dibutuhkan dalam menambah angka harapan hidup pasien dengan henti jantung. Pemantapan materi High Quality Cardiopulmonary Resuscitation di kuliah menjadi dasar pengetahuan dan ketermapilan mahasiswa ketika sudah bekerja di tatanan klinik untuk melakukan High Quality CPR . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation pada alumni keperawatan STIKES. Dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik Sampel penelitian ini melibatkan 48 responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Teknik pengambilan data dengan menggunakan google form. Hasilnya adalah 100% responden pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan, 77,1% responden bekerja di klinik/rumah sakit, 81,3% responden pernah melakukan CPR pada pasien dan pengetahuan responden tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation masih di bawah nilai 100, yaitu rata-rata pengetahuan dengan nilai 75,83. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation perlu ditingkatkan dengan pemantapan materi pada saat tahap kuliah di program sarjana keperawatan. \u0000Kata Kunci : High Quality Cardiopulmonary Resuscitation, Henti Jantung, Alumni Keperawatan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"143 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114761513","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.145
Inu Martina
ABSTRAK Prevalensi stunting yang masih tinggi di Indonesia pada masa golden period atau window of opportunity akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang baik fisik maupun psikologis sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun disebabkan salah satunya karena faktor pemberian ASI eksklusif. Capaian pemberian ASI Eksklusif di Indonesis saat ini masih membutuhkan perhatian banyak pihak agar dapat mencapai target. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor penghambat ketidakefektifan peran konselor ASI dalam meningkatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kabupaten Malang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah motivasi, dan beban kerja. Faktor eksternal yaitu infrastruktur dan kebijakan program. Penelitian dilakukan pada tanggal 20-25 April 2016 di empat puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. Informan utama pada penelitian ini berjumlah 10 orang konselor menyusui yang bekerja sebagai bidan / ahli gizi. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) telepon, short message service, dan bertemu langsung di tempat konselor ASI bertugas dan data sekunder melalui telah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis faktor yang menghambat keefektifan peran konselor ASI dalam melakukan konseling terkait ASI Eksklusif dari faktor internal yaitu kurangnya motivasi diri untuk menjadi konselor, beban kerja konselor yang tidak fokus pada satu kegiatan (konseling ASI) juga menghambat proses konseling dapat berjalan dengan baik. Sedangkan faktor eksternal adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi yakni tempat khusus untuk konseling yang memadai, keterbatasan waktu konseling di puskesmas berdampak pada terhambatnya proses konseling serta tidak adanya evaluasi dari pihak. Kata Kunci : Faktor Penghambat, Peran, Konselor Menyusui
{"title":"Analisis Faktor Penghambat Keefektifan Peran Konselor Asi Dalam Melakukan Konseling ASI Di Kabupaten Malang","authors":"Inu Martina","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.145","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.145","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Prevalensi stunting yang masih tinggi di Indonesia pada masa golden period atau window of opportunity akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang baik fisik maupun psikologis sejak anak masih dalam kandungan hingga berusia dua tahun disebabkan salah satunya karena faktor pemberian ASI eksklusif. Capaian pemberian ASI Eksklusif di Indonesis saat ini masih membutuhkan perhatian banyak pihak agar dapat mencapai target. \u0000Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor penghambat ketidakefektifan peran konselor ASI dalam meningkatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif di Kabupaten Malang berdasarkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah motivasi, dan beban kerja. Faktor eksternal yaitu infrastruktur dan kebijakan program. Penelitian dilakukan pada tanggal 20-25 April 2016 di empat puskesmas yang ada di Kabupaten Malang. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi. \u0000Informan utama pada penelitian ini berjumlah 10 orang konselor menyusui yang bekerja sebagai bidan / ahli gizi. Penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth interview) telepon, short message service, dan bertemu langsung di tempat konselor ASI bertugas dan data sekunder melalui telah dokumen. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis faktor yang menghambat keefektifan peran konselor ASI dalam melakukan konseling terkait ASI Eksklusif dari faktor internal yaitu kurangnya motivasi diri untuk menjadi konselor, beban kerja konselor yang tidak fokus pada satu kegiatan (konseling ASI) juga menghambat proses konseling dapat berjalan dengan baik. Sedangkan faktor eksternal adalah tidak tersedianya sarana dan prasarana yang mencukupi yakni tempat khusus untuk konseling yang memadai, keterbatasan waktu konseling di puskesmas berdampak pada terhambatnya proses konseling serta tidak adanya evaluasi dari pihak. \u0000Kata Kunci : Faktor Penghambat, Peran, Konselor Menyusui","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"91 S79","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120854669","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.148
