Penelitian ini menaruh perhatian pada eksistensi dan aktivitas Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR). Dengan komitmen-komitmennya: mempersatukan masyarakat Dayak, merawat alam, melestarikan adat dan budaya Dayak, membela dan memperjuangkan martabat sesama orang Dayak yang kerap tertindas oleh ketidakadilan, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum muda Dayak untuk turut bergabung. Komitmen-komitmen itu tentu saja patut mendapat apresiasi yang tinggi. Meskipun demikian, kajian dari perspektif iman Katolik terhadap eksistensi dan aktivitas mereka dirasa perlu untuk dilakukan. Alasan mendasarnya berlandas pada fakta empiris yakni bahwa, Pangalangok Jilah, Sang Panglima, dan sebagian besar anggota pasukan masih memeluk iman Katolik. Penelitian ini meyakini kalau solidaritas dan bela rasa Pasukan Merah TBBR pastilah juga dilandasai oleh nilai-nilai dan ajaran Kristiani. Melalui studi literatur terutama ajaran Magisterium dan dokumen-dokumen Gereja serta beberapa sumber penunjang, penelitian ini tidak memokuskan dirinya hanya pada memberi masukan dan catatan kritis. Sejak apa yang menjadi komitmen Pasukan Merah TBBR juga menjadi bagian dari komitmen Gereja, penelitian ini juga menawarkan sikap seperti apa yang mesti diambil oleh Gereja lokal berhadapan dengan Ormas Dayak ini.
{"title":"Memandang Eksistensi Pasukan Merah Dayak dalam Terang Iman Katolik","authors":"Fransiskus Gregorius Nyaming","doi":"10.69621/jpf.v19i1.211","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.211","url":null,"abstract":"Penelitian ini menaruh perhatian pada eksistensi dan aktivitas Pasukan Merah Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR). Dengan komitmen-komitmennya: mempersatukan masyarakat Dayak, merawat alam, melestarikan adat dan budaya Dayak, membela dan memperjuangkan martabat sesama orang Dayak yang kerap tertindas oleh ketidakadilan, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum muda Dayak untuk turut bergabung. Komitmen-komitmen itu tentu saja patut mendapat apresiasi yang tinggi. Meskipun demikian, kajian dari perspektif iman Katolik terhadap eksistensi dan aktivitas mereka dirasa perlu untuk dilakukan. Alasan mendasarnya berlandas pada fakta empiris yakni bahwa, Pangalangok Jilah, Sang Panglima, dan sebagian besar anggota pasukan masih memeluk iman Katolik. Penelitian ini meyakini kalau solidaritas dan bela rasa Pasukan Merah TBBR pastilah juga dilandasai oleh nilai-nilai dan ajaran Kristiani. Melalui studi literatur terutama ajaran Magisterium dan dokumen-dokumen Gereja serta beberapa sumber penunjang, penelitian ini tidak memokuskan dirinya hanya pada memberi masukan dan catatan kritis. Sejak apa yang menjadi komitmen Pasukan Merah TBBR juga menjadi bagian dari komitmen Gereja, penelitian ini juga menawarkan sikap seperti apa yang mesti diambil oleh Gereja lokal berhadapan dengan Ormas Dayak ini.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"54 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141278151","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perkawinan dan konsep eudaimonia Aristoteles. (2) mendeskripsikan model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan di tengah melonjaknya peristiwa perceraian. Model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan ditelaah dari perspektif etika eudaimonia Aristoteles. (3) menunjukkan korelasi antara pemahaman kebahagiaan ala Aristoteles dengan pandangan gereja Katolik dalam hidup perkawinan. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Penulis mencari dan mengumpulkan berbagai literatur terkait dan memproposalkan konsep etika eudaimonia Aristoteles sebagai model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan dengan menunjukkan korelasi dengan pandangan Gereja Katolik. Artikel ini menunjukkan sikap dan tindakan yang harus diambil oleh pasangan suami istri dalam memperkokoh ikatan perkawinan yang telah diikrarkan. Sikap dan tindakan konkret yang perlu dilakukan ialah berusaha mengetahui apa itu kebahagiaan dan melakukan tindakan khasnya dengan tetap mempertahankan relasi persahabatan dalam ikatan perkawinan tersebut.
