In Vitro Somatic Embryogenesis and Plantlet Regeneration of Three Varieties of Alfalfa (Medicago sativa L.)ABSTRACTAlfalfa (Medicago sativa L.) is a valuable plant as a source of food for animal, forage, pharmaceutical, medicine, food supplement, and human consumption. In vitro selection technology combined with induction or spontaneous mutagenesis has been effective in altering or isolating genetic variability for desirable characters. Consequently, a reproducible in vitro propagation technique of that plant is mandatory. The aim of the research was to obtain information on the embryogenic callus induction, somatic embryogenesis, and plantlet regeneration of three varieties of alfalfa. The results showed that an optimum embryogenic callus induction (82%) was obtained on Murashige & Skoog (MS) basal medium containing 2 ppm 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D), 2 ppm kinetin and 2 ppm a-naphthaleneacetic acid (NAA). Those embryogenic calli could subsequently develop into somatic embryos, which germinated and regenerated into normal plantlets on R1 medium consisting of MS nutrients without the addition of plant growth regulator.Keywords: alfalfa, callus, embryogenic, plantlets, regeneration ABSTRAKAlfalfa (Medicago sativa) adalah tanaman berharga sebagai sumber makanan untuk hewan, yaitu hijauan pakan ternak, farmasi, obat-obatan, suplemen makanan dan konsumsi manusia. Teknologi seleksi in vitro yang dikombinasikan dengan induksi atau mutagenesis spontan telah terbukti efektif dalam mengubah atau mengisolasi variabilitas genetik untuk karakter yang diinginkan. Oleh sebab itu, keberhasilan teknik perbanyakan in vitro yang telah terbukti dapat direproduksi dari tanaman tersebut menjadi syarat yang harus terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai induksi kalus embriogenik, embriogenesis somatik dan regenerasi planlet dari tiga varietas alfalfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik optimal (82%) didapat pada media Murashige & Skoog (MS) dengan 2 ppm 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D), 2 ppm kinetin dan 2 ppm a-naphthaleneacetic acid (NAA). Kalus embriogenik tersebut dapat membentuk embrio somatik, embrionya berkecambah dan beregenerasi membentuk planlet normal pada perlakuan media R1 yaitu nutrisi MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh.Kata Kunci: alfalfa, embriogenik, kalus, planlet, regenerasi
3个苜蓿品种体外体细胞胚胎发生及植株再生的研究摘要:紫花苜蓿(Medicago sativa L.)是一种有价值的植物,可作为动物、饲料、医药、食品补充剂和人类的食用来源。结合诱导或自发诱变的体外选择技术在改变或分离理想性状的遗传变异方面是有效的。因此,该植物的可复制的离体繁殖技术是必需的。研究了3个苜蓿品种胚性愈伤组织诱导、体细胞胚发生和植株再生的相关信息。结果表明,在含有2 ppm 2,4-二氯苯氧乙酸(2,4- d)、2 ppm动蛋白和2 ppm a-萘乙酸(NAA)的Murashige & Skoog (MS)基础培养基上,胚性愈伤组织诱导率最高(82%)。这些胚性愈伤组织随后可发育成体细胞胚,在不添加植物生长调节剂的R1培养基上萌发再生为正常植株。摘要:紫花苜蓿(Medicago sativa) adalah tanaman berharga sebagai sumber makanan untuk hewan, yitu hijauan pakan ternak, farmasi, obat-obatan,补品makanan和konsumsi manusia。技术研究:离体羊角线虫的诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变、自然诱变。在试管婴儿中,试管婴儿是试管婴儿,试管婴儿是试管婴儿,试管婴儿是试管婴儿,试管婴儿是试管婴儿。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai induksi kalus embrigenik,胚胎发生,体细胞发育和再生。(82%)采用改良培养基Murashige & Skoog (MS)邓安2 ppm 2,4-二氯苯氧乙酸(2,4- d), 2 ppm动蛋白和2 ppm a-萘乙酸(NAA)。Kalus embrigenik tersebut dapat membentuk embribrik somatik, embriya berkcambah和bergenerasi membentuk plant正常帕帕perlakuan培养基R1 yitu nutrisi MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh。Kata Kunci:紫花苜蓿,胚胎,卡卢斯,植物,再生
{"title":"EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO DAN REGENERASI PLANLET DARI TIGA VARIETAS ALFALFA (Medicago sativa L.)","authors":"Sulastri Sulastri, Winda Nawfetrias, Djatmiko Pinardi, Henti Rosdayanti","doi":"10.29122/jbbi.v6i1.3348","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i1.3348","url":null,"abstract":"In Vitro Somatic Embryogenesis and Plantlet Regeneration of Three Varieties of Alfalfa (Medicago sativa L.)ABSTRACTAlfalfa (Medicago sativa L.) is a valuable plant as a source of food for animal, forage, pharmaceutical, medicine, food supplement, and human consumption. In vitro selection technology combined with induction or spontaneous mutagenesis has been effective in altering or isolating genetic variability for desirable characters. Consequently, a reproducible in vitro propagation technique of that plant is mandatory. The aim of the research was to obtain information on the embryogenic callus induction, somatic embryogenesis, and plantlet regeneration of three varieties of alfalfa. The results showed that an optimum embryogenic callus induction (82%) was obtained on Murashige & Skoog (MS) basal medium containing 2 ppm 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D), 2 ppm kinetin and 2 ppm a-naphthaleneacetic acid (NAA). Those embryogenic calli could subsequently develop into somatic embryos, which germinated and regenerated into normal plantlets on R1 medium consisting of MS nutrients without the addition of plant growth regulator.Keywords: alfalfa, callus, embryogenic, plantlets, regeneration ABSTRAKAlfalfa (Medicago sativa) adalah tanaman berharga sebagai sumber makanan untuk hewan, yaitu hijauan pakan ternak, farmasi, obat-obatan, suplemen makanan dan konsumsi manusia. Teknologi seleksi in vitro yang dikombinasikan dengan induksi atau mutagenesis spontan telah terbukti efektif dalam mengubah atau mengisolasi variabilitas genetik untuk karakter yang diinginkan. Oleh sebab itu, keberhasilan teknik perbanyakan in vitro yang telah terbukti dapat direproduksi dari tanaman tersebut menjadi syarat yang harus terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai induksi kalus embriogenik, embriogenesis somatik dan regenerasi planlet dari tiga varietas alfalfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik optimal (82%) didapat pada media Murashige & Skoog (MS) dengan 2 ppm 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D), 2 ppm kinetin dan 2 ppm a-naphthaleneacetic acid (NAA). Kalus embriogenik tersebut dapat membentuk embrio somatik, embrionya berkecambah dan beregenerasi membentuk planlet normal pada perlakuan media R1 yaitu nutrisi MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh.Kata Kunci: alfalfa, embriogenik, kalus, planlet, regenerasi","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"2003 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128564721","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Cici Darsih, M.Natsir Ilyas, V. T. Rosyida, D. Pratiwi, A. W. Indrianingsih, .. Hernawan, W. Apriyana
Antifungal Activity of Tegeran Wood (Cudrania javanensis Trécul) Extracts against Fungus Peniophora sp. ABSTRACTThe fungus Peniophora sp. can degrade natural dyes, causing discoloration on batik cloth. This study was aimed to evaluate the antifungal activity of tegeran wood (Cudrania javanensis) extracts against Peniophora sp. isolated from the aqueous extract of mahogany (Swietenia mahagoni) bark. Aqueous and methanol extraction procedures gave tegeran wood extracts whose concentrations were then varied into 100, 250 and 500 ppm. Phytochemical analysis of the extracts were carried out, and the results showed that the average values of the total polysaccharides and terpenoids of both aqueous and methanol extracts did not differ significantly (p<0.05), whereas those of polyphenols did (p<0.05). The total polyphenols of the methanol extract (484.723 mg GAE/g) was higher than that of the aqueous extract (389.903 mg GAE/g). Results showed that the methanol extract of tegeran wood showed higher antifungal activity against Peniophora sp. than the aqueous extract, and was also higher than ketoconazole control (100 ppm). The minimum inhibitory concentration of the methanol extract against Peniophora sp. growth was of 500 ppm with the antifungal activity value (AFA) of 76.30%.Keywords: antifungal activity, Cudrania javanensis, Peniophora sp., Swietenia mahagoni, wood extract ABSTRAKJamur Peniophora sp. dapat mendegradasi zat warna alam sehingga warna yang dihasilkan pada kain batik lebih pudar. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari aktivitas anti jamur dari ekstrak kayu tegeran (Cudrania javanensis) terhadap Peniophora sp. yang diisolasi dari ekstrak air kulit mahoni (Swietenia mahagoni). Ekstraksi menggunakan metanol dan air, menghasilkan ekstrak kayu tegeran, yang kemudian konsentrasinya divariasi menjadi 100, 250 dan 500 ppm. Analisis fitokimia ekstrak kayu tegeran dilakukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata total polisakarida dan terpenoid ekstrak metanol dan air kayu tegeran tidak berbeda nyata (p<0,05). Sedangkan total polifenol kedua ekstrak berbeda nyata (p<0,05). Total polifenol ekstrak metanol kayu tegeran (484,723 mg GAE/g) lebih besar dibandingkan dengan ekstrak air (389,903 mg GAE/g). Hasil menunjukkan bahwa aktivitas anti jamur ekstrak metanol lebih baik dibandingkan dengan ekstrak air kayu tegeran, dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol ketoconazole (100 ppm). Konsentrasi minimum ekstrak metanol kayu tegeran yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Peniophora sp. adalah 500 ppm dengan nilai penghambatan (AFA) sebesar 76,30%.Kata Kunci: aktivitas anti jamur, Cudrania javanensis, ekstrak kayu, Peniophora sp., Swietenia mahagoni
