Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan mahasantri Ma'had Al Jami'ah IAIN Kendari. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, tampilan dan pengungkit data. Pengecekkan keabsahan data dilakukan dengan teknik penambahan pengamatan, ketekunan dan triangulasi (sumber, teknik dan waktu). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan mahasantri Ma'had Al Jami'ah IAIN Kendari meliputi beberapa hal: 1) orientasi mahasantri baru, 2) pengelompokkan mahasantri, 3) peraturan dan tata tertib mahasantri, 4) pembinaan mahasantri (Tahsinul qira'ah Al-Qur'an 'an, Tafsir, Hadis, Fiqih, Adab, Bahasa), 5) pengontrolan mahasantri, dan 6) evaluasi mahasantri. panutan dalam kegiatan pengelolaan mahasantri di Ma'had Al Jami'ah.
这是一项定性研究,其表现学方法旨在描述和分析马哈德•哈希姆•莱恩达里的玛哈德•希曼达里的经营。数据收集是通过观察技术、采访和文档进行的。数据分析是通过数据还原、视图和数据转储进行的。数据的有效性的验证是通过增加观察、耐力和三角测量(来源、技术和时间)来完成的。研究结果显示,管理玛哈德•哈德•勒·凯南提的管理包括以下几件事:1)新的马哈santri的方向,2)对马哈santri的管理,3)管理马哈santri的规则和秩序,4)管理马哈santri (Tahsinul qira,圣训,法学,文化),5)评价马哈santri。马哈德•贾米阿(Ma'had Al Jami ah)管理摩诃德•贾米阿(mahasantri)的榜样。
{"title":"PENGELOLAAN MAHASANTRI MA’HAD AL JAMI’AH IAIN KENDARI","authors":"Sitti Nurhalimah, Abdul Kadir","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2899","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2899","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengelolaan mahasantri Ma'had Al Jami'ah IAIN Kendari. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, tampilan dan pengungkit data. Pengecekkan keabsahan data dilakukan dengan teknik penambahan pengamatan, ketekunan dan triangulasi (sumber, teknik dan waktu). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan mahasantri Ma'had Al Jami'ah IAIN Kendari meliputi beberapa hal: 1) orientasi mahasantri baru, 2) pengelompokkan mahasantri, 3) peraturan dan tata tertib mahasantri, 4) pembinaan mahasantri (Tahsinul qira'ah Al-Qur'an 'an, Tafsir, Hadis, Fiqih, Adab, Bahasa), 5) pengontrolan mahasantri, dan 6) evaluasi mahasantri. panutan dalam kegiatan pengelolaan mahasantri di Ma'had Al Jami'ah.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121808831","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Abdul Rohman, Amir Sahidin, Yusuf Al Manaanu, M. Nasiruddin
Makalah ini akan membahas mengenai keraguan Ignaz Goldziher atas keotentikan hadits Nabi. Dengan metodologi kritik historis dia meragukan keotentikan hadits. Pandangan ini tentunya membuat kegelisahan bagi sarjana Muslim, karena sudah menjadi kesepakatan bahwa hadits adalah sumber hukum Islam kedua. Untuk menjawab keraguan tersebut Musthafa Azami melakukan kritik terhadap pemikirannya. Oleh karenanya penulis akan membahas tentang kritik Musthafa Azami terhadap pemikiran Ignaz Goldziher terkait keotentikan hadits. Artikel ini berjenis studi pustaka (library research). Dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif-analisis kritis dapat disimpulkan beberapa hal penting: Pertama, pernyataan Goldziher bahwa kodifikasi hadits baru dilakukan setelah beberapa abad wafatnya Nabi itu tidak benar, karena sudah ada beberapa sahabat yang mencatat hadits Nabi meskipun sedikit; Kedua , hadits hanyalah refleksi doktrinal dari perkembangan politik itu tidak tepat, karena tidak ditemukannya data yang otentik dari apa yang dipaparkan Goldziher; Ketiga , tuduhan pelarangan penulisan hadits itu keliru, karena faktanya Nabi hanya melarang jika hadits ditulis dalam satu tempat bersama ayat al-Qur’an untuk menghindari tumpang-tindihnya hadits dengan ayat al-Qur’an; Keempat , tudingan bahwa ahli hadits hanya berfokus pada kritik sanad itu salah, karena sejak dahulu terdapat dua tradisi kritik hadis yakni kritik sanad dan kritik matan yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam menentukan keshahihan hadis.
