Raihan Khalid Lisya Putra, Masril Masril, Ana Susanti Yusman
Pesantren dibangun untuk menjadi lembaga keilmuan yang mencakup seluruh aspek-aspek kehidupan dalam bersosial dan budaya, terutama dalam hal keagaaman yang menjadi tiang utama setiap muslim yang taat Perkembangan pendidikan keagaaman meningkat cukup signifikan di daerah Kabupaten Agam dan sekitarnya, hal merupakan dampak baik dari animo masyarakat terhadap mutu pendidikan di Pesantren yang terus membaik Pembangunan gedung bertingkat merupakan salah satu cara untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis struktur inilah maka didapatkan penulangan struktur berdasarkan analisis penulis. Hasil yang didapat material yang digunakan baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 MPa. Untuk penulangan pelat lantai dipakai tulangan untuk arah x = Ø13 – 250 , sedangkan arah y = Ø13 – 285. Perencanaan kolom memakai mutu baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 MPa dengan ukuran untuk kolom 1 60 cm x 60 cm dipakai tulangan 22 D13, dan untuk kolom 2 50cm x 50cm dipakai tulangan 18 D13. Sedangkan perencanaan balok menggunakan mutu baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 Mpa dengan ukuran untuk balok induk 60cm x 35cm dan balok anak 40cm x 25cm. Kata kunci: Struktur Gedung, Pesantren, Kelas, Penulangan.
{"title":"PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PESANTREN ABDUL KARIM SYUEIB MADRASAH ALIYAH SWASTA TERPADU GUGUK RANDAH TABEK SAROJO KECAMATAN IV KOTO KABUPATEN AGAM","authors":"Raihan Khalid Lisya Putra, Masril Masril, Ana Susanti Yusman","doi":"10.33559/err.v2i2.1697","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1697","url":null,"abstract":"Pesantren dibangun untuk menjadi lembaga keilmuan yang mencakup seluruh aspek-aspek kehidupan dalam bersosial dan budaya, terutama dalam hal keagaaman yang menjadi tiang utama setiap muslim yang taat Perkembangan pendidikan keagaaman meningkat cukup signifikan di daerah Kabupaten Agam dan sekitarnya, hal merupakan dampak baik dari animo masyarakat terhadap mutu pendidikan di Pesantren yang terus membaik Pembangunan gedung bertingkat merupakan salah satu cara untuk memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis struktur inilah maka didapatkan penulangan struktur berdasarkan analisis penulis. Hasil yang didapat material yang digunakan baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 MPa. Untuk penulangan pelat lantai dipakai tulangan untuk arah x = Ø13 – 250 , sedangkan arah y = Ø13 – 285. Perencanaan kolom memakai mutu baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 MPa dengan ukuran untuk kolom 1 60 cm x 60 cm dipakai tulangan 22 D13, dan untuk kolom 2 50cm x 50cm dipakai tulangan 18 D13. Sedangkan perencanaan balok menggunakan mutu baja fy = 420 Mpa dan mutu beton fc’ = 30 Mpa dengan ukuran untuk balok induk 60cm x 35cm dan balok anak 40cm x 25cm. Kata kunci: Struktur Gedung, Pesantren, Kelas, Penulangan.","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"06 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132739527","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perhitungan manual kolom memerlukan banyak waktu dan ketelitian yang tinggi maka perhitungan manual kurang efisien. Microsof visual basic merupakansebuah bahasa pemograman yang komputer. Bahasa pemograman visual basic, yang dikembangkan oleh Microsof BASIC (Beginer’s All-purpose Symbol Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an.Visual basic merupakan salah satuDevelopmentTool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi windows. Maka dalam jurnal ini akan dikembangkan program bantu Teknik Sipil serupa yang sederhana dan dikhususkan untuk mencari rasio tulangan pada kolom, khusus kolom berpenampang persegi. Penggunaan rumus-rumus yang ada pada Peraturan Standar Nasional Indonesia serta peraturan yang berlaku lainnya. Dalam pembuatan program ini, hasil akhirnya dari program atau output dalam bentuk perbandingan data umum yaitu Pu dan Mu dengan hasil 14φPn"> dan MR. Perhitungan rasio tulangan kolom yang akan diinput dalam pemograman visual basic 6.0 membutuhkan beban ultimate (Mu) dan beban aksial (Pu) yang digunakan untuk mencari 14φPn"> dan MR jika hasil dari 14φPn"> besar dari Pu dan hasil MR lebih besar MU maka kolom yang dianalisa aman atau memenuhi untuk digunakan pada bangunan. Kata Kunci:Visual Basic 6.0, Rasio Tulangan Kolom
