Tefan Randika Putra, Suseno W S, Maharani Intan Andalas Irp
Karya sastra merupakan sebuah struktur, namun bukan sesuatu yang statis. Karya sastra adalah cermin dari masyarakat yang mewakilinya. Oleh karena itu, lewat sebuah karya sastra pengarang bisa mengekspresikan gagasannya. Untuk mengetahui pandangan dunia pengarang terhadap kehidupan sosial masyarakat Dayak Benuaq, penelitian ini menggunakan kajian teori strukturalisme genetik Lucien Goldmann. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pandangan dunia pengarang terhadap kehidupan masyarakat Dayak Benuaq yang tercermin dalam Api Awan Asap. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa struktur karya sastra dalam novel Api Awan Asap meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan tema yang menggambarkan pandangan dunia Korrie. Kemudian pandangan dunia pengarang dijelaskan melalui latar belakang sosial pengarang, pandangan terhadap kehidupan sosial, dan dialektika. Korrie mengekspresikan bentuk gagasannya bahwa Masyarakat Dayak Benuaq bukan oknum yang merusak hutan. Masyarakat Dayak sangat menjaga hutan dengan sistem masyarakat Dayak Benuaq yang diwariskan oleh nenek moyang. Sistem sosial masyarakat dijelaskan melalui kepercayaan masyarakat, interaksi sosial kemasyarakatan, ekonomi masyarakat, kesenian masyarakat, serta sistem pemeliharaan dan hukum masyarakat Dayak Benuaq. Kemudian pengarang sebagai subjek kolektif menggambarkan perbedaan kelas sosial antara kaum borjuis dengan kaum biasa. Dari penelitian skripsi ini dapat dilihat bahwa masyarakat Dayak memiliki konsep hidup untuk melestarikan alam dan sangat menghargai alam raya. Literature is a structure, but not something static. Literature is a reflection of society that represent it. Therefore, through a literary author can express his ideas. To know the author’s view towards the Dayak Benuaq’s social life, this research uses genetic structuralism theory proposed by Lucien Goldmann. The purpose of this study is to describe the author’s view towards the Dayak Benuaq’s social life that is reflected on a novel entitled Api Awan Asap. The finding of this study concludes that the literary stucture on the novel entitled Api Awan Asap includes character, plot, setting, point of view, and theme which describe the Korrie’s life. Then, the author’s life view is explained through the author’s social background, social life view, and dialectal. Korrie expreesses his ideas that Dayak Benuaq Society is not the doer who destroy the forest. Dayak Benuaq Society maintains the forest sustainability uses their own system that is innherited by their ancestors. Social Society system is exeplained through the society belief, social interaction, scoiety economy, society art, and as well as the maintenance and low system of Dayak Benuaq Society. Then, the author as the collective subject describes the social classes differentiation between the rich and poor people. Build on this study, it can be seen that Dayak Benuaq Society has a living concept to preserve the nature and appreciate the natural kingdom.
文学作品是一种结构,但不是静态的。文学作品是它所代表的社会的镜子。因此,通过文学作品作者可以表达他的观点。为了了解作家达雅克·贝努阿克对社会生活的世界观,这项研究采用了吕西安·戈曼的基因结构主义理论。这项研究的目的是描述作家达雅克·贝努阿克(Dayak Benuaq)对人民生活的看法。这项研究的结论是,烟雾小说中的文学作品的结构包括代表科里世界观的人物、人物、背景、观点和主题。然后,作者的世界观点通过作者的社会背景、社会生活和辩证法来解释。Korrie表达了她的观点,即达雅克·贝努阿克的人民不会破坏森林。Dayak人民非常重视用祖先传给Dayak Benuaq的社区系统来保护森林。社会制度是通过社区信仰、社会社会互动、社会经济、社会艺术、社会维护和法律来定义的。作者作为一个集体主题,把资产阶级和普通阶级区分开来。从本文的研究中可以看出,达雅克人对保护自然和尊重自然有着生存的概念。文学是一种结构,但不是静态的。文学是反映它的社会的反映。因此,通过一份文学作品,author可以阐述他的想法。了解达雅克·贝努阿克的社会生活的author view toward the Dayak Benuaq 's social life,这是一项基因功能的研究。这项研究的目的是描述戴维•贝努阿克(Dayak Benuaq)的社交生活,这种生活反映了小说中引发的浓烟。这项研究的最终结果是小说中涉及角色、情节、设置、观点和描述科里生活的主题。然后,author的生活观点通过author的社会背景、社会生活观点和对话得以延续。科里表达了他的想法,即达雅克·贝努阿克社会并不是毁灭森林的医生。达雅克·贝努阿克社会维护其自身的森林资源,这些系统因它们的迷信而被废弃。社会社会系统通过信仰、社会相互作用、scoiety economy、社会艺术以及达雅克贝努阿克社会的维护和低体制得以存在。然后,我们的author就像收集的学科定义了贫富差距。在这项研究的基础上,可以看到达雅克·贝努阿克社会有一个活生生的概念,即保护自然和欣赏自然王国。
{"title":"Pandangan Dunia Pengarang Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Dayak Benuaq dalam Novel Api Awan Asap Karya Korrie Layun Rampan","authors":"Tefan Randika Putra, Suseno W S, Maharani Intan Andalas Irp","doi":"10.15294/jsi.v7i2.29830","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.29830","url":null,"abstract":"Karya sastra merupakan sebuah struktur, namun bukan sesuatu yang statis. Karya sastra adalah cermin dari masyarakat yang mewakilinya. Oleh karena itu, lewat sebuah karya sastra pengarang bisa mengekspresikan gagasannya. Untuk mengetahui pandangan dunia pengarang terhadap kehidupan sosial masyarakat Dayak Benuaq, penelitian ini menggunakan kajian teori strukturalisme genetik Lucien Goldmann. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pandangan dunia pengarang terhadap kehidupan masyarakat Dayak Benuaq yang tercermin dalam Api Awan Asap. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa struktur karya sastra dalam novel Api Awan Asap meliputi tokoh, alur, latar, sudut pandang, dan tema yang menggambarkan pandangan dunia Korrie. Kemudian pandangan dunia pengarang dijelaskan melalui latar belakang sosial pengarang, pandangan terhadap kehidupan sosial, dan dialektika. Korrie mengekspresikan bentuk gagasannya bahwa Masyarakat Dayak Benuaq bukan oknum yang merusak hutan. Masyarakat Dayak sangat menjaga hutan dengan sistem masyarakat Dayak Benuaq yang diwariskan oleh nenek moyang. Sistem sosial masyarakat dijelaskan melalui kepercayaan masyarakat, interaksi sosial kemasyarakatan, ekonomi masyarakat, kesenian masyarakat, serta sistem pemeliharaan dan hukum masyarakat Dayak Benuaq. Kemudian pengarang sebagai subjek kolektif menggambarkan perbedaan kelas sosial antara kaum borjuis dengan kaum biasa. Dari penelitian skripsi ini dapat dilihat bahwa masyarakat Dayak memiliki konsep hidup untuk melestarikan alam dan sangat menghargai alam raya. \u0000Literature is a structure, but not something static. Literature is a reflection of society that represent it. Therefore, through a literary author can express his ideas. To know the author’s view towards the Dayak Benuaq’s social life, this research uses genetic structuralism theory proposed by Lucien Goldmann. The purpose of this study is to describe the author’s view towards the Dayak Benuaq’s social life that is reflected on a novel entitled Api Awan Asap. The finding of this study concludes that the literary stucture on the novel entitled Api Awan Asap includes character, plot, setting, point of view, and theme which describe the Korrie’s life. Then, the author’s life view is explained through the author’s social background, social life view, and dialectal. Korrie expreesses his ideas that Dayak Benuaq Society is not the doer who destroy the forest. Dayak Benuaq Society maintains the forest sustainability uses their own system that is innherited by their ancestors. Social Society system is exeplained through the society belief, social interaction, scoiety economy, society art, and as well as the maintenance and low system of Dayak Benuaq Society. Then, the author as the collective subject describes the social classes differentiation between the rich and poor people. Build on this study, it can be seen that Dayak Benuaq Society has a living concept to preserve the nature and appreciate the natural kingdom.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44860492","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bagus Afiansah, S. Sumartini, Maharani Intan Andalas Irp
