Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.398-409
Helvynda Dwita Yollanda
Latar belakang: Suatu produk-produk makanan yang masuk kedalam kategori sehat ialah produk yang memiliki kandungan gizi serta zat yang didalamnya juga tidak mengandung zat-zat berbahaya untuk organ tubuh manusia. Makanan-makanan yang bisa dimasukkan kedalam kategori memiliki mutu yang baik, apabila makanan tersebut layak serta aman untuk dimakan serta dikonsumsi. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memberikan sarana serta prasarana berupa kantin yang sudah memiliki kerjasama dengan pihak lainnya yakni pihak yang mengurusi catering yakni catering mahkota dimana pihak tersebut yang memfasilitasi pemberian makanan untuk para karyawan didalam mengembangkan kinerja dari karyawan tersebut. Produk yang dikeluarkan oleh pihak tersebut salah satunya ialah Asam-asam manyung. Tujuan: Mengidentifikasi penerapan sistem HACCP pada produk Asam-Asam Manyung. Metode: Metode yang dimanfaatkan didalam pelaksanaan penelitian tersebut ialah deskriptif kualitatif yang didalamnya termasuk juga pelaksanaan observasi di lapangan yang dilaksanakan dengan langsung dan juga pelaksanaan wawancara dengan para karyawan catering mahkota yang bekerja di kantin PT Semen Indonesia (Persero), Tbk. Hasil: Tahap-tahap didalam melaksanakan produksi diawali melalui tahapan proses diterimanya bahan baku dari masakan asam manyung hingga diakhiri dengan tersajinya makanan tersebut. Pelaksanaan proses dari pembuatan Asam manyung didapati adanya tiga tahapan yang hal tersebut merupakan titik kritis (CCP) yang patut diwaspadai yakni berada di tahapan proses ikan beku yang mulai disimpan, lalu proses cairnya ikan yang sudah beku sebelumnya dan diakhiri dengan penyajian makanan tersebut. Tata cara agar dapat melaksanakan pengendalian risiko yang bisa dilaksanakan saat proses disimpannya ikan beku yakni dilaksanakan pengecekan secara berkala agar dapat mengetahui suhu yang digunakan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Tahap-tahap cairnya ikan yang beku memanfaatkan satu dari sekian penggunaan teknik dari empat teknik thawing wajib untuk dilaksanakan supaya tidak menjadi sumber perkembangan dari berbagai macam mikroorganisme serta tahapan penyajian yang diwajibkan diperhatikannya status dari produk makanan tersebut supaya dalam kondisi tertutup agar dapat melaksanakan pencegahan kontaminasi eksternal. Kesimpulan: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan perbaikan kualitas mutu makanan dan dapat diterapkan sistem HACCP pada produk makanan lainnya. Sehingga produk makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
{"title":"Penerapan Sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada Produk Asam–Asam Manyung di Kantin PT. Semen Indonesia (PERSERO) Tbk","authors":"Helvynda Dwita Yollanda","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.398-409","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.398-409","url":null,"abstract":"Latar belakang: Suatu produk-produk makanan yang masuk kedalam kategori sehat ialah produk yang memiliki kandungan gizi serta zat yang didalamnya juga tidak mengandung zat-zat berbahaya untuk organ tubuh manusia. Makanan-makanan yang bisa dimasukkan kedalam kategori memiliki mutu yang baik, apabila makanan tersebut layak serta aman untuk dimakan serta dikonsumsi. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk memberikan sarana serta prasarana berupa kantin yang sudah memiliki kerjasama dengan pihak lainnya yakni pihak yang mengurusi catering yakni catering mahkota dimana pihak tersebut yang memfasilitasi pemberian makanan untuk para karyawan didalam mengembangkan kinerja dari karyawan tersebut. Produk yang dikeluarkan oleh pihak tersebut salah satunya ialah Asam-asam manyung.\u0000Tujuan: Mengidentifikasi penerapan sistem HACCP pada produk Asam-Asam Manyung.\u0000Metode: Metode yang dimanfaatkan didalam pelaksanaan penelitian tersebut ialah deskriptif kualitatif yang didalamnya termasuk juga pelaksanaan observasi di lapangan yang dilaksanakan dengan langsung dan juga pelaksanaan wawancara dengan para karyawan catering mahkota yang bekerja di kantin PT Semen Indonesia (Persero), Tbk.\u0000Hasil: Tahap-tahap didalam melaksanakan produksi diawali melalui tahapan proses diterimanya bahan baku dari masakan asam manyung hingga diakhiri dengan tersajinya makanan tersebut. Pelaksanaan proses dari pembuatan Asam manyung didapati adanya tiga tahapan yang hal tersebut merupakan titik kritis (CCP) yang patut diwaspadai yakni berada di tahapan proses ikan beku yang mulai disimpan, lalu proses cairnya ikan yang sudah beku sebelumnya dan diakhiri dengan penyajian makanan tersebut. Tata cara agar dapat melaksanakan pengendalian risiko yang bisa dilaksanakan saat proses disimpannya ikan beku yakni dilaksanakan pengecekan secara berkala agar dapat mengetahui suhu yang digunakan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Tahap-tahap cairnya ikan yang beku memanfaatkan satu dari sekian penggunaan teknik dari empat teknik thawing wajib untuk dilaksanakan supaya tidak menjadi sumber perkembangan dari berbagai macam mikroorganisme serta tahapan penyajian yang diwajibkan diperhatikannya status dari produk makanan tersebut supaya dalam kondisi tertutup agar dapat melaksanakan pencegahan kontaminasi eksternal.\u0000Kesimpulan: Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan perbaikan kualitas mutu makanan dan dapat diterapkan sistem HACCP pada produk makanan lainnya. Sehingga produk makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132611682","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.94-103
