Abstract Body weight is a general indicator for assessing health status. Various diseases cause drastic weight loss, including cancer. Propolis is a bee product that has various therapeutic effects such as; anti-bacterial, antitumor, antioxidant and immunomodulatory. Propolis is also reported to be able to reduce digestive organ disorders, increase appetite and improve metabolic processes. Chemicals such as 7.12-dymethyilbenz (a) antracene (DMBA) are widely reported to have strong carcinogenic effects, especially in Sprague–Dawley rat. This study aims to assess the effect of propolis extract on the weight of Sprague–Dawley female rat induced with DMBA (7,12-dymethylbenz (a) antracene). Twenty-four female Sprague–Dawley rats 45-50 days old were induced by DMBA with a combination of injection and oral methods, as negative controls 6 Sprague–Dawley rats without DMBA induction. At the 11th week randomized negative control rats and DMBA treated rats were taken for histopathological examination of breast tissue. After it was found that rat with DMBA treatment were positive for breast cancer, in the 12th week the rat that had received DMBA treatment were divided into 4 groups, 3 groups received oral propolis extract through a gastric sonde with doses 50, 100 and 200 mg in 1 ml of corn oil, 1 group as a positive control did not get the treatment of propolis extract. Body weight is weighed before starting treatment and monitored every two weeks to 15 weeks. The results of weighing showed that the group of rat that received DMBA increased their body weight lower than the group without DMBA, and then the treatment group of propolis extract increased their body weight higher than the group without the treatment of propolis extract. The results showed that the treatment of propolis extract had a potency to improve the body weight profile of rat breast cancer model induced by DMBA. Abstrak Berat badan merupakan indikator umum untuk menilai status kesehatan. Berbagai penyakit menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, diantaranya adalah kanker. Propolis merupakan produk lebah yang memiliki berbagai efek terapi seperti; anti bakteri, anti tumor, antioksidan dan imunomodulator. Propolis juga dilaporkan mampu menurunkan gangguan organ pencernaan, peningkatan nafsu makan, dan perbaikan proses metabolisme. Bahan kimia seperti 7,12-dymethyilbenz(a)antracene (DMBA) banyak dilaporkan memiliki efek karsinogenik yang kuat khususnya terhadap tikus Sprague–Dawley. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap berat badan tikus Sprague–Dawley betina yang diinduksi untuk mengalami kanker payudara dengan DMBA. Sebanyak 24 ekor tikus Sprague– Dawley betina berumur 45-50 hari diinduksi dengan DMBA dengan kombinasi metode injeksi dan oral, sebagai kontrol negatif 6 ekor tikus Sprague–Dawley tanpa induksi DMBA. Pada minggu ke-11 diambil secara acak tikus kontrol negatif dan tikus perlakuan DMBA untuk dilakukan pemeriksaan histolopatog
体重是评价健康状况的一般指标。包括癌症在内的各种疾病都会导致体重急剧下降。蜂胶是一种蜂产品,具有多种治疗效果,如;抗菌、抗肿瘤、抗氧化、免疫调节。据报道,蜂胶还能减少消化器官紊乱,增加食欲,改善代谢过程。化学物质如7.12-二甲基苄基(a)蒽(DMBA)被广泛报道具有很强的致癌作用,特别是在Sprague-Dawley大鼠中。本研究旨在研究蜂胶提取物对DMBA(7,12-二甲基苯(a)蒽)诱导的Sprague-Dawley雌性大鼠体重的影响。以24只45 ~ 50日龄雌性sd大鼠为对照,采用注射与口服相结合的方法进行DMBA诱导,6只未进行DMBA诱导的sd大鼠为阴性对照。第11周取随机阴性对照大鼠和DMBA治疗大鼠进行乳腺组织病理检查。在发现DMBA治疗大鼠乳腺癌呈阳性后,在第12周将接受DMBA治疗的大鼠分为4组,3组通过胃探头口服蜂胶提取物,剂量分别为50、100、200 mg,加入1 ml玉米油中,1组作为阳性对照,不给予蜂胶提取物治疗。开始治疗前称量体重,每两周至15周监测一次。称重结果显示,注射DMBA组大鼠体重增加幅度低于未注射DMBA组,而蜂胶提取物处理组大鼠体重增加幅度高于未注射蜂胶提取物处理组。结果表明,蜂胶提取物对DMBA诱导的大鼠乳腺癌模型具有改善体重的作用。[摘要]Berat - badan - merupakan指标及其在临床中的地位。Berbagai penyakit menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, diantaranya adalah kanker。蜂胶胶胶制品lebah yang memiliki berbagai efek terapi seperti;抗细菌,抗肿瘤,抗氧化丹免疫调节剂。蜂胶juga。[j] [Bahan kimia seperti], 7,12-二甲基苄基(a)蒽(DMBA)] [j] .四川大学学报。]Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap berat badan tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi untuk mengalami kanker payudara dengan DMBA。Sebanyak 24 ekor tikus Sprague - Dawley betina berumur 45-50 hari diinduksi dengan DMBA, dengan kombinasi方法注射kksi DMBA, sebagai对照6 ekor tikus Sprague - Dawley tanpa indksi DMBA阴性。Pada minggu ke-11对diambiil secara akakus对照呈阴性,但tikus perakuan DMBA、diakukan perakus、perakukan、perakukan、perakukan、perakukan、perakukan、组织病理学分析和payudara呈阴性。Setelah didapatkan bahwa tikus dengan perlakuan DMBA阳性,pada minggu ke-12 tikus yang telah mendapat perlakuan DMBA dibagi menjadi 4 kelompok, 3 kelompok mendapat ekstrak蜂胶口服melalusonde dengan - masing-masing 50, 100, dan 200 mg dalam 1 ml minyak jagung, 1 kelompok sebagai对照阳性。拜旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦旦。Hasil penimbangan berat badan menunjukkan bahwa kelompok tikus yang mendapat DMBA peningkatan berat badannya lebih rendah dibanding kelompok kstrak蜂胶kenaikan berat badannya lebih tinggi dibanding kelompok tanpa perlakuan ekstrak蜂胶。Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ekstrak蜂胶memiliki potentisi memperbaiki profile berbakus模型kanker payudara yang diinduksi dengan DMBA。
{"title":"Ekstrak Propolis Memperbaiki Profil Berat Badan Tikus Model Kanker Payudara yang Diinduksi dengan 7,12-dymethyilbenz(a) antracene (DMBA)","authors":"Zauhani Kusnul, S. Suryono, Anas Tamsuri","doi":"10.22435/mpk.v29i2.640","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mpk.v29i2.640","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Body weight is a general indicator for assessing health status. Various diseases cause drastic weight loss, including cancer. Propolis is a bee product that has various therapeutic effects such as; anti-bacterial, antitumor, antioxidant and immunomodulatory. Propolis is also reported to be able to reduce digestive organ disorders, increase appetite and improve metabolic processes. Chemicals such as 7.12-dymethyilbenz (a) antracene (DMBA) are widely reported to have strong carcinogenic effects, especially in Sprague–Dawley rat. This study aims to assess the effect of propolis extract on the weight of Sprague–Dawley female rat induced with DMBA (7,12-dymethylbenz (a) antracene). Twenty-four female Sprague–Dawley rats 45-50 days old were induced by DMBA with a combination of injection and oral methods, as negative controls 6 Sprague–Dawley rats without DMBA induction. At the 11th week randomized negative control rats and DMBA treated rats were taken for histopathological examination of breast tissue. After it was found that rat with DMBA treatment were positive for breast cancer, in the 12th week the rat that had received DMBA treatment were divided into 4 groups, 3 groups received oral propolis extract through a gastric sonde with doses 50, 100 and 200 mg in 1 ml of corn oil, 1 group as a positive control did not get the treatment of propolis extract. Body weight is weighed before starting treatment and monitored every two weeks to 15 weeks. The results of weighing showed that the group of rat that received DMBA increased their body weight lower than the group without DMBA, and then the treatment group of propolis extract increased their body weight higher than the group without the treatment of propolis extract. The results showed that the treatment of propolis extract had a potency to improve the body weight profile of rat breast cancer model induced by DMBA. \u0000Abstrak \u0000Berat badan merupakan indikator umum untuk menilai status kesehatan. Berbagai penyakit menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, diantaranya adalah kanker. Propolis merupakan produk lebah yang memiliki berbagai efek terapi seperti; anti bakteri, anti tumor, antioksidan dan imunomodulator. Propolis juga dilaporkan mampu menurunkan gangguan organ pencernaan, peningkatan nafsu makan, dan perbaikan proses metabolisme. Bahan kimia seperti 7,12-dymethyilbenz(a)antracene (DMBA) banyak dilaporkan memiliki efek karsinogenik yang kuat khususnya terhadap tikus Sprague–Dawley. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh pemberian ekstrak propolis terhadap berat badan tikus Sprague–Dawley betina yang diinduksi untuk mengalami kanker payudara dengan DMBA. Sebanyak 24 ekor tikus Sprague– Dawley betina berumur 45-50 hari diinduksi dengan DMBA dengan kombinasi metode injeksi dan oral, sebagai kontrol negatif 6 ekor tikus Sprague–Dawley tanpa induksi DMBA. Pada minggu ke-11 diambil secara acak tikus kontrol negatif dan tikus perlakuan DMBA untuk dilakukan pemeriksaan histolopatog","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90553272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Wahidin, Annisa Rizky Aprilia, Dwi Susilo, Sofa Farida
Abstract In Indonesia, the prevalence of hypertension has increased quite rapidly and has become a public health problem. Traditional market traders are prone to hypertension because of the high work pressure that often causes physical and mental fatigue. Athough research on hypertension risk factors has been carried out a lot, but research on market traders is still limited. This study was conducted with the aim to determine the proportion of hypertension in Cibinong market traders and the factors that influence it. The study was conducted with a cross sectional design using a quantitative analysis. Bivariate analysis was carried out by Chi Square test and multivariate analysis was performed with Multiple Logistic Regression tests. The study was conducted in November 2017 at Cibinong market, Bogor Regency, West Java. The sample size of 75 people with inclusion criteria had traded for at least 1 month and the exclusion criteria of traders had a history of hypertension and taking antihypertensive drugs. The dependent variable is hypertension while the independent variables are gender, age, type of trade, duration of trading, duration of work, sleep duration, family history of hypertension, smoking history, physical activity, fruit and vegetables consumption, obestity, and central obesity. The results showed that the proportion of hypertension was 30.7%. The factors indicated to be associated with hypertension were central obesity (OR 22.05; 95% CI 1.03-239.9) and gender (OR 9.1; 95% CI 1.06-78.3) after being tested together as other variables (multivariate). Suggestion are given to control hypertension in market traders especially for male traders with central obesity through regular checks and regular treatment. Abstrak Di Indonesia, prevalensi hipertensi meningkat cukup pesat dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Para pedagang pasar tradisional rentan mengalami hipertensi karena tingginya tekanan pekerjaan yang seringkali menyebabkan kelelahan fisik dan juga pikiran. Meskipun penelitian tentang faktor risiko hipertensi sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian pada pedagang pasar masih terbatas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proporsi hipertensi pada pedagang Pasar Cibinong dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional (potong lintang) menggunakan pendekatan analisis secara kuantitatif. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square dan analisis multivariat dilakukan dengan uji Logistic Regression ganda. Penelitian dilakukan pada November 2017 di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Besar sampel 75 orang dengan kriteria inklusi sudah berdagang minimal satu bulan dan kriteria eksklusi mempunyai riwayat hipertensi dan mengonsumsi obat anti hipertensi. Variabel dependen adalah hipertensi sedangkan variabel independen adalah jenis kelamin, umur, jenis dagangan, lama berdagang, durasi kerja, durasi tidur, riwayat keluarga hipertensi, riwayat merokok, aktivitas fis