Penelitian ini dilandasi oleh kondisi kaum perempuan yang rentan mengalami kemiskinan. Banyak karya sastra yang digunakan sebagai kritik sosial terhadap permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata, salah satunya adalah novel Genduk karya Sundari Mardjuki. Penelitian ini bertujuan untuk : mendeskripsikan gambaran kemiskinan yang dialami tokoh perempuan, mendeskripsikan konstruksi gender, dan mendeskripsikan peran-peran tokoh perempuan mengatasi kemiskinan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki. Sumber data penelitian ini adalah novel Genduk karya Sundari Mardjuki yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian ini difokuskan pada kemiskinan yang dialami tokoh perempuan dan peran mereka mengatasi kemiskinan tersebut. Data diperoleh dengan menggunakan teknik baca-catat. Hasil analisis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Terdapat gambaran kemiskinan yang dialami tokoh perempuan Genduk dan Yung yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dengan layak. Kemiskinan yang dialami Genduk dan Yung disebabkan oleh ketergantungan pada satu sumber penghasilan sebagai petani tembakau dan konstruksi gender. Kemiskinan yang dialami Genduk dan Yung mengakibatkan ketergantungan pada pihak lain. 2) Kontruksi gender terdapat pada semua tokoh baik laki-laki maupun perempuan, tetapi tidak semua tokoh memiliki konstruksi gender yang dilekatkan masyarakat. Tokoh perempuan seperti Genduk, Bu As, dan Yung adalah tokoh-tokoh yang melawan konstruksi gender dengan hadir di ranah publik 3) Terdapat peran-peran yang dilakukan tokoh-tokoh perempuan dalam usahanya mengatasi kemiskinan yang mereka alami. peran-peran tersebut antara lain membuka akses penjualan tembakau, menjalankan peran publik sebagai petani tembakau, memberikan pendidikan untuk anak-anak di Lereng Gunung Sindoro, menciptakan alternatif lapangan pekerjaan bagi perempuan, dan melibatkan perempuan dalam mengambil keputusan. This study is based on the female condition which tend to gain poverty. Many literatures used as a social critique towards prolems in real life, such as Genduk novel by Sundari Mardjuki. The aims of this research are : (1) to describe the poverty gained by female characters; (2) to describe gender construction; (3) to describe the roles of female characters in dealing with poverty in Genduk novel by Sundari Mardjuki. The source of the data is taken from Genduk novel by Sundari Mardjuki published by Gramedia Pustaka Utama in 2016. The method used by the writer is descriptive-qualitative with literature feminism critique approach. This research is focus on the poverty occurred in female characters and their roles in dealing with it. The data are obtained by reading and taking notes technique. The results of the analysis are as follows. 1) The image pattern of poverty occurred in female characters in Genduk novel by Sundari Mardjuki including: relative po
{"title":"Peran Tokoh Perempuan dalam Mengatasi Keemiskinan pada Novel Genduk Karya Sundari Mardjuki","authors":"Bagus Afiansah, S. Sumartini, Maharani Intan Andalas Irp","doi":"10.15294/jsi.v7i2.29831","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.29831","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilandasi oleh kondisi kaum perempuan yang rentan mengalami kemiskinan. Banyak karya sastra yang digunakan sebagai kritik sosial terhadap permasalahan yang ada dalam kehidupan nyata, salah satunya adalah novel Genduk karya Sundari Mardjuki. Penelitian ini bertujuan untuk : mendeskripsikan gambaran kemiskinan yang dialami tokoh perempuan, mendeskripsikan konstruksi gender, dan mendeskripsikan peran-peran tokoh perempuan mengatasi kemiskinan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki. \u0000Sumber data penelitian ini adalah novel Genduk karya Sundari Mardjuki yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Penelitian ini difokuskan pada kemiskinan yang dialami tokoh perempuan dan peran mereka mengatasi kemiskinan tersebut. Data diperoleh dengan menggunakan teknik baca-catat. \u0000Hasil analisis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Terdapat gambaran kemiskinan yang dialami tokoh perempuan Genduk dan Yung yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dengan layak. Kemiskinan yang dialami Genduk dan Yung disebabkan oleh ketergantungan pada satu sumber penghasilan sebagai petani tembakau dan konstruksi gender. Kemiskinan yang dialami Genduk dan Yung mengakibatkan ketergantungan pada pihak lain. 2) Kontruksi gender terdapat pada semua tokoh baik laki-laki maupun perempuan, tetapi tidak semua tokoh memiliki konstruksi gender yang dilekatkan masyarakat. Tokoh perempuan seperti Genduk, Bu As, dan Yung adalah tokoh-tokoh yang melawan konstruksi gender dengan hadir di ranah publik 3) Terdapat peran-peran yang dilakukan tokoh-tokoh perempuan dalam usahanya mengatasi kemiskinan yang mereka alami. peran-peran tersebut antara lain membuka akses penjualan tembakau, menjalankan peran publik sebagai petani tembakau, memberikan pendidikan untuk anak-anak di Lereng Gunung Sindoro, menciptakan alternatif lapangan pekerjaan bagi perempuan, dan melibatkan perempuan dalam mengambil keputusan. \u0000This study is based on the female condition which tend to gain poverty. Many literatures used as a social critique towards prolems in real life, such as Genduk novel by Sundari Mardjuki. The aims of this research are : (1) to describe the poverty gained by female characters; (2) to describe gender construction; (3) to describe the roles of female characters in dealing with poverty in Genduk novel by Sundari Mardjuki. \u0000The source of the data is taken from Genduk novel by Sundari Mardjuki published by Gramedia Pustaka Utama in 2016. The method used by the writer is descriptive-qualitative with literature feminism critique approach. This research is focus on the poverty occurred in female characters and their roles in dealing with it. The data are obtained by reading and taking notes technique. \u0000The results of the analysis are as follows. 