Aurelia Dhea Fradista
Latar belakang: Premenstrual Syndrome merupakan kumpulan gejala menstruasi yang timbul sebelum dan saat menstruasi terjadi. Faktor yang dapat mempengaruhi gejala premenstrual syndrome adalah tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis. Tingkat konsumsi zat gizi dan stres psikologis yang berbeda antar individu dapat mengakibatkan adanya perbedaan gejala premenstrual syndrome yang dirasakan. Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis dengan premenstrual syndrome pada mahasiswi indekos di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain case control. Sampel terdiri dari 28 mahasiswi dengan premenstrual syndrome dan 28 mahasiswi yang tidak mengalami premenstrual syndrome. Variabel bebas terdiri dari tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis. Variabel terikat adalah Premenstrual Syndrome (PMS). Analisis data yang digunakan meliputi uji Chi-Square, Fisher Exact, dan Regresi Logistik. Hasil: Hasil uji analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi (p=0,027; OR=3,111), lemak (p=0,026; OR=0,175), vitamin B6 (p=0,035; OR=6,668), kalsium (p=0,029; OR=0,134), magnesium (p=0,048; OR=9,155), dan tingkat stres psikologis (p=0,000; OR=0,041) dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Sebaliknya, tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi protein (p=0,589; OR=0,249) dan tingkat konsumsi karbohidrat (p=0,252; OR=0,938) dengan kejadian premenstrual syndrome. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat konsumsi energi, lemak, vitamin B6, kalsium, magnesium, dan tingkat stres psikologis dapat mempengaruhi gejala yang ditimbulkan oleh premenstrual syndrome. Saran untuk mahasiswi, sebaiknya melakukan pengaturan pola konsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang
{"title":"Hubungan Tingkat Konsumsi Zat Gizi dan Tingkat Stres Psikologis dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada Mahasiswi Indekos Usia 18–22 Tahun di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga","authors":"Aurelia Dhea Fradista","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.94-103","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.94-103","url":null,"abstract":"Latar belakang: Premenstrual Syndrome merupakan kumpulan gejala menstruasi yang timbul sebelum dan saat menstruasi terjadi. Faktor yang dapat mempengaruhi gejala premenstrual syndrome adalah tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis. Tingkat konsumsi zat gizi dan stres psikologis yang berbeda antar individu dapat mengakibatkan adanya perbedaan gejala premenstrual syndrome yang dirasakan.\u0000Tujuan: Menganalisis hubungan antara tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis dengan premenstrual syndrome pada mahasiswi indekos di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain case control. Sampel terdiri dari 28 mahasiswi dengan premenstrual syndrome dan 28 mahasiswi yang tidak mengalami premenstrual syndrome. Variabel bebas terdiri dari tingkat konsumsi zat gizi dan tingkat stres psikologis. Variabel terikat adalah Premenstrual Syndrome (PMS). Analisis data yang digunakan meliputi uji Chi-Square, Fisher Exact, dan Regresi Logistik. \u0000Hasil: Hasil uji analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat konsumsi energi (p=0,027; OR=3,111), lemak (p=0,026; OR=0,175), vitamin B6 (p=0,035; OR=6,668), kalsium (p=0,029; OR=0,134), magnesium (p=0,048; OR=9,155), dan tingkat stres psikologis (p=0,000; OR=0,041) dengan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS). Sebaliknya, tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi protein (p=0,589; OR=0,249) dan tingkat konsumsi karbohidrat (p=0,252; OR=0,938) dengan kejadian premenstrual syndrome.\u0000Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat konsumsi energi, lemak, vitamin B6, kalsium, magnesium, dan tingkat stres psikologis dapat mempengaruhi gejala yang ditimbulkan oleh premenstrual syndrome. Saran untuk mahasiswi, sebaiknya melakukan pengaturan pola konsumsi sesuai dengan pedoman gizi seimbang","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":" 11","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120832315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.309-313
