Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p03
I. Sudiarta, I. Suandi, A. Laksmiwati
Asam askorbat atau vitamin C banyak terdapat pada minuman suplemen kemasan yang mudah ditemukan dimanapun dan penggunaanya yang relatif lebih praktis. Untuk mengetahui kadar vitamin C yang tepat dalam minuman suplemen dilakukan pengukuran dengan metode spektrofotometri UV-Vis secara langsung dan tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah yang lebih baik untuk analisis vitamin C dan mengetahui apakah kadar vitamin C yang tercantum pada label minuman suplemen kemasan sesuai dengan hasil metode langsung dan tidak langsung. Sampel dipreparasi menggunakan metode spektrofotometri secara langsung dan tidak langsung menggunakan logam pereduksi Cr6+ yang direaksikan dengan vitamin C pada sampel dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasilnya menunjukkan bahwa analisis vitamin C dengan metode spektrofotometri lebih baik secara tidak langsung daripada secara langsung. Kadar vitamin C pada sampel minuman suplemen dalam kemasan A, B, dan C yang dianalisis dengan metode spektrofotometri secara langsung diperoleh masing-masing sebesar 1074,34 mg/L ; 5956,44 mg/L dan 6646,28 mg/L dengan nilai %kesesuaian kadar 88,91%, 89,35%, dan 89,66%. Sedangkan kadar vitamin C pada sampel minuman suplemen dalam kemasan A, B, dan C yang dianalisis dengan metode spektrofotometri secara tidak langsung diperoleh masing-masing 1178,17 mg/L ; 6162,41 mg/L dan 6718,58 mg/L dengan % kesesuaian kadar 97,50%, 92,44% dan 90,63%. Hasil uji -t menyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan antara kadar vitamin C sampel A yang dianalisis dengan metode tidak langsung dengan kadar yang tertera di label kemasan. Sedangkan kadar vitamin C pada sampel B tidak berbeda secara signifikan baik ditentukan dengan metode langsung maupun tidak langsung. Kata kunci: Cr6+, minuman suplemen dalam kemasan, spektrofotometer UV-Vis, Vitamin C. Ascorbic acid or vitamin C contained in many supplement drinks are easily found anywhere and its use is relatively more practical. To find out the exact content of vitamin C in supplement drinks, measurements were carried out directly and indirectly using UV-Vis spectrophotometry method. This study aims to find out which spectrophotometric method is better for vitamin C analysis and whether the vitamin C content listed on the supplement drink packaging label is in accordance with the results of the direct and indirect methods. Samples were prepared directly and indirectly using Cr6+ reducing metals reacted with the vitamin C in the samples and analyzed by using a UV-Vis spectrophotometer methods. The results showed that the analysis of vitamin C by indirect spectrophotometric method was better than the direct one. Vitamin C contents in the supplement beverage samples of packaging A, B, and C analyzed using direct spectrophotometric method were 1074.34 mg/L; 5956.44 mg/L and 6646.28 mg/L with percentage of conformity of 88% 91.91%, 89.35% and 89.66%, respectively. Meanwhile, the vitamin C contents in the supplement drink
{"title":"ANALISIS KADAR ASAM ASKORBAT (VITAMIN C ) PADA MINUMAN SUPLEMEN DALAM KEMASAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SECARA LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG","authors":"I. Sudiarta, I. Suandi, A. Laksmiwati","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p03","url":null,"abstract":"Asam askorbat atau vitamin C banyak terdapat pada minuman suplemen kemasan yang mudah ditemukan dimanapun dan penggunaanya yang relatif lebih praktis. Untuk mengetahui kadar vitamin C yang tepat dalam minuman suplemen dilakukan pengukuran dengan metode spektrofotometri UV-Vis secara langsung dan tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode manakah yang lebih baik untuk analisis vitamin C dan mengetahui apakah kadar vitamin C yang tercantum pada label minuman suplemen kemasan sesuai dengan hasil metode langsung dan tidak langsung. Sampel dipreparasi menggunakan metode spektrofotometri secara langsung dan tidak langsung menggunakan logam pereduksi Cr6+ yang direaksikan dengan vitamin C pada sampel dan dianalisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasilnya menunjukkan bahwa analisis vitamin C dengan metode spektrofotometri lebih baik secara tidak langsung daripada secara langsung. Kadar vitamin C pada sampel minuman suplemen dalam kemasan A, B, dan C yang dianalisis dengan metode spektrofotometri secara langsung diperoleh masing-masing sebesar 1074,34 mg/L ; 5956,44 mg/L dan 6646,28 mg/L dengan nilai %kesesuaian kadar 88,91%, 89,35%, dan 89,66%. Sedangkan kadar vitamin C pada sampel minuman suplemen dalam kemasan A, B, dan C yang dianalisis dengan metode spektrofotometri secara tidak langsung diperoleh masing-masing 1178,17 mg/L ; 6162,41 mg/L dan 6718,58 mg/L dengan % kesesuaian kadar 97,50%, 92,44% dan 90,63%. Hasil uji -t menyatakan tidak ada perbedaan secara signifikan antara kadar vitamin C sampel A yang dianalisis dengan metode tidak langsung dengan kadar yang tertera di label kemasan. Sedangkan kadar vitamin C pada sampel B tidak berbeda secara signifikan baik ditentukan dengan metode langsung maupun tidak langsung. \u0000Kata kunci: Cr6+, minuman suplemen dalam kemasan, spektrofotometer UV-Vis, Vitamin C. \u0000Ascorbic acid or vitamin C contained in many supplement drinks are easily found anywhere and its use is relatively more practical. To find out the exact content of vitamin C in supplement drinks, measurements were carried out directly and indirectly using UV-Vis spectrophotometry method. This study aims to find out which spectrophotometric method is better for vitamin C analysis and whether the vitamin C content listed on the supplement drink packaging label is in accordance with the results of the direct and indirect methods. Samples were prepared directly and indirectly using Cr6+ reducing metals reacted with the vitamin C in the samples and analyzed by using a UV-Vis spectrophotometer methods. The results showed that the analysis of vitamin C by indirect spectrophotometric method was better than the direct one. Vitamin C contents in the supplement beverage samples of packaging A, B, and C analyzed using direct spectrophotometric method were 1074.34 mg/L; 5956.44 mg/L and 6646.28 mg/L with percentage of conformity of 88% 91.91%, 89.35% and 89.66%, respectively. Meanwhile, the vitamin C contents in the supplement drink ","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74145943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p07
