Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.643-648
Mita Prisabela, S. Nadhiroh, Emyr Reisha Isaura
Latar Belakang: Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi ibu hamil KEK di Indonesia mencapai angka 17,3%. Kondisi KEK pada ibu hamil dapat memberikan dampak berupa keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir cacat, dan juga berat bayi lahir rendah yang dapat berpengaruh pada kejadian stunting di kemudian hari. Prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 6,2%, di provinsi Jawa Timur sebesar 3,7%, dan di Lumajang sebesar 4,9%. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang pada Tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang menggunakan data sekunder dengan populasi seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Gesang Lumajang pada tahun 2020 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel dengan jumlah 49 orang ibu hamil KEK. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,3% ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) tergolong dalam kategori usia tidak berisiko yaitu diantara 20-35 tahun, usia kehamilan ibu KEK mayoritas pada trimester 2 dan 3 masing-masing memiliki persentase 38,8%, sebagian besar ibu hamil KEK tidak mengalami anemia (87,8%), status gravida ibu hamil KEK tertinggi adalah primigravida (71,4%), pada kehamilan pertama (jarak kehamilan 0 bulan) mayoritas terjadi ibu hamil KEK (71,4%), dan 61,2% ibu hamil yang mengalami KEK memiliki status gizi normal. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang yaitu usia ibu, usia kehamilan, status anemia, gravida, jarak kehamilan, dan status gizi ibu.
{"title":"Karakteristik Ibu Hamil Kurang Energi Kronis di Puskesmas Gesang, Lumajang Tahun 2020: Analisis Deskriptif","authors":"Mita Prisabela, S. Nadhiroh, Emyr Reisha Isaura","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.643-648","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.643-648","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2018 menyebutkan bahwa prevalensi ibu hamil KEK di Indonesia mencapai angka 17,3%. Kondisi KEK pada ibu hamil dapat memberikan dampak berupa keguguran, bayi lahir prematur, bayi lahir cacat, dan juga berat bayi lahir rendah yang dapat berpengaruh pada kejadian stunting di kemudian hari. Prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 6,2%, di provinsi Jawa Timur sebesar 3,7%, dan di Lumajang sebesar 4,9%. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang pada Tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif yang menggunakan data sekunder dengan populasi seluruh ibu hamil yang ada di wilayah kerja puskesmas Gesang Lumajang pada tahun 2020 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel dengan jumlah 49 orang ibu hamil KEK. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,3% ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) tergolong dalam kategori usia tidak berisiko yaitu diantara 20-35 tahun, usia kehamilan ibu KEK mayoritas pada trimester 2 dan 3 masing-masing memiliki persentase 38,8%, sebagian besar ibu hamil KEK tidak mengalami anemia (87,8%), status gravida ibu hamil KEK tertinggi adalah primigravida (71,4%), pada kehamilan pertama (jarak kehamilan 0 bulan) mayoritas terjadi ibu hamil KEK (71,4%), dan 61,2% ibu hamil yang mengalami KEK memiliki status gizi normal. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Gesang, Lumajang yaitu usia ibu, usia kehamilan, status anemia, gravida, jarak kehamilan, dan status gizi ibu.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"16 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139205528","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.1070-1075
Olivia Sianturi, S. Nadhiroh, Qonita Rachmah
Latar Belakang: Pemantauan status gizi pada anak merupakan salah satu faktor terciptanya sumberdaya berkualitas. Anak pada rentang usia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk akan mengalami gangguan pertumbuhan apabila tidak ditangani secara serius. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap gizi buruk pada anak diantaranya adalah tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan yang dimiliki oleh orang tua terhadap status gizi anak. Metode: Artikel ini merupakan literature review dari sumber artikel yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Pencarian literatur ditelusuri electronic database seperti PubMed, NCBI,dan Google Scholar. Literatur yang digunakan sebanyak 17 literatur. Hasil: Beberapa artikel menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua berhubungan dengan status gizi anak. Orang tua yang berpendidikan mampu mengedukasi nilai gizi suatu makanan dan lebih paham tentang pertumbuhan fisik dan mental anak. Pendapatan orang tua mempengaruhi ketersediaan pangan dan upaya pemenuhan gizi seimbang yang nantinya berpengaruh terhadap status gizi anak. Meskipun demikian, masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Kesimpulan: tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua terhadap status gizi anak tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan oleh teknologi informasi dan sumberdaya manusia yang terus berkembang.
