首页 > 最新文献

BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan最新文献

英文 中文
Analisis Terhadap Kritik Atas Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Badan Bank Tanah sebagai Lembaga Sui Generis
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.137
Danang Adi Nugraha, Afden Mahyeda
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Badan Bank Tanah sebagai badan khusus (sui generis) yang mengelola tanah dimana kekayaannya dipisahkan dari kekayaan negara yang memiliki fungsi melaksanakan perencanaan, perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pendistribusian tanah. Metodologi penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Badan Bank Tanah dibentuk untuk melengkapi kelembagaan pertanahan di Indonesia, sebab selama ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional hanya berkedudukan sebagai land regulator. Padahal disisi lain negara memerlukan Badan Bank Tanah yang juga berfungsi sebagai land manager yang dapat menata dan mengelola keseluruhan aset yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat dengan tetap menerapkan konsep ekonomi berkeadilan dalam wujud kegiatan pendistribusian tanah. Dimana kegiatan tersebut harus bersifat proposional yang memiliki keberpihakan kepada kelompok yang lemah posisinya, baik secara ekonomi, politik dan sosial yang dalam hal ini subjek sasaran dari kegiatan tersebut lebih mengedepankan pemerataan kepada petani miskin dan petani penggarap yang tidak memiliki tanah sehingga tujuan pemerintah dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui Badan Bank Tanah dapat tercapai. Kata Kunci : Dikotomi, Bank Tanah, Sui Generis. ABSTRACT This study aims to determine the position, duties and functions of the Land Banking Agency as a special agency (sui generis) that manages land where its wealth is separated from state assets which has the function of carrying out planning, acquisition, procurement, management, utilization and distribution of land. The legal research methodology used in this research is the statutory regulation approach and the analytical approach. The results showed that the Land Banking Agency was formed to complement land institutions in Indonesia, because so far the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency only served as a land regulator. Whereas on the other side, the state needs a Land Banking Agency which also functions as a land manager who can organize and manage all of its assets for the benefit of the community while still applying the concept of an equitable economy as in the land distribution activities. Where these activities must be proportional and take sides with groups whose positions are weak, both economically, politically and socially, in this case the target subject of these activities prioritizes equality for poor farmers and sharecroppers who do not own land so that the government's goal in sustainable economics development through the Land Banking Agency can be achieved. Keywords: Dichotomy, Land Banking Agency, Sui Generis.
本研究旨在确定银行作为一个特殊机构(sui generis)管理其土地的地位、职责和职能,该机构的财富将其与国家的财富分开,这些国家的财富具有管理计划、收购、采购、管理、利用和分配土地的功能。本研究采用的法律研究方法是法律法规和分析方法。研究结果表明,这些土地银行机构是为了补充印尼的土地管理制度而成立的,因为在这些日子里,国家农业和布局/土地监管机构只担任土地调制者。但在国家的另一方面,它需要一个土地银行机构,它也是一个土地管理机构,能够通过不断地将公平经济的概念应用于土地分配,来组织和管理其为人民利益所拥有的全部资产。活动比例应该具有的立场对弱者的地位,无论是在经济上,小组在这方面的政治和社会活动的目标对象更把分配给贫穷的农民和没有土地的佃农,以至于政府可持续的经济发展的目的是通过银行机构可以实现的土地。关键词:二分法,土地银行,隋Generis。将这项研究与确定其位置、土地银行机构(独特机构)的职责进行对比,即其财富与国家资产分离的地方,其功能包括筹资、资产分配、管理、公用事业和土地分配。这项研究中使用的法律研究方法是法律法规批准和分析批准。支持者表示,土地银行机构被要求在印度尼西亚建立一个完整的土地机构,因为在如此遥远的国家土地规划部门中,国家土地机构只提供作为一个土地调控者。在美国的另一边,国家需要一个土地银行机构,作为一个可以组织并管理其社区资产的土地经理,而仍然应用其在陆地分配活动中的平衡经济的概念。这些活动一定proportional和带sides去哪里集团一个阵地是软弱的,两者economically,政治和socially目标科目》在这个案例,这些活动为可怜的农民prioritizes平等权利和sharecroppers那个《政府不要自己的土地,所以谁进球在可持续经济发展情报机构可以成为achieved穿过土地银行。chochotomy, Land Banking Agency,隋Generis。
{"title":"Analisis Terhadap Kritik Atas Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Badan Bank Tanah sebagai Lembaga Sui Generis","authors":"Danang Adi Nugraha, Afden Mahyeda","doi":"10.53686/jp.v12i1.137","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.137","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Badan Bank Tanah sebagai badan khusus (sui generis) yang mengelola tanah dimana kekayaannya dipisahkan dari kekayaan negara yang memiliki fungsi melaksanakan perencanaan, perolehan, pengadaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pendistribusian tanah. Metodologi penelitian hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Badan Bank Tanah dibentuk untuk melengkapi kelembagaan pertanahan di Indonesia, sebab selama ini Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional hanya berkedudukan sebagai land regulator. Padahal disisi lain negara memerlukan Badan Bank Tanah yang juga berfungsi sebagai land manager yang dapat menata dan mengelola keseluruhan aset yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat dengan tetap menerapkan konsep ekonomi berkeadilan dalam wujud kegiatan pendistribusian tanah. Dimana kegiatan tersebut harus bersifat proposional yang memiliki keberpihakan kepada kelompok yang lemah posisinya, baik secara ekonomi, politik dan sosial yang dalam hal ini subjek sasaran dari kegiatan tersebut lebih mengedepankan pemerataan kepada petani miskin dan petani penggarap yang tidak memiliki tanah sehingga tujuan pemerintah dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan melalui Badan Bank Tanah dapat tercapai. \u0000Kata Kunci : Dikotomi, Bank Tanah, Sui Generis. \u0000ABSTRACT \u0000This study aims to determine the position, duties and functions of the Land Banking Agency as a special agency (sui generis) that manages land where its wealth is separated from state assets which has the function of carrying out planning, acquisition, procurement, management, utilization and distribution of land. The legal research methodology used in this research is the statutory regulation approach and the analytical approach. The results showed that the Land Banking Agency was formed to complement land institutions in Indonesia, because so far the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency only served as a land regulator. Whereas on the other side, the state needs a Land Banking Agency which also functions as a land manager who can organize and manage all of its assets for the benefit of the community while still applying the concept of an equitable economy as in the land distribution activities. Where these activities must be proportional and take sides with groups whose positions are weak, both economically, politically and socially, in this case the target subject of these activities prioritizes equality for poor farmers and sharecroppers who do not own land so that the government's goal in sustainable economics development through the Land Banking Agency can be achieved. \u0000Keywords: Dichotomy, Land Banking Agency, Sui Generis.","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84027633","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Penyelesaian Permasalahan Tumpang Tindih Bidang Tanah Masyarakat dengan Tanah Kasultanan di Kabupaten Bantul
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.155
Rizqullah Abimanyu
ABSTRAKPelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) diinisiasikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mempercepat pelaksanaan pendaftaran tanah demi mewujudkan target 126 (seratus dua puluh enam) juta tanah bersertipikat di Indonesia. Kabupaten Bantul sebagai salah satu daerah yang melaksanakan kegiatan PTSL memiliki problematika permasalahan yang unik dibandingkan daerah lainnya. Permasalahan tersebut adalah adanya tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Permasalahan tersebut timbul karena adanya pluralisme hukum pertanahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pola penyelesaian terbaik dari permasalahan tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Tulisan ini menggunakan metode penelitian normatif-empiris dengan pendekatan perundang-undangan, historis, dan sosiologis. Kesimpulan dari tulisan ini adalah terdapat alternatif-alternatif pola penyelesaian berkaitan dengan permasalahan tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Pertama, terhadap bidang tanah dimana masyarakat dapat membuktikan secara kuat kepemilikan bidang tanah tersebut, pelaksanaan PTSL dapat dilanjutkan kepada masyarakat. Kedua, terhadap bidang tanah dimana masyarakat tidak dapat membuktikan kepemilikan bidang tanah tersebut, bidang tanah tersebut menjadi milik Kasultanan dan didaftarkan menjadi sultan ground. Ketiga, masyarakat masih dapat melakukan pengelolaan dan pemanfaatan tanah yang telah didaftarkan menjadi sultan ground dengan melakukan permohononan pengelolaan dan pemanfaatan sultan ground (serat kekancingan). kata kunci: pendaftaran tanah, sultan ground, hukum agrariaABSTRACTThe Implementation of Complete Systematic Land Registration (PTSL) was initiated by the government to accelerate land registration in order to realize the target of 126 (one hundred and twenty six) million certified lands in Indonesia. Compared to other regions that implement PTSL, Bantul Regency has a unique problem. The problem is the overlapping of land parcels between the Bantul Regency’s residents and the Yogyakarta Sultanate. This problem arises because of the pluralism of land law in the Special Region of Yogyakarta (DIY). This paper aims to find out the best pattern for solving the problem of overlapping land parcels between the residents and the Yogyakarta Sultanate. This paper uses a normative-empirical research method with a statutory, historical, and sociological approach. The conclusion of this paper is that there are alternative settlement patterns to cope with this problem. First, for parcels of land where the resident can strongly prove ownership of the land parcels, the implementation of PTSL can be continued to the resident. Second, for plots of land where the resident cannot prove ownership of the plots of land, the land parcels become the property of the Sultanate and then registered as sultan grounds. Third, the residents can still
政府发起了一个系统地土地登记(创伤后应激障碍),目的是加快土地登记的速度,实现印尼有126万(126万)的有吸引力的土地注册目标。辅导区是一个治疗创伤后应激障碍的领域,其问题比其他领域都有独特的问题。问题是社区与日惹议会之间的土地重叠。这一问题的起因是日惹的一项土地多元化法(DIY)地区。本文旨在探讨社区与日惹市议会之间土地重叠问题的最佳解决方案。它采用了古典主义、历史和社会学的研究方法。这篇文章的结论是,关于社区与日惹市议会之间土地重叠问题,有不同的解决方式。首先,对于一个社会可以有力地证明拥有这片土地的领域,创伤后应激障碍的作用可以向社会继续。第二,对于人们无法证明拥有这片土地的土地,这片土地属于国王,注册为苏丹地。第三,公众仍然可以通过非政府组织的要求和对苏丹地的利用来管理和利用土地。关键词:土地登记,苏丹地,农业法与其他ptsd的实现区域相比较,缓解有一个独特的问题。问题是在星期五的住宅和日惹惹之间的土地重叠。这是由于日惹的一种特别地区的土地法的多元化。这篇文章有助于找到最好的模式,以解决居住者和日惹苏丹之间过度扩张土地的问题。这篇论文采用了一种具有雕像、历史和社会缺陷的标准实证研究方法。这篇论文的结论是,还有其他的解决方案来解决这个问题。首先,对于居住者可以坚定不移地证明土地parcels的土地,一个创伤后应激障碍的实现,我可以继续向住院医生报告。第二,为了土地上的农民无法证明土地上的农民拥有的土地,土地上的定居点成为了苏丹土地的特性,然后作为苏丹的土地定居下来。第三,反对者可能仍在继续使用苏丹土地,因为它被分配到正确的管理和使用苏丹土地。土地登记,苏丹地,农业法律
{"title":"Penyelesaian Permasalahan Tumpang Tindih Bidang Tanah Masyarakat dengan Tanah Kasultanan di Kabupaten Bantul","authors":"Rizqullah Abimanyu","doi":"10.53686/jp.v12i1.155","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.155","url":null,"abstract":"ABSTRAKPelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) diinisiasikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mempercepat pelaksanaan pendaftaran tanah demi mewujudkan target 126 (seratus dua puluh enam) juta tanah bersertipikat di Indonesia. Kabupaten Bantul sebagai salah satu daerah yang melaksanakan kegiatan PTSL memiliki problematika permasalahan yang unik dibandingkan daerah lainnya. Permasalahan tersebut adalah adanya tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Permasalahan tersebut timbul karena adanya pluralisme hukum pertanahan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pola penyelesaian terbaik dari permasalahan tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Tulisan ini menggunakan metode penelitian normatif-empiris dengan pendekatan perundang-undangan, historis, dan sosiologis. Kesimpulan dari tulisan ini adalah terdapat alternatif-alternatif pola penyelesaian berkaitan dengan permasalahan tumpang tindih bidang lahan antara masyarakat dengan Kasultanan Yogyakarta. Pertama, terhadap bidang tanah dimana masyarakat dapat membuktikan secara kuat kepemilikan bidang tanah tersebut, pelaksanaan PTSL dapat dilanjutkan kepada masyarakat. Kedua, terhadap bidang tanah dimana masyarakat tidak dapat membuktikan kepemilikan bidang tanah tersebut, bidang tanah tersebut menjadi milik Kasultanan dan didaftarkan menjadi sultan ground. Ketiga, masyarakat masih dapat melakukan pengelolaan dan pemanfaatan tanah yang telah didaftarkan menjadi sultan ground dengan melakukan permohononan pengelolaan dan pemanfaatan sultan ground (serat kekancingan). kata kunci: pendaftaran tanah, sultan ground, hukum agraria\u0000ABSTRACTThe Implementation of Complete Systematic Land Registration (PTSL) was initiated by the government to accelerate land registration in order to realize the target of 126 (one hundred and twenty six) million certified lands in Indonesia. Compared to other regions that implement PTSL, Bantul Regency has a unique problem. The problem is the overlapping of land parcels between the Bantul Regency’s residents and the Yogyakarta Sultanate. This problem arises because of the pluralism of land law in the Special Region of Yogyakarta (DIY). This paper aims to find out the best pattern for solving the problem of overlapping land parcels between the residents and the Yogyakarta Sultanate. This paper uses a normative-empirical research method with a statutory, historical, and sociological approach. The conclusion of this paper is that there are alternative settlement patterns to cope with this problem. First, for parcels of land where the resident can strongly prove ownership of the land parcels, the implementation of PTSL can be continued to the resident. Second, for plots of land where the resident cannot prove ownership of the plots of land, the land parcels become the property of the Sultanate and then registered as sultan grounds. Third, the residents can still","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88329485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Implementasi Data Tinggi Global Navigation Satellite System (GNSS) Continuously Operating Reference Stations (CORS) dalam Pengembangan Kadaster 3 Dimensi (3D) di Indonesia 全球导航卫星系统(GNSS)连续运行参考站(CORS)位于印度尼西亚的达拉姆彭彭邦港三维(3D)
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.128
Margaretha Elya Lim Putraningtyas, L. Heliani, N. Widjajanti
Abstrak Representasi sistem kadaster 3D membutuhkan kerangka teknis dalam hal ketelitian posisi dan syarat-syarat teknis. Sistem tinggi yang mempunyai georeferensi pada sistem koordinat horizontal dan vertikal tertentu dapat menentukan lokasi properti dan hubungan geometrik model kadaster 3D. Salah satu solusi alternatif penentuan sistem koordinat vertikal adalah menggunakan tinggi ortometrik yang diikatkan pada sistem tinggi nasional. Seiring dengan perkembangan kadaster 3D dalam beberapa dekade terakhir, berkembang juga teknologi termasuk akuisisi data kadaster 3D, validasi data, dan visualisasi data untuk memenuhi kebutuhan dasar kadaster 3D. Pengukuran objek kadaster 3D secara teliti, baik secara horizontal dan vertikal didukung oleh teknologi pengukuran yang berkembang sangat pesat, seperti GNSS CORS dan laser scanner. Tujuan penyusunan makalah ini adalah menyediakan data kadaster 3D dalam membangun sistem kadaster digital, validasi, dan pemodelan kadaster 3D. Kadaster 3D direpresentasikan menggunakan sistem tinggi ortometrik yang dihasilkan oleh teknologi GNSS CORS dalam tinggi elipsoid. Objek kadaster penelitian adalah Rusunawa Gemawang 2 dan Apartemen Student Park yang mewakili objek rumah susun. Proses georeferensi Rusunawa Gemawang 2 menghasilkan RMSE georeferensi minimum 0,008 m dan maksimum 0,017 m, sementara Apartement Student Park menghasilkan RMSE minimum 0,007 m dan maksimum 0,020 m. Model kadaster 3D divisualisasikan dalam bentuk ruang di tiap-tiap level dan memberikan gambaran geometrik 3D. Konversi tinggi dari tinggi elipsoid menjadi ortometrik  merupakan salah satu tantangan dalam representasi kadaster 3D di Indonesia. ABSTRACT  The representation of the 3D cadastral system requires a technical framework in terms of positional precision and technical requirements. Height systems that have georeference in certain horizontal and vertical coordinate systems can determine the location of properties and geometric relationships cadastre model. One alternative solution for determining the vertical coordinate system is to use an orthometric height tied to the national height system. Along with the development of the 3D cadastre in the last few decades, technology has also evolved including 3D cadastral data acquisition, data validation, and data visualization to meet the basic needs of the 3D cadastre. The meticulous measurement of 3D cadastral objects, both horizontally and vertically, is supported by rapidly developing measurement technologies, such as GNSS CORS and laser scanners. The purpose of this paper is to provide 3D cadastral data in building a digital cadastral system, validation, and 3D cadastral modeling. The 3D cadastre is represented using the orthometric height system generated by GNSS CORS technology using the elipsoid height. The object of the research cadastre is Rusunawa Gemawang 2 and Student Park Apartment which represent the apartment object. The georeferenced process of Rusunawa Gemawang 2 produces a minimum
