Tingginya jumlah perawat yang mengalami burnout karena kecenderungan memiliki resiko tinggi dialami oleh seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang berorientasi melayani orang lain, seperti bidang pelayanan kesehatan. Burnout dapat diartikan sebagai kondisi tubuh yang benar-benar lelah baik fisik maupun mental. Hasil penelitian burnout menunjukkan bahwa profesi kesehatan menempati urutan pertama dengan burnout terbanyak yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat di rumah sakit. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout pada perawat di rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu faktor internal meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan kepribadian serta faktor eksternal meliputi beban kerja, kepemimpinan. gaya dan stres kerja. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BURNOUT PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT (LITERATURE REVIEW)","authors":"A. Sabrina, Weni Tusrini, Metha Dwi Tamara","doi":"10.38037/jsm.v16i2.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i2.364","url":null,"abstract":"Tingginya jumlah perawat yang mengalami burnout karena kecenderungan memiliki resiko tinggi dialami oleh seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang berorientasi melayani orang lain, seperti bidang pelayanan kesehatan. Burnout dapat diartikan sebagai kondisi tubuh yang benar-benar lelah baik fisik maupun mental. Hasil penelitian burnout menunjukkan bahwa profesi kesehatan menempati urutan pertama dengan burnout terbanyak yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan burnout pada perawat di rumah sakit. Metode penelitian ini menggunakan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout pada perawat di rumah sakit terbagi menjadi dua yaitu faktor internal meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, masa kerja dan kepribadian serta faktor eksternal meliputi beban kerja, kepemimpinan. gaya dan stres kerja. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperdalam faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian burnout dengan menggunakan pendekatan kualitatif.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85859019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyuluhan merupakan salah satu strategi pemerintah dalam upaya pencegahan/ tindakan preventif yang dilakukan guna membatasi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan. Penyuluhan adalah suatu bentuk keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar, dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Klinik Bumi Sehat Bahagia , Kota Bandung. Jenis penelitian ini berupa quasi experimental dengan pendekatan prospektif. Seluruh populasi berjumlah 91 ibu hamil dan didapati sampel sebanyak 32 ibu hamil (purposive sampling) dengan inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Instrumen ini menggunakan kuesioner. Analisis dalam penelitian menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji regresi linier. Hasil univariat menunjukkan 93,8% memiliki pengetahuan yang meningkat, sedangkan 3.1% memiliki pengetahuan yang tetap dan menurun, sikap ibu hamil 84,4% meningkat, sedangkan 25,6% dengan sikap menurun, dan hasil kepatuhan ibu hamil yaitu 84,4% patuh sedangkan 15,6% ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan anemia terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil karena p<0,05. Kesimpulannya adalah adanya pengaruh penyuluhan tentang anemia terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Talagabodas. Oleh karena itu, diharapkan penyuluhan anemia ini dapat menjadi suatu tindakan preventif yang berkelanjutan dan dapat memberikan perubahan perilaku menjadi lebih baik lagi.
