Mangrove adalah tanaman pepohonan hidup diantara laut dan daratan, yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh pasang-surut. Mangrove dapat dimanfaatkan sebagai biomassa dan juga memiliki aspek-aspek ekologis. Berkaitan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat manusia melakukan model pendekatan untuk melakukan komputasi dengan meniru akal manusia yang salah satunya yaitu sistem Fuzzy Logic. Fuzzy Logic merupakan pengambilan keputusan yang sesuai untuk konsep tidak pasti.Dengan memanfaatkan Citra Landsat 7.0 ETM+ dapat mempermudah mendapatkan informasi tanpa menyentuh objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas dan sebaran serta tingkat kesuburan mangrove di wilayah Pamurbaya pada tahun 2002 bulan September. Tahapan penelitian terdapat 3 bagian, yaitu: pengolahan citra Landsat, pengambilan data, dan pengolahan data. Pengolahan citra Landsat bertujuan mengkombinasi saluran yang dibutuhkan untuk analisis citra. Pengambilan data meliputi NDVI, LAI, Kerapatan dan Suhu permukaan. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung luas, mengamati sebaran mangrove, dan mengetahui tingkat kesuburannya menggunakan Logika Fuzzy. Digunakan 3 variabel inputan sebagai karakteristik kesuburan mangrove yaitu NDVI, Kerapatan dan Suhu pemukaan. Dari proses tersebut, diperoleh hasil penelitian, bahwa luas mangrove wilayah Pamurbaya pada tahun 2002 mencapai 4.838 Ha sedangkan sebarannya meliputi Kecamatan Sukolilo, Rungkut dan Gunung Anyar. Enam titik di Kecamatan Sukolilo memiliki status tingkat kesuburan subur tingkat rendah dengan nilai kesuburan 50 dan satu titik memiliki status tingkat kesuburan sedang tingkat rendah dengan nilai kesuburan 21,94. Tiga titik di Kecamatan Rungkut mengalami status tingkat kesuburan tingkat rendah dan satu titik memiliki status tidak subur dengan nilai kesuburan 14,13. Satu titik di Kecamatan Gunung Anyar dengan status tingkat kesuburan subur tingkat rendah dengan nilai kesuburan 50. Hasil ini ditampilkan pada GUI Matlab untuk mempermudah dalam mengetahui sebaran mangrove dan titik-titik pengambilan data.
{"title":"IDENTIFIKASI SEBARAN DAN TINGKAT KESUBURAN MANGROVE MELALUI PEMANTAUAN INDEKS VEGETASI DARI SATELIT LANDSAT 7.0 ETM+ MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC (Studi Kasus Pantai Pesisir Timur Surabaya / Pamurbaya)","authors":"D. Wulandari, H. FaridSamsu","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2448","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2448","url":null,"abstract":"Mangrove adalah tanaman pepohonan hidup diantara laut dan daratan, yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh pasang-surut. Mangrove dapat dimanfaatkan sebagai biomassa dan juga memiliki aspek-aspek ekologis. Berkaitan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat manusia melakukan model pendekatan untuk melakukan komputasi dengan meniru akal manusia yang salah satunya yaitu sistem Fuzzy Logic. Fuzzy Logic merupakan pengambilan keputusan yang sesuai untuk konsep tidak pasti.Dengan memanfaatkan Citra Landsat 7.0 ETM+ dapat mempermudah mendapatkan informasi tanpa menyentuh objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas dan sebaran serta tingkat kesuburan mangrove di wilayah Pamurbaya pada tahun 2002 bulan September. Tahapan penelitian terdapat 3 bagian, yaitu: pengolahan citra Landsat, pengambilan data, dan pengolahan data. Pengolahan citra Landsat bertujuan mengkombinasi saluran yang dibutuhkan untuk analisis citra. Pengambilan data meliputi NDVI, LAI, Kerapatan dan Suhu permukaan. Pengolahan data bertujuan untuk menghitung luas, mengamati sebaran mangrove, dan mengetahui tingkat kesuburannya menggunakan Logika Fuzzy. Digunakan 3 variabel inputan sebagai karakteristik kesuburan mangrove yaitu NDVI, Kerapatan dan Suhu pemukaan. Dari proses tersebut, diperoleh hasil penelitian, bahwa luas mangrove wilayah Pamurbaya pada tahun 2002 mencapai 4.838 Ha sedangkan sebarannya meliputi Kecamatan Sukolilo, Rungkut dan Gunung Anyar. Enam titik di Kecamatan Sukolilo memiliki status tingkat kesuburan subur tingkat rendah dengan nilai kesuburan 50 dan satu titik memiliki status tingkat kesuburan sedang tingkat rendah dengan nilai kesuburan 21,94. Tiga titik di Kecamatan Rungkut mengalami status tingkat kesuburan tingkat rendah dan satu titik memiliki status tidak subur dengan nilai kesuburan 14,13. Satu titik di Kecamatan Gunung Anyar dengan status tingkat kesuburan subur tingkat rendah dengan nilai kesuburan 50. Hasil ini ditampilkan pada GUI Matlab untuk mempermudah dalam mengetahui sebaran mangrove dan titik-titik pengambilan data.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"4 1","pages":"60-67"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86738864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arin Wildani, Sukir Maryanto, H. Gunawan, Hetty Triastuty, M. Hendrasto