I. G. R. S. Murti, Ririh Yudhastuti
Latar Belakang: Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus dengue dengan jalur penularan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Faktor host dalam segitiga epidemiologi, yang terdiri atas karakteristik, sikap dan perilaku dari masyarakat diperkirakan menjadi salah satu penunjang terjadinya kasus DBD. Kecamatan Buleleng merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali dengan angka kasus DBD tertinggi sejak tahun 2016. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, sikap dan perilaku masyarakat pengunjung tempat ibadah Pura terhadap kasus DBD di Kecamatan Buleleng. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan model rancang ruang cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022 di Pura Jagatnatha Singaraja dan Pura Taman Sari Singaraja. Data pada penelitian ini didapatkan secara primer melalui kuisioner yang disebarkan kepada para responden, serta data sekunder terkait frekuensi kasus DBD yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan metode Chi Square melalui aplikasi spss. Hasil: Karakteristik yang dimiliki oleh para responden terkait usia (p=0.914), jenis kelamin (p=0.257) dan pengetahuan (p=0.247), serta sikap dan perilaku (p=0.841) para pengunjung Pura tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus DBD yang terjadi. Kesimpulan: Karakteristik yang dimiliki oleh para pengunjung Pura tidak memiliki hubungan dengan kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Buleleng.
{"title":"Analisis Karakteristik, Sikap, dan Perilaku Pengunjung Tempat Ibadah terhadap Kasus DBD","authors":"I. G. R. S. Murti, Ririh Yudhastuti","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.309-313","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.309-313","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit DBD merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus dengue dengan jalur penularan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Faktor host dalam segitiga epidemiologi, yang terdiri atas karakteristik, sikap dan perilaku dari masyarakat diperkirakan menjadi salah satu penunjang terjadinya kasus DBD. Kecamatan Buleleng merupakan salah satu wilayah di Provinsi Bali dengan angka kasus DBD tertinggi sejak tahun 2016.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik, sikap dan perilaku masyarakat pengunjung tempat ibadah Pura terhadap kasus DBD di Kecamatan Buleleng.\u0000Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan model rancang ruang cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022 di Pura Jagatnatha Singaraja dan Pura Taman Sari Singaraja. Data pada penelitian ini didapatkan secara primer melalui kuisioner yang disebarkan kepada para responden, serta data sekunder terkait frekuensi kasus DBD yang bersumber dari Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng. Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya diolah dengan menggunakan metode Chi Square melalui aplikasi spss.\u0000Hasil: Karakteristik yang dimiliki oleh para responden terkait usia (p=0.914), jenis kelamin (p=0.257) dan pengetahuan (p=0.247), serta sikap dan perilaku (p=0.841) para pengunjung Pura tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kasus DBD yang terjadi.\u0000Kesimpulan: Karakteristik yang dimiliki oleh para pengunjung Pura tidak memiliki hubungan dengan kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Buleleng.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124918159","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.384-388
Yura Melly Safira
Latar Belakang: Usia prasekolah merupakan anak berusia 3-6 tahun. Diusia ini, anak memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian stimulasi serta pola makan yang baik bagi anak, akan bermanfaat bagi proses tumbuh kembang anak. anak usia prasekolah jumlahnya sangat besar di Indonesia, yaitu 20% dari keseluruhan populasi, dalam rentang usia 36 bulan sampai dengan 5 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial pada orangtua dengan pola makan anak di TK Al Ikhlas Kecamatan Arjasa Kangean. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian secara kuantitatif yang bersifat observasional. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Sampel diambil dengan Teknik proportional random sampling pada 83 ibu anak TK. Hasil: Tidak terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan media sosial dengan pola makan pada anak (pv=0,218) dan tidak terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan media sosial dengan pola asuh pada anak (pv=0,121). Kesimpulan: Terdapat hubungan penggunaan media sosial pada orangtua dengan pola makan anak di TK Al Ikhlas Kecamatan Arjasa Kangean. Hal ini terjadi karena penggunaan media sosial pada orangtua tergolong singkat, sehingga orangtua tetap dapat memberikan perhatian penuh terhadap anak.