在印度尼西亚,高血压患病率增长相当迅速,已成为一个公共卫生问题。传统市场交易者由于工作压力大,经常造成身心疲劳,易患高血压。虽然对高血压危险因素的研究已经开展了很多,但对市场交易者的研究仍然有限。本研究旨在确定旗必弄市商贩高血压比例及其影响因素。本研究采用定量分析的横截面设计进行。双因素分析采用卡方检验,多因素分析采用多元Logistic回归检验。该研究于2017年11月在西爪哇省茂物县的奇比农市场进行。纳入标准的样本量为75人,交易时间至少1个月,排除标准为有高血压病史和服用降压药的交易者。因变量为高血压,自变量为性别、年龄、贸易类型、贸易持续时间、工作持续时间、睡眠持续时间、高血压家族史、吸烟史、体育活动、果蔬消费、肥胖、中心性肥胖。结果显示高血压患者占30.7%。与高血压相关的因素为中心性肥胖(OR 22.05;95% CI 1.03-239.9)和性别(OR 9.1;95% CI 1.06-78.3)与其他变量(多变量)一起检验后。建议通过定期检查和定期治疗,控制市场贸易商的高血压,特别是男性中心性肥胖的贸易商。【摘要】在印度尼西亚,流行性脑膜病(hipertensi meningkat cuup pesat)是一种流行性脑膜病。Para pedagang pasar传统rentan mengalami hipertensi karena tingginya tekanan pekerjaan yang seringkali menyebabkan kelelahan fisik dan pikiran。Meskipun penelitian tententer factor for visiko hipertensi sudah banyak dilakukan, tekipun penelitian padang pedagang pasar masih terbatas。Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui比例为高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高,高。penpentian dilakakan dengan desain横截面(poong lintang) menggunakan pendakan分析secara定量。双变量方差分析卡方分析多变量方差分析Logistic回归模型。Penelitian dilakukan pada 2017年11月di Pasar Cibinong, Kabupaten茂物,爪哇巴拉特。Besar样本75例,桔红色赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色,赤褐色。变量独立adalah jenis kelamin, umur, jenis dagangan, lama berdagang, durasi kerja, durasi tidur, riwayat keluarga hipertensi, riwayat merokok, aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, obesitas dan obesitas central。Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian hipertensi sebesar 30.7%。高血压、糖尿病、糖尿病、糖尿病、糖尿病的相关性研究(OR 22,05;95% CI 1,03-239,9), dan jenis kelamin (OR 9,1;95%可信区间(CI) 1,06-78,3)。Saran yang diberikan adalah pengendalian hipertensi padang pasar khususnya pedagang laki-laki dengan obesitas central melalui perberiksaan berkala dan pengobatan secara terur。
{"title":"Faktor Determinan Hipertensi pada Pedagang Pasar Cibinong, Jawa Barat","authors":"M. Wahidin, Annisa Rizky Aprilia, Dwi Susilo, Sofa Farida","doi":"10.22435/mpk.v29i2.970","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/mpk.v29i2.970","url":null,"abstract":"Abstract \u0000In Indonesia, the prevalence of hypertension has increased quite rapidly and has become a public health problem. Traditional market traders are prone to hypertension because of the high work pressure that often causes physical and mental fatigue. Athough research on hypertension risk factors has been carried out a lot, but research on market traders is still limited. This study was conducted with the aim to determine the proportion of hypertension in Cibinong market traders and the factors that influence it. The study was conducted with a cross sectional design using a quantitative analysis. Bivariate analysis was carried out by Chi Square test and multivariate analysis was performed with Multiple Logistic Regression tests. The study was conducted in November 2017 at Cibinong market, Bogor Regency, West Java. The sample size of 75 people with inclusion criteria had traded for at least 1 month and the exclusion criteria of traders had a history of hypertension and taking antihypertensive drugs. The dependent variable is hypertension while the independent variables are gender, age, type of trade, duration of trading, duration of work, sleep duration, family history of hypertension, smoking history, physical activity, fruit and vegetables consumption, obestity, and central obesity. The results showed that the proportion of hypertension was 30.7%. The factors indicated to be associated with hypertension were central obesity (OR 22.05; 95% CI 1.03-239.9) and gender (OR 9.1; 95% CI 1.06-78.3) after being tested together as other variables (multivariate). Suggestion are given to control hypertension in market traders especially for male traders with central obesity through regular checks and regular treatment. \u0000Abstrak \u0000Di Indonesia, prevalensi hipertensi meningkat cukup pesat dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Para pedagang pasar tradisional rentan mengalami hipertensi karena tingginya tekanan pekerjaan yang seringkali menyebabkan kelelahan fisik dan juga pikiran. Meskipun penelitian tentang faktor risiko hipertensi sudah banyak dilakukan, tetapi penelitian pada pedagang pasar masih terbatas. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proporsi hipertensi pada pedagang Pasar Cibinong dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional (potong lintang) menggunakan pendekatan analisis secara kuantitatif. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square dan analisis multivariat dilakukan dengan uji Logistic Regression ganda. Penelitian dilakukan pada November 2017 di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Besar sampel 75 orang dengan kriteria inklusi sudah berdagang minimal satu bulan dan kriteria eksklusi mempunyai riwayat hipertensi dan mengonsumsi obat anti hipertensi. Variabel dependen adalah hipertensi sedangkan variabel independen adalah jenis kelamin, umur, jenis dagangan, lama berdagang, durasi kerja, durasi tidur, riwayat keluarga hipertensi, riwayat merokok, aktivitas fis","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-07-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73912670","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Failure to immunization can cause serious implications for a child’s life and the health of the surrounding children.The aim of study was to assess the characteristic of children, parents and families in children who failed to obtain complete immunization. Another additional objective is to see the timeliness of each type of immunization, including HB0, BCG, DPT-HB Combo, Polio and Measles. Samples were children aged 12 to 23 months who were samples in the 2013 Riskesdas and then children’s data was merged with data on the characteristic of mothers, fathers and families. Furthermore, the history of immunization of children will be analyzed by univariate, bivariate and multivariate. Immunization data analyzed are children with immunization records and family memories. The results showed that children who do not have KMS (immunization cards), KIA (mother and child card) and other immunization records, birth places in not health facilities, birth order <2, low education of fathers and mothers, poor families, live in rural areas and the number of children under five ≥3, have more immunization failure high of. The highest proportion of timeliness was in HB0 immunization and the lowest in DPT-HB Combo3 and Polio immunization 4. Multivariate analysis results showed that the variables that had the most influence on immunization failure were card ownership with OR 3.08 (95% CI 2,70-3.50) as well as in child birth in health facilities with OR 2.83 (95% CI 2.50-3.21). The most timely type of immunization with 91.0% punctually and the most inaccurate time is DPT-HB Combo 3 immunization with a proportion of timeliness of only 1.1%. More massive screening to increase the percentage of specific timeliness to immunize DPT-HB-Combo3 and Polio 4 types to to minimize immunization failure. Abstrak Kegagalan imunisasi dapat menyebabkan implikasi yang serius pada kehidupan seorang anak serta kesehatan anak disekitarnya. Tujuan penelitian adalah untuk menilai karakteristik anak, orang tua serta keluarga pada anak yang gagal memperoleh imunisasi secara lengkap. Tujuan tambahan lainnya adalah melihat ketepatan waktu masing-masing jenis imunisasi baik HB0, BCG, DPT-HB Combo, Polio serta Campak. Sampel adalah anak usia 12 sampai dengan 23 bulan yang menjadi sampel Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan kemudian data anak dilakukan proses merge dengan data karakteristik ibu, ayah, dan keluarga. Selanjutnya data riwayat imunisasi anak akan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Data imunisasi yang dianalisis adalah anak yang mempunyai catatan imunisasi serta ingatan keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak memiliki kartu KMS, KIA, dan catatan imunisasi, tempat kelahiran di non fasilitas kesehatan urutan kelahiran≤ 2, pendidikan ayah dan ibu rendah, keluarga miskin, tinggal di perdesaan dan jumlah balita ≥3, memiliki proporsi kegagalan imunisasi yang lebih tinggi. Proporsi ketepatan waktu paling tinggi ada pada imunisasi HB0 dan yan