{"title":"Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pendapatan Orang Tua Terhadap Status Gizi Anak: Literature Review","authors":"Olivia Sianturi, S. Nadhiroh, Qonita Rachmah","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1070-1075","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1070-1075","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pemantauan status gizi pada anak merupakan salah satu faktor terciptanya sumberdaya berkualitas. Anak pada rentang usia 0-59 bulan yang mengalami gizi buruk akan mengalami gangguan pertumbuhan apabila tidak ditangani secara serius. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap gizi buruk pada anak diantaranya adalah tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua. Tujuan: untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan yang dimiliki oleh orang tua terhadap status gizi anak. Metode: Artikel ini merupakan literature review dari sumber artikel yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Pencarian literatur ditelusuri electronic database seperti PubMed, NCBI,dan Google Scholar. Literatur yang digunakan sebanyak 17 literatur. Hasil: Beberapa artikel menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua berhubungan dengan status gizi anak. Orang tua yang berpendidikan mampu mengedukasi nilai gizi suatu makanan dan lebih paham tentang pertumbuhan fisik dan mental anak. Pendapatan orang tua mempengaruhi ketersediaan pangan dan upaya pemenuhan gizi seimbang yang nantinya berpengaruh terhadap status gizi anak. Meskipun demikian, masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Kesimpulan: tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua terhadap status gizi anak tidak berpengaruh signifikan. Hal ini disebabkan oleh teknologi informasi dan sumberdaya manusia yang terus berkembang.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139207395","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.840-846
Doutti Shoshihandra, Abdul Rohim Tualeka
Latar Belakang: Limbah rumah sakit merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjan lain yang dapat memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat maupun bagi lingkungan sekitar. Permasalahan akibat adanya limbah padat medis yang masih sering tercampur sehingga mengakibatkan adanya kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan risk assessment pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri. Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri pada tanggal 4 Juli–5 Agustus 2022. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahaya proses pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri bersumber dari aktivitas pengumpulan, pemilahan limbah padat medis sampai dengan pengangkutan diantaranya tertusuk jarum, kontak dengan bahan infeksius dan bahan kimia, postur kerja yang tidak sesuai seperti membungkuk, berjongkok, mengangkat beban berlebih, serta melakukan pekerjaan berulang. Sumber bahaya lain berasal dari lingkungan atau bangunan yaitu jalan yang tidak rata dan lantai yang licin. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penilaian risiko proses pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri memiliki risiko tinggi adalah low back pain, nyeri pada punggung maupun nyeri pada tangan serta tertular penyakit infeksius akibat tertusuk jarum.
{"title":"Risk Assesment Pengelolaan Limbah Padat Medis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri","authors":"Doutti Shoshihandra, Abdul Rohim Tualeka","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.840-846","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.840-846","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Limbah rumah sakit merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjan lain yang dapat memberikan dampak bagi kesehatan masyarakat maupun bagi lingkungan sekitar. Permasalahan akibat adanya limbah padat medis yang masih sering tercampur sehingga mengakibatkan adanya kejadian penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan risk assessment pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri. Metode: Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri pada tanggal 4 Juli–5 Agustus 2022. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahaya proses pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri bersumber dari aktivitas pengumpulan, pemilahan limbah padat medis sampai dengan pengangkutan diantaranya tertusuk jarum, kontak dengan bahan infeksius dan bahan kimia, postur kerja yang tidak sesuai seperti membungkuk, berjongkok, mengangkat beban berlebih, serta melakukan pekerjaan berulang. Sumber bahaya lain berasal dari lingkungan atau bangunan yaitu jalan yang tidak rata dan lantai yang licin. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penilaian risiko proses pengelolaan limbah padat medis Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri memiliki risiko tinggi adalah low back pain, nyeri pada punggung maupun nyeri pada tangan serta tertular penyakit infeksius akibat tertusuk jarum.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"22 8","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197039","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Saat ini masih banyak perempuan yang mengalami keluhan ketika menstruasi. Salah satunya yaitu dysmenorrhea (nyeri saat menstruasi). Dysmenorrhea dapat disebabkan karena seringnya konsumsi junk food dan kandungan lemak yang tinggi dalam junk food dapat memicu meningkatnya hormon prostaglandin. Selain itu, status gizi yang tidak normal berpengaruh pada keseimbangan hormon. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan status gizi dengan kejadian dysmenorrhea pada siswi sekolah menengah pertama (SMP) IT Ar-Rayyan Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel yang digunakan yaitu siswi yang sudah menstruasi sebanyak 35 siswi yang dipilih dengan cara simple random sampling. Status gizi responden diukur menggunakan pengukuran antropometri untuk menentukan status gizi, sedangkan frekuensi konsumsi junk food diukur menggunakan lembar SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire) dan status dysmenorrhea yang diukur menggunakan kuesioner berskala likert (tidak pernah – selalu). Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan uji hubungan Spearman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 57,1% siswi dengan frekuensi konsumsi junk food tergolong sering dengan 34,3% jumlah asupan lemak junk food sebesar ≥ 48,7 g, dan 54,3% siswi dengan status gizi normal. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya hubungan antara frekuensi konsumsi junk food (p=0,099) dan status gizi (p=0,949) dengan kejadian dysmenorrhea pada siswi SMP IT Ar-Rayyan Surabaya. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan status gizi dengan kejadian dysmenorrhea. Sehingga sering atau tidaknya frekuensi konsumsi junk food, dan normal atau tidaknya status gizi dapat mengalami dysmenorrhea. Disarankan bagi siswi untuk membatasi asupan junk food, dan mencapai serta menjaga berat badan normal.