{"title":"ANALISIS RASIO TULANGAN KOLOM PERSEGI MENGGUNAKAN APLIKASI VISUAL BASIC 6.0","authors":"Adrian Hafid, Masril Masril, Elfania Bastian","doi":"10.33559/err.v2i2.1700","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1700","url":null,"abstract":"Perhitungan manual kolom memerlukan banyak waktu dan ketelitian yang tinggi maka perhitungan manual kurang efisien. Microsof visual basic merupakansebuah bahasa pemograman yang komputer. Bahasa pemograman visual basic, yang dikembangkan oleh Microsof BASIC (Beginer’s All-purpose Symbol Instruction Code) yang dikembangkan pada era 1950-an.Visual basic merupakan salah satuDevelopmentTool yaitu alat bantu untuk membuat berbagai macam program komputer, khususnya yang menggunakan sistem operasi windows. Maka dalam jurnal ini akan dikembangkan program bantu Teknik Sipil serupa yang sederhana dan dikhususkan untuk mencari rasio tulangan pada kolom, khusus kolom berpenampang persegi. Penggunaan rumus-rumus yang ada pada Peraturan Standar Nasional Indonesia serta peraturan yang berlaku lainnya. Dalam pembuatan program ini, hasil akhirnya dari program atau output dalam bentuk perbandingan data umum yaitu Pu dan Mu dengan hasil 14φPn\"> dan MR. Perhitungan rasio tulangan kolom yang akan diinput dalam pemograman visual basic 6.0 membutuhkan beban ultimate (Mu) dan beban aksial (Pu) yang digunakan untuk mencari 14φPn\"> dan MR jika hasil dari 14φPn\"> besar dari Pu dan hasil MR lebih besar MU maka kolom yang dianalisa aman atau memenuhi untuk digunakan pada bangunan. Kata Kunci:Visual Basic 6.0, Rasio Tulangan Kolom","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129533172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk penduduk di dunia. Semua makhluk hidup sangat membutuhkan air untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Siklus air berarti bahwa jumlah air di dunia dijaga konstan. Misalnya, pengelolaan air yang tidak memadai di musim hujan menyebabkan erosi dan banjir, sedangkan di musim kemarau menjadi kering dan sulit untuk mengamankan sumber air. Hal di atas merupakan salah satu permasalahan yang kita hadapi dalam pembangunan dan pengelolaan sumber daya air. Kita harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air yang baik dan pengelolaan yang baik dalam pembangunan, yang berdampak pada keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan saat ini dan di masa yang akan datang. Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya di Kota Bukittinggi dan aktivitas masyarakat disekitar daerah aliran sungai (DAS) yang semakin beragam serta kebutuhan akan air semakin meningkat menyebabkan masalah keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Embung untuk menampung air dengan memperhitungkan curah hujan di sekitar daerah tersebut dan dapatnya terpenuhi atau taraf hidup masyarakat di daerah tersebut dapat meningkat. Dalam perencanaan embung, diperlukan data curah hujan yang diolah dengan distribusi Normal, distribusi Log normal, distribusi Gumbel, dan distribusi Log Type III, dan di uji dengan perhitungan debit banjir dengan menggunakan metode Rasional dan Wer Duwen agar mendapatkan hasil yang diinginkan lalu. Dengan luas DAS 17,45 km2 dan daya tampung mencapai 5040 m3 didapatkan dimensi embung dengan tinggi 9 m, lebar mercu 8 m, lebar dasar 40 m, elevasi mercu +21,99 m, elevasi dasar +14,00 m, kemiringan hulu 2,8, dan kemiringan hilir 2,1.Kata Kunci : Embung, Distribusi, Data Curah Hujan.