背景:学龄前儿童3-6岁。在这个年龄,孩子有更高的成长能力和发展能力。给孩子们刺激和良好的饮食,将有助于孩子们成长的过程。在印度尼西亚,学龄前儿童占总人口的20%,年龄在36个月到5岁之间。目的:本研究旨在确定儿童饮食在Kangean TK Al Al至关重要的家长使用社交媒体的关系。方法:这项研究采用定量观察研究。本研究采用跨部门研究设计。样本采用了83名幼儿园母亲随机抽样技术。结果:社交媒体的使用频率与儿童饮食的频率(pv= 0.218)之间没有联系,儿童教养的社交媒体使用频率(pv= 0.121)之间没有联系。结论:在Kangean幼儿园,社交媒体与儿童饮食模式的家长之间存在联系。这是因为社交媒体的使用是短暂的,所以父母仍然可以密切关注孩子。
{"title":"Hubungan Penggunaan Media Sosial pada Orangtua dengan Pola Makan Anak TK Al Ikhlas Kecamatan Arjasa Kangean","authors":"Yura Melly Safira","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.384-388","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.384-388","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Usia prasekolah merupakan anak berusia 3-6 tahun. Diusia ini, anak memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian stimulasi serta pola makan yang baik bagi anak, akan bermanfaat bagi proses tumbuh kembang anak. anak usia prasekolah jumlahnya sangat besar di Indonesia, yaitu 20% dari keseluruhan populasi, dalam rentang usia 36 bulan sampai dengan 5 tahun.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial pada orangtua dengan pola makan anak di TK Al Ikhlas Kecamatan Arjasa Kangean.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian secara kuantitatif yang bersifat observasional. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain cross sectional study. Sampel diambil dengan Teknik proportional random sampling pada 83 ibu anak TK.\u0000Hasil: Tidak terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan media sosial dengan pola makan pada anak (pv=0,218) dan tidak terdapat hubungan antara frekuensi penggunaan media sosial dengan pola asuh pada anak (pv=0,121).\u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan penggunaan media sosial pada orangtua dengan pola makan anak di TK Al Ikhlas Kecamatan Arjasa Kangean. Hal ini terjadi karena penggunaan media sosial pada orangtua tergolong singkat, sehingga orangtua tetap dapat memberikan perhatian penuh terhadap anak.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115030083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.332-337
Andi Batari Khairunnisa
Latar Belakang: Stunting didefinisikan sebagai keadaan kurang gizi yang ditandai dengan bentuk tubuh yang kerdil ditinjau dari indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U). Salah satu faktor yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak balita adalah faktor kebiasaan makan, karena makanan mengandung zat gizi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola makan dengan tingkat pengetahuan ibu dengan prevalensi stunting pada anak balita. di Kelurahan Jagir Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian observasional kuantitatif dengan desain deskriptif dan cross-sectional. Sebanyak 79 sampel anak di bawah usia lima tahun diuji menggunakan teknik eksperimen sampel acak proporsional Hasil: Terdapat hubungan antara pola makan menurut jenis dengan stunting (p=0,000), ada hubungan antara pola pemberian makan bmenurut jumlah dengan stunting (p=0,000), ada hubungan pola antara pemberian makan menurut jadwal dengan stunting (p=0,000), ada antara hubungan pola pemberian makan (total) terhadap kejadian stunting (p=0,000), dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan stunting (p=0,000). Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara pola praktik makan gizi dan pengetahuan ibu terhadap stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di Kelurahan Jagir Surabaya. Hal ini terjadi karena program pemberian makan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita dapat menyebabkan masalah gizi kronis seperti stunting. Tingkat pengetahuan ibu terkait gizi dan stunting yang kurang juga dapat menyebabkan stunting pada anak balita.