背景介绍 目前,仍有许多妇女在月经期间感到不适。痛经就是其中之一。痛经的原因可能是经常食用垃圾食品,而垃圾食品中的高脂肪含量会引发前列腺素荷尔蒙的增加。此外,不正常的营养状况也会影响荷尔蒙平衡。 研究目的本研究旨在分析食用垃圾食品的频率和营养状况与泗水 IT Ar-Rayyan 初中生痛经发生率之间的关系。研究方法本研究是一项横断面研究,样本是通过简单随机抽样选出的 35 名月经期女学生。受访者的营养状况是通过人体测量来确定的,而垃圾食品的食用频率是通过 SQ-FFQ(半定量食物频率问卷)表来测量的,痛经状况是通过李克特量表问卷(从不-总是)来测量的。本研究采用斯皮尔曼相关检验进行数据分析。结果研究结果显示,57.1%的女生垃圾食品摄入频率被归类为经常,34.3%的女生垃圾食品脂肪摄入量≥48.7克,54.3%的女生营养状况正常。数据分析结果表明,垃圾食品摄入频率(P=0.099)和营养状况(P=0.949)与泗水阿尔雷扬信息技术学校初中生痛经发病率之间没有关联。研究结论本研究的结论是,食用垃圾食品的频率和营养状况与痛经发病率之间没有关系。因此,无论是否经常食用垃圾食品,也无论营养状况是否正常,痛经都可能发生。建议女学生限制垃圾食品的摄入,达到并保持正常体重。
{"title":"Hubungan antara Frekuensi Konsumsi Junk Food dan Status Gizi dengan Kejadian Dysmenorrhea pada Siswi Sekolah Menengah Pertama IT Ar-Rayyan Surabaya","authors":"Rafita Fauziah, Lailatul Muniroh, Emyr Reisha Isaura","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.692-697","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.692-697","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Saat ini masih banyak perempuan yang mengalami keluhan ketika menstruasi. Salah satunya yaitu dysmenorrhea (nyeri saat menstruasi). Dysmenorrhea dapat disebabkan karena seringnya konsumsi junk food dan kandungan lemak yang tinggi dalam junk food dapat memicu meningkatnya hormon prostaglandin. Selain itu, status gizi yang tidak normal berpengaruh pada keseimbangan hormon. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan status gizi dengan kejadian dysmenorrhea pada siswi sekolah menengah pertama (SMP) IT Ar-Rayyan Surabaya. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan sampel yang digunakan yaitu siswi yang sudah menstruasi sebanyak 35 siswi yang dipilih dengan cara simple random sampling. Status gizi responden diukur menggunakan pengukuran antropometri untuk menentukan status gizi, sedangkan frekuensi konsumsi junk food diukur menggunakan lembar SQ-FFQ (Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire) dan status dysmenorrhea yang diukur menggunakan kuesioner berskala likert (tidak pernah – selalu). Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan uji hubungan Spearman. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 57,1% siswi dengan frekuensi konsumsi junk food tergolong sering dengan 34,3% jumlah asupan lemak junk food sebesar ≥ 48,7 g, dan 54,3% siswi dengan status gizi normal. Hasil analisis data menunjukkan tidak adanya hubungan antara frekuensi konsumsi junk food (p=0,099) dan status gizi (p=0,949) dengan kejadian dysmenorrhea pada siswi SMP IT Ar-Rayyan Surabaya. Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara frekuensi konsumsi junk food dan status gizi dengan kejadian dysmenorrhea. Sehingga sering atau tidaknya frekuensi konsumsi junk food, dan normal atau tidaknya status gizi dapat mengalami dysmenorrhea. Disarankan bagi siswi untuk membatasi asupan junk food, dan mencapai serta menjaga berat badan normal.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"13 20","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197382","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.1095-1106
Nabila Azzahra Alifia, Abdul Rohim Tualeka
Background: Vinyl chloride (VC) is a toxic chemical hazard which is characterized with colorless gas widely used in the plastics manufacturing industry. Vinyl chloride (VC) has various health threatening effects such as bothering deoxyribonucleic acid (DNA) methylation that can cause hepatocellular carcinoma (HCC) and cancer. Objectives: The purpose of writing systematic review is to determine the effect vinyl chloride (VC) to deoxyribonucleic acid (DNA) methylation. Methods: The research design is a systematic review article using PRISMA method (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) method. This question is structured by taking into account 4 stages, namely: Population, Intervention, Comparison, and Outcome (PICO). By searching for articles/journals that match the keywords in PICO, namely "vinyl chloride (VC)” and “DNA methylation” online via Google Scholar and PubMed. Through this search, 74 articles/ journals were obtained. Then an assessment of the suitability of the inclusion criteria that has been determined in the title, abstract, and content is carried out full text so that 8 articles/ journals were obtained. Results: Based on the results systematic review, picture of cause and effect relationship vinyl chloride (VC) against deoxyribonucleic acid (DNA) methylation has been found in industrial workers who inhibit deoxyribonucleic acid (DNA) methylation which ultimately causes risk of cancer and hepatocellular carcinoma (HCC). Conclusions: There is a connection between exposure vinyl chloride (VC) and deoxyribonucleic acid (DNA) methylation that cause health hazardous effects in the form of hepatocellular carcinoma (HCC) and cancer. It’s necessary to have efforts to prevent and control exposure vinyl chloride (VC), one of which is the use of Personal Protective Equipment (PPE). Results of this systematic review are very important to be used by the government as a reference in efforts to preventing and controlling chemical exposure vinyl chloride (VC) in the work environment.
