Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/JKQH.V7I1.2019.69
Kurniati Prihatin, Marthilda Suprayitna, B. Fatmawati
Keberhasilan seorang pasien dalam perawatan dirinya sangat membutuhkan efikasi diri dari pasien tersebut. Efikasi diri adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan melakukan prilaku yang mendukung kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan yang diinginkannya. Namun keyakinan tersebut dapat berfluktuasi disebabkan oleh perawatan yang lama dan biaya yang besar sehingga dapat menimbulkan masalah psikologis seperti frustasi, cemas, dan depresi. Masalah psikologis ini dapat mempengaruhi motivasi klien untuk melakukan perawatan diri. Jika motivasi pasien rendah maka kemungkinan akan mempengaruhi efikasi diri pasien sehingga manajemen perawatan diri DM tidak dapat berjalan dengan baik. Manajemen diri yang berjalan kurang baik akan berdampak pada keberhasilan penatalaksanaan pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien DM tipe 2 di RSUD Kota MataramDesain dalam penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan Chi square, uji t independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden tidak ada yang berhubungan dengan efikasi diri kecuali pekerjaan (p value=0,000; ?=0,05) dan pendidikan (p value=0,049; ?=0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan efikasi diri (p value=0,045; ?=0,05), ada hubungan antara depresi dengan efikasi diri (p value 0,022; ?: 0,05), dan motivasi berhubungan dengan efikasi diri (p value 0,000; ?: 0,05). Responden yang memiliki motivasi baik berpeluang 4,315 kali untuk memiliki efikasi diri baik dibanding dengan responden yang memiliki motivasi kurang baik setelah dikontrol oleh pekerjaan, pendidikan, dukungan keluarga, dan depresi (OR 95% CI: 0,082-6,874). Diharapkan perawat dapat meningkatkan motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 dengan memberikan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial, dan memberikan intervensi untuk mencegah munculnya depresi.
{"title":"Motivasi Terhadap Efikasi Diri Dalam Perawatan Diri Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2","authors":"Kurniati Prihatin, Marthilda Suprayitna, B. Fatmawati","doi":"10.37824/JKQH.V7I1.2019.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/JKQH.V7I1.2019.69","url":null,"abstract":"Keberhasilan seorang pasien dalam perawatan dirinya sangat membutuhkan efikasi diri dari pasien tersebut. Efikasi diri adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan melakukan prilaku yang mendukung kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan yang diinginkannya. Namun keyakinan tersebut dapat berfluktuasi disebabkan oleh perawatan yang lama dan biaya yang besar sehingga dapat menimbulkan masalah psikologis seperti frustasi, cemas, dan depresi. Masalah psikologis ini dapat mempengaruhi motivasi klien untuk melakukan perawatan diri. Jika motivasi pasien rendah maka kemungkinan akan mempengaruhi efikasi diri pasien sehingga manajemen perawatan diri DM tidak dapat berjalan dengan baik. Manajemen diri yang berjalan kurang baik akan berdampak pada keberhasilan penatalaksanaan pasien DM. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien DM tipe 2 di RSUD Kota MataramDesain dalam penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 pasien DM tipe 2. Analisa data menggunakan Chi square, uji t independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden tidak ada yang berhubungan dengan efikasi diri kecuali pekerjaan (p value=0,000; ?=0,05) dan pendidikan (p value=0,049; ?=0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan efikasi diri (p value=0,045; ?=0,05), ada hubungan antara depresi dengan efikasi diri (p value 0,022; ?: 0,05), dan motivasi berhubungan dengan efikasi diri (p value 0,000; ?: 0,05). Responden yang memiliki motivasi baik berpeluang 4,315 kali untuk memiliki efikasi diri baik dibanding dengan responden yang memiliki motivasi kurang baik setelah dikontrol oleh pekerjaan, pendidikan, dukungan keluarga, dan depresi (OR 95% CI: 0,082-6,874). Diharapkan perawat dapat meningkatkan motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 dengan memberikan pendidikan kesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial, dan memberikan intervensi untuk mencegah munculnya depresi.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115358994","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/jkqh.v7i1.2019.71
Vera Yulandasari
Depresi adalah salah satu masalah psikologis yang dialami oleh lansia. Lingkungan tempat tinggal sebagai salah satu faktor penyebab depresi dapat menyebabkan masalah kejiwaan maupun fisik. Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi depresi pada lansia salah yaitu dengan metode terapi aktivitas kelompok model interpersonal dan terapi aktivitas kelompok model psikodrama. Penelitian menggunakan desain Quasy Exsperiment (Two-Group Pre – Post Test Design). Populasi penelitian adalah semua lansia yang mengalami depresi yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Mataram dan tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah “Mann Whitney Test” untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap tingkat perubahan depresi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara terapi aktivitas kelompok model Interpersonal dengan perubahan tingkat depresi dengan nilai p=0,085, sedangkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian TAK Psikodrama dengan perubahan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p=0,005. jadi dari kedua terapi aktivitas kelompok model interpersonal dan model psikodrama, didaptkan bahwa terapi aktivitas kelompok model psikodrama yang lebih efektif terhadap perubahan tingkat depresi pada lansia.
