Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik beton pasca bakar untuk beton K-225, K250 dan K-300 dengan waktu pembakaran selama 3 jam, 6 jam dan 9 jam dan temperatur 2000C. Dari hasil penelitian pada waktu pembakaran 3 jam didapat kuat tekan menurun sebesar 19,236 %, 7,96 % pada K-225 dan K-250 dari kekuatan awal beton, sedangkan pada K-300 beton semakin naik dan kuat sebesar 13,454 % dari kekuatan awal beton. Pada waktu pembakaran 6 jam kuat tekan beton pada K-225 dan K-250 menurun sebesar 24,076 % dan 17,641 % dari kekuatan awal beton. Sedangkan pada waktu pembakaran 9 jam, kuat tekan beton pada K-300 mengalami kenaikan sebesar 2,255 %. kuat tekan terbesar berada pada K-250 sebesar 202,490 kg/cm2. Artinya beton semakin lemah dan kuat tekan beton berturut-turut menurun sebesar 18,939 %, 19,899 % dan 17,287 % dari kekuatan awal beton. Untuk porositas beton dengan waktu pembakaran 3 jam dapat dilihat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah. Porositas beton dengan waktu pembakaran 6 jam dapat diliat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah tetapi pada mutu beton K-300 nilai porositas menurun. Sedangkan porositas beton dengan waktu pembakaran dapat diliat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah tetapi pada mutu beton K-300 nilai porositas menurun
{"title":"ANALISIS SIFAT FISIK DAN MEKANIS BETON PASCA BAKAR","authors":"Sari Utama Dewi, Fery Hendi Jaya, M. Khairil","doi":"10.24127/tp.v11i1.1796","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/tp.v11i1.1796","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik beton pasca bakar untuk beton K-225, K250 dan K-300 dengan waktu pembakaran selama 3 jam, 6 jam dan 9 jam dan temperatur 2000C. Dari hasil penelitian pada waktu pembakaran 3 jam didapat kuat tekan menurun sebesar 19,236 %, 7,96 % pada K-225 dan K-250 dari kekuatan awal beton, sedangkan pada K-300 beton semakin naik dan kuat sebesar 13,454 % dari kekuatan awal beton. Pada waktu pembakaran 6 jam kuat tekan beton pada K-225 dan K-250 menurun sebesar 24,076 % dan 17,641 % dari kekuatan awal beton. Sedangkan pada waktu pembakaran 9 jam, kuat tekan beton pada K-300 mengalami kenaikan sebesar 2,255 %. kuat tekan terbesar berada pada K-250 sebesar 202,490 kg/cm2. Artinya beton semakin lemah dan kuat tekan beton berturut-turut menurun sebesar 18,939 %, 19,899 % dan 17,287 % dari kekuatan awal beton. Untuk porositas beton dengan waktu pembakaran 3 jam dapat dilihat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah. Porositas beton dengan waktu pembakaran 6 jam dapat diliat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah tetapi pada mutu beton K-300 nilai porositas menurun. Sedangkan porositas beton dengan waktu pembakaran dapat diliat bahwa semakin meningkat mutu beton, porositas semakin bertambah tetapi pada mutu beton K-300 nilai porositas menurun","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"151 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125890518","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam pelaksanaan proyek pembangunan pekerjaan tanah bisa dilakukan langsung dengan tenaga manusia (manual) atau menggunakan bantuan tenaga mesin (alat-alat berat). Pemilihan metode konstruksi atau kerja yang akan dipilih, tentunya tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan teknis dan ekonomis. Di bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek kontruksi dengan skala besar. Penggunaan alat berat dalam pembangunan Bendungan Margatiga Kabupaten Lampung Timur bertujuan untuk memperlancar jalanya pembangunan. Kombinasi alat berat merupakan salah satu cara untuk menentukan alat berat yang akan dipakai, jumlah alat berat yang akan dipakai dan menghitung waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh setiap kombinasi alat berat yang akan dipakai. Pekerjaan galian dan timbunan pada pembangunan bendungan Margatiga Kabupaten Lampung Timur membutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk menyelesaikannya. Maka dari itu dibutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk mengetahui produktivitas alat.Total pekerjaan alat berat adalah 14.118 m3 yang terdiri dari pekerjaan galian sebesar 13.020 dan pekerjaan timbunan sebesar 1.098. Untuk produktivitas Excavator SANY SY305 116,64 m3/ jam (menggali dan memuat kedalam Dumptruck), Excavator SANY SY365 233,29 m3/ jam (menggali dan memuat kedalam Dumptruck), `bratorry Roller SAKAI SV515D 159,75 m3/ jam (menggilas dan memadatkan), Dumptruck kapasitas 24 dan 30 m3. 