{"title":"Pengaruh Penyuluhan tentang Anemia terhadap Pengetahuan, Sikap dan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi di Klinik Bumi Sehat Bahagia Kota Bandung 2020","authors":"Yeti Hernawati","doi":"10.38037/jsm.v16i1.275","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.275","url":null,"abstract":"Penyuluhan merupakan salah satu strategi pemerintah dalam upaya pencegahan/ tindakan preventif yang dilakukan guna membatasi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan. Penyuluhan adalah suatu bentuk keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar, dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan tentang anemia pada ibu hamil yang bertujuan untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Klinik Bumi Sehat Bahagia , Kota Bandung. Jenis penelitian ini berupa quasi experimental dengan pendekatan prospektif. Seluruh populasi berjumlah 91 ibu hamil dan didapati sampel sebanyak 32 ibu hamil (purposive sampling) dengan inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan oleh peneliti. Instrumen ini menggunakan kuesioner. Analisis dalam penelitian menggunakan univariat dan bivariat menggunakan uji regresi linier. Hasil univariat menunjukkan 93,8% memiliki pengetahuan yang meningkat, sedangkan 3.1% memiliki pengetahuan yang tetap dan menurun, sikap ibu hamil 84,4% meningkat, sedangkan 25,6% dengan sikap menurun, dan hasil kepatuhan ibu hamil yaitu 84,4% patuh sedangkan 15,6% ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan anemia terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil karena p<0,05. Kesimpulannya adalah adanya pengaruh penyuluhan tentang anemia terhadap pengetahuan, sikap dan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Puskesmas Talagabodas. Oleh karena itu, diharapkan penyuluhan anemia ini dapat menjadi suatu tindakan preventif yang berkelanjutan dan dapat memberikan perubahan perilaku menjadi lebih baik lagi.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"70 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86280690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah salah satu masalah kesehatan paling kompleks di dunia. Indonesia perupakan negara dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Asia Tenggara. Orang muda berisiko tinggi terinfeksi HIV dan AIDS dan oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh peer education terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas DTP Ciparay. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan rancangan pretest-posttest with control group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021. Populasi pada penelitian ini adalah remaja di wilayah ciparay dengan sampel berjumlah 42 responden yang dibagi menjadi dua grup. Analisis data yang digunakan adalah paired t-test dan independent t-test untuk mengetahui pengaruh dari intervensi. Hasil Penelitian : Terdapat beda rerata yang bermakna pada variabel pengetahuan dengan nilai p=0,000;α<0,05 dan sikap memiliki nilai p=0,005; α<0,05 yang artinya ada pengaruh peer education terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang HIV/AIDS. Kesimpulan : Ada pengaruh peer education terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS.
{"title":"Pengaruh Peer Education terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV/AIDS di Wilayah Puskesmas DTP Ciparay","authors":"Ari Sulistiyawati","doi":"10.38037/jsm.v16i1.288","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.288","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah salah satu masalah kesehatan paling kompleks di dunia. Indonesia perupakan negara dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Asia Tenggara. Orang muda berisiko tinggi terinfeksi HIV dan AIDS dan oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan. \u0000Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh peer education terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS di wilayah kerja Puskesmas DTP Ciparay. \u0000Metode Penelitian : Penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan rancangan pretest-posttest with control group. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2021. Populasi pada penelitian ini adalah remaja di wilayah ciparay dengan sampel berjumlah 42 responden yang dibagi menjadi dua grup. Analisis data yang digunakan adalah paired t-test dan independent t-test untuk mengetahui pengaruh dari intervensi. \u0000Hasil Penelitian : Terdapat beda rerata yang bermakna pada variabel pengetahuan dengan nilai p=0,000;α<0,05 dan sikap memiliki nilai p=0,005; α<0,05 yang artinya ada pengaruh peer education terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang HIV/AIDS. \u0000Kesimpulan : Ada pengaruh peer education terhadap pengetahuan dan sikap remaja tentang HIV/AIDS.