N. Kurnyawaty, H. Suwito, F. Kusumattaqiin
Senyawa golongan dihidrotetrazolopirimidin dapat disintesis menggunakan Reaksi Biginelli. Senyawa etil 5-metil-7-(4-morfolinofenil)-4,7-dihidrotetrazolo[1,5a] pirimidin-6-karboksilat (MDP) merupakan senyawa organik baru terdiri atas cincin dihidrotetrazolopirimidin dengan gugus samping morfolinofenil. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa senyawa pirimidin dan turunannya memiliki berbagai macam aktivitas farmakologi. Pada penelitian ini, senyawa MDP dianalisis menggunakan studi in silico untuk mengetahui potensi yang dimiliki sebagai agen terapi untuk mengatasi masalah kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa MDP berpotensi sebagai antimalaria, antikanker, dan antihiperurisemia dilihat dari binding energy yang bernilai negatif atau rendah. Interaksi senyawa MDP dengan reseptor yang bernilai paling negatif pada saat berinteraksi dengan protein XOD dibandingkan dengan nilai binding energy MDP dengan Kinesin Eg5 dan PfDHODH. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa MDP paling potensial jika digunakan sebagai antihiperurisemia dengan nilai binding energy sebesar -8,33 kkal/mol dengan konstanta inhibisi 0,79 µM. Kata kunci: antihiperurisemia, antikanker, antimalaria, dihidrotetrazolopirimidin, in silico Dihydrotetrazolopyrimidine derivatives can be synthezed using the Biginelli Reaction. Ethyl 5-methyl-7-(4-morpholinophenyl)-4,7-dihydrotetrazolo[1,5a]pyrimidine-6-carboxylate (MDP) is a new organic compound consisting of a dihydrotetrazolopyrimidine ring with morpholinophenyl moiety. Previous studies showed that pyrimidine compounds and their derivatives exhibited various pharmacological activities. In this study, MDP compound was analyzed using in silico studies to determine its potential to be used as therapeutic agent to overcome health problems. The results of the analysis showed that the MDP compound has potential activity as an antimalarial, anticancer, and antihyperuricemia, based on negative or low binding energy. The interaction of MDP compound with XOD protein showed the lowest binding energy compared to Kinesin Eg5 and PfDHODH. Based on the docking experiments performed, it can be concluded that MDP compound showed the most potential to be used as an antihyperuricemia with binding energy of -8.33 kcal/mol and inhibition concentration of 0,79 µM. Keywords: anticancer, antihyperuricemia, antimalarial, dihydrotetrazolopyrimidine, in silico
{"title":"STUDI IN SILICO POTENSI AKTIVITAS FARMAKOLOGI SENYAWA GOLONGAN DIHIDROTETRAZOLOPIRIMIDIN","authors":"N. Kurnyawaty, H. Suwito, F. Kusumattaqiin","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p07","url":null,"abstract":"Senyawa golongan dihidrotetrazolopirimidin dapat disintesis menggunakan Reaksi Biginelli. Senyawa etil 5-metil-7-(4-morfolinofenil)-4,7-dihidrotetrazolo[1,5a] pirimidin-6-karboksilat (MDP) merupakan senyawa organik baru terdiri atas cincin dihidrotetrazolopirimidin dengan gugus samping morfolinofenil. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa senyawa pirimidin dan turunannya memiliki berbagai macam aktivitas farmakologi. Pada penelitian ini, senyawa MDP dianalisis menggunakan studi in silico untuk mengetahui potensi yang dimiliki sebagai agen terapi untuk mengatasi masalah kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa MDP berpotensi sebagai antimalaria, antikanker, dan antihiperurisemia dilihat dari binding energy yang bernilai negatif atau rendah. Interaksi senyawa MDP dengan reseptor yang bernilai paling negatif pada saat berinteraksi dengan protein XOD dibandingkan dengan nilai binding energy MDP dengan Kinesin Eg5 dan PfDHODH. Sehingga dapat disimpulkan bahwa senyawa MDP paling potensial jika digunakan sebagai antihiperurisemia dengan nilai binding energy sebesar -8,33 kkal/mol dengan konstanta inhibisi 0,79 µM. \u0000Kata kunci: antihiperurisemia, antikanker, antimalaria, dihidrotetrazolopirimidin, in silico \u0000Dihydrotetrazolopyrimidine derivatives can be synthezed using the Biginelli Reaction. Ethyl 5-methyl-7-(4-morpholinophenyl)-4,7-dihydrotetrazolo[1,5a]pyrimidine-6-carboxylate (MDP) is a new organic compound consisting of a dihydrotetrazolopyrimidine ring with morpholinophenyl moiety. Previous studies showed that pyrimidine compounds and their derivatives exhibited various pharmacological activities. In this study, MDP compound was analyzed using in silico studies to determine its potential to be used as therapeutic agent to overcome health problems. The results of the analysis showed that the MDP compound has potential activity as an antimalarial, anticancer, and antihyperuricemia, based on negative or low binding energy. The interaction of MDP compound with XOD protein showed the lowest binding energy compared to Kinesin Eg5 and PfDHODH. Based on the docking experiments performed, it can be concluded that MDP compound showed the most potential to be used as an antihyperuricemia with binding energy of -8.33 kcal/mol and inhibition concentration of 0,79 µM. \u0000Keywords: anticancer, antihyperuricemia, antimalarial, dihydrotetrazolopyrimidine, in silico","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87938125","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p07