{"title":"Hubungan Pola Pemberian Makan dan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Anak Balita di Kelurahan Jagir Surabaya","authors":"Andi Batari Khairunnisa","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.332-337","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.332-337","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Stunting didefinisikan sebagai keadaan kurang gizi yang ditandai dengan bentuk tubuh yang kerdil ditinjau dari indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U). Salah satu faktor yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak balita adalah faktor kebiasaan makan, karena makanan mengandung zat gizi.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola makan dengan tingkat pengetahuan ibu dengan prevalensi stunting pada anak balita. di Kelurahan Jagir Surabaya.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan penelitian observasional kuantitatif dengan desain deskriptif dan cross-sectional. Sebanyak 79 sampel anak di bawah usia lima tahun diuji menggunakan teknik eksperimen sampel acak proporsional\u0000Hasil: Terdapat hubungan antara pola makan menurut jenis dengan stunting (p=0,000), ada hubungan antara pola pemberian makan bmenurut jumlah dengan stunting (p=0,000), ada hubungan pola antara pemberian makan menurut jadwal dengan stunting (p=0,000), ada antara hubungan pola pemberian makan (total) terhadap kejadian stunting (p=0,000), dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan stunting (p=0,000).\u0000Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara pola praktik makan gizi dan pengetahuan ibu terhadap stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di Kelurahan Jagir Surabaya. Hal ini terjadi karena program pemberian makan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita dapat menyebabkan masalah gizi kronis seperti stunting. Tingkat pengetahuan ibu terkait gizi dan stunting yang kurang juga dapat menyebabkan stunting pada anak balita.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121756910","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.367-373
Rafdi Ghazi Iriyanto Putra
Latar Belakang: Pada bidang Kesehatan, perkembangan teknologi informasi menjadi semakin kompleks dan beragam, salah satunya yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam dunia kesehatan, SIG telah terkenal sebagai alat bantu surveilans yang dapat dipergunakan untuk menilai risiko serta ancaman kesehatan di masyarakat; mengetahui sebaran penyakit dan penyelidikan wabah; merencanakan dan melaksanakan program pelayanan kesehatan, serta evaluasi dan pemantauan. Pada tahun 2019, di Kabupaten Sidoarjo telah ditemukan sebanyak 367 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dimana angka penemuan kasus tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran sebaran kasus DBD di tiap wilayah Sidoarjo dan menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kasus DBD di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019. Metode: Penelitian ini berdesain cross sectional dengan populasi semua kecamatan di Kabupaten Sidoarjo tahun yaitu sebanyak 18 kecamatan yang semuanya akan menjadi sampel penelitian. Variabel dependen yaitu jumlah kasus DBD di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019, sedangkan variabel independen yaitu kepadatan penduduk per km2, persentase sarana air minum yang memenuhi syarat, jumlah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, dan jumlah keluarga dengan akses jamban sehat. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu peta Kabupaten Sidoarjo dan Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019. Analisis yang digunakan yaitu analisis pemetaan dan regresi linier berganda dengan GeoDa. Hasil: Kasus DBD terbanyak terjadi di Kecamatan Sukodono, Candi, Tulangan, dan Taman. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepadatan penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,26206), persentase sarana air minum berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,00654), jumlah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,04448), dan jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,03526). Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi jumlah kasus DBD adalah persentase sarana air minum yang memenuhi standar, jumlah tempat umum yang memenuhi standar kesehatan, dan jumlah keluarga dengan akses jamban sehat. Diharapkan untuk melakukan modifikasi teknik penyelidikan penemuan kasus DBD secara dini dengan memanfaatkan data keruangan dan waktu.
{"title":"Sistem Informasi Geografis pada Kasus Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019","authors":"Rafdi Ghazi Iriyanto Putra","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.367-373","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.367-373","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pada bidang Kesehatan, perkembangan teknologi informasi menjadi semakin kompleks dan beragam, salah satunya yaitu Sistem Informasi Geografis (SIG). Dalam dunia kesehatan, SIG telah terkenal sebagai alat bantu surveilans yang dapat dipergunakan untuk menilai risiko serta ancaman kesehatan di masyarakat; mengetahui sebaran penyakit dan penyelidikan wabah; merencanakan dan melaksanakan program pelayanan kesehatan, serta evaluasi dan pemantauan. Pada tahun 2019, di Kabupaten Sidoarjo telah ditemukan sebanyak 367 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), dimana angka penemuan kasus tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran sebaran kasus DBD di tiap wilayah Sidoarjo dan menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap jumlah kasus DBD di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019.