6,91 m3/ jam (galian 1), 14,85 m3/ jam (galian 2), 21,87 m3/ jam (timbunan). Analisa biaya sewa alat menggunakan satuan harga sewa yang ada dilokasi penlitian. Untuk hasil perhitungan analisis lapangan didapat penggunaan biaya alat berat untuk pekerjaan galian dan timbunan membutuhkan waktu 100 jam, dengan biaya sewa alat berat sebesar 629.200.000. Dari hasil perhitungan alternatif 1 didapatkan alat berat membutuhkan waktu 95 jam dengan mengerjakan pekerjaan dengan volume yang ada dilapangan, dengan total biaya sewa alat berat sebesar 597.075.000, sedangkan dari hasil perhitungan alternatif 2 didapatkan waktu 204 jam dengan total biaya sewa sebesar 1.257.660.000. Untuk hasil tanah galian yang tidak terpakai akan diangkut ke lokasi pembuangan sedangkan tanah yang terpakai digunakan untuk timbunan dinding muka apron hulu
{"title":"ANALISIS PRODUKTIVITAS GALIAN/ TIMBUNAN MENGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN BENDUNGAN MARGATIGA LAMPUNG TIMUR","authors":"Septyanto Kurniawan, Ma’ruf Nuzola","doi":"10.24127/tp.v11i1.1798","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/tp.v11i1.1798","url":null,"abstract":"Dalam pelaksanaan proyek pembangunan pekerjaan tanah bisa dilakukan langsung dengan tenaga manusia (manual) atau menggunakan bantuan tenaga mesin (alat-alat berat). Pemilihan metode konstruksi atau kerja yang akan dipilih, tentunya tidak lepas dari pertimbangan-pertimbangan teknis dan ekonomis. Di bidang teknik sipil, alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Saat ini, alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek kontruksi dengan skala besar. Penggunaan alat berat dalam pembangunan Bendungan Margatiga Kabupaten Lampung Timur bertujuan untuk memperlancar jalanya pembangunan. Kombinasi alat berat merupakan salah satu cara untuk menentukan alat berat yang akan dipakai, jumlah alat berat yang akan dipakai dan menghitung waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh setiap kombinasi alat berat yang akan dipakai. Pekerjaan galian dan timbunan pada pembangunan bendungan Margatiga Kabupaten Lampung Timur membutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk menyelesaikannya. Maka dari itu dibutuhkan beberapa kombinasi alat berat untuk mengetahui produktivitas alat.Total pekerjaan alat berat adalah 14.118 m3 yang terdiri dari pekerjaan galian sebesar 13.020 dan pekerjaan timbunan sebesar 1.098. Untuk produktivitas Excavator SANY SY305 116,64 m3/ jam (menggali dan memuat kedalam Dumptruck), Excavator SANY SY365 233,29 m3/ jam (menggali dan memuat kedalam Dumptruck), `bratorry Roller SAKAI SV515D 159,75 m3/ jam (menggilas dan memadatkan), Dumptruck kapasitas 24 dan 30 m3. 6,91 m3/ jam (galian 1), 14,85 m3/ jam (galian 2), 21,87 m3/ jam (timbunan). Analisa biaya sewa alat menggunakan satuan harga sewa yang ada dilokasi penlitian. Untuk hasil perhitungan analisis lapangan didapat penggunaan biaya alat berat untuk pekerjaan galian dan timbunan membutuhkan waktu 100 jam, dengan biaya sewa alat berat sebesar 629.200.000. Dari hasil perhitungan alternatif 1 didapatkan alat berat membutuhkan waktu 95 jam dengan mengerjakan pekerjaan dengan volume yang ada dilapangan, dengan total biaya sewa alat berat sebesar 597.075.000, sedangkan dari hasil perhitungan alternatif 2 didapatkan waktu 204 jam dengan total biaya sewa sebesar 1.257.660.000. Untuk hasil tanah galian yang tidak terpakai akan diangkut ke lokasi pembuangan sedangkan tanah yang terpakai digunakan untuk timbunan dinding muka apron hulu","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126263549","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-31DOI: 10.24127/TP.V10I2.1581.G1020
Eri Prawati, R. Fajri