I. N. Wirajana, R. Sirait, P. Suarya
Peningkatan penggunaan biokatalis amilase membutuhkan pemurnian dan amobilisasi enzim ini untuk berbagai keperluan yang lebih ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah menentukan persen kejenuhan amonium sulfat untuk pemurnian amilase mikroba amilolitik dan persen konsentrasi agar-agar komersial terbaik untuk mendapatkan persen efisiensi dan kestabilan tertinggi.Amilase diproduksi dari isolat mikroba amilolitik dengan kode UU1.1. Ekstrak kasar amilase ekstraseluler difraksinasi dengan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 0-20%, 20-40%, 40-60%, 60-80% dan 80-100%; selanjutnya tiap fraksi dilakukan dialisis dalam buffer fosfat pH 6. Pengukuran aktivitas amilase dilakukan dengan menentukan kandungan gula pereduksi sebelum dan setelah reaksi enzimatis yang diinkubasi pada suhu 37oC pH 6 selama 60 menit dengan metode Dinitrosalicylic acid (DNS). Penentuan kadar protein total setiap fraksi diukur dengan metode Biuret. Aktivitas spesifik amilase ditentukan dari hasil pembagian aktivitas amilase dengan kadar protein total setiap fraksi. Amobilisasi dilakukan pada konsentrasi agar-agar 1%, 2% dan 3% (b/v). Penentuan persen agar-agar terbaik untuk amobilisasi amilase ditentukan dari efisiensi amilase teramobil tertinggi dan kestabilannya. Tingkat kejenuhan amonium sulfat 20-40% atau fraksi 2 diperoleh aktivitas spesifik amilase tertinggi sebesar 6,0 U/mg, yang merupakan tingkat kemurnian amilase tertinggi. Aktivitas amilase tertinggi sebesar3,3 x 10-3 U/mL, diperoleh dari hasil fraksinasi pada tingkat kejenuhan amonium sulfat 40-60% atau fraksi 3, digunakan untuk amobilisasi dalam matriks agar-agar komersial. Amobilisasi amilase dengan efisiensi dan kestabilan tertinggi diperoleh pada konsentrasi agar-agar 3% (b/v), baik untuk ekstrak kasar amilase maupun amilase hasil fraksinasi. Kata kunci: agar-agar, amilase, amilum, amobilisasi, fraksinasi. ABSTRACT Increased use of amylase biocatalysts requires the purification and immobilization of this enzyme for a variety of more economical purposes. The purpose of this study was to determine the percent saturation of ammonium sulfate for the purification of amylolytic microbial amylase and the best percent of commercial agar concentration to obtain the highest percent efficiency and stability. Amylase is produced from amylolytic microbial isolates with the code UU.1.1 results of previous research from the fermentation of purple sweet potatoes in the soil. Crude extract of extracellular amylase is fractionated with ammonium sulfate with saturation levels of 0-20%, 20-40%, 40-60%, 60-80% and 80-100%; then each fraction was dialysis in a phosphate buffer 6. The measurement of amylase activity was carried out by determining the reducing sugar content before and after the enzymatic reaction incubated at 37oC pH 6 for 60 minutes with the Dinitrosalicylic acid (DNS) method. Determination of total protein content of each fraction was measured by the Biuret method. The specific activity of amylase is determined fr
增加淀粉质生物催化剂的使用需要对这些酶进行净化和固化,以满足更经济的需求。这项研究的目的是确定硫酸铵饱和度,以净化淀粉质微生物,并确定最佳商业果冻浓度,以获得最高效率和稳定性。ami酶是用uu1.1代码的淀粉化微生物合成物制成的。一种未经处理的淀粉样提取物,含有硫酸铵,饱和度为0-20%、20-40%、40-60%、60-80%和80-100%;在磷酸缓冲器pH 6中进行透析。测量淀粉样蛋白是通过在37oC pH 6的温度下,用DNS方法在37oC pH 6的温度下,以及在DNS中,确定诱导糖的含量。用Biuret的方法测量每个成分的总蛋白质含量。胺酶的特异性活动是由由酶的总蛋白质成分组成的结果决定的。固定在百分之一、2%和3%的凝胶浓度上。决定淀粉酶凝固的最佳果冻百分比是由高密度汽车和稳定性所决定的。硫酸铵饱饱率为20-40%或2部分,最高水平为6.0 U/mg,这是最纯净度。在商业果冻基体中,淀粉样活性最高在3×10-3 - U/mL之间,由硫酸铵饱和率为40-60%或3分。以最高的效率和稳定性为单位,以三种凝胶浓度(b/v)为粗淀粉样提取物。关键词:果冻,淀粉,淀粉,固化,似锦。摘要增加了淀粉样生物标签要求的浓缩和抑制这种酶的应用,以获得更多的经济目标。这项研究的目的是确定淀粉样微淀粉的精化和最出色的商业香味的精化程度。含糖酶是由土壤中紫色甜土豆的试验结果制成的。超酶外露亚美酶以0-20%、20-40%、40-60%、60-80%和80-100为单位;然后每个帧都是磷酸缓冲6的透析。在37oC pH值6到60分钟与dinitcycy酸(DNS)卫理公会在此解决糖含量问题。每个元素的总蛋白质的决定被Biuret的方法所定义。胺酶的特别活动是由总蛋白质组成的集胺酶的结果决定的。永动机就在于百分之一、2%和3% (w / v)集中注意力。最好的决定是,因为糖蜜的固化和稳定是由最不可移动的淀粉决定的。2 .观看最特别的抗氨酶6.0 U / mg,这是最完整的含糖酶水平。highest amy迷幻酶的3.3×10-3 U / mL, 40-60%的硫化1级或帧3,被用来抑制商业矩阵。酶因最有效的凝聚力和稳定性而结合在一起的是3%的凝聚力,两者都含有亚美酶的混合物。果冻,酶,分解,固定化,starch。
{"title":"PEMURNIAN AMILASE MIKROBA AMILOLITIK DENGAN FRAKSINASI AMONIUM SULFAT DAN AMOBILISASI PADA AGAR-AGAR KOMERSIAL","authors":"I. N. Wirajana, R. Sirait, P. Suarya","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p07","url":null,"abstract":"Peningkatan penggunaan biokatalis amilase membutuhkan pemurnian dan amobilisasi enzim ini untuk berbagai keperluan yang lebih ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah menentukan persen kejenuhan amonium sulfat untuk pemurnian amilase mikroba amilolitik dan persen konsentrasi agar-agar komersial terbaik untuk mendapatkan persen efisiensi dan kestabilan tertinggi.Amilase diproduksi dari isolat mikroba amilolitik dengan kode UU1.1. Ekstrak kasar amilase ekstraseluler difraksinasi dengan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 0-20%, 20-40%, 40-60%, 60-80% dan 80-100%; selanjutnya tiap fraksi dilakukan dialisis dalam buffer fosfat pH 6. Pengukuran aktivitas amilase dilakukan dengan menentukan kandungan gula pereduksi sebelum dan setelah reaksi enzimatis yang diinkubasi pada suhu 37oC pH 6 selama 60 menit dengan metode Dinitrosalicylic acid (DNS). Penentuan kadar protein total setiap fraksi diukur dengan metode Biuret. Aktivitas spesifik amilase ditentukan dari hasil pembagian aktivitas amilase dengan kadar protein total setiap fraksi. Amobilisasi dilakukan pada konsentrasi agar-agar 1%, 2% dan 3% (b/v). Penentuan persen agar-agar terbaik untuk amobilisasi amilase ditentukan dari efisiensi amilase teramobil tertinggi dan kestabilannya. Tingkat kejenuhan amonium sulfat 20-40% atau fraksi 2 diperoleh aktivitas spesifik amilase tertinggi sebesar 6,0 U/mg, yang merupakan tingkat kemurnian amilase tertinggi. Aktivitas amilase tertinggi