Pub Date : 2020-12-16DOI: 10.47783/jurpendigu.v1i2.160
Fahrul Razi
Pendidikan merupakan suatu hal yang harus diprioritaskan dalam kehidupan manusia. Sebab dunia tanpa pendidikan adalah dunia tanpa arti. Kehidupan manusia tidak mengacu pada pendidikan maka akan senantiasa dalam alam kebodohan. Dalam artian memisahkan manusia pada pendidikan sama artinya memisahkan manusia pada kehidupan yang sejati. Eksistensi penciptaan manusia bersama dengan kewajiban untuk berpendidikan. Kewajiban berpendidikan sama artinya kewajiban dalam beribadah. Pahala membaca sama artinya pahala beribadah, karena beribadah tanpa dasar ilmu pengetahuan akan berujung kepada kesia-siaan. Awal dari kehancuran dunia Pendidikan karena krisis disiplin. Negara barat salah satu penyebab kemajuan mereka yakni dengan menumbuhkan kesadaran untuk disiplin. Dalam hal ini perlu juga ditanya mengapa pada dasarnya manusia harus disiplin? Kedisiplinan pada dasarnya berguna bagi manusia itu sendiri. Dan bila manusia tidak displin maka akan berakibat tidak baik bagi dirinya. Misalnya disiplin lalu lintas, lampu merah yang ada dijalan raya, bukan penghambat pengemudi, namun pada dasarnya untuk memberikan keamanan bagi pengemudi itu sendiri. Coba bila lampu merah itu dilanggar, maka berakibat akan terjadinya kecelakaan. Jadi meningkatnya kedisiplinan sangatlah penting, Negara Jepang, Cina dan Amerika, dalam dunia pendidikan mereka sangat maju, dan salah satu rahasia mereka adalah disiplin. Kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tidak akan efektif dan maksimal bila tingkat disiplin masih belum diperhatikan. Bahkan Negara Indonesia juga tidak akan pernah maju dan berkembang kalau tidak disiplin. Jangan sampai kehancuran pendidikan Negara Indonesia ini karena menganggap remeh arti disiplin. Meningkatkan kedisiplinan merupakan kunci untuk kemajuan. Dan krisis disiplin haruslah kita akhiri mulai detik ini. Bila ingin Negara kita ini dapat mengejar ketertinggalan dari Negara maju lainnya terutama dalam bidang pendidikan. Marilah kita hidupkan disiplin dalam kehidupan kita.
{"title":"KRISIS DISIPLIN AWAL KEHANCURAN DUNIA PENDIDIKAN","authors":"Fahrul Razi","doi":"10.47783/jurpendigu.v1i2.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v1i2.160","url":null,"abstract":"Pendidikan merupakan suatu hal yang harus diprioritaskan dalam kehidupan manusia. Sebab dunia tanpa pendidikan adalah dunia tanpa arti. Kehidupan manusia tidak mengacu pada pendidikan maka akan senantiasa dalam alam kebodohan. Dalam artian memisahkan manusia pada pendidikan sama artinya memisahkan manusia pada kehidupan yang sejati. Eksistensi penciptaan manusia bersama dengan kewajiban untuk berpendidikan. Kewajiban berpendidikan sama artinya kewajiban dalam beribadah. Pahala membaca sama artinya pahala beribadah, karena beribadah tanpa dasar ilmu pengetahuan akan berujung kepada kesia-siaan. \u0000Awal dari kehancuran dunia Pendidikan karena krisis disiplin. Negara barat salah satu penyebab kemajuan mereka yakni dengan menumbuhkan kesadaran untuk disiplin. Dalam hal ini perlu juga ditanya mengapa pada dasarnya manusia harus disiplin? Kedisiplinan pada dasarnya berguna bagi manusia itu sendiri. Dan bila manusia tidak displin maka akan berakibat tidak baik bagi dirinya. Misalnya disiplin lalu lintas, lampu merah yang ada dijalan raya, bukan penghambat pengemudi, namun pada dasarnya untuk memberikan keamanan bagi pengemudi itu sendiri. Coba bila lampu merah itu dilanggar, maka berakibat akan terjadinya kecelakaan. \u0000Jadi meningkatnya kedisiplinan sangatlah penting, Negara Jepang, Cina dan Amerika, dalam dunia pendidikan mereka sangat maju, dan salah satu rahasia mereka adalah disiplin. Kegiatan belajar dan mengajar (KBM) tidak akan efektif dan maksimal bila tingkat disiplin masih belum diperhatikan. Bahkan Negara Indonesia juga tidak akan pernah maju dan berkembang kalau tidak disiplin. Jangan sampai kehancuran pendidikan Negara Indonesia ini karena menganggap remeh arti disiplin. Meningkatkan kedisiplinan merupakan kunci untuk kemajuan. Dan krisis disiplin haruslah kita akhiri mulai detik ini. Bila ingin Negara kita ini dapat mengejar ketertinggalan dari Negara maju lainnya terutama dalam bidang pendidikan. Marilah kita hidupkan disiplin dalam kehidupan kita.