Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p11
I. Asih, A. A. N. G. W. Pramantha, S. Santi
Senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan semakin banyak dieksploitasi dan diteliti sebagai bahan obat-obatan. Terong belanda merupakan tanaman yang termasuk ke dalam keluarga Solanaceae, yang kaya nutrisi serta bermanfaat untuk membantu metabolisme seperti meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat mencegah stres oksidatif karena kandungan glikosida flavonoidnya. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Analisis in vivo menggunakan rancangan randomized post-test only control group design dengan 24 ekor tikus Wistar sebagai hewan uji. Hewan uji dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, dan diberikan ekstrak dengan dosis 50 mg/kgBB setelah perenangan selama 90 menit. Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak glikosida flavonoid mampu mengobati stres oksidatif dengan menurunkan kadar malondialdehid (MDA) sebesar 14,71% lebih rendah dan meningkatkan aktivitas superoksida dismutase (SOD) sebesar 53,47% lebih tinggi pada jaringan hati tikus di bawah kondisi stres dibandingkan tanpa diberikan ekstrak glikosida secara signifikan (p<0,05). Kata kunci : MDA, SOD, Solanum betaceum Cav, tikus Wistar Chemical compounds produced by plants have been increasingly exploited and researched as medicinal ingredients. Terong belanda is a plant that belongs to the Solanaceae family, which is rich in nutrients and beneficial for supporting metabolism, such as increasing the body's immunity so that it can prevent oxidative stress, because it contains flavonoid glycoside. Extraction was done by maceration and fractionation. In vivo analysis used a randomized post-test only control group design with 24 Wistar rats as test animals. The test animals were divided into four treatment groups and given the glycoside extract at a dose of 50 mg/kg BW after swimming for 90 minutes. The results showed that the administration of flavonoid glycoside extract was able to treat oxidative stress by reducing malondialdehyde (MDA) levels by 14.71% lower and increasing superoxide dismutase (SOD) activity by 53.47% higher of the rat liver tissue under stress conditions than the one without significantly given the extract (p <0.05). Keywords : MDA, SOD, Solanum betaceum Cav, Wistar rat
{"title":"EFEK EKSTRAK GLIKOSIDA FLAVONOID BUAH TERONG BELANDA TERHADAP AKTIVITAS SUPEROKSIDA DISMUTASE DAN KADAR MALONDIALDEHID PADA JARINGAN HATI TIKUS WISTAR DI BAWAH KONDISI STRES","authors":"I. Asih, A. A. N. G. W. Pramantha, S. Santi","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p11","url":null,"abstract":"Senyawa kimia yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan semakin banyak dieksploitasi dan diteliti sebagai bahan obat-obatan. Terong belanda merupakan tanaman yang termasuk ke dalam keluarga Solanaceae, yang kaya nutrisi serta bermanfaat untuk membantu metabolisme seperti meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat mencegah stres oksidatif karena kandungan glikosida flavonoidnya. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi. Analisis in vivo menggunakan rancangan randomized post-test only control group design dengan 24 ekor tikus Wistar sebagai hewan uji. Hewan uji dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, dan diberikan ekstrak dengan dosis 50 mg/kgBB setelah perenangan selama 90 menit. Hasil menunjukkan bahwa pemberian ekstrak glikosida flavonoid mampu mengobati stres oksidatif dengan menurunkan kadar malondialdehid (MDA) sebesar 14,71% lebih rendah dan meningkatkan aktivitas superoksida dismutase (SOD) sebesar 53,47% lebih tinggi pada jaringan hati tikus di bawah kondisi stres dibandingkan tanpa diberikan ekstrak glikosida secara signifikan (p<0,05). \u0000Kata kunci : MDA, SOD, Solanum betaceum Cav, tikus Wistar \u0000Chemical compounds produced by plants have been increasingly exploited and researched as medicinal ingredients. Terong belanda is a plant that belongs to the Solanaceae family, which is rich in nutrients and beneficial for supporting metabolism, such as increasing the body's immunity so that it can prevent oxidative stress, because it contains flavonoid glycoside. Extraction was done by maceration and fractionation. In vivo analysis used a randomized post-test only control group design with 24 Wistar rats as test animals. The test animals were divided into four treatment groups and given the glycoside extract at a dose of 50 mg/kg BW after swimming for 90 minutes. The results showed that the administration of flavonoid glycoside extract was able to treat oxidative stress by reducing malondialdehyde (MDA) levels by 14.71% lower and increasing superoxide dismutase (SOD) activity by 53.47% higher of the rat liver tissue under stress conditions than the one without significantly given the extract (p <0.05). \u0000Keywords : MDA, SOD, Solanum betaceum Cav, Wistar rat","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"9 2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82557343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p13
L. R. Jannah, I. Sanjaya
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan obat kanker kolon dengan bahan baku senyawa asam Elagat dan turunannya menggunakan metode Hubungan Kuantitatif Struktur-aktivasi (HKSA) dan penambatan molekular. Deskriptor yang dipakai HKSA meliputi deskriptor elektronik, sterik, dan hidrofobik. Karakter dari masing-masing deskriptor dikomputasikan menggunakan software NWchem dan MarvinSketch dengan teori HF (Hartree-Fock). Penambatan molekul dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools dan Biovia. Hasilnya menunjukkan bahwa model persamaan terbaik HKSA senyawa bahan obat dari asam elagat dan turunanya adalah Log P = -7.103 + (-0.005*PSA) + (-0.729*MR) + (0.003*Volume) + (0.002*SA) + (-99.912*Homo) + (-38.893*Lumo)+ (-0.072*MD)+ (0.006*Eh) + (1.409*P) yang diperoleh untuk senyawa 2,3,7-trichloro-8-methoxychromeno[5,4,3-cde]chromene-5,10-dione. Hasil penambatan molekular tersebut memiliki energi ikat sebesar -9.94 kkal/mol dan konstanta inhibisinya 51,54 nM. Kata kunci: asam elagat, HKSA, kanker kolon, penambatan molekular This study aimed to develop a colon cancer drug with a raw material of ellagic acid and its derivatives using the Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR) method and molecular docking. The descriptors used in QSAR were electronic, steric, and hydrophobic descriptors. The characters of each descriptor were computed using NWchem and MarvinSketch software with the HF (Hartree-Fock ) theory. Molecular docking was performed using Autodock Tools and Biovia software. The results show that the best equation of QSAR model for medicinal compounds from ellagic acid and derivatives was Log P = -7.103 + (-0.005 * PSA) + (-0.729 * MR) + (0.003 * Volume) + (0.002 * SA) + (- 99,912 * Homo) + (-38,893 * Lumo) + (-0.072 * MD) + (0.006 * Eh) + (1.409 * P) obtained for 2,3,7-trichloro-8-methoxychromeno [5,4, 3-cde] chromene-5,10-dione compound. The result of molecular docking had a binding energy of -9.94 kcal/mol and an inhibition constant of 51.54 nM. Keywords: colon cncer, ellagic acid, molecular docking, QSAR.