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"145 5-6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91489714","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO mencatat prevalensi hipertensi secara global pada tahun 2019 sebesar 22% dimana Asia Tenggara menempati urutan ketiga terbesar dengan prevalensi 25%, dan Indonesia sebesar 34,11%. Diperkirakan 46% orang dewasa dengan hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut, sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang cukup beresiko bagi yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan hipertensi dan komplikasinya di Kelurahan Antapani Kidul Kota Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat dengan kategori usia 15-24 tahun, dengan sampel sebanyak 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat termasuk dalam kategori baik (77,6%). Diharapkan melalui penelitian ini, masyarakat menjadi semakin peduli terhadap kesehatan dan semakin terbiasa dengan pola hidup sehat.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Antapani Kidul Mengenai Pencegahan dan Komplikasi Hipertensi","authors":"Lilis Hadiyati, Fani Puspa Sari","doi":"10.38037/jsm.v16i1.274","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.274","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. WHO mencatat prevalensi hipertensi secara global pada tahun 2019 sebesar 22% dimana Asia Tenggara menempati urutan ketiga terbesar dengan prevalensi 25%, dan Indonesia sebesar 34,11%. Diperkirakan 46% orang dewasa dengan hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki kondisi tersebut, sehingga hal ini dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang cukup beresiko bagi yang bersangkutan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan hipertensi dan komplikasinya di Kelurahan Antapani Kidul Kota Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat dengan kategori usia 15-24 tahun, dengan sampel sebanyak 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat termasuk dalam kategori baik (77,6%). Diharapkan melalui penelitian ini, masyarakat menjadi semakin peduli terhadap kesehatan dan semakin terbiasa dengan pola hidup sehat.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"237 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80392738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meutia Maulida Setiawan, S. Suparni, Tri Nurhayati Asih
Styrofoam adalah material dari polytrene kemasan yang umumnya berwarna putih dan kaku yang sering digunakan sebagai kotak pembungkus makanan. Styrofoam dijadikan wadah makanan karena murah, mudah didapat, tidak mudah rusak, tidak perlu dibersihkan, dan dapat langsung dibuang ketika sudah tidak digunakan. Akan tetapi Styrofoam berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Tujuan penulisan literatur review ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan. Metode yang digunakan adalah literatur review dengan mencari sumber informasi melalui database secara online didapatkan sebanyak 271 jurnal dari tiga database kemudian di screening sehingga didapatkan 9 artikel jurnal yang terdiri dari jurnal nasional dan jurnal internasional yang dapat dianalisis sesuai dengan topik yang diangkat. Berdasarkan hasil literatur didapatkan bahwa pengetahuan dan sikap masyarakat berhubungan dengan penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan.
{"title":"Pengetahuan dan Sikap Masyarakat terhadap Penggunaan Styrofoam sebagai Wadah Makanan","authors":"Meutia Maulida Setiawan, S. Suparni, Tri Nurhayati Asih","doi":"10.38037/jsm.v16i1.289","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.289","url":null,"abstract":"Styrofoam adalah material dari polytrene kemasan yang umumnya berwarna putih dan kaku yang sering digunakan sebagai kotak pembungkus makanan. Styrofoam dijadikan wadah makanan karena murah, mudah didapat, tidak mudah rusak, tidak perlu dibersihkan, dan dapat langsung dibuang ketika sudah tidak digunakan. Akan tetapi Styrofoam berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Tujuan penulisan literatur review ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan. Metode yang digunakan adalah literatur review dengan mencari sumber informasi melalui database secara online didapatkan sebanyak 271 jurnal dari tiga database kemudian di screening sehingga didapatkan 9 artikel jurnal yang terdiri dari jurnal nasional dan jurnal internasional yang dapat dianalisis sesuai dengan topik yang diangkat. Berdasarkan hasil literatur didapatkan bahwa pengetahuan dan sikap masyarakat berhubungan dengan penggunaan Styrofoam sebagai wadah makanan.