Ahmad Ikhlasul Amal, Mohammad Arifin Noor
ABSTRAK Latar Belakang: Pada orang yang memeiliki penyakit kronis yang salah satunya adalah HIV, kemaknaan tentang kebutuhan spiritual tersebut juga dapat berdampak terhadap kelanjutan menjalankan terapi atau pengobatan yang lama. Perawat memiliki andil dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis tersebut. Lamanya pasien HIV yang mendapatkan Kebutuhan spiritual menjadi salah satu bagian yang penting untuk dipenuhi selama menjadi ODHA guna mendapatkan solusi dari masalah hidup. Studi ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS. Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 51 sampel. Analisis data menggunakan Uji Spearman. Hasil: Dominasi responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki (58,8%), pendidikan terakhir SMA (49,0%) dan Agama Islam (96,1%). Analisis bivariate variabel lama terdiagnosis dengan kebutuhan spiritual ditemukan p-value sebesar 0,025 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS, dengan tingkat keeratan lemah. Hal ini dapat berarti bahwa semakin lama menderita maka kebutuhan spiritual juga semakin meningkat. Kata Kunci : HIV-AIDS, Lama Menderita, Kebutuhan Spiritual
{"title":"Hubungan Lama Menderita Dengan Kebutuhan Spiritual Pasien HIV-AIDS","authors":"Ahmad Ikhlasul Amal, Mohammad Arifin Noor","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.148","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.148","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Pada orang yang memeiliki penyakit kronis yang salah satunya adalah HIV, kemaknaan tentang kebutuhan spiritual tersebut juga dapat berdampak terhadap kelanjutan menjalankan terapi atau pengobatan yang lama. Perawat memiliki andil dalam memenuhi kebutuhan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis tersebut. Lamanya pasien HIV yang mendapatkan Kebutuhan spiritual menjadi salah satu bagian yang penting untuk dipenuhi selama menjadi ODHA guna mendapatkan solusi dari masalah hidup. Studi ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi korelasi antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS. \u0000Metode: Desain penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan melibatkan 51 sampel. Analisis data menggunakan Uji Spearman. \u0000Hasil: Dominasi responden menurut jenis kelamin adalah laki-laki (58,8%), pendidikan terakhir SMA (49,0%) dan Agama Islam (96,1%). Analisis bivariate variabel lama terdiagnosis dengan kebutuhan spiritual ditemukan p-value sebesar 0,025 (p<0,05). \u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kebutuhan spiritual pasien HIV-AIDS, dengan tingkat keeratan lemah. Hal ini dapat berarti bahwa semakin lama menderita maka kebutuhan spiritual juga semakin meningkat. \u0000Kata Kunci : HIV-AIDS, Lama Menderita, Kebutuhan Spiritual","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124048401","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.123
Feri Ekaprasetia, Eky Madyaningtyas
ABSTRAK High Quality Cardiopulmonary Resuscitation sangat dibutuhkan dalam menambah angka harapan hidup pasien dengan henti jantung. Pemantapan materi High Quality Cardiopulmonary Resuscitation di kuliah menjadi dasar pengetahuan dan ketermapilan mahasiswa ketika sudah bekerja di tatanan klinik untuk melakukan High Quality CPR . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation pada alumni keperawatan STIKES. Dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik Sampel penelitian ini melibatkan 48 responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Teknik pengambilan data dengan menggunakan google form. Hasilnya adalah 100% responden pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan, 77,1% responden bekerja di klinik/rumah sakit, 81,3% responden pernah melakukan CPR pada pasien dan pengetahuan responden tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation masih di bawah nilai 100, yaitu rata-rata pengetahuan dengan nilai 75,83. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation perlu ditingkatkan dengan pemantapan materi pada saat tahap kuliah di program sarjana keperawatan. Kata Kunci : High Quality Cardiopulmonary Resuscitation, Henti Jantung, Alumni Keperawatan