{"title":"COLON CANCER DRUG DEVELOPMENT STUDY OF ELAGIC ACID DERIVATIVES","authors":"L. R. Jannah, I. Sanjaya","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p13","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan obat kanker kolon dengan bahan baku senyawa asam Elagat dan turunannya menggunakan metode Hubungan Kuantitatif Struktur-aktivasi (HKSA) dan penambatan molekular. Deskriptor yang dipakai HKSA meliputi deskriptor elektronik, sterik, dan hidrofobik. Karakter dari masing-masing deskriptor dikomputasikan menggunakan software NWchem dan MarvinSketch dengan teori HF (Hartree-Fock). Penambatan molekul dilakukan dengan menggunakan software Autodock Tools dan Biovia. Hasilnya menunjukkan bahwa model persamaan terbaik HKSA senyawa bahan obat dari asam elagat dan turunanya adalah Log P = -7.103 + (-0.005*PSA) + (-0.729*MR) + (0.003*Volume) + (0.002*SA) + (-99.912*Homo) + (-38.893*Lumo)+ (-0.072*MD)+ (0.006*Eh) + (1.409*P) yang diperoleh untuk senyawa 2,3,7-trichloro-8-methoxychromeno[5,4,3-cde]chromene-5,10-dione. Hasil penambatan molekular tersebut memiliki energi ikat sebesar -9.94 kkal/mol dan konstanta inhibisinya 51,54 nM. \u0000Kata kunci: asam elagat, HKSA, kanker kolon, penambatan molekular \u0000This study aimed to develop a colon cancer drug with a raw material of ellagic acid and its derivatives using the Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR) method and molecular docking. The descriptors used in QSAR were electronic, steric, and hydrophobic descriptors. The characters of each descriptor were computed using NWchem and MarvinSketch software with the HF (Hartree-Fock ) theory. Molecular docking was performed using Autodock Tools and Biovia software. The results show that the best equation of QSAR model for medicinal compounds from ellagic acid and derivatives was Log P = -7.103 + (-0.005 * PSA) + (-0.729 * MR) + (0.003 * Volume) + (0.002 * SA) + (- 99,912 * Homo) + (-38,893 * Lumo) + (-0.072 * MD) + (0.006 * Eh) + (1.409 * P) obtained for 2,3,7-trichloro-8-methoxychromeno [5,4, 3-cde] chromene-5,10-dione compound. The result of molecular docking had a binding energy of -9.94 kcal/mol and an inhibition constant of 51.54 nM. \u0000Keywords: colon cncer, ellagic acid, molecular docking, QSAR.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80331921","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p02
W. S. Rita, L. Yanti, I. Gunawan
Kulit Pisang Hijau Lumut (Musa x paradisiaca L.) merupakan limbah organik yang masih belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak metanol Kulit Pisang Hijau Lumut terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta mengetahui golongan senyawa metabolit sekundernya. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumur difusi agar, dan skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi pendeteksi wagner dan mayer untuk alkaloid, pereaksi Lieberman-Burchard untuk steroid/terpenoid, MgHCl untuk flavonoid, FeCl3 untuk fenol, dan HCl untuk saponin. Maserasi 1kg kulit pisang hijau menghasilkan ekstrak kental metanol sebanyak 83,45 gram. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki nilai KHM sebesar 8% dan KBM sebesar 10% terhadap bakteri S. aureus dan KHM sebesar 10% serta KBM sebesar 20% terhadap bakteri E.coli. Skrining fitokimia menunjukkan hasil positif terhadap alkaloid, fenol, flavonoid dan terpenoid. Kata kunci: antibakteri, Escherichia coli, kulit pisang, Staphylococcus aureus, uji fitokimia. Hijau lumut banana peels (Musa x paradisiaca L.) are organic waste that is still not widely used. This study aimed to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of methanol extract against Staphylococcus aureus and Escherichia coli as well as the secondary metabolite compounds. Extractions were done by maceration methods, antibacterial activity assay was carried out by agar well diffusion method, and phytochemical screening was performed using secondary metabolite detection reagents such as alkaloids, flavonoids, steroids/terpenoids, phenols, and saponins. Maceration of 1kg of the banana peels produced 83.45 grams of crude methanol extract. The activity assays of methanol extract indicated that the MIC and MBC against S.aureus was 8% and 10%, while against E. coli was 10% and 20%, respectively. The result of phytochemical screening showed that the banana peels were positive for alkaloids, fenols, flavonoids dan terpenoids. Keywords : antibacterial, Escherichia coli, hijau lumut banana peels, phytochemically test, Staphylococcus aureus.
{"title":"UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERIEKSTRAK METANOL KULIT PISANG HIJAU LUMUT (Musa x paradisiaca L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus dan Escherichia coli SERTA IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWAMETABOLIT SEKUNDER","authors":"W. S. Rita, L. Yanti, I. Gunawan","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p02","url":null,"abstract":"Kulit Pisang Hijau Lumut (Musa x paradisiaca L.) merupakan limbah organik yang masih belum banyak dimanfaatkan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak metanol Kulit Pisang Hijau Lumut terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta mengetahui golongan senyawa metabolit sekundernya. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode sumur difusi agar, dan skrining fitokimia dilakukan dengan menggunakan pereaksi pendeteksi wagner dan mayer untuk alkaloid, pereaksi Lieberman-Burchard untuk steroid/terpenoid, MgHCl untuk flavonoid, FeCl3 untuk fenol, dan HCl untuk saponin. Maserasi 1kg kulit pisang hijau menghasilkan ekstrak kental metanol sebanyak 83,45 gram. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki nilai KHM sebesar 8% dan KBM sebesar 10% terhadap bakteri S. aureus dan KHM sebesar 10% serta KBM sebesar 20% terhadap bakteri E.coli. Skrining fitokimia menunjukkan hasil positif terhadap alkaloid, fenol, flavonoid dan terpenoid. \u0000Kata kunci: antibakteri, Escherichia coli, kulit pisang, Staphylococcus aureus, uji fitokimia. \u0000Hijau lumut banana peels (Musa x paradisiaca L.) are organic waste that is still not widely used. This study aimed to determine the Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) of methanol extract against Staphylococcus aureus and Escherichia coli as well as the secondary metabolite compounds. Extractions were done by maceration methods, antibacterial activity assay was carried out by agar well diffusion method, and phytochemical screening was performed using secondary metabolite detection reagents such as alkaloids, flavonoids, steroids/terpenoids, phenols, and saponins. Maceration of 1kg of the banana peels produced 83.45 grams of crude methanol extract. The activity assays of methanol extract indicated that the MIC and MBC against S.aureus was 8% and 10%, while against E. coli was 10% and 20%, respectively. The result of phytochemical screening showed that the banana peels were positive for alkaloids, fenols, flavonoids dan terpenoids. \u0000Keywords : antibacterial, Escherichia coli, hijau lumut banana peels, phytochemically test, Staphylococcus aureus. ","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"55 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86789955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p01
B. Widodo, T. Tukiran
Kulit markisa dan kulit alpukat mengandung senyawa bioaktif yang kompleks, termasuk kandungan kalium yang cukup tinggi di dalamnya. Senyawa flavonoid dapat berperan dalam peluruhan kalsium oksalat, membentuk senyawa kompleks yang mudah terlarut dalam air, serta kalium dapat memisahkan ikatan antara kalsium dengan oksalat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keberadaan senyawa bioaktif dan daya larut dari kombinasi ekstrak kulit markisa dengan kulit alpukat terhadap kristal kalium oksalat. Simplisia kering kedua sampel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan perendaman dalam pelarut etanol 96%. Keberadaan senyawa bioaktif dalam ekstrak ditentukan dengan skrining fitokimia, kadar total flavonoid ditentukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, sedangkan kadar kalium dan kalsium terlarut ditentukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penelitian dilakukan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan masing-masing 3 kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis varian One way Anova, dilanjutkan dengan uji Duncan. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak etanol kulit markisa positif mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak etanol kulit alpukat positif mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid. Kadar total flavonoid dalam ektrak kulit markisa dan kulit alpukat sebesar 3,2397 dan 3,0913 mg QE/gram sampel, sedangkan kadar kaliumnya sebesar 134,72 dan 47,56 mg/100 g sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak yang memiliki efek melarutkan paling besar adalah kombinasi ekstrak kulit markisa dan ekstrak kulit alpukat dengan perbandingan 3:1 mampu melarutkan 14,799 mg/L kalsium oksalat. Kata kunci: flavonoid, kalium, kalsium oksalat, kulit alpukat, kulit markisa.