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"73 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75734062","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-16DOI: 10.47783/jurpendigu.v1i2.162
Sri Kadarsih
Masa pandemi berefek positif terhadap peningkatan kreativitas guru, hal ini terbukti dengan adanya peran serta penulis dalam meningkatkan kreatifitas guru. Kreativitas guru adalah kemampuan seorang guru untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam media pembelajaran. Tulisan ini mendeskripsikan tentang kreatifitas yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi masa pandemi. Metode yang digunakan adalah studi pustaka yang mengumpulkan berbagai informasi terkait tema dan didukung dengan hasil temuan secara langsung oleh penulis. Sehingga Guru yang kreatif merupakan guru yang mampu mengolah pemikirannya untuk menghasilkan sesuatu yang menarik bagi peserta didiknya. Kemampuan menumbuhkan kretifitas guru membuat guru semakin mengenal dan mengaplikasikan teknologi informasi sebagai media pembelajaran. Pandemi bukanlah menjadi penghalang bagi peserta didik dan guru untuk tetap menjalankan aktifitas belajar. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
{"title":"Kreativitas Guru dalam Mempersiapkan Media Pembelajaran di Masa Pandemi","authors":"Sri Kadarsih","doi":"10.47783/jurpendigu.v1i2.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v1i2.162","url":null,"abstract":"Masa pandemi berefek positif terhadap peningkatan kreativitas guru, hal ini terbukti dengan adanya peran serta penulis dalam meningkatkan kreatifitas guru. Kreativitas guru adalah kemampuan seorang guru untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam media pembelajaran. Tulisan ini mendeskripsikan tentang kreatifitas yang dilakukan oleh guru dalam menghadapi masa pandemi. Metode yang digunakan adalah studi pustaka yang mengumpulkan berbagai informasi terkait tema dan didukung dengan hasil temuan secara langsung oleh penulis. Sehingga Guru yang kreatif merupakan guru yang mampu mengolah pemikirannya untuk menghasilkan sesuatu yang menarik bagi peserta didiknya. Kemampuan menumbuhkan kretifitas guru membuat guru semakin mengenal dan mengaplikasikan teknologi informasi sebagai media pembelajaran. Pandemi bukanlah menjadi penghalang bagi peserta didik dan guru untuk tetap menjalankan aktifitas belajar. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-16","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81132501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-20DOI: 10.47783/jurpendigu.v1i1.67
B. Burhanudin
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam oranisasi, baik buruknya organisasi seringkali sebagian besar tergantung pada faktor pemimpin. Faktor pemimpin yang sangat penting adalah karakter dari orang yang menjadi pemimpin tesebut sebagaimana yang dikemukan Muhamin dkk bahwa 90 persesn dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter. Pemimpin harus mampu memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada teori sifat, seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul yang mampu membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang ada dan kemudian memegaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai dengan situasi yang ada. Sedangkan pada teori transformasional, seorang pemimpin harus mampu mentanformasi keluar dari budaya yang ada, menuju suatu budaya baru yang lebih baik.
