Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik serta psikologis dan secara mental serta sosial relative belum matang. Remaja akan menghadapi tekanan emosi dan social yang kadang saling bertentangan. Masa remaja merupakan masa kritis, yang bisa saja akan menetukan kehidupan masa dewasa namun juga kualitas generasi berikutnya. Kasus mengenai perilaku seksual pada remaja dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan karena perilaku seksual remaja sekarang ini sudah melebihi batas dan cukup mengkhawatirkan terutama pada masa remaja akhir, dan hubungan seksual pra nikah merupakan salah satu jenis perilaku berisiko yang dapat membahayakan kesehatan remaja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh status tempat tinggal dan Pendidikan kepala keluarga terhadap perilaku seks pra nikah.Jenis penelitian menggunakan kuantitatif merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 3 Slawi dan SMK Kawit An Nur. Penelitian ini menggunakan Teknik random sampling pada siswa kelas XI dangan jumlah 54 siswa SMA N 3 Slawi dan 54 siswa SMK Kawit Annur. Uji statistic yang digunakan adalah uji regresi logistic.Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara status tempat tinggal dan Pendidikan kepala keluarga terhadap perilaku seksual.Penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi jika menggunakan data kuantitatif dan kulaitatif sehingga hasil akan lebih akurat.
{"title":"STATUS TEMPAT TINGGAL DAN PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU SEKS PRA NIKAH PADA REMAJA","authors":"Adeyle Datna Karina, Masturoh Masturoh","doi":"10.36308/JIK.V11I1.202","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V11I1.202","url":null,"abstract":"Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik serta psikologis dan secara mental serta sosial relative belum matang. Remaja akan menghadapi tekanan emosi dan social yang kadang saling bertentangan. Masa remaja merupakan masa kritis, yang bisa saja akan menetukan kehidupan masa dewasa namun juga kualitas generasi berikutnya. Kasus mengenai perilaku seksual pada remaja dari waktu ke waktu semakin mengkhawatirkan karena perilaku seksual remaja sekarang ini sudah melebihi batas dan cukup mengkhawatirkan terutama pada masa remaja akhir, dan hubungan seksual pra nikah merupakan salah satu jenis perilaku berisiko yang dapat membahayakan kesehatan remaja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh status tempat tinggal dan Pendidikan kepala keluarga terhadap perilaku seks pra nikah.Jenis penelitian menggunakan kuantitatif merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA N 3 Slawi dan SMK Kawit An Nur. Penelitian ini menggunakan Teknik random sampling pada siswa kelas XI dangan jumlah 54 siswa SMA N 3 Slawi dan 54 siswa SMK Kawit Annur. Uji statistic yang digunakan adalah uji regresi logistic.Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara status tempat tinggal dan Pendidikan kepala keluarga terhadap perilaku seksual.Penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi jika menggunakan data kuantitatif dan kulaitatif sehingga hasil akan lebih akurat.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114468415","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seksiosesarea memiliki risiko kematian maternal 4 kali lebih tinggi dibanding dengan ibu bersalin normal. Di Kediri, angka kejadian seksio sesarea semakin meningkat, yaitu 8.5% pada tahun 2012 menjadi 15.3% pada tahun 2015. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyulit persalinan pada persalinan dengan seksio sesarea di Kediri.Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control.Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea di Kediri. Dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Fixed Disease Sampling didapatkan sampel 50 ibu bersalin dengan seksio sesarea sebagai kelompok kasus dan 50 ibu bersalin normal sebagai kelompok kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square (X2). Hubungan faktor penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea didapatkan nilai Chi Square hitung Odd ratio (OR) sebesar 5 dengan nilai p = <0.001 lebih kecil dari 0.05; CI 95% = 2.132-11.658, sehingga hipotesis diterima dan ada hubungan antara faktor penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea. Terdapat hubungan yang positif, sangat kuat, dan secara statistik signifikan antara penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea.