Penelitian mengenai aktifitas tremor vulkanik gunung Raung yang terekam pada bulan Oktober 2012 telah dilakukan. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data tremor vulkanik yang terekam pada tanggal 17 Oktober sampai 16 November 2012. Penelitian dimulai dengan seleksi event tremor vulkanik yang jelas. Selanjutnya dilakukan rekonstruksi diagram attraktor dari tremor vulkanik gunung Raung dengan menggunakan teorema delay embedding. Delay time untuk merekonstruksi diagram attraktor ditentukan dengan menggunakan Metode Mutual Information (MI) dan didapatkan delay time tremor vulkanik gunung Raung dalam range 0,08 s - 0,09s. Dimensi embedding ditentukan dengan menggunakan metode False Nearest Neighbour (FNN) dan didapatkan dimensi embedding tremor vulkanik gunung Raung dalam range 4-5. Dengan menggunakan delay time dan dimensi embedding yang didapatkan maka diagram attraktor dapat direkonstruksi. Dimensi fraktal dihitung dengan menggunakan metode dimensi korelasi dan didapatkan nilai dimensi fraktal tremor vulkanik gunung Raung berkisar 2,91 – 3,35. Nilai Lyapunov exponent tremor vulkanik gunung Raung didapatkan berkisar 0,016 – 0,030. Berdasarkan dimensi fraktal dan Lyapunov exponent tremor vulkanik gunungapi Raung bersifat kaotik.
2012年10月,有记录的Raung火山活动的研究已经进行。该研究使用的数据是在2012年10月17日至11月16日记录的火山震颤数据。研究从清晰的火山活动选择开始。接下来,用拖延定理重建Raung火山震颤图。拖延时间重建牵引图是使用反向信息方法(MI)确定的,并在0.08 s - 0.09s范围内获得火山震颤时间延迟。嵌入式维度是由最Nearest方法邻居(FNN)确定的,并在一个范围内4-5处获得火山震级岩层的嵌入维度。通过使用它们所获得的延时和嵌入式尺寸,您可以重新构建牵引图。分形尺寸是用关系尺寸方法计算的,获得火山震颤的分形值为2.91—3.35。Lyapunov外缘火山震颤的值为0.016——0.030。基于分形维度和Lyapunov外火山震颤gunungapi Raung为高。
{"title":"Analisis Non Linier Tremor Vulkanik Gunungapi Raung Jawa Timur–Indonesia","authors":"Arin Wildani, Sukir Maryanto, H. Gunawan, Hetty Triastuty, M. Hendrasto","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2442","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2442","url":null,"abstract":"Penelitian mengenai aktifitas tremor vulkanik gunung Raung yang terekam pada bulan Oktober 2012 telah dilakukan. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data tremor vulkanik yang terekam pada tanggal 17 Oktober sampai 16 November 2012. Penelitian dimulai dengan seleksi event tremor vulkanik yang jelas. Selanjutnya dilakukan rekonstruksi diagram attraktor dari tremor vulkanik gunung Raung dengan menggunakan teorema delay embedding. Delay time untuk merekonstruksi diagram attraktor ditentukan dengan menggunakan Metode Mutual Information (MI) dan didapatkan delay time tremor vulkanik gunung Raung dalam range 0,08 s - 0,09s. Dimensi embedding ditentukan dengan menggunakan metode False Nearest Neighbour (FNN) dan didapatkan dimensi embedding tremor vulkanik gunung Raung dalam range 4-5. Dengan menggunakan delay time dan dimensi embedding yang didapatkan maka diagram attraktor dapat direkonstruksi. Dimensi fraktal dihitung dengan menggunakan metode dimensi korelasi dan didapatkan nilai dimensi fraktal tremor vulkanik gunung Raung berkisar 2,91 – 3,35. Nilai Lyapunov exponent tremor vulkanik gunung Raung didapatkan berkisar 0,016 – 0,030. Berdasarkan dimensi fraktal dan Lyapunov exponent tremor vulkanik gunungapi Raung bersifat kaotik.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"T161 1","pages":"11-21"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82672921","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Indonesia merupakan wilayah kepualauan yang menempati daerah sekitar katulistiwa serta negara beriklim tropis sehingga matahari bersinar sepanjang tahun. Kondisi ini dapat menjadikan matahari menjadi alternatif sumber energi masa depan yang tak akan habis bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Salah satu pemanfaatan energi surya yang banyak digunakan adalah pemanfaatannya sebagai pengering. Tujuan penelitian ini adalah: merancang dan membuat pengering bertenaga surya sebagai sumber energi sehingga syarat kecakupan panas bisa ditingkatkan dan mengoptimalisasi panas yang diterima oleh pengering agar alat dapat menerima panas secara maksimal. Metode penelitian yang digunakan adalah perancangan dan pembuatan alat serta studi eksperimental dengan melakukan pendekatan penelitian secara deskripif. Adapun analisis penelitian dideskripsikan dari perbandingan hasil temperatur pada kotak pengering dengan variasi sudut kolektor serta hasil uji sampel menggunakan rancangan alat yang sudah didesain dengan dibedakan tambahan glaswoll (bahan perangkap panas) pada kolektor dan tanpa tambahan glaswoll. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu telah dirancang bangun sebuah alat pengering menggunakan sistem aliran konveksi udara dari kolektor surya yang telah dimodifikasi dengan tambahan glaswoll dan cermin pada sisi-sisi kolektor, hal ini mampu meningkatkan hasil dari kualitas temperatur pada pengering. Kolektor dengan sudut kemiringan 75° memiliki nilai temperatur tertinggi pada kotak pengering, yaitu jika dengan tambahan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebesar 207,50% dibanding temperatur luar dan jika tidak menggunakan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebanyak 201,80% dibanding temperatur luar. Hasil dari produk akhir bahan yang telah dikeringkan menggunakan alat pengering memiliki nilai kualitas yang lebih bagus dibanding tanpa menggunakan alat pengering, serta meningkatkan efisiensi waktu proses pengeringan yaitu 5 hari tanpa alat setara dengan pengeringan 3 hari dengan menggunakan alat.
{"title":"Rancang Bangun Pengering Menggunakan Sistem Aliran Konveksi Udara Dari Kolektor Surya","authors":"Z. FahmiHuda, I. Tazi","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2447","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2447","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan wilayah kepualauan yang menempati daerah sekitar katulistiwa serta negara beriklim tropis sehingga matahari bersinar sepanjang tahun. Kondisi ini dapat menjadikan matahari menjadi alternatif sumber energi masa depan yang tak akan habis bila digunakan sebagai sumber energi alternatif. Salah satu pemanfaatan energi surya yang banyak digunakan adalah pemanfaatannya sebagai pengering. Tujuan penelitian ini adalah: merancang dan membuat pengering bertenaga surya sebagai sumber energi sehingga syarat kecakupan panas bisa ditingkatkan dan mengoptimalisasi panas yang diterima oleh pengering agar alat dapat menerima panas secara maksimal. Metode penelitian yang digunakan adalah perancangan dan pembuatan alat serta studi eksperimental dengan melakukan pendekatan penelitian secara deskripif. Adapun analisis penelitian dideskripsikan dari perbandingan hasil temperatur pada kotak pengering dengan variasi sudut kolektor serta hasil uji sampel menggunakan rancangan alat yang sudah didesain dengan dibedakan tambahan glaswoll (bahan perangkap panas) pada kolektor dan tanpa tambahan glaswoll. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu telah dirancang bangun sebuah alat pengering menggunakan sistem aliran konveksi udara dari kolektor surya yang telah dimodifikasi dengan tambahan glaswoll dan cermin pada sisi-sisi kolektor, hal ini mampu meningkatkan hasil dari kualitas temperatur pada pengering. Kolektor dengan sudut kemiringan 75° memiliki nilai temperatur tertinggi pada kotak pengering, yaitu jika dengan tambahan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebesar 207,50% dibanding temperatur luar dan jika tidak menggunakan glaswoll mengalami penguatan temperatur sebanyak 201,80% dibanding temperatur luar. Hasil dari produk akhir bahan yang telah dikeringkan menggunakan alat pengering memiliki nilai kualitas yang lebih bagus dibanding tanpa menggunakan alat pengering, serta meningkatkan efisiensi waktu proses pengeringan yaitu 5 hari tanpa alat setara dengan pengeringan 3 hari dengan menggunakan alat.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"48 1","pages":"53-59"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-11-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80588828","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Viskositas adalah salah satu sifat penting suatu cairan. Pengukuran viskositas kebanyakan dilakukan dengan cara mekanik dan manual. Untuk memudahkan pengukuran dan digitalisasi pengukuran viskositas diperlukan sensor yang bisa mengubah besaran viskositas menjadi besaran listrik. Dalam penelitian ini telah di rancang sensor viskostas cairan menggunakan strain gauge menggunakan prinsip silinder konsentris. Silinder dalam menggunakan diameter 3 cm sedangkan silinder luar yang juga berfungsi sebagai tempat cairan sampel berdiameter 4 cm. Silinder dalam dihubungkan dengan pelat pegas oleh sebuah as yang mana pada pegas tersebut dilekatkan sensor strain gauge. Silinder luar sebagai tempat sampel cairan dihubungkan ke sebuah motor yang dapat berputar konstan. Putaran silinder luar ini akan membuat cairan ikut berputar dan juga akan menyeret silinder dalam bergeser memutar. Gaya yang diterima oleh silinder dalam ini salah satunya tergantung pada viskositas dari cairan ini yang nantinya bisa dibaca oleh sensor strain gage yang dilekatkan pada pegas silinder dalam. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa tegangan keluaran rata-rata untuk sensor ini didapatkan sebesar 1,2 mvolt/cPois. Yang ini berarti setiap 1 cPois viskostas cairan akan menghasilkan tegangan sebesar 1,2 mili volt.