kadaster 3D系统的抽象表现需要一个精确位置和技术要求的技术框架。这种高度的系统在特定的水平和垂直坐标系统上投射偏差,可以确定kadaster 3D模型的位置和几何关系。垂直坐标系统的另一种替代解决方案是使用国家高科技的正字法。随着几十年来卡达斯特3D的发展,技术也在不断发展,包括收购3D卡达斯特数据,数据验证和数据可视化,以满足3D卡达斯特的基本需求。GNSS CORS和激光扫描仪等快速发展的测量技术支持了卡达斯特三维物体的精细、水平和垂直测量技术。本论文的目的是在构建数字蜥蜴系统、验证和3D建模方面提供“蜥蜴3D”数据。卡达斯特3D代表使用由高椭圆形中GNSS CORS技术生产的矫形系统。学生公园的房屋代表。Rusunawa gemity 2的推论产生最低0.008米,最高0.017米,而公寓学生公园产生最低0.008米,最高0.020米。卡达斯特3D模型在每个层面上以空间的形式呈现,并提供三维几何图像。在印度尼西亚,卡达斯特3D表现将其从很高的椭圆形转换成正字法是一个挑战。根据确定的精确和技术要求,推断出三维岩石系统要求的代表。高空系统,在水平和垂直协调系统中,可以确定属性和几何关系的位置。为确定垂直坐标系统而设的替代方案之一是将垂直坐标系统提升到国家高地系统。随着在最近几年积累的3D岩石的发展,技术还增加了对三维岩层数据的认识、验证数据和视觉数据来满足三维岩层的基本需求。三维岩石的概念,以及地平线和垂直的,都是由快速开发的测量技术支撑的,就像GNSS CORS和激光扫描仪。这张纸的目的是提供数字岩层系统、有效性和三维岩层模型中的数据结构。三维面纱是用GNSS CORS技术用椭圆座高度来呈现的。研究尸体的对象是Rusunawa gemity 2和学生公园,该公寓进行了修订。学生公园公寓生产最低0.008米,0.017米;最低0.003米,0.020米。3D几何模型在每个层面上都呈现出一幅三维几何图片。在印度尼西亚的三维岩层中,对光高度的转换是一个三维岩层代表的挑战。
{"title":"Implementasi Data Tinggi Global Navigation Satellite System (GNSS) Continuously Operating Reference Stations (CORS) dalam Pengembangan Kadaster 3 Dimensi (3D) di Indonesia","authors":"Margaretha Elya Lim Putraningtyas, L. Heliani, N. Widjajanti","doi":"10.53686/jp.v12i1.128","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.128","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Representasi sistem kadaster 3D membutuhkan kerangka teknis dalam hal ketelitian posisi dan syarat-syarat teknis. Sistem tinggi yang mempunyai georeferensi pada sistem koordinat horizontal dan vertikal tertentu dapat menentukan lokasi properti dan hubungan geometrik model kadaster 3D. Salah satu solusi alternatif penentuan sistem koordinat vertikal adalah menggunakan tinggi ortometrik yang diikatkan pada sistem tinggi nasional. Seiring dengan perkembangan kadaster 3D dalam beberapa dekade terakhir, berkembang juga teknologi termasuk akuisisi data kadaster 3D, validasi data, dan visualisasi data untuk memenuhi kebutuhan dasar kadaster 3D. Pengukuran objek kadaster 3D secara teliti, baik secara horizontal dan vertikal didukung oleh teknologi pengukuran yang berkembang sangat pesat, seperti GNSS CORS dan laser scanner. Tujuan penyusunan makalah ini adalah menyediakan data kadaster 3D dalam membangun sistem kadaster digital, validasi, dan pemodelan kadaster 3D. Kadaster 3D direpresentasikan menggunakan sistem tinggi ortometrik yang dihasilkan oleh teknologi GNSS CORS dalam tinggi elipsoid. Objek kadaster penelitian adalah Rusunawa Gemawang 2 dan Apartemen Student Park yang mewakili objek rumah susun. Proses georeferensi Rusunawa Gemawang 2 menghasilkan RMSE georeferensi minimum 0,008 m dan maksimum 0,017 m, sementara Apartement Student Park menghasilkan RMSE minimum 0,007 m dan maksimum 0,020 m. Model kadaster 3D divisualisasikan dalam bentuk ruang di tiap-tiap level dan memberikan gambaran geometrik 3D. Konversi tinggi dari tinggi elipsoid menjadi ortometrik  merupakan salah satu tantangan dalam representasi kadaster 3D di Indonesia. \u0000ABSTRACT \u0000 The representation of the 3D cadastral system requires a technical framework in terms of positional precision and technical requirements. Height systems that have georeference in certain horizontal and vertical coordinate systems can determine the location of properties and geometric relationships cadastre model. One alternative solution for determining the vertical coordinate system is to use an orthometric height tied to the national height system. Along with the development of the 3D cadastre in the last few decades, technology has also evolved including 3D cadastral data acquisition, data validation, and data visualization to meet the basic needs of the 3D cadastre. The meticulous measurement of 3D cadastral objects, both horizontally and vertically, is supported by rapidly developing measurement technologies, such as GNSS CORS and laser scanners. The purpose of this paper is to provide 3D cadastral data in building a digital cadastral system, validation, and 3D cadastral modeling. The 3D cadastre is represented using the orthometric height system generated by GNSS CORS technology using the elipsoid height. The object of the research cadastre is Rusunawa Gemawang 2 and Student Park Apartment which represent the apartment object. The georeferenced process of Rusunawa Gemawang 2 produces a minimum","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73556814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kepastian Hukum Atas Konsep Kepentingan Umum dalam Tahapan Perolehan Tanah oleh Otorita Ibu Kota Nusantara 在首都努桑塔拉获得土地的过程中,公共利益概念的普遍确定性
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.174
K. Pratama
ABSTRAKKetentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan atribusi kepada Pemerintah untuk melakukan penguasaan terhadap hak atas tanah, khususnya dalam pembangunan untuk kepentingan umum. Pengaturan ini diejawantahkan pula dalam ikhwal pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU3 /2022). Permasalahan hukum kemudian timbul ketika frasa kepentingan umum yang diatur di dalamnya tidak dijabarkan secara komprehensif dan berimplikasi pada tidak terunifikasinya penafsiran hukum pertanahan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan usulan langkah penjaminan kepastian hukum atas frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah di IKN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Penelitian ini pada dasarnya menghasilkan dua kesimpulan yakni (1) pengaturan norma hukum dari frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah oleh Otorita IKN yang mengacu pada ketentuan di luar UU 3/2022 memiliki kecenderungan subjektif (2) diperlukan langkah teknis dan langkah substantif untuk memberikan jaminan kepastian hukum atas frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah oleh Otorita IKN.ABSTRACTOne of the goals of the state contained in the fourth paragraph of the Preamble to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia is to promote public welfare and one of them is through the act of controlling the state as referred to in Article 33 paragraph (3) of the Constitution of the Republic of Indonesia. Indonesia in 1945 which was later revealed in the land sector, namely through state control of land rights in carrying out development activities for the public interest. This is also applied in the construction of various infrastructures for the public interest in the Nusantara Capital City Authority (IKN). The method used in this research is a normative research method with a statutory approach and a conceptual approach. This research basically produces two conclusions, namely the regulation of legal norms from the phrase public interest in the stage of land acquisition by the IKN Authority which also refers to various provisions of laws and regulations in the land sector that have been in force previously and it is necessary to take technical steps and substantive steps to be able to provide guarantee of legal certainty over the phrase of public interest in the stage of land acquisition by the IKN Authority.
