首页 > 最新文献

Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan最新文献

英文 中文
Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue pada Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Prabumulih Periode Januari–Mei 2016 2016年1月至5月,登革热病患者在普拉布穆临时住院期间的特点
IF 0.1 Pub Date : 2019-04-14 DOI: 10.22435/MPK.V29I1.271
R. Mayasari, Hotnida Sitorus, Milana Salim, Surakhmi Oktavia, Yanelza Supranelfy, Tri Wurisastuti
Abstract Dengue hemorrhagic fever is an acute epidemic disease that requires a good and complete clinical examination accompanied by an accurate laboratory examination if clinical symptoms are inadequate. The delays in diagnosis results in an increased risk of death. Hospital facilities and health workers are very influential in the recovery of patients with dengue fever. . This scientific paper presents the characteristics of patients (gender, age, temperature, leukocytes, hematocrit, platelets, hemoglobin) in patient of dengue fever in Prabumulih City Hospital. Data analysis was performed on medical record data of patients with dengue fever who were hospitalized in January-May 2016 at Prabumulih City Hospital. This type of research is descriptive analytic with retrospective design. The data discussed is the result of observing the patient’s clinical condition from the first day to the eighth day. The majority of DHF patients are female with the most age groups at 0-4 years. The body temperature of the highest DHF patients on day 1 was 39.80 C and on the eighth day showed a normal temperature of 36.50 C. The lowest hematological value on day 1 was leukocytes of 1,600 cells/mm3 , hematocrit was 27.9%, platelets were 8,000 cells / mm3 , hemoglobin 9.4 gram / dL. The lowest hematological value on the last six days of treatment is 5,600 cell / mm3 leukocytes, 27.9% hematocrit, 74,000 cell / mm3 platelets, 9.7 gram/dL hemoglobin. Hematological values for normal leukocytes and platelets while platelets and hemoglobin did not approach normal values. Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit epidemik akut yang memerlukan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap disertai pemeriksaan laboratorium yang akurat jika gejala klinis tidak memadai. Keterlambatan dalam diagnosis mengakibatkan peningkatan risiko kematian. Fasilitas rumah sakit dan tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam kesembuhan pasien demam berdarah. Naskah ilmiah ini menyajikan karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, suhu, leukosit, hematokrit, trombosit, dan hemoglobin) rawat inap demam berdarah di RSUD Kota Prabumulih. Analisa data dilakukan terhadap data rekam medis pasien demam berdarah yang rawat inap bulan Januari-Mei 2016 di RSUD Kota Prabumulih. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain retrospektif. Data yang dibahas adalah hasil pengamatan keadaan klinis pasien mulai pada hari pertama hingga hari ke delapan. Mayoritas pasien DBD berjenis kelamin perempuan dengan kelompok umur terbanyak pada 0-4 tahun. Suhu tubuh pasien DBD tertinggi pada hari ke 1 adalah 39,80 C dan pada hari ke delapan menunjukkan suhu normal yaitu 36,50 C. Nilai hematologi terendah pada hari ke 1 yaitu leukosit sebesar 1.600 sel/mm3 , hematokrit 27,9%, trombosit 8.000 sel/mm3 , hemoglobin 9,4 gram/dL. Nilai hematologi terendah pada hari ke enam terakhir perawatan yaitu leukosit 5.600 sel/mm3 , hematokrit 27,9%, trombosit 74.000 sel/mm3 , hemoglobin 9,7 gram/dL. Nilai hematologi
登革出血热是一种急性流行疾病,如果临床症状不充分,需要进行良好、完整的临床检查,并辅以准确的实验室检查。诊断延误导致死亡风险增加。医院设施和卫生工作者对登革热患者的康复有很大影响。本文介绍了Prabumulih市医院登革热患者的特征(性别、年龄、体温、白细胞、红细胞、血小板、血红蛋白)。对2016年1 - 5月在Prabumulih市医院住院的登革热患者病历数据进行数据分析。这类研究采用回顾性设计的描述性分析。所讨论的数据是观察患者从第一天到第八天的临床情况的结果。DHF患者以女性居多,0-4岁年龄组最多。DHF患者发病第1天体温最高为39.80℃,第8天体温正常为36.50℃,第1天血液学低值为白细胞1600个/mm3,血细胞比容27.9%,血小板8000个/mm3,血红蛋白9.4克/ dL。治疗后6天血液学最低值为白细胞5600个/ mm3,红细胞压积27.9%,血小板74000个/ mm3,血红蛋白9.7克/分升。血液学值正常白细胞和血小板,而血小板和血红蛋白没有接近正常值。【摘要】丹麦登革热(DBD)流行病学研究,杨氏登革热流行病学研究,杨氏登革热流行病学研究,杨氏登革热流行病学研究,杨氏登革热流行病学研究,杨氏登革热流行病学研究,杨氏登革热流行病学。ketterlambatan dalam诊断mengakibatkan peningkatan risiko kematian。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Naskah ilmiah ini menyajikan karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, suhu, leukoist, hematokrit, trobosit, dan血红蛋白)在RSUD Kota Prabumulih的研究中具有重要意义。2016年1月1日至5日,在马来西亚首都曼谷,数据分析数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。简尼斯·佩尼利特在《分析与设计》杂志上的评论。数据yang dibahas adalah hasil pengamatan keadaan klinis pasen mulai pada hari perama hinga hari ke delapan。Mayoritas pasen DBD berjenis kelamin perempuan dengan kelompok umur terbanyak pad0 -4 tahun。苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学:苏州血液学血液学指标:白细胞5.600 sel/mm3,红细胞27.9%,血小板74000 sel/mm3,血红蛋白9.7 g /dL。Nilai血液学异常,白细胞异常,血小板异常,血红蛋白异常,血小板异常,血小板异常。
{"title":"Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue pada Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Prabumulih Periode Januari–Mei 2016","authors":"R. Mayasari, Hotnida Sitorus, Milana Salim, Surakhmi Oktavia, Yanelza Supranelfy, Tri Wurisastuti","doi":"10.22435/MPK.V29I1.271","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.271","url":null,"abstract":"Abstract Dengue hemorrhagic fever is an acute epidemic disease that requires a good and complete clinical examination accompanied by an accurate laboratory examination if clinical symptoms are inadequate. The delays in diagnosis results in an increased risk of death. Hospital facilities and health workers are very influential in the recovery of patients with dengue fever. . This scientific paper presents the characteristics of patients (gender, age, temperature, leukocytes, hematocrit, platelets, hemoglobin) in patient of dengue fever in Prabumulih City Hospital. Data analysis was performed on medical record data of patients with dengue fever who were hospitalized in January-May 2016 at Prabumulih City Hospital. This type of research is descriptive analytic with retrospective design. The data discussed is the result of observing the patient’s clinical condition from the first day to the eighth day. The majority of DHF patients are female with the most age groups at 0-4 years. The body temperature of the highest DHF patients on day 1 was 39.80 C and on the eighth day showed a normal temperature of 36.50 C. The lowest hematological value on day 1 was leukocytes of 1,600 cells/mm3 , hematocrit was 27.9%, platelets were 8,000 cells / mm3 , hemoglobin 9.4 gram / dL. The lowest hematological value on the last six days of treatment is 5,600 cell / mm3 leukocytes, 27.9% hematocrit, 74,000 cell / mm3 platelets, 9.7 gram/dL hemoglobin. Hematological values for normal leukocytes and platelets while platelets and hemoglobin did not approach normal values. \u0000Abstrak \u0000Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit epidemik akut yang memerlukan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap disertai pemeriksaan laboratorium yang akurat jika gejala klinis tidak memadai. Keterlambatan dalam diagnosis mengakibatkan peningkatan risiko kematian. Fasilitas rumah sakit dan tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam kesembuhan pasien demam berdarah. Naskah ilmiah ini menyajikan karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, suhu, leukosit, hematokrit, trombosit, dan hemoglobin) rawat inap demam berdarah di RSUD Kota Prabumulih. Analisa data dilakukan terhadap data rekam medis pasien demam berdarah yang rawat inap bulan Januari-Mei 2016 di RSUD Kota Prabumulih. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain retrospektif. Data yang dibahas adalah hasil pengamatan keadaan klinis pasien mulai pada hari pertama hingga hari ke delapan. Mayoritas pasien DBD berjenis kelamin perempuan dengan kelompok umur terbanyak pada 0-4 tahun. Suhu tubuh pasien DBD tertinggi pada hari ke 1 adalah 39,80 C dan pada hari ke delapan menunjukkan suhu normal yaitu 36,50 C. Nilai hematologi terendah pada hari ke 1 yaitu leukosit sebesar 1.600 sel/mm3 , hematokrit 27,9%, trombosit 8.000 sel/mm3 , hemoglobin 9,4 gram/dL. Nilai hematologi terendah pada hari ke enam terakhir perawatan yaitu leukosit 5.600 sel/mm3 , hematokrit 27,9%, trombosit 74.000 sel/mm3 , hemoglobin 9,7 gram/dL. Nilai hematologi ","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81099744","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.472
Gladys Apriluana, Sandra Fikawati