Tegeran Wood (Cudrania javanensis trcul)提取物对木耳真菌的抑菌活性研究摘要木耳真菌能降解天然染料,使蜡染布变色。本研究旨在评价从红木树皮水提液中分离的tegeran wood (Cudrania javanensis)提取物对Peniophora的抑菌活性。水萃取和甲醇萃取程序得到tegeran木提取物,其浓度然后变化为100,250和500ppm。对提取液进行植物化学分析,结果表明:水提液和甲醇提液中总多糖和总萜的平均值差异不显著(p<0.05),而多酚的平均值差异不显著(p<0.05)。甲醇提取物的总多酚含量(484.723 mg GAE/g)高于水提物(389.903 mg GAE/g)。结果表明,tegeran wood甲醇提取物对Peniophora sp.的抑菌活性高于水提物,也高于酮康唑对照(100 ppm)。甲醇提取物对青菇的最低抑菌浓度为500 ppm,抑菌活性值(AFA)为76.30%。关键词:抗真菌活性,爪哇木虱,刺桐属植物,瑞典木香,木材提取物(1)对猕猴桃的抗性研究;(2)对猕猴桃的抗性研究;(3)对猕猴桃的抗性研究。Ekstraksi menggunakan甲醇丹空气,menghasilkan ekstrak kayu tegeran, yang kemudian konsentrasinya divariasi menjadi 100, 250丹500 ppm。分析fitokimia ekstrak kayu tegeran dilakukan,丹hasilnya menunjukkan bahwa汝rata-rata polisakarida丹总萜类化合物ekstrak metanol丹空气kayu tegeran有些berbeda nyata (p < 0 05)。Sedangkan总多酚含量与平均浓度比较(p< 0.05)。总聚酚(484,723 mg GAE/g)、总聚酚(484,723 mg GAE/g)、总聚酚(389,903 mg GAE/g)、总聚酚(484,723 mg GAE/g)、总聚酚(484,723 mg GAE/g)、总聚酚(389,903 mg GAE/g)。甲氧基酮康唑(100ppm),甲氧基酮康唑(100ppm),甲氧基酮康唑(100ppm)。Konsentrasi最小峰值甲醇kayu tegeran yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Peniophora sp. adalah 500 ppm dengan nilai penghambatan (AFA) sebesar 76,30%。Kata Kunci:抗jamur活血菌,javanensis, ekstrak kayu, Peniophora sp., Swietenia mahagoni
{"title":"EKSTRAK KAYU TEGERAN (Cudrania javanensis Trécul) SEBAGAI ANTI JAMUR Peniophora sp.","authors":"Cici Darsih, M.Natsir Ilyas, V. T. Rosyida, D. Pratiwi, A. W. Indrianingsih, .. Hernawan, W. Apriyana","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3168","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3168","url":null,"abstract":"Antifungal Activity of Tegeran Wood (Cudrania javanensis Trécul) Extracts against Fungus Peniophora sp. ABSTRACTThe fungus Peniophora sp. can degrade natural dyes, causing discoloration on batik cloth. This study was aimed to evaluate the antifungal activity of tegeran wood (Cudrania javanensis) extracts against Peniophora sp. isolated from the aqueous extract of mahogany (Swietenia mahagoni) bark. Aqueous and methanol extraction procedures gave tegeran wood extracts whose concentrations were then varied into 100, 250 and 500 ppm. Phytochemical analysis of the extracts were carried out, and the results showed that the average values of the total polysaccharides and terpenoids of both aqueous and methanol extracts did not differ significantly (p<0.05), whereas those of polyphenols did (p<0.05). The total polyphenols of the methanol extract (484.723 mg GAE/g) was higher than that of the aqueous extract (389.903 mg GAE/g). Results showed that the methanol extract of tegeran wood showed higher antifungal activity against Peniophora sp. than the aqueous extract, and was also higher than ketoconazole control (100 ppm). The minimum inhibitory concentration of the methanol extract against Peniophora sp. growth was of 500 ppm with the antifungal activity value (AFA) of 76.30%.Keywords: antifungal activity, Cudrania javanensis, Peniophora sp., Swietenia mahagoni, wood extract ABSTRAKJamur Peniophora sp. dapat mendegradasi zat warna alam sehingga warna yang dihasilkan pada kain batik lebih pudar. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari aktivitas anti jamur dari ekstrak kayu tegeran (Cudrania javanensis) terhadap Peniophora sp. yang diisolasi dari ekstrak air kulit mahoni (Swietenia mahagoni). Ekstraksi menggunakan metanol dan air, menghasilkan ekstrak kayu tegeran, yang kemudian konsentrasinya divariasi menjadi 100, 250 dan 500 ppm. Analisis fitokimia ekstrak kayu tegeran dilakukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata total polisakarida dan terpenoid ekstrak metanol dan air kayu tegeran tidak berbeda nyata (p<0,05). Sedangkan total polifenol kedua ekstrak berbeda nyata (p<0,05). Total polifenol ekstrak metanol kayu tegeran (484,723 mg GAE/g) lebih besar dibandingkan dengan ekstrak air (389,903 mg GAE/g). Hasil menunjukkan bahwa aktivitas anti jamur ekstrak metanol lebih baik dibandingkan dengan ekstrak air kayu tegeran, dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol ketoconazole (100 ppm). Konsentrasi minimum ekstrak metanol kayu tegeran yang dapat menghambat pertumbuhan jamur Peniophora sp. adalah 500 ppm dengan nilai penghambatan (AFA) sebesar 76,30%.Kata Kunci: aktivitas anti jamur, Cudrania javanensis, ekstrak kayu, Peniophora sp., Swietenia mahagoni","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127115260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Sulfianti, Mayriska Triwulansari, Nuralih, Churiyah
Efek Troglitazone terhadap Perubahan Morfologi dan Ekspresi Gen PPAR- γ di Dalam Sel Adiposa 3T3-L1 ABSTRACT3T3-L1 cells are extensively used as a model to study adipogenesis. However, one major concern is the prolonged period of time it takes the cells to differentiate into adipocytes form. To induce this differentiation, the adipogenic induction media is required. In this study, troglitazone, a hypoglycemic agent was added to adipogenic induction media and observed in order to determine the morphological changes and peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ) gene expression in 3T3-L1 differentiation. It is generally known that PPAR-ꝩ plays an important role as a transcription factor in adipocyte differentiation. Based on Oil Red O Staining, adipogenic induction with or without troglitazone changed the 3T3-L1 pre-adipocytes into mature round fat cells characterized by red droplet lipids. This cell also had a high absorbance level and degree of droplet accumulation of P≤ 0.05 in each group. In addition, cells treated by troglitazone had the highest PPAR-ꝩ mRNA level (1.9 fold) than those treated by adipogenic induction media without troglitazone or cells un-treated at all. Keywords: 3T3-L1, adipocyte, differentiation, PPAR-ꝩ, troglitazone ABSTRAKSel 3T3-L1 adalah jenis sel yang banyak digunakan dalam studi adipogenesis. Namun, salah satu kelemahan sel tersebut adalah lamanya waktu yang dibutuhkan bagi sel pre-adiposa untuk berdiferensiasi menjadi sel adiposa. Selain itu, dibutuhkan pula media induksi khusus untuk mengubah sel menjadi sel adiposa. Pada penelitian ini, kami mengobservasi fungsi troglitazone, sebagai antidiabetes terhadap perubahan morfologi dan ekspresi gen peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ). Telah diketahui bahwa PPAR-ꝩ berperan penting sebagai factor transkripsi dalam diferensasi sel adiposa. Berdasarkan pewarnaan ORO, induksi sel pre-adiposa 3T3-L1 dengan media induksi dengan dan tanpa troglitazone merubah sel preadiposa menjadi sel berbentuk bulat yang dikarakterisasi dengan akumulasi droplet lemak. Nilai absorbansi sel adiposa juga menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok sel yang diberi troglitazone dan tidak, dan sel tanpa diberi media induksi. Sementara, pada kelompok sel yang diberi troglitazone memiliki ekspresi mRNA PPAR-ꝩ (1,9 kali) tertinggi jika dibandingkan dengan sel yang diberi media induksi tanpa troglitazone, dan tanpa media induksi sama sekali.Kata Kunci: 3T3-L1, adiposa, diferensiasi, PPAR-ꝩ, troglitazone
摘要3T3-L1细胞被广泛用作研究脂肪形成的模型。然而,一个主要的问题是细胞分化成脂肪细胞所需的时间较长。为了诱导这种分化,需要脂肪生成诱导介质。本研究将降糖药曲格列酮添加到脂肪诱导培养基中,观察3T3-L1分化过程中形态变化和过氧化物酶体增殖物激活受体γ (PPAR-γ)基因表达。众所周知,PPAR-作为一种转录因子在脂肪细胞分化过程中起着重要的作用。根据油红O染色,用或不用曲格列酮诱导成脂可使3T3-L1前脂肪细胞转变为成熟的圆形脂肪细胞,其特征为红滴状脂质。各组细胞吸光度和液滴积聚程度均较高,P≤0.05。此外,经曲格列酮处理的细胞的PPAR- mRNA水平比未经曲格列酮处理或未经处理的细胞高1.9倍。关键词:3T3-L1,脂肪细胞,分化,PPAR- ,罗格列酮Namun, salah satu kelemahan sel terposa,但adalah lamanya waktu yang dibutuhkan bagi sel pre-adiposa untuk berdifferensisi menjadi sel adiposa。Selain itu, dibutuhkan pula media induksi khusus untuk mengubah selmenjadi seladiposa。曲格列酮、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物、抗糖尿病药物。Telah diketahui bahwa PPAR- berperan penting sebagai因子转录与脂肪的差异。Berdasarkan pewarnaan奥罗,induksi选取pre-adiposa 3 t3-l1 dengan媒体induksi dengan丹tanpa troglitazone merubah选取preadiposa menjadi选取berbentuk bulat杨dikarakterisasi dengan akumulasi滴laksa。Nilai absorbansi sel adiposa juga menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok sel yang diberi troglitazone dan tidak, dan sel tanpa diberi media induksi。Sementara, paada kelompok sel yang diberi troglitazone memiliki ekspresi mRNA PPAR- (1,9 kali) tertinggi jika dibandingkan dengan sel yang diberi media induksi tanpa troglitazone, dantanpa media induksi sama sekali。Kata Kunci: 3T3-L1,脂肪,差异,PPAR- ,曲格列酮
