Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.22087
S. Sumardi, M. Riyadi, Lintang Nurlitha Aprivirly
DDeaerator is one of the most widely used plants in the chemical industry and marine steam power plant. Deaerator is used to eliminate oxygen in water that enters the boiler to avoid corrosion of the boiler pipes. Control of pressure and level in deaerator needs to be done to keep the process well. The purpose of the research is to design a control system that can keep pressure and level of deaerator on the set point un the presence of changes in the load and input systems. Deaerator should be controlled to keep its safety and efficiency. Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) is a combination of fuzzy logic control and neural network. Design of ANFIS requires an input-output data set obtained from a PI controller that is considered as a "teacher" for ANFIS for the learning process. The results of the simulation show that the system using ANFIS controller for controlling pressure and level deaerator in normal set point can produce very small maximum overshoot that is equal to 0% and small IAE value that is 7.898 for pressure, and 157.7 for level compared to PI
{"title":"Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) for Controlling Level and Pressure on Deaerator","authors":"S. Sumardi, M. Riyadi, Lintang Nurlitha Aprivirly","doi":"10.14710/teknik.v39i3.22087","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.22087","url":null,"abstract":"DDeaerator is one of the most widely used plants in the chemical industry and marine steam power plant. Deaerator is used to eliminate oxygen in water that enters the boiler to avoid corrosion of the boiler pipes. Control of pressure and level in deaerator needs to be done to keep the process well. The purpose of the research is to design a control system that can keep pressure and level of deaerator on the set point un the presence of changes in the load and input systems. Deaerator should be controlled to keep its safety and efficiency. Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) is a combination of fuzzy logic control and neural network. Design of ANFIS requires an input-output data set obtained from a PI controller that is considered as a \"teacher\" for ANFIS for the learning process. The results of the simulation show that the system using ANFIS controller for controlling pressure and level deaerator in normal set point can produce very small maximum overshoot that is equal to 0% and small IAE value that is 7.898 for pressure, and 157.7 for level compared to PI","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.22087","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44218215","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.22765
Satya Andika Putra, Novrinaldi Novrinaldi
Gabah merupakan produk hasil pertanian berupa biji-bijian yang proses pengeringannya mayoritas masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menghamparkan langsung dibawah sinar matahari. Pengeringan seperti ini tidak sesuai ketika musim hujan karena proses pengeringan gabah tidak berlangsung dengan baik sehingga kualitas gabah menurun. Solusinya adalah dengan menggunakan pengering. Salah satu tipe pengering yang dapat digunakan untuk gabah adalah pengering tipe swirling fluidized bed (SFB). Alat pengeringan gabah tipe SFB terdiri dari ruang pengeringan dan ruang plenum dengan diameter 400 mm, selubung tengah pada ruang pengeringan berbentuk kerucut dengan diameter 300 mm, selubung tengah ruang plenum berbentuk silinder diameter 300 mm, distributor terletak diantara ruang pengeringan dan plenum yang terdiri dari 100 sudu dengan kemiringan 45°, dan dua saluran masuk udara berbentuk silinder yang masing-masing dilengkapi dengan pemanas dan blower dengan laju udara suplai 12 m3 /menit. Artikel ini menyajikan analisis energi panas pada alat pengeringan gabah tipe SFB. Analisis dilakukan secara teoretis berdasarkan prinsip-prinsip termodinamika dan perpindahan panas dengan menggunakan beberapa data hasil pengujian. Data diperoleh dari mengeringkan 300 gram gabah jenis Ciherang selama 60 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan gabah dari kadar air 26,8 % menjadi 13,78 % adalah sebesar 121.756,04 J. Laju perpindahan panas dari udara pengering ke gabah sebesar 780,28 W. Sedangkan energi panas yang harus disuplai oleh pemanas adalah sebesar 3943,86 W