1945年《印度尼西亚共和国宪法》(3)第33条规定,规定政府对土地权利进行占有,特别是在公共利益建设方面。根据《国家首都第三号法》(UU3 /2022),这项安排还在首都努桑塔拉(IKN)的公共基础设施建设中得到了修订。后来,当其中所列的公共利益短语没有得到全面的阐述,并暗示对其执行土地法律的不受约束的解释时,法律问题就出现了。本研究的目的是在IKN获得土地的过程中,对共同利益短语提供一种法律保证措施。本研究采用的方法是规范研究方法,采用法律法规和概念方法。这项研究基本上产生两个结论,即(1)公共利益的法律规范设置短语IKN部门获得土地的阶段,指的是3/2022安全法外面有主观的倾向(2)必要的技术性和实质性一步一步来保障公共利益法律上的确定性短语IKN部门获得土地的阶段。ABSTRACTOne of state university有趣》和《目标》第四Preamble另起》《1945年宪法》是印尼共和国to promote公共福利和他们的一号法案》是通过33条控制美国州立referred to》文章的第(3)段印尼共和国宪法》。1945年,印度尼西亚于稍后在陆地地区公布,通过国家人权控制的国家人权为公众利益促进发展。它还应用于Nusantara资本城市管理局(IKN)中各种基础设施的建设。在这项研究中使用的方法是一种标准研究方法,有制裁和不合理的同意。这个研究基本上produces regulation)》两个conclusions, namely合法诺米从《短语公共利益》和《IKN舞台的土地收购由管理局也无关紧要refers to不同provisions of理论;and regulations) in the land那已被原in previously区是有必要去带技术台阶和substantive steps to be able to。保证合法certainty完毕的短语of public利益》《IKN舞台的土地收购由管理局。
{"title":"Kepastian Hukum Atas Konsep Kepentingan Umum dalam Tahapan Perolehan Tanah oleh Otorita Ibu Kota Nusantara","authors":"K. Pratama","doi":"10.53686/jp.v12i1.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.174","url":null,"abstract":"ABSTRAK\u0000Ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan atribusi kepada Pemerintah untuk melakukan penguasaan terhadap hak atas tanah, khususnya dalam pembangunan untuk kepentingan umum. Pengaturan ini diejawantahkan pula dalam ikhwal pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum di Ibu Kota Nusantara (IKN) melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (UU3 /2022). Permasalahan hukum kemudian timbul ketika frasa kepentingan umum yang diatur di dalamnya tidak dijabarkan secara komprehensif dan berimplikasi pada tidak terunifikasinya penafsiran hukum pertanahan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan usulan langkah penjaminan kepastian hukum atas frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah di IKN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Penelitian ini pada dasarnya menghasilkan dua kesimpulan yakni (1) pengaturan norma hukum dari frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah oleh Otorita IKN yang mengacu pada ketentuan di luar UU 3/2022 memiliki kecenderungan subjektif (2) diperlukan langkah teknis dan langkah substantif untuk memberikan jaminan kepastian hukum atas frasa kepentingan umum dalam tahapan perolehan tanah oleh Otorita IKN.\u0000ABSTRACT\u0000One of the goals of the state contained in the fourth paragraph of the Preamble to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia is to promote public welfare and one of them is through the act of controlling the state as referred to in Article 33 paragraph (3) of the Constitution of the Republic of Indonesia. Indonesia in 1945 which was later revealed in the land sector, namely through state control of land rights in carrying out development activities for the public interest. This is also applied in the construction of various infrastructures for the public interest in the Nusantara Capital City Authority (IKN). The method used in this research is a normative research method with a statutory approach and a conceptual approach. This research basically produces two conclusions, namely the regulation of legal norms from the phrase public interest in the stage of land acquisition by the IKN Authority which also refers to various provisions of laws and regulations in the land sector that have been in force previously and it is necessary to take technical steps and substantive steps to be able to provide guarantee of legal certainty over the phrase of public interest in the stage of land acquisition by the IKN Authority.","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"19 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85270472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kepemilikan Properti Bagi Orang Asing di Indonesia: Angin Segar Bagi Pengembang dan Konflik Keseimbangan Kepentingan 在印度尼西亚,外国人的财产所有权:开发商的新鲜风和利益平衡冲突
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.142
Adrian Fernando Simangunsong
ABSTRAK Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah salah satu kewajiban negara guna menjamin pemberian tempat tinggal yang layak bagi masyarakat, serta penyediaan lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab untuk menyediakan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, baik itu rumah tapak maupun rumah susun. Tidak hanya untuk Warga Negara Indonesia (“WNI”), Pemerintah juga harus menjamin aspek keamanan dan kenyamanan orang asing yang berkedudukan di Indonesia, salah satunya pada aspek properti sebagai hunian bagi orang asing. Untuk maksud di atas, Pemerintah perlu dan penting memerhatikan aspek lainnya, yakni asas, norma dan ketentuan yang membatasi atau bahkan mendasari aspek kepemilikan properti di Indonesia. Dalam karya ilmiah ini, yang hendak Penulis capai adalah apakah pelonggaran kepemilikan properti bagi orang asing di Indonesia telah mengganggu keseimbangan kepentingan antara pemangku kepentingan yang ada, yakni orang asing sebagai target yang dituju maupun dengan WNI itu sendiri. Pelonggaran kepemilikan properti bagi orang asing di Indonesia, menurut hemat Penulis, menimbulkan pro dan kontra bukan hanya dari praktisi dan akademisi, tetapi juga oleh pejabat instansi yang berwenang memberikan hak dimaksud. Oleh karena itu, karya ilmiah ini menggunakan metode yuridis normatif dengan mengambil suatu kesimpulan khusus dari suatu keadaan tertentu (deduksi), untuk mengetahui dengan terang mengenai masalah yang dihadapi oleh pengembang dalam melaksanakan usaha penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat. Kata Kunci: properti, tempat tinggal, orang asing   ABSTRACT The implementation of housing and settlement areas is one of the obligations of the state to ensure the provision of adequate residence for the community, as well as the provision of a healthy, safe, harmonious and sustainable environment. Therefore, the state is responsible to provide easy access to housing for the community through the implementation of housing and settlement areas, both landed house and condominium. Not only for Indonesian citizens, the Government must also ensure the security and comfort aspects for foreigners domiciled in Indonesia, one of which is in the aspect of residence for foreigners. For the above purposes, it is necessary and important for the Government to pay attention to other aspects, namely the principles, norms and provisions that limit or even underlie aspects of property ownership in Indonesia. In this scientific paper, what the Author wants to achieve is whether the loosening of property ownership for foreigners in Indonesia has disrupted the balance of interests between existing stakeholders, namely foreigners as the intended target and with Indonesian citizens themselves. The loosening of property ownership for foreigners in Indonesia, in Author’s view, has been raised pros and cons not only from pract
对住房和居民区的限制是国家保障适当住房、提供健康、安全、和谐和可持续环境的义务之一。因此,国家有责任通过住房和居民区的安排,无论是棕榈屋还是多层住宅,为社区提供住房便利。不仅对印尼公民(“WNI”)来说,政府还必须确保在印尼的外国人的安全和舒适,包括外国人居住的财产方面。为了做到这一点,政府需要并重视其他方面,即限制甚至是土地所有权基础的原则、规范和条件。在这项科学工作中,作者想要达到的目标是,印度尼西亚对外国人财产的放松是否已经破坏了现有利益相关者的利益平衡根据省作家的说法,对印尼外国人拥有财产的限制不仅导致了从业人员和学者的支持,也导致了由授权的机构官员授予这些权利的支持和反对。因此,这项科学作品采用了规范的司法方法,从一种特定情况(演绎)中得出明确的结论,明确开发人员在为社会提供住房和居民区方面所面临的问题。关键字:财产、住所、外国利益人士不顾一切地实施房屋财产和安定财产财产是确保社区适宜居住的条件之一,就像健康、安全、和谐、可持续环境的证明一样。因此,由于房屋和公寓的实施,国家有责任方便地为社区提供住房和住房。不仅对印尼公民来说,政府还必须确保印尼境内外国居民的安全与舒适,这是外国公民居住的一个方面。对于以上目的,这对政府来说是必要的,对政府来说,向其他资产、国家、原则、标准和规定给予关注是必要的,甚至是对印尼财产所有者的限制。在这篇科学论文中,Author想要实现的是,印尼外来者所表现出的对外来者财产宽松的兴趣,与印尼公民本人本人的利益背道而驰。在印度尼西亚、奥托尔的观点中,外国拥有的财产所有者的身份和身份不仅来自学术界,而且还得到了授权的官方身份的奖励。因此,这篇科学论文是由开发人员从提供房屋的房屋中取出的一种具体结论澄清的。性质,住所,外国人