{"title":"EFFECT OF TROGLITAZONE ON MORPHOLOGICAL CHANGES AND PPAR-γ GENE EXPRESSION IN 3T3-L1 ADIPOCYTE CELLS","authors":"A. Sulfianti, Mayriska Triwulansari, Nuralih, Churiyah","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3117","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3117","url":null,"abstract":"Efek Troglitazone terhadap Perubahan Morfologi dan Ekspresi Gen PPAR- γ di Dalam Sel Adiposa 3T3-L1 ABSTRACT3T3-L1 cells are extensively used as a model to study adipogenesis. However, one major concern is the prolonged period of time it takes the cells to differentiate into adipocytes form. To induce this differentiation, the adipogenic induction media is required. In this study, troglitazone, a hypoglycemic agent was added to adipogenic induction media and observed in order to determine the morphological changes and peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ) gene expression in 3T3-L1 differentiation. It is generally known that PPAR-ꝩ plays an important role as a transcription factor in adipocyte differentiation. Based on Oil Red O Staining, adipogenic induction with or without troglitazone changed the 3T3-L1 pre-adipocytes into mature round fat cells characterized by red droplet lipids. This cell also had a high absorbance level and degree of droplet accumulation of P≤ 0.05 in each group. In addition, cells treated by troglitazone had the highest PPAR-ꝩ mRNA level (1.9 fold) than those treated by adipogenic induction media without troglitazone or cells un-treated at all. Keywords: 3T3-L1, adipocyte, differentiation, PPAR-ꝩ, troglitazone ABSTRAKSel 3T3-L1 adalah jenis sel yang banyak digunakan dalam studi adipogenesis. Namun, salah satu kelemahan sel tersebut adalah lamanya waktu yang dibutuhkan bagi sel pre-adiposa untuk berdiferensiasi menjadi sel adiposa. Selain itu, dibutuhkan pula media induksi khusus untuk mengubah sel menjadi sel adiposa. Pada penelitian ini, kami mengobservasi fungsi troglitazone, sebagai antidiabetes terhadap perubahan morfologi dan ekspresi gen peroxisome proliferator-activated receptor gamma (PPAR-γ). Telah diketahui bahwa PPAR-ꝩ berperan penting sebagai factor transkripsi dalam diferensasi sel adiposa. Berdasarkan pewarnaan ORO, induksi sel pre-adiposa 3T3-L1 dengan media induksi dengan dan tanpa troglitazone merubah sel preadiposa menjadi sel berbentuk bulat yang dikarakterisasi dengan akumulasi droplet lemak. Nilai absorbansi sel adiposa juga menandakan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok sel yang diberi troglitazone dan tidak, dan sel tanpa diberi media induksi. Sementara, pada kelompok sel yang diberi troglitazone memiliki ekspresi mRNA PPAR-ꝩ (1,9 kali) tertinggi jika dibandingkan dengan sel yang diberi media induksi tanpa troglitazone, dan tanpa media induksi sama sekali.Kata Kunci: 3T3-L1, adiposa, diferensiasi, PPAR-ꝩ, troglitazone","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117090555","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laela Sari, A. Wulansari, Siti Noorrohmah, T. M. Ermayanti
Micropropagation of Beneng Taro (Xanthosoma undipes K. Koch) with Benzyl Amino Purine, Thiamine, and Adenine TreatmentABSTRACTConventional production of Beneng taro seeds (Xanthosoma undipes K. Koch) is constrained by the limited number of tubers, thus an alternative solution is needed such as in vitro propagation. This study was aimed to obtain a micropropagation technique of Beneng taro on MS media with BAP, thiamine, and adenine treatment, and to determine its growth at the acclimatization stage. This research consisted of shoot multiplication and acclimatization. Shoot propagation was carried out on MS media with 8 treatments, namely ½MS and MS without addition of growth promoting substance, and MS with 1, 2 and 3 mg×L-1 BAP, with or without addition of 1 mg×L-1 thiamine and 2 mg×L-1 adenine. Each treatment was replicated four times, each consisting of four shoots. Growth observation was made from 1st to 5th week on petiole length, and number of shoots, leaves and roots. Acclimatization was carried out on soil media, compost, and husks in a ratio of 1: 1: 1. The results showed that the best media for shoot multiplication was MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 thiamine + 2 mg×L-1 adenine with an average of 3.5 shoots, while the best medium for the petiole length was ½MS with an average value of 6.97 cm. The results of acclimatization showed that 100% planlets survived, and plantlets grown on MS media + 3 mg×L-1 BAP had the highest number of shoots with an average of 4.2.Keywords: adenine, Beneng taro, benzil amino purine (BAP), micropropagation, thiamineABSTRAKPenyediaan bibit talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) secara konvensional terkendala terbatasnya jumlah umbi, sehingga perlu solusi alternatif, diantaranya melalui perbanyakan in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik mikropropagasi talas beneng pada media MS dengan perlakuan BAP, tiamin, adenin, dan untuk mengetahui pertumbuhannya pada tahap aklimatisasi. Penelitian ini meliputi perbanyakan tunas dan aklimatisasi. Perbanyakan tunas menggunakan media MS dengan 8 perlakuan yaitu ½MS dan MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT), serta MS dengan 1, 2 dan 3 mg×L-1 BAP dengan atau tanpa penambahkan 1 mg×L-1 tiamin dan 2 mg×L-1 adenin. Setiap perlakuan mempunyai empat ulangan, setiap ulangan terdiri atas empat tunas. Pertumbuhan diamati mulai minggu ke-1 hingga ke-5 terhadap panjang petiol serta jumlah anakan, daun dan akar. Aklimatisasi dilakukan pada media tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Hasil menunjukkan bahwa media terbaik perbanyakan tunas adalah MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 tiamin + 2 mg×L-1 adenin dengan rata-rata 3,5 tunas, sedangkan media terbaik untuk panjang tangkai daun adalah ½MS dengan nilai rata-rata 6,97 cm. Hasil aklimatisasi menunjukkan bahwa 100% planlet hidup dan planlet yang ditumbuhkan pada media MS + 3 mg×L-1 BAP mempunyai jumlah anakan terbanyak dengan rata-rata 4,2.Kata Kunci: adenine, benzil amino purin (BAP), mikropropagas
摘要贝能芋头(Xanthosoma undipes K. Koch)种子的常规生产受到块茎数量有限的限制,因此需要一种替代的解决方案,如体外繁殖。本研究旨在获得贝能芋在MS培养基上经BAP、硫胺素和腺嘌呤处理的微繁技术,并测定其在驯化阶段的生长情况。本研究包括新梢繁殖和驯化。在MS培养基上分8个处理进行芽增殖,分别为½MS和不添加促生长物质的MS,添加1、2和3 mg×L-1 BAP,添加或不添加1 mg×L-1硫胺素和2 mg×L-1腺嘌呤的MS。每个处理重复4次,每次包括4个芽。第1 ~ 5周进行叶柄长、芽数、叶数、根数的生长观察。在土壤介质、堆肥和稻壳上按1:1∶1的比例进行驯化。结果表明,芽增殖的最佳培养基为MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1硫胺素+ 2 mg×L-1腺嘌呤,平均3.5个芽,叶柄长最佳培养基为½MS,平均6.97 cm。驯化结果表明,植株成活率为100%,其中MS + 3 mg×L-1 BAP培养基培养植株的芽数最高,平均为4.2个。【关键词】腺嘌呤,贝能芋头,苯基氨基嘌呤(BAP),微繁殖,硫胺素【摘要】贝能芋头(Xanthosoma undipes K. Koch);图juan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik micropropagasi talas beneng pada media MS dengan perlakuan BAP, tiamin, adenin, dan untuk mengetahui pertumbuhannya pada tahap aklimatisasi。Penelitian ini meliputi perbanyakan tunas dan aklimatisasi。Perbanyakan tunas menggunakan media MS dengan 8 perlakuan yitu½MS dan MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT), serta MS dengan 1,2 dan 3 mg×L-1 BAP dengan atau tanpa penambahan 1 mg×L-1 tiamin dan 2 mg×L-1 adenin。设perlakuan mempunyy = =乌兰干,设乌兰干terdii = =乌兰干terdii = =金枪鱼。Pertumbuhan diamati mulai minggu ke-1 hinga ke-5 terhadap panjang petiol serta jumlah anakan, daum danakar。Aklimatisasi dilakukan pada media tanah, kompos dan dengan perbandingan 1:1:1。Hasil menunjukkan bahwa media terbaik perbanyakan tunas adalah MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 tiamin + 2 mg×L-1 adenin dengan rata-rata 3,5 tunas, sedangkan media terbaik untuk panjang tangkai daun adalah½MS dengan nilai rata-rata 6,97 cm。Hasil aklimatisasi menunjukkan bahwa 100% planlet hidup dan planlet yang ditumbuhkan pada media MS + 3 mg×L-1 BAP mempunyai jumlah anakan terbanyak dengan rata-rata 4,2。Kata Kunci:腺嘌呤,苄基氨基嘌呤(BAP),微增殖,talas Beneng, tiamine