{"title":"PROBLEM OTENTITAS HADITS (Kritik Musthafa Azami terhadap Pemikiran Ignaz Goldziher)","authors":"Abdul Rohman, Amir Sahidin, Yusuf Al Manaanu, M. Nasiruddin","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.3008","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.3008","url":null,"abstract":"Makalah ini akan membahas mengenai keraguan Ignaz Goldziher atas keotentikan hadits Nabi. Dengan metodologi kritik historis dia meragukan keotentikan hadits. Pandangan ini tentunya membuat kegelisahan bagi sarjana Muslim, karena sudah menjadi kesepakatan bahwa hadits adalah sumber hukum Islam kedua. Untuk menjawab keraguan tersebut Musthafa Azami melakukan kritik terhadap pemikirannya. Oleh karenanya penulis akan membahas tentang kritik Musthafa Azami terhadap pemikiran Ignaz Goldziher terkait keotentikan hadits. Artikel ini berjenis studi pustaka (library research). Dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif-analisis kritis dapat disimpulkan beberapa hal penting: Pertama, pernyataan Goldziher bahwa kodifikasi hadits baru dilakukan setelah beberapa abad wafatnya Nabi itu tidak benar, karena sudah ada beberapa sahabat yang mencatat hadits Nabi meskipun sedikit; Kedua , hadits hanyalah refleksi doktrinal dari perkembangan politik itu tidak tepat, karena tidak ditemukannya data yang otentik dari apa yang dipaparkan Goldziher; Ketiga , tuduhan pelarangan penulisan hadits itu keliru, karena faktanya Nabi hanya melarang jika hadits ditulis dalam satu tempat bersama ayat al-Qur’an untuk menghindari tumpang-tindihnya hadits dengan ayat al-Qur’an; Keempat , tudingan bahwa ahli hadits hanya berfokus pada kritik sanad itu salah, karena sejak dahulu terdapat dua tradisi kritik hadis yakni kritik sanad dan kritik matan yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam menentukan keshahihan hadis.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127143113","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Harun Nasution (1919-1998) termasuk salah seorang tokoh intelektual muslim pembaharu dalam bidang pemikiran Islam rasional dan berpengaruh besar dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran agama dengan tetap diilhami substansi pesan moral wahyu Allah. Menurutnya dengan kemampuan daya nalar rasio manusia akan menemukan pengetahuan dan kebenaran, nilai-nilai dan pesan-pesan moral. Sementara dalam hal proses pendidikan moral itu sendiri harus rasional, yakni dalam prosesnya dapat diterima oleh rasio disamping harus juga selaras pula dengan tingkat perkembangan rasio anak didik. Keselarasan proses pendidikan moral dengan nalar rasio, akan dapat melahirkan anak didik yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual semata, tetapi sekaligus memiliki moral mulia. pengetahuan yang dimilikinya akan senantiasa sejajar dan sejalan dengan prilaku sosialnya, sehingga ada harapan menjadi manusia pencerah sosial shaleh.