免疫失败会对儿童的生命和周围儿童的健康造成严重影响。本研究的目的是评估未能获得完全免疫接种的儿童、家长和家庭的特征。另一个额外目标是了解每种类型免疫接种的及时性,包括乙肝病毒、卡介苗、白喉-乙肝病毒联合疫苗、脊髓灰质炎和麻疹。样本是2013年Riskesdas中的12 - 23个月的儿童,然后将儿童的数据与母亲、父亲和家庭的特征数据合并。此外,儿童免疫史将按单因素、双因素和多因素进行分析。所分析的免疫数据是有免疫记录和家庭记忆的儿童。结果表明,无KMS(免疫卡)、KIA(母婴卡)等免疫记录、出生地点不在卫生机构、出生顺序<2、父母受教育程度低、家庭贫困、生活在农村且5岁以下儿童人数≥3的儿童免疫失败率较高。HB0免疫的及时性比例最高,DPT-HB组合免疫和脊髓灰质炎免疫的及时性比例最低。多变量分析结果显示,对免疫失败影响最大的变量是卡拥有率,OR为3.08 (95% CI 2,70-3.50),以及在卫生机构分娩的OR为2.83 (95% CI 2.50-3.21)。最及时的免疫类型为DPT-HB三联免疫,准点率为91.0%,最不准确的免疫类型为DPT-HB三联免疫,准点率仅为1.1%。进行更大规模的筛查,以提高对DPT-HB-Combo3型和脊髓灰质炎4型进行免疫的特定及时性百分比,以尽量减少免疫失败。[摘要][摘要][摘要][footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com] [footnoter.com]图juan penelitian adalah untuk menilai karakteristik anak, orang tua serta keluarga pada anak yang gagal memperoleh imunisasi secara lengkap。Tujuan tambahan lainnya adalah melihat ketepatan waktu masing-masing jenis imunisasi baik HB0, BCG, DPT-HB Combo,小儿麻痹症。样本adalah anak usia 12 sampai dengan 23 bulan yang menjadi样本Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan kemudian数据anak dilakukan过程合并dengan数据karakteristik, ayah, dan keluarga。从单变量、双变量和多变量三个方面分析了四川地区的数据流。数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析,数据分析。Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak memiliki kartu KMS, KIA, dan catatan imunisasi, tempat kelahiran di non fasilitas kesehatan urutan kelahiran≤2,pendidikan ayah dan ibu rendah, keluarga miskin, tinggal di perdesaan dan jumlah balita≥3,memiliki proporsi kegagalan imunisasi yang lebih tinggi。小儿麻痹症,小儿麻痹症,小儿麻痹症,小儿麻痹症,小儿麻痹症多变量menunjukan bawa变量分析yang sangat berpengaruh terhadap kegagalan imunisasi adalah kepemilikan kartu dengan OR 3,08 (95% CI 2,70-3,50), serta kelahiran anak di fasilitas kesehatan dengan OR 2,83 (95% CI 2,50-3,21)。Jenis imunisasi yang paling tepat waktu adalah imunisasi HB0 dengan ketepatan waktu 91,0% dan yang paling tidak tepat waktu adalah imunisasi DPT-HB Combo 3 dengan proporsi ketepatan waktu hanya sebesar 1,1%。Penjaringan yang lebih masif untuk meningkatkan呈现为ketepatan waktu khususnya kepada imunisasi jenis DPT-HB-Combo3和Polio - 4 untuk memperkecil kegagalan imunisasi。
{"title":"Karakteristik Kegagalan Imunisasi Lengkap di Indonesia (Analisis Data Riskesdas Tahun 2013)","authors":"Olwin Nainggolan, T. DwiHapsari, Lely Indarwati","doi":"10.22435/MPK.V29I1.109","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.109","url":null,"abstract":"Abstract Failure to immunization can cause serious implications for a child’s life and the health of the surrounding children.The aim of study was to assess the characteristic of children, parents and families in children who failed to obtain complete immunization. Another additional objective is to see the timeliness of each type of immunization, including HB0, BCG, DPT-HB Combo, Polio and Measles. Samples were children aged 12 to 23 months who were samples in the 2013 Riskesdas and then children’s data was merged with data on the characteristic of mothers, fathers and families. Furthermore, the history of immunization of children will be analyzed by univariate, bivariate and multivariate. Immunization data analyzed are children with immunization records and family memories. The results showed that children who do not have KMS (immunization cards), KIA (mother and child card) and other immunization records, birth places in not health facilities, birth order <2, low education of fathers and mothers, poor families, live in rural areas and the number of children under five ≥3, have more immunization failure high of. The highest proportion of timeliness was in HB0 immunization and the lowest in DPT-HB Combo3 and Polio immunization 4. Multivariate analysis results showed that the variables that had the most influence on immunization failure were card ownership with OR 3.08 (95% CI 2,70-3.50) as well as in child birth in health facilities with OR 2.83 (95% CI 2.50-3.21). The most timely type of immunization with 91.0% punctually and the most inaccurate time is DPT-HB Combo 3 immunization with a proportion of timeliness of only 1.1%. More massive screening to increase the percentage of specific timeliness to immunize DPT-HB-Combo3 and Polio 4 types to to minimize immunization failure. \u0000Abstrak Kegagalan imunisasi dapat menyebabkan implikasi yang serius pada kehidupan seorang anak serta kesehatan anak disekitarnya. Tujuan penelitian adalah untuk menilai karakteristik anak, orang tua serta keluarga pada anak yang gagal memperoleh imunisasi secara lengkap. Tujuan tambahan lainnya adalah melihat ketepatan waktu masing-masing jenis imunisasi baik HB0, BCG, DPT-HB Combo, Polio serta Campak. Sampel adalah anak usia 12 sampai dengan 23 bulan yang menjadi sampel Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan kemudian data anak dilakukan proses merge dengan data karakteristik ibu, ayah, dan keluarga. Selanjutnya data riwayat imunisasi anak akan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat. Data imunisasi yang dianalisis adalah anak yang mempunyai catatan imunisasi serta ingatan keluarga. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak memiliki kartu KMS, KIA, dan catatan imunisasi, tempat kelahiran di non fasilitas kesehatan urutan kelahiran≤ 2, pendidikan ayah dan ibu rendah, keluarga miskin, tinggal di perdesaan dan jumlah balita ≥3, memiliki proporsi kegagalan imunisasi yang lebih tinggi. Proporsi ketepatan waktu paling tinggi ada pada imunisasi HB0 dan yan","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-05-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86027360","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Liver disease is one of the leading causes of death globally. Recently, its prevalence and mortality rate continue to increase. It was reported that Indonesia’s hepatitis prevalence was 1.2% in 2013. Indonesia is the world second largest megabiodiversity country and inhabited by 1,068 ethnicities. Both are assets to explore medicinal plants as well as local knowledge to overcome various diseases. Ethnomedicine research by the National Institute of Health Research and Development (NIHRD) of Republic of Indonesia in year of 2012, 2015, and 2017 resulted in local etnopharmacology and medicinal plants in Indonesia. One important information is data on the use of medicinal plants for the treatment of liver disease by traditional healers from various ethnic groups in Indonesia. Analysis of the information set shows that the most widely used plant species for the treatment of liver disease by battra are included in Fabaceae family. Therefore, further studies of the literature regarding the use of empirical, compound content, therapeutic activities and pharmacology of plant species are used as support or even correction for their use in the treatment of liver disease. Various properties as antibiotics (against viruses, bacteria, parasites, fungi), anti-inflammation, antioxidants, hepatoprotectors, and immunomodulators support the use of these species for the treatment of liver disease. Further research is needed to provide basic data on its use in traditional medicine, obtain and develop new drug compounds, and reveal broader use, not to mention toxic and anti-nutritional compounds. This information is expected to be useful for those who are involved in the ethnobotany, botany, pharmacognosy, and pharmacology fields. Abstrak Penyakit liver termasuk salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian utama secara global, dengan angka kematian terus mengalami peningkatan. Hepatitis merupakan salah satu penyakit liver, prevalensi di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1,2%. Sebagai negara megabiodiversitas nomor dua di dunia yang dihuni oleh 1.068 etnis/suku bangsa, Indonesia kaya akan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit. Riset etnomedisin oleh Badan Litbang Kesehatan RI pada tahun 2012, 2015, dan 2017 menghasilkan metadata pengetahuan lokal etnofarmakologi dan tumbuhan obat Indonesia. Salah satu informasi pentingnya yaitu data pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan penyakit liver oleh pengobat tradisional (battra) dari berbagai etnis di Indonesia. Analisis terhadap set informasi tersebut menunjukkan bahwa spesies tumbuhan paling banyak digunakan untuk pengobatan penyakit liver termasuk dalam famili Fabaceae. Oleh karena itu, dilakukan studi literatur mengenai pemanfaatan empiris, kandungan senyawa, aktivitas terapeutik dan farmakologi spesies-spesies tumbuhan tersebut sebagai dukungan atau bahkan koreksi terhadap pemanfaatannya untuk pengobatan penyakit liver. Berbagai khasiat sebagai antibiotik (terhadap virus,
肝病是全球死亡的主要原因之一。最近,其流行率和死亡率继续上升。据报道,2013年印度尼西亚的肝炎患病率为1.2%。印度尼西亚是世界上第二大生物多样性大国,居住着1068个种族。两者都是探索药用植物和当地知识以克服各种疾病的资产。印度尼西亚共和国国家卫生研究与发展研究所(NIHRD)在2012年、2015年和2017年进行的民族医学研究产生了印度尼西亚当地的民族药理学和药用植物。一项重要信息是关于印度尼西亚各族裔传统治疗师使用药用植物治疗肝病的数据。通过对资料集的分析,发现利用蚕豆治疗肝病最广泛的植物属蚕豆科。因此,进一步研究植物物种的经验性、化合物含量、治疗活性和药理学等方面的文献,可以作为其治疗肝病的支持甚至纠正。作为抗生素(对抗病毒、细菌、寄生虫、真菌)、抗炎症、抗氧化剂、肝保护剂和免疫调节剂的各种特性支持这些物种用于治疗肝病。需要进一步的研究来提供其在传统医学中使用的基础数据,获取和开发新的药物化合物,并揭示其更广泛的用途,更不用说有毒和抗营养化合物了。这些信息有望对那些从事民族植物学、植物学、生药学和药理学领域的人有用。【摘要】Penyakit liver termasuk salah satu Penyakit yang menjadi penyebab kematian utama secara global, dengan angka kematian terus mengalami peningkatan。乙型肝炎,印度尼西亚流行病学,2013年,孟山都,1.2%。印度尼西亚:Sebagai negara megabiodiversitas nomor dua di dunia yang dihuni oleh 1.068 etnis/suku bangsa kaya akan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakitRiset etnoomedisin oleh Badan Litbang Kesehatan RI pada tahun 2012, 2015, dan 2017 menghasilkan元数据pengetahuan当地etnofarmakologii dan tumbuhan obat印度尼西亚。Salah satu informasi pentingnya yitu data pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan penyakit liver oleh pengobat traditional (battra) dari berbagai etnis di Indonesia。分析了该植物的种类,并对其进行了分类,分析了该植物的种类。Oleh karena itu, dilakukan study文献mengenai pmanfaatan empiris, kandungan senyawa, aktivitas terapeutik and farmakologi种-种tumbuhan tersebut sebagai dukungan atau bahkan koreksi terhadap pmanfaatannya untuk pengobatan penyakit liver。白藜芦醇类抗生素(白藜芦醇病毒、白藜芦醇、寄生虫、疟原虫)、抗炎、抗氧化、肝蛋白、免疫调节剂、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化、抗氧化。Penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memberikan data dasar penggunaannya dalam pengobatan传统,mendapat dan mengembangkan senyawa obat baru, serta mengungkap pmanfaatan yang lebih luas tak terkecuali pula terhadap senyawa toksik dananti -nutrisi。Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi yang menggeluti bidang etnobotani, botani, farmakognosi, danfarmakologii。