{"title":"MIKROPROPAGASI TANAMAN TALAS BENENG (Xanthosoma undipes K. Koch) DENGAN PERLAKUAN BENZIL AMINOPURIN, TIAMIN, DAN ADENIN","authors":"Laela Sari, A. Wulansari, Siti Noorrohmah, T. M. Ermayanti","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3216","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3216","url":null,"abstract":"Micropropagation of Beneng Taro (Xanthosoma undipes K. Koch) with Benzyl Amino Purine, Thiamine, and Adenine TreatmentABSTRACTConventional production of Beneng taro seeds (Xanthosoma undipes K. Koch) is constrained by the limited number of tubers, thus an alternative solution is needed such as in vitro propagation. This study was aimed to obtain a micropropagation technique of Beneng taro on MS media with BAP, thiamine, and adenine treatment, and to determine its growth at the acclimatization stage. This research consisted of shoot multiplication and acclimatization. Shoot propagation was carried out on MS media with 8 treatments, namely ½MS and MS without addition of growth promoting substance, and MS with 1, 2 and 3 mg×L-1 BAP, with or without addition of 1 mg×L-1 thiamine and 2 mg×L-1 adenine. Each treatment was replicated four times, each consisting of four shoots. Growth observation was made from 1st to 5th week on petiole length, and number of shoots, leaves and roots. Acclimatization was carried out on soil media, compost, and husks in a ratio of 1: 1: 1. The results showed that the best media for shoot multiplication was MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 thiamine + 2 mg×L-1 adenine with an average of 3.5 shoots, while the best medium for the petiole length was ½MS with an average value of 6.97 cm. The results of acclimatization showed that 100% planlets survived, and plantlets grown on MS media + 3 mg×L-1 BAP had the highest number of shoots with an average of 4.2.Keywords: adenine, Beneng taro, benzil amino purine (BAP), micropropagation, thiamineABSTRAKPenyediaan bibit talas Beneng (Xanthosoma undipes K. Koch) secara konvensional terkendala terbatasnya jumlah umbi, sehingga perlu solusi alternatif, diantaranya melalui perbanyakan in vitro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan teknik mikropropagasi talas beneng pada media MS dengan perlakuan BAP, tiamin, adenin, dan untuk mengetahui pertumbuhannya pada tahap aklimatisasi. Penelitian ini meliputi perbanyakan tunas dan aklimatisasi. Perbanyakan tunas menggunakan media MS dengan 8 perlakuan yaitu ½MS dan MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT), serta MS dengan 1, 2 dan 3 mg×L-1 BAP dengan atau tanpa penambahkan 1 mg×L-1 tiamin dan 2 mg×L-1 adenin. Setiap perlakuan mempunyai empat ulangan, setiap ulangan terdiri atas empat tunas. Pertumbuhan diamati mulai minggu ke-1 hingga ke-5 terhadap panjang petiol serta jumlah anakan, daun dan akar. Aklimatisasi dilakukan pada media tanah, kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Hasil menunjukkan bahwa media terbaik perbanyakan tunas adalah MS + 1 mg×L-1 BAP + 1 mg×L-1 tiamin + 2 mg×L-1 adenin dengan rata-rata 3,5 tunas, sedangkan media terbaik untuk panjang tangkai daun adalah ½MS dengan nilai rata-rata 6,97 cm. Hasil aklimatisasi menunjukkan bahwa 100% planlet hidup dan planlet yang ditumbuhkan pada media MS + 3 mg×L-1 BAP mempunyai jumlah anakan terbanyak dengan rata-rata 4,2.Kata Kunci: adenine, benzil amino purin (BAP), mikropropagas","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134292864","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
I. Anggraini, Rejeki Siti Ferniah, Endang Kusdiyantini
Isolation of Yeasts from Sugarcane Stems and Their Identification Based on Internal Transcribed Spacer Sequences ABSTRACTFermentative yeasts used in food, health, and energy industries need to be explored to discover their potential. The purpose of this study was to obtain fermentative yeast isolates from sugarcane stems and subsequently to undertake morphological, biochemical, and molecular identification. The isolation of epiphytic and endophytic yeasts was carried out by spread plate method using sugarcane soak water and sugarcane juice on potato dextrose agar (PDA) and yeast-glucose-peptone (YGP) agar media. Morphological identification was based on macroscopic and microscopic observations. Biochemical identification was performed using carbohydrate fermentation and 50%-glucose media tests. Selected isolates were identified molecularly using Internal Transcribed Spacer (ITS). Seven yeast isolates were obtained, of which isolate Ed 1B was selected. Isolate ED 1B was of round colonies, creamy white colour, shiny, embossed, and wavy appearance, ovoid cell shape with a cell diameter of 4.74 µm. It had budding cells, was able to ferment glucose and sucrose (but not lactose), and grew on 50 %-glucose media. Results of BLAST showed that isolates Ed 1B had 99% homology with Kodamaea ohmeri.Keywords: isolation, ITS, molecular identification, Saccharum officinarum L., yeast ABSTRAKKhamir fermentatif yang digunakan dalam industri pangan, kesehatan dan energi perlu dieksplorasi untuk mengetahui potensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat khamir fermentatif dari batang tebu dan untuk kemudian diidentifikasi secara morfologi, biokimia dan molekuler. Isolasi khamir epifit dan endofit dilakukan dengan metode cawan sebar dari air rendaman tebu dan jus tebu pada media potato dextrose agar (PDA) dan yeast-glucose-peptone (YGP). Identifikasi morfologi berdasarkan pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi biokimia menggunakan uji fermentasi karbohidrat dan uji media glukosa 50%. Isolat terpilih diidentifikasi molekuler menggunakan Internal Transcribed Spacer (ITS). Hasil isolasi memperoleh 7 isolat khamir. Satu isolat terpilih (Ed 1B) didapatkan dan memiliki ciri-ciri koloni bulat, putih krem, mengkilap, timbul, bergelombang, bentuk sel ovoid dengan diameter sel 4,74 µm, memiliki budding cell, mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa, tidak memfermentasi laktosa, serta tumbuh pada media glukosa 50%. Hasil BLAST menunjukkan bahwa isolat Ed 1B memiliki homologi 99% dengan Kodamaea ohmeri.Kata Kunci: identifikasi molekuler, isolasi, ITS, khamir, Saccharum officinarum L.
摘要发酵酵母在食品、卫生、能源等领域的应用潜力有待进一步发掘。本研究的目的是从甘蔗茎中分离得到发酵酵母菌,并随后进行形态学、生化和分子鉴定。采用甘蔗浸泡水和甘蔗汁在马铃薯葡萄糖琼脂(PDA)和酵母-葡萄糖-蛋白胨(YGP)琼脂培养基上进行扩散平板法分离附生酵母和内生酵母。形态学鉴定是基于宏观和微观观察。采用碳水化合物发酵和50%葡萄糖培养基试验进行生化鉴定。利用内部转录间隔器(ITS)对选定的分离株进行分子鉴定。共分离得到7株酵母菌,筛选出分离株ed1b。分离ED 1B为圆形菌落,乳白色,有光泽,凹凸不平,呈波浪状,细胞呈卵形,细胞直径为4.74µm。它有出芽细胞,能够发酵葡萄糖和蔗糖(但不能发酵乳糖),并在50%的葡萄糖培养基上生长。BLAST分析结果显示,分离株ed1b与小黄马同源性达99%。关键词:分离,ITS,分子鉴定,甘露糖,酵母菌,哈密尔酵母菌,甘露糖,甘露糖,甘露糖,甘露糖,甘露糖,甘露糖Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isole khamir发酵达里巴唐,但untuk kemudian鉴定kasa形态,生物形态学和分子。分离菌株khamir外生菌,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖,产糖。鉴定其形态,包括大鲵、大鲵、大鲵和小鲵。鉴定了真菌菌群:孟古那克菌、发酵菌、炭疽菌和真菌培养基。蒙古那坎内转录间隔段(ITS)的分离鉴定。Hasil isolasi memperoleh 7 isolat khamir。Satu isolith terpilih (ed1b) didapatkan dan memiliki cirri -ciri koloni bulat, putih krem, mengkilap, timbul, bergelombang, bentuk sel卵圆管直径sel4,74µm, memiliki芽殖细胞,mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa, tidak memfermentasi laktosa, serta tumbuh paada media glukosa 50%。Hasil BLAST menunjukkan bahwa分离出Ed 1B同源物99% dendenan Kodamaea ohmeri。Kata Kunci:鉴定卡西分子,分离物,ITS, khamir,糖精。
{"title":"ISOLASI KHAMIR DARI BATANG TANAMAN TEBU DAN IDENTIFIKASINYA BERDASARKAN SEKUENS INTERNAL TRANSCRIBED SPACER","authors":"I. Anggraini, Rejeki Siti Ferniah, Endang Kusdiyantini","doi":"10.29122/jbbi.v6i1.3276","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i1.3276","url":null,"abstract":"Isolation of Yeasts from Sugarcane Stems and Their Identification Based on Internal Transcribed Spacer Sequences ABSTRACTFermentative yeasts used in food, health, and energy industries need to be explored to discover their potential. The purpose of this study was to obtain fermentative yeast isolates from sugarcane stems and subsequently to undertake morphological, biochemical, and molecular identification. The isolation of epiphytic and endophytic yeasts was carried out by spread plate method using sugarcane soak water and sugarcane juice on potato dextrose agar (PDA) and yeast-glucose-peptone (YGP) agar media. Morphological identification was based on macroscopic and microscopic observations. Biochemical identification was performed using carbohydrate fermentation and 50%-glucose media tests. Selected isolates were identified molecularly using Internal Transcribed Spacer (ITS). Seven yeast isolates were obtained, of which isolate Ed 1B was selected. Isolate ED 1B was of round colonies, creamy white colour, shiny, embossed, and wavy appearance, ovoid cell shape with a cell diameter of 4.74 µm. It had budding cells, was able to ferment glucose and sucrose (but not lactose), and grew on 50 %-glucose media. Results of BLAST showed that isolates Ed 1B had 99% homology with Kodamaea ohmeri.Keywords: isolation, ITS, molecular identification, Saccharum officinarum L., yeast ABSTRAKKhamir fermentatif yang digunakan dalam industri pangan, kesehatan dan energi perlu dieksplorasi untuk mengetahui potensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat khamir fermentatif dari batang tebu dan untuk kemudian diidentifikasi secara morfologi, biokimia dan molekuler. Isolasi khamir epifit dan endofit dilakukan dengan metode cawan sebar dari air rendaman tebu dan jus tebu pada media potato dextrose agar (PDA) dan yeast-glucose-peptone (YGP). Identifikasi morfologi berdasarkan pengamatan makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi biokimia menggunakan uji fermentasi karbohidrat dan uji media glukosa 50%. Isolat terpilih diidentifikasi molekuler menggunakan Internal Transcribed Spacer (ITS). Hasil isolasi memperoleh 7 isolat khamir. Satu isolat terpilih (Ed 1B) didapatkan dan memiliki ciri-ciri koloni bulat, putih krem, mengkilap, timbul, bergelombang, bentuk sel ovoid dengan diameter sel 4,74 µm, memiliki budding cell, mampu memfermentasi glukosa dan sukrosa, tidak memfermentasi laktosa, serta tumbuh pada media glukosa 50%. Hasil BLAST menunjukkan bahwa isolat Ed 1B memiliki homologi 99% dengan Kodamaea ohmeri.Kata Kunci: identifikasi molekuler, isolasi, ITS, khamir, Saccharum officinarum L.","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116870372","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kristianto Nugroho, R. T. Terryana, Reflinur, Puji Lestari