谷物是一种农业产品,其加工主要采用传统的方法,即在阳光下直接种植。这种干燥在雨季是不合适的,因为谷物干燥过程不顺利,所以谷物质量下降。解决办法是使用烘干机。一种可以用于谷物的烘干机是卷式吹风机。SFB型谷物干燥器干燥室和空间plenum组成它的直径400毫米,一层中间直径300毫米的锥形干燥室空间,一层中间plenum圆柱形,直径300毫米,经销商是介于干燥室和圆珠笔组成的plenum 100倾斜45°,还有两个气缸式的进气口,每一个都有一个加热器和一个鼓风机,空气流量为每分钟12 m3。本文对SFB类型的谷物干燥分析。分析是根据热力学和热传导原理在理论上进行的,使用了一些测试结果的数据。60分钟内从干达300克的Ciherang谷物中提取数据。分析结果表明,从干燥空气到13.8%的水干燥需要的能量为121756,04 .从干燥空气到谷物的热量换动率为780.28 W。而由加热器提供的热能为3943.86 W
{"title":"Analisis Energi Panas Pada Alat Pengeringan Gabah Tipe Swirling Fluidized Bed","authors":"Satya Andika Putra, Novrinaldi Novrinaldi","doi":"10.14710/teknik.v39i3.22765","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.22765","url":null,"abstract":"Gabah merupakan produk hasil pertanian berupa biji-bijian yang proses pengeringannya mayoritas masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan menghamparkan langsung dibawah sinar matahari. Pengeringan seperti ini tidak sesuai ketika musim hujan karena proses pengeringan gabah tidak berlangsung dengan baik sehingga kualitas gabah menurun. Solusinya adalah dengan menggunakan pengering. Salah satu tipe pengering yang dapat digunakan untuk gabah adalah pengering tipe swirling fluidized bed (SFB). Alat pengeringan gabah tipe SFB terdiri dari ruang pengeringan dan ruang plenum dengan diameter 400 mm, selubung tengah pada ruang pengeringan berbentuk kerucut dengan diameter 300 mm, selubung tengah ruang plenum berbentuk silinder diameter 300 mm, distributor terletak diantara ruang pengeringan dan plenum yang terdiri dari 100 sudu dengan kemiringan 45°, dan dua saluran masuk udara berbentuk silinder yang masing-masing dilengkapi dengan pemanas dan blower dengan laju udara suplai 12 m3 /menit. Artikel ini menyajikan analisis energi panas pada alat pengeringan gabah tipe SFB. Analisis dilakukan secara teoretis berdasarkan prinsip-prinsip termodinamika dan perpindahan panas dengan menggunakan beberapa data hasil pengujian. Data diperoleh dari mengeringkan 300 gram gabah jenis Ciherang selama 60 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan gabah dari kadar air 26,8 % menjadi 13,78 % adalah sebesar 121.756,04 J. Laju perpindahan panas dari udara pengering ke gabah sebesar 780,28 W. Sedangkan energi panas yang harus disuplai oleh pemanas adalah sebesar 3943,86 W","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.22765","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42529625","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.23258
Meilya Suzan Triyastuti, M. Djaeni
Kelopak bunga rosella mengandung senyawa bioaktif diantaranya Antosianin. Kelopak bunga rosella mempunyai pigmen berwarna ungu yang berpotensi sebagai zat pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintetis Violet GB. Pigmen warna ungu ini berasal dari senyawa antosianin. Namun senyawa antosianin ini mudah terdegradasi pada temperatur diatas 70°C, sehingga diperlukan metode ekstraksi yang tepat pada kondisi optimum. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik (Ultrasound Assisted Extraction) dan dioptimasi menggunakan software Design Expert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pada waktu ekstraksi 15 menit, rasio sampel dan pelarut 15 gr/ml dan temperatur ekstraksi 50°C dengan kadar antosianin sebesar 206,996 ppm