{"title":"FAKTOR PENYULIT PERSALINAN PADA PERSALINAN DENGAN SEKSIOSESAREA DI KEDIRI","authors":"Dian Rahmawati, Lia Agustin","doi":"10.36308/JIK.V11I1.204","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V11I1.204","url":null,"abstract":"Seksiosesarea memiliki risiko kematian maternal 4 kali lebih tinggi dibanding dengan ibu bersalin normal. Di Kediri, angka kejadian seksio sesarea semakin meningkat, yaitu 8.5% pada tahun 2012 menjadi 15.3% pada tahun 2015. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penyulit persalinan pada persalinan dengan seksio sesarea di Kediri.Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control.Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin dengan seksio sesarea di Kediri. Dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan Fixed Disease Sampling didapatkan sampel 50 ibu bersalin dengan seksio sesarea sebagai kelompok kasus dan 50 ibu bersalin normal sebagai kelompok kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square (X2). Hubungan faktor penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea didapatkan nilai Chi Square hitung Odd ratio (OR) sebesar 5 dengan nilai p = <0.001 lebih kecil dari 0.05; CI 95% = 2.132-11.658, sehingga hipotesis diterima dan ada hubungan antara faktor penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea. Terdapat hubungan yang positif, sangat kuat, dan secara statistik signifikan antara penyulit persalinan dengan persalinan seksio sesarea.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114103374","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang memiliki makna perorangan dan hygiene yang bermakna sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan: memberikan informasi terkait personal hygiene pada orang dengan dan tanpa disabilitas meliputi tentang pendidikan kesehatan mulut pada anak dengan disabilitas, pengetahuan, sikap, dan praktik, serta prilaku tentang status kebersihan mulut dan personal hygiene. Metode: Pencarian data menggunakan data base dari Ebsco, NBCI, Pubmed. Pencarian data dengan kata kunci disability OR disabel AND personal hygiene OR hygiene, AND knowledge, attitude, practice . Kriteria inklusi yaitu sample penelitian yaitu orang dengan dan tanpa disabilitas, pencarian artikel dalam bahasa Inggris yang dipublikasikan dari tahun 2016 s.d 2019. Hasil: Ditemukan bahwa oral hygiene yang merupakan bagian dari personal hygiene merupakan suatu kegiatan yang harus dijaga bukan hanya untuk orang tanpa disabilitas, namun juga kepada orang dengan disabilitas, serta kepada anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa dengan menganalisis pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam personal hygiene tersebut. Kesimpulan: Personal hygiene merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan untuk orang dengan dan tanpa disabilitas. Penilaian status kebersihan mulut pada anak-anak autis serta efektivitas program pendidikan kesehatan mulut pada status kesehatan mulut anak-anak tunanetra, peningkatan kebersihan pribadi dalam persiapan untuk pekerjaan di antara individu dengan disabilitas, efektivitas pendekatan ramah-sekolah dan yang dipimpin rekan sejawat dalam meningkatkan praktik kebersihan pribadi remaja ialah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tetap menjaga dan sadar akan kebersihan diri masing-masing individu.
{"title":"PERSONAL HYGIENE PADA ORANG DENGAN DAN TANPA DISABILITAS LITERATURE REVIEW","authors":"Indri Nurasa, T. Hidayati","doi":"10.36308/JIK.V10I2.170","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.170","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu personal yang memiliki makna perorangan dan hygiene yang bermakna sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Tujuan: memberikan informasi terkait personal hygiene pada orang dengan dan tanpa disabilitas meliputi tentang pendidikan kesehatan mulut pada anak dengan disabilitas, pengetahuan, sikap, dan praktik, serta prilaku tentang status kebersihan mulut dan personal hygiene. Metode: Pencarian data menggunakan data base dari Ebsco, NBCI, Pubmed. Pencarian data dengan kata kunci disability OR disabel AND personal hygiene OR hygiene, AND knowledge, attitude, practice . Kriteria inklusi yaitu sample penelitian yaitu orang dengan dan tanpa disabilitas, pencarian artikel dalam bahasa Inggris yang dipublikasikan dari tahun 2016 s.d 2019. Hasil: Ditemukan bahwa oral hygiene yang merupakan bagian dari personal hygiene merupakan suatu kegiatan yang harus dijaga bukan hanya untuk orang tanpa disabilitas, namun juga kepada orang dengan disabilitas, serta kepada anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa dengan menganalisis pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam personal hygiene tersebut. Kesimpulan: Personal hygiene merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan untuk orang dengan dan tanpa disabilitas. Penilaian status kebersihan mulut pada anak-anak autis serta efektivitas program pendidikan kesehatan mulut pada status kesehatan mulut anak-anak tunanetra, peningkatan kebersihan pribadi dalam persiapan untuk pekerjaan di antara individu dengan disabilitas, efektivitas pendekatan ramah-sekolah dan yang dipimpin rekan sejawat dalam meningkatkan praktik kebersihan pribadi remaja ialah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tetap menjaga dan sadar akan kebersihan diri masing-masing individu.