Pub Date : 2024-02-12DOI: 10.47783/jurpendigu.v5i1.653
Sunarti Sunarti
Abad 21 perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi berlangsung sangat cepat dan penuh persaingan. Pendidikan ditantang untuk memusatkan perhatian pada terbentuknya manusia masa depan yang memiliki karakteristik diantaranya kepekaan, kemandirian, dan tanggung jawab. Paradigma pendidikan telah mengalami pergeseran dari paradigma behavioristik menuju konstruktivistik yang ditandai adanya perbedaan orientasi pembelajaran. Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis proses belajar menurut teori konstruktivistik dan implementasinya dalam pembelajaran IPA abad 21. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi Pustaka. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu memberikan definisi konstruktivisme dan pembelajaran abad 21. Langkah kedua adalah mencari informasi tentang proses belajar mengajar menurut teori konstruktivistik dan pembelajaran IPA abad 21. Langkah ketiga yaitu peneliti mensintesis beberapa informasi tentang implementasi konstruktivisme dalam pembelajaran IPA abad 21. Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa proses belajar mengajar menurut teori konstruktivistik melibatkan peran guru, siswa, sarana prasarana, dan evaluasi belajar. Implementasi pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajarn IPA abad 21 meliputi keterampilan siswa dalam pemahaman, analisis, penerapan pada kelompok eksperimen dalam berkolaborasi, dan penggunaan bahan ajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
{"title":"Implementasi Pembelajaran Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA Abad 21","authors":"Sunarti Sunarti","doi":"10.47783/jurpendigu.v5i1.653","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v5i1.653","url":null,"abstract":"Abad 21 perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi berlangsung sangat cepat dan penuh persaingan. Pendidikan ditantang untuk memusatkan perhatian pada terbentuknya manusia masa depan yang memiliki karakteristik diantaranya kepekaan, kemandirian, dan tanggung jawab. Paradigma pendidikan telah mengalami pergeseran dari paradigma behavioristik menuju konstruktivistik yang ditandai adanya perbedaan orientasi pembelajaran. Tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis proses belajar menurut teori konstruktivistik dan implementasinya dalam pembelajaran IPA abad 21. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi Pustaka. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu memberikan definisi konstruktivisme dan pembelajaran abad 21. Langkah kedua adalah mencari informasi tentang proses belajar mengajar menurut teori konstruktivistik dan pembelajaran IPA abad 21. Langkah ketiga yaitu peneliti mensintesis beberapa informasi tentang implementasi konstruktivisme dalam pembelajaran IPA abad 21. Berdasarkan kajian pustaka menunjukkan bahwa proses belajar mengajar menurut teori konstruktivistik melibatkan peran guru, siswa, sarana prasarana, dan evaluasi belajar. Implementasi pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajarn IPA abad 21 meliputi keterampilan siswa dalam pemahaman, analisis, penerapan pada kelompok eksperimen dalam berkolaborasi, dan penggunaan bahan ajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"94 9","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139842632","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-02-12DOI: 10.47783/jurpendigu.v5i1.645
Elly Jumati
Pembelajaran Aqidah Akhlak pada anak didik di sekolah memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak didik, karena pada usia dini lebih mudah untuk diluruskan, diperbaiki, atau dibentuk. Keberadaan Aqidah Akhlak sudah menjadi keharusan bagi umat, khususnya untuk lembaga dalam proses mengajar tidak dapat dipindahkan dari kehidupan umat Islam dimana dan kapan saja. Anak didik sebagai penerus bangsa perlu mendapat bekal yang cukup, lengkap dan seimbang baik dalam bidang umum maupun bidang agama. Jika hanya fokus pada pelajaran umum saja maka tidak imbang, sehingga terjadi penyimpangan perilaku pada anak didik, seperti pencurian, perjudian, perkelahian, seks bebas, pemakaian narkoba,dll. Keberadaan pembelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat merubah kondisi dan situasi tersebut, dengan menjadikan anak didik berbudi pekerti, bertingkah laku baik sehingga terbentuk kepribadian yang baik dalam diri anak didik tersebut.