{"title":"Perbaikan Proses Produksi Antosianin dari Kelopak Bunga Rosella dengan Ekstraksi Berbantuan Ultrasound","authors":"Meilya Suzan Triyastuti, M. Djaeni","doi":"10.14710/teknik.v39i3.23258","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.23258","url":null,"abstract":"Kelopak bunga rosella mengandung senyawa bioaktif diantaranya Antosianin. Kelopak bunga rosella mempunyai pigmen berwarna ungu yang berpotensi sebagai zat pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintetis Violet GB. Pigmen warna ungu ini berasal dari senyawa antosianin. Namun senyawa antosianin ini mudah terdegradasi pada temperatur diatas 70°C, sehingga diperlukan metode ekstraksi yang tepat pada kondisi optimum. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi dengan bantuan gelombang ultrasonik (Ultrasound Assisted Extraction) dan dioptimasi menggunakan software Design Expert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi pada waktu ekstraksi 15 menit, rasio sampel dan pelarut 15 gr/ml dan temperatur ekstraksi 50°C dengan kadar antosianin sebesar 206,996 ppm","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.23258","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49017793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.21742
Tri Winarno, Yeremia Billy Agustha Gunawan, Jenian Marin
Semburan lumpur Sidoarjo mengeluarkan volume sebesar ±80.000 m3setiap hari dan hanya dapat diatasi ±60.000 m3 dengan cara mengalirkannya ke laut melalui Kali Porong. Surplus endapan lumpur tersebut meluap dan menggenangi daerah di sekitar pusat semburan lumpur sehingga menimbulkan masalah. Artikel ini memuat analisis mineralogi dan kandungan kimia dari endapan lumpur Sidoarjo sehingga dapat dimanfaatkan sesuai karakteristiknya. Sampel lumpur dinalisa menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui mineralogi dan kandungan kimianya. Genesis dari endapan Lumpur Sidoarjo diinterpretasikan berasal dari batuan sedimen vulkaniklastik Formasi Kalibeng Atas yang bercampur dengan endapan Aluvial (Qa) karena mineral-mineral lempung yang dijumpai didominasi oleh mineral montmorillonit. Keberadaan Zona Sesar Watukosek yang memanjang dari Kompleks Gunungapi Arjuno-Welirang diinterpretasikan memberikan kontrol struktur terhadap pembentukan gunungapi lumpur Sidoarjo. Pemanfaatan endapan Lumpur Sidoarjo berdasarkan mineralogi dan kandungan kimianya dikelompokkan menjadi lima bidang, yaitu kesehatan, pertanian, perikanan, industri, dan kosmetik. Setiap bidang pemanfaatan membutuhkan mineral-mineral lempung khusus sehingga endapan Lumpur Sidoarjo harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan unsur pengotor, mineral berat, pengecilan ukuran, peningkatan kemampuan absorpsi, dan kapasitas tukar kation.
{"title":"Analisis Mineralogi dan Kandungan Kimia Endapan Lumpur Sidoarjo dan Arah Pemanfaatannya","authors":"Tri Winarno, Yeremia Billy Agustha Gunawan, Jenian Marin","doi":"10.14710/teknik.v39i3.21742","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.21742","url":null,"abstract":"Semburan lumpur Sidoarjo mengeluarkan volume sebesar ±80.000 m3setiap hari dan hanya dapat diatasi ±60.000 m3 dengan cara mengalirkannya ke laut melalui Kali Porong. Surplus endapan lumpur tersebut meluap dan menggenangi daerah di sekitar pusat semburan lumpur sehingga menimbulkan masalah. Artikel ini memuat analisis mineralogi dan kandungan kimia dari endapan lumpur Sidoarjo sehingga dapat dimanfaatkan sesuai karakteristiknya. Sampel lumpur dinalisa menggunakan metode X-Ray Diffraction (XRD) dan X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui mineralogi dan kandungan kimianya. Genesis dari endapan Lumpur Sidoarjo diinterpretasikan berasal dari batuan sedimen vulkaniklastik Formasi Kalibeng Atas yang bercampur dengan endapan Aluvial (Qa) karena mineral-mineral lempung yang dijumpai didominasi oleh mineral montmorillonit. Keberadaan Zona Sesar Watukosek yang memanjang dari Kompleks Gunungapi Arjuno-Welirang diinterpretasikan memberikan kontrol struktur terhadap pembentukan gunungapi lumpur Sidoarjo. Pemanfaatan endapan Lumpur Sidoarjo berdasarkan mineralogi dan kandungan kimianya dikelompokkan menjadi lima bidang, yaitu kesehatan, pertanian, perikanan, industri, dan kosmetik. Setiap bidang pemanfaatan membutuhkan mineral-mineral lempung khusus sehingga endapan Lumpur Sidoarjo harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan unsur pengotor, mineral berat, pengecilan ukuran, peningkatan kemampuan absorpsi, dan kapasitas tukar kation.","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.21742","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45931271","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.23050