Stunting is a disorder of linear growth caused by chronic malnutrition. The short stature of under-fives is the cause of 2.2 million of all cause of under-five mortality worldwide. The purpose of this literature review was to analyze the effects of determinant risk factors on the incidence of stunting in children under-fives. The design of this study was a literature review. The articles selected were articles of correlation research using cross-sectional studies. The respondents were children with stunting aged 0-59 months. Inclusion criteria to select articles were studies on children with stunting, age 0-59 months, developing countries (including Southeast Asia), had growth chart, still had complete parents. The search process to exclude the articles used for this literature review using the PRISMA method.The results showed that nutritional status factors with birth weight <2,500 gram had a significant effect on the incidence of stunting in children and a risk of stunting of 3.82 times. Maternal education factors have a significant effect on the incidence stunting in children and have a risk of experiencing stunting 1.67 times. Low household income factors were identified as significant predictors of stunting in children under five by 2.1 times. Poor sanitation factors have a significant effect on the incidence of stunting in infants and have a risk of experiencing stunting by 5.0 times. The conclusion of this study is the lower birth weight (LBW), the level of maternal education, household income, and the lack of hygiene sanitation of the house, so the risk of a toddler being stunting is greater. Abstrak Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan kurang gizi yang berlangsung kronis. Keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab 2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Tujuan dari review literatur ini adalah menganalisa efek dari faktor-faktor risiko determinan terhadap kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah literature review. Artikel-artikel yang dipilih dengan search engine adalah artikel correlation research yang menggunakan study cross-sectional dengan respondennya adalah anak dengan stunting usia 0-59 bulan. Kriteria inklusi artikel yang dipilih adalah anak dengan stunting, berusia 0-59 bulan, wilayah negara berkembang (termasuk wilayah Asia Tenggara), memiliki KMS, masih memiliki orang tua lengkap. Proses pencarian hingga pengeksklusian artikel-artikel yang digunakan untuk review literatur ini menggunakan metode PRISMA. Hasil penelitian menunjukkan faktor status gizi dengan berat badan lahir < 2.500 gram memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebesar 3,82 kali. Faktor pendidikan ibu rendah memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebanyak 1,67 kali. Faktor pendapatan rumah tangga yang rendah diidentifikasi sebagai predictor signifikan untu
发育迟缓是由长期营养不良引起的线性生长障碍。5岁以下儿童身材矮小是全世界220万5岁以下儿童死亡的原因。本文献综述的目的是分析决定因素对5岁以下儿童发育迟缓发生率的影响。本研究的设计为文献回顾。所选文章均为采用横断面研究方法进行相关研究的文章。调查对象为0-59个月的发育迟缓儿童。入选标准为发育迟缓儿童、0-59月龄、发展中国家(包括东南亚)、有生长图、仍有完整父母的研究。本文献综述采用PRISMA方法进行检索,排除文章。结果表明,出生体重<2,500 g的营养状况因素对儿童发育迟缓发生率有显著影响,发育迟缓风险为3.82倍。母亲教育因素对儿童发育迟缓发生率影响显著,发生发育迟缓的风险为1.67倍。低家庭收入因素被确定为5岁以下儿童发育迟缓的重要预测因素,预测率提高了2.1倍。卫生条件差的因素对婴儿发育迟缓发生率有显著影响,发生发育迟缓的风险是发育迟缓的5倍。本研究的结论是,出生体重(LBW)低、母亲教育水平低、家庭收入低、家庭卫生条件差,因此幼儿发育迟缓的风险更大。Keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab 2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia。综述了国内外文献对儿童发育迟缓的影响因素及影响因素对儿童发育迟缓的影响。Desain penelitian ini adalah文献综述。artikel -artikel yang dipilih dungan搜索引擎adalah artikel相关性研究yang menggunakan研究横断面登干响应adalah anak登干发育不良0-59 bulan。韩国标准:韩国标准:韩国标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:印度标准:论文作者:邢嘉鹏,彭格克,卢斯,阿提克尔,杨迪古纳坎,杜克,孟古纳坎方法文献综述。Hasil penelitian menunjukkan因子状态gizi dengan berat badan lahir < 2.500 g memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadia发育不良pada anak dan memiliki risko mengalami发育不良sebesar 3,82 kali。Faktor pendidikan ibu rendah memoriliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian发育迟缓padanak danmemoriliki risko mengalami发育迟缓sebanyak 1,67卡利。2、发育不良儿童发育不良的预测因子。在这里,我要给大家介绍一下,在这里我要给大家介绍一下,在这里我要给大家介绍一下,在这里我要给大家介绍一下,在这里我要给大家介绍一下。kespulpan penelitian ini adalah semakin rendahnya beran lahir (BBLR), tingkat pendidikan ibu, pendapatan rumah tangga, dan kurangnya hygiene sanitasi rumah maka risko balita menjadi发育不良semakin besar。
{"title":"Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara","authors":"Gladys Apriluana, Sandra Fikawati","doi":"10.22435/MPK.V28I4.472","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.472","url":null,"abstract":"Stunting is a disorder of linear growth caused by chronic malnutrition. The short stature of under-fives is the cause of 2.2 million of all cause of under-five mortality worldwide. The purpose of this literature review was to analyze the effects of determinant risk factors on the incidence of stunting in children under-fives. The design of this study was a literature review. The articles selected were articles of correlation research using cross-sectional studies. The respondents were children with stunting aged 0-59 months. Inclusion criteria to select articles were studies on children with stunting, age 0-59 months, developing countries (including Southeast Asia), had growth chart, still had complete parents. The search process to exclude the articles used for this literature review using the PRISMA method.The results showed that nutritional status factors with birth weight <2,500 gram had a significant effect on the incidence of stunting in children and a risk of stunting of 3.82 times. Maternal education factors have a significant effect on the incidence stunting in children and have a risk of experiencing stunting 1.67 times. Low household income factors were identified as significant predictors of stunting in children under five by 2.1 times. Poor sanitation factors have a significant effect on the incidence of stunting in infants and have a risk of experiencing stunting by 5.0 times. The conclusion of this study is the lower birth weight (LBW), the level of maternal education, household income, and the lack of hygiene sanitation of the house, so the risk of a toddler being stunting is greater. \u0000Abstrak \u0000Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan kurang gizi yang berlangsung kronis. Keadaan gizi balita pendek menjadi penyebab 2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia. Tujuan dari review literatur ini adalah menganalisa efek dari faktor-faktor risiko determinan terhadap kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah literature review. Artikel-artikel yang dipilih dengan search engine adalah artikel correlation research yang menggunakan study cross-sectional dengan respondennya adalah anak dengan stunting usia 0-59 bulan. Kriteria inklusi artikel yang dipilih adalah anak dengan stunting, berusia 0-59 bulan, wilayah negara berkembang (termasuk wilayah Asia Tenggara), memiliki KMS, masih memiliki orang tua lengkap. Proses pencarian hingga pengeksklusian artikel-artikel yang digunakan untuk review literatur ini menggunakan metode PRISMA. Hasil penelitian menunjukkan faktor status gizi dengan berat badan lahir < 2.500 gram memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebesar 3,82 kali. Faktor pendidikan ibu rendah memiliki pengaruh secara bermakna terhadap kejadian stunting pada anak dan memiliki risiko mengalami stunting sebanyak 1,67 kali. Faktor pendapatan rumah tangga yang rendah diidentifikasi sebagai predictor signifikan untu","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83331067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 74
Deteksi Virus Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Rumah Sakit (Studi Pendahuluan dengan Uji Fast-Track® Diagnostik) 急性呼吸道病毒感染在医院检测(Fast-Track试验初步研究和诊断®)
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.257
Vivi Setiawaty, Maretra Anindya Puspaningrum, Arie Ardiansyah Nugraha, Daniel Joko Wahyono
Abstract Acute respiratory infections (ARI) is the leading cause of morbidity and mortality in the world and Indonesia. Information on the virus that causes ARI is still limited. The aim of this study was to detect the virus that causes ARI hospitalized cases in three sentinel surveillance hospitals of severe ARI. Laboratory testing of 30 nasal and throat swab specimens from ARI hospitalized cases at Deli Serdang Hospital, Wonosari Hospital and Kanudjoso Djati Hospital during August - September 2016. Laboratory testing were carried out at the Virology Laboratory of the Center for Biomedical Research and Development and Basic Health Technology. This research is a preliminary study using Fast-Track Diagnostics multiplex Real-time RT-PCR to detect 21 viruses. The viruses that have been detected are Human Metapneumovirus (21.2%), Human Parainfluenza Virus 1 (12.1%), Influenza B (6.1%), Human Coronavirus-OC43 (6.1%), Human CoronavirusNL63 (6.1%), Human Parainfluenza Virus 2 (3.0%), Human Rhinovirus (3.0%), and Human Adenovirus (3.0%). Of the 17 samples that tested positive for viruses, 14 of them were single cases of infection while the other three were cases of co-infection between Human Coronavirus-NL63 and Human Parainfluenza Virus 1, Human Metapneumovirus with Human Coronavirus-OC43, and Human Adenovirus with Human Rhinovirus. The most detected virus from ARI hospitalized cases are the Human Metapneumovirus. Abstrak Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama 1 morbiditas dan mortalitas di dunia dan Indonesia. Informasi virus penyebab ISPA masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi virus penyebab kasus ISPA rawat inap di tiga rumah sakit sentinel surveilans ISPA berat. Pemeriksaan pada 30 spesimen swab hidung dan tenggorok dari kasus ISPA rawat inap di RSUD Deli Serdang, RSUD Wonosari, dan RS Kanudjoso Djati selama bulan Agustus–September 2016. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Virologi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan menggunakan FastTrack Diagnostics multiplex Real-time RT-PCR untuk mendeteksi 21 virus. Virus-virus yang berhasil dideteksi adalah Human Metapneumovirus (21,2%). Human Parainfluenza Virus 1 (12,1%), Influenza B (6,1%), Human Coronavirus-OC43 (6,1%), Human Coronavirus-NL63 (6,1%), Human Parainfluenza Virus 2 (3,0%), Human Rhinovirus (3,0%), dan Human Adenovirus (3,0%). Dari 17 sampel yang dinyatakan positif mengandung virus, 14 diantaranya merupakan kasus infeksi tunggal sedangkan tiga lainnya merupakan kas us koinfeksi antara Human Coronavirus-NL63 dengan Human Parainfluenza Virus 1, Human Metapneumovirus dengan Human Coronavirus-OC43, dan Human Adenovirus dengan Human Rhinovirus. Virus yang paling banyak terdeteksi dari spesimen kasus ISPA rawat inap adalah Human Metapneumovirus.