{"title":"Efektivitas Terapi Aktivitas Kelompok Model Interpersonal Dan Model Psikodrama Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Lansia: Studi Kasus Di Panti Sosial Tresna Werdha Mataram","authors":"Vera Yulandasari","doi":"10.37824/jkqh.v7i1.2019.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i1.2019.71","url":null,"abstract":"Depresi adalah salah satu masalah psikologis yang dialami oleh lansia. Lingkungan tempat tinggal sebagai salah satu faktor penyebab depresi dapat menyebabkan masalah kejiwaan maupun fisik. Ada beberapa terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi depresi pada lansia salah yaitu dengan metode terapi aktivitas kelompok model interpersonal dan terapi aktivitas kelompok model psikodrama. Penelitian menggunakan desain Quasy Exsperiment (Two-Group Pre – Post Test Design). Populasi penelitian adalah semua lansia yang mengalami depresi yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Mataram dan tekhnik sampling yang digunakan adalah purposive random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah “Mann Whitney Test” untuk mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap tingkat perubahan depresi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara terapi aktivitas kelompok model Interpersonal dengan perubahan tingkat depresi dengan nilai p=0,085, sedangkan ada hubungan yang signifikan antara pemberian TAK Psikodrama dengan perubahan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p=0,005. jadi dari kedua terapi aktivitas kelompok model interpersonal dan model psikodrama, didaptkan bahwa terapi aktivitas kelompok model psikodrama yang lebih efektif terhadap perubahan tingkat depresi pada lansia.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"254 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115213303","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/JKQH.V7I1.2019.66
Bunga Tiara Carolin
Pada trimester pertama kemungkinan besar wanita akan mengalami mual-mual dengan atau tanpa muntah. Gejala ini di mulai sekitar minggu ke enam kehamilan dan biasanya menurun drastis di akhir trimester pertama, salah satu cara mengatasi rasa mual pada ibu hamil adalah dengan pemberian ginger oil yang mempunyai kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek menyegarkan, memblokir reflek muntah, melancarkan peredaran darah serta membuat syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ginger oil terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Klinik Makmur Jaya Tahun 2019. Desain penelitian quasi-experiment ini menggunakan metode One Group Pretest-Postest Design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 ibu hamil trimester I yang mengalami mual. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen penelitian berupa Skor PUQE yang digunakan untuk menilai derajat mual dan muntah pada wanita hamil. Data dianalisis menggunakan descriptive statistics yaitu paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada derajat mual ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi ginger oil pada kelompok eksperimen (p<0,05). Simpulannya bahwa ginger oil dapat mengurangi derajat mual pada ibu hamil. Diharapkan program ini dapat diaplikasikan di praktik kebidanan khususnya pasien hamil trimester I dengan keluhan mual dan sebagai bahasan rujukan untuk penelitian selanjutnya.