Bencana banjir dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan saluran yang mampu mengaliri air dengan baik. Drainase adalah saluran untuk mengalirkan air yang berlebih pada suatu kawasan. Jika perencanaan drainase kurang baik maka akan menimbulkan genangan air di daerah sekitar saluran drainase karena tidak mampunya saluran drainase menampung debit air yang tinggi dan akan menimbulkan dampak bagi masyarakat setempat.Pada ruas Jalan Krakatau sampai Jalan Tawes terdapat 1 saluran pembuang jenis salurannya berbentuk trapesium dengan kemiringan dasar saluran rata-rata kurang dari 1 %. Saluran drainase pada ruas Jalan Cemara memiliki struktur bangunan yang kurang baik dan juga banyak terdapat sedimen yang berasal dari limbah rumah tangga ataupun sampah disekitar sehingga menyebabkan kinerja saluran tidak maksimal. Kemudian pada ruas jalan Kapten Tendean kondisi saluran cukup baik dengan tipe saluran rata-rata pasangan batu. Dilihat dari debit banjir rencana yang didapat maka dapat ditentukan dimensi saluran ekonomis untuk saluran 4 yaitu lebar dasar saluran (b) adalah 01,58 m, tinggi muka air (h) adalah 0.79 m, dan tinggi jagaan (w) adalah 0.53 m. Untuk saluran 5 lebar dasar saluran (b) adalah 2,14 m, tinggi muka air (h) adalah 1,07 m dan tinggi jagaan (w) adalah 0.36 m. Pada saluran 6 lebar dasar saluran (b) adalah 3,20 m, tinggi muka air (h) adalah 1,60 m dan tinggi jagaan (w) adalah 0,53 m
{"title":"ANALISIS SISTEM DRAINASE AKIBAT CURAH HUJAN YANG TINGGI (Studi Kasus Ruas Jalan Krakatau – Ruas Jalan Tawes Kelurahan Yosorejo Kecamatan Metro Timur Kota Metro)","authors":"Eri Prawati, R. Fajri","doi":"10.24127/TP.V10I2.1581.G1020","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1581.G1020","url":null,"abstract":"Bencana banjir dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kerugian jiwa dan harta benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun, untuk mengurangi kerugian akibat bencana tersebut perlu dipersiapkan saluran yang mampu mengaliri air dengan baik. Drainase adalah saluran untuk mengalirkan air yang berlebih pada suatu kawasan. Jika perencanaan drainase kurang baik maka akan menimbulkan genangan air di daerah sekitar saluran drainase karena tidak mampunya saluran drainase menampung debit air yang tinggi dan akan menimbulkan dampak bagi masyarakat setempat.Pada ruas Jalan Krakatau sampai Jalan Tawes terdapat 1 saluran pembuang jenis salurannya berbentuk trapesium dengan kemiringan dasar saluran rata-rata kurang dari 1 %. Saluran drainase pada ruas Jalan Cemara memiliki struktur bangunan yang kurang baik dan juga banyak terdapat sedimen yang berasal dari limbah rumah tangga ataupun sampah disekitar sehingga menyebabkan kinerja saluran tidak maksimal. Kemudian pada ruas jalan Kapten Tendean kondisi saluran cukup baik dengan tipe saluran rata-rata pasangan batu. Dilihat dari debit banjir rencana yang didapat maka dapat ditentukan dimensi saluran ekonomis untuk saluran 4 yaitu lebar dasar saluran (b) adalah 01,58 m, tinggi muka air (h) adalah 0.79 m, dan tinggi jagaan (w) adalah 0.53 m. Untuk saluran 5 lebar dasar saluran (b) adalah 2,14 m, tinggi muka air (h) adalah 1,07 m dan tinggi jagaan (w) adalah 0.36 m. Pada saluran 6 lebar dasar saluran (b) adalah 3,20 m, tinggi muka air (h) adalah 1,60 m dan tinggi jagaan (w) adalah 0,53 m","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121704485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-31DOI: 10.24127/TP.V10I2.1583.G1024
R. Anggara, Yusuf Amran, Agus Surandono
Tanah lempung merupakan tanah yang bersifat multi component, terdiri dari tiga fase yaitu padat, cair, dan udara. Bagian yang padat merupakan polyamorphous terdiri dari mineral inorganis dan organis.Mineral-mineral lempung merupakan subtansi-subtansi kristal yang sangat tipis yang pembentukan utamanya berasal dari perubahan kimia pada pembentukan mineral-mineral batuan dasar. Semua mineral lempung sangat tipis kelompok-kelompok partikel kristalnya berukuran10 koloid (<0,002 mm) dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Tanah yang kurang baik karakteristiknya perlu dilakukan tindakan perbaikan, salah satunya dengan cara stabilisasi tanah sebagai upaya memperbaiki sifat fisik dan sifat mekanis tanah serta meningkatkan nilai CBR tanah. Stabillisasi mekanis atau stabilisasi kimiawi merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukang dengan cara menambahkan zatadditive. Pada penelitian ini zat additive yang digunakan yaitu Difa Soil Stabilizer dengan persentase 0,2%, 0,4%, 0,6%, dan 0,8% sedangkan untuk abu sekam padi menggunakan persentase 8%. Menurut sistem klasifikasi USCS, hasil pengujian sifat fisik