1) The image pattern of poverty occurred in female characters in Genduk novel by Sundari Mardjuki including: relative po","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46522021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pilihan bahasa anak jalanan penjual koran di kawasan Tugu Muda Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data bebas libat cakap. Metode analisis data yang diperoleh dengan analisis model intraktif. Hasil penelitian, ditemukan bahwa wujud pilihan bahasa anak jalanan penjual koran di kawasan Tugu Muda Semarang adalah tuturan bahasa Jawa ragam ngoko lugu dan ngoko alus serta bahasa Indonesia ragam Informal. Selain itu ditemukan juga pilihan bahasa anak jalanan penjual koran dalam wujud bahasa Indonesia dan bahasa Jawa berupa tunggal bahasa, alih kode, dan campur kode. Tuturan tersebut dipengaruhi oleh faktor latar [waktu dan tempat) dan situasi, faktor partisipan dalam interaksi, faktor percakapan, dan faktor fungsi interaksi. Pada penelitian ini ditemukan pilihan bahasa anak jalanan penjual koran didominasi oleh bahasa Jawa. Anak jalanan penjual koran sebaiknya selektif dalam memilih kosakata dan ragam bahasa Jawa ketika bertutur, agar nilai anak jalanan penjual koran mempunyai nilai yang baik dan sopan di mata masyarakat umum. The aim this research it to know the language chosen by street boys who sell newspaper in the area of Tugu Muda Semarang. The method of this research is qualitative by using the technique of data simak libat cakap and simak bebas libat cakap. The method of data analysis that has been gotten with the analysis of interactive model. The resultof this research, found out that shape the language that has been chosen by the strees boys who sell newspaper in the area Tugu Muda Semarang is the Javanese speech that is ngoko lugu and ngoko alus the informal of Indonesian speech. Besides, it was also found that the chosen of the language of the street boys who sell newspaper in the Indonesian language and Javanese language in the form of single language, code switching, and code mixing. The speech influenced by the background factor (time and place) and situation, the participants factor in the interaction, speech factor, and the factor of the language of the street boys who sell newspaper dominate by Javanese language. The street boys who sell newspaper it is better to be selective in choosing vocabulary and Javanese language’s diversity when saying, so the value of the street boys have a good value and have well mannered in the eye of the society.
{"title":"Pilihan Bahasa Anak Jalanan Penjual Koran di Kawasan Tugu Muda Semarang","authors":"Febrian Kurniaji, T. Yuniawan, A. Syaifudin","doi":"10.15294/jsi.v7i2.29837","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.29837","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pilihan bahasa anak jalanan penjual koran di kawasan Tugu Muda Semarang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data bebas libat cakap. Metode analisis data yang diperoleh dengan analisis model intraktif. Hasil penelitian, ditemukan bahwa wujud pilihan bahasa anak jalanan penjual koran di kawasan Tugu Muda Semarang adalah tuturan bahasa Jawa ragam ngoko lugu dan ngoko alus serta bahasa Indonesia ragam Informal. Selain itu ditemukan juga pilihan bahasa anak jalanan penjual koran dalam wujud bahasa Indonesia dan bahasa Jawa berupa tunggal bahasa, alih kode, dan campur kode. Tuturan tersebut dipengaruhi oleh faktor latar [waktu dan tempat) dan situasi, faktor partisipan dalam interaksi, faktor percakapan, dan faktor fungsi interaksi. Pada penelitian ini ditemukan pilihan bahasa anak jalanan penjual koran didominasi oleh bahasa Jawa. Anak jalanan penjual koran sebaiknya selektif dalam memilih kosakata dan ragam bahasa Jawa ketika bertutur, agar nilai anak jalanan penjual koran mempunyai nilai yang baik dan sopan di mata masyarakat umum. \u0000 \u0000The aim this research it to know the language chosen by street boys who sell newspaper in the area of Tugu Muda Semarang. The method of this research is qualitative by using the technique of data simak libat cakap and simak bebas libat cakap. The method of data analysis that has been gotten with the analysis of interactive model. The resultof this research, found out that shape the language that has been chosen by the strees boys who sell newspaper in the area Tugu Muda Semarang is the Javanese speech that is ngoko lugu and ngoko alus the informal of Indonesian speech. Besides, it was also found that the chosen of the language of the street boys who sell newspaper in the Indonesian language and Javanese language in the form of single language, code switching, and code mixing. The speech influenced by the background factor (time and place) and situation, the participants factor in the interaction, speech factor, and the factor of the language of the street boys who sell newspaper dominate by Javanese language. The street boys who sell newspaper it is better to be selective in choosing vocabulary and Javanese language’s diversity when saying, so the value of the street boys have a good value and have well mannered in the eye of the society.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44480406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Masyarakat Jawa memiliki prinsip-prinsip dasar tentang sikap batin yang tepat, yaitu terkontrol, tenang, berkepala dingin, sabar, halus, tenggang rasa, bersikap sederhana, jujur, sumarah, halus, dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri. Perempuan Jawa sering dianggap lebih rendah derajatnya dari kaum lelaki. Sikapnya yang lebih pasif, lemah lembut, dan sebagainya sering dianalogikan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah. Sumber data penelitian ini adalah novel Hati Sinden karya Dwi Rahyuningsih yang diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan feminisme. Penelitian ini difokuskan pada citra perempuan Jawa tokoh utama perempuan dan upaya mempertahankan citra perempuan Jawa pada tokoh utama perempuan. Data diperoleh dengan menggunakan teknik baca-catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) citra perempuan Jawa yang ada dalam diri tokoh utama perempuan berupa sifat nrima, sabar, pasrah, lembut, bakti, dan pandai berhemat. Selain itu, tokoh utama perempuan juga memiliki perhatian terhadap orang lain dan pengendalian diri tinggi. 2) tokoh utama perempuan mempertahankan citra perempuan Jawa dalam novel ini sebagai upaya menyetarakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat.. Tindakan tokoh utama perempuan dalam mempertahankan citra perempuan Jawa merupakan salah satu upaya untuk menyetarakan perempuan di dalam ruang lingkup masyarakat Jawa. The Javanese people have basic principles of proper inner attitude, controlled, calm, level-headed, patient, subtle, tolerant, simple, honest, summarized, refined, and self-pursuing. Javanese women are often thought to be lower in rank than men. His attitude is more passive, gentle, and so it is often analogized that women are weak creatures. The source of this research is by Dwi Rahyuningsih’s novel entitled Hati Sinden published by Diva Press on 2011. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The data are obtained using a reading-record technique. The results of the analysis of this study are as follows. 1) image of Javanese women that exist in the female main character can be concluded that the criteria of Javanese women as female figure who is supposed to be borne, patient, resigned, gentle, devoted, and frugal. 2) The main character’s struggles to sustain the image of Javanese women can be concluded that Sayem’s life in community gives an impact to her image.