{"title":"Effect Vinyl Chloride to DNA Methylation: A Systematic Review","authors":"Nabila Azzahra Alifia, Abdul Rohim Tualeka","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1095-1106","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1095-1106","url":null,"abstract":"Background: Vinyl chloride (VC) is a toxic chemical hazard which is characterized with colorless gas widely used in the plastics manufacturing industry. Vinyl chloride (VC) has various health threatening effects such as bothering deoxyribonucleic acid (DNA) methylation that can cause hepatocellular carcinoma (HCC) and cancer. Objectives: The purpose of writing systematic review is to determine the effect vinyl chloride (VC) to deoxyribonucleic acid (DNA) methylation. Methods: The research design is a systematic review article using PRISMA method (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) method. This question is structured by taking into account 4 stages, namely: Population, Intervention, Comparison, and Outcome (PICO). By searching for articles/journals that match the keywords in PICO, namely \"vinyl chloride (VC)” and “DNA methylation” online via Google Scholar and PubMed. Through this search, 74 articles/ journals were obtained. Then an assessment of the suitability of the inclusion criteria that has been determined in the title, abstract, and content is carried out full text so that 8 articles/ journals were obtained. Results: Based on the results systematic review, picture of cause and effect relationship vinyl chloride (VC) against deoxyribonucleic acid (DNA) methylation has been found in industrial workers who inhibit deoxyribonucleic acid (DNA) methylation which ultimately causes risk of cancer and hepatocellular carcinoma (HCC). Conclusions: There is a connection between exposure vinyl chloride (VC) and deoxyribonucleic acid (DNA) methylation that cause health hazardous effects in the form of hepatocellular carcinoma (HCC) and cancer. It’s necessary to have efforts to prevent and control exposure vinyl chloride (VC), one of which is the use of Personal Protective Equipment (PPE). Results of this systematic review are very important to be used by the government as a reference in efforts to preventing and controlling chemical exposure vinyl chloride (VC) in the work environment.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":" 32","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197707","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.1145-1152
Sheila Amara Putri, Farapti Farapti
Background: The elderly population is vulnerable to hydration problems, which can have adverse effects on their health. Accurate and reliable hydration assessment methods are crucial for effective detection, monitoring, and management of hydration status in the elderly. However, there is currently no consensus on the optimal method. Objectives: This literature aims to analyze the hydration assessment methods used in the elderly population and evaluate their strengths and limitations. Methods: This study gathered data from relevant literature and research articles obtained from journals in databases such as PubMed, Google Scholar, and Science Direct. Articles were searched using keywords such as Hydration Assessment, Hydration Markers, and (elderly OR older). Data sources included publications from official websites and research journals. The literature review process involved selecting the review topic, searching for relevant articles, and analyzing and synthesizing the available literature. Discussion: Several hydration assessment methods in the elderly include biochemical parameters, clinical signs and symptoms, bioimpedance analysis (BIA), and ultrasonography. However, no single method can provide a comprehensive picture of dehydration status in the elderly. Conclusions: When selecting an appropriate assessment method, factors such as assessment goals, strengths, limitations, sensitivity, specificity, cost, equipment availability, ease of use, and time required need to be considered. By considering these factors, researchers can choose the most suitable hydration assessment method for the elderly population, thereby obtaining accurate and relevant information for proper management and care.