A Simplified Plant DNA Extraction Protocol without Ethanol Precipitation for Polymerase Chain Reaction (PCR) Activities ABSTRACTMolecular-based research in agriculture includes DNA extraction stage involving DNA precipitation using ethanol or isopropanol which tends to take a long time. The purpose of this study was to obtain a plant DNA extraction method for Polymerase Chain Reaction (PCR) activities without going through the ethanol precipitation stage. Five important agricultural commodity crops, namely rice, corn, soybeans, chilies, and shallots were extracted by DNA using the modified Doyle and Doyle method. After the extraction phase using chloroform and isoamil alcohol solvents, the supernatant obtained was not precipitated using ethanol but was directly diluted and used as a template in PCR activities using two pairs of Simple Sequence Repeat (SSR) markers. The results showed that all samples could be well amplified, and amplicon tape visualized in both 1% agarose gel and 6% polyacrylamide gel were clearly visible. This method could save time and material, and reduce the dependence on liquid nitrogen. But this method is still limited to PCR requirements only, and cannot be used for activities that require high quality and quantity of DNA such as Next Generation Sequencing (NGS), digestion, and hybridization.Keywords: DNA extraction, ethanol precipitation, liquid nitrogen, PCR, SSR, ABSTRAKPenelitian berbasis molekuler pada bidang pertanian mencakup tahapan ekstraksi DNA yang melibatkan presipitasi DNA menggunakan etanol atau isopropanol yang cenderung memakan waktu lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode ekstraksi DNA tanaman untuk kegiatan Polymerase Chain Reaction (PCR) tanpa melalui tahapan presipitasi etanol. Lima tanaman komoditas pertanian penting yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang merah diekstraksi DNA-nya menggunakan metode Doyle and Doyle yang dimodifikasi. Setelah tahap ekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan isoamil alkohol, supernatan yang terbentuk tidak dipresipistasi menggunakan etanol melainkan langsung diencerkan dan digunakan sebagai template dalam kegiatan PCR menggunakan dua pasang marka Simple Sequence Repeat (SSR). Hasil menunjukkan bahwa seluruh sampel dapat teramplifikasi dengan baik serta pita hasil amplikon yang tervisualisasi baik pada gel agarosa 1% maupun gel poliakrilamid 6% terlihat jelas. Metode ini dapat menghemat waktu dan bahan serta mengurangi ketergantungan pemakaian nitrogen cair. Tetapi metode ini masih terbatas hanya untuk kebutuhan PCR saja dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang membutuhkan DNA dengan kualitas serta kuantitas tinggi seperti Next Generation Sequencing (NGS), digesti, maupun hibridisasi.Kata Kunci: ekstraksi DNA, nitrogen cair, PCR, presipitasi etanol, SSR
摘要基于分子的农业研究包括DNA提取阶段,包括使用乙醇或异丙醇沉淀DNA,这往往需要很长时间。本研究的目的是获得一种无需经过乙醇沉淀阶段的植物DNA聚合酶链反应(PCR)活性提取方法。采用改良道尔法和道尔法对水稻、玉米、大豆、辣椒、青葱等5种重要的农业商品作物进行DNA提取。在氯仿和异戊醇溶剂萃取阶段后,得到的上清不用乙醇沉淀,直接稀释,并使用两对简单序列重复(SSR)标记作为PCR活性模板。结果表明,所有样品均能很好地扩增,在1%琼脂糖凝胶和6%聚丙烯酰胺凝胶中均能清晰地看到扩增带。该方法节省了时间和材料,减少了对液氮的依赖。但是这种方法仍然局限于PCR要求,不能用于对DNA质量和数量要求较高的活动,如下一代测序(NGS)、酶切和杂交。关键词:DNA提取,乙醇沉淀法,液氮,PCR, SSR, abstrakakpenelitian berkbasis分子paada bidang perian mengakup tahapan ekstraksi DNA yang melibatkan presipitasi DNA menggunakan etanau异丙醇yang cenderung memakan waktu lama用聚合酶链式反应(PCR)研究了土豆泥、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣、豆瓣。Lima tanaman komoditas pertanian penyaitpadi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang merah diekstraksi DNA-nya menggunakan metode Doyle和Doyle yang dimodifikasi。孟古纳坎和孟古纳坎的标记简单序列重复(SSR)。Hasil menunjukkan bahwa seluruh样品的电泳扩增,kasi danan baik serta pita Hasil amplikon yang tervisualisasi baik paada凝胶琼脂脂1% maupun凝胶poliakrilamid 6% terlihat凝胶。Metode ini dapat menghemat waktu dan bahan serta mengurangi ketergantungan pemakaian氮气椅。Tetapi metode ini masih terbatas hanya untuk kebutuhan PCR saja dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang membutuhan DNA dengan kualitas serta kuantitas tinggi seperi下一代测序(NGS),消化,maupun hibridisi。Kata Kunci: ekstraksi DNA,氮气,PCR,乙醇,SSR
{"title":"METODE EKSTRAKSI DNA TANAMAN TANPA PRESIPITASI ETANOL UNTUK KEGIATAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)","authors":"Kristianto Nugroho, R. T. Terryana, Reflinur, Puji Lestari","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3082","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3082","url":null,"abstract":"A Simplified Plant DNA Extraction Protocol without Ethanol Precipitation for Polymerase Chain Reaction (PCR) Activities ABSTRACTMolecular-based research in agriculture includes DNA extraction stage involving DNA precipitation using ethanol or isopropanol which tends to take a long time. The purpose of this study was to obtain a plant DNA extraction method for Polymerase Chain Reaction (PCR) activities without going through the ethanol precipitation stage. Five important agricultural commodity crops, namely rice, corn, soybeans, chilies, and shallots were extracted by DNA using the modified Doyle and Doyle method. After the extraction phase using chloroform and isoamil alcohol solvents, the supernatant obtained was not precipitated using ethanol but was directly diluted and used as a template in PCR activities using two pairs of Simple Sequence Repeat (SSR) markers. The results showed that all samples could be well amplified, and amplicon tape visualized in both 1% agarose gel and 6% polyacrylamide gel were clearly visible. This method could save time and material, and reduce the dependence on liquid nitrogen. But this method is still limited to PCR requirements only, and cannot be used for activities that require high quality and quantity of DNA such as Next Generation Sequencing (NGS), digestion, and hybridization.Keywords: DNA extraction, ethanol precipitation, liquid nitrogen, PCR, SSR, ABSTRAKPenelitian berbasis molekuler pada bidang pertanian mencakup tahapan ekstraksi DNA yang melibatkan presipitasi DNA menggunakan etanol atau isopropanol yang cenderung memakan waktu lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh metode ekstraksi DNA tanaman untuk kegiatan Polymerase Chain Reaction (PCR) tanpa melalui tahapan presipitasi etanol. Lima tanaman komoditas pertanian penting yaitu padi, jagung, kedelai, cabai, dan bawang merah diekstraksi DNA-nya menggunakan metode Doyle and Doyle yang dimodifikasi. Setelah tahap ekstraksi menggunakan pelarut kloroform dan isoamil alkohol, supernatan yang terbentuk tidak dipresipistasi menggunakan etanol melainkan langsung diencerkan dan digunakan sebagai template dalam kegiatan PCR menggunakan dua pasang marka Simple Sequence Repeat (SSR). Hasil menunjukkan bahwa seluruh sampel dapat teramplifikasi dengan baik serta pita hasil amplikon yang tervisualisasi baik pada gel agarosa 1% maupun gel poliakrilamid 6% terlihat jelas. Metode ini dapat menghemat waktu dan bahan serta mengurangi ketergantungan pemakaian nitrogen cair. Tetapi metode ini masih terbatas hanya untuk kebutuhan PCR saja dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang membutuhkan DNA dengan kualitas serta kuantitas tinggi seperti Next Generation Sequencing (NGS), digesti, maupun hibridisasi.Kata Kunci: ekstraksi DNA, nitrogen cair, PCR, presipitasi etanol, SSR","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"222 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122404284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Review on Rapid Diagnosis Method and Treatment of Salmonella typhi Infection ABSTRACTSalmonella is a genus of gram-negative bacilli which are pathogenic for human. Recently over 2,500 serotypes of Salmonella have been reported. Of these, the most common serotype causing typhoid fever which is acute infectious disease in small intestine due to S. typhi entering the body through contaminated food or drink. S. typhi infection