{"title":"AKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL KULIT MARKISA (Passiflora edulis Sims) DAN KULIT ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP KELARUTAN KALSIUM OKSALAT","authors":"B. Widodo, T. Tukiran","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p01","url":null,"abstract":"Kulit markisa dan kulit alpukat mengandung senyawa bioaktif yang kompleks, termasuk kandungan kalium yang cukup tinggi di dalamnya. Senyawa flavonoid dapat berperan dalam peluruhan kalsium oksalat, membentuk senyawa kompleks yang mudah terlarut dalam air, serta kalium dapat memisahkan ikatan antara kalsium dengan oksalat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keberadaan senyawa bioaktif dan daya larut dari kombinasi ekstrak kulit markisa dengan kulit alpukat terhadap kristal kalium oksalat. Simplisia kering kedua sampel diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan perendaman dalam pelarut etanol 96%. Keberadaan senyawa bioaktif dalam ekstrak ditentukan dengan skrining fitokimia, kadar total flavonoid ditentukan menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, sedangkan kadar kalium dan kalsium terlarut ditentukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Penelitian dilakukan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan masing-masing 3 kali ulangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis varian One way Anova, dilanjutkan dengan uji Duncan. Skrining fitokimia menunjukkan bahwa pada ekstrak etanol kulit markisa positif mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid, sedangkan ekstrak etanol kulit alpukat positif mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, tanin, steroid, dan triterpenoid. Kadar total flavonoid dalam ektrak kulit markisa dan kulit alpukat sebesar 3,2397 dan 3,0913 mg QE/gram sampel, sedangkan kadar kaliumnya sebesar 134,72 dan 47,56 mg/100 g sampel. Hasil analisis menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak yang memiliki efek melarutkan paling besar adalah kombinasi ekstrak kulit markisa dan ekstrak kulit alpukat dengan perbandingan 3:1 mampu melarutkan 14,799 mg/L kalsium oksalat. \u0000 \u0000Kata kunci: flavonoid, kalium, kalsium oksalat, kulit alpukat, kulit markisa.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82383069","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p14
N. Lubis, D. Soni, M. D. Fuadi
Polikarbonat merupakan bahan sintesis hasil reaksi antara bisphenol-A (BPA) dengan phosgene (carbonyl dichloride/ COCl2). Bisphenol-A merupakan zat berbahaya yang dapat bermigrasi dari polikarbonat ke air. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil sikap preventif atau pencegahan yaitu dengan menganalisis kadar bisphenol-A (BPA), yang dapat bermigrasi dari kemasan jenis polikarbonat ke dalam air, dengan menggunakan metode analisis spektrofotometri ultraviolet (UV). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sampel botol polikarbonat yang disimpan pada suhu ruangan 23oC tidak mengandung bisphenol-A. Sedangkan pada sampel yang disimpan pada suhu paparan sinar matahari berkisar 30oC mengandung bisphenol-A BPC 2 A, BPC 2 B, dan BPC 2 C masing-masing 0,0257 ppm, 0,0211 ppm, dan 0,0234 ppm. Sampel yang ditambahkan air panas pada suhu 100oC mengandung bisphenol-A BPC 3 A, BPC 3 B, BPC 3 C, masing-masing 0,0468 ppm, 0,0495 ppm, dan 0,0445 ppm. Dapat disimpulkan bahwa suhu memberikan pengaruh terhadap migrasi bisphenol-A pada kemasan botol polikarbonat ke air di dalamnya. Hasil kadar bisphenol-A pada sampel botol polikarbonat masih memenuhi syarat batas maksimal 0,6 ppm menurut Peraturan Kepala Badan POM. No HK.03.1.23.07.11.6664. Kata kunci: bisphenol-A, polikarbonat, spektrofotometri UV. Polycarbonate is a synthetic material resulting from a reaction between bisphenol-A (BPA) and phosgene (carbonyl dichloride/ COCl2). Bisphenol-A is a dangerous substance that can migrate from the polycarbonate into water. This study aimed to take a preventive action by analyzing the content of bisphenol-A (BPA), which could migrate from the polycarbonate packaging into the water, using ultraviolet (UV) spectrophotometry. Based on the research conducted, for the sample of polycarbonate bottle stored at room temperature of 23?C, no bisphenol-A contained in the water. Meanwhile, for the samples stored under the sun exposure at temperature of about 30?C, the water contained bisphenol-A BPC 2 A, BPC 2 B, BPC 2 C of 0.0257 ppm, 0.0211 ppm and 0.0234 ppm respectively. Furthermore, for the samples added with hot water at a temperature of 100?C, the water consisted of bisphenol-A BPC 3 A, BPC 3 B, BPC 3 C of 0.0468 ppm, 0.0495 ppm, and 0.0445 ppm respectively. It could be concluded that the temperature influenced the migration of bisphenol-A from the polycarbonate bottles into the water stored in the bottles. The bisphenol-A levels in the sample of polycarbonate bottles still met the maximum limit of 0.6 ppm according to the Regulation Head of POM. No HK.03.1.23.07.11.6664. Key words: bisphenol-A, polycarbonate, UV spectrophotometry.