{"title":"CITRA PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL HATI SINDEN KARYA DWI RAHYUNINGSIH: KAJIAN FEMINISME LIBERAL","authors":"N. Fitriani, U’um Qomariyah, S. Sumartini","doi":"10.15294/jsi.v7i1.29818","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i1.29818","url":null,"abstract":"Masyarakat Jawa memiliki prinsip-prinsip dasar tentang sikap batin yang tepat, yaitu terkontrol, tenang, berkepala dingin, sabar, halus, tenggang rasa, bersikap sederhana, jujur, sumarah, halus, dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri. Perempuan Jawa sering dianggap lebih rendah derajatnya dari kaum lelaki. Sikapnya yang lebih pasif, lemah lembut, dan sebagainya sering dianalogikan bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah. Sumber data penelitian ini adalah novel Hati Sinden karya Dwi Rahyuningsih yang diterbitkan oleh Diva Press pada tahun 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan pendekatan feminisme. Penelitian ini difokuskan pada citra perempuan Jawa tokoh utama perempuan dan upaya mempertahankan citra perempuan Jawa pada tokoh utama perempuan. Data diperoleh dengan menggunakan teknik baca-catat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) citra perempuan Jawa yang ada dalam diri tokoh utama perempuan berupa sifat nrima, sabar, pasrah, lembut, bakti, dan pandai berhemat. Selain itu, tokoh utama perempuan juga memiliki perhatian terhadap orang lain dan pengendalian diri tinggi. 2) tokoh utama perempuan mempertahankan citra perempuan Jawa dalam novel ini sebagai upaya menyetarakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat.. Tindakan tokoh utama perempuan dalam mempertahankan citra perempuan Jawa merupakan salah satu upaya untuk menyetarakan perempuan di dalam ruang lingkup masyarakat Jawa. \u0000 \u0000The Javanese people have basic principles of proper inner attitude, controlled, calm, level-headed, patient, subtle, tolerant, simple, honest, summarized, refined, and self-pursuing. Javanese women are often thought to be lower in rank than men. His attitude is more passive, gentle, and so it is often analogized that women are weak creatures. The source of this research is by Dwi Rahyuningsih’s novel entitled Hati Sinden published by Diva Press on 2011. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The method that this research used is descriptive-quantitative with literature feminism approach. This research is focusing on Javanese women’s image and how the female character herself struggling to sustain image of Javanese women. The data are obtained using a reading-record technique. The results of the analysis of this study are as follows. 1) image of Javanese women that exist in the female main character can be concluded that the criteria of Javanese women as female figure who is supposed to be borne, patient, resigned, gentle, devoted, and frugal. 2) The main character’s struggles to sustain the image of Javanese women can be concluded that Sayem’s life in community gives an impact to her image.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43786603","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Susanto Susanto, Hari Bakti Mardikantoro, Deby Luriawati
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, fungsi dan pembentukan faktor-faktor penyebab daftar bahasa nelayan di Desa Bendar Kecamatan Juwana Pati. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan sosiolinguistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kata-kata dan frasa dari pidato adalah sekelompok nelayan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode merujuk pada metode dan cakap. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode agih dan tidak tentu. Metode tak tentu digunakan karena sebagian besar data dalam bentuk bahasa Jawa dan metode agih digunakan untuk mengetahui bentuk register bahasa nelayan mana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada bentuk kata dan frasa pada register bahasa yang digunakan oleh sekelompok nelayan. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam daftar bahasa nelayan yaitu: (1) fungsi referensial, (2) fungsi konatif, (3) fungsi emotif, (5) fungsi fatik, (6) fungsi puitik. Pembentukan daftar nelayan bahasa sebagai hasil dari faktor (1) pengaturan, (2) Peserta, (3) berakhir, (4) Urutan Undang-Undang, (5) instrumental, dan (6) norma. This study aims to describe the shape, the meaning, function and formation of the cause factors of language registers of fishermen in the Bendar village Subdistrict Juwana Pati. The research was conducted using a descriptive qualitative and sociolinguistic approaches. The data used in this research in the form of words and phrases from the speech is a group of fishermen. Data collection was done through methods refer to the method and ably. The data obtained are then analyzed using the method agih method and indeterminate. Indeterminate method is used because most of the data in the form of the Java language and the agih method is used to find out which form of language registers of fishermen. The results showed that there is a form of words and phrases on the register of the language used by a group of fishermen. The functions contained within the register of fishermen i.e. language: (1) referential function, (2) konatif function, (3) emotive function, (5) fatik function, (6) puitic function. The formation of the register of fishermen the language as a result of factors (1) settings, (2) Participant, (3) ends, (4) Act Sequence, (5) instrumental, and (6) norms.