{"title":"Pengaruh Pemberian Aromaterapi Ginger Oil (Zingiber officinale) Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Klinik Makmur Jaya Tahun 2019","authors":"Bunga Tiara Carolin","doi":"10.37824/JKQH.V7I1.2019.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/JKQH.V7I1.2019.66","url":null,"abstract":"Pada trimester pertama kemungkinan besar wanita akan mengalami mual-mual dengan atau tanpa muntah. Gejala ini di mulai sekitar minggu ke enam kehamilan dan biasanya menurun drastis di akhir trimester pertama, salah satu cara mengatasi rasa mual pada ibu hamil adalah dengan pemberian ginger oil yang mempunyai kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek menyegarkan, memblokir reflek muntah, melancarkan peredaran darah serta membuat syaraf-syaraf bekerja dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ginger oil terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Klinik Makmur Jaya Tahun 2019. Desain penelitian quasi-experiment ini menggunakan metode One Group Pretest-Postest Design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 ibu hamil trimester I yang mengalami mual. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Instrumen penelitian berupa Skor PUQE yang digunakan untuk menilai derajat mual dan muntah pada wanita hamil. Data dianalisis menggunakan descriptive statistics yaitu paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada derajat mual ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi ginger oil pada kelompok eksperimen (p<0,05). Simpulannya bahwa ginger oil dapat mengurangi derajat mual pada ibu hamil. Diharapkan program ini dapat diaplikasikan di praktik kebidanan khususnya pasien hamil trimester I dengan keluhan mual dan sebagai bahasan rujukan untuk penelitian selanjutnya. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125532090","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/jkqh.v7i1.2019.65
L. Sulaiman, Muhammad Amrullah
Kecemasan adalah situasi di mana seseorang merasa khawatir, cemas, bahkan takut seolah-olah sesuatu yang berdampak buruk akan terjadi padanya. Kecemasan terjadi pada banyak pasien sebelum operasi. Kombinasi antara terapi murottal Al-Qur'an dan relaksasi pernapasan dalam adalah salah satu jenis terapi non-farmakologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi ini pada penurunan tingkat kecemasan pada pasien pra operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSU-NTB). Penelitian ini termasuk penelitian Pra-Eksperimental dengan desain satu kelompok pretest-posttest dengan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien pra operasi sebanyak 16 responden. Data dianalisis dengan uji-t berpasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (9,667> 1,761). Ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari perawatan ini untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien sebelum operasi. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan untuk menggunakan jenis perawatan ini dalam upaya untuk mengurangi anexity pasien pra operasi.
{"title":"Pengaruh Kombinasi Terapi Murottal Al-Quran dengan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Bedah Umum di RSUD Provinsi NTB","authors":"L. Sulaiman, Muhammad Amrullah","doi":"10.37824/jkqh.v7i1.2019.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i1.2019.65","url":null,"abstract":"Kecemasan adalah situasi di mana seseorang merasa khawatir, cemas, bahkan takut seolah-olah sesuatu yang berdampak buruk akan terjadi padanya. Kecemasan terjadi pada banyak pasien sebelum operasi. Kombinasi antara terapi murottal Al-Qur'an dan relaksasi pernapasan dalam adalah salah satu jenis terapi non-farmakologis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi ini pada penurunan tingkat kecemasan pada pasien pra operasi di Rumah Sakit Umum Pusat Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSU-NTB). Penelitian ini termasuk penelitian Pra-Eksperimental dengan desain satu kelompok pretest-posttest dengan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien pra operasi sebanyak 16 responden. Data dianalisis dengan uji-t berpasangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel (9,667> 1,761). Ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari perawatan ini untuk mengurangi tingkat kecemasan pada pasien sebelum operasi. Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan untuk menggunakan jenis perawatan ini dalam upaya untuk mengurangi anexity pasien pra operasi.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"61 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116782641","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/jkqh.v7i1.2019.64