\u0000Metode: Penelitian ini berdesain cross sectional dengan populasi semua kecamatan di Kabupaten Sidoarjo tahun yaitu sebanyak 18 kecamatan yang semuanya akan menjadi sampel penelitian. Variabel dependen yaitu jumlah kasus DBD di Kabupaten Sidoarjo tahun 2019, sedangkan variabel independen yaitu kepadatan penduduk per km2, persentase sarana air minum yang memenuhi syarat, jumlah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan, dan jumlah keluarga dengan akses jamban sehat. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu peta Kabupaten Sidoarjo dan Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019. Analisis yang digunakan yaitu analisis pemetaan dan regresi linier berganda dengan GeoDa.\u0000Hasil: Kasus DBD terbanyak terjadi di Kecamatan Sukodono, Candi, Tulangan, dan Taman. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepadatan penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,26206), persentase sarana air minum berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,00654), jumlah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,04448), dan jumlah keluarga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) berpengaruh signifikan terhadap jumlah kasus DBD (p=0,03526).\u0000Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi jumlah kasus DBD adalah persentase sarana air minum yang memenuhi standar, jumlah tempat umum yang memenuhi standar kesehatan, dan jumlah keluarga dengan akses jamban sehat. Diharapkan untuk melakukan modifikasi teknik penyelidikan penemuan kasus DBD secara dini dengan memanfaatkan data keruangan dan waktu.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"45 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133832888","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.272-276
Ismara Nareswari, N. Widajati, Ainayya Rizky Savitri
Background: Work stress can happen to any worker, including crane operators. Monotonous work might cause work stress. Work stress can arise when workers do the same job and do it repeatedly without any variation in their work. Objectives: This study aims to determine whether there is a correlation between work monotony with work stress on crane operators in Nilam and Jamrud Terminals of Tanjung Perak Harbor. Methods: A cross-sectional study design was conducted between February - March 2021. The subjects in this study were 58 crane operators obtained from calculating the Slovin formula. The DASS 42 questionnaires were used in this study and instruments in the Indonesian version were validated. SPSS version 21 was used for descriptive and bivariate analysis in the form of contingency coefficient analysis and Spearman correlation. Results: The results showed that the average age was 38 years old and the average tenure was 6 years. All of the crane operators are male. In this study, it was found that most of the crane operators considered their work monotonous (75,9%). Meanwhile, work stress experienced by crane operators is dominant on a normal scale (34,5%), but other crane operators experience work stress ranging from mild to very heavy. The results also show a correlation between work monotony (r=0.570; p-value=0.000) and work stress on crane operators. Conclusions: There are several causes of work stress. Work monotony might cause work stress. It is important for crane operators to have variation in their job and for company to arrange proper rest time so the crane operators will have enough time to rest after long work hours. In addition, the researcher also suggests to further research to be able to conduct similar research related to other factors that can cause work stress. Variables of work burnout and work variation can be variables that can be considered for further research to determine the relationship with work stress.
背景:工作压力可能发生在任何工人身上,包括起重机操作员。单调的工作可能会造成工作压力。当工人们重复做同样的工作而没有任何变化时,工作压力就会产生。目的:本研究旨在探讨丹戎霹雳港尼兰码头及嘉姆鲁德码头起重机操作员的工作单调度与工作压力之间是否存在相关性。方法:横断面研究设计于2021年2月至3月进行。本研究的对象是58名起重机操作员,通过计算Slovin公式得到。本研究采用了DASS 42问卷,并对印尼语版的工具进行了验证。采用SPSS version 21进行描述性和双变量分析,采用权变系数分析和Spearman相关分析。结果:平均年龄38岁,平均任职6年。所有的起重机操作员都是男性。本研究发现,大多数起重机操作员认为他们的工作单调(75.9%)。同时,起重机操作员的工作压力在正常范围内占主导地位(34.5%),但其他起重机操作员的工作压力从轻微到非常重不等。结果还显示,工作单调度与工作单调度之间存在相关性(r=0.570;p值=0.000)和起重机操作员的工作应力。结论:造成工作压力的原因有多种。工作单调可能会导致工作压力。对于起重机操作员来说,在他们的工作中有变化和公司安排适当的休息时间是很重要的,这样起重机操作员在长时间工作后就有足够的时间休息。此外,研究人员还建议进一步研究,以便能够对其他可能导致工作压力的因素进行类似的研究。工作倦怠和工作变异的变量可以作为进一步研究确定与工作压力关系的变量。
{"title":"Correlation Between Work Monotony with Work Stress on Crane Operators in Terminal Nilam and Jamrud Tanjung Perak Harbour","authors":"Ismara Nareswari, N. Widajati, Ainayya Rizky Savitri","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.272-276","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.272-276","url":null,"abstract":"Background: Work stress can happen to any worker, including crane operators. Monotonous work might cause work stress. Work stress can arise when workers do the same job and do it repeatedly without any variation in their work.\u0000Objectives: This study aims to determine whether there is a correlation between work monotony with work stress on crane operators in Nilam and Jamrud Terminals of Tanjung Perak Harbor.\u0000Methods: A cross-sectional study design was conducted between February - March 2021. The subjects in this study were 58 crane operators obtained from calculating the Slovin formula. The DASS 42 questionnaires were used in this study and instruments in the Indonesian version were validated. SPSS version 21 was used for descriptive and bivariate analysis in the form of contingency coefficient analysis and Spearman correlation.\u0000Results: The results showed that the average age was 38 years old and the average tenure was 6 years. All of the crane operators are male. In this study, it was found that most of the crane operators considered their work monotonous (75,9%). Meanwhile, work stress experienced by crane operators is dominant on a normal scale (34,5%), but other crane operators experience work stress ranging from mild to very heavy. The results also show a correlation between work monotony (r=0.570; p-value=0.000) and work stress on crane operators.\u0000Conclusions: There are several causes of work stress. Work monotony might cause work stress. It is important for crane operators to have variation in their job and for company to arrange proper rest time so the crane operators will have enough time to rest after long work hours. In addition, the researcher also suggests to further research to be able to conduct similar research related to other factors that can cause work stress. Variables of work burnout and work variation can be variables that can be considered for further research to determine the relationship with work stress.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130720423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.290-296