tanah asli menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki nilai batas cair (LL) rata-rata sebesar 26%, dan nilai indeks plastisitas (PI) rata-rata sebesar 4,95%. Apabila nilai tersebut diplotkan pada diagram plastisitas maka tanah tersebut masuk dalam kelompok lempung anorganis dan lempung berpasir dengan plastisitas rendah. Menurut sistem klasifikasi AASTHO, sampel tanah termasuk kedalam kelompok A-2-4. Tanah golongan ini termasuk tipe kerikil dan pasir yang berlanau atau berlempung. Dari pengujian yang telah dilakukan nilai CBR yang didapat dari tanah lempung berpasir menunjukkan nilai sebesar 4,20% yang mana untuk nilai tersebut belum memenuhi syarat dari Bina Marga yaitu sebesar 6%. Maka dari itu perlu dilakukan stabilisasi mekanis menggunakan Difa Soil Stabilizer dan abu sekam padi. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan zat additive berupa Difa Soil Stabilizer dan abu sekam padi dapat meningkatkan daya dukung tanah lempung berpasir untuk akses jalan tanah. Terutama untuk CBR tanah dengan meningkatkan persentase zat additive dan kadar air yang tepat maka akan semakin baik pula nilai CBR yang didapat. Pada penelitian ini didapatkan nilai CBR optimumnya sebesar 7,17% pada campuran 0,6% Difa Soil Stabilizer dan 8% abu sekam padi
{"title":"PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG PADA PERKERASAN JALAN TANAH MENGGUNAKAN DIFA SOIL STABILIZER DAN ABU SEKAM PADI","authors":"R. Anggara, Yusuf Amran, Agus Surandono","doi":"10.24127/TP.V10I2.1583.G1024","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1583.G1024","url":null,"abstract":"Tanah lempung merupakan tanah yang bersifat multi component, terdiri dari tiga fase yaitu padat, cair, dan udara. Bagian yang padat merupakan polyamorphous terdiri dari mineral inorganis dan organis.Mineral-mineral lempung merupakan subtansi-subtansi kristal yang sangat tipis yang pembentukan utamanya berasal dari perubahan kimia pada pembentukan mineral-mineral batuan dasar. Semua mineral lempung sangat tipis kelompok-kelompok partikel kristalnya berukuran10 koloid (<0,002 mm) dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Tanah yang kurang baik karakteristiknya perlu dilakukan tindakan perbaikan, salah satunya dengan cara stabilisasi tanah sebagai upaya memperbaiki sifat fisik dan sifat mekanis tanah serta meningkatkan nilai CBR tanah. Stabillisasi mekanis atau stabilisasi kimiawi merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukang dengan cara menambahkan zatadditive. Pada penelitian ini zat additive yang digunakan yaitu Difa Soil Stabilizer dengan persentase 0,2%, 0,4%, 0,6%, dan 0,8% sedangkan untuk abu sekam padi menggunakan persentase 8%. Menurut sistem klasifikasi USCS, hasil pengujian sifat fisik tanah asli menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki nilai batas cair (LL) rata-rata sebesar 26%, dan nilai indeks plastisitas (PI) rata-rata sebesar 4,95%. Apabila nilai tersebut diplotkan pada diagram plastisitas maka tanah tersebut masuk dalam kelompok lempung anorganis dan lempung berpasir dengan plastisitas rendah. Menurut sistem klasifikasi AASTHO, sampel tanah termasuk kedalam kelompok A-2-4. Tanah golongan ini termasuk tipe kerikil dan pasir yang berlanau atau berlempung. Dari pengujian yang telah dilakukan nilai CBR yang didapat dari tanah lempung berpasir menunjukkan nilai sebesar 4,20% yang mana untuk nilai tersebut belum memenuhi syarat dari Bina Marga yaitu sebesar 6%. Maka dari itu perlu dilakukan stabilisasi mekanis menggunakan Difa Soil Stabilizer dan abu sekam padi. Pada pengujian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan zat additive berupa Difa Soil Stabilizer dan abu sekam padi dapat meningkatkan daya dukung tanah lempung berpasir untuk akses jalan tanah. Terutama untuk CBR tanah dengan meningkatkan persentase zat additive dan kadar air yang tepat maka akan semakin baik pula nilai CBR yang didapat. Pada penelitian ini didapatkan nilai CBR optimumnya sebesar 7,17% pada campuran 0,6% Difa Soil Stabilizer dan 8% abu sekam padi","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128869259","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan produk baja sebagai bagian dalam struktur bangunan untuk konstruksi dalam negri semakin meningkat. Salah satu dampak operasional industry peleburan logam baja adalah besarnya jumlah limbah yang berupa slag yang dihasilkannya. Hal ini disebakan oleh kandungan logam didalam biji yang relatif kecil. Apabila slag yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan, sehingga slag perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Inovasi pembuatan beton dengan penggunaan limbah, masih akan terus dikembangkan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan Iron slag sebagai bahan substitusi sebagian agregat halus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kekuatan beton setelah menggunakan bahan tersebut.