remains a major public health concern worldwide because of the subsequent economic burden for the cost of surveillance, prevention, and treatment. In Indonesia, typhoid fever is an endemic disease that threatens public health and becomes a complex problem because it increases career cases and drug resistance, so its diagnosis is needed. Although there is already a diagnosis method of typhoid fever conventionally, a fast, easy and reliable diagnosis method is needed to diagnose typhoid fever by medical personnel in endemic countries. Typhoid fever is treated by antibiotics and prevention efforts are carried out through vaccination.Keywords: antibiotics, pathogen, rapid detection, Salmonella typhi, typhoid fever ABSTRAKSalmonella adalah bakteri basil gram negatif yang bersifat patogen terhadap manusia dan saat ini telah dilaporkan lebih dari 2.500 serotipe. Salah satu serotype Salmonella diketahui menyebabkan penyakit demam tifoid yaitu infeksi akut pada usus halus akibat S. typhi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar. Infeksi S. typhi menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena bebani ekonomi yang ditimbulkannya untuk biaya pengawasan, pencegahan, dan pengobatan. Di Indonesia, demam tifoid merupakan penyakit endemis yang mengancam kesehatan masyarakat dan menjadi masalah kompleks karena demam tifoid meningkatkan kasus-kasus karier dan resistensi obat sehingga diperlukan diagnosisnya. Meskipun sudah ada diagnosis demam tifoid secara konvensional, tetapi diperlukan metode diagnosis yang cepat, mudah dan andal untuk mendeteksi demam tifoid oleh tenaga medis yang bekerja di negara-negara endemik. Demam tifoid diobati dengan pemberian antibiotika dan dilakukan upaya pencegahan melalui vaksinasi.Kata Kunci: antibiotika, demam tifoid, deteksi cepat, patogen, Salmonella typhi
摘要沙门氏菌是一种对人具有致病性的革兰氏阴性杆菌属。最近有超过2500种血清型沙门氏菌的报告。其中,最常见的血清型引起伤寒,这是一种小肠急性传染病,由于伤寒沙门氏菌通过受污染的食物或饮料进入人体。由于监测、预防和治疗费用的经济负担,伤寒沙门氏菌感染仍然是世界范围内一个主要的公共卫生问题。在印度尼西亚,伤寒是一种威胁公共卫生的地方病,并成为一个复杂的问题,因为它增加了职业病例和耐药性,因此需要对其进行诊断。虽然已有常规的伤寒诊断方法,但流行国家的医务人员需要一种快速、简便、可靠的诊断方法来诊断伤寒。伤寒用抗生素治疗,并通过接种疫苗进行预防。关键词:抗生素,病原体,快速检测,伤寒沙门菌,伤寒沙门菌,罗勒革兰氏阴性,杨氏阴性,罗勒革兰氏阴性;Salah satu血清型沙门氏菌diketahui, menyebabkan, penyakit, demamtifid, yyitu, infeksi, akut, usushalus, akibat, S. typhi yang, masuk, ke, dalam, tubuh, melalui, makanan和minuman yang tercemar。因菲克斯伤寒沙门氏菌menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena bebani经济yangditimbulkannya untuk biaya pengawasan, penegahan, dan pengobatan。在印度尼西亚,登革热是一种罕见的疾病,该病的诊断是由登革热引起的,而该病的诊断是由登革热引起的。Meskipun sudah ada诊断demam tifoid secara conveneness, tetapi diperlukan方法诊断yang cepat, mudah dan和daltuk mendeteksi demam tifoid oleh tenaga medis yang bekerja di negara-negara enmik。乳酸菌类乳酸菌,乳酸菌,乳酸菌,乳酸菌。卡塔昆兹:抗菌素、乳糜泻、乳糜泻、致病菌、伤寒沙门氏菌
{"title":"TELAAH METODE DIAGNOSIS CEPAT DAN PENGOBATAN INFEKSI Salmonella typhi","authors":"Dudi Hardianto","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.2935","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.2935","url":null,"abstract":"Review on Rapid Diagnosis Method and Treatment of Salmonella typhi Infection ABSTRACTSalmonella is a genus of gram-negative bacilli which are pathogenic for human. Recently over 2,500 serotypes of Salmonella have been reported. Of these, the most common serotype causing typhoid fever which is acute infectious disease in small intestine due to S. typhi entering the body through contaminated food or drink. S. typhi infection remains a major public health concern worldwide because of the subsequent economic burden for the cost of surveillance, prevention, and treatment. In Indonesia, typhoid fever is an endemic disease that threatens public health and becomes a complex problem because it increases career cases and drug resistance, so its diagnosis is needed. Although there is already a diagnosis method of typhoid fever conventionally, a fast, easy and reliable diagnosis method is needed to diagnose typhoid fever by medical personnel in endemic countries. Typhoid fever is treated by antibiotics and prevention efforts are carried out through vaccination.Keywords: antibiotics, pathogen, rapid detection, Salmonella typhi, typhoid fever ABSTRAKSalmonella adalah bakteri basil gram negatif yang bersifat patogen terhadap manusia dan saat ini telah dilaporkan lebih dari 2.500 serotipe. Salah satu serotype Salmonella diketahui menyebabkan penyakit demam tifoid yaitu infeksi akut pada usus halus akibat S. typhi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar. Infeksi S. typhi menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia karena bebani ekonomi yang ditimbulkannya untuk biaya pengawasan, pencegahan, dan pengobatan. Di Indonesia, demam tifoid merupakan penyakit endemis yang mengancam kesehatan masyarakat dan menjadi masalah kompleks karena demam tifoid meningkatkan kasus-kasus karier dan resistensi obat sehingga diperlukan diagnosisnya. Meskipun sudah ada diagnosis demam tifoid secara konvensional, tetapi diperlukan metode diagnosis yang cepat, mudah dan andal untuk mendeteksi demam tifoid oleh tenaga medis yang bekerja di negara-negara endemik. Demam tifoid diobati dengan pemberian antibiotika dan dilakukan upaya pencegahan melalui vaksinasi.Kata Kunci: antibiotika, demam tifoid, deteksi cepat, patogen, Salmonella typhi","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114674384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lipase Production by Mutant Fungal Isolates for Transesterification ABSTRACTLipase is used amongst others in biodiesel production, namely in the transesterification reaction. Kernel B (KB) was a fungus isolated from the waste of palm kernel and seed. The fungus produced lipase that catalysed the transesterification reaction with a lower activity compared to that of AK Amano commercial lipase. The purpose of this study was to obtain mutant fungi with higher transesterification activities than the wild type (KB). The mutation process was carried out using ultraviolet (UV) light, ethyl methane sulfonate (EMS), and N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NMNG) on KB fungus. The mutations using UV light produced 11 isolates, of which isolate m4.1KB1 produced a higher transesterification activity (0.172 U·mg-1) compared to the wild type. Mutant m5.7KB, which was generated from mutant m4.1KB1 treated using EMS, had its transesterification activity decreased to only 0.051 U·mg-1. Mutant m6.0,3KB2, which was resulted through NMNG treatment, experienced an increase in transesterification activity which was 91.2% higher than that of KB.Keywords: ethyl methane sulfonate, lipase, mutant fungi, N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine, ultraviolet ABSTRAKLipase dimanfaatkan salah satunya dalam produksi biodiesel, yaitu dalam reaksi transesterifikasi. Kernel B (KB) merupakan kapang yang diisolasi dari limbah inti dan biji kelapa sawit, yang menghasilkan lipase sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi. Namun aktivitas transesterifikasi yang dihasilkan oleh lipase dari KB lebih rendah dibandingkan dengan lipase komersial AK Amano. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan mutan kapang dengan aktivitas transesterifikasi yang lebih tinggi dibandingkan tipe liarnya (KB). Proses mutasi dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV), ethyl methane sulfonate (EMS), dan N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NMNG) terhadap kapang KB. Mutasi KB dengan menggunakan sinar UV menghasilkan 11 isolat, dimana isolat dengan kode m4.1KB1 menghasilkan aktivitas transesterifikasi yang lebih tinggi dibandingkan tipe liar, yaitu 0,172 U·mg-1. Mutan m5.7KB, yang dihasilkan dari mutan m4.1KB1 dengan perlakuan EMS, mengalami penurunan aktivitas transesterifikasi hingga hanya sebesar 0,051 U·mg-1. Mutan m6.0,3KB2 hasil perlakuan NMNG mengalami peningkatan aktivitas transesterifikasi sebesar 91,2% lebih tinggi dari KB.Kata Kunci: ethyl methane sulfonate, kapang mutan, lipase, N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine, ultraviolet
摘要脂肪酶在生物柴油生产中被广泛使用,即在酯交换反应中。Kernel B (KB)是一种从棕榈仁和种子中分离得到的真菌。与AK Amano商用脂肪酶相比,该真菌产生的脂肪酶催化酯交换反应活性较低。本研究的目的是获得比野生型(KB)具有更高酯交换活性的突变真菌。采用紫外光(UV)、甲烷磺酸乙酯(EMS)和n -甲基-n′-硝基-n -亚硝基胍(NMNG)对KB真菌进行诱变。紫外光突变产生11个分离株,其中m4.1KB1分离株的酯交换活性高于野生型(0.172 U·mg-1)。突变体m4.1KB1经EMS处理后产生的突变体m5.7KB的酯交换活性降低至0.051 U·mg-1。NMNG处理后的突变体m6.0,3KB2的酯交换活性比KB提高了91.2%。关键词:甲烷磺酸乙酯,脂肪酶,突变真菌,n -甲基-n ' -硝基-n -亚硝基胍,紫外核B (KB) merupakan kapang yang diisolasi dari limbah inti dan biji kelapa sawit, yang menghasilkan脂肪酶sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi。Namun aktivitas transsterifikasi yang dihasilkan oleh脂肪酶dari KB lebih rendah dibandingkan dengan脂肪酶komeral Amano。Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan mutan kapang dengan aktivitas transsterifikasi yang lebih tinggi dibandingkan tiranya (KB)。研究了紫外光(UV)、甲烷磺酸乙酯(EMS)、n -甲基-n ' -硝基-n -亚硝基胍(NMNG) terhadap kapang KB。Mutasi KB dengan menggunakan金光紫外线menghasilkan 11 isolat dimana isolat dengan kode m4.1KB1 menghasilkan aktivitas transesterifikasi杨lebih丁宜受困dibandingkan tipe骗子,yaitu 0172 U·mg-1。1. Mutan m5.7KB, yang dihasilkan dari Mutan m4.1KB1, dengan perlakuan EMS, mengalami penurunan aktivitas transsterifikasi hinga hanya sebesar 0,051 U·mg-1。Mutan m6.0,3KB2 hasil perlakuan NMNG mengalami peningkatan aktivitas transsterifikasi sebesar 91,2% lebih tinggi dari KB。Kata Kunci:甲烷磺酸乙酯,木薯,脂肪酶,n -甲基-n ' -硝基-n -亚硝基胍,紫外线