{"title":"Memahami Kebahagiaan Hidup Perkawinan dalam Terang Etika Eudaimonia Aristoteles dan Korelasinya dengan Pandangan Gereja Katolik","authors":"Damasus Frederiko Lena, Antonius Mbukut","doi":"10.69621/jpf.v19i1.209","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.209","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perkawinan dan konsep eudaimonia Aristoteles. (2) mendeskripsikan model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan di tengah melonjaknya peristiwa perceraian. Model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan ditelaah dari perspektif etika eudaimonia Aristoteles. (3) menunjukkan korelasi antara pemahaman kebahagiaan ala Aristoteles dengan pandangan gereja Katolik dalam hidup perkawinan. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif. Penulis mencari dan mengumpulkan berbagai literatur terkait dan memproposalkan konsep etika eudaimonia Aristoteles sebagai model ideal kebahagiaan dalam hidup perkawinan dengan menunjukkan korelasi dengan pandangan Gereja Katolik. Artikel ini menunjukkan sikap dan tindakan yang harus diambil oleh pasangan suami istri dalam memperkokoh ikatan perkawinan yang telah diikrarkan. Sikap dan tindakan konkret yang perlu dilakukan ialah berusaha mengetahui apa itu kebahagiaan dan melakukan tindakan khasnya dengan tetap mempertahankan relasi persahabatan dalam ikatan perkawinan tersebut.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"30 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141276117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini berjudul filosofi mangalap tondi pada budaya Batak Toba dalam kaitannya dengan model antropologis Stephen Bevan. Mangalap tondi merupakan suatu bentuk upacara penjemputan roh seseorang yang telah pergi diakibatkan oleh kecelakaan atau sakit. Model antropologi Bevans memiliki kaitannya dengan mangalap tondi yang berbicara tentang roh pemberi keselamatan dan kekuatan. Tujuan tulisan ini ialah membahas bagaimana dan simbol-simbol yang dibutuhkan dalam ritual mangalap tondi. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah metode deskripsi kualitatif dengan pendekatan literatur review, yaitu suatu studi yang dilakukan untuk menganalisis literatur-literatur dari berbagai sumber sehingga menjadi suatu kesimpulan dan ide baru. Penulis juga menggunakan metode wawancara untuk memperkuat dasar dari tulisan-tulisan jurnal sebelumnya.
本文的题目是 "与斯蒂芬-贝文的人类学模式相关的多巴巴塔克文化中的'曼加拉普'(mangalap tondi)哲学"。Mangalap tondi 是一种为因事故或疾病而离开的人接灵的仪式。贝文斯的人类学模式与 mangalap tondi 有关,后者讲述的是给予拯救和力量的精神。本文旨在讨论 mangalap tondi 仪式的方式和所需的符号。本文采用的方法是定性描述法和文献综述法,即对各种来源的文献进行分析研究,从而得出结论和新观点。作者还采用了访谈法,以加强以往期刊写作的基础。
{"title":"Filosofi Mangalap Tondi Pada Budaya Batak Toba dalam Kaitannya dengan Model Antropologis Stephen Bevans","authors":"Yoseph Koverino Gedu Blareq, Merry Johanna Purba","doi":"10.69621/jpf.v19i1.213","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.213","url":null,"abstract":"Tulisan ini berjudul filosofi mangalap tondi pada budaya Batak Toba dalam kaitannya dengan model antropologis Stephen Bevan. Mangalap tondi merupakan suatu bentuk upacara penjemputan roh seseorang yang telah pergi diakibatkan oleh kecelakaan atau sakit. Model antropologi Bevans memiliki kaitannya dengan mangalap tondi yang berbicara tentang roh pemberi keselamatan dan kekuatan. Tujuan tulisan ini ialah membahas bagaimana dan simbol-simbol yang dibutuhkan dalam ritual mangalap tondi. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah metode deskripsi kualitatif dengan pendekatan literatur review, yaitu suatu studi yang dilakukan untuk menganalisis literatur-literatur dari berbagai sumber sehingga menjadi suatu kesimpulan dan ide baru. Penulis juga menggunakan metode wawancara untuk memperkuat dasar dari tulisan-tulisan jurnal sebelumnya.