{"title":"Pemanfaatan Tumbuhan Famili Fabaceae untuk Pengobatan Penyakit Liver oleh Pengobat Tradisional Berbagai Etnis di Indonesia","authors":"H. Widodo, Abdul Rohman, S. Sismindari","doi":"10.22435/MPK.V29I1.538","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.538","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Liver disease is one of the leading causes of death globally. Recently, its prevalence and mortality rate continue to increase. It was reported that Indonesia’s hepatitis prevalence was 1.2% in 2013. Indonesia is the world second largest megabiodiversity country and inhabited by 1,068 ethnicities. Both are assets to explore medicinal plants as well as local knowledge to overcome various diseases. Ethnomedicine research by the National Institute of Health Research and Development (NIHRD) of Republic of Indonesia in year of 2012, 2015, and 2017 resulted in local etnopharmacology and medicinal plants in Indonesia. One important information is data on the use of medicinal plants for the treatment of liver disease by traditional healers from various ethnic groups in Indonesia. Analysis of the information set shows that the most widely used plant species for the treatment of liver disease by battra are included in Fabaceae family. Therefore, further studies of the literature regarding the use of empirical, compound content, therapeutic activities and pharmacology of plant species are used as support or even correction for their use in the treatment of liver disease. Various properties as antibiotics (against viruses, bacteria, parasites, fungi), anti-inflammation, antioxidants, hepatoprotectors, and immunomodulators support the use of these species for the treatment of liver disease. Further research is needed to provide basic data on its use in traditional medicine, obtain and develop new drug compounds, and reveal broader use, not to mention toxic and anti-nutritional compounds. This information is expected to be useful for those who are involved in the ethnobotany, botany, pharmacognosy, and pharmacology fields. \u0000Abstrak \u0000Penyakit liver termasuk salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian utama secara global, dengan angka kematian terus mengalami peningkatan. Hepatitis merupakan salah satu penyakit liver, prevalensi di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 1,2%. Sebagai negara megabiodiversitas nomor dua di dunia yang dihuni oleh 1.068 etnis/suku bangsa, Indonesia kaya akan tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai penyakit. Riset etnomedisin oleh Badan Litbang Kesehatan RI pada tahun 2012, 2015, dan 2017 menghasilkan metadata pengetahuan lokal etnofarmakologi dan tumbuhan obat Indonesia. Salah satu informasi pentingnya yaitu data pemanfaatan tumbuhan obat untuk pengobatan penyakit liver oleh pengobat tradisional (battra) dari berbagai etnis di Indonesia. Analisis terhadap set informasi tersebut menunjukkan bahwa spesies tumbuhan paling banyak digunakan untuk pengobatan penyakit liver termasuk dalam famili Fabaceae. Oleh karena itu, dilakukan studi literatur mengenai pemanfaatan empiris, kandungan senyawa, aktivitas terapeutik dan farmakologi spesies-spesies tumbuhan tersebut sebagai dukungan atau bahkan koreksi terhadap pemanfaatannya untuk pengobatan penyakit liver. Berbagai khasiat sebagai antibiotik (terhadap virus,","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83058912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Amir Suudi, A. Nasir, Nida Rohmawati, S. Ronoatmodjo
Abstract Many factors are associated with illness of infant 0-6 months. The objective of this study is to know the association between exclusive breastfeeding and illness of infants 0-6 months in Indonesia. This study uses secondary data from cross sectional survey of Basic Health Research (Riskesdas) in 2013, with a sample of 5,017 infant 0-6 months. Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of was 18.24%, the prevalence of illness among non-exclusive breastfeeding infants was 19.57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16%. Analyze of Cox regression show that crude prevalence ratio (PR) of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1.29 (95% CI 1.13-1.48), and PR of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother’s education level was 1,29 (95% CI 1.05-1.41). Conclusions, infants 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1.29 times higher risk of getting illness compared with who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother’s education level. It is recommended to increassing efforts to give exclusive breastfeeding infants as early as possible until six months, with increassing knowledge of mother and commitment of stakeholder to completed equipment of early breastfeeding initiation. Abstrak Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).
0-6月龄婴儿发病与多种因素相关。本研究的目的是了解纯母乳喂养与印度尼西亚0-6个月婴儿疾病之间的关系。本研究使用2013年基础健康研究(Riskesdas)横断面调查的二手数据,样本为5017名0-6个月婴儿。结果:纯母乳喂养的婴儿患病率为30.24%,纯母乳喂养的婴儿患病率为18.24%,非纯母乳喂养的婴儿患病率为19.57%,纯母乳喂养的婴儿患病率为15.16%。Cox回归分析显示,非纯母乳喂养与纯母乳喂养婴儿患病的粗患病率比(PR)为1.29 (95% CI 1.13 ~ 1.48),经母亲受教育程度调整后,非纯母乳喂养与纯母乳喂养婴儿患病的粗患病率比为1.29 (95% CI 1.05 ~ 1.41)。结论:0-6月龄非纯母乳喂养婴儿患病风险是纯母乳喂养婴儿的1.29倍,经母亲受教育程度调整。建议加大努力,尽可能早地对婴儿进行纯母乳喂养,直至6个月,同时增加对母亲的了解,并使利益攸关方承诺完成早期母乳喂养开始的设备。【摘要】榕树因子为杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎,杨伯虎。Untuk menggetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan数据采集在hasil调查下的横断面Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,登干样本sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan。Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%。Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19.57%, sedangkan Prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15.16%。回归分析:Cox menunjukkan bahio prevalensis kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48)。[5] [5] (95%CI 1,05-1,41)。杨Kesimpulannya,八一- bulan有些mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1, 29卡莉dibandingkan杨mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh pokalchuk variabel pendidikan伊布·。【翻译】:Disarankan adanya peningkatan upaya penberian ASI eksklusif padi bayi baru lahir sedidii mungkiningingbulan, dengan meningkatkan pengetahuan, bdankomitmen利益相关者melengkapi perlengkapan praktek inisiumuui dini (IMD)。
{"title":"Hubungan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dengan Riwayat Sakit Bayi 0–6 bulan di Indonesia (Analisis Data Riskesdas 2013)","authors":"Amir Suudi, A. Nasir, Nida Rohmawati, S. Ronoatmodjo","doi":"10.22435/MPK.V29I1.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.182","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Many factors are associated with illness of infant 0-6 months. The objective of this study is to know the association between exclusive breastfeeding and illness of infants 0-6 months in Indonesia. This study uses secondary data from cross sectional survey of Basic Health Research (Riskesdas) in 2013, with a sample of 5,017 infant 0-6 months. Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of was 18.24%, the prevalence of illness among non-exclusive breastfeeding infants was 19.57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16%. Analyze of Cox regression show that crude prevalence ratio (PR) of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1.29 (95% CI 1.13-1.48), and PR of illness among non-exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother’s education level was 1,29 (95% CI 1.05-1.41). Conclusions, infants 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1.29 times higher risk of getting illness compared with who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother’s education level. It is recommended to increassing efforts to give exclusive breastfeeding infants as early as possible until six months, with increassing knowledge of mother and commitment of stakeholder to completed equipment of early breastfeeding initiation. \u0000Abstrak \u0000Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit bayi, salah satunya pemberian air susu ibu (ASI). Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi 0-6 bulan di Indonesia, maka dilakukan penelitian menggunakan data sekunder hasil survei cross sectional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, dengan sampel sebanyak 5.017 bayi 0-6 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24% dengan prevalensi sakit sebesar 18,24%. Prevalensi sakit pada bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif sebesar 19,57%, sedangkan prevalensi sakit pada bayi yang diberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Analisis regresi Cox menunjukkan bahwa rasio prevalensi kasar antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48). Rasio prevalensi antara bayi sakit yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95%CI 1,05-1,41). Kesimpulannya, bayi 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu. Disarankan adanya peningkatan upaya pemberian ASI eksklusif pada bayi baru lahir sedini mungkin hingga enam bulan, dengan meningkatkan pengetahuan ibu dan komitmen stakeholder melengkapi perlengkapan praktek inisiasi menyusui dini (IMD).","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75601221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
F. Ferina, B. Purwara, E. Setiawati, H. Susiarno, M. Abdurrahman, H. Sukandar