Z. Arifin, Gladeva Yugi Antari, Melati Inayati Albayani
Diperkirakan sekitar 20-25% populasi dewasa di dunia memiliki sindrom metabolik dan memiliki resiko 2 kali untuk mengalami serangan jantung dan stroke. Peningkatan prevalensi sindroma metabolik terkait dengan peningkatan komponen sindroma metabolik seperti diabetes mellitus, obesitas sentral, hipertensi dan dislipidemia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan pada diabetes mellitus menjadi 2,1%, obesitas sentral menjadi 26,6%, hipertensi menjadi 9,5%, dan penyakit jantung meningkat menjadi 1,5%. Salah satu komponen sindrom metabolik yang prevalensi menunjukkan peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan faktor dari obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkar perut dan tekanan darah. Desain penelitian observasional yang bersifat korelatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di Stikes Yarsi Mataram pada bulan Desember 2018 sampai Januari 2019. Sampel penelitian adalah karyawan Stikes Yarsi Mataram sebanyak 51 orang menggunakan tehnik purpossive sampling. Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara lingkar perut dan tekanan darah. Kesimpulan penelitian ini bahwa Hasil uji statistik lingkar perut pada tekanan darah sistol diperoleh nilai p<0,001, berarti terdapat hubungan lingkar perut dengan tekanan darah sistol. Hasil uji statistik lingkar perut pada tekanan darah diastol diperoleh nilai p<0,001, berarti terdapat hubungan lingkar perut dengan tekanan darah diastol.
{"title":"Hubungan Lingkar Perut dan Tekanan Darah Karyawan STIKES Yarsi Mataram","authors":"Z. Arifin, Gladeva Yugi Antari, Melati Inayati Albayani","doi":"10.37824/jkqh.v7i1.2019.64","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i1.2019.64","url":null,"abstract":"Diperkirakan sekitar 20-25% populasi dewasa di dunia memiliki sindrom metabolik dan memiliki resiko 2 kali untuk mengalami serangan jantung dan stroke. Peningkatan prevalensi sindroma metabolik terkait dengan peningkatan komponen sindroma metabolik seperti diabetes mellitus, obesitas sentral, hipertensi dan dislipidemia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan pada diabetes mellitus menjadi 2,1%, obesitas sentral menjadi 26,6%, hipertensi menjadi 9,5%, dan penyakit jantung meningkat menjadi 1,5%. Salah satu komponen sindrom metabolik yang prevalensi menunjukkan peningkatan adalah hipertensi. Hipertensi merupakan faktor dari obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lingkar perut dan tekanan darah. Desain penelitian observasional yang bersifat korelatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di Stikes Yarsi Mataram pada bulan Desember 2018 sampai Januari 2019. Sampel penelitian adalah karyawan Stikes Yarsi Mataram sebanyak 51 orang menggunakan tehnik purpossive sampling. Secara statistik terdapat hubungan bermakna antara lingkar perut dan tekanan darah. Kesimpulan penelitian ini bahwa Hasil uji statistik lingkar perut pada tekanan darah sistol diperoleh nilai p<0,001, berarti terdapat hubungan lingkar perut dengan tekanan darah sistol. Hasil uji statistik lingkar perut pada tekanan darah diastol diperoleh nilai p<0,001, berarti terdapat hubungan lingkar perut dengan tekanan darah diastol.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122907813","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-29DOI: 10.37824/jkqh.v7i1.2019.68
B. Fatmawati, Marthilda Suprayitna, Kurniati Prihatin
Pertolongan pertama pada kejadian henti jantung sangat perlu dilakukan dan harus cepat dilakukan karena kelangsungan hidup lebih tinggi bila korban mendapatkan resusitasi jantung paru atau Basic Life Support. Kejadian kegawatdaruratan henti jantung banyak terjadi diluar rumah sakit atau dekat dengan masyarakat awam. Masyarakat khususnya mahasiswa adalah orang yang harus mengetahui cara bantuan hidup dasar/Basic Life Support. Pelatihan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan untuk meningkatakan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam menolong korban. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan pre experimental (one group pre-post test design), dengan sampel sebanyak 30 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa dengan nilai yang signifikan yaitu p=0,000 (p<0,05).: Ada pengaruh efektifitas edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018.