急性呼吸道感染(ARI)是世界和印度尼西亚发病率和死亡率的主要原因。关于引起急性呼吸道感染的病毒的信息仍然有限。本研究的目的是在三家严重急性呼吸道感染哨点监测医院检测引起急性呼吸道感染住院病例的病毒。对2016年8月至9月期间在Deli Serdang医院、Wonosari医院和Kanudjoso Djati医院住院的急性呼吸道感染病例的30例鼻咽拭子标本进行实验室检测。实验室检测是在生物医学研究与发展中心和基础卫生技术的病毒学实验室进行的。本研究是利用快速诊断多重实时RT-PCR检测21种病毒的初步研究。已检出的病毒有:人偏肺病毒(21.2%)、人副流感病毒1(12.1%)、乙型流感病毒(6.1%)、人冠状病毒oc43(6.1%)、人冠状病毒nl63(6.1%)、人副流感病毒2(3.0%)、人鼻病毒(3.0%)、人腺病毒(3.0%)。在病毒检测呈阳性的17份样本中,14份为单一感染病例,另外3份为人冠状病毒nl63与人副流感病毒1型、人偏肺病毒与人冠状病毒oc43、人腺病毒与人鼻病毒共感染病例。在ARI住院病例中检出最多的病毒是人偏肺病毒。[摘要][印尼]infinksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama 1 morbiditas dan mortalitas di dunia]。Informasi病毒penyebab ISPA masih terbatas。图胡安达里尼赫鲁门德克斯病毒(penyebab kasus ISPA)是一种由哨点监测员ISPA监视的病毒。2016年9月,Pemeriksaan pada 30名志愿者在Deli Serdang, RSUD Wonosari, rrs Kanudjoso Djati selama bulan agustus进行了测试。Pemeriksaan dilakukan实验室,病毒学实验室,生物医学实验室,生物技术实验室。快速诊断多重实时RT-PCR检测孟氏21病毒。人偏肺病毒(21.2%)。人副流感病毒1型(12.1%)、乙型流感病毒(6.1%)、人冠状病毒oc43型(6.1%)、人冠状病毒nl63型(6.1%)、人副流感病毒2型(3.0%)、人鼻病毒(3.0%)、人和腺病毒(3.0%)。达里17例样本阳性:孟山东病毒,14例阳性:人冠状病毒- nl63邓安人副流感病毒1,人偏肺病毒邓安人冠状病毒- oc43,人腺病毒邓安人鼻病毒。阳白杨病毒是一种人类偏肺病毒。
{"title":"Deteksi Virus Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut di Rumah Sakit (Studi Pendahuluan dengan Uji Fast-Track® Diagnostik)","authors":"Vivi Setiawaty, Maretra Anindya Puspaningrum, Arie Ardiansyah Nugraha, Daniel Joko Wahyono","doi":"10.22435/MPK.V28I4.257","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.257","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Acute respiratory infections (ARI) is the leading cause of morbidity and mortality in the world and Indonesia. Information on the virus that causes ARI is still limited. The aim of this study was to detect the virus that causes ARI hospitalized cases in three sentinel surveillance hospitals of severe ARI. Laboratory testing of 30 nasal and throat swab specimens from ARI hospitalized cases at Deli Serdang Hospital, Wonosari Hospital and Kanudjoso Djati Hospital during August - September 2016. Laboratory testing were carried out at the Virology Laboratory of the Center for Biomedical Research and Development and Basic Health Technology. This research is a preliminary study using Fast-Track Diagnostics multiplex Real-time RT-PCR to detect 21 viruses. The viruses that have been detected are Human Metapneumovirus (21.2%), Human Parainfluenza Virus 1 (12.1%), Influenza B (6.1%), Human Coronavirus-OC43 (6.1%), Human CoronavirusNL63 (6.1%), Human Parainfluenza Virus 2 (3.0%), Human Rhinovirus (3.0%), and Human Adenovirus (3.0%). Of the 17 samples that tested positive for viruses, 14 of them were single cases of infection while the other three were cases of co-infection between Human Coronavirus-NL63 and Human Parainfluenza Virus 1, Human Metapneumovirus with Human Coronavirus-OC43, and Human Adenovirus with Human Rhinovirus. The most detected virus from ARI hospitalized cases are the Human Metapneumovirus. \u0000Abstrak \u0000Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama 1 morbiditas dan mortalitas di dunia dan Indonesia. Informasi virus penyebab ISPA masih terbatas. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeteksi virus penyebab kasus ISPA rawat inap di tiga rumah sakit sentinel surveilans ISPA berat. Pemeriksaan pada 30 spesimen swab hidung dan tenggorok dari kasus ISPA rawat inap di RSUD Deli Serdang, RSUD Wonosari, dan RS Kanudjoso Djati selama bulan Agustus–September 2016. Pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Virologi Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan menggunakan FastTrack Diagnostics multiplex Real-time RT-PCR untuk mendeteksi 21 virus. Virus-virus yang berhasil dideteksi adalah Human Metapneumovirus (21,2%). Human Parainfluenza Virus 1 (12,1%), Influenza B (6,1%), Human Coronavirus-OC43 (6,1%), Human Coronavirus-NL63 (6,1%), Human Parainfluenza Virus 2 (3,0%), Human Rhinovirus (3,0%), dan Human Adenovirus (3,0%). Dari 17 sampel yang dinyatakan positif mengandung virus, 14 diantaranya merupakan kasus infeksi tunggal sedangkan tiga lainnya merupakan kas us koinfeksi antara Human Coronavirus-NL63 dengan Human Parainfluenza Virus 1, Human Metapneumovirus dengan Human Coronavirus-OC43, dan Human Adenovirus dengan Human Rhinovirus. Virus yang paling banyak terdeteksi dari spesimen kasus ISPA rawat inap adalah Human Metapneumovirus.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"249 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74355363","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh 2型糖尿病控制患者在班达亚齐市的医疗中心
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.63
Nur Ramadhan, Nelly Marissa, Eka Fitria, Veny Wilya
Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease that affects many people of the world, including Indonesia. To prevent complications, a good control of DM is needed by patients, one of them is controlling blood sugar and keeping blood pressure stable. DM is reported in Banda Aceh as one of diseases with the highest number of visits every year. The purpose of this study was to determine the achievements of DM control by patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru Banda Aceh. The study used a cross sectional design and a sample of 85 patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru in 2015. The results showed 81.2% HbA1c value ≥ 7%, 80% fasting plasma glucose (FPG) ≥ 100 mg/dl, 85.9% of the value post prandial plasma glucose ≥ 140 mg/dl and 58.8% blood pressure ≥ 130 mmHg. Of the 85 patients only 7 showed good DM control results. This illustrates that DM control achievement is still below the cut-off value set by PERKENI. Counseling to patients and families is needed to improve the management of type 2 DM by patients. Abstrak Abstrak Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang banyak diderita penduduk dunia, termasuk Indonesia. Untuk mencegah terjadi komplikasi diperlukan pengendalian DM yang baik oleh penderita, salah satunya dengan mengontrol gula darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Penyakit DM dilaporkan di Kota Banda Aceh sebagai salah satu penyakit dengan angka kunjungan terbanyak setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui capaian pengendalian DM oleh penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang dan sampel berjumlah 85 orang penderita DM tipe 2 di Puskesmas Jayabaru tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan 81,2% nilai HbA1c ≥ 7%, 80% nilai GDP ≥ 100 mg/dl, 85,9% nilai GD 2 jam PP ≥ 140 mg/dl, 58,8% dan tekanan darah ≥ 130. Dari 85 pasien hanya tujuh orang yang menunjukkan hasil pengendalian DM yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa capaian pengendalian DM masih di bawah nilai cut off yang ditetapkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Penyuluhan kepada pasien dan keluarga sangat dibutuhkan untuk memperbaiki pengelolaan DM tipe 2 oleh penderita.
糖尿病(DM)是一种影响世界上许多人的代谢疾病,包括印度尼西亚人。为了防止并发症的发生,患者需要对糖尿病进行良好的控制,其中之一就是控制血糖,保持血压稳定。据报告,在班达亚齐,糖尿病是每年就诊人数最多的疾病之一。本研究的目的是确定班达亚齐Puskesmas Jayabaru 2型糖尿病患者糖尿病控制的成就。该研究采用横断面设计,样本为2015年Puskesmas Jayabaru的85例2型糖尿病患者。结果显示,81.2%的患者HbA1c≥7%,80%的患者空腹血糖≥100 mg/dl, 85.9%的患者餐后血糖≥140 mg/dl, 58.8%的患者血压≥130 mmHg。85例患者中仅有7例DM控制良好。这说明DM控制效果仍然低于PERKENI设定的临界值。需要对患者和家属进行咨询,以改善患者对2型糖尿病的管理。【摘要】糖尿病(Diabetes mellitus, DM),印度尼西亚termasuk。在此基础上,建立了一种新型的生物信息学模型,并对该模型进行了分析。班达亚齐,班达亚齐,班达亚齐,班达亚齐,班达亚齐Tujuan penelitian ini untuk mengetahui队长pengendalian DM oleh penderita DM type2 di wilayah kerja Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh。Penelitian menggunakan设计了poong lintang dan样品berjumlah 85 orangangpenderita DM第2型,Puskesmas Jayabaru, 2015。Hasil penelitian menunjukkan 81,2% nilai HbA1c≥7%,80% nilai GDP≥100 mg/dl, 85,9% nilai gd2 jam PP≥140 mg/dl, 58.8% dantekanan darah≥130。达85帕森汉尼亚土居橙阳menunjukkan hasil pengen大连DM杨白。Hal ini menggambarkan巴哈瓦队长pengendalian DM masih di巴哈瓦尼莱切断了印度尼西亚内科学(PERKENI)的杨ditetapkan。Penyuluhan kepada pasien dan keluarga sangat dibutuhkan untuk成员perbaiki penelolaan DM tipe 2 oleh penderita。
{"title":"Pengendalian Diabetes Melitus Tipe 2 pada Pasien di Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh","authors":"Nur Ramadhan, Nelly Marissa, Eka Fitria, Veny Wilya","doi":"10.22435/MPK.V28I4.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.63","url":null,"abstract":"Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease that affects many people of the world, including Indonesia. To prevent complications, a good control of DM is needed by patients, one of them is controlling blood sugar and keeping blood pressure stable. DM is reported in Banda Aceh as one of diseases with the highest number of visits every year. The purpose of this study was to determine the achievements of DM control by patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru Banda Aceh. The study used a cross sectional design and a sample of 85 patients with type 2 diabetes mellitus in Puskesmas Jayabaru in 2015. The results showed 81.2% HbA1c value ≥ 7%, 80% fasting plasma glucose (FPG) ≥ 100 mg/dl, 85.9% of the value post prandial plasma glucose ≥ 140 mg/dl and 58.8% blood pressure ≥ 130 mmHg. Of the 85 patients only 7 showed good DM control results. This illustrates that DM control achievement is still below the cut-off value set by PERKENI. Counseling to patients and families is needed to improve the management of type 2 DM by patients. \u0000Abstrak \u0000Abstrak Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang banyak diderita penduduk dunia, termasuk Indonesia. Untuk mencegah terjadi komplikasi diperlukan pengendalian DM yang baik oleh penderita, salah satunya dengan mengontrol gula darah dan menjaga tekanan darah tetap stabil. Penyakit DM dilaporkan di Kota Banda Aceh sebagai salah satu penyakit dengan angka kunjungan terbanyak setiap tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui capaian pengendalian DM oleh penderita DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Jayabaru Kota Banda Aceh. Penelitian menggunakan desain potong lintang dan sampel berjumlah 85 orang penderita DM tipe 2 di Puskesmas Jayabaru tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan 81,2% nilai HbA1c ≥ 7%, 80% nilai GDP ≥ 100 mg/dl, 85,9% nilai GD 2 jam PP ≥ 140 mg/dl, 58,8% dan tekanan darah ≥ 130. Dari 85 pasien hanya tujuh orang yang menunjukkan hasil pengendalian DM yang baik. Hal ini menggambarkan bahwa capaian pengendalian DM masih di bawah nilai cut off yang ditetapkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Penyuluhan kepada pasien dan keluarga sangat dibutuhkan untuk memperbaiki pengelolaan DM tipe 2 oleh penderita.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"153 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91383991","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 4
Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) untuk Kesehatan Kulit 用于皮肤健康的乙醇外露提取物配方
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/mpk.v28i4.524
A. Puspitasari, Dewi Andini Kunti Mulangsri, Herlina Herlina
