Pub Date : 2022-02-18DOI: 10.37413/jmakia.v12i1.197
Eva Martini, Obar
Pada awal tahun 2020, Covid 19 mulai masuk ke Indonesia dan wabah tersebut berasal dari Wuhan yang secara cepat menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Covid 19 menyerang berbagai lapisan usia, tidak hanya lansia, dewasa bahkan anak-anak pun bisa terserang Covid 19. Imunitas pada anak yang belum terbentuk sempurna menyebabkan anak-anak rentang terkena penyakit, salah satunya Covid 19. Indonesia menjadi negara tertinggi kedua kasus kematian Covid 19 di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah 102.375 jiwa (Wahyuni & Sahara, 2021). Ketika anak yang mengalami Covid 19 akan menjadi masalah ketika melaksanakan isolasi mandiri dirumah. Anak akan sering sekali meminta ibu untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan ibu harus tetap bisa menjaga imunitas tubuhnya agar tidak terpapar Covid 19. Keluarga harus dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal dan baik maka keluarga tersebut dapat melakukan pencegahan untuk anggota keluarga lainnya. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi dukungan keluarga terhadap anak dengan infeksi Covid 19 pada saat isolasi mandiri dirumah. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 6 partisipan. Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu Respon Keluarga setelah Mengetahui Anak Positif Covid 19, Upaya yang Dilakukan Keluarga dengan Anak Positif Covid 19, Strategi Koping Keluarga, Dukungan Lingkungan Sekitar. Kesimpulan bahwa keluarga tetap memberikan kebutuhan asah, asih, asuh anak selama isolasi mandiri dengan menggunakan protokol kesehatan selama isolasi mandiri dirumah agar tidak menularkan terhadap anggota keluarga yang lain. Saran untuk lebih memaksimalkan peran serta keluarga dalam upaya penanganan Covid 19 terhadap anak. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Anak dengan Covid 19, Isolasi Mandiri
{"title":"Dukungan Keluarga Terhadap Anak Dengan Infeksi Covid-19 Pada Saat Isolasi Mandiri Di Rumah","authors":"Eva Martini, Obar","doi":"10.37413/jmakia.v12i1.197","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v12i1.197","url":null,"abstract":"Pada awal tahun 2020, Covid 19 mulai masuk ke Indonesia dan wabah tersebut berasal dari Wuhan yang secara cepat menyebar keseluruh dunia termasuk Indonesia. Covid 19 menyerang berbagai lapisan usia, tidak hanya lansia, dewasa bahkan anak-anak pun bisa terserang Covid 19. Imunitas pada anak yang belum terbentuk sempurna menyebabkan anak-anak rentang terkena penyakit, salah satunya Covid 19. Indonesia menjadi negara tertinggi kedua kasus kematian Covid 19 di wilayah Asia Tenggara dengan jumlah 102.375 jiwa (Wahyuni & Sahara, 2021). Ketika anak yang mengalami Covid 19 akan menjadi masalah ketika melaksanakan isolasi mandiri dirumah. Anak akan sering sekali meminta ibu untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan ibu harus tetap bisa menjaga imunitas tubuhnya agar tidak terpapar Covid 19. Keluarga harus dapat menjalankan peran dan fungsinya secara optimal dan baik maka keluarga tersebut dapat melakukan pencegahan untuk anggota keluarga lainnya. Tujuan penelitian untuk mengeksplorasi dukungan keluarga terhadap anak dengan infeksi Covid 19 pada saat isolasi mandiri dirumah. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 6 partisipan. Hasil penelitian didapatkan 4 tema yaitu Respon Keluarga setelah Mengetahui Anak Positif Covid 19, Upaya yang Dilakukan Keluarga dengan Anak Positif Covid 19, Strategi Koping Keluarga, Dukungan Lingkungan Sekitar. Kesimpulan bahwa keluarga tetap memberikan kebutuhan asah, asih, asuh anak selama isolasi mandiri dengan menggunakan protokol kesehatan selama isolasi mandiri dirumah agar tidak menularkan terhadap anggota keluarga yang lain. Saran untuk lebih memaksimalkan peran serta keluarga dalam upaya penanganan Covid 19 terhadap anak. \u0000Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Anak dengan Covid 19, Isolasi Mandiri","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130279545","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-18DOI: 10.37413/jmakia.v12i1.186