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87858002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang : Limbah medis sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) perlu dilakukan pengelolaan terpadu karena dapat menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan hidup jika tidak dilakukan pengelolaan dengan benar. Praktik Mandiri Bidan (PMB) sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan swasta yang memberikan layanan asuhan kebidanan secara profesional pada ibu dan anak menghasilkan timbulan limbah medis sekitar 74,92 kg per BPM per hari. Bidan sebagai penyedia layanan asuhan kebidanan memiliki risiko untuk ditulari dan menularkan kuman patogen dari dan kepada kliennya atau yang disebut infeksi terkait pelayanan kesehatan. Selain meningkatkan risiko keterpaparan terhadap petugas kesehatan, limbah medis dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus dilaksanakan dan ditingkatkan sesuai dengan standar untuk mencegah dan mengurangi morbiditas hingga mortalitas akibat infeksi terkait pelayanan kesehatan. Tujuan : Untuk mendeskripsikan praktik pengelolaan limbah medis padat di beberapa Praktik Mandiri Bidan di Kabupaten Sukabumi dan Kota Depok. Metode : Penelitian menggunakan desain studi kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan dan wawancara terhadap 12 praktik mandiri bidan (PMB) di Kabupaten Sukabumi dan Kota Depok yang ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive sampling). Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan praktik mandiri bidan belum mempraktikan pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan Peraturan berdasarkan Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004. Ditemukan limbah medis padat (kassa, sarung tangan, selang infus) pada tempat sampah non-medis, selang oksigen bekas pakai tetap terpasang pada tabung oksigen melebihi waktu 48 jam tanpa dilakukan proses desinfeksi tingkat tinggi atau dibuang ke dalam tempat sampah medis, belum tersedia alat pencacah untuk mengurangi volume limbah medis padat, tidak memiliki kontainer atau gudang khusus tempat penyimpanan limbah medis padat sementara sebelum diangkut ke TPS, limbah medis padat diangkut atau diantar ke lokasi pengelolaan limbah medis padat rata-rata setiap 3 – 4 minggu sekali, dan proses pemusnahan limbah medis padat melalui proses insinerasi bekerjasama dengan puskesmas atau institusi pengelola limbah medis padat. Kesimpulan : Pengelolaan limbah medis padat yang tidak sesuai standar meningkatkan risiko keterpaparan infeksi terkait pelayanan kesehatan terhadap petugas kesehatan, membahayakan kesehatan masyarakat dan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Perlu upaya penguatan keterampilan melalui pelatihan khusus pengelolaan limbah medis padat, meningkatkan pengawasan terhadap praktik pengelolaan limbah medis padat pada tingkat PMB, dan pemerintah daerah mempertimbangkan untuk membuat kebijakan yang mengatur tentang sistem pengelolaan limbah medis padat pelayanan kesehatan pr
{"title":"Studi Kualitatif Deskriptif : Pengelolaan Limbah Medis Padat pada Beberapa Praktik Mandiri Bidan di Kabupaten Sukabumi dan Kota Depok","authors":"Santi Deliani Rahmawati","doi":"10.38037/jsm.v16i1.279","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.279","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Limbah medis sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun) perlu dilakukan pengelolaan terpadu karena dapat menimbulkan kerugian terhadap kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, dan lingkungan hidup jika tidak dilakukan pengelolaan dengan benar. Praktik Mandiri Bidan (PMB) sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan swasta yang memberikan layanan asuhan kebidanan secara profesional pada ibu dan anak menghasilkan timbulan limbah medis sekitar 74,92 kg per BPM per hari. Bidan sebagai penyedia layanan asuhan kebidanan memiliki risiko untuk ditulari dan menularkan kuman patogen dari dan kepada kliennya atau yang disebut infeksi terkait pelayanan kesehatan. Selain meningkatkan risiko keterpaparan terhadap petugas kesehatan, limbah medis dapat membahayakan kesehatan masyarakat dan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan pencegahan infeksi harus dilaksanakan dan ditingkatkan sesuai dengan standar untuk mencegah dan mengurangi morbiditas hingga mortalitas akibat infeksi terkait pelayanan kesehatan. \u0000Tujuan : Untuk mendeskripsikan praktik pengelolaan limbah medis padat di beberapa Praktik Mandiri Bidan di Kabupaten Sukabumi dan Kota Depok. \u0000Metode : Penelitian menggunakan desain studi kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan dan wawancara terhadap 12 praktik mandiri bidan (PMB) di Kabupaten Sukabumi dan Kota Depok yang ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu (purposive sampling). \u0000Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan praktik mandiri bidan belum mempraktikan pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan Peraturan berdasarkan Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004. Ditemukan limbah medis padat (kassa, sarung tangan, selang infus) pada tempat sampah non-medis, selang oksigen bekas pakai tetap terpasang pada tabung oksigen melebihi waktu 48 jam tanpa dilakukan proses desinfeksi tingkat tinggi atau dibuang ke dalam tempat sampah medis, belum tersedia alat pencacah untuk mengurangi volume limbah medis padat, tidak memiliki kontainer atau