Sunlight has many health benefits, but high sun exposure can also cause skin problems ranging from redness, inflammation, and the worst is triggering the appearance of skin cancer. One way to protect the skin from the sun is by using a sunscreen. Kersen Leaf (Muntingia calabura L.) has a high total flavonoids and total phenolic so that it can be used as a natural active ingredient for making sunscreen creams. The purpose of this study was to formulate and evaluate sunscreen cream preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Kersen Leaf  Muntingia calabura L.) and to know the SPF value. Extract of kersen leaves (Muntingia calabura L.) using the maceration method with 70% ethanol. The extract was concentrated using a rotary evaporator. Four formulas were made with variations in the concentration of ethanol extract of kersen leaves. Formula 1 (cream base) without ethanolic extract of kersen leaves; formula 2 with ethanol extract of 1 gram kersen leaves; formula 3 with ethanol extract of 2 grams kersen leaves and formula 4 with ethanol extract of 3 grams kersen leaves. The four formulas were tested for physical, chemical and SPF values. Testing the SPF value using spectrophotometric method. For sticky power does not meet standard because it is less than 4 seconds. The Formula 1 SPF value is 0.1149; formula 2 is 7.6574 (extra protection); formula 3 is 13.7847 (maximum protection); and formula 4 is 19.0871 (ultra protection). The greater the concentration of ethanol extract of kersen leaves the greater the SPF value. From the results of the study, it was found that the four formulas fulfilled the requirements of physical and chemical characteristics, namely organoleptic, homogeneity, distribution, and viscosity, and had a significant SPF values, namely formula 2, 3 and 4. Abstrak Sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun paparan sinar matahari yang tinggi juga dapat menyebabkan masalah kulit mulai dari kemerahan, peradangan, dan yang paling buruk adalah memicu munculnya kanker kulit. Salah satu cara untuk melindungi kulit dari sinar matahari yaitu dengan menggunakan tabir surya. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mempunyai kandungan flavonoid total dan fenolik total yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif alami untuk pembuatan krim tabir surya. Tujuan penelitian ini untuk melakukan formulasi dan evaluasi sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Ekstraksi daun kersen menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Dibuat empat formula dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen. Formula 1 (basis krim) tanpa ekstrak etanol daun kersen; formula 2 dengan ekstrak etanol daun kersen 1 gram; formula 3 dengan ekstrak etanol daun kersen 2 gram; dan formula 4 dengan ekstrak etanol daun kersen 3 gram. Keempat formula diuji karakteristik
阳光对健康有很多好处,但过度暴露在阳光下也会导致皮肤发红、发炎等问题,最糟糕的是会引发皮肤癌。保护皮肤免受阳光伤害的一种方法是使用防晒霜。克森叶(芒tingia calabura L.)含有很高的总黄酮和总酚,因此它可以用作制作防晒霜的天然活性成分。本研究的目的是制备和评价不同浓度克生叶乙醇提取物的防晒霜制剂,并了解其SPF值。用70%乙醇浸渍法提取木犀叶提取物。提取液用旋转蒸发器浓缩。采用不同浓度的乙醇提取液制备了四种配方。公式1(奶油碱)不含克生叶乙醇提取物;式2用乙醇提取1克香叶;公式3为2g kersen叶乙醇提取物,公式4为3g kersen叶乙醇提取物。对四种配方进行了物理、化学和SPF值测试。用分光光度法测试SPF值。对于粘性动力小于4秒不符合标准。公式1的SPF值为0.1149;式2为7.6574(额外保护);式3为13.7847(最大保护);式4为19.0871(超保护)。克氏叶乙醇提取物浓度越大,SPF值越大。从研究结果来看,四种配方均满足感官、均匀性、分布性、黏性等理化特性的要求,且具有显著的SPF值,即公式2、3、4。摘要:中国日报网报道,中国日报网报道,中国日报网报道,中国日报网报道,中国日报网报道,中国日报网报道,中国日报网报道。Salah, Salah, Salah, Salah, Salah, Salah, Salah, Salah, Salah, Salah黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物,黄酮类化合物图集penelitian ini untuk melakukan formulasi dan evalua sedia和krim tabir surya, dengan vari, konsentrasi ekstrak etankersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya。Ekstraksi daonkersen menggunakan mede maserasi denganpelarut乙醇70%。Ekstrak dipekatkan menggunakan旋转蒸发器。本文给出了一种不同的配方,即不同浓度的乙醇和乙醇。方程式1 (basis krim) tanpa ekstrak etanol dawn kersen;公式2:丹参乙醇1克;公式3:丹参乙醇2克;丹式4登甘乙醇3克。kemempat公式diuji karkarteristika, kimia dan nilai spnya。企鹅nilai SPF蒙古纳坎光谱测定仪。Untuk daya lekat belum memenuhi标准karena kurang dari empat detik。Nilai SPF Formula 1 sebesar 0,1149;公式2 sebesar 7,6574 (proteksi ekstra);公式3 sebesar 13,7847 (proteksi maksimal);丹方程式4 sebesar 190871 (proteksi ultra)。Semakin besar konsentrasi ekstrak etanol和kersen Semakin besar nilai SPF-nya。Dari hasil penelitian diperoleh bahwa keempat formula memenuhi persyatan karakteristik sifat fisika dan kimia yitu organoleptis,均质性,daya sebar pH, dan viskositas, serta memiliki nilai SPF yang bermakna yitu formula 2,3, dan 4。
{"title":"Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) untuk Kesehatan Kulit","authors":"A. Puspitasari, Dewi Andini Kunti Mulangsri, Herlina Herlina","doi":"10.22435/mpk.v28i4.524","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.524","url":null,"abstract":"Sunlight has many health benefits, but high sun exposure can also cause skin problems ranging from redness, inflammation, and the worst is triggering the appearance of skin cancer. One way to protect the skin from the sun is by using a sunscreen. Kersen Leaf (Muntingia calabura L.) has a high total flavonoids and total phenolic so that it can be used as a natural active ingredient for making sunscreen creams. The purpose of this study was to formulate and evaluate sunscreen cream preparations with variations in the concentration of ethanol extract of Kersen Leaf  Muntingia calabura L.) and to know the SPF value. Extract of kersen leaves (Muntingia calabura L.) using the maceration method with 70% ethanol. The extract was concentrated using a rotary evaporator. Four formulas were made with variations in the concentration of ethanol extract of kersen leaves. Formula 1 (cream base) without ethanolic extract of kersen leaves; formula 2 with ethanol extract of 1 gram kersen leaves; formula 3 with ethanol extract of 2 grams kersen leaves and formula 4 with ethanol extract of 3 grams kersen leaves. The four formulas were tested for physical, chemical and SPF values. Testing the SPF value using spectrophotometric method. For sticky power does not meet standard because it is less than 4 seconds. The Formula 1 SPF value is 0.1149; formula 2 is 7.6574 (extra protection); formula 3 is 13.7847 (maximum protection); and formula 4 is 19.0871 (ultra protection). The greater the concentration of ethanol extract of kersen leaves the greater the SPF value. From the results of the study, it was found that the four formulas fulfilled the requirements of physical and chemical characteristics, namely organoleptic, homogeneity, distribution, and viscosity, and had a significant SPF values, namely formula 2, 3 and 4. \u0000Abstrak \u0000Sinar matahari memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, namun paparan sinar matahari yang tinggi juga dapat menyebabkan masalah kulit mulai dari kemerahan, peradangan, dan yang paling buruk adalah memicu munculnya kanker kulit. Salah satu cara untuk melindungi kulit dari sinar matahari yaitu dengan menggunakan tabir surya. Daun kersen (Muntingia calabura L.) mempunyai kandungan flavonoid total dan fenolik total yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif alami untuk pembuatan krim tabir surya. Tujuan penelitian ini untuk melakukan formulasi dan evaluasi sediaan krim tabir surya dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) serta mengetahui nilai SPF-nya. Ekstraksi daun kersen menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Dibuat empat formula dengan variasi konsentrasi ekstrak etanol daun kersen. Formula 1 (basis krim) tanpa ekstrak etanol daun kersen; formula 2 dengan ekstrak etanol daun kersen 1 gram; formula 3 dengan ekstrak etanol daun kersen 2 gram; dan formula 4 dengan ekstrak etanol daun kersen 3 gram. Keempat formula diuji karakteristik ","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"120 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74374814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 13
Hubungan antara Pengetahuan Responden yang Pernah Menderita Hepatitis tentang Perilaku Penularan Hepatitis C dengan Antibodi Anti Hepatitis C (Titer Anti-HCV) di Indonesia 曾患丙肝感染行为和抗丙肝抗体的受访者之间的关系
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.632
Noer Endah Pracoyo, Wibowo Wibowo, Raflizar Raflizar, F. P. Senewe
Hepatitis C virus (HCV) is a viral disease that becomes the world’s second problem after hepatitis B virus disease. The prevalence of HCV 3% or about 130-170 million people in the world are infected with HCV. In most developed countries the prevalence is below 1%, but in Asian countries the prevalence is higher. The aim of this study was to find the relationship between hepatitis C immunity (anti-HCV titre) behavior from the Riskesdas 2007. Data was a cross-sectional study, by analyzing anti-HCV titre data and data on age, gender and behavioral variables (use of needles injections, use of razors, condom use and sexual behavior). The total number of respondents who were tested for antibodies was 20,648. The reseach was done in March – October 2014. The results of the study of behavioral variables (using a shared razor, using condoms during sex and changing partners) had no significant association with anti hepatitis C antibody titers, while the age variable and syringe use variables had a significant correlation with p = 0.001. The conclusion of this study was that there was no significant relationship between treatment (shared razor use, condom use and changing sex partners) between people who had hepatitis C and anti hepatitis C antibody titers. Abstrak Virus Hepatitis C (HCV) merupakan penyakit virus yang menjadi masalah kedua dunia setelah penyakit virus hepatitis B. Prevalensi HCV 3% atau sekitar 130-170 juta orang di dunia terinfeksi HCV. Di sebagian besar negara maju prevalensi di bawah 1%, tetapi di negara-negara Asia prevalensinya lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari hubungan antara pengetahuan responden tentang perilaku penularan hepatitis C dengan kekebalan hepatitis C (titer anti-HCV) dari data Riskesdas 2007. Desain penelitian cross-sectional, dengan menganalisis data titer anti-HCV dan data variabel umur, jenis kelamin dan variabel pengetahuan tentang perilaku (penggunaan jarum suntik, penggunaan pisau cukur, pemakaian kondom, dan perilaku seksual). Total responden yang diperiksa antibodi sebanyak 20.648. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2014. Hasil penelitian variabel perilaku (penggunaan pisau cukur bersama, menggunakan kondom saat berhubungan seks dan berganti pasangan) tidak ada hubungan yang bermakna dengan titer antibodi anti hepatitis C, sedangkan variabel umur dan variabel penggunaan jarum suntik terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,001. Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku (penggunaan pisau cukur bersama sama, penggunaan kondom dan berganti ganti pasangan seks) antara orang-orang yang pernah menderita hepatitis C dengan titer antibodi anti hepatitis C.