{"title":"PENGARUH SUHU PENYIMPANAN AIR MINUM PADA BOTOL KEMASAN POLYCARBONATE (PC) YANG BEREDAR DI DAERAH GARUT TERHADAP KADAR BISPHENOL-A (BPA) MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET","authors":"N. Lubis, D. Soni, M. D. Fuadi","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p14","url":null,"abstract":"Polikarbonat merupakan bahan sintesis hasil reaksi antara bisphenol-A (BPA) dengan phosgene (carbonyl dichloride/ COCl2). Bisphenol-A merupakan zat berbahaya yang dapat bermigrasi dari polikarbonat ke air. Penelitian ini bertujuan untuk mengambil sikap preventif atau pencegahan yaitu dengan menganalisis kadar bisphenol-A (BPA), yang dapat bermigrasi dari kemasan jenis polikarbonat ke dalam air, dengan menggunakan metode analisis spektrofotometri ultraviolet (UV). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada sampel botol polikarbonat yang disimpan pada suhu ruangan 23oC tidak mengandung bisphenol-A. Sedangkan pada sampel yang disimpan pada suhu paparan sinar matahari berkisar 30oC mengandung bisphenol-A BPC 2 A, BPC 2 B, dan BPC 2 C masing-masing 0,0257 ppm, 0,0211 ppm, dan 0,0234 ppm. Sampel yang ditambahkan air panas pada suhu 100oC mengandung bisphenol-A BPC 3 A, BPC 3 B, BPC 3 C, masing-masing 0,0468 ppm, 0,0495 ppm, dan 0,0445 ppm. Dapat disimpulkan bahwa suhu memberikan pengaruh terhadap migrasi bisphenol-A pada kemasan botol polikarbonat ke air di dalamnya. Hasil kadar bisphenol-A pada sampel botol polikarbonat masih memenuhi syarat batas maksimal 0,6 ppm menurut Peraturan Kepala Badan POM. No HK.03.1.23.07.11.6664. \u0000Kata kunci: bisphenol-A, polikarbonat, spektrofotometri UV. \u0000Polycarbonate is a synthetic material resulting from a reaction between bisphenol-A (BPA) and phosgene (carbonyl dichloride/ COCl2). Bisphenol-A is a dangerous substance that can migrate from the polycarbonate into water. This study aimed to take a preventive action by analyzing the content of bisphenol-A (BPA), which could migrate from the polycarbonate packaging into the water, using ultraviolet (UV) spectrophotometry. Based on the research conducted, for the sample of polycarbonate bottle stored at room temperature of 23?C, no bisphenol-A contained in the water. Meanwhile, for the samples stored under the sun exposure at temperature of about 30?C, the water contained bisphenol-A BPC 2 A, BPC 2 B, BPC 2 C of 0.0257 ppm, 0.0211 ppm and 0.0234 ppm respectively. Furthermore, for the samples added with hot water at a temperature of 100?C, the water consisted of bisphenol-A BPC 3 A, BPC 3 B, BPC 3 C of 0.0468 ppm, 0.0495 ppm, and 0.0445 ppm respectively. It could be concluded that the temperature influenced the migration of bisphenol-A from the polycarbonate bottles into the water stored in the bottles. The bisphenol-A levels in the sample of polycarbonate bottles still met the maximum limit of 0.6 ppm according to the Regulation Head of POM. No HK.03.1.23.07.11.6664. \u0000Key words: bisphenol-A, polycarbonate, UV spectrophotometry.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"298 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74383036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p12
H. Hasby, N. Nurhafidhah, G. Pamungkas
Biodiesel adalah senyawa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dapat disintesis dari minyak nabati, seperti minyak sawit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metil oleat sebagai komponen dominan FAME terhadap kualitas biodiesel yang disintesis dari minyak kelapa sawit berdasarkan hasil eksperimen dan komputasi. Metode sintesis biodiesel meliputi pengujian kadar FFA, proses esterifikasi, dan proses transesterifikasi. Selanjutnya persentase kandungan metil oleat ditentukan dengan menggunakan GC-MS (Chromatography Gas-Massa Spectroscopy). Metode komputasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah DFT/B3LYP/6-31G dengan melakukan optimasi parameter geometris, analisis energi HOMO-LUMO dan energi gap terhadap molekul cis dan trans metil oleat. Hasil sintesis biodiesel pada pengujian kadar FFA dari minyak sawit adalah sebesar 4,022%, sehingga harus dilanjutkan dengan tahap esterifikasi dan transesterifikasi. Biodiesel berwarna kuning keemasan beraroma khas minyak sawit, merupakan produk dari penelitian ini. Pengujian kualitas biodiesel didapatkan hasil pH 3, densitas 852 kg/m3, viskositas 5,9 Mm2/s, bilangan asam 0,28 mg-KOH/g dan titik nyala 1400C, yang telah memenuhi SNI 7028:2015. Hasil karakterisasi dengan menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa kandungan metil oleat sebesar 42,72%. Pengaruh keberadaan metil oleat dalam biodiesel tidak hanya meningkatkan kinerja suhu rendah biodiesel, tetapi juga berdampak positif pada stabilitas oksidasi biodiesel. Hasil komputasi menunjukkan bahwa celah energi (energi gap) untuk trans metil oleat dan cis metil oleat, masing-masing sebesar 6.18730069 eV dan 6.09342137 eV ini membuat trans metil oleat sedikit kurang stabil dan kemungkinan lebih reaktif di bandingkan molekul cis metil oleat. Kata kunci: biodiesel, esterifikasi, studi komputasi, transesterifikasi.