{"title":"PEMIKIRAN HARUN NASUTION TENTANG PENDIDIKAN MORAL","authors":"Syafi’ah Syafi’ah, Muhdar Hm","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2530","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2530","url":null,"abstract":"Harun Nasution (1919-1998) termasuk salah seorang tokoh intelektual muslim pembaharu dalam bidang pemikiran Islam rasional dan berpengaruh besar dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran agama dengan tetap diilhami substansi pesan moral wahyu Allah. Menurutnya dengan kemampuan daya nalar rasio manusia akan menemukan pengetahuan dan kebenaran, nilai-nilai dan pesan-pesan moral. Sementara dalam hal proses pendidikan moral itu sendiri harus rasional, yakni dalam prosesnya dapat diterima oleh rasio disamping harus juga selaras pula dengan tingkat perkembangan rasio anak didik. Keselarasan proses pendidikan moral dengan nalar rasio, akan dapat melahirkan anak didik yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual semata, tetapi sekaligus memiliki moral mulia. pengetahuan yang dimilikinya akan senantiasa sejajar dan sejalan dengan prilaku sosialnya, sehingga ada harapan menjadi manusia pencerah sosial shaleh.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114592472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laela Rohma Puji Lestari, Sopi Sopiah, Hendri Hermawan Adinugraha
The values of Islamic education are a characteristic, inherent nature which consists of the rules and perspectives adhered to by the Islamic religion. In the “yatiman” tradition of the month of Suro there are Islamic educational values, namely in aqidah, sharia, and morals. Some people in implementing Suroan have mixed with cultural acts, and are against Islam. However, as time goes on, people prioritize something according to Islamic teachings. This study aims to describe the values of Islamic education in the “yatiman” tradition in the month of Suro in Panjang Baru Village, RW IX, Pekalongan City. This study uses a qualitative approach to the type of field research. The data source used is based on the results of observations, interviews conducted with the Long Baru Village Head, the Head of RW IX, Panjang Baru Village, Head of RT, Islamic Religious Leaders, Elders of Panjang Baru Village RW IX, and Orphans, and documentation. Data analysis in this study used a qualitative descriptive through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of the “yatiman” “tradition in the month of Suro in Kelurahan Panjang Baru RW IX Pekalongan began with Tahlil, prayer together, and the Suroan night feast then continued with tausiyah activities and donations for orphans the next day. The values of Islamic education are contained in the values of aqidah, sharia values, and moral values.
伊斯兰教育的价值观是一种具有特色的、内在的本质,它由伊斯兰宗教所坚持的规则和观点组成。在苏罗月的“yatiman”传统中,有伊斯兰教的教育价值,即aqidah, sharia和道德。一些人在实施Suroan时,混杂了文化行为,反对伊斯兰教。然而,随着时间的推移,人们根据伊斯兰教义优先考虑一些事情。本研究旨在描述北卡隆岸市RW IX Panjang Baru村苏洛月“yatiman”传统中伊斯兰教育的价值。本研究采用定性方法进行类型的实地研究。所使用的数据来源基于观察结果、对Long Baru村长、RW 9村长、Panjang Baru村、RW 9村长、伊斯兰宗教领袖、Panjang Baru村长老和孤儿进行的访谈以及文献资料。本研究的数据分析采用定性描述法,通过数据缩减、数据呈现和结论绘制。结果表明,“yatiman”传统在肃罗月在克鲁拉汉Panjang Baru RW IX Pekalongan开始与塔利尔,一起祈祷,肃罗安夜盛宴,然后继续tausiyah活动和捐赠孤儿的第二天。伊斯兰教育的价值观包含在aqidah价值观、伊斯兰教法价值观和道德价值观中。
{"title":"INTEGRATION OF ISLAMIC EDUCATION VALUES TOWARDS THE “YATIMAN” TRADITION IN THE MONTH OF SURO IN PEKALONGAN","authors":"Laela Rohma Puji Lestari, Sopi Sopiah, Hendri Hermawan Adinugraha","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2515","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2515","url":null,"abstract":"The values of Islamic education are a characteristic, inherent nature which consists of the rules and perspectives adhered to by the Islamic religion. In the “yatiman” tradition of the month of Suro there are Islamic educational values, namely in aqidah, sharia, and morals. Some people in implementing Suroan have mixed with cultural acts, and are against Islam. However, as time goes on, people prioritize something according to Islamic teachings. This study aims to describe the values of Islamic education in the “yatiman” tradition in the month of Suro in Panjang Baru Village, RW IX, Pekalongan City. This study uses a qualitative approach to the type of field research. The data source used is based on the results of observations, interviews conducted with the Long Baru Village Head, the Head of RW IX, Panjang Baru Village, Head of RT, Islamic Religious Leaders, Elders of Panjang Baru Village RW IX, and Orphans, and documentation. Data analysis in this study used a qualitative descriptive through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that the implementation of the “yatiman” “tradition in the month of Suro in Kelurahan Panjang Baru RW IX Pekalongan began with Tahlil, prayer together, and the Suroan night feast then continued with tausiyah activities and donations for orphans the next day. The values of Islamic education are contained in the values of aqidah, sharia values, and moral values.