gudang khusus tempat penyimpanan limbah medis padat sementara sebelum diangkut ke TPS, limbah medis padat diangkut atau diantar ke lokasi pengelolaan limbah medis padat rata-rata setiap 3 – 4 minggu sekali, dan proses pemusnahan limbah medis padat melalui proses insinerasi bekerjasama dengan puskesmas atau institusi pengelola limbah medis padat. \u0000Kesimpulan : Pengelolaan limbah medis padat yang tidak sesuai standar meningkatkan risiko keterpaparan infeksi terkait pelayanan kesehatan terhadap petugas kesehatan, membahayakan kesehatan masyarakat dan mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan. Perlu upaya penguatan keterampilan melalui pelatihan khusus pengelolaan limbah medis padat, meningkatkan pengawasan terhadap praktik pengelolaan limbah medis padat pada tingkat PMB, dan pemerintah daerah mempertimbangkan untuk membuat kebijakan yang mengatur tentang sistem pengelolaan limbah medis padat pelayanan kesehatan pr","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78218434","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karena pemeriksaan monokuler tidak mencapai koreksi maksimal maka dilakukan pemeriksaan keseimbangan binokuler setelah kedua mata terkoreksi, menggunakan metode Alternate occlusion dan Disosiasi prisma duochrome untuk menyeimbangkan respon akomodasi pada kedua mata dengan tujuan dari keseimbangan binokuler bukan untuk menyamakan tajam pengelihatan antar kedua mata melainkan daya akomodasi dari kedua mata. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode alternate occlusion dan disosiasi prisma duochrome. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan instrumen lembar obsevasi berupa data hasil pemeriksaan kesimbangan binokuler dengan sampel 14 orang.Bahwa tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler yang lebih efisien adalah tehnik disosiasi prisma duochrome karena pada saat penelitian didapatkan hasil waktu rata-rata 73,46 detik yang lebih cepat di banding hasil waktu rata-rata 88.69 detik dengan tehnik alternate occlusion.
{"title":"Perbandingan Efektifitas Pemeriksaan Keseimbangan Binokuler Menggunakan Metode Alternate Occlusion dan Disosiasi Prisma Duochrome pada Mahasiswa di STIKes Dharma Husada Bandung","authors":"Arief Witjaksono, Marwah Ningyu","doi":"10.38037/jsm.v16i1.273","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.273","url":null,"abstract":"Karena pemeriksaan monokuler tidak mencapai koreksi maksimal maka dilakukan pemeriksaan keseimbangan binokuler setelah kedua mata terkoreksi, menggunakan metode Alternate occlusion dan Disosiasi prisma duochrome untuk menyeimbangkan respon akomodasi pada kedua mata dengan tujuan dari keseimbangan binokuler bukan untuk menyamakan tajam pengelihatan antar kedua mata melainkan daya akomodasi dari kedua mata. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efektivitas tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler menggunakan metode alternate occlusion dan disosiasi prisma duochrome. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan instrumen lembar obsevasi berupa data hasil pemeriksaan kesimbangan binokuler dengan sampel 14 orang.Bahwa tehnik pemeriksaan keseimbangan binokuler yang lebih efisien adalah tehnik disosiasi prisma duochrome karena pada saat penelitian didapatkan hasil waktu rata-rata 73,46 detik yang lebih cepat di banding hasil waktu rata-rata 88.69 detik dengan tehnik alternate occlusion.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"35 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91167124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kelainan refraksi merupakan pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kelainan refraksi biasa disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan membaca terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi cahaya yang berlebihan yang diterima mata, di antaranya adalah radiasi cahaya komputer dan televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Kelainan Refraksi di SMK Negeri 2 Bandung kelas XI jurusan Multimedia di tahun 2021. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. populasi siswa sebanyak 58 orang dengan Total Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kelainan refraksi meliputi pengetahuan Responden dalam kategori kurang berjumlah 41 orang (70.7%), 8 responden cukup (13.8%) dan sebanyak 9 responden baik (15.5%). Tingkat pengetahuan tentang Kelainan Refraksi Miopia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 34 orang (58.6%), Cukup 11 responden (19.0%) dan Baik 13 responden (22.4%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Astigmatisme menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 33 orang (56.6%), Cukup 13 responden (22.4%) dan Baik 12 responden (20.7%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Hipermetropia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 43 orang (74.1%), Cukup 9 responden (15.5%) dan Baik 6 responden (10.3%).