Abstract The participation of IUD contraception has not reached a satisfactory rate. The factor that caused this because acceptors did not receive side-effects, fears of sexual intercourse disorders and the risk of malignancy. Lack of information through counseling causes this problems. It caused the ability of midwives to do counseling is still low. The counseling guide available on the form of Family Planning Decision Making Tools (ABPK) with the form of structured counseling has not been able to encourage midwives to conduct counseling properly. Too many ABPK sheets make it difficult for midwives to apply counseling practices. The aim of this study was to develop a IUD counseling module. The research design used was exploratory qualitative with a narrative approach. Samples were selected by purposive sampling, consisting of two counseling experts, three obstetricians experts, three experts from midwifery person from an Indonesian language expert, eight midwives practitioners and eight women of reproductive age. Data was collected by in-depth interviews of experts. Data were processed through the stages of transcription, reduction, coding, categorization to form a theme. The theme obtained was then developed into a draft module with a narrative literature review approach to produce a draft module for IUD counseling. The validity test of qualitative data was carried out by triangulation through midwife group discussions, discussion groups of fertile age women, and expert judgement in April to July 2017. The results of this study are a prototype of the IUD counseling module that can be applied as a guide for midwives because this module does not only contain how the technique of counseling, what will be conveyed in counseling and what distinguishes it from the previous module, in this module there is preparation that strengthens an important midwife to carry out counseling. Abstrak Keikutsertaan kontrasepsi Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) hingga saat ini belum memuaskan. Faktor yang menyebabkan diantaranya akseptor tidak menerima efek samping, khawatir gangguan hubungan seksual, dan risiko keganasan. Informasi melalui konseling yang kurang berkualitas menyebabkan masalah tersebut. Hal ini terjadi karena kemampuan bidan melakukan konseling masih rendah. Panduan konseling berupa Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK) dengan bentuk konseling terstrukur belum mampu mendorong bidan melakukan konseling dengan baik. Lembar ABPK yang terlalu banyak menyulitkan bidan untuk konseling. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul konseling AKDR. Desain penelitian ini adalah exploratory qualitative dengan pendekatan naratif. Sampel dipilih dengan purposive sampling, terdiri dari 2 pakar konseling, 3 pakar Keluarga Berencana (KB)-dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 3 pakar bidan, 1 pakar bahasa Indonesia, 8 praktisi bidan dan 8 Wanita Usia Subur (WUS). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan penjelasan yang memada
摘要宫内节育器的避孕率还没有达到令人满意的水平。造成这种情况的原因是因为受体没有副作用,担心性交障碍和恶性肿瘤的风险。通过咨询缺乏信息导致了这个问题。这导致助产士进行咨询的能力仍然很低。以计划生育决策工具(ABPK)形式提供的结构化咨询形式的咨询指南未能鼓励助产士正确进行咨询。太多的ABPK表使助产士难以应用咨询实践。本研究的目的是开发一个宫内节育器咨询模块。研究设计采用探索性质的叙述方法。采用目的抽样法抽取样本,包括2名咨询专家、3名产科专家、3名助产专家、1名印尼语专家、8名助产士从业人员和8名育龄妇女。通过对专家的深度访谈收集数据。数据经过转录、还原、编码、分类等阶段进行处理,形成主题。然后将获得的主题发展成一个草案模块,并采用叙述文献综述方法,以产生宫内节育器咨询的草案模块。2017年4 - 7月,通过助产士小组讨论、育龄妇女讨论小组、专家判断,采用三角剖分法对定性数据进行效度检验。本研究的成果是宫内节育器咨询模块的雏形,可以作为助产士的指导,因为该模块不仅包含了如何咨询的技术,咨询中要传达的内容以及与前一个模块的区别,在该模块中有加强重要助产士进行咨询的准备。【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】【摘要】Faktor yang menyebabkan diantaranya akseptor tidak menerima efek采样,khawatir gangguan hubungan seksual, dan risko keganasan。信息来源:信息来源:杨库朗,信息来源:印度,信息来源:印度。我的天啊,我的天啊,我的天啊。Panduan konseling berupa Alat Bantu Pengambilan Keputusan - kb (ABPK) dengan bentuk konseling terstrukur belum mampu mendorong bidan melakukan konseling dengan baik。兰巴ABPK杨terlalu banyak menyulikan bidan untuk咨询。Tujuan penelitian ini adalah mengbangkan模块控制AKDR。Desain penelitian的翻译结果:探索性质的denengan pendkatan叙事。山姆普尔dipilih dengan立意抽样,terdiri达里语2 pakar konseling, 3 pakar Keluarga Berencana (KB) -dokter spesialis obstetri dan ginekologi 3 pakar bidan, 1 pakar印度尼西亚语,8 praktisi bidan丹8 Wanita美国新闻署Subur(本人)。数据统计,数据统计,数据统计,数据统计,数据统计,数据统计数据类型有多种,包括转译、还原、编码、分类、分类等。Tema yang diperoleh kemudian dikembangkan menjadi draft module dengan pendekatan叙事文献综述,hinga dihasilkan draft module konseling AKDR。Uji keabsahan数据质量,dilakukan dengan triangulasi melalui diskusi kelpok bidan, diskusi kelpok WUS, dan专家判断,pada bulan 2017年4月- 7月。Hasil penelitian ini berupa原型模块konseling AKDR yang dapat diterapkan untuk menjadi panduan bagi bidan karena模块ini tidak hanya berisi bagaimana teknik konseling, informasi yang disampaikan dalam konseling, yang membedakan dengan模块sebelumnya, dalam module ini terdapat perapan yang menguatkan seorang bidan penting melaksanakan konseling。
{"title":"Pengembangan Modul Konseling Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) bagi Bidan","authors":"F. Ferina, B. Purwara, E. Setiawati, H. Susiarno, M. Abdurrahman, H. Sukandar","doi":"10.22435/MPK.V29I1.384","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.384","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The participation of IUD contraception has not reached a satisfactory rate. The factor that caused this because acceptors did not receive side-effects, fears of sexual intercourse disorders and the risk of malignancy. Lack of information through counseling causes this problems. It caused the ability of midwives to do counseling is still low. The counseling guide available on the form of Family Planning Decision Making Tools (ABPK) with the form of structured counseling has not been able to encourage midwives to conduct counseling properly. Too many ABPK sheets make it difficult for midwives to apply counseling practices. The aim of this study was to develop a IUD counseling module. The research design used was exploratory qualitative with a narrative approach. Samples were selected by purposive sampling, consisting of two counseling experts, three obstetricians experts, three experts from midwifery person from an Indonesian language expert, eight midwives practitioners and eight women of reproductive age. Data was collected by in-depth interviews of experts. Data were processed through the stages of transcription, reduction, coding, categorization to form a theme. The theme obtained was then developed into a draft module with a narrative literature review approach to produce a draft module for IUD counseling. The validity test of qualitative data was carried out by triangulation through midwife group discussions, discussion groups of fertile age women, and expert judgement in April to July 2017. The results of this study are a prototype of the IUD counseling module that can be applied as a guide for midwives because this module does not only contain how the technique of counseling, what will be conveyed in counseling and what distinguishes it from the previous module, in this module there is preparation that strengthens an important midwife to carry out counseling. \u0000Abstrak \u0000Keikutsertaan kontrasepsi Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) hingga saat ini belum memuaskan. Faktor yang menyebabkan diantaranya akseptor tidak menerima efek samping, khawatir gangguan hubungan seksual, dan risiko keganasan. Informasi melalui konseling yang kurang berkualitas menyebabkan masalah tersebut. Hal ini terjadi karena kemampuan bidan melakukan konseling masih rendah. Panduan konseling berupa Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber-KB (ABPK) dengan bentuk konseling terstrukur belum mampu mendorong bidan melakukan konseling dengan baik. Lembar ABPK yang terlalu banyak menyulitkan bidan untuk konseling. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan modul konseling AKDR. Desain penelitian ini adalah exploratory qualitative dengan pendekatan naratif. Sampel dipilih dengan purposive sampling, terdiri dari 2 pakar konseling, 3 pakar Keluarga Berencana (KB)-dokter spesialis obstetri dan ginekologi, 3 pakar bidan, 1 pakar bahasa Indonesia, 8 praktisi bidan dan 8 Wanita Usia Subur (WUS). Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk mendapatkan penjelasan yang memada","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79127146","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Sexual disorders in men can cause depression, stress, unable to have children so thatit disrupts family harmony. To overcome this problem, various ethnic groups from generation to generation utilize the plants around them. Any substance that arousing sexual desire or libido is known as aphrodisiac. This article aims to find out the types of plants and plants that are often used by various ethnic groups in Indonesia for aphrodisiacs. Data were obtained from Data Management Laboratory of NIHRD Republic of Indonesia. The method was carried out through literature review with searches from various references and analysis of data from community-based ethnomedicine and medicinal plant sexploration activities in Indonesiain 2012, 2015, and 2017. Based on data analysis, it was identified 204 types of plants used for aphrodisiacs included in 78 families. There are five families of plants that are widely used, namely Zingiberaceae, Euphorbiaceae, Arecaceae, Fabaceae, and Rubiaceae. The type of plant that is often used isImperata cylindrica (L.) Raeusch. (19 ethnicities), Zingiber officinale Roscoe. (used in 17 ethnicities) Areca catechu L. (14 ethnicitiies), Eurycoma longifolia Jack. (10 ethnicities), and Piper nigrum L. (9 ethnicities). Based on literature studies, plants that have been carried out pre-clinical testing as aphrodisiacs are Zingiber officinale Roscoe., Eurycoma longifolia Jack, and Piper nigrum Abstrak Gangguan seksual pada pria dapat menyebabkan depresi, stres, dan tidak dapat memiliki keturunan sehingga mengganggu keharmonisan rumah tangga. Untuk mengatasai masalah tersebut, berbagai etnis di Indonesia secara turun temurun memanfaatkan tumbuhan di sekitar mereka. Suatu bahan yang memiliki efek membangkitkan gairah seksual atau libido dikenal dengan sebutan aprodisiaka. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui golongan famili dan jenis tumbuhan yang sering digunakan berbagai etnis di Indonesia untuk aprodisiaka. Data diperoleh dari Laboratorium Manajeman Data, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Metode dilakukan melalui tinjauan literatur dengan penelusuran dari berbagai referensi dan analisis data hasil kegiatan eksplorasi pengetahuan lokal etnomedisin dan tumbuhan obat berbasis komunitas di Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 2012, 2015, dan 2017. Berdasarkan analisis data, teridentifikasi 204 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk aprodisiaka yang termasuk ke dalam 78 famili. Terdapat lima famili tumbuhan yang banyak digunakan, yaitu Zingiberaceae, Euphorbiaceae, Arecaceae, Fabaceae, dan Rubiaceae. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah Imperata cylindrica (L.) Raeusch. (digunakan oleh 19 etnis), Zingiber officinale Roscoe. (17 etnis), Areca catechu L.(14 etnis), Eurycoma longifolia Jack. (10 etnis), dan Piper nigrum L. (9 etnis). Berdasarkan studi literatur, tumbuhan yang sudah dilakukan uji praklinik sebagai aprodisiaka adalah Zingiber officinale Roscoe, Eurycoma longifolia Jack, dan Piper nigrum L.