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"28 9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115966313","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Hasil data angka kematian ibu difokuskan pada Skilled birth attendance, diharapkan semua kelahiran dibantu oleh tenaga terampil dengan target 80% pada tahun 2005, 85% tahun 2010, dan 90% tahun 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan di RSUD Waled. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi seluruh ibu nifas di ruang mawar kebidanan RSUD Waled. Penggunaan sampel menggunakan Acidental Sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan berdasarkan pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan mayoritas memilih baik sebanyak 22 responden (73,3%), berdasarkan jenis persalinan sebagian memilih persalinan pervaginam dan sebagian SC, sedangkan pelaksanaan asuhans ayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan dengan jenis persalinan SC mayoritas memilih baik sebanyak 10 responden (66,7%), dan pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan dengan jenis persalinan pervaginam mayoritas memilih baik sebanyak 12 responden (80,0%). Kesimpulan dari gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan mayoritas baik dan diharapkan tenaga kesehatan tetap menerapkan asuhan sayang ibu.
{"title":"GAMBARAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU PASCA PERSALINAN BERDASARKAN JENIS PERSALINAN DI RSUD WALED","authors":"Fika Nurul Hidayah","doi":"10.36308/JIK.V10I2.166","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.166","url":null,"abstract":"Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan ibu. Hasil data angka kematian ibu difokuskan pada Skilled birth attendance, diharapkan semua kelahiran dibantu oleh tenaga terampil dengan target 80% pada tahun 2005, 85% tahun 2010, dan 90% tahun 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan di RSUD Waled. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi seluruh ibu nifas di ruang mawar kebidanan RSUD Waled. Penggunaan sampel menggunakan Acidental Sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner. \u0000Hasil penelitian ini didapatkan berdasarkan pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan mayoritas memilih baik sebanyak 22 responden (73,3%), berdasarkan jenis persalinan sebagian memilih persalinan pervaginam dan sebagian SC, sedangkan pelaksanaan asuhans ayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan dengan jenis persalinan SC mayoritas memilih baik sebanyak 10 responden (66,7%), dan pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan dengan jenis persalinan pervaginam mayoritas memilih baik sebanyak 12 responden (80,0%). Kesimpulan dari gambaran pelaksanaan asuhan sayang ibu pasca persalinan berdasarkan jenis persalinan mayoritas baik dan diharapkan tenaga kesehatan tetap menerapkan asuhan sayang ibu.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"2015 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128035012","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki. Hal ini dilakukan hampir semua aktivitas yang dilakukan anak melibatkan gerak motorik halus seperti menggosok gigi, menggunting, dan menulis. Permasalahan motorik halus anak tunagrahita sedang diakibatkan ketidakseimbangan koordinasi antara alat gerak dengan mata serta kurang mempunyai pengendalian alat gerak anak tunagrahita sedang. Sehingga perlu dilakukan peningkatan motorik halus anak tunagrahita melalui permainan puzzle. Permainan puzzle dapat menarik anak untuk bermain sambil belajar, serta dapat meningktkan kemampuan motorik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian permainan puzzle terhadap motorik halus anak tunagrahita sedang.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode pre experimental design. Uji statistik dalam penelitian ini adalah Wilcoxon. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan berjumlah 34 responden. Responden pada penelitian ini adalah anak kelas 1-3 SDLB Negeri Slawi. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian permainan puzzle terhadap motorik halus anak tunagrahita sedang, dibuktikan dengan p value 0,000<0,05. Maka dari itu permainan puzzle dapat meningkatkan motorik halus anak tunagrahita sedang baik di sekolah maupun di rumah.