Sekarini Sekarini
Stunting merupakan masalah gizi yang serius yang dapat menghambat perkembangan anak pada masa-masa berikutnya, meningkatkan resiko kesakitan dan kematian pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara umur dan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada balita di wilayah puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh dengan besar sampel sebanyak 438 balita menggunakan laporan hasil timbang bulan Agustus 2020. Variable independent dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan kategori umur balita, variable dependent adalah kejadian stunting. Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berada pada kategori usia toddler, lebih dari setengah responden berjenis kelamin laki-laki.dan responden yang pendek dan sangat pendek sejumlah 16.2%. Hasil cross tabulasi antara umur dengan kejadian stunting menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur balita dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar .000, namun sebaliknya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting yang dapat dilihat dari nilai p (.656) >0.005. Semakin muda usia, angka kejadian stunting semakin tinggi dan semakin bertambah usia maka kejadian stuntingnya semakin rendah. Pendampingan yang intensif oleh tenaga kesehatan sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat ibu menyusui dan ibu dengan anak dibawah usia tiga tahun mengenai ASI eksklusif, asupan nutrisi anak, asupan nutrisi ibu menyusui dan posyandu rutin sebagai upaya mencegah stunting secara dini pada anak-anak dengan usia yang lebih muda.
{"title":"Kejadian Stunting Pada Balita Ditinjau Dari Karakteristik Umur Dan Jenis Kelamin","authors":"Sekarini Sekarini","doi":"10.37413/jmakia.v12i1.186","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v12i1.186","url":null,"abstract":"Stunting merupakan masalah gizi yang serius yang dapat menghambat perkembangan anak pada masa-masa berikutnya, meningkatkan resiko kesakitan dan kematian pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara umur dan jenis kelamin dengan kejadian stunting pada balita di wilayah puskesmas Kepanjen Kabupaten Malang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional menggunakan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh dengan besar sampel sebanyak 438 balita menggunakan laporan hasil timbang bulan Agustus 2020. Variable independent dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan kategori umur balita, variable dependent adalah kejadian stunting. Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi Square. \u0000Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden berada pada kategori usia toddler, lebih dari setengah responden berjenis kelamin laki-laki.dan responden yang pendek dan sangat pendek sejumlah 16.2%. Hasil cross tabulasi antara umur dengan kejadian stunting menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur balita dengan kejadian stunting dengan nilai p-value sebesar .000, namun sebaliknya tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian stunting yang dapat dilihat dari nilai p (.656) >0.005. Semakin muda usia, angka kejadian stunting semakin tinggi dan semakin bertambah usia maka kejadian stuntingnya semakin rendah. \u0000Pendampingan yang intensif oleh tenaga kesehatan sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat ibu menyusui dan ibu dengan anak dibawah usia tiga tahun mengenai ASI eksklusif, asupan nutrisi anak, asupan nutrisi ibu menyusui dan posyandu rutin sebagai upaya mencegah stunting secara dini pada anak-anak dengan usia yang lebih muda.","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131698076","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-18DOI: 10.37413/jmakia.v12i1.191
Yafet Pradikatama, Ellia Ariesti, M. Sodikin