sebesar3,3 x 10-3 U/mL, diperoleh dari hasil fraksinasi pada tingkat kejenuhan amonium sulfat 40-60% atau fraksi 3, digunakan untuk amobilisasi dalam matriks agar-agar komersial. Amobilisasi amilase dengan efisiensi dan kestabilan tertinggi diperoleh pada konsentrasi agar-agar 3% (b/v), baik untuk ekstrak kasar amilase maupun amilase hasil fraksinasi. \u0000Kata kunci: agar-agar, amilase, amilum, amobilisasi, fraksinasi. \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Increased use of amylase biocatalysts requires the purification and immobilization of this enzyme for a variety of more economical purposes. The purpose of this study was to determine the percent saturation of ammonium sulfate for the purification of amylolytic microbial amylase and the best percent of commercial agar concentration to obtain the highest percent efficiency and stability. Amylase is produced from amylolytic microbial isolates with the code UU.1.1 results of previous research from the fermentation of purple sweet potatoes in the soil. Crude extract of extracellular amylase is fractionated with ammonium sulfate with saturation levels of 0-20%, 20-40%, 40-60%, 60-80% and 80-100%; then each fraction was dialysis in a phosphate buffer 6. The measurement of amylase activity was carried out by determining the reducing sugar content before and after the enzymatic reaction incubated at 37oC pH 6 for 60 minutes with the Dinitrosalicylic acid (DNS) method. Determination of total protein content of each fraction was measured by the Biuret method. The specific activity of amylase is determined fr","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"233 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77486549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p14
I. M. O. A. Parwata, I. A. R. A. Asih, I. W. A. Kartika
Radikal bebas berlebih dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative yang berbahaya, salah satunya dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dapat meredam radikal bebas yang merusak sel dalam tubuh. Gaharu (Gyrinops versteegii) banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena aktivitasnya sebagai senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi ekstrak air daun gaharu (Gyrinops versteegii) dalam menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia. Metode penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Posttest Design, untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol total pada darah tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak air daun gaharu dengan dosis 50, 100 dan 200 mg/kgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia dengan nilai rata-rata secara berturut-turut yaitu: 34,6 ; 43 ; dan 72,2 mg/dL. Kata kunci: Gyrinops versteegii, hiperkolesterolemia, kolesterol total.
{"title":"POTENSI EKSTRAK AIR DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii) DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA","authors":"I. M. O. A. Parwata, I. A. R. A. Asih, I. W. A. Kartika","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p14","url":null,"abstract":"Radikal bebas berlebih dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative yang berbahaya, salah satunya dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dapat meredam radikal bebas yang merusak sel dalam tubuh. Gaharu (Gyrinops versteegii) banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena aktivitasnya sebagai senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi ekstrak air daun gaharu (Gyrinops versteegii) dalam menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia. Metode penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Posttest Design, untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol total pada darah tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak air daun gaharu dengan dosis 50, 100 dan 200 mg/kgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia dengan nilai rata-rata secara berturut-turut yaitu: 34,6 ; 43 ; dan 72,2 mg/dL. \u0000Kata kunci: Gyrinops versteegii, hiperkolesterolemia, kolesterol total.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77039164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p03
I. D. A. A. Diva Candraningrat, A. Santika, I. Dharmayanti, P. W. Prayascita
Review artikel ini bertujuan untuk menilai kemampuan metode GC-MS yang sudah dikembangkan pada penelitian sebelumnya untuk menentukan metode GC-MS yang paling efektif dalam mendeteksi flunitrazepam pada sampel darah, urin, dan cairan oral terkait dengan identifikasi forensik dalam kasus penyalahgunaan flunitrazepam. Metode yang digunakan dalam review artikel ini adalah dengan penelusuran data-data penelitian terkait identifikasi dan deteksi flunitrazepam dengan menggunakan metode GC-MS. Metode GC-MS ditinjau dari jenis sampel, metode ekstraksi, metode derivatisasi, dan optimasi kondisi GC-MS terhadap hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil lima pengembangan metode GC-MS pada penelitian sebelumnya, diperoleh satu metode yang paling efektif dilihat dari hasil validasi metode yang memenuhi persyaratan ICH dan waktu retensi yang singkat yakni 2,427 menit. Metode GC-MS tersebut yakni metode dengan perlakuan sampel yang diekstraksi dengan metode SPE, lalu diderivatisasi sililasi, dan terakhir diidentifikasi pada metode kromatografi gas dengan deteksi menggunakan NICI-MS. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode GC-MS merupakan metode yang sensitif dan selektif yang dapat dijadikan acuan dalam analisis flunitrazepam terkait dengan identifikasi forensik. Namun untuk analisis forensik secara rutin dan mendesak, metode ini kurang efektif karena memerlukan persiapan sampel yang cukup panjang. Kata kunci: derivatisasi, ekstraksi, flunitrazepam, GC-MS