{"title":"PERMAINAN PUZZLE MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS 1-3 SDLB NEGERI SLAWI","authors":"Putri Selli Melliana, Wisnu Widyantoro, Anisa Oktiawati","doi":"10.36308/JIK.V10I2.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.162","url":null,"abstract":"Kemampuan motorik halus anak tunagrahita sedang merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki. Hal ini dilakukan hampir semua aktivitas yang dilakukan anak melibatkan gerak motorik halus seperti menggosok gigi, menggunting, dan menulis. Permasalahan motorik halus anak tunagrahita sedang diakibatkan ketidakseimbangan koordinasi antara alat gerak dengan mata serta kurang mempunyai pengendalian alat gerak anak tunagrahita sedang. Sehingga perlu dilakukan peningkatan motorik halus anak tunagrahita melalui permainan puzzle. Permainan puzzle dapat menarik anak untuk bermain sambil belajar, serta dapat meningktkan kemampuan motorik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian permainan puzzle terhadap motorik halus anak tunagrahita sedang.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode pre experimental design. Uji statistik dalam penelitian ini adalah Wilcoxon. Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling dengan berjumlah 34 responden. Responden pada penelitian ini adalah anak kelas 1-3 SDLB Negeri Slawi. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian permainan puzzle terhadap motorik halus anak tunagrahita sedang, dibuktikan dengan p value 0,000<0,05. Maka dari itu permainan puzzle dapat meningkatkan motorik halus anak tunagrahita sedang baik di sekolah maupun di rumah.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"507 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129459565","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perilaku bullying merupakan perilaku kekerasaan yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain merasa tidak dilakukan atas dasar perbedaan pada penampilan, budaya, agama dan lain-lain. Perilaku bullying yang terjadi mulai dari lingkungan pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam dapat berupa verbal maupun fisik.Peran guru terhadap bullying pada siswa yaitu sebagai orang yang membimbing atau yang memberi nasehat dan mengarahkan serta membina siswa sehingga dapat mengatasi kasus atau masalah yang terjadi mengenai bullying dan agar dapat meminimalisir bullying yang terjadi disekolah, sehingga perilaku siswa bisa menjadi lebih baik.Tujuan:Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mencegah perilaku bullying di sekolah. Desain:Literatur review Metode: penelesuran menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, Studi ini diperoleh dan dicari secara elektronik dengan database yaitu google cendekia(2013-2017) dan sage journals (2013-2107). Strategi pencarian yang dilakukan dengan istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut: “Bullying”, “Prevention”, “Teacher”. Hasil analisis menunjukkan bahwa peran guru dalam sekolah sangat penting dalam menurunkan dan menekan perilaku bullying siswa. Pencegahan tersebut dilakukan dengan cara membentuk karakter siswa dan menjalin hubungan yang positif dengan siswa. Kesimpulan:Guru memiliki peran penting dalam menekan angka kejadian bullying siswa
{"title":"PERAN GURU DALAM MENCEGAH PERILAKU BULLYING","authors":"Bayu Seto Rindi Atmojo, Shanti Wardaningsih","doi":"10.36308/JIK.V10I2.164","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.164","url":null,"abstract":"Perilaku bullying merupakan perilaku kekerasaan yang melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan dengan tujuan membuat orang lain merasa tidak dilakukan atas dasar perbedaan pada penampilan, budaya, agama dan lain-lain. Perilaku bullying yang terjadi mulai dari lingkungan pergaulan hingga di lingkungan sekolah sangat beragam dapat berupa verbal maupun fisik.Peran guru terhadap bullying pada siswa yaitu sebagai orang yang membimbing atau yang memberi nasehat dan mengarahkan serta membina siswa sehingga dapat mengatasi kasus atau masalah yang terjadi mengenai bullying dan agar dapat meminimalisir bullying yang terjadi disekolah, sehingga perilaku siswa bisa menjadi lebih baik.Tujuan:Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam mencegah perilaku bullying di sekolah. Desain:Literatur review Metode: penelesuran menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi, Studi ini diperoleh dan dicari secara elektronik dengan database yaitu google cendekia(2013-2017) dan sage journals (2013-2107). Strategi pencarian yang dilakukan dengan istilah yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah sebagai berikut: “Bullying”, “Prevention”, “Teacher”. Hasil analisis menunjukkan bahwa peran guru dalam sekolah sangat penting dalam menurunkan dan menekan perilaku bullying siswa. Pencegahan tersebut dilakukan dengan cara membentuk karakter siswa dan menjalin hubungan yang positif dengan siswa. Kesimpulan:Guru memiliki peran penting dalam menekan angka kejadian bullying siswa","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133528625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kepatuhan pembatasan asupan cairan merupakan masalah pada pasiengagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Ketidakpatuhan menyebabkan kegagalan pengobataan, menurunkan kualitas hidup sehinggameningkatkan morbiditas dan mortalitas. Dukungan sosial dan motivasi marupakan faktor penting dalam kepatuhan pembatasan