{"title":"PERENCANAAN ULANG EMBUNG TABEK GADANG KOTA BUKITTINGGI","authors":"Alfindra Syahputra, Ishak Ishak, Selpa Dewi","doi":"10.33559/err.v2i2.1706","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1706","url":null,"abstract":"Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk penduduk di dunia. Semua makhluk hidup sangat membutuhkan air untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Siklus air berarti bahwa jumlah air di dunia dijaga konstan. Misalnya, pengelolaan air yang tidak memadai di musim hujan menyebabkan erosi dan banjir, sedangkan di musim kemarau menjadi kering dan sulit untuk mengamankan sumber air. Hal di atas merupakan salah satu permasalahan yang kita hadapi dalam pembangunan dan pengelolaan sumber daya air. Kita harus menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Untuk itu diperlukan pengelolaan sumber daya air yang baik dan pengelolaan yang baik dalam pembangunan, yang berdampak pada keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan saat ini dan di masa yang akan datang. Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya di Kota Bukittinggi dan aktivitas masyarakat disekitar daerah aliran sungai (DAS) yang semakin beragam serta kebutuhan akan air semakin meningkat menyebabkan masalah keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Embung untuk menampung air dengan memperhitungkan curah hujan di sekitar daerah tersebut dan dapatnya terpenuhi atau taraf hidup masyarakat di daerah tersebut dapat meningkat. Dalam perencanaan embung, diperlukan data curah hujan yang diolah dengan distribusi Normal, distribusi Log normal, distribusi Gumbel, dan distribusi Log Type III, dan di uji dengan perhitungan debit banjir dengan menggunakan metode Rasional dan Wer Duwen agar mendapatkan hasil yang diinginkan lalu. Dengan luas DAS 17,45 km2 dan daya tampung mencapai 5040 m3 didapatkan dimensi embung dengan tinggi 9 m, lebar mercu 8 m, lebar dasar 40 m, elevasi mercu +21,99 m, elevasi dasar +14,00 m, kemiringan hulu 2,8, dan kemiringan hilir 2,1.Kata Kunci : Embung, Distribusi, Data Curah Hujan.","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"54 6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132829239","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Air merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi daya tahan tubuh manusia. Tak hanya itu, aksesibilitas air bersih merupakan tanda adanya bantuan pemerintah dari individu suatu daerah. Di wilayah Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, terdapat banyak gagang padi yang hanya mengandalkan air, sedangkan minat dalam negeri untuk wilayah metropolitan dan pedesaan juga sangat kecil. Hal ini menghambat potensi agraris karena tidak adanya aksesibilitas. Untuk memanfaatkan air tersebut, dibuatlah embung. Hal ini bertujuan ketika terjadinya musim kemarau, air yang ditampung sebelumnya pada embung bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Embung merupakan pelestarian air yang berfungsi sebagai danau untuk mengumpulkan air selama musim hujan dan dapat digunakan untuk membantu organisasi hortikultura, perkebunan, dan hewan peliharaan selama musim kemarau. Dalam perencanaan pembuatan, embung akan dibangun dengan luas daerah area 1.5 hektar sumber air dari daerah sungai kecil Indragiri wilayah sungai Indragiri – Akuaman pada bukit barisan. Pengolahan data curah hujan menggunakan metode Normal, metode Log Normal, metode Gumbel, Metode Log Pearson Type III. Dari data curah hujan tersebut, didapatkan perencanaan embung dengan tinggi 4 m, lebar mercu 3 m, lebar dasar 50 m, elevasi mercu +350,99 m, elevasi dasar +348 m, kemiringan hulu 2,5, kemiringan hilir 2,0, kapasitas tampungan 47 m3 dan menggunakan saluran irigasi tersier dengan irigasi kuarter didaerah pertanian.Kata Kunci : Air, Embung, Curah Hujan, Perencanaan, DAS.