男性性功能障碍会导致抑郁、压力大,无法生育,从而破坏家庭和谐。为了克服这个问题,各民族一代又一代地利用周围的植物。任何能引起性欲或性欲的物质都被称为春药。这篇文章的目的是找出印度尼西亚各民族经常用于春药的植物类型和植物。数据来自印度尼西亚国家人权与发展研究所数据管理实验室。该方法通过文献综述,检索各种参考文献,并分析2012年、2015年和2017年印度尼西亚社区民族医学和药用植物探索活动的数据。通过数据分析,共鉴定出78科204种壮阳植物。广泛使用的植物有五科,即姜科、大戟科、槟榔科、豆科和茜草科。通常使用的植物类型是白茅(L.)Raeusch。(19个民族),Zingiber officinale Roscoe。槟榔(14个民族)、长叶Eurycoma(长叶Eurycoma)。(10个民族)和Piper nigrum L.(9个民族)。根据文献研究,作为催情药进行临床前测试的植物是生姜(Zingiber officinale)。Gangguan seksual pada pria dapat menyebabkan抑郁症,应激,dan tidak dapat memoriliki keturunan sehingga mengganggu keharmonisan rumah tangga。Untuk mengatasai masalah tersebut, berbagai etnis di Indonesia secara turun turun memanfaatkan tumbuhan di sekitar mereka。Suatu bahan yang memiliki efek membangkitkan gairah seksual atau libido dikenal dengan sebutan approdisiaka。Artikel ini bertujuan untuk mengetahui golongan家族dan jenis tumbuhan yang服务于digunakan berbagai etnis印度尼西亚untuk approdisiaka。数据管理实验室,巴丹市peneltian, Pengembangan, Kesehatan RI。文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:文献资料:1992,2015,2017,2017。Berdasarkan分析数据,鉴定出204个jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk approdisiaka yang termasuk ke dalam 78个家族。龙柏科、紫菜科、大戟科、槟榔科、豆科、丹参科。白茅(L.)Raeusch。(diunakan oleh 19 etnis), (Zingiber officinale Roscoe)。(17个月),槟榔(14个月),长叶Eurycoma jjack。(10 etnis), dan Piper nigrum L. (9 etnis)。研究文献,黄芩、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪、黄芪等。
{"title":"Kajian Tumbuhan Obat yang Banyak Digunakan untuk Aprodisiaka oleh Beberapa Etnis Indonesia","authors":"Fauzi Fauzi, H. Widodo, Sari Haryanti","doi":"10.22435/MPK.V29I1.466","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.466","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Sexual disorders in men can cause depression, stress, unable to have children so thatit disrupts family harmony. To overcome this problem, various ethnic groups from generation to generation utilize the plants around them. Any substance that arousing sexual desire or libido is known as aphrodisiac. This article aims to find out the types of plants and plants that are often used by various ethnic groups in Indonesia for aphrodisiacs. Data were obtained from Data Management Laboratory of NIHRD Republic of Indonesia. The method was carried out through literature review with searches from various references and analysis of data from community-based ethnomedicine and medicinal plant sexploration activities in Indonesiain 2012, 2015, and 2017. Based on data analysis, it was identified 204 types of plants used for aphrodisiacs included in 78 families. There are five families of plants that are widely used, namely Zingiberaceae, Euphorbiaceae, Arecaceae, Fabaceae, and Rubiaceae. The type of plant that is often used isImperata cylindrica (L.) Raeusch. (19 ethnicities), Zingiber officinale Roscoe. (used in 17 ethnicities) Areca catechu L. (14 ethnicitiies), Eurycoma longifolia Jack. (10 ethnicities), and Piper nigrum L. (9 ethnicities). Based on literature studies, plants that have been carried out pre-clinical testing as aphrodisiacs are Zingiber officinale Roscoe., Eurycoma longifolia Jack, and Piper nigrum \u0000Abstrak \u0000Gangguan seksual pada pria dapat menyebabkan depresi, stres, dan tidak dapat memiliki keturunan sehingga mengganggu keharmonisan rumah tangga. Untuk mengatasai masalah tersebut, berbagai etnis di Indonesia secara turun temurun memanfaatkan tumbuhan di sekitar mereka. Suatu bahan yang memiliki efek membangkitkan gairah seksual atau libido dikenal dengan sebutan aprodisiaka. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui golongan famili dan jenis tumbuhan yang sering digunakan berbagai etnis di Indonesia untuk aprodisiaka. Data diperoleh dari Laboratorium Manajeman Data, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Metode dilakukan melalui tinjauan literatur dengan penelusuran dari berbagai referensi dan analisis data hasil kegiatan eksplorasi pengetahuan lokal etnomedisin dan tumbuhan obat berbasis komunitas di Indonesia yang dilaksanakan pada tahun 2012, 2015, dan 2017. Berdasarkan analisis data, teridentifikasi 204 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk aprodisiaka yang termasuk ke dalam 78 famili. Terdapat lima famili tumbuhan yang banyak digunakan, yaitu Zingiberaceae, Euphorbiaceae, Arecaceae, Fabaceae, dan Rubiaceae. Jenis tumbuhan yang sering digunakan adalah Imperata cylindrica (L.) Raeusch. (digunakan oleh 19 etnis), Zingiber officinale Roscoe. (17 etnis), Areca catechu L.(14 etnis), Eurycoma longifolia Jack. (10 etnis), dan Piper nigrum L. (9 etnis). Berdasarkan studi literatur, tumbuhan yang sudah dilakukan uji praklinik sebagai aprodisiaka adalah Zingiber officinale Roscoe, Eurycoma longifolia Jack, dan Piper nigrum L.","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81193815","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract The registration system of death and cause of death as part of a good Civil Registration and Vital Statistics System (CRVS) form the basis for planning, monitoring and evaluating development programs. Ambon City as one of the development areas for recording death and causes of death since 2010 shows results that are still under-estimated (below 7 permill). Evaluation of the implementation process is needed to find out the obstacles. The qualitative methods include in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD) and collecting secondary data as supporting data. The analysis is part of the Comprehensive Evaluation Study on the Development of the Death Registration System and the Causes of Death in 14 districts/cities in Indonesia in 2014, carried out by triangulation and thematically compiled. The results obtained that the system of birth and death registration in the city of Ambon is already well-organized: there are regional regulations regarding the administration of population administration even though they have not included information on causes of death; the difference in vital registration data from various agencies; limited human resources, funds, facilities and infrastructure; and public awareness to report births/deaths still low. To increase the coverage of death registration and causes of death, it is necessary: local government regulations that include the cause of death; formation of joint committees and “one data” vital statistics; Autopsy Verbal (AV) workshop/training; utilization of funds from the Regional Revenue and Expenditure Budget and Health Operational Costs optimally; cooperation with community leaders (Muhabet) and socialization to the community. Abstrak Sistem registrasi kematian dan penyebab kematian sebagai bagian dari Sistem Registrasi Sipil dan Statistik Vital (Civil Registrations and Vital Statistics/CRVS) yang baik menjadi dasar untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi program pembangunan. Kota Ambon sebagai salah satu daerah pengembangan kegiatan pencatatan kematian dan penyebab kematian sejak tahun 2010, menunjukkan hasil yang masih under estimate (dibawah 7 permil). Evaluasi proses pelaksanaan diperlukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi. Metode yang digunakan kualitatif meliputi wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan mengumpulkan data sekunder sebagai data pendukung. Analisis merupakan bagian dari Studi Evaluasi Menyeluruh Pengembangan Sistem Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di 14 kabupaten/kota di Indonesia Tahun 2014, dilakukan dengan triangulasi dan disusun secara tematik. Hasil yang diperoleh bahwa sistem pencatatan kelahiran dan kematian di Kota Ambon sudah tersistem dan tertata cukup baik, ada peraturan daerah tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan walaupun belum mencakup keterangan penyebab kematian; adanya perbedaan data registrasi vital dari berbagai instansi; keterbatasan sumber daya manusia, dana, sarana prasarana; serta kesadaran masyarakat untu
摘要死亡登记制度和死亡原因登记制度是一个良好的民事登记和生命统计系统(CRVS)的组成部分,是规划、监测和评估发展方案的基础。安汶市作为2010年以来记录死亡人数和死亡原因的发展地区之一,其结果仍然被低估(低于7‰)。需要对执行过程进行评价,以找出障碍。定性方法包括深度访谈,焦点小组讨论(FGD)和收集辅助数据作为支持数据。该分析是2014年印度尼西亚14个地区/城市死亡登记系统发展和死亡原因综合评估研究的一部分,通过三角测量法进行并按主题编制。结果表明,安汶市的出生和死亡登记系统已经组织良好:有关于人口管理的区域条例,尽管这些条例没有包括死亡原因的信息;各机构生命登记数据的差异;人力资源、资金、设施和基础设施有限;公众对报告出生/死亡的认识仍然很低。为了扩大死亡登记和死亡原因的覆盖面,有必要:地方政府制定包括死亡原因在内的法规;成立联合委员会和“一个数据”人口统计;解剖语言(AV)工作坊/培训;以最佳方式利用区域收支预算和卫生业务费用的资金;与社区领袖(Muhabet)合作,向社区社会化。[摘要]民事登记与生命统计系统(CRVS)是一种动态、监测、评估程序。Kota Ambon sebagai salah satu daerah pengembangan kegiatan pencatatan kematian penyebab kematian sejak tahun 2010, menunjukkan hasil yang masih估计不足(dibawah 7 peril)。评价过程:pelaksanaan diperlukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi。Metode yang digunakan qualititf meliputi wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan mengumpulkan数据sekunder sebagai数据pendukung。2014年12月1日,《中国农业大学学报》,《中国农业大学学报》,《中国农业大学学报》,《中国农业大学学报》Hasil yang diperoleh bahwa system penatatan kelahiran dankematian di Kota, Ambon sudah system dantertata cucuup baik, ada peraturan daeran tentenang penyelenggaraan administrasi kependudukan walaupun belum menakup keterangan penyebab kematian;Adanya perbedaan数据注册是至关重要的数据库实例;Keterbatasan suma daya manusia, dana, sarana prasana;Serta kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian kelahiran/kematian Yang masih rendah。Untuk katkan;Pembentukan komite bersama Dan“一个数据”统计至关重要;工作坊/pelatihan尸检口头报告(AV);pmanfaatan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan Biaya operational Kesehatan (BOK) secara optimal;kerjasama dengan tokoh masyarakat (Muhabet), dan sosialisasi kepada masyarakat。