{"title":"Literature Review Hydration Assessment Methods in the Elderly Population: Advantages and Disadvantages","authors":"Sheila Amara Putri, Farapti Farapti","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.1145-1152","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.1145-1152","url":null,"abstract":"Background: The elderly population is vulnerable to hydration problems, which can have adverse effects on their health. Accurate and reliable hydration assessment methods are crucial for effective detection, monitoring, and management of hydration status in the elderly. However, there is currently no consensus on the optimal method. Objectives: This literature aims to analyze the hydration assessment methods used in the elderly population and evaluate their strengths and limitations. Methods: This study gathered data from relevant literature and research articles obtained from journals in databases such as PubMed, Google Scholar, and Science Direct. Articles were searched using keywords such as Hydration Assessment, Hydration Markers, and (elderly OR older). Data sources included publications from official websites and research journals. The literature review process involved selecting the review topic, searching for relevant articles, and analyzing and synthesizing the available literature. Discussion: Several hydration assessment methods in the elderly include biochemical parameters, clinical signs and symptoms, bioimpedance analysis (BIA), and ultrasonography. However, no single method can provide a comprehensive picture of dehydration status in the elderly. Conclusions: When selecting an appropriate assessment method, factors such as assessment goals, strengths, limitations, sensitivity, specificity, cost, equipment availability, ease of use, and time required need to be considered. By considering these factors, researchers can choose the most suitable hydration assessment method for the elderly population, thereby obtaining accurate and relevant information for proper management and care.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"279 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139203216","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.886-890
Khusnul Khotimah, Endang Dwiyanti
Latar Belakang: Bunga api yang dihasilkan saat proses pengelasan dapat memicu terjadinya cedera mata. Salah satu cedera mata yang banyak terjadi di kalangan pekerja las adalah fotokeratitis atau yang biasa disebut dengan welders flash. Fotokeratitis adalah kerusakan mata yang seringkali dapat menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang, setidaknya separuh dari semua kasus kecelakaan dan nyeri. Tujuan: Mengidentifikasi tentang keluhan subjektif fotokeratitis pada pekerja las di PT. X. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan observasi analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja las yang ada di PT. X. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu sebanyak 27 pekerja las. Pengolahan data dilakukan dengan software SPSS 18 komputer yang kemudian dilakukan analisis deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil: Dari total responden sebanyak 27 pekerja las, diketahui 19 responden (70,4%) diantaranya dikategorikan mengalami keluhan subjektif fotokeratitis berdasarkan kriteria penentuan kasus menurut gejala fotokeratitis, sedangkan 8 responden (29,6%) sisanya tidak termasuk dalam kriteria mengalami keluhan subjektif fotokeratitis. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemaparan di atas diketahui bahwa mayoritas pekerja pengelasan (welder) yang ada di PT. X mengalami keluhan subjektif fotokeratitis.