{"title":"TINJAUAN PERENCANAAN EMBUNG TALAGO MUMBUANG KAMANG MUDIAK","authors":"Iqbal Maulana, Ishak Ishak, F. Herista","doi":"10.33559/err.v2i2.1694","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1694","url":null,"abstract":"Air merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi daya tahan tubuh manusia. Tak hanya itu, aksesibilitas air bersih merupakan tanda adanya bantuan pemerintah dari individu suatu daerah. Di wilayah Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, terdapat banyak gagang padi yang hanya mengandalkan air, sedangkan minat dalam negeri untuk wilayah metropolitan dan pedesaan juga sangat kecil. Hal ini menghambat potensi agraris karena tidak adanya aksesibilitas. Untuk memanfaatkan air tersebut, dibuatlah embung. Hal ini bertujuan ketika terjadinya musim kemarau, air yang ditampung sebelumnya pada embung bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Embung merupakan pelestarian air yang berfungsi sebagai danau untuk mengumpulkan air selama musim hujan dan dapat digunakan untuk membantu organisasi hortikultura, perkebunan, dan hewan peliharaan selama musim kemarau. Dalam perencanaan pembuatan, embung akan dibangun dengan luas daerah area 1.5 hektar sumber air dari daerah sungai kecil Indragiri wilayah sungai Indragiri – Akuaman pada bukit barisan. Pengolahan data curah hujan menggunakan metode Normal, metode Log Normal, metode Gumbel, Metode Log Pearson Type III. Dari data curah hujan tersebut, didapatkan perencanaan embung dengan tinggi 4 m, lebar mercu 3 m, lebar dasar 50 m, elevasi mercu +350,99 m, elevasi dasar +348 m, kemiringan hulu 2,5, kemiringan hilir 2,0, kapasitas tampungan 47 m3 dan menggunakan saluran irigasi tersier dengan irigasi kuarter didaerah pertanian.Kata Kunci : Air, Embung, Curah Hujan, Perencanaan, DAS.","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131512112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bangunan gedung adalah wujud fisik dari pekerjaan konstruksi, konstruksi yang dirancang harusnya tahan terhadap beban angin, beban gempa, beban hidup dan beban sendiri. Tujuan perencanan ini adalah untuk merencanakan struktur konstruksi yang aman terhadap gempa. Hal ini menjadi salah satu dasar bagi perencana untuk merencanakan Gedung Belajar Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai Sungai Pua Kabupaten Agam sebagai fasilitas fisik dalam belajar mengajar. Dari hasil analisis struktur menggunakan software SAP2000 V.14 didapatkan untuk pelat lantai menggunakan baja fy = 300 Mpa dan mutu beton fc’= 24,9 MPa, tulangan pelat lantai dipakai arah x = Ø10 – 150 , sedangkan arah y = Ø10 – 200. Perencanaan kolom memakai mutu baja fy = 400 Mpa dan mutu beton fc’ = 24,9 MPa dengan ukuran kolom 1 = 95cm x 95cm, kolom 2 = 70cm x 70cm, kolom 3 = 45cm x 45cm. Sedangkan perencanaan balok menggunakan mutu baja fy = 400 Mpa dan mutu beton fc’ = 24,9 Mpa dengan ukuran balok induk = 70cm x 45cm, balok anak 1 60cm x 35cm, balok anak 2 = 50cm x 30cm, dan balok induk = 40cm x 25cm serta pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile.Kata Kunci: Gedung, konstruksi, struktur, SAP2000 V14
{"title":"PERENCAAN STRUKTUR GEDUNG BELAJAR PONDOK PESANTREN DINIYAH LIMO JURAI SUNGAI PUA KABUPATEN AGAM","authors":"Yesi Ratna Sari, Masril Masril, Yorizal Putra","doi":"10.33559/err.v2i2.1696","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1696","url":null,"abstract":"Bangunan gedung adalah wujud fisik dari pekerjaan konstruksi, konstruksi yang dirancang harusnya tahan terhadap beban angin, beban gempa, beban hidup dan beban sendiri. Tujuan perencanan ini adalah untuk merencanakan struktur konstruksi yang aman terhadap gempa. Hal ini menjadi salah satu dasar bagi perencana untuk merencanakan Gedung Belajar Pondok Pesantren Diniyah Limo Jurai Sungai Pua Kabupaten Agam sebagai fasilitas fisik dalam belajar mengajar. Dari hasil analisis struktur menggunakan software SAP2000 V.14 didapatkan untuk pelat lantai menggunakan baja fy = 300 Mpa dan mutu beton fc’= 24,9 MPa, tulangan pelat lantai dipakai arah x = Ø10 – 150 , sedangkan arah y = Ø10 – 200. Perencanaan kolom memakai mutu baja fy = 400 Mpa dan mutu beton fc’ = 24,9 MPa dengan ukuran kolom 1 = 95cm x 95cm, kolom 2 = 70cm x 70cm, kolom 3 = 