{"title":"Pelaksanaan Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di Kota Ambon Tahun 2014","authors":"Eva Sulistiowati, Kartika Handayani","doi":"10.22435/MPK.V29I1.394","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.394","url":null,"abstract":"Abstract The registration system of death and cause of death as part of a good Civil Registration and Vital Statistics System (CRVS) form the basis for planning, monitoring and evaluating development programs. Ambon City as one of the development areas for recording death and causes of death since 2010 shows results that are still under-estimated (below 7 permill). Evaluation of the implementation process is needed to find out the obstacles. The qualitative methods include in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD) and collecting secondary data as supporting data. The analysis is part of the Comprehensive Evaluation Study on the Development of the Death Registration System and the Causes of Death in 14 districts/cities in Indonesia in 2014, carried out by triangulation and thematically compiled. The results obtained that the system of birth and death registration in the city of Ambon is already well-organized: there are regional regulations regarding the administration of population administration even though they have not included information on causes of death; the difference in vital registration data from various agencies; limited human resources, funds, facilities and infrastructure; and public awareness to report births/deaths still low. To increase the coverage of death registration and causes of death, it is necessary: local government regulations that include the cause of death; formation of joint committees and “one data” vital statistics; Autopsy Verbal (AV) workshop/training; utilization of funds from the Regional Revenue and Expenditure Budget and Health Operational Costs optimally; cooperation with community leaders (Muhabet) and socialization to the community. \u0000Abstrak \u0000Sistem registrasi kematian dan penyebab kematian sebagai bagian dari Sistem Registrasi Sipil dan Statistik Vital (Civil Registrations and Vital Statistics/CRVS) yang baik menjadi dasar untuk perencanaan, monitoring, dan evaluasi program pembangunan. Kota Ambon sebagai salah satu daerah pengembangan kegiatan pencatatan kematian dan penyebab kematian sejak tahun 2010, menunjukkan hasil yang masih under estimate (dibawah 7 permil). Evaluasi proses pelaksanaan diperlukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi. Metode yang digunakan kualitatif meliputi wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD) dan mengumpulkan data sekunder sebagai data pendukung. Analisis merupakan bagian dari Studi Evaluasi Menyeluruh Pengembangan Sistem Registrasi Kematian dan Penyebab Kematian di 14 kabupaten/kota di Indonesia Tahun 2014, dilakukan dengan triangulasi dan disusun secara tematik. Hasil yang diperoleh bahwa sistem pencatatan kelahiran dan kematian di Kota Ambon sudah tersistem dan tertata cukup baik, ada peraturan daerah tentang penyelenggaraan administrasi kependudukan walaupun belum mencakup keterangan penyebab kematian; adanya perbedaan data registrasi vital dari berbagai instansi; keterbatasan sumber daya manusia, dana, sarana prasarana; serta kesadaran masyarakat untu","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84878355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Phetisya Pf Sumolang, Made Agus Nurjana, Junus Widjaja
Abstract Diare he a is a condition of abnormal defecation that is more than three times a day with a runny concentration of stool with or without blood or mucus due to an inflammatory process in the stomach or intestine. Indonesia is one of the developing countries with a high incidence of diarrhea seen from the morbidity and mortality rate, and can attack all ages, including toddlers, children, adults and even the elderly. Health problems in the elderly are generally caused by a decrease in the functioning of the body’s organs, so that the body’s activity and metabolism automatically decrease which is followed by a decrease in energy and decreased digestive capacity which generally begins at the age of 50 years. Data analysis was conducted to determine the relationship between drinking water supply and hygienic behavior with the incidence of diarrhea in elderly (adults over 54 years) using logistic regression. The samples analyzed were 138,515 elderly from the 2013 Basic Health Research data. The results of the analysis showed that there was a correlation between hygienic behavior with the incidence of diarrhea in elderly in Indonesia (p value < 0,05) and the most dominant variable was hand washing behavior after defecation. Improving clean and healthy behavior especially in elderly group needs to be improved as a prevention measure for the occurrence of diarrheal in the elderly in Indonesia. Abstrak Diare merupakan suatu kondisi buang air besar tidak normal yang lebih dari tiga kali sehari dengan konsentrasi tinja yang encer dengan atau tanpa disertai darah atau lendir akibat dari proses inflamasi pada lambung atau usus. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kejadian diare masih tinggi dilihat dari angka morbiditas dan mortalitas, serta dapat menyerang semua usia baik balita, anak, dewasa bahkan lansia. Masalah kesehatan pada lansia secara umum disebabkan karena menurunnya fungsi organ tubuh, sehingga aktivitas dan metabolisme tubuh otomatis menurun yang diikuti dengan menurunya energi dan kapasitas pencernaan menurun yang umum dimulai usia 50 tahun. Analisis data telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penyediaan air minum dan perilaku higienis dengan kejadian diare pada lanjut usia (dewasa dengan usia lebih dari 54 tahun) dengan regresi logistik. Sampel yang dianalisis sebanyak 138.515 orang dewasa dari data Riskesdas 2013. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan distribusi variabel dan analisis regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku higienis dengan kejadian diare pada kelompok lanjut usia di Indonesia (p value < 0,05) dan yang paling dominan adalah perilaku cuci tangan setelah buang air besar (BAB). Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya pada kelompok usia lanjut perlu ditingkatkan sebagai tindakan pencegahan terjadinya diare pada lansia di Indone
Diare he a是一种由于胃或肠的炎症过程引起的大便异常,每天排便超过三次,大便呈流状浓缩,有或无血或粘液。从发病率和死亡率来看,印度尼西亚是腹泻高发的发展中国家之一,所有年龄段都可以发病,包括幼儿、儿童、成人甚至老年人。老年人的健康问题通常是由身体器官功能的下降引起的,因此身体的活动和新陈代谢自动减少,随之而来的是能量的减少和消化能力的下降,这通常从50岁开始。采用logistic回归分析资料,确定饮用水供应和卫生行为与老年人(54岁以上)腹泻发生率的关系。分析的样本是2013年基础健康研究数据中的138,515名老年人。分析结果显示,卫生行为与印度尼西亚老年人腹泻发生率存在相关性(p值< 0.05),且最主要的变量为便后洗手行为。改善清洁和健康的行为,特别是在老年人群体中,作为预防印度尼西亚老年人腹泻发生的一项措施,需要得到改善。摘要:Diare merupakan suatu kondisi buang air besar tidak normal yang lebih dari tiga kali sehari dengan konsentrasi tija yang encer dengan atau tanpa disertai dah atau lendir akibat dari proses inflammati pada lambung atau usus。印尼国家卫生组织(印尼国家卫生组织)、国家卫生组织(印尼国家卫生组织)、国家卫生组织(印尼国家卫生组织)、国家卫生组织(印尼国家卫生组织)、国家卫生组织(印尼国家卫生组织)。Masalah kesehatan paada lansia secara umum disebabkan karena menurunnya真菌器官管,sehinga活性和代谢管,otomatis menurun yang diikuti dengan menurunya energy和kapasitas penernaan menurun yang umumdidikuti。分析数据为:空气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值、大气最小值。样本yang dianalyak 138.515橙色降水数据,2013。数据杨二阶跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃跃。Hasil分析menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perperaku higienis dengan kejadian diare pada kelompok lanjuk usia di Indonesia (p值< 0.05),但yang paling dominan adalah perperaku cuci tangan setelah hang air besar (BAB)。Peningkatan peraku hidup bersih dansehat (PHBS) khususnya pada kelompok usia lanjut perlu ditingkatkan sebagai tindakan penegahan terjadinya diare pada lansia di Indonesia。
{"title":"Analisis Air Minum dan Perilaku Higienis dengan Kejadian Diare pada Lansia di Indonesia","authors":"Phetisya Pf Sumolang, Made Agus Nurjana, Junus Widjaja","doi":"10.22435/MPK.V29I1.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.123","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Diare he a is a condition of abnormal defecation that is more than three times a day with a runny concentration of stool with or without blood or mucus due to an inflammatory process in the stomach or intestine. Indonesia is one of the developing countries with a high incidence of diarrhea seen from the morbidity and mortality rate, and can attack all ages, including toddlers, children, adults and even the elderly. Health problems in the elderly are generally caused by a decrease in the functioning of the body’s organs, so that the body’s activity and metabolism automatically decrease which is followed by a decrease in energy and decreased digestive capacity which generally begins at the age of 50 years. Data analysis was conducted to determine the relationship between drinking water supply and hygienic behavior with the incidence of diarrhea in elderly (adults over 54 years) using logistic regression. The samples analyzed were 138,515 elderly from the 2013 Basic Health Research data. The results of the analysis showed that there was a correlation between hygienic behavior with the incidence of diarrhea in elderly in Indonesia (p value < 0,05) and the most dominant variable was hand washing behavior after defecation. Improving clean and healthy behavior especially in elderly group needs to be improved as a prevention measure for the occurrence of diarrheal in the elderly in Indonesia. \u0000Abstrak \u0000Diare merupakan suatu kondisi buang air besar tidak normal yang lebih dari tiga kali sehari dengan konsentrasi tinja yang encer dengan atau tanpa disertai darah atau lendir akibat dari proses inflamasi pada lambung atau usus. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka kejadian diare masih tinggi dilihat dari angka morbiditas dan mortalitas, serta dapat menyerang semua usia baik balita, anak, dewasa bahkan lansia. Masalah kesehatan pada lansia secara umum disebabkan karena menurunnya fungsi organ tubuh, sehingga aktivitas dan metabolisme tubuh otomatis menurun yang diikuti dengan menurunya energi dan kapasitas pencernaan menurun yang umum dimulai usia 50 tahun. Analisis data telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara penyediaan air minum dan perilaku higienis dengan kejadian diare pada lanjut usia (dewasa dengan usia lebih dari 54 tahun) dengan regresi logistik. Sampel yang dianalisis sebanyak 138.515 orang dewasa dari data Riskesdas 2013. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan distribusi variabel dan analisis regresi logistik untuk mengetahui hubungan antara variabel yang diteliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku higienis dengan kejadian diare pada kelompok lanjut usia di Indonesia (p value < 0,05) dan yang paling dominan adalah perilaku cuci tangan setelah buang air besar (BAB). Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya pada kelompok usia lanjut perlu ditingkatkan sebagai tindakan pencegahan terjadinya diare pada lansia di Indone","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75190949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abstract Cervical cancer is one of the problem for women around the world. The incidence of cervical cancer in dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital in 2015 was 54 cases, in 2016 there were 272 cases and in 2017 there were 80 cases. The purpose of this study is to analyze the causes of cervical cancer in General Hospital General Hospital of dr. Zainoel Abidin Aceh Province. This type of research is analytic survey using case-control design, the number of samples is taken based on the calculation of Lemeshow formula by calculating the minimum number of samples from the results of other people’s research, so that there are 21 cases, then the researchers make sample comparisons (1:2) 21 cases and 42 controls and sampling methods with accidental sampling. Collecting data on 7 June - 4 July 2018. The research instrument used a questionnaire. Data analysis in the form of univariate, bivariate and multivariate. The results bivariate analysis between age (p = 0.705, OR = 1.900), education (p = 0.655, OR = 1.467), occupation (p = 1.000, OR = 0.881), parity (p = 0.003, OR = 6.667), sexual behavior (p = 0.001, OR = 17.333), personal hygiene (p = 0.004, OR = 5.958), genetic (p = 0.005, OR = 10.000), oral contraceptives (p = 0.038, OR = 3.864). The results of dominant variables of multivariate analysis is sexual relations behavior with OR = 15.536. In conclusion there is a parity, sexual behavior, personal hygiene, genetics and oral contraception with cervical cancer incidence, while age, education and occupation are not related factors. Variable sexual relations behavior is the dominant factor in the incidence of cervical cancer. Abstrak Kanker serviks menjadi salah satu masalah kesehatan bagi perempuan di seluruh dunia. Angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin tahun 2015 sebanyak 54 kasus, tahun 2016 sebanyak 272 kasus dan tahun 2017 sebanyak 80 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kejadian kanker serviks di RSUD dr. Zainoel Abidin, Provinsi Aceh. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan desain kasus-kontrol, jumlah sampel diambil berdasarkan perhitungan rumus Lemeshow dengan melakukan perhitungan jumlah sampel minimal dari hasil penelitian orang lain, sehingga didapatlah jumlah sampel kasus sebanyak 21 orang, selanjutnya peneliti membuat perbandingan sampel (1:2) yaitu 21 kasus dan 42 kontrol dan cara pengambilan sampel dengan accidental sampling. Pengumpulan data tanggal 7 Juni–4 Juli 2018. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data berupa univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,705, OR=1,900), pendidikan (p=0,655, OR=1,467), pekerjaan (p=1,000, OR=0,881), paritas (p=0,003, OR=6,667), perilaku hubungan seksual (p=0,001, OR=17,333), personal hygiene (p=0,004, OR=5,958), genetik (p=0,005, OR=10,000), kontrasepsi oral (p=0,038, OR=3,864). Hasil analisis multivariat variabel yang dominan adalah perilaku
宫颈癌是困扰全球女性的问题之一。2015年dr. Zainoel Abidin地区总医院宫颈癌发病率为54例,2016年为272例,2017年为80例。本研究的目的是分析亚齐省Zainoel Abidin医生的综合医院宫颈癌的原因。这类研究是采用病例-对照设计的分析性调查,样本数是根据Lemeshow公式的计算,通过从别人的研究结果中计算最小样本数,得到21例,然后研究人员进行样本比较(1:2)21例和42例对照,抽样方法采用偶然抽样。2018年6月7日至7月4日收集数据。研究工具采用问卷调查。以单变量、双变量和多变量的形式进行数据分析。结果对年龄(p = 0.705, OR = 1.900)、学历(p = 0.655, OR = 1.467)、职业(p = 1.000, OR = 0.881)、胎次(p = 0.003, OR = 6.667)、性行为(p = 0.001, OR = 17.333)、个人卫生(p = 0.004, OR = 5.958)、遗传(p = 0.005, OR = 10.000)、口服避孕药(p = 0.038, OR = 3.864)进行双变量分析。多变量分析的优势变量为性关系行为,OR = 15.536。综上所述,胎次、性行为、个人卫生、遗传和口服避孕药与宫颈癌发病率有关,而年龄、受教育程度和职业与宫颈癌发病率无关。可变的性关系行为是宫颈癌发生的主要因素。【摘要】Kanker服务于menjadi salah, satu masalah, kesehatan, bagi perperan, selururudia。Angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin tahun 2015 sebanyak 54 kasus, 2016 sebanyak 272 kasus dan tahun 2017 sebanyak 80 kasus。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kejadian kanker服务于RSUD Zainoel Abidin博士,亚齐省。Metode penelitian ini bersifat分析,dengan desain kasan - control, jumlah sampel diambil berhasunkan perhitungan rumus Lemeshow dengan melakukan perhitungan jumlah sampel minimal dari hasil penelitian orang lain, sehinga didapatlah jumlah sampel kasus sebanyak 21 orang, selanjutnya peneliti成员perbandingan sample (1:2) yitu 21 kasus dan 42 control丹cara pengambilan sampel dengan偶然抽样。2018年7月7日至7月4日。仪器仪表:蒙古纳坎测试仪。分析数据分为单变量、双变量和多变量。Hasil penelitian分析bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,705, OR=1,900)、pendidikan (p=0,655, OR=1,467)、pekerjaan (p=1,000, OR=0,881)、paritas (p=0,003, OR=6,667)、peraku hubungan seksual (p=0,001, OR=17,333)、personal hygiene (p=0,004, OR=5,958)、genetik (p=0,005, OR=10,000)、kontrasepsi oral (p=0,038, OR=3,864)。Hasil分析多变量变量yang dominan adalah peraku hubungan seksual dengan OR=15,536。kespulpan menunjukkan ada hubungan paritas, peraku hubungan seksual,个人卫生,genetik dan kontrasepsi oral dengan kejadian kanker serviks, sedangkan umur, pendidikan, dan pekerjaan bukan faktor yang berhubungan。可变因素的危险,hubungan, sesusual, merupakan因素,支配着kejadian kanker服务。
{"title":"Determinan Kejadian Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Provinsi Aceh","authors":"Faradilla Safitri, Nuzulul Rahmi","doi":"10.22435/MPK.V29I1.437","DOIUrl":"https://doi.org/10.22435/MPK.V29I1.437","url":null,"abstract":"Abstract \u0000Cervical cancer is one of the problem for women around the world. The incidence of cervical cancer in dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital in 2015 was 54 cases, in 2016 there were 272 cases and in 2017 there were 80 cases. The purpose of this study is to analyze the causes of cervical cancer in General Hospital General Hospital of dr. Zainoel Abidin Aceh Province. This type of research is analytic survey using case-control design, the number of samples is taken based on the calculation of Lemeshow formula by calculating the minimum number of samples from the results of other people’s research, so that there are 21 cases, then the researchers make sample comparisons (1:2) 21 cases and 42 controls and sampling methods with accidental sampling. Collecting data on 7 June - 4 July 2018. The research instrument used a questionnaire. Data analysis in the form of univariate, bivariate and multivariate. The results bivariate analysis between age (p = 0.705, OR = 1.900), education (p = 0.655, OR = 1.467), occupation (p = 1.000, OR = 0.881), parity (p = 0.003, OR = 6.667), sexual behavior (p = 0.001, OR = 17.333), personal hygiene (p = 0.004, OR = 5.958), genetic (p = 0.005, OR = 10.000), oral contraceptives (p = 0.038, OR = 3.864). The results of dominant variables of multivariate analysis is sexual relations behavior with OR = 15.536. In conclusion there is a parity, sexual behavior, personal hygiene, genetics and oral contraception with cervical cancer incidence, while age, education and occupation are not related factors. Variable sexual relations behavior is the dominant factor in the incidence of cervical cancer. \u0000Abstrak \u0000Kanker serviks menjadi salah satu masalah kesehatan bagi perempuan di seluruh dunia. Angka kejadian kanker serviks di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin tahun 2015 sebanyak 54 kasus, tahun 2016 sebanyak 272 kasus dan tahun 2017 sebanyak 80 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kejadian kanker serviks di RSUD dr. Zainoel Abidin, Provinsi Aceh. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan desain kasus-kontrol, jumlah sampel diambil berdasarkan perhitungan rumus Lemeshow dengan melakukan perhitungan jumlah sampel minimal dari hasil penelitian orang lain, sehingga didapatlah jumlah sampel kasus sebanyak 21 orang, selanjutnya peneliti membuat perbandingan sampel (1:2) yaitu 21 kasus dan 42 kontrol dan cara pengambilan sampel dengan accidental sampling. Pengumpulan data tanggal 7 Juni–4 Juli 2018. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data berupa univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian analisis bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,705, OR=1,900), pendidikan (p=0,655, OR=1,467), pekerjaan (p=1,000, OR=0,881), paritas (p=0,003, OR=6,667), perilaku hubungan seksual (p=0,001, OR=17,333), personal hygiene (p=0,004, OR=5,958), genetik (p=0,005, OR=10,000), kontrasepsi oral (p=0,038, OR=3,864). Hasil analisis multivariat variabel yang dominan adalah perilaku","PeriodicalId":18323,"journal":{"name":"Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1,"publicationDate":"2019-04-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89849800","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}