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Beton Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa. Benda uji dibuat dalam 2 (dua) tipe yaitu beton normal (beton kontrol) dan beton variasi Iron slag. Iron slag digunakan sebagai material substitusi agregat halus dengan memvariasikan kadarnya dalam campuran beton sebesar 0%, 75% dan 100% dan penggunaan Superplasticizer sebanyak 1%. Benda uji akan diamati pada umur 28 hari, dimana jumlah benda uji sebanyak 29 buah. Data yang terkumpul digunakan untuk menganalisis karakteristik beton yang menggunakan Iron slag. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan kuat tekan beton variasi yang tertinggi terjadi pada benda uji BS 100 yaitu sebesar sebesar 63,34% terhadap beton normal (beton kontrol). Penggunaan Iron slag sebagai material pengganti sebagian agregat halus pada campuran beton dapat meningkatkan kemampuan beton dalam menahan beban
{"title":"PEMANFAATAN LIMBAH IRON SLAG SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI SEBAGIAN PASIR PADA PRODUKSI BETON","authors":"Hijriah Hijriah, N. H. Yunianti","doi":"10.24127/TP.V10I2.1580","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1580","url":null,"abstract":"Penggunaan produk baja sebagai bagian dalam struktur bangunan untuk konstruksi dalam negri semakin meningkat. Salah satu dampak operasional industry peleburan logam baja adalah besarnya jumlah limbah yang berupa slag yang dihasilkannya. Hal ini disebakan oleh kandungan logam didalam biji yang relatif kecil. Apabila slag yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik, maka akan dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan, sehingga slag perlu mendapatkan penanganan yang tepat. Inovasi pembuatan beton dengan penggunaan limbah, masih akan terus dikembangkan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan Iron slag sebagai bahan substitusi sebagian agregat halus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kekuatan beton setelah menggunakan bahan tersebut.Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Beton Jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa. Benda uji dibuat dalam 2 (dua) tipe yaitu beton normal (beton kontrol) dan beton variasi Iron slag. Iron slag digunakan sebagai material substitusi agregat halus dengan memvariasikan kadarnya dalam campuran beton sebesar 0%, 75% dan 100% dan penggunaan Superplasticizer sebanyak 1%. Benda uji akan diamati pada umur 28 hari, dimana jumlah benda uji sebanyak 29 buah. Data yang terkumpul digunakan untuk menganalisis karakteristik beton yang menggunakan Iron slag. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa peningkatan kuat tekan beton variasi yang tertinggi terjadi pada benda uji BS 100 yaitu sebesar sebesar 63,34% terhadap beton normal (beton kontrol). Penggunaan Iron slag sebagai material pengganti sebagian agregat halus pada campuran beton dapat meningkatkan kemampuan beton dalam menahan beban","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125730213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-31DOI: 10.24127/TP.V10I2.1582.G1021
Sylvina Permatasari