{"title":"PEMODELAN KOMPUTASI KOMPONEN CIS DAN TRANS METIL OLEAT DALAM BIODIESEL YANG DISINTESIS DARI MINYAK KELAPA SAWIT","authors":"H. Hasby, N. Nurhafidhah, G. Pamungkas","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p12","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p12","url":null,"abstract":"Biodiesel adalah senyawa Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang dapat disintesis dari minyak nabati, seperti minyak sawit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metil oleat sebagai komponen dominan FAME terhadap kualitas biodiesel yang disintesis dari minyak kelapa sawit berdasarkan hasil eksperimen dan komputasi. Metode sintesis biodiesel meliputi pengujian kadar FFA, proses esterifikasi, dan proses transesterifikasi. Selanjutnya persentase kandungan metil oleat ditentukan dengan menggunakan GC-MS (Chromatography Gas-Massa Spectroscopy). Metode komputasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah DFT/B3LYP/6-31G dengan melakukan optimasi parameter geometris, analisis energi HOMO-LUMO dan energi gap terhadap molekul cis dan trans metil oleat. Hasil sintesis biodiesel pada pengujian kadar FFA dari minyak sawit adalah sebesar 4,022%, sehingga harus dilanjutkan dengan tahap esterifikasi dan transesterifikasi. Biodiesel berwarna kuning keemasan beraroma khas minyak sawit, merupakan produk dari penelitian ini. Pengujian kualitas biodiesel didapatkan hasil pH 3, densitas 852 kg/m3, viskositas 5,9 Mm2/s, bilangan asam 0,28 mg-KOH/g dan titik nyala 1400C, yang telah memenuhi SNI 7028:2015. Hasil karakterisasi dengan menggunakan GC-MS menunjukkan bahwa kandungan metil oleat sebesar 42,72%. Pengaruh keberadaan metil oleat dalam biodiesel tidak hanya meningkatkan kinerja suhu rendah biodiesel, tetapi juga berdampak positif pada stabilitas oksidasi biodiesel. Hasil komputasi menunjukkan bahwa celah energi (energi gap) untuk trans metil oleat dan cis metil oleat, masing-masing sebesar 6.18730069 eV dan 6.09342137 eV ini membuat trans metil oleat sedikit kurang stabil dan kemungkinan lebih reaktif di bandingkan molekul cis metil oleat. \u0000Kata kunci: biodiesel, esterifikasi, studi komputasi, transesterifikasi.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"67 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88999885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p05
I. W. Suirta, I. K. G. H. Subawa, N. K. Ariati
Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung asam-asam lemak jenuh rantai pendek yang bermanfaat bagi tubuh, namun asam-asam lemak tersebut juga berpotensi meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan papain terhadap kuantitas dan kualitas VCO yang dihasilkan dan untuk mengetahui pengaruh konsumsi VCO terhadap kolesterol total darah pada tikus. Pada penelitian ini VCO dibuat secara enzimatis dengan enzim proteolitik berupa enzim papain. Enzim papain disadap dari papaya yang kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom gradien elusi. VCO dalam percobaan dilakukan uji kuantitas berupa rendemen, uji kualitas berupa uji penampakan fisik, pengukuran densitas, pengukuran kadar air, dan analisis asam lemak menggunakan instrumen GC-MS, serta uji in vivo berupa pengujian asupan VCO terhadap perubahan kolesterol darah tikus. Hasil yang didapatkan adalah VCO yang dibuat dengan penambahan papain memiliki rendemen lebih tinggi dengan rendemen tertinggi pada VCO yang dibuat dengan penambahan papain kasar yaitu 23,33% dibandingkan dengan VCO kontrol yaitu 6,67%. VCO yang dibuat dengan penambahan papain juga memberikan kualitas yang tidak jauh berbeda, bahkan kualitasnya lebih baik dibandingkan VCO kontrol. Pada uji in vivo, VCO memberikan efek penurunan kadar kolesterol total darah tikus, namun setelah dianalisis dengan aplikasi SPSS memberikan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan bermakna. Dengan demikian penambahan papain dapat meningkatkan kuantitas VCO dan tidak berdampak buruk terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, serta dapat memberikan efek penurukan kadar kolesterol total darah namun tidak signifikan secara statistik. Kata kunci: enzim papain, kolesterol total darah, Virgin Coconut Oil (VCO). Virgin Coconut Oil (VCO) contains short-chain saturated fatty acids that beneficial, but they also have the potential to increase blood cholesterol. The purpose of this study was to determine the effect of adding papain on the quantity and quality of VCO produced and the influence of VCO consumption on rats’ blood cholesterol. In this study, VCO was prepared enzymatically using papain as the proteolytical enzyme. The papain enzyme tapped from papaya then purified by chromatography elution gradient column. The quantity test of the VCO was determined by the percentage of recovery, while the quality assays were done in form of physical appearance, density, water content, fatty acids by GC-MS, and in vivo test to know the effect of VCO intake on the rat’s blood cholesterol. The results indicated that the VCO made with the addition of papain had higher recovery yield, with the highest yield of 23.33%, than the VCO prepared without the addition of crude papain (VCO control) with the yield of 6.67%. Moreover, VCO obtained with the addition of papain provided not much different quality, even better, than the VCO control. The in-vivo test showed that VCO gave a decreasing effe