{"title":"Strategi Pembelajaran Aqidah Akhlak dalam Membentuk Karakter Anak di MTSN 2 Tanjung Jabung Timur","authors":"Elly Jumati","doi":"10.47783/jurpendigu.v5i1.645","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v5i1.645","url":null,"abstract":"Pembelajaran Aqidah Akhlak pada anak didik di sekolah memiliki peranan sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak didik, karena pada usia dini lebih mudah untuk diluruskan, diperbaiki, atau dibentuk. Keberadaan Aqidah Akhlak sudah menjadi keharusan bagi umat, khususnya untuk lembaga dalam proses mengajar tidak dapat dipindahkan dari kehidupan umat Islam dimana dan kapan saja. Anak didik sebagai penerus bangsa perlu mendapat bekal yang cukup, lengkap dan seimbang baik dalam bidang umum maupun bidang agama. Jika hanya fokus pada pelajaran umum saja maka tidak imbang, sehingga terjadi penyimpangan perilaku pada anak didik, seperti pencurian, perjudian, perkelahian, seks bebas, pemakaian narkoba,dll. Keberadaan pembelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat merubah kondisi dan situasi tersebut, dengan menjadikan anak didik berbudi pekerti, bertingkah laku baik sehingga terbentuk kepribadian yang baik dalam diri anak didik tersebut.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"36 18","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139784336","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.497
Jaenaluddin Jaenaluddin
Tulisan ini membahas bagaimana perspektif al-Quran tentang pendidikan kewarganegaraan. Dengan menggunakan metode tafsir maudhû‘î dan metode historis kritis kontekstual dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah upaya membentuk warga negara yang baik. Menurut al-Quran, warga negara yang baik adalah warga yang memiliki hubungan harmonis dengan Tuhan yang diwujudkan dengan sikap takwa dan beriman, memiliki hubungan harmonis sesama manusia yang diwujudkan dengan sikap saling mengenal atau bersaudara dan melaksanakan amar ma‘rûf nahî munkar, serta memiliki hubungan harmonis dengan alam yangdiwujudkan dengan penjagaan dan pelestarian lingkungan. Materi pendidikankewarganegaraan yang diisyaratkan al-Quran meliputi hak asasi manusia,persaudaraan, persamaan dan keadilan, serta bela negara berlandaskan nilai-nilai tauhid yang bermuara pada satu tujuan yaitu ibadah kepada Allah.
这篇文章讨论了可兰经对公民教育的看法。他们采用了定性的方法这项研究的结果表明,公民教育是努力培养好公民。根据《古兰经》,公民的义务是有主的和谐关系的公民实现虔诚的态度和信心,关系和谐的人类同胞实现认识的态度还是马兄弟和执行amar 'ruf nahi munkar、与自然和谐相处,关系yangdiwujudkan监管和环境保护。重申《可兰经》授权的公民教育材料包括人权、兄弟情谊、平等和正义,以及基于陶希德价值观的保护国家,这些价值观构成了对上帝的崇拜。
{"title":"PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN DI ERA DIGITAL","authors":"Jaenaluddin Jaenaluddin","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.497","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.497","url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas bagaimana perspektif al-Quran tentang pendidikan kewarganegaraan. Dengan menggunakan metode tafsir maudhû‘î dan metode historis kritis kontekstual dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah upaya membentuk warga negara yang baik. Menurut al-Quran, warga negara yang baik adalah warga yang memiliki hubungan harmonis dengan Tuhan yang diwujudkan dengan sikap takwa dan beriman, memiliki hubungan harmonis sesama manusia yang diwujudkan dengan sikap saling mengenal atau bersaudara dan melaksanakan amar ma‘rûf nahî munkar, serta memiliki hubungan harmonis dengan alam yangdiwujudkan dengan penjagaan dan pelestarian lingkungan. Materi pendidikankewarganegaraan yang diisyaratkan al-Quran meliputi hak asasi manusia,persaudaraan, persamaan dan keadilan, serta bela negara berlandaskan nilai-nilai tauhid yang bermuara pada satu tujuan yaitu ibadah kepada Allah.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"222 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75760324","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.496