背景:焊接过程中产生的火花可能导致眼睛受伤。焊工最常见的眼伤之一是光角膜炎,也称为焊工闪光。在至少一半的事故和疼痛案例中,光角膜炎是一种可导致视力丧失的眼部损伤。目的确定 PT X 焊工对光角膜炎的主观主诉。方法:本研究采用横断面分析观察法。 研究对象为 PT X 的所有焊接工人。研究样本为总人数,即 27 名焊接工人。使用 SPSS 18 计算机软件进行数据处理,然后使用频率分布表进行描述性分析。研究结果在 27 名受访者中,有 19 名受访者(70.4%)根据光角膜炎症状确定病例的标准被归类为有光角膜炎主观主诉,其余 8 名受访者(29.6%)未被纳入有光角膜炎主观主诉的标准。结论根据上述解释的结果可知,PT X 的大多数焊接工人(焊工)都有光角膜炎的主观主诉。
{"title":"Keluhan Subjektif Fotokeratitis Akibat Paparan Sinar UV pada Pekerja Las di PT. X","authors":"Khusnul Khotimah, Endang Dwiyanti","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.886-890","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.886-890","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Bunga api yang dihasilkan saat proses pengelasan dapat memicu terjadinya cedera mata. Salah satu cedera mata yang banyak terjadi di kalangan pekerja las adalah fotokeratitis atau yang biasa disebut dengan welders flash. Fotokeratitis adalah kerusakan mata yang seringkali dapat menyebabkan hilangnya penglihatan seseorang, setidaknya separuh dari semua kasus kecelakaan dan nyeri. Tujuan: Mengidentifikasi tentang keluhan subjektif fotokeratitis pada pekerja las di PT. X. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan observasi analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja las yang ada di PT. X. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi, yaitu sebanyak 27 pekerja las. Pengolahan data dilakukan dengan software SPSS 18 komputer yang kemudian dilakukan analisis deskriptif dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil: Dari total responden sebanyak 27 pekerja las, diketahui 19 responden (70,4%) diantaranya dikategorikan mengalami keluhan subjektif fotokeratitis berdasarkan kriteria penentuan kasus menurut gejala fotokeratitis, sedangkan 8 responden (29,6%) sisanya tidak termasuk dalam kriteria mengalami keluhan subjektif fotokeratitis. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pemaparan di atas diketahui bahwa mayoritas pekerja pengelasan (welder) yang ada di PT. X mengalami keluhan subjektif fotokeratitis.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"139 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139205054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.898-905
Nabilla Nuraeni, Lucia Yovita Hendrati
Background: Neonatal death is a condition responsible for babies' deaths during the first month after birth (0-28 days). Low birth weight (LBW) conditions are the leading cause of neonatal death. Nutritional needs during pregnancy can reduce the risk of LWB neonatal death. One way to avoid it is to take iron-folic acid tablets during pregnancy. Health conditions must be monitored during pregnancy to reduce the risk of neonatal death by conducting four ANC. East Java is one of the largest contributors to LWB neonatal death in Indonesia 2019-2021. Objectives: This study aimed to analyze the relationship of LWB neonatal death with the coverage of iron-folic acid tablet pregnancy and four ANC in East Java. Methods: This study used an observasional analytic study design with 38 cities/regencies in East Java. The Pearson correlation test was used to analyze secondary data from the East Java Health Report for 2019-2021. Data processing was done using SPSS 18. Results: The results of this study show that the neonatal death rate in East Java continues to decrease from 2091-2021. The the coverage of iron-folic acid tablet pregnancy was largest in 2019 (92%) and lowest in 2020 (88.5%). Four ANC coverage was the largest in 2019 (91.2%) and the lowest in 2020 (90%). There was no significant correlation between iron-folic acid tablets of pregnant women coverage and cases of neonatal death from LBW in 2019 (p = 0.504; r = -0.112), whereas there was a significant correlation between four ANC coverage and neonatal death cases due to LBW in 2019 (p = 0.001; r = -0.497). Conclusions: The coverage of iron-folic acid tablets was not associated with the incidence of LWB neonatal death but with four ANC coverage. Educating people about the importance of four ANC during pregnancy is essential to prevent neonatal death.