Muhammad Nur Qosim, Kurnia Dwi Artanti
Latar Belakang: Pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan, salah satunya yaitu terhadap kesehatan fisik dan mental. Pembatasan sosial berdampak terhadap perubahan gaya hidup dengan aktivitas fisik kurang dan durasi duduk yang lebih lama. Selain itu, remaja modern saat ini seiring dengan kemajuan teknologi menjadi populasi yang memiliki aktivitas fisik yang kurang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sedentary lifestyle selama pandemi COVID-19 pada siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun. Metode: Metode penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian analisis deskriptif. Sampel penelitian sebesar 247 siswa dari 4 sekolah di Kabupaten Madiun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ASAQ (Adolescent Sedentary Activity Questionnaire) untuk mengukur sedentary lifestyle. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif menggunakan SPSS. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19 siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun memiliki sedentary lifestyle dalam kategori tinggi sebesar 52,2%, kategori sedang 45,7% dan kategori rendah sebesar 2,0%. Kesimpulan: Selama masa pandemi COVID-19 siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun mengalami peningkatan sedentary lifestyle secara durasi waktu dan memiliki sedentary lifestyle yang tinggi. Sebaiknya pihak sekolah memberikan edukasi kepada siswa terkait pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengurangi kegiatan sedentary lifestyle, membuat program pekan olahraga seperti jumat sehat.
{"title":"Gambaran Sedentary Lifestyle Siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun Tahun 2022","authors":"Muhammad Nur Qosim, Kurnia Dwi Artanti","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.290-296","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.290-296","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 memberikan dampak terhadap berbagai sektor kehidupan, salah satunya yaitu terhadap kesehatan fisik dan mental. Pembatasan sosial berdampak terhadap perubahan gaya hidup dengan aktivitas fisik kurang dan durasi duduk yang lebih lama. Selain itu, remaja modern saat ini seiring dengan kemajuan teknologi menjadi populasi yang memiliki aktivitas fisik yang kurang.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sedentary lifestyle selama pandemi COVID-19 pada siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun.\u0000Metode: Metode penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dengan desain penelitian analisis deskriptif. Sampel penelitian sebesar 247 siswa dari 4 sekolah di Kabupaten Madiun. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ASAQ (Adolescent Sedentary Activity Questionnaire) untuk mengukur sedentary lifestyle. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif menggunakan SPSS.\u0000Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi COVID-19 siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun memiliki sedentary lifestyle dalam kategori tinggi sebesar 52,2%, kategori sedang 45,7% dan kategori rendah sebesar 2,0%.\u0000Kesimpulan: Selama masa pandemi COVID-19 siswa SLTA Sederajat di Kabupaten Madiun mengalami peningkatan sedentary lifestyle secara durasi waktu dan memiliki sedentary lifestyle yang tinggi. Sebaiknya pihak sekolah memberikan edukasi kepada siswa terkait pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengurangi kegiatan sedentary lifestyle, membuat program pekan olahraga seperti jumat sehat.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133549339","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.537-540
Shanti Pawitra Paramesthi, Diansanto Prayoga
Latar Belakang: Masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan tentu menginginkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya suatu pelayanan kesehatan dapat ditinjau melalui waktu tunggu dan kepuasan pasien yang merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Waktu tunggu memiliki peran yang penting dalam memberikan kesan pertama yang baik untuk pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien di puskesmas. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review yang berbasis pada protokol PRISMA. Literatur yang diulas merupakan literatur yang membahas tentang kepuasan pasien berdasarkan waktu tunggu pelayanan di puskesmas. Hasil: Hasil pencarian artikel pada database Google Scholar dan ResearchGate menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) jurnal yang sesuai dengan kriteria. Keempat artikel ini telah di filterisasi menggunakan kata kunci, kriteria inklusi dan eksklusi, diterbitkan antara tahun 2018-2021. Seluruh artikel yang ditelaah merupakan artikel berbahasa Indonesia dengan jenis penelitian kuantitatif. Kesimpulan: Berdasarkan keempat jurnal yang telah ditelaah, 3 (tiga) diantaranya menunjukkan hasil bahwa lamanya waktu tunggu pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien di puskesmas.