Nurhadi Bashit, Yudo Prasetyo, Andri Suprayogi
Pesatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan pembangunan di setiap wilayah. Hal ini menyebabkan semakin terbatasnya keberaadaan lahan pada suatu wilayah sehingga mendasari perubahan penggunaan lahan. Pembangunan harus mengikuti pada peraturan yang telah dibuat agar tidak menimbulkan masalah seperti terbentuknya lahan kritis. Oleh karena itu, pemantauan penggunaan lahan pada suatu wilayah perlu dilakukan agar pembangunan tidak menimbulkan permasalahan. Artikel ini memuat pemanfaatan metode pengindraan jauh untuk pemantauan penggunaan lahan di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode pengindraan jauh memanfaatkan data citra satelit yang akan dilakukan proses klasifikasi penggunaan lahan. Penelitian ini menggunakan data citra resolusi tinggi SPOT 5 dengan memanfaatkan metode klasifikasi berbasis objek. Klasifikasi dilakukan beberapa tahapan seperti segmentasi, merge, rule-based classification. Penelitian ini menggunakan parameter skala 70 pada proses segmentasi. Berdasarkan resolusi citra, penelitian ini menghasilkan 16 kelas klasifikasi penggunaan lahan. Pengujian akurasi dilakukan untuk melihat akurasi hasil klasifikasi yang telah dilakukan sehingga penelitian ini menghasilkan ketelitian 80%. Oleh karena itu, klasifikasi berbasis objek pada citra SPOT 5 menghasilkan akurasi yang baik. Hasil klasifikasi memperlihatkan di Kecamatan Ngaglik masih didominasi oleh pertanian lahan basah sebesar 21.892.324,90 m2 dan perumahan tidak teratur sebesar 11.596.465,01 m2. Perumahan penduduk memiliki luas setengah dari luas pertanian disebabkan karena Kecamatan Ngaglik terletak berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta
{"title":"Klasifikasi Berbasis Objek untuk Pemetaan Penggunaan Lahan menggunakan Citra SPOT 5 di Kecamatan Ngaglik","authors":"Nurhadi Bashit, Yudo Prasetyo, Andri Suprayogi","doi":"10.14710/teknik.v39i3.23050","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.23050","url":null,"abstract":"Pesatnya pertumbuhan penduduk berdampak pada peningkatan pembangunan di setiap wilayah. Hal ini menyebabkan semakin terbatasnya keberaadaan lahan pada suatu wilayah sehingga mendasari perubahan penggunaan lahan. Pembangunan harus mengikuti pada peraturan yang telah dibuat agar tidak menimbulkan masalah seperti terbentuknya lahan kritis. Oleh karena itu, pemantauan penggunaan lahan pada suatu wilayah perlu dilakukan agar pembangunan tidak menimbulkan permasalahan. Artikel ini memuat pemanfaatan metode pengindraan jauh untuk pemantauan penggunaan lahan di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode pengindraan jauh memanfaatkan data citra satelit yang akan dilakukan proses klasifikasi penggunaan lahan. Penelitian ini menggunakan data citra resolusi tinggi SPOT 5 dengan memanfaatkan metode klasifikasi berbasis objek. Klasifikasi dilakukan beberapa tahapan seperti segmentasi, merge, rule-based classification. Penelitian ini menggunakan parameter skala 70 pada proses segmentasi. Berdasarkan resolusi citra, penelitian ini menghasilkan 16 kelas klasifikasi penggunaan lahan. Pengujian akurasi dilakukan untuk melihat akurasi hasil klasifikasi yang telah dilakukan sehingga penelitian ini menghasilkan ketelitian 80%. Oleh karena itu, klasifikasi berbasis objek pada citra SPOT 5 menghasilkan akurasi yang baik. Hasil klasifikasi memperlihatkan di Kecamatan Ngaglik masih didominasi oleh pertanian lahan basah sebesar 21.892.324,90 m2 dan perumahan tidak teratur sebesar 11.596.465,01 m2. Perumahan penduduk memiliki luas setengah dari luas pertanian disebabkan karena Kecamatan Ngaglik terletak berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.23050","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48482747","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.23893
A. Rezagama, Anik Sarminingsih, Ajeng Rahmadani, Afifah Nadya Aini
Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya debit yang mengalir serta kondisi kualitas air pada kawasan hulu. Sungai Pepe merupakan saluran penggelontor kota Surakarta yang diharapkan dapat difungsikan menjadi area wisata. Namun kualitas air Sungai tersebut termasuk dalam golongan IV atau tidak sesuai dengan peruntukannya. Limbah domestik dan industri UKM yang masuk ke sungai serta rendahnya baseflow sungai menjadi penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan kualitas air Sungai Pepe dengan melakukan variasi suplesi debit dari Sungai Anyar sehingga kualitas air Sungai Pepe menjadi lebih baik. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model Qual2Kw. Pengukuran kualitas air eksisting dilakukan pada 6 titik pengambilan sampel. Variasi debit suplesi yang digunakan meliputi kondisi eksisting, suplesi 0,5 m3/s dan 1 m3/s. Debit suplesi ke Sungai Pepe Hilir dapat di atur melalui pintu air di Sungai Anyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air secara umum menjadi lebih baik sepanjang ruas sungai. Parameter DO dan COD membaik menunjukkan kemampuan areasi yang membaik akibat hidrodinamika aliran sungai. Adanya pencampuran limbah tekstil pada anak sungai masih menjadi parameter yang dominan dalam penurunan kualitas air sungai.
{"title":"Pemodelan Peningkatan Kualitas Air Sungai melalui Variasi Debit Suplesi","authors":"A. Rezagama, Anik Sarminingsih, Ajeng Rahmadani, Afifah Nadya Aini","doi":"10.14710/teknik.v39i3.23893","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.23893","url":null,"abstract":"Kualitas air sungai sangat dipengaruhi oleh besarnya debit yang mengalir serta kondisi kualitas air pada kawasan hulu. Sungai Pepe merupakan saluran penggelontor kota Surakarta yang diharapkan dapat difungsikan menjadi area wisata. Namun kualitas air Sungai tersebut termasuk dalam golongan IV atau tidak sesuai dengan peruntukannya. Limbah domestik dan industri UKM yang masuk ke sungai serta rendahnya baseflow sungai menjadi penyebabnya. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan kualitas air Sungai Pepe dengan melakukan variasi suplesi debit dari Sungai Anyar sehingga kualitas air Sungai Pepe menjadi lebih baik. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model Qual2Kw. Pengukuran kualitas air eksisting dilakukan pada 6 titik pengambilan sampel. Variasi debit suplesi yang digunakan meliputi kondisi eksisting, suplesi 0,5 m3/s dan 1 m3/s. Debit suplesi ke Sungai Pepe Hilir dapat di atur melalui pintu air di Sungai Anyar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air secara umum menjadi lebih baik sepanjang ruas sungai. Parameter DO dan COD membaik menunjukkan kemampuan areasi yang membaik akibat hidrodinamika aliran sungai. Adanya pencampuran limbah tekstil pada anak sungai masih menjadi parameter yang dominan dalam penurunan kualitas air sungai.","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.23893","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46734433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-11-11DOI: 10.14710/teknik.v39i3.23656
Tommy Erfando, Idham Khalid, R. Safitri
Demulsifier digunakan untuk mengatasi masalah emulsi minyak mentah pada saat produksi. Artikel ini memuat uji laboratorium demulsifier lokal dari minyak kelapa dan lemon dibandingkan demulsifier komersil. Parameter yang diperiksa adalah nilai pemisahan emulsi, pengaruh parameter pengujian terhadap pemisahan air secara statistik, dan water quality hasil demulsifikasi dengan uji TDS (Total Dissolved Solid) dan pH. Penelitian ini menggunakan metode saponifikasi dalam pembuatan demulsifier dan pengujian demulsifier menggunakan metode bottle test. Variasi temperatur adalah 400C, 500, 600C, 700C, dan 800C dengan konsentrasi 1ml, 3ml, dan 5 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demulsifier lokal mampu memecah emulsi di seluruh temperatur pengujian. Pemisahan tertinggi terjadi pada temperatur 600C,700C, dan 800C dengan konsentrasi optimal 3ml dan 5 ml dan hasil pemisahan sebesar 32 ml dan 33 ml. Di sisi lain demulsifier komersil pada temperatur 400C dan konsentrasi 5ml gagal memecah emulsi. Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pemisahan air secara berurut sebesar 42,5 % dan 2,7%. Water quality yang baik hasil demulsifikasi terjadi pada pengujian sampel demulsifier lokal 2 dengan TDS 244 ppm dan pH 6,99.