{"title":"High Quality CPR Pada Alumni Keperawatan STIKES dr. Soebandi Jember","authors":"Feri Ekaprasetia, Eky Madyaningtyas","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.123","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000High Quality Cardiopulmonary Resuscitation sangat dibutuhkan dalam menambah angka harapan hidup pasien dengan henti jantung. Pemantapan materi High Quality Cardiopulmonary Resuscitation di kuliah menjadi dasar pengetahuan dan ketermapilan mahasiswa ketika sudah bekerja di tatanan klinik untuk melakukan High Quality CPR . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation pada alumni keperawatan STIKES. Dr. Soebandi Jember. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik Sampel penelitian ini melibatkan 48 responden. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Teknik pengambilan data dengan menggunakan google form. Hasilnya adalah 100% responden pernah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan, 77,1% responden bekerja di klinik/rumah sakit, 81,3% responden pernah melakukan CPR pada pasien dan pengetahuan responden tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation masih di bawah nilai 100, yaitu rata-rata pengetahuan dengan nilai 75,83. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tentang High Quality Cardiopulmonary Resuscitation perlu ditingkatkan dengan pemantapan materi pada saat tahap kuliah di program sarjana keperawatan. \u0000Kata Kunci : High Quality Cardiopulmonary Resuscitation, Henti Jantung, Alumni Keperawatan","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115742816","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.152
Maria Putri Sari Utami, Etik Pratiwi, Admila Rosada
ABSTRAK Latar Belakang: Anak merupakan investasi masa depan dimana banyak ditemukan hambatan dalam proses tumbuh kembangnya, salah satunya adalah anak tunagrahita. Anak penyandang tunagrahita memiliki hambatan sosial terhadap lingkungan sekitarnya Anak muda membutuhkan informasi yang akurat mengenai kebutuhan seksualitasnya begitupula anak dengan keterbatasan (tunagrahita). Guru yang pernah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi masih sangat sedikit (2,8%), menurut informasi guru materi kesehatan reproduksi hanya diberikan pada pelajaran lain. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik guru retardasi mental, khususnya usia dan lama kerja guru terhadap pandangan guru tentang “program kesiapan seksualitas” . Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode total sampling yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020. Subjek penelitian adalah 40 guru di Bantul DIY. Hasil: Mayoritas responden berusia 26-45 tahun. Pada karakteristik Lama mengajar meenunjukkan 40% guru menyatakan mengajar kurang dari 10 tahun. Hasil analisis menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa hubungan antara usia guru terhadap pandangan tentang program kesiapan kesehatan reproduksi adalah p = 0,166, dan lama kerja guru adalah p = 0,539. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara usia dan lama bekerja terhadap pandangan guru SLB “program kesiapan seksualitas” . Kata Kunci : Usia Guru, Lama Bekerja Guru, Pandangan Guru, Anak Tuna Grahita
{"title":"Analisa Karakteristik Guru Anak Tunagrahita Terhadap Pandangan “Sexuality Readiness Programm”","authors":"Maria Putri Sari Utami, Etik Pratiwi, Admila Rosada","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.152","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.152","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Anak merupakan investasi masa depan dimana banyak ditemukan hambatan dalam proses tumbuh kembangnya, salah satunya adalah anak tunagrahita. Anak penyandang tunagrahita memiliki hambatan sosial terhadap lingkungan sekitarnya Anak muda membutuhkan informasi yang akurat mengenai kebutuhan seksualitasnya begitupula anak dengan keterbatasan (tunagrahita). Guru yang pernah mengikuti pelatihan kesehatan reproduksi masih sangat sedikit (2,8%), menurut informasi guru materi kesehatan reproduksi hanya diberikan pada pelajaran lain. \u0000Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara karakteristik guru retardasi mental, khususnya usia dan lama kerja guru terhadap pandangan guru tentang “program kesiapan seksualitas” . \u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode total sampling yang dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2020. Subjek penelitian adalah 40 guru di Bantul DIY. \u0000Hasil: Mayoritas responden berusia 26-45 tahun. Pada karakteristik Lama mengajar meenunjukkan 40% guru menyatakan mengajar kurang dari 10 tahun. Hasil analisis menggunakan uji korelasi pearson menunjukkan bahwa hubungan antara usia guru terhadap pandangan tentang program kesiapan kesehatan reproduksi adalah p = 0,166, dan lama kerja guru adalah p = 0,539. \u0000Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara usia dan lama bekerja terhadap pandangan guru SLB “program kesiapan seksualitas” . \u0000Kata Kunci : Usia Guru, Lama Bekerja Guru, Pandangan Guru, Anak Tuna Grahita","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117051097","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.119
Nanta Sigit, K. IdaAyuP