{"title":"PRODUKSI LIPASE DARI ISOLAT KAPANG HASIL MUTASI UNTUK TRANSESTERIFIKASI","authors":"Galih Cendana Nabilasani, Trismilah Siswodarsono, Dadan Suhendar, Nisa Rachmania Mubarik","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3047","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3047","url":null,"abstract":"Lipase Production by Mutant Fungal Isolates for Transesterification ABSTRACTLipase is used amongst others in biodiesel production, namely in the transesterification reaction. Kernel B (KB) was a fungus isolated from the waste of palm kernel and seed. The fungus produced lipase that catalysed the transesterification reaction with a lower activity compared to that of AK Amano commercial lipase. The purpose of this study was to obtain mutant fungi with higher transesterification activities than the wild type (KB). The mutation process was carried out using ultraviolet (UV) light, ethyl methane sulfonate (EMS), and N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NMNG) on KB fungus. The mutations using UV light produced 11 isolates, of which isolate m4.1KB1 produced a higher transesterification activity (0.172 U·mg-1) compared to the wild type. Mutant m5.7KB, which was generated from mutant m4.1KB1 treated using EMS, had its transesterification activity decreased to only 0.051 U·mg-1. Mutant m6.0,3KB2, which was resulted through NMNG treatment, experienced an increase in transesterification activity which was 91.2% higher than that of KB.Keywords: ethyl methane sulfonate, lipase, mutant fungi, N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine, ultraviolet ABSTRAKLipase dimanfaatkan salah satunya dalam produksi biodiesel, yaitu dalam reaksi transesterifikasi. Kernel B (KB) merupakan kapang yang diisolasi dari limbah inti dan biji kelapa sawit, yang menghasilkan lipase sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi. Namun aktivitas transesterifikasi yang dihasilkan oleh lipase dari KB lebih rendah dibandingkan dengan lipase komersial AK Amano. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan mutan kapang dengan aktivitas transesterifikasi yang lebih tinggi dibandingkan tipe liarnya (KB). Proses mutasi dilakukan dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV), ethyl methane sulfonate (EMS), dan N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine (NMNG) terhadap kapang KB. Mutasi KB dengan menggunakan sinar UV menghasilkan 11 isolat, dimana isolat dengan kode m4.1KB1 menghasilkan aktivitas transesterifikasi yang lebih tinggi dibandingkan tipe liar, yaitu 0,172 U·mg-1. Mutan m5.7KB, yang dihasilkan dari mutan m4.1KB1 dengan perlakuan EMS, mengalami penurunan aktivitas transesterifikasi hingga hanya sebesar 0,051 U·mg-1. Mutan m6.0,3KB2 hasil perlakuan NMNG mengalami peningkatan aktivitas transesterifikasi sebesar 91,2% lebih tinggi dari KB.Kata Kunci: ethyl methane sulfonate, kapang mutan, lipase, N-methyl-N’-nitro-N-nitrosoguanidine, ultraviolet","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133514667","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Spore Morphology and Gametophyte Development of Davallia denticulata and Davallia trichomanoidesABSTRACTDavallia denticulata and D. trichomanoides are two attractive and decorative fern species for ornamental. Spore morphology has an important role in fern taxonomy, while media composition has important role in the growth and development of their gametophytes. Such information on the two fern species was lacking. Therefore, this study aimed to reveal the information of the spore morphology and gametophyte developmental stages of D. denticulata and D. trichomanoides on three different media. The spores were collected from Bogor, West Java. The spores were sown in three sterile media. Spore morphology and gametophyte development were observed under a stereoscopic microscope. Both gametophyte species reached their mature stage at 25 weeks after planting on the different media compositions. D. denticulata showed the best gametophyte development, and formed mature gametophytes on the media of vermiculite, sphagnum moss, and perlite, while D. trichomanoides grew best into maturity stage on the media containing vermiculite, and sphagnum moss. Thus, the presence of sphagnum moss in the media is an important material for the growth and development of Davallia gametophyte.Keywords: Davallia, development, gametophyte, growth, media ABSTRAKDavallia denticulata dan D. trichomanoides merupakan dua spesies tumbuhan paku yang menarik dan indah untuk tanaman hias. Morfologi spora memiliki arti penting dalam taksonomi tumbuhan paku, sedangkan komposisi media berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gametofitnya. Informasi seputar hal ini terkait dua spesies tumbuhan paku tersebut belumlah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap informasi mengenai ciri morfologi spora dan tahapan perkembangan gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides pada tiga komposisi media berbeda. Pengambilan spora dilakukan di Bogor, Jawa Barat. Spora ditumbuhkan pada tiga media steril. Morfologi spora dan perkembangan gametofit diamati menggunakan mikroskop stereo. Kedua spesies memiliki waktu perkembangan terbaik untuk mencapai tahap gametofit dewasa yaitu 25 minggu pada komposisi media yang berbeda. D. denticulata berkembang dengan baik, dan membentuk gametofit dewasa pada media vermiculite, lumut sphagnum, dan perlite. D. trichomanoides berkembang hingga tahap gametofit dewasa dengan baik pada media vermiculite, dan lumut sphagnum. Dengan demikian keberadaan lumut sphagnum pada media sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gametofit Davallia.Kata Kunci: Davallia, gametofit, media, perkembangan, pertumbuhan
摘要小叶davdava denticulata和trichomanoides是两种极具观赏价值的蕨类植物。孢子形态在蕨类植物分类中起着重要作用,而培养基组成在配子体的生长发育中起着重要作用。关于这两种蕨类植物的信息是缺乏的。因此,本研究旨在揭示三种不同培养基上小齿和毛线虫孢子形态和配子体发育阶段的信息。孢子采集自西爪哇茂物。将孢子播种在三种无菌培养基中。在立体显微镜下观察孢子形态和配子体发育。两种配子体在不同培养基组成上种植25周后均达到成熟期。小齿蕨配子体发育最好,在蛭石、泥藻土和珍珠岩培养基上形成成熟配子体,而毛线虫在蛭石和泥藻土培养基上进入成熟期生长最好。因此,培养液中存在的泥藓是davdavia配子体生长发育的重要物质。关键词:davalia,发育,配子体,生长,培养基形态学孢子记忆学(Morfologi spora memiliki arti penting dalam taksonomi tumbuhan paku), sedangkan komposisi media berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gametofitya)。文献资料:研究了两种植物的生长情况。Penelitian ini bertujuan为她mengungkap informasi mengenai ciri morfologi spora丹tahapan perkembangan gametofit d denticulata丹·d·trichomanoides篇tiga komposisi媒体berbeda。茂物的Pengambilan spora dilakukan,爪哇巴拉。Spora ditumbuhkan padtiga media steril。形态学孢子dan perkembangan配子体适合于diamati menggunakan microskop立体声。Kedua种memiliki waktu perkembangan terbaik untuk menapai tahap gamefit dewasa yatu 25 minggu pada komposisi media yang berbeda。denticulata berkembang dengan baik, dan membentuk gametofit dewasa pada media蛭石,lumut sphagnum, dan珍珠岩。赤道线虫,赤道线虫,赤道线虫,赤道线虫,赤道线虫,赤道线虫,赤道线虫。登根demikian keberadaan lumut sphagnum pada media sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gamefit Davallia。Kata Kunci: Davallia, gametofit, media, perkembangan, pertumbuhan
