Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.619-623
Nasytha Tristie Wardhani, Sri Widati
Latar Belakang: Quarter-life crisis adalah sebuah fase transisi dari masa remaja menuju masa dewasa yang terjadi mulai dari usia 20 tahun. Pada masa transisi ini, seseorang dianggap sudah dewasa dan mampu untuk hidup mandiri dengan pilihan hidup masing-masing, namun secara emosi dan finansial belum stabil. Promosi kesehatan adalah salah satu metode pencegahan yang bisa digunakan contohnya adalah media audio. Penelitian ini menggunakan podcast dan musik sebagai promosi kesehatan untuk quarter-life crisis dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Tujuan: Untuk membandingkan efektifitas podcast dan musik sebagai media promosi kesehatan terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya angkatan 2016-2020 dengan total sampel sebanyak 200 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Lemeshow dari Stanley Lemeshow (1997). Penelitian ini menggunakan pengukuran uji T berpasangan dan independent sample t-test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok podcast dan musik. Hasil efektivitas media menunjukkan bahwa media podcast lebih efektif dibandingkan musik dalam meningkatkan pengetahuan. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa media podcast dan musik bisa menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan, namun media podcast lebih efektif dibandingkan musik terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis. Kesimpulan: Media podcast dan musik bisa menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan, namun media podcast lebih efektif dibandingkan musik terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis.
背景:四分之一生命危机是一个从青春期向成年期的过渡阶段,从 20 岁开始出现。在这一过渡阶段,一个人被视为成年人,能够独立生活,有自己的生活选择,但情感和经济状况不稳定。健康促进是可以使用的预防方法之一,例如音频媒体。本研究利用播客和音乐作为四分之一生命危机的健康促进手段,研究对象是泗水航空大学的学生。研究目的比较播客和音乐作为健康促进媒体在提供四分之一生命危机知识方面的有效性。研究方法本研究采用伪实验法,研究对象为泗水航空大学 2016-2020 年的学生,受访者总数为 200 人。抽样采用 Stanley Lemeshow(1997 年)的 Lemeshow 方法。本研究采用配对和独立样本 t 检验测量。结果显示结果显示,播客组和音乐组的知识水平存在差异。媒体有效性结果显示,播客媒体比音乐更能有效地增加知识。本研究的结论表明,播客和音乐媒体都能刺激知识的增长,但在提供四分之一生命危机知识方面,播客媒体比音乐更有效。结论播客媒体和音乐可以刺激知识的增长,但在提供四分之一生命危机知识方面,播客媒体比音乐更有效。
{"title":"Perbandingan Efektivitas Podcast dan Musik dalam Pengetahuan Quarter-Life Crisis pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya","authors":"Nasytha Tristie Wardhani, Sri Widati","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.619-623","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.619-623","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Quarter-life crisis adalah sebuah fase transisi dari masa remaja menuju masa dewasa yang terjadi mulai dari usia 20 tahun. Pada masa transisi ini, seseorang dianggap sudah dewasa dan mampu untuk hidup mandiri dengan pilihan hidup masing-masing, namun secara emosi dan finansial belum stabil. Promosi kesehatan adalah salah satu metode pencegahan yang bisa digunakan contohnya adalah media audio. Penelitian ini menggunakan podcast dan musik sebagai promosi kesehatan untuk quarter-life crisis dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Tujuan: Untuk membandingkan efektifitas podcast dan musik sebagai media promosi kesehatan terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu dan sasarannya adalah mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya angkatan 2016-2020 dengan total sampel sebanyak 200 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Lemeshow dari Stanley Lemeshow (1997). Penelitian ini menggunakan pengukuran uji T berpasangan dan independent sample t-test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara kelompok podcast dan musik. Hasil efektivitas media menunjukkan bahwa media podcast lebih efektif dibandingkan musik dalam meningkatkan pengetahuan. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa media podcast dan musik bisa menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan, namun media podcast lebih efektif dibandingkan musik terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis. Kesimpulan: Media podcast dan musik bisa menjadi stimulus dalam meningkatkan pengetahuan, namun media podcast lebih efektif dibandingkan musik terkait pemberian pengetahuan quarter-life crisis.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"96 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139206569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.827-832
M. D. D. Purnomo, S. Nadhiroh, Qonita Rachmah