{"title":"Kepemilikan Properti Bagi Orang Asing di Indonesia: Angin Segar Bagi Pengembang dan Konflik Keseimbangan Kepentingan","authors":"Adrian Fernando Simangunsong","doi":"10.53686/jp.v12i1.142","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.142","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman adalah salah satu kewajiban negara guna menjamin pemberian tempat tinggal yang layak bagi masyarakat, serta penyediaan lingkungan yang sehat, aman, harmonis, dan berkelanjutan. Oleh karena itu, negara bertanggung jawab untuk menyediakan kemudahan perolehan rumah bagi masyarakat melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, baik itu rumah tapak maupun rumah susun. Tidak hanya untuk Warga Negara Indonesia (“WNI”), Pemerintah juga harus menjamin aspek keamanan dan kenyamanan orang asing yang berkedudukan di Indonesia, salah satunya pada aspek properti sebagai hunian bagi orang asing. Untuk maksud di atas, Pemerintah perlu dan penting memerhatikan aspek lainnya, yakni asas, norma dan ketentuan yang membatasi atau bahkan mendasari aspek kepemilikan properti di Indonesia. Dalam karya ilmiah ini, yang hendak Penulis capai adalah apakah pelonggaran kepemilikan properti bagi orang asing di Indonesia telah mengganggu keseimbangan kepentingan antara pemangku kepentingan yang ada, yakni orang asing sebagai target yang dituju maupun dengan WNI itu sendiri. Pelonggaran kepemilikan properti bagi orang asing di Indonesia, menurut hemat Penulis, menimbulkan pro dan kontra bukan hanya dari praktisi dan akademisi, tetapi juga oleh pejabat instansi yang berwenang memberikan hak dimaksud. Oleh karena itu, karya ilmiah ini menggunakan metode yuridis normatif dengan mengambil suatu kesimpulan khusus dari suatu keadaan tertentu (deduksi), untuk mengetahui dengan terang mengenai masalah yang dihadapi oleh pengembang dalam melaksanakan usaha penyediaan perumahan dan kawasan permukiman bagi masyarakat. \u0000Kata Kunci: properti, tempat tinggal, orang asing \u0000  \u0000ABSTRACT \u0000The implementation of housing and settlement areas is one of the obligations of the state to ensure the provision of adequate residence for the community, as well as the provision of a healthy, safe, harmonious and sustainable environment. Therefore, the state is responsible to provide easy access to housing for the community through the implementation of housing and settlement areas, both landed house and condominium. Not only for Indonesian citizens, the Government must also ensure the security and comfort aspects for foreigners domiciled in Indonesia, one of which is in the aspect of residence for foreigners. For the above purposes, it is necessary and important for the Government to pay attention to other aspects, namely the principles, norms and provisions that limit or even underlie aspects of property ownership in Indonesia. In this scientific paper, what the Author wants to achieve is whether the loosening of property ownership for foreigners in Indonesia has disrupted the balance of interests between existing stakeholders, namely foreigners as the intended target and with Indonesian citizens themselves. The loosening of property ownership for foreigners in Indonesia, in Author’s view, has been raised pros and cons not only from pract","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90377278","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Strengthening of Agrarian Reform Implementation 加强土地改革的实施
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.173
Anggia Indriyani, Ika Surya Agustina
ABSTRACT Creating an understanding between the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency and related stakeholders to the community who will be the object of agrarian reform is the objectives of this research. The priorities among the SWOT components were carefully evaluated using a quantitative AHP-based SWOT analysis. SWOT aspects are used in this study, and a pairwise comparison technique and Focus Group Discussion (FGD). This study uses SWOT elements and Focus Group Discussion (FGD) pairwise comparison technique. The results of the comparison matrix show that the internal factor with the highest strength score is that agrarian reform can provide solutions to land problems, and the weakness is the absence or lack of assistance regarding agrarian reform activities. In contrast, the external factors with the highest opportunities and threats are the budget allocation for agrarian reform activities and the lack of public enthusiasm for implementing agrarian reform. So, that to overcome this, several strategies are carried out, namely conducting pre-surveys related to potential locations that are used as objects with approaches and counseling to the community to create public understanding of agrarian reform. In addition, carry out long-term planning and analyze potential data and problems faced during the program. Keywords: Agrarian Reform, Strategy, A’WOT (AHP and SWOT)   ABSTRAK Memahami tujuan reforma agraria dalam mensukseskan kegiatan reforma agraria dan strategi pelaksanaan reforma agraria sehingga tercipta kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan stakeholders terkait dengan masyarakat yang akan menjadi objek reforma agrarian adalah tujuan dari penelitian ini. Analisis SWOT berbasis AHP kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi secara sistematis prioritas di antara komponen-komponen SWOT. Penelitian ini menggunakan metode Teknik perbandingan berpasangan dari elemen SWOT dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil matriks perbandingan menunjukkan bahwa pada faktor internal dengan skor kekuatan tertinggi adalah reforma agraria mampu memberikan solusi permasalahan pertanahan dan kelemahannya adalah belum adanya atau minimnya pendampingan mengenai kegiatan reforma agraria. Sedangkan pada faktor eksternal pada peluang dan ancaman yang paling tinggi adalah adanya alokasi anggaran untuk kegiatan reforma agraria dan kurangnya antusiasme masyarakat dalam melaksanakan reforma agrarian sehingga untuk mengatasinya dengan beberapa strategi yaitu melakukan pra survei terkait potensi lokasi yang dijadikan objek dengan pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat sehingga tercipta pemahaman masyarakat mengenai reforma agraria. Selain itu melaksanakan perencanaan jangka panjang dan menganalisa potensi data dan permasalahan yang akan dihadapi selama program berlangsung. Kata kunci: Reforma Agraria, Strategi, A'WOT (AHP dan SWOT)
本研究的目的是在土地事务和空间规划部/国家土地局与将成为土地改革对象的社区相关利益相关者之间建立一种理解。使用基于定量ahp的SWOT分析仔细评估了SWOT组件之间的优先级。在本研究中使用SWOT方面,两两比较技术和焦点小组讨论(FGD)。本研究使用SWOT要素和焦点小组讨论(FGD)两两比较技术。比较矩阵的结果显示,强度得分最高的内部因素是土地改革能够解决土地问题,而弱点因素是缺乏或缺乏对土地改革活动的援助。相比之下,机会和威胁最大的外部因素是土地改革活动的预算分配和公众实施土地改革的热情不足。因此,为了克服这一点,实施了几种策略,即对潜在地点进行预先调查,并将其作为对象,向社区提供方法和咨询,以创造公众对土地改革的理解。此外,进行长期规划,分析项目过程中可能出现的数据和问题。[关键词]土地改革,战略,AHP和SWOT[关键词]土地改革,战略,土地改革,战略,土地改革,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策,政策基于AHP定量分析的SWOT分析,分析了企业的发展趋势,分析了企业的发展趋势,分析了企业的发展趋势,分析了企业的发展趋势。Penelitian ini menggunakan方法,技术管理方法和berpasangan和dari要素SWOT和焦点小组讨论(FGD)。Hasil matriks perbandingan menunjukkan bahwa paada因子:内部的dengan skor kekuatan tertinggi adalaah reforma agraria mampu成员:solusi permasalahan pertanahan kelemahannya adalah belum adanya atau minimnya pendampingan mengenai kegiatan reforma agraria。Sedangkan pakak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak ak akSelain itu melaksanakan perencananangka panjang danmenganalisa potential数据danpermasalahan yang akan dihadapi selama程序berlangsung。Kata kunci:农业改革,战略,SWOT (AHP和SWOT)