{"title":"RANCANG BANGUN SENSOR VISKOSITAS CAIRAN MENGGUNAKAN STRAIN GAUGE DENGAN PRINSIP SILINDER KONSENTRIS","authors":"Farid Hananto Hananto","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2436","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2436","url":null,"abstract":"Viskositas adalah salah satu sifat penting suatu cairan. Pengukuran viskositas kebanyakan dilakukan dengan cara mekanik dan manual. Untuk memudahkan pengukuran dan digitalisasi pengukuran viskositas diperlukan sensor yang bisa mengubah besaran viskositas menjadi besaran listrik. Dalam penelitian ini telah di rancang sensor viskostas cairan menggunakan strain gauge menggunakan prinsip silinder konsentris. Silinder dalam menggunakan diameter 3 cm sedangkan silinder luar yang juga berfungsi sebagai tempat cairan sampel berdiameter 4 cm. Silinder dalam dihubungkan dengan pelat pegas oleh sebuah as yang mana pada pegas tersebut dilekatkan sensor strain gauge. Silinder luar sebagai tempat sampel cairan dihubungkan ke sebuah motor yang dapat berputar konstan. Putaran silinder luar ini akan membuat cairan ikut berputar dan juga akan menyeret silinder dalam bergeser memutar. Gaya yang diterima oleh silinder dalam ini salah satunya tergantung pada viskositas dari cairan ini yang nantinya bisa dibaca oleh sensor strain gage yang dilekatkan pada pegas silinder dalam. Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa tegangan keluaran rata-rata untuk sensor ini didapatkan sebesar 1,2 mvolt/cPois. Yang ini berarti setiap 1 cPois viskostas cairan akan menghasilkan tegangan sebesar 1,2 mili volt.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"140 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77683922","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daerah Jawa Barat merupakan daerah yang tergolong rawan bencana gempabumi. Sejarah kegempaan di daerah ini menunjukkan ada 9 gempa merusak yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Secara geografis daerah Jawa Barat terletak antara jalur mediteran (lempeng indo- australia) dibagian selatan yang terbentang dari Sumatra, dan Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui orientasi bidang sesar atau patahan aktif. Untuk mengetahui mekanisme pergerakan sesar yang ditimbulkan oleh gempa bumi pada sepanjang cincin api zona selatan wilayah Jawa Barat khususnya dengan menggunakan metode mekanisme sumber ( Focal Mechanism ). Metode focal mechanism adalah ketika gempa bumi terjadi maka gelombang gempa bumi akan terpancarkan ke segala arah berbentuk phase gelombang. Penelitian ini membahas tentang analisa sesar aktif menggunakan metode focal mechanism (studi kasus data gempa sepanjang cincin api zona selatan wilayah Jawa Barat pada tahun 1999-2009). Untuk daerah yang menjadi obyek penelitian adalah dengan koordinat 5° 50' - 7° 50' Lintang Selatan dan 104° 48' - 108° 48' Bujur Timur, termasuk kawasan selat sunda didalamnya. Data gelombang P diperoleh dari data United State Geological Survice (USGS) Colorado Amerika Serikat. Data tersebut diolah menggunakan software FOCMEC dan pemetaannya menggunakan Software winITDB. Hasil penelitian terhadap mekanisme sumber gempa ini, diketahui bahwa daerah Jawa Barat merupakan daerah yang rawan bencana gempabumi. Dari 10 tahun data penelitian terdapat 9 data gempa dengan magnitude > 6 skala richter. Dari 9 data gempa yang di peroleh terdapat beberapa jenis sesar yaitu 4 sesar turun ( normal ), 3 sesar naik ( reverse ) dan 2 sesar mendatar ( strike-slip ) . Dengan potensi bencana seperti ini diharapkan pemerintah daerah lebih cermat dalam melakukan pengembangan daerah serta usaha mitigasi bencana.