{"title":"REVIEW KEMAMPUAN METODE GC-MS DALAM IDENTIFIKASI FLUNITRAZEPAM TERKAIT DENGAN ASPEK FORENSIK DAN KLINIK","authors":"I. D. A. A. Diva Candraningrat, A. Santika, I. Dharmayanti, P. W. Prayascita","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p03","url":null,"abstract":"Review artikel ini bertujuan untuk menilai kemampuan metode GC-MS yang sudah dikembangkan pada penelitian sebelumnya untuk menentukan metode GC-MS yang paling efektif dalam mendeteksi flunitrazepam pada sampel darah, urin, dan cairan oral terkait dengan identifikasi forensik dalam kasus penyalahgunaan flunitrazepam. Metode yang digunakan dalam review artikel ini adalah dengan penelusuran data-data penelitian terkait identifikasi dan deteksi flunitrazepam dengan menggunakan metode GC-MS. Metode GC-MS ditinjau dari jenis sampel, metode ekstraksi, metode derivatisasi, dan optimasi kondisi GC-MS terhadap hasil yang diperoleh. Berdasarkan hasil lima pengembangan metode GC-MS pada penelitian sebelumnya, diperoleh satu metode yang paling efektif dilihat dari hasil validasi metode yang memenuhi persyaratan ICH dan waktu retensi yang singkat yakni 2,427 menit. Metode GC-MS tersebut yakni metode dengan perlakuan sampel yang diekstraksi dengan metode SPE, lalu diderivatisasi sililasi, dan terakhir diidentifikasi pada metode kromatografi gas dengan deteksi menggunakan NICI-MS. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode GC-MS merupakan metode yang sensitif dan selektif yang dapat dijadikan acuan dalam analisis flunitrazepam terkait dengan identifikasi forensik. Namun untuk analisis forensik secara rutin dan mendesak, metode ini kurang efektif karena memerlukan persiapan sampel yang cukup panjang. \u0000Kata kunci: derivatisasi, ekstraksi, flunitrazepam, GC-MS","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75687012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p04
I. M. Siaka, P. Udayani, I. W. B. Suyasa
Faktor geologis dan cara pengolahan tanah pertanian serta penggunaan pupuk secara berlebih dalam proses pertanian berpengaruh pada kandungan logam berat dalam tanah, sehingga dapat menyebabkan tanah dan hasil pertaniannya tercemar oleh cemaran logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran dan bioavailabilitas logam Pb dan Cu dalam tanah pertanian di Desa Baturiti serta menentukan kandungan logam berat tersebut dalam daunsawi putih hasil pertanian didaerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode ekstraksi bertahap dan pengukuran logamnya menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kandungan Pb total pada tanah sebelum penanaman dan saat panen berturut-turut 132,4190–236,1381 mg/kg dan 185,2171–273,1228 mg/kg. Begitu juga kandungan Cu total berturut-turut 73,0249–100,3995 mg/kg dan 84,7515–101,0791 mg/kg. Bioavailabilitas logam Pb dan Cudalam tanah pertanian sebelum penanaman yang terdiri dari: serta merta bioavailable, berpotensi bioavailable dan non bioavailable berturut-turut 25,47-40,22%, 40,62-53,67% dan 19,16-21,80% untuk Pb,2,42-3,11%, 49,42-74,73% dan 22,85-48,13% untuk Cu. Kandungan Pb dan Cu total dalam daun sawi putih berturut-turut 29,3278-40,8476 mg/kg dan28,3933-36,2952 mg/kg atau setaradengan 60,54-66,15% dan 60,24-66,75% dari kandungan logam dalam seluruh bagian tanamannya. Dengan demikian, tanah pertanian di Desa Baturiti tergolong tidak tercemar logam Pb dan Cu menurut nilai the farmer Greater London Council serta logam beratnya dominan berpotensi bioavailable. Sementara itu, daunsawi putih tergolong tercemar logam Pb dan Cu karena melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Kata Kunci: bioavailabilitas, logam total, Pb dan Cu, sawi putih, tanah pertanian
{"title":"BIOAVAILABILITAS DAN KANDUNGAN Pb, Cu PADA TANAH DAN SAWI PUTIH DI DESA BATURITI","authors":"I. M. Siaka, P. Udayani, I. W. B. Suyasa","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p04","url":null,"abstract":"Faktor geologis dan cara pengolahan tanah pertanian serta penggunaan pupuk secara berlebih dalam proses pertanian berpengaruh pada kandungan logam berat dalam tanah, sehingga dapat menyebabkan tanah dan hasil pertaniannya tercemar oleh cemaran logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran dan bioavailabilitas logam Pb dan Cu dalam tanah pertanian di Desa Baturiti serta menentukan kandungan logam berat tersebut dalam daunsawi putih hasil pertanian didaerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode ekstraksi bertahap dan pengukuran logamnya menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Kandungan Pb total pada tanah sebelum penanaman dan saat panen berturut-turut 132,4190–236,1381 mg/kg dan 185,2171–273,1228 mg/kg. Begitu juga kandungan Cu total berturut-turut 73,0249–100,3995 mg/kg dan 84,7515–101,0791 mg/kg. Bioavailabilitas logam Pb dan Cudalam tanah pertanian sebelum penanaman yang terdiri dari: serta merta bioavailable, berpotensi bioavailable dan non bioavailable berturut-turut 25,47-40,22%, 40,62-53,67% dan 19,16-21,80% untuk Pb,2,42-3,11%, 49,42-74,73% dan 22,85-48,13% untuk Cu. Kandungan Pb dan Cu total dalam daun sawi putih berturut-turut 29,3278-40,8476 mg/kg dan28,3933-36,2952 mg/kg atau setaradengan 60,54-66,15% dan 60,24-66,75% dari kandungan logam dalam seluruh bagian tanamannya. Dengan demikian, tanah pertanian di Desa Baturiti tergolong tidak tercemar logam Pb dan Cu menurut nilai the farmer Greater London Council serta logam beratnya dominan berpotensi bioavailable. Sementara itu, daunsawi putih tergolong tercemar logam Pb dan Cu karena melebihi ambang batas yang telah ditentukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. \u0000Kata Kunci: bioavailabilitas, logam total, Pb dan Cu, sawi putih, tanah pertanian","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83304482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p12
I. Permatasari, M. A. Wibowo, R. Rudiyansyah, A. H. Alimuddin