Latar Belakang: Hipertensi pada nelayan merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Kondisi hipertensi apabila tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan komplikasi berupa stroke, infark miokardium, gagal ginjal, kerusakan otak, kebutaan, hingga kematian pada nelayan. Tujuan: untuk mendapatkan gambaran karakteristik dan menganalisa hubungan asupan natrium dan kalium dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing, Paciran, Lamongan, tahun 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang menggunakan data primer dengan populasi nelayan di wilayah Desa Blimbing, Kecamatan Paciran. Teknik pengambilan data penelitian ini melalui wawancara responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dari total sampel dengan jumlah 41 nelayan. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik nelayan memiliki rata-rata usia >40 tahun, rata-rata lama melaut yakni 11 hari, dan riwayat bekerja nelayan rata-rata sudah 18 tahun bekerja sebagai nelayan. Angka kejadian Hipertensi pada nelayan mencapai 58,5% dan 22% nelayan memliki riwayat hipertensi. Nelayan dengan asupan kalium tinggi (>3000 mg) mencapai 78% dan nelayan dengan kelebihan asupan natrium (>2300 mg) mencapai 49% dari sampel populasi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada variabel usia dan riwayat bekerja berhubungan dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing memiliki nilai p-value < 0,05. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing Lamongan dipengaruhi oleh usia responden dan lama melaut nelayan yang dilakukan selama bertahun-tahun dan sangat memungkinkan bisa merubah kebiasaan makan mereka saat di daratan.
{"title":"Hubungan Usia, Lama Melaut, Asupan Natrium, dan Kalium dengan Kejadian Hipertensi pada Nelayan di Desa Blimbing, Paciran Lamongan","authors":"M. D. D. Purnomo, S. Nadhiroh, Qonita Rachmah","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.827-832","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.827-832","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Hipertensi pada nelayan merupakan masalah kesehatan yang ditandai dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Kondisi hipertensi apabila tidak ditangani secara tepat dapat mengakibatkan komplikasi berupa stroke, infark miokardium, gagal ginjal, kerusakan otak, kebutaan, hingga kematian pada nelayan. Tujuan: untuk mendapatkan gambaran karakteristik dan menganalisa hubungan asupan natrium dan kalium dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing, Paciran, Lamongan, tahun 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang menggunakan data primer dengan populasi nelayan di wilayah Desa Blimbing, Kecamatan Paciran. Teknik pengambilan data penelitian ini melalui wawancara responden dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dari total sampel dengan jumlah 41 nelayan. Analisis data menggunakan uji korelasi Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik nelayan memiliki rata-rata usia >40 tahun, rata-rata lama melaut yakni 11 hari, dan riwayat bekerja nelayan rata-rata sudah 18 tahun bekerja sebagai nelayan. Angka kejadian Hipertensi pada nelayan mencapai 58,5% dan 22% nelayan memliki riwayat hipertensi. Nelayan dengan asupan kalium tinggi (>3000 mg) mencapai 78% dan nelayan dengan kelebihan asupan natrium (>2300 mg) mencapai 49% dari sampel populasi. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada variabel usia dan riwayat bekerja berhubungan dengan kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing memiliki nilai p-value < 0,05. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian hipertensi pada nelayan di Desa Blimbing Lamongan dipengaruhi oleh usia responden dan lama melaut nelayan yang dilakukan selama bertahun-tahun dan sangat memungkinkan bisa merubah kebiasaan makan mereka saat di daratan.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"71 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139196866","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.656-663
Damar Maulidina Nur Wening, Annis Catur Adi
Latar Belakang: Konsumsi serat secara optimal memiliki ragam manfaat salah satunya terkait pencegahan obesitas. Salah satu upaya konsumsi serat yang optimal dapat diwujudkan melalui formulasi makanan berserat tinggi dalam bentuk kue kering. Tepung beras hitam, kacang merah, dan kurma adalah bahan baku utama yang dipilih menurut pertimbangan nilai gizi dan kebermanfaatannya. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh modifikasi kue kering dengan bahan baku tepung beras hitam dan pasta kombinasi kacang merah dan kurma terhadap skor organoleptik dan kandungan serat. Metode: Metode yang digunakan pada peneltian ini adalah eksperimental semu. Perlakuan formula dilakukan sebanyak 3 kali (F1, F2, F3) dengan 1 formula acuan (F0). Skor organoleptik diketahui melalui uji hedonik yang melibatkan panelis tidak terlatih sejumlah 32 wanita usia 18-40 tahun. Kandungan serat dianalisis secara empiris berdasarkan database Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) dan United States Department of Agriculture (USDA). Adapun, formula terpilih dianalisis kandungan serat kasarnya dengan metode gravimetri di Laboratorium Biokimia, Departemen Gizi, Universitas Airlangga. Hasil: Skor organoleptik warna, aroma, tekstur, dan rasa tertinggi dimiliki oleh kue kering F1. Berdasarkan analisis secara empiris kandungan serat antara kue kering F0 hingga F4 dalam 100 g berkisar 2,62-9,02 g. Analisis kandungan serat kasar formula terpilih, F1 dalam 100 g adalah sebesar 46,55%. Kesimpulan: Kue kering substitusi tepung beras hitam dengan isian pasta kombinasi kacang merah dan kurma memiliki skor organoleptik yang cukup baik dan kandungan serat yang sesuai.