本研究的目的是描述青年帕蒂旗村渔业语言列表的形式、意义、功能和形成因素。这项研究采用了定性和社会语言学的描述性方法。本研究中使用的数据是一群渔民的演讲中的单词和短语。数据收集是通过参考方法和谈话的方法来完成的。然后使用分裂方法对获得的数据进行分析,并且不确定。该方法是不确定的,因为大多数Answer语言形式的数据和除法都用于确定捕鱼语言寄存器的形式。研究表明,在一群渔民使用的语言语域中有一些单词和短语。渔业语言列表中的功能有:(1)参考功能,(2)认知功能,(3)情感功能,(5)事实功能,(6)政治功能。由于以下因素,形成了一份语言渔民名单:(1)环境、(2)参与者、(3)目的、(4)法律秩序、(5)工具和(6)规范。本研究旨在描述Juwana Pati Bendar村渔民语域的形状、意义、功能和成因因素。这项研究采用了描述性、定性和社会语言学的方法。本研究中使用的数据以单词和短语的形式来自一组渔民的讲话。数据采集是通过参考方法和干练方法来完成的。然后使用agih方法和不确定方法对获得的数据进行分析。使用Indeterminate方法是因为大多数数据都是Java语言形式的,而agih方法是用来找出渔民的语言寄存器的形式。结果表明,在一群渔民使用的语言的语域中存在一种形式的单词和短语。渔民语域中包含的函数,即语言:(1)指称函数,(2)konatif函数,(3)情感函数,(5)fatik函数,(6)puitic函数。渔民语言的形成是由以下因素造成的:(1)环境,(2)参与者,(3)结束,(4)行为顺序,(5)工具,和(6)规范。
{"title":"REGISTER NELAYAN DI DESA BENDAR KECAMATAN JUWANA KABUPATEN PATI","authors":"Susanto Susanto, Hari Bakti Mardikantoro, Deby Luriawati","doi":"10.15294/jsi.v7i1.29813","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i1.29813","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk, makna, fungsi dan pembentukan faktor-faktor penyebab daftar bahasa nelayan di Desa Bendar Kecamatan Juwana Pati. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan sosiolinguistik. Data yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kata-kata dan frasa dari pidato adalah sekelompok nelayan. Pengumpulan data dilakukan melalui metode merujuk pada metode dan cakap. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode agih dan tidak tentu. Metode tak tentu digunakan karena sebagian besar data dalam bentuk bahasa Jawa dan metode agih digunakan untuk mengetahui bentuk register bahasa nelayan mana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada bentuk kata dan frasa pada register bahasa yang digunakan oleh sekelompok nelayan. Fungsi-fungsi yang terdapat dalam daftar bahasa nelayan yaitu: (1) fungsi referensial, (2) fungsi konatif, (3) fungsi emotif, (5) fungsi fatik, (6) fungsi puitik. Pembentukan daftar nelayan bahasa sebagai hasil dari faktor (1) pengaturan, (2) Peserta, (3) berakhir, (4) Urutan Undang-Undang, (5) instrumental, dan (6) norma. \u0000This study aims to describe the shape, the meaning, function and formation of the cause factors of language registers of fishermen in the Bendar village Subdistrict Juwana Pati. The research was conducted using a descriptive qualitative and sociolinguistic approaches. The data used in this research in the form of words and phrases from the speech is a group of fishermen. Data collection was done through methods refer to the method and ably. The data obtained are then analyzed using the method agih method and indeterminate. Indeterminate method is used because most of the data in the form of the Java language and the agih method is used to find out which form of language registers of fishermen. The results showed that there is a form of words and phrases on the register of the language used by a group of fishermen. The functions contained within the register of fishermen i.e. language: (1) referential function, (2) konatif function, (3) emotive function, (5) fatik function, (6) puitic function. The formation of the register of fishermen the language as a result of factors (1) settings, (2) Participant, (3) ends, (4) Act Sequence, (5) instrumental, and (6) norms. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42458717","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Qiwarunnisa Qiwarunnisa, M. Mulyono, U’um Qomariyah
Penelitian dengan judul “Simbolisme Hujan dalam novel Hujan karya Tere Liye” ini diteliti dengan menggunakan metode semiotik. Untuk mendapatkan kesatuan makna simbolisme hujan dalam novel tersebut digunakan teori semiotik Riffaterre dan teori-teori pendukung lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan hipogram dalam novel Hujan karya Tere Liye, (2) mendeskripsikan makna “hujan” dalam novel Hujan karya Tere Liye berdasarkan pembacaan heuristik dan hermeneutik, dan (3) mendeskripsikan peran simbol “hujan” dalam novel Hujan terhadap pembentukan makna dan estetika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sumber data penelitian ini adalah teks yang berupa novel Hujan karya Tere Liye. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Hasil penelitian ini yaitu mengetahui hipogram potensial berupa bencana yang terjadi tahun 2015 dan hipogram aktual novel Hujan yaitu novel yang pernah diterbitkan sebelumnya yang berjudul Rindu. Makna “hujan” dalam novel Hujan karya Tere Liye berdasarkan pembacaan heuristik bermakna bahwa hujan berkaitan erat dengan bencana alam, sedangkan makna “hujan” dalam novel Hujan berdasarkan pembacaan hermeneutik menghasilkan makna bahwa hujan dapat menimbulkan berbagai perasaan kepada seseorang bergantung situasi yang sedang mereka alami. Berdasarkan peran simbol “hujan” dalam pembentukan makna dan estetika ini menunjukkan adanya keterikatan antara pembentukan makna dan keindahan suatu teks. Dengan demikian, hasil analisis ini dapat dijadikan suatu pengetahuan dan dapat dijadikan suatu gambaran mengenai kehidupan di dunia untuk memikirkan berbagai hal posisif dan negatif yang berhubungan dengan hujan. Pada dasarnya hujan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. The research titled "Rain Symbolism in Tere Liye's Rain novel" was examined using semiotic method. To get the unity of the meaning of rain symbolism in the novel is used Riffaterre's semiotic theory and other supporting theories. This study aims to: (1) describe the hipogram in Tere Liye's Rain novel, (2) to describe the meaning of "rain" in Tere Liye's Rain novel based on heuristic and hermeneutic readings, and (3) to describe the role of "rain" symbol in the novel Rain Against the formation of meaning and aesthetics. The approach used in this study is a qualitative approach with the source data of this research is a text in the form of Tere Liye's Rain novel. Data collection techniques in this research is the technique of reading and writing. The result of this research is to know the potential hypogame of the disaster that happened in 2015 and the actual hipogram of novel Rain that is novel which ever published previously called Rindu. The meaning of "rain" in Tere Liye's Rain novel based on heuristic readings means that rain is closely related to natural disasters, while the meaning of "rain" in the novel Rain based on hermeneutic readings results in meaning that rain c
这项名为“泰尔利耶的雨书中的雨象征”的研究采用了符号学方法进行研究。为了获得雨象符号意义的统一,小说采用了符号学理论步枪和其他支持理论。这项研究的目的是:(1)描述泰尔利耶的降水小说,(2)描述“雨”的提纲和解说,(3)描述“雨”在雨小说中对意义和美学的形成所起的作用。本研究采用的方法是定性的研究数据来源,研究对象是泰尔利耶的雨雨小说。这项研究的数据收集技术是一种阅读和记录技术。这项研究的结果是,对2015年可能发生的灾难的下丘脑及其前出版的《渴望》(miss)小说的真实下丘脑。“雨”的含义是基于对自然灾害的解读,而“雨”的解释是基于解说员的解读,产生的意思是雨可以根据一个人的经历对他产生不同的感觉。基于“雨”符号在美学和意义的形成中所起的作用,表明文本的意义和美学的形成之间存在着一种依恋。因此,这些分析可以作为一种知识,可以作为一种对世界生活的描述,来考虑各种关于雨的积极和消极的事情。基本上,雨在日常生活中扮演着重要的角色。这项研究的题目是“雷里耶雨中的雨象”,它采用了半形色色的方法。小说中关于雨象徵的统一是用猎枪的半教理论和其他支持理论。这个研究aims to:(1)描述hipogram》“雨”的小说的意义》(2)的描述,“雨雨中“我的小说改编自heuristic hermeneutic阅读,和(3)的角色》描述“Rain”小说《雨人反对的象征意义和aesthetics的编队。这项研究的资料来源是《泰尔利耶雨》小说的文本。这项研究的技术收集技术就是阅读和写作的技术。这项研究的结果是了解2015年灾难潜在的降解,以及之前出版的《雨》小说《渴望》的事实。“雨”之意义雨中“我的小说改编自heuristic阅读意味着发展到这种雨是紧了相关自然灾害的意义》,而“雨雨》小说改编自hermeneutic阅读results in意义发展到这种雨能因为感觉一个人depending on The战况experiencing划破的。基于文字的意义和美感的形成,它展示了构成文字意义和美丽的存在。因此,这种分析的结果可能被用作知识,也可能被用作世界上一幅生命的图片,来思考各种可能性和消极的事情与雨有关。基本上雨在日常生活中扮演一个重要的角色。