{"title":"Studi Laboratorium Pembuatan Demulsifier dari Minyak Kelapa dan Lemon untuk Minyak Kelapa dan Lemon untuk Minyak Bumi pada Lapangan x di Provinsi Riau","authors":"Tommy Erfando, Idham Khalid, R. Safitri","doi":"10.14710/teknik.v39i3.23656","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.23656","url":null,"abstract":"Demulsifier digunakan untuk mengatasi masalah emulsi minyak mentah pada saat produksi. Artikel ini memuat uji laboratorium demulsifier lokal dari minyak kelapa dan lemon dibandingkan demulsifier komersil. Parameter yang diperiksa adalah nilai pemisahan emulsi, pengaruh parameter pengujian terhadap pemisahan air secara statistik, dan water quality hasil demulsifikasi dengan uji TDS (Total Dissolved Solid) dan pH. Penelitian ini menggunakan metode saponifikasi dalam pembuatan demulsifier dan pengujian demulsifier menggunakan metode bottle test. Variasi temperatur adalah 400C, 500, 600C, 700C, dan 800C dengan konsentrasi 1ml, 3ml, dan 5 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa demulsifier lokal mampu memecah emulsi di seluruh temperatur pengujian. Pemisahan tertinggi terjadi pada temperatur 600C,700C, dan 800C dengan konsentrasi optimal 3ml dan 5 ml dan hasil pemisahan sebesar 32 ml dan 33 ml. Di sisi lain demulsifier komersil pada temperatur 400C dan konsentrasi 5ml gagal memecah emulsi. Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap pemisahan air secara berurut sebesar 42,5 % dan 2,7%. Water quality yang baik hasil demulsifikasi terjadi pada pengujian sampel demulsifier lokal 2 dengan TDS 244 ppm dan pH 6,99.","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.23656","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43498846","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Traffic calming merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengelola kecepatan. Salah satu jenis traffic calming yang terbukti efektif mereduksi kecepatan dan mengurangi volume lalu lintas adalah chicane. Namun sayangnya chicane tidak popular digunakan di Indonesia. Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk menguji efektivitas chicane dalam mereduksi kecepatan kendaraan agar dapat menjadi alternatif traffic calming di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi lapangan dengan menggunakan taffic cone dan rambu portable dalam mengimplementasikan chicane. Model chicane yang digunakan adalah model chicane dari Pedoman Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalu Lintas (model 1) dan Pennsylvania’s Traffic Calming Handbook (model 2). Lokasi studi merupakan jalan lokal yang menjadi blacksite, yaitu Jalan Pemuda Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model chicane efektif dalam mereduksi kecepatan. Chicane model 1 mampu mereduksi kecepatan pada masing-masing arah sebesar 20% dan 17%, sedangkan pada model 2 sebesar 38,2% dan 39,6%. Namun demikian, kapasitas jalan pada saat implementasi chicane model 2 mengalami penurunan yang sangat drastis, dari kapasitas jalan sebesar 1.516,54 smp/jam pada kondisi eksisting menjadi sebesar 1.527 smp/jam. Oleh karena itu, chicane model 1 lebih disarankan untuk diimplementasikan pada lokasi studi dengan kombinasi pita penggaduh sebelum memasuki chicane
{"title":"Simulasi Lapangan Penerapan Chicane Sebagai Perangkat Traffic Calming di Indonesia","authors":"Masayu Silvi Ersamaulia, Naomi Srie Kusumastutie, Pipit Rusmandani","doi":"10.14710/teknik.v0i0.23587","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v0i0.23587","url":null,"abstract":"Traffic calming merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengelola kecepatan. Salah satu jenis traffic calming yang terbukti efektif mereduksi kecepatan dan mengurangi volume lalu lintas adalah chicane. Namun sayangnya chicane tidak popular digunakan di Indonesia. Untuk itu penelitian ini bermaksud untuk menguji efektivitas chicane