{"title":"Optimalisasi Kandungan Serat Kue Kering melalui Substitusi Tepung Beras Hitam dengan Pemberian Isian Pasta Kombinasi Kacang Merah dan Kurma","authors":"Damar Maulidina Nur Wening, Annis Catur Adi","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.656-663","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.656-663","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Konsumsi serat secara optimal memiliki ragam manfaat salah satunya terkait pencegahan obesitas. Salah satu upaya konsumsi serat yang optimal dapat diwujudkan melalui formulasi makanan berserat tinggi dalam bentuk kue kering. Tepung beras hitam, kacang merah, dan kurma adalah bahan baku utama yang dipilih menurut pertimbangan nilai gizi dan kebermanfaatannya. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh modifikasi kue kering dengan bahan baku tepung beras hitam dan pasta kombinasi kacang merah dan kurma terhadap skor organoleptik dan kandungan serat. Metode: Metode yang digunakan pada peneltian ini adalah eksperimental semu. Perlakuan formula dilakukan sebanyak 3 kali (F1, F2, F3) dengan 1 formula acuan (F0). Skor organoleptik diketahui melalui uji hedonik yang melibatkan panelis tidak terlatih sejumlah 32 wanita usia 18-40 tahun. Kandungan serat dianalisis secara empiris berdasarkan database Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) dan United States Department of Agriculture (USDA). Adapun, formula terpilih dianalisis kandungan serat kasarnya dengan metode gravimetri di Laboratorium Biokimia, Departemen Gizi, Universitas Airlangga. Hasil: Skor organoleptik warna, aroma, tekstur, dan rasa tertinggi dimiliki oleh kue kering F1. Berdasarkan analisis secara empiris kandungan serat antara kue kering F0 hingga F4 dalam 100 g berkisar 2,62-9,02 g. Analisis kandungan serat kasar formula terpilih, F1 dalam 100 g adalah sebesar 46,55%. Kesimpulan: Kue kering substitusi tepung beras hitam dengan isian pasta kombinasi kacang merah dan kurma memiliki skor organoleptik yang cukup baik dan kandungan serat yang sesuai.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139199164","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.891-897
Najla Salsabila Noor
Latar Belakang: Surveilans (surveillance) merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus serta diseminasi informasi tepat kepada pihak berkepentingan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Surveilans hipertensi mengalami perubahan kenaikan yang dinamis di tahun 2019. Walaupun mengalami perubahan dinamis tetapi angka kasusnya semakin besar. Dengan demikian meningkatnya prevalensi penderita hipertensi menjadikan surveilans hipertensi begitu penting dilakukan. Tujuan: untuk mengetahui hasil penilaian terhadap surveilans hipertensi yang telah dilakukan. Metode: Pendekatan penelitian dilakukan dengan penelitian kualitatif-evaluatif. Variabel dalam penelitian ini adalah kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, nilai prediktif positif, keterwakilan, ketepatan waktu, stabilitas, dan kualitas data. Desain penelitian ini adalah evaluasi surveilans hipertensi dan metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Hasil: data yang dikumpulkan terbatas hanya dari data pasien/penderita yang datang ke Puskesmas serta dari instansi lain yang dilibatkan, belum melibatkan penderita hipertensi secara mandiri/individual; data di Puskesmas bisa terkumpul tepat waktu sesuai batas tanggal yang di minta oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang; sistem surveilans hipertensi masih sangat sederhana; isian pada sistem surveilans hipertensi juga mudah diterima oleh badan-badan yang ikut terlibat dalam pengambilan data, memiliki fleksibilitas data ketika terkait dengan perubahan biaya, tenaga, dan waktu; dan sistem surveilans hipertensi ini memiliki stabilitas berdasar mekanisme pengumpulan datanya. Kesimpulan: Sistem surveilans hipertensi Kota Semarang masih mengandalkan mekanisme pengumpulan data berbasis petugas, belum berbasis masyarakat (penderita hipertensi), dan Pengumpulan data bisa tepat waktu menggunakan format isian yang sederhana serta capaian surveilans di semua atributnya memiliki kualitas baik.