Cara uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif kecil. Perencanaan tebal lapisan perkerasan bawah dan lapisan perkerasan atas serta lapis permukaan terlebih dahulu harus di uji kepadatan tanahnya. Pada penelitian ini membahas hubungan nilai CBR laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru yang merupakan jalan yang akan digunakan perusahaan agar akses jalan pelabuhan menjadi mudah dilalui sehingga dapat membantu perusahaan melalui akses jalan tersebut.Perhitungan hasil analisa data baik di lapangan maupun di laboratorium, diperoleh titik penelitian yang memiliki nilai hampir sama sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah (CBR perkiraan awal) di lapangan di Ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR lebih lanjut di laboratorium. Untuk mendapatkan berapa nilai DCP, nilai CBR, CBR desain dan nilai daya dukung tanah pada ruas Jalan dimana hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai DCP adalah 18,13 mm, sedangkan rata-rata nilai CBR adalah 13,35% dan desain nilai CBR adalah 24,78% dengan Daya Dukung Tanah adalah 7,74%.Kondisi di lapangan saat pengujian sudah layak untuk ditingkatkan perkerasan lapisan permukaan aspal karena memiliki standar kepadatan minimum 6%. Hasil nilai CBR tersebut akan menjadi rekomendasi untuk penentuan tebal lapis perkerasan dan tebal lapis permukaan pada Jalan tersebut
{"title":"HUBUNGAN NILAI CBR LABORATORIUM DAN DCP PADA TANAH YANG DIPADATKAN PADA RUAS JALAN DESA SEMISIR KABUPATEN KOTABARU","authors":"Sylvina Permatasari","doi":"10.24127/TP.V10I2.1582.G1021","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1582.G1021","url":null,"abstract":"Cara uji Dynamic Cone Penetrometer (DCP) merupakan suatu prosedur yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi jalan dengan biaya yang relatif kecil. Perencanaan tebal lapisan perkerasan bawah dan lapisan perkerasan atas serta lapis permukaan terlebih dahulu harus di uji kepadatan tanahnya. Pada penelitian ini membahas hubungan nilai CBR laboratorium dan DCP pada tanah yang dipadatkan di ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru yang merupakan jalan yang akan digunakan perusahaan agar akses jalan pelabuhan menjadi mudah dilalui sehingga dapat membantu perusahaan melalui akses jalan tersebut.Perhitungan hasil analisa data baik di lapangan maupun di laboratorium, diperoleh titik penelitian yang memiliki nilai hampir sama sehingga penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah (CBR perkiraan awal) di lapangan di Ruas Jalan Desa Semisir Kabupaten Kotabaru dapat dipakai sebagai suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan pengujian CBR lebih lanjut di laboratorium. Untuk mendapatkan berapa nilai DCP, nilai CBR, CBR desain dan nilai daya dukung tanah pada ruas Jalan dimana hasil pengujian menunjukkan rata-rata nilai DCP adalah 18,13 mm, sedangkan rata-rata nilai CBR adalah 13,35% dan desain nilai CBR adalah 24,78% dengan Daya Dukung Tanah adalah 7,74%.Kondisi di lapangan saat pengujian sudah layak untuk ditingkatkan perkerasan lapisan permukaan aspal karena memiliki standar kepadatan minimum 6%. Hasil nilai CBR tersebut akan menjadi rekomendasi untuk penentuan tebal lapis perkerasan dan tebal lapis permukaan pada Jalan tersebut","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"64 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124828004","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-31DOI: 10.24127/TP.V10I2.1584.G1022
Dadang Iskandar, Leni Sriharyani
Seiring dengan kemajuan perekonomian yang semakin mantap, pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan jalan antar kabupaten/kota menjadi katalisator dalam meningkatkan perekonomian daerah. Demikian halnya dengan Kota Metro Provinsi Lampung, yang menjadi pilihan tempat dilakukannya penelitian ini. Terdapat banyak jalan yang sering mengalami kerusakan dan terjadi secara berulang tanpa penanganan yang tuntas. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan evaluasi kinerja perkerasan sebelum dilakukan tindakan penanganan agar diperoleh hasil yang optimal. Dalam melakukan penilaian perkerasan terdapat dua metode yaitu dengan cara destruktif dan non-destruktif. Salah satu cara non-destruktif yang umum dikembangkan adalah Pavement Condition Index (PCI), dimana penilaian dilakukan dengan cara yang relatif panjang dan rumit, selain itu dibutuhkan perangkat lunak yang cukup mahal. Untuk itu penelitian ini berupaya mengembangkan metode alternatif sederhana dengan menggunakan teknik optimasi berbasis Artificial Neural Networks (ANN). Untuk tujuan ini jalan sepanjang 15 km lebih di wilayah studi diperiksa dan hasil perhitungan ANN menunjukkan bahwa kerusakan didominasi alligator crack dan rutting yang memerlukan penanganan lebih serius. Perhitungan yang dilakukan ANN menunjukan bahwa pemeliharaan harus diprioritaskan untuk beberapa section dengan nilai terkecil 66,03. Hasil yang sebanding dengan metode PCI konvensional yaitu 65,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan lunak ANN dapat menjadi alternatif dalam memprediksi kerusakan jalan dengan prosedur yang lebih sederhana