ABSTRACT In 2020 the world experienced a Covid-19 pandemic, and this affected all aspects of life, especially health. The impact in the world of health is the number of people infected with the Corona virus. This pandemic makes some people experience fear, where the mass media reports a lot about deaths due to being infected with Covid. The existence of this phenomenon shows that it is necessary to conduct a study on how this Covid-19 survivor responds to his illness and survives until he is declared cured by the doctor. Research design: Qualitative, Research participants: Covid-19 survivors who have been declared cured. Results: 4 sub themes were found which resulted in 2 themes, namely: positive thinking and adapting to current circumstances. Conclusion: Participants were able to get through a critical period because they have adaptive internal and external coping mechanisms, so they can survive in a balanced state, both physically and psychologically. In the end, the participants were able to return to health, and were able to do the same activities as before the illness. Keywords: Individual Coping Mechanisms, Survivors of Covid 19, Experience
{"title":"Studi Fenomenologi Mekanisme Koping Penyitas Covid 19 Saat Didiagnosis Positif Covid 19","authors":"Yafet Pradikatama, Ellia Ariesti, M. Sodikin","doi":"10.37413/jmakia.v12i1.191","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v12i1.191","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000In 2020 the world experienced a Covid-19 pandemic, and this affected all aspects of life, especially health. The impact in the world of health is the number of people infected with the Corona virus. This pandemic makes some people experience fear, where the mass media reports a lot about deaths due to being infected with Covid. The existence of this phenomenon shows that it is necessary to conduct a study on how this Covid-19 survivor responds to his illness and survives until he is declared cured by the doctor. Research design: Qualitative, Research participants: Covid-19 survivors who have been declared cured. Results: 4 sub themes were found which resulted in 2 themes, namely: positive thinking and adapting to current circumstances. Conclusion: Participants were able to get through a critical period because they have adaptive internal and external coping mechanisms, so they can survive in a balanced state, both physically and psychologically. In the end, the participants were able to return to health, and were able to do the same activities as before the illness. \u0000Keywords: Individual Coping Mechanisms, Survivors of Covid 19, Experience","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"102 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116501120","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-18DOI: 10.37413/jmakia.v12i1.184
Luh Yenny Armayanti, Putu Ayu Ratna Darmayanti
Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan angka prevalensi stunting tertinggi di ASIA. Stunting akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita dan mempengaruhi masa depannya kelak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan perkembangan tumbuh kembang pada balita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif observasional dengan desain cross sectional. Sebanyak 49 balita usia 2-5 tahun menjadi responden dalam penelitian ini stunting yang berasal di daerah Blahbatuh Gianyar, yang ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa KPSP, timbangan berat badan, Mikrotoa. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, dan komparatif dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan bahwa pada balita yang mengalami stunting, sebanyak 10 orang menunjukkan penyimpangan perkembangan dan 2 orang meragukan, sedangkan pada balita non stunting sebanyak 6 orang perkembangannya meragukan dan 31 orang perkembangannya sesuai usia. Pada balita nonstunting rerata berat badan dan tinggi badan 15,72±2,3 kg dan 99,29±7,6 cm. Sedangkan pada balita stunting rerata berat badan dan tinggi badan 9,25±1,19 kg dan 86,91±5,0 cm. Berdasarkan hasil uji komparasi ditemukan terdapat perbedaan signifikan perkembangan dan pertumbuhanbalita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting dengan nilai p-0,001 (<0,05). Terdapat perbedaan signifikan perkembangan balita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting. Diharapkan para orang tua untuk menjaga kebutuhan balita khususnya pemenuhan nutrisi sehingga kondisi stunting dapat dihindari dan balita dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal Kata Kunci : Tumbuh Kembang, Balita, Stunting