asupan cairan.Tujuan penelitian ini untukmemberikan gambaran tentang dukungan sosial dan motivasi dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain: Literature review.Metode:Penelusuran menggunakan database dari Jurnal, literatur review melalui Pub-Med, Google Scholar, ProQuest sesuaikriteria inklusi dan dipublikasikan dalam reviewjurnal. Beberapa istilah kata kunci yang menyerupai digabungkan untuk mendapatkan hasil pencarian yang tepat kemudian hasil dianalisis, dibahas dan disimpulkan. Hasil: Penelusuran menghasilkan beberapa artikel dan ada tiga artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dari sampel menggunakan kuesioner dan atau wawancara yang semuanya membahas tentang ketidakpatuhan asupan cairan.Kesimpulan:Kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisis perlu diperhatikan agar pasien dapat menjalani hidup dengan nyaman dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Menjaga self efficacy positifperlu ditekankan secara terus menerus untuk pengelolaan terapi yang baik, dimana pasien benar-benar diberi tanggung jawab untuk pengendalian pengobatan. Untuk menghasilkan tingkat kepatuhan yang optimal pasien perlu mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga, tim pelayanan kesehatan, teman senasib dan masyarakat sekitarnya. Motivasi yang muncul dari diri pasien perlu mendapatkan dukungan yang baik dari semua pihak.
{"title":"DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN CAIRAN PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS","authors":"Sriyati Sriyati, Sri Nabawiyati Nurul Makiyah","doi":"10.36308/JIK.V10I2.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.161","url":null,"abstract":"Kepatuhan pembatasan asupan cairan merupakan masalah pada pasiengagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Ketidakpatuhan menyebabkan kegagalan pengobataan, menurunkan kualitas hidup sehinggameningkatkan morbiditas dan mortalitas. Dukungan sosial dan motivasi marupakan faktor penting dalam kepatuhan pembatasan asupan cairan.Tujuan penelitian ini untukmemberikan gambaran tentang dukungan sosial dan motivasi dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain: Literature review.Metode:Penelusuran menggunakan database dari Jurnal, literatur review melalui Pub-Med, Google Scholar, ProQuest sesuaikriteria inklusi dan dipublikasikan dalam reviewjurnal. Beberapa istilah kata kunci yang menyerupai digabungkan untuk mendapatkan hasil pencarian yang tepat kemudian hasil dianalisis, dibahas dan disimpulkan. Hasil: Penelusuran menghasilkan beberapa artikel dan ada tiga artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dari sampel menggunakan kuesioner dan atau wawancara yang semuanya membahas tentang ketidakpatuhan asupan cairan.Kesimpulan:Kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisis perlu diperhatikan agar pasien dapat menjalani hidup dengan nyaman dan tidak terjadi komplikasi yang tidak diharapkan. Menjaga self efficacy positifperlu ditekankan secara terus menerus untuk pengelolaan terapi yang baik, dimana pasien benar-benar diberi tanggung jawab untuk pengendalian pengobatan. Untuk menghasilkan tingkat kepatuhan yang optimal pasien perlu mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga, tim pelayanan kesehatan, teman senasib dan masyarakat sekitarnya. Motivasi yang muncul dari diri pasien perlu mendapatkan dukungan yang baik dari semua pihak.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"148 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129031301","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada (STIKes Bhamada) membentuk Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKMA) sejak tahun 2014 dengan nama “PIKMA SMART Bhamada”. PIKMA SMART Bhamada termasuk dalam kategori TEGAK. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program PIKMA SMART Bhamada.Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran implementasi program PIKMA SMART Bhamada. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengurus PIKMA dan informan triangulasi adalah mahasiswa, Pembina PIKMA, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kepala Seksi Institusi Masyarakat dan Remaja Dinas P3AP2KB (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Kabupaten Tegal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan PIKMA SMART Bhamada telah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan PIKMA dengan kategori TEGAK.. Alur pelaksanaan PIKMA sesuai dengan pedoman kegiatan kemahasiswaan di STIKes Bhamada. Sosialisasi PIKMA terus dilakukan dengan jelas dan konsisten. PIKMA telah memiliki program setiap tahunnya namun terkadang ada beberapa program yang tidak terlaksana dikarenakan berbenturan dengan jadwal perkuliahan.Semua pengurus PIKMA telah kompeten. Namun personel PIKMA masih kurang dikarenakan peminatan mahasiswa terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PIKMA menurun. Disamping itu, saat ada kegiatan PIKMA sebagian mahasiswa terkadang berbenturan dengan jadwal kuliah.Semua sarana yang dibutuhkan sudah ada, namun bagi pengurus PIKMA dirasa kurang memadai karena tidak adanya kipas angin atau pendingin ruangan, printer dan kunci pintu. Dana untuk kegiatan PIKMA sudah mencukupi. SOP untuk PIKMA belum ada secara khusus. Seluruh petunjuk pelaksanaan kegiatan tercantum dalam Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan secara umum. PIKMA telah menjalin kerjasama dengan SMA/SMK Kabupaten dan Kota Tegal, dan BKKBN.