丙型肝炎病毒(HCV)是一种病毒性疾病,已成为仅次于乙型肝炎病毒病的世界第二大问题。丙肝病毒的流行率为3%,即全世界约有1.3 - 1.7亿人感染丙肝病毒。在大多数发达国家,患病率低于1%,但在亚洲国家,患病率较高。本研究的目的是发现2007年风险报告中丙型肝炎免疫(抗hcv滴度)行为之间的关系。数据是一项横断面研究,通过分析抗丙型肝炎病毒滴度数据以及年龄、性别和行为变量(使用针头注射、使用剃须刀、使用避孕套和性行为)的数据。接受抗体检测的应答者总数为20648人。这项研究于2014年3月至10月进行。行为变量(共用剃刀、性交时使用避孕套、更换伴侣)的研究结果与丙型肝炎抗体滴度无显著相关性,而年龄变量和注射器使用变量的研究结果与丙型肝炎抗体滴度有显著相关性(p = 0.001)。这项研究的结论是,丙型肝炎患者的治疗(共用剃刀、使用避孕套和更换性伴侣)与丙型肝炎抗体滴度之间没有显著关系。【摘要】丙型肝炎病毒(HCV) merupakan penyakit病毒(HCV);乙型肝炎病毒(HCV);流行型HCV 3%;Di sebagian besar negara maju prevalensi Di bawah 1%, tetapi Di negara-negara Asia prevalsinya lebih tinggi。2007年《风险》杂志对中国丙型肝炎(hcv)的调查数据进行了分析。Desain penelitian横截面,dengan menganalysis数据滴度抗hcv数据变量umur, jenis kelamin数据变量pengetahuan tentang peraku (penggunaan jarum sunk, penggunaan pisau cukur, pemakaian kondom, dan perperaku seksual)。总应答抗体为20.648。Waktu penelitian dilakukan padbulan市场,2014年10月。(1)重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆重庆。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】
{"title":"Hubungan antara Pengetahuan Responden yang Pernah Menderita Hepatitis tentang Perilaku Penularan Hepatitis C dengan Antibodi Anti Hepatitis C (Titer Anti-HCV) di Indonesia","authors":"Noer Endah Pracoyo, Wibowo Wibowo, Raflizar Raflizar, F. P. Senewe","doi":"10.22435/MPK.V28I4.632","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.632","url":null,"abstract":"Hepatitis C virus (HCV) is a viral disease that becomes the world’s second problem after hepatitis B virus disease. The prevalence of HCV 3% or about 130-170 million people in the world are infected with HCV. In most developed countries the prevalence is below 1%, but in Asian countries the prevalence is higher. The aim of this study was to find the relationship between hepatitis C immunity (anti-HCV titre) behavior from the Riskesdas 2007. Data was a cross-sectional study, by analyzing anti-HCV titre data and data on age, gender and behavioral variables (use of needles injections, use of razors, condom use and sexual behavior). The total number of respondents who were tested for antibodies was 20,648. The reseach was done in March – October 2014. The results of the study of behavioral variables (using a shared razor, using condoms during sex and changing partners) had no significant association with anti hepatitis C antibody titers, while the age variable and syringe use variables had a significant correlation with p = 0.001. The conclusion of this study was that there was no significant relationship between treatment (shared razor use, condom use and changing sex partners) between people who had hepatitis C and anti hepatitis C antibody titers. \u0000Abstrak \u0000Virus Hepatitis C (HCV) merupakan penyakit virus yang menjadi masalah kedua dunia setelah penyakit virus hepatitis B. Prevalensi HCV 3% atau sekitar 130-170 juta orang di dunia terinfeksi HCV. Di sebagian besar negara maju prevalensi di bawah 1%, tetapi di negara-negara Asia prevalensinya lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mencari hubungan antara pengetahuan responden tentang perilaku penularan hepatitis C dengan kekebalan hepatitis C (titer anti-HCV) dari data Riskesdas 2007. Desain penelitian cross-sectional, dengan menganalisis data titer anti-HCV dan data variabel umur, jenis kelamin dan variabel pengetahuan tentang perilaku (penggunaan jarum suntik, penggunaan pisau cukur, pemakaian kondom, dan perilaku seksual). Total responden yang diperiksa antibodi sebanyak 20.648. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2014. Hasil penelitian variabel perilaku (penggunaan pisau cukur bersama, menggunakan kondom saat berhubungan seks dan berganti pasangan) tidak ada hubungan yang bermakna dengan titer antibodi anti hepatitis C, sedangkan variabel umur dan variabel penggunaan jarum suntik terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p=0,001. Kesimpulan penelitian ini tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku (penggunaan pisau cukur bersama sama, penggunaan kondom dan berganti ganti pasangan seks) antara orang-orang yang pernah menderita hepatitis C dengan titer antibodi anti hepatitis C.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77338710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Gambaran Peran Apoteker sebagai Konselor dalam Pengobatan HIV-AIDS pada Ibu dan Anak 药师作为母子艾滋病治疗顾问的作用
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/mpk.v28i4.329
R. Handayani, Yuyun Yuniar, Andi Leny Susyanty, Heny Lestary, Sugiharti Sugiharti
Ministry of Health estimates there are 9,000 pregnant women HIV positive who give birth every year in Indonesia. HIV-positive pregnant women must get Anti Retroviral treatment with a minimum level adherence to the use of anti-retroviral drugs of 90 - 95% drug to get a response to suppresing the virus by 85% . Physiological changes during pregnancy and breastfeeding can affects the drug kinetics in pregnant and lactating women. In children, non-compliance can be caused by saturation, limited drug preparation for children, side effects and other diseases that accompany it. In this article, we will analyze the extent to which pharmacists act as counselors for HIV-AIDS treatment for mothers and children. Data were taken from 2 qualitative studies, namely Implementation Study of Prevention of mother-to-child transmission (PMTCT) Program at HIV-AIDS Referral Hospital in West Java Province in 2014 and Study on Access of HIV-AIDS and Opportunistic Infection Treatment for Children in Ten Districts of Indonesia in 2015. Data collection was carried out by in-depth interviews with pharmacists and doctors who handled pregnant women and children with HIV-AIDS. Data were analyzed using triangulation and content analysis method. The results showed that pharmacists had not been involved as drug counselors and support from the management of the hospitals did not yet exist, so the pharmacist could not yet as a counselor as a form of pharmaceutical services according to standards set by the government Therefore, the role of pharmacist as counselor needs to be improved, because the success of the treatment is highly dependent on the successful collaboration of doctors, nurses, and pharmacists. In order for the pharmacists play a role, it is necessary to get training on HIV-AIDS treatment. In addition, the government needs to advocate for hospital management to facilitate the pharmacist’s counseling as form of counselor. Abstrak Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia setiap tahun. Ibu hamil dengan HIV positif harus mendapatkan pengobatan anti retroviral dengan minimal tingkat kepatuhan penggunaan obat Anti Retroviral sebesar 90 - 95% untuk mendapatkan respon penekanan jumlah virus sebesar 85%. Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat berpengaruh terhadap kinetika obat pada ibu hamil dan menyusui. Pada anak, ketidakpatuhan dapat disebabkan karena jenuh, sediaan obat untuk anak yang terbatas, efek samping, dan penyakit lain yang menyertai. Pada artikel ini dianalisis sejauh mana apoteker berperan sebagai konselor pengobatan HIVAIDS pada ibu dan anak. Data diambil dari dua penelitian kualitatif yaitu penelitian Studi Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) pada Rumah Sakit Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 dan Penelitian Akses Pengobatan HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik pada Anak di Sepuluh Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2015. Pengumpulan dat
卫生部估计,印度尼西亚每年有9000名艾滋病毒阳性孕妇分娩。艾滋病毒呈阳性的孕妇必须接受抗逆转录病毒治疗,至少要坚持使用90 - 95%的抗逆转录病毒药物,才能达到抑制病毒85%的效果。怀孕和哺乳期间的生理变化会影响孕妇和哺乳期妇女的药物动力学。在儿童中,由于药物饱和、儿童药物制备有限、副作用和伴随的其他疾病,可能导致不遵医嘱。在这篇文章中,我们将分析药剂师在多大程度上作为母亲和儿童艾滋病治疗的咨询师。数据来自两项定性研究,即2014年西爪哇省艾滋病毒-艾滋病转诊医院预防母婴传播(PMTCT)方案实施研究和2015年印度尼西亚十个地区儿童获得艾滋病毒-艾滋病和机会性感染治疗的研究。数据收集是通过与处理感染艾滋病毒/艾滋病的孕妇和儿童的药剂师和医生进行深入访谈来进行的。采用三角法和内容分析法对数据进行分析。结果表明,药师尚未作为药物咨询师参与其中,医院管理层也尚未给予支持,药师还不能按照政府制定的标准作为一种药学服务形式。因此,药师作为咨询师的作用有待完善,因为治疗的成功高度依赖于医生、护士和药师的成功合作。为了使药师发挥作用,有必要对他们进行艾滋病治疗方面的培训。此外,政府需要倡导医院管理,促进药剂师作为咨询师的咨询。【摘要】印尼国家卫生组织(keenterian Kesehatan)成员kirakan近日在印尼一所医院治疗了9000名艾滋病病毒阳性患者。Ibu hamil dengan HIV阳性的harus mendapatkan pengobatan抗逆转录病毒的penggunaan最小的tingkat kepatuhan penggunaan obat抗逆转录病毒的sebesar 90 - 95% untuk mendapatkan反应penekanjumlah病毒的sebesar 85%。秘鲁的农业学家们都知道这一点,他们都知道这一点。Pada anak, ketidakpatuhan dapat disebabkan karena jenuh, sediaan obat untuk anak yang terbatas, efek samping, dan penyakit lain yang menyertai。艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病病毒/艾滋病数据diambil dari dua penelitian质量鉴定,yiti penelitian研究实施,Layanan penegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) pada Rumah Sakit Rujukan艾滋病毒/艾滋病,爪哇巴拉特省,2014年,penelitian Akses Pengobatan艾滋病毒/艾滋病,机会,pada Anak, Sepuluh Kabupaten/Kota,印度尼西亚,2015年,Tahun。彭普兰数据dilakukan dengan wawancara mendalam dengan apoteker dandokter yang menangani ibu hamil dan anak dengan艾滋病。分析数据的三种语言和分析内容。Hasil penelitian menypulkkan bahwa apoteker belan dililbatkan sebagai konselor obat dan dukungan dari pihak管理RS belhak ada, seingga apoteker belhak berperan sebagai konselor sebagai salah satu bentuk pelayanan kefarmasian sesuai标准yang telah ditetapkan peremintah。Oleh karena itu peran apoteker sebagai konselor perlu ditingkatkan karena keberhasilan pengobatan sangat tergantong keberhasilan kolaborasi dokter, perawat,dan apoteker。琼脂apoteker dapat lebih berperan maka perlu mendapatkan pelatihan tentang pengobatan HIV-AIDS。Selain ' t pereminteru melakukan advokaskemapada管理,RS untuk memfasilitasapoteker melakukan konseling sebagai bentukkonselor。