{"title":"Evaluasi Sistem Surveilans Hipertensi dengan Pendekatan Atribut di Kota Semarang","authors":"Najla Salsabila Noor","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.891-897","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.891-897","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Surveilans (surveillance) merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan terus menerus serta diseminasi informasi tepat kepada pihak berkepentingan sehingga dapat diambil tindakan yang tepat. Surveilans hipertensi mengalami perubahan kenaikan yang dinamis di tahun 2019. Walaupun mengalami perubahan dinamis tetapi angka kasusnya semakin besar. Dengan demikian meningkatnya prevalensi penderita hipertensi menjadikan surveilans hipertensi begitu penting dilakukan. Tujuan: untuk mengetahui hasil penilaian terhadap surveilans hipertensi yang telah dilakukan. Metode: Pendekatan penelitian dilakukan dengan penelitian kualitatif-evaluatif. Variabel dalam penelitian ini adalah kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, nilai prediktif positif, keterwakilan, ketepatan waktu, stabilitas, dan kualitas data. Desain penelitian ini adalah evaluasi surveilans hipertensi dan metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Hasil: data yang dikumpulkan terbatas hanya dari data pasien/penderita yang datang ke Puskesmas serta dari instansi lain yang dilibatkan, belum melibatkan penderita hipertensi secara mandiri/individual; data di Puskesmas bisa terkumpul tepat waktu sesuai batas tanggal yang di minta oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang; sistem surveilans hipertensi masih sangat sederhana; isian pada sistem surveilans hipertensi juga mudah diterima oleh badan-badan yang ikut terlibat dalam pengambilan data, memiliki fleksibilitas data ketika terkait dengan perubahan biaya, tenaga, dan waktu; dan sistem surveilans hipertensi ini memiliki stabilitas berdasar mekanisme pengumpulan datanya. Kesimpulan: Sistem surveilans hipertensi Kota Semarang masih mengandalkan mekanisme pengumpulan data berbasis petugas, belum berbasis masyarakat (penderita hipertensi), dan Pengumpulan data bisa tepat waktu menggunakan format isian yang sederhana serta capaian surveilans di semua atributnya memiliki kualitas baik.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139199786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.773-778
Anis Fitria, Farapti Farapti
Latar Belakang: Peningkatan lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL), peningkatan tekanan darah, dan intoleransi glukosa adalah gejala sindrom metabolik (SM). Seseorang dianggap memiliki sindrom metabolik (SM) jika dia menunjukkan tiga dari lima gejala yang tercantum dalam kriteria diagnostic khusus Asia yang dimodifikasi oleh National Cholesterol Education Program (NCEP). Pentingnya pengelolaan gizi lansia dalam suatu kelompok diharapkan meningkatkan kualitas hidup lansia termasuk pada kelompok lansia di panti sosial. Data penelitian tahun sebelumnya, 80% lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan, serta memiliki asupan kurang. Selain itu, 64,8% menderita hipertensi, 33% dengan asam urat, 27,8% dengan hiperkolesterolemia, dan 13% menderita diabetes mellitus, serta lebih dari 20% mengalami multiple disease. Tujuan: untuk mengetahui gambaran tentang status gizi lansia terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya dan menganalisis hubungan antara status gizi dengan riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross sectional untuk mengetahui gambaran status gizi terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Variabel penelitian adalah status gizi dan riwayat sindroma metabolik. Instrumen yang digunakan adalah form kuesioner karakteristik responden yang berisi nama, jenis kelamin, umur, dan pendidikan serta form MNA (Mini Nutritional Assessment). Besar sampel adalah 60 orang lansia dipilih menggunakan simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 26 lansia (43,3%) memiliki riwayat sindroma metabolik yaitu 8 lansia laki-laki dan 18 lansia perempuan. Satus gizi menurut MNA terdapat 36 lansia berisiko malnutrisi dan 2 mengalami malnutrisi. Status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) yaitu 9 orang lansia mengalami gizi kurang, 31 gizi normal, dan 20 gizi lebih. Kondisi Malnutrisi menurut MNA menunjukkan hasil tidak ada hubungan (p=0,139) dengan riwayat sindrom metabolik, sedangkan kondisi malnutrisi berdasar IMT memiliki hubungan (p<0,001) dengan riwayat sindrom metabolik. Kesimpulan: Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah status gizi lebih (IMT³25) memiliki hubungan terhadap riwayat sindroma metabolik.