dalam mereduksi kecepatan kendaraan agar dapat menjadi alternatif traffic calming di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi lapangan dengan menggunakan taffic cone dan rambu portable dalam mengimplementasikan chicane. Model chicane yang digunakan adalah model chicane dari Pedoman Perencanaan Fasilitas Pengendali Kecepatan Lalu Lintas (model 1) dan Pennsylvania’s Traffic Calming Handbook (model 2). Lokasi studi merupakan jalan lokal yang menjadi blacksite, yaitu Jalan Pemuda Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua model chicane efektif dalam mereduksi kecepatan. Chicane model 1 mampu mereduksi kecepatan pada masing-masing arah sebesar 20% dan 17%, sedangkan pada model 2 sebesar 38,2% dan 39,6%. Namun demikian, kapasitas jalan pada saat implementasi chicane model 2 mengalami penurunan yang sangat drastis, dari kapasitas jalan sebesar 1.516,54 smp/jam pada kondisi eksisting menjadi sebesar 1.527 smp/jam. Oleh karena itu, chicane model 1 lebih disarankan untuk diimplementasikan pada lokasi studi dengan kombinasi pita penggaduh sebelum memasuki chicane","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45608520","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.14710/teknik.v39i3.22056
Abdul Syakur, W. Lazuardi
Transformator merupakan peralatan utama dalam pemasokan listrik dari unit pembangkitan menuju konsumen. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dalam pemeliharaan kinerja transformator agar tidak terjadi kerusakan pada transformator. Selama trasformator beroperasi maka minyak transformator akan mengalami pembebanan berupa beban elektris dan termal yang dapat menyebabkan timbulnya gas-gas hidrokarbon terlarut pada minyak yang berpotensi menyebabkan gagalnya minyak sebagai fungsi isolasi yang baik. Karenanya diperlukan pemantauan khusus terhadap gas-gas tersebut. Salah satu cara untuk menganalisis gas terlarut dalam minyak adalah dengan menggunakan metode Dissolved Gas Analysis (DGA). DGA akan mengekstraksi gas tersebut untuk diketahui indikasi gangguan berdasarkan hasil interpretasi data gas-gas hidrokarbon terlarut yang dilakukan. Metode ini juga mampu memprediksi kerusakan jangka panjang, sehingga kerusakan pada transformator dapat dicegah. Hasil analisis DGA pada transformator menghasilkan indikasi berupa Discharge of thermal fault yang didapat dari hasil intrepetasi data menggunakan metode Rasio Roger dan Segitiga Duval. Selain itu, hasil pengujian breakdown voltage menunjukkan kondisi minyak yang masih baik yaitu kekuatan dielektrik > 50 kv dan pengukuran water content juga masih baik yaitu sebesar < 25 ppm.
{"title":"Analisis Kualitas Isolasi Minyak Transformator 375 MVA dengan Interpretasi Rasio Roger, Segitiga Duval, Breakdown Test, dan Water Content Test","authors":"Abdul Syakur, W. Lazuardi","doi":"10.14710/teknik.v39i3.22056","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v39i3.22056","url":null,"abstract":"Transformator merupakan peralatan utama dalam pemasokan listrik dari unit pembangkitan menuju konsumen. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus dalam pemeliharaan kinerja transformator agar tidak terjadi kerusakan pada transformator. Selama trasformator beroperasi maka minyak transformator akan mengalami pembebanan berupa beban elektris dan termal yang dapat menyebabkan timbulnya gas-gas hidrokarbon terlarut pada minyak yang berpotensi menyebabkan gagalnya minyak sebagai fungsi isolasi yang baik. Karenanya diperlukan pemantauan khusus terhadap gas-gas tersebut. Salah satu cara untuk menganalisis gas terlarut dalam minyak adalah dengan menggunakan metode Dissolved Gas Analysis (DGA). DGA akan mengekstraksi gas tersebut untuk diketahui indikasi gangguan berdasarkan hasil interpretasi data gas-gas hidrokarbon terlarut yang dilakukan. Metode ini juga mampu memprediksi kerusakan jangka panjang, sehingga kerusakan