{"title":"Perbedaan Tumbuh Kembang pada Balita Usia 2-5 Tahun dengan Stunting dan Non-Stunting","authors":"Luh Yenny Armayanti, Putu Ayu Ratna Darmayanti","doi":"10.37413/jmakia.v12i1.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v12i1.184","url":null,"abstract":"Indonesia termasuk dalam salah satu negara dengan angka prevalensi stunting tertinggi di ASIA. Stunting akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita dan mempengaruhi masa depannya kelak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan perkembangan tumbuh kembang pada balita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif observasional dengan desain cross sectional. Sebanyak 49 balita usia 2-5 tahun menjadi responden dalam penelitian ini stunting yang berasal di daerah Blahbatuh Gianyar, yang ditentukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa KPSP, timbangan berat badan, Mikrotoa. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, dan komparatif dengan tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil analisis data, didapatkan bahwa pada balita yang mengalami stunting, sebanyak 10 orang menunjukkan penyimpangan perkembangan dan 2 orang meragukan, sedangkan pada balita non stunting sebanyak 6 orang perkembangannya meragukan dan 31 orang perkembangannya sesuai usia. Pada balita nonstunting rerata berat badan dan tinggi badan 15,72±2,3 kg dan 99,29±7,6 cm. Sedangkan pada balita stunting rerata berat badan dan tinggi badan 9,25±1,19 kg dan 86,91±5,0 cm. Berdasarkan hasil uji komparasi ditemukan terdapat perbedaan signifikan perkembangan dan pertumbuhanbalita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting dengan nilai p-0,001 (<0,05). Terdapat perbedaan signifikan perkembangan balita usia 2-5 tahun dengan stunting dan non stunting. Diharapkan para orang tua untuk menjaga kebutuhan balita khususnya pemenuhan nutrisi sehingga kondisi stunting dapat dihindari dan balita dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal \u0000Kata Kunci : Tumbuh Kembang, Balita, Stunting","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122894220","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.37413/jmakia.v11i2.177
Ni Wayan Manik Parwati, Idah Ayu Wulandari, Putu Ayu Ratna Darmayanti
ABSTRAK Tatanan hidup baru selama pandemi COVID-19 juga berdampak pada pelayanan kesehatan untuk balita terutama dalam hal pemantauan deteksi dini tumbuh kembang balita. Pemanfaatan buku KIA sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita menjadi hal yang harus diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan persepsi ibu balita tentang pemanfaatan buku KIA. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 124 responden di kota Denpasar menggunakan analisis uji Chi Square. Hasil Penelitian menunjukkan karakteristik umur responden paling banyak umur 26-30 tahun (36,3%), jumlah anak 1 (42,8%), pendidikan menengah (52,4%) dan tidak bekerja (33,1%). Sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif (77.4%) serta mampu memanfaatkan buku KIA sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita dengan baik (74,2%). Terdapat hubungan antara karakteritik umur (p=0,075) jumlah anak (p<0,001), pendidikan (p=0,001) dan persepsi (p=0,02) dengan pemanfaatan buku KIA, sedangkan karakteristik pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA sebagai deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan (p=0,131). Ibu yang memiliki balita diharapkan menggunakan buku KIA dengan optimal sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita agar kedepannya perkembangan anak tidak terhambat.