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat terutama pada bagian kulit buah yaitu sebagai antioksidan, antikanker, antimalaria, antibakteri, antimikroba, antiprotozoal, antidiabetes dan larvasida. Senyawa metabolit sekunder yang paling sering ditemukan dalam kulit buah manggis adalah senyawa golongan santon. Penelitian ini menggunakan sampel kulit buah manggis yang tumbuh di Kalimantan Barat. Tahapan penelitian untuk memperoleh isolat adalah ekstraksi (maserasi dan partisi), uji fitokimia, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair vakum (KCV), dan kromatografi kolom Flash (KKF). Hasil isolat G8M6L7 berupa kristal kuning sebanyak 27,6 mg diidentifikasi dengan metode KLT eluen n-heksana:etil asetat (7:3) menggunakan reagen semprot serium sulfat. Hasil yang diperoleh berupa bercak berwarna kuning yang mengindikasikan sebagai senyawa santon. Identifikasi lebih lanjut terhadap isolat G8M6L7 dengan metode spektroskopi UV-Vis, FT-IR dan 1H NMR. Isolat tersebut diperkirakan senyawa santon terprenilasi didukung dengan data spektrum UV-Vis pada panjang gelombang 297 nm menandakan adanya kromofor yang berkonjugasi ikatan rangkap. Interpretasi terhadap spektrum FT-IR menunjukkan adanya puncak serapan khas yang mengindikasikan sebagai senyawa santon, dimana adanya gugus karbonil terkhelat (1624,06 cm-1), gugus hidroksi –OH (3383,14 cm-1), gugus -C=C- allil sp2 (1463,97 cm-1), gugus C-O pada eter ataupun hidroksi (1284,59 cm-1) serta gugus C-H alifatik sp3 (2968,45 cm-1, 2922,16 cm-1, 2856,58 cm-1). Interpretasi spektrum 1H-NMR memperlihatkan geseran kimia rentang 6-8 ppm menunjukkan gugus aromatik, 13,69 (1H, s) dan 13,19 (1H, s) menunjukkan 2 hidroksi terkhelat, 6,73 (1H, d, J=10,05 Hz), 5,57 (1H, d, J=10,05 Hz) dan 1,46 (3H, s) menunjukkan gugus prenil tersiklisasi, serta 5,26 (2H, m), 4,09 (1H, d, J=6,4 Hz), 1,79 (3H, s) dan 1,69 (3H, s) menunjukkan gugus prenil. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa isolat G8M6L7 dari fraksi DCM kulit buah manggis merupakan golongan senyawa santon. Kata kunci: Garcinia mangostana L., kulit buah manggis, santon ABSTRACT Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a plant that has benefits, especially in the rind of the fruit, namely as an antioxidant, anticancer, antimalarial, antibacterial, antiprotozoal, antidiabetic and larvicide. The secondary metabolite compounds most often found in mangosteen rind are xanthones. This study uses mangosteen rind sample that grow in West Kalimantan. Stages of research to obtain isolate were extraction (maceration and partition), phytochemical test, thin layer chromatography (TLC), vacuum liquid chromatography (VLC), and Flash column chromatography (FCC). The results of G8M6L7 isolate in the form of 27.6 mg yellow crystals were identified by the TLC method eluent n-hexane: ethyl acetate (7: 3) using serium sulfate spray reagent. The results obtained in the form of yellow spot that indicate a xanthone compound. Further identificat
{"title":"ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA SANTON PADA FRAKSI DIKLOROMETANA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) ASAL KALIMANTAN BARAT","authors":"I. Permatasari, M. A. Wibowo, R. Rudiyansyah, A. H. Alimuddin","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p12","url":null,"abstract":"Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman yang memiliki manfaat terutama pada bagian kulit buah yaitu sebagai antioksidan, antikanker, antimalaria, antibakteri, antimikroba, antiprotozoal, antidiabetes dan larvasida. Senyawa metabolit sekunder yang paling sering ditemukan dalam kulit buah manggis adalah senyawa golongan santon. Penelitian ini menggunakan sampel kulit buah manggis yang tumbuh di Kalimantan Barat. Tahapan penelitian untuk memperoleh isolat adalah ekstraksi (maserasi dan partisi), uji fitokimia, kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi cair vakum (KCV), dan kromatografi kolom Flash (KKF). Hasil isolat G8M6L7 berupa kristal kuning sebanyak 27,6 mg diidentifikasi dengan metode KLT eluen n-heksana:etil asetat (7:3) menggunakan reagen semprot serium sulfat. Hasil yang diperoleh berupa bercak berwarna kuning yang mengindikasikan sebagai senyawa santon. Identifikasi lebih lanjut terhadap isolat G8M6L7 dengan metode spektroskopi UV-Vis, FT-IR dan 1H NMR. Isolat tersebut diperkirakan senyawa santon terprenilasi didukung dengan data spektrum UV-Vis pada panjang gelombang 297 nm menandakan adanya kromofor yang berkonjugasi ikatan rangkap. Interpretasi terhadap spektrum FT-IR menunjukkan adanya puncak serapan khas yang mengindikasikan sebagai senyawa santon, dimana adanya gugus karbonil terkhelat (1624,06 cm-1), gugus hidroksi –OH (3383,14 cm-1), gugus -C=C- allil sp2 (1463,97 cm-1), gugus C-O pada eter ataupun hidroksi (1284,59 cm-1) serta gugus C-H alifatik sp3 (2968,45 cm-1, 2922,16 cm-1, 2856,58 cm-1). Interpretasi spektrum 1H-NMR memperlihatkan geseran kimia rentang 6-8 ppm menunjukkan gugus aromatik, 13,69 (1H, s) dan 13,19 (1H, s) menunjukkan 2 hidroksi terkhelat, 6,73 (1H, d, J=10,05 Hz), 5,57 (1H, d, J=10,05 Hz) dan 1,46 (3H, s) menunjukkan gugus prenil tersiklisasi, serta 5,26 (2H, m), 4,09 (1H, d, J=6,4 Hz), 1,79 (3H, s) dan 1,69 (3H, s) menunjukkan gugus prenil. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa isolat G8M6L7 dari fraksi DCM kulit buah manggis merupakan golongan senyawa santon. \u0000Kata kunci: Garcinia mangostana L., kulit buah manggis, santon \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a plant that has benefits, especially in the rind of the fruit, namely as an antioxidant, anticancer, antimalarial, antibacterial, antiprotozoal, antidiabetic and larvicide. The secondary metabolite compounds most often found in mangosteen rind are xanthones. This study uses mangosteen rind sample that grow in West Kalimantan. Stages of research to obtain isolate were extraction (maceration and partition), phytochemical test, thin layer chromatography (TLC), vacuum liquid chromatography (VLC), and Flash column chromatography (FCC). The results of G8M6L7 isolate in the form of 27.6 mg yellow crystals were identified by the TLC method eluent n-hexane: ethyl acetate (7: 3) using serium sulfate spray reagent. The results obtained in the form of yellow spot that indicate a xanthone compound. Further identificat","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"33 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84627419","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p09
