R evolusi mental merupakan program kedelapan yang tertuang dalam agenda prioritas Nawacita yaitu revolusi karakter bangsa dan action plan Program Prioritas-9 ( Quick Wins ). Secara spesifik revolusi mental menjadi RPJM 2015-2019 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia (RI), yaitu melaksanakan secara konsisten UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Salah satu strateginya adalah penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk meningkatkan kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan sosialnya serta kampanye publik terkait revolusi mental. Metode p enelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk mengetahui tentang kontribusi media televisi lokal dalam menyosialisasikan program revolusi mental. Lokasi penelitian di TV Kuningan Kabupaten Kuningan, Cirebon TV Kabupaten Cirebon, dan SMTV Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjuk k an stasiun televisi lokal secara langsung atau tidak langsung telah ikut serta menyosialisasikan program revolusi mental melalui program siaran yang dibuat. Kontribusi siaran televisi lokal efektif dan efisien untuk berperan sebagai media sosialisasi sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Revolusi mental telah dilakukan dan dieksplorasi oleh stasiun televisi lokal yang dibuat berdasarkan pemikiran dan sudut pandang lokal yang variatif dan inovatif.
{"title":"Kontribusi Media Televisi Lokal dalam Menyosialisasikan Program Revolusi Mental","authors":"Dida Dirgahayu, Risa Sunarsi","doi":"10.20422/JPK.V20I2.130","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I2.130","url":null,"abstract":"R evolusi mental merupakan program kedelapan yang tertuang dalam agenda prioritas Nawacita yaitu revolusi karakter bangsa dan action plan Program Prioritas-9 ( Quick Wins ). Secara spesifik revolusi mental menjadi RPJM 2015-2019 Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia (RI), yaitu melaksanakan secara konsisten UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Salah satu strateginya adalah penyediaan konten informasi publik berkualitas untuk meningkatkan kecerdasan dan pengembangan kepribadian bangsa dan lingkungan sosialnya serta kampanye publik terkait revolusi mental. Metode p enelitian ini adalah deskriptif kualitatif untuk mengetahui tentang kontribusi media televisi lokal dalam menyosialisasikan program revolusi mental. Lokasi penelitian di TV Kuningan Kabupaten Kuningan, Cirebon TV Kabupaten Cirebon, dan SMTV Kabupaten Sumedang. Hasil penelitian menunjuk k an stasiun televisi lokal secara langsung atau tidak langsung telah ikut serta menyosialisasikan program revolusi mental melalui program siaran yang dibuat. Kontribusi siaran televisi lokal efektif dan efisien untuk berperan sebagai media sosialisasi sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Revolusi mental telah dilakukan dan dieksplorasi oleh stasiun televisi lokal yang dibuat berdasarkan pemikiran dan sudut pandang lokal yang variatif dan inovatif.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47476254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rendahnya partisipasi masyarakat Kota Padang untuk menentukan pemimpinnya pada pemilihan kepala daerah memunculkan pertanyaan tentang bagaimana individu sebagai pengguna media mampu termediasi secara proporsional dengan isu-isu publik. Bagaimana media sendiri mampu memunculkan atensi dan motivasi untuk masyarakat agar terlibat aktif dalam isu-isu publik. Melalui media, masyarakat bisa terhubung dengan isu-isu publik ( public concerns ), memperoleh, membangun, sekaligus menyebarkan wacana atau opini yang dianggap penting bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan perilaku individu mengonsumsi media ( media consumption ) dengan keterlibatan individu terhadap isu-isu publik, baik yang bersifat orientasi maupun partisipasi ( civic engagement dan public participation ). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif correlational research. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner. Pemilihan lokasi dilakukan dengan teknik simple random sampling dan didapatkan empat kelurahan yang menjadi sample. Jumlah responden 100 orang yang didasarkan dengan rumus Taro Yamane dengan nilai kritis sebesar 10%. Faktor usia menjadi faktor dominan pada pilihan media. Kaum muda lebih memilih mengakses media online dibandingkan media konvensional, sebaliknya semakin tua usia responden maka lebih memilih media konvensional. Media online memberikan ruang atau kesempatan kepada responden untuk berpartisipasi aktif di masyarakat sebaliknya media konvensional belum memberikan rangsangan dan juga wadah untuk masyarakat dalam berdemokrasi. Dari uji korelasi yang sudah dilakukan terlihat ada hubungan antara pengguna media online dengan partisipasi terhadap isu-isu publik. Sebaliknya pengguna media konvensional lebih mengetahui isu-isu di sekitar tempat tinggalnya namun belum melakukan tindakan apapun jika terjadi sebuah masalah.