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126033147","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini merupakan hasil kajian kepustakaan yang bertujuan untuk menganalisis strategi pembelajaran menyenanggkan dengan Joyful Learning. Banyak mata pelajaran di sekolah/madrasah berisi konsep-konsep teoritis dan untuk menguasainya membutuhkan memori otak untuk menghafalnya. Proses menghafal tersebut seringkali menimbulkan kesan bahwa mata pelajaran tersebut menjadi tidak menarik dan membosankan. Bagi peserta didik yang tidak suka menghafal, maka mata pelajaran yang demikian menjadi sulit untuk dikuasai sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai yang berimplikasi pada ketidaktuntasan dalam hasil belajar. Melihat situasi yang demikian,maka guru yang profesional perlu menggunakan strategi yang tepat agar pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.Salah satu strategi yang perlu diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah joyful learning (pembelajaran menyenangkan). Menerapkan strategi pembelajaran joyful learnig pada prinsipnya sesuai dengan anjuran pemerintah bahwa guru yang profesional berkewajiban untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Hal yang lebih penting lagi bahwa proses pembelajaran pada jenjang dan jenis pendidikan harus diselenggarakan secara inspiratif, interaktif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup untuk berprakarsa, mengembangkan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
{"title":"JOYFUL LEARNING: STRATEGI ALTERNATIF MENUJU PEMBELAJARAN MENYENANGKAN","authors":"Sufiani Sufiani, M. Marzuki","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2892","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2892","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan hasil kajian kepustakaan yang bertujuan untuk menganalisis strategi pembelajaran menyenanggkan dengan Joyful Learning. Banyak mata pelajaran di sekolah/madrasah berisi konsep-konsep teoritis dan untuk menguasainya membutuhkan memori otak untuk menghafalnya. Proses menghafal tersebut seringkali menimbulkan kesan bahwa mata pelajaran tersebut menjadi tidak menarik dan membosankan. Bagi peserta didik yang tidak suka menghafal, maka mata pelajaran yang demikian menjadi sulit untuk dikuasai sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai yang berimplikasi pada ketidaktuntasan dalam hasil belajar. Melihat situasi yang demikian,maka guru yang profesional perlu menggunakan strategi yang tepat agar pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung dengan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.Salah satu strategi yang perlu diterapkan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah joyful learning (pembelajaran menyenangkan). Menerapkan strategi pembelajaran joyful learnig pada prinsipnya sesuai dengan anjuran pemerintah bahwa guru yang profesional berkewajiban untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Hal yang lebih penting lagi bahwa proses pembelajaran pada jenjang dan jenis pendidikan harus diselenggarakan secara inspiratif, interaktif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup untuk berprakarsa, mengembangkan kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121447067","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan yang berjudul “Studi Komparasi Manhaj Al-Syaukani (Al-Fawaid Al-Majmu’ah) dan Al-Idlibi (Naqd Al-Matn; ‘Inda ‘Ulama Al-Hadis An-Nabawi)”. Membahas pokok masalah yaitu hakikat pemikiran dan manhaj dari kedua ulama hadis tersebut, baik dari metode penulisan dan faktor yang melatarbelakangi penulisa kitab hadis. Dalam mengkaji manhaj kedua ulama tersebut, penulis menggunakan metode pendekatan Ilmu hadis dan sosio historis. Dalam penelitian hadis penulis menggunakan metode Muqarran dengan membandingkan kedua kitab, kemudian dianalisis. Hasilnya dari kedua ulama hadis tersebut ternyata perbedaanya sangat jauh. Al-Syaukani hanya menghimpun hadis maudhu berdasarkan pada kitab-kitab sebelumnya (ringkasan) sedangkan Al-Idlibi memberikan sebuah pemikiran baru tantang cara metode kritik matan hadis.