{"title":"Gambaran Peran Apoteker sebagai Konselor dalam Pengobatan HIV-AIDS pada Ibu dan Anak","authors":"R. Handayani, Yuyun Yuniar, Andi Leny Susyanty, Heny Lestary, Sugiharti Sugiharti","doi":"10.22435/mpk.v28i4.329","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.329","url":null,"abstract":"Ministry of Health estimates there are 9,000 pregnant women HIV positive who give birth every year in Indonesia. HIV-positive pregnant women must get Anti Retroviral treatment with a minimum level adherence to the use of anti-retroviral drugs of 90 - 95% drug to get a response to suppresing the virus by 85% . Physiological changes during pregnancy and breastfeeding can affects the drug kinetics in pregnant and lactating women. In children, non-compliance can be caused by saturation, limited drug preparation for children, side effects and other diseases that accompany it. In this article, we will analyze the extent to which pharmacists act as counselors for HIV-AIDS treatment for mothers and children. Data were taken from 2 qualitative studies, namely Implementation Study of Prevention of mother-to-child transmission (PMTCT) Program at HIV-AIDS Referral Hospital in West Java Province in 2014 and Study on Access of HIV-AIDS and Opportunistic Infection Treatment for Children in Ten Districts of Indonesia in 2015. Data collection was carried out by in-depth interviews with pharmacists and doctors who handled pregnant women and children with HIV-AIDS. Data were analyzed using triangulation and content analysis method. The results showed that pharmacists had not been involved as drug counselors and support from the management of the hospitals did not yet exist, so the pharmacist could not yet as a counselor as a form of pharmaceutical services according to standards set by the government Therefore, the role of pharmacist as counselor needs to be improved, because the success of the treatment is highly dependent on the successful collaboration of doctors, nurses, and pharmacists. In order for the pharmacists play a role, it is necessary to get training on HIV-AIDS treatment. In addition, the government needs to advocate for hospital management to facilitate the pharmacist’s counseling as form of counselor. \u0000Abstrak \u0000Kementerian Kesehatan memperkirakan terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia setiap tahun. Ibu hamil dengan HIV positif harus mendapatkan pengobatan anti retroviral dengan minimal tingkat kepatuhan penggunaan obat Anti Retroviral sebesar 90 - 95% untuk mendapatkan respon penekanan jumlah virus sebesar 85%. Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat berpengaruh terhadap kinetika obat pada ibu hamil dan menyusui. Pada anak, ketidakpatuhan dapat disebabkan karena jenuh, sediaan obat untuk anak yang terbatas, efek samping, dan penyakit lain yang menyertai. Pada artikel ini dianalisis sejauh mana apoteker berperan sebagai konselor pengobatan HIVAIDS pada ibu dan anak. Data diambil dari dua penelitian kualitatif yaitu penelitian Studi Implementasi Layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) pada Rumah Sakit Rujukan HIV-AIDS di Provinsi Jawa Barat Tahun 2014 dan Penelitian Akses Pengobatan HIV/AIDS dan Infeksi Oportunistik pada Anak di Sepuluh Kabupaten/Kota di Indonesia Tahun 2015. Pengumpulan dat","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77087306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Kemandirian dan Ketersediaan Obat Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Kebijakan, Harga, dan Produksi Obat 国民健康保险时代(JKN)的自力更生和可获得药物:政策、价格和生产
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/mpk.v28i4.269
Raharni Raharni, Sudibyo Supardi, Ida Diana Sari
National Health Insurance (JKN) is a guarantee program that provides health protection to participants to obtain health care benefits and protection in meeting the basic health needs provided to everyone who pays contributions or whose contributions are paid by the government. Health insurance coverage includes promotive, preventive, curative and rehabilitative including medicines and medical devices. Since the enactment of JKN on 1 January 2014, the demand for generic drugs has greatly increased. JKN drug independence is needed in terms of drug availability, access and affordability of JKN drug.The aimed of this research is to find out the independence and availability of drugs in the JKN era. The study design was cross sectional by conducting interviews, Round Table Discussion, and tracking secondary data documents.The results of this study obtained government policies related to JKN drug price, especially generic drugs, have not fully considered the interest of community and the interest of the pharmaceutical industry, as well as drug price control policies to ensure the availability of drugs both in number and type in the JKN era, especially generic drugs that have not been optimally accessed by the public.The government needs to encourage the independence of JKN drugs, especially generic drugs that have not been fulfilled, with the development of domestic production of medicinal raw materials to support JKN, which is currently mostly imported and the price of imported raw materials continue to rise.The priority of production of medicinal raw materials based on local extractive and fermentative. Abstrak Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), merupakan program jaminan yang memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang membayar iuran atau yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Jaminan pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan alat kesehatan. Sejak diberlakukannya JKN pada 1 Januari 2014, permintaan obat generik sangat meningkat pesat. Kemandirian obat JKN diperlukan dalam hal ketersediaan obat, akses, dan keterjangkauan obat JKN. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemandirian dan ketersediaan obat era JKN. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan melakukan wawancara, round table discussion, dan penelusuran dokumen data sekunder. Hasil penelitian diperoleh kebijakan pemerintah terkait harga obat JKN khususnya obat generik, belum sepenuhnya mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan kepentingan industri farmasi,serta kebijakan pengendalian harga obat untuk menjamin ketersediaan obat baik jumlah dan jenisnya di era JKN, khususnya obat generik, belum optimal diakses oleh masyarakat. Pemerintah perlu mendorong kemandirian obat JKN khususnya obat generik yang belum terpenuhi, dengan pengembangan produksi bahan baku obat dalam negeri untuk me
国民健康保险(JKN)是一项保障方案,为参保人提供健康保护,以获得医疗保健福利和保障,满足向缴纳保险费或由政府缴纳保险费的每个人提供的基本健康需求。健康保险包括促进、预防、治疗和康复,包括药品和医疗设备。自2014年1月1日《JKN》颁布以来,仿制药需求大幅增加。在JKN药物的可获得性、可及性和可负担性方面,需要JKN药物独立性。本研究的目的是找出JKN时代药物的独立性和可用性。通过访谈、圆桌讨论和追踪二手数据文件,研究设计采用横断面设计。本研究的结果表明,与JKN药品价格相关的政府政策,特别是仿制药,没有充分考虑到社会利益和制药行业的利益,以及药品价格控制政策,以确保在JKN时代药品的数量和种类的可获得性,特别是仿制药没有被公众最优获取。政府需要鼓励JKN药品的自主化,特别是尚未实现的仿制药,发展国内生产的药用原料来支持JKN,目前JKN主要依靠进口,进口原料价格持续上涨。生产的药用原料以本地提取和发酵为主。摘要:全国政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员、政协委员等。Jaminan pelayanan kesehatan meliputi:促进、预防、治疗、康复、治疗和治疗。Sejak diberlakukannya JKN pada 2014年1月1日,permintaan obik generik sangat meningkat pesat。Kemandirian obat JKN diperlukan dalam hal ketersediaan obat, akses, dan keterjangkauan obat JKN。Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kmandirian dan ketersediaan obat era JKN。Desain penelitian adalah横断面,dengan melakukan wawancara,圆桌讨论,dan penelitandokumen数据查找。Hasil penelitian diperoleh kebijakan peremintah terkait harga obat JKN khususnya obat generik, belum sepuhnya成员perpertimbangkan kepenting和masyarakat和kepenting工业农场,serta kebijakan pengendalian harga obat untuk menjamin ketersediaan oblah dan jenisnya diera JKN, khususnya obat generik, belum最优疾病oleh masyarakat。杨Pemerintah perlu mendorong kemandirian obat JKN khususnya obat generik belum terpenuhi, dengan pengembangan produksi bahan巴库obat dalam negeri为她mendukung JKN,杨种子ini sebagian大的masih作丹harga bahan巴库杨三角terus奈克。主要产品为巴哈巴库土豆泥,土豆泥,土豆泥,土豆泥,土豆泥