{"title":"ANALISA SESAR AKTIF MENGGUNAKAN METODE FOCAL MECHANISM (STUDI KASUS DATA GEMPA SEPANJANG CINCIN API ZONA SELATAN WILAYAH JAWA BARAT PADA TAHUN 1999-2009)","authors":"Siti Rahmatul Aslamiah Roemaf","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2435","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2435","url":null,"abstract":"Daerah Jawa Barat merupakan daerah yang tergolong rawan bencana gempabumi. Sejarah kegempaan di daerah ini menunjukkan ada 9 gempa merusak yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa. Secara geografis daerah Jawa Barat terletak antara jalur mediteran (lempeng indo- australia) dibagian selatan yang terbentang dari Sumatra, dan Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui orientasi bidang sesar atau patahan aktif. Untuk mengetahui mekanisme pergerakan sesar yang ditimbulkan oleh gempa bumi pada sepanjang cincin api zona selatan wilayah Jawa Barat khususnya dengan menggunakan metode mekanisme sumber ( Focal Mechanism ). Metode focal mechanism adalah ketika gempa bumi terjadi maka gelombang gempa bumi akan terpancarkan ke segala arah berbentuk phase gelombang. Penelitian ini membahas tentang analisa sesar aktif menggunakan metode focal mechanism (studi kasus data gempa sepanjang cincin api zona selatan wilayah Jawa Barat pada tahun 1999-2009). Untuk daerah yang menjadi obyek penelitian adalah dengan koordinat 5° 50' - 7° 50' Lintang Selatan dan 104° 48' - 108° 48' Bujur Timur, termasuk kawasan selat sunda didalamnya. Data gelombang P diperoleh dari data United State Geological Survice (USGS) Colorado Amerika Serikat. Data tersebut diolah menggunakan software FOCMEC dan pemetaannya menggunakan Software winITDB. Hasil penelitian terhadap mekanisme sumber gempa ini, diketahui bahwa daerah Jawa Barat merupakan daerah yang rawan bencana gempabumi. Dari 10 tahun data penelitian terdapat 9 data gempa dengan magnitude > 6 skala richter. Dari 9 data gempa yang di peroleh terdapat beberapa jenis sesar yaitu 4 sesar turun ( normal ), 3 sesar naik ( reverse ) dan 2 sesar mendatar ( strike-slip ) . Dengan potensi bencana seperti ini diharapkan pemerintah daerah lebih cermat dalam melakukan pengembangan daerah serta usaha mitigasi bencana.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"10 1","pages":"154951"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79834439","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sel surya merupakan energy alternatif yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu jenis sel surya adalah sel surya organic yang menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan dan dye sebagai penyerap sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi lama perendaman dalam dye hasil ekstraksi teh hitam dan tinta sotong terhadap efisiensi sel surya dan mengetahui efisiensi sel surya tersensitisasi dye dengan menggunakan kaca TCO. Pembuatan Dye-sensitized solar cell (DSSC) diawali dengan menyiapkan elektroda yang dibuat dari nanokristal TiO2 yang dilapiskan pada substrat kaca konduktif, yang kemudian direndam dalam dye . Sedangkan elektroda lawan dibuat dengan cara melapiskan grafit pensil pada kaca konduktif. Sel surya dibentuk dengan struktur sandwich dimana dua substrat kaca konduktif mengapit komponen- komponen dari DSSC. Lama perendaman sel surya dalam dye mempengaruhi voltase dan arus keluaran. Daya dan efisiensi maksimum yang dihasilkan menggunakan dye teh hitam sebesar 8,85 x 10-8 W dan 8,5 x 10-3 %. Sedangkan daya dan efisiensi maksimum yang dihasilkan menggunakan d ye tinta sotong sebesar 23,4 x 10-8 W dan 23,19 x 10-3 %.
{"title":"PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP EFISIENSI SEL SURYA TERSENSITISASI DYE DARI TINTA SOTONG DAN EKSTRAK TEH HITAM","authors":"M. C. Umam, E. Hastuti","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2434","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2434","url":null,"abstract":"Sel surya merupakan energy alternatif yang sangat berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu jenis sel surya adalah sel surya organic yang menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan dan dye sebagai penyerap sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi lama perendaman dalam dye hasil ekstraksi teh hitam dan tinta sotong terhadap efisiensi sel surya dan mengetahui efisiensi sel surya tersensitisasi dye dengan menggunakan kaca TCO. Pembuatan Dye-sensitized solar cell (DSSC) diawali dengan menyiapkan elektroda yang dibuat dari nanokristal TiO2 yang dilapiskan pada substrat kaca konduktif, yang kemudian direndam dalam dye . Sedangkan elektroda lawan dibuat dengan cara melapiskan grafit pensil pada kaca konduktif. Sel surya dibentuk dengan struktur sandwich dimana dua substrat kaca konduktif mengapit komponen- komponen dari DSSC. Lama perendaman sel surya dalam dye mempengaruhi voltase dan arus keluaran. Daya dan efisiensi maksimum yang dihasilkan menggunakan dye teh hitam sebesar 8,85 x 10-8 W dan 8,5 x 10-3 %. Sedangkan daya dan efisiensi maksimum yang dihasilkan menggunakan d ye tinta sotong sebesar 23,4 x 10-8 W dan 23,19 x 10-3 %.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88987771","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penghambatan pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniai pada ikan kembung dengan medan listrik alternating current (AC) telah dilakukan. Medan Listrik AC yang digunakan divariasi dari 0,38 kV/cm sampai 5 kV/cm dengan frekwensi 50 Hz, sedangkan waktu paparan 10 menit. Pada penelitian ini dilakukan penumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia pada media NA selama 24 jam dan berikutnya ditumbuhkan pada medium NB dan ikan yang sudah disterilkan selama 24 jam. Bakteri yang sudah ditumbuhkan pada medium NB dan ikan kemudian dipapar dengan medan listrik AC dengan variasi kuat medan yaitu dari 0,38 kV/cm sampai 5 kV/cm dengan waktu paparan 10 menit. Sehabis dipapar bakteri ditumbuhkan pada medium NB selama 24 jam dan berikutnya diencerkan dengan aquades untuk dihitung jumlah koloninya. Hasil uji menggunkan univariate analysis of variance didapatkan nilai signifisi 0,000 yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan untuk masing-masing kuat medan listrik. Menggunakan statistic post hoc test diperoleh bahwa dengan kuat medan 5 kV/cm mempunyai faktor hambat 0,99, sedangkan dengan kuat medan 0,38 kV/cm mempunyai faktor hambat 0,3. Terhambatnya pertumbuhan bakteri ini disebabkan oleh karena membran seluler bakteri rusak, sehingga menyebabkan keluarnya materi intraseluler. Kerusakan membran seluler disebabkan oleh terjadinya elektroporasi yang dapat meningkatkan potensial membran. Semakin tinggi medan listrik yang dikenakan, maka peningkatan tegangan transmembran semakin tinggi.