{"title":"Gambaran Status Gizi terhadap Riwayat Sindrom Metabolik pada Lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya","authors":"Anis Fitria, Farapti Farapti","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.773-778","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.773-778","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Peningkatan lingkar pinggang, peningkatan kadar trigliserida darah, penurunan kadar high density lipoprotein (HDL), peningkatan tekanan darah, dan intoleransi glukosa adalah gejala sindrom metabolik (SM). Seseorang dianggap memiliki sindrom metabolik (SM) jika dia menunjukkan tiga dari lima gejala yang tercantum dalam kriteria diagnostic khusus Asia yang dimodifikasi oleh National Cholesterol Education Program (NCEP). Pentingnya pengelolaan gizi lansia dalam suatu kelompok diharapkan meningkatkan kualitas hidup lansia termasuk pada kelompok lansia di panti sosial. Data penelitian tahun sebelumnya, 80% lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan, serta memiliki asupan kurang. Selain itu, 64,8% menderita hipertensi, 33% dengan asam urat, 27,8% dengan hiperkolesterolemia, dan 13% menderita diabetes mellitus, serta lebih dari 20% mengalami multiple disease. Tujuan: untuk mengetahui gambaran tentang status gizi lansia terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya dan menganalisis hubungan antara status gizi dengan riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross sectional untuk mengetahui gambaran status gizi terhadap riwayat sindrom metabolik pada lansia di UPTD Griya Werdha Surabaya. Variabel penelitian adalah status gizi dan riwayat sindroma metabolik. Instrumen yang digunakan adalah form kuesioner karakteristik responden yang berisi nama, jenis kelamin, umur, dan pendidikan serta form MNA (Mini Nutritional Assessment). Besar sampel adalah 60 orang lansia dipilih menggunakan simple random sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 26 lansia (43,3%) memiliki riwayat sindroma metabolik yaitu 8 lansia laki-laki dan 18 lansia perempuan. Satus gizi menurut MNA terdapat 36 lansia berisiko malnutrisi dan 2 mengalami malnutrisi. Status gizi berdasarkan IMT (Indeks Massa Tubuh) yaitu 9 orang lansia mengalami gizi kurang, 31 gizi normal, dan 20 gizi lebih. Kondisi Malnutrisi menurut MNA menunjukkan hasil tidak ada hubungan (p=0,139) dengan riwayat sindrom metabolik, sedangkan kondisi malnutrisi berdasar IMT memiliki hubungan (p<0,001) dengan riwayat sindrom metabolik. Kesimpulan: Kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah status gizi lebih (IMT³25) memiliki hubungan terhadap riwayat sindroma metabolik.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139202651","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.810-821
Astrid Prameswari Lestari, Nuzulul Kusuma Putri
Latar Belakang: Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Jawa Timur dengan jumlah penduduk sekitar 2,874 juta jiwa pada tahun 2022 (Badan Pusat Statistik Jawa Timur). Hal ini menyebabkan banyaknya permasalahan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan anak di Kota Surabaya seperti fenomena anak jalanan, kenakalan remaja, dan kurangnya pembinaan pada anak penyandang masalah kesejahteraan sosial. Sayangnya permasalahan ini tidak diimbangi dengan pendataan besaran masalah anak di Kota Surabaya. Oleh karenanya, dibutuhkan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan: Pengabdian masyarakat Spiritual Nurture Children (SNC) bertujuan untuk (1) menganalisis potensi integrasi kegiatan mahasiswa pada kemitraan perguruan tinggi dengan praktisi dalam meningkatkan kesejahteraan anak, dan (2) memformulasikan students-community partnership untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Metode: Metode Participatory Action Research dan Model Students-Community Partnership digunakan dalam pengintegrasian stakeholder untuk menyamakan arah program-program yang dilakukan. Pengabdian masyarakat dilakukan dalam kurun waktu Juni hingga September 2022 di lima kelurahan yaitu Kelurahan Sidodadi, Simokerto, Tambakrejo, Tanah Kali Kedinding, dan Bulak Banteng yang merupakan wilayah dampingan Wahana Visi Indonesia. Hasil: Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya kapasitas anak dalam hal spiritual dan life skill sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat Spiritual Nurture Children telah dilakukan sebanyak 16 pertemuan pada seluruh kelurahan yang menjadi sasaran kegiatan dan dapat memenuhi ketiga output yang diharapkan dalam pengabdian masyarakat ini. Model Student-Community Partnership yang digunakan dapat menjadi metode pengintegrasian seluruh stakeholder untuk menyamakan arah program yang dilakukan. Pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan kapasitas anak dalam hal spiritual dan life skill sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Terdapat perbaikan yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan kegiatan agar kegiatan di tahun selanjutnya dapat berjalan lebih baik.