{"title":"Strengthening of Agrarian Reform Implementation","authors":"Anggia Indriyani, Ika Surya Agustina","doi":"10.53686/jp.v12i1.173","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.173","url":null,"abstract":"ABSTRACT \u0000Creating an understanding between the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/National Land Agency and related stakeholders to the community who will be the object of agrarian reform is the objectives of this research. The priorities among the SWOT components were carefully evaluated using a quantitative AHP-based SWOT analysis. SWOT aspects are used in this study, and a pairwise comparison technique and Focus Group Discussion (FGD). This study uses SWOT elements and Focus Group Discussion (FGD) pairwise comparison technique. The results of the comparison matrix show that the internal factor with the highest strength score is that agrarian reform can provide solutions to land problems, and the weakness is the absence or lack of assistance regarding agrarian reform activities. \u0000In contrast, the external factors with the highest opportunities and threats are the budget allocation for agrarian reform activities and the lack of public enthusiasm for implementing agrarian reform. So, that to overcome this, several strategies are carried out, namely conducting pre-surveys related to potential locations that are used as objects with approaches and counseling to the community to create public understanding of agrarian reform. In addition, carry out long-term planning and analyze potential data and problems faced during the program. \u0000Keywords: Agrarian Reform, Strategy, A’WOT (AHP and SWOT) \u0000  \u0000ABSTRAK \u0000Memahami tujuan reforma agraria dalam mensukseskan kegiatan reforma agraria dan strategi pelaksanaan reforma agraria sehingga tercipta kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan stakeholders terkait dengan masyarakat yang akan menjadi objek reforma agrarian adalah tujuan dari penelitian ini. Analisis SWOT berbasis AHP kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk mengevaluasi secara sistematis prioritas di antara komponen-komponen SWOT. Penelitian ini menggunakan metode Teknik perbandingan berpasangan dari elemen SWOT dan Focus Group Discussion (FGD). Hasil matriks perbandingan menunjukkan bahwa pada faktor internal dengan skor kekuatan tertinggi adalah reforma agraria mampu memberikan solusi permasalahan pertanahan dan kelemahannya adalah belum adanya atau minimnya pendampingan mengenai kegiatan reforma agraria. Sedangkan pada faktor eksternal pada peluang dan ancaman yang paling tinggi adalah adanya alokasi anggaran untuk kegiatan reforma agraria dan kurangnya antusiasme masyarakat dalam melaksanakan reforma agrarian sehingga untuk mengatasinya dengan beberapa strategi yaitu melakukan pra survei terkait potensi lokasi yang dijadikan objek dengan pendekatan dan penyuluhan kepada masyarakat sehingga tercipta pemahaman masyarakat mengenai reforma agraria. Selain itu melaksanakan perencanaan jangka panjang dan menganalisa potensi data dan permasalahan yang akan dihadapi selama program berlangsung. \u0000Kata kunci: Reforma Agraria, Strategi, A'WOT (AHP dan SWOT)","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79688308","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Pembuatan Model Prediksi Nilai Tanah Berbasis Bidang pada Daerah Potensi Konsolidasi Tanah untuk Penanggulangan Bencana Banjir 创建基于洪水潜在区域的土地价值预测模型
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.157
Duty Kendartiwastra
ABSTRAKPembangunan infrastruktur jaringan drainase menjadi solusi untuk bencana banjir yang sering terjadi di Kota Bontang. Penyediaan ruang untuk pembangunan infrastruktur dilakukan melalui kegiatan konsolidasi tanah. Kegiatan konsolidasi tanah tidak lepas dari proses penilaian tanah pada objek konsolidasi tanah, sehingga informasi nilai tanah menjadi faktor penting yang harus diketahui sebelum pelaksanaan konsolidasi tanah. Ketersediaan informasi nilai tanah yang pada umumnya berbasis zona memiliki berbagai kekurangan dan tidak cocok digunakan dalam terminologi konsolidasi tanah. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan model prediksi nilai tanah berbasis bidang di area potensi konsolidasi tanah. Pembuatan model prediksi nilai tanah berbasis bidang dilakukan menggunakan metode penilaian massal dengan pendekatan harga pasar untuk menentukan nilai tanah pada titik sample penilaian, metode network analysist untuk mencari jarak terdekat fasilitas umum ke lokasi bidang tanah, dan geographically weighted regression (GWR) untuk melakukan prediksi nilai di setiap bidang tanah. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kegiatan survei nilai tanah di Kota Bontang Tahun 2021 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2019. Hasil pemodelan nilai tanah berbasis bidang menunjukkan bahwa pembuatan informasi nilai tanah berbasis bidang mampu menjawab kelemahan yang sering ditemukan pada informasi nilai tanah berbasis zona. Berdasarkan hasil permodelan, rata-rata koefisien determinasi (R2) sebesar 0,73 (mendekati nilai akurat). Berdasarkan model tersebut sumbangan tanah untuk pembangunan (STUP) paling ideal adalah sebesar 48 m2 atau iuran sebesar 48 dikalikan dengan nilai tanah pada masing-masing bidang.Kata kunci : konsolidasi tanah, nilai tanah berbasis bidang, geographically weighted regression (GWR).ABSTRACTThe construction of drainage network infrastructure is a solution for flood disasters that often occur in Bontang City. Provision of space for infrastructure development is carried out through land consolidation activities. Land consolidation activities cannot be separated from the land appraisal process on the land consolidation object, so that land value information is an important factor that must be known before the implementation of land consolidation. Availability of land value information which is generally based on zone, has various shortcomings and is not suitable for use in land consolidation terminology. Therefore, it is necessary to make a prediction model of land value based on parcel in the potential area of land consolidation. The land value based on parcel prediction model is made using the mass valuation method with a market price approach to determine land value at the sample point, the network analysis method to find the closest distance of public facilities to the parcel location and geographically weighted regression (GWR) to predict land value in each land parcel. The main data used in this research are from l
排水网络基础设施的不建设为邦唐市经常发生的水灾提供了解决方案。通过土地的巩固活动为基础设施建设提供空间。土地整合活动不应不受土地整合物体土地评估过程的影响,因此土地价值信息是在实现土地整合之前必须知道的重要因素。土地价值信息的可用性,这些信息通常以区域为基础,在土地整合术语中存在许多缺陷和不适当的使用。因此,需要创建一个基于土地整合潜力区域面积的土地价值预测模型。土地的价值基于领域做的预测模型制作与市场价格的方法使用大规模评估方法的土壤样本点价值评估方法,如果网络analysist寻找最近的公共设施到土地的位置,距离geographically weighted regression (GWR)土地价值在每一个领域进行预测。本研究的主要数据来自2021年邦塘市的土地价值调查活动和2019年邦塘市规划。基于字段的土地价值建模结果表明,基于字段的土地价值信息的生成能够解决以区域为基础的土地价值信息的常见弱点。根据建模结果,方差系数(R2)为0.73(接近准确值)。根据该模型,最理想的用于开发的土地捐赠是48平方英尺或48个会费乘以每个领域的土地价值。关键词:土地巩固,基于土地的土地价值,地质抑制回归(GWR)。拟人化网络基础设施是消除在波塘市发生10起水灾的办法。基础设施发展的空间证明正在通过陆地联合动力公司提出。陆地联合联合行动不能从陆地联合物体的授权流程中分离出来,所以在陆地联合联合之前必须知道的是一个重要因素。土地价值信息通常以区域为基础,有多种多样的游击手,不适合在陆地联合术语中使用。因此,有必要在陆地联合地区的一个具有代表性的土地模型。土地价值》改编自prediction包裹用的是制造团valuation模型方法和一个市场价格接近的地方来个重大土地价值在《网络分析方法对样本点,距离找到The closest of public facilities to The位置和包裹geographically weighted regression (GWR)每到预测土地价值在土地包裹。这项研究使用的主要数据来自2021年邦塘市的土地调查活动,2019年邦塘市空间计划。基于田野的建议的土地模型可以解释在区域面积价值中发现的10种信息的答案。模型显示的平均成绩为0.73分(接近准确值)。基于这种模式,最理想的发展土地贡献是48平方公里,或者48的贡献是由每个包裹中的土地价值所代替的。基石:陆地联合,土地报复。