随着经济稳步发展,包括城际公路建设在内的基础设施的建设成为促进区域经济的催化剂。楠榜省的地铁城市也是如此,楠榜省是这项研究的首选。许多道路经常受到损害,并在没有完全处理的情况下不断重复发生。为了解决这个问题,需要在采取操作操作以获得最佳结果之前对境遇进行评估。评估方法有两种,一种是破坏性的,另一种是非破坏性的。发展出的一种常见的非破坏性方式是Pavement Condition Index (PCI),评估的方式相对较长和复杂,除此之外,还需要相当昂贵的软件。为此,本研究寻求采用人工神经网络优化技术(ANN)开发一种简单的替代方法。为此,研究区域的这条长达15公里(9英里)的道路受到了检查,安的计算表明,伤害主要是鳄鱼裂纹和皱纹,需要更严重的处理。安的计算表明,维护应该优先于至少66.03部分的部分。与传统的PCI方法65.70相比较的结果可以得出结论,软计算可以用更简单的方法来预测道路损坏
{"title":"SOFT COMPUTING PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS","authors":"Dadang Iskandar, Leni Sriharyani","doi":"10.24127/TP.V10I2.1584.G1022","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1584.G1022","url":null,"abstract":"Seiring dengan kemajuan perekonomian yang semakin mantap, pembangunan infrastruktur termasuk pembangunan jalan antar kabupaten/kota menjadi katalisator dalam meningkatkan perekonomian daerah. Demikian halnya dengan Kota Metro Provinsi Lampung, yang menjadi pilihan tempat dilakukannya penelitian ini. Terdapat banyak jalan yang sering mengalami kerusakan dan terjadi secara berulang tanpa penanganan yang tuntas. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu dilakukan evaluasi kinerja perkerasan sebelum dilakukan tindakan penanganan agar diperoleh hasil yang optimal. Dalam melakukan penilaian perkerasan terdapat dua metode yaitu dengan cara destruktif dan non-destruktif. Salah satu cara non-destruktif yang umum dikembangkan adalah Pavement Condition Index (PCI), dimana penilaian dilakukan dengan cara yang relatif panjang dan rumit, selain itu dibutuhkan perangkat lunak yang cukup mahal. Untuk itu penelitian ini berupaya mengembangkan metode alternatif sederhana dengan menggunakan teknik optimasi berbasis Artificial Neural Networks (ANN). Untuk tujuan ini jalan sepanjang 15 km lebih di wilayah studi diperiksa dan hasil perhitungan ANN menunjukkan bahwa kerusakan didominasi alligator crack dan rutting yang memerlukan penanganan lebih serius. Perhitungan yang dilakukan ANN menunjukan bahwa pemeliharaan harus diprioritaskan untuk beberapa section dengan nilai terkecil 66,03. Hasil yang sebanding dengan metode PCI konvensional yaitu 65,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan lunak ANN dapat menjadi alternatif dalam memprediksi kerusakan jalan dengan prosedur yang lebih sederhana","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122058449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanah gambut merupakan tanah yang mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar. Kandungan organik didapat dari sisa penimbunan dan pembusukan tumbuhan yang belum selesai, namun berlangsung dalam waktu yang lama. Tanah gambut memiliki angka pori dan kadar air yang sangat tinggi. Dalam pekerasan jalan, subgrade atau tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting”.”Letaknya yang berada”di bagian paling dasar menjadi lapisan ini sangat berperan besar dalam konstruksi pekerasan”.”Meskipun demikian, dengan berbagai alasan dan pertimbangan pekerjaan”konstruksi diatas tanah”gambut sering terpaksa dilakukan, terutama untuk pembangunan”di daerah pemukiman dan jalur jalan raya seperti yang ada di daerah”Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Salah satu cara stabilisasi adalah dengan cara kimiawi yakni dengan menggunakan bahan campuran zatadditive berupa Difa Soil Stabilizer.Difa Soil Stabilizermerupakan bahan additive yang berfungsi memadatkan (solidifikasi) dan menstabilkan (stabilizer). Prinsip kerja komponen difa soil stabilizer adalah dengan menyisihkan mineral yang berada pada permukaan partikel tanah. Sedangkan bahan semen (soil cemen) ini berfungsi sebagai perekat yang mengikat fragmen-fragmen mineral menjadi satu kesatuam yang homogeny. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung.”Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah distabilisasi, adapun pengujian-pengujian tersebut adalah pengujian sampel tanah asli meliputi Pengujian Uji Kadar Air, Pengujian Uji Analisis Saringan, Pengujian Uji Batas Atteberg Limit, Pengujian Uji Berat Jenis, Pengujian Pemadatan Tanah (proctor), Pengujian Kuat Geser sedangkan Pengujian pada tanah gambut yang telah distabilisasi dengan Difa Soil Stabilizer dan semen meliputi Pengujian Pemadatan Tanah (proctor) dan Pengujian Kuat Geser tanah.