{"title":"Participatory Action Research untuk Menyiapkan Model Students-Community Partnership pada Kemitraan Peningkatan Kesejahteraan Anak","authors":"Astrid Prameswari Lestari, Nuzulul Kusuma Putri","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.810-821","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.810-821","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang berada di Jawa Timur dengan jumlah penduduk sekitar 2,874 juta jiwa pada tahun 2022 (Badan Pusat Statistik Jawa Timur). Hal ini menyebabkan banyaknya permasalahan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan anak di Kota Surabaya seperti fenomena anak jalanan, kenakalan remaja, dan kurangnya pembinaan pada anak penyandang masalah kesejahteraan sosial. Sayangnya permasalahan ini tidak diimbangi dengan pendataan besaran masalah anak di Kota Surabaya. Oleh karenanya, dibutuhkan upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan: Pengabdian masyarakat Spiritual Nurture Children (SNC) bertujuan untuk (1) menganalisis potensi integrasi kegiatan mahasiswa pada kemitraan perguruan tinggi dengan praktisi dalam meningkatkan kesejahteraan anak, dan (2) memformulasikan students-community partnership untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Metode: Metode Participatory Action Research dan Model Students-Community Partnership digunakan dalam pengintegrasian stakeholder untuk menyamakan arah program-program yang dilakukan. Pengabdian masyarakat dilakukan dalam kurun waktu Juni hingga September 2022 di lima kelurahan yaitu Kelurahan Sidodadi, Simokerto, Tambakrejo, Tanah Kali Kedinding, dan Bulak Banteng yang merupakan wilayah dampingan Wahana Visi Indonesia. Hasil: Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya kapasitas anak dalam hal spiritual dan life skill sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Kesimpulan: Kegiatan pengabdian masyarakat Spiritual Nurture Children telah dilakukan sebanyak 16 pertemuan pada seluruh kelurahan yang menjadi sasaran kegiatan dan dapat memenuhi ketiga output yang diharapkan dalam pengabdian masyarakat ini. Model Student-Community Partnership yang digunakan dapat menjadi metode pengintegrasian seluruh stakeholder untuk menyamakan arah program yang dilakukan. Pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan kapasitas anak dalam hal spiritual dan life skill sebagai langkah awal untuk meningkatkan kesejahteraan anak. Terdapat perbaikan yang perlu dilakukan dalam proses perencanaan kegiatan agar kegiatan di tahun selanjutnya dapat berjalan lebih baik.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"320 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139202728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.738-742
Khusnatul Mar'atik, Lailatul Muniroh
Latar Belakang: Stunting adalah gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi berulang yang terjadi terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan. Salah satu penyebab langsung terjadinya stunting adalah kurangnya asupan dalam waktu yang lama. Asupan makan pada masa balita masih sangat bergantung pada penyediaan orang tua, sehingga pola asuhan makan orang tua sangat berpengaruh terhadap status gizi balita. Tujuan: Menganalisis hubungan praktik pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita umur 6-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri. Metode: Penelitian observasional menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini melibatkan 72 balita di wilayah kerja Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri. Pengumpulan data melalui proses wawancara dan pengisian Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk mengetahui jenis makanan yang diberikan dan form food recall 2x24 jam untuk memperoleh data porsi dan frekuensi pemberian makan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji spearman’s rho. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara praktik pemberian makan berdasarkan kesesuaian porsi makanan dengan kejadian stunting (p=0,013). Tetapi, tidak ditemukan hubungan antara praktik pemberian makan berdasarkan keberagaman jenis pangan dan frekuensi makan dengan kejadian stunting (p=0,178 dan p=0,381). Kesimpulan: Ditemukan lebih banyak balita stunting pada ibu yang memberikan < 3 jenis makanan dengan porsi yang sesuai. Pihak puskesmas perlu memberikan informasi terkait porsi makan yang cukup sesuai umur balita, agar tercapai konsumsi yang adekuat dan kebutuhan gizi balita dapat terpenuhi.