{"title":"EFEK MEDAN LISTRIK AC TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Klebsiella Pneumoniae","authors":"M. Tirono","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2439","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2439","url":null,"abstract":"Penghambatan pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniai pada ikan kembung dengan medan listrik alternating current (AC) telah dilakukan. Medan Listrik AC yang digunakan divariasi dari 0,38 kV/cm sampai 5 kV/cm dengan frekwensi 50 Hz, sedangkan waktu paparan 10 menit. Pada penelitian ini dilakukan penumbuhan bakteri Klebsiella pneumonia pada media NA selama 24 jam dan berikutnya ditumbuhkan pada medium NB dan ikan yang sudah disterilkan selama 24 jam. Bakteri yang sudah ditumbuhkan pada medium NB dan ikan kemudian dipapar dengan medan listrik AC dengan variasi kuat medan yaitu dari 0,38 kV/cm sampai 5 kV/cm dengan waktu paparan 10 menit. Sehabis dipapar bakteri ditumbuhkan pada medium NB selama 24 jam dan berikutnya diencerkan dengan aquades untuk dihitung jumlah koloninya. Hasil uji menggunkan univariate analysis of variance didapatkan nilai signifisi 0,000 yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan untuk masing-masing kuat medan listrik. Menggunakan statistic post hoc test diperoleh bahwa dengan kuat medan 5 kV/cm mempunyai faktor hambat 0,99, sedangkan dengan kuat medan 0,38 kV/cm mempunyai faktor hambat 0,3. Terhambatnya pertumbuhan bakteri ini disebabkan oleh karena membran seluler bakteri rusak, sehingga menyebabkan keluarnya materi intraseluler. Kerusakan membran seluler disebabkan oleh terjadinya elektroporasi yang dapat meningkatkan potensial membran. Semakin tinggi medan listrik yang dikenakan, maka peningkatan tegangan transmembran semakin tinggi.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76466517","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Iron sand is one of natural materials that has been widely explored and so far is only used as building materials. This research provides solutions to increase the economic values of iron sand, by preparing ferrogel from iron sand. The purpose of this research is to prepare Fe3O4 nanoparticles-based-ferrogel from synthetic Fe3O4 prepared from iron sand. The iron sand was obtained from north coast of Central Java. The preparation of synthetic Fe3O4 produced nanoparticles having a size of 82,42 – 110,9 nm . The characterization using XRD indicated that Fe2O4 content in the iron sand was 30%, and increased to 76% in the synthetic materials. In addition, the synthetic materials has additional phase of Al0.95 Ga0.05. The ferrogel was prepared by mixing the synthetic materials with PVA (Polyphinyl alcohol). The ferrogel was characterized for its magnetoelasticity properties so that it can be used for artificial muscles. The results of magneto-elasticity ferrogel characterization showed that the higher the concentration of Fe3O4 filler in PVA matrix, the higher the deviation and elongation. However, the impurity of Al0.95 Ga0.05 in the ferrogel seemed to cause its magnetoelasticity to be less than optimum.