45cm x 45cm. Sedangkan perencanaan balok menggunakan mutu baja fy = 400 Mpa dan mutu beton fc’ = 24,9 Mpa dengan ukuran balok induk = 70cm x 45cm, balok anak 1 60cm x 35cm, balok anak 2 = 50cm x 30cm, dan balok induk = 40cm x 25cm serta pondasi yang digunakan adalah pondasi bore pile.Kata Kunci: Gedung, konstruksi, struktur, SAP2000 V14","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123606899","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Irigasi merupakan salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air yang berfungsi sebagai penyedia air untuk lahan pertanian guna memenuhi kebutuhan tanaman secara optimal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, masalah yang dialami pada saluran sekunder irigasi ini yaitu kapasitas air belum mencukupi, dikarenakan debit air yang kurang atau dimensi saluran yang tidak memadai untuk mengairi persawahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab dari kurangnya kapasitas air untuk keperluan pertanian bagi warga sekitar dan mencari pemecahan masalah di irigasi Namuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan secara langsung dan mengamati kondisi lokasi irigasi tersebut. Hasil penelitian dimulai dari analisa curah hujan kawasan, perhitungan curah hujan efektif (R80), perhitungan curah hujan efektif untuk tanaman padi, perhitungan Evaportranspirasi Potensial (ETO), kebutuhan air selama persiapan lahan, analisa kebutuhan air irigasi, perencanaan dan perhitungan dimensi saluran. Kesimpulan penelitian ini perencanaan saluran irigasi sekunder saluran irigasi Namuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam perhitungan dengan pola tanam padi-palawija didapat kebutuhan air disawah (NFR), dimensi saluran sekunder, pengamatan dimensi saluran dilapangan. Saran Untuk mendapatkan hasil perhitungan dimensi yang maksimal maka perlu dibuat pembanding desain dimensi saluran, diantaranya saluran dengan penampang trapesium maupun penampang persegi.Kata Kunci : Irigasi, Saluran Sekunder, Dimensi Saluran, Curah Hujan
{"title":"EVALUASI SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI NAMUANG KECAMATAN AMPEK ANGKEK KABUPATEN AGAM","authors":"M. Fauzi, Masril Masril, Ana Susanti Yusman","doi":"10.33559/err.v2i2.1698","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1698","url":null,"abstract":"Irigasi merupakan salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air yang berfungsi sebagai penyedia air untuk lahan pertanian guna memenuhi kebutuhan tanaman secara optimal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, masalah yang dialami pada saluran sekunder irigasi ini yaitu kapasitas air belum mencukupi, dikarenakan debit air yang kurang atau dimensi saluran yang tidak memadai untuk mengairi persawahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab dari kurangnya kapasitas air untuk keperluan pertanian bagi warga sekitar dan mencari pemecahan masalah di irigasi Namuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan secara langsung dan mengamati kondisi lokasi irigasi tersebut. Hasil penelitian dimulai dari analisa curah hujan kawasan, perhitungan curah hujan efektif (R80), perhitungan curah hujan efektif untuk tanaman padi, perhitungan Evaportranspirasi Potensial (ETO), kebutuhan air selama persiapan lahan, analisa kebutuhan air irigasi, perencanaan dan perhitungan dimensi saluran. Kesimpulan penelitian ini perencanaan saluran irigasi sekunder saluran irigasi Namuang Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam perhitungan dengan pola tanam padi-palawija didapat kebutuhan air disawah (NFR), dimensi saluran sekunder, pengamatan dimensi saluran dilapangan. Saran Untuk mendapatkan hasil perhitungan dimensi yang maksimal maka perlu dibuat pembanding desain dimensi saluran, diantaranya saluran dengan penampang trapesium maupun penampang persegi.Kata Kunci : Irigasi, Saluran Sekunder, Dimensi Saluran, Curah Hujan","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114378026","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Analisis kondisi kerusakan jalan sangat perlu dilakukan untuk memonitoring seberapa tingkat kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan. Hasil yang akan didapat sangat membantu dalam penyusunan program rehabilitasi dan penanganan jalan. Dua metode yang bisa dipakai dalam rangka penilaian kondisi kerusakan perkerasan jalan yaitu metode Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index). Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu mengetahui jenis-jenis kerusakan, membandingkan nilai kondisi perkerasan jalan menggunakan kedua motode diatas dan memberikan alternatif penanganan sesuai kerusakan yang ada pada ruas jalan Maninjau – Lubuk Basung Kabupaten Agam km 8. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan survei LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) selama satu hari pada ruas jalan tersebut. Setelah didapat data-data dari lapangan maka selanjutnya dilakukan analisis menggunakan metode Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index). Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah hasil PCI (Pavement Condition Index) rata- rata nilainya sebesar 22,3, nilai UP = 5,9. Hasil dari kedua metode ini mempunyai rekomendasi penanganan perbaikan berkala. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, Bina Marga, PCI
{"title":"ANALISIS PERBANDINGAN KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX DAN BINA MARGA","authors":"Yola Delfina, Ishak Ishak, Selpa Dewi","doi":"10.33559/err.v2i2.1691","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1691","url":null,"abstract":"Analisis kondisi kerusakan jalan sangat perlu dilakukan untuk memonitoring seberapa tingkat kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan. Hasil yang akan didapat sangat membantu dalam penyusunan program rehabilitasi dan penanganan jalan. Dua metode yang bisa dipakai dalam rangka penilaian kondisi kerusakan perkerasan jalan yaitu metode Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index). Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu mengetahui jenis-jenis kerusakan, membandingkan nilai kondisi perkerasan jalan menggunakan kedua motode diatas dan memberikan alternatif penanganan sesuai kerusakan yang ada pada ruas jalan Maninjau – Lubuk Basung Kabupaten Agam km 8. Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan survei LHR (Lalu-lintas Harian Rata-rata) selama satu hari pada ruas jalan tersebut. Setelah didapat data-data dari lapangan maka selanjutnya dilakukan analisis menggunakan metode Bina Marga dan metode PCI (Pavement Condition Index). Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah hasil PCI (Pavement Condition Index) rata- rata nilainya sebesar 22,3, nilai UP = 5,9. Hasil dari kedua metode ini mempunyai rekomendasi penanganan perbaikan berkala. Kata Kunci: Kerusakan Jalan, Bina Marga, PCI","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121603355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Banjir dan genangan sering menjadi permasalahan yang serius. Salah satunya yang terjadi di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie. Pada penelitian ini akan mengkaji tentang permasalahan saluran drainase yang meliputi desain saluran drainase, kapasitas tampungan saluran yang tidak mampu menampung air hujan sehingga menyebabkan banjir yang mengganggu aktifitas masyarakat serta arus lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja seistem drainase di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie. Untuk menghitung intensitas hujan digunakan rumus Mononobe dengan kala ulang tertentu. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Type III dan Gumbel. Berdasarkan perhitungan dan kondisi ekisting dilapangan diperoleh hasil, bahwa saluran drainase di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie tidak mampu menampung debit air kala ulang 10 dan 25 tahun . Untuk itu di rencanakan saluran penampang dengan ukuran 1,20 x 1,70m, sehingga didapat debit saluran rencana dengan Q 2,818 m3/det. Dari hasil analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan saluran yang direncanakan dapat menampung debit banjir rancangan periode ulang 2th, 5th, 10th dan 25 tahun, dengan perbandingan Q saluran rencana > Q periode ulang. Kata kunci : Perencanaan drainase,debit air buangan, debit banjir rencana,curah hujan