{"title":"Hubungan Praktik Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri","authors":"Khusnatul Mar'atik, Lailatul Muniroh","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.738-742","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.738-742","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Stunting adalah gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari kekurangan gizi kronis dan penyakit infeksi berulang yang terjadi terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan. Salah satu penyebab langsung terjadinya stunting adalah kurangnya asupan dalam waktu yang lama. Asupan makan pada masa balita masih sangat bergantung pada penyediaan orang tua, sehingga pola asuhan makan orang tua sangat berpengaruh terhadap status gizi balita. Tujuan: Menganalisis hubungan praktik pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita umur 6-60 bulan di wilayah kerja Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri. Metode: Penelitian observasional menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini melibatkan 72 balita di wilayah kerja Puskesmas Plosoklaten Kabupaten Kediri. Pengumpulan data melalui proses wawancara dan pengisian Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk mengetahui jenis makanan yang diberikan dan form food recall 2x24 jam untuk memperoleh data porsi dan frekuensi pemberian makan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji spearman’s rho. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara praktik pemberian makan berdasarkan kesesuaian porsi makanan dengan kejadian stunting (p=0,013). Tetapi, tidak ditemukan hubungan antara praktik pemberian makan berdasarkan keberagaman jenis pangan dan frekuensi makan dengan kejadian stunting (p=0,178 dan p=0,381). Kesimpulan: Ditemukan lebih banyak balita stunting pada ibu yang memberikan < 3 jenis makanan dengan porsi yang sesuai. Pihak puskesmas perlu memberikan informasi terkait porsi makan yang cukup sesuai umur balita, agar tercapai konsumsi yang adekuat dan kebutuhan gizi balita dapat terpenuhi.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"404 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139203904","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.713-718
Berliandita Shabhati, Annis Catur Adi
Latar Belakang: Penyakit infeksi saluran cerna yang masih ditemukan di lingkungan sekitar adalah diare. Diare dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsumsi makanan yang tidak terjamin keamanan pangannya. Jajanan merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh anak sekolah. Hingga saat ini masih banyak ditemukan jajanan yang mengandung kontaminan penyebab timbulnya penyakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada anak sekolah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian ini bersifat observasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel dilakukan menggunakan teknik purposive random sampling yang kemudian didapatkan sampel sejumlah 72 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis bivariat yaitu rank spearman. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki konsumsi jajanan dengan kategori cukup yaitu sebesar 66,7%. Responden yang mengalami diare sebesar 22,2%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada anak sekolah di Surabaya dengan nilai p-value 0,03 (
{"title":"Hubungan Konsumsi Makanan Jajanan dengan Kejadian Diare pada Anak Sekolah di Surabaya","authors":"Berliandita Shabhati, Annis Catur Adi","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.713-718","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.713-718","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit infeksi saluran cerna yang masih ditemukan di lingkungan sekitar adalah diare. Diare dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah konsumsi makanan yang tidak terjamin keamanan pangannya. Jajanan merupakan salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh anak sekolah. Hingga saat ini masih banyak ditemukan jajanan yang mengandung kontaminan penyebab timbulnya penyakit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada anak sekolah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian ini bersifat observasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penentuan jumlah sampel dilakukan menggunakan teknik purposive random sampling yang kemudian didapatkan sampel sejumlah 72 responden. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan metode analisis bivariat yaitu rank spearman. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki konsumsi jajanan dengan kategori cukup yaitu sebesar 66,7%. Responden yang mengalami diare sebesar 22,2%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa adanya hubungan antara konsumsi jajanan dengan kejadian diare pada anak sekolah di Surabaya dengan nilai p-value 0,03 (","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"1003 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139204912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.1041-1046
Krishanda Rachma Setiawati, Syifa'ul Lailiyah