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"78 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141278307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fokus studi ini ialah membahas tentang “Beriman di Tengah Sawit: Model penghayatan iman umat di Sawit Sakaq Lotoq Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur dalam Terang Iman Gereja Katolik.” Iman merupakan salah satu sumber utama dalam perjalanan setiap orang Katolik. Iman yang terarah kepada Allah Tritunggal. Tuhan menaburkan iman itu dalam hati manusia dengan tujuan agar iman itu bertumbuh dan berkembang, sehingga menghasilkan buah. Cara untuk menguatkan iman ialah perayaan Ekaristi, mendengarkan Firman Allah,doa-doa devosi dan sebagainya. Namun umat di Sawit khususya di Sakaq Lotoq mengalami kesulitan dan serba keterbatasan. Studi ini bertujuan untuk menemukan model penghayatan iman umat Katolik di tengah sawit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan dua pendekatan yakni wawancara dan pustaka. Studi ini menemukan, pertama, iman umat bersumber pada Allah Tritunggal. Kedua, Umat menghayati imannya dengan berakar pada semangat Allah Tritunggal
{"title":"Beriman di Tengah Sawit","authors":"Siprianus Jegaut","doi":"10.69621/jpf.v19i1.216","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.216","url":null,"abstract":"Fokus studi ini ialah membahas tentang “Beriman di Tengah Sawit: Model penghayatan iman umat di Sawit Sakaq Lotoq Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur dalam Terang Iman Gereja Katolik.” Iman merupakan salah satu sumber utama dalam perjalanan setiap orang Katolik. Iman yang terarah kepada Allah Tritunggal. Tuhan menaburkan iman itu dalam hati manusia dengan tujuan agar iman itu bertumbuh dan berkembang, sehingga menghasilkan buah. Cara untuk menguatkan iman ialah perayaan Ekaristi, mendengarkan Firman Allah,doa-doa devosi dan sebagainya. Namun umat di Sawit khususya di Sakaq Lotoq mengalami kesulitan dan serba keterbatasan. Studi ini bertujuan untuk menemukan model penghayatan iman umat Katolik di tengah sawit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan dua pendekatan yakni wawancara dan pustaka. Studi ini menemukan, pertama, iman umat bersumber pada Allah Tritunggal. Kedua, Umat menghayati imannya dengan berakar pada semangat Allah Tritunggal","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"1 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141229281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tinjauan Atas, Budaya Sida, Manggarai Menurut, Konsep Persekutuan, Gabriel Marcel, Indra Doris, A. M. Br, Hutagalung, Sekolah Tinggi, Filsafat Teologi, Malang Widya Sasana
Fokus dalam artikel ini adalah membahas persaudaraan orang Manggarai yang terkikis menurut konsep Persekutuan Gabriel Marcel di tengah hadirnya budaya sida. Budaya sida adalah bentuk penghormatan dari anak wina (keluarga suami) kepada anak rona (keluarga asal istri) dalam berbagai acara penting. Penghormatan tersebut diberikan dalam bentuk partisipasi untuk meringankan tanggungan berupa uang atau barang. Budaya ini memiliki nilai-nilai luhur yang menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur komparatif untuk mengeksplorasi hubungan antara budaya Sida dan konsep persekutuan Marcel. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa budaya Sida dan konsep persekutuan Marcel sama-sama mengawali partisipasi sebagai dasar persekutuan. Namun, dalam budaya Sida, persekutuan didasarkan pada hubungan kekeluargaan, sedangkan dalam pandangan Marcel, persekutuan didasarkan pada hubungan intersubjektif. Hubungan intersubjektif inilah yang membuat orang saling membuka diri dan memahami satu sama lain.