{"title":"STUDI KOMPARASI MANHAJ AL-SYAUKANI (FAWAID AL-MAJMU’AH FI AL AHADIS AL-MAUDU’AH) DAN AL-IDLIBI (NAQD AL-MATN; ‘INDA ‘ULAMA AL-HADIS AN-NABAWI)","authors":"Masyhuri Rifa'i, M. Aziz, Fariz Risky Fatah","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2900","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2900","url":null,"abstract":"Tulisan yang berjudul “Studi Komparasi Manhaj Al-Syaukani (Al-Fawaid Al-Majmu’ah) dan Al-Idlibi (Naqd Al-Matn; ‘Inda ‘Ulama Al-Hadis An-Nabawi)”. Membahas pokok masalah yaitu hakikat pemikiran dan manhaj dari kedua ulama hadis tersebut, baik dari metode penulisan dan faktor yang melatarbelakangi penulisa kitab hadis. Dalam mengkaji manhaj kedua ulama tersebut, penulis menggunakan metode pendekatan Ilmu hadis dan sosio historis. Dalam penelitian hadis penulis menggunakan metode Muqarran dengan membandingkan kedua kitab, kemudian dianalisis. Hasilnya dari kedua ulama hadis tersebut ternyata perbedaanya sangat jauh. Al-Syaukani hanya menghimpun hadis maudhu berdasarkan pada kitab-kitab sebelumnya (ringkasan) sedangkan Al-Idlibi memberikan sebuah pemikiran baru tantang cara metode kritik matan hadis.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"58 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123826492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan individu dan kiat sukses dalam pembelajaran bahasa Arab. Penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif ini merupakan studi kasus pembelajaran bahasa Arab pada Mata Kuliah Bahasa Arab 1 dan Bahasa Arab 2 di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian, dan verifikasi data, sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan, yaitu: pertama; perbedaan individu dalam pembelajaran bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan terjadi pada gaya belajar mahasiswa, baik gaya belajar introvert maupun gaya belajar extrovert. Gaya belajar introvert dan extrovert terdeteksi melalui rangkaian aktivitas belajar mahasiswa baik pada jadwal perkuliahan maupun di luar jadwal perkuliahan. Kedua, kiat sukses mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab ditunjukkan melalui beberapa cara alami, yaitu: memahami kekurangan pengetahuan dasar bahasa Arab, berinteraksi aktif dalam kegiatan belajar bahasa Arab secara maksimal, melaksanakan latihan komunikasi (lisan dan tulisan) secara bermakna dan memotivasi diri secara mandiri. Perbedaan individu melalui gaya belajar mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah memberi dampak positif pada konstruksi kiat sukses belajar Bahasa Arab bagi mahasiswa.