{"title":"ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM PUSAT INFORMASI KONSELING MAHASISWA (PIKMA) SMART BHAMADA","authors":"H. TriAgustina, Siswati Siswati","doi":"10.36308/JIK.V10I2.163","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.163","url":null,"abstract":"Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada (STIKes Bhamada) membentuk Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIKMA) sejak tahun 2014 dengan nama “PIKMA SMART Bhamada”. PIKMA SMART Bhamada termasuk dalam kategori TEGAK. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi program PIKMA SMART Bhamada.Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif untuk memberikan gambaran implementasi program PIKMA SMART Bhamada. Informan utama dalam penelitian ini adalah pengurus PIKMA dan informan triangulasi adalah mahasiswa, Pembina PIKMA, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kepala Seksi Institusi Masyarakat dan Remaja Dinas P3AP2KB (Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana) Kabupaten Tegal.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan PIKMA SMART Bhamada telah sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan PIKMA dengan kategori TEGAK.. Alur pelaksanaan PIKMA sesuai dengan pedoman kegiatan kemahasiswaan di STIKes Bhamada. Sosialisasi PIKMA terus dilakukan dengan jelas dan konsisten. PIKMA telah memiliki program setiap tahunnya namun terkadang ada beberapa program yang tidak terlaksana dikarenakan berbenturan dengan jadwal perkuliahan.Semua pengurus PIKMA telah kompeten. Namun personel PIKMA masih kurang dikarenakan peminatan mahasiswa terhadap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PIKMA menurun. Disamping itu, saat ada kegiatan PIKMA sebagian mahasiswa terkadang berbenturan dengan jadwal kuliah.Semua sarana yang dibutuhkan sudah ada, namun bagi pengurus PIKMA dirasa kurang memadai karena tidak adanya kipas angin atau pendingin ruangan, printer dan kunci pintu. Dana untuk kegiatan PIKMA sudah mencukupi. SOP untuk PIKMA belum ada secara khusus. Seluruh petunjuk pelaksanaan kegiatan tercantum dalam Pedoman Kegiatan Kemahasiswaan secara umum. PIKMA telah menjalin kerjasama dengan SMA/SMK Kabupaten dan Kota Tegal, dan BKKBN.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116873897","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan baik dalam bentuk sikap, tindakan dan atau penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Kepatuhan diet pasien penyakit ginjal kronik selama hemodialisa merupakan bentuk ketaatan pasien dalam melaksanakan program nutrisi sesuai anjuran dari pelayanan kesehatan selama melakukan haemodialisa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan diet penyakit ginjal kronik selama hemodialisa di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah pasien penyakit ginjal kronik yang mempunyai jadwal tetap selama menjalankan haemodialisa, dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga baik sebanyak 63,9%, dan pasien penyakit ginjal kronis yang patuh menjalankan diet sebanyak 58,3%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p Value 0,030 dengan OD Rasio sebesar 6,375. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien penyakit ginjal kronik selama hemodialisa di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal.