{"title":"Persaudaraan Orang Manggarai yang Terkikis","authors":"Tinjauan Atas, Budaya Sida, Manggarai Menurut, Konsep Persekutuan, Gabriel Marcel, Indra Doris, A. M. Br, Hutagalung, Sekolah Tinggi, Filsafat Teologi, Malang Widya Sasana","doi":"10.69621/jpf.v19i1.217","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.217","url":null,"abstract":"Fokus dalam artikel ini adalah membahas persaudaraan orang Manggarai yang terkikis menurut konsep Persekutuan Gabriel Marcel di tengah hadirnya budaya sida. Budaya sida adalah bentuk penghormatan dari anak wina (keluarga suami) kepada anak rona (keluarga asal istri) dalam berbagai acara penting. Penghormatan tersebut diberikan dalam bentuk partisipasi untuk meringankan tanggungan berupa uang atau barang. Budaya ini memiliki nilai-nilai luhur yang menekankan pentingnya hubungan yang harmonis antara manusia satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur komparatif untuk mengeksplorasi hubungan antara budaya Sida dan konsep persekutuan Marcel. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa budaya Sida dan konsep persekutuan Marcel sama-sama mengawali partisipasi sebagai dasar persekutuan. Namun, dalam budaya Sida, persekutuan didasarkan pada hubungan kekeluargaan, sedangkan dalam pandangan Marcel, persekutuan didasarkan pada hubungan intersubjektif. Hubungan intersubjektif inilah yang membuat orang saling membuka diri dan memahami satu sama lain.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"129 14","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141281635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This paper focuses on exploring the role of women in the Roko Molas Poco rite in Manggarai. This study applies a discourse approach by referring to Simone de Beauvoir's concept of feminism. She views women as "the Other," often an object in a patriarchal society. The patriarchal system adopted by the Manggaraians is deeply rooted and thus influences the treatment of women. Femininity has a very important meaning in this rite, because the wood called siri bongkok (main pole) is symbolized as virgin who will provide life, offspring, fertility for humans. It’s a symbol that connects humans with nature and humans with each other and humans with the Supreme Being. This rite in itself affirms the high appreciation for the existence of women as Simone de Beaouvoir. The concept of womanhood in the Roko Molas Poco rite is a living critique of the patriarchal system that oppresses and otherizes women.
本文重点探讨了妇女在芒加莱的 Roko Molas Poco 仪式中扮演的角色。本研究参考了西蒙娜-德-波伏娃(Simone de Beauvoir)的女权主义概念,采用了一种话语方法。她认为妇女是 "他者",往往是父权社会的客体。曼加拉人采用的父权制根深蒂固,因此影响了妇女的待遇。女性在这个仪式中具有非常重要的意义,因为被称为 "siri bongkok"(主杆)的木材被象征为处女,将为人类提供生命、后代和生育能力。它象征着人与自然、人与人之间以及人与至高无上的神之间的联系。这一仪式本身就肯定了西蒙娜-德-波伏娃(Simone de Beaouvoir)对女性存在的高度评价。Roko Molas Poco 仪式中的女性概念是对压迫妇女和将妇女异化的父权制的活生生的批判。
{"title":"Womanhood of Roko Molas Poco Rite in Manggarai's Patriarchal Culture: A Discourse on Simone de Beauvoir","authors":"Yetva Softiming Letsoin, Kristinus Sembiring, Yosefina Elsiana Suhartini","doi":"10.69621/jpf.v19i1.214","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.214","url":null,"abstract":"This paper focuses on exploring the role of women in the Roko Molas Poco rite in Manggarai. This study applies a discourse approach by referring to Simone de Beauvoir's concept of feminism. She views women as \"the Other,\" often an object in a patriarchal society. The patriarchal system adopted by the Manggaraians is deeply rooted and thus influences the treatment of women. Femininity has a very important meaning in this rite, because the wood called siri bongkok (main pole) is symbolized as virgin who will provide life, offspring, fertility for humans. It’s a symbol that connects humans with nature and humans with each other and humans with the Supreme Being. This rite in itself affirms the high appreciation for the existence of women as Simone de Beaouvoir. The concept of womanhood in the Roko Molas Poco rite is a living critique of the patriarchal system that oppresses and otherizes women.