{"title":"KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI IBU BALITA TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA SEBAGAI DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI MASA ADAPTASI TATANAN HIDUP BARU","authors":"Ni Wayan Manik Parwati, Idah Ayu Wulandari, Putu Ayu Ratna Darmayanti","doi":"10.37413/jmakia.v11i2.177","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i2.177","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Tatanan hidup baru selama pandemi COVID-19 juga berdampak pada pelayanan kesehatan untuk balita terutama dalam hal pemantauan deteksi dini tumbuh kembang balita. Pemanfaatan buku KIA sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita menjadi hal yang harus diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan persepsi ibu balita tentang pemanfaatan buku KIA. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 124 responden di kota Denpasar menggunakan analisis uji Chi Square. Hasil Penelitian menunjukkan karakteristik umur responden paling banyak umur 26-30 tahun (36,3%), jumlah anak 1 (42,8%), pendidikan menengah (52,4%) dan tidak bekerja (33,1%). Sebagian besar responden memiliki persepsi yang positif (77.4%) serta mampu memanfaatkan buku KIA sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita dengan baik (74,2%). Terdapat hubungan antara karakteritik umur (p=0,075) jumlah anak (p<0,001), pendidikan (p=0,001) dan persepsi (p=0,02) dengan pemanfaatan buku KIA, sedangkan karakteristik pekerjaan ibu tidak berhubungan dengan pemanfaatan buku KIA sebagai deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan (p=0,131). Ibu yang memiliki balita diharapkan menggunakan buku KIA dengan optimal sebagai deteksi dini tumbuh kembang balita agar kedepannya perkembangan anak tidak terhambat.","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130559784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.37413/jmakia.v11i2.175
Sukarni, Djoko Priyono, Mita, Junaidi, Usman
ABSTRAK Perawatan luka kaki diabetik neuropati membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyembuhannya. Perawatan luka yang telah diberikan kurang maksimal karena area luka selalu mengalami tekanan yang mengakibatkan luka menjadi terhambat untuk perbaikan jaringan. Off-loading sederhana merupakan intervensi yang dapat membantu mengurangi tekanan pada area luka. Luka yang tidak terjadi penekanan membantu mempercepat penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi percepatan penyembuhan pada luka kaki diabetik neuropati dengan menggunakan metode Off-loading sederhana. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain quasi eksperimen. Total sampel 16 sampel tetapi 7 sampel tidak diintervensi karena tidak melakukan kunjungan kembali dan mengalami infeksi berulang. Perawatan luka menggunakan standar perawatan luka Klinik Kitamura yang ditambahkan dengan Off-loading sederhana. Luka dievaluasi setelah 4 minggu pengobatan yang meliputi skor luka (MUNGs) dan ukuran luka. Uji yang digunakan yaitu uji-t berpasangan dan uji Wilcoxon. Hasil Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (88,9%), tidak merokok (88,9%) dan monofilamen sebagian besar tidak normal (55,6%). Usia rata-rata adalah 53,56 tahun, rata-rata GDS 255 mg/dl dan nilai ABI rata-rata 0,95. Uji bivariat Skor luka sebelum dan sesudah intervensi dengan p = 0.05 dan ukuran luka dengan p = 0.11. Penggunaan off-loading sederhana berpengaruh pada percepatan penyembuhan luka kaki diabetik neuropati.
{"title":"PENINGKATAN PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK NEUROPATI DENGAN MENGGUNAKAN OFF-LOADING SEDERHANA","authors":"Sukarni, Djoko Priyono, Mita, Junaidi, Usman","doi":"10.37413/jmakia.v11i2.175","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i2.175","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Perawatan luka kaki diabetik neuropati membutuhkan waktu yang lama dalam proses penyembuhannya. Perawatan luka yang telah diberikan kurang maksimal karena area luka selalu mengalami tekanan yang mengakibatkan luka menjadi terhambat untuk perbaikan jaringan. Off-loading sederhana merupakan intervensi yang dapat membantu mengurangi tekanan pada area luka. Luka yang tidak terjadi penekanan membantu mempercepat penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi percepatan penyembuhan pada luka kaki diabetik neuropati dengan menggunakan metode Off-loading sederhana. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen dengan desain quasi eksperimen. Total sampel 16 sampel tetapi 7 sampel tidak diintervensi karena tidak melakukan kunjungan kembali dan mengalami infeksi berulang. Perawatan luka menggunakan standar perawatan luka Klinik Kitamura yang ditambahkan dengan Off-loading sederhana. Luka dievaluasi setelah 4 minggu pengobatan yang meliputi skor luka (MUNGs) dan ukuran luka. Uji yang digunakan yaitu uji-t berpasangan dan uji Wilcoxon. Hasil Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan (88,9%), tidak merokok (88,9%) dan monofilamen sebagian besar tidak normal (55,6%). Usia rata-rata adalah 53,56 tahun, rata-rata GDS 255 mg/dl dan nilai ABI rata-rata 0,95. Uji bivariat Skor luka sebelum dan sesudah intervensi dengan p = 0.05 dan ukuran luka dengan p = 0.11. Penggunaan off-loading sederhana berpengaruh pada percepatan penyembuhan luka kaki diabetik neuropati.","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"42 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121227918","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.37413/jmakia.v11i2.176