I. E. Suprihatin, N. D. Murdani, I. W. Suarsa
Bentonit adalah salah satu jenis bahan yang umum.digunakan sebagai penyerap limbah zat warna. Namun, terdapat kesulitan dalam pemisahan dan pengumpulan kembali..adsorben setelah proses penyerapan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bentonit dijadikan komposit dengan oksida besi yang bersifat magnetik untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi zat warna Napthol blue black menggunakan bentonit-Fe3O4 bukan sekedar adsorben melainkan sebagai fotokatalis.. Penelitian ini.meliputi penentuan.massa bentonit-Fe3O4 optimum, pH optimum, waktu irradiasi optimum, serta..efektivitas.fotodegradasi..pada kondisi optimum...Hasil penelitian menunjukkan bahwa..kondisi..optimum..yang diperoleh yaitu massa bentonit-Fe3O4 sebesar 50 mg, pH. 5 dan waktu irradiasi dengan sinar UV adalah 30 menit. Persentase fotodegradasi pada kondisi optimum sebesar 98,95±0,01% yang menunjukkan fotodegradasi menggunakan fotokatalis bentonit-Fe3O4 sehingga fotodegradasi dengan fotokatalis yang disintesis ini sangat efektif... Kata kunci: fotodegradasi, katalis bentonit-Fe3O4, Napthol blue black
{"title":"BENTONIT-Fe3O4 SEBAGAI FOTOKATALIS DALAM PROSES FOTODEGRADASI NAPHTHOL BLUE BLACK DENGAN IRADIASI UV","authors":"I. E. Suprihatin, N. D. Murdani, I. W. Suarsa","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p09","url":null,"abstract":"Bentonit adalah salah satu jenis bahan yang umum.digunakan sebagai penyerap limbah zat warna. Namun, terdapat kesulitan dalam pemisahan dan pengumpulan kembali..adsorben setelah proses penyerapan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bentonit dijadikan komposit dengan oksida besi yang bersifat magnetik untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendegradasi zat warna Napthol blue black menggunakan bentonit-Fe3O4 bukan sekedar adsorben melainkan sebagai fotokatalis.. Penelitian ini.meliputi penentuan.massa bentonit-Fe3O4 optimum, pH optimum, waktu irradiasi optimum, serta..efektivitas.fotodegradasi..pada kondisi optimum...Hasil penelitian menunjukkan bahwa..kondisi..optimum..yang diperoleh yaitu massa bentonit-Fe3O4 sebesar 50 mg, pH. 5 dan waktu irradiasi dengan sinar UV adalah 30 menit. Persentase fotodegradasi pada kondisi optimum sebesar 98,95±0,01% yang menunjukkan fotodegradasi menggunakan fotokatalis bentonit-Fe3O4 sehingga fotodegradasi dengan fotokatalis yang disintesis ini sangat efektif... \u0000Kata kunci: fotodegradasi, katalis bentonit-Fe3O4, Napthol blue black \u0000 ","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"94 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73622626","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p06
I. Dewi, N. G. D. A. Suastuti, M. Krisensia
ABSTRAK Pantai Balangan adalah tujuan wisata yang sangat populer yang terletak di selatan Bali dekat Pura Uluwatu. Karena banyak sekali aktivitas wisata yang menimbulkan polusi. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi logam Cu total dalam air dan sedimen serta untuk mengetahui bioavailabilitas Cu dalam sedimen. Untuk mengetahui bioavailabilitas Cu dalam sedimen, sedimen diekstraksi dengan metode ekstraksi sekuensial, kemudian filtrat dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merk Shimadzu AA-7000 dengan teknik kurva kalibrasi. Kandungan logam Cu yang diperoleh dalam air dan sedimen masing-masing adalah (0,0247-0,048) mg / L dan (3,2742-6,1334) mg / kg. Hasil fraksinasi Cu dalam sedimen adalah sebagai berikut: Fraksi EFLE (mudah, bebas, leachable dan dapat ditukar) sebesar 0,130 mg / kg - 0,787 mg / kg, fraksi Fe / Mn oksida 0,165 mg / kg - 0,819 mg / kg; organik / sulfida 0,456 mg / kg - 1,641 mg / kg dan fraksi resistansi 1,008 mg / kg - 3,478 mg / kg. Oleh karena itu, fraksi ketersediaan hayati dalam sedimen untuk Cu adalah 22,92% - 52,93%, dan fraksi resistansi adalah 47,06% - 77,06%, hal ini berarti bahwa terdapat sedikit Cu yang tersedia untuk organisme dibandingkan dengan resisten. Kata kunci: Pantai Balangan, bioavailabilitas, Cu, sedimen, air laut
{"title":"KANDUNGAN LOGAM Cu TOTAL DALAM AIR LAUT DAN SEDIMEN SERTA BIOAVAILABELNYA DALAM SEDIMEN DI PANTAI BALANGAN KABUPATEN BADUNG BALI","authors":"I. Dewi, N. G. D. A. Suastuti, M. Krisensia","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p06","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Pantai Balangan adalah tujuan wisata yang sangat populer yang terletak di selatan Bali dekat Pura Uluwatu. Karena banyak sekali aktivitas wisata yang menimbulkan polusi. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi logam Cu total dalam air dan sedimen serta untuk mengetahui bioavailabilitas Cu dalam sedimen. Untuk mengetahui bioavailabilitas Cu dalam sedimen, sedimen diekstraksi dengan metode ekstraksi sekuensial, kemudian filtrat dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merk Shimadzu AA-7000 dengan teknik kurva kalibrasi. Kandungan logam Cu yang diperoleh dalam air dan sedimen masing-masing adalah (0,0247-0,048) mg / L dan (3,2742-6,1334) mg / kg. Hasil fraksinasi Cu dalam sedimen adalah sebagai berikut: Fraksi EFLE (mudah, bebas, leachable dan dapat ditukar) sebesar 0,130 mg / kg - 0,787 mg / kg, fraksi Fe / Mn oksida 0,165 mg / kg - 0,819 mg / kg; organik / sulfida 0,456 mg / kg - 1,641 mg / kg dan fraksi resistansi 1,008 mg / kg - 3,478 mg / kg. Oleh karena itu, fraksi ketersediaan hayati dalam sedimen untuk Cu adalah 22,92% - 52,93%, dan fraksi resistansi adalah 47,06% - 77,06%, hal ini berarti bahwa terdapat sedikit Cu yang tersedia untuk organisme dibandingkan dengan resisten. \u0000Kata kunci: Pantai Balangan, bioavailabilitas, Cu, sedimen, air laut \u0000 ","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72841756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-01-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i01.p01