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"140 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141281509","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Studi ini membahas tentang penghayatan religiositas agama dalam masyarakat modern dan bagaimana agama sebagai religiositas masyarakat berperan dalam dunia kehidupan modern. Jürgen Habermas berpendapat bahwa agama merupakan faktum sosial yang tidak pernah lenyap dari peradaban manusia sekalipun dunia telah mengalami berbagai perubahan peradaban modern yang sekuler. Orang masih rajin berdoa dan melaksanakan berbagai ajaran dari agama. Namun dewasa ini, agama dipertanyakan keberadaannya sebab tidak memiliki sumbangsih yang berarti bagi dunia. Untuk itu, studi ini akan menggali agama sebagai religiositas sehingga dapat ditemukan sumbangsih bagi dunia kehidupan universal. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menerapkan studi kepustakaan. Objek kajian studi ini dianalisis secara kolaburatif; menganalisis agama dari sudut pandang antropologi dan dikolaburasikan dengan pandangan filosofis dari Jürgen Habermas tentang agama. Dengan menerapkan studi kolaburatif, studi ini menemukan bahwa agama sebagai religiositas memiliki kapasitas fungsional dan substansial untuk memulihkan kehidupan di tengah arus modernitas yang kehilangan orientasi kemanusiaan. Sumbangan studi ini adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam agama sebagai orientasi dalam laju perkembangan dunia yang semakin modern.
{"title":"Agama sebagai Religiositas Masyarakat dalam Dunia Kehidupan Modern","authors":"Agrindo Zandro","doi":"10.69621/jpf.v19i1.215","DOIUrl":"https://doi.org/10.69621/jpf.v19i1.215","url":null,"abstract":"Studi ini membahas tentang penghayatan religiositas agama dalam masyarakat modern dan bagaimana agama sebagai religiositas masyarakat berperan dalam dunia kehidupan modern. Jürgen Habermas berpendapat bahwa agama merupakan faktum sosial yang tidak pernah lenyap dari peradaban manusia sekalipun dunia telah mengalami berbagai perubahan peradaban modern yang sekuler. Orang masih rajin berdoa dan melaksanakan berbagai ajaran dari agama. Namun dewasa ini, agama dipertanyakan keberadaannya sebab tidak memiliki sumbangsih yang berarti bagi dunia. Untuk itu, studi ini akan menggali agama sebagai religiositas sehingga dapat ditemukan sumbangsih bagi dunia kehidupan universal. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menerapkan studi kepustakaan. Objek kajian studi ini dianalisis secara kolaburatif; menganalisis agama dari sudut pandang antropologi dan dikolaburasikan dengan pandangan filosofis dari Jürgen Habermas tentang agama. Dengan menerapkan studi kolaburatif, studi ini menemukan bahwa agama sebagai religiositas memiliki kapasitas fungsional dan substansial untuk memulihkan kehidupan di tengah arus modernitas yang kehilangan orientasi kemanusiaan. Sumbangan studi ini adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam agama sebagai orientasi dalam laju perkembangan dunia yang semakin modern.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"141231888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-30DOI: 10.31289/perspektif.v13i1.10553
U. C. Okolie, Thomastina Nkechi Egbon
The most important and valuable organizational and institutional resource in both public and private services is the employee. This is primarily because, without the employee commitment, all other resources will be dormant. Against this backdrop, this study examined the impact of the reward systems on employee commitment in the Delta State Civil Service Commission, Asaba using useful primary and secondary data sources. We discovered that intrinsic and extrinsic rewards have a significant impact on employee commitment in the Delta State Civil Service Commission, Asaba. This finding is significant because it shows that the only way to engineer the civil service to play its crucially essential and facilitating role in the State's political and socioeconomic development is through the creation and secured intrinsic and extrinsic reward systems that are systematically planned and scientifically implemented. The study concluded that the Delta State Civil Service Commission, Asaba needs both intrinsic and extrinsic reward systems to foster greater employee commitment. Based on this finding, we recommended among others that Delta State Civil Service Commission's reward systems should be subject to modification to suit social conditions or changing circumstances in the society. This underscores the fundamental logic underpinning the many international initiatives launched by multinational corporations in Nigeria to promote organizational effectiveness, which assumes that management will pursue employees’ happiness voluntarily in the absence of robust organizational regulations and strict enforcement.