Usman, Cau Kim Jiu, Wuriani, Kharisma Pratama, Tisa Gusmiah, Yenni Lukita, Jaka Pradika, Gusti Jhoni Putra, Sukarni
ABSTRAK Latar Belakang: Angka kejadian diabetes mellitus selalu mengalami peningkatan secara dramatis setiap tahunnya. Salah satu komplikasi yang dapat dialami oleh pasien DM adalah Luka Kaki Diabetik. Angka harapan hidup pasien Luka Kaki Diabetik yang diamputasi adalah 16%. Berbagai resiko lain yang dapat dialami adalah penurunan kualitas hidup bahkan kematian. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien luka kaki diabetik adalah efikasi diri. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup pasien dengan Luka Kaki Diabetik. Metode: Kuantitatif Korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Intstrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri dan kualitas hidup. Analisis yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil: Hasil peneltian menunjukkan bahwa jumlah penderita pasien Luka Kaki Diabetik lebih banyak dialami oleh perempuan dan berusia sekitar 45-59 tahun. 51% pasien Luka Kaki Diabetik memiliki efikasi diri yang baik dan 54% memiliki kualitas hidup yang baik. Ada hubungan secara statistic antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik dengan p value 0.002. Kesimpulan : semakin baik efikasi diri maka semakin baik juga kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik
{"title":"EFIKASI DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DENGAN LUKA KAKI DIABETIK : STUDI KORELASI","authors":"Usman, Cau Kim Jiu, Wuriani, Kharisma Pratama, Tisa Gusmiah, Yenni Lukita, Jaka Pradika, Gusti Jhoni Putra, Sukarni","doi":"10.37413/jmakia.v11i2.176","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i2.176","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar Belakang: Angka kejadian diabetes mellitus selalu mengalami peningkatan secara dramatis setiap tahunnya. Salah satu komplikasi yang dapat dialami oleh pasien DM adalah Luka Kaki Diabetik. Angka harapan hidup pasien Luka Kaki Diabetik yang diamputasi adalah 16%. Berbagai resiko lain yang dapat dialami adalah penurunan kualitas hidup bahkan kematian. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien luka kaki diabetik adalah efikasi diri. \u0000Tujuan: Untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kualitas hidup pasien dengan Luka Kaki Diabetik. \u0000Metode: Kuantitatif Korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 62 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Intstrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri dan kualitas hidup. Analisis yang digunakan adalah uji chi-square. \u0000Hasil: Hasil peneltian menunjukkan bahwa jumlah penderita pasien Luka Kaki Diabetik lebih banyak dialami oleh perempuan dan berusia sekitar 45-59 tahun. 51% pasien Luka Kaki Diabetik memiliki efikasi diri yang baik dan 54% memiliki kualitas hidup yang baik. Ada hubungan secara statistic antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik dengan p value 0.002. \u0000Kesimpulan : semakin baik efikasi diri maka semakin baik juga kualitas hidup pasien dengan luka kaki diabetik","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130355087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.37413/jmakia.v11i2.173
Relita Pebrina, Wiwit Sepvianti, Serafica Btari Christiyani Kusumaningrum, RIfail
ABSTRAK Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang kemudian digunakan untuk keperluan transfusi darah. Sebelum pelaksanaan pengambilan darah (aftap), calon donor terlebih dahulu diseleksi untuk mengetahui apakah memenuhi syarat/ kriteria yang ditentukan. Seleksi donor diantaranya adalah pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Kadar Hb setiap orang berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya minuman yang populer saat ini adalah kopi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh frekuensi minum kopi dengan kadar hemoglobin calon pendonor laki-laki. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif korelational dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 50 responden ditentukan dengan concecutive sampling. Hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu frekunesi mengkonsumsi kopi responden 4 kali dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 40,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 2,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%, sedangkan responden dengan perilaku >4 kali minum kopi dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 30,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 4,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%. Responden dengan perilaku 6 kali minum kopi dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 20,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 4,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh frekuensi konsumsi kopi dengan kadar hemoglobin calon pendonor laki-laki dengan nilai signifikasi 0.000.