处女椰子油(VCO)含有酸饱和脂肪对身体有益的短链,然而这些酸脂也可能增加体内的胆固醇。这项研究的目的是了解VCO产生的数量和质量的papain的影响,以及VCO摄入对老鼠总胆固醇的影响。在这项研究中,VCO是用papain酶的蛋白酶酶酶合成的。酶吸附木瓜木瓜的窃听然后用色谱纯化elusi梯度专栏。VCO在一项用GC-MS仪器进行的批量、物理观察测试、密度测量、含水率测量和脂肪酸分析的实验中,以及VCO对老鼠血液胆固醇变化的活检。他得到的结果是一个由papain添加而成的VCO附例在VCO中得到了一个更高的表盘,该表盘是由23.33%的严厉句附加而成的,而VCO控件则为67%。VCO的增补吸附木瓜也提供的质量没有什么不同,甚至它的质量比VCO控制。在vivo, VCO试验最终给老鼠血液总胆固醇含量下降影响,但与应用SPSS分析后给出了价值超过0。05意义(p > 0。05)意味着没有区别的意义。从而增加吸附木瓜可以提高VCO数量和不产生VCO的质量产生不利影响,并能产生penurukan血液总胆固醇水平影响,却没有在统计学上显著。关键词:吸附木瓜酶处女血总胆固醇,椰子油(VCO)。处女椰子油(VCO) contains short-chain saturated acids那beneficial胖子,但是他们也有增加的潜在的血过高。这个研究的目的是为了个重大之效应增加的数量和质量上的吸附木瓜VCO影响》由和VCO肺结核在老鼠“血过高。In this study, VCO是准备用吸附木瓜美国《proteolytical enzymatically enzyme。《吸附木瓜enzyme tapped从木瓜然后purified由chromatography elution gradient纵队。VCO was intended数量测试》by《质量assays percentage of复苏,而在完成inform体格,在乎的密度、水内容偏胖acids GC-MS效应》和in - vivo测试要知道,VCO进气哀》热血过高。The results indicated that《加法,VCO制造与恢复吸附木瓜有高收益的最高收益》里,用23 . 33%,比之《加法,VCO准备没有控制原油吸附木瓜(VCO)和6 . 67%的收益。而且,VCO获得与吸附木瓜provided之加法,不是多不同的品质,甚至更好,比《VCO控制。in-vivo测试那里那个VCO给a的decreasing效应在老鼠的血液过高时,但之后被用SPSS analyzed它给遗迹”价值比0。05哪种适合那个没有浓厚,是画。因此《VCO吸附木瓜的加法,可以增加数量而不是做一个坏impact on the VCO品质as well as。a decreasing效应《血过高但不是总额statistically浓厚。安装:处女血过高,吸附木瓜enzyme,椰子油(VCO)。
{"title":"PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) DENGAN ENZIM PAPAIN DAN PENGARUH ASUPAN VCO TERHADAP KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS GALUR WISTAR JANTAN","authors":"I. W. Suirta, I. K. G. H. Subawa, N. K. Ariati","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p05","url":null,"abstract":"Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung asam-asam lemak jenuh rantai pendek yang bermanfaat bagi tubuh, namun asam-asam lemak tersebut juga berpotensi meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan papain terhadap kuantitas dan kualitas VCO yang dihasilkan dan untuk mengetahui pengaruh konsumsi VCO terhadap kolesterol total darah pada tikus. Pada penelitian ini VCO dibuat secara enzimatis dengan enzim proteolitik berupa enzim papain. Enzim papain disadap dari papaya yang kemudian dimurnikan dengan kromatografi kolom gradien elusi. VCO dalam percobaan dilakukan uji kuantitas berupa rendemen, uji kualitas berupa uji penampakan fisik, pengukuran densitas, pengukuran kadar air, dan analisis asam lemak menggunakan instrumen GC-MS, serta uji in vivo berupa pengujian asupan VCO terhadap perubahan kolesterol darah tikus. Hasil yang didapatkan adalah VCO yang dibuat dengan penambahan papain memiliki rendemen lebih tinggi dengan rendemen tertinggi pada VCO yang dibuat dengan penambahan papain kasar yaitu 23,33% dibandingkan dengan VCO kontrol yaitu 6,67%. VCO yang dibuat dengan penambahan papain juga memberikan kualitas yang tidak jauh berbeda, bahkan kualitasnya lebih baik dibandingkan VCO kontrol. Pada uji in vivo, VCO memberikan efek penurunan kadar kolesterol total darah tikus, namun setelah dianalisis dengan aplikasi SPSS memberikan nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) yang berarti tidak ada perbedaan bermakna. Dengan demikian penambahan papain dapat meningkatkan kuantitas VCO dan tidak berdampak buruk terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, serta dapat memberikan efek penurukan kadar kolesterol total darah namun tidak signifikan secara statistik. \u0000Kata kunci: enzim papain, kolesterol total darah, Virgin Coconut Oil (VCO). \u0000Virgin Coconut Oil (VCO) contains short-chain saturated fatty acids that beneficial, but they also have the potential to increase blood cholesterol. The purpose of this study was to determine the effect of adding papain on the quantity and quality of VCO produced and the influence of VCO consumption on rats’ blood cholesterol. In this study, VCO was prepared enzymatically using papain as the proteolytical enzyme. The papain enzyme tapped from papaya then purified by chromatography elution gradient column. The quantity test of the VCO was determined by the percentage of recovery, while the quality assays were done in form of physical appearance, density, water content, fatty acids by GC-MS, and in vivo test to know the effect of VCO intake on the rat’s blood cholesterol. The results indicated that the VCO made with the addition of papain had higher recovery yield, with the highest yield of 23.33%, than the VCO prepared without the addition of crude papain (VCO control) with the yield of 6.67%. Moreover, VCO obtained with the addition of papain provided not much different quality, even better, than the VCO control. The in-vivo test showed that VCO gave a decreasing effe","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"133 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80160412","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p04
S. Septhiani
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan dan kapasitas silika termodifikasi (APTMS) dalam menyerap anion Cr(VI) Silika Gel (SG) yang disintesis dengan cara menambahkan larutan HCl 3M ke dalam campuran natrium silikat (Na2SiO3) dari abu sekam padi sebagai prekursor, sampai dengan pH 7. Proses pembuatan HAS dilakukan dengan menambahkan Aminopropyltrimethoxysilane (APTMS) pada SG hasil sintesis menggunakan metode grafting dengan pelarut toluena dalam sistem refluks. SG dan HAS dikarakterisasi dengan metode spektrofotometri inframerah (FTIR) dan difraksi sinar-X (XRD). Kajian adsorpsi dilakukan menggunakan sistem batch dengan variasi pH, waktu dan konsentrasi ion Cr (VI). Ion logam yang teradsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Uv-Vis. Model isoterm Freundlich dan Langmuir digunakan untuk menentukan kapasitas dan energi adsorpsi. Mekanisme reaksi dipelajari dalam desorpsi dengan variasi senyawa desorben dan variasi tingkat kebasaan desorben. Aplikasi adsorben dilakukan pada limbah pelapisan krom. pH optimum adsorpsi Cr (VI) yaitu pH 1 untuk SG dan pH 2 untuk HAS. Waktu maksimum adsorpsi SG dan HAS adalah 4 jam dan 30 menit. Studi kinetika adsorpsi menunjukan bahwa adsorpsi Cr (VI) mengikuti model kinetika orde 2 pada SG dan pseudo orde 2 pada HAS. Kapasitas adsorpsi maksimum HAS sebesar 55,8 mg/g dan SG sebesar 7,6 mg/g. Kata kunci: adsorpsi, Cr(VI), hibrida aminosilika, limbah pelapisan krom, silika gel.