{"title":"Pembuatan Model Prediksi Nilai Tanah Berbasis Bidang pada Daerah Potensi Konsolidasi Tanah untuk Penanggulangan Bencana Banjir","authors":"Duty Kendartiwastra","doi":"10.53686/jp.v12i1.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.157","url":null,"abstract":"ABSTRAKPembangunan infrastruktur jaringan drainase menjadi solusi untuk bencana banjir yang sering terjadi di Kota Bontang. Penyediaan ruang untuk pembangunan infrastruktur dilakukan melalui kegiatan konsolidasi tanah. Kegiatan konsolidasi tanah tidak lepas dari proses penilaian tanah pada objek konsolidasi tanah, sehingga informasi nilai tanah menjadi faktor penting yang harus diketahui sebelum pelaksanaan konsolidasi tanah. Ketersediaan informasi nilai tanah yang pada umumnya berbasis zona memiliki berbagai kekurangan dan tidak cocok digunakan dalam terminologi konsolidasi tanah. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan model prediksi nilai tanah berbasis bidang di area potensi konsolidasi tanah. Pembuatan model prediksi nilai tanah berbasis bidang dilakukan menggunakan metode penilaian massal dengan pendekatan harga pasar untuk menentukan nilai tanah pada titik sample penilaian, metode network analysist untuk mencari jarak terdekat fasilitas umum ke lokasi bidang tanah, dan geographically weighted regression (GWR) untuk melakukan prediksi nilai di setiap bidang tanah. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari kegiatan survei nilai tanah di Kota Bontang Tahun 2021 dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bontang Tahun 2019. Hasil pemodelan nilai tanah berbasis bidang menunjukkan bahwa pembuatan informasi nilai tanah berbasis bidang mampu menjawab kelemahan yang sering ditemukan pada informasi nilai tanah berbasis zona. Berdasarkan hasil permodelan, rata-rata koefisien determinasi (R2) sebesar 0,73 (mendekati nilai akurat). Berdasarkan model tersebut sumbangan tanah untuk pembangunan (STUP) paling ideal adalah sebesar 48 m2 atau iuran sebesar 48 dikalikan dengan nilai tanah pada masing-masing bidang.Kata kunci : konsolidasi tanah, nilai tanah berbasis bidang, geographically weighted regression (GWR).\u0000ABSTRACTThe construction of drainage network infrastructure is a solution for flood disasters that often occur in Bontang City. Provision of space for infrastructure development is carried out through land consolidation activities. Land consolidation activities cannot be separated from the land appraisal process on the land consolidation object, so that land value information is an important factor that must be known before the implementation of land consolidation. Availability of land value information which is generally based on zone, has various shortcomings and is not suitable for use in land consolidation terminology. Therefore, it is necessary to make a prediction model of land value based on parcel in the potential area of land consolidation. The land value based on parcel prediction model is made using the mass valuation method with a market price approach to determine land value at the sample point, the network analysis method to find the closest distance of public facilities to the parcel location and geographically weighted regression (GWR) to predict land value in each land parcel. The main data used in this research are from l","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86427543","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Kajian Teoritis Pengelolaan Bank Tanah Dalam Rangka Perwujudan Reforma Agraria 关于土地管理的理论研究基于土地改革的实践
Pub Date : 2022-07-29 DOI: 10.53686/jp.v12i1.177
Hadi Arnowo
Latar belakang pembentukan Bank Tanah adalah untuk memberikan jaminan penyediaan tanah untuk kepentingan ekonomi berkeadilan, yang salah satunya adalah Reforma Agraria. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menelaah bentuk penyediaan tanah dari Bank Tanah untuk penyelenggaraan Reforma Agraria dan untuk menjelaskan konsep pengelolaan tanah oleh Bank Tanah yang akan didistribusikan untuk Reforma Agraria. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian kebijakan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif berupa peraturan terkait tentang Badan Bank Tanah yang dikaitkan dengan berbagai peraturan yang melatarbelakangi lahirnya tanah negara. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara empiris berdasarkan ketentuan yang berlaku dan hasilnya dalam bentuk deskripsi. Hasil kajian kebijakan adalah tanah negara dapat diperoleh untuk aset Bank Tanah melalui penetapan pemerintah. Pendistribusian aset tanah untuk Reforma Agraria dapat dilakukan secara langsung untuk program redistribusi tanah berdasarkan kriteria dari Badan Pelaksana.  Perolehan tanah negara yang diatasnya telah ada penguasaan masyarakat tidak perlu diadakan akuisisi (perolehan tanah) sehingga dapat langsung digunakan untuk Reforma Agraria. Pengelolaan aset tanah oleh Bank Tanah dilakukan dalam rangka menyiapkan tanah atau memberikan nilai tambah atas tanah yang akan didistribusikan atau dimanfaatkan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain. Tanah yang dikelola kemudian didistribusikan untuk Reforma Agraria dalam format kerjasama. Aset tanah yang akan didistribusikan tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak lain dengan memberikan hak di atas tanah hak pengelolaan serta tidak boleh dalam jangka waktu lama. Keputusan MK  Nomor 91/PUU-XVIII/2020 menyatakan bahwa UU Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat. Meskipun demikian Bank Tanah masih dapat dilaksanakan karena masih dalam penataan program.
土地银行建立的背景是为正义的经济利益提供土地的保障,其中之一是土地改革。本研究的目的是研究土地银行为土地改革提供的土地供应形式,并解释土地银行为土地改革分配的概念。本政策研究采用的研究方法是描述性质的描述性方法。收集的数据包括有关土地银行相关法规的定性数据,这些法规与国家土地诞生的背景法规有关。随后,根据适用的条件和结果以描述的形式对数据进行了实证分析。政策审查的结果是,通过政府管理可以获得土地银行资产。土地改革农业资产的分配可以根据船务机构的标准直接用于土地分配计划。土地收益是一个有社区控制的国家,不需要进行收购,以便直接用于土地改革。土地银行对土地资产的管理是为了准备土地或通过与他人合作机制对土地分配或利用这些土地的增值。管理土地以合作形式分发给土地改革。分配的土地资产不应被他人利用,因为在土地上给予合法的管理权利,而且在很长一段时间内不得。MK - 91号/ puuxviii /2020宣布,有条件的版权工作法案。然而,地面银行仍然可以实施,因为它仍在规划中。
{"title":"Kajian Teoritis Pengelolaan Bank Tanah Dalam Rangka Perwujudan Reforma Agraria","authors":"Hadi Arnowo","doi":"10.53686/jp.v12i1.177","DOIUrl":"https://doi.org/10.53686/jp.v12i1.177","url":null,"abstract":"Latar belakang pembentukan Bank Tanah adalah untuk memberikan jaminan penyediaan tanah untuk kepentingan ekonomi berkeadilan, yang salah satunya adalah Reforma Agraria. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menelaah bentuk penyediaan tanah dari Bank Tanah untuk penyelenggaraan Reforma Agraria dan untuk menjelaskan konsep pengelolaan tanah oleh Bank Tanah yang akan didistribusikan untuk Reforma Agraria. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian kebijakan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data kualitatif berupa peraturan terkait tentang Badan Bank Tanah yang dikaitkan dengan berbagai peraturan yang melatarbelakangi lahirnya tanah negara. Selanjutnya data tersebut dianalisis secara empiris berdasarkan ketentuan yang berlaku dan hasilnya dalam bentuk deskripsi. Hasil kajian kebijakan adalah tanah negara dapat diperoleh untuk aset Bank Tanah melalui penetapan pemerintah. Pendistribusian aset tanah untuk Reforma Agraria dapat dilakukan secara langsung untuk program redistribusi tanah berdasarkan kriteria dari Badan Pelaksana.  Perolehan tanah negara yang diatasnya telah ada penguasaan masyarakat tidak perlu diadakan akuisisi (perolehan tanah) sehingga dapat langsung digunakan untuk Reforma Agraria. Pengelolaan aset tanah oleh Bank Tanah dilakukan dalam rangka menyiapkan tanah atau memberikan nilai tambah atas tanah yang akan didistribusikan atau dimanfaatkan melalui mekanisme kerjasama dengan pihak lain. Tanah yang dikelola kemudian didistribusikan untuk Reforma Agraria dalam format kerjasama. Aset tanah yang akan didistribusikan tersebut tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak lain dengan memberikan hak di atas tanah hak pengelolaan serta tidak boleh dalam jangka waktu lama. Keputusan MK  Nomor 91/PUU-XVIII/2020 menyatakan bahwa UU Cipta Kerja inkonstitusional bersyarat. Meskipun demikian Bank Tanah masih dapat dilaksanakan karena masih dalam penataan program.","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86484002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Stubborn People Among the Coconut Trees: Soge Farmer Resistance in Nangahale Plantation, East Nusa Tenggara 椰子树中的固执的人:东努沙登加拉南迦哈勒种植园的Soge农民抵抗