{"title":"PENGARUH FREKUENSI MENGKONSUMSI KOPI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN CALON PENDONOR LAKI-LAKI DI PMI KABUPATEN SLEMAN","authors":"Relita Pebrina, Wiwit Sepvianti, Serafica Btari Christiyani Kusumaningrum, RIfail","doi":"10.37413/jmakia.v11i2.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i2.173","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah yang kemudian digunakan untuk keperluan transfusi darah. Sebelum pelaksanaan pengambilan darah (aftap), calon donor terlebih dahulu diseleksi untuk mengetahui apakah memenuhi syarat/ kriteria yang ditentukan. Seleksi donor diantaranya adalah pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb). Kadar Hb setiap orang berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya minuman yang populer saat ini adalah kopi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh frekuensi minum kopi dengan kadar hemoglobin calon pendonor laki-laki. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif korelational dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 50 responden ditentukan dengan concecutive sampling. Hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu frekunesi mengkonsumsi kopi responden 4 kali dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 40,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 2,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%, sedangkan responden dengan perilaku >4 kali minum kopi dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 30,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 4,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%. Responden dengan perilaku 6 kali minum kopi dalam seminggu memiliki kadar Hb normal 20,0% lebih banyak dari kadar Hb rendah 4,0% dan kadar Hb tinggi 0,0%. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh frekuensi konsumsi kopi dengan kadar hemoglobin calon pendonor laki-laki dengan nilai signifikasi 0.000.","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128184798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/jmakia.v11i1.143
Nanta Sigit, Ida Ayu P K
ABSTRAK Kota Malang adalah salah satu kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun 2015, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 1629 kasus dengan jumlah kematian 13 orang. Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit, begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan. Beberapa faktor yang terkait dalam penularan demam berdarah antara lain kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan dan sikap hidup. Sedangkan faktor yang dapat memicu terjadinya demam berdarah adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya perubahan suhu, kelembaban udara, dan curah hujan yang mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur dan virus dengue berkembang biak dengan cepat. Parasit dan pembawa penyakit (nyamuk) sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan angin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang sesuai untuk peramalan demam berdarah dikota malang berdasarkan Transfer Function dan ANN. Data yang digunakan adalah Data demam berdarah tahun 2014 sampai 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RMSE, MAPE, dan SMAPE yang terkecil dari kedua model tersebut adalah model Artificial Neural Network. Kata Kunci : Artificial Neural Network (ANN), Transfer Function, dan Demam Berdarah
{"title":"Perbandingan Model Transfer Function Dan Model Neural Network Untuk Prediksi Banyak Kasus Demam Berdarah Di Kota Malang","authors":"Nanta Sigit, Ida Ayu P K","doi":"10.37413/jmakia.v11i1.143","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/jmakia.v11i1.143","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kota Malang adalah salah satu kota yang dinyatakan sebagai daerah endemis demam berdarah. Pada tahun 2015, jumlah penderita demam berdarah sebanyak 1629 kasus dengan jumlah kematian 13 orang. Ada banyak faktor yang berkontribusi menyebabkan penyakit, begitu juga dengan penyakit demam berdarah. Faktor-faktor tersebut berasal dari individu sendiri maupun dari lingkungan. Beberapa faktor yang terkait dalam penularan demam berdarah antara lain kepadatan penduduk, mobilitas penduduk, kualitas perumahan dan sikap hidup. Sedangkan faktor yang dapat memicu terjadinya demam berdarah