{"title":"Analisis Hubungan Waktu Tunggu terhadap Kepuasan Pasien di Puskesmas: Literature Review","authors":"Shanti Pawitra Paramesthi, Diansanto Prayoga","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.537-540","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.537-540","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan tentu menginginkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya suatu pelayanan kesehatan dapat ditinjau melalui waktu tunggu dan kepuasan pasien yang merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Waktu tunggu memiliki peran yang penting dalam memberikan kesan pertama yang baik untuk pasien.\u0000Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien di puskesmas.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review yang berbasis pada protokol PRISMA. Literatur yang diulas merupakan literatur yang membahas tentang kepuasan pasien berdasarkan waktu tunggu pelayanan di puskesmas.\u0000Hasil: Hasil pencarian artikel pada database Google Scholar dan ResearchGate menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) jurnal yang sesuai dengan kriteria. Keempat artikel ini telah di filterisasi menggunakan kata kunci, kriteria inklusi dan eksklusi, diterbitkan antara tahun 2018-2021. Seluruh artikel yang ditelaah merupakan artikel berbahasa Indonesia dengan jenis penelitian kuantitatif.\u0000Kesimpulan: Berdasarkan keempat jurnal yang telah ditelaah, 3 (tiga) diantaranya menunjukkan hasil bahwa lamanya waktu tunggu pelayanan berhubungan dengan kepuasan pasien di puskesmas.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127459659","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-28DOI: 10.20473/mgk.v12i1.2023.434-440
Dhea Sukma Kirana, Bambang Wirjatmadi
Background: Overweight in adolescents has been increasing in its prevalence every year. In 2013 the incidence of overweight was 7.3% and increased to 9.5% in 2018. The impact of being overweight on adolescents is the existence of degenerative diseases and psychological problems in adolescents, such as being ostracized from their environment because of their body shape. In tackling the overweight, WHO has created a global campaign to raise awareness of all parties from policymakers to the public to minimize the occurrence of overweight in adolescents. Indonesia has made a program to prevent and control overweight, but this program is considered ineffective because the incidence of overweight in adolescents is still increasing annually. A factor causes overweight in adolescents is high consumption of fast food. Objectives: This article was made to know whether there is a correlation of fast food intake and the incidence of adolescents overweight. Methods: Article was made as a literature review from two databases, namely Google Scholar and PubMed which had been published in the last 10 years, both national and international articles. Obtained as many as 14 articles regarding the correlation of fast food intake to overweight adolescents. Discussion: Several articles have been reviewed showing that fast food consumption is associated with an increase in Body Mass Index (BMI). The adolescents who consume fast food more often have a greater risk of being overweight than adolescents who rarely consume fast food. Types of modern fast food is the type of fast food that is most often consumed. Conclusions: Can be concluded that fast food consumption had correlation with overweight in adolescents.
{"title":"Literature Review: Correlation of Fast Food Intake to Overweight in Adolescents","authors":"Dhea Sukma Kirana, Bambang Wirjatmadi","doi":"10.20473/mgk.v12i1.2023.434-440","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i1.2023.434-440","url":null,"abstract":"Background: Overweight in adolescents has been increasing in its prevalence every year. In 2013 the incidence of overweight was 7.3% and increased to 9.5% in 2018. The impact of being overweight on adolescents is the existence of degenerative diseases and psychological problems in adolescents, such as being ostracized from their environment because of their body shape. In tackling the overweight, WHO has created a global campaign to raise awareness of all parties from policymakers to the public to minimize the occurrence of overweight in adolescents. Indonesia has made a program to prevent and control overweight, but this program is considered ineffective because the incidence of overweight in adolescents is still increasing annually. A factor causes overweight in adolescents is high consumption of fast food.\u0000Objectives: This article was made to know whether there is a correlation of fast food intake and the incidence of adolescents overweight.\u0000Methods: Article was made as a literature review from two databases, namely Google Scholar and PubMed which had been published in the last 10 years, both national and international articles. Obtained as many as 14 articles regarding the correlation of fast food intake to overweight adolescents.\u0000Discussion: Several articles have been reviewed showing that fast food consumption is associated with an increase in Body Mass Index (BMI). The adolescents who consume fast food more often have a greater risk of being overweight than adolescents who rarely consume fast food. Types of modern fast food is the type of fast food that is most often consumed.\u0000Conclusions: Can be concluded that fast food consumption had correlation with overweight in adolescents.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115880914","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}