{"title":"PERENCANAAN SALURAN DRAINASE JALAN BY PASS SIMPANG TALUAK KE SIMPANG ISTANA MIE","authors":"Novalia Ariska, Masril Masril, Ana Susanti Yusman","doi":"10.33559/err.v2i2.1690","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1690","url":null,"abstract":"Banjir dan genangan sering menjadi permasalahan yang serius. Salah satunya yang terjadi di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie. Pada penelitian ini akan mengkaji tentang permasalahan saluran drainase yang meliputi desain saluran drainase, kapasitas tampungan saluran yang tidak mampu menampung air hujan sehingga menyebabkan banjir yang mengganggu aktifitas masyarakat serta arus lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja seistem drainase di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie. Untuk menghitung intensitas hujan digunakan rumus Mononobe dengan kala ulang tertentu. Curah hujan rancangan dihitung dengan metode Log Pearson Type III dan Gumbel. Berdasarkan perhitungan dan kondisi ekisting dilapangan diperoleh hasil, bahwa saluran drainase di Jalan By Pass simpang Taluak Ke Simpang Istana Mie tidak mampu menampung debit air kala ulang 10 dan 25 tahun . Untuk itu di rencanakan saluran penampang dengan ukuran 1,20 x 1,70m, sehingga didapat debit saluran rencana dengan Q 2,818 m3/det. Dari hasil analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan saluran yang direncanakan dapat menampung debit banjir rancangan periode ulang 2th, 5th, 10th dan 25 tahun, dengan perbandingan Q saluran rencana > Q periode ulang. Kata kunci : Perencanaan drainase,debit air buangan, debit banjir rencana,curah hujan ","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"68 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127580809","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasaman Regency is one of the regencies in West Sumatra Province, the capital of Pasaman Regency is located in Lubuk Attitude. This district has an area of 3,947.63 km2 and a population of 253,299 according to the 2010 population census and 301,444 people in 2021 with a government covering 12 sub-districts and 37 Nagari. Geographically, Pasaman Regency is crossed by the equator and is located at 0°55' North Latitude to 0°6' South Latitude and 99°45' to 100°21' East Longitude. The Maninjau area of Panti sub-district has an agricultural area of 200 ha. Regency by using primary and secondary data collection and using rainfall data for the last 10 years. data processing using the harsper and gumbel methods. From the results of the calculation of the channel planning dimensions, the calculation results where the Q value is 4.44 m³/sec is greater than the Qmax value 3.90 m³/s from the calculation results using the Gumbel method for R 5TH is 334 mm and The results of calculations using the Haspers method with a Q value of 3.90 m³/sec. The results of the study can be used as input and reference for planning irrigation needs in the future. the results of this research on irrigation can provide the greatest benefit to the community, and the purpose of this irrigation itself can be achieved and beneficial as optimally as possible.Keywords: Channel Dimensions, Water discharge rainfall, HaspersMethood, Gumbel Method, Secondary Channel
{"title":"PERENCANAAN SALURAN SEKUNDER D.I MANINJAU KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN","authors":"Jefrianto Jefrianto, Surya Eka Priana, Selpa Dewi","doi":"10.33559/err.v2i2.1711","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1711","url":null,"abstract":"Pasaman Regency is one of the regencies in West Sumatra Province, the capital of Pasaman Regency is located in Lubuk Attitude. This district has an area of 3,947.63 km2 and a population of 253,299 according to the 2010 population census and 301,444 people in 2021 with a government covering 12 sub-districts and 37 Nagari. Geographically, Pasaman Regency is crossed by the equator and is located at 0°55' North Latitude to 0°6' South Latitude and 99°45' to 100°21' East Longitude. The Maninjau area of Panti sub-district has an agricultural area of 200 ha. Regency by using primary and secondary data collection and using rainfall data for the last 10 years. data processing using the harsper and gumbel methods. From the results of the calculation of the channel planning dimensions, the calculation results where the Q value is 4.44 m³/sec is greater than the Qmax value 