{"title":"Correlation Analysis of LWB Neonatal Mortality: Iron-Folic Acid Tablet During Pregnancy and Four Antenatal Care Coverage in East Java (Period 2019-2021)","authors":"Nabilla Nuraeni, Lucia Yovita Hendrati","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.898-905","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.898-905","url":null,"abstract":"Background: Neonatal death is a condition responsible for babies' deaths during the first month after birth (0-28 days). Low birth weight (LBW) conditions are the leading cause of neonatal death. Nutritional needs during pregnancy can reduce the risk of LWB neonatal death. One way to avoid it is to take iron-folic acid tablets during pregnancy. Health conditions must be monitored during pregnancy to reduce the risk of neonatal death by conducting four ANC. East Java is one of the largest contributors to LWB neonatal death in Indonesia 2019-2021. Objectives: This study aimed to analyze the relationship of LWB neonatal death with the coverage of iron-folic acid tablet pregnancy and four ANC in East Java. Methods: This study used an observasional analytic study design with 38 cities/regencies in East Java. The Pearson correlation test was used to analyze secondary data from the East Java Health Report for 2019-2021. Data processing was done using SPSS 18. Results: The results of this study show that the neonatal death rate in East Java continues to decrease from 2091-2021. The the coverage of iron-folic acid tablet pregnancy was largest in 2019 (92%) and lowest in 2020 (88.5%). Four ANC coverage was the largest in 2019 (91.2%) and the lowest in 2020 (90%). There was no significant correlation between iron-folic acid tablets of pregnant women coverage and cases of neonatal death from LBW in 2019 (p = 0.504; r = -0.112), whereas there was a significant correlation between four ANC coverage and neonatal death cases due to LBW in 2019 (p = 0.001; r = -0.497). Conclusions: The coverage of iron-folic acid tablets was not associated with the incidence of LWB neonatal death but with four ANC coverage. Educating people about the importance of four ANC during pregnancy is essential to prevent neonatal death.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":" 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.779-784
Jessie Angeline Nathasya, Septa Ria Agina Perangin Angin, F. Syahrul, R. Wulandari
Background: Comorbid diseases are one of the risk factors that can worsen the condition of COVID-19 patients. Patients with confirmed COVID-19 with comorbid diseases need special care, therefore, it is necessary to receive treatment in a hospital. The human-to-human transmission rate of SARS COV-2 is very fast and easy. Close contact with confirmed cases of COVID-19 is very possible for transmission to occur because this virus can be easily spread through droplet sparks. Cases and death rates from Covid-19 continue to grow over time. On March 7, 2021, the highest proportion of confirmed cases of covid-19 in Surabaya was in South Surabaya and East Surabaya, the resulting proportion was 0.82%. South Surabaya has a higher severity than East Surabaya (death rate from COVID-19 = 6%). Objectives: This study aims to analyze the magnitude of risk factors for comorbid diseases and close contact history the incidence of COVID-19 in South Surabaya. The benefit of this research is to assist the government in making policies to handle the surge in COVID-19 cases in South Surabaya. Methods: This study uses the type of observational analytical research with cross sectional design and sampling techniques used are participatory sampling. The number of samples is calculated using the formula Murti (1997). The sample size was 89. Statistical analysis used Prevalence Ratio (PR). Results: Respondents with negative PCR swab test result is 60,7% and positive result is 39,3%. Respondent with comorbid disease only as many as 17 respondents with the majority having comorbid hypertension. Respondent with close contact history is 71,9%. Comorbid diseases have a risk of covid-19 incidence in South Surabaya with PR = 2.06 while close contact history, PR = 2.34. Conclusions: Comorbid diseases have a risk of 2.06 times with the incidence of COVID-19 in South Surabaya. As for close contact history, it has a risk of 2.34 times with the incidence of COVID-19 in South Surabaya. The close contact history factor has a higher probability value in incidence of COVID-19 in South Surabaya. The Surabaya city government can pay special attention to people with comorbid diseases and increase tracing of close contacts with COVID-19 patients.