{"title":"SIMBOLISME HUJAN DALAM NOVEL HUJAN KARYA TERE LIYE","authors":"Qiwarunnisa Qiwarunnisa, M. Mulyono, U’um Qomariyah","doi":"10.15294/jsi.v7i3.29839","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i3.29839","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Penelitian dengan judul “Simbolisme Hujan dalam novel Hujan karya Tere Liye” ini diteliti dengan menggunakan metode semiotik. Untuk mendapatkan kesatuan makna simbolisme hujan dalam novel tersebut digunakan teori semiotik Riffaterre dan teori-teori pendukung lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan hipogram dalam novel Hujan karya Tere Liye, (2) mendeskripsikan makna “hujan” dalam novel Hujan karya Tere Liye berdasarkan pembacaan heuristik dan hermeneutik, dan (3) mendeskripsikan peran simbol “hujan” dalam novel Hujan terhadap pembentukan makna dan estetika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sumber data penelitian ini adalah teks yang berupa novel Hujan karya Tere Liye. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Hasil penelitian ini yaitu mengetahui hipogram potensial berupa bencana yang terjadi tahun 2015 dan hipogram aktual novel Hujan yaitu novel yang pernah diterbitkan sebelumnya yang berjudul Rindu. Makna “hujan” dalam novel Hujan karya Tere Liye berdasarkan pembacaan heuristik bermakna bahwa hujan berkaitan erat dengan bencana alam, sedangkan makna “hujan” dalam novel Hujan berdasarkan pembacaan hermeneutik menghasilkan makna bahwa hujan dapat menimbulkan berbagai perasaan kepada seseorang bergantung situasi yang sedang mereka alami. Berdasarkan peran simbol “hujan” dalam pembentukan makna dan estetika ini menunjukkan adanya keterikatan antara pembentukan makna dan keindahan suatu teks. Dengan demikian, hasil analisis ini dapat dijadikan suatu pengetahuan dan dapat dijadikan suatu gambaran mengenai kehidupan di dunia untuk memikirkan berbagai hal posisif dan negatif yang berhubungan dengan hujan. Pada dasarnya hujan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari. \u0000 \u0000The research titled \"Rain Symbolism in Tere Liye's Rain novel\" was examined using semiotic method. To get the unity of the meaning of rain symbolism in the novel is used Riffaterre's semiotic theory and other supporting theories. This study aims to: (1) describe the hipogram in Tere Liye's Rain novel, (2) to describe the meaning of \"rain\" in Tere Liye's Rain novel based on heuristic and hermeneutic readings, and (3) to describe the role of \"rain\" symbol in the novel Rain Against the formation of meaning and aesthetics. The approach used in this study is a qualitative approach with the source data of this research is a text in the form of Tere Liye's Rain novel. Data collection techniques in this research is the technique of reading and writing. The result of this research is to know the potential hypogame of the disaster that happened in 2015 and the actual hipogram of novel Rain that is novel which ever published previously called Rindu. The meaning of \"rain\" in Tere Liye's Rain novel based on heuristic readings means that rain is closely related to natural disasters, while the meaning of \"rain\" in the novel Rain based on hermeneutic readings results in meaning that rain c","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45594421","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur, makna, dan fungsi mitos cerita petilasan Ki Semar di Gunng Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah cerita petilasan Ki Semar, sedangkan sumber data penelitian ini adalah tuturan versi cerita dari masing-masing informan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan secara langsung, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur cerita petilasan Ki Kemar di Gunung Srandil terdiri dari empat versi cerita. Versi cerita dari Buku Gunung Srandil dan Selok karya Sidik Purnama Negara terdiri dari 23 untit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, Versi cerita dari Warga Pendatang terdiri dari 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 4 episode, Versi Cerita menurut Juru Kunci digolongkan menjadi 8 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, dan cerita versi warga sekitar digolongkan menjadi 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode. Fungsi cerita petilasan Ki Semar diteliti menggunakan teori fungsi Van Peursen dan menghasilkan fungsi yang terdiri dari (1) Cerita Petilasan Ki Semar mempunyai kekuatan-kekuatan ajaib, dibuktikan dengan dipatuhinya larangan yang diberikan oleh Ki Semar, (2) dapat memberikan jaminan hidup pada masa kini, dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dalam melakukan laku spiritual yang dilakukan oleh Ki Semar. Makna cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil diteliti menggunakan teori Hermeneutik Hans-Georg Gadamer. Hasil analisis Hermeneutik Hans-Georg Gadamer pada mitos cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil mempunyai makna simbol yang ditafsirkan dalam cerita petilasan Ki Semar (1) Makna dari simbol Gunung pada masyarakat jawa yaitu tempat suci, (2) Makna Sensus Communis dalam penerapan cerita ini yaitu terdapat konsep pemikiran masyarakat tentang kehancuran majapahit yang terkenal dengan penyerbuan kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh kerajaan Demak Bintara, padahal apabila dibandingkan dengan pendapat narasumber cerita rakyat ini, bahwa kehancuran Kerajaan Majapahit karena adanya perbedaan faham yang dianut oleh Raden Patah dan Prabu Brawijaya V sehingga membuat aturan sosial berubah di Majapahit dan mengakibatkan perang saudara, (3) Taste atau Selera, cerita petilasan Ki Semar menurut warga sekitar dan pendatang mengatakan bahwa Sabda Palon (Ki Semar) merupakan penasehat Prabu Brawijaya V sedangkan cerita petilasan Ki Semar menurut ceita juru kunci, bahwa Semar merupakan anak dari Sang Hyang Tunggal yang diutus untuk mengasuh para kesatria berbudi luhur. The purpose of this project is to observe the structure, meaning, and function of the myth about Ki Semar's Sanctuary in Srandil Mountain located at Glempang Pasir village, Adipala, Cilacap. This project used kualitative descriptive methods. The data of this project is indeed the Ki Semar's sanctuary, while the source of the data are the various st
{"title":"Struktur dan Fungsi Cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Tahun 2017","authors":"Febri Ahmad Lutfi, M. Mulyono, U’um Qomariyah","doi":"10.15294/JSI.V7I1.29816","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/JSI.V7I1.29816","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur, makna, dan fungsi mitos cerita petilasan Ki Semar di Gunng Srandil di Desa Glempang Pasir Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah cerita petilasan Ki Semar, sedangkan sumber data penelitian ini adalah tuturan versi cerita dari masing-masing informan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan secara langsung, dan teknik dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa struktur cerita petilasan Ki Kemar di Gunung Srandil terdiri dari empat versi cerita. Versi cerita dari Buku Gunung Srandil dan Selok karya Sidik Purnama Negara terdiri dari 23 untit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, Versi cerita dari Warga Pendatang terdiri dari 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 4 episode, Versi Cerita menurut Juru Kunci digolongkan menjadi 8 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode, dan cerita versi warga sekitar digolongkan menjadi 9 unit naratif yang digolongkan menjadi 3 episode. Fungsi cerita petilasan Ki Semar diteliti menggunakan teori fungsi Van Peursen dan menghasilkan fungsi yang terdiri dari (1) Cerita Petilasan Ki Semar mempunyai kekuatan-kekuatan ajaib, dibuktikan dengan dipatuhinya larangan yang diberikan oleh Ki Semar, (2) dapat