T. M. Fakih, M. L. Dewi, A. Arumsari, T. M. Syarza, N. Hazar
Sebuah protein hemofor yang dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa (HasAp) dapat mengikat beberapa senyawa kompleks logam selain Protoporfirin-IX (heme). Struktur kristal dari protein HasAp yang mengandung senyawa kompleks logam hanya menunjukkan sedikit perubahan pada keseluruhan struktur protein HasAp. Fe-ftalosianina (Fe-Pc) dan Fe-mesoporfirin-IX (Fe-MPIX) mampu menghambat protein HasAp yang terikat heme sebagai sumber zat besi. Pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi, evaluasi, dan eksplorasi terhadap mekanisme aksi dari senyawa Fe-Pc dan Fe-MPIX terhadap protein HasAp, serta mengamati pengaruhnya pada bagian sisi aktif protein HasR dengan menggunakan studi in silico. Simulasi penambatan molekuler berbasis protein-ligan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MGLTools 1.5.6 yang dilengkapi dengan AutoDock 4.2 untuk mengamati afinitas dan interaksi molekuler yang terbentuk antara molekul senyawa Fe-Pc dan Fe-MPIX terhadap makromolekul protein HasAp. Kemudian dilakukan simulasi penambatan molekuler berbasis protein-protein terhadap sistem kompleks protein-ligan untuk mengamati pengaruhnya terhadap area pengikatan dari makromolekul protein HasR dengan menggunakan perangkat lunak PatchDock. Hasil simulasi penambatan molekuler berbasis protein-ligan menunjukkan bahwa senyawa Fe-MPIX memiliki afinitas yang lebih baik dari senyawa Fe-Pc pada makromolekul protein HasAp-FeMPIX, dengan nilai energi bebas ikatan masing-masing ?65,73 kJ/mol dan ?63,97 kJ/mol. Kemudian, hasil simulasi penambatan molekuler berbasis protein-protein antara kompleks senyawa Fe-MPIX dan protein HasAp-FeMPIX terhadap protein HasR memiliki nilai atomic contact energy (ACE) paling positif, yaitu 1051,44 kJ/mol. Perbedaan ukuran struktur molekul senyawa terbukti mampu mempengaruhi mekanisme aksi terhadap protein target. Dengan demikian, diperlukan kehati-hatian dalam mendesain molekul senyawa inhibitor dari protein HasAp secara in silico. Kata kunci: Fe-ftalosianina, Fe-mesoporfirin-IX, protein HasAp, protein HasR, Pseudomonas aeruginosa
由伪胞菌(HasAp)产生的溶血蛋白(HasAp)与原体- ix (heme)以外的金属复合物结合。HasAp蛋白质的晶体结构中含有复杂的金属化合物,只表明HasAp的整个蛋白质结构几乎没有变化。fef - pc (feo - pc)和f -中间体- ix (fen - mpix)可以抑制HasAp的血红蛋白作为铁的来源。本研究将进行对fepc化合物和fepe x对HasAp蛋白的作用机制的鉴定、评估和探索,并利用二氧化硅蛋白活性侧边观察它们的影响。基于蛋白质的分子增强模拟是使用MGLTools 1.5.6软件进行的,该软件配备自动4.2自动装置,观察fepc化合物和HasAp蛋白质分子之间的亲缘关系和分子相互作用。然后对蛋白质复合体进行一种基于蛋白质的分子增强模拟,观察它们通过PatchDock软件对HasR蛋白质分子粘合区域的影响。以蛋白质为基础的分子增强的模拟结果表明,fempix蛋白分子的非pc化合物与非pc蛋白分子的非pc化合物有更好的亲和力。然后,基于蛋白质的化合物fempix和HasR蛋白复合物之间的分子增强蛋白的结果具有原子接触能量(ACE)最积极的值,即1051.44 kJ/mol。事实证明,化合物分子结构的大小差异会影响目标蛋白质的作用机制。因此,我们需要谨慎地设计出二氧化硅蛋白的分子抑制剂。关键词:fef -ftalosianina, feo -中间体- ix, HasAp的蛋白质,HasR的蛋白质
{"title":"STUDI INTERAKSI SENYAWA KOMPLEKS BESI TERHADAP PROTEIN HEMOFOR PADA PSEUDOMONAS AERUGINOSA (HasAp) SECARA IN SILICO","authors":"T. M. Fakih, M. L. Dewi, A. Arumsari, T. M. Syarza, N. Hazar","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i01.p01","url":null,"abstract":"Sebuah protein hemofor yang dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa (HasAp) dapat mengikat beberapa senyawa kompleks logam selain Protoporfirin-IX (heme). Struktur kristal dari protein HasAp yang mengandung senyawa kompleks logam hanya menunjukkan sedikit perubahan pada keseluruhan struktur protein HasAp. Fe-ftalosianina (Fe-Pc) dan Fe-mesoporfirin-IX (Fe-MPIX) mampu menghambat protein HasAp yang terikat heme sebagai sumber zat besi. Pada penelitian ini akan dilakukan identifikasi, evaluasi, dan eksplorasi terhadap mekanisme aksi dari senyawa Fe-Pc dan Fe-MPIX terhadap protein HasAp, serta mengamati pengaruhnya pada bagian sisi aktif protein HasR dengan menggunakan studi in silico. Simulasi penambatan molekuler berbasis protein-ligan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak MGLTools 1.5.6 yang dilengkapi dengan AutoDock 4.2 untuk mengamati afinitas dan interaksi molekuler yang terbentuk antara molekul senyawa Fe-Pc dan Fe-MPIX terhadap makromolekul protein HasAp. Kemudian dilakukan simulasi penambatan molekuler berbasis protein-protein terhadap sistem kompleks protein-ligan untuk mengamati pengaruhnya terhadap area pengikatan dari makromolekul protein HasR dengan menggunakan perangkat lunak PatchDock. Hasil simulasi penambatan molekuler berbasis protein-ligan menunjukkan bahwa senyawa Fe-MPIX memiliki afinitas yang lebih baik dari senyawa Fe-Pc pada makromolekul protein HasAp-FeMPIX, dengan nilai energi bebas ikatan masing-masing ?65,73 kJ/mol dan ?63,97 kJ/mol. Kemudian, hasil simulasi penambatan molekuler berbasis protein-protein antara kompleks senyawa Fe-MPIX dan protein HasAp-FeMPIX terhadap protein HasR memiliki nilai atomic contact energy (ACE) paling positif, yaitu 1051,44 kJ/mol. Perbedaan ukuran struktur molekul senyawa terbukti mampu mempengaruhi mekanisme aksi terhadap protein target. Dengan demikian, diperlukan kehati-hatian dalam mendesain molekul senyawa inhibitor dari protein HasAp secara in silico. \u0000Kata kunci: Fe-ftalosianina, Fe-mesoporfirin-IX, protein HasAp, protein HasR, Pseudomonas aeruginosa","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73118420","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}