3.90 m³/s from the calculation results using the Gumbel method for R 5TH is 334 mm and The results of calculations using the Haspers method with a Q value of 3.90 m³/sec. The results of the study can be used as input and reference for planning irrigation needs in the future. the results of this research on irrigation can provide the greatest benefit to the community, and the purpose of this irrigation itself can be achieved and beneficial as optimally as possible.Keywords: Channel Dimensions, Water discharge rainfall, HaspersMethood, Gumbel Method, Secondary Channel","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130062248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi, yang terletak di jalan Moh. Syafei merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan bagi Masyarakat kota Bukittinggi dan sekitarnya. Sebagai pusat pelayanan yang banyak dikunjungi rumah sakit tersebut memiliki permasalahan dalam hal penyediaan fasilitas parkir, sehingga pengunjung rumah sakit kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya pada lahan parkir yang tersedia karena selalu penuh. Menurut Peraturan Daerah Kota Bukittinggi tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2014 tentang retribusi tempat khusus parkir pasal 1 ayat 10 dan 12, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan ruang parkir, jumlah kendaraan yang parkir dan pemanfaatan ruang parkir di Jalan Moh. Syafei. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, yang disurvei secara visual. Berdasarkan hasil penelitian persentase penggunaan ruang parkir kendaraan roda empat di Jalan Moh. Syafei pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu melebihi 100%. Untuk kendaraan roda dua di Jalan Moh. Syafei pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu melebihi 100%. Dapat disimpulkan apabila indeks parkir lebih dari 100% maka ruang parkir yang tersedia kurang efisien menampung kendaraan yang parkir.Kata kunci: Parkir, ruang parkir, optimalisasi, kendaraan
Madina Bukittinggi将军医院,位于Moh街。沙飞是布吉廷吉市及其周边社区的医疗中心之一。作为一个经常参观的服务中心,许多医院在提供停车设施方面存在问题,医院游客很难将车辆固定在一个开放的停车场。根据武吉市高级法规,2014年10号联邦法规第1条第10节和第12条规定的变更,停车是车辆停车或不动的状态,并被司机遗弃了一段时间。本研究旨在了解Moh街停车场的可用性、泊车数量和泊车空间的利用情况。Syafei。本研究采用定量和定性数据进行视觉调查。根据研究结果,在Moh街使用四轮汽车的比例。沙飞周二、周四和周六的时间超过100%。到Moh街的双轮车。沙飞周二、周四和周六的时间超过100%。因此,我们可以推断,百分之百以上的停车索引和现有的停车空间对停车车辆的效率较低。关键词:停车,停车位,优化,车辆
{"title":"ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR KENDARAAN DI RUMAH SAKIT UMUM MADINA KOTA BUKITTINGGI","authors":"M. A. Al Rasyid, Ishak Ishak, Ana Susanti Yusman","doi":"10.33559/err.v2i2.1703","DOIUrl":"https://doi.org/10.33559/err.v2i2.1703","url":null,"abstract":"Rumah Sakit Umum Madina Bukittinggi, yang terletak di jalan Moh. Syafei merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan bagi Masyarakat kota Bukittinggi dan sekitarnya. Sebagai pusat pelayanan yang banyak dikunjungi rumah sakit tersebut memiliki permasalahan dalam hal penyediaan fasilitas parkir, sehingga pengunjung rumah sakit kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya pada lahan parkir yang tersedia karena selalu penuh. Menurut Peraturan Daerah Kota Bukittinggi tentang perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2014 tentang retribusi tempat khusus parkir pasal 1 ayat 10 dan 12, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan pengemudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan ruang parkir, jumlah kendaraan yang parkir dan pemanfaatan ruang parkir di Jalan Moh. Syafei. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan data kuantitatif dan kualitatif, yang disurvei secara visual. Berdasarkan hasil penelitian persentase penggunaan ruang parkir kendaraan roda empat di Jalan Moh. Syafei pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu melebihi 100%. Untuk kendaraan roda dua di Jalan Moh. Syafei pada hari Selasa, hari Kamis dan hari Sabtu melebihi 100%. Dapat disimpulkan apabila indeks parkir lebih dari 100% maka ruang parkir yang tersedia kurang efisien menampung kendaraan yang parkir.Kata kunci: Parkir, ruang parkir, optimalisasi, kendaraan","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-05-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133336869","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}