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel tanah yang diberi penambahan difa soil stabilizer dapat memperbaiki atau meningkatkan daya dukung sifat mekanis tanah.”Nilai PI semakin menurun dan tingkat kepadatan semakin meningkat namun nilai kuat geser tanah berkurang. Untuk pengujian kuat geser tanah yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro, dari ke empat sampel yang telah diujikan dengan campuran difa soil stabilizer yakni 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% + 8% semen dalam setiap pengujian kuat geser campuran. Dari ke empat pengujian nilai tegangan geser dengan campuran 0,4% difa soil stabilizer + 8% semen mendapat kadar campuran dengan nilai lebih maksimum yakni mendapatkan nilai kohesi 0,13 kg/cm2, sedangkan untuk sudut geser dalam mendapatkan nilai 36,82˚
{"title":"ANALISIS PERUBAHAN SIFAT MEKANIS TANAH GAMBUT PADA STABILISASI TANAH SECARA KIMIAWI MENGGUNAKAN DIFASOIL STABILIZER DAN SEMEN","authors":"Yusuf Amran, I. Permadi","doi":"10.24127/TP.V10I2.1585","DOIUrl":"https://doi.org/10.24127/TP.V10I2.1585","url":null,"abstract":"Tanah gambut merupakan tanah yang mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar. Kandungan organik didapat dari sisa penimbunan dan pembusukan tumbuhan yang belum selesai, namun berlangsung dalam waktu yang lama. Tanah gambut memiliki angka pori dan kadar air yang sangat tinggi. Dalam pekerasan jalan, subgrade atau tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting”.”Letaknya yang berada”di bagian paling dasar menjadi lapisan ini sangat berperan besar dalam konstruksi pekerasan”.”Meskipun demikian, dengan berbagai alasan dan pertimbangan pekerjaan”konstruksi diatas tanah”gambut sering terpaksa dilakukan, terutama untuk pembangunan”di daerah pemukiman dan jalur jalan raya seperti yang ada di daerah”Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Salah satu cara stabilisasi adalah dengan cara kimiawi yakni dengan menggunakan bahan campuran zatadditive berupa Difa Soil Stabilizer.Difa Soil Stabilizermerupakan bahan additive yang berfungsi memadatkan (solidifikasi) dan menstabilkan (stabilizer). Prinsip kerja komponen difa soil stabilizer adalah dengan menyisihkan mineral yang berada pada permukaan partikel tanah. Sedangkan bahan semen (soil cemen) ini berfungsi sebagai perekat yang mengikat fragmen-fragmen mineral menjadi satu kesatuam yang homogeny. Pelaksanaan pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung.”Pengujian yang dilakukan dibagi menjadi 2 bagian pengujian yaitu pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah distabilisasi, adapun pengujian-pengujian tersebut adalah pengujian sampel tanah asli meliputi Pengujian Uji Kadar Air, Pengujian Uji Analisis Saringan, Pengujian Uji Batas Atteberg Limit, Pengujian Uji Berat Jenis, Pengujian Pemadatan Tanah (proctor), Pengujian Kuat Geser sedangkan Pengujian pada tanah gambut yang telah distabilisasi dengan Difa Soil Stabilizer dan semen meliputi Pengujian Pemadatan Tanah (proctor) dan Pengujian Kuat Geser tanah.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel tanah yang diberi penambahan difa soil stabilizer dapat memperbaiki atau meningkatkan daya dukung sifat mekanis tanah.”Nilai PI semakin menurun dan tingkat kepadatan semakin meningkat namun nilai kuat geser tanah berkurang. Untuk pengujian kuat geser tanah yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro, dari ke empat sampel yang telah diujikan dengan campuran difa soil stabilizer yakni 0,2%, 0,4%, 0,6%, 0,8% + 8% semen dalam setiap pengujian kuat geser campuran. Dari ke empat pengujian nilai tegangan geser dengan campuran 0,4% difa soil stabilizer + 8% semen mendapat kadar campuran dengan nilai lebih maksimum yakni mendapatkan nilai kohesi 0,13 kg/cm2, sedangkan untuk sudut geser dalam mendapatkan nilai 36,82˚","PeriodicalId":287662,"journal":{"name":"TAPAK (Teknologi Aplikasi Konstruksi) : Jurnal Program Studi Teknik Sipil","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126807214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}