{"title":"Efektifitas Edukasi Basic Life Support dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018","authors":"B. Fatmawati, Marthilda Suprayitna, Kurniati Prihatin","doi":"10.37824/jkqh.v7i1.2019.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v7i1.2019.68","url":null,"abstract":"Pertolongan pertama pada kejadian henti jantung sangat perlu dilakukan dan harus cepat dilakukan karena kelangsungan hidup lebih tinggi bila korban mendapatkan resusitasi jantung paru atau Basic Life Support. Kejadian kegawatdaruratan henti jantung banyak terjadi diluar rumah sakit atau dekat dengan masyarakat awam. Masyarakat khususnya mahasiswa adalah orang yang harus mengetahui cara bantuan hidup dasar/Basic Life Support. Pelatihan dan pembelajaran sangatlah dibutuhkan untuk meningkatakan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan dalam menolong korban. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan pendekatan pre experimental (one group pre-post test design), dengan sampel sebanyak 30 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa dengan nilai yang signifikan yaitu p=0,000 (p<0,05).: Ada pengaruh efektifitas edukasi Basic Life Support Dengan Media Audiovisual dan Praktik Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang D.III Stikes Yarsi Mataram Tahun 2018.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114141900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-26DOI: 10.37824/JKQH.V6I2.2018.52
Omiati Natalia
Kebutuhan gizi bayi usia lebih dari 6 bulan baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI, oleh karena itu memulai pemberian MP ASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan gizi dan tumbuh kembang bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, budaya dan pekerjaan dengan pemberian makanan bayi 6-11 bulan di Lombok Tengah. Jenis penilitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel 156. Sampel dipilih dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, kemudian sampel dari setiap srtata dipilih secara Systematic Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner dan formulir food recall. Analisis multivariate dengan Regresi Logistik menggunakan metode Stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p=0,000, budaya berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p= 0,002 dan pekerjaan berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p=0,005. Disimpulkan bahwa pengetahuan, budaya dan pekerjaan berhubungan dengan pemberian makanan bayi 6-11 bulan di Lombok Tengah.
{"title":"Hubungan Pengetahuan, Budaya, Dan Pekerjaan Dengan Pemberian Makanan Bayi Usia 6-11 Bulan di Lombok Tengah","authors":"Omiati Natalia","doi":"10.37824/JKQH.V6I2.2018.52","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/JKQH.V6I2.2018.52","url":null,"abstract":"Kebutuhan gizi bayi usia lebih dari 6 bulan baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI, oleh karena itu memulai pemberian MP ASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan gizi dan tumbuh kembang bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, budaya dan pekerjaan dengan pemberian makanan bayi 6-11 bulan di Lombok Tengah. Jenis penilitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan studi potong lintang dengan jumlah sampel 156. Sampel dipilih dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling, kemudian sampel dari setiap srtata dipilih secara Systematic Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terpimpin menggunakan kuesioner dan formulir food recall. Analisis multivariate dengan Regresi Logistik menggunakan metode Stepwise. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p=0,000, budaya berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p= 0,002 dan pekerjaan berhubungan signifikan dengan pemberian makanan bayi dengan nilai p=0,005. Disimpulkan bahwa pengetahuan, budaya dan pekerjaan berhubungan dengan pemberian makanan bayi 6-11 bulan di Lombok Tengah.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134368497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-22DOI: 10.37824/jkqh.v6i2.2018.39
Dwi Monika Ningrum, A. Zainudin, Depi Yuliana, Faizul Bayani
Apoteker dalam menjalankan tugasnya di Apotek harus sesuai dengan Kepmenkes No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Standar tersebut disusun sebagai pedoman praktek Apoteker dalam menjalankan profesinya, sehingga masyarakat terlindungi dari pelayanan yang tidak profesional serta meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Penelitian ini dirancang secara non eksperimental yang hasilnya ditampilkan secara deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga dari 67 Apotek diperoleh sampel sebanyak 38 Apotek di Lombok Tengah . Pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara terhadap Apoteker dan pengamatan langsung untuk mengetahui kesesuaian dengan petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Apotek (SK No.1027/Menkes/SK/IX/2004). Perolehan skor dilakukan dengan menjumlahkan nilai setiap indikator pada masing-masing Apotek yang meliputi sumber daya manusia, pelayanan dan evaluasi mutu pelayanan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat 1 Apotek (2,33%) dalam kategori baik, 13 Apotek (30,23%) dalam kategori cukup dan 29 Apotek (67,44%) dalam kategori kurang.