{"title":"FABRIKASI FERROGEL BERBAHAN DASAR NANOPARTIKEL MAGNETIT (Fe3O4) DARI HASIL SINTESIS PASIR BESI PANTAI UTARA JAWA DAN SIFAT MAGNETO-ELASTISITASNYA","authors":"Retno Rahmawati, Handayani Handayani","doi":"10.18860/NEU.V0I0.2437","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.2437","url":null,"abstract":"Iron sand is one of natural materials that has been widely explored and so far is only used as building materials. This research provides solutions to increase the economic values of iron sand, by preparing ferrogel from iron sand. The purpose of this research is to prepare Fe3O4 nanoparticles-based-ferrogel from synthetic Fe3O4 prepared from iron sand. The iron sand was obtained from north coast of Central Java. The preparation of synthetic Fe3O4 produced nanoparticles having a size of 82,42 – 110,9 nm . The characterization using XRD indicated that Fe2O4 content in the iron sand was 30%, and increased to 76% in the synthetic materials. In addition, the synthetic materials has additional phase of Al0.95 Ga0.05. The ferrogel was prepared by mixing the synthetic materials with PVA (Polyphinyl alcohol). The ferrogel was characterized for its magnetoelasticity properties so that it can be used for artificial muscles. The results of magneto-elasticity ferrogel characterization showed that the higher the concentration of Fe3O4 filler in PVA matrix, the higher the deviation and elongation. However, the impurity of Al0.95 Ga0.05 in the ferrogel seemed to cause its magnetoelasticity to be less than optimum.","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"354 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2013-05-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84878697","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
: Sampah menjadi masalah lingkungan yang dipandang sebagai buangan yang tidak bermanfaat, yang setiap hari terus meningkat yang tidak sebanding dengan proses pengolahan yang kurang optimal.Sampah yang diolah untuk dipilah menjadi dua bagian yakni organik dan anorganik.Sampah organik diolah untuk dijadikan kompos namun kenyataan masih lemahnya pemanfaatan yang optimal .Sampah Kulit ubi kayu/singkong termasuk dalam kategori sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Kulit ubi kayu/singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah rumah tangga padahal ada banyak manfaat yang didapat dari kulit singkong.Meningkatnya pembangunan fisik menyebabkan kebutuhan bahan bangunan juga makin meningkat.Salah satu bahan bangunan yang sering digunakan adalah paving block. Paving block digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti tempat parkir mobil di pertokoan, maupun sebagai perkerasan jalan pada komplek-komplek perumahan.Meliahat permasalahan yang ada muncul ide untuk memanfatkan sampah kulit singkong sebagai paving block sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Variasi penambahan serbuk kulit singkong yang digunakan adalah 0%, 10%, 15%, 30% dan 60% untuk mengurangi pemakaian pasir sebagai agregat halus. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa (1) sampah kulit singkong memberi pengaruh buruk pada sifat-sifat paving block. (2) Ditinjau dari uji kelayakan paving, paving block sampah kulit singkong yang memenuhi syarat adalah pada penambahan sebesar 0 % s/d 15 % (3) Ketahanan Natrium Sulfat semua paving block yang dibuat dengan penambahan serbuk kulit singkong sampah memenuhi syarat kwalitas paving block untuk tipe I. keyword : kuat tekan, ketahanan natrium sulfat, kulit singkong, paving block
垃圾已成为环境问题,被视为没有价值的废物,每天都在增加,与不太理想的处理过程相比,这是不值得的。有机和无机的废物分成两部分。有机垃圾是用来堆肥的,但事实上,它缺乏最佳利用。木薯皮通常被认为是一种家庭垃圾,尽管从木薯皮中有很多好处。随着物理建设的增加,对建筑材料的需求也在增加。最常用的建筑材料之一是铺路石。铺路石被用来满足各种各样的需求,如商场中的汽车停车场,或住宅区的街道。看到问题出现了,以堆叠木薯皮为路障,以减少垃圾排放。使用的研究方法是在实验室进行的实验研究。使用木薯粉的变体为0%、10%、15%、30%和60%,以减少沙质作为骨料的消耗。研究表明(1)木薯皮对铺路石的特性有不良影响。(united nations high commissioner for refugees)表示,(2)去流浪,流浪可行性试验区块大小的皮肤木薯合格的垃圾是在增加15 % 0 % s / d(3)耐力钠硫酸盐都去流浪布洛克用木薯粉增加皮肤垃圾合格的质量为区块为I型导弹。按keyword:强壮,耐力钠硫酸盐,布洛克木薯皮、去流浪
{"title":"PEMANFAATAN KULIT SINGKONG MENJADI PAVING BLOCK SEBAGAI UPAYA MENGURANGI TIMBULAN SAMPAH","authors":"A. Artiyani","doi":"10.18860/NEU.V0I0.1930","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.1930","url":null,"abstract":": Sampah menjadi masalah lingkungan yang dipandang sebagai buangan yang tidak bermanfaat, yang setiap hari terus meningkat yang tidak sebanding dengan proses pengolahan yang kurang optimal.Sampah yang diolah untuk dipilah menjadi dua bagian yakni organik dan anorganik.Sampah organik diolah untuk dijadikan kompos namun kenyataan masih lemahnya pemanfaatan yang optimal .Sampah Kulit ubi kayu/singkong termasuk dalam kategori sampah organik, karena sampah ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami.Kulit ubi kayu/singkong sering dianggap remeh dan menjadi limbah rumah tangga padahal ada banyak manfaat yang didapat dari kulit singkong.Meningkatnya pembangunan fisik menyebabkan kebutuhan bahan bangunan juga makin meningkat.Salah satu bahan bangunan yang sering digunakan adalah paving block. Paving block digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti tempat parkir mobil di pertokoan, maupun sebagai perkerasan jalan pada komplek-komplek perumahan.Meliahat permasalahan yang ada muncul ide untuk memanfatkan sampah kulit singkong sebagai paving block sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium. Variasi penambahan serbuk kulit singkong yang digunakan adalah 0%, 10%, 15%, 30% dan 60% untuk mengurangi pemakaian pasir sebagai agregat halus. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa (1) sampah kulit singkong memberi pengaruh buruk pada sifat-sifat paving block. (2) Ditinjau dari uji kelayakan paving, paving block sampah kulit singkong yang memenuhi syarat adalah pada penambahan sebesar 0 % s/d 15 % (3) Ketahanan Natrium Sulfat semua paving block yang dibuat dengan penambahan serbuk kulit singkong sampah memenuhi syarat kwalitas paving block untuk tipe I. keyword : kuat tekan, ketahanan natrium sulfat, kulit singkong, paving block","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"9 1","pages":"154289"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81823447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Konversi energi adalah proses perubahan energi. Alat konversi energi pada penelitian ini memanfaatkan energi matahari untuk diubah menjadi energi kinetik melalui media kolektor. Unit kolektor sebagai media penangkap radiasi matahari terdiri dari beberapa bagian. Diantaranya adalah: Kaca penutup, Penyerap panas (Absorber), dan Kerangka penyangga. Dalam penelitian rancang bangun konversi energi surya menjadi energi listrik dengan metode elevated solar tower terdapat 2 tahap penelitian. Yang pertama adalah tahap perancangan alat. Serta tahap yang kedua adalah tahap eksperimen (pengujian) alat. Eksperimen ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi kolektor serta untuk mengetahui efisiensi sistem alat konversi energi tersebut. Pengujian alat konversi tersebut dilakukan pada tanggal 27 oktober 2011 sampai dengan tanggal 5 November 2011, dengan 2 tahapan percobaan. Yang pertama adalah penelitian dilakukan di dalam ruangan dan yang kedua adalah penelitian dilakukan di luar ruangan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variasi intensitas cahaya yang digunakan. Intensitas yang digunakan adalah 31.600Lux, 43 300 Lux, and 56,000 Lux. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efisiensi panas pada kolektor tidak konstan. Efisiensi kolektor tertinggi mencapai 83,92% sedangkan terendah mencapai 22,55% dengan rata-rata sebesar 57%. Dan efisiensi sistem dari alat konversi tersebut tertinggi mencapai 0,01% sedangkan terendah mencapai 0,0022% dengan rata-rata efisiensi sebesar 0,0053%. Adapun daya listrik yang dihasilkan mencapai 72,469 Kata Kunci : Konversi Energi, Elevated Solar Tower, Efisiensi Kolektor
{"title":"Rancang Bangun Konversi Energi Surya Menjadi Energi Listrik Dengan Model Elevated Solar Tower","authors":"Zainul Hasan, E. Rani","doi":"10.18860/NEU.V0I0.1935","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/NEU.V0I0.1935","url":null,"abstract":"Konversi energi adalah proses perubahan energi. Alat konversi energi pada penelitian ini memanfaatkan energi matahari untuk diubah menjadi energi kinetik melalui media kolektor. Unit kolektor sebagai media penangkap radiasi matahari terdiri dari beberapa bagian. Diantaranya adalah: Kaca penutup, Penyerap panas (Absorber), dan Kerangka penyangga. Dalam penelitian rancang bangun konversi energi surya menjadi energi listrik dengan metode elevated solar tower terdapat 2 tahap penelitian. Yang pertama adalah tahap perancangan alat. Serta tahap yang kedua adalah tahap eksperimen (pengujian) alat. Eksperimen ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi kolektor serta untuk mengetahui efisiensi sistem alat konversi energi tersebut. Pengujian alat konversi tersebut dilakukan pada tanggal 27 oktober 2011 sampai dengan tanggal 5 November 2011, dengan 2 tahapan percobaan. Yang pertama adalah penelitian dilakukan di dalam ruangan dan yang kedua adalah penelitian dilakukan di luar ruangan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variasi intensitas cahaya yang digunakan. Intensitas yang digunakan adalah 31.600Lux, 43 300 Lux, and 56,000 Lux. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efisiensi panas pada kolektor tidak konstan. Efisiensi kolektor tertinggi mencapai 83,92% sedangkan terendah mencapai 22,55% dengan rata-rata sebesar 57%. Dan efisiensi sistem dari alat konversi tersebut tertinggi mencapai 0,01% sedangkan terendah mencapai 0,0022% dengan rata-rata efisiensi sebesar 0,0053%. Adapun daya listrik yang dihasilkan mencapai 72,469 Kata Kunci : Konversi Energi, Elevated Solar Tower, Efisiensi Kolektor","PeriodicalId":17685,"journal":{"name":"Jurnal Neutrino","volume":"27 1","pages":"154412"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2012-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72759782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}