memberikan jaminan hidup pada masa kini, dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dalam melakukan laku spiritual yang dilakukan oleh Ki Semar. Makna cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil diteliti menggunakan teori Hermeneutik Hans-Georg Gadamer. Hasil analisis Hermeneutik Hans-Georg Gadamer pada mitos cerita Petilasan Ki Semar di Gunung Srandil mempunyai makna simbol yang ditafsirkan dalam cerita petilasan Ki Semar (1) Makna dari simbol Gunung pada masyarakat jawa yaitu tempat suci, (2) Makna Sensus Communis dalam penerapan cerita ini yaitu terdapat konsep pemikiran masyarakat tentang kehancuran majapahit yang terkenal dengan penyerbuan kerajaan Majapahit yang dilakukan oleh kerajaan Demak Bintara, padahal apabila dibandingkan dengan pendapat narasumber cerita rakyat ini, bahwa kehancuran Kerajaan Majapahit karena adanya perbedaan faham yang dianut oleh Raden Patah dan Prabu Brawijaya V sehingga membuat aturan sosial berubah di Majapahit dan mengakibatkan perang saudara, (3) Taste atau Selera, cerita petilasan Ki Semar menurut warga sekitar dan pendatang mengatakan bahwa Sabda Palon (Ki Semar) merupakan penasehat Prabu Brawijaya V sedangkan cerita petilasan Ki Semar menurut ceita juru kunci, bahwa Semar merupakan anak dari Sang Hyang Tunggal yang diutus untuk mengasuh para kesatria berbudi luhur. \u0000 The purpose of this project is to observe the structure, meaning, and function of the myth about Ki Semar's Sanctuary in Srandil Mountain located at Glempang Pasir village, Adipala, Cilacap. This project used kualitative descriptive methods. The data of this project is indeed the Ki Semar's sanctuary, while the source of the data are the various st","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48393553","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Transendensi merupakan salah satu aspek yang ada dalam sastra profetik. Sastra profetik merupakan sastra yang menekankan pada sastra keagamaan yang mendalam sebagai wahana bertemunya dimensi sosial dan transendensi yang ada dalam cerita rakyat. Cerita rakyat mengandung bentuk, nilai dan etika transendensi. Tulisan ini mengupas tentang bentuk etika transendensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya etika transendensi. Adapun bentuk etika transendensi adalah raja’, qonaah, syukur, ikhlas, khauf, melakukan upaya mendekatkan diri pada Tuhan (tirakat, taat beribadah), mengakui adanya kekuatan supranatural, mengaitkan perilaku, tindakan, dan kejadian dengan ajaran kitab suci. Adapun faktor yang melatarbelakangi adalah faktor internal yang berhubungan dengan kejiwaan atau kepribadian tokoh. Sementara faktor eksternal yang ada meliputi keluarga, lingkungan, pendidikan, dan kondisi sosial kultural. Transcendence is one of the aspects of prophetic literature. Prophetic literature is a literature that emphasizes deep religious literature as a means of the social dimensions and transcendence meeting that exist in folklore. Folklore contains transcendental forms, values, and ethics. This paper explores the form of transcendental ethics and the factors behind the formation of transcendental ethics. The purpose of this research is to determine the form and factors that underlie the occurrence of transcendental ethics. The forms of transcendent ethics are raja', qonaah, gratitude, sincere, khauf, making efforts to draw closer to God (tirakat, obedient worship), acknowledge the existence of supernatural powers, linking behavior, actions, and events with the teachings of scripture. The underlying factors are internal factors related to the psychological or personality of the figure, while the external factors that include family, environment, education, and cultural social conditions.
{"title":"Bentuk Etika Transendensi dalam Cerita Rakyat di Kabupaten Tegal","authors":"S. Lestari, U’um Qomariyah, S. Sumartini","doi":"10.15294/jsi.v7i2.29832","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.29832","url":null,"abstract":"Transendensi merupakan salah satu aspek yang ada dalam sastra profetik. Sastra profetik merupakan sastra yang menekankan pada sastra keagamaan yang mendalam sebagai wahana bertemunya dimensi sosial dan transendensi yang ada dalam cerita rakyat. Cerita rakyat mengandung bentuk, nilai dan etika transendensi. Tulisan ini mengupas tentang bentuk etika transendensi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk dan faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya etika transendensi. Adapun bentuk etika transendensi adalah raja’, qonaah, syukur, ikhlas, khauf, melakukan upaya mendekatkan diri pada Tuhan (tirakat, taat beribadah), mengakui adanya kekuatan supranatural, mengaitkan perilaku, tindakan, dan kejadian dengan ajaran kitab suci. Adapun faktor yang melatarbelakangi adalah faktor internal yang berhubungan dengan kejiwaan atau kepribadian tokoh. Sementara faktor eksternal yang ada meliputi keluarga, lingkungan, pendidikan, dan kondisi sosial kultural. \u0000Transcendence is one of the aspects of prophetic literature. Prophetic literature is a literature that emphasizes deep religious literature as a means of the social dimensions and transcendence meeting that exist in folklore. Folklore contains transcendental forms, values, and ethics. This paper explores the form of transcendental ethics and the factors behind the formation of transcendental ethics. The purpose of this research is to determine the form and factors that underlie the occurrence of transcendental ethics. The forms of transcendent ethics are raja', qonaah, gratitude, sincere, khauf, making efforts to draw closer to God (tirakat, obedient worship), acknowledge the existence of supernatural powers, linking behavior, actions, and events with the teachings of scripture. The underlying factors are internal factors related to the psychological or personality of the figure, while the external factors that include family, environment, education, and cultural social conditions.","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42474017","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis tuturan direktif dalam iklan layanan masyarakat yang ada di media televisi, memaparkan jenis tuturan direktif, mengidentifikasi jenis tuturan direktif. Mendeskripsikan fungsi tuturan direktif yang ada dalam iklan layanan masyarakat di media televisi. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa jenis tindak tutur direktif dalam iklan layanan msyarakat yang ada di media televisi ini, seperti tuturan direktif memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak,memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba, dan menantang. Temuan lain dari penelitian ini yakni adanya beberapa tindak tutur direktif yang mendominasi seperti tindak tutur direktif memerintah, menyuruh dan mengajak. The objective of this research is to analyze the directive speech in public service advertisement in television media, to explain the type of speech directive, to identify the type of speech directive. Describe the directive speech function that exists in public service advertisements in television media. The results show there are several types of directive speech acts in public service ads that exist in this television media, such as directive directive forcing, inviting, asking, ordering, billing, urging, pleading, suggesting, commanding, giving cue, and challenging. Another finding of this research is the existence of several acts of speech directive that dominates as the act directive commands directive, ordered and invited.