{"title":"Evaluasi Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Lombok Tengah Berdasarkan Kemenkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 NTB","authors":"Dwi Monika Ningrum, A. Zainudin, Depi Yuliana, Faizul Bayani","doi":"10.37824/jkqh.v6i2.2018.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v6i2.2018.39","url":null,"abstract":"Apoteker dalam menjalankan tugasnya di Apotek harus sesuai dengan Kepmenkes No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Standar tersebut disusun sebagai pedoman praktek Apoteker dalam menjalankan profesinya, sehingga masyarakat terlindungi dari pelayanan yang tidak profesional serta meminimalkan terjadinya kesalahan pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aplikasi standar pelayanan kefarmasian di Apotek. Penelitian ini dirancang secara non eksperimental yang hasilnya ditampilkan secara deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga dari 67 Apotek diperoleh sampel sebanyak 38 Apotek di Lombok Tengah . Pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara terhadap Apoteker dan pengamatan langsung untuk mengetahui kesesuaian dengan petunjuk teknis pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di Apotek (SK No.1027/Menkes/SK/IX/2004). Perolehan skor dilakukan dengan menjumlahkan nilai setiap indikator pada masing-masing Apotek yang meliputi sumber daya manusia, pelayanan dan evaluasi mutu pelayanan. Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat 1 Apotek (2,33%) dalam kategori baik, 13 Apotek (30,23%) dalam kategori cukup dan 29 Apotek (67,44%) dalam kategori kurang.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129991320","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-15DOI: 10.37824/jkqh.v6i2.2018.51
Gladeva Yugi Antari, Baiq Ricca Afrida
Latar Belakang, persalinan preterm dapat meningkatkan angka kematian bayi secara signifikan, dimana tingkat kejadian persalinan preterm berkisar 5% sampai 18% dari seluruh persalinan. Berdasarkan data WHO tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke 5 dari 10 negara yang memiliki jumlah persalinan preterm tertinggi di dunia sebesar 675.700 kelahiran preterm. Persalinan preterm disebabkan oleh karena banyak faktor, 50% terjadi secara spontan, yang terbagi menjadi 30% akibat ketuban pecah dini (KPD) dan sisanya 20% dilahirkan atas indikasi ibu/janin. Banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan persalinan preterm, sebagian bersifat genetik, infeksi, nutrisi, perilaku dan lingkungan. Namun dalam banyak kasus persalinan preterm, munculnya pemicu persalinan yang dini terjadi secara subklinis. Salah satu faktor adalah pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan persalinan preterm dengan ketuban pecah dini. Desain penelitian cross sectional comparative, penelitian dilakukan di RSUD Dr. Rasidin Padang dan RSIA Siti Rahmah pada bulan September 2015-Juli 2016. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin pretem sebanyak 40 orang yang dipilih secara consecutive sampling, sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu bersalin preterm dengan ketuban pecah (KPD) dan ibu bersalin preterm tidak ketuban pecah dini (tidak KPD). Secara statistik terdapat tidak terdapat hubungan bermakna pekerjaan ibu dengan persalinan preterm KPD dan pretem tidak KPD. Kesimpulan penelitian ini bahwa nilai p=1 diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna pekerjaan ibu antara persalinan preterm KPD dan tidak KPD.