Background: Consumer loyalty has an important role in the progress of a company, both service and goods companies. Loyal customers are an important asset for companies to win the competition in doing business. One company that must always have loyal customers is a hospital. As a company that has a health orientation, hospitals need to pay attention to things that affect patient loyalty. Objectives: this study was conducted to identify any factors related to or influencing patient loyalty in the hospital Methods: the method used is a literature review by applying the PRISMA protocol. Data sources and references are collected online through Google Scholar, SAGE, and ResearchGate. The inclusion criteria are articles published in the period 2017-2022, original research, full text, and open access. Discussion: Patient loyalty in hospitals can be influenced by several things, namely service quality factors, marketing mix factors consisting of price elements, product elements, promotional elements, process elements, and people elements, as well as patient satisfaction factors. Conclusions: Service quality, marketing mix and patient satisfaction have a significant relationship to patient loyalty in the hospital
{"title":"Factors that Affecting Patient Loyalty in Hospital","authors":"Krishanda Rachma Setiawati, Syifa'ul Lailiyah","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1041-1046","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1041-1046","url":null,"abstract":"Background: Consumer loyalty has an important role in the progress of a company, both service and goods companies. Loyal customers are an important asset for companies to win the competition in doing business. One company that must always have loyal customers is a hospital. As a company that has a health orientation, hospitals need to pay attention to things that affect patient loyalty. Objectives: this study was conducted to identify any factors related to or influencing patient loyalty in the hospital Methods: the method used is a literature review by applying the PRISMA protocol. Data sources and references are collected online through Google Scholar, SAGE, and ResearchGate. The inclusion criteria are articles published in the period 2017-2022, original research, full text, and open access. Discussion: Patient loyalty in hospitals can be influenced by several things, namely service quality factors, marketing mix factors consisting of price elements, product elements, promotional elements, process elements, and people elements, as well as patient satisfaction factors. Conclusions: Service quality, marketing mix and patient satisfaction have a significant relationship to patient loyalty in the hospital","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139208309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.1052-1056
Nindya Arifani Nurseha, Diansanto Prayoga
Latar Belakang: Studi mengenai experiential marketing pada berbagai jenis industri terbukti berpengaruh terhadap customer loyalty. Jumlah pemberi pelayanan kesehatan yang semakin meningkat menciptakan kompetisi pada pasarnya. Rumah sakit tidak luput dari kompetisi tersebut sehingga penerapan pemasaran yang tepat menjadi penting untuk menciptakan customer loyalty. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh experiential marketing berdasarkan indikator-indikatornya yaitu sense, feel, think, act, dan relate terhadap loyalitas pelanggan di rumah sakit Metode: Scoping Review dilakukan menggunakan petunjuk dari JBI Manual for Evidence Synthesis. Pencarian dilakukan pada database elektronik yang meliputi PubMed, Garuda, Indonesia Onesearch, dan ScienceDirect. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan experiential marketing berdasarkan indikator-indikatornya yaitu sense, feel, think, act, dan relate di rumah sakit berpengaruh terhadap customer loyalty. Kesimpulan: Rumah sakit sebaiknya dapat mengedepankan pengalaman yang menyenangkan bagi pasien, salah satunya adalah dengan menerapkan experiential marketing.
{"title":"Pengaruh Experiential Marketing dengan Customer Loyalty di Rumah Sakit","authors":"Nindya Arifani Nurseha, Diansanto Prayoga","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1052-1056","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1052-1056","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Studi mengenai experiential marketing pada berbagai jenis industri terbukti berpengaruh terhadap customer loyalty. Jumlah pemberi pelayanan kesehatan yang semakin meningkat menciptakan kompetisi pada pasarnya. Rumah sakit tidak luput dari kompetisi tersebut sehingga penerapan pemasaran yang tepat menjadi penting untuk menciptakan customer loyalty. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh experiential marketing berdasarkan indikator-indikatornya yaitu sense, feel, think, act, dan relate terhadap loyalitas pelanggan di rumah sakit Metode: Scoping Review dilakukan menggunakan petunjuk dari JBI Manual for Evidence Synthesis. Pencarian dilakukan pada database elektronik yang meliputi PubMed, Garuda, Indonesia Onesearch, dan ScienceDirect. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan experiential marketing berdasarkan indikator-indikatornya yaitu sense, feel, think, act, dan relate di rumah sakit berpengaruh terhadap customer loyalty. Kesimpulan: Rumah sakit sebaiknya dapat mengedepankan pengalaman yang menyenangkan bagi pasien, salah satunya adalah dengan menerapkan experiential marketing.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"57 13","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139196644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}