{"title":"Comorbid Diseases and History of Close Contact Factors of Covid-19 Incidence in South Surabaya","authors":"Jessie Angeline Nathasya, Septa Ria Agina Perangin Angin, F. Syahrul, R. Wulandari","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.779-784","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.779-784","url":null,"abstract":"Background: Comorbid diseases are one of the risk factors that can worsen the condition of COVID-19 patients. Patients with confirmed COVID-19 with comorbid diseases need special care, therefore, it is necessary to receive treatment in a hospital. The human-to-human transmission rate of SARS COV-2 is very fast and easy. Close contact with confirmed cases of COVID-19 is very possible for transmission to occur because this virus can be easily spread through droplet sparks. Cases and death rates from Covid-19 continue to grow over time. On March 7, 2021, the highest proportion of confirmed cases of covid-19 in Surabaya was in South Surabaya and East Surabaya, the resulting proportion was 0.82%. South Surabaya has a higher severity than East Surabaya (death rate from COVID-19 = 6%). Objectives: This study aims to analyze the magnitude of risk factors for comorbid diseases and close contact history the incidence of COVID-19 in South Surabaya. The benefit of this research is to assist the government in making policies to handle the surge in COVID-19 cases in South Surabaya. Methods: This study uses the type of observational analytical research with cross sectional design and sampling techniques used are participatory sampling. The number of samples is calculated using the formula Murti (1997). The sample size was 89. Statistical analysis used Prevalence Ratio (PR). Results: Respondents with negative PCR swab test result is 60,7% and positive result is 39,3%. Respondent with comorbid disease only as many as 17 respondents with the majority having comorbid hypertension. Respondent with close contact history is 71,9%. Comorbid diseases have a risk of covid-19 incidence in South Surabaya with PR = 2.06 while close contact history, PR = 2.34. Conclusions: Comorbid diseases have a risk of 2.06 times with the incidence of COVID-19 in South Surabaya. As for close contact history, it has a risk of 2.34 times with the incidence of COVID-19 in South Surabaya. The close contact history factor has a higher probability value in incidence of COVID-19 in South Surabaya. The Surabaya city government can pay special attention to people with comorbid diseases and increase tracing of close contacts with COVID-19 patients.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":" 16","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139197859","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-11-30DOI: 10.20473/mgk.v12i2.2023.685-691
Amalia Dwi Ningtyas, Windhu Purnomo
Latar Belakang: Kemajuan teknologi memberikan dampak negatif dan juga positif bagi penggunanya, termasuk para remaja. Salah satu dampak negatif yang banyak dijumpai yaitu mengakses konten pornografi. Tersedianya berbagai aplikasi yang memiliki beragam fitur menjadi salah satu penyebab semakin mudahnya seseorang mengakses konten pornografi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai faktor yang memengaruhi remaja SMA di Surabaya dalam mengakses konten pornografi dan dampaknya terhadap perilaku berpacaran. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Data pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu, (1) deskripsi, (2) interpretasi, (3) eksplanasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang memengaruhi remaja SMA di Kota Surabaya dalam mengakses konten pornografi. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu penggunaan smartphone sejak usia anak-anak atau remaja tanpa pengawasan orang tua, lingkungan pertemanan atau pergaulan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan keingintahuan remaja yang tinggi serta tidak adanya edukasi orang tua yang dapat memfasilitasi kebutuhan pengetahuan tentang edukasi tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa remaja yang mengakses konten pornografi mengalami perubahan dalam perilaku berpacarannya. Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat dampak negatif dari penggunaan teknologi pada para remaja SMA di Kota Surabaya yakni mengakses konten pornografi. Mengakses konten pornografi juga berdampak terhadap cara berpacaran para remaja tersebut.
{"title":"Faktor Penyebab Remaja Mengakses Konten Pornografi dan Dampaknya terhadap Perilaku Berpacaran (Studi Kasus pada Remaja SMA di Kota Surabaya)","authors":"Amalia Dwi Ningtyas, Windhu Purnomo","doi":"10.20473/mgk.v12i2.2023.685-691","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/mgk.v12i2.2023.685-691","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kemajuan teknologi memberikan dampak negatif dan juga positif bagi penggunanya, termasuk para remaja. Salah satu dampak negatif yang banyak dijumpai yaitu mengakses konten pornografi. Tersedianya berbagai aplikasi yang memiliki beragam fitur menjadi salah satu penyebab semakin mudahnya seseorang mengakses konten pornografi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai faktor yang memengaruhi remaja SMA di Surabaya dalam mengakses konten pornografi dan dampaknya terhadap perilaku berpacaran. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Data pada penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu, (1) deskripsi, (2) interpretasi, (3) eksplanasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbagai faktor yang memengaruhi remaja SMA di Kota Surabaya dalam mengakses konten pornografi. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu penggunaan smartphone sejak usia anak-anak atau remaja tanpa pengawasan orang tua, lingkungan pertemanan atau pergaulan baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan keingintahuan remaja yang tinggi serta tidak adanya edukasi orang tua yang dapat memfasilitasi kebutuhan pengetahuan tentang edukasi tersebut. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa remaja yang mengakses konten pornografi mengalami perubahan dalam perilaku berpacarannya. Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu terdapat dampak negatif dari penggunaan teknologi pada para remaja SMA di Kota Surabaya yakni mengakses konten pornografi. Mengakses konten pornografi juga berdampak terhadap cara berpacaran para remaja tersebut.","PeriodicalId":306707,"journal":{"name":"Media Gizi Kesmas","volume":"86 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139198801","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}