{"title":"PERBEDAAN INDIVIDU: RAGAM GAYA BELAJAR DAN KIAT SUKSES DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB","authors":"Imelda Wahyuni","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2953","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2953","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan individu dan kiat sukses dalam pembelajaran bahasa Arab. Penelitian lapangan menggunakan pendekatan kualitatif ini merupakan studi kasus pembelajaran bahasa Arab pada Mata Kuliah Bahasa Arab 1 dan Bahasa Arab 2 di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Kendari. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian, dan verifikasi data, sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan beberapa temuan, yaitu: pertama; perbedaan individu dalam pembelajaran bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan terjadi pada gaya belajar mahasiswa, baik gaya belajar introvert maupun gaya belajar extrovert. Gaya belajar introvert dan extrovert terdeteksi melalui rangkaian aktivitas belajar mahasiswa baik pada jadwal perkuliahan maupun di luar jadwal perkuliahan. Kedua, kiat sukses mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab ditunjukkan melalui beberapa cara alami, yaitu: memahami kekurangan pengetahuan dasar bahasa Arab, berinteraksi aktif dalam kegiatan belajar bahasa Arab secara maksimal, melaksanakan latihan komunikasi (lisan dan tulisan) secara bermakna dan memotivasi diri secara mandiri. Perbedaan individu melalui gaya belajar mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Arab di Fakultas Tarbiyah memberi dampak positif pada konstruksi kiat sukses belajar Bahasa Arab bagi mahasiswa.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"99 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125061258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis 1) Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe, 2) Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT dalam proses pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang menjelaskan, mendeskripsikan, menyelidiki dan memahami secara menyeluruh terhadap peristiwa dan gejala-gejala yang diteliti dengan situasi yang dialami. Pendekatan kualitatif ini menurut peneliti sangat relevan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mendeskripsikan Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe dan Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangan media pembelajaran berbasis ICT di MTsN 1 Konawe. Berdasarkan wawancara terhadap 15 orang informan yang terdiri atas Kepala Madrasah, Guru PAI dan siswa maka peneliti mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 1) Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT meliputi penggunaan what’s app, blog, dan e-mail. Dalam proses penggunaanya ke tiga media tersebut dikolaborasikan dalam proses pembelajaran, 2) kreativitas guru Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Konawe dapat dilihat dari hasrat untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik, memiliki kepekaan untuk bersikap terbuka serta tanggap terhadap segala sesuatu, siap mencoba dan melaksanakan, bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk mencari serta mengembangkan, dan memiliki optimisme.
本研究旨在描述和分析1)MTs country 1 Konawe, 2)伊斯兰宗教教育教师在MTs Negeri 1 Konawe学习过程中使用ICT学习媒体与PAI学习。该研究采用定性的方法,描述、描述、调查和全面理解与情况相关的事件和症状。研究人员认为,这种定性的方法在本研究中非常相关,因为它的目的是描述MTs国1 Konawe的PAI在PAI的学习中所使用的信息通信媒体,以及伊斯兰教教育教师在MTsN 1 Konawe的信息通信媒体发展中所发挥的作用。根据对15名由伊斯兰学校校长、PAI导师和学生组成的线人的采访,研究人员得出的结论是,1)基于信息通信学习媒体的使用包括使用what 's app、博客和电子邮件。这些媒体手段过程中第三dikolaborasikan创造力的学习过程中,2)在1个Konawe伊斯兰宗教教育的老师可以从渴望改变周围的事情变得更好,有敏感性,以开放的态度和反应,尝试和执行一切,愿意投入时间和精力去寻找和开发,有乐观的态度。
{"title":"KREATIVITAS GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT","authors":"Ahmad Ghifari Tetambe, Dirman Dirman","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2920","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2920","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis 1) Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe, 2) Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT dalam proses pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yang menjelaskan, mendeskripsikan, menyelidiki dan memahami secara menyeluruh terhadap peristiwa dan gejala-gejala yang diteliti dengan situasi yang dialami. Pendekatan kualitatif ini menurut peneliti sangat relevan dalam penelitian ini karena bertujuan untuk mendeskripsikan Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran PAI di MTs Negeri 1 Konawe dan Kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam mengembangan media pembelajaran berbasis ICT di MTsN 1 Konawe. Berdasarkan wawancara terhadap 15 orang informan yang terdiri atas Kepala Madrasah, Guru PAI dan siswa maka peneliti mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa 1) Penggunaan media pembelajaran berbasis ICT meliputi penggunaan what’s app, blog, dan e-mail. Dalam proses penggunaanya ke tiga media tersebut dikolaborasikan dalam proses pembelajaran, 2) kreativitas guru Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Konawe dapat dilihat dari hasrat untuk mengubah hal-hal disekelilingnya menjadi lebih baik, memiliki kepekaan untuk bersikap terbuka serta tanggap terhadap segala sesuatu, siap mencoba dan melaksanakan, bersedia mencurahkan waktu dan tenaga untuk mencari serta mengembangkan, dan memiliki optimisme.