Pub Date : 2022-06-14 DOI: 10.31292/bhumi.v8i1.525
Martin Elvanyus De Porres
Since PT KRISRAMA's permit for Right to Cultivate expired in 2013, a number of Soge local residents, namely Tana Ai ethnic, have occupied the coconut plantation in Nangahale, Flores, East Nusa Tenggara. They claimed back the access to the customary land of Nangahale which, before the colonial era, was the residence of their ancestors. They put up a certain amount of resistance against the plantation company which, nota bene, is owned by the Catholic church, the Diocese of Maumere. This study elaborates the strategy of resistance of the Soge local residents. The methods used were participant observation and semi-structured interviews conducted from August to October 2021. The data collected were in the form of conversations and observation on the daily activities of the local residents as well as reviews on historical literature in newspapers, books, magazines, journals, and the internet. The conversation and observation data were analyzed according to the context that occurred in the field in order to reveal the forms of resistance. This study found that the resistance of Soge farmers to the Catholic church's company was part of a sparring movement in the form of regaining access and splitting land in response to the actions taken by the company that sought to expand their territory even without renewal of the contract permit.Keywords: Catholic church, coconut, land control, Nangahale, resistance
自从PT KRISRAMA的种植权许可证于2013年到期以来,一些Soge当地居民,即塔纳艾族,已经占领了东努沙登加拉弗洛雷斯南加哈雷的椰子种植园。他们要求收回进入南加海尔传统土地的权利,在殖民时代之前,这是他们祖先的居住地。他们对种植园公司进行了一定程度的抵抗,种植园公司属于天主教会,毛米尔教区。本研究阐述了苏格当地居民的抵抗策略。研究方法为参与观察和半结构化访谈,于2021年8月至10月进行。收集的资料包括对当地居民日常活动的谈话和观察,以及对报纸、书籍、杂志、期刊和互联网上的历史文献的评论。根据现场发生的情况,对谈话和观察数据进行分析,以揭示抵抗的形式。这项研究发现,Soge农民对天主教会公司的抵抗是一种对抗运动的一部分,其形式是重新获得使用权和分割土地,以回应公司在不续签合同许可的情况下试图扩大其领土的行动。关键词:天主教堂,椰子,土地管制,楠加哈尔,抵抗
{"title":"Stubborn People Among the Coconut Trees: Soge Farmer Resistance in Nangahale Plantation, East Nusa Tenggara","authors":"Martin Elvanyus De Porres","doi":"10.31292/bhumi.v8i1.525","DOIUrl":"https://doi.org/10.31292/bhumi.v8i1.525","url":null,"abstract":"Since PT KRISRAMA's permit for Right to Cultivate expired in 2013, a number of Soge local residents, namely Tana Ai ethnic, have occupied the coconut plantation in Nangahale, Flores, East Nusa Tenggara. They claimed back the access to the customary land of Nangahale which, before the colonial era, was the residence of their ancestors. They put up a certain amount of resistance against the plantation company which, nota bene, is owned by the Catholic church, the Diocese of Maumere. This study elaborates the strategy of resistance of the Soge local residents. The methods used were participant observation and semi-structured interviews conducted from August to October 2021. The data collected were in the form of conversations and observation on the daily activities of the local residents as well as reviews on historical literature in newspapers, books, magazines, journals, and the internet. The conversation and observation data were analyzed according to the context that occurred in the field in order to reveal the forms of resistance. This study found that the resistance of Soge farmers to the Catholic church's company was part of a sparring movement in the form of regaining access and splitting land in response to the actions taken by the company that sought to expand their territory even without renewal of the contract permit.\u0000Keywords: Catholic church, coconut, land control, Nangahale, resistance","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45356498","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Grassroots Innovation in Village-Based Natural Resource Management in Lebak Regency 勒巴克县域村本自然资源管理的基层创新
Pub Date : 2022-06-14 DOI: 10.31292/bhumi.v8i1.533
Rusman Nurjaman
This study investigates the factors that encourage grassroots innovation that contributes to addressing natural resource management problems in Warungbanten Village. This study was conducted using a qualitative approach with a from the theoretical perspective of grassroots innova­tion. The primary data were obtained from observation during one-month field study and in-depth interviews with a number of key informants, such as village heads, traditional stakeholders, farmers, representatives of women's groups, and youth involved in the grassroots innovation process. The results showed that the growth of grassroots innovation in natural resource management in Warung­banten Village cannot be separated from three main factors, namely innovator aspect attached to the role of the village head as the initiator; socio-cultural and environmental aspect that allows the spirit of mu­tual cooperation and involvement of the parties; and market or benefit aspect attached to commercial and non-commercial values of the innovation carried out. Grassroots innovation that took place in Warungbanten Village also contributed to efforts to overcome challenges and problems in natural resource management, namely supporting the village sovereignty over natural resources, developing the sustainable livelihoods in rural areas, and removing administrative constraints in natural resource management caused by village boundary conflicts.Keywords: grassroots innovation, village natural resource management, village development
本研究调查了鼓励基层创新的因素,这些因素有助于解决瓦隆班滕村的自然资源管理问题。本研究采用定性方法,从基层创新的理论角度进行。主要数据来自一个月的实地研究观察和对一些关键信息提供者的深入采访,如村长、传统利益相关者、农民、妇女团体代表和参与基层创新进程的青年。研究结果表明,瓦隆班滕村基层自然资源管理创新的成长离不开三个主要因素,即创新者方面与村长作为发起者的作用有关;社会文化和环境方面,允许各方的实际合作和参与精神;以及所进行创新的商业和非商业价值所附带的市场或利益方面。瓦隆班滕村的基层创新也有助于克服自然资源管理方面的挑战和问题,即支持村庄对自然资源的主权,发展农村地区的可持续生计,以及消除村庄边界冲突造成的自然资源管理中的行政制约。关键词:基层创新、乡村自然资源管理、乡村发展
{"title":"Grassroots Innovation in Village-Based Natural Resource Management in Lebak Regency","authors":"Rusman Nurjaman","doi":"10.31292/bhumi.v8i1.533","DOIUrl":"https://doi.org/10.31292/bhumi.v8i1.533","url":null,"abstract":"This study investigates the factors that encourage grassroots innovation that contributes to addressing natural resource management problems in Warungbanten Village. This study was conducted using a qualitative approach with a from the theoretical perspective of grassroots innova­tion. The primary data were obtained from observation during one-month field study and in-depth interviews with a number of key informants, such as village heads, traditional stakeholders, farmers, representatives of women's groups, and youth involved in the grassroots innovation process. The results showed that the growth of grassroots innovation in natural resource management in Warung­banten Village cannot be separated from three main factors, namely innovator aspect attached to the role of the village head as the initiator; socio-cultural and environmental aspect that allows the spirit of mu­tual cooperation and involvement of the parties; and market or benefit aspect attached to commercial and non-commercial values of the innovation carried out. Grassroots innovation that took place in Warungbanten Village also contributed to efforts to overcome challenges and problems in natural resource management, namely supporting the village sovereignty over natural resources, developing the sustainable livelihoods in rural areas, and removing administrative constraints in natural resource management caused by village boundary conflicts.\u0000Keywords: grassroots innovation, village natural resource management, village development","PeriodicalId":32710,"journal":{"name":"BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42460779","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
BHUMI Jurnal Agraria dan Pertanahan
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1