{"title":"Pola Konsumsi Media dan Kaitannya dengan Partisipasi Masyarakat pada Isu-Isu Publik di Kota Padang","authors":"Yayuk Lestari, V. Yulia, Yesi Puspita","doi":"10.20422/JPK.V20I2.190","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I2.190","url":null,"abstract":"Rendahnya partisipasi masyarakat Kota Padang untuk menentukan pemimpinnya pada pemilihan kepala daerah memunculkan pertanyaan tentang bagaimana individu sebagai pengguna media mampu termediasi secara proporsional dengan isu-isu publik. Bagaimana media sendiri mampu memunculkan atensi dan motivasi untuk masyarakat agar terlibat aktif dalam isu-isu publik. Melalui media, masyarakat bisa terhubung dengan isu-isu publik ( public concerns ), memperoleh, membangun, sekaligus menyebarkan wacana atau opini yang dianggap penting bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan perilaku individu mengonsumsi media ( media consumption ) dengan keterlibatan individu terhadap isu-isu publik, baik yang bersifat orientasi maupun partisipasi ( civic engagement dan public participation ). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif correlational research. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner. Pemilihan lokasi dilakukan dengan teknik simple random sampling dan didapatkan empat kelurahan yang menjadi sample. Jumlah responden 100 orang yang didasarkan dengan rumus Taro Yamane dengan nilai kritis sebesar 10%. Faktor usia menjadi faktor dominan pada pilihan media. Kaum muda lebih memilih mengakses media online dibandingkan media konvensional, sebaliknya semakin tua usia responden maka lebih memilih media konvensional. Media online memberikan ruang atau kesempatan kepada responden untuk berpartisipasi aktif di masyarakat sebaliknya media konvensional belum memberikan rangsangan dan juga wadah untuk masyarakat dalam berdemokrasi. Dari uji korelasi yang sudah dilakukan terlihat ada hubungan antara pengguna media online dengan partisipasi terhadap isu-isu publik. Sebaliknya pengguna media konvensional lebih mengetahui isu-isu di sekitar tempat tinggalnya namun belum melakukan tindakan apapun jika terjadi sebuah masalah.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47806949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan beberapa informan sebagai narasumber untuk menjawab permasalahan tentang opini publik terhadap komunikasi interpersonal dalam mengatasi orang tua broken home. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku komunikasi siswa broken home di sekolah belum sepenuhnya efektif. Hal ini disebabkan oleh: intensitas komunikasi antara orang tua dan anak yang masih kurang sehingga anak enggan untuk terbuka kepada orang tuanya mengenai prestasi belajar. Kurangnya dukungan, rasa empati serta sikap positif yang diberikan orang tua kepada anak juga mempengaruhi hubungan interpersonal diantara orang tua dan anak yang menyebabkan anak lebih terbuka kepada teman atau kerabatnya daripada orang tuanya sendiri.Kesetaraan antara orang tua dan anak masih kurang. Perilaku komunikasi yang demikian sangat berpengaruh terhadap perilaku anak di sekolah. Beberapa faktor yang menghambat prilaku komunikasi siswa broken home diantaranya yaitu orang tua yang kurang bisa membagi waktu antara pekerjaan dan memberikan perhatian kepada anak di rumah sehingga komunikasi dengan anak tidak berjalan dengan lancar, sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan orang tua membuat anak menjauhkan diri dan tidak terbuka kepada orang tua dan ketidakterbukaan siswa terhadap Guru.