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129601094","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tulisan ini mengkaji pemikiran pendidikan anak Abdullah Nashi Ulwan dengan bahan kajian prosesi ritual katoba di Kabupaten Muna. katoba secara harfiah dapat diartikan sebagai penobatan, yaitu sebagai bentuk upacara adat islami pada masyarakat Muna yang disampaikan oleh imam (penutur) kepada anak/yang di toba (objek tutur) yang hendak beranjak dewasa. Katoba merupakan salah satu ritual adat yang ditujukan kepada anak-anak yang berisi tentang perintah kebaikan dan juga larangan melaksanakan keburukan. Penelitian ini bertujuan mengungkap materi pendidikan anak Abdullah Nashi Ulwan dalam ritual katoba pada masyarakat Muna. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Mengambil lokasi penelitian di kabupaten Muna dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara kepada tokoh adat dan imam pelaksana katoba , observasi, dan dokumentasi. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat materi pendidikan anak Nashih Ulwan dalam ritual katoba. Aspek-aspek pendidikan tersebut meliputi: pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan mental, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan sosial dan pendidikan seks. makna tersebut didapat dari prosesi ungkapan dalam pelaksanaan ritual katoba
{"title":"PEMIKIRAN PENDIDIKAN ANAK ABDULLAH NASHI ULWAN (KAJIAN TERADAP RITUAL KATOBA)","authors":"Aris Armeth Daud Al Kahar","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2883","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2883","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji pemikiran pendidikan anak Abdullah Nashi Ulwan dengan bahan kajian prosesi ritual katoba di Kabupaten Muna. katoba secara harfiah dapat diartikan sebagai penobatan, yaitu sebagai bentuk upacara adat islami pada masyarakat Muna yang disampaikan oleh imam (penutur) kepada anak/yang di toba (objek tutur) yang hendak beranjak dewasa. Katoba merupakan salah satu ritual adat yang ditujukan kepada anak-anak yang berisi tentang perintah kebaikan dan juga larangan melaksanakan keburukan. Penelitian ini bertujuan mengungkap materi pendidikan anak Abdullah Nashi Ulwan dalam ritual katoba pada masyarakat Muna. Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Mengambil lokasi penelitian di kabupaten Muna dengan pengumpulan data menggunakan metode wawancara kepada tokoh adat dan imam pelaksana katoba , observasi, dan dokumentasi. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat materi pendidikan anak Nashih Ulwan dalam ritual katoba. Aspek-aspek pendidikan tersebut meliputi: pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan mental, pendidikan fisik, pendidikan intelektual, pendidikan sosial dan pendidikan seks. makna tersebut didapat dari prosesi ungkapan dalam pelaksanaan ritual katoba","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"404 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131850929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus dan bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi penanaman karakter disiplin santri. Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 7 Riyadhatul Mujahidin Pudahoa Mowila Konawe Selatan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber informasi, tehnik dan waktu. Hasil penelitian ini menemukan bahwa strategi penanaman karakter disiplin santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 7 terbagi menjadi tiga yaitu: 1) disiplin berbahasa, 2) disiplin belajar dan 3) disiplin Ibadah. Ketiga strategi dalam penanaman karakter disiplin tersebut telah dilakukan secara maksimal, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan/role model dalam penerapan disiplin santri khususnya pada pondok pesantren.
{"title":"STRATEGI PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN SANTRI","authors":"Nurwahyudin Nurwahyudin, S. Supriyanto","doi":"10.31332/zjpi.v7i1.2757","DOIUrl":"https://doi.org/10.31332/zjpi.v7i1.2757","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus dan bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis strategi penanaman karakter disiplin santri. Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 7 Riyadhatul Mujahidin Pudahoa Mowila Konawe Selatan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengecekan keabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber informasi, tehnik dan waktu. Hasil penelitian ini menemukan bahwa strategi penanaman karakter disiplin santri di Pondok Modern Darussalam Gontor Kampus 7 terbagi menjadi tiga yaitu: 1) disiplin berbahasa, 2) disiplin belajar dan 3) disiplin Ibadah. Ketiga strategi dalam penanaman karakter disiplin tersebut telah dilakukan secara maksimal, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan/role model dalam penerapan disiplin santri khususnya pada pondok pesantren.","PeriodicalId":298088,"journal":{"name":"Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116738633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}