{"title":"MORFOLOGI SPORA DAN PERKEMBANGAN GAMETOFIT Davallia denticulata dan Davallia trichomanoides","authors":"Rezika Meliza, Tatik Chikmawati, Sulistijorini Sulistijorini","doi":"10.29122/jbbi.v6i1.2607","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/jbbi.v6i1.2607","url":null,"abstract":"Spore Morphology and Gametophyte Development of Davallia denticulata and Davallia trichomanoidesABSTRACTDavallia denticulata and D. trichomanoides are two attractive and decorative fern species for ornamental. Spore morphology has an important role in fern taxonomy, while media composition has important role in the growth and development of their gametophytes. Such information on the two fern species was lacking. Therefore, this study aimed to reveal the information of the spore morphology and gametophyte developmental stages of D. denticulata and D. trichomanoides on three different media. The spores were collected from Bogor, West Java. The spores were sown in three sterile media. Spore morphology and gametophyte development were observed under a stereoscopic microscope. Both gametophyte species reached their mature stage at 25 weeks after planting on the different media compositions. D. denticulata showed the best gametophyte development, and formed mature gametophytes on the media of vermiculite, sphagnum moss, and perlite, while D. trichomanoides grew best into maturity stage on the media containing vermiculite, and sphagnum moss. Thus, the presence of sphagnum moss in the media is an important material for the growth and development of Davallia gametophyte.Keywords: Davallia, development, gametophyte, growth, media ABSTRAKDavallia denticulata dan D. trichomanoides merupakan dua spesies tumbuhan paku yang menarik dan indah untuk tanaman hias. Morfologi spora memiliki arti penting dalam taksonomi tumbuhan paku, sedangkan komposisi media berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gametofitnya. Informasi seputar hal ini terkait dua spesies tumbuhan paku tersebut belumlah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap informasi mengenai ciri morfologi spora dan tahapan perkembangan gametofit D. denticulata dan D. trichomanoides pada tiga komposisi media berbeda. Pengambilan spora dilakukan di Bogor, Jawa Barat. Spora ditumbuhkan pada tiga media steril. Morfologi spora dan perkembangan gametofit diamati menggunakan mikroskop stereo. Kedua spesies memiliki waktu perkembangan terbaik untuk mencapai tahap gametofit dewasa yaitu 25 minggu pada komposisi media yang berbeda. D. denticulata berkembang dengan baik, dan membentuk gametofit dewasa pada media vermiculite, lumut sphagnum, dan perlite. D. trichomanoides berkembang hingga tahap gametofit dewasa dengan baik pada media vermiculite, dan lumut sphagnum. Dengan demikian keberadaan lumut sphagnum pada media sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan gametofit Davallia.Kata Kunci: Davallia, gametofit, media, perkembangan, pertumbuhan","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129073825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The Improvement of Cacao Beans Quality through Fermentation by Using Lactobacillus sp. and Pichia kudriavzeviiABSTRACTIndonesia is one of the main cacao producers in the world. Indonesian cacao product is, however, relatively of low quality. Quality improvement of cacao beans is thus needed to increase added value of the product through such method as fermentation using bacteria and yeast. This study was conducted using four fermentation treatments, namely F1 (spontaneous fermentation without the addition of inoculum), F2 (addition of lactic acid bacteria inoculum), F3 (addition of yeast inoculum), F4 (addition of mixed lactic acid bacteria and yeast inoculum). The fermentation was carried out for 5 days. The parameters measured were the microbial cell number, pH, ethanol, total reducing sugar, and total acid concentration, as well as cacao seed quality. Results showed that, compared to the other treatments, the F4 treatment gave the best result, namely 83% of the cacao seeds being fermented, 2% non-fermented, 14% unfermented, 1% moldy, and 2% germinated. The liquid produced during the fermentation contained the highest reducing sugar of 123.38 mg·mL-1, the highest total acid of 24.42 mg·mL-1, and 3.57% ethanol.Keywords: cacao beans, fermentation, lactic acid bacteria, starter, yeast ABSTRAKIndonesia adalah salah satu penghasil kakao utama di dunia. Namun berdasarkan mutu, produk kakao Indonesia masih relatif tergolong rendah. Peningkatan kualitas biji kakao diperlukan untuk memberikan nilai tambah pada produk melalui metode seperti fermentasi menggunakan bakteri dan khamir. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan fermentasi yaitu F1 (fermentasi secara spontan tanpa penambahan inokulum), F2 (dengan penambahan inokulum bakteri asam laktat (BAL)), F3 (dengan penambahan inokulum khamir), F4 (dengan penambahan inokulum campuran bakteri asam laktat dan khamir). Fermentasi dilakukan selama 5 hari, dan parameter yang diukur selama fermentasi adalah jumlah mikroba, pH, kadar etanol, gula pereduksi, total asam serta kualitas biji. Hasil menunjukkan bahwa, dibandingkan perlakuan lainnya, perlakuan F4 memberikan hasil terbaik yaitu 83% biji terfermentasi, 2% tidak terfermentasi, 14% terfermentasi sebagian, 1% berjamur, dan 2% berkecambah. Cairan fermentasi tersebut mengandung gula reduksi yang paling tinggi 123,38 mg·mL-1, total asam tertinggi 24,42 mg·mL-1, dan kadar etanol mencapai 3,57%.Kata Kunci: bakteri asam laktat (BAL), biji kakao, fermentasi, khamir, starter
利用乳酸菌和苦毕赤酵母发酵提高可可豆品质印度尼西亚是世界上主要的可可生产国之一。然而,印尼的可可产品质量相对较低。因此,需要通过细菌和酵母发酵等方法来提高可可豆的品质,增加产品的附加值。本研究采用F1(自发发酵,不添加接种物)、F2(添加乳酸菌接种物)、F3(添加酵母菌接种物)、F4(添加乳酸菌和酵母菌混合接种物)四种发酵处理。发酵5 d。测定了微生物细胞数、pH、乙醇、总还原糖、总酸浓度以及可可种子品质。结果表明,与其他处理相比,F4处理的可可种子发酵率为83%,未发酵率为2%,未发酵率为14%,发霉率为1%,发芽率为2%。发酵液中还原糖含量最高,为123.38 mg·mL-1,总酸含量最高,为24.42 mg·mL-1,乙醇含量为3.57%。关键词:可可豆,发酵,乳酸菌,发酵剂,酵母Namun berdasarkan mutu,印尼kakao产品,相对较长。Peningkatan kualitas biji kakao diperlukan untuk memberikkan nilai tambah pada产品melalui方法分别发酵为menggunakan bakteri dan khamir。Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan fermentasi yitu F1 (fermentasi secara spontanpa penambahan inokulum), F2 (dengan penambahan inokulum bakteri asam laktat (BAL)), F3 (dengan penambahan inokulum khamir), F4 (dengan penambahan inokulum campuran bakteri asam laktat dan khamir)。发酵,发酵,发酵,pH, kadar乙醇,gula pereduksi,总asam serta kualitas biji。Hasil menunjukkan bahwa, dibandingkan perlakuan lainnya, perlakuan F4成员Hasil terbaik yitu 83% biji terfermentasi, 2% tidak terfermentasi, 14% terfermentasi sebagian, 1% berjamur, 2% berkcambah。凯然酵母菌、孟山东古拉菌、白藜芦醇123、38 mg·mL-1、总白藜芦醇24、42 mg·mL-1、丹卡达醇3、57%。Kata Kunci: bakteri asam laktat (BAL), biji kakao,发酵,khamir,发酵剂
{"title":"PENINGKATAN KUALITAS BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) MELALUI FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus sp. dan Pichia kudriavzevii","authors":"Anja Meryandini, A. Basri, Titin Sunarti","doi":"10.29122/JBBI.V6I1.3048","DOIUrl":"https://doi.org/10.29122/JBBI.V6I1.3048","url":null,"abstract":"The Improvement of Cacao Beans Quality through Fermentation by Using Lactobacillus sp. and Pichia kudriavzeviiABSTRACTIndonesia is one of the main cacao producers in the world. Indonesian cacao product is, however, relatively of low quality. Quality improvement of cacao beans is thus needed to increase added value of the product through such method as fermentation using bacteria and yeast. This study was conducted using four fermentation treatments, namely F1 (spontaneous fermentation without the addition of inoculum), F2 (addition of lactic acid bacteria inoculum), F3 (addition of yeast inoculum), F4 (addition of mixed lactic acid bacteria and yeast inoculum). The fermentation was carried out for 5 days. The parameters measured were the microbial cell number, pH, ethanol, total reducing sugar, and total acid concentration, as well as cacao seed quality. Results showed that, compared to the other treatments, the F4 treatment gave the best result, namely 83% of the cacao seeds being fermented, 2% non-fermented, 14% unfermented, 1% moldy, and 2% germinated. The liquid produced during the fermentation contained the highest reducing sugar of 123.38 mg·mL-1, the highest total acid of 24.42 mg·mL-1, and 3.57% ethanol.Keywords: cacao beans, fermentation, lactic acid bacteria, starter, yeast ABSTRAKIndonesia adalah salah satu penghasil kakao utama di dunia. Namun berdasarkan mutu, produk kakao Indonesia masih relatif tergolong rendah. Peningkatan kualitas biji kakao diperlukan untuk memberikan nilai tambah pada produk melalui metode seperti fermentasi menggunakan bakteri dan khamir. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan fermentasi yaitu F1 (fermentasi secara spontan tanpa penambahan inokulum), F2 (dengan penambahan inokulum bakteri asam laktat (BAL)), F3 (dengan penambahan inokulum khamir), F4 (dengan penambahan inokulum campuran bakteri asam laktat dan khamir). Fermentasi dilakukan selama 5 hari, dan parameter yang diukur selama fermentasi adalah jumlah mikroba, pH, kadar etanol, gula pereduksi, total asam serta kualitas biji. Hasil menunjukkan bahwa, dibandingkan perlakuan lainnya, perlakuan F4 memberikan hasil terbaik yaitu 83% biji terfermentasi, 2% tidak terfermentasi, 14% terfermentasi sebagian, 1% berjamur, dan 2% berkecambah. Cairan fermentasi tersebut mengandung gula reduksi yang paling tinggi 123,38 mg·mL-1, total asam tertinggi 24,42 mg·mL-1, dan kadar etanol mencapai 3,57%.Kata Kunci: bakteri asam laktat (BAL), biji kakao, fermentasi, khamir, starter","PeriodicalId":231498,"journal":{"name":"Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI)","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114927761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}