ABSTRAK Kota Malang adalah salah satu kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun 2015, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 1629 kasus dengan jumlah kematian 13 orang. Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit, begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan. Beberapa faktor yang terkait dalam penularan demam berdarah antara lain kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan dan sikap hidup. Sedangkan faktor yang dapat memicu terjadinya demam berdarah adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya perubahan suhu, kelembaban udara, dan curah hujan yang mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur dan virus dengue berkembang biak dengan cepat. Parasit dan pembawa penyakit (nyamuk) sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan angin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang sesuai untuk peramalan demam berdarah dikota malang berdasarkan Transfer Function dan ANN. Data yang digunakan adalah Data demam berdarah tahun 2014 sampai 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RMSE, MAPE, dan SMAPE yang terkecil dari kedua model tersebut adalah model Artificial Neural Network. Kata Kunci : Artificial Neural Network (ANN), Transfer Function, dan Demam Berdarah
{"title":"Perbandingan Model Transfer Function Dan Model Neural Network Untuk Prediksi Banyak Kasus Demam Berdarah Di Kota Malang","authors":"Nanta Sigit, K. IdaAyuP","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.119","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.119","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kota Malang adalah salah satu kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun 2015, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 1629 kasus dengan jumlah kematian 13 orang. Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit, begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan. Beberapa faktor yang terkait dalam penularan demam berdarah antara lain kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan dan sikap hidup. Sedangkan faktor yang dapat memicu terjadinya demam berdarah adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya perubahan suhu, kelembaban udara, dan curah hujan yang mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur dan virus dengue berkembang biak dengan cepat. Parasit dan pembawa penyakit (nyamuk) sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan angin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang sesuai untuk peramalan demam berdarah dikota malang berdasarkan Transfer Function dan ANN. Data yang digunakan adalah Data demam berdarah tahun 2014 sampai 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RMSE, MAPE, dan SMAPE yang terkecil dari kedua model tersebut adalah model Artificial Neural Network. Kata Kunci : Artificial Neural Network (ANN), Transfer Function, dan Demam Berdarah","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"56 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114021674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.153
Ellia Ariesti, Felisitas A. Sri S, Elizabeth Y. Y. Vinsur, Kristianto D. N
ABSTRAK Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia
{"title":"Analisis Faktor Perilaku Lansia Dengan Penyakit Kronis Berdasarkan Health Belief Model Di Puskesmas","authors":"Ellia Ariesti, Felisitas A. Sri S, Elizabeth Y. Y. Vinsur, Kristianto D. N","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.153","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Proses menua sering dikaitkan dengan insiden penyakit kronik seiring dengan penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial serta berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh luar dari ketahanan tubuhnya. Banyak permasalahan timbul dari kondisi kronis di lansia karena meningkatnya jumlah lansia. Pengontrolan maupun pencegahan menuju kondisi lebih parah dapat dilakukan melalui gaya hidup sehat. Salah satu model yang dikembangkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat adalah model kepercayaan kesehatan atau Health Belief Model. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku lansia dengan penyakit kronis dalam mengatasi penyakitnya berdasarkan Health Belief Model di Puskesmas. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Bareng Kota Malang. Jumlah sampel sebanyak 76 responden. Hasil analisis menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa variabel perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers yang berhubungan dengan perilaku lansia (p<0.05). Hasil model akhir analisis multivariat, variabel perceived barriers merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku lansia yang menderita penyakit kronis. Dukungan individu lain terhadap lansia mulai dari mereka yang tinggal bersama maupun oleh aparat penduduk setempat untuk meminimalkan atau menghilangkan rintangan mesti dilakukan agar kualitas hidup lansia dengan penyakit kronis dapat optimal. \u0000Kata Kunci : Health Belief Model, Penyakit Kronis, Perilaku Lansia","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129445590","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}