{"title":"Kemandirian dan Ketersediaan Obat Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Kebijakan, Harga, dan Produksi Obat","authors":"Raharni Raharni, Sudibyo Supardi, Ida Diana Sari","doi":"10.22435/mpk.v28i4.269","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mpk.v28i4.269","url":null,"abstract":"National Health Insurance (JKN) is a guarantee program that provides health protection to participants to obtain health care benefits and protection in meeting the basic health needs provided to everyone who pays contributions or whose contributions are paid by the government. Health insurance coverage includes promotive, preventive, curative and rehabilitative including medicines and medical devices. Since the enactment of JKN on 1 January 2014, the demand for generic drugs has greatly increased. JKN drug independence is needed in terms of drug availability, access and affordability of JKN drug.The aimed of this research is to find out the independence and availability of drugs in the JKN era. The study design was cross sectional by conducting interviews, Round Table Discussion, and tracking secondary data documents.The results of this study obtained government policies related to JKN drug price, especially generic drugs, have not fully considered the interest of community and the interest of the pharmaceutical industry, as well as drug price control policies to ensure the availability of drugs both in number and type in the JKN era, especially generic drugs that have not been optimally accessed by the public.The government needs to encourage the independence of JKN drugs, especially generic drugs that have not been fulfilled, with the development of domestic production of medicinal raw materials to support JKN, which is currently mostly imported and the price of imported raw materials continue to rise.The priority of production of medicinal raw materials based on local extractive and fermentative. \u0000Abstrak \u0000Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), merupakan program jaminan yang memberikan perlindungan kesehatan kepada peserta untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang membayar iuran atau yang iurannya dibayar oleh pemerintah. Jaminan pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan alat kesehatan. Sejak diberlakukannya JKN pada 1 Januari 2014, permintaan obat generik sangat meningkat pesat. Kemandirian obat JKN diperlukan dalam hal ketersediaan obat, akses, dan keterjangkauan obat JKN. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemandirian dan ketersediaan obat era JKN. Desain penelitian adalah cross sectional, dengan melakukan wawancara, round table discussion, dan penelusuran dokumen data sekunder. Hasil penelitian diperoleh kebijakan pemerintah terkait harga obat JKN khususnya obat generik, belum sepenuhnya mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan kepentingan industri farmasi,serta kebijakan pengendalian harga obat untuk menjamin ketersediaan obat baik jumlah dan jenisnya di era JKN, khususnya obat generik, belum optimal diakses oleh masyarakat. Pemerintah perlu mendorong kemandirian obat JKN khususnya obat generik yang belum terpenuhi, dengan pengembangan produksi bahan baku obat dalam negeri untuk me","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84919726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 8
Indeks Entomologi dan Sebaran Vektor Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku Utara Tahun 2015
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.242
D. Perwitasari, Roy Nusa Res, Jusniar Ariati
One effort in controlling the Aedes aegypti mosquito is to find out the breeding place. Until now it is known that the breeding sites of Aedes aegypti are found in urban areas, therefore the purpose of this study is to determine the  potential for breeding of Aedes aegypti mosquito and entomology index in urban areas. The study was conducted in 2015 using a cross-sectional method. The results showed that the container with positively Aedes aegypti larvae was found in all three districts, Ternate at 29.6%, Tidore Kepulauan at 28.5% and East Halmahera at 29.0%. The entomology index of Container Index (CI) was (29.5%), House Index (HI) was 35.3% and Breteau Index (BI) was 69.2%, while larva free number was 64.7%. From the results of this study, it was concluded that Aedes aegypti larvae mostly found in bathtub inside the house. Tubs and plastic buckets were the type of container that were found with most positively larvae. The average ldengue vector arvae density based on CI, HI and BI (Aedes aegypti and Aedes albopictus) in the three districts / cities in North Maluku Province scale was 5-8 and included in the medium risk category. This showed that the entomology index in the North Maluku region was still low. Monitoring of the spread of mosquito breeding sites in all parts of Indonesia is still needed to reduce cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Abstrak Salah satu upaya dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti adalah dengan mengetahui tempat perkembangbiakannya. Hingga saat ini diketahui bahwa tempat perkembangbiakan Aedes aegypti banyak ditemukan di daerah perkotaan, oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan indeks entomologi di daerah perkotaan. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan metode potong lintang. Hasil menunjukkan bahwa kontainer dengan positif jentik Aedes aegypti ditemukan di ketiga kabupaten yaitu Ternate sebesar 29,6%, Tidore Kepulauan sebesar 28,5%, dan Halmahera Timur sebesar 29,0%. Indeks entomologi Container Index (CI) sebesar (29,5%), House Index (HI) sebesar 35,3% dan Breteau Index (BI) sebesar 69,2%, sedangkan Angka Bebas Jentik sebesar 64,7%. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa bak mandi yang berada di dalam rumah paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti. Jenis kontainer yang paling banyak ditemukan positif jentik yaitu pada bak mandi dan ember plastik. Rata-rata kepadatan jentik vektor dengue (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) berbasis CI, HI, dan BI di ketiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara skala 5-8 dan termasuk dalam kategori risiko sedang. Hal ini menunjukkan bahwa indeks entomologi di wilayah Maluku Utara masih rendah, sehingga masih diperlukan pemantauan sebaran tempat perkembangbiakan nyamuk di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
控制埃及伊蚊的一项努力是找出其孳生地。目前已知埃及伊蚊孳生地多在城市地区,因此本研究的目的是确定城市地区埃及伊蚊孳生潜力和昆虫学指数。该研究于2015年采用横断面方法进行。结果3个区均发现埃及伊蚊幼虫阳性容器,其中特尔纳特区为29.6%,蒂多·凯普劳万区为28.5%,东哈马赫拉区为29.0%。容器指数(CI)为29.5%,House指数(HI)为35.3%,Breteau指数(BI)为69.2%,游离幼虫数为64.7%。本研究结果表明,埃及伊蚊幼虫主要分布在室内浴缸中。桶和塑料桶是发现阳性幼虫最多的容器类型。北马鲁古省3个区(市)按CI、HI和BI(埃及伊蚊和白纹伊蚊)划分的登革热病媒蚊平均密度为5 ~ 8只,属于中等风险。这表明北马鲁古地区昆虫学指数仍然较低。为减少登革出血热病例,仍然需要监测印度尼西亚各地蚊子滋生地的传播情况。【摘要】埃及伊蚊,埃及伊蚊,埃及伊蚊,埃及伊蚊,埃及伊蚊埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明,埃及伊蚊的昆虫学研究表明:Penelitian dilakukan pada tahun 2015登安,孟古纳坎方法,波通临堂。Hasil menunjukkan bahwa集装箱阳性结果为:埃及伊蚊ditemukan di ketiga kabupaten yitu Ternate sebesar 29.6%, Tidore Kepulauan sebesar 28.5%, dan Halmahera Timur sebesar 29.0%。昆虫学指标:容器指数(CI)为29.5%,House指数(HI)为35.3%,Breteau指数(BI)为69.2%,sedangkan Angka Bebas Jentik为64.7%。埃及伊蚊(Aedes aentik egypti)Jenis集装箱杨帕林菩提树木阳性,杨帕林菩提树木阳性,杨帕林菩提树木塑料阳性。蚊媒登革热(埃及伊蚊和白纹伊蚊)基于CI, HI, dan BI, di ketiga kabupaten/kota省Maluku Utara skala 5-8, dan termasuk dalam kategori risiko sedang。印度尼西亚登革热(DBD)是一种昆虫学研究,是一种昆虫学研究,是一种昆虫学研究,是一种传染病。
{"title":"Indeks Entomologi dan Sebaran Vektor Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku Utara Tahun 2015","authors":"D. Perwitasari, Roy Nusa Res, Jusniar Ariati","doi":"10.22435/MPK.V28I4.242","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.242","url":null,"abstract":"One effort in controlling the Aedes aegypti mosquito is to find out the breeding place. Until now it is known that the breeding sites of Aedes aegypti are found in urban areas, therefore the purpose of this study is to determine the  potential for breeding of Aedes aegypti mosquito and entomology index in urban areas. The study was conducted in 2015 using a cross-sectional method. The results showed that the container with positively Aedes aegypti larvae was found in all three districts, Ternate at 29.6%, Tidore Kepulauan at 28.5% and East Halmahera at 29.0%. The entomology index of Container Index (CI) was (29.5%), House Index (HI) was 35.3% and Breteau Index (BI) was 69.2%, while larva free number was 64.7%. From the results of this study, it was concluded that Aedes aegypti larvae mostly found in bathtub inside the house. Tubs and plastic buckets were the type of container that were found with most positively larvae. The average ldengue vector arvae density based on CI, HI and BI (Aedes aegypti and Aedes albopictus) in the three districts / cities in North Maluku Province scale was 5-8 and included in the medium risk category. This showed that the entomology index in the North Maluku region was still low. Monitoring of the spread of mosquito breeding sites in all parts of Indonesia is still needed to reduce cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). \u0000Abstrak \u0000Salah satu upaya dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti adalah dengan mengetahui tempat perkembangbiakannya. Hingga saat ini diketahui bahwa tempat perkembangbiakan Aedes aegypti banyak ditemukan di daerah perkotaan, oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan indeks entomologi di daerah perkotaan. Penelitian dilakukan pada tahun 2015 dengan menggunakan metode potong lintang. Hasil menunjukkan bahwa kontainer dengan positif jentik Aedes aegypti ditemukan di ketiga kabupaten yaitu Ternate sebesar 29,6%, Tidore Kepulauan sebesar 28,5%, dan Halmahera Timur sebesar 29,0%. Indeks entomologi Container Index (CI) sebesar (29,5%), House Index (HI) sebesar 35,3% dan Breteau Index (BI) sebesar 69,2%, sedangkan Angka Bebas Jentik sebesar 64,7%. Dari hasil penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa bak mandi yang berada di dalam rumah paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti. Jenis kontainer yang paling banyak ditemukan positif jentik yaitu pada bak mandi dan ember plastik. Rata-rata kepadatan jentik vektor dengue (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) berbasis CI, HI, dan BI di ketiga kabupaten/kota di Provinsi Maluku Utara skala 5-8 dan termasuk dalam kategori risiko sedang. Hal ini menunjukkan bahwa indeks entomologi di wilayah Maluku Utara masih rendah, sehingga masih diperlukan pemantauan sebaran tempat perkembangbiakan nyamuk di seluruh wilayah Indonesia untuk mengurangi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89461332","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada Puskesmas di Regional Timur Indonesia 印度尼西亚东部地区Puskesmas的幼儿综合管理服务(MTBS)