adalah faktor lingkungan yang termasuk di dalamnya perubahan suhu, kelembaban udara, dan curah hujan yang mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur dan virus dengue berkembang biak dengan cepat. Parasit dan pembawa penyakit (nyamuk) sangat peka terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan angin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model yang sesuai untuk peramalan demam berdarah dikota malang berdasarkan Transfer Function dan ANN. Data yang digunakan adalah Data demam berdarah tahun 2014 sampai 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai RMSE, MAPE, dan SMAPE yang terkecil dari kedua model tersebut adalah model Artificial Neural Network. \u0000 \u0000Kata Kunci : Artificial Neural Network (ANN), Transfer Function, dan Demam Berdarah","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116935630","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-02-22DOI: 10.37413/JMAKIA.V11I1.125
P. Darmayanti, Luh Yenny Armayanti
ABSTRAK Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah pola pengasuhan yang salah satunya pemberian ASI. Menghentikan pemberian ASI pada anak disebut penyapihan dimana merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi balita berdasarkan usia penyapihan ASI. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan teknik pengambilan data secara retrospective. Sampel penelitian sebanyak 100 balita di seluruh TPA wilayah Denpasar Selatan yang di analisis menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara status gizi balita terhadap usia penyapihan ASI (p=0,000). Dimana balita yang usia penyapihan ASI ≤12 bulan separuhnya dalam kategori gizi baik (50%), balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan mayoritas dalam kategori gizi kurang (70%), balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan seluruhnya dalam kategori gizi buruk (100%) dan balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan separuhnya dalam kategori gizi lebih (50%). Balita yang dilakukan penyapihan ASI pada usia 12-24 bulan menunjukkan status gizi baik dibandingkan yang tidak. Orang tua diharapkan dapat mengoptimalkan pemberian ASI sampai usia anak ≤24 bulan dan layanan kesehatan dapat terus memberikan informasi mengenai usia penyapihan ASI yang tepat agar proses pertumbuhan anak tidak terganggu yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. Kata Kunci : Status Gizi, Balita, Penyapihan ASI
{"title":"Perbedaan Status Gizi Balita Berdasarkan Usia Penyapihan ASI Di TPA Wilayah Denpasar Selatan","authors":"P. Darmayanti, Luh Yenny Armayanti","doi":"10.37413/JMAKIA.V11I1.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.37413/JMAKIA.V11I1.125","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah pola pengasuhan yang salah satunya pemberian ASI. Menghentikan pemberian ASI pada anak disebut penyapihan dimana merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi balita berdasarkan usia penyapihan ASI. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan teknik pengambilan data secara retrospective. Sampel penelitian sebanyak 100 balita di seluruh TPA wilayah Denpasar Selatan yang di analisis menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara status gizi balita terhadap usia penyapihan ASI (p=0,000). Dimana balita yang usia penyapihan ASI ≤12 bulan separuhnya dalam kategori gizi baik (50%), balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan mayoritas dalam kategori gizi kurang (70%), balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan seluruhnya dalam kategori gizi buruk (100%) dan balita yang usia penyapihan ASI ≤ 6 bulan separuhnya dalam kategori gizi lebih (50%). Balita yang dilakukan penyapihan ASI pada usia 12-24 bulan menunjukkan status gizi baik dibandingkan yang tidak. Orang tua diharapkan dapat mengoptimalkan pemberian ASI sampai usia anak ≤24 bulan dan layanan kesehatan dapat terus memberikan informasi mengenai usia penyapihan ASI yang tepat agar proses pertumbuhan anak tidak terganggu yang dapat menyebabkan terjadinya stunting. \u0000 Kata Kunci : Status Gizi, Balita, Penyapihan ASI","PeriodicalId":168346,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-02-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133233145","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}