{"title":"HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK SELAMA HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT MITRA SIAGA KABUPATEN TEGAL","authors":"Agus Budianto, K. Khodijah, Dwi Budi Prastiani","doi":"10.36308/JIK.V10I2.165","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V10I2.165","url":null,"abstract":"Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan baik dalam bentuk sikap, tindakan dan atau penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Kepatuhan diet pasien penyakit ginjal kronik selama hemodialisa merupakan bentuk ketaatan pasien dalam melaksanakan program nutrisi sesuai anjuran dari pelayanan kesehatan selama melakukan haemodialisa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan diet penyakit ginjal kronik selama hemodialisa di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal. Penelitian menggunakan metode deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah pasien penyakit ginjal kronik yang mempunyai jadwal tetap selama menjalankan haemodialisa, dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga baik sebanyak 63,9%, dan pasien penyakit ginjal kronis yang patuh menjalankan diet sebanyak 58,3%. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square diperoleh p Value 0,030 dengan OD Rasio sebesar 6,375. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien penyakit ginjal kronik selama hemodialisa di Rumah Sakit Mitra Siaga Kabupaten Tegal.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125425079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulit wajah adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan membutuhkan perhatian khusus untuk perawatannya. Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan kronik unit pilosebasea Tanaman obat berupa buah tomat (Solanum lycopersicum L. Var. cucurbita) dan daun sirih (Piper betle L) mempunyai kandungan likopen, flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki kemampuan antioksidan dan antibakteri. Masker peel-off merupakan jenis sediaan kosmetik perawatan yang bekerja dengan mengangkat kotoran dan sel kulit mati, agar kulit bersih dan segar. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi dan mengevaluasi efektivitas masker peel-off kombinasi perasan buat tomat dan daun sirih sebagai anti jerawat. Formulasi masker gel peel off dalam penelitian ini dibuat berdasarkan variasi konsentrasi perasam tomat dan daun sirih masing –masing sebesar FI 5%; FII 10 %; FII 15% dan blangko berupa basis masker gel. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, stabilitas fisik yang dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri dan uji iritasi pada responden. Hasil evaluasi stabilitas fisik masker gel peel off memenuhi kriteria masker gel peel off yang baik. Perbedaan konsentrasi dalam setiap formulasi mempengaruhi stabilitas fisik masker gel peel off. Hasil perhitungan analisis menggunakan One Way ANOVA diikuti oleh Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) antara berbagai formulasi pada pertumbuhan Propionibacterium acnes. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa FII dan FIII memiliki daya hambat sedang terhadap Propionibacterium acnes.
{"title":"FORMULASI DAN EFEK ANTIBAKTERI MASKER PEEL-OFF KOMBINASI PERASAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L. Var. cucurbita) DAN DAUN SIRIH ( Piper betle L.) TERHADAP Propionibacterium acnes PENYEBAB JERAWAT","authors":"Oktariana Pramiastuti, Larasati Larasati, Girly Risma Firsty, Afina Nurfauzia, Rima Harsa Atqiya Alquraisi","doi":"10.36308/JIK.V5I2.160","DOIUrl":"https://doi.org/10.36308/JIK.V5I2.160","url":null,"abstract":"Kulit wajah adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan membutuhkan perhatian khusus untuk perawatannya. Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan kronik unit pilosebasea Tanaman obat berupa buah tomat (Solanum lycopersicum L. Var. cucurbita) dan daun sirih (Piper betle L) mempunyai kandungan likopen, flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki kemampuan antioksidan dan antibakteri. Masker peel-off merupakan jenis sediaan kosmetik perawatan yang bekerja dengan mengangkat kotoran dan sel kulit mati, agar kulit bersih dan segar. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi dan mengevaluasi efektivitas masker peel-off kombinasi perasan buat tomat dan daun sirih sebagai anti jerawat. Formulasi masker gel peel off dalam penelitian ini dibuat berdasarkan variasi konsentrasi perasam tomat dan daun sirih masing –masing sebesar FI 5%; FII 10 %; FII 15% dan blangko berupa basis masker gel. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, stabilitas fisik yang dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri dan uji iritasi pada responden. Hasil evaluasi stabilitas fisik masker gel peel off memenuhi kriteria masker gel peel off yang baik. Perbedaan konsentrasi dalam setiap formulasi mempengaruhi stabilitas fisik masker gel peel off. Hasil perhitungan analisis menggunakan One Way ANOVA diikuti oleh Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) antara berbagai formulasi pada pertumbuhan Propionibacterium acnes. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa FII dan FIII memiliki daya hambat sedang terhadap Propionibacterium acnes.","PeriodicalId":246520,"journal":{"name":"Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116612805","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}