{"title":"MODIFIKASI SILIKA GEL DENGAN AMINOPROPIL TRIMETOKSISILAN (APTMS) DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN Cr(VI)","authors":"S. Septhiani","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p04","url":null,"abstract":"Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengkaji kemampuan dan kapasitas silika termodifikasi (APTMS) dalam menyerap anion Cr(VI) Silika Gel (SG) yang disintesis dengan cara menambahkan larutan HCl 3M ke dalam campuran natrium silikat (Na2SiO3) dari abu sekam padi sebagai prekursor, sampai dengan pH 7. Proses pembuatan HAS dilakukan dengan menambahkan Aminopropyltrimethoxysilane (APTMS) pada SG hasil sintesis menggunakan metode grafting dengan pelarut toluena dalam sistem refluks. SG dan HAS dikarakterisasi dengan metode spektrofotometri inframerah (FTIR) dan difraksi sinar-X (XRD). Kajian adsorpsi dilakukan menggunakan sistem batch dengan variasi pH, waktu dan konsentrasi ion Cr (VI). Ion logam yang teradsorpsi dianalisis secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri Uv-Vis. Model isoterm Freundlich dan Langmuir digunakan untuk menentukan kapasitas dan energi adsorpsi. Mekanisme reaksi dipelajari dalam desorpsi dengan variasi senyawa desorben dan variasi tingkat kebasaan desorben. Aplikasi adsorben dilakukan pada limbah pelapisan krom. pH optimum adsorpsi Cr (VI) yaitu pH 1 untuk SG dan pH 2 untuk HAS. Waktu maksimum adsorpsi SG dan HAS adalah 4 jam dan 30 menit. Studi kinetika adsorpsi menunjukan bahwa adsorpsi Cr (VI) mengikuti model kinetika orde 2 pada SG dan pseudo orde 2 pada HAS. Kapasitas adsorpsi maksimum HAS sebesar 55,8 mg/g dan SG sebesar 7,6 mg/g. \u0000Kata kunci: adsorpsi, Cr(VI), hibrida aminosilika, limbah pelapisan krom, silika gel.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"58 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78619193","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p06
N. G. A. M. D. A. Suastuti, I. Dewi, R. M. Derisa
Pelabuhan Celukan Bawang merupakan salah satu pelabuhan yang terletak di Kabupaten Buleleng Bali dengan aktivitas transportasi kapal bongkar muat barang yang cukup padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam total Fe dan Cr pada air laut dan sedimen serta masing-masing fraksi logam Fe dan Cr sehingga dapat ditentukan bioavailabilitasnya. Spesiasi dan bioavailabilitas pada sedimen dilakukan dengan metode ekstraksi sekuensial kemudian dianalisis menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil penelitian dengan metode kurva kalibrasi menunjukkan bahwa kandungan logam total pada kelima lokasi dalam air laut untuk logam Fe dan Cr yaitu berkisar antara 0,3593 - 2,7026 mg/L dan 0,0294 - 0,1277 mg/L, sedangkan kandungan logam total pada sedimen untuk Fe dan Cr berkisar antara 20644,733 - 24434,875 mg/kg dan 12,2023 - 24,9072 mg/kg. Hasil spesiasi logam Fe didominasi oleh fraksi non-bioavailable yaitu 80,06 - 86,47 % sedangkan fraksi bioavailable yaitu fraksi EFLE 0,01 - 0,16 %, fraksi tereduksi asam 14,07 - 19,08 %, fraksi organik sulfida 0,67 % - 1,18 %. Logam Cr fraksi bioavailable yaitu fraksi EFLE 25,12 - 34,00 %, fraksi tereduksi asam 27,50 - 37,11 %, fraksi organik sulfida 19,54 - 28,83 % sedangkan fraksi non-bioavailable 8,70 - 26,44 %. Persentase bioavailabilitas logam Fe dan Cr masing-masing sebesar 13,53 - 19,94 % dan 73,56 - 91,30 %. Kata kunci: air laut, bioavailabilitas, Cr, Fe, sedimen, spesiasi. Celukan Bawang Port is one of the ports located in the Buleleng Bali with the activity of the transport ship unloading fairly crowded. This research aimed to determine the total content of heavy metals iron and chromium in seawater and sediment, and metal fractions and bioavailability. Speciation and bioavailability of sediment were determined by sequential extraction method and then analyzed by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results of the research with the calibration curve method show that the total metal content at all five locations in seawater for metal Fe and Cr is ranging between 0.3593-2.7026 mg/L and 0.0294-0.1277 mg/L, while the total metal content on sediment for Fe and Cr ranges between 20644.733-24434.875 mg/kg and 12.2023-24.9072 mg/kg. The result of the speciation of Fe metal is dominated by a non-bioavailable fraction of 80.06-86.47% while the bioavailable fraction of the EFLE of 0.01-0.16%, acid reduced fraction 14.07-19.08%, sulfide organic fraction 0.67%-1.18%. Cr metal fraction bioavailable is EFLE fraction 25.12-34.00%, acid reduced fraction of 27.50-37.11%, sulfide organic fraction 19.54-28.83% while the non-bioavailable fraction is 8.70-26.44%. The percentage of metals bioavailability of Fe and Cr respectively amounted 13.53-19.94% and 73.56-91.30%. Keywords: bioavailability, Cr, Fe, seawater, sediment speciation.
{"title":"KANDUNGAN LOGAM TOTAL Fe DAN Cr AIR LAUT SERTA SPESIASI DAN BIOAVAILABILITASNYA PADA SEDIMEN DI KAWASAN PELABUHAN CELUKAN BAWANG","authors":"N. G. A. M. D. A. Suastuti, I. Dewi, R. M. Derisa","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p06","url":null,"abstract":"Pelabuhan Celukan Bawang merupakan salah satu pelabuhan yang terletak di Kabupaten Buleleng Bali dengan aktivitas transportasi kapal bongkar muat barang yang cukup padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan logam total Fe dan Cr pada air laut dan sedimen serta masing-masing fraksi logam Fe dan Cr sehingga dapat ditentukan bioavailabilitasnya. Spesiasi dan bioavailabilitas pada sedimen dilakukan dengan metode ekstraksi sekuensial kemudian dianalisis menggunakan alat Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Hasil penelitian dengan metode kurva kalibrasi menunjukkan bahwa kandungan logam total pada kelima lokasi dalam air laut untuk logam Fe dan Cr yaitu berkisar antara 0,3593 - 2,7026 mg/L dan 0,0294 - 0,1277 mg/L, sedangkan kandungan logam total pada sedimen untuk Fe dan Cr berkisar antara 20644,733 - 24434,875 mg/kg dan 12,2023 - 24,9072 mg/kg. Hasil spesiasi logam Fe didominasi oleh fraksi non-bioavailable yaitu 80,06 - 86,47 % sedangkan fraksi bioavailable yaitu fraksi EFLE 0,01 - 0,16 %, fraksi tereduksi asam 14,07 - 19,08 %, fraksi organik sulfida 0,67 % - 1,18 %. Logam Cr fraksi bioavailable yaitu fraksi EFLE 25,12 - 34,00 %, fraksi tereduksi asam 27,50 - 37,11 %, fraksi organik sulfida 19,54 - 28,83 % sedangkan fraksi non-bioavailable 8,70 - 26,44 %. Persentase bioavailabilitas logam Fe dan Cr masing-masing sebesar 13,53 - 19,94 % dan 73,56 - 91,30 %. \u0000Kata kunci: air laut, bioavailabilitas, Cr, Fe, sedimen, spesiasi. \u0000Celukan Bawang Port is one of the ports located in the Buleleng Bali with the activity of the transport ship unloading fairly crowded. This research aimed to determine the total content of heavy metals iron and chromium in seawater and sediment, and metal fractions and bioavailability. Speciation and bioavailability of sediment were determined by sequential extraction method and then analyzed by Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results of the research with the calibration curve method show that the total metal content at all five locations in seawater for metal Fe and Cr is ranging between 0.3593-2.7026 mg/L and 0.0294-0.1277 mg/L, while the total metal content on sediment for Fe and Cr ranges between 20644.733-24434.875 mg/kg and 12.2023-24.9072 mg/kg. The result of the speciation of Fe metal is dominated by a non-bioavailable fraction of 80.06-86.47% while the bioavailable fraction of the EFLE of 0.01-0.16%, acid reduced fraction 14.07-19.08%, sulfide organic fraction 0.67%-1.18%. Cr metal fraction bioavailable is EFLE fraction 25.12-34.00%, acid reduced fraction of 27.50-37.11%, sulfide organic fraction 19.54-28.83% while the non-bioavailable fraction is 8.70-26.44%. The percentage of metals bioavailability of Fe and Cr respectively amounted 13.53-19.94% and 73.56-91.30%. \u0000Keywords: bioavailability, Cr, Fe, seawater, sediment speciation.