{"title":"Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Kejadian Persalinan Preterm Dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. Rasidin Padang Dan RSIA Siti Rahmah","authors":"Gladeva Yugi Antari, Baiq Ricca Afrida","doi":"10.37824/jkqh.v6i2.2018.51","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v6i2.2018.51","url":null,"abstract":"Latar Belakang, persalinan preterm dapat meningkatkan angka kematian bayi secara signifikan, dimana tingkat kejadian persalinan preterm berkisar 5% sampai 18% dari seluruh persalinan. Berdasarkan data WHO tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke 5 dari 10 negara yang memiliki jumlah persalinan preterm tertinggi di dunia sebesar 675.700 kelahiran preterm. Persalinan preterm disebabkan oleh karena banyak faktor, 50% terjadi secara spontan, yang terbagi menjadi 30% akibat ketuban pecah dini (KPD) dan sisanya 20% dilahirkan atas indikasi ibu/janin. Banyak faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan persalinan preterm, sebagian bersifat genetik, infeksi, nutrisi, perilaku dan lingkungan. Namun dalam banyak kasus persalinan preterm, munculnya pemicu persalinan yang dini terjadi secara subklinis. Salah satu faktor adalah pekerjaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pekerjaan ibu dengan persalinan preterm dengan ketuban pecah dini. Desain penelitian cross sectional comparative, penelitian dilakukan di RSUD Dr. Rasidin Padang dan RSIA Siti Rahmah pada bulan September 2015-Juli 2016. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin pretem sebanyak 40 orang yang dipilih secara consecutive sampling, sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu ibu bersalin preterm dengan ketuban pecah (KPD) dan ibu bersalin preterm tidak ketuban pecah dini (tidak KPD). Secara statistik terdapat tidak terdapat hubungan bermakna pekerjaan ibu dengan persalinan preterm KPD dan pretem tidak KPD. Kesimpulan penelitian ini bahwa nilai p=1 diperoleh nilai p>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna pekerjaan ibu antara persalinan preterm KPD dan tidak KPD.","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130078134","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this study was to determine the relationship of husband's support to anemia status in pregnancy at Sengkol Health Center, Central Lombok Regency. This research method is a cross sectional observational study. It was conducted in March-April 2018 with an anemia random sampling population of 59 respondents, data analysis using univariate analysis, bivariate analysis using chi square. the results showed that there was a relationship between husband's support and anemia status, most respondents did not support moderate anemia 19 (63.3%), the results of the analysis using chi-square obtained p-value 0.002 due to p-value (0.05) . Husband's support from the family can encourage pregnant women to be more enthusiastic in facing the changes that occur during pregnancy, including maintaining the health of their pregnancy through increased pregnancy visits and consumption of iron tablets. In conclusion, there is a relationship between husband's support for anemia status in pregnant women in Sengkol Health Center, Central Lombok District
{"title":"Hubungan Dukungan Suami Terhadap Status Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Sengkol Kabupaten Lombok Tengah","authors":"Hardaniyati Hardaniyati, Dian Soekmawaty Riezqy Ariendha","doi":"10.37824/jkqh.v6i2.2018.44","DOIUrl":"https://doi.org/10.37824/jkqh.v6i2.2018.44","url":null,"abstract":"The purpose of this study was to determine the relationship of husband's support to anemia status in pregnancy at Sengkol Health Center, Central Lombok Regency. This research method is a cross sectional observational study. It was conducted in March-April 2018 with an anemia random sampling population of 59 respondents, data analysis using univariate analysis, bivariate analysis using chi square. the results showed that there was a relationship between husband's support and anemia status, most respondents did not support moderate anemia 19 (63.3%), the results of the analysis using chi-square obtained p-value 0.002 due to p-value <? (0.05) . Husband's support from the family can encourage pregnant women to be more enthusiastic in facing the changes that occur during pregnancy, including maintaining the health of their pregnancy through increased pregnancy visits and consumption of iron tablets. In conclusion, there is a relationship between husband's support for anemia status in pregnant women in Sengkol Health Center, Central Lombok District","PeriodicalId":315838,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan Qamarul Huda","volume":"251 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122152312","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}