{"title":"DIMENSI MORAL DAN ETIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH","authors":"B. Burhanudin","doi":"10.47783/jurpendigu.v1i1.67","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v1i1.67","url":null,"abstract":"Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam oranisasi, baik buruknya organisasi seringkali sebagian besar tergantung pada faktor pemimpin. Faktor pemimpin yang sangat penting adalah karakter dari orang yang menjadi pemimpin tesebut sebagaimana yang dikemukan Muhamin dkk bahwa 90 persesn dari semua kegagalan kepemimpinan adalah kegagalan pada karakter. Pemimpin harus mampu memberikan pengaruh kepada orang lain. Pada teori sifat, seorang pemimpin memiliki sifat-sifat yang unggul yang mampu membawa orang lain pada suatu kondisi tertentu. Pada teori situasional, seorang pemimpin lahir dari situasi yang ada dan kemudian memegaruhi orang lain menuju suatu perubahan sesuai dengan situasi yang ada. Sedangkan pada teori transformasional, seorang pemimpin harus mampu mentanformasi keluar dari budaya yang ada, menuju suatu budaya baru yang lebih baik.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"25 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90689271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-01-20DOI: 10.47783/jurpendigu.v1i1.70
Mohamad Muspawi
This study aims to study how to improve teacher performance in Public Elementary Schools in Sarolangun district, specifically in the Resort I area of Pelawan District, Sarolangun Regency. The specific target to be achieved from this study is to determine the performance of school supervisors in fostering the professional competence of Islamic Education teachers. The research method used is descriptive qualitative method, in which the researcher describes the research findings in a narrative and as-is. Data collection techniques that are used are observation, documentation, and interview techniques. To check the validity of the data, the authors conduct perseverance observation, triangulation, member check, audit trail. And to analyze the data the authors conduct data review and reduction, data unitization, data categorization, and data interpretation. The results of the study show that the performance of supervisors in fostering the professional competence of Islamic Education teachers in SD Resort I Pelawan District, Sarolangun District is: 1. Conducting meetings between Islamic Education teachers. 2. Conducting comprehensive guidance on the teacher. 3. Monitor the implementation of classroom learning. 4. Provide reinforcement of learning material to the teachers. While the inhibiting factors are: 1. There is a gap in teacher perception. 2. Lack of supporting facilities.
{"title":"REALISASI KINERJA PENGAWAS DALAM MEMBINA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU","authors":"Mohamad Muspawi","doi":"10.47783/jurpendigu.v1i1.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v1i1.70","url":null,"abstract":"This study aims to study how to improve teacher performance in Public Elementary Schools in Sarolangun district, specifically in the Resort I area of Pelawan District, Sarolangun Regency. The specific target to be achieved from this study is to determine the performance of school supervisors in fostering the professional competence of Islamic Education teachers. The research method used is descriptive qualitative method, in which the researcher describes the research findings in a narrative and as-is. Data collection techniques that are used are observation, documentation, and interview techniques. To check the validity of the data, the authors conduct perseverance observation, triangulation, member check, audit trail. And to analyze the data the authors conduct data review and reduction, data unitization, data categorization, and data interpretation. The results of the study show that the performance of supervisors in fostering the professional competence of Islamic Education teachers in SD Resort I Pelawan District, Sarolangun District is: 1. Conducting meetings between Islamic Education teachers. 2. Conducting comprehensive guidance on the teacher. 3. Monitor the implementation of classroom learning. 4. Provide reinforcement of learning material to the teachers. While the inhibiting factors are: 1. There is a gap in teacher perception. 2. Lack of supporting facilities.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"124 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89445152","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}