{"title":"Tingkat Pengetahuan Siswa tentang Kelainan Refraksi Mata","authors":"Dede Risma, Heri Hermawan, Tri Subekti","doi":"10.38037/jsm.v16i1.294","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.294","url":null,"abstract":"Kelainan refraksi merupakan pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kelainan refraksi biasa disebabkan oleh adanya faktor kebiasaan membaca terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi cahaya yang berlebihan yang diterima mata, di antaranya adalah radiasi cahaya komputer dan televisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Kelainan Refraksi di SMK Negeri 2 Bandung kelas XI jurusan Multimedia di tahun 2021. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. populasi siswa sebanyak 58 orang dengan Total Sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswa tentang kelainan refraksi meliputi pengetahuan Responden dalam kategori kurang berjumlah 41 orang (70.7%), 8 responden cukup (13.8%) dan sebanyak 9 responden baik (15.5%). Tingkat pengetahuan tentang Kelainan Refraksi Miopia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 34 orang (58.6%), Cukup 11 responden (19.0%) dan Baik 13 responden (22.4%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Astigmatisme menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 33 orang (56.6%), Cukup 13 responden (22.4%) dan Baik 12 responden (20.7%). Tingkat pengetahaun tentang Kelainan Refraksi Hipermetropia menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam kategori kurang berjumlah 43 orang (74.1%), Cukup 9 responden (15.5%) dan Baik 6 responden (10.3%).","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"64 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86187753","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung, chart untuk pemeriksaan Low Vision hanya mempunyai tipe yang menggunakan huruf Alphabet dan E Chart. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat Instrumentasi Refraksi di Laboratorium Refraksi Optisi STIKes Dharma Husada, berupa Chart Simbol dengan besaran simbol yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang diantaranya, anak berusia 3-4 tahun, orang tua, dan para ahli Refraksi Optisi. Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan menggunakan sistem sampling jenuh dari 4 orang anak berusia 3-4 tahun, orang tua sebanyak 4 orang, dan 2 ahli Refraksi Optisi untuk melakukan pengujian terhadap LogMAR Chart, dengan pengulangan sebanyak 5 kali. Hasil peneitian dari uji banding Chart Simbol, LogMAR Chart (E Chart), dan Visus Projector terhadap 8 responden dengan pengulangan 5 kali didapatkan secara keseluhan, responden tersebut dapat menyebutkan arah dan symbol atau gambar dengan baik dan benar. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sesuai hasil tabel kesalahan relatif dapat disimpulkan bahwa, alat peneliti layak untuk digunakan. Chart Simbol dapat dibuat dengan besaran yang sesuai dengan ketentuan dan dapat digunakan sebagai alat pengganti LogMAR Chart dalam bentuk e chart.