IF 0.1 Pub Date : 2018-12-31 DOI: 10.22435/MPK.V28I4.125
S. Suparmi, I. B. Maisya, Anissa Rizkianti, Kencana Sari, Bunga Christitha Rosha, Nurillah Amaliah, Joko Pambudi, Y. Wiryawan, Gurendro Putro, Noor Edi Widya Soekotjo, Lovely Daisy, M. Sari
The decline in under-five mortality remains target of health development in Indonesia. One effort that can be done, among others, is to improve the skills of health workers in dealing with sick children through the Integrated management of Chilhood Illness (IMCI). This study aims to evaluate the implementation of IMCI in 10 selected districts/cities in Eastern Region of Indonesia with a sample of 20 puskesmas selected randomly. In total 40 under-five children were observed when receiving IMCI services at the puskesmas. In addition, an assessment of the completeness of filling out of 200 forms of IMCI under-five children who had come to the puskesmas a week before the survey was conducted. Information related to the availability of equipment to support IMCI services is collected through direct observation in 20 selected puskesmas assisted by a check list form. The results showed that 80% of puskesmas in the eastern region have implemented IMCI, but only 25% of puskesmas reaching all the under-five children. As many as 90% of puskesmas have been trained for IMCI, however only 15% have been monitored post training. Only 25% of puskesmas received supervision from the District Health Office in implementing IMCI. The observation results at the IMCI service for children under five showed that, the lowest score for compliance with IMCI was counseling (25.8%) and the highest was diarrhea assessment (73.8%). The results of observing the IMCI forms showed that the lowest score was feeding practice (30.4%) and repeat visits (30.8%). Meanwhile, oral rehydration facilities for diarrhea are reported to be inadequate, because they are only available at 50% of puskesmas. There needs to be monitoring and supervision of officer compliance and increasing the availability of supporting equipment and facilities/insfrastructure in the implementation of IMCI.  Abstrak Penurunan angka kematian balita masih menjadi target pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit, melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan MTBS di 10 Kabupaten/Kota terpilih di regional timur, dengan jumlah sampel 20 puskesmas yang dipilih secara acak. Secara total, 40 pasien balita diobservasi pada saat mendapatkan pelayanan MTBS di puskesmas. Selain itu, dilakukan asesmen kelengkapan pengisian dari 200 formulir MTBS balita yang pernah datang ke puskesmas dalam kurun waktu seminggu sebelum survei. Infomasi terkait dengan ketersediaan peralatan untuk mendukung pelayanan MTBS dikumpulkan melalui observasi secara langsung di 20 puskesmas terpilih dibantu dengan formulir check list. Hasil analisis menunjukkan bahwa 80% puskesmas di regional timur telah melaksanakan MTBS, namun hanya 25% puskesmas yang menjangkau seluruh balita. Sebesar 90% puskesmas telah terlatih MTBS, namun hanya 15% yang dilakukan monitoring pasca pelati
降低五岁以下儿童死亡率仍然是印度尼西亚卫生发展的目标。除其他外,可以做的一项努力是通过儿童疾病综合管理提高卫生工作者处理患病儿童的技能。本研究旨在评估印度尼西亚东部地区选定的10个县/城市的儿童疾病综合管理实施情况,随机抽取20个县/城市作为样本。总共观察到40名5岁以下儿童在puskesmas接受儿童疾病综合管理服务。此外,还评估了在进行调查前一周来到puskesmas的200个5岁以下儿童儿童疾病综合管理表格填写的完整性。与支持儿童疾病综合管理服务的设备可用性有关的信息是通过在20个选定的puskesmas直接观察收集的,并辅以核对表。结果表明,东部地区80%的小学实施了儿童疾病综合管理,但只有25%的小学覆盖了所有5岁以下儿童。多达90%的学生接受了儿童疾病综合管理方面的培训,但只有15%的学生在培训后接受了监测。只有25%的医院在实施儿童疾病综合管理方面得到了区卫生局的监督。5岁以下儿童疾病综合管理服务的观察结果显示,儿童疾病综合管理依从性得分最低的是心理咨询(25.8%),最高的是腹泻评估(73.8%)。观察IMCI表格的结果显示,得分最低的是喂养实践(30.4%)和重复就诊(30.8%)。与此同时,据报道,腹泻的口服补液设施不足,因为只有50%的puskesmas有这种设施。在实施儿童疾病综合管理方面,需要监测和监督官员的遵守情况,并增加提供支助设备和设施/基础设施。【摘要】印度尼西亚的Penurunan angka kematian balita masih menjadi目标是pembangunan kesehatan。Salah satu upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit, melalui pendekatan Manajemen Terpadu balita sakit (MTBS)。Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan MTBS di 10 Kabupaten/Kota terpilih di regional timur, dengan jumlah样本20 puskesmas yang dipilih secara akak。总而言之,总共有40个pasen balita disobservasi padat mendapatkan pelayanan MTBS di puskesmas。Selain itu, dilakukan评估人员kelengkapan pengisan dari 200配方MTBS balita yang pernah datang ke puskesmas dalam kurun waktu seminggu sebelum调查。资料显示,我国有20个主要国家和地区的丹参配方,其中包括丹参配方检查清单。Hasil分析menunjukkan bahwa 80% puskesmas di regional timur telah melaksanakan MTBS, namun hanya 25% puskesmas yang menjangkau seluruh balita。士必沙90% puskesmas telah terlatih MTBS, namun hanya 15% yang dilakukan监测pasca pelatihan。汉亚25% puskesmas yang mendapatkan监督,dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan MTBS。Hasil observasi pada saat pelayanan MTBS pada balita menunjukkan, skor kepatuhan pelaksanaan MTBS yang terendah adalah konseling(25.8%)和tertinggi adalah asesmen diare(73.8%)。Hasil observasi pengisian formululir MTBS menunjukkan, skor terendah pada pengisian pemberian makan (30.4%), dan kunjungan ulang(30.8%)。Sementara itu, fasilitas rehidrasi oral untuk diare。Perlu adanya监测和监督terhadap kepatuhan petugas serta peningkatan ketersediaan peralatan dan sarana/prasarana pendukung dalam pelaksanaan MTBS。
{"title":"Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada Puskesmas di Regional Timur Indonesia","authors":"S. Suparmi, I. B. Maisya, Anissa Rizkianti, Kencana Sari, Bunga Christitha Rosha, Nurillah Amaliah, Joko Pambudi, Y. Wiryawan, Gurendro Putro, Noor Edi Widya Soekotjo, Lovely Daisy, M. Sari","doi":"10.22435/MPK.V28I4.125","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V28I4.125","url":null,"abstract":"The decline in under-five mortality remains target of health development in Indonesia. One effort that can be done, among others, is to improve the skills of health workers in dealing with sick children through the Integrated management of Chilhood Illness (IMCI). This study aims to evaluate the implementation of IMCI in 10 selected districts/cities in Eastern Region of Indonesia with a sample of 20 puskesmas selected randomly. In total 40 under-five children were observed when receiving IMCI services at the puskesmas. In addition, an assessment of the completeness of filling out of 200 forms of IMCI under-five children who had come to the puskesmas a week before the survey was conducted. Information related to the availability of equipment to support IMCI services is collected through direct observation in 20 selected puskesmas assisted by a check list form. The results showed that 80% of puskesmas in the eastern region have implemented IMCI, but only 25% of puskesmas reaching all the under-five children. As many as 90% of puskesmas have been trained for IMCI, however only 15% have been monitored post training. Only 25% of puskesmas received supervision from the District Health Office in implementing IMCI. The observation results at the IMCI service for children under five showed that, the lowest score for compliance with IMCI was counseling (25.8%) and the highest was diarrhea assessment (73.8%). The results of observing the IMCI forms showed that the lowest score was feeding practice (30.4%) and repeat visits (30.8%). Meanwhile, oral rehydration facilities for diarrhea are reported to be inadequate, because they are only available at 50% of puskesmas. There needs to be monitoring and supervision of officer compliance and increasing the availability of supporting equipment and facilities/insfrastructure in the implementation of IMCI. \u0000 Abstrak \u0000Penurunan angka kematian balita masih menjadi target pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani balita sakit, melalui pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan MTBS di 10 Kabupaten/Kota terpilih di regional timur, dengan jumlah sampel 20 puskesmas yang dipilih secara acak. Secara total, 40 pasien balita diobservasi pada saat mendapatkan pelayanan MTBS di puskesmas. Selain itu, dilakukan asesmen kelengkapan pengisian dari 200 formulir MTBS balita yang pernah datang ke puskesmas dalam kurun waktu seminggu sebelum survei. Infomasi terkait dengan ketersediaan peralatan untuk mendukung pelayanan MTBS dikumpulkan melalui observasi secara langsung di 20 puskesmas terpilih dibantu dengan formulir check list. Hasil analisis menunjukkan bahwa 80% puskesmas di regional timur telah melaksanakan MTBS, namun hanya 25% puskesmas yang menjangkau seluruh balita. Sebesar 90% puskesmas telah terlatih MTBS, namun hanya 15% yang dilakukan monitoring pasca pelati","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":"8 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2018-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89498030","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 7
期刊
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1