{"title":"Reward System and Employee Commitment: Evidence From Delta State Civil Service Commission, Asaba","authors":"U. C. Okolie, Thomastina Nkechi Egbon","doi":"10.31289/perspektif.v13i1.10553","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/perspektif.v13i1.10553","url":null,"abstract":"The most important and valuable organizational and institutional resource in both public and private services is the employee. This is primarily because, without the employee commitment, all other resources will be dormant. Against this backdrop, this study examined the impact of the reward systems on employee commitment in the Delta State Civil Service Commission, Asaba using useful primary and secondary data sources. We discovered that intrinsic and extrinsic rewards have a significant impact on employee commitment in the Delta State Civil Service Commission, Asaba. This finding is significant because it shows that the only way to engineer the civil service to play its crucially essential and facilitating role in the State's political and socioeconomic development is through the creation and secured intrinsic and extrinsic reward systems that are systematically planned and scientifically implemented. The study concluded that the Delta State Civil Service Commission, Asaba needs both intrinsic and extrinsic reward systems to foster greater employee commitment. Based on this finding, we recommended among others that Delta State Civil Service Commission's reward systems should be subject to modification to suit social conditions or changing circumstances in the society. This underscores the fundamental logic underpinning the many international initiatives launched by multinational corporations in Nigeria to promote organizational effectiveness, which assumes that management will pursue employees’ happiness voluntarily in the absence of robust organizational regulations and strict enforcement.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"402 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140479851","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research aims to analyze the factors influencing passenger satisfaction at Terminal B Kabanjahe. The study adopts a quantitative approach with a descriptive method, and the data analysis employs SPSS software version 22. The results reveal a positive influence of factors such as product quality, service quality, and emotional factors on passenger satisfaction at Terminal B Kabanjahe. However, there is no significant influence found between price and cost factors and passenger satisfaction at the terminal. Furthermore, when considered simultaneously, product quality, service quality, emotional factors, price, and cost collectively contribute to 44.50% of passenger satisfaction, while the remaining 55.50% is influenced by other external factors beyond the study's model. Other contributing factors to passenger satisfaction involve location, promotion, brand image, reputation, trust, and various other aspects.
本研究旨在分析影响卡班加河 B 航站楼乘客满意度的因素。研究采用描述性定量方法,数据分析采用 SPSS 软件 22 版。结果显示,产品质量、服务质量和情感因素等因素对卡班嘉赫 B 航站楼乘客满意度有积极影响。然而,在价格和成本因素与旅客满意度之间没有发现明显的影响。此外,当同时考虑产品质量、服务质量、情感因素、价格和成本时,44.50%的乘客满意度由这些因素共同决定,而其余 55.50%的乘客满意度则受研究模型之外的其他外部因素影响。其他影响乘客满意度的因素还包括地理位置、宣传、品牌形象、声誉、信任度以及其他各个方面。
{"title":"Factors Affecting Passenger Satisfaction at Terminal B Kabanjahe","authors":"Afrida Natalia Saragih, Erika Revida, Februati Trimurni","doi":"10.31289/perspektif.v13i1.10990","DOIUrl":"https://doi.org/10.31289/perspektif.v13i1.10990","url":null,"abstract":"This research aims to analyze the factors influencing passenger satisfaction at Terminal B Kabanjahe. The study adopts a quantitative approach with a descriptive method, and the data analysis employs SPSS software version 22. The results reveal a positive influence of factors such as product quality, service quality, and emotional factors on passenger satisfaction at Terminal B Kabanjahe. However, there is no significant influence found between price and cost factors and passenger satisfaction at the terminal. Furthermore, when considered simultaneously, product quality, service quality, emotional factors, price, and cost collectively contribute to 44.50% of passenger satisfaction, while the remaining 55.50% is influenced by other external factors beyond the study's model. Other contributing factors to passenger satisfaction involve location, promotion, brand image, reputation, trust, and various other aspects.","PeriodicalId":20002,"journal":{"name":"Perspektif","volume":"50 3","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"140480430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}