{"title":"TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DI MEDIA TELEVISI SERTA KEMUNGKINAN EFEKNYA","authors":"Dawam Setia Nugraha, S. Sulistyaningrum","doi":"10.15294/jsi.v7i1.29812","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i1.29812","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis tuturan direktif dalam iklan layanan masyarakat yang ada di media televisi, memaparkan jenis tuturan direktif, mengidentifikasi jenis tuturan direktif. Mendeskripsikan fungsi tuturan direktif yang ada dalam iklan layanan masyarakat di media televisi. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa jenis tindak tutur direktif dalam iklan layanan msyarakat yang ada di media televisi ini, seperti tuturan direktif memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak,memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba, dan menantang. Temuan lain dari penelitian ini yakni adanya beberapa tindak tutur direktif yang mendominasi seperti tindak tutur direktif memerintah, menyuruh dan mengajak. \u0000The objective of this research is to analyze the directive speech in public service advertisement in television media, to explain the type of speech directive, to identify the type of speech directive. Describe the directive speech function that exists in public service advertisements in television media. The results show there are several types of directive speech acts in public service ads that exist in this television media, such as directive directive forcing, inviting, asking, ordering, billing, urging, pleading, suggesting, commanding, giving cue, and challenging. Another finding of this research is the existence of several acts of speech directive that dominates as the act directive commands directive, ordered and invited. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44996273","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pematuhan dan pelanggaran bidal-bidal kesantunan, serta kesantunan linguistik yang terdapat pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah pendekatan pragmatik, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa penggalan wacana dantuturanpada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX, sedangkan sumber data penelitian ini adalah wacana pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan dengan teknik catat. Analisis data penelitian ini menggunakan metode normatif. Pemaparan hasil analisis data menggunakan metode informal. Hasil penelitian pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX ditemukan data yang bervariasi. Berdasarkan bidal-bidal kesantunan yang dipatuhi ditemukan pada bidal bidal kerendahatian, bidal kesetujuan, dan bidal kesimpatian. Berdasarkan bidal-bidal kesantunan yang dilanggar ditemukan pada bidal keperkenanan, bidal kesetujuan, dan bidal kesimpatian. Berdasarkankesantunan linguistik, ditemukan 3 data yang tergolong dalam panjang pendek tuturan sebagai penentu kesantunan linguistik tuturanimperatif, sedangkan padaungkapan penanda kesantunan linguistik tuturan ditemukan 27 data yang tergolong ke dalam tuturan yang mengandung ungkapan penanda kesantunantuturanimperatif dan tuturan yang tidak mengandung ungkapan penanda kesantunan yaitu pada ungkapan tolong, silakan, mari, ayo, dancoba. The purpose of this study is to describe the maxim-compliance and violation of maxim politeness, as well as linguistic politeness contained in Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX textbooks. This study used theoretical and methodological approaches. The theoretical approach used is a pragmaticapproach, while the methodological approach used is qualitative and descriptive approach. The data in this study is a fragment of discourse on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX, while the source of data is a discourse on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX. Data collection is done with methods and techniques refer to the note. This data analysis using normative method. Exposure data analysis using informal method. The results of the study on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX was found the varies data. Based on maxim politeness complied found in modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Based on maxim politeness infringed found on appobation maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Based on linguistic politeness, found 3 data belongs to the short-legth of the speech as a determinant of linguistic politenesss in
{"title":"Kesantunan Bahasa pada Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTS Kelas IX","authors":"E. Lestari, B. Hartono, Santi Pratiwi Tri Utami","doi":"10.15294/jsi.v7i2.29833","DOIUrl":"https://doi.org/10.15294/jsi.v7i2.29833","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai pematuhan dan pelanggaran bidal-bidal kesantunan, serta kesantunan linguistik yang terdapat pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX.Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologis. Pendekatan teoretis yang digunakan adalah pendekatan pragmatik, sedangkan pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan deskriptif. Data dalam penelitian ini berupa penggalan wacana dantuturanpada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX, sedangkan sumber data penelitian ini adalah wacana pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan dengan teknik catat. Analisis data penelitian ini menggunakan metode normatif. Pemaparan hasil analisis data menggunakan metode informal. Hasil penelitian pada buku pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX ditemukan data yang bervariasi. Berdasarkan bidal-bidal kesantunan yang dipatuhi ditemukan pada bidal bidal kerendahatian, bidal kesetujuan, dan bidal kesimpatian. Berdasarkan bidal-bidal kesantunan yang dilanggar ditemukan pada bidal keperkenanan, bidal kesetujuan, dan bidal kesimpatian. Berdasarkankesantunan linguistik, ditemukan 3 data yang tergolong dalam panjang pendek tuturan sebagai penentu kesantunan linguistik tuturanimperatif, sedangkan padaungkapan penanda kesantunan linguistik tuturan ditemukan 27 data yang tergolong ke dalam tuturan yang mengandung ungkapan penanda kesantunantuturanimperatif dan tuturan yang tidak mengandung ungkapan penanda kesantunan yaitu pada ungkapan tolong, silakan, mari, ayo, dancoba. \u0000The purpose of this study is to describe the maxim-compliance and violation of maxim politeness, as well as linguistic politeness contained in Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs Kelas IX textbooks. This study used theoretical and methodological approaches. The theoretical approach used is a pragmaticapproach, while the methodological approach used is qualitative and descriptive approach. The data in this study is a fragment of discourse on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX, while the source of data is a discourse on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX. Data collection is done with methods and techniques refer to the note. This data analysis using normative method. Exposure data analysis using informal method. The results of the study on Bahasa dan Sastra Indonesia textbook for Junior High School/MTs class IX was found the varies data. Based on maxim politeness complied found in modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Based on maxim politeness infringed found on appobation maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. Based on linguistic politeness, found 3 data belongs to the short-legth of the speech as a determinant of linguistic politenesss in ","PeriodicalId":30890,"journal":{"name":"Jurnal Sastra Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49642221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}