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"342 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77820774","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-07-31DOI: 10.24843/jchem.2021.v15.i02.p16
M. Celcilia, I. Syahbanu, A. B. Aritonang
Komposit polipirol/karbon aktif tempurung kelapa (PPy/KA) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi in-situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu polimerisasi terhadap konduktivitas dan kapasitansi dari komposit PPy/KA. Tempurung kelapa dikarbonisasi pada suhu 250oC selama 2 jam dan diaktivasi dengan KOH 50%. Waktu polimerisasi yang digunakan pada sintesis PPy/KA yaitu 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 24 jam. Hasil karakterisasi menunjukkan karbon aktif tempurung kelapa yang diperoleh memenuhi syarat SNI 06-3730-1995. Hasil karakterisasi dari FTIR menunjukkan terjadi pergeseran serapan vibrasi ulur N-H pada 3433,29 cm-1, vibrasi ulur C=C pada 1558,48 cm-1 dan C-H out of plane pada 933,55 cm-1 pada PPy, menjadi 3448,72 cm-1; 1566,48 cm-1 dan 925,83 cm-1 pada komposit PPy/KA. Pergeseran serapan ini menunjukkan adanya interaksi antara PPy dengan karbon aktif. Dari data hasil pengukuran dengan LCR-meter dan multimeter menunjukkan bahwa nilai kapasitansi dan konduktivitas terbaik diperoleh pada komposit PPy/KA variasi 4 jam yaitu nilai tegangan sebesar 0,535 V, nilai kapasitansi sebesar 59,17 dengan waktu pengisian selama 200 detik dan waktu pelepasan selama 1994 detik. Kata Kunci: karbon aktif, komposit PPy/KA, polipirol, waktu polimerisasi. Composite of polypyrrole/ coconut shell activated carbon (PPy/ KA) has been successfully synthesized by in-situ polymerization method. The aim of this research was to determine the effect of polymerization time on the conductivity and capacitance of PPy / KA composites. The coconut shell was carbonized at 250oC for 2 hours and activated with 50% KOH. The polymerization time for PPy/KA synthesis was 2 hours, 4 hours, 6 hours, and 24 hours. The characterization results of the coconut shell activated carbon have met the national standard of SNI 06-3730-1995. The results from FTIR characterization showed that there was a shift in the absorption vibration of N-H stretching at 3433,29 cm-1, C=C stretching at 1558,48 cm-1 and C-H out of plane at 933,55 cm-1 for PPy, shifted to 3448,72 cm-1; 1566,48 cm-1 and 925,83 cm-1 for PPy/KA composite. This indicated that there were interaction between KA and PPy. From the data measurement using LCR-meter and multimeter showed that the best capacitance and conductivity values ??were obtained in the 4-hour variation PPy / KA composites. Voltage and capacitance measurement showed 0.535 V and 59.17 ?F, respectively, with a charging time of 200 seconds and discharging time of 1994 seconds. Keywords: activated carbon, polymerization time, polypyrrole, PPy/KA composite.
{"title":"PENGARUH WAKTU POLIMERISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPOSIT POLIPIROL/KARBON AKTIF (PPy/KA) DARI TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ELEKTRODA SUPERKAPASITOR","authors":"M. Celcilia, I. Syahbanu, A. B. Aritonang","doi":"10.24843/jchem.2021.v15.i02.p16","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/jchem.2021.v15.i02.p16","url":null,"abstract":"Komposit polipirol/karbon aktif tempurung kelapa (PPy/KA) telah berhasil disintesis dengan menggunakan metode polimerisasi in-situ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lamanya waktu polimerisasi terhadap konduktivitas dan kapasitansi dari komposit PPy/KA. Tempurung kelapa dikarbonisasi pada suhu 250oC selama 2 jam dan diaktivasi dengan KOH 50%. Waktu polimerisasi yang digunakan pada sintesis PPy/KA yaitu 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 24 jam. Hasil karakterisasi menunjukkan karbon aktif tempurung kelapa yang diperoleh memenuhi syarat SNI 06-3730-1995. Hasil karakterisasi dari FTIR menunjukkan terjadi pergeseran serapan vibrasi ulur N-H pada 3433,29 cm-1, vibrasi ulur C=C pada 1558,48 cm-1 dan C-H out of plane pada 933,55 cm-1 pada PPy, menjadi 3448,72 cm-1; 1566,48 cm-1 dan 925,83 cm-1 pada komposit PPy/KA. Pergeseran serapan ini menunjukkan adanya interaksi antara PPy dengan karbon aktif. Dari data hasil pengukuran dengan LCR-meter dan multimeter menunjukkan bahwa nilai kapasitansi dan konduktivitas terbaik diperoleh pada komposit PPy/KA variasi 4 jam yaitu nilai tegangan sebesar 0,535 V, nilai kapasitansi sebesar 59,17 dengan waktu pengisian selama 200 detik dan waktu pelepasan selama 1994 detik. \u0000Kata Kunci: karbon aktif, komposit PPy/KA, polipirol, waktu polimerisasi. \u0000Composite of polypyrrole/ coconut shell activated carbon (PPy/ KA) has been successfully synthesized by in-situ polymerization method. The aim of this research was to determine the effect of polymerization time on the conductivity and capacitance of PPy / KA composites. The coconut shell was carbonized at 250oC for 2 hours and activated with 50% KOH. The polymerization time for PPy/KA synthesis was 2 hours, 4 hours, 6 hours, and 24 hours. The characterization results of the coconut shell activated carbon have met the national standard of SNI 06-3730-1995. The results from FTIR characterization showed that there was a shift in the absorption vibration of N-H stretching at 3433,29 cm-1, C=C stretching at 1558,48 cm-1 and C-H out of plane at 933,55 cm-1 for PPy, shifted to 3448,72 cm-1; 1566,48 cm-1 and 925,83 cm-1 for PPy/KA composite. This indicated that there were interaction between KA and PPy. From the data measurement using LCR-meter and multimeter showed that the best capacitance and conductivity values ??were obtained in the 4-hour variation PPy / KA composites. Voltage and capacitance measurement showed 0.535 V and 59.17 ?F, respectively, with a charging time of 200 seconds and discharging time of 1994 seconds. \u0000Keywords: activated carbon, polymerization time, polypyrrole, PPy/KA composite.","PeriodicalId":17780,"journal":{"name":"Jurnal Kimia","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76604426","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}