{"title":"Perilaku Komunikasi antara Guru dengan Siswa Broken Home","authors":"Emilsyah Nur","doi":"10.20422/jpk.v20i2.272","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/jpk.v20i2.272","url":null,"abstract":"Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan beberapa informan sebagai narasumber untuk menjawab permasalahan tentang opini publik terhadap komunikasi interpersonal dalam mengatasi orang tua broken home. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku komunikasi siswa broken home di sekolah belum sepenuhnya efektif. Hal ini disebabkan oleh: intensitas komunikasi antara orang tua dan anak yang masih kurang sehingga anak enggan untuk terbuka kepada orang tuanya mengenai prestasi belajar. Kurangnya dukungan, rasa empati serta sikap positif yang diberikan orang tua kepada anak juga mempengaruhi hubungan interpersonal diantara orang tua dan anak yang menyebabkan anak lebih terbuka kepada teman atau kerabatnya daripada orang tuanya sendiri.Kesetaraan antara orang tua dan anak masih kurang. Perilaku komunikasi yang demikian sangat berpengaruh terhadap perilaku anak di sekolah. Beberapa faktor yang menghambat prilaku komunikasi siswa broken home diantaranya yaitu orang tua yang kurang bisa membagi waktu antara pekerjaan dan memberikan perhatian kepada anak di rumah sehingga komunikasi dengan anak tidak berjalan dengan lancar, sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan orang tua membuat anak menjauhkan diri dan tidak terbuka kepada orang tua dan ketidakterbukaan siswa terhadap Guru.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45332150","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fenomena perilaku narsis di kalangan remaja telah menjadi sebuah epidemi penyakit masyarakat modern. Gangguan kepribadian narsistik merupakan jenis gangguan kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan profil perilaku narsisme di kalangan remaja dan kebijakan penanggulangannya. Teori yang digunakan yaitu teori psikoanalis Freud, yang pertama kali menggunakan istilah narcissistic untuk mendeskripsikan orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting secara berlebihan dan yang terokupasi dengan keinginan mendapatkan perhatian. Fase yang dilalui semua anak sebelum menyalurkan cinta mereka dari diri mereka sendiri kepada significant person , sehingga anak terfiksasi pada fase narsistik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan explanatory research . Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku narsisme di kalangan remaja pelajar di kawasan Bandung Timur berada pada kategori sedang. Namun demikian bukan berarti dalam posisi aman, sebab perilaku mereka cenderung meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Kebijakan penanggulangannya harus dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan dengan melibatkan berbagai stakeholders terkait.
{"title":"Perilaku Narsis pada Media Sosial di Kalangan Remaja dan Upaya Penanggulangannya","authors":"E. Engkus, Hikmat Hikmat, Karso Saminnurahmat","doi":"10.20422/JPK.V20I2.220","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I2.220","url":null,"abstract":"Fenomena perilaku narsis di kalangan remaja telah menjadi sebuah epidemi penyakit masyarakat modern. Gangguan kepribadian narsistik merupakan jenis gangguan kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan profil perilaku narsisme di kalangan remaja dan kebijakan penanggulangannya. Teori yang digunakan yaitu teori psikoanalis Freud, yang pertama kali menggunakan istilah narcissistic untuk mendeskripsikan orang-orang yang menunjukkan bahwa dirinya orang penting secara berlebihan dan yang terokupasi dengan keinginan mendapatkan perhatian. Fase yang dilalui semua anak sebelum menyalurkan cinta mereka dari diri mereka sendiri kepada significant person , sehingga anak terfiksasi pada fase narsistik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei dengan explanatory research . Berdasarkan hasil penelitian bahwa perilaku narsisme di kalangan remaja pelajar di kawasan Bandung Timur berada pada kategori sedang. Namun demikian bukan berarti dalam posisi aman, sebab perilaku mereka cenderung meningkat seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Kebijakan penanggulangannya harus dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan dengan melibatkan berbagai stakeholders terkait.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49655180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keanekaragaman SARA di Indonesia melahirkan masyarakat multikultural. Dalam kehidupannya, komunikasi antarbudaya tidak dapat dihindarkan. Salah satu medium dalam melakukan komunikasi antarbudaya adalah media sosial. Pada masyarakat multikultural isu SARA menjadi faktor utama penyebab terjadinya konflik. Di Pilkada DKI Jakarta 2017, isu SARA di grup WhatsApp marak menyebar termasuk anggota grup yang heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan konflik isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di grup WhatsApp dengan anggota multikultural. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan kerangka teori manajemen konflik dari Martin, J. N. dan Nakayama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik terjadi karena ada anggota grup menyampaikan pesan bukan berangkat dari kesamaan anggota grup, yakni kepentingan dan tujuan awal dibentuknya grup. Pesan disebarkan dengan menganggap wujud pembelaan terhadap suatu agama. Ketika konflik terjadi, strategi pengelolaan konflik yang diterapkan adalah strategi mengompromikan ( compromising ) dan menghindar ( avoiding ). Dalam grup terdapat anggota yang berperan sebagai cultural brokers .