{"title":"Penatalaksanaan Pembuatan Logmar Chart dengan Menggunakan Simbol","authors":"Jaja Muhammad Jabbar, Nabila Leviana Permatasari","doi":"10.38037/jsm.v16i1.276","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.276","url":null,"abstract":"Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Cipanjalu Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung, chart untuk pemeriksaan Low Vision hanya mempunyai tipe yang menggunakan huruf Alphabet dan E Chart. \u0000Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat Instrumentasi Refraksi di Laboratorium Refraksi Optisi STIKes Dharma Husada, berupa Chart Simbol dengan besaran simbol yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental. \u0000Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang diantaranya, anak berusia 3-4 tahun, orang tua, dan para ahli Refraksi Optisi. \u0000Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling dengan menggunakan sistem sampling jenuh dari 4 orang anak berusia 3-4 tahun, orang tua sebanyak 4 orang, dan 2 ahli Refraksi Optisi untuk melakukan pengujian terhadap LogMAR Chart, dengan pengulangan sebanyak 5 kali. \u0000Hasil peneitian dari uji banding Chart Simbol, LogMAR Chart (E Chart), dan Visus Projector terhadap 8 responden dengan pengulangan 5 kali didapatkan secara keseluhan, responden tersebut dapat menyebutkan arah dan symbol atau gambar dengan baik dan benar. \u0000Kesimpulan dari penelitian ini adalah sesuai hasil tabel kesalahan relatif dapat disimpulkan bahwa, alat peneliti layak untuk digunakan. Chart Simbol dapat dibuat dengan besaran yang sesuai dengan ketentuan dan dapat digunakan sebagai alat pengganti LogMAR Chart dalam bentuk e chart.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88847091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu masalah yang sering terjadi pada masa anak-anak adalah kecelakaan atau cedera. Cedera termasuk salah satu dari beberapa penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Tindakan pencegahan cedera berupa pengawasan yang dapat dilakukan oleh orang tua, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Safety training sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan yang dapat di lakukan oleh orang tua. Penelitian ini menggunakan quasy experimental study with control group design. Sample didapatkan dengan menggunakan simple random sampling yaitu orang tua. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2021. Cara pengumpulan data penelitian dengan menggunakan ceklist. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan Paired T-Test dan Independent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh safety training terhadap keterampilan orang tua dalam penanganan cedera balita di rumah tangga dengan uji PairedT-Test hasil pre-test dan post-test pada kelompok intervensi p=0,001 (p<0,05), sedangkan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol p=0,568. Uji Independent T-Test pada kelompok intervensi dan kontrol mendapat hasil pre-test p=0,337 (p>0,05) dan hasil post-test p=0,001 (p<0,05). Pengasuhan anak dilakukan sepenuhnya oleh orang tua, karena pada masa ini seorang anak lebih banyak dilewatkan dalam lingkungan keluarga.
{"title":"Pengaruh Safety Training terhadap Ketrampilan Orang Tua dalam Penanganan Cedera Balita di PMB Bidan I Kabupaten Bandung","authors":"Dian Purnama Sari, Retna Hermawati","doi":"10.38037/jsm.v16i1.277","DOIUrl":"https://doi.org/10.38037/jsm.v16i1.277","url":null,"abstract":"Salah satu masalah yang sering terjadi pada masa anak-anak adalah kecelakaan atau cedera. Cedera termasuk salah satu dari beberapa penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Tindakan pencegahan cedera berupa pengawasan yang dapat dilakukan oleh orang tua, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Safety training sebagai kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan kontrol terhadap pelaksanaan kegiatan yang dapat di lakukan oleh orang tua. Penelitian ini menggunakan quasy experimental study with control group design. Sample didapatkan dengan menggunakan simple random sampling yaitu orang tua. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2021. Cara pengumpulan data penelitian dengan menggunakan ceklist. Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan Paired T-Test dan Independent T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh safety training terhadap keterampilan orang tua dalam penanganan cedera balita di rumah tangga dengan uji PairedT-Test hasil pre-test dan post-test pada kelompok intervensi p=0,001 (p<0,05), sedangkan hasil pre-test dan post-test pada kelompok kontrol p=0,568. Uji Independent T-Test pada kelompok intervensi dan kontrol mendapat hasil pre-test p=0,337 (p>0,05) dan hasil post-test p=0,001 (p<0,05). Pengasuhan anak dilakukan sepenuhnya oleh orang tua, karena pada masa ini seorang anak lebih banyak dilewatkan dalam lingkungan keluarga.","PeriodicalId":17702,"journal":{"name":"Jurnal Sehat Masada","volume":"51 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85123222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}