pada transformator dapat dicegah. Hasil analisis DGA pada transformator menghasilkan indikasi berupa Discharge of thermal fault yang didapat dari hasil intrepetasi data menggunakan metode Rasio Roger dan Segitiga Duval. Selain itu, hasil pengujian breakdown voltage menunjukkan kondisi minyak yang masih baik yaitu kekuatan dielektrik > 50 kv dan pengukuran water content juga masih baik yaitu sebesar < 25 ppm.","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.14710/teknik.v39i3.22056","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67038666","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-15DOI: 10.14710/teknik.v40i1.23058
M. S. Anwar, Eric Jonathan Yulianto, Septian Adi Chandra, Rahmarani Hakim, Sri Hastuty, Efendi Mabruri
Tulisan ini memaparkan pengaruh perlakuan panas terhadap struktur mikro, kekerasan dan ketahanan oksidasi suhu tinggi pada baja tahan karat martensitik 13Cr3Mo3Ni-cor. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas baja tersebut melalui proses perlakuan panas terhadap struktur mikro, kekerasan dan ketahanan oksidasi temperatur tinggi. Proses pembuatan baja tahan karat 13Cr3Mo3Ni-cor dilakukan menggunakan proses peleburan induksi dan pengecoran sedangkan perlakuan panas yang dialami oleh baja tersebut antara lain austenisasi, tempering tunggal dan tempering ganda. Proses austenisasi dilakukan pada temperatur 1020°C selama 4 jam dan didinginkan diair kemudian dilanjutkan proses tempering 650°C selama 2 jam dan didinginkan di udara dan kemudian dilanjutkan proses tempering ganda 550°C selama 2 jam dan didinginkan di udara.Pengujian struktur mikro, kekerasan dan uji oksidasi temperatur tinggi 400-700 °C dilakukan pada masing-masing baja dengan perlakuan panas yang berbeda. Kemudian, hasil eksperimen baja temper ganda dibandingkan dengan baja kontrol, baja austenisasi dan baja temper tunggal. Perlakuan panas temper ganda menghasilkan dampak positif terhadap ketahanan baja tahan karat martensitik 13Cr3Mo3Ni-cor di lingkungan suhu tinggi.
{"title":"Pengaruh Perlakuan Panas Terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Ketahanan Oksidasi Suhu Tinggi Pada Baja Tahan Karat Martensitik 13Cr3Mo3Ni-Cor","authors":"M. S. Anwar, Eric Jonathan Yulianto, Septian Adi Chandra, Rahmarani Hakim, Sri Hastuty, Efendi Mabruri","doi":"10.14710/teknik.v40i1.23058","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/teknik.v40i1.23058","url":null,"abstract":"Tulisan ini memaparkan pengaruh perlakuan panas terhadap struktur mikro, kekerasan dan ketahanan oksidasi suhu tinggi pada baja tahan karat martensitik 13Cr3Mo3Ni-cor. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas baja tersebut melalui proses perlakuan panas terhadap struktur mikro, kekerasan dan ketahanan oksidasi temperatur tinggi. Proses pembuatan baja tahan karat 13Cr3Mo3Ni-cor dilakukan menggunakan proses peleburan induksi dan pengecoran sedangkan perlakuan panas yang dialami oleh baja tersebut antara lain austenisasi, tempering tunggal dan tempering ganda. Proses austenisasi dilakukan pada temperatur 1020°C selama 4 jam dan didinginkan diair kemudian dilanjutkan proses tempering 650°C selama 2 jam dan didinginkan di udara dan kemudian dilanjutkan proses tempering ganda 550°C selama 2 jam dan didinginkan di udara.Pengujian struktur mikro, kekerasan dan uji oksidasi temperatur tinggi 400-700 °C dilakukan pada masing-masing baja dengan perlakuan panas yang berbeda. Kemudian, hasil eksperimen baja temper ganda dibandingkan dengan baja kontrol, baja austenisasi dan baja temper tunggal. Perlakuan panas temper ganda menghasilkan dampak positif terhadap ketahanan baja tahan karat martensitik 13Cr3Mo3Ni-cor di lingkungan suhu tinggi.","PeriodicalId":30795,"journal":{"name":"Teknik","volume":"4 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91397156","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}