Asnawiyah Asnawiyah
Pembelajaran SKI merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup siswa (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. pembelajaran SKI sangat dibutuhkan dalam kehidupan siswa,realitanya siswa memberlakukan pembelajaran SKI hanya sebagai penggugur kewajiban dan terkesan membosankan bagi siswa, Tetapi pada kegiatan belajar mengajar SKI di MTs Laboratorium berbeda, siswa terkesan aktif dan banyak bertanya dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti hal tersebut dan membahasnya dalam skripsi yang berjudul Strategi Pembelajaran SKI Guna Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Krian, dengan rumusan masalah ialah (1) apa strategi pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Mts Al-Ihsan Krian? (2) Bagaimana respon siswa terhadap hasil strategi pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di MTs Laboratorium Kota Jambi. Pendekatan pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Mts Laboratorium Kota Jambi adalah Pendekatan pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) strategi ini mengintegrasikan materi pembelajaran dengan kejadian yang terjadi pada kehidupan siswa, sehingga dengan diterapkannya strategi CTL ini siswa bisa mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan tidak terbebani dengan pembelajaran yang disampaikan. Jadi dengan strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran SKI di Mts Laboratorium Kota Jambi dan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang pembelajaran yang berkualitas. Hasil strategi pembelajaran SKI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bisa dibilang berhasil, dengan adanya indikasi bahwa pembelajaran tersebut menyenangkan, membekas dan memuaskan.
滑雪学习是一门伊斯兰宗教教育课程,旨在了解、理解和内化伊斯兰历史,这后来成为学生通过指导、教学、实践、模拟、经验的使用和育种活动(way of life)的基础。在学生的生活中,滑雪学习是非常必要的,事实上,学生把滑雪学习仅仅看作是一种义务和乏味的学生,但在不同的MTs实验室,学生在学习教学活动中表现得很活跃,在教学活动中要求很多。因此,研究人员希望研究并在题为“滑雪学习策略”的论文中讨论,以提高学生在马德拉斯Tsanawiyah Al-Ihsan Krian的学习质量。(2)学生对滑雪学习策略结果的反应如何提高Jambi市MTs实验室的学生学习质量。滑雪学习方法提高学生学习质量的Mts实验室中占比的城市是CTL (contextual学习方法和学习教书)这一战略整合学习材料与所描述的事件对学生的生活,所以学习的学生这个CTL可以跟随策略所传达的有趣而不背负着学习的。因此,通过这种策略,它可以有效地用于Jambi市Mts实验室的滑雪学习,并能够实现高质量学习的目的。滑雪学习策略提高学习质量的结果可以说是成功的,并表明学习是愉快的、难忘的和令人满意的。
{"title":"PENDEKATAN PEMBELAJARAN SKI DI MTS LABORATORIUM KOTA JAMBI","authors":"Asnawiyah Asnawiyah","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.496","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.496","url":null,"abstract":"Pembelajaran SKI merupakan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup siswa (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. pembelajaran SKI sangat dibutuhkan dalam kehidupan siswa,realitanya siswa memberlakukan pembelajaran SKI hanya sebagai penggugur kewajiban dan terkesan membosankan bagi siswa, Tetapi pada kegiatan belajar mengajar SKI di MTs Laboratorium berbeda, siswa terkesan aktif dan banyak bertanya dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti hal tersebut dan membahasnya dalam skripsi yang berjudul Strategi Pembelajaran SKI Guna Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Krian, dengan rumusan masalah ialah (1) apa strategi pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Mts Al-Ihsan Krian? (2) Bagaimana respon siswa terhadap hasil strategi pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di MTs Laboratorium Kota Jambi. Pendekatan pembelajaran SKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran siswa di Mts Laboratorium Kota Jambi adalah Pendekatan pembelajaran CTL (contextual teaching and learning) strategi ini mengintegrasikan materi pembelajaran dengan kejadian yang terjadi pada kehidupan siswa, sehingga dengan diterapkannya strategi CTL ini siswa bisa mengikuti pembelajaran yang menyenangkan dan tidak terbebani dengan pembelajaran yang disampaikan. Jadi dengan strategi ini efektif digunakan dalam pembelajaran SKI di Mts Laboratorium Kota Jambi dan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang pembelajaran yang berkualitas. Hasil strategi pembelajaran SKI untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bisa dibilang berhasil, dengan adanya indikasi bahwa pembelajaran tersebut menyenangkan, membekas dan memuaskan.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84227524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.494
Anizom Anizom
Salah satu upaya menjaga agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa utama dunia, bahasa asing, ialah pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah- tengah masyarakat pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar” ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kampanye itu dilakukan di lingkungan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti aparat pemerintah, anggota DPR, guru (termasuk dosen), wartawan (cetak dan elektronik), penulis, dan yang lebih penting dan strategis dikalangan pelajar/mahasiswa. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional negara Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD dan SMP. Oleh karena itu sebaiknya setelah jenjang SMA/MAN bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.
{"title":"PENTINGNYA BAHASA INDONESIA BAGI SISWA MAN 2 SAROLANGUN","authors":"Anizom Anizom","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.494","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.494","url":null,"abstract":"Salah satu upaya menjaga agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa utama dunia, bahasa asing, ialah pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah- tengah masyarakat pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye “penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar” ke seluruh lapisan masyarakat dengan pendekatan dan metode yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kampanye itu dilakukan di lingkungan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau yang berhubungan langsung dengan masyarakat, seperti aparat pemerintah, anggota DPR, guru (termasuk dosen), wartawan (cetak dan elektronik), penulis, dan yang lebih penting dan strategis dikalangan pelajar/mahasiswa. Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional negara Indonesia yang merupakan bahasa pemersatu. Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat SD dan SMP. Oleh karena itu sebaiknya setelah jenjang SMA/MAN bahasa Indonesia sudah dikuasai atau setidaknya mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Bahasa Indonesia. Namun faktanya, masih sedikit siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia secara maksimal.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84812889","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.498
A. Aziz
Sebagai manajer seorang kepala sekolah tentunya tidak bisa terlepas dari bimbingan seorang supervisor. Kerjasama yang baik antara Kepala sekolah dan supervisor dalam menjalankan fungsi manajerial yang baik akan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Adapun supervisi akademik esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam kegiatan supervisi akademik, supervisor memiliki peran dan fungsi meliputi peranan sebagai pembina dan pengawas. Sedangkan peranan supervisor dalam hal untuk meningkatkan kualitas kelembagaan pendidikan Islam itu dititikberatkan pada hal untuk mengawasi bagian akademik dan manajerial (secara keseluruhan) di sebuah lembaga pendidikan Islam manapun.
{"title":"SUPERVISI MANAJERIAL DAN PERAN SUPERVISOR DALAM PENINGKATAN KUALITAS AKADEMIK DAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN ISLAM","authors":"A. Aziz","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.498","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.498","url":null,"abstract":"Sebagai manajer seorang kepala sekolah tentunya tidak bisa terlepas dari bimbingan seorang supervisor. Kerjasama yang baik antara Kepala sekolah dan supervisor dalam menjalankan fungsi manajerial yang baik akan menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas. Supervisi akademik menitikberatkan pada pengamatan supervisor terhadap kegiatan akademik, berupa pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Adapun supervisi akademik esensinya berkenaan dengan tugas pengawas untuk membina guru dalam meningkatkan mutu pembelajarannya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dalam kegiatan supervisi akademik, supervisor memiliki peran dan fungsi meliputi peranan sebagai pembina dan pengawas. Sedangkan peranan supervisor dalam hal untuk meningkatkan kualitas kelembagaan pendidikan Islam itu dititikberatkan pada hal untuk mengawasi bagian akademik dan manajerial (secara keseluruhan) di sebuah lembaga pendidikan Islam manapun.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"223 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79994755","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.502
Maman Suriaman
Setiap anak berbeda dan perbedaan tersebut menjadi kekuatan untuk mengembangkan potensinya. Prinsip tersebut yang coba dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program pendidikan inklusif. Penyelenggaraan pendidikan inklusif berarti menciptakan sebuah lingkungan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat belajar, bermain dan berinteraksi dengan semua anak. Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki program belajar secara individu yang memungkinkan dia mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan inklusif yang terjadi di Indonesia masih mengalami hambatan. Hambatan yang terjadi selama ini adalah kurangnya pengetahuan guru tentang anak berkebutuhan khusus, minimnya keterampilan guru dalam menangani ABK dan sikap guru terhadap ABK yang dilihat masih memandang sebelah mata (Juwono & Kumara, 2011). Sementara itu Sari & Hendriani (2021) menyatakan beberapa hambatan yang dihadapi sekolah dalam penyelenggaraan pendidkan inklusi yang dilansir dari beberapa negara yaitu tenaga pendidik kurang terlatih, stigma negatif, kebijakan otoritas yang kurang aplikatif, kurangnya pengetahuan tenaga pendidik, hambatan aksesibilitas, keterbatasan sumber belajar, dan keterbatasan finansial.
{"title":"PENDIDIKAN INKLUSIF DALAM MERDEKA BELAJAR DI MADRASAH IBTIDAIYAH","authors":"Maman Suriaman","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.502","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.502","url":null,"abstract":"Setiap anak berbeda dan perbedaan tersebut menjadi kekuatan untuk mengembangkan potensinya. Prinsip tersebut yang coba dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui program pendidikan inklusif. Penyelenggaraan pendidikan inklusif berarti menciptakan sebuah lingkungan agar peserta didik berkebutuhan khusus dapat belajar, bermain dan berinteraksi dengan semua anak. Setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki program belajar secara individu yang memungkinkan dia mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya. Pendidikan inklusif yang terjadi di Indonesia masih mengalami hambatan. Hambatan yang terjadi selama ini adalah kurangnya pengetahuan guru tentang anak berkebutuhan khusus, minimnya keterampilan guru dalam menangani ABK dan sikap guru terhadap ABK yang dilihat masih memandang sebelah mata (Juwono & Kumara, 2011). Sementara itu Sari & Hendriani (2021) menyatakan beberapa hambatan yang dihadapi sekolah dalam penyelenggaraan pendidkan inklusi yang dilansir dari beberapa negara yaitu tenaga pendidik kurang terlatih, stigma negatif, kebijakan otoritas yang kurang aplikatif, kurangnya pengetahuan tenaga pendidik, hambatan aksesibilitas, keterbatasan sumber belajar, dan keterbatasan finansial.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88001878","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.493
Abul Hasan Al Asyari
Guru pada hakekatnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusian, khususnya berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa menuju gerbang pencerahan dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan. Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran. Melalui kompetensi profesionalnya, guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses belajar mengajar dapat bermakna serta tranfer of knowledge dan transfer of value dapat dengan mudah tersampaikan. Pembelajaran membaca Al Quran terdapat dalam pembelajaran kelas VII semester II. Pembelajaran Membaca Al Quran masih belum banyak mendapat perhatian dari guru. Siswa pun masih kurang terbiasa untuk membaca, apalagi jika pembelajaran membaca Al Quran dari refleksi kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena guru belum memberikan bimbingan kepada siswa secara maksimal. Akibatnya siswa mengalami kesulitan. Jika mendapat tugas membaca Al Quran dengan menggunakan metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) diharapkan siswa dapat termotivasi untuk Membaca Al Quran dari refleksi kehidupan sehari-hari.
{"title":"MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR MEMBACA AL QURAN MELALUI METODE PREPIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW SEBUAH LITERASI SISWA MAN 1 KERINCI","authors":"Abul Hasan Al Asyari","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.493","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.493","url":null,"abstract":"Guru pada hakekatnya merupakan tenaga kependidikan yang memikul berat tanggung jawab kemanusian, khususnya berkaitan dengan proses pendidikan generasi penerus bangsa menuju gerbang pencerahan dalam melepaskan diri dari belenggu kebodohan. Betapa berat tugas dan kewajiban yang harus diemban oleh guru tersebut sehingga menuntut profesionalitas tinggi dalam proses pembelajaran. Melalui kompetensi profesionalnya, guru harus mampu mewujudkan langkah-langkah pembelajaran inovatif dan kreatif, sehingga proses belajar mengajar dapat bermakna serta tranfer of knowledge dan transfer of value dapat dengan mudah tersampaikan. Pembelajaran membaca Al Quran terdapat dalam pembelajaran kelas VII semester II. Pembelajaran Membaca Al Quran masih belum banyak mendapat perhatian dari guru. Siswa pun masih kurang terbiasa untuk membaca, apalagi jika pembelajaran membaca Al Quran dari refleksi kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena guru belum memberikan bimbingan kepada siswa secara maksimal. Akibatnya siswa mengalami kesulitan. Jika mendapat tugas membaca Al Quran dengan menggunakan metode PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review ) diharapkan siswa dapat termotivasi untuk Membaca Al Quran dari refleksi kehidupan sehari-hari.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81046198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.503
Yurnalis Yurnalis
Islam memandang pendidikan merupakan faktor yang penting dalam hidup manusia dengan mendasarkan pendidikan pada Al Quran dan Hadits nabi sebagai sumber utama. Al-Quran adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sedangkan hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi dapat berupa apa-apa yang pernah disabdakan nabi (qauluhu), dilaksanakan nabi (fi?luhu), disetujui nabi (taqriruhu), serta informasi yang disampaikan para sahabat tentang sifat-sifat nabi (hamiyah). Pendidikan Al Quran dan Hadits bagi kehidupan manusia sangat berperan dalam pembentukan watak dan kepribadian manusia. Maka dari itu, pendidikan Al Quran dan Hadits harus ditanamkan sejak dini. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa pendidikan Al Quran menjadi pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia Islam karena Al Quran merupakan syiar agama yang mampu menguatkan aqidah dan mengokohkan iman. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa Al Quran adalah ilmu pertama kali yang harus diajarkan kepada anak, karena mengajarkan Al Quran kepada anak termasuk syariat Islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh setiap negara Islam. Islam meletakkan Al Quran dan Hadist sebagai sumber utama dalam pendidikan. Al Quran telah menjadi saksi bagi nilai utama dari ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan wahyu dari Allah yang pertama turun adalah surat al-Alaq ayat satu sampai dengan lima. Ayat tersebut menyatakan bahwa Islam mengapresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan pengenalan tentang hakikat kebenaran dalam kehidupan umat manusia.
{"title":"KEDUDUKAN AL QURAN HADITS DALAM PENDIDIKAN ISLAM","authors":"Yurnalis Yurnalis","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.503","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.503","url":null,"abstract":"Islam memandang pendidikan merupakan faktor yang penting dalam hidup manusia dengan mendasarkan pendidikan pada Al Quran dan Hadits nabi sebagai sumber utama. Al-Quran adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi petunjuk dan pedoman bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sedangkan hadits adalah sesuatu yang disandarkan kepada nabi dapat berupa apa-apa yang pernah disabdakan nabi (qauluhu), dilaksanakan nabi (fi?luhu), disetujui nabi (taqriruhu), serta informasi yang disampaikan para sahabat tentang sifat-sifat nabi (hamiyah). Pendidikan Al Quran dan Hadits bagi kehidupan manusia sangat berperan dalam pembentukan watak dan kepribadian manusia. Maka dari itu, pendidikan Al Quran dan Hadits harus ditanamkan sejak dini. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa pendidikan Al Quran menjadi pondasi dari seluruh kurikulum pendidikan dunia Islam karena Al Quran merupakan syiar agama yang mampu menguatkan aqidah dan mengokohkan iman. Ibnu Khaldun berpendapat bahwa Al Quran adalah ilmu pertama kali yang harus diajarkan kepada anak, karena mengajarkan Al Quran kepada anak termasuk syariat Islam yang dipegang teguh oleh para ahli agama dan dijunjung tinggi oleh setiap negara Islam. Islam meletakkan Al Quran dan Hadist sebagai sumber utama dalam pendidikan. Al Quran telah menjadi saksi bagi nilai utama dari ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan wahyu dari Allah yang pertama turun adalah surat al-Alaq ayat satu sampai dengan lima. Ayat tersebut menyatakan bahwa Islam mengapresiasi terhadap ilmu pengetahuan dan pengenalan tentang hakikat kebenaran dalam kehidupan umat manusia.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76886169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-05-10DOI: 10.47783/jurpendigu.v4i2.501
Tumiran Tumiran
Untuk kesempurnaan amanat dan hukum yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, diperintahkan untuk taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya serta pemerintah. Ada tiga katagori hukum yang berlaku dalam pergaulan masyarakt Islam; 1. Syari’at yaitu keetentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan subyek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab atau penghalang. Syari’at bersifat tetap, tidak berubah dan seharusnya tidak terdapat perbedaan pendapat, 2. Fiqh adalah pemahaman tentang hukum-hukum syara yang bersfat perbuatan yang dipahami dari dalil- dalilnya yang rinci. Fiqh adalah hasil kemampuan intelektualitas (Ijtihad) ulama terhadap dalil-dalil hukum yang terdapat pada Al-Quran dan Hadis, yang selalu berkembang dan selalu terdapat perbedaan pendapat, 3. Siyasah syari’ah adalah kewenangan pemerintah untuk melakukan kebijakan yang dikehendaki oleh kemaslahantan, melalui aturan yang tidak bertentangan dangan agama, meskipun tidak adil ada dalil tertentu. Siyasah syari’ah lebih terbuka dalam menerima perkem-bangan dan perbedaan pendapat. Perbedaan kondisi dan zaman berpengaruh besar terhadap siyasah syari’ah.
{"title":"KEBERADAAN HUKUM ISLAM DAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA","authors":"Tumiran Tumiran","doi":"10.47783/jurpendigu.v4i2.501","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/jurpendigu.v4i2.501","url":null,"abstract":"Untuk kesempurnaan amanat dan hukum yang sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, diperintahkan untuk taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya serta pemerintah. Ada tiga katagori hukum yang berlaku dalam pergaulan masyarakt Islam; 1. Syari’at yaitu keetentuan Allah yang berkaitan dengan perbuatan subyek hukum, berupa melakukan suatu perbuatan, memilih atau menentukan sesuatu sebagai syarat, sebab atau penghalang. Syari’at bersifat tetap, tidak berubah dan seharusnya tidak terdapat perbedaan pendapat, 2. Fiqh adalah pemahaman tentang hukum-hukum syara yang bersfat perbuatan yang dipahami dari dalil- dalilnya yang rinci. Fiqh adalah hasil kemampuan intelektualitas (Ijtihad) ulama terhadap dalil-dalil hukum yang terdapat pada Al-Quran dan Hadis, yang selalu berkembang dan selalu terdapat perbedaan pendapat, 3. Siyasah syari’ah adalah kewenangan pemerintah untuk melakukan kebijakan yang dikehendaki oleh kemaslahantan, melalui aturan yang tidak bertentangan dangan agama, meskipun tidak adil ada dalil tertentu. Siyasah syari’ah lebih terbuka dalam menerima perkem-bangan dan perbedaan pendapat. Perbedaan kondisi dan zaman berpengaruh besar terhadap siyasah syari’ah.","PeriodicalId":17690,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan Guru","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76424737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}