{"title":"Konflik SARA pada Pilkada DKI Jakarta di Grup WhatsApp dengan Anggota Multikultural","authors":"Tiara Kharisma","doi":"10.20422/jpk.v20i2.233","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/jpk.v20i2.233","url":null,"abstract":"Keanekaragaman SARA di Indonesia melahirkan masyarakat multikultural. Dalam kehidupannya, komunikasi antarbudaya tidak dapat dihindarkan. Salah satu medium dalam melakukan komunikasi antarbudaya adalah media sosial. Pada masyarakat multikultural isu SARA menjadi faktor utama penyebab terjadinya konflik. Di Pilkada DKI Jakarta 2017, isu SARA di grup WhatsApp marak menyebar termasuk anggota grup yang heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan konflik isu SARA pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di grup WhatsApp dengan anggota multikultural. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi literatur. Dalam membahas penelitian ini, peneliti menggunakan kerangka teori manajemen konflik dari Martin, J. N. dan Nakayama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik terjadi karena ada anggota grup menyampaikan pesan bukan berangkat dari kesamaan anggota grup, yakni kepentingan dan tujuan awal dibentuknya grup. Pesan disebarkan dengan menganggap wujud pembelaan terhadap suatu agama. Ketika konflik terjadi, strategi pengelolaan konflik yang diterapkan adalah strategi mengompromikan ( compromising ) dan menghindar ( avoiding ). Dalam grup terdapat anggota yang berperan sebagai cultural brokers .","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41972056","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perubahan paradigma dalam pelayanan publik menuntut pemerintah baik pusat maupun daerah untuk berinovasi. Selain itu, kebijakan mengenai pelayanan publik juga mewajibkan pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Pemerintah Kota Bandung merupakan salah satu pemerintah daerah yang memiliki banyak inovasi pelayanan publik. Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah SIP Bdg Juara. Inovasi ini adalah sebuah sistem informasi yang dibangun untuk menilai kinerja kecamatan dan kelurahan. Kinerja camat dan lurah diukur berdasarkan laporan kegiatan yang diunggah melalui aplikasi SIP Bdg Juara. Selain itu, masyarakat juga bisa memberi penilaian terhadap kinerja pelayanan publik di wilayahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi program SIP Bdg Juara dan mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan faktor kuncinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui studi literatur, observasi, dan studi lapangan (wawancara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIP Bdg Juara mempermudah proses pelaporan dan pengawasan. Serta mendorong kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik.
{"title":"Sistem Informasi Penilaian (SIP) Bdg Juara: Sebuah Inovasi Untuk Meningkatkan Pelayanan Publik","authors":"Susy Ella, Indra Risni Utami","doi":"10.20422/JPK.V20I2.241","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I2.241","url":null,"abstract":"Perubahan paradigma dalam pelayanan publik menuntut pemerintah baik pusat maupun daerah untuk berinovasi. Selain itu, kebijakan mengenai pelayanan publik juga mewajibkan pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Pemerintah Kota Bandung merupakan salah satu pemerintah daerah yang memiliki banyak inovasi pelayanan publik. Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota Bandung adalah SIP Bdg Juara. Inovasi ini adalah sebuah sistem informasi yang dibangun untuk menilai kinerja kecamatan dan kelurahan. Kinerja camat dan lurah diukur berdasarkan laporan kegiatan yang diunggah melalui aplikasi SIP Bdg Juara. Selain itu, masyarakat juga bisa memberi penilaian terhadap kinerja pelayanan publik di wilayahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi program SIP Bdg Juara dan mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, dan faktor kuncinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data melalui studi literatur, observasi, dan studi lapangan (wawancara). Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIP Bdg Juara mempermudah proses pelaporan dan pengawasan. Serta mendorong kecamatan dan kelurahan untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-12-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43001529","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini akan menganalisis Hegemoni Islam Dalam Berita “Saeni”, Analisis Wacana Teun A Van Dijk Terhadap Pemberitaan Razia Warteg Saeni Di Akun Facebook Kompas TV, penelitian ini menggunakan analisis wacana dari Teun Adrianus Van Dijk. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pemahaman yang mendalam tentang wacana dalam pemberitaan mengenai “Warteg Saeni” di akun Facebook Kompas TV dan juga memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap hegemoni Islam dalam berita mengenai “Warteg Saeni” di akun Facebook Kompas TV. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Wacana Model Teun Adrianus Van Dijk dengan paradigma kualitatif – konstruktivisme. Model Wacana Van Dijk mengamanatkan tiga langkah pengumpulan data dan analisis terhadap data Video yang diunggah oleh akun facebook Kompas TV sepanjang tanggal 10 Juni hingga 12 Juni 2016. Pemilihan batas waktu merupakan tenggat yang diambil sebelum terjadinya gerakan sosial sumbangan untuk Saeni, yang menjadi pemberitaan hangat sepanjang medio Juni 2016. Penyebaran informasi secara massal atau viral yang terjadi pada pemberitaan Saeni menyebabkan terjadinya bias informasi dan juga pemahaman yang berbeda dari setiap facebooker atau netizen. Penelitian ini akan coba membedah pesan yang terkandung dalam video tersebut mulai dari teks, kognisi sosial hingga konteks sosial melalu analisis wacana dari Van Dijk
本研究将分析“萨尼”新闻中的霸权主义伊斯兰教,Teun A Van Dijk Wakana分析面对Facebook Compass TV账户上Warteg Saeni的新闻,本研究使用了Teun Adrianus Van Dijk的Wakana研究。本研究旨在深入了解Facebook Kompas电视账户上关于“Warteg Saeni”的故事中的wacana,并深入了解Facebook Kompas电视账号上关于“Warteg Saini”的新闻中的伊斯兰霸权。使用的研究方法是Adrianus Van Dijk-Teun模型Wakana分析,采用定性范式——建构主义。Van Dijk时间表模型提供了三个步骤的数据收集和分析,针对2016年6月10日至6月12日Kompas TV Facebook账户上传的视频数据。超时选择是Saeni社会贡献运动之前的一个里程碑,该运动在2016年6月中旬成为一个热烈的公告。《Saeni报》以大规模或病毒式的方式传播信息,导致了常见信息的出现,也导致了每个脸书用户或网民的不同理解。本研究试图通过范迪克的中期分析,将视频中包含的信息从文本、社会认知到社会语境中分离出来
{"title":"Islamic Hegemony in The News “Warteg Saeni”","authors":"Abie Besman, Aceng Abdullah, Lilis Puspitasari","doi":"10.20422/JPK.V20I1.145","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I1.145","url":null,"abstract":"Penelitian ini akan menganalisis Hegemoni Islam Dalam Berita “Saeni”, Analisis Wacana Teun A Van Dijk Terhadap Pemberitaan Razia Warteg Saeni Di Akun Facebook Kompas TV, penelitian ini menggunakan analisis wacana dari Teun Adrianus Van Dijk. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pemahaman yang mendalam tentang wacana dalam pemberitaan mengenai “Warteg Saeni” di akun Facebook Kompas TV dan juga memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap hegemoni Islam dalam berita mengenai “Warteg Saeni” di akun Facebook Kompas TV. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Wacana Model Teun Adrianus Van Dijk dengan paradigma kualitatif – konstruktivisme. Model Wacana Van Dijk mengamanatkan tiga langkah pengumpulan data dan analisis terhadap data Video yang diunggah oleh akun facebook Kompas TV sepanjang tanggal 10 Juni hingga 12 Juni 2016. Pemilihan batas waktu merupakan tenggat yang diambil sebelum terjadinya gerakan sosial sumbangan untuk Saeni, yang menjadi pemberitaan hangat sepanjang medio Juni 2016. Penyebaran informasi secara massal atau viral yang terjadi pada pemberitaan Saeni menyebabkan terjadinya bias informasi dan juga pemahaman yang berbeda dari setiap facebooker atau netizen. Penelitian ini akan coba membedah pesan yang terkandung dalam video tersebut mulai dari teks, kognisi sosial hingga konteks sosial melalu analisis wacana dari Van Dijk","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45276409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Identitas bukan sekedar persoalan nama, tetapi apa makna di balik nama tersebut. Setidaknya nama merupakan tanda pengenal dan identitas yang dapat menunjukkan ciri-ciri serta karakternya. Jika ciri khas itu melekat pada suatu etnik, maka hal itu menjadi penanda jati diri pada etnik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan identitas kultur etnik Komin sebagai masyarakat pribumi dan etnik Amber sebagai masyarakat pendatang dalam perspektif komunikasi antarbudaya. Metode penelitian dirancang dalam skema penelitian kombinasi ( mixed method ) yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dengan strategi eksploratoris sekuensial. Penelitian dilaksanakan di Kota Jayapura Provinsi Papua dengan sampel 200 responden dan 8 (delapan) partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identititas kultur pada etnik Komin dan Amber berbeda nyata dalam hal: 1) Konteks komunikasi ( high context vs low context communication ), 2) Orientasi budaya ( individualist vs collectivist), dan 3) Self construal ( Independent vs Interdependent ).
{"title":"Ethnic Identity of Culture in Relation Komin-Amber in Papua","authors":"S. Syarifuddin","doi":"10.20422/JPK.V20I1.182","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I1.182","url":null,"abstract":"Identitas bukan sekedar persoalan nama, tetapi apa makna di balik nama tersebut. Setidaknya nama merupakan tanda pengenal dan identitas yang dapat menunjukkan ciri-ciri serta karakternya. Jika ciri khas itu melekat pada suatu etnik, maka hal itu menjadi penanda jati diri pada etnik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan identitas kultur etnik Komin sebagai masyarakat pribumi dan etnik Amber sebagai masyarakat pendatang dalam perspektif komunikasi antarbudaya. Metode penelitian dirancang dalam skema penelitian kombinasi ( mixed method ) yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dengan strategi eksploratoris sekuensial. Penelitian dilaksanakan di Kota Jayapura Provinsi Papua dengan sampel 200 responden dan 8 (delapan) partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identititas kultur pada etnik Komin dan Amber berbeda nyata dalam hal: 1) Konteks komunikasi ( high context vs low context communication ), 2) Orientasi budaya ( individualist vs collectivist), dan 3) Self construal ( Independent vs Interdependent ).","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43809716","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kehadiran media sosial telah mengubah aktivitas komunikasi korporat dan dengan cepat merevolusi bagaimana kampanye atau program public relations berjalan. Jika dibandingkan dengan cara tradisional yang mengandalkan pada output murni, media sosial memaksa komunikasi korporat beralih pada proses dialog dimana para pemangku kepentingan, dan bukan hanya perusahaan sama-sama memiliki kekuasaan terhadap pesan yang beredar. Media sosial merupakan alat komunikasi revolusioner yang mengubah secara cepat bagaimana praktik PR menjadi bagian integral dari komunikasi korporat bagi sejumlah perusahaan dan menawarkan pilihan baru bagi para praktisi PR pada setiap aspek proses komunikasi yang dilakukan.
{"title":"Media Sosial dan Perkembangan Komunikasi Korporat","authors":"Rina Juwita","doi":"10.20422/JPK.V20I1.136","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I1.136","url":null,"abstract":"Kehadiran media sosial telah mengubah aktivitas komunikasi korporat dan dengan cepat merevolusi bagaimana kampanye atau program public relations berjalan. Jika dibandingkan dengan cara tradisional yang mengandalkan pada output murni, media sosial memaksa komunikasi korporat beralih pada proses dialog dimana para pemangku kepentingan, dan bukan hanya perusahaan sama-sama memiliki kekuasaan terhadap pesan yang beredar. Media sosial merupakan alat komunikasi revolusioner yang mengubah secara cepat bagaimana praktik PR menjadi bagian integral dari komunikasi korporat bagi sejumlah perusahaan dan menawarkan pilihan baru bagi para praktisi PR pada setiap aspek proses komunikasi yang dilakukan.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48142309","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
R. Rahmawati, Zikri Fachrul Nurhadi, Novie Susanti Suseno
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terkait makna dibalik penggunaan simbol tertentu pada tradisi Rebo Kasan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh beberapa kelompok masyarakat di Kabupaten Garut. Hal ini penting mengingat tradisi Rebo Kasan ini merupakan rangkaian sejarah masa lalu yang mengandung nilai-nilai moral maupun keagamaan didalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menjelaskan lebih dalam mengenai makna denotasi, konotasi dan mitos pada simbol-simbol Rebo Kasan di Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Semiotik Roland Barthes, yaitu studi yang mengkaji makna suatu tanda baik itu makna denotasi, konotasi dan mitos, dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini dapat mengungkap makna denotasi, konotasi dan mitos pada simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi Rebo Kasan di Kabupaten Garut. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara mendalam, studi kepustakaan. Subjek pada penelitian ini adalah jamuan yang dihidangkan pada perayaan tradisi tersebut serta pengambilan informan dengan menggunakan purposive sampling . Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi Rebo Kasan di Kabupaten Garut memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos. Adapun yang merupakan simbol tradisi tersebut adalah, air putih, Dupi, Leupeut dan Bugis yang merupakan makanan khas dari daerah tersebut. Makna tradisi dari Rebo Kasan itu sendiri adalah berbagi atau bersedekah dengan tujuan menolak marabahaya yaitu dengan jamuan berupa makanan yang dimaknai dengan makna tertentu yaitu diantaranya, air putih merupakan simbol kesucian, Dupi sebagai simbol penolakan, Leupeut sebagai simbol mempersatukan, dan Bugis sebagai simbol keyakinan.
{"title":"Makna Simbolik Tradisi Rebo Kasan","authors":"R. Rahmawati, Zikri Fachrul Nurhadi, Novie Susanti Suseno","doi":"10.20422/JPK.V20I1.131","DOIUrl":"https://doi.org/10.20422/JPK.V20I1.131","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terkait makna dibalik penggunaan simbol tertentu pada tradisi Rebo Kasan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh beberapa kelompok masyarakat di Kabupaten Garut. Hal ini penting mengingat tradisi Rebo Kasan ini merupakan rangkaian sejarah masa lalu yang mengandung nilai-nilai moral maupun keagamaan didalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menjelaskan lebih dalam mengenai makna denotasi, konotasi dan mitos pada simbol-simbol Rebo Kasan di Kabupaten Garut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Semiotik Roland Barthes, yaitu studi yang mengkaji makna suatu tanda baik itu makna denotasi, konotasi dan mitos, dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini dapat mengungkap makna denotasi, konotasi dan mitos pada simbol-simbol yang digunakan dalam tradisi Rebo Kasan di Kabupaten Garut. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara mendalam, studi kepustakaan. Subjek pada penelitian ini adalah jamuan yang dihidangkan pada perayaan tradisi tersebut serta pengambilan informan dengan menggunakan purposive sampling . Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tradisi Rebo Kasan di Kabupaten Garut memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos. Adapun yang merupakan simbol tradisi tersebut adalah, air putih, Dupi, Leupeut dan Bugis yang merupakan makanan khas dari daerah tersebut. Makna tradisi dari Rebo Kasan itu sendiri adalah berbagi atau bersedekah dengan tujuan menolak marabahaya yaitu dengan jamuan berupa makanan yang dimaknai dengan makna tertentu yaitu diantaranya, air putih merupakan simbol kesucian, Dupi sebagai simbol penolakan, Leupeut sebagai simbol mempersatukan